gimana cara membuat essay yang baik dan sistematis
gimana cara membuat essay yang baik dan sistematis
menurut wikipedia:Jika dipetakan mengenai langkah-langkah
membuat esai, bisa dirunut sebagai berikut:
1. Menentukan tema atau topik2. Membuat outline atau garis besar
ide-ide yang akan kita bahas3. Menuliskan pendapat kita sebagai
penulisnya dengan kalimat yang singkat dan jelas4. Menulis tubuh
esai; memulai dengan memilah poin-poin penting yang akan dibahas,
kemudian buatlah beberapa subtema pembahasan agar lebih memudahkan
pembaca untuk memahami maksud dari gagasan kita sebagai penulisnya,
selanjutnya kita harus mengembangkan subtema yang telah kita buat
sebelumnya.5. Membuat paragraf pertama yang sifatnya sebagai
pendahuluan. Itu sebabnya, yang akan kita tulis itu harus merupakan
alasan atau latar belakang alasan kita menulis esai tersebut.6.
Menuliskan kesimpulan. Ini penting karena untuk membentuk opini
pembaca kita harus memberikan kesimpulan pendapat dari gagasan kita
sebagai penulisnya. Karena memang tugas penulis esai adalah seperti
itu. Berbeda dengan penulis berita di media massa yang seharusnya
(memang) bersikap netral.7. Jangan lupa untuk memberikan sentuhan
akhir pada tulisan kita agar pembaca merasa bisa mengambil manfaat
dari apa yang kita tulis tersebut dengan mudah dan sistematis
sehingga membentuk kerangka berpikir mereka secara utuh.
saya kurang mengerti di point kedua, tolong dong anda berikan
contoh menulis essay yang benar, lengkap dan sistematis (yang
kurang lebih 1000 kata)
kemudian jikalau ada kutipan dari buku, bagaimana saya
menuliskannya dan apakah memakai daftar pustaka?? klo ada di mana
saya letakkan daftar pustaka, apakah di halaman yang sama atau di
halaman yang berbeda2. membuat garis besar ide-ide yang akan kita
bahas
Misal saudara mau buat essay dengan tema: Keterlibatan Tuhan
terhadap Kaum Miskin
garis besar ide-idenya:1. Tuhan dan Kaum Miskin dalam Budaya
Timur Tengah2. Tuhan dan Kaum Miskin dalam Kisah Kitab Suci3. Tuhan
dan Kaum Miskin dalam Jeritan Mereka yang Termarjinalkan.etc
kalau ada kutipan dari buku, diakhir kata/kalimat yang dikutip
biasanya diberi catatan kaki (Inset, reference, footnote, insert,
kalau sudah keluar angka pada halaman paling bawah, tulis nama
pengarang, judul buku (ditulis miring), penerbit, kota terbit,
tahun. halaman dari kata/kalimat yang saudara tadi kutip.
jika mau diberi daftar pustaka, silakan lihat catatan kaki yang
sudah saudara buat. Pembuatan daftar pustaka biasanya dibuat pada
halaman yang paling belakang, diurutkan sesuai dengan abjad.
misal:Anan, Bandirto.1976. Zamrud Katulistiwa. Merapi.
Yogyakarta.Sudibyo, Bambang (Nama di balik).1980. Era Orde Baru
(judul buku dibuat miring). Kanisius. Yogyakarta
Struktur sebuah esay terdiri dari 3 tiga bagian:1.
Pengantar/Pengenalan (5% dari total essay)Biasanya 1 - 2 paragraf
yang berisikan satu atau lebih hal-hal berikut ini: definisi
masalah, pembatasan asumsi, istilah-istilah teknis yang digunakan
dan tujuan penulisan, yang bisa menjelaskan secara seksama sebuah
dalil yang kita ungkapkan.2. Pembahasan/Argumentasi (85%-90% dari
total esay)Bagian utama dari sebuah esay yang ditujukan untuk
mengungkapkan bukti-bukti dalam bentuk: (a) logika penalaran
pribadi, (b) teori-teori yang ada, atau (c) secara empiris melalui
penelitian, yang relevan dengan masalah yang kita bahas. Dalam
bagian ini kita memerlukan contoh-contoh, logika, teori, hasil
penelitian yang masuk akal dan relevan dengan pernyataan-pernyataan
yang tegas.Lebih baik lagi seandainya kita menyisipkan teknik
devil's advocate atau kontra argumentasi dalam setiap
pernyataan-pernyataan yang kita buat sehingga esay kita menjadi
sulit untuk diserang.Dalam hal ini kita juga perlu mengumpulkan
banyak bacaan dari topik yang dibahas dengan tentunya harus
mencantumkan referensi-referensi. Hindari plagiarisme!Seandainya
kita tidak bisa mendapatkan contoh-contoh dari teori, media,
internet atau sumber-sumber yang lain, masukkan contoh-contoh dari
pengalaman pribadi atau contoh praktis.3. Penuntup/Kesimpulan
(5%-10% dari total esay)Panjangnya penutup atau kesimpulan
tergantung dari bagaimana kita menjawab pertanyaan-pertanyaan yang
kita ungkapan dalam bagian definisi masalah pada bagian pembukaan.
Jawaban-jawaban ini sebenarnya berkaitan dengan bukti-bukti yang
kita bahas pada bagian argumentasi/pembahasan yang masih dalam
kerangka tujuan penulisan. Lebih baik lagi, kalau ada penekanan
terhadap argumentasi yang paling kuat yang paling dikuasai pada
bagian pembahasan.
Panduan Dasar Menulis Esai
Untuk membuat sebuah esai yang berkualitas, diperlukan kemampuan
dasar menulis dan latihan yang terus menerus. Berikut ini panduan
dasar dalam menulis sebuah esai.
Struktur Sebuah Esai
Pada dasarnya, sebuah esai terbagi minimum dalam lima
paragraf:1. Paragraf pertama: Dalam paragraf ini penulis
memperkenalkan topik yang akan dikemukakan, berikut tesisnya. Tesis
ini harus dikemukakan dalam kalimat yang singkat dan jelas, sedapat
mungkin pada kalimat pertama. Selanjutnya pembaca diperkenalkan
pada tiga paragraf berikutnya yang mengembangkan tesis tersebut
dalam beberapa sub topik.
2. Paragraf kedua sampai kelima: Ketiga paragraf ini disebut
tubuh dari sebuah esai yang memiliki struktur yang sama. Kalimat
pendukung tesis dan argumen-argumennya dituliskan sebagai analisa
dengan melihat relevansi dan relasinya dengan masing-masing sub
topik.
3. Paragraf kelima (terakhir): Paragraf kelima merupakan
paragraf kesimpulan. Tuliskan kembali tesis dan sub topik yang
telah dibahas dalam paragraf kedua sampai kelima sebagai sebuah
sintesis untuk meyakinkan pembaca
Langkah-langkah membuat Esai
1. Memilih Topik
Bila topik telah ditentukan, anda mungkin tidak lagi memiliki
kebebasan untuk memilih. Namun demikian, bukan berarti anda siap
untuk menuju langkah berikutnya.
Pikirkan terlebih dahulu tipe naskah yang akan anda tulis.
Apakah berupa tinjauan umum, atau analisis topik secara khusus?
Jika hanya merupakan tinjauan umum, anda dapat langsung menuju ke
langkah berikutnya. Tapi bila anda ingin melakukan analisis khusus,
topik anda harus benar-benar spesifik. Jika topik masih terlalu
umum, anda dapat mempersempit topik anda. Sebagai contoh, bila
topik tentang Indonesia adalah satu topik yang masih sangat umum.
Jika tujuan anda menulis sebuah gambaran umum (overview), maka
topik ini sudah tepat. Namun bila anda ingin membuat analisis
singkat, anda dapat mempersempit topik ini menjadi Kekayaan Budaya
Indonesia atau Situasi Politik di Indonesia. Setelah anda yakin
akan apa yang anda tulis, anda bisa melanjutkan ke langkah
berikutnya.
Bila topik belum ditentukan, maka tugas anda jauh lebih berat.
Di sisi lain, sebenarnya anda memiliki kebebasan memilih topik yang
anda sukai, sehingga biasanya membuat esai anda jauh lebih kuat dan
berkarakter.
2. Tentukan Tujuan
Tentukan terlebih dahulu tujuan esai yang akan anda tulis.
Apakah untuk meyakinkan orang agar mempercayai apa yang anda
percayai? Menjelaskan bagaimana melakukan hal-hal tertentu?
Mendidik pembaca tentang seseorang, ide, tempat atau sesuatu?
Apapun topik yang anda pilih, harus sesuai dengan tujuannya.
3. Tuliskan Minat Anda
Jika anda telah menetapkan tujuan esai anda, tuliskan beberapa
subyek yang menarik minat anda. Semakin banyak subyek yang anda
tulis, akan semakin baik. Jika anda memiliki masalah dalam
menemukan subyek yang anda minati, coba lihat di sekeliling anda.
Adakah hal-hal yang menarik di sekitar anda? Pikirkan hidup anda?
Apa yang anda lakukan? Mungkin ada beberapa yang menarik untuk
dijadikan topik. Jangan mengevaluasi subyek-subyek tersebut,
tuliskan saja segala sesuatu yang terlintas di kepala.
4. Evaluasi Potensial Topik
Jika telah ada bebearpa topik yang pantas, pertimbangkan
masing-masing topik tersebut. Jika tujuannya mendidik, anda harus
mengerti benar tentang topik yang dimaksud. Jika tujuannya
meyakinkan, maka topik tersebut harus benar-benar menggairahkan.
Yang paling penting, berapa banyak ide-ide yang anda miliki untuk
topik yang anda pilih.
Sebelum anda meneruskan ke langkah berikutnya, lihatlah lagi
bentuk naskah yang anda tulis. Sama halnya dengan kasus dimana
topik anda telah ditentukan, anda juga perlu memikirkan bentuk
naskah yang anda tulis.
