Gerakan Sosial: Analisa Networking Forum Rakyat Bali Tolak
Reklamasi Teluk Benoa (For Bali)
Forum Rakyat Bali Tolak Reklamasi Teluk Benoa(FOR BALI)
PENDAHULUANMunculnya gerakan social atau social movements
biasanya identic dengan perubahan social yang terjadi di
masyarakat. Perubahan social tidak dapat dipandang sebelah mata
saja karena perubahannya mengakibatkan perubahan disektor lain.
Gejala perubahan ini dapat dilihat dari system nilai maupun norma
yang pada suatu saat berlaku akan tetapi di waktu lain tidak
berlaku. Sebagaimana kita ketahui perubahan social selalu diartikan
dengan kemajuan, namun tidak selalu seperti itu perubahan social
dapat pula berarti kemunduran. Meskipun dinamika social selalu
diarahkan pada gejala transformasi (pergeseran) yang bersifat
linier. Perubahan social itu sendiri terdiri dari dua jenis yaitu
perubahan social yang direncanakan seperti program pembangunan, dan
perubahan social yang tidak direncanakan seperti bencana alam dan
peperangan. (Elly Setiadi 2011: 610)Perubahan social dipengaruhi
oleh factor dari luar dan dalam masyarakat itu sendiri. Factor dari
dalam masyarakat seperti ekonomi, social, perkembangan IPTEK
sedangkan factor dari luar yaitu diluar perencanaan manusia seperti
bencana alam. Perubahan social yang terjadi dikehidupan masyarakat
dapat dipengaruhi oleh kebijakan politik. Tidak semua masyarakat
atau golongan menerima kebijakan tersebut biasanya ada saja dari
mereka yang menolak, dan bentuk penolakan mereka berbagai macam
bentuknya. Mulai dari protes, orasi, demonstrasi sampai pada aksi
anarkis seperti teror dan kekerasan kelompok. Kegiatan seperti ini
dalam istilah sosiologi lebih dikenal dengan gerakan social atau
social movements. Gerakan social dalam masyarakat demokrasi menjadi
sesuatu yang wajar, bahkan hal tersebut merupakan salah satu bentuk
upaya dalam penyampaian pendapat. Gerakan social di Indonesia
memiliki history tersendiri karena turut andil dalam meruntuhkan
pemerintahan otoriter Soeharto tahun 1998. Gerakan social pada
tahun 1960an lebih berfokus pada relasi gender, hak wanita,
etnisitas dan migrasi, perlindungan lingkungan, solidaritas dan
perdamain internasional; dengan basis kelas menengah yang kuat
serta perbedaan yang jelas dari aksi kolektif berbasis kelas
pekerja atau nasionalis yang banyak terjadi sebelum itu (Porta
& Diani 2006). Menurut Tarrow, gerakan social adalah collective
challenges, based on common purpose and social solidarities, in
sustained interaction with elites, opponents and authorities. Jika
disimpulkan kata kunci dari definisi ialah collective challenge,
common purpose, social solidarity dan sustained interaction. Jadi
gerakan social itu sebuah bentuk dari tuntutan kelompok yang
memiliki tujuan bersama mereka diikat atas dasar solidaritas dan
interaksi yang terjadi terus menerus sampai tujuan yang
dicita-citakan tersebut tercapai.Sebelum hadirnya internet, gerakan
social dilakukan didunia nyata dengan cara para aktivis bertemu dan
membahas serta mengkoordinasikan aksi mereka hingga menggalang
aksinya diruang nyata. Namun mereka masih sulit untuk mengumpulkan
massa dan kendala yang lain ialah kebebasan dalam menggunakan ruang
public. Karena biasanya dalam menyampaikan tuntutan mereka
menyuarakannya diruangan terbuka seperti dijalan raya, didepan
gedung dan sebagainya, sehingga apabila tuntutan yang disampaikan
merugikan pemerintah atau pemodal maka mereka akan dibubarkan
melalui aparat. Perkembangan arus globalisasi dan modernisasi tidak
dipungkiri mendorong perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
sehingga muncullah internet sebagai new media. Dengan adanya
internet memunculkan ruang public baru yang memungkinkan manusia
untuk lebih bebas dalam menyampaikan pendapat dan aspirasinya.
