GERAKAN POLITIK WANITA MUSLIMAH DI NEGARA BAGIAN KELANTAN Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Pensyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Syariah (S.Sy) Oleh : MOHD SUFIAN BIN HARUN NIM: 108045200011 KONSENTRASI KETATANEGARAAN ISLAM PROGRAM STUDI JINAYAH SIYASAH FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH J A K A R T A 1431 H / 2010M
106
Embed
GERAKAN POLITIK WANITA MUSLIMAH DI NEGARA BAGIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1961/1/MOHD... · berdakwah bukan hanya tugas bagi kaum laki-laki, tapi kaum
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
GERAKAN POLITIK WANITA MUSLIMAH DI NEGARA BAGIAN
KELANTAN
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Pensyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Syariah (S.Sy)
Oleh :
MOHD SUFIAN BIN HARUN
NIM: 108045200011
KONSENTRASI KETATANEGARAAN ISLAM
PROGRAM STUDI JINAYAH SIYASAH
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
J A K A R T A
1431 H / 2010M
GERAKAN POLITIK WANITA MUSLIMAH DI NEGARA BAGIAN
KELANTAN
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Syari’ah dan Hukum
untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Syariah (S.Sy)
Oleh:
Mohd Sufian Bin Harun
NIM: 108045200011
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing
Dr. H. Mujar Ibnu Syarif, M.Ag
NIP: 197112121995031001
KONSENTRASI KETATANEGARAAN ISLAM
PROGRAM STUDI JINAYAH SIYASAH
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
J A K A R T A
1431 H / 2010M
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi berjudul GERAKAN POLITIK WANITA MUSLIMAH DI NEGARA
BAGIAN KELANTAN telah diujikan dalam Sidang Munaqasyah Fakultas Syariah
dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta pada 02
February 2010. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana Syariah (S.Sy) pada Program Studi Jinayah Siyasah Konsentrasi
Ketatanegaraan Islam (Siyasah Syariyyah).
Jakarta, 02 February 2010
Dekan Fakultas Syariah dan Hukum
Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA,
MM.
NIP: 195505051982031012
PANITIA UJIAN MUNAQASYAH
1. Ketua : Dr. Asmawi,M.Ag.
(..…....……………)
Nip: 197210101997031008
2. Sekretaris : Sri Hidayati, M.Ag.
(..…....……………)
Nip: 197102151997032002
3. Pembimbing I : Dr. H. Mujar Ibnu Syarif, M.Ag.
(..…....……………)
Nip: 197112121995031001
4. Penguji I : Prof. Dr. H. Amin Suma, SH, MA, MM.
(..…....……………)
Nip: 195505051982031012
5. Penguji II : Dr. Hj, Isnawati Rais, MA.
(..…....……………)
Nip: 195710271985032001
KATA PENGANTAR
Tiada kata terindah yang dapat penulis ukirkan dan tiada ungkapan
termanis yang dapat penulis bicarakan, hanya pujian dan rasa syukur yang tidak
terhingga kepada Allah SWT yang atas berkat nikmat dan rahmat serta
hidayah-Nya, penulis terus menyelesaikan skripsi ini. Bingkisan shalawat dan
salam buat junjungan mulia Nabi Muhammad SAW, keluarga baginda, para
sahabat dan tabi’in, serta para penerus perjuangan dalam menegakkan kalimah
Allah.
Walaupun pelbagai halangan dan rintangan yang dilalui terpaksa penulis
menghadapinya dengan sabar dan tabah dalam menyempurnakan penulisan
skripsi ini, namun berkat taufiq dan hidayah-Nya di samping doa dan restu
keluarga tercinta, dorongan, bantuan, bimbingan, dan suntikan semangat dari
pelbagai pihak, akhirnya skripsi ini dapat diselesaikan dengan keterbatasan
kemampuan yang penulis miliki. Pada kesempatan ini penulis ingin
menyampaikan ucapan terima kasih yang setulus-tulusnya dan penghargaan yang
setinggi-tingginya, Terutama kepada :
1. Bapak Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH,MA,MM., Dekan
Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta;
2. Bapak Dr. Asmawi, M.Ag dan Ibu Sri Hidayati, M.Ag Ketua dan
Sekretaris Jurusan Jinayah Siyasah, Yang telah memberikan
kemudahan administratif dan bimbingan akademik sejak awal
perkuliahan hingga penyelesaian skripsi ini;
3. Dr. H. Mujar Ibnu Syarif, M.Ag., Dosen pembimbing skripsi yang
telah memberikan perhatian, bimbingan, kritik, saran, dan motivasi
yang membina dalam proses penulisan;
4. Kepada segenap dosen yang telah memberikan ilmunya kepada
penulis selama menjalani perkuliahan di UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta;
5. Kepada para pimpinan dan staf Perpustakaan Utama dan
Perpustakaan Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, yang telah memberikan fasilitas berupa kemudahan bagi
penulis dalam memanfaatkan buku-buku referensi;
6. Teristimewa buat tatapan Ayahanda Harun bin Hamad, dan Ibunda
Fatimah binti Othman. Terima kasih atas perhatian, segala doa,
kesabaran atas jerih payah, segala pengorbanan yang tidak terbalas
dan senantiasa memberikan semangat serta harapan tanpa jemu
hingga ananda dapat menyelesaikan studi tepat pada waktunya.
Segala jasa pengorbanan kalian senantiasa terpahat dalam ingatan.
Tiada ada yang dapat dipersembahkan sebagai balasan, melainkan
hanya dengan sebuah kejayaan dalam menuntut ilmu. Keluarga
tercinta Kakanda dan adinda-adinda penulis, Kanda Fauzi, Kanda
Kamal, Kanda Latifah, yang senantiasa memberi semangat dan
sokongan baik dari segi moral maupun materiil, sepanjang perjalanan
hidup di bumi ini. Terima Kasih karena memahaminya;
7. Kerajaan Malaysia dan Indonesia yang memberikan diriku ruang
untuk beribadah dan berpartisipasi di dunia ini. Kedutaan Besar
Malaysia di Indonesia atas pengawasan dan kebajikan yang
diberikan;
8. Dato’ Tuan Guru Haji Harun Taib selaku pengerusi Ahli Majlis
Mesyuarat KUDQI dan seluruh Ahli Majlis Mesyuarat KUDQI.
