BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehilangan atau tidak adanya gigi baik sebagian atau seluruhnya akanmenimbulkan berbagai gangguan pada seseorang.Banyak akibat-akibat negatif yang akantimbul karena hilangnya gigi dalam jangka waktu yang lama jika tidak segeradibuatkan gigi tiruan pengganti.Oleh sebab itu sebaiknyasegera dibuatkan gigi tiruan pengganti. Kebutuhan untuk mengganti gigi yang hilang akan menjadi sangat pentingbagi penderita dengan kehilangan gigi di bagian anterior, namun tidak kalahpentingnya untuk kasus kehilangan gigi di bagian posterior. Penderita seringkalitidak menghiraukan untuk mengganti gigi posterior yang hilang tersebut. Ketikasebuah gigi hilang maka integritas struktural dari lengkung gigi akan terganggu.Oleh karena gigi sebelah menyebelah dari kehilangan gigi tersebut akan condongke bagian tempat hilangnya gigi atau tipping dan gigi antagonis akan mengalamiekstrusi. Hal tersebut akan meyebabkan fungsi kunyah terganggu dan padakeadaan lebih lanjut akan menyebabkan gigi migrasi. 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehilangan atau tidak adanya gigi baik sebagian atau seluruhnya
akanmenimbulkan berbagai gangguan pada seseorang.Banyak akibat-akibat negatif
yang akantimbul karena hilangnya gigi dalam jangka waktu yang lama jika tidak
segeradibuatkan gigi tiruan pengganti.Oleh sebab itu sebaiknyasegera dibuatkan gigi
tiruan pengganti.
Kebutuhan untuk mengganti gigi yang hilang akan menjadi sangat pentingbagi
penderita dengan kehilangan gigi di bagian anterior, namun tidak kalahpentingnya
untuk kasus kehilangan gigi di bagian posterior. Penderita seringkalitidak
menghiraukan untuk mengganti gigi posterior yang hilang tersebut. Ketikasebuah gigi
hilang maka integritas struktural dari lengkung gigi akan terganggu.Oleh karena gigi
sebelah menyebelah dari kehilangan gigi tersebut akan condongke bagian tempat
hilangnya gigi atau tipping dan gigi antagonis akan mengalamiekstrusi. Hal tersebut
akan meyebabkan fungsi kunyah terganggu dan padakeadaan lebih lanjut akan
menyebabkan gigi migrasi.
Untuk menciptakan fungsi rongga mulut yang optimal, maka gigi yang hilang
tersebut harus diganti dengan gigi tiruan. Gigi tiruan ada 2 macam, yaitu gigi tiruan
cekat dan gigi tiruan lepasan. Gigi tiruan cekat lebih dikenal dengan sebutan gigi tiruan
jembatan atau bridge yang memiliki banyak keunggulan dibandingkan dengan gigi
tiruan lepasan. Pada penderita dengan kehilangan gigi banyak dan sisa gigi masih
memadai maka memungkinkan untuk dibuatkan gigi tiruan lepasan.
Banyak macam perawatan yang dapat dipilih oleh penderita dengan
kasuskehilangan gigi. Setiap jenis perawatan harus disesuaikan dengan indikasi, factor
sosial ekonomi, dan manfaat untuk jangka panjang.
1
B. Tujuan
Tujuan Instruksional Umum
Setelah pembelajaran modul ini selesai, mahasiswa dapat menjelaskan akibat kehilangan gigi, menegakkan diagnosis berdasarkan anamnesis, pemeriksaan klinik, ro foto, dan pemeriksaan model diagnostic berkaitan rencana perawatan gigitiruan lepasan.
Tujuan Instruksional Khusus
Setelah pembelajaran dengan modul ini, mahasiswa mampu:
1. Menjelaskan diagnosis kehilangan gigi berdasarkan klasifikasi Kennedy Applegate, pemeriksaan klinis, ro foto, dan pemeriksaan pada model diagnosis berkaitan rencana perawatan GTL.