Perkembangan teknologi informasi ini membawa pengaruh bagi gerakan
social. Lewat media social seperti Facebook, Twitter, Youtube,
mereka membuat sebuah tulisan atau video dukumenter yang
menceritakan atau mengilustrasikan sebuah opini yang mana tujuannya
agar banyak masyarakat yang simpatik bahkan mendukung opini mereka.
Tuntutan hidup yang semakin tinggi membuat manusia sekarang
berlomba-lomba dalam hal mengumpulkan materi sehingga aktifitas
mereka semakin padat, mahasiswa saat ini dengan mahasiwa pra
reformasi sangatlah berbeda, sedikit sekali mahasiwa sekarang yang
menjadi aktivis mereka lebih sibuk mengejar index prestasi
kumulatif (IPK). Penggunaan internet merupakan suatu fenomena baru
dalam gerakan social baru atau new social movement.Dalam kurun
waktu sepuluh tahun terakhir ini pengguna internet di Indonesia
terus meningkat begitupun disaat munculnya berbagai media social
yang dapat dimanfaatkan untuk saling berbagi cerita dari individu.
Ternyata media social saat ini tidak hanya dimanfaatkan sebagai
situs berbagi kehidupan pribadi saja tetapi juga sebagai wadah
aspirasi terhadap isu-isu social, politik maupun lingkungan yang
terjadi saat ini. Contoh gerakan social yang memanfaatkan media
social ialah gerakan koin untuk prita, gerakan 1 juta facebookers
mendukung pembebasan ketua KPK saat itu BibitChandra dan yang
terakhir baru saja terjadi gerakan grup facebook Save KPK!.Gerakan
tolak reklamasi Teluk Benoa, Bali. Menarik perhatian penulis untuk
menganalisa bagaimana sebenarnya jaringan social dalam gerakan ini?
Cara apa yang digunakan gerakan ini dalam memperluas jaringan
socialnya agar diterima dalam masyarakat? PEMBAHASANDefinisi
Gerakan SosialTidak ada definisi tunggal mengenai konsep gerakan
social sebagai suatu gejala sosial. Giddens (!993: 642)
mendefinisikan gerakan social sebagai suatu upaya kolektif untuk
mengejar suatu kepentingan bersama, atau mencapai tujuan bersama
melalui tindakan kolektif diluar lingkup lembaga-lembaga yang
mapan. Selain itu Sydney Tarrow mendefinisikan gerakan social
adalah tantangan-tantangan kolektif yang didasarkan pada
tujuan-tujuan bersama dan solidarias social, dalam interaksi yang
berkelanjutan dengan elit, penentang dan pemegang
wewenang[footnoteRef:1]. [1: Sydney Tarrow, Power in Movement,
Social Movements and Contentius Politics (Cambridge, Cambridge
University Press, 1998), 4.]
Ada beberapa elemen-elemen umum untuk mendefinisikan gerakan
social yaitu, berupa tindakan kolektif, muncul karena terjadi
perubahan social, memiliki tujuan untuk merubah sesuatu, berbentuk
organisasi tapi bukan organisasi professional, keberadaanya
temporal tidak selalu ada sampai tujuannya tercapai bahkan beberapa
gerakan menggunakan strategi lobby dalam mencapai tujuannya. Selain
itu ada beberapa syarat munculnya gerakan social diantaranya:
Kondisi yang tidak nyata baik itu nyata maupun lewat penggambaran
saja Ada keyakinan dan nilai-nilai yang diyakini bersama Beberapa
organsisasi atau gerakan berusaha untuk menarik: Mengajak atau
mencari pendukung Mengangkat sesuatu masalah yang menarik agar
banyak massa yang mendukung gerakan tersebut Menyusun
strategiGerakan social lahir dari tuntutan masyarakat dalam upaya
menuntut perubahan dalam institusi, kebijakan atau struktur
pemerintah yang sudah tidak sesuai lagi atau bertentangan dengan
keinginan rakyat. Karena gerakan social lahir dari masyarakat maka
kekurangan apapun dalam tubuh pemerintah menjadi sorotannya
(Sudarsono 1976: 24-25). Iwan Gardono (dalam Civic Education:
Ubaedillah & rozak 2012) mendefinisikan gerakan social sebagai
aksi organisasi atau kelompok masyarakat sipil dalam mendukung atau
menentang perubahan social. Oleh karena itu masyarakat sipil tidak
terlepas dari peran gerakan social. Dalam pandangan Alexis De
Tocqueville, masyarakat sipil didefinisikan sebagai wilayah
kehidupan social yang terorganisir dengan ciri-ciri kesukarelaan,
keswasembadaan, keswadayaan dan kemandirian berhadapan dengan
negara.Masyarakat sipil memiliki peran sebagai organisasi atau
lembga non pemerintah yang mengawasi atau mempengaruhi
keputusan-keputusan yang diambil pelaku ekonomi mamupun pemerintah.
