BAB I PENDAHULUAN Jalan Raya adalah suatu jalur tanah yang permukaannya dibentuk dengan kemiringan tertentu dan diberi perkerasan yang dipergunakan untuk lintasaan kendaraan maupun orang yang menghubungkan lalu lintas antara dua atau lebih tempat pemusatan kegiatan. Perencanaan Geometrik Jalan merupakan bagian dari perencanaan jalan yang dititik beratkan pada pernecanaan bentuk fisik, sehingga dapat memenuhi fungsi dasar jalan yaitu memberikan pelayanan yang optimum pada arus lalu lintas dan sebagai akses ke rumah-rumah. Dalam ruang lingkup Perencanaan Geometrik tidak termasuk perencanaan tebal perkerasan jalan, begitu pula drainase jalan. Meskipun perkerasan termasuk bagian dari perencanan geometrik sebagai bagian dari perencanaan jalan seutuhnya. Dengan tujuan untuk menghasilkan infrastruktur yang aman, efisiensi pelyanan arus lalu lintas dan memaksimalkan ratio tingkat penggunaan/biaya pelaksaanan. Ruang, bentuk dan ukuran jalan dikatakan baik, jika dapat memberikan rasa aman dan nyaman kepada pemakai jalan. Yang menjadi dasar perencanaan geometrik adalah sifat gerakan dan ukuran kendaraan, sifat pengemudi dalam mengendalikan gerak kendaraannya, dan karakteristik arus lalu lintas. Hal-hal tersebut haruslah menjadi pertimbangan perencanaan untuk menghasilkan bentuk dan ukuran jalan, serta PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN RAYA 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
Jalan Raya adalah suatu jalur tanah yang permukaannya dibentuk dengan
kemiringan tertentu dan diberi perkerasan yang dipergunakan untuk lintasaan kendaraan
maupun orang yang menghubungkan lalu lintas antara dua atau lebih tempat pemusatan
kegiatan.
Perencanaan Geometrik Jalan merupakan bagian dari perencanaan jalan yang dititik
beratkan pada pernecanaan bentuk fisik, sehingga dapat memenuhi fungsi dasar jalan yaitu
memberikan pelayanan yang optimum pada arus lalu lintas dan sebagai akses ke rumah-
rumah. Dalam ruang lingkup Perencanaan Geometrik tidak termasuk perencanaan tebal
perkerasan jalan, begitu pula drainase jalan. Meskipun perkerasan termasuk bagian dari
perencanan geometrik sebagai bagian dari perencanaan jalan seutuhnya. Dengan tujuan
untuk menghasilkan infrastruktur yang aman, efisiensi pelyanan arus lalu lintas dan
memaksimalkan ratio tingkat penggunaan/biaya pelaksaanan. Ruang, bentuk dan ukuran
jalan dikatakan baik, jika dapat memberikan rasa aman dan nyaman kepada pemakai jalan.
Yang menjadi dasar perencanaan geometrik adalah sifat gerakan dan ukuran
kendaraan, sifat pengemudi dalam mengendalikan gerak kendaraannya, dan karakteristik
arus lalu lintas. Hal-hal tersebut haruslah menjadi pertimbangan perencanaan untuk
menghasilkan bentuk dan ukuran jalan, serta ruang gerak kendaraan yang memenuhi
tingkat kenyamanan dan keamanan yang diharapkan.
Dengan demikian haruslah memperhatikan elemen penting dalam perencanaan
geometrik jalan, diantaranya :
- Alinyemen Horizontal (trase jalan)
- Alinyemen Vertikal (penampang memanjang jalan)
- Penampang melintang jalan
Tujuan dan fungsi: menghasilkan infra struktur yang aman, nyaman & effisien
untuk pelayanan lalu lintas dan memaksimalkan ratio tingkat penggunaan/biaya
pelaksanaan.
1
BAB II
STANDAR PERENCANAAN JALAN RAYA
1. Ketentuan Dasar
Ketentuan dasar “Perencanaan Geometrik Jalan Raya” telah tercantum dalam daftar I
buku No. 13/1970 merupakan syarat batasan yang dijadikan sebagai pedoman untuk
Perencanaan Geometrik Jalan Raya.
2. Lalu Lintas
Setiap jenis kendaraan dapat mempengaruhi terhadap keseluruhan arus lalu lintas, yang
diperhitungkan dengan membandingkannya terhadap pengaruh dari suatu mobil
penumpang. Yaitu dengan “Satuan Mobil Penumpang (SMP)”.
