Top Banner
Gips A. Definisi Gips dalam bahasa latin kalkulus, dalam bahasa inggris disebut plaster of paris, dan dalam bahasa belanda disebut gips powder. Gips merupakan mineral yang terdapat di alam berupa batu putih yang mengandung unsure kalsium sulfat dan air. Gips adalah alat imobilisasi eksternal yang kaku yang dicetak sesuai kontur tubuh tempat gips di pasang. Gips adalah balutan ketat yang digunakan untuk imobilisasi bagian tubuh dengan menggunakan bahan gips tipe plester atau fiberglass. Jadi, gips adalah alat imobilisasi eksternal yang terbuat dari bahan mineral yang terdapat di alam dengan formula khusus dengan tipe plester atau fiberglass (Suratun, dkk, Hal: 39). Gips adalah alat imobilasasi eksternal yang kaku, di cetak sesuai kontur tubuh dimana gips di pasang. Secara umum gips memungkinkan mobilisasi klien, sementara membatasi gerakan bagian tubuh tertentu (Lukman, 2009, Hal: 78) Gips adalah suatu bubuk campuran yang digunakan untuk membungkus secara keras area yang mengalami patah tulang. Pemasangan gips dikerjakan 2-3 orang, seorang memasang perban
31

Gips1

Dec 13, 2015

Download

Documents

meyli asdarina

askep
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Gips1

GipsA.    Definisi

Gips dalam bahasa latin kalkulus, dalam bahasa inggris disebut plaster of paris, dan dalam

bahasa belanda disebut gips powder. Gips merupakan mineral yang terdapat di alam berupa batu

putih yang mengandung unsure kalsium sulfat dan air.

Gips adalah alat imobilisasi eksternal yang kaku yang dicetak sesuai kontur tubuh tempat

gips di pasang. Gips adalah balutan ketat yang digunakan untuk imobilisasi bagian tubuh dengan

menggunakan bahan gips tipe plester atau fiberglass. Jadi, gips adalah alat imobilisasi eksternal

yang terbuat dari bahan mineral yang terdapat di alam dengan formula khusus dengan tipe plester

atau fiberglass (Suratun, dkk, Hal: 39).

Gips adalah alat imobilasasi eksternal yang kaku, di cetak sesuai kontur tubuh dimana gips

di pasang. Secara umum gips memungkinkan mobilisasi klien, sementara membatasi gerakan

bagian tubuh tertentu (Lukman, 2009, Hal: 78)

Gips adalah suatu bubuk campuran yang digunakan untuk membungkus secara keras area

yang mengalami patah tulang. Pemasangan gips dikerjakan 2-3 orang, seorang memasang perban

(operator), seorang membantu dan memegang perban pada operator dan orang ketiga menyangga

ekstremitas agar posisi tetap. Waktu pemasangan gips sesuai dengan variasi dan daya rekat

bahannya yang pada umumnya 2-6 menit. Harus dijaga agar ekstremitas tidak bergerak selama

pemasangan.

B.     Indikasi pemasangan gips

1.      Untuk pertolongan pertama pada fraktur (berfungsi sebagai bidai).

Page 2: Gips1

2. Imobilisasi sementara untuk mengistirahatkan dan mengurangi nyeri, misalnya  gips

korset pada tuberculosis tulang belakang atau pasca operasi (operasi pada  scoliosis

tulang belakang).

3. Sebagai pengobatan defenitif untuk imobilisasi fraktur terutama pada anak-anak  dan

fraktur tertentu pada orang dewasa.

4. Imobilisasi untuk mencegah fraktur patologis.

5. Imobilisasi untuk memberikan kesempatan bagi tulang untuk menyatu setelah   suatu

operasi, misalnya pada artrodesis.

6. Imobilisasi setelah operasi pada tendo-tendo tertentu, misalnya setelah operasi    tendo

Achiles.

7. Dapat dimanfaatkan sebagai cetakan untuk pembuatan bidai atau prostesis.

C.     Komplikasi Pemasangan Gips

1.      Perubahan posisi (patah/retak tulang).

2.      Rasa sakit yang ditimbulkan oleh gips, disebabkan oleh:

a.         Cara pemasangan gips, ini disebabkan oleh kesalahan dalam merapikan  balutan gips pada alat

gerak atau karena ada benjolan pada gips yang  dipasang.

b.         Kesalahan instruksi, kesalahan memelihara balutan gips apabila terjadi keretakan, kebasahan,

atau pergeserandengan akibat luka pada kulit.

c.         Pengawasan, pengamatan atau tanda-tanda ketat atau longgarnya gips harus tepat dan tindakan

yang cepat harus dilakukan bergantung pada keadaan.

d.        Benda-benda asing, pengawasan langsung harus diperhatikan pada benda-benda yang dapat

masuk kedalam sela-sela gips tanpa diketahui.

Page 3: Gips1

3.      Hilangnya kekuatan. Ketidaksanggupan meluruskan jari-jari kaki tangan dan kaki merupakan

suatu tanda hilangnya kekuatan. Ini dapat disebabkan oleh tekanan balutan gips pada saraf 

bagian atas atau pemakaian torniket yang terlalu lama sesudah operasi.