Melalui beragam bentuk mulai dari pertukaran gagasan, pemberitaan
media sampai aksi massa. Jadi gerakan social merupakan action atau
kegiatan dari masyarakat sipil, dan gerakan social merupakan salah
satu cara untuk memperkuat masyarakat sipil.Gerakan Sosial dan
JaringanSetelah terbentuknya gerakan social kita bukan hanya diam
saja tapi memikirkan bagaimana agar gerakan social ini bisa
diterima oleh masyarakat? Collective action merupakan salah satu
elemen umum dalam gerakan social. Karena suatu tujuan apabila tidak
diusahakan bersama-sama hasilnya pun akan sia-sia begitu pula
dengan tujuan dari sebuah gerakan social. Jadi percuma sebuah
gerakan social memiliki tujuan yang bagus namun tidak mendapat
dukungan dari masyarakat banyak, jika tujuan tersebut diusahakan
hanya oleh individu atau beberapa individu saja maka itu bukan
disebut sebagai gerakan social. Maka dari itu sebuah gerakan social
membutuhkan dukungan dari masyarakat banyak agar tujuan yang
dicita-cita kan bisa tercapai. Namun pertanyaannya bagaimana cara
untuk menarik dukungan masyarakat agar gerakan social tersebut bisa
terlaksana?Networking atau jaringan sangat dibutuhkan dalam sebuah
gerakan social, dan hal ini menjawab pertanyaan sebelumnya. Karena
antara jaringan dan partisipasi memiliki hubungan. Porta dan Diani
(2006) jaringan sosial mempengaruhi partisipasi dalam aksi
kolektif, sedangkan pada gilirannya partisipasi membentuk jaringan,
memperkuat yang sudah ada sebelumnya atau membuat yang baru.
Sehingga peluang individu untuk ikut terlibat semakin terbuka lebar
karena adanya jaringan social dan juga mempermudah aktivis gerakan
social dalam menyampaikan visi misi dan tujuan dari gerakan social
mereka. selain itu jaringan social tidak hanya sebagai fasilitator,
melainkan sebagai produk dari tindakan kolektif. Karena jaringan
tersebut dibentuk dari individu ke individu atau dari kelompok ke
kelompok yang terus menerus berkembang sehingga jaringan social
tersebut bisa menjadi besar. Selanjutnya dari jaringan social
tersebut terbentuklah identitas kolektif dan biasanya jika
identitas kolektif yang melekat dalam individu atau kelompok sudah
sangat kental, mereka akan menganggap kelompok lain diluar jaringan
mereka bertentangan dan bermusuhan. Singkatnya, hubungan antara
individu dan jaringan di mana mereka tertanam sangat penting tidak
hanya untuk keterlibatan orang dalam tindakan kolektif, tetapi juga
untuk kelangsungan tindakan dari waktu ke waktu, dan untuk bentuk
tertentu bahwa koordinasi tindakan antara banyaknya kelompok dan
organisasi dapat berlangsung[footnoteRef:2]. [2: Donatella Porta
dan Mario Diani, Social Movemnet, an Introduction (2nd) (Victoria,
Malden, Oxford, Blackwell Publishing, 2006), 116]
Keterlibatan jaringan dalam memfasilitasi gerakan social dapat
dianggap sebagai salah satu versi tertentu dari modal social dan
menjadi sumber bagi individu untuk tindakan kolektif. Dalam membuat
koneksi individu tidak hanya melalui keanggotaan organisasi saja
tetapi juga melalui partisipasi mereka dalam berbagai jenis
kegiatan social dan budaya (festival musik, kelompok membaca,
berkumpul di kafe, bioskop, teater dan lain-lain). Apalagi pada
zaman serba teknologi seperti saat ini membentuk sebuah jaringan
kelompok sangat mudah, dengan memanfaatkan internet tanpa harus
susah payah membuat acara yang membutuhkan biaya besar kita sudah
dapat menjaring individu melalui media social.