Pihak Kolej Universitas Darul Quran Islamiyyah yang telah memberi
kesempatan untuk menuntut ilmu yang bermanfaat dari asatizah dan
ustazah, juga dapat mengenal erti persahabatan dari mahasiswa
KUDQI, MPMKUDQI dan HESIS. Serta staf-staf dan asatizah dan
ustazah di Maa’had Darul Qur’an (MDQ) Rusila Marang;
9. Teman-teman seperjuangan Sheifullah, Ibrahim Zaki, Faiz, Hilman,
dan Cubak. Sultan Mahmud Syah pada perkembangan selanjutnya ternyata justru
menikahi putri Sultan Mansur Syah, Unang Kening. Sultan Mahmud Syah dan
Unang Kening dikaruniai tiga orang anak, yaitu Raja Mah (putri), Raja Muzaffar
(putra), dan Raja Dewi (putri). Raja Muzaffar yang lahir pada tahun 1505 M
kemudian diketahui menjadi Sultan Perak I dengan gelar Sultan Muzaffar Syah
(1528-1540 M). Setelah Sultan Mansur Syah mangkat pada tahun 1526 M, Raja
Gombak menggantikan posisi ayahnya sebagai Sultan Kelantan ke-IV dengan
gelar Sultan Gombak (1526-1584 M).57
Kedatangan Islam di Negeri Kelantan diperkirakan sebelum tahun 577
H/1181 M, karena dalam tahun tersebut ternyata sudah ada kerajaan Islam
sebagaimana terbukti pada uang Dinar yang dijumpai di bekas peninggalan Kota
Istana Kubang Labu pada tahun 1914 M.58
Ibnu Batuta telah singgah di “Kilu
Kerai” dalam pelayaranya dari India ke China. Menurutnya, dia pernah menemui
Raja perempuan yang beragama Islam memerintah Kelantan bernama Urduja.59
Pada tahun 1411 M, Kelantan diperintah oleh Maharaja Ku Umar (Engku Umar)
dan pada tahun 1421 M Cheng Ho pernah tiba di Kelantan untuk membuat
persahabatan antara Kelantan dengan negara China. Kelantan menjadi sebuah
kerajaan yang kuat dan terkenal pada masa pemerintahan Sultan Mansor Shah
57 Ibid.
58 Muhammad Hussein Khal’i Haji Awang, Kelantan dari Zaman ke Zaman, (Kota Bharu:
Percetakan Sharikat Dian Berhad, 1970), h. 7.
59 Abu Bakar Abdullah, Ke Arah Pelaksanaan Undang-undang Islam di Malaysia: Masalah
dan Penyelesaiannya (Kuala Terengganu: Pustaka Damai, 1986), Cet. Pertama, h. 6.
sekitar pada tahun 1506 M. Pada masa pemerintahannya kerajaan Islam Melaka
menaklukkan Kelantan dan menjadikan Kelantan sebagai jajahannya.60
Ketika Kelantan diperintah oleh Cik Siti Wan Kembang dalam tahun 1610
M yang tinggal di Gunung Cinta Wangsa, Hulu Kelantan, banyak pendagang
yang datang, terutama pendagang muslim untuk berdagang dan menyebarkan
agama Islam di Kelantan.61
Kedatangan Islam ke Kelantan terkait dengan
pertemuan kelompok-kelompok Islam di Champa (Kemboja) pada pertengahan
abad 10 M. Ahli sejarah berpendapat, bahwa hubungan antara kerajaan Islam
Champa dengan Kelantan telah ada sejak lama sehingga pengaruh kebudayaan
negeri itu telah merayap masuk ke Kelantan. Ini berarti apabila Islam diterima di
Champa, maka kemungkinan mempengaruhi juga penduduk negeri Kelantan.62
Pondok (pesantren) merupakan institusi pendidikan yang berpotensi dan
mempunyai pengaruh yang besar di kalangan masyarakat Melayu. Sistem
pengajian tradisional ini mulai ada sejak abad ke-18 M sehingga ke abad ke-20
M. Setelah perjanjian Bangkok (Thailand) antara Siam dan Inggris yang
berlangsung pada bulan Juli tahun 1909 M pengajian pondok berkembang pesat
di Kelantan dan negara bagian lainnya seperti Terengganu, Kedah dan Perlis. Di
utara Semenangjung Malaysia sistem pengajian pondok pada abad ke-19M begitu
60 W. G. Shellabear, Sejarah Melayu, (Kuala Lumpur: Oxford University Press, 1967), h. 198. 61 Abu Bakar Abdullah, Ke Arah Pelaksanaan Undang-undang Islam di Malaysi: Masalah
dan penyelesaiannya, h. 6.
62 Ibid.
populer. Kelantan merupakan negeri yang terkenal dengan pengajian pondok
sehinggakan Negeri Cik Siti Wan Kembang (Kelantan) dijuluki Serambi Mekkah.