5. Membuat Outline
Tujuan dari pembuatan outline adalah meletakkan ide-ide tentang
topik anda dalam naskah dalam sebuah format yang terorganisir.1.
Mulailah dengang menulis topik anda di bagian atas2. Tuliskan angka
romawi I, II, III di sebelah kiri halaman tersebut, dengan jarak
yang cukup lebar diantaranya3. Tuliskan garis besar ide anda
tentang topik yang anda maksud: Jika anda mencoba meyakinkan,
berikan argumentasi terbaik Jika anda menjelaskan satu proses,
tuliskan langkah-langkahnya sehingga dapat dipahami pembaca Jika
anda mencoba menginformasikan sesuatu, jelaskan kategori utama dari
informasi tersebut4. Pada masing-masing romawi, tuliskan A, B, dan
C menurun di sis kiri halaman tersebut. Tuliskan fakta atau
informasi yang mendukung ide utama
6. Menuliskan Tesis
Suatu pernyataan tesis mencerminkan isi esai dan poin penting
yang akan disampaikan oleh pengarangnya. Anda telah menentukan
topik dari esai anda, sekarang anda harus melihat kembali outline
yang telah anda buat, dan memutuskan poin penting apa yang akan
anda buat. Pernyataan tesis anda terdiri dari dua bagian: Bagian
pertama menyatakan topik. Contoh: Budaya Indonesia, Korupsi di
Indonesia Bagian kedua menyatakan poin-poin dari esai anda. Contoh:
memiliki kekayaan yang luar biasa, memerlukan waktu yang panjang
untuk memberantasnya, dst.
7. Menuliskan Tubuh Esai
Bagian ini merupakan bagian paling menyenangkan dari penulisan
sebuah esai. Anda dapat menjelaskan, menggambarkan dan memberikan
argumentasi dengan lengkap untuk topik yang telah anda pilih.
Masing-masing ide penting yang anda tuliskan pada outline akan
menjadi satu paragraf dari tubuh tesis anda.
Masing-masing paragraf memiliki struktur yang serupa: Mulailah
dengan menulis ide besar anda dalam bentuk kalimat. Misalkan ide
anda adalah: Pemberantasan korupsi di Indonesia, anda dapat
menuliskan: Pemberantasan korupsi di Indonesia memerlukan kesabaran
besar dan waktu yang lama Kemudian tuliskan masing-masing poin
pendukung ide tersebut, namun sisakan empat sampai lima baris. Pada
masing-masing poin, tuliskan perluasan dari poin tersebut.
Elaborasi ini dapat berupa deskripsi atau penjelasan atau diskusi
Bila perlu, anda dapat menggunakan kalimat kesimpulan pada
masing-masing paragraf. Setelah menuliskan tubuh tesis, anda hanya
tinggal menuliskan dua paragraf: pendahuluan dan kesimpulan.
8. Menulis Paragraf Pertama Mulailah dengan menarik perhatian
pembaca. Memulai dengan suatu informasi nyata dan terpercaya.
Informasi ini tidak perlu benar-benar baru untuk pembaca anda,
namun bisa menjadi ilustrasi untuk poin yang anda buat. Memulai
dengan suatu anekdot, yaitu suatu cerita yang menggambarkan poin
yang anda maksud. Berhati-hatilah dalam membuat anekdot. Meski
anekdot ini efektif untuk membangun ketertarikan pembaca, anda
harus menggunakannya dengan tepat dan hati-hati. Menggunakan dialog
dalam dua atau tiga kalimat antara beberapa pembicara untuk
menyampaikan poin anda. Tambahkan satu atau dua kalimat yang akan
membawa pembaca pada pernyataan tesis anda. Tutup paragraf anda
dengan pernyataan tesis anda.
9. Menuliskan Kesimpulan
Kesimpulan merupakan rangkuman dari poin-poin yang telah anda
kemukakan dan memberikan perspektif akhir anda kepada pembaca.
Tuliskan dalam tiga atau empat kalimat (namun jangan menulis ulang
sama persis seperti dalam tubuh tesis di atas) yang menggambarkan
pendapat dan perasaan anda tentang topik yang dibahas. Anda dapat
menggunakan anekdot untuk menutup esai anda.
10. Memberikah Sentuhan Akhir Teliti urutan paragraf Mana yang
paling kuat? Letakkan paragraf terkuat pada urutan pertama, dan
paragraf terlemah di tengah. Namun, urutan tersebut harus masuk
akal. Jika naskah anda menjelaskan suatu proses, anda harus
bertahan pada urutan yang anda buat. Teliti format penulisan.
Telitilah format penulisan seperti margin, spasi, nama, tanggal,
dan sebagainya Teliti tulisan. Anda dapat merevisi hasil tulisan
anda, memperkuat poin yang lemah. Baca dan baca kembali naskah
anda. Apakah masuk akal? Tinggalkan dulu naskah anda beberapa jam,
kemudian baca kembali. Apakah masih masuk akal? Apakah kalimat satu
dengan yang lain mengalir dengan halus dan lancar? Bila tidak,
tambahkan bebearpa kata dan frase untuk menghubungkannya. Atau
tambahkan satu kalimat yang berkaitan dengan kalimat sebelumnya
Teliti kembali penulisan dan tata bahasa anda.Sinyal kimia
interseluler untuk pertama kali ditemukan pada tumbuhan.
Konsentrasi yang sangat rendah dari senyawa kimia tertentu yang
diproduksi oleh tanaman dapat memacu atau menghambat pertumbuhan
atau diferensiasi pada berbagai macam sel-sel tumbuhan dan dapat
mengendalikan perkembangan bagian-bagian yang berbeda pada
tumbuhan.
Dengan menganalogikan senyawa kimia yang terdapat pada hewan
yang disekresi oleh kelenjar ke aliran darah yang dapat
mempengaruhi perkembangan bagian-bagian yang berbeda pada tubuh,
sinyal kimia pada tumbuhan disebut hormon pertumbuhan. Namun,
beberapa ilmuwan memberikan definisi yang lebih terperinci terhadap
istilah hormon yaitu senyawa kimia yang disekresi oleh suatu organ
atau jaringan yang dapat mempengaruhi organ atau jaringan lain
dengan cara khusus. Berbeda dengan yang diproduksi oleh hewan
senyawa kimia pada tumbuhan sering mempengaruhi sel-sel yang juga
penghasil senyawa tersebut disamping mempengaruhi sel lainnya,
sehingga senyawa-senyawa tersebut disebut dengan zat pengatur
tumbuh untuk membedakannya dengan hormon yang diangkut secara
sistemik atau sinyal jarak jauh.
Ada lima jeni zat pengatur tumbuh yaitu auksin, sitokinin,
giberelin, Inhibitor/asam absisat dan etilen. ZPT menstimulasi
pertumbuhan dengan memberi isyarat kepada sel target untuk membelah
atau memanjang, beberapa ZPT menghambat pertumbuhan dengan cara
menghambat pembelahan atau pemanjangan sel. Sebagian besar molekul
ZPT dapat mempengaruhi metabolisme dan perkembangan sel-sel
tumbuhan. ZPT melakukan ini dengan cara mempengaruhi lintasan
sinyal tranduksi pada sel target. Pada tumbuhan seperti halnya pada
hewan, lintasan ini menyebabkan respon selular seperti
mengekspresikan suatu gen, menghambat atau mengaktivasi enzim, atau
mengubah membran.
Pengaruh dari suatu ZPT bergantung pada spesies tumbuhan, situs
aksi ZPT pada tumbuhan, tahap perkembangan tumbuhan dan konsentrasi
ZPT. Satu ZPT tidak bekerja sendiri dalam mempengaruhi pertumbuhan
dan perkembangan tumbuhan, pada umumnya keseimbangan konsentrasi
dari beberapa ZPT-lah yang akan mengontrol pertumbuhan dan
perkembangan tumbuhan (Gambar 1).
Tabel 1. Peranan ZPT pada pertumbuhan dan perkembangan
tumbuhan
ZPTFungsiTempat
AuksinMempengaruhi pertambahan panjang batang, pertumbuhan,
diferensiasi dan percabangan akar; perkembangan buah; dominansi
apikal; fototropisme dan geotropisme.Meristem apikal tu-nas ujung,
daun muda, embrio dalam biji.
SitokininMempengaruhi pertumbuhan dan diferensiasi akar;
mendorong pembelahan sel dan pertumbuhan secara umum, mendorong
perkecambahan; dan menunda penuaan.Pada akar, embrio dan buah,
berpindah dari akar ke organ lain.
GiberilinMendorong perkembangan biji, perkembangan kuncup,
pemanjangan batang dan pertumbuhan daun; mendorong pembungaan dan
perkembangan buah; mempengaruhi pertumbuhan dan diferensiasi
akar.Meristem apikal tu-nas ujung dan akar; daun muda; embrio.
InhibitorMenghambat pertumbuhan; merangsang penutupan stomata
pada waktu kekurangan air, memper-tahankan dormansi.Daun; batang,
akar, buah berwarna hijau
EtilenMendorong pematangan; memberikan pengaruh yang berlawanan
dengan beberapa pengaruh auksin; mendorong atau menghambat
pertumbuhan dan perkembangan akar, daun, batang dan bunga.Buah yang
matang, buku pada batang, daun yang sudah menua.