4.      Gangguan peredaran darah.

a.       Gangguan pembuluh darah balik. Adanya tanda-tanda pembengkakan dan kebiruan pada anggoa

gerak menunjukkan bahwa pembuluh darah balik terganggu karena terlalu ketatnyabalutan gips.

b.      Gangguan pada jalan nadi. Adanya tanda-tanda berupa kepucatan,   misalnya kesakitan dan

hilangnya denyut nadi pada jari-jari.

5.      Komplikasi umum pada gerak badan. Pada waktu imobilisasi, anggota badan yang tidak dibalut

harus dilatih bergerak sehingga memberikan dampak pada:

a.  Tulang sendi dapat bergerak terus dengan leluasa dan kekakuan karena imobilisasi dapat dicegah.

b.      Kerja otot-otot terjaga dengan baik dan tidak menganggur dengan percuma. Penyembuhan akan

menjadi lebih muda apabila otot-otot dapat mengontrol sendi secara efisien.

c.       Gerak badan juga bermanfaat untuk menjaga lancarnya peredaran darah dan secara umum juga

diharapkan dapat menolong mengurangi kemungkinan timbulnya trombosis pembuluh darah.

D.    Kelebihan dan kekurangan pemasangan gips               

1.      Kelebihan pemasangan gips adalah sebagai berikut:

a.         Mudah dan murah sebagai alternative terapi konservatif pilihan untuk  menghindari operasi.

b.         Dapat diganti setiap saat, dipasang, dan diganti cetakan sesuai bentuk  anggota gerak.

c.         Dapat dibuat jendela/lubang pada gips untuk membuka jahitan atau  perawatan luka selama

imobilisasi.

d.        Koreksi secara bertahap jaringan lunak dapat dilakukan dengan membuat sudut tertentu.

Page 4: Gips1

e.         Gips bersifat radiolusen sehingga pemeriksaan foto Rontgen tetap dapat dilakukan walaupun

gips terpasang.

2.      Kekurangan pemasangan gips, yaitu:

a.       Pemasangan gips yang tetap akan menimbulkan gangguan atau tekanan pada pembuluh darah,

saraf, atau tulang itu sendiri.

b.      Pemasangan yang lama dapat menyebabkan kekakuan pada sendi dan atrofi otot.

c.       Alergi dan gatal-gatal akibat gips.

d.      Berat dan tidak nyaman dipakai oleh klien.

E.     Bentuk gips dan jenis-jenis gips

1.         Beberapa bentuk pemasangan gips yang dapat dilakukan sebagai berikut:

a.       Gips saplk, merupakan bentuk lembaran sehingga gips menutup separuh atau dua per tiga

lingkaran permukaan anggota gerak.

b.      Gips semi-sirkuler, gips menutup separuh atau dua per tiga lingkaran permukaan anggota gerak.

c.       Gips sirkuler, gips sirkuler yang dipasang lengkap meliputi seluruh anggota gerak.

2.      Jenis-jenis gips

a.        Gips lengan pendek, dipasang memanjang dari bawah siku sampai lipatan telapak tangan,

melingkar erat dari dasar ibu jari. Bila ibu jari dimasukkan dinamakan spika ibu jari atau gips

gauntlet.

b.      Gips lengan panjang,dipasang memanjang dari setinggi lipatan ketiak sampai disebelah

proksimal lipatan telapak tangan.siku biasanya diimobilisasi dalam tegak lurus.

c.       Gips tungkai pendek, memanjang dari bawah lutut sampai dasar jari kaki. Kaki dalam sudut

tegak lurus pada posisi netral.

Page 5: Gips1

d.      Gips tungkai panjang, memanjang dari perbatasan seper tiga atas dan tengah paha sampai dasar

jari kaki. Lutut harus sedikit fleksi.

e.       Gips berjalan, gips tungkai panjang atau pendek yang dibuat lebih kuat. Dapat disertai telapak

untuk berjalan.

f.       Gips tubuh, melingkar di batang tubuh.

g.      Gips sipka, melibatkan sebagian batang tubuh dan satu atau dua ekstremitas (gips spika tunggal

atau ganda).

h.      Gips spika bahu jaket tubuh yang melingkari batang tubuh dan bahu serta siku.

i.        Gips spika pinggul, melingkari batang tubuh dan ekstremitas bawah; dapat berupa gips spika

tunggal ganda.

F.      Teknik pemasangan gips

            Teknik pemasangan gips, yaitu:

1.      Siapkan pasien dan jelaskan prosedur yang akan dikerjakan.

2.      Siapkan alat-alat yang akan digunakan untuk pemasangan gips.

3.      Daerah yang akan dipasang gips dicukur, dibersihkan, dan dicuci dengan sabun, kemudian

dikeringkan dengan handuk dan diberikan krim kulit.

4.      Sokong ekstremitas atau bagian tubuh yang akan di gips.

5.      Posisikan dan pertahankan bagian yang akan di gips dalam posisi yang ditentukan dokter selama

prosedur.

Page 6: Gips1

6.      Pasang spongs rubbs (bahan yang menyerap keringat) pada bagian tubuh yang akan dipasang

gips, pasang dengan cara yang halus dan tidak mengikat. Tambahkan bantalan (padding)

didaerah tonjolan tulang dan pada jalur saraf.

