Top Banner
1 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Perang Dingin adalah perang dalam bentuk ketegangan sebagai perwujudan dari konflik-konflik kepentingan dan perebutan supremasi serta perbedaan ideologi antara blok barat yang dipimpin oleh Amerika Serikat dan Blok Timur yang dipimpin oleh Uni Soviet. Sehingga Perang Dingin merupakan pertikaian antara kedua blok tersebut. Munculnya Amerika Serikat sebagai negara pemenang perang di pihak Sekutu (Inggris, Perancis, dan AS). AS berperan besar dalam membantu negara-negara Eropa Barat untuk memperbaiki kehidupan perekonomiannya. Munculnya Rusia (Uni Soviet) sebagai negara besar dan berperan membebaskan Eropa bagian Timur dari tangan Jerman dan membangun perekonomian negara-negara di Eropa Timur. Uni Soviet meluaskan pengaruhnya dengan mensponsori terjadinya perebutan kekuasaan di berbagai negara Eropa Timur seperti Bulgaria, Albania, Hongaria, Rumania, Polandia, dan Cekoslowakia sehingga negara-negara tersebut masuk dalam pemerintahan komunis Uni Soviet. Munculnya negara-negara yang baru merdeka setelah Perang
21

Gerakan Non Blok

Apr 24, 2023

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Gerakan Non Blok

1

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah

Perang Dingin adalah perang dalam bentuk ketegangan

sebagai perwujudan dari konflik-konflik kepentingan dan

perebutan supremasi serta perbedaan ideologi antara blok

barat yang dipimpin oleh Amerika Serikat dan Blok Timur

yang dipimpin oleh Uni Soviet. Sehingga Perang Dingin

merupakan pertikaian antara kedua blok tersebut.

Munculnya Amerika Serikat sebagai negara pemenang perang

di pihak Sekutu (Inggris, Perancis, dan AS). AS berperan

besar dalam membantu negara-negara Eropa Barat untuk

memperbaiki kehidupan perekonomiannya. Munculnya Rusia

(Uni Soviet) sebagai negara besar dan berperan

membebaskan Eropa bagian Timur dari tangan Jerman dan

membangun perekonomian negara-negara di Eropa Timur. Uni

Soviet meluaskan pengaruhnya dengan mensponsori

terjadinya perebutan kekuasaan di berbagai negara Eropa

Timur seperti Bulgaria, Albania, Hongaria, Rumania,

Polandia, dan Cekoslowakia sehingga negara-negara

tersebut masuk dalam pemerintahan komunis Uni Soviet.

Munculnya negara-negara yang baru merdeka setelah Perang

Page 2: Gerakan Non Blok

2

Dunia II di luar wilayah Eropa. Dampaknya muncul 2

kelompok negara di dunia yaitu negara-negara maju dengan

negara-negara berkembang, yang memberikan pengaruh bagi

perkembangan politik dan ekonomi dunia.

Faktor-faktor utama yang menyebabkan Perang Dingin

yang pertama Penyebaran Ideologi yaitu Amerika Serikat

dan Uni Soviet sebagai pemenang Perang Dunia II memiliki

paham/ ideologi yang berbeda Amerika Serikat

memiliki ideologi liberal-kapitalis sedangkan Uni

Soviet berideologi komunis. Paham Liberal-Kapitalis (AS)

yang mengagungkan kebebasan individu yang memungkinkan

kapitalisme berkembang dengan subur bertentangan dengan

paham Sosialis-Komunis (US) yang berkeyakinan bahwa paham

itu dapat lebih mempercepat kesejahteraan buruh maupun

rakyatnya karena negara-negara yang mengendalikan

perusahaan akan memanfaatkan keuntungannya untuk

rakyat.Kedua, Keinginan untuk Berkuasa, AS dan US

mempunyai keinginan untuk menjadi penguasa di dunia

dengan cara-cara yang baru. AS sebagai negara kreditor

besar membantu negara-negara yang sedang berkembang

berupa pinjaman modal untuk pembangunan dengan harapan

bahwa rakyat yang makmur hidupnya dapat menjadi tempat

pemasaran hasil industrinya dan dapat menjauhkan pengaruh

sosialis komunis. Masyarakat miskin merupakan lahan subur

bagi paham sosialis komunis. Uni Soviet yang mulai kuat

Page 3: Gerakan Non Blok

3

ekonominya juga tidak mau kalah membantu perjuangan

nasional berupa bantuan senjata atau tenaga ahli. Hal ini

dilakukan untuk mempengaruhi negara-negara tersebut.

