32
BAB I
PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang
Bumi yang kita tempati memiliki banyak rahasia alam yang tidak
kita ketahui. Kita tidak pernah mengetahui kejadian-kejadian yang
akan terjadi di muka bumi ini. Banyak kejadian-kejadian alam yang
mendatangkan pertanyaan bagi manusia. Salah satu kejadian alam yang
sudah tidak asing di telinga masyarakat yaitu gempa bumi. Gempa
bumi merupakan suatu peristiwa yang sangat sering terjadi di muka
bumi ini. Salah satunya di Indonesia. Indonesia adalah salah satu
negara yang memiliki tingkat rawan bencana alam yang sangat tinggi.
Indonesia sendiri memiliki titik-titik gempa yang tersebar
diseluruh wilayah di Indonesia.Mungkin kita merasa biasa saja
dengan bencana alam tersebut di Indonesia, tapi bencana tersebut
sudah sangat sering terjadi berulang-ulang di negara kita. Gempa
bumi sudah menghancurkan sebagian dari wilayah Indonesia. Dan sudah
banyak sekali korban-korban yang berjatuhan akibat bencana
tersebut. Berarti gempa bumi sudah menjadi suatu ancaman bagi
masyarakat di muka bumi ini. Dan banyak dari masyarakat tidak
mengerti akan apa sebenarnya yang terjadi di muka bumi ini. Maka
sangatlah perlu bagi mereka untuk tahu dan mengerti serta memahami
peristiwa-peristiwa gempa bumi yang terjadi. .1.2Rumusan
Masalah
1) Apa pengertian dari gempa bumi?
2) Apa penyebab terjadinya gempa bumi?3) Bagaimana proses
terjadinya gempa bumi?
4) Apa saja jenis-jenis gelombang gempa bumi?
5) Apa saja faktor yang mempengaruhi besar kecilnya gempa?
6) Bagaimana klasifikasi gempa bumi yang terjadi di muka
bumi?
7) Bagaimana aktivitas gempa bumi di Indonesia?
8) Apa saja dampak dari gempa bumi yang terjadi?1.3 Tujuan
PenulisanAdapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk
dapat:
1) Mengetahui pengertian dari gempa bumi.
2) Mengetahui penyebab dari terjadinya gempa bumi.
3) Mengerti tentang proses terjadinya gempa bumi.
4) Mengetahui jenis-jenis gelombang gempa bumi.
5) Mengetahui faktor yang mempengaruhi besar kecilnya gempa
bumi.
6) Mengetahui jenis-jenis gempa dan pengertiannya berdasarkan
klasifikasinya.
7) Mengetahui aktivitas gempa bumi di Indonesia.8) Mengetahui
dampak dari gempa bumi yang terjadi1.4 Manfaat Penulisan
1) Dapat digunakan sebagai referensi bagi pembaca untuk
mengetahui seluk beluk lebih dalam mengenai gempa bumi
(groundmotion),terutama yang terjadi di daerah IndonesiaBAB
IILANDASAN TEORI2.1Pengertian Gempa Bumi
Gempa Bumi atau seisme banyak diartikan sebagai getaran atau
guncangan yang timbul di permukaan bumi yang terjadi karena adanya
pergerakan lempeng bumi. Gempa bumi juga diartikan sebagai suatu
pergeseran lapisan secara tiba-tiba yang berasa dalam bumi. Karena
gempa bumi dikatakan bersumber dari dalam bumi atau lapisan bawah
bumi berarti gempa bumi adalah getaran pada kulit bumi yang
disebabkan oleh kekuatan dari dalam bumi. Getaran gempa biasa
dinyatakan dalam skala richter. Ilmuwan yang mempelajari tentang
gempa bumi disebut seismologist dan alat yang digunakan
sisemologist untuk mengukur setiap getaran yang terjadi disebut
siesmograf.2.2Penyebab Terjadinya Gempa Bumi
Gempa bumi banyak disebabkan oleh gerakan-gerakan lempeng bumi.
Bumi kita ini memiliki lempeng-lempeng yang suatu saat akan
bergerak karena adanya tekanan atau energi dari dalam bumi.
Lempeng-lempeng tersebut bisa bergerak menjauh (divergen), mendekat
(konvergen) atau melewati (transform). Gerakan lempeng-lempeng
tersebut bisa dalam waktu yang lambat maupun dalam waktu yang
cepat. Energi yang tersimpan dan sulit keluar menyebabkan energi
tersebut tersimpan sampai akhirnya energi itu tidak dapat tertahan
lagi dan terlepas yang menyebabkan pergerakan lempeng secara cepat
dalam waktu yang singkat yang menyebabkan terjadinya getaran pada
kulit bumi. Gempa bumi bukan hanya disebabkan oleh pergerakan
lempeng tetapi juga disebabkan oleh cairan magma yang ada pada
lapisan bawah kulit bumi. Magma dalam bumi juga melakukan
pergerakan. Pergerakan tersebut yang menimbulkan penumpukan massa
cairan. Cairan tersebut akan terus bergerak hingga akhirnya
menimbulkan energi yang kuat yang memaksa cairan tersebut untuk
keluar dari dalam kulit bumi. Energi tersebut menimbulkan kulit
bumi mengalami pergerakan divergen sebagai saluran untuk cairan
tersebut keluar. Pergerakan tersebut yang mengakibatkan terjadinya
gempa bumi.Gempa bumi juga dapat disebabkan oleh manusia sendiri.