7.      Masukkan gips dalam baskom berisi air, rendam beberapa saat sampai gelembung-gelembung

dari gips habis keluar. Selanjutnya, diperas untuk mengurangi jumlah air dalam gips.

8.      Pasang gips secara meratapada bagian tubuh, pembalutan gips secara melingkar mulai dari distal

ke proksimal tidak terlalu kendur atau terlalu ketat. Pada waktu membalut, lakukan dengan

gerakan berkesinambungan agar terjaga ketimpangtindihan lapisan gips. Dianjurkan dalam jarak

yang tetap (kira-kira 50% dari lebar gips). Lakukan dengan gerakan yang berkesinambungan

agar terjaga kontak yang konstan dengan bagian tubuh.

9.      Setelah selesai pemasangan haluskan tepinya potong serta bentuk dengan pemotongan gips

cutter.

10.  Bersihkan partikel bahan gips dari kulit yang terpasang gips.

11.  Potong gips selama pengerasan dan pengeringan dengan telapak tangan. Jangan diletakkan pada

permukaan keras atau pada tepi yang tajam dan hindari tekanan pada tekanan pada gips.

INDIKASI

1.Immobilisasi dan penyangga fraktur

2. Stabilisasi dan istirahatkan

3. Koreksi deformitas

4. Mengurangi aktivitas pada pada daerah yang terinfeksi

5. Membuat cetakan tubuh orthotic

E.     HAL – HAL YANG DIPERHATIKAN

Page 7: Gips1

1. Gips yang pas tidak akan menyebabkan perlukaan

2. Gips patah tidak bisa digunakan

3. Gips yang terlalu kecil atau terlalu longgar sangat membahayakan klien.

4. Sebelum pemasangan perlu dicatat apabila ada luka

5. Untuk mencegah masalah pada gips :

• Jangan merusak atau menekan gips

• Jangan pernah memasukkan benda asing ke dalam gips/menggaruk.

• Jangan meletakkan gips lebih rendah dari tubuh terlalu lama.

F.      BAHAN – BAHAN GIPS

a.       Plester.

Gips pembalut dapat mengikuti kontur tubuh secara halus . gulungan krinolin diimregasi dengan

serbuk kalsium sulfat anhidrus ( Kristal gypsum ). Jika basah terjadi reaksi kristalisasi dan

mengeluarkan panas. Kristalisasi menghasilkan pembalut yang kaku . kekuatan penuh baru

tercapai setelah kering , memerlukan waktu 24-72 jam untuk mongering. Gips yang kering

bewarna mengkilap , berdenting, tidak berbau,dan kaku, sedangkan gips yang basah berwarna

abu-abu dan kusam, perkusinya pekak, terba lembab, dan berbau lembab.

b.      Nonplester.

Secara umum berarti gips fiberglass, bahan poliuretan yang di aktifasi air ini mempunyai sifat

yang sama dengan gips dan mempunyai kelebihan karna lebih ringan dan lebih kuat, tahan air

dan tidak mudah pecah.di buat dari bahan rajuutan terbuka, tidak menyerap, diimpregnasi

dengan bahan pengeras yang dapat mencapai kekuatan kaku penuhnya hanya dalam beberapa

menit.

c.       Nonplester berpori-pori, sehingga masalah kulit dapat di hindari . gips ini tidak menjadi lunak

jika terkena air,sehingga memungkinkan hidro terapi. Jika basah dapat dikeringkan dengan

pengering rambut.

G.      PERSIAPAN ALAT – ALAT UNTUK PEMASANGAN GIPS

a.       Bahan gips dengan ukuran sesuai ekstremitas tubuh yang akan di gips

Page 8: Gips1

b.      Baskom berisi air biasa (untuk merendam gips)

c.       Baskom berisi air hangat

d.      Gunting perban

e.       Benkok

f.       perlak dan alasnya

g.      Waslap

h.      pemotong gips

i.        kasa dalam tempatnya

j.        alat cukur

k.      sabun dalam tempatnya

l.        handuk

m.    krim kulit

n.      spons rubs ( terbuat dari bahan yang menyerap keringat)

o.      padding (pembalut terbuat dari bahan kapas sintetis)

H.    PROSEDUR KERJA

a.       siapkan pasien dan jelaskan pada prosedur yang akan dikerjakan

b.      siapkan alat-alat yang akandigunakan untuk pemasangan gips

c.       daerah yang akan di pasang gips dicukur, dibersihkan,dan di cuci dengan sabun, kemudian

dikeringkan dengan handuk dan di beri krim kulit

d.      sokong ekstremitas atau bagian tubuh yang akan di gips.

e.       Posisikan dan pertahankan bagian yang akan di gips dalam posisi yang di tentukan dokter

selama prosedur

f.       Pasang spongs rubs(bahan yang menyerap keringat) pada bagian tubuh yang akan di pasang

gips, pasang dengan cara yang halus dan tidak mengikat. Tambahkan bantalan di daerah tonjolan

tulang dan pada jalur saraf.