Ketiga, Berdirinya Pakta Pertahanan, Guna mengatasi

berbagai perbedaan yang ada dan kepentingan untuk dapat

berkuasa maka negara-negara Eropa Barat dan Amerika

Serikat mendirikan pakta pertahanan yang dikenal dengan

nama NATO (North Atlantic Treaty Organization) atau

Organisasi Pertahanan Atlantik Utara. Sementara untuk

mengimbangi kekuatan NATO pada tahun 1955 Uni Soviet

mendirikan pakta pertahanan yaitu PAKTA WARSAWA. Anggota

Pakta Warsawa yaitu Uni Soviet, Albania, Bulgaria,

Cekoslowakia, Jerman Timur, Hongaria, Polandia, dan

Rumania.

Berdirinya kedua pakta tersebut menyebabkan muncul

rasa saling curiga, ketidakpercayaan, dan kesalahpahaman

antara kedua blok baik blok barat maupun blok timur.

Amerika dituduh menjalankan politik imperialis untuk

mempengaruhi dunia sementara Uni Soviet dianggap

melakukan perluasan hegemoni atas negara-negara demokrasi

melalui ideologi komunisme.

Keadaan tersebut memicu ketegangan kian memuncak sehingga

muncullah persaingan senjata di antara kedua belah pihak.

Masing-masing pihak saling diliputi oleh suasana Perang

Page 4: Gerakan Non Blok

4

Dingin yang bahkan mengarah pada terjadinya Perang Dunia

III.

Pasca Perang Dunia II muncul dua blok raksasa dunia,

yaitu blok Barat dan blok Timur. Blok Barat yang

berhaluan liberalis dan kapitalis dipimpin Amerika

Serikat, dengan anggotanya Inggris, Prancis, Belanda,

Italia, Jerman Barat, Kanada, Belgia, Australia,

Norwegia, Turki, Yunani, dan Portugal. Blok Timur yang

berhaluan komunis dipimpin Uni Soviet dengan anggota,

seperti Polandia, Jerman Timur, Hongaria, Bulgaria,

Rumania, Cekoslowakia, dan Albania.

Blok Barat dan blok Timur selalu terlibat dalam

ketegangan yang berlanjut pada “perang dingin”.

Ketegangan tersebut disebabkan adanya perbedaan ideologi,

saling berlomba senjata nuklir, perluasan lingkungan dan

rivalitas blok melalui pembentukan pakta milker yang

dapat mengancam perdamaian dan keamanan dunia.

Untuk meredakan ketegangan di antara dua blok,

negara-negara yang cinta damai mengupayakan berbagai

pertemuan untuk mencari solusi terbaik guna mewujudkan

perdamaian dan keamanan dunia. Pada tahun 1955 beberapa

negara Asia dan Afrika mengikuti Konferensi Asia-Afrika

di Bandung. Demikian juga pada tahun 1956, negara wan

Yugoslavia, Indonesia dan India melakukan pertemuan di

Page 5: Gerakan Non Blok

5

Pulau Brioni (Yugoslavia) yang mencetuskan ide

pembentukan Gerakan Negara-negara Non blok.

Gerakan Non blok merupakan wadah negara-negara yang

tidak memasuki blok Barat ataupun blok Timur. Gerakan Non

blok tidak diartikan sebagai netralisme, tetapi aktif

sebagai subjek yang ikut berperan dalam menghadapi

peristiwa-peristiwa internasional. Negara-negara Non blok

tidak ingin dijadikan obyek kepentingan dua raksasa dunia

dalam pergolakan politik internasional. Negara-negara ini

pun tidak mau diombang-ambingkan dua ideologi raksasa

yang sedang berlomba berebut pengaruh.

Tujuan GNB semula adalah untuk meredakan perang

dingin dan ketegangan dunia sebagai akibat pertentangan

antara Blok Barat (Amerika Serikat) dan Blok Timur

( Unisoviet). Namun kemudian berkembang meliputi

kerjasama antarbangsa pada bidang-bidang lainnya. Proses

kelahiran GNB tidak dapat dilepaskan dari situasi atau

kostelasi politik internasioanal pada saat itu yang

sangat kental dengan nuansa pertentangan antara timur dan

barat, antara dunia kapitalis dan dunia sosialis, atau

lazim dikenal sebagai perang dingin.