Diposkan oleh Sepdian Luri di 11:39 Reaksi:
Label: Belajar Kultur Jaringan Tanaman PENDAHULUANPertumbuhan
tanaman adalah suatu proses yang kompleks. Secara sederhana
pertumbuhan tanaman dapat didefinisikan sebagai suatu proses vital
yang menyebabkan suatu perubahan yang tetap pada setiap tanaman
atau bagiannya dipandang dari sudut ukuran, bentuk, berat dan
volumenya. Pertumbuhan tanaman setidaknya menyangkut beberapa
fase/proses diantaranya :1. Fase pembentukan sel2. Fase
perpanjangan dan pembesaran sel3. Fase diferensiasi selSemua fase
atau prose pertumbuhan tanaman tentu akan dipengaruhi atau
ditentukan oleh faktor-faktor pertumbuhan. Beberapa faktor
pertumbuahan yang cukup mempengaruhi proses pertumbuhan tanaman
adalah :1. Persediaan makanan/unsur haraKetersediaan makanan/unsur
hara dari kandungan alamiah tanah setempat atau hasil pemupukkan,
sebagai salah satu bahan baku untuk pertumbuhan tanaman mutlak
diperlukan .2. Ketersediaan air.Air merupakan syarat untuk dapat
terjadinya semua kegiatan metabolisme (proses) tanaman.3. Cahaya
matahariCahaya matahari sangat diperlukan sebagian sumber energi
untuk melakukan prose fotosintesis bagi tanaman.4. Suhu udaraSuhu
mempengaruhi kandungan air pada tubuh tanaman. Secara umum kisaran
suhu untuk dapat terjadinya proses pertumbuahan antara 4 C hingga
450 C dan suhu optimumnya antara 280 C hingga 330 C.5.
OksigenOksigen dibutuhkan untuk proses respirasi guna menghasilkan
energi untuk proses pertumbuhan.6. Hormon pertumbuhan.Hormon
tumbuhan adalah senyawa-senyawa dalam jumlah yang kecil yang turut
mengatur proses pertumbuhan.
Dari beberapa faktor yang mempengaruhi proses pertumbuhan
tanaman tersebut, jika boleh dianalogikan/ dipersamakan secara
sederhana adalah ibarat proses pembuatan roti.1. Persediaan
makanan/unsur hara ibaratnya adalah tepung terigu, gula pasir dan
bumbu-bumbu lainnya sebagai bahan baku pembuatan roti.2.
Ketersediaan air ibaratnya adalah air untuk mencampur dan
melarutkan semua bahan roti tadi menjadi satu.3. Cahaya matahari
dan oksigen ibaratnya adalah api sebagai sumber energi untuk dapat
memasak roti tersebut hingga matang.4. Suhu udara ibaratnya suhu
yang pas dalam oven yang digunakan untuk memanggang roti sehinga
roti dapat matang tapi tidak gosong.5. Hormon pertumbuhan.Hormon
pertumbuhan ibaratnya adalah juru masak/koki yang mengatur semua
proses pembuatan roti tadi.
SEJARAH PENEMUAN HORMONTerdapatnya atau peran Zat pengatur
tumbuh di tumbuhan pertama kali dikemukan oleh Charles Darwin dalam
bukunya The Power of movement in plants. Beliau melakukan percobaan
dengan rumput Canari (Phalaris canariensis) dengan memberinya sinar
dari samping dan ternyata terjadi pembengkokan ke arah datangnya
sinar . Bagian yang tidak mendapat sinar terjadi pertumbuhan yang
lebih cepat daripada yang mendapat sinar sehingga terjadi
pembengkokkan. Tetapi jika ujung kecambah dari rumput Canari
dipotong akan tidak terjadi pembengkokan. Sehingga dianalisa bahwa
jika ujung kecambah mendapat cahaya dari samping akan menyebabkan
terjadi pemindahan pengaruh atau sesuatu zat dari atas ke bawah
yang menyebabkan terjadinya pembengkokkan.Boysen-jemsen (1913)
melakukan penelitian dengan koleoptil Avena (kecambah dari biji
rumput-rumputan) menyatakan pemindahan pengaruh adalah pemindahan
zat alami yang dihasilkan dalam koleoptil Avena. Paal (1919)
menguatkan pendapat dengan menyatakan bahwa ujung batang adalah
merupakan pusat pertumbuhan
AUXINKogl, melakukan penelitian dengan cara membuang ujung
koleoptil dan ternyata bagian bawah menunjukkan penurunan
pertumbuhan yang nyata hingga berhenti. Tetapi jika ujung koleoptil
dipotong dan diletakan dalam suatu blok agar (media pertumbuhan)
selama beberapa jam dan ujung koleoptil tadi dibuang kemudian blok
agar tersebut diletaklan pada ujung batang/koleoptil yang dipotong
tadi akan menyebabkan pertumbuahn berjalan lagi. Hal ini menunjukan
bahwa terdapat zat yang diproduksi di bagian ujung dan bergerak ke
bawah yang mempengaruhi pertumbuhan. Zat ini oleh Kogl dinamakan
auxin dari bahasa latin yaitu Auxein yang berarti tumbuh.
GIBERELINgiberelin pertama kali ditemukan oleh seorang ahli
patologi Jepang, Kurosawa, ketika meneliti penyakit tanaamn padi
yang disebut bakane. Penyakit tersebut disebabkan oleh jamur
Gibberella fujikuroi, yang dikenal juga sebagai Fusarium
moniliforme. Dari hasil penelitiannya didapat bahwa jamur tersebut
mengeluarkan suatu substansia/zat yang sekarang dikenal dengan nama
giberelin. giberelin, pertama kali zat ini diambil yaitu dari jamur
Gibberella fujikuroi (Fusarium moniliforme, organisme penyebab
penyakit foolish seedling pada padi). tanaman padi yang diserang
terlihat lebih tinggi dari yang lain. Gejala ini ternyata
diakibatkan karena suatu zat yang dikeluarkan oleh jamur tersebut.
Tahun 1938, Yabuta dan Sumuki berhasil mendapatkan Gibberrellin
dari jamur tersebut.
SITOKININSkoog (1955) melakukan penelitian dengan cara
memisahkan jaringan empulur Nicotiana tabaccum dari unsur-unsur
pembuluh dan cortex kemudian menempatkannya dalam suatau medium
pertumbuhan dan hasilnya adalah tidak terjadi pembelahan sel pada
jaringan empulur. Tetapi jika jaringan pembuluh ditempatkan
sedemikian rupa sehingga bersinggungan dengan jaringan empulur,
maka jaringan empulur akan melakukan pembelahan sel lagi. Lewat
penelitian selanjutnya Skoog menamakan zat yang dapat memacu proses
pembelahan sel tersebut diberikan pakan ukuran 01
MEKANISME BEKERJANYA HORMONAUXINBeberapa proses bekerjanya auxin
pada tumbuhan adalah sebagai berikut :1. Auxin turut serta dalam
reaksi molekuler. Auxin bekerja sepertinya bekerjanya koenzim dalam
pertumbuhan tanaman2. Auxin mempengaruhi enzim. Auxin bekerja
sebagai zat pelindung bagi enzim dari inaktivasi. Auxin
mempengaruhi DNA sehingga aktif dalam sintesis protein.3. Auxin
mempengaruhi tekanan osmotic tumbuhan. Auxin akan menaikkan tekanan
osmotic tumbuhan sehingga akan menaikkan. Proses penyerapan air
oleh tumbuhan.4. Auxin akan memperpanjang/mengembangkan ukuran sel.
Penjelasan secara Secara sederhana adalah bahwa auxin akan
melunakkan dinding sel sehingga terjadi kenaikkan penyerapan air
oleh sel yang akan berakibat sel mengembang.5. Auxin menaikkan
penyerapan H20.
GIBERELINgiberelin bekerja pada gen dengan menyebabkan aktivasi
gen-gen tertentu. Gen-gen yang diaktifkan akan membentuk
enzim-enzim baru yang menyebabkan terjadinya perubahan
morphogenetik (penampilan/kenampakan tanaman) .
SITOKININSitokinin terutama bekerja pada proses cytokinesis
(proses pembelahan sel) pada berbagai organ tanaman.
MEKANISME SEDERHANA PENGARUH HORMON/ ZAT PENGATUR TUMBUH (ZPT)
HORMONIK TERHADAP PERTUMBUHAN VEGETATIF DAN GENERATIFTanaman secara
alamiah tanaman sudah mengandung hormon pertumbuhan seperti Auksin,
giberelin dan Sitokin yang dalam tulisan ini diistilahkan dengan
hormon endogen. Kebanyakan hormon endogen di tanaman berada pada
jaringan meristem yaitu jaringan yang aktif tumbuh seperti
ujung-ujung tunas/tajuk dan akar. Tetapi karena pola budidaya yang
intensif yang disertai pengelolaan tanah yang kurang tepat maka
kandungan hormon endogen tersebut menjadi rendah/kurang bagi proses
pertumbuhan vegetatif dan generatif tanaman. Akibatnya sering
dijumpai pertumbuhan tanamaman lambat, kerontokan bunga/ buah,
ukuran umbi/buah kecil yang merupakan sebagian tanda kekurangan
hormon (selain kekurangan zat lainnya seperti unsur hara). Oleh
karena itu penambahan hormon dari luar (hormon eksogen) seperti
produk HORMONIK yang mengandung hormon Auksin , giberelin dan
Sitokinin ORGANIK (Non sintetik/kimia) mutlak diperlukan untuk
menghasilkan pertumbuhan vegetatif dan generatif tanaman yang
optimal.Untuk mengetahui bagaimana mekanisme kerja HORMONIK
(Auksin, giberelin dan Sitokinin) pada tanaman, berikut diuraikan
secara global dan sederhana.Pemberian Auksin eksogen (HORMONIK)
akan meningkatkan permeabilitas dinding sel yang akan mempertinggi
penyerapan unsur , diantaranya unsur N, Mg, Fe, Cu untuk membentuk
chlorofil yang sangat diperlukan untuk mempertinggi fotosintesis.
