Page 1
1
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
Perang Dingin adalah perang dalam bentuk ketegangan
sebagai perwujudan dari konflik-konflik kepentingan dan
perebutan supremasi serta perbedaan ideologi antara blok
barat yang dipimpin oleh Amerika Serikat dan Blok Timur
yang dipimpin oleh Uni Soviet. Sehingga Perang Dingin
merupakan pertikaian antara kedua blok tersebut.
Munculnya Amerika Serikat sebagai negara pemenang perang
di pihak Sekutu (Inggris, Perancis, dan AS). AS berperan
besar dalam membantu negara-negara Eropa Barat untuk
memperbaiki kehidupan perekonomiannya. Munculnya Rusia
(Uni Soviet) sebagai negara besar dan berperan
membebaskan Eropa bagian Timur dari tangan Jerman dan
membangun perekonomian negara-negara di Eropa Timur. Uni
Soviet meluaskan pengaruhnya dengan mensponsori
terjadinya perebutan kekuasaan di berbagai negara Eropa
Timur seperti Bulgaria, Albania, Hongaria, Rumania,
Polandia, dan Cekoslowakia sehingga negara-negara
tersebut masuk dalam pemerintahan komunis Uni Soviet.
Munculnya negara-negara yang baru merdeka setelah Perang
Page 2
2
Dunia II di luar wilayah Eropa. Dampaknya muncul 2
kelompok negara di dunia yaitu negara-negara maju dengan
negara-negara berkembang, yang memberikan pengaruh bagi
perkembangan politik dan ekonomi dunia.
Faktor-faktor utama yang menyebabkan Perang Dingin
yang pertama Penyebaran Ideologi yaitu Amerika Serikat
dan Uni Soviet sebagai pemenang Perang Dunia II memiliki
paham/ ideologi yang berbeda Amerika Serikat
memiliki ideologi liberal-kapitalis sedangkan Uni
Soviet berideologi komunis. Paham Liberal-Kapitalis (AS)
yang mengagungkan kebebasan individu yang memungkinkan
kapitalisme berkembang dengan subur bertentangan dengan
paham Sosialis-Komunis (US) yang berkeyakinan bahwa paham
itu dapat lebih mempercepat kesejahteraan buruh maupun
rakyatnya karena negara-negara yang mengendalikan
perusahaan akan memanfaatkan keuntungannya untuk
rakyat.Kedua, Keinginan untuk Berkuasa, AS dan US
mempunyai keinginan untuk menjadi penguasa di dunia
dengan cara-cara yang baru. AS sebagai negara kreditor
besar membantu negara-negara yang sedang berkembang
berupa pinjaman modal untuk pembangunan dengan harapan
bahwa rakyat yang makmur hidupnya dapat menjadi tempat
pemasaran hasil industrinya dan dapat menjauhkan pengaruh
sosialis komunis. Masyarakat miskin merupakan lahan subur
bagi paham sosialis komunis. Uni Soviet yang mulai kuat
Page 3
3
ekonominya juga tidak mau kalah membantu perjuangan
nasional berupa bantuan senjata atau tenaga ahli. Hal ini
dilakukan untuk mempengaruhi negara-negara tersebut.
Ketiga, Berdirinya Pakta Pertahanan, Guna mengatasi
berbagai perbedaan yang ada dan kepentingan untuk dapat
berkuasa maka negara-negara Eropa Barat dan Amerika
Serikat mendirikan pakta pertahanan yang dikenal dengan
nama NATO (North Atlantic Treaty Organization) atau
Organisasi Pertahanan Atlantik Utara. Sementara untuk
mengimbangi kekuatan NATO pada tahun 1955 Uni Soviet
mendirikan pakta pertahanan yaitu PAKTA WARSAWA. Anggota
Pakta Warsawa yaitu Uni Soviet, Albania, Bulgaria,
Cekoslowakia, Jerman Timur, Hongaria, Polandia, dan
Rumania.
Berdirinya kedua pakta tersebut menyebabkan muncul
rasa saling curiga, ketidakpercayaan, dan kesalahpahaman
antara kedua blok baik blok barat maupun blok timur.