Forum Rakyat Bali Tolak Reklamasi Teluk Benoa (For Bali) sebagai
Gerakan Sosial Peduli Lingkungan HidupFor Bali adalah aliansi
masyarakat sipil lintas sektoral yang terdiri dari gerakan
mahasiswa, LSM, musisi, dan individu-individu yang peduli
lingkungan hidup dan memiliki keyakinan bahwa perencanaan reklamasi
seluas 838 hektar di Teluk Benoa adalah bagian dari kebijakan
penghancuran Bali.[footnoteRef:3] [3: Diunduh dari
www.forbali.org/id/tentang-kami/ pada tanggal 20 Juni 2015 pukul
20:20 WIB]
Sebagaimana kita ketahui bahwa Pulau Bali menjadi tujuan wisata
internasional, disana sudah banyak berdiri hotel-hotel sebagai
lokasi untuk menampung wisatawan asing maupun local. Hal ini pun
dimanfaatkan oleh para investor yang ingin mengambil keuntungan
pariwisata Bali. Salah satu investor yaitu Tirta Wisata Bahari
Internasional (TWBI) pada tahun 2012 berencana ingin mereklamasi
salah satu pulau di Teluk Benoa, di tahun yang sama mereka
mengadakan MOU dengan Universitas Udayana untuk membuat kajian
kelayakan dan AMDAL. Setelah LPPM UNUD melakukan presentasi laporan
terhadap studi kelayakan Teluk Benoa di BAPPEDA Bali dan pihak TWBI
mengirimkan surat audiensi kepada Gubernur Bali. Ditahun yang sama
pula DPRD Bali menerbitkan rekomendasi kajian kelayakan oleh LPPM
UNUD dengan nomor 660.1/142781/DPRD. Dan selanjutnya tanpa adanya
publikasi Gubernur Bali menerbitkan SK 2138/02-C/HK/2012 tentang
Izin dan Hak Pemanfaatan, Pengembangan dan Pengelolaan Wilayah
Perairan Teluk Benoa.Namun LPPM UNUD sebagai pihak yang melakukan
uji kelayakan terhadap Teluk Benoa melakukan dialog terbuka di
kantor Gubernur Bali dan selanjutnya DRPD Bali merekomendasikan
untuk meninjau ulang mengenai reklamasi Teluk Benoa ini dan
mencabut SK Gubernur sebelumnya. Pada tahun 2013 Gubernur Bali
mencabut SK sebelumnya namun menerbitkan SK
1727/01-B/HK/2013tentangIzin Studi KelayakanRencana Pemanfaatan,
Pengembangan dan Pengelolaan Wilayah Perairan Teluk Benoa dan
mendorong supaya kajian kelayakan sebagai bagian dari usaha
reklamasi diteruskan. LPPM UNUD melaporkan hasil studi mereka dan
menyatakan bahwa Teluk Benoa tidak layak untuk direklamasi karena
itu akan mengganggu ekosistem laut yang berada diperairan Teluk
Benoa. Namun porta-portal bisnis banyak yang memberitakan bahwa
reklamasi tehadap Teluk Benoa dinyatakan layak dan akan
dilanjutkan. Dan diakhir masa jabatannya sebagai presiden, Susilo
Bambang Yudhoyono (SBY) mengeluarkan mengeluarkan Peraturan
Presiden Nomor 51 Tahun 2014 yang mengijinkan reklamasi dilakukan
di wilayah konservasi Teluk Benoa.Atas dasar inilah beberapa
organisasi atau gerakan peduli lingkungan hidup menentang reklamasi
terhadap Teluk Benoa, diantaranya:FRONTIER (Front Demokrasi