Dengan fotosintesis yang semakin meningkat akan dihasilkan hasil
fotosintesis yang meningkat dan bersama dengan auxin akan bergerak
ke akar untuk memacu pembentukan giberelin dan Sitokinin di akar
yang akan membantu pembentukan dan perkembangan akar . Penambahan
kandungan Auksin eksogen di akar akan meningkatkan tekanan turgor
akar sehingga giberelin dan Sitokinin endogen di akar akan diangkut
ke atas/ bagian tajuk tanaman.Dengan penambahan Sitokinin dan
giberelin eksogen maka terjadi peningkatan kandungan Sitokinin dan
giberelin ditanaman (tajuk) dan akan meningkatkan jumlah sel (oleh
hormon Sitokinin) dan ukuran sel (oleh hormon giberelin) yang
bersama-sama dengan hasil fotosintat yang meningkat di awal
penanaman akan mempercepat proses pertumbuhan vegetatif tanaman
(termasuk pembentukan tunas-tunas baru) selain juga mengatasi
kekerdilan tanaman.Seiring dengan pertumbuhan vegetatif tanaman,
hasil fotosentesis akan meningkat terus dan ditambah kandungan
giberelin dan sitokinin eksogen akan meningkatkan perbandingan C/N
yang menyebabkan peralihan dari masa vegetatif ke generatif dengan
terbentuknya kuncup bunga/buah atau umbi. Pada saat terbentuk bunga
atau buah, jika kandungan auksin rendah maka sel-sel antara tangkai
bunga/buah dengan ranting/cabang akan berubah menjadi jaringan mati
yaitu jaringan gabus sehingga bunga/buah mudah rontok. Dengan
penambahan Auxin Eksogen akan menghambat perubahan sel-sel tersebut
menjadi jaringan gabus sehingga kerontokkan dapat
dicegah/dikurangi.Di fase generatif ini penambahan Hormon Sitokinin
dan giberelin eksogen akan meningkatkan kapasitas jaringan
penyimpanan hasil fotosintesa yang dipanen (umbi, buah dll) yaitu
sitokinin akan memperbanyak sel jaringan penyimpanan dan giberelin
akan memperbesar sel jaringan penyimpanan sehingga mampu menerima
hasil-hasil fotosintesa lebih banyak yang berakibat ukuran jaringan
penyimpanan (buah) lebih besar (semangka, kentang, dll) atau bernas
(padi, jagung dll).
Penambahan Hormon Auxin, Sitokinin dan giberelin Eksogen akan
berpengaruhterhadap :1. akar : akan menaikkan kapasitas penyerapan
air dan unsur hara2. Daun : mempertinggi laju fotosintesis sehingga
hasil fotosintesa lebih banyak3. Ditambah dengan penambahan unsur
unsur hara dari POC NASA dan atau POP SUPER NASA yang akan
mencukupi kebutuhan tanaman secara jumlah dan jenis unsur hara.
Sehingga semua faktor di atas akan membuat tanaman tercukupi
kebutuhannya yang akan berpengaruh pada umur produktif tanaman
(umur dimana tanaman masih dapat berproduksi dengan cukup baik)
dapat diperpanjang baik untuk tanaman semusim atau
tahunan.Keterangan :- Permeabilitas : Kemampuan dinding sel untuk
dilewati suatu senyawa(biasanya bentuknya cairan )- C/N :
Perbandingan antara Carbon dan Nitrogen dimana semakinbesar
perbandingan C/N maka tanaman akan terpacu menuju ke pertumbuhan
generatif tanaman
PENGARUH DAN FUNGSI HORMON PADA TUMBUHANAUXINBeberapa fungsi
auxin pada tumbuhan sebagai berikut :1. Perkecambahan biji.Auxin
akan mematahkan dormansi biji (biji tidak mau berkecambah) dan akan
merangsang proses perkecambahan biji. Perendaman biji/benih dengan
Auxin juga akan membantu menaikkan kuantitas hasil panen.2.
Pembentukkan akar.Auxin akan memacu proses terbentuknya akar serta
pertumbuhan akar dengan lebih baik3. Pembungaan dan pembuahan.Auxin
akan merangsang dan mempertinggi prosentase timbulnya bunga dan
buah.4. Mendorong Partenokarpi.Parthenokarpi adalah suatu kondisi
dimana tanaman berbuah tanpa fertilisasi atau penyerbukan .5.
Mengurangi gugurnya buah sebelum waktunya.6. Mematahkan dominansi
pucuk / apikal, yaitu suatu kondisi dimana pucuk tanaman atau akar
tidak mau berkembang.
GIBERELINBeberapa fungsi giberelin pada tumbuhan sebagai berikut
:1. Mematahkan dormansi atau hambatan pertumbuhan tanaman sehingga
tanaman dapat tumbuh normal (tidak kerdil) dengan cara mempercepat
proses pembelahan sel..2. Meningkatkan pembungaan.3. Memacu proses
perkecambahan biji. Salah satu efek giberelin adalah mendorong
terjadinya sintesis enzim dalam biji seperti amilase, protease dan
lipase dimana enzim tersebut akan merombak dinding sel endosperm
biji dan menghidrolisis pati dan protein yang akan memberikan
energi bagi perkembangan embrio diantaranya adalah radikula yang
akan mendobrak endosperm, kulit biji atau kulit buah yang membatasi
pertumbuhan/perkecambahan biji sehingga biji berkecambah4. Berperan
pada pemanjangan sel.
Peran giberelin pada pemanjangan sel melalui :A. Peningkatan
kadar auxin :- giberelin akan memacu pembentukan enzim yang
melunakkan dinding sel terutama enzim proteolitik yang akan
melepaskan amino triptofan (prekusor/pembentuk auksin) sehingga
kadar auxin meningkat.- giberelin merangsang pembentukkan
polihidroksi asam sinamat yaitu senyawa yang menghambat kerja dari
enzim IAA oksidase dimana enzim ini merupakan enzim perusak
Auxin.B. giberelin merangsang terbentuknya enzim a-amilase dimana
enzim ini akanmenghidrolisis pati sehingga kadar gula dalam sel
akan naik yang akan menyebabkan air lebih banyak lgi masuk ke sel
sehingga sel memanjang.5. Berperan pada proses partenokarpi. pada
beberapa kasus pembentukan buah dapat terjadi tanpa adanya
fertilisasi atau pembuahan, proses ini dinamai partenokarpi. .
SITOKININBeberapa fungsi Sitokinin pada tumbuhan sebagai berikut
:1. Pembelahan sel dan pembesaran sel. Sitokinin memegang peranan
penting dalam proses pembelahan dan pembesaran sel, sehingga akan
memacu kecepatan pertumbuhan tanaman.2. Pematahan Dormansi biji.
Sitokinin berfungsi untuk mematahkan dormansi (tidak mau
berkecambah) pada biji-bijian tanaman.3. Pembentukkan tunas-tunas
baru,turut dipacu dengan penggunaan Sitokinin.4. Penundaan penuaan
atau kerusakan pada hasil panenan sehingga lebih awet.5. Menaikkan
tingkat mobilitas unsur-unsur dalam tanaman.6. Sintesis
pembentukkan protein akan meningkat dengan pemberian Sitokininby.
Fitriaji NH
Zat Pengatur TumbuhBeberapa zat pengatur tumbuh yang telah
dikenal adalah:
1. AUXIN2. GIBBERELLIN3. CYTOKININ4. ETHYLENE5. INHIBITORS
AUXINAuxin adalah salah satu hormon tumbuh yang tidak terlepas
dari proses pertumbuhan dan perkembangan (growth and development)
suatu tanaman.Hasil penemuan Kogl dan Konstermans (1934) dan
Thymann (1935) mengemukakan bahwa Indole Acetic Acid (IAA) adalah
suatu auxin.
1. Kejadian di dalam alamDi dalam alam, stimulasi auxin pada
pertumbuhan celeoptile ataupun pucuk suatu tanaman, merupakan suatu
hal yang dapat dibuktikan. Praktek yang mudah dalam pembuktian
kebenaran diatas dapat dilakukan dengan Bioassay method yaitu
dengan the straight growth tets dan curvature test.Menurut Larsen
(1944), Indoleacetaldehyde diidentifikasikan sebagai bahan auxin
yang aktif dalam tanaman, selanjutnya ia mengemukakan bahwa zat
kimia tersebut aktif dalam menstimulasi pertumbuhan kemudian
berubah menjadi IAA. Perubahan tersebut menurut Gordon (1956)
adalah perubahan dari Trypthopan menjadi IAATryptamine sebagai
salah satu zat organik, merupakan salah satu zat yang terbentuk
dalam biosintesis IAA. Dalam hal ini perlu dikemukakan dalam
tanaman fanili Cruciferae dan merupakan zat yang dapat dikelompokan
ke dalam auxin (Jones et al, 1952). Menurut Thimann dan Mahadevan
(1958), zat tersebut atas bantuan enzym nitrilase dapat membentuk
auxin. Ahli lainnya (Cmelin dan Virtanen, 1961) menerangkan bahwa
Indoleacetonitrile yang terdapat pada tanaman, terbentuk dari
Glucobrassicin atas aktivitas enzym Myrosinase. Dan zat organik
lain (Indoleethanol) yang terbentuk dari Trypthopan dalam biosin.
Thesis IAA adalah atas bantua bakteri (Rayle dan Purves, 1976).
2. Metabolisme AuxinHasil penelitian terhadap metabolisme auxin
menunjukan bahwa konsentrasi auxin di dalam tanaman mempengaruhi
pertumbuhan tanaman. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi
konsentrasi IAA ini adalah :a. Sintesis Auxinb. Pemecahan Auxinc.
In-aktifnya IAA sebagai akibat proses pemecahan molekul.Sebagaimana
diketahui, IAA adalah endogeneous auxin yang terbentuk dari
Trypthopan yang merupakan suatu senyawa dengan inti Indole dan
selalu terdapat dalam jaringan tanaman di dalam proses biosintesis.