Negara-negara yang baru merdeka pada saat itu,

termasuk Indonesia, dihadapkan pada ancaman perang besar

yaitu perang nuklir. Selain itu juga terdapat persoalan-

persoalan sosial dan ekonomi, seperti keterbelakangan dan

Page 6: Gerakan Non Blok

6

kemiskinan karena penjajahan. Dalam perkembangannya, GNB

merupakan bentuk emansipasi politik Negara-negara

tersebut untuk menciptakan dunia yang aman, bebas dari

perang, kemiskinan, keterbelakangan, dan lepas dari

belenggu penjajahan. Hingga pada akhirmya peristiwa

runtuhnya tembok Berlin yang memisahkan Jerman Barat dan

Jerman Timur pada tahun 1989 menandai akhir dari Perang

Dingin

Tidak ada lagi pertentangan antara Blok Barat dan

Blok Timur . Bahkan memasuki abad ke-21, peta kekuatan

dunia telah mengalami revolusi yang sangat dramatis sejak

runtuhnya Tembok Berlin. GNB hanya sebuah gerakan, bukan

organisasi karena tidak memiliki secretariat dan sifatnya

tidak mengikat diantara Negara anggotanya. Namun

kerelevanan GNB pada situsi saat ini masih dipertanyakan

ketika Blok Barat dan Blok Timur sudah tidak ada lagi.

Maka dari itu didalam makalah ini membahas masalah

relevansi GNB pasca perang dingin AS-Unisoviet.

B.Pokok Permasalahan

Dari latar belakang tersebut, maka dapat rumusan

masalahnya yaitu :

1. Apa latar belakang terjadinya perang dingin antara

Amerika Serikat dan Uni Sofyet?

Page 7: Gerakan Non Blok

7

2. Apa dampak perang dingin antara Amerika Serikat dan

Auni Soviet?

3. Apa latar belakang berdirinya Gerakan Non Blok?

4. Bagaimana pendekatan yang ditempuh Gerakan Non Blok

dalam mengatasi perang dingin Amerika Serikat dan Uni

Soviet?

5. Apakah relevansi gerakan non blok ditengah situasi

pasca perang dingin Amerika Serikat dan Uni

Soviet ?

C. Tujuan dan Manfaat Penulisan

Dari rumusan masalah di atas, penulis memiliki tujuan dan

manfaat penulisan sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui asal mula terjadinya perang dingin

antara Amerika Serikat dan Uni Sofyet.

2. Untuk mengetahui dampak terjadinya Gerakan Non Blok

Amerika Serikat dan Uni Sofyet.

3. Untuk mengetahui latar belakang berdirinya Gerakan Non

Blok.

4. Untuk mengetahui peranan Gerakan Non Blok dalam

mengatasi perang dingin Amerika Serikat dan Uni

Sofyet.

5. Untuk mengetahui, mendeskripsikan dan menganalisis

relevansi Gerakan Non Blok di situasi internasinal

pasca perang dingin Amerika Serikat dan Uni Sofyet.

Page 8: Gerakan Non Blok

8

BAB 2

PROFIL ORGANISASI

Gerakan Non-Blok (GNB) adalah suatu organisasi

internasional yang terdiri dari lebih dari 100 negara-

Page 9: Gerakan Non Blok

9

negara yang tidak menganggap dirinya beraliansi dengan

atau terhadap blok kekuatan besar apapun. Tujuan dari

organisasi ini, seperti yang tercantum dalam Deklarasi

Havana tahun 1979, adalah untuk menjamin "kemerdekaan,

kedaulatan, integritas teritorial, dan keamanan dari

negara-negara nonblok" dalam perjuangan mereka

menentang imperialisme, kolonialisme, neo-kolonialisme, a

partheid, zionisme, rasisme dan segala bentuk agresi

militer, pendudukan, dominasi, interferensi

atau hegemoni dan menentang segala bentuk blok politik.