Perjuangan Rakyat Bali ), KEKAL (Komite Kerja Advokasi Lingkungan
Hidup Bali), GEMPAR Teluk Benoa (Gerakan Masyarakat Pemuda Tolak
Reklamasi Teluk Benoa), WALHI Bali, Sloka Institute, Mitra Bali,
PPLH (Pusat Penelitian Lingkungan Hidup) Bali, PBHI (Perhimpunan
Bantuan Hukum dan Hak Asasi Manusia Indonesia) Bali, Kalimajari,
Yayasan Wisnu, Manikaya Kauci, Komunitas Taman 65, Komunitas Pojok,
Bali Outbound Community, Penggak Men Mersi, BEM Universitas Hindu
Indonesia (UNHI) Bali, PPMI DK Denpasar, Eco Defender, Nosstress,
The Bullhead, Geekssmile, Superman Is Dead, Navicula, Devildice,
Dialog Dini Hari, Ganjil, Nymphea, The Dissland, The Sneakers, The
Hydrant, Goldvoice, Rootsradical, The Brews, Blackened, Ripper
Clown, Scared of Bumbs, Suicidal Sinatra, Ugly Bastard, Steel Bone
Rigid, Rollfast, Suitcase for Kennedy, Tha Kantin, Ska Teenagers
Punk, Durhaka, Refugee, Hyena Wants a Party, Patrick The Bastard,
The Room, Billy Bob Cats, serta individu-individu yang peduli
keselamatan Bali.
Figure 1: Contoh Pamflet dari Gerakan For Bali (Sumber:
www.forbali.org)
Figure 2: Beberapa Alasan Gerakan For Bali menolak Reklamasi
(Sumber: www.forbali.org)
Jaringan dalam Gerakan For BaliFor Bali sebagai gerakan social
peduli lingkungan hidup memiliki jaringan social yang terus
mendukung gerakan ini. Ibarat dalam system pemasaran sebuah produk,
alasan-alasan gerakan For Bali ini menolak reklamasi Teluk Benoa
menjadi sebuah produk sedangkan beberapa gerakan mahasiswa, LSM dan
orang-orang yang peduli terhadap lingkungan hidup sebagai sales
untuk mempromosikan produk mereka. para sales tersebut berusaha
agar produk yang mereka tawarkan itu diterima dan dapat memperluas
jaringan bisnis mereka. berbagai cara ditempuh oleh para sales ini
agar produk mereka diterima oleh masyarakat dan banyak yang
mendukung. Selain memanfaatkan kemudahan yang ditawarkan oleh
internet, gerakan ini juga menempuh cara lain dalam memperluas
jaringan social mereka yaitu seperti mengadakan kegiatan social dan
budaya. Karena dizaman saat ini kegiatan seperti diskusi dalam
penyampaian tujuan oleh aktivis dirasa kurang efektif lagi.Gerakan
tolak reklamasi ini terdiri dari berbagai macam elemen masyarakat
yang peduli akan lingkungan hidup. Salah satu kelompok yang
mendukung gerakan ini ialah Band asal pulau Dewata yaitu Superman
Is dead (SID). Band ini menolak terang-terangan rencana reklamasi
Teluk Benoa ini. Lewat Fanpage Superman Is Dead di facebook, band
ini memanfaatkannya untuk mengkampanyekan mengenai gerakan tolak
reklamasi Teluk Benoa ini. Mereka sering memposting foto, video
maupun artikel-artikel dari pendukung gerakan ini mengenai dampak
yang terjadi apabila reklamasi ini terlaksana.