g.      Masukkan gips dalam baskom berisi air, rendam beberapa saat sampai gelembung-gelembung

udara dari gips habis keluar. Selanjutnya, diperas untuk mengurangi air dalam gips.

h.      Pasang gips secara merata pada bagian tubuh. Pembalutan gips secara melingkar mulai dari

distal ke proksimal tidak terlalu kendor atau ketat. Pada waktu membalut, lakukan dengan

Page 9: Gips1

gerakan bersinambungan agar terjaga ketumpangtidihan lapisan gips. Dianjurkan dalam jarak

yang tetap(kira-kira 50% dari lebar gips) Lakukan dengan gerakan yang bersinambungan agar

terjaga kontak yang konstan dengan bagian tubuh.

i.        Setelah pemasangan, haluskan tepinya, potong serta bentuk dengan pemotong gips.

j.        Bersihkan Partikel bahan gips dari kulit yang terpasang gips.

k.      Sokong gips selama pergeseran dan pengeringan dengan telapak tangan. Jangan diletakkan pada

permukaan keras atau pada tepi yang tajam dan hindari tekanan pada gips.

I.         PELEPASAN GIPS

a.     Alat yang di gunakan untuk pelepasan gips

1.      Gergaji listrik/pemotong gips

2.      Gergaji kecil manual

3.      Gunting besar

4.      Baskom berisi air hangat

5.      Gunting perban

6.      Bengkok dan plastic untuk tempat gips yang di buka

7.      Sabun dalam tempatnya

8.      Handuk

9.      Perlak dan alasnya

10.  Waslap

11.  Krim atau minyak

b.     Teknik pelepasan gips, antara lain:

1.      Jelaskan pada pasien prosedur yang akan dilakukan

2.      Yakinkan pasien bahwa gergaji listrik atau pemotong gips tidak akan mengenai kulit

3.      Gips akan di belah dengan menggunakan gergaji listrik

4.      Gunakan pelindung mata pada pasien dan petugas pemotong gips

5.      Potong bantalan gips dengan gunting

6.      Sokong bagian tubuh ketika gips di lepas

7.      Cuci dan keringkan bagian yang habis di gips dengan lembut oleskan krim atau minyak

Page 10: Gips1

8.      Ajarkan pasien secara bertahap melakukan aktifitas tubuhsesuai program terapi

9.      Ajarkan pasien agar meninggikan ekstremitas atau mengunakan elastic perban jika perlu untuk

mengontrol pembengkakan.

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN PEMASANGAN GIPS

A.      PENGKAJIAN

Pengkajian secara umum perlu di lakukan sebelum pemasangan gips terhadap gejala dan tanda,

status emosional,pemahaman tujuan pemasangan gips, dan kondisi bagian tubuh yang akan di

pasang gips. Pengkajian fisik bagian tubuh yang akan di gips meliputi status neurovaskuler,

lokasi pembengkakan, memar , dan adanya abrasi. Data yang perlu di kaji pasien setelah gips di

pasang meliputi:

1.      Data subyektif: adanya rasa gatal atau nyeri ,keterbatasan gerak, dan rasa panas pada daerah

yang di pasang gips

2.      Data obyektif: apakah ada luka di bagian yang akan digips. Misalnya luka operasi , luka akibat

patah tulang; apakah ada sianosis;apakah ada pendarahan ;apakah ada iritasi kulit;apakah atau

bau atau cairan yang keluar dari bagian dari bagian tubuh yang di gips.

B.       DIAGNOSA KEPERAWATAN

Berdasarkan data pengkajian , diagnosis keperawatan utama pada pasien yang menggunakan gips

meliputi:

a.    Cemas yang berhubungan dengan kurangnya pengetahuan prosedur pemasangan gips

b.    Gangguan rasa nyeri yang berhubungan dengan terpasangnya gips

c.    Keterbatasan pemenuhan kebutuhan diri yang berhubungan dengan terpasangnya gips

d.   Hambatan mobilitas fisik yang berhubungan dengan pemasangan gips

e.    Kerusakan integritas kulit yang berhubungan dengan adanya penekanan akibat pemasangan gips.

Page 11: Gips1

f.     Kurangnya pengetahuan tentang pembatasan aktifitas, pemeriksaan diagnostik dan tujuan

tindakan yang diprogramkan berhubungan dengan kurangnya informasi yang akurat pada klien

g.    Resiko tinggi perubahan perfusi jaringan ferifer yang berhubungan dengan respons fisiologis

terhadap cederta atau gips restriksi

C.       INTERVENSI KEPERAWATAN

a.         Cemas yang berhubungan dengan kurangnya pengetahuan prosedur pemasangan gips

Intervensi :

a)    Berikan dorongan terhadap tiap-tiap proses kehilangan status kesehatan yang timbul.

b)   Berikan privacy dan lingkungan yang nyaman.

c)    Batasi staf perawat/petugas kesehatan yang menangani pasien.

d)   Observasi bahasa non verbal dan bahasa verbal dari gejala-gejala kecemasan.

e)    Temani klien bila gejala-gejala kecemasan timbul.

f)    Berikan kesempatan bagi klien untuk mengekspresikan perasaannya .

g)   Hindari konfrontasi dengan klien.