3. Kelas Jalan II B
Jalan ini merupakan jalan-jalan raya sekunder dua jalur dengan konstruksi permukaan
jalan dari penetrasi berganda atau yang setaraf dimana dalam komposisi lalu lintasnya
terdapat kendaraan lambat, tapi tanpa kendaraan yang tak bermotor.
4. Keadaan Topografi
Keadaan Topografi/medan yang akan duganakan untuk perencanaan pembangunan
jalan terbagi dalam tiga golongan umum yang dibedakan menurut besarnya lereng
melintang dalam arah yang kurang lebih tegak lurus sumbu jalan raya.
Klasifikasi medan dan besarnya lereng melintang adalah sebagai berikut :
No
.Golongan Medan Lereng Melintang
1. Datar (D) 0 sampai 9,9 %
2. Perbukitan (B) 10,0 sampai 24,5 %
3. Pegunungan (G) ≥ 25,0 %
2
5. Standar Perencanaan Geometrik Jalan Kelas IIB
KLASIFIKASI JALAN
Jalan Utama Jalan Raya Sekunder Jalan PenghubungI IIA IIB IIC III
Klasifikasi medan dan besarnya lereng melintang yang bersangkutan adalah sebagai
berikut:
Golongan medan lereng melintang
- Datar (D) 0 sampai 9.9%
- Perbukitan (B) 10 sampai 24.9%
- Pegunungan (G) >25.0%
karena 5.926% < 9.9% maka termasuk golongan Medan Datar (D)
9
3. Menentukan Tikungan
Tikungan I dari titik 4;5;6;I;7;8;9
Tg α=1. 667+1 .33+1. 33+3 .667+9+6 .33+8 . 337
=4 .522 %
Kemiringan rata-rata Tikungan I = 4.522% ( 0 – 9.9 % ), maka tergolong pada Medan
Datar.
Tikungan II dari titik 14;15;16;II;17;18;19
Tg α=1. 67+10+5+6+14 . 67+9 .67+67
=7 .572 %
Kemiringan rata-rata Tikungan II = 7.572% ( 0 – 9.9 % ), maka tergolong pada Medan
Datar.
4. Perhitungan Tikungan
Alur pemilihan tikungan yang direncanakan oleh Bina Marga
Tikungan spiral-lingkaran spiral
Lc 25 m
p 0,10 m
e min(0,04 atau 1,5en)
Tikungan spiral- spiral
Tikungan lingkaran
Tikungan lingkaran
Tikungan spiral-lingkaran spiral
ya
tidak
tidak
tidak
ya
ya
a. Tikungan I
Data Jalan Tikungan I yang bermedan Datar dari Daftar I Standar Perncanaan Geometrik
Jalan Raya didapat :
10
-Vrencana (Vr) = 80 Km/jam
-∆1 = 51.07°
-Emaks = 10%
-Jalan raya skunder (klas II B)
Direncanakan Tikungan I berbentuk Spiral-Circle-Spiral (S-C-S)
Diasumsikan jalan yang direncanakan termasuk jalan:
- Volume lalu lintas yang padat
- Penghubung antar kota dan provinsi
- Banyak kendaraan berat
Data jalan pada tikungan I bermedan datar dengan kemiringan rata-rata 4.522%.
- Langkah Perhitungan :
Dimana:
R= V 2
127 (e+ fmax )
R : Jari-jari Lengkung minimum…………………… (m)
V2 : Kecepatan Rencana………………………… (km/jam)
e : Miring tikungan…………………………….. (%)
fm : Koefisien Gesekan Melintang.
R= V 2
127 (e+ fmax )
- Untuk kecepatan rencana < 80 km/jam berlaku fmaks = - 0,00065 V + 0,192- 80 – 112 km/jam berlaku fmaks = - 0,00125 V + 0,24
Langkah Perhitungan :
- fmax = -0,00125 . V + 0,24
11
dI-II
dA-I
II
I∆1
A
= -0,00125 . 80 + 0,24
= 0,14
-Rmin= V 2
127 .( emax+fmax )
= 802
127 .(0,1+ 0,14 )
= 209,973 m
Kontrol:
-Rmin= V 2
127 .( emax+fmax )
209 , 973= 802
127 .(0,1+0 ,14 )
209 . 973=209 ,973 m
R > Rmin, maka dicari nilai e
Didapat dari Tabel Panjang Lengkung Peralihan Minimum Dan Superelevasi Metode Bina
Marga.