Amerika dituduh menjalankan politik imperialis untuk
mempengaruhi dunia sementara Uni Soviet dianggap
melakukan perluasan hegemoni atas negara-negara demokrasi
melalui ideologi komunisme.
Keadaan tersebut memicu ketegangan kian memuncak sehingga
muncullah persaingan senjata di antara kedua belah pihak.
Masing-masing pihak saling diliputi oleh suasana Perang
Page 4
4
Dingin yang bahkan mengarah pada terjadinya Perang Dunia
III.
Pasca Perang Dunia II muncul dua blok raksasa dunia,
yaitu blok Barat dan blok Timur. Blok Barat yang
berhaluan liberalis dan kapitalis dipimpin Amerika
Serikat, dengan anggotanya Inggris, Prancis, Belanda,
Italia, Jerman Barat, Kanada, Belgia, Australia,
Norwegia, Turki, Yunani, dan Portugal. Blok Timur yang
berhaluan komunis dipimpin Uni Soviet dengan anggota,
seperti Polandia, Jerman Timur, Hongaria, Bulgaria,
Rumania, Cekoslowakia, dan Albania.
Blok Barat dan blok Timur selalu terlibat dalam
ketegangan yang berlanjut pada “perang dingin”.
Ketegangan tersebut disebabkan adanya perbedaan ideologi,
saling berlomba senjata nuklir, perluasan lingkungan dan
rivalitas blok melalui pembentukan pakta milker yang
dapat mengancam perdamaian dan keamanan dunia.
Untuk meredakan ketegangan di antara dua blok,
negara-negara yang cinta damai mengupayakan berbagai
pertemuan untuk mencari solusi terbaik guna mewujudkan
perdamaian dan keamanan dunia. Pada tahun 1955 beberapa
negara Asia dan Afrika mengikuti Konferensi Asia-Afrika
di Bandung. Demikian juga pada tahun 1956, negara wan
Yugoslavia, Indonesia dan India melakukan pertemuan di
Page 5
5
Pulau Brioni (Yugoslavia) yang mencetuskan ide
pembentukan Gerakan Negara-negara Non blok.
Gerakan Non blok merupakan wadah negara-negara yang
tidak memasuki blok Barat ataupun blok Timur. Gerakan Non
blok tidak diartikan sebagai netralisme, tetapi aktif
sebagai subjek yang ikut berperan dalam menghadapi
peristiwa-peristiwa internasional. Negara-negara Non blok
tidak ingin dijadikan obyek kepentingan dua raksasa dunia
dalam pergolakan politik internasional. Negara-negara ini
pun tidak mau diombang-ambingkan dua ideologi raksasa
yang sedang berlomba berebut pengaruh.
Tujuan GNB semula adalah untuk meredakan perang
dingin dan ketegangan dunia sebagai akibat pertentangan
antara Blok Barat (Amerika Serikat) dan Blok Timur
( Unisoviet). Namun kemudian berkembang meliputi
kerjasama antarbangsa pada bidang-bidang lainnya. Proses
kelahiran GNB tidak dapat dilepaskan dari situasi atau
kostelasi politik internasioanal pada saat itu yang
sangat kental dengan nuansa pertentangan antara timur dan
barat, antara dunia kapitalis dan dunia sosialis, atau
lazim dikenal sebagai perang dingin.