h)   Berikan informasi tentang program pengobatan dan hal-hal lain yang mencemaskan klien.

i)     Lakukan intervensi keperawatan dengan hati-hati dan lakukan komunikasi terapeutik.

j)     Anjurkan klien istirahat sesuai dengan yang diprogramkan.

k)   Berikan dorongan pada klien bila sudah dapat merawat diri sendiri untuk meningkatkan harga

dirinya sesuai dengan kondisi penyakit.

l)     Hargai setiap pendapat dan keputusan klien.

b.        Gangguan rasa nyeri yang berhubungan dengan terpasangnya gips

Intervensi:

a)    Kaji ulang lokasi, intensitas dan tpe nyeri

b)   Pertahankan imobilisasi bagian yang sakit dengan tirah baring

c)    Berikan lingkungan yang tenang dan berikan dorongan untuk melakukan aktivitas hiburan

d)   Ganti posisi dengan bantuan bila ditoleransi

e)    Dorong menggunakan tehnik manajemen stress, contoh : relasksasi, latihan nafas dalam,

imajinasi visualisasi, sentuhan

Page 12: Gips1

c.         Keterbatasan pemenuhan kebutuhan diri yang berhubungan dengan terpasangnya gips

Intervensi :

a)    Lakukan intervensi keperawatan dengan hati-hati dan lakukan komunikasi terapeutik.

b)   Anjurkan klien istirahat sesuai dengan yang diprogramkan.

c)    Berikan dorongan pada klien bila sudah dapat merawat diri sendiri untuk meningkatkan harga

dirinya sesuai dengan kondisi penyakit.

d)   Hargai setiap pendapat dan keputusan klien.

d.        Hambatan mobilitas fisik yang berhubungan dengan pemasangan gips

Intervensi :

a)    Tinggikan ekstrimitas yang sakit

b)   Instruksikan klien/bantu dalam latian rentanng gerak pada ekstrimitas yang sakit dan tak sakit

c)    Beri penyangga pada ekstrimit yang sakit diatas dandibawah fraktur ketika bergerak

d)   Jelaskan pandangan dan keterbatasan dalam aktivitas

e)    Berikan dorongan ada pasien untuk melakukan AKS dalam lngkup keterbatasan dan beri

bantuan sesuai kebutuhan?Awasi teanan daraaah, nadi dengan melakukan aktivitas

f)    Ubah psisi secara periodik

g)   Kolabirasi fisioterai/okuasi terapi

e.         Kerusakan integritas kulit yang berhubungan dengan adanya penekanan akibat pemasangan

gips.

Intervensi:

a)    Kaji ulang integritas luka dan observasi terhadap tanda infeksi atau drainage

b)   Monitor suhu tubuh

c)    Lakukan perawatan kulit, dengan sering pada patah tulang yang menonjol

d)   Lakukan alihposisi dengan sering, pertahankan kesejajaran tubuh

e)    Pertahankan sprei tempat tidur tetap kering dan bebas kerutan

f)    Masage kulit ssekitar akhir gips dengan alcohol

g)   Gunakan tempat tidur busa atau kasur udara sesuai indikasi

h)   Kolaborasi pemberian antibiotik.

Page 13: Gips1

f.     Kurangnya pengetahuan tentang pembatasan aktifitas, pemeriksaan diagnostik dan tujuan

tindakan yang diprogramkan berhubungan dengan kurangnya informasi yang akurat pada klien

Intervensi :

a)    Kaji tingkat pengetahuan Klien dan keluarga tentang pembatasan aktifitas, pemeriksaan

diagnostik dan tujuan tindakan yang diprogramkan.

b)   Berikan penjelasan terhadap klien setiap prosedur yang akan dilakukan misalnya tentang

pembatasan aktifitas, pemeriksaan diagnostik dan tujuan tindakan yang diprogramkan.

c)    Berikan kesempatan pasien dan keluarga untuk mengekspresikan perasaannya dan mengajukan

pertanyaan terhadap hal-hal yang belum dipahami.

g.  Resiko tinggi perubahan perfusi jaringan ferifer yang berhubungan dengan respons fisiologis

terhadap cederta atau gips restriksi

Intervensi :

a)    Observasi ada tidaknya kualitas nadi periver dan bandingkan dengan pulses normal.

b)    Observasi pengisian kapiler, warna kulit dan kehangatannya pada bagian distal daerah yang

fraktur.

c)    Kaji adanya gangguan perubahan motorik/sensorik anjurkan klien untuk mengatakan lokasi

adanya rasa sakit/tidak nyaman.

d)   Pertahankan daerah yang fraktur lebih tinggi kecuali bila ada kontra indikasi.

e)    Kaji bila ada edema dan pembengkakan ekstrimitas yang fraktur.

f)     Observasi adanya tanda-tanda ischemik daerah tungkai seperti : penurunan suhu, dingin dan

peningkatan rasa sakit.

g)    Observasi tanda-tanda vital, catat dan laporkan bila ada gejala sianosis, dingin pada kulit dan

gejala perubahan status mental.

h)    Berikan kompres es sekitar fraktur.

i)      Kolaborasi untuk pemeriksaan Laboratorium, foto rontgen, pemberian cairan parenteral atau

transfusi darah bila perlu dan persiapan operasi jika perlu.