Pada tahun 1840 M sebuah pondok didirikan oleh Tuan Guru Haji Abdul
Samad Bin Abdullah di Condong, Kelantan. Di antara pondok-pondok yang
terkenal di sekitar Kota Bharu yaitu Pondok Kubang Pasu, Pondok Budur,
Pondok Semian, Pondok Kampung Banggol dan Pondok Tok Kenali yang
didirikan pada tahun 1908 M bertempat di kampong Paya Kubang Kerian Kota
Bharu, Kelantan. Santri-santri yang belajar di pondok-pondok ini ada yang datang
dari Kampar, Sumatera, Kemboja, Patani (Thailand) dan dari negara-negara
bagian di semenanjung Malaysia.63
Ketika Inggris berkuasa dan menerapkan undang-undangnya di negeri
Pulau Pinang, Singapura, Melaka, Perak, Selangor, Negeri Sembilan, Pahang dan
Johor, penjajah Inggris kemudian ikut campur tangan di negeri Kedah, Perlis,
Kelantan dan Terengganu melalui Perjanjian Bangkok pada 9 Julai 1909 M.64
Melalui perjanjian tersebut, Kerajaan Siam menyerahkan kekuasaannya atas
keempat negeri tersebut kepada Inggris, sementara Pattani yang dikuasai Inggris
diserahkan kepada Siam.65
63 Abdullah Jusuh, Pengenalan Tamadun Islam di Malaysia (Kelantan: Telda Corporation
Sdn Bhd. 1994), h. 9. 64 Ibid., h. 34-42. 65 Awang Muhammad Kamil, Sultan dan Perlembagaan. terj. Ashruddin dari The Sultan and
The Constitutionn (Selangor: Dewan Bahasa Dan Pustaka, 2001), h. 54.
Di Kelantan, James Scott Mason dilantik sebagai Penasihat British
(Inggeris) yang pertama di Kelantan,66
usaha penjajah Inggeris melaksanakan
undang-undang Inggris dan mengesampingkan hukum Islam yang telah
dilaksanakan di negeri ini dimulai dengan Inggris membentuk Majlis Negeri
(State Council) untuk menggantikan Majlis Mesyuarat Negeri yang telah ada.
Anggotanya terdiri dari dua belas orang, termasuk Sultan, Menteri Besar,
Penasihat Inggeris, Imam Haji Wan Daud dan Haji Wan Abdullah. Majlis ini
sangat penting, karena fungsinya sebagai badan yang bertanggung-jawab
memutuskan segala dasar pemerintahan dan undang-undang yang akan
dilaksanakan. Di dalam persidangan pertama, majlis ini telah meluluskan
Undang-undang Mahkamah, pembentukan pasukan polisi dan pertukarannya serta
Undang-undang Bea Cukai.67
Tujuan Inggris membuat perjanjian dengan raja-raja Melayu adalah untuk
mendirikan sebuah pemerintahan di Tanah Melayu yang dikenal dengan Malayan
Union. Bangsa Melayu sadar bahawa Malayan Union merupakan bencana yang
dapat menghapuskan hak kekuasaan Melayu di bumi warisan ini. Maka dari itu
persatuan-persatuan bangsa Melayu yang berada di seluruh negeri bergabung
untuk membentuk suatu kesatuan yang besar untuk menentang Malayan Union.
Maka lahirlah Pertubuhan Kebangsaan Melayu Bersatu (PKMB) yang lebih
66 Hussin Hasnah dan Nordin Mardiana, Pengajian Malaysia (Selangor: Oxford Fajar Sdn.
Bhd., 2007), h. 47.
67 Muhammad Hussein Khal’i Haji Awang, Kelantan dari Zaman ke Zaman, h. 97.
terkenal dengan nama UMNO (United Malaya Nasional Organization).
Oreganisasi ini dibentuk untuk menyatakan sikap penentangan bangsa Melayu
secara kolektif terhadap Malayan Union. Inilah awal mula bangsa Melayu bersatu
setelah dipecah-pecahkan oleh penjajah.68
Usaha bangsa Melayu yang tergabung dalam UMNO untuk memper-
juangkan dan mempertahankan negara berhasil menghapuskan Malayan Union
pada tanggal 21 Janusri 1948. Akhirnya Raja-raja Melayu menandatangani
perjanjian persekutuan Tanah Melayu (federation of Malaya) bertempat di King’s
House (di Inggris).69
Bangsa Melayu benci kepada Malayan Union tapi merestui
Federation. Sedangkan kedua-duanya berlandaskan dasar penjajah Inggris.
Dalam perpolitikan Melayu di Malaysia terdapat faham politik yang
berbeda di antara mereka yang berpendidikan Barat dengan berpendidikan Islam
dan Melayu. Golongan yang terdidik di Eropa memiliki faham politik demokrasi
Barat yang mempunyai konsep bahwa agama dan politik tidak boleh bercampur
artinya agama dan politik (negara) harus dipisahkan, sementara golongan ter-
pelajar dari Timur Tengah menjadikan politik sebagai bagian dari Islam, bahwa
agama dan politik adalah suatu bagian yang integral dan tidak dapat dipisahkan.
Golongan pertama didukung oleh Inggris sedangkan golongan kedua dianggap
penentang.
68 Abdullah Jusuh, Pengenalan Tamadun Islam di Malaysia, h. 72
69 King’s House adalah Kakosa sekarang.
Perbedaan faham ini mengakibatkan adanya pertentangan dan persaingan
politik Melayu dalam UMNO sendiri, sehingga pada tahun 1951 ketika diadakan
persidangan Alim Ulama seluruh Tanah Melayu yang diadakan oleh UMNO,
terjadi perpecahan antara ahli-ahli UMNO sehingga lahirnya Partai Islam se-
Malaya (PAS) yaitu sebuah partai politik yang didirikan oleh orang Melayu
(kalangan agamis) untuk memperjuangkan syari’at Islam dalam pemerintahan
Malaysia. Sedangkan UMNO tetap eksis yang beranggotakan kalangan nasionalis
dan sampai sekarang menjadi partai yang berkuasa dalam pemerintahan,
sedangkan PAS dikenal sepabagi partai oposisi.70
Selain itu ada juga partai lain seperti partai yang didirikan oleh orang-
orang India di Malaysia yaitu Malayan India Congress (MIC) dan orang-orang
Cina membentuk suatu partai yang dinamakan Malayan Chinese Association
(MCA). Namun pada perkembangannya kedua partai ini bergabung dengan
UMNO yang kemudian terkenal dengan Barisan Nasional (BN). Semenjak
terjadinya perpecahan dalam UMNO, persaingan politik antara UMNO atau BN
yang nasionalis dengan PAS yang agamis masih berlangsung hingga sekarang.71
PAS merupakan partai oposisi yang ada di semua negara bagian Malaysia,
partai ini menguasai negeri Kelantan, Kedah dan Perak dalam pemilu 2008.