2. Menjelaskan akibat hilangnya gigi asli tanpa penggantian dengan gigitiruan
3. Menjelaskan perbedaan gigi asli dengan gigitiruan
4. Menjelaskan indikasi dan kontra indikasi perawatan gigitiruan
5. Menjelaskan persiapan sebelum pembuatan gigitiruan
6. Menjelaskan berbagai jenis gigitiruan sesuai dengan bahan, cara pembuatan serta waktu pemasangan
7. Menjelaskan pemilihan beberapa jenis alternative perawatan yang dapat dilakukan sesuai usia, kesehatan, pekerjaan, keadaan khusus, status ekonomi, dan social pasien
8. Menjelaskan persamaan dan perbedaan antara gigitiruan lepasan dan gigitiruan cekat
9. Menjelaskan berbagai klasifikasi berdasarkan hilangnya gigi dan dukungan pada gigitiruan
10. Menjelaskan cara membuat informed consent dan surat rujukan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Skenario
Seorang guru pria agak kurus dan berusia 40 tahun datang ke klinik FKG-Unhas
dengan keluhan gangguan pengunyahan dan sering mengalami sakit pada lambung.
Berdasarkan tanya jawab ternyata pasien merasa kurang percaya diri karena sudah
beberapa tahun kehilangan giginya. Dari hasil pemeriksaan klinis dalam mulut terlihat
keadaan sebagi berikut : 12, 11, 21 derajat goyang dua, gigi 34,35,36 sudah dicabut,
gigi 45 lubang hingga pulpa. Gigi 46 sisa akar.
B. Kata / Kalimat Kunci
Pria agak kurus berusia 40 tahun
Keluhan gangguan pengunyahan
Sering mengalami sakit pada lambung
Pasien merasa kurang percaya diri
Sudah beberapa tahun hilang giginya
Gigi 12, 11,21 derajat goyang dua
Gigi 34, 35, 36 sudah dicabut
Gigi 45 lubang hingga pulpa.
Gigi 46 sisa akar.
3
C. Pembahasan
1. Gigi Asli dan Gigitiruan
Gigi Asli
Gigi asli adalah bagian keras yang terdapat di dalam mulutbaik pada manusia
maupun hewan. Gigi memiliki struktur yang bervariasi yang memungkinkan mereka
untuk melakukan banyak tugas. Fungsi utama dari gigi adalah untuk merobek dan
mengunyah makanan dan pada beberapa hewan, terutama karnivora, sebagai
senjata.
Secara umum gigi asli terdiri dari dua baian yaitu bagian mahkota dan akar.
Mahkota gigi adalah bagian gigi yang tampak di dalam rongga mulut sedangkan
akar gigi adalah bagian dari gigi yang tertutup oleh gusi. Gigi asli juga memiliki
struktur pelindung yang disebut email gigi, yang membantu mencegah lubang di
gigi. Pulpa dalam gigi menciut dan dentinterdeposit di tempatnya.
Bagian-bagian gigi asli:
Mahkota gigi atau corona, merupakan bagian yang tampak di atas gusi. Terdiri
atas:
Lapisan email, merupakan lapisan yang paling keras.
Tulang gigi (dentin), di dalamnya terdapat saraf dan pembuluh darah.
Rongga gigi (pulpa), merupakan bagian antara corona dan radiks.
Leher gigi atau kolum, merupakan bagian yang berada di dalam gusi.
Akar gigi atau radiks, merupakan bagian yang tertanam pada tulang rahang. Akar
gigi melekat pada tulang rahang dengan perantaraan semen gigi.
Semen gigi melapisi akar gigi dan membantu menahan gigi agar tetap
melekat pada gusi. Terdiri atas:
- Lapisan semen, merupakan pelindung akar gigi dalam gusi.
Gigitiruan adalah suatu alat penggantian buatan atau tiruan yang dibuat untuk
menggantikan salah satu atau seluruh gigi yang hilang atau memang sejak lahir
tidak ada serta jaringan sekitarnya agar supaya fungsi, penampilan, rasa nyaman dan
kesehatan yang terganggu karenanya dapat dipulihkan.