Trypthopan berubah menjadi IAA dengan membentuk Indole pyruvic acid
dan Indole-3-acetaldehyde. Tetapi IAA ini dapat pula terbentuk dari
Tryptamine yang selanjutnya menjadi Indole-3-acetaldehyde,
selanjutnya menjadi Indole-3-acetid acid (IAA). Sedangkan mengenai
perubahan Indole-3-acetonitrile menjadi IAA dengan bantuan enzym
nitrilase prosesnya masih belum diketahui.Pemecahan IAA dapat pula
terjadi di dalam alam. Hal ini sebagai akibat adanya photo oksidasi
dan enzyme. Dalam peristiwa photo oksidasi ini, pigmen pada tanaman
akan menyerap cahaya kemudian energi ini dapat mengoksidasi IAA.
Adapun pigmen yang berperan dalam photo oksidasi ialah Ribovlavin
dan B-Carotene.Ada hubungan yang berbanding terbalik antara
aktivitas oksidasi IAA dengan kandungan IAA dalam tanaman. Dalam
hal ini apabila kandungan IAA tinggi, maka aktivitas IAA oksidasi
menjadi rendah, begitu pula sebaliknya. Di dalam daerah
meristematic yang kadar auxinnya tinggi, ternyata aktivitas IAA
oksidasinya rendah. Sedangkan di daerah perakaran yang kandungan
auxinnya rendah, ternyata aktivitas IAA oksidasinya tinggi.Proses
lain yang menyebabkan inaktifnya IAA ialah karena adanya degradasi
oleh photo oksidasi atau aktivitas suatu enzym.
3. Struktur molekul dan aktivitas auxinMenurut Koeffli, Thimann
dan went (1966), aktivitas auxsin ditentukan oleh :a. adanya
struktur cincin yang tidak jenuh,b. adanya rantai keasaman (acid
chain)c. pemisahan karboksil grup (-COOH) dari struktur cincin.d.
Adanya pengaturan ruangan antara struktur cincin dengan rantai
keasaman.
CH2COOH
NHIAAKeempat persyaratan diatas merupakan faktor yang menentukan
terhadap aktivitas auxin. Tentang sifat dari rantai keasaman,
Koeffli (1966) menerangkan bahwa posisi dan panjang rantai
keasaman, berpengaruh terhadap aktivitas auxin. Rantai yang
mempunyai karboksil grup dipisahkan oleh karbon atau karbon dan
oksigen akan memberikan aktivitas yang normal.
4. Arti auxin bagi fisiologi tanaman.Auxin sebagai salah satu
hormon tumbuh bagi tanaman mempunyai peranan terhadap pertumbuhan
dan perkembangan tanaman. Dilihat dari segi fisiologi, hormon
tumbuh ini berpengaruh terhadap :a. Pengembangan selb.
Phototropismec. Geotropismed. Apical dominasie. Pertumbuhan akar
(root initiation)f. Parthenocarpyg. Abisissionh. Pembentukan callus
(callus formation) dani. Respirasi a. Pengembangan selDari hasil
studi tentang pengaruh auxin terhadap perkembangan sel, menunjukan
bahwa terdapat indikasi yaitu auxin dapat menaikan tekanan osmotik,
meningkatkan permeabilitas sel terhadap air, menyebabkan
pengurangan tekanan pada dinding sel, meningkatkan sintesis
protein, meningkatkan plastisitas dan pengembangan dinding
sel.Dalam hubungannya dengan permeabilitas sel, kehadiran auxin
meningkatkan difusi masuknya air ke dalam sel. Hal ini ditunjang
oleh pendapat Cleland dan Brustrom (1961) bahwa auxin mendukung
peningkatan permeabilitas masuknya air ke dalam sel.b.
PhototropismeSuatu tanaman apabila disinari suatu cahaya, maka
tanaman tersebut akan membengkok ke arah datangnya sinar.
Membengkoknya tanaman tersebut adalah karena terjadinya pemanjangan
sel pada bagian sel yang tidak tersinari lebih besar dibanding
dengan sel yang ada pada bagian tanaman yang tersinari. Perbedaan
rangsangan (respond) tanaman terhadap penyinaran dinamakan
phototropisme.Terjadinya phototropisme ini disebabkan karena tidak
samanya penyebaran auxin di bagian tanaman yang tidak tersinari
dengan bagian tanaman yang tersinari. Pada bagian tanaman yang
tidak tersinari konsentrasi auxinnya lebih tinggi dibanding dengan
bagian tanaman yang tersinari.c. GeotropismeGeotropisme adalah
pengaruh gravitasi bumi terhadap pertumbuhan organ tanaman. Bila
organ tanaman yang tumbuh berlawanan dengan gravitasi bumi, maka
keadaan tersebut dinamakan geotropisme negatif. Contohnya seperti
pertumbuhan batang sebagai organ tanaman, tumbuhnya kearah atas.
Sedangkan geotropisme positif adalah organ-organ tanaman yang
tumbuh kearah bawah sesuai dengan gravitasi bumi. Contohnya
tumbuhnya akar sebagai organ tanaman ke arah bawah.Keadaan auxi
dalam proses geotropisme ini, apabila suatu tanaman (celeoptile)
diletakan secara horizontal, maka akumulasi auxin akan berada di
dagian bawah. Hal ini menunjukan adanya transportasi auxin ke arah
bawah sebagai akibat dari pengaruh geotropisme. Untuk membuktikan
pengaruh geotropisme terhadap akumulasi auxin, telah dibuktikan
oleh Dolk pd tahun 1936 (dalam Wareing dan Phillips 1970). Dari
hasil eksperimennya diperoleh petunjuk bahwa auxin yang terkumpul
di bagian bawah memperlihatkan lebih banyak dibanding dengan bagian
atas.Sel-sel tanaman terdiri dari berbagai komponen bahan cair dan
bahan padat. Dengan adanya gravitasi maka letak bahan yang bersifat
cair akan berada di atas. Sedangkan bahan yang bersifat padat
berada di bagian bawah. Bahan-bahan yang dipengaruhi gravitasi
dinamakan statolith (misalnya pati) dan sel yang terpengaruh oleh
gravitasi dinamakan statocyste (termasuk statolith).d. Apical
dominanceDi dalam pola pertumbuhan tanaman, pertumbuhan ujung
batang yang dilengkapi dengan daun muda apabila mengalami hambatan,
maka pertumbuhan tunas akan tumbuh ke arah samping yang dikenal
dengan "tunas lateral" misalnya saja terjadi pemotongan pada ujung
batang (pucuk), maka akan tumbuh tunas pada ketiak daun. Fenomena
ini kita namakan "apical dominance"Hubungan antara auxin dengan
apical dominance pada suatu tanaman telah dibuktikan oleh Skoog dan
Thimann (1975). Dalam eksperimennya, pucuk tanaman kacang (apical
bud) dibuang, sebagai akibat treatment tersebut menyebabkan
tumbuhnya tunas di ketiak daun. Dari ujung tanaman yang terpotong
itu diletakan blok agar yang mengandung auxin. Dari perlakuan
tersebut ternyata bahwa tidak terjadi pertumbuhan tunas pada ketiak
daun. Hal ini membuktikan bahwa auxin yang ada di apical bud
menghambat tumbuhnya tunas lateral.e. perpanjangan akar (root
initiation)dalam hubungannya dengan pertumbuhan akar, Luckwil
(1956) telah melakukan suatu eksperimen dengan menggunakan zat
kimia NAA (Naphthalene acetic acid), IAA (Indole acetid acid) dan
IAN (Indole-3-acetonitrile) yang ditreatment pada kecambah kacang.
Dari hasil eksperimennya diperoleh petunjuk bahwa ketiga jenis
auxin ini mendorong pertumbuhan primordia akar. Perlu dikemukakan
pula di sini, bahwa menurut Delvin (1975), pemberian konsentrasi
IAA yang relatif tinggi pada akar, akan menyebabkan terhambatnya
perpanjangan akar tetapi meningkatkan jumlah akar.f. Pertumbuhan
batang (stem growth)Di dalam alam, hubungan antara auxin dengan
pertumbuhan batang nyata erat sekali. Apabila ujung coleoptile
dipotong, kemungkinan tanaman tersebut akan terhenti
pertumbuhannya. Di dalam tanaman, jaringan-jaringan muda terdapat
pada apical meristem. Hubungannya dengan pertumbuhan tanaman
peranan auxin sangat erat sekali. Dalam gambar diatas diperoleh
petunjuk bahwa kandungan auxin yang paling tinggi terdapat pada
pucuk yang paling rendah (basal).g. ParthenocarpyDi dalam alam
sering kita menjumpai buah yang tidak berbiji. Seperti ; Anggur,
Strawberry dan tanaman famili mentimun. Keadaan seperti ini
disebabkan tidak dialaminya pembuahan pada perkembangan buah. Di
dalam fisiologi, keadaan seperti ini dinamakan Parthenocarpy.Di
dalam proses Parthenocarpy, hormon auxin bertalian erat. Seperti
dikemukakan massart (1902) hasil eksperimennya menunjukan bahwa
pembengkakan dinding ovary bunga anggrek dapat distimulasi oleh
tepung sari yang telah mati.Pada tahun 1934 Yasuda berhasil
menemukan penyebab Parthenocarpy dengan menggunakan ekstrak tepung
sari pada bunga mentimun. Hasil analisisnya menunjukan bahwa
ekstrak tersebut mengandung auxin. Selanjutnya pada tahun1936,
Gustafon telah menemukan terjadinya Parthenocarpy dengan
menggunakan IAA yang dicampur dengan lanolin pada stigma. Hasil
penelitian Muir (1942) menunjukan pula bahwa kandungan auxin pada
ovary yang mengalami pembuahan (pollination) meningkat bila
dibandingkan dengan ovary yang tidak mengalami pembuahan.h.