Sedangkan dalam pemilu tahun 1999 hanya menguasai negeri Kelantan dan
Terengganu. Pasal 3 ayat (2) Perlembagaan Malaysia menyebutkan bahwa urusan
70 Abdullah Jusuh, Pengenalan Tamadun Islam di Malaysia, h. 85.
71 Ibid., h. 86.
keagamaan bagi negeri-negeri diserahkan kepada raja dan bagi negeri yang tidak
memiliki raja diserahkan kepada Yang Di-Pertuan Agung dan sesuai dengan Per-
lembagaan Malaysia yang memberi kuasa kepada kerajaan negeri untuk membuat
Undang-undang Islam, maka negara bagian tersebut dapat membentuk Enakmen72
hukum Islam dan Mahkamah Syariah atau Mahkamah Qadli.73
Walaupun kewenangan tentang urusan agama diberikan kepada raja-raja
negara bagian, akan tetapi dalam hal pembentukan suatu enakmen atau peraturan
perundang-undangan daerah berada dalam kewenangan Dewan Undangan Negeri
(DUN/DPRD), artinya yang mempunyai kewenangan untuk membuat enakmen
(peraturan daerah) termasuk enakmen syariah adalah DUN akan tetapi kewena-
ngan pengesahannya berada pada tangan raja negeri. DUN adalah wakil-wakil
rakyat dalam negeri bagian yang dipilih dalam pemilu melalui partai politik,
partai politik yang menang dalam pemilu akan mendominasi jumlah anggota
DUN dan pada akhirnya akan berpengaruh dalam proses pembentukan perda.
Seperti yang terjadi di Kelantan bahwa kemenanagan PAS dalam pemilu
tahun 1990 dan berhasil menguasai DUN dan pada akhirnya berhasil pula
memformulasikan hukum Islam yaitu di antaranya dengan terbentuknya Enakmen
Undang-Undang Kanun Jenayah Syariah (II) 1993 (hukum Hudud) di Kelantan.74
72 Enakmen adalah Undang-undang (statute) yang dibuat oleh Dewan Undangan Negeri
(Dewan Perwakilan Rakyat Daerah/DPRD) atau Peraturan Daerah (PERDA), Kamus Dewan, Edisi IV
(Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka, 2007), Cet. Ke-2, h. 392. 73 Mahmod Saedon, Undang-undang Pentadbiran Islam (Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan
Pustaka, 1996), h. 251.
74 Enakmen Undang-Undang Kanun Jenayah Syariah II (1993). Pelaksanaan Hukum Hudud
Di Kelantan (Kelantan: Telda Corporation Sdn. Bhd. 1994), Cet. Pertama, h. 87.
Sebenarnya kewenangan yang diberikan oleh pusat kepada negeri-negeri bagian
untuk membentuk Enakman (undang-undang Islam) dibatasi oleh Undang-undang
Persekutuan. Misalnya, bahwa setiap negeri bagian ketika membuat Undang-
Undang Jinayah Islam (pidana Islam) dibatasi oleh Akta Mahkamah Syariah
(Bidang Kuasa Jenayah) 1965 yang diamandemen tahun 1984, membatasi
Mahkamah Syariah untuk melaksanakan Undang-Undang Jinayah Islam
sepenuhnya. Dalam akta tersebut diatur bahwa penetapan sanksi pidana denda
tidak melebihi RM 5.000, tidak boleh lebih dari tiga tahun hukuman penjara dan
dera tidak lebih dari 6 kali.75
Dari uraian di atas, terlihat jelas bahwa sejak hukum Islam dikesamping-
kan oleh penjajah Inggris, upaya-upaya untuk mengembalikan hukum Islam
sebagai hukum negeri sebagaimana yang telah diterapkan sebelum kolonial
datang terus berlanjut hingga saat ini. Ini menunjukkan bahwa adanya kesadaran
politik sebagian umat Islam di Malaysia untuk menjadikan hukum Islam sebagai
hukum positif (negara) baik itu hukum perdata maupun pidananya.
75 Lembaga Penyelidikan Undang-Undang, Undang-undang Syariah Wilayah-Wilayah
Persekutuan, (Selangor: International Law Book Services, t.th.), h. 5-28.
BAB IV
GERAKAN POLITIK WANITA MUSLIMAH PAS
DI NEGARA BAGIAN KELANTAN
A. Latar Belakang GDM PAS
Cadangan untuk mendirikan Dewan Muslimah PAS pertama kalinya
telah diajukan oleh Ustadz Zabidi bin Haji Ali yang berasal dari Seberang
Perai, Pulau Pinang di mana ketika itu beliau adalah salah seorang Ahli
Komite Agung PAS. Cadangan tersebut diajukan dalam Musyawarah Komite
Agung PAS dan telah dipersetujui pada tanggal 3 April 1952.
Cadangan dari Ustadz Zabidi ini adalah berdasarkan pengamatan beliau
terhadap perlunya ada satu wadah khusus bagi wanita Muslimah di Malaysia
untuk berpartaisipasi dalam politik kenegaraan dan sebagai pelengkap
kepada perjuangan PAS. Apalagi kondisi ketika itu (1950-an), PAS bersama
UMNO berusaha memobilisasi rakyat di Tanah Melayu untuk menuntuk
kemerdekaan dari koloni Inggeris.
Walau bagaimanapun, Dewan Muslimah PAS baru didirikan secara
resmi pada tanggal 3 januari 1953 bersamaan dengan berdirinya Dewan
Ulama’, Dewan Pemuda dan Musyawarah Agung Tahunan (Musyawarah
Nasional atau Muktamar) PAS pertama kali di Kepala Batas, Seberang Perai,
ketika itu Dewan Muslimah diketahui oleh Nyonya Sharifah Rahmah dan
dibantu oleh sebuah panitia Dewan Muslimah seramai tujuh orang. Bagi
membisakan Dewan Muslimah bergiat secara sah dan teratur, satu
peruntukan di bawah “Aturan dan Peraturan Kecil Dewan Mulimah PAS”
disusun oleh Jawatankuasa Agung PAS.