Negara-negara yang baru merdeka pada saat itu,
termasuk Indonesia, dihadapkan pada ancaman perang besar
yaitu perang nuklir. Selain itu juga terdapat persoalan-
persoalan sosial dan ekonomi, seperti keterbelakangan dan
Page 6
6
kemiskinan karena penjajahan. Dalam perkembangannya, GNB
merupakan bentuk emansipasi politik Negara-negara
tersebut untuk menciptakan dunia yang aman, bebas dari
perang, kemiskinan, keterbelakangan, dan lepas dari
belenggu penjajahan. Hingga pada akhirmya peristiwa
runtuhnya tembok Berlin yang memisahkan Jerman Barat dan
Jerman Timur pada tahun 1989 menandai akhir dari Perang
Dingin
Tidak ada lagi pertentangan antara Blok Barat dan
Blok Timur . Bahkan memasuki abad ke-21, peta kekuatan
dunia telah mengalami revolusi yang sangat dramatis sejak
runtuhnya Tembok Berlin. GNB hanya sebuah gerakan, bukan
organisasi karena tidak memiliki secretariat dan sifatnya
tidak mengikat diantara Negara anggotanya. Namun
kerelevanan GNB pada situsi saat ini masih dipertanyakan
ketika Blok Barat dan Blok Timur sudah tidak ada lagi.
Maka dari itu didalam makalah ini membahas masalah
relevansi GNB pasca perang dingin AS-Unisoviet.
B.Pokok Permasalahan
Dari latar belakang tersebut, maka dapat rumusan
masalahnya yaitu :
1. Apa latar belakang terjadinya perang dingin antara
Amerika Serikat dan Uni Sofyet?
Page 7
7
2. Apa dampak perang dingin antara Amerika Serikat dan
Auni Soviet?
3. Apa latar belakang berdirinya Gerakan Non Blok?
4. Bagaimana pendekatan yang ditempuh Gerakan Non Blok
dalam mengatasi perang dingin Amerika Serikat dan Uni
Soviet?
5. Apakah relevansi gerakan non blok ditengah situasi
pasca perang dingin Amerika Serikat dan Uni
Soviet ?
C. Tujuan dan Manfaat Penulisan
Dari rumusan masalah di atas, penulis memiliki tujuan dan
manfaat penulisan sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui asal mula terjadinya perang dingin
antara Amerika Serikat dan Uni Sofyet.
2. Untuk mengetahui dampak terjadinya Gerakan Non Blok
Amerika Serikat dan Uni Sofyet.
3. Untuk mengetahui latar belakang berdirinya Gerakan Non
Blok.
4. Untuk mengetahui peranan Gerakan Non Blok dalam
mengatasi perang dingin Amerika Serikat dan Uni
Sofyet.
5. Untuk mengetahui, mendeskripsikan dan menganalisis
relevansi Gerakan Non Blok di situasi internasinal
pasca perang dingin Amerika Serikat dan Uni Sofyet.
Page 8
8
BAB 2
PROFIL ORGANISASI
Gerakan Non-Blok (GNB) adalah suatu organisasi
internasional yang terdiri dari lebih dari 100 negara-
Page 9
9
negara yang tidak menganggap dirinya beraliansi dengan
atau terhadap blok kekuatan besar apapun. Tujuan dari
organisasi ini, seperti yang tercantum dalam Deklarasi
Havana tahun 1979, adalah untuk menjamin "kemerdekaan,
kedaulatan, integritas teritorial, dan keamanan dari
negara-negara nonblok" dalam perjuangan mereka
menentang imperialisme, kolonialisme, neo-kolonialisme, a
partheid, zionisme, rasisme dan segala bentuk agresi
militer, pendudukan, dominasi, interferensi
atau hegemoni dan menentang segala bentuk blok politik.
Negara-negara yang telah menyelenggarakan konferensi
tingkat tinggi (KTT)
ialahYugoslavia,India, Mesir, Indonesia,Pakistan, Kuba, K
olombia, Venezuea, Afrika
Selatan, Iran, Malaysia., Mesir, Zambia, Aljazair, SriLan
ka, Kuba, India, Zimbabwe,IIndonesia, Kolombia, AfrikaSel
atan dan Malaysia. Gerakan Non-Blok sendiri bermula dari
sebuah Konferensi Tingkat Tinggi Asia-Afrika sebuah
konferensi yang diadakan diBandung, Indonesia, pada
tahun 1955. Di sana, negara-negara yang tidak berpihak
pada blok tertentu mendeklarasikan keinginan mereka untuk
tidak terlibat dalam konfrontasi ideologi Barat-Timur.