Negara-negara yang telah menyelenggarakan konferensi

tingkat tinggi (KTT)

ialahYugoslavia,India, Mesir, Indonesia,Pakistan, Kuba, K

olombia, Venezuea, Afrika

Selatan, Iran, Malaysia., Mesir, Zambia, Aljazair, SriLan

ka, Kuba, India, Zimbabwe,IIndonesia, Kolombia, AfrikaSel

atan dan Malaysia. Gerakan Non-Blok sendiri bermula dari

sebuah Konferensi Tingkat Tinggi Asia-Afrika sebuah

konferensi yang diadakan diBandung, Indonesia, pada

tahun 1955. Di sana, negara-negara yang tidak berpihak

pada blok tertentu mendeklarasikan keinginan mereka untuk

tidak terlibat dalam konfrontasi ideologi Barat-Timur.

Pendiri dari gerakan ini adalah lima pemimpin dunia: 

1. Josip Broz Tito presiden Yugoslavia

2. Soekarno presiden Indonesia

Page 10: Gerakan Non Blok

10

3. Gamal Abdul Nasser presiden Mesir

4. Pandit Jawaharlal Nehru perdana menteri India

5. Kwame Nkrumah dari Ghana.

Gerakan ini sempat kehilangan kredibilitasnya pada

akhir tahun 1960-an ketika anggota-anggotanya mulai

terpecah dan bergabung bersama Blok lain, terutama Blok

Timur. Muncul pertanyaan bagaimana sebuah negara yang

bersekutu dengan Uni Soviet seperti Kuba bisa mengklaim

dirinya sebagai negara nonblok. Gerakan ini kemudian

terpecah sepenuhnya pada masa invasi Soviet terhadap

Afghanistan tahun 1979. Pertemuan pertama GNB terjadi

di Beograd pada September 1961 dan dihadiri oleh 25

anggota, masing-masing 11 dari Asia dan Afrika bersama

dengan Yugoslavia, Kuba dan Siprus. Kelompok ini

mendedikasikan dirinya untuk melawan

kolonialisme, imperialisme dan neo-kolonialisme.

Pertemuan berikutnya diadakan di Kairo pada 1964.

Pertemuan tersebut dihadiri 56 negara anggota di mana

anggota-anggota barunya datang dari negara-negara merdeka

baru di Afrika. Kebanyakan dari pertemuan itu digunakan

untuk mendiskusikan konflik Arab-Israel dan Perang India-

Pakistan. Pertemuan paling baru (ke-13) diadakan di

Malaysia dari 20-25 Februari 2003. Namun, GNB kini tampak

Page 11: Gerakan Non Blok

11

semakin tidak mempunyai relevansi sejak berakhirnya

Perang Dingin.

Latar Belakang Berdirinya Gerakan NonBlok

Berdirinya GNB dilatarbelakangi oleh faktor-faktor

sebagai berikut.

a. Munculnya dua blok yaitu Blok Barat dan Blok Timur

yang bersaing untuk memperebutkan pengaruh dunia

internasional. Blok Barat diikat dalam suatu

pertahanan yang bernama NATO (North Atlantic Treaty

Organization), sedangkan Blok Timur terikat dalam

Pakta Warsawa.

b. Adanya kecemasan negara-negara yang baru saja mencapai

kemerdekaannya. Mereka merasa cemas karena persaingan

antara blok adidaya tersebut.

c. Adanya “Dokumen Brioni” yang merupakan pernyataan dari

presiden Josep Broz Tito (Yugoslavia). Perdana Menteri

Jawaharlal Nehru (India), dan Presiden Gamal Abdul

Nasser (Mesir) tahun 1956 di Pulau Brioni, Yugoslavia.

Dokumen tersebut memuat prinsip-prinsip dasar untuk

mempersatukan gerakan NonBlok.

d. Adanya pertemuan lima orang negarawan NonBlok di

markas besar PBB dalam siding Umum PBB ke-15 tahun

1960.

Page 12: Gerakan Non Blok

12

e. Terjadinya krisis Kuba tahun 1961. Krisis ini terjadi

karena Uni Soviet membangun pangkalan rudal di Kuba

secara besar-besaran. Amerika Serikat merasa terancam

dan memprotes tindakan Uni Soviet tersebut. Situasi

dunia menjadi tegang, hal ini mendorong negara-negara

Non Blok untuk segera menyelenggarakan KTT NonBlok

Tujuan Gerakan NonBlok

Tujuan Gerakan NonBlok semula adalah meredakan ketegangan

dunia sebagai akibat pertentangan antara Blok Barat dan

Blok Timur. Dalam perkembangannya tidak hanya terbatas

pada usaha perdamaian saja, tetapi juga berkaitan dengan

hak asasi manusia, ekonomi dan hubungan antarbangsa.