Secara garis besar gigitiruan dibagi menjadi dua, yaitu:
Gigitiruan Lepasan, gigitiruan yang pemakaiannya dapat dilepas dan dapat
digunakan untuk menggantikan kehilangan beberapa gigi (gigi tiruan sebagian)
atau semua gigi di rahang atas dan rahang bawah(gigi tiruan penuh).
Gigitiruan Cekat, gigitiruan yang direkatkan secara permanen dengan bantuan
semen ke gigi asli atau akargigi asli.
2. Perbedaan Gigitiruan Cekat dan Gigitiruan Lepasan
IndikasiGTL: Semua keadaan hilangnya gigi, termasuk diastema, resorpsi tulang berlebih dan sebagainya.
GTC: hanya dapat dibuat bila hilangnya gigi pada tiap daerah tak bergigi tidak terlalu banyak. Selain itu, kedua sisi daerah tak bergigi tadi masih dibatasi gigi asli yang masih tinggal dan memenuhi syarat sebagai pendukung.
Bentuk
GTL: restorasi sebagian lepasan berbentuk plat atau kerangka logam sebagian dasar tempat melekatnya elemen tiruan dan menutupi sebagian jaringan lunak mulut.
GTC: geligi tiruan cekat mirip gigi asli yang digantikannya dalam bentuk maupun ukurannya.
Cara pembuatan
GTL: tidak perlu pembuangan jaringan gigi yang masih ada, kecuali pada kasus-kasus tertentu. Sehingga pekerjaan menjadi lebih mudah dan cepat.
GTC: pekerjaaan dalam mulut gigi tiruan cekat lebih lama dan rumit, karena gigi-gigi pendukungnya harus dipreparasi.
5
Bahan
GTL: kecuali yang berkerangka logam, harga geligi tiruan lepasan relative lebih murah, karena protesa ini pada umumnya terbuat dari resin akrilik.
GTC: pada umumnya terbuat dari logam mulia atau metal lain atau porselen, sehingga harganya relative lebih mahal.
Bahan cetak
Bahan cetak untuk pembuatan geligi tiruan sebagian lepasan bisa berbeda, tergantung kasusnya, berlainan dengan geligi tiruan cekat yang biasanya membutuhkan bahan cetak elastic.
Cara pemasangan
Bila protesa lepasan dapat dipasang dan dilepas sendiri oleh pemakainya, geligi tiruan cekat dilekatkan dengan semen sehingga tidak dapat dilepas-lepas.
Kebersihan
Karena dapat dikeluar-masukkan, kebersihan protesa lepasan lebih terjamin, sedangkan pada GTC, kebersihan lebih banyak tergantung dari pemeliharaan kebersihan mulut sipemakai.
Penyaluran gaya kunyah
GTL: gaya kunyah disalurkan kepada gigi pendukung, membrane periodontal, baru kemudian kepada tulang.
GTC: disalurkan kepada gigi pendukung, membrane periodontal, baru kemudian kejaringan tulang.
3. Manfaat dan Fungsi Gigitiruan
Pemulihan Fungsi Estetik
Alasan utama seorang pasien mencari perawatan prostodontik biasanya karena
masalah estetik, baik yang disebabkan hilangnya, berubah bentuk, susunan, warna
maupun berjejalnya gigi geligi. Nampaknya banyak sekali pasien yang dapat
6
menerima kenyataan hilangnya gigi, dalam jumlah besar sekalipun, sepanjang
penampilan wajahnya tidak terganggu.
Mereka yang kehilangan gigi depan biasanya memperlihatkan wajah dengan bibir
masuk ke dalam, sehingga wajah menjadi depresi pada dasar hidung dan dagu
menjadi tampak lebih ke depan. Selain itu, timbul garis yang berjalan dari lateral
sudut bibir dan lipatan-lipatan yang tidak sesuai dengan usia penderita. Akibatnya
sulcus labio-nasalis menjadi lebih dalam.