Berdasarkan cadangan asal pendirian Dewan Muslimah yang dibuat
oleh Ustadz Zabidi Haji Ali, penubuhan Dewan ini adalah untuk:
Mengelola dan memimpin ahli-ahli wanita supaya dapat mengambil
bagian tertentu bersama ahli laki-laki PAS bagi mencapai tujuan-tujuan
Persatuan Islam Se-Malaysia (PAS) dan berusaha meninggikan taraf
kehormatan serta memelihara maruah kaum wanita. Di samping, berikhtiar
Misi Dewan Muslimat ini juga adalah rumusan daripada Bab 3, Fasal ke-
6, poin (1) sampai (11) dalam konstitusi PAS. Ia disesuaikan dengan fitrah dan
kodrat wanita Muslimah yang berperan sebagai istri, ibu dan anggota atau da’I
dalam masyarakat.
Istri yang menjadi pembantu suami dalam perjuangan dan dakwah,
sebagai ibu yang melahirkan dan menjadi ‘madrasatul ‘ula’ kepada anak-anak
di rumah dan salah satu daripada anggota masyarakat yang akan memberikan
kontribusinya dalam segala bentuk sesuai dengan potensi mereka serta menurut
batas atau koridor syari’at Islam.
81 Lajnah Penerangan dan Hal Ehwal Luar Dewan Muslimat PAS Pusat, Halwa Perjuangan,
h.13.
Jadi, dengan berpedomankan kepada Visi dan Misi Dewan Muslimat
inilah para kepemimpinan dan anggota-anggota Dewan Muslimat sampai detik
ini terus iltizam dan istiqomah berusaha tanpa jemu untuk merealisakannya
sesuai dengan tema muktamar Dewan Muslimat PAS kali ke-46 yang terkini
Yaitu pada tanggal 6 Juni 2006, “Terus Bangun, Bersama Rakyat”82
Sejak awal penubuhan Dewan Muslimat sehingga tahun 1973 terdapat tiga asas
pengurusan yaitu:
1. Dewan Muslimat PAS Ranting - Pengurus di peringkat ranting;
2. Dewan Muslimat PAS Cawangan – Pengurus cabang yang mempunyai 25
orang ahli Muslimat PAS yang menjadi tenaga penggerak;
3. Dewan Muslimat PAS Pusat – Pengurus pusat merupakan peringkat
tertinggi dalam stuktur Dewan Muslimat yang bertanggungjawab secara
langsung kepada Kantor Agung PAS.
Walau bagaimanapun, selepas Amandemen Konstitusi PAS yang dibuat
pada tahun 1973, struktur Dewan Muslimat PAS dibagikan empat peringkat
yaitu:
1. Dewan Muslimat PAS Ranting;
2. Dewan Muslimat PAS Cabang;
3. Dewan Muslimat PAS Negeri;
82 Pejabat Agung PAS, Perlembagaan Partai Islam Se-Malaysia (PAS), h. 5.
4. Dewan Muslimat PAS Pusat.
Seterusnya dalam Amendemen Konstitusi PAS 1977 pula berlaku
perubahan dari segi nama terhadap struktur pengurusan Dewan Muslimat
yaitu:
1. Dewan Muslimat PAS Ranting dinamakan Komite Dewan Muslimat
Cabang; dan
2. Dewan Muslimat PAS Cabang dinamakan Dewan Muslimat PAS
Kawasan.
Bagi melaksanakan fungsi Dewan Muslimat dengan berkesan,
beberapa lembaga telah diwujudkan yaitu Lembaga Tarbiyyah dan Latihan
Kepemimpinan, Lembaga Penerangan dan Hal Ehwal Luar, Lembaga
Kebajikan dan Kemasyarakatan, Lembaga Politik dan Pemilihan Umum serta
Lembaga Ekonomi dan Keuangan.83
Untuk menantapkan lagi peran Dewan Muslimat yang saban tahun
keahliannya berterusan meningkat sama ada dari golongan dewasa maupun
remaja, maka pada tahun 1993, unit Amal Nisa’ Wal Banat telah ditubuhkan.
Unit ini bertujuan untuk mengumpulkan remaja putrid Islam dalam satu unit
kebajikan dan sukarelawan berseragam atas nama Islam dan beramal karena
Allah.
83 Lajnah Penerangan dan Hal Ehwal Luar Dewan Muslimat PAS Pusat, Halwa Perjuangan,
h.12.
Pada tahun 1999 pula, Lajnah Penyelidikan dan Pembangunan
diwujubkan bertujuan untuk memantapkan pengurusan Dewan Muslimat
menerusi pemantauan dan dokumentasi-dokumentasi yang akan dan telah
dikeluarkan. Seterusnya, mulai tahun 2001 satu lagi lajnah dan unit telah
diwujudkan yaitu Lajnah Perpaduan Nasional dan Unit Guaman (Pengacara).
Pada tahun 1996 Dewan Muslimat semakin mendapat tempat di hati
wanita Islam di Malaysia. Keterlibatan golongan professional semakin
bertambah dari hari ke hari. PAS bukan saja disenangi oleh masyarakat desa
malah turut didukungi oleh masyarakat di kota-kota yang terdiri dari golongan
intelektual, professional dan korporat. Menyadari akan perlunya Dewan
Muslimat mempunyai visi dan misi serta objektif yang jelas dan perancangan
yang rapi serta berstrategi dalam menyampaikan dakwah Islam maka pada 16-
17 November 1996 satu Pogram Latihan Pengurusan Strategi Dewan
Muslimat telah diadakan.