Adapun tujuan Gerakan NonBlok dapat dirinci sebagai

berikut.

a. Berkaitan dengan Perdamaian Dunia

1) Mengusahakan terwujudnya perdamaian dunia dan hidup

bergampingan secara damai.

2) Menyelesaikan persengketaan antarbangsa secara

damai.

3) Mengusahakan tercapainya perlucutan senjata secara

menyeluruh.

4) Menolak adanya persekutuan militer.

5) Menolak adanya pangkalan asing dan pasukan asing di

suatu negara.

b. Berkaitan dengan Hak Asasi Manusia

Page 13: Gerakan Non Blok

13

Menentang kolonialisme, rasialisme, dan apartheid.

c. Berkaitan dengan Ekonomi

1) Memperjuangkan kemerdekaan di bidang ekonomi dan

kerja sama atas dasar persamaan derajat bagi

keuntungan bersama.

2) Mengusahakan terwujudnya kerja sama negara-negara

maju dan negara-negara berkembang untuk menata

ekonomi dunia yang lebih adil dan merata.

d. Berkaitan dengan Hubungan Antarbangsa

1) Mengusahakan hubungan antarbangsa secara demokratis.

2) Memelihara dan meningkatkan persatuan negara-negara

Non Blok

BAB III

PEMBAHASAN

1. Asal mula terjadinya perang dingin antara Amerika

Serikat dan Uni Sofyet.

2. Dampak terjadinya Gerakan Non Blok Amerika Serikat dan

Uni Soviet.

Page 14: Gerakan Non Blok

14

3. Latar belakang berdirinya Gerakan Non Blok.

Di sela-sela puing kehancuran akibat Perang Dunia II,

muncullah dua negara adidaya yang saling berhadapan.

Mereka berebut pengaruh terhadap negaranegara yang

sedang berkembang agar menjadi sekutunya. Dua negara

adidaya itu ialah Amerika Serikat dan Uni Soviet.

Persaingan kekuatan di antara dua blok itu

mengakibatkan terjadinya Perang Dingin (the Cold War).

Mereka saling berhadapan, bersaing, dan saling

memperkuat sistem persenjataan. Setiap kelompok telah

mengarahkan kekuatan bomnya ke negara lawan.

Akibatnya, situasi dunia tercekam oleh ketakutan akan

meletusnya Perang Dunia III atau Perang Nuklir yang

jauh lebih mengerikan dibandingkan Perang Dunia I dan

Perang Dunia II. Menghadapi situasi dunia yang penuh

konflik tersebut, Indonesia menentukan sistem politik

luar negeri bebas aktif. Prinsip kebijaksanaan politik

luar negeri Indonesia tersebut ternyata juga sesuai

dengan sikap negara-negara sedang berkembang lainnya.

Oleh karena itu, mereka sepakat untuk membentuk suatu

kelompok baru yang netral, tidak memihak Blok Barat

ataupun Blok Timur. Kelompok inilah yang nantinya

disebut kelompok negara-negara Non Blok.

Berdirinya GNB dilatarbelakangi oleh faktor-faktor

sebagai berikut.

Page 15: Gerakan Non Blok

15

a. Munculnya dua blok yaitu Blok Barat dan Blok Timur

yang bersaing untuk memperebutkan pengaruh dunia

internasional. Blok Barat diikat dalam suatu

pertahanan yang bernama NATO (North Atlantic Treaty

Organization), sedangkan Blok Timur terikat dalam

Pakta Warsawa.

b. Adanya kecemasan negara-negara yang baru saja

mencapai kemerdekaannya. Mereka merasa cemas karena

persaingan antara blok adidaya tersebut.

c. Adanya “Dokumen Brioni” yang merupakan pernyataan

dari presiden Josep Broz Tito (Yugoslavia). Perdana

Menteri Jawaharlal Nehru (India), dan Presiden Gamal

Abdul Nasser (Mesir) tahun 1956 di Pulau Brioni,

Yugoslavia. Dokumen tersebut memuat prinsip-prinsip

dasar untuk mempersatukan gerakan NonBlok.

d. Adanya pertemuan lima orang negarawan NonBlok di

markas besar PBB dalam siding Umum PBB ke-15 tahun

1960.

e. Terjadinya krisis Kuba tahun 1961. Krisis ini

terjadi karena Uni Soviet membangun pangkalan rudal

di Kuba secara besar-besaran. Amerika Serikat merasa

terancam dan memprotes tindakan Uni Soviet tersebut.