Peningkatan Fungsi Bicara
Alat bicara dibagi dalam dua bagian. Pertama, bagian yang bersifat statis, yaitu gigi,
palatum dan tulang alveolar. Kedua yang bersifat dinamis, yaitu lidah, bibir, vulva,
mandibular.
Alat bicara yang tidak lengkap dan kurang sempurna dapat mempengaruhi suara
penderita, misalnya pasien yang kehilangan gigi depan atas dan bawah. Kesulitan
bicara dapat timbul, meskipun hanya bersifat sementara. Dalam hal ini geligi tiruan
dapat meningkatkan dan memulihkan kemampuan bicara, rtinya ia mampu kembali
mengucapkan kata-kata dan berbicara dengan jelas, terutama bagi lawan bicaranya.
Perbaikan Peningkatan Fungsi Kunyah
Pola kunyah penderita yang sudah kehilangan sebagian gigi biasanya mengalami
perubahan. Jika kehilangan beberapa gigi terjadi pada kedua rahang, tetapi pada sisi
sama, maka pengunyahan akan dilakukan semaksimal mungkin oleh gigi asli pada
sisi lainnya. Dalam hal ini, tekanan kunyah akan dipukul satu sisi atau bagian saja.
Setelah pasien memakai protesa, ternyata ia merasakan perbaikan. Perbaikan ini
terjadi karena sekarang tekanan kunyah dapat disalurkan secara lebih merata ke
seluruh bagian jaringan pendukung. Dengan demikian protesa ini berhasil
mempertahankan atau meningkatkan efisiensi kunyah.
Pelestarian Jaringan Mulut yang Masih Tinggal
Pemakaian geligi tiruan berperan dalam mencegah atau mengurangi efek yang
timbul karena kehilangan gigi.
7
Pencegahan Migrasi Gigi
Bila sebuah gigi dicabut atau hilang, gigi tetangganya dapat bergerak memasuki
ruang kosong tadi. Migrasi seperti ini pada tahap selanjutnya menyebabkan
renggangnya gigi lain. Dengan demikian terbukalah kesempatan makanan terjebak
di daerah tersebut, sehingga mudah terjadi akumulasi plak interdental. Hal ini
menjurus kepadaperadangan jaringan periodontal serta dekalsifikasi permukaan
proksimal gigi.
Membiarkan ruang bekas gigi begitu saja akan mengakibatkan terjadinya
overeruption gigi antagonis dengan akibat serupa. Bila overeruption ini sudah
demikian hebat sehingga menyentuh tulang alveolar pada rahang lawannya, maka
akan terjadi kesulitan untuk pembuatan protesa dikemudian hari.
Peningkatan Distribusi Beban Kunyah
Hilangnya sejumlah besar gigi mengakibatkan bertambah beratnya beban oklusal
pada gigi yang masih tinggal. Keadaan ini memperburuk kondisi periodontal,
apalagi bila sebelumnya sudah ada penyakit periodontal. Akhirnya gigi jadi goyang
dan miring, terutama ke labial untuk gigi depan atas. Bila perlekatan gperiodontal
gigi-gigi ini kuat, beban berlebihan tadi akan menyebabkan abrasi berlebihan pula
pada permukaan oklusal/insisal atau merusak restorasi yang dipakai. Pembuatan
restorasi pada kasus seperti ini menjadi rumit dan perlu waktu lama.
4. Dampak dan Akibat Kehilangan Gigi Asli Tanpa Penggantian
Kehilangan sebagian maupun seluruh gigi dapat menimbulkan dampak, baik berupa
dampak emosional, sistemik maupun fungsional.
Dampak Emosional
Kehilangan gigi dapat menimbulkan berbagai dampak emosional dalam kehidupan
sehari-hari. Beberapa dampak yang terjadi diantaranya adalah hilangnya
kepercayaan diri dan menganggap kehilangan gigi adalah hal yang tabu dan tidak
patut dibicarakan kepada orang lain, keadaan yang lebih kompleks lagi dari dampak
emosional yang terjadi yaitu perasaan sedih dan depresi, merasa kehilangan bagian
8
diri, dan merasa tua. Penelitian Davis dkk (2000) menunjukkan 45% dari pasien di
London sulit menerima kehilangan gigi dan mengungkapkan adanya dampak
emosional yang signifikan karena kehilangan gigi.
