Top Banner
PANAS BUMI PANAS BUMI DI GUNUNG DI GUNUNG BURNI TELONG BURNI TELONG KELOMPOK 2 Presented by: Presented by: Ulvia Firnanda 1204107010004 Ulvia Firnanda 1204107010004 Maunazar Ulfah 1204107010012 Maunazar Ulfah 1204107010012 Tika Hapsari 1204107010013 Tika Hapsari 1204107010013 Dosen Pembimbing : Dosen Pembimbing : Gartika Setiya Nugraha ST, M.Si Gartika Setiya Nugraha ST, M.Si SPB-UAS
32
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • PANAS BUMI DI GUNUNG BURNI TELONGKELOMPOK 2Presented by:Ulvia Firnanda 1204107010004Maunazar Ulfah 1204107010012Tika Hapsari 1204107010013Dosen Pembimbing : Gartika Setiya Nugraha ST, M.SiSPB-UAS

  • GAGASAN UTAMAPendahuluanStudi LiteraturMetodologiKendala Pengembangan Panas Bumi di AcehKelompok 2

  • PENDAHULUANKelompok 2Gambar 1. Gunung Burni TelongSumber: http://gayo.info/Nama gunung: Burni TelongNama lain : Gunung Tutong, Boer Moetelong, G.TelongLokasiA. Geografis Puncak 4o 38 47 4o 88 32 LU dan 96o 44 42 96o 55 03 BTB. Administrasi : Kabupaten Bener Meriah, Nanggroe Aceh DarussalamKetinggian : 2624 m dplTipe Gunung : Tipe ATipe Gunung : Strato

  • Kelompok 2Puncak gunung Burni Telong dapat dicapai dari dua arah yaitu dari lereng tenggara melalui kampung Sentral dan dari lereng barat daya melalui Bandar Lampahan. Umumnya para pendaki melakukan pendakian melalui lereng barat daya, dari desa Bandar Lampahan. Dibutuhkan waktu sekitar 3 - 4 jam untuk mencapai puncak gunung Burni Telong.Sumber: https://encrypted-tbn0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcSdV0kGf2FpoRVaErimnN7-__UDnShGe7srSr3Ug-4zYY_APKMwGambar 2. Salah seorang pendaki Puncak gunung Burni Telong

  • Sejarah Letusan G. Burni Telong

    Akhir September, 1837 terjadi letusan dan gempa bumi (Wichmann,1904). Neuman van Padang (1951) menganggap sebagai letusan normal kawah pusat.

    12-13 Januari 1839Wichmann (1904), abu letusan mencapai P.Weh.

    14 April 1856Letusan dari kawah pusat (Neuman van Padang, 1951).

    Desember. 1919Neuman van Padang (1951), terjadi letusan normal dari kawah pusat.

    7 Desember. 1924Tampak 5 buah tiang asap tanpa di ikuti satu letusan (Neuman van Padang, 1951).

    Kelompok 2Sumber: http://www.gambaranimasi.org/img-animasi-bergerak-gunung-berapi-0004-82320.htm

  • Kelompok 2Sejarah Gunung Api Burni Telong

    Gunung api termuda pada komplek gunung api tua Pepanji, Geurodong dan Salah nama.Batuan yang dominan yaitu batuan sedimen/meta sedimen (sedimen tersier)Skema sejarah geologi gunung api Burni Telong:

  • Kelompok 2Latar Belakang Penelitian

    Pelayanan listrik di Kabupaten Bener Meriah telah mampu menjangkau sebagian besar kota dan wilayah pedesaan. Fasilitas listrik yang ada masih menggunakan listrik PLTA interkoneksi dari Provinsi Sumatera Utara. Namun demikian untuk beberapa kecamatan juga telah terdapat PLTD yang dipergunakan sebagai cadangan (Kecamatan Timang Gajah dan Kecamatan Bandar). Berdasarkan RTRWP Aceh pengembangan sistem prasarana energi listrik di Aceh terutama dilakukan dengan sistem interkoneksi Sumatera Bagian Utara yang didukung dengan sistem setempat (isolated) pada lokasi-lokasi yang sulit dijangkau sistem interkoneksi. Dengan pengembangan panas bumi ini diharapkan dapat dilayani kebutuhan energi listrik sampai ke perdesaan di Aceh.

  • Kelompok 2

    Adapun studi literatur yang menunjang pembahasan adanya potensi panas bumi yang bersumber dari gunung Burni Telong:Morfologi PetrografiStratigrafi

    STUDI LITERATUR

  • Kelompok 2Morfologi

    Arah perkembangan morfologi G. Burni Telong

    Morfologi G. Burni Telong berkembang ke arah selatan, tenggara dan baratdaya. Arah selatan sedikit terhalang oleh adanya bukit-bukit kecil di bagian lerengnya.Arah utara dan timur: pertumbuhan tubuh Burni Telong terhalang oleh komplek G. Geurodong, Leui Kucak, dan G. Panji.