Pertumbuhan buah (fruit growth)Peningkatan volume buah ada
hubungannya dengan pertumbuhan buah. Keadaan ini akibat hasil
pembelahan sel dan/atau pengembangan sel. Menurut Weaver (1972),
fase pembelahan sel biasanya overlap dengan pengembangan sel (cell
enlargementh). Keadaan perkembangan ini selalu diikuti oleh
peningkatan ukuran buah.Mengenai hubungannya dengan auxin,
diterangkan oleh Muller-Thurgau dalam tahun 1898 bahwa endosperma
dan embrio di dalam biji menghasilkan auxin yang menstimulasi
pertumbuhan endosperma. Suatu anggapan mengenai peranan auxin dalam
pertumbuhan buah, telah dibuktikan oleh Crane dalam tahun 1949
dengan menggunakan 2,4, 5-T sebagai exogenous auxin yang
diaplikasikan pada blak berry, anggur, strawberry dan jeruk. Hasil
penelitiannya menunjukan bahwa pertumbuhan buah lebih cepat 60 hari
dari fase normal rata-rata 120 hari.i. AbscissionAbscission adalah
suatu proses secara alami terjadinya pemisahan bagian/organ tanaman
dari tanaman, seperti ; daun, bunga, buah atau batang.Menurut
Addicot (1964) maka dalam proses abscission ini faktor alami
seperti ; dingin, panas, kekeringan, akan berpengaruh terhadap
abscission. Dalam hubungannya dengan hormon tumbuh, maka mungkin
hormon ini akan mendukung atau menghambat proses tersebut.Di dalam
proses abscission, akan terjadi perubahan-perubahan metabolisme
dalam dinding sel dan perubahan secara kimia dari pectin dalam
midle lamella.Pembentukan lapisan abscission (abscission layer),
kadang-kadang diikuti oleh susunan cell division proximal. Disini
sel-sel baru akan berdiferensiasi ke dalam periderm dan membentuk
suatu lapisan pelindung (Weaver, 1972).Mengenai hubungan antara
abscission dengan zat tumbuh auxin, Addicot et al (1955)
mengemukakan sbb: Abscission akan terjadi apabila jumlah auxin yang
ada di daerah proksimal (proximal region) sama atau lebih dari
jumlah auxin yang terdapat di daerah distal (distal region). Tetapi
apabila jumlah auxin yang berada di daerah distal lebih besar dari
daerah proximal, maka tidak akan terjadi abscission. Dengan kata
lain proses abscission ini akan terlambat. Teori lain (Biggs dan
Leopold 1957, 1958) menerangkan bahwa pengaruh auxin terhadap
abscission ditentukan oleh konsentrasi auxin itu sendiri.
Konsentrasi auxin yang tinggi akan menghambat terjadinya
abscission, sedangkan auxin dengan konsentrasi rendah akan
mempercepat terjadinya abscission.Teori terakhir dikemukakan oleh
Robinstein dan Leopold (1964) yang menerangkan bahwa respon
abscission pada daun terhadap auxin dapat dibagi kedalam dua fase
jika perlakuan auxin diberikan setelah daun terlepas. Fase pertama,
auxin akan menghambat abscission, dan fase kedua auxin dengan
konsentrasi yang sama akan mendukung terjadinya abscission.j.
SenescenceMenurut Alex Comport (1956) dalam Leopold (1961)
"senescence" adalah suatu penurunan kemampuan tumbuh (viability)
disertai dengan kenaikan vulnerability suatu organisme. Namun di
dalam tanaman, istilah ini diartikan; menurunnya fase pertumbuhan
(growth rate) dan kemampuan tumbuh (vigor) serta diikuti dengan
kepekaan (susceptibility) terhadap tantangan lingkungan, penyakit
atau perubahan fisik lainnya. Ciri dari fenomena ini selalu diikuti
dengan kematian.Di dalam alam, senescence terjadi pada daun, batang
dan buah. Menurut Leopold (1961) ada empat bentuk senescence yang
terjadi pada tanaman yaitu :1. Semua organ tumbuh mengalami
senescence (over-all senescence)2. Senescence yang terjadi pada
bagian atas (top senescence)3. Senescence yang terjadi seluruh
bagian daun dan buah (decideus senescence) 4. Senescence berkembang
dari daun paling bawah menuju kearah atas (progresive
senescence)Ciri-ciri terjadinya senescence dapat ditemukan pada
morfologi dan perubahan di dalam organ atau seluruh tubuh tanaman.
Keadaan seperti ini diikuti oleh meningkatnya abscission serta daun
dan buah berguguran dari batang pokok. Begitu pula pertumbuhan dan
pigmentasi warna hijau berubah menjadi warna kuning, yang akhirnya
buah dan daun terlepas dari batang pokok.
ke atas
GIBBERELLINGibberellin adalah jenis hormon tumbuh yang mula-mula
diketemukan di Jepang oleh Kurosawa pada tahun 1926. Penelitian
lanjutan dilakukan oleh Yabuta dan Hayashi (1939). Ia dapat
mengisolasi crystalline material yang dapat menstimulasi
pertumbuhan pada akar kecambah. Dalam tahun 1951, Stodola dkk
melakukan penelitian terhadap substansi ini dan menghasilkan
"Gibberelline A" dan "Gibberelline X". adapun hasil penelitian
lanjutannya menghasilkan GA1, GA2, dan GA3.Pada saat yang sama
dilakukan pula penelitian di Laboratory of the Imperial Chemical
Industries di Inggris sehingga menghasilkan GA3 (Cross, 1954 dalam
Weaver 1972). Nama Gibberellin acid untuk zat tersebut telah
disepakati oleh kelompok peneliti itu sehingga populer sampai
sekarang.
1. Kejadian di dalam alam.Di dalam alam telah ditemukan lebih
dari sepuluh buah jenis gibberellin. Menurut Mac Millan dan
Takashashi (1968), Kang (1970) dan Weaver (1972), gibberellin ada
yang diketemukan dalam jamur Gibberella Fujikuroi, ada yang
diketemukan pada tanaman tinggi dan ada juga yang diketemukan pada
keduanya.Jenis gibberellin yang diketemukan pada jamur yaitu ; GA1,
GA2, GA3, GA4, GA7, GA9, s.d GA16, GA24, GA25, GA36. Sedangkan
jenis gibberellin yang diketemukan pada tanaman derajat tinggi
yaitu ; GA1, s.d GA9, GA13, GA17, s.d GA23, GA26, s.d GA35. Dan
yang terakhir yaitu gibberellin yang diketemukan pada jamur dan
tanaman derajat tinggi yaitu ; GA1, s.d GA4, GA7, GA9, dan
GA13.Gibberellin ; GA1 s.d GA5, GA7 s.d GA9, GA19, GA20, GA26,
GA27, dan GA29 diketemukan pada Pharbitis nil, GA1, GA5, GA8, GA9,
GA13, diketemukan pada umbi tulip, kemudian GA3, GA4, GA7,
diketemukan pada anggur, GA18, GA19, GA20, diketemukan pada pucuk
bambu, GA3, GA4, GA7, dijumpai pada biji apel, selanjutnya GA21,
dan GA22, dijumpai pada sword bean. Pada tanaman lain yaitu :
Lipinus lutens (GA18, GA23, GA28), pada pucuk tanaman jeruk dan
biji mentimun diketemukan GA1, tebu (GA5), pisang (GA7), kacang,
jagung, barley wheat diketemukan GA1. Adapun pada tanaman Phaseolus
coclirecus diketemukan ; GA1, GA3 s.d GA6, GA8, GA13, GA17, dan
GA20. Kemudian pada Rudbeckia bicolor diketemukan ; GA1, GA4, GA7,
s.d GA9. Dan yang terakhir yaitu pada Calonyction aculeatum
diketemukan : GA30, GA31, GA33, dan GA34. Hasil penelitian Meizger
dan Zeivaart (1980) menunjukan bahwa pada pucuk bayam (spinach)
didapatkan gibberellin ; GA53, GA44, GA19, GA17, GA20, dan
GA29,.
2. Metabolisme gibberellineGibberellin adalah zat kimia yang
dikelompokan kedalam terpinoid. Semua kelompok terpinoid terbentuk
dari unit isoprene yang terdiri dari 5 atom karbon.
CC - C - C CUnit Isoprene (5-C)
Unit-unit isoprene ini dapat bergabung sehingga menghasilkan
monoterpene (C-10), Sesqueterpene (C-15), diterpene (C-20) dan
triterpene (C-30).Biosintesis gibberelline yang terdapat dalam
jamur Gibberella Fujikuroi berproses dari Mevalonic acid sampai
menjadi gibberellin. Di dalam proses biosintesis telah diketemukan
zat penghambat (growth retardant) di dalam aktivitas ini. Beberapa
contoh growth retardant yang menghambat biosintesis gibberelline
pada tanaman antara lain Amo-1618 (2-isopropil-4-dimetil-kamine-5
metil phenil-4pipendine karboksilatmetil klorida) menghambat
biosintesis gibberelline pada tanaman mentimun liar (Exhmocytis
macrocarpa). Amo-1618 menghambat dalam proses perubahan dari
Geranylgeranyl pyrophosphat ke Kaurene. Begitu pula growth
retardant CCC (2-chloroethyl) trimethyl (-amonium chloride)
memperlihatkan aktivitas yang sama dengan Amo-1618.
3. Struktur molekul dan aktivitas gibberellineGibberelline
merupakan suatu compound (senyawa) yang mengandung "gibban
skeleton". Menurut Weaver (1972), perbedaan utama pada gibberelline
adalah:a. beberapa gibberelline mempunyai 19 buah atom karbon dan
yang lainnya mempunyai 20 buah atom karbon.b. Grup hidroksil berada
dalam posisi 3 dan 13 (ent gibberellene numbering system)Semua
gibberelline dengan 19 atom karbon adalah monocarboxylic acid yang
mengandung COOH grup pada posisi 7 dan mempunyai sebuah
lactonering.Di dalam alam, dijumpai pula beberapa senyawa yang di
ekstrak dari tanaman. Senyawa tersebut tidak mengandung
gibberelline atau gibberellane structure tetapi termasuk ke dalam
gibberelline. Dari hasil penelitian Tamura dkk, ia menemukan suatu
substansi dalam jamur Helminthosporium sativum yang dinamakan
"helminthosporol" yang aktif dalam perpanjangan daun pada kecambah
padi dan barley. Senyawa lain yang ditemukan tanpa gibban skeleton
yaitu "Steviol", namun aktivitasnya seperti gibberelline.