Pendiri dari gerakan ini adalah lima pemimpin dunia:
1. Josip Broz Tito presiden Yugoslavia
2. Soekarno presiden Indonesia
Page 10
10
3. Gamal Abdul Nasser presiden Mesir
4. Pandit Jawaharlal Nehru perdana menteri India
5. Kwame Nkrumah dari Ghana.
Gerakan ini sempat kehilangan kredibilitasnya pada
akhir tahun 1960-an ketika anggota-anggotanya mulai
terpecah dan bergabung bersama Blok lain, terutama Blok
Timur. Muncul pertanyaan bagaimana sebuah negara yang
bersekutu dengan Uni Soviet seperti Kuba bisa mengklaim
dirinya sebagai negara nonblok. Gerakan ini kemudian
terpecah sepenuhnya pada masa invasi Soviet terhadap
Afghanistan tahun 1979. Pertemuan pertama GNB terjadi
di Beograd pada September 1961 dan dihadiri oleh 25
anggota, masing-masing 11 dari Asia dan Afrika bersama
dengan Yugoslavia, Kuba dan Siprus. Kelompok ini
mendedikasikan dirinya untuk melawan
kolonialisme, imperialisme dan neo-kolonialisme.
Pertemuan berikutnya diadakan di Kairo pada 1964.
Pertemuan tersebut dihadiri 56 negara anggota di mana
anggota-anggota barunya datang dari negara-negara merdeka
baru di Afrika. Kebanyakan dari pertemuan itu digunakan
untuk mendiskusikan konflik Arab-Israel dan Perang India-
Pakistan. Pertemuan paling baru (ke-13) diadakan di
Malaysia dari 20-25 Februari 2003. Namun, GNB kini tampak
Page 11
11
semakin tidak mempunyai relevansi sejak berakhirnya
Perang Dingin.
Latar Belakang Berdirinya Gerakan NonBlok
Berdirinya GNB dilatarbelakangi oleh faktor-faktor
sebagai berikut.
a. Munculnya dua blok yaitu Blok Barat dan Blok Timur
yang bersaing untuk memperebutkan pengaruh dunia
internasional. Blok Barat diikat dalam suatu
pertahanan yang bernama NATO (North Atlantic Treaty
Organization), sedangkan Blok Timur terikat dalam
Pakta Warsawa.
b. Adanya kecemasan negara-negara yang baru saja mencapai
kemerdekaannya. Mereka merasa cemas karena persaingan
antara blok adidaya tersebut.
c. Adanya “Dokumen Brioni” yang merupakan pernyataan dari
presiden Josep Broz Tito (Yugoslavia). Perdana Menteri
Jawaharlal Nehru (India), dan Presiden Gamal Abdul
Nasser (Mesir) tahun 1956 di Pulau Brioni, Yugoslavia.
Dokumen tersebut memuat prinsip-prinsip dasar untuk
mempersatukan gerakan NonBlok.
d. Adanya pertemuan lima orang negarawan NonBlok di
markas besar PBB dalam siding Umum PBB ke-15 tahun
1960.
Page 12
12
e. Terjadinya krisis Kuba tahun 1961. Krisis ini terjadi
karena Uni Soviet membangun pangkalan rudal di Kuba
secara besar-besaran. Amerika Serikat merasa terancam
dan memprotes tindakan Uni Soviet tersebut. Situasi
dunia menjadi tegang, hal ini mendorong negara-negara
Non Blok untuk segera menyelenggarakan KTT NonBlok
Tujuan Gerakan NonBlok
Tujuan Gerakan NonBlok semula adalah meredakan ketegangan
dunia sebagai akibat pertentangan antara Blok Barat dan
Blok Timur. Dalam perkembangannya tidak hanya terbatas
pada usaha perdamaian saja, tetapi juga berkaitan dengan
hak asasi manusia, ekonomi dan hubungan antarbangsa.
Adapun tujuan Gerakan NonBlok dapat dirinci sebagai
berikut.
a. Berkaitan dengan Perdamaian Dunia
1) Mengusahakan terwujudnya perdamaian dunia dan hidup
bergampingan secara damai.