Memburuknya Penampilan
Menjadi buruknya penampilan (loss of appearance) karena kehilangan gigi depan
akan mengurangi daya tarik wajah seseorang, apa lagi dari segi pandang manusia
modern.
Dampak Sistemik
Dampak sistemik yang disebabkan oleh kehilangan gigi dapat berupa penyakit
kardiovaskular, osteoporosis, dan penyakit gastrointestinal seperti kanker esofagus,
kanker lambung dan kanker pankreas.8 Keseimbangan konsumsi makanan inilah
yang dapat berakibat langsung pada timbulnya penyakit kardiovaskular,
osteoporosis, maupun penyakit gastrointestinal.
Hubungan lain kehilangan gigi dengan penyakit kardiovaskular adalah akibat
infeksi peradangan pada rongga mulut yang disebabkan penyakit periodontal.
Penyakit periodontal dapat menyebabkan disfungsi endotelial, pembentukan plak
arteri karotid dan dapat menyebabkan kemunduran kemampuan antiterogenik dari
HDL.
Kurangnya konsumsi kalsium dan vitamin D yang berasal dari buah-buahan dan
sayuran dapat meningkatkan terjadinya osteoporosis. Sedangkan resiko timbulnya
penyakit gastrointestinal seperti kanker esofagus dan kanker lambung dapat
meningkat sehubungan dengan kondisi rongga mulut yang buruk. Kehilangan gigi
merupakan suatu gambaran buruknya kondisi kesehatan rongga mulut yang
memperantarai penumpukkan bakteri pada gigi dan juga sebagai penanda adanya
bakteri endogen, khususnya flora gastrointestinal. Menurut Qiao dkk (2005),
individu yang kehilangan gigi memiliki jumlah flora mulut yang lebih banyak
sehingga lebih selektif dalam mereduksi nitrat menjadi nitrit. Nitrit akan bereaksi
secara langsung dengan amina dan akan diubah menjadi carsinogenic nitrosamines.
Nitrosamin inilah yang dapat menimbulkan penyakit gastrointestinal. Selain itu,
9
bakteri mulut juga memproduksi zat karsinogenik seperti asetaldehid dan oksigen
reaktif.
Dampak Fungsional
Dampak fungsional dari kehilangan gigi yaitu berupa gangguan pada proses bicara
dan mengunyah.
a. Bicara
Dalam proses bicara, gigi geligi mempunyai peranan penting. Beberapa huruf
dihasilkan melalui bantuan bibir dan/atau lidah yang berkontak dengan gigi
geligi sehingga dihasilkan pengucapan huruf tertentu. Huruf-huruf yang
dibentuk melalui kontak gigi geligi dan bibir adalah huruf f dan v. Huruf-huruf
yang dibentuk dari kontak gigi geligi dan lidah adalah huruf konsonan seperti s,
z, x, d, n, l, j, t, th, ch dan sh. Huruf-huruf inilah yang sulit dihasilkan oleh
orang yang telah kehilangan gigi geliginya sehingga dapat mengganggu dalam
berkomunikasi dengan orang lain. Hal tersebut sesuai oleh penelitian yang
dilakukan oleh Hugo FN dkk (2007) yang melaporkan bahwa adanya kesulitan
bicara pada subjek yang kehilangan gigi.
b. Mengunyah
Proses mengunyah merupakan suatu proses gabungan gerak antar dua rahang
yang terpisah, termasuk proses biofisik dan biokimia dari penggunaan bibir,
gigi, pipi, lidah, langit-langit mulut, serta seluruh struktur pembentuk oral,
untuk mengunyah makanan dengan tujuan menyiapkan makanan agar dapat
ditelan. Adapun fungsi mengunyah adalah memotong dan menggiling makanan,
membantu mencerna selulosa, memperluas permukaan, merangsang sekresi
saliva, mencampur makanan dengan saliva, melindungi mukosa, dan
mempengaruhi pertumbuhan jaringan mulut.