Pogram ini telah menghasilkan satu gerak langkah Dewan Muslimat
PAS yang lebih mentap dan teratur dengan berpandukan kepada Pelan Induk
Dewan Muslimat yang turut menggariskan Pelan Tindakan Lembaga-lembaga
Dewan Muslimat. Pelan ini mula dilaksanakan pada tahun 1996-2000
C. Peluang dan Tantangan Dewan Muslimah di Kelantan
Penglibatan wanita dalam kancah politik tanah air adalah perlu. Meskipun
begitu, ia terdapat batas-batas tertentu dan mengikut garis panduan yang
ditetapkan oleh Islam itu sendiri. Dalam setiap partai yang ditubuhkan di
Malaysia, wanita turut diberi peluang utama melibatkan diri dalam bidang politik
sebagai mewakili kaumnya sebagaimana golongan 'pemuda' yang dianggap
sayap kanan pada perjuangan partai. Oleh karena itu, golongan wanita dari partai-
partai seperti Umno, MIC, MCA84
dan sebagainya masing-masing mempunyai
dasar perjuangan yang tersendiri yang harus diperjuangkan mengikut
perlembagaan partai masing-masing.
Mahu atau tidak, sadar atau sebaliknya hakikat kejayaan sesebuah partai
politik dalam sesebuah pilihan raya sama ada pilihan raya kecil atau umum
banyak bergantung kepada sejauhmana keberkesanan yang dimainkan oleh
golongan wanita ini.85
Sifat dan keterampilan diri yang ada pada golongan hawa
ini memberi kepercayaan kepada pucuk pimpinan semua partai politik
84 Pertubuhan Kebangsaan Melayu Bersatu (United Malay National Organisation) biasa
dikenali sebagai (UMNO) adalah partai politik terbesar di Malaysia dan merupakan pengasas dan
tulang belakang pakatan Barisan Nasional yang telah memerintah Malaysia tanpa terganggu sejak
merdeka lagi. Ia dikenali sebagai penjaga nasionalisme Melayu atau ketuanan Melayu dan ideologi
Islam tulen, yang memperjuangkan bahwa orang Melayu dan orang-orang Muslim lain merupakan
orang peribumi di Malaysia, oleh itu berhak menerima keistimewaan sebagai hak semenjak lahir.Kongres India Se-Malaysia MIC (Malaysian Indian Congress) merupakan sebuah partai politik di
Malaysia dan satu daripada anggota pengasas, partai gabungan, Barisan Nasional, sebelumnya dikenali
sebagai Partai Perikatan, yang mana ia telah berkuasa memerintah negara Malaysia sejak kemerdekaan
pada 1957. Persatuan Cina Malaysia MCA (Malaysian Chinese Association) merupakan sebuah partai
politik yang terdapat di Malaysia yang mewakili etnik Cina Malaysia, satu daripada tiga partai
komponen utama bagi partai gabungan di Malaysia yang dipanggil sebagai Barisan Nasional (BN).
Lihat http://ms.wikipedia.org/wiki.UMNO, diakses pada tanggal 01 Januari 2010, pukul 17.45 WIB.
85 http://paskel.tripod.com/adin/ad02.htm, diakses pada tanggal 30 Desember 2009, pada
pukul 23.12 WIB
peringkat nasional, iaitu golongan ini mempunyai keupayaan menjalankan kerja-
kerja kempen dalam pilihan raya.
Dalam perjuangan Islam di negara ini misalnya, Dewan Muslimat PAS
mempunyai kedudukan dan peran yang istimewa, malah turut setanding dengan
golongan muslimin. Ini karena sungguhpun Dewan Muslimat merupakan salah
satu daripada tiga sayap Partai Islam Se-Malaysia (PAS), tetapi ia mewakili
tuntutan perjuangan Islamiah kepada kira-kira separuh daripada pendokong-
pendokong gerakan Islam di negara ini. Keistimewaannya terletak kepada sifat
kewanitaan itu sendiri, di samping bilangan kaum itu juga melebihi kaum lelaki
terutama di Kelantan. Dari segi peranannya pula, kaum wanita bukan sahaja
mengurus rumah tangga sebagai istri dan ibu, tetapi juga memberi sumbangan
tenaga dan fikiran untuk kerjaya masing-masing. Begitu juga dari segi
perjuangan mereka turut melibatkan diri dalam kerja politik dan dakwah.86
Golongan Muslimat dalam ruang politik semasa telah banyak diberi
peluang untuk sama-sama memegang tampuk pemerintahan sebagai pemimpin di
pelbagai peringkat. Samada sebagai Yang Berhormat ADUN, Yang Berhormat
Ahli Dewan Rakyat, Yang Berhormat Ahli Dewan Negara, ketua dan pemimpin
di peringkat cawangan, DUN dan negeri, dengan pelbagai jawatan, maka
Muslimat kini telah berperan dengan begitu cemerlang. Muslimat serba boleh ini
telah mengatur langkah penuh amanah dan tanggungjawab yang diberikan oleh
rakyat, partai dan kerajaan dengan sebaiknya. Cabaran dan mehnahnya bukanlah
86 Pejabat Agung PAS, Perlembagaan Partai Islam Se-Malaysia (PAS), h. 6.
sedikit, namun ianya bukan menjadi halangan untuk mereka semua
melaksanakannya dengan kerjasama semua pihak.
Setiap orang yang diberikan amanah sebagai pemimpin, tidak kira laki-
laki maupun wanita, mestilah melaksanakan kuasa dan amanah itu dengan adil
dan berintegriti. Unsur keadilan ini amatlah penting karena ianya menjadi satu
paksi kesejahteraan dan kemakmuran negeri dan negara. Apakah yang menjadi
tunjang utama kepada senario ini? Ianya tidak lain dan tidak bukan, ada satu
tunjang yang wujud tapi tidak dapat dilihat dan diukur dengan mata kasar. yaitu
Aqidah Islam.