2) Menyelesaikan persengketaan antarbangsa secara
damai.
3) Mengusahakan tercapainya perlucutan senjata secara
menyeluruh.
4) Menolak adanya persekutuan militer.
5) Menolak adanya pangkalan asing dan pasukan asing di
suatu negara.
b. Berkaitan dengan Hak Asasi Manusia
Page 13
13
Menentang kolonialisme, rasialisme, dan apartheid.
c. Berkaitan dengan Ekonomi
1) Memperjuangkan kemerdekaan di bidang ekonomi dan
kerja sama atas dasar persamaan derajat bagi
keuntungan bersama.
2) Mengusahakan terwujudnya kerja sama negara-negara
maju dan negara-negara berkembang untuk menata
ekonomi dunia yang lebih adil dan merata.
d. Berkaitan dengan Hubungan Antarbangsa
1) Mengusahakan hubungan antarbangsa secara demokratis.
2) Memelihara dan meningkatkan persatuan negara-negara
Non Blok
BAB III
PEMBAHASAN
1. Asal mula terjadinya perang dingin antara Amerika
Serikat dan Uni Sofyet.
2. Dampak terjadinya Gerakan Non Blok Amerika Serikat dan
Uni Soviet.
Page 14
14
3. Latar belakang berdirinya Gerakan Non Blok.
Di sela-sela puing kehancuran akibat Perang Dunia II,
muncullah dua negara adidaya yang saling berhadapan.
Mereka berebut pengaruh terhadap negaranegara yang
sedang berkembang agar menjadi sekutunya. Dua negara
adidaya itu ialah Amerika Serikat dan Uni Soviet.
Persaingan kekuatan di antara dua blok itu
mengakibatkan terjadinya Perang Dingin (the Cold War).
Mereka saling berhadapan, bersaing, dan saling
memperkuat sistem persenjataan. Setiap kelompok telah
mengarahkan kekuatan bomnya ke negara lawan.
Akibatnya, situasi dunia tercekam oleh ketakutan akan
meletusnya Perang Dunia III atau Perang Nuklir yang
jauh lebih mengerikan dibandingkan Perang Dunia I dan
Perang Dunia II. Menghadapi situasi dunia yang penuh
konflik tersebut, Indonesia menentukan sistem politik
luar negeri bebas aktif. Prinsip kebijaksanaan politik
luar negeri Indonesia tersebut ternyata juga sesuai
dengan sikap negara-negara sedang berkembang lainnya.
Oleh karena itu, mereka sepakat untuk membentuk suatu
kelompok baru yang netral, tidak memihak Blok Barat
ataupun Blok Timur. Kelompok inilah yang nantinya
disebut kelompok negara-negara Non Blok.
Berdirinya GNB dilatarbelakangi oleh faktor-faktor
sebagai berikut.
Page 15
15
a. Munculnya dua blok yaitu Blok Barat dan Blok Timur
yang bersaing untuk memperebutkan pengaruh dunia
internasional. Blok Barat diikat dalam suatu
pertahanan yang bernama NATO (North Atlantic Treaty
Organization), sedangkan Blok Timur terikat dalam
Pakta Warsawa.
b. Adanya kecemasan negara-negara yang baru saja
mencapai kemerdekaannya. Mereka merasa cemas karena
persaingan antara blok adidaya tersebut.
c. Adanya “Dokumen Brioni” yang merupakan pernyataan
dari presiden Josep Broz Tito (Yugoslavia). Perdana
Menteri Jawaharlal Nehru (India), dan Presiden Gamal
Abdul Nasser (Mesir) tahun 1956 di Pulau Brioni,
Yugoslavia. Dokumen tersebut memuat prinsip-prinsip
dasar untuk mempersatukan gerakan NonBlok.
d. Adanya pertemuan lima orang negarawan NonBlok di
markas besar PBB dalam siding Umum PBB ke-15 tahun
1960.
e. Terjadinya krisis Kuba tahun 1961. Krisis ini
terjadi karena Uni Soviet membangun pangkalan rudal
di Kuba secara besar-besaran. Amerika Serikat merasa
terancam dan memprotes tindakan Uni Soviet tersebut.