Figure 3: Salah satu kegiatan SID Band dalam gerakan for Bali
yang diposting di Official Account mereka
Sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa untuk
membentuk suatu tindakan kolektif dalam jaringan individu atau
kelompok tidak hanya ikut dalam anggota organisasi saja tapi lewat
kegiatan budaya seperti konser musik bisa menciptakan tindakan
kolektif antar sesama fans, karena fans pasti selalu mengikuti apa
yang idola nya lakukan. Maka dalam hal ini SID memanfaatkan fans
mereka dan menggunakan identitas band dari pulau Bali untuk menarik
simpati masyarakat agar mendukung gerakan ini. Gerakan peoples
power ini memang sangat membutuhkan dukungan dari kalangan
masyarakat luas, karena mereka menganggap hal ini bukan masalah
sepele dan jika reklamasi tetap dilaksanakan maka prediksi mereka
Bali khususnya Bali Selatan akan tenggelam. Selain musisi seperti
Band SID masih banyak musisi-musi lain bahkan sampai musisi
internasional yang mendukung gerakan tolak reklamasi ini. Untuk
memperluas jaringan selain menggunakan kegiatan budaya seperti
konser musik ada acara lain yang digunakan gerakan ini yaitu dengan
menggerakkan massa lewat pernyataan sikap di media social dari
individu maupun kelompok yang mendukung gerakan ini ataupun dapat
juga dengan memasang baliho, pamphlet, spanduk dan lain-lain dengan
maksud agar semakin banyak orang yang tahu dan mendukung gerakan
ini. Selain itu juga mereka dapat berkontribusi dengan pembelian
kaos atau merchandise lain dari For Bali.
(http://www.forbali.org/wp-content/uploads/2014/10/ForBALI-Newsletter-2.pdf)Seiring
dengan dilekuarkan nya Peraturan Presiden Nomor 51 tahun 2014 yang
mengizinkan adanya reklamasi di Teluk Benoa, gerakan ini tetap
semangat untuk menolak kebijakan ini. Sampai saat ini gerakan ini
semakin meluas bahkan semua profesi ambil bagian untuk menyuarakan
Bali Tolak Reklamasi dengan cara mereka masing-masing. Pagelaran
musik dari seluruh aliran kerap digelar dengan misi bersuara dan
bergerak menolak reklamasi. Sudah ratusan lebih baliho-baliho
penolakan reklamasi muncul disudut-sudut desa, setiap perempatan
didepan Banjar-banjar bahkan dietalase distro. Selain didunia nyata
semangat penolakan terus mengalir dimedia social seperti facebook,
twitter, Instagram, path dan lain-lain. Perlawanan ditunjukkan
dengan banyaknya suara penolakan reklamasi. Hastag
#balitolakreklamasi #tolakpepresno51tahun2014 hingga
#jokowillsavebali memenuhi dinding facebook maupun timeline
twitter. Gerakan ini juga memiliki website sendiri mengenai
berita-berita yang terkait dengan gerakan bali tolak reklamasi
dengan alamat website yaitu www.forbali.org yang dapat diakses oleh
siapa saja.Gerakan Forum Rakyat Bali Tolak Reklamasi Teluk Benoa
(For Bali) bukan hanya ada di Bali saja tapi sudah memiliki cabang
dibeberapa kota di Indonesia seperti Jakarta, Lampung, Bandung,
Solo, Kalimantan, Sulawesi bahkan sampai diluar negeri seperti
Australia, Jepang, Amerika Serikat, Eropa. Dengan adanya beberapa
cabang dari organisasi ini diluar pulau Bali, berarti menandakan
bahwa gerakan ini memiliki jaringan social yang cukup luas. Porta
dan diani (2006) menjelaskan bahwa jaringan social memiliki peran
penting dalam proses perekrutan orang-orang untuk melakukan aksi
kolektif, perekrutan dapat melalui kontak pribadi yang dikembangkan
baik dalam pengaturan pribadi (keluarga, persahabtan) atau dalam
konteks kegiatan asosiasi lainnya. Bukti yang ada menunjukkan bahwa
tindakan kolektif lebih mahal dan berbahaya, lebih kuat dan lebih
banyak ikatan diperlukan bagi individu untuk berpartisipasi.