INDIKASI

Page 14: Gips1

1.Immobilisasi dan penyangga fraktur

2. Stabilisasi dan istirahatkan

3. Koreksi deformitas

4. Mengurangi aktivitas pada pada daerah yang terinfeksi

5. Membuat cetakan tubuh orthotic

E.     HAL – HAL YANG DIPERHATIKAN

1. Gips yang pas tidak akan menyebabkan perlukaan

2. Gips patah tidak bisa digunakan

3. Gips yang terlalu kecil atau terlalu longgar sangat membahayakan klien.

4. Sebelum pemasangan perlu dicatat apabila ada luka

5. Untuk mencegah masalah pada gips :

• Jangan merusak atau menekan gips

• Jangan pernah memasukkan benda asing ke dalam gips/menggaruk.

• Jangan meletakkan gips lebih rendah dari tubuh terlalu lama.

F.      BAHAN – BAHAN GIPS

a.       Plester.

Gips pembalut dapat mengikuti kontur tubuh secara halus . gulungan krinolin diimregasi dengan

serbuk kalsium sulfat anhidrus ( Kristal gypsum ). Jika basah terjadi reaksi kristalisasi dan

mengeluarkan panas. Kristalisasi menghasilkan pembalut yang kaku . kekuatan penuh baru

tercapai setelah kering , memerlukan waktu 24-72 jam untuk mongering. Gips yang kering

bewarna mengkilap , berdenting, tidak berbau,dan kaku, sedangkan gips yang basah berwarna

abu-abu dan kusam, perkusinya pekak, terba lembab, dan berbau lembab.

b.      Nonplester.

Secara umum berarti gips fiberglass, bahan poliuretan yang di aktifasi air ini mempunyai sifat

yang sama dengan gips dan mempunyai kelebihan karna lebih ringan dan lebih kuat, tahan air

dan tidak mudah pecah.di buat dari bahan rajuutan terbuka, tidak menyerap, diimpregnasi

Page 15: Gips1

dengan bahan pengeras yang dapat mencapai kekuatan kaku penuhnya hanya dalam beberapa

menit.

c.       Nonplester berpori-pori, sehingga masalah kulit dapat di hindari . gips ini tidak menjadi lunak

jika terkena air,sehingga memungkinkan hidro terapi. Jika basah dapat dikeringkan dengan

pengering rambut.

G.      PERSIAPAN ALAT – ALAT UNTUK PEMASANGAN GIPS

a.       Bahan gips dengan ukuran sesuai ekstremitas tubuh yang akan di gips

b.      Baskom berisi air biasa (untuk merendam gips)

c.       Baskom berisi air hangat

d.      Gunting perban

e.       Benkok

f.       perlak dan alasnya

g.      Waslap

h.      pemotong gips

i.        kasa dalam tempatnya

j.        alat cukur

k.      sabun dalam tempatnya

l.        handuk

m.    krim kulit

n.      spons rubs ( terbuat dari bahan yang menyerap keringat)

o.      padding (pembalut terbuat dari bahan kapas sintetis)

H.    PROSEDUR KERJA

a.       siapkan pasien dan jelaskan pada prosedur yang akan dikerjakan

b.      siapkan alat-alat yang akandigunakan untuk pemasangan gips

c.       daerah yang akan di pasang gips dicukur, dibersihkan,dan di cuci dengan sabun, kemudian

dikeringkan dengan handuk dan di beri krim kulit

d.      sokong ekstremitas atau bagian tubuh yang akan di gips.

Page 16: Gips1

e.       Posisikan dan pertahankan bagian yang akan di gips dalam posisi yang di tentukan dokter

selama prosedur

f.       Pasang spongs rubs(bahan yang menyerap keringat) pada bagian tubuh yang akan di pasang

gips, pasang dengan cara yang halus dan tidak mengikat. Tambahkan bantalan di daerah tonjolan

tulang dan pada jalur saraf.

g.      Masukkan gips dalam baskom berisi air, rendam beberapa saat sampai gelembung-gelembung

udara dari gips habis keluar. Selanjutnya, diperas untuk mengurangi air dalam gips.

h.      Pasang gips secara merata pada bagian tubuh. Pembalutan gips secara melingkar mulai dari

distal ke proksimal tidak terlalu kendor atau ketat. Pada waktu membalut, lakukan dengan

gerakan bersinambungan agar terjaga ketumpangtidihan lapisan gips. Dianjurkan dalam jarak

yang tetap(kira-kira 50% dari lebar gips) Lakukan dengan gerakan yang bersinambungan agar

terjaga kontak yang konstan dengan bagian tubuh.

i.        Setelah pemasangan, haluskan tepinya, potong serta bentuk dengan pemotong gips.

j.        Bersihkan Partikel bahan gips dari kulit yang terpasang gips.

k.      Sokong gips selama pergeseran dan pengeringan dengan telapak tangan. Jangan diletakkan pada

permukaan keras atau pada tepi yang tajam dan hindari tekanan pada gips.