O H OH
CO CH2
HO H COOH H CH3 H GA3 (gibberellic acid)
4. Arti gibberellin bagi fisiologi tanamanGibberellin sebagai
hormon tumbuh pada tanaman sangat berpengaruh pada sifat genetik
(genetic dwarfism), pembuangan, penyinaran, partohenocarpy,
mobilisasi karbohidrat selama perkecambahan (germination) dan aspek
fisiologi kainnya. Gibberelline mempunyai peranan dalam mendukung
perpanjangan sel (cell elongation), aktivitas kambium dan mendukung
pembentukan RNA baru serta sintesa protein.a. Genetic
dwarfismGenetic dwarfism adalah suatu gejala kerdil yang disebabkan
oleh adanya mutasi. Gejala ini terlihat dari memendeknya internode.
Terhadap Genetic dwarfism ini, gibberelline mampu merubah tanaman
yang kerdil menjadi tinggi. Hal ini telah dibuktikan oleh Brian dan
Hemming (1955). Dalam eksperimennya mereka telah memberi perlakuan
penyemprotan gibberellic acid pada berbagai varietas kacang. Hasil
dari eksperimen ini menunjukan bahwa gibberellic acid berpengaruh
terhadap tanaman kacang yang kerdil dan menjadi tinggi.Mengenai
hubungannya dengan cell elengation, dikemukakan bahwa gibbberelline
mendukung pengembangan dinding sel.Menurut van Oberbeek (1966)
penggunaan gibberelline akan mendukung pembentukan enzym
protolictic yang akan membebaskan tryptophan sebagai asal bentuk
dari auxin. Hal ini berarti bahwa kehadiran gibberelline tersebut
akan meningkatkan kandungan auxin.Mekanisme lain menerangkan bahwa
gibberelline akan menstimulasi cell elengation, karena adanya
hidrolisa pati yang dihasilkan dari gibberelline, akan mendukung
terbentuknya a amilase. Sebagai akibat dari proses tersebut, maka
konsentrasi gula meningkat yang mengakibatkan tekanan osmotik di
dalam sel menjadi nai, sehingga ada kecenderungan sel tersebut
berkembang.b. Pembungaan (flowering)Gibbereline sebagai salah satu
hormon tumbuh pada tanaman, mempunyai peranan dalam pembungaan.
Penelitian yang dilakukan Henny (1981) pada bungan spothiphyllum
Mauna loa. Dengan memberikan perlakuan GA3 dengan dosis: 250, 500
dan 1000 mg/l. hasil eksperimen tsb dapat dilihat pada tabel
dibawah.
Tabel 1. Pengaruh GA3 terhadap pembungaan Spathiphyllum Mauna
LoaGA3 (mg/l) Pembangunan (%) minggu setelah perlakuan10 12 14 16
18 200 0 0 0 0 0 10250 0 0 30 70 70 90500 20 50 70 100 100 1001000
0 60 90 100 100 100
c. Parthenocarpy dan fruit setSeperti auxin, gibberelline pun
berpengaruh terhadap Parthenocarpy. Hasil penelitian menunjukan
bahwa gibberellic acid (GA3) lebih efektif dalam terjadinya
Parthenocarpy dibanding dengan auxin yang dilakukan pada blueberry.
Hasil eksperimen lain menunjukan pula bahwa GA3 dapat meningkatkan
tandan buah (fruit set) dan hasil.d. Peranan Gibberellin dalam
pematangan buah (fruit ripening)Pematangan (ripening) adalah suatu
proses fisiologis, yaitu terjadinya perubahan dari kondisi yang
tidak menguntungkan ke suatu kondisi yang menguntungkan, ditandai
dengan perubahan tekstur, warna, rasa dan aroma.Dalam proses
pematangan ini, gibberelline mempunyai peran penting yaitu mampu
mengundurkan pematangan (repening) dan pemasakan (maturing) suatu
jenis buah.Dari hasil penelitian menunjukan aplikasi gibberelline
pada buah tomat dapat memperlambat pematangan buah, sedangkan
gibberellic acid yang diterapkan pada buah pisang matang, ternyata
pemasakannya dapat ditunda.e. Mobilisasi bahan makanan selama fase
perkecambahan (germination)Biji cerealia terdiri dari embrio dan
endosperm. Didalam endosperm terdapat masa pati (starch) yang
dikelilingi oleh suatu lapisan "aleuron".. sedangkan embrio itu
sendiri merupakan suatu bagian hidup yang suatu saat akan menjadi
dewasa. Pertumbuhan embrio selama perkecambahan bergantung pada
persiapan bahan makanan yang berada di dalam endosperm. Untuk
keperluan kelangsungan hidup embrio maka terjadilah penguraian
secara enzimatik yaitu terjadi perubahanpati menjadi gula yang
selanjutnya ditranslokasikan ke embrio sebagai sumber energi untuk
pertumbuhannya.Dari hasil penelitian menunjukan bahwa gibberelline
berperan penting dalam proses aktivitas amilase. Hal ini telah
dibuktikan dengan menggunakan GA yang mengakibatkan aktivitas
amilase miningkat.Aktivitas enzym a amilase dan protease di dalam
endosperm juga didukung oleh GA melalui de novo synthesis. Hal ini
ada hubungannya dengan terbentuknya DNA baru yang kemudian
menghasilkan RNA.f. Stimulasi aktivitas cambium dan perkembangn
xylemGibberelline mempunyai peranan dalam aktivitas kambium dan
perkembangn xylem. Aplikasi GA3 dengan konsentrasi 100, 250, dan
500 ppm mendukung terjadinya diferensiasi xylem pada pucuk olive.
Begitu pula dengan mengadakan aplikasi GA3 + IAA dengan konsentrasi
masing-masing 250 dan 500 ppm, maka terjadi pengaruh sinergis pada
xylem. Sedangkan aplikasi auxin saja tidak memberi pengaruh pada
tanaman.
g. DormansiDormansi adalah masa istirahat bagi suatu organ
tanaman atau biji. Menurut Copeland (1976), dormansi adalah
kemampuan biji untuk mengundurkan fase perkecambahannya hingga saat
dan tempat itu menguntungkan untuk tumbuh.Secara umum terjadinya
dormansi adalah disebabkan oleh faktor luar dan faktor dalam.
Faktor yang menyebabkan dormansi pada biji adalah sbb:1. tidak
sempurnanya embrio (rudimentery embriyo)2. embrio yang belum matang
secara fisikologis (physiological immature embriyo)3. kulit biji
yang tebal (tahan terhadap gerakan mekanis)4. kulit biji
impermeable ( impermeable seed coat)5. adanya zat penghambat
(inhibitor) untuk perkecambahan (presence of germination
inhibitors).Fase yang terjadi dalam dorminasi biji, menurut Amen
(1968) ada empat fase yang harus dilalui :1. fase induksi, ditandai
dengan terjadinya penurunan jumlah hormon (hormon level)2. fase
tertundanya metabolisme (a period of partial metabolic arrest)3.
fase bertahannya embrio untuk berkecambah karena faktor lingkungan
yang tidak menguntungkan. 4. Perkecambahan (germination), ditandai
dengan meningkatnya hormon dan aktivitas enzym.Peranan hormon
tumbuh di dalam biji yang mengalami dorminasi telah dibahas oleh
warner (1967) yang mengatakan bahwa GA3 dapat menstimulasi sintesis
ribonukleas, amilase dan protoase di dalam endospem biji
barley.
ke atas
CYTOKININCytokinin adalah salah satu zat pengatur tumbuh yang
ditemukan pada tanaman. Zat pengatur tumbuh ini mempunyai peranan
dalam proses pembelahan sel (cell division). Cytokinin pertama kali
ditemukan dalam kultur jaringan di Laboratories of Skoog and Strong
University of Wisconsin. Material yang dipergunakan dalam
penelitian ini adalah batang tembakau yang ditumbuhkan pada medium
sintesis. Menurut Miller et al (1955, 1956), senyawa yang aktif
adalah kinetin (6-furfuryl amino purine). Hasil penelitian
menunjukan bahwa purine adenin sangat efektif.
1. Struktur kimia CytokininBentuk dasar dari cytokinin adalah
adenin (6-amino purine). Adenin merupakan bentuk dasar yang
menentukan terhadap aktifitas cytokinin. Di dalam senyawa
cytokinin, panjang rantai dan hadirnya suatu double bond dalam
rantai tersebut akan meningkatkan aktifitas zat pengatur tumbuh
ini.NH2
N
N HAdenine (6-amino purine)
2. Arti Cytokinin bagi fisiologi tanamanPenelitian pertumbuhan
pith tissue culture dengan menggunakan cytokinin dan auxin dalam
berbagai perbandingan telah dilakukan oleh Weier et al (1974).
Dihasilkan bahwa apabila dalam perbandingan cytokinin lebih besar
dari auxin, maka hal ini akan memperlihatkan stimulasi pertumbuhan
tunas dan daun. Sebaliknya apabila cytokinin lebih rendah dari
auxin, maka ini akan mengakibatkan stimulasi pada pertumbuhan akar.
Sedangkan apabila perbandingan cytokinin dan auxin berimbang, maka
pertumbuhan tunas, daun dan akar akan berimbang pula. Tetapi
apabila konsentrasi cytokinin itu sedang dan konsentrasi auxin
rendah, maka keadaan pertumbuhan tobacco pith culture tersebut akan
berbentuk callus.Sedangkan dalam pembelahan sel, dikemukakan bahwa
IAA dan kinetin, apabila digunakan secara tersendiri akan
menstimulasi sintesis DNA dalam tobacco pith culture. Dan menurut
ahli tsb, kehadiran IAA dan kinetin ini diperlukan dalam proses
mitosis walaupun IAA lebih dominan pada fase tersebut.