-Perhitungan Өs, Δ c, dan Lc
e = 10% = 0.01 Ls = 70 m
θs= Ls2 R
∙3602 π
¿ 702∙ 209.973
∙360
2∙ 3.14
¿0,166 ∙57,32
¿9.515 °
Δc=ΔI−(2xθs )Δc=51 ,07 °−(2⋅9. 515° )Δc=32 ,04 °
Lc= Δcx 2 xπ xRd360
12
Lc=32 ,14 x2 x3 ,14 x209,973 360
Lc=117 ,72 m
Syarat tikungan jenis S-C-SΔ c > 0° = 32 , 04 ° > 0°…………………….(ok)Lc > 20 m = 117,04 > 20 m……….……………..……(ok)
d) Perhitungan besaran-besaran tikungan
Xc=Ls−( Ls3
40× Rd2 )Xc=70−( 703
40 × 209.972 )Xc=69,806 m
Yc= Ls2
6× Rd
Yc= 702
6×209.97
Yc=3,889 m
P=Yc−Rd (1−cos∅ s )
P=3,889−209.97 (1−cos9.515 ° )
P=0,992m
K=Xc−Rd ×sin θs
K=69.806−209.97 × sin 9.515 °
K=35,106 m
Ts=( Rd+P ) tan12+K
Ts=(209.97+0,992 ) tan12+35,106
Ts= 98,779 m
Es=( Rd+P )
cos12
∆2
−Rd
Es=(209.97+0,992 )
cos12
−209.97
13
SC
STKIRI e=+8%
KANAN e=-8%
Lc=53.25 m Ls=70m
as
Ls=70m
-2%
CSTS I
-2%
-2%
-2%
-2%
-2%
-2%
-2%
0 08,95%
-2% 8,95%
Es=10,47 m
Ltot=Lc+(2 × Ls )
Ltot=53.25+ (2×70 )
Ltot=193.25 m
Kontrol perhitungan:2 x Ts > L total2 x 98,779 > 193,25197.558 > 193,25 m.................... (Tikungan S – C – S bisa digunakan)
- Diagram Superelevasi
- Potongan I – I
Untuk Sta z :
xLs
= 2 %(2+8 )%
-
x70
=2 %10 %
x=14 m
Y = 2x = 2 . 14
= 28 m
Maka Sta I :
Sta I = Sta TS + y
= Sta TS + 28 m
14
2%
SCzTS
as
2%
a= ?
2%
x
2%
8%
I
y
Ls = 70 m
Ls =
Landai Relatif :
8%
-8%
-2%-2%
3.5m 3.5m
- Landai Maksimum
1 = (e + en) B m Ls
= (0.0 8 + 0.02) 3.50 70
1 = 0.005 m
m = 200
Gambar Landai relative pada tikungan I
- Pelebaran pada Tikungan I
- Jalan kelas IIB (skunder) dengan muatan sumbu terberat 10 ton sehingga direncanakan kendaraan terberat yang melintas adalah kendaraan berat.