I.         PELEPASAN GIPS

a.     Alat yang di gunakan untuk pelepasan gips

1.      Gergaji listrik/pemotong gips

2.      Gergaji kecil manual

3.      Gunting besar

4.      Baskom berisi air hangat

5.      Gunting perban

6.      Bengkok dan plastic untuk tempat gips yang di buka

7.      Sabun dalam tempatnya

8.      Handuk

9.      Perlak dan alasnya

10.  Waslap

11.  Krim atau minyak

Page 17: Gips1

b.     Teknik pelepasan gips, antara lain:

1.      Jelaskan pada pasien prosedur yang akan dilakukan

2.      Yakinkan pasien bahwa gergaji listrik atau pemotong gips tidak akan mengenai kulit

3.      Gips akan di belah dengan menggunakan gergaji listrik

4.      Gunakan pelindung mata pada pasien dan petugas pemotong gips

5.      Potong bantalan gips dengan gunting

6.      Sokong bagian tubuh ketika gips di lepas

7.      Cuci dan keringkan bagian yang habis di gips dengan lembut oleskan krim atau minyak

8.      Ajarkan pasien secara bertahap melakukan aktifitas tubuhsesuai program terapi

9.      Ajarkan pasien agar meninggikan ekstremitas atau mengunakan elastic perban jika perlu untuk

mengontrol pembengkakan.

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN PEMASANGAN GIPS

A.      PENGKAJIAN

Pengkajian secara umum perlu di lakukan sebelum pemasangan gips terhadap gejala dan tanda,

status emosional,pemahaman tujuan pemasangan gips, dan kondisi bagian tubuh yang akan di

pasang gips. Pengkajian fisik bagian tubuh yang akan di gips meliputi status neurovaskuler,

lokasi pembengkakan, memar , dan adanya abrasi. Data yang perlu di kaji pasien setelah gips di

pasang meliputi:

1.      Data subyektif: adanya rasa gatal atau nyeri ,keterbatasan gerak, dan rasa panas pada daerah

yang di pasang gips

2.      Data obyektif: apakah ada luka di bagian yang akan digips. Misalnya luka operasi , luka akibat

patah tulang; apakah ada sianosis;apakah ada pendarahan ;apakah ada iritasi kulit;apakah atau

bau atau cairan yang keluar dari bagian dari bagian tubuh yang di gips.

Page 18: Gips1

B.       DIAGNOSA KEPERAWATAN

Berdasarkan data pengkajian , diagnosis keperawatan utama pada pasien yang menggunakan gips

meliputi:

a.    Cemas yang berhubungan dengan kurangnya pengetahuan prosedur pemasangan gips

b.    Gangguan rasa nyeri yang berhubungan dengan terpasangnya gips

c.    Keterbatasan pemenuhan kebutuhan diri yang berhubungan dengan terpasangnya gips

d.   Hambatan mobilitas fisik yang berhubungan dengan pemasangan gips

e.    Kerusakan integritas kulit yang berhubungan dengan adanya penekanan akibat pemasangan gips.

f.     Kurangnya pengetahuan tentang pembatasan aktifitas, pemeriksaan diagnostik dan tujuan

tindakan yang diprogramkan berhubungan dengan kurangnya informasi yang akurat pada klien

g.    Resiko tinggi perubahan perfusi jaringan ferifer yang berhubungan dengan respons fisiologis

terhadap cederta atau gips restriksi

C.       INTERVENSI KEPERAWATAN

a.         Cemas yang berhubungan dengan kurangnya pengetahuan prosedur pemasangan gips

Intervensi :

a)    Berikan dorongan terhadap tiap-tiap proses kehilangan status kesehatan yang timbul.

b)   Berikan privacy dan lingkungan yang nyaman.

c)    Batasi staf perawat/petugas kesehatan yang menangani pasien.

d)   Observasi bahasa non verbal dan bahasa verbal dari gejala-gejala kecemasan.

e)    Temani klien bila gejala-gejala kecemasan timbul.

f)    Berikan kesempatan bagi klien untuk mengekspresikan perasaannya .

g)   Hindari konfrontasi dengan klien.

h)   Berikan informasi tentang program pengobatan dan hal-hal lain yang mencemaskan klien.

i)     Lakukan intervensi keperawatan dengan hati-hati dan lakukan komunikasi terapeutik.

j)     Anjurkan klien istirahat sesuai dengan yang diprogramkan.

k)   Berikan dorongan pada klien bila sudah dapat merawat diri sendiri untuk meningkatkan harga

dirinya sesuai dengan kondisi penyakit.

l)     Hargai setiap pendapat dan keputusan klien.

b.        Gangguan rasa nyeri yang berhubungan dengan terpasangnya gips

Page 19: Gips1

Intervensi:

a)    Kaji ulang lokasi, intensitas dan tpe nyeri

b)   Pertahankan imobilisasi bagian yang sakit dengan tirah baring

c)    Berikan lingkungan yang tenang dan berikan dorongan untuk melakukan aktivitas hiburan

d)   Ganti posisi dengan bantuan bila ditoleransi

e)    Dorong menggunakan tehnik manajemen stress, contoh : relasksasi, latihan nafas dalam,

imajinasi visualisasi, sentuhan

c.         Keterbatasan pemenuhan kebutuhan diri yang berhubungan dengan terpasangnya gips