  • Kelompok 2Lanjutan

    Pola Aliran Sungai

    Aliran sungai di sekitar puncak menunjukkan suatu daerah tangkapan berpola aliran redier dan semi dendritikAliran sungai ke arah hilir: parallel.

  • Kelompok 2Lanjutan

    Morfologi Puncak

    Morfologi puncak: berelief kasar terdiri dari sisa-sisa kerucut dan kubah lava (tampak bergerigi)Mempunyai sudut lereng yang terjal dan terbuka ke arah barat dayaSaat ini, bekas kawah di sebelah tenggara tidak menunjukkan aktivitasnya

  • Kelompok 2Petrografi

    Komposisi batuan gunung Burni Telong umumnya:AndesitikTekstur porfiritik dan VitrofirikFenokris: plagioklas, amphibole (hornblenda) dan mineral opak (magnetit)Orto piroksen dan clinopiroksen Amphibole:biotit (asam)

  • Kelompok 2Stratigrafi

    Batuan tertua: batuan sedimen, sebagian besar telah berubah menjadi kwarsit, batu tanduk dan meta gamping yang merupakan batuan dasar (basement) dari batuan vulkanik.Penyebaran hasil letusan G. Burni Telong sebagian besar ke arah selatan, tenggara dan barat daya.Hasil letusan G. Burni Telong: aliran piroklastik (awan panas), piroklastik, dan lava.Sebagian besar lava tersingkap di daerah puncak dan di lereng barat dan selatan bagian atas dengan komposisi andesitik dasitik. (Puncak: bersifat dasitik, Lereng:bersifat andesitik).(Suhadi dkk, 1994)

  • Kelompok 2Sekilas tentang Panas Bumi

    Pengertian:Panas bumi adalah sumber energi panas yang terkandung di dalam air panas, uap air, dan batuan bersama mineral ikutan dan gas lainnya yang secara genetik semuanya tidak dapat dipisahkan dalam suatu sistem panas bumi dan untuk pemanfaatannya di perlukan proses penambangan (UU No. 27/2003).

    Sistem Panas Bumi:Heat SourcesReservoir dan Clay CapAdanya Hydrology System

  • Kelompok 2Sumber: one-day-course_geologi.pdf

  • Potensi Panas Bumi di Indonesia

    Potensi panas bumi di Indonesia merupakan yang terbesar di dunia, 40% cadangan dunia, yaitu sebesar 29.038 MW yang tersebar di 276 lokasi panas bumi (Data Badan Geologi per Desember 2010) Kapasitas terpasang (installed capacity) sebesar 1.226 MW (4.2% dari potensi yang ada), terdiri dari: Lapangan Sibayak 12 MW, Gn. Salak 377 MW, Wayang Windu 227 MW, Kamojang 200 MW, Darajat 270 MW, Dieng 60 MW dan Lahendong 80 MW.Target Road Map panas bumi sebesar 9.500 MW pada tahun 2025Kelompok 2

  • Kelompok 2Potensi Panas Bumi di IndonesiaSumber: Badan Geologi Kementerian ESDMStatus: Desember 2010

  • Manifestasi yang terdapat di Gn. Burni Telong

    Fumarol yang berasap tipis dan lemahMata Air Panas (Hot Spring)

    Manifestasi merupakan suatu bentuk kemunculan tanda-tanda terdapatnya sumber panas di sekitar manifestasi tersebut. Manifestasi dapat mengindikasikan terdapatnya sistem panas bumi.Kelompok 2

  • Potensi Panas Bumi di Aceh

    Kelompok 2Sumber data: Dinas Pertambangan dan Energi Pemerintah Aceh

  • Tahapan-tahapan yang harus di lakukan dalam pengembangan panas bumi: Survei Pendahuluan Eksplorasi Studi Kelayakan Eksploitasi PemanfaatanKelompok 2METODOLOGI

  • Kelompok 2Kegiatan Operasional Panas BumiSumber: M&E, Vol. 6 No. 4, Desember 2008

  • Survei Pendahuluan

    Kegiatan yang meliputi pengumpulan, analisis, dan penyajian data yang berhubungan dengan informasi geologi, geofisika, dan geokimia untuk memperkirakan letak dan adanya sumber daya panas bumi serta wilayah kerja.Kelompok 2

  • GeologiBatuan dominan pada daerah Gn. Burni Telong ini adalah batuan sedimen tersier.