Situasi dunia menjadi tegang, hal ini mendorong

negara-negara Non Blok untuk segera menyelenggarakan

KTT NonBlok

Page 16: Gerakan Non Blok

16

Gerakan Non-Blok sendiri bermula dari sebuah Konferensi

Tingkat Tinggi Asia-Afrika sebuah konferensi yang

diadakan di Bandung, Indonesia, pada tahun 1955. Di sana,

negara-negara yang tidak berpihak pada blok tertentu

mendeklarasikan keinginan mereka untuk tidak terlibat

dalam konfrontasi ideologi Barat-Timur. Pendiri dari

gerakan ini adalah lima pemimpin dunia: Josip Broz Tito

presiden Yugoslavia, Soekarno presiden Indonesia, Gamal

Abdul Nasser presiden Mesir, Pandit Jawaharlal Nehru

perdana menteri India, dan Kwame Nkrumah dari Ghana.

4. Peranan Gerakan Non Blok Dalam Mengatasi Perang Dingin

Amerika Serikat Dan Uni Soviet.

Dalam bidang politik, Indonesia selalu berperan dalam

upaya peningkatan peran GNB untuk menyerukan perdamaian

dan keamanan internasional, proses dialog dan kerjasama

dalam upaya penyelesaian damai konflik-konflik intra dan

antar negara, dan upaya penanganan isu-isu dan ancaman

keamanan global baru. Indonesia saat ini menjadi Ketua

Komite Ekonomi dan Social, Ketua Kelompok Kerja

Perlucutan Senjata pada Komite Politik, dan anggota

Komite Palestina.

5. Relevansi Gerakan Non Blok di Situasi Internasional

Pasca Perang Dingin Amerika Serikat dan Uni Soviet

Page 17: Gerakan Non Blok

17

KTT ke-15 GNB menyatakan bahwa GNB mendukung hak

menentukan sendiri bagi rakyat, termasuk rakyat di

wilayah yang masih di bawah pendudukan. Dalam konteks

itu, GNB mendukung hak-hak rakyat Palestina dalam

menentukan nasibnya sendiri, untuk mendirikan negara

Palestina merdeka dan berdaulat dengan Jerusalem Timur

sebagai ibu kota, serta solusi adil atas hak kembali

pengungsi Palestina sesuai Resolusi PBB Nomor 194. GNB

juga menolak segala bentuk pembangunan permukiman Yahudi

di Tepi Barat dan Jerusalem Timur untuk tujuan mengubah

peta demografis di dua wilayah tersebut. GNB juga meminta

Israel melaksanakan resolusi Dewan Keamanan PBB dengan

mundur dari Dataran Tinggi Golan hingga perbatasan 4 Juni

1967 dan mundur total dari sisa tanah Lebanon yang masih

diduduki.

Gerakan Non Blok (GNB) belakang ini sedang muncul lagi di

permukaan, tepatnya di Afrika selatan. Hal ini mengingat

kondisi di dunia ini sudah tidak dibawa pengaruh dua blok

besar.

Munculnya tantangan-tantangan global baru sejak awal abad

ke-21 telah memaksa GNB terus mengembangkan kapasitas dan

arah kebijakannya, agar sepenuhnya mampu menjadikan

keberadaannya tetap relevan tidak hanya bagi negara-

negara anggotanya tetapi lebih terkait dengan

kontribusinya dalam menghadapi tantangan-tantangan

Page 18: Gerakan Non Blok

18

tersebut. Isu-isu menonjol terkait dengan masalah

terorisme, merebaknya konflik intra dan antar negara,

perlucutan senjata dan senjata pemusnah massal, serta

dampak gobalisasi di bidang ekonomi dan informasi

teknologi, telah menjadikan GNB perlu menyesuaikan

kebijakan dan perjuangannya.  Dalam konteks ini, GNB

memandang perannya tidak hanya sebagai obyek tetapi

sebagai mitra seimbang .