Selain kehilangan gigi, keadaan gigi, gangguan pengunyahan dapat juga
disebabkan karena penurunan fungsi dari lidah, mukosa mulut, otot-otot
pengunyah, kelenjar ludah, dan sistem susunan saraf. Gangguan psikologis
karena kompleksnya masalah kehidupan yang dihadapi dan kerap kali terus
10
dipikirkan juga dapat mempengaruhi selera makan dan kegiatan mengunyah.2
Gangguan akibat pengunyahan dapat mempengaruhi asupan makanan dan
status gizi seseorang. Hal ini dibuktikan oleh penelitian yang dilakukan oleh
Okada K dkk (2010) yang melaporkan bahwa gangguan pengunyahan dapat
mempengaruhi status gizi pada lansia
c. Erupsi Berlebih
Bila gigi sudah tidak mempunyai antagonis lagi, maka akan terjadi erupsi
berlebih (overeruption). Erupsi berlebih dapat terjadi tanpa atau disertai
pertumbuhan tulang alveolar. Bila hal ini terjadi tanpa pertumbuhan tulang
alveolar, maka struktur periodontal akan mengalami kemunduran sehingga gigi
mulai ekstrusi. Bila terjadinya hal ini disertai pertumbuhan tulang alveolar
berlebih, maka akan menimbulkan kesulitan jika pada suatu hari penderita perlu
dibuatkan geligi tiruan lengkap.
d. Gangguan pada Sendi Temporo-Mandibula
Kebiasaan mengunyah yang buruk, penutupan berlebih (over closure),
hubungan
rahang yang eksentrik akibat kehilangan gigi, dapat menyebabkan gangguan
pada struktur sendi rahang.
e. Beban Berlebih pada Jaringan Pendukung
Bila penderita sudah kehilangan sebagian gigi aslinya, maka gigi yang masih
ada
akan menerima tekanan mastikasi lebih besar sehingga terjadi pembebanan
yang
berlebih (over loading). Hal ini akan mengakibatkan kerusakan membrane
periodontal dan lama kelamaan gigi tadi menjadi goyang dan akhirnya terpaksa
dicabut.
f. Terganggunya Kebersihan Mulut
Migrasi dan rotasi gigi menyebabkan gigi kehilangan kontak dengan
tetangganya, demikian pula gigi yang kehilangan lawan gigitnya. Adanya ruang
11
interproksimal tidak wajar ini, mengakibatkan celah antar gigi mudah disisipi
sisa makanan. Dengan sendirinya kebersihan mulut jadi terganggu dan mudah
terbentuknya plak. Pada tahap berikut terjadinya karies gigi dapat meningkat
g. Efek terhdap jaringan lunak mulut
Bila ada gigi yang hilang, ruang yang di tinggalkanya akan ditempati jaringan
lunak pipi dan lidah. Jika berlangsung lama, hal ini akan menyebabkan
kesukaran adaptasi terhadap geligi tiruan yang kemudian dibuat, karena
terdesaknya kembali jaringan lunak tadi tempat yang di tempati protesi. Dalam
hal ini, pemakaian gigi tiruan akan dirasakan sebagai suatu benda asing yang
cukup mengganggu.
5. Cara Mendiagnosis Kasus
Dalam bidang prostodontik, yang dimaksud dengan diagnosis adalah proses
yangdilakukan untuk mengenali terdapatnya keadaan tidak wajar atau alamiah,
menelitiadanya abnormalitas, serta menetapkan penyebabnya.
Anamnesis
Anamnesis adalah riwayat yang lalu dari suatu penyakit atau kelainan,
berdasarkaningatan penderita pada waktu dilakukan wawancara dan pemeriksaan
medic/dental.Ditinjau dari cara penyampaian, anamnesis dikenal ada 2 macam:
- Auto Anamnesis: cerita mengenai keadaan penyakit disampaikan sendiri oleh
pasien.
- Allo Anamnesis: cerita mengenai keadaan pasien tidak disampaikan oleh
pasienmelainkan melalui bantuan orang lain.