- Vr = 80 km/jam- Rd = 209.97 m
1000Rd
=1000209 .97
=4 . 762<6
x=14 m- n = 2- c = 0.8 (Kebebasan samping)- b = 2.6 m (Lebar lintasan kendaraan besar pada jalan lurus)- p = 18,9 m (Jarak antara as roda depan dan belakang kendaraan besar)- A = 1,2 m (Tonjolan depan sampai bemper kendaraan berat)
- B = n(b’+c) + (n-1) Td+z
- dimana :- B = Lebar perkerasan pada tikungan- n = Jumlah lajur Lintasan (2)- b = Lebar lintasan kendaraan pada tikungan- c = Kebebasan samping (0,8 m)- Td = Lebar melintang akibat tonjolan depan- Z = Lebar tambahan akibat kelainan dalam mengemudi
-Perhitungan :
15
b =Rd- sqrt {{Rd} ^ {2-}} {P} ^ {2
b =209.97- sqrt {{209.97} ^ {2-}} {18,9} ^ {2
b =0,8 m
b’ = b + b”
b’ = 2,6 + 0,86
b’ = 3,46 m
-Td=¿ - Rd
-Td=√209.972+1,2 (37,8+1,2 ) – 209.97
-Td = 0,1114 m
Z=0,105× Vr
√Rd
Z=0,105× 80
√209.97
Z=0,57 m
Lebar Perkerasan pada Tikungan I :
B = n(b’+c) + (n-1) Td+z
= 2(3,46 + 0.8) + (2 - 1) 0,1114 + 0,57
= 9,201 m
9,201> (2 x 3.50 m) ;
Karena B > W, maka diperlukan pelebaran perkerasan pada Tikungan I
sebesar = 9,201 – 7.00 = 2,201 m
Penebasan Tikungan I / Kebebasan Samping
V = 80 km/jam
L = (2 x Ls) = 140 m
R = 209.97 m
W = 2 x 3,5m = 7 m
Lc=53 .25 m
T = Waktu tanggap, ditetapkan 2.5 detik
Landai max (g) = 5%,
fp =Koefisien gesek memanjang antara ban kendaraan denganperkerasan jalan aspal
fp akan semakin kecil jika kecepatan (Vr) semakin
16
tinggi dan sebaliknya. (Menurut Bina Marga, fp = 0.35–0.55)
Perhitungan :R’ = Rd – ½ W
= 209.97 – 3,5
= 206.97 m
Lt = Lc + (2 x Ls)
= 53 .25 m + 140
= 193,25 m
Jarak pandang henti (Jh)
Jh=0,278 × Vr ×T + Vr2
254 ×( fp−g)
Jh=0,278 × 80 ×2,5+ 802
254×(0,35−0,05)
Jh = 139,6 m
Jarak pandang menyiap (Jd)
Jd = d1 + d2 + d3 + d4
d1=0,278× T1 ×(Vr−m+a× T1
2 ) d2=0,278× Vr ×T 2
d3 = antara 30 sampai 100 mVr, km/jam 50-65 65-80 80-95 95-110
d3 (m) 30 55 75 90d
4=23
× d2
Dimana :T1 = Waktu dalam (detik), ∞ 2.12 + 0,026 x VrT2 = Waktu kendaraan berada dijalur lawan, (detik) ∞ 6,56+0,048xVr a = Percepatan rata-rata km/jm/dtk, (km/jm/dtk), ∞ 2,052+0,0036xVrm = perbedaan kecepatan dari kendaraan yang menyiap dan kendaraan
Kebebasan samping yang tersedia (mo) = ½ (lebar pengawasan minimal - w)= ½ (30-7)= 11,5 m
Secara analitis :
Berdasarkan jarak pandang henti :
Jh = 139,6 m
Lt = 263,185m, Jh < Lt
E=R' ×(1−cos×28,65 × Jh
R ' )E=206,97 ×(1−cos
28,65 ×139,6206,97 )
E=12,41 m
Berdasarkan jarak pandang menyiap :Jd = 553,7 mLt = 263,185 m Jd > Lt
E=R' ×(1−cos(28,65× Jd )
R' )+ (Jd−¿)2
×sin(28,65× Jd )
R'
E=206,97 ×(1−cos(28,65 ×553,7 )
206,97 )+(553,7−263,185)2
×sin(28,65× 553,7 )
206.97
E=258,06 m
Kesimpulan :o Kebebasan samping henti = 12,41 mo Kebebasan samping menyiap = 258,06 mo Kebebasan samping tersedia = 11,5 mo Kebebasan samping berdasarkan jarak pandang henti 7,9 m < 11,5 m
sehingga amano Kebebasan samping berdasarkan jarak pandang menyiap 258,06 m > 11,5 m
sehingga sebelum memasuki tikungan ( I ) perlu dipasang rambu dilarangmenyiap.
b. Tikungan II
18
Data Jalan Tikungan II yang bermedan Datar dari Daftar I Standar Perncanaan Geometrik
Jalan Raya didapat :
-Vrencana (Vr) = 80 Km/jam
-∆2 = 33.59°
-Emaks = 10%
-Jalan raya skunder (klas II B)
Direncanakan Tikungan I berbentuk Spiral-Spiral.
- Langkah Perhitungan :
Dimana:
R= V 2
127 (e+ fmax )
R : Jari-jari Lengkung minimum…………………… (m)
V2 : Kecepatan Rencana………………………… (km/jam)
e : Miring tikungan…………………………….. (%)
fm : Koefisin Gesekan Melintang.