KESIMPULAN Tidak menutup kemungkinan perubahan social yang
terjadi dimasyarakat baik itu ekonomi, politik, lingkungan dan lain
sebagainya, justru hal tersebut mempengaruhi munculnya gerakan
social sebagai bentuk protes dari perubahan yang terjadi dan
menuntut adanya evaluasi. Karena biasanya kebijakan pemerintah
dapat mempengaruhi perubahan social didalam masyarakat. Gerakan
social itu sendiri merupakan sebuah bentuk kegiatan yang mendukung
atau menolak atau menginginkan terikait dengan perubahan social.
Gerakan social ini identic dengan tindaka kolektif memiliki tujuan
bersama dan interaksi yang terjalin terus menerus antar individu
selama gerakan itu masih berlangsung. Pada zaman pra reformasi
gerakan social banyak terjadi didunia nyata dan lebih banyak
membahas tema-tema mengenai hak wanita, relasi gender, persoalan
lingkungan dan sebagainya. Pergerakannya pun masih dengan cara
tradisional yaitu aktivis mengadakan diskusi untuk menyampaikan
tujuan yang mereka punya untuk dibagikan kepada orang lain agar
mereka mendukung gerakan itu. Seiring berkembangnya zaman tepatnya
pasca reformasi di Indonesia gerakan social itu sendiri sudah
memanfaatkan teknologi yang ada seperti internet. Banyak yang
menyatakan bahwa menyebarkan sebuah ide melalui internet tepatnya
di media social seperti facebook, twitter, youtube dan sebagainya,
lebih efisien dan menghemat tenaga dan juga waktu karena kita tidak
harus bertatap muka dengan aktivisnya langsung.Dalam gerakan social
jaringan social sangat dibutuhkan untuk merekrut individu dalam
berpartisipasi. Karena jaringan yang kuat akan membentuk sebuah
gerakan social yang kuat pula. Dalam Forum Rakyat Bali Tolak
Reklamasi Teluk Benoa, strategi yang dibuat oleh gerakan ini ialah
melalui kegiatan social dan budaya seperti konser musik, pameran
seni dan penjualan kaos dan juga merchandise dari ForBali. Selain
itu lewat media social juga mereka menyatakan sikap menolak
reklamasi teluk benoa dengan memposting setiap tweet atau status
dengan hastag #balitolakreklamasi dan #tolakpepresno51tahun2014
hingga #jokowillsavebali. Semua profesi telah mengambil bagian
terhadap gerakan ini bahkan organisasi ini sudah memperluas
jaringan mereka dengan membuka cabang dibeberapa kota besar di
Indonesia bahkan sampai ke luar negeri. Walaupun tujuan yang
dituntut dari gerakan ini belum tercapai yaitu dicabutnya peraturan
presiden nomer 51 tahun 2014 yang mengizinkan adanya reklamasi di
Teluk Benoa, namun dengan melihat jaringan yang sudah luas dari
organisasi ini penulis berharap sebagai orang yang sudah pernah
mengunjungi Teluk Benoa sebelumnya agar reklamasi tidak
dilakasanakan.
REFERENSIGiddens, Anthony. 1993. Sociology. Oxford: polity
PressJuwono, Sudarsono. 1976. Pembangunan Politik & Perubahan
Politik. Jakarta: GramediaPorta, Donatella dan Mario Diani. 2006.
Social Movement, an Introduction (2nd.). Victoria, Malden, Oxford:
Blackwell Publishing.Setiadi, Elly M dan Usman Kolip. 2011.
Pengantar Sosiologi (Pemahaman Fakta dan Gejala Permasalahan
Sosial: Teori, Aplikasi dan Pemecahannya). Cetakan kedua. Jakarta:
Kencana, Prenada Media GroupTarrow, Sydney. 1998. Power in
Movement, Social Movements and Contentius Politics. Cambridge:
Cambridge University PressUbaedillah, Ahmad dan Abdul Rozak. 2012.
Pendidikan Kewarga[negara]an (Civic Education) Pancasila,
Demokrasi, Hak Asasi Manusia, dan Masyarakat Madani. Cetakan
ke-delapan. Jakarta: Kencana, Prenada Media Grup.9