Pengurusan rumah tangga, kerjaya dan perjuangan menjadikan wanita
mempunyai pengaruh yang besar dalam perkembangan dunia hari ini terutama
dalam bidang gerakan politik. Dari perspektif PAS, seperti mana fasal 59,
Perlembagaan (Konstitusi) PAS, telah disebut tiga tugas am Dewan Muslimat
PAS, dua daripada tugas-tugas itu adalah menyatukan tenaga, fikiran dan
pandangan Muslimat PAS dalam negara ini. Di samping itu, meluaskan pengaruh
PAS di kalangan wanita Islam melalui kegiatan kewanitaan, sambil membentuk
keperibadian mereka supaya menjadi Muslimat yang bertanggungjawab kepada
agama dan negara serta menyakinkan mereka kepada cit-cita Islam yang
diperjuangkan PAS.
Oleh itu, tidak keterlaluan sekiranya dinyatakan kemenangan seratus
peratus kerusi Angkatan di Kelantan pada tahun 1990 adalah karena kerja keras
golongan ini. Dengan kemenangan itu juga, rencana khas oleh sebuah majalah
Islam, al-Muslimah keluaran November 1990 telah mengupas tentang
kemenangan itu dengan slogannya: “Tangan yang Menghayun Buaian
Menggoncangkan Kelantan”.
Yang demikian sudah jelas bahwa wanita telah memberi saham yang
besar terhadap kemenangan Angkatan dalam pilihan raya umum pada tahun itu
dan seterusnya keputusan pilihan raya umum pada 25 April 1995, kerajaan
Kelantan di bawah PAS sekali lagi dapat dibentuk dengan jayanya sekalipun tidak
lagi seratus peratus. Ini membuktikan sokongan padu kaum wanita Kelantan tetap
kepada kerajaan Angkatan.87
Justru, tidaklah bisa dipisahkan dari sebuah perjuangan dalam dunia
politik daripada suatu tantangan dan cabaran. Muslimat PAS di Kelantan
khusunya telah menunjukkan satu sikap dan contoh yang terbaik. Ini dapat dilihat
dari berbagai-bagai pogram, gerak kerja, dan penyelesaian masalah-masalah
masyarakat yang bisa dilaksanakan oleh golongan Hawa ini, walau demikian
dunia politik memang kejam, gerakan Dewan Muslimat PAS ini ditentang oleh
segenap penjuru, baik dari partai lawan dan dari masyarakat yang kurang paham
tentang Islam politik. Diantara halangan-halangan dan tantangan Dewan
Muslimat PAS ini. Antara halangan yang dihadapi oleh wanita Muslimah dalam
mengharungi arena politik di Malaysia adalah suasana dan ragam politik yang
tidak begitu bersih sekaligus memberikan imej yang tidak baik kepada mereka
87 http://paskel.tripod.com/adin/ad02.htm, diakses pada tanggal 30 Desember 2009, pada
pukul 23.12 WIB
yang berpartisipasi dengannya. Kita sering mendengar ungkapan politik itu kotor
malah ia lebih acap terbit dari bibir wanita. Seorang istri sering risau jika
suaminya terlibat dengan politik, begitu juga dengan seorang ibu yang akan
gelisah bila anaknya menunjukkan minat terhadap politik. Kenapa? Ini
disebabkan dalam kancah politik hari ini, rasuah atau korupsi menjadi mainan,
keadilan pula hanya dilaksanakan kepada kroni atau kelompok sendiri, kata-kata
kesat atau cacian kepada yang tidak sealiran pula menjadi basahan mulut.
Penulis tidak dapat memberikan peratus kasus-kasus eksploitasi wanita di
pentas politik di Kelantan. Namun hakikatnya ia tetap berlaku, misalnya dalam
kasus Dato’ Seri Anwar Ibrahim. Istri seketaris politiknya, Shamsidar Taharia
dituduh mempunyai hubungan sulit dengan beliau. Pembicaraan dipengadilan
telah menolak pertuduhan tersebut. Namun kesannya terhadap maruah seorang
wanita dan psikologi ahli keluarga adalah sangat dahsyat. Kasus tuduhan khalwat
terhadap Naib Presiden PAS, saudara Mohamad Sabu yang hakikatnya adalah
rekayasa itu juga melibatkan eksploitasi wanita. Kasus-kasus di negara lain
banyak menunjukkan bahwa wanita telah dijadikan alat politikus-politikus untuk
mengorupsi, memerangkap dan menjatuhkan lawan politiknya. Melihat kepada
moral politikus di Kelantan yang tidaklah berapa pada tahap amat
membanggakan, maka tidak mustahil hal-hal tersebut akan berlaku. Ini juga
adalah antara halangan-halangan kepada wanita Muslimah untuk terlibat dalam
politik.
Wanita Muslimat yang berada di pihak oposisi seperti Muslimat PAS,
wanita Partai Keadilan Rakyat88
dan DAP89
khususnya pula terdedah kepada
perangkap pemerintah Malaysia yang mengugut dengan akta ISA,90
bahkan
‘periuk nasi’ mereka menjadi mainan ugutan. Lantas situasi dan kondisi ini
sering memadamkan minat wanita terhadap politik apa lagi untuk terjun dalam
gelanggangnya. Disebabkan situasi dan kondisi ini jugalan amat sedikit peratus
wanita yang aktif dalam partai-partai politik.
Prosedur politik yang ditetapkan oleh perlembagaan Malaysia juga kurang
sesuai bagi para wanita Muslimah khususnya untuk bergiat aktif dalam politik.
Bagi Ahli Dewan Rakyat (MP) atau Ahli Dewan Undangan Negeri (ADUN),
seorang wanita harus melalui proses pemilihan umum di mana beliau perlu hadir
88 Partai Keadilan Nasional merupakan sebuah partai politik Malaysia yang lahir dari
gelombang Reformasi yang melanda Malaysia setelah pemecatan Anwar Ibrahim dari UMNO pada 2
September 1998. Sekumpulan NGO dan partai oposisi kemudian mendirikan Gerakan Keadilan Rakyat
Malaysia (GERAK). Pendukung reformasi kemudian mendirikan Gerakan Keadilan Sosial (ADIL) untuk memberikan platform kepada perjuangan mereka. Lihat http: //ms.wikipedia. org/wiki/
Partai_Keadilan_Rakyat, diakses pada tanggal 01 Januari 2010, pukul 17.32 WIB.