Terkait dengan dampak negatif krisis moneter global

terhadap negara-negara berkembang, KTT ke-15 menegaskan

pula perlunya GNB bekerja sama lebih erat dengan Kelompok

G-77 dan China. Suatu reformasi mendasar terhadap sistem

dan fondasi perekonomian dan moneter global perlu

dilakukan dengan memperkuat peran negara-negara

berkembang dalam proses pengambilan keputusan dan

penguatan peran PBB.

Oleh karena banyaknya pertanyaan tersebut Afrika Selatan

yang menjabat sebagai president GNB saat ini membuat

suatau “brainstorming” terhadap anggota-anggota GMNB di

Arrabela Resort dekat dengan Cape Town, Afrika Selatan

pada 2-14 Desember 2002. Pertemuan ini dihadiri oleh

beberapa anggota GNB diantaranya Aljazair, KOlumbia,

Kuba, India, Indonesia, Jamaika, Yordania, Malaysia,

Mozambik, Zimbabwe. Sebelumadanya konferensi ini telah

diadakan konfrensi sebelumnya pada bulan april 2002 hal

Page 19: Gerakan Non Blok

19

itu diselenggarakan untuk membuat suatu angin segar yang

akan disumbangkan kepada KTT yang di Kuala Lumpur hal ini

juga diharapkan menjadi salah satu masukan bagi deklarasi

dari konferensi tersebut.

Dalam konfereksi ini pun ada yang menanyakan yaitu Amr

Moussa yang merupakan sekertaris jendral dari Liga Arab

dan merupakan mantan mentri luar negri Mesir, tentang

Relevansi GNB itu sendiri. Memang bila dilihat dari

keadaan dunia sekarang ini dimana sudah tidak ada lagi

dua blok yang yang berkuasa maka apakah sebaiknya label

GNB itu sendiri di rubah menjadi “Gerakan untuk

demokrasi, Keamanan , dan Pembangunan” dengan harapan

memberi hawa baru dan agar lebih relevan dengan apa yang

ada di dunia sekarang.

Memang pertanyaan seperti itu yang ada dibenak masing-

masing anggota bahkan kita sebagai kaum awam. GNB itu

sendiri termasuk suau gerakan yang memilik tindakan nyata

dalam membantu anggota-anggotanya yaitu dapat dilihat

dari banyaknya Negara anggota GNB yang berhasil lepas

dari cengkraman Kolonialisme dan hal ini pun menjadi

salah satu issue yang penting bagi pergerakan yang telah

GNB lakukan. GNB sendiri memiliki keuntunga bagi Negara

anggotanya diantaranya GNB bukan saja aktif keluar namun

juga membantu Negara-negara anggotanya yang masih hidup

Page 20: Gerakan Non Blok

20

dibawah garis kemiskinan, keterbelakangan, dan mengakhiri

dominasi dan diskriminasi yang terjadi.

Hal ini juga dilakukan untuk melindungi Negara-negara

kecil dari proses Globalisasi yang sangat cepat mengingat

keterbatasan dalam bidang finansial dan krisis yang ada

didalam Negara mereka sehinnga dengan GNB ini dapat

mengcover hal tersebut. Yaitu dengan GNB Negara-negara

juga memiliki suatu wadah untuk mengemukakan pendapat

mereka dan dalam lingkup yang besar.

Maka dapat dikatakan bahwa untuk dapat senantiasa

memelihara kerelevansian GNB makan ada hal-hal yang perlu

di dilakukan diantaranya yaitu dengan meningkatkan

efisiensi, efetifitas, produktifitas dan kualitas sebagai

salah satu gerakan modern yang dapat merangkul seluruh

anggotanya dan melakukan atau memutuskan kebijakan yang

dapat dirasakan manfaatnya oleh negran dan Negara -negara

kecil tersebut[12]. GNB juga harus mulai fokus,

aktualitas, responsif denga issue yang berkembang di

dunia. Mengenai nema mungkin hal tersebut bukan hal yang

terlalu penting karena pada akhirnya hal tersebut akan

sia-sia bila tdak didukung oleh komitmen dan pembetulan

struktur didalamnya

Page 21: Gerakan Non Blok

21