    Struktur GeologiStruktur geologi yang berkembang di sekitar G. Bur Ni Telong sangat berhubungan dengan struktur regional yang berkembang di P Sumatera yaitu Sesar Semangko. Sesar Semangko ini mempunyai arah relatif baratlaut - tenggara, struktur geologi yang terdapat di G. Bur Ni Telong dan sekitarnya berupa kaldera, kawah dan sesar.Kelompok 2

  • Geokimia

    Lava-lava G. Bur Ni Telong umumnya mempunyai kisaran silica antara 54,05 - 59,88 %, tidak dijumpai lava-lava yang kaya akan MgO, kandungan TiO2 umumnya kurang dari 1 wt %, khas untuk lava-lava busur kepulauan. Berdasarkan variasi Si O2 dengan dengan K2O (Le Maitre , 1989), lava-lava G. Bur Ni Telong dan kerucut sekitarnya dengan kandungan silica 54 - 57 wt% diklasifikasikan sebagai andesitik basaltic, sedangkan yang mempunyai kandungan silica 57 - 59,88 wt% diklasifikasikan sebagai andesit. Umumnya lava-lava daerah ini mempunyai kadungan K yang tinggi (high K > 2 wt%). Dengan diagram Irvine & Baragar (1971), batuan batuan G. Bur Ni Telong diklasifikasikan sebagai Calc-Alkaline.Hasil pengukuran suhu air panas dengan menggunakan thermocouple HANNA terbaca 51,4C - 52,2C.

    Kelompok 2

  • Geofisika

    Seismik

    Pemantauan kegiatan G. Bur Ni Telong menggunakan Seismograf Kinemetrics model PS-2 dengan sistim RTS. Gempa gempa yang terkam didominasi oleh gempa tektonik, sedangkan gempa vulkanik sangat jarang terjadi. Data seismogram dari tanggal 28 Februari 2007 11 Maret 2007 terekam gempa tektonik 87 kali sedangkan gempa vulkanik nihil.

    Kelompok 2

  • Pemanfaatan

    Pembangunan PLTP untuk memenuhi kebutuhan kelistrikan warga kabupaten Bener Meriah.Lahan Investasi Salah satu peluang investasi energi terbarukan di kabupaten Bener Meriah adalah pembangkit listrik tenaga panas bumi. Kabupaten ini yang memiliki beberapa sumber air panas, diantaranya Air Panas Uning Pondok Gresek yang terletak diKecamatan Bukit pada koordinat N 4o 43.649, E 96o 48.347 dengan ketinggian 1.252 m diatas permukaan laut dan Air Panas Uning Bertih di Kecamatan Wih Pesam pada koordinat N 4o 44.892, E 96o 46.287 dengan ketinggian 3.754 m diatas permukaan laut. Kedua mata air panas tersebut bersumber dari gunung Bur Ni Telong yang terletak 17 km dari kota Takengon, Aceh Tengah. Kecamatan lain yang juga memiliki sumber mata air panas adalah Pintu Rime Gayo yang juga turut direncanakan sebagai sumber panas bumi untuk pembangkit listrik pada RTRW Kabupaten Bener Meriah Tahun 2011 - 2032.Kelompok 2

  • Kelompok 2Hipotesa Awal terhadap Potensi Panas Bumi pada Gn. Burni Telong

    Potensi Panas Bumi Burni Telong

    Menurut Direktorat Jenderal Listrik dan Pemanfaatan Energi, potensi panas bumi Bur Ni Telong adalah sebesar 104 MWe.

    Ketersediaan Lahan

    Menurut UU No 27 tahun 2003, luas wilayah kerja untuk eksplorasi yang dapat diberikan untuk satu IUP Panas Bumi tidak boleh melebihi 200.000 (dua ratus ribu) hektar.Pembangkit panas bumi hanya membutuhkan lahan seluas 3,5 km2 per Giga Watt2. Sehingga luas wilayah yang dibutuhkan untuk mengembangkan pembangkit sebesar 104 MWe adalah:0,104 GW x 3,5km2/GW = 0,364 km2.Kebutuhan lahan denganluas kurang dari setengah kilometer persegi tersebut, dengan posisi di sekitar mata air panas, masih tersedia dan dapat dikuasai oleh investor pembangkit listrik tenaga panas bumi.

  • Kelompok 2Hipotesa Awal terhadap Potensi Panas Bumi pada Gn. Burni Telong

    InvestasiBerdasarkan data yang didapat, besaran nilai investasi pembangkit listrik tenaga panas bumi pada tahun 2008 adalah sebesar USD 2.770 untuk setiap kilo Watt daya yang akan dihasilkan. Rincian biaya investasi tersebut dapat dilihat pada tabel.

  • Kelompok 2Jika seluruh potensi panas bumi Bur Ni Telong di eksploitasi untuk mengantisipasi pertumbuhan kebutuhan listrik setiap tahun maupun untuk menggantikan listrik dari Sumatera Utara, maka investasi yang dibutuhkan untuk membangun pembangkit listrik tenaga panas bumi di Bur Ni Telong adalah 2,770 [USD/kW] x 104,000 [kWe] = USD 288,080,000dengan biaya tambahan untuk operasi dan pemelihaaran sebesar 0.022 [USD/kWh] x 104,000 [kWe] = USD 2,288 [USD/hour].

  • Kelompok 2Kesimpulan

  • Kelompok 2Daftar Pustaka

    http://regionalinvestment.bkpm.go.id/newsipid/commodityareapeluang.php?ia=1117&ic=17

  • Kelompok 2