Intervensi :

a)    Lakukan intervensi keperawatan dengan hati-hati dan lakukan komunikasi terapeutik.

b)   Anjurkan klien istirahat sesuai dengan yang diprogramkan.

c)    Berikan dorongan pada klien bila sudah dapat merawat diri sendiri untuk meningkatkan harga

dirinya sesuai dengan kondisi penyakit.

d)   Hargai setiap pendapat dan keputusan klien.

d.        Hambatan mobilitas fisik yang berhubungan dengan pemasangan gips

Intervensi :

a)    Tinggikan ekstrimitas yang sakit

b)   Instruksikan klien/bantu dalam latian rentanng gerak pada ekstrimitas yang sakit dan tak sakit

c)    Beri penyangga pada ekstrimit yang sakit diatas dandibawah fraktur ketika bergerak

d)   Jelaskan pandangan dan keterbatasan dalam aktivitas

e)    Berikan dorongan ada pasien untuk melakukan AKS dalam lngkup keterbatasan dan beri

bantuan sesuai kebutuhan?Awasi teanan daraaah, nadi dengan melakukan aktivitas

f)    Ubah psisi secara periodik

g)   Kolabirasi fisioterai/okuasi terapi

e.         Kerusakan integritas kulit yang berhubungan dengan adanya penekanan akibat pemasangan

gips.

Intervensi:

Page 20: Gips1

a)    Kaji ulang integritas luka dan observasi terhadap tanda infeksi atau drainage

b)   Monitor suhu tubuh

c)    Lakukan perawatan kulit, dengan sering pada patah tulang yang menonjol

d)   Lakukan alihposisi dengan sering, pertahankan kesejajaran tubuh

e)    Pertahankan sprei tempat tidur tetap kering dan bebas kerutan

f)    Masage kulit ssekitar akhir gips dengan alcohol

g)   Gunakan tempat tidur busa atau kasur udara sesuai indikasi

h)   Kolaborasi pemberian antibiotik.

f.     Kurangnya pengetahuan tentang pembatasan aktifitas, pemeriksaan diagnostik dan tujuan

tindakan yang diprogramkan berhubungan dengan kurangnya informasi yang akurat pada klien

Intervensi :

a)    Kaji tingkat pengetahuan Klien dan keluarga tentang pembatasan aktifitas, pemeriksaan

diagnostik dan tujuan tindakan yang diprogramkan.

b)   Berikan penjelasan terhadap klien setiap prosedur yang akan dilakukan misalnya tentang

pembatasan aktifitas, pemeriksaan diagnostik dan tujuan tindakan yang diprogramkan.

c)    Berikan kesempatan pasien dan keluarga untuk mengekspresikan perasaannya dan mengajukan

pertanyaan terhadap hal-hal yang belum dipahami.

g.  Resiko tinggi perubahan perfusi jaringan ferifer yang berhubungan dengan respons fisiologis

terhadap cederta atau gips restriksi

Intervensi :

a)    Observasi ada tidaknya kualitas nadi periver dan bandingkan dengan pulses normal.

b)    Observasi pengisian kapiler, warna kulit dan kehangatannya pada bagian distal daerah yang

fraktur.

c)    Kaji adanya gangguan perubahan motorik/sensorik anjurkan klien untuk mengatakan lokasi

adanya rasa sakit/tidak nyaman.

d)   Pertahankan daerah yang fraktur lebih tinggi kecuali bila ada kontra indikasi.

e)    Kaji bila ada edema dan pembengkakan ekstrimitas yang fraktur.

f)     Observasi adanya tanda-tanda ischemik daerah tungkai seperti : penurunan suhu, dingin dan

peningkatan rasa sakit.

Page 21: Gips1

g)    Observasi tanda-tanda vital, catat dan laporkan bila ada gejala sianosis, dingin pada kulit dan

gejala perubahan status mental.

h)    Berikan kompres es sekitar fraktur.

i)      Kolaborasi untuk pemeriksaan Laboratorium, foto rontgen, pemberian cairan parenteral atau

transfusi darah bila perlu dan persiapan operasi jika perlu.

Andaners.wordpress.com Brunner & Suddarth, 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8 Vol. 3 . Jakarta : EGC.

Suratun dkk (2008). Klien Gangguan Sistem Muskuloskeletal SAK. Jakarta:penerbit buku kedokteran EGC

Engram, Barbara. (1998), Rencana Asuhan Keperawatan Medical Bedah Volume 2. Jakarta. EGC.Mansjoer, Arief. (2000), Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2. Jakarta. Media Aesculapius.Tueker, Susuan Martin (1993). Standar Perawatan Pasien Edisi V Vol 3. Jakarta: EGC.Dongoes Marilym, E. (1993). Rencana Asuhan Kep[erawatan Edisi 3. Jakarta: EGC.Smeltzer suszanne, C. (1997). Buku Ajar Medikal Bedah Edisi 8 Vol 3. Jakarta: EGC.Price Sylvia, A. (1994). Patofisiologi Konsep Klinis – Proses Penyakit.Jilid 2 Edisi 4. Jakarta : EGC.