- Untuk kecepatan rencana < 80 km/jam berlaku fmaks = - 0,00065 V + 0,192
- 80 – 112 km/jam berlaku fmaks = - 0,00125 V + 0,24
Langkah Perhitungan :
- fmax = -0,00125 . V + 0,24
= -0,00125 . 80 + 0,24
= 0,14
-Rmin= V 2
127 .( emax+fmax )
= 802
127 .(0,1+ 0,14 )
= 209,973 m
19
dII-C
dI-II
II
I
∆2
C
Kontrol:
-Rmin= V 2
127 .( emax+fmax )
209 , 973= 802
127 .(0,1+0 ,14 )
209 . 973=209 ,973 m
R > Rmin, maka dicari nilai e
-Dmax = 181913,53 (e maks + f maks)
V2
= 181913,53 (0,10 + 0,14)
802
= 6,821 °
a). Menentukan superelevasi desain
Dd = 1432,4Rd
= 1432,4310
= 4,62
e tjd=−emaks× Dd 2
Ddmaks
+2× emaks× Dd❑
Ddmaks
e tjd=−0,10 ×4,622
6,8212 +2× 0,10× 4,62❑
6,821
e tjd=0,0895
e tjd=8,95%
-Perhitungan lengkung peralihan ( LS )Berdasarkan waktu tempuh maximum ( 3 detik ) untuk melintasi lengkung peralihan,
maka panjang lengkung :
20
Vr=80 km / jam ¿} Δ2=33 , 590 ¿ } R=209 , 97 m ¿ } e n=¿2 %¿ }¿¿ ¿didapat dari perhitungan :
e=0 , 098=9,8 %Ls=70 m
∅ s = ½ ∆2
= ½ 33,590
= 16,790
Ls dalam tebel hanya dipergunakan untuk menentukan besarnya superelevasi yang
dibutuhkan saja. Panjang lengkung peralihan (Ls) yang dipergunakan haruslah dari
persamaan.
Ls = ∅ s ∙ πR
90
= 16,79∙ 3,14 ∙ 209,97
90= 122,997
∆c = 0 Lc = 0
Yc = Ls2
6 ∙R
= 122,9972
6 ∙209.97= 12,008
Xc = Ls - Ls2
40 R2
= 122,997 - 122,972
4 ∙209.972
= 122,82
K = Xc - R sin ∅ s=122,82 – 209,97 sin 16,79= 62,17
P = Yc - R (1- cos ∅ s) = 12,008 – 209,97 (1- cos 16,79) = 1,518
21
Ls Ls
KANAN
-2%
as
Ts
-2%
Sc = Cs
9,8%
-9,8%
-9,8%-2% -2% -2% -2%
Ts = (R+P) tan ½ ∆2 + K = (209,97+1,518) tan ½ 33,59 + 62,15
= 125,97
Ec = (R+P)
cos½ ∆ 2 - R
= 209,97+1,518
cos½ 33,59 – 209,97
= 10,9
L total = 2Ls= 2 x 122,997= 245,994
- Diagram Superelevasi
Untuk Sta z :
xLs
= 2%(2+8 )%
-
x70
=2 %10 %
x=14 m
Y = 2x
22
2%
SCzTS
as
2%
a= ?
2%
x
2%
8%
I
y
Ls = 70 m
8,95%
-8,95%
-2%-2%
3.5m 3.5m
= 2 . 14
= 28 m
Maka Sta I :
Sta I = Sta TS + y
= 125,97 + 28
= 153,97
Landai Maksimum
1m
=(0. 098+0. 02 )3,570
1m
=0. 0059
m =
Gambar Landai relative pada tikungan I I
- Pelebaran pada Tikungan II
23
Ls =
Landai Relatif :
3.5 m 3.5 m
1m
=(e+en)B
Ls
- Jalan kelas IIB (skunder) dengan muatan sumbu terberat 10 ton sehingga
- direncanakan kendaraan terberat yang melintas adalah kendaraan berat.