Dari segi inisiatif penyampaian:
Anamnesis pasif: pasien sendiri yang menceritakan keadaannya kepada
pemeriksa.
Anamnesis aktif: penderita perlu dibantu pertanyaan-pertanyaan
dalammenyampaikan ceritanya.
Pada saat anamnesis, biasanya ditanyakan hal-hal berikut:
12
a. Nama Penderita: untuk membedakan seorang penderita dari yang lainnya.
b. Alamat: untuk memudahkan pemanggilan kembali pasien dan
informasimengenai latar belakang lingkungan hidup pasien.
c. Pekerjaan: modifikasi jenis perawatan.
d. Jenis kelamin: untuk pemenuhan fungsi dari gigi tiruan.
e. Usia: proses menua mempengaruhi toleransi jaringan kesehatan mulut,koordiasi
otot, mengalirnya saliva, ukuran pulpa gigi, panjang mahkotaklinis. Usia juga
menentukan bentuk, warna serta ukuran gigi seseorang.
f. Pencabutan terakhir gigi: untuk mengetahui kapan akan dilakukantindakan.
g. Pengalaman memakai gigi tiruan: Adaptasi akan lebih mudah dan cepatpada
orang yang sudah pernah memakai gigi tiruan.
h. Tujuan pembuatan gigi tiruan: penderita perlu ditanyai mengenai apakah ialebih
memntingkan pemenuhan factor estetik atau fungsional. Biasanyakonstruksi
disesuaikan degan kebutuhan penderita.
i. Keterangan lain: Penderita ditanya apakah mempunyai kebiasaan buruk,dsb.
Pemeriksaan Status Umum
Riwayat penyakit umum ditanyakan kepada pasien dengan mengajukan
pertayaan-pertanyaanterpilih. Penderita sebainya ditanya apakah ia sedang berada
dalamperawatan seorang dokter umum/lain dan bila demikian, obat-obat apa saja
yangsedang minum. Hal ini perlu diketahui, karena penyakit dan pengobatan
tertentu dapatmempengaruhi jaringan yang terlibat dalam perawatan dental, seperti
diabetesmelitus, penyakit kadiovaskular, tuberculosis, lies, anemia, depresi
memtal,kecanduan alcohol, dsb.
Pemeriksaan Status local
Luar Mulut (Ekstra Oral)
a. Kepala: cara pemeriksaan kepala dilakukan dengan meminta penderitaduduk
tegak, kemudian dilihat dari arah belakang atas. Dikenal macam-macambentuk
kepala, yaitu persegi (square), lonjong (oval), dan lancip(tapering). Kadang-
13
kadang ditemukan pula kepala berbentuk omega danlyra. Permukaan labial gigi
biasanya sesuai dengan bentuk muka dilihatdari depan dalam arah terbalik.
b. Profil: bentuk muka penderita dilihat dari arah samping (sagital)
meruapakindikasi hubungan rahang atas dan rahang bawah. Terdapat 3
macamprofil: lurus, cembung dan cekung.
c. Mata: untuk menentukan garis interpupil, bidang Horizontal Frankfurt(FHP),
garis Tragus-Canthus, garis tengah wajah penderita.
d. Hidung: Dari pernapasan penderita yang diperiksa sesaat sebelumpencetakan
rahang dapat diketahui apakah ia bernafas melalui hidung ataumulut.
e. Telinga: telinga diperiksa simetri atau tidak. Peranan telingan dalamproses
pembuatan geligi tiruan adalah: untuk menentukan garis camper,untuk
menentukan garis yang ditarik dari tragus ke sudut mata (canthus),untuk
menentukan garis yang ditarik dari tragus ke sudut mulut, untukmenentukan
Bidang Horizontal Frankfurt (FHP)
f. Bibir: digunakan sebagai pedoman untuk menentukan panjang atau
tinggigalengan gigit rahang atas dan menentukan ukuran atau lebar gigi
depanatas.
g. Kelenjar getah bening: Yang diperiksa adalah kelenjar getah beningdisekitar