89 Partai Aksi Demokratik (DAP: Democratic Action Party) adalah partai serpihan dari Partai
Aksi Rakyat (PAP: People’s Action Party) di Singapura yang didirikan pada Oktober 1965 sebelum
didaftarkan secara resmi enam bulan kemudian sebagai salah satu partai politik Malaysia, pada 18
Maret 1966. Partai Aksi Demokratik (DAP) berfungsi sebagai sebuah partai demokratik !ublic yang
“berjanji akan berpegang kuat kepada !ublic!y satu !ublic Malaysia yang bebas, demokratis dan
berfahaman sosialis, berdasarkan prinsip-prinsip keadilan kaum dan keadilan !ublic dan ekonomi
yang berbasis institusi demokrasi parlementer.” (Pernyataan Setapak, dibuat pada Kongres Nasional
DAP pertama di Setapak, Kuala Lumpur pada 29 Juli 1967). Lihat http://ms. Wikipedia. Org/wiki/ Partai_Tindakan_ Demokratik, diakses pada tanggal 01 Januari 2010, pukul 17.32 WIB.
90 Internal Security Act @ Akta Keselamatan Dalam Negeri (ISA) Akta Keselamatan Dalam
Negeri 1960 merupakan undang-undang tahanan pencegahan yang sedang berkuatkuasa di Malaysia.
Sesiapa pun boleh ditahan oleh polis selama 60 hari berturut-turut tanpa perbicaraan untuk tindak-
tanduk yang dijangkakan mengancam keselamatan !ublic atau mana-mana bahagian daripadanya.
Selepas 60 hari, seseorang tahanan itu boleh ditahan lagi selama tempoh dua tahun jika diluluskan oleh
Menteri Hal Ehwal Dalam Negeri, dan sekaligus membolehkan penahanan terus tanpa perbicaraan.
Lihat http://ms.wikipedia.org/wiki/ISA, diakses pada tanggal 01 Januari 2010, pukul 17.40 WIB.
ke setiap acara kampanye dan yang seumpamanya. Perlu diketahui bahwa situasi
dan kondisi pra-pemilihan umum di Malaysia tidaklah begitu selamat dan bersih
dari taktik-taktik dan strategi kotor bahkan banyak preman-preman upahan yang
muncul pada waktu tersebut. Jester itu, seorang calon/ kandidat wanita Muslimat
berkemungkinan diganggu atau diancam dengan perkara yang mendiskreditkan
harga dirinya atau yang mengancam keselamatan ahli keluarganya.
Tugasan sebagai MP atau ADUN pula menuntun wanita Muslimat untuk
‘turun padang’ dan menghabiskan banyak waktu tanpa mengira siang atau malam
demi melunaskan kewajibannya terhadap rakyat di kawasannya. Sedangkan pada
masa yang sama beliau mempunyai kewajiban sebagai istri dan ibu di rumah.
Bukan sebarang wanita yang mampu untuk membersihkan semua tugasan
tersebut dengan sempurna serta memuaskan hati setiap pihak. Lantas mungkin
yang mampu terlibat adalah para wanita Muslimat yang mempunyai anak-anak
yang telah dewasa.
Pemikiran patriarchal dalam masyarakat Malaysia menyebabkan wanita
tidak mudah diterima sebagai pemimpin bagi kaum laki-laki. Bukan saja di
peringkat kepeminpinan negara atau negeri, tapi juga dalam struktur serikat atau
perkhidmatan awam sekalipun kepeminpinan wanita sering menjadi suatu yang
dijadikan pemasalahan. Suara-suara dan pendapat mereka kadangkala dipandang
sinis bukan karena kurang mantapnya ide-ide, tetapi hanya karena mereka itu
wanita. Kondisi ini kadangkala menjadikan wanita ‘malas’ untuk lebih
berpartisipasi dalam pemerintahan dan administrasi negara.
D. Analisis Gerakan Politik Wanita Muslimah (PAS) di Kelantan
Sebagai wadah gerakan Islam tertua di negara ini, semua polisi dan
strategi haruslah berasaskan Islam. Dalam usaha mengekalkan kemenangan, dan
juga mengisi kemenangan dengan agenda Islam yang sebenarnya, kita akan
menemui pelbagai mehnah dan cabaran. Sudah pastilah, prakteknya tidak
semudah teori yang dipelajari atau diucapkan.91
Dalam gerakan politik wanita Muslimah di Kelantan ini, banyak cabaran-
cabaran yang perlu dilalui oelh golongan hawa ini. Cabaran utama Dewan
Muslimat PAS adalah untuk meningkatkan kesedarang politik di kalangan wanita
itu sendiri. Kesadaran yang penulis maksudkan bukan hanya kesadaran untuk
men coblos’ dalam pemilihan umum semata-mata, tetapi juga kesadaran untuk
memahami tuntutan perubahan dan bertindak sebagai sebagian daripada massa
dalam memastikan keadilan dilaksanakan di Kelantan khususnya.
Responsif wanita terhadap isu-isu politik di Kelantan atau dunia umumnya
tidak seghairah kaum laki-laki. Mungkin ini disebabkan isu-isu seumpama itu
secara jangka pendeknya tidak menjejaskan kepentingan khusus mereka seperti
pengurusan rumahtangga dan kegiatan social wanita. Peratus wanita Kelantan
yang menyara keluarga secara total masih rendah sekaligus implikasi perubahan
taraf ekonomi atau inflasi tidak mereka rasai seperti kaum laki-laki. Lantas ramai
wanita Kelantan bukan sekadar tidak responsif malah mungkin ramai juga tidak