- Vr = 80 km/jam- Rd = 209,97 m- n = 2- c = 0.8 (Kebebasan samping)- b = 2.6 m (Lebar lintasan kendaraan besar pada jalan lurus)- p = 18,9 m (Jarak antara as roda depan dan belakang kendaraan
besar)- A = 1,2 m (Tonjolan depan sampai bemper kendaraan berat)
- B = n(b’+c) + (n-1) Td+z
- dimana :- B = Lebar perkerasan pada tikungan- n = Jumlah lajur Lintasan (2)- b = Lebar lintasan kendaraan pada tikungan- c = Kebebasan samping (0,8 m)- Td = Lebar melintang akibat tonjolan depan- Z = Lebar tambahan akibat kelainan dalam mengemudi
-Perhitungan :
b =Rd- sqrt {{Rd} ^ {2-}} {P} ^ {2
b =209,97- sqrt {{209,97} ^ {2-}} {18,9} ^ {2
b =0,8 m
b’ = b + b”
b’ = 2,6 + 0,86
b’ = 3,46 m
-Td=√ Rd2+ A (2 P+A )−R d
-Td=√209,972+1,2 (37,8+1,2 )-209,97
-Td = 0,1114 m
Z=0,105× Vr
√Rd
Z=0,105× 80
√209,97
Z=0,57 m
Lebar Perkerasan pada Tikungan II :
24
B = n(b’+c) + (n-1) Td+z
= 2(3,46 + 0.8) + (2 - 1) 0,1114 + 0,57
= 9,201 m
9,201 > (2 x 3.50 m) ;
Karena B > W, maka diperlukan pelebaran perkerasan pada Tikungan I sebesar = 9,201 –
7.00 = 2,201 m
Penebasan Tikungan II / Kebebasan Samping
V = 80 km/jam
L = (2 x Ls) = 133,32 m
R = 209,97 m
W = 2 x 3,5m = 7 m
Lc = 0
T = Waktu tanggap, ditetapkan 2.5 detik
Landai max (g) 5%,
fp =Koefisien gesek memanjang antara ban kendaraan dengan perkerasan jalan aspalfp akan semakin kecil jika kecepatan (Vr) semakintinggi dan sebaliknya. (Menurut Bina Marga, fp = 0.35–0.55)
Perhitungan :R’ = Rd – ½ W
= 209,97 – 3,5
= 206,97 m
Lt = Lc + (2 x Ls)
= 0 + 133,32
= 133,32 m
Jarak pandang henti (Jh)
Jh=0,278 × Vr ×T + Vr2
254 ×( fp−g)
Jh=0,278 × 80 ×2,5+ 802
254×(0,35−0,05)
Jh = 139,6 m
Jarak pandang menyiap (Jd)
Jd = d1 + d2 + d3 + d4
25
d1=0,278× T1 ×(Vr−m+a× T1
2 ) d2=0,278× Vr ×T 2
d3 = antara 30 sampai 100 mVr, km/jam 50-65 65-80 80-95 95-110
d3 (m) 30 55 75 90d
4=23
× d2
Dimana :T1 = Waktu dalam (detik), ∞ 2.12 + 0,026 x VrT2 = Waktu kendaraan berada dijalur lawan, (detik) ∞ 6,56+0,048xVr a = Percepatan rata-rata km/jm/dtk, (km/jm/dtk), ∞ 2,052+0,0036xVrm = perbedaan kecepatan dari kendaraan yang menyiap dan kendaraan
Kebebasan samping yang tersedia (mo) = ½ (lebar pengawasan minimal - w)
= ½ (30-7)= 11,5 m
Secara analitis :
Berdasarkan jarak pandang henti :
Jh = 139,6 m
Lt = 357,45m Jh < Lt
E=R' ×(1−cos×28,65 × Jh
R ' )E=306,5 ×(1−cos
28,65 ×139,6306,5 )
E=7,9 m
26
Berdasarkan jarak pandang menyiap :Jd = 553,7 mLt = 357,45 m Jd > Lt
E=R' ×(1−cos(28,65× Jd )
R' )+ (Jd−¿)2
×sin(28,65× Jd )
R'
E=206,97 ×(1−cos(28,65 ×553,7 )
206,97 )+(553,7−357,45)2
×sin(28,65× 553,7 )
206,97❑
E=249,76 m
Kesimpulan :o Kebebasan samping henti = 7,9 mo Kebebasan samping menyiap = 193,84 mo Kebebasan samping tersedia = 11,5 mo Kebebasan samping berdasarkan jarak pandang henti 7,9 m < 11,5 m
sehingga amano Kebebasan samping berdasarkan jarak pandang menyiap 249,76 m > 11,5 m
sehingga sebelum memasuki tikungan ( I ) perlu dipasang rambu dilarang
menyiap.
c. Tikungan II Spiral – Circle – Spiral (S – C – S)