Situasi dunia menjadi tegang, hal ini mendorong
negara-negara Non Blok untuk segera menyelenggarakan
KTT NonBlok
Page 16
16
Gerakan Non-Blok sendiri bermula dari sebuah Konferensi
Tingkat Tinggi Asia-Afrika sebuah konferensi yang
diadakan di Bandung, Indonesia, pada tahun 1955. Di sana,
negara-negara yang tidak berpihak pada blok tertentu
mendeklarasikan keinginan mereka untuk tidak terlibat
dalam konfrontasi ideologi Barat-Timur. Pendiri dari
gerakan ini adalah lima pemimpin dunia: Josip Broz Tito
presiden Yugoslavia, Soekarno presiden Indonesia, Gamal
Abdul Nasser presiden Mesir, Pandit Jawaharlal Nehru
perdana menteri India, dan Kwame Nkrumah dari Ghana.
4. Peranan Gerakan Non Blok Dalam Mengatasi Perang Dingin
Amerika Serikat Dan Uni Soviet.
Dalam bidang politik, Indonesia selalu berperan dalam
upaya peningkatan peran GNB untuk menyerukan perdamaian
dan keamanan internasional, proses dialog dan kerjasama
dalam upaya penyelesaian damai konflik-konflik intra dan
antar negara, dan upaya penanganan isu-isu dan ancaman
keamanan global baru. Indonesia saat ini menjadi Ketua
Komite Ekonomi dan Social, Ketua Kelompok Kerja
Perlucutan Senjata pada Komite Politik, dan anggota
Komite Palestina.
5. Relevansi Gerakan Non Blok di Situasi Internasional
Pasca Perang Dingin Amerika Serikat dan Uni Soviet
Page 17
17
KTT ke-15 GNB menyatakan bahwa GNB mendukung hak
menentukan sendiri bagi rakyat, termasuk rakyat di
wilayah yang masih di bawah pendudukan. Dalam konteks
itu, GNB mendukung hak-hak rakyat Palestina dalam
menentukan nasibnya sendiri, untuk mendirikan negara
Palestina merdeka dan berdaulat dengan Jerusalem Timur
sebagai ibu kota, serta solusi adil atas hak kembali
pengungsi Palestina sesuai Resolusi PBB Nomor 194. GNB
juga menolak segala bentuk pembangunan permukiman Yahudi
di Tepi Barat dan Jerusalem Timur untuk tujuan mengubah
peta demografis di dua wilayah tersebut. GNB juga meminta
Israel melaksanakan resolusi Dewan Keamanan PBB dengan
mundur dari Dataran Tinggi Golan hingga perbatasan 4 Juni
1967 dan mundur total dari sisa tanah Lebanon yang masih
diduduki.
Gerakan Non Blok (GNB) belakang ini sedang muncul lagi di
permukaan, tepatnya di Afrika selatan. Hal ini mengingat
kondisi di dunia ini sudah tidak dibawa pengaruh dua blok
besar.
Munculnya tantangan-tantangan global baru sejak awal abad
ke-21 telah memaksa GNB terus mengembangkan kapasitas dan
arah kebijakannya, agar sepenuhnya mampu menjadikan
keberadaannya tetap relevan tidak hanya bagi negara-
negara anggotanya tetapi lebih terkait dengan
kontribusinya dalam menghadapi tantangan-tantangan
Page 18
18
tersebut. Isu-isu menonjol terkait dengan masalah
terorisme, merebaknya konflik intra dan antar negara,
perlucutan senjata dan senjata pemusnah massal, serta
dampak gobalisasi di bidang ekonomi dan informasi
teknologi, telah menjadikan GNB perlu menyesuaikan
kebijakan dan perjuangannya. Dalam konteks ini, GNB
memandang perannya tidak hanya sebagai obyek tetapi
sebagai mitra seimbang .