3. Interaksi Cytokinin, Gibberellin dan Auxin dalam perkembangan
tanamanDi dalam alam tidak satu unsurpun yang berdiri sendiri.
Kesemuanya berinteraksi antara satu sama lainnya, sehingga
merupakan suatu sistem. Begitu pula dengan zat pengatur tumbuh.Pada
tanaman, zat pengatur tumbuh auxin, gibberellin dan cytokinin
bekerja tidak sendiri-sendiri, tetapi ketiga hormon tersebut
bekerja secara berinteraksi yang dicirikan dalam perkembangan
tanaman.
ke atas
ETHYLENEEthylene adalah hormon tumbuh yang secara umum berlainan
dengan Auxin, Gibberellin, dan Cytokinin. Dalam keadaan normal
ethylene akan berbentuk gas dan struktur kimianya sangat sederhana
sekali. Di alam ethilene akan berperan apabila terjadi perubahan
secara fisiologis pada suatu tanaman. hormon ini akan berperan pada
proses pematangan buah dalam fase climacteric.Penelitian terhadap
ethylene, pertama kali dilakukan oleh Neljubow (1901) dan
Kriedermann (1975), hasilnya menunjukan gas ethylene dapat membuat
perubahan pada akar tanaman. Hasil penelitian Zimmerman et al
(1931) menunjukan bahwa ethylene dapat mendukung terjadinya
abscission pada daun, namun menurut Rodriquez (1932), zat tersebut
dapat mendukung proses pembungaan pada tanaman nanas.Penelitian
lain telah membuktikan tentang adanya kerja sama antara auxin dan
ethylene dalam pembengkakan (swelling) dan perakaran dengan cara
mengaplikasikan auxin pada jaringan setelah ethylene berperan.
Hasil penelitian menunjukan bahwa kehadiran auxin dapat
menstimulasi produksi ethylene.
1. Struktur kimia dan Biosintesis ethyleneStruktur kimia
ethylene sangat sederhana yaitu terdiri dari 2 atom karbon dan 4
atom hidrogen seperti gambar di bawah ini :H HC=CH HEthylene
Biosintesis ethylene terjadi di dalam jaringan tanaman yaitu
terjadi perubahan dari asam amino methionine atas bantuan cahaya
dan FMN (Flavin Mono Nucleotide) menjadi Methionel. Senyawa
tersebut mengalami perubahan atas bantuan cahaya dan FMN menjadi
ethykene, methyl disulphide, formic acid.
2. Peranan ethylene dalam fisiologi tanamanDi dalam proses
fisiologis, ethylene mempunyai peranan penting. Wereing dan
Phillips (1970) telah mengelompokan pengaruh ethylene dalam
fisiologi tanaman sbb:a. mendukung respirasi climacteric dan
pematangan buahb. mendukung epinastic. menghambat perpanjangan
batang (elengation growth) dan akar pada beberapa species tanaman
walaupun ethylene ini dapat menstimulasi perpanjangan batang,
coleoptyle dan mesocotyle pada tanaman tertentu, misalnya
Colletriche dan padi.d. Menstimulasi perkecambahane. Menstimulasi
pertumbuhan secara isodiametrical lebih besar dibandingkan dengan
pertumbuhan secara longitudinalf. Mendukung terbentuknya bulu-bulu
akarg. Mendukung terjadinya abscission pada daunh. Mendukung proses
pembungaan pada nanasi. Mendukung adanya flower fading dalam
persarian anggrekj. Menghambat transportasi auxin secara basipetal
dan lateralk. Mekanisme timbal balik secara teratur dengan adanya
auxin yaitu konsentrasi auxin yang tinggi menyebabkan terbentuknya
ethylene. Tetapi kehadiran ethylene menyebabkan rendahnya
konsentrasi auxin di dalam jaringan.Hubungannya dengan konsentrasi
auxin, hormon tumbuh ini menentukan pembentukan protein yang
diperlukan dalam aktifitas pertumbuhan, sedangkan rendahnya
konsentrasi auxin, akan mendukung protein yang akan mengkatalisasi
sintesis ethylene dan precursor.
3. Peranan ethylene dalam proses pematangan buahHarsen (1967)
dalam Dilley (1969) telah mempelajari hubungan antara ethylene
dengan tingkat kematangan pada buah pear. Ia mengemukakan bahwa
pematangan ini menjadi suatu sequential dalam proses kesinambungan
kehidupan buah. Menurut konsep tsb, ethylene berpebgaruh terhadap
beberapa yang mengontrol pola normal dari proses pematangan.Menurut
Frenkel et al (1968), sintesa protein diperlukan pada tingkat
pematangan yang normal. Protein disintesa secepatnya dalam proses
pematangan. Dari hasil eksperimen terhadap buah pear,
memperlihatkan bahwa pematangan buah dan sintesa protein terhambat
sebagai akibat perlakuan cycloheximide pada permulaan fase
climacteric. Setelah cycloheximide hilang, ternyata sintesis
ethylene tidak mengalami hambatan.Di dalam proses pematangan,
ribonucleic acid synthesis pun diperlukan. Dalam eksperimen
menggunakan buah pear, buah tersebut ditreated, dengan actinomysin
D pada tingkat pre climacteric. Dari hasil eksperimen ini diperoleh
petunjuk bahwa actinomysin D menghambat terbentuknya DNA yang
bergantung pada RNA sintesis.Imascshi et al (1968) mengemukakan
bahwa ethylele mendukung peningkatan aktivitas metabolisme dalam
jaringan akar ubi jalar. Ethylene yang berkonsentrasi 0,1 ppm,
menstimulasi perkembangan peroxidase dan phenyl alanine
ammonialyase. Penelitian lain mengemukakan bahwa perlakuan ethylene
pada kecambah kapas menstimulasi aktivitas peroksida dan IAA
oksida.
4. Interaksi ethylene dengan auxin dan kinetinDari hasil
penelitian terhadap tanaman kacang (pea), menunjukan bahwa
pembentukan ethylene lebih tampak pada jaringan meristem tempat
auxin dihasilkan. Disini IAA mengontrol pembentukan ethylene dalam
perpanjangan batang pea. Kehadiran kinetin dalam pertumbuhan tunas
lateral dapat mengatasi penghambatan yang diakibatkan oleh IAA.
Hasil penelitian lain menunjukan bahwa adanya penghambatan
transportasi auxin oleh endogenous ethylene yang menyebabkan
terjadinya abscission pada daun.
ke atas
INHIBITORS Yang dimaksud dengan istilah inhibitor adalah zat
yang menghambat pertumbuhan pada tanaman, sering didapat pada
proses perkecambahan, pertumbuhan pucuk atau dalam dormansi.Di
dalam tanaman, inhibitor menyebar disetiap organ tubuh tanaman
tergantung dari jenis inhibitor itu sendiri. Menurut weaver (1972),
beberapa jenis inhibitor adalah merupakan bentuk phenyl compound
termasuk phenol, benzoic acid, cinamic acid dan coffeic acid.
Gallic acid dan shikimic acid merupakan turunan dari benzoic acid.
Selanjutnya ia mengemukakan pula bahwa gallic acid dapat
diketemukan pada buah yang matang, sedangkan ferulic acid dan
p-coumaric acid merupakan ko faktor untuk IAA oksida.Di dalam alam,
abscisic acid dapat dijumpai pada daun, batang, rizoma, ubi
(tuber), tunas (bud), tepung sari, buah, embrio, endosperm, ataupun
kulit biji (seed coat) misalnya pada tanaman kentang, kacang, apel,
adpokat rose dan kelapa.Plant growth retardant adalah inhibitor
yang berperan dalam menghambat aktivitas apical meristematic. Zat
kimia yang dikelompokan dalam growth retardant adalah : Amo-1618,
Phosfon-D, CCC (cycocel), SADH (succinic acid-2,2-dimethyl
hyrdazide) dan Morphactins (methyl-2-chloro-9-hydroxy
fluorene-9-carboxylate/IT 3456 dan
n-butyl-9-hydroxyfluerene-9-carboxylate/IT 3233).
1. Peranan inhibitor di dalam tanamana. Abscissic acidDi dalam
tanaman, Abscissic acid (ABA) menyebar di dalam jaringan. Inhibitor
ini mempunyai fungsi atau peranan yang berlawanan dengan zat
pengatur tumbuh: auxin, gibberellin, dan cytokinin.b. Plant growth
retardantPlant growth retardant adalah inhibitor yang berlawanan
dengan kegiatan gibbberellin pada perpanjangan batang. Hal ini
terbukti dari hasil penelitian Lang dkk dengan menggunakan CCC dan
Amo-1618 pada jamur fusarium moniliforme dan tanaman derajat
tinggi. Ternyata bahwa sintesis gibberellin diblokir sehingga
gibberellin tersebut tidak berpengaruh. Sedangkan SADH menghambat
diamin oksida (yang berperan dalam perubahan tryptamine menjadi
IAA).Secara garis besar ternyata inhibitor ini menghambat aktivitas
auxin, gibberellin dan cytokinin. ABA sebagai salah satu jenis
inhibitor mendukung dormansi, abscission dan senscence. Sedangkan
SADH, CCC, Phosfon-D dan Amo-1618 menghambat perpanjangan batang
(cell elongation). Growth retardant ini aktifasinya berlawanan
dengan gibberellin.MH (Maleic Hydrazide) sering digunakan sebagai
herbisida dalam konsentrasi yang tinggi. Aktifitas MH ini
menghambat aktifitas meristematic, sehingga menghambat perpanjangan
batang. Begitu pula morphactin dan turunannya, dengan menggunakan
konsentrasi yang tinggi, dapat dipergunakan sebagai weed killer.
Peranan bahan kimia ini adalah menghambat perpanjangan batang dan
berfungsi pula untuk memecahkan auxillary bud.