Terkait dengan dampak negatif krisis moneter global
terhadap negara-negara berkembang, KTT ke-15 menegaskan
pula perlunya GNB bekerja sama lebih erat dengan Kelompok
G-77 dan China. Suatu reformasi mendasar terhadap sistem
dan fondasi perekonomian dan moneter global perlu
dilakukan dengan memperkuat peran negara-negara
berkembang dalam proses pengambilan keputusan dan
penguatan peran PBB.
Oleh karena banyaknya pertanyaan tersebut Afrika Selatan
yang menjabat sebagai president GNB saat ini membuat
suatau “brainstorming” terhadap anggota-anggota GMNB di
Arrabela Resort dekat dengan Cape Town, Afrika Selatan
pada 2-14 Desember 2002. Pertemuan ini dihadiri oleh
beberapa anggota GNB diantaranya Aljazair, KOlumbia,
Kuba, India, Indonesia, Jamaika, Yordania, Malaysia,
Mozambik, Zimbabwe. Sebelumadanya konferensi ini telah
diadakan konfrensi sebelumnya pada bulan april 2002 hal
Page 19
19
itu diselenggarakan untuk membuat suatu angin segar yang
akan disumbangkan kepada KTT yang di Kuala Lumpur hal ini
juga diharapkan menjadi salah satu masukan bagi deklarasi
dari konferensi tersebut.
Dalam konfereksi ini pun ada yang menanyakan yaitu Amr
Moussa yang merupakan sekertaris jendral dari Liga Arab
dan merupakan mantan mentri luar negri Mesir, tentang
Relevansi GNB itu sendiri. Memang bila dilihat dari
keadaan dunia sekarang ini dimana sudah tidak ada lagi
dua blok yang yang berkuasa maka apakah sebaiknya label
GNB itu sendiri di rubah menjadi “Gerakan untuk
demokrasi, Keamanan , dan Pembangunan” dengan harapan
memberi hawa baru dan agar lebih relevan dengan apa yang
ada di dunia sekarang.
Memang pertanyaan seperti itu yang ada dibenak masing-
masing anggota bahkan kita sebagai kaum awam. GNB itu
sendiri termasuk suau gerakan yang memilik tindakan nyata
dalam membantu anggota-anggotanya yaitu dapat dilihat
dari banyaknya Negara anggota GNB yang berhasil lepas
dari cengkraman Kolonialisme dan hal ini pun menjadi
salah satu issue yang penting bagi pergerakan yang telah
GNB lakukan. GNB sendiri memiliki keuntunga bagi Negara
anggotanya diantaranya GNB bukan saja aktif keluar namun
juga membantu Negara-negara anggotanya yang masih hidup
Page 20
20
dibawah garis kemiskinan, keterbelakangan, dan mengakhiri
dominasi dan diskriminasi yang terjadi.
Hal ini juga dilakukan untuk melindungi Negara-negara
kecil dari proses Globalisasi yang sangat cepat mengingat
keterbatasan dalam bidang finansial dan krisis yang ada
didalam Negara mereka sehinnga dengan GNB ini dapat
mengcover hal tersebut. Yaitu dengan GNB Negara-negara
juga memiliki suatu wadah untuk mengemukakan pendapat
mereka dan dalam lingkup yang besar.
Maka dapat dikatakan bahwa untuk dapat senantiasa
memelihara kerelevansian GNB makan ada hal-hal yang perlu
di dilakukan diantaranya yaitu dengan meningkatkan
efisiensi, efetifitas, produktifitas dan kualitas sebagai
salah satu gerakan modern yang dapat merangkul seluruh
anggotanya dan melakukan atau memutuskan kebijakan yang
dapat dirasakan manfaatnya oleh negran dan Negara -negara
kecil tersebut[12]. GNB juga harus mulai fokus,
aktualitas, responsif denga issue yang berkembang di
dunia. Mengenai nema mungkin hal tersebut bukan hal yang
terlalu penting karena pada akhirnya hal tersebut akan
sia-sia bila tdak didukung oleh komitmen dan pembetulan
struktur didalamnya