Seperti yang disebabkan oleh peledakan bahan peledak yang dibuat
oleh manusia. Selain itu juga pembangkit listrik tenaga nuklir atau
senjata nuklir yang dibuat oleh manusia juga dapat menimbulkan
guncangan pada permukaan bumi sehingga terjadi gempa.
2.3Proses Terjadinya Gempa
Dalam proses gempa bumi ada yang dikenal dengan hiposentrum dan
episentrum. Hiposentrum adalah titik pusat gempa yang berada
dibawah permukaan bumi sedangkan episentrum adalah titik pusat
gempa yang berada di atas permukaan bumi. Pusat gempa atau
hiposentrum berada pada pertamuan lempeng benua dan lempeng samudra
yang saling bertumbukan dan menimbulkan gelombang getaran. Lempeng
samudra Gelombang getaran tersebut merambat sampai pada episentrum
dan terus merambat ke segala arah di permukaan bumi dengan
cepat.2.3.1Macam-macam Gelombang Gempa
1). Gelombang Longitudinal (Gelombang Primer)Gelombang
longitudinal adalah gelombang yang pertama kali tercatat pada
seismograf. Gelombang ini dirambatkan dari hiposentrum melalui
lapisan litosfer dan dirambatkan secara menyebar dan cenderung
cepat. Jenis gelombang longitudinal ini sifatnya sama seperti
gelombang suara yang bisa merambat melalui zat padat, cair dan
padat.2). Gelombang Transversal (Gelombang Sekunder)
Gelombang transversal muncul setelah gelombang longitudinal dan
tercatat pada seismograf setelah gelombang longitudinal. Gelombang
ini dirambatkan dari hiposentrum ke segala arah dalam lapisan
litosfer dan kecepatannya lebih rendah dibandingkan gelombang
longitudinal dan bergerak tegak lurus dengan arah rambatannya.
Gelombang transversal hanya dapat merambat melalui zat padat. Jika
ia merambat melalui medium cair dan gas maka gelombang ini akan
hilang dan tidak tercatat lagi pada seismograf.
3). Gelombang Panjang (Gelombang Permukaan)
Gelombang panjang adalah gelombang yang merambat melalui
episentrum dan menyebar ke segala arah di permukaan bumi. Gelombang
ini melanjutkan perjalanannya di permukaan bumi dan merupakan
gelombang pengiring setelah gelombang transversal. Gelombang
transversal adalah gelombang yang bersifat merusak karena gelombang
ini berjalan terus melalui wilayah sekitar pusat gempa bumi.
2.3.2Faktor Yang Mempengaruhi Besar Kecilnya Gempa Bumi
Gempa bumi yang terjadi pada suatu daerah bisa merupakan gempa
yang berskala besar maupun gempa yang berskala kecil. Besar
kecilnya gempa itu dikarenakan beberapa faktor yaitu:1) Skala atau
magnitude gempa. Yaitu kekuatan gempa yang terjadi yang bukan
berdasarkan lokasi observasi pada suatu daerah . Magnitude gempa
biasa dihitung tiap gempa terjadi dan dicatat oleh seismograf yang
dinyatakan dalam satuan Skala Ricther.
2) Durasi dan kekuatan gempa. Yaitu lamanya guncangan gempa yang
terjadi pada suatau daerah dan kekuatan gempa yang terjadi dengan
melihat kerusakan pada daerah tempat terjadinya gempa bumi.
3) Jarak sumber gempa terhadap perkotaan. Jarak sumber gempa
yang jauh dari perkotaan akan memungkinkan intensitas gempa semakin
rendah.
4) Kedalaman sumber gempa. Yaitu kedalaman pusat terjadinya
gempa diukur dari permukaan bumi. Semakin dalam pusat gempa maka
semakin rendah kekuatan gempa yang terjadi.
5) Kualitas tanah dan bangunan. Kualitas tanah yang buruk akibat
bangunan dapat mengakibatkan serangan gempa bumi yang kuat.6)
Lokasi perbukitan dan pantai. Pantai atau daerah perbukitan
merupakan daerah rawan gempa karena perbukitan dan pantai merupakan
daerah pertemuan lempeng. Sehingga dapat mempengaruhi besar kecil
kekuatan gempa berdasarkan hiposentrumnya.2.4Klasifikasi Gempa
Bumi
1) Berdasarkan Penyebabnya
a). Gempa Tektonik: gempa yang terjadi karena perubahan
kedudukan lapisan batuan yang mengakibatkan adanya pergerakan
lempeng-lempeng pada lapisan kulit bumi.b). Gempa Vulkanik: gempa
yang terjadi karena adanya aktivitas magma dalam lapisan bawah
permukaan bumi.
c). Gempa Runtuhan: gempa yang terjadi karena adanya runtuhan
pada terowongan bawah tanah akibat aktivitas pertambangan. Runtuhan
terowongan yang besar tersebut dapat mengakibatkan getaran yang
kuat.2) Berdasarkan Kedalaman Hiposentrum
a). Gempa Dangkal: gempa yang memiliki kedalaman titik
hiposentrumnya rendah. Titik hiposentrum ini dihitung dari
permukaan laut sampai pada titik pusat gempa berada.b). Gempa
Menengah: gempa yang memiliki kedalaman titik hiposentrumnya tidak
terlalu dalam dan jauh dari permukaan bumi. Berada sekitar 100-300
km di bawah permukaan laut.
c). Gempa Dalam: gempa yang memiliki kedalaman titik
hiposentrumnya sangat jauh dari permukaan laut. Titik hiposentrum
> 300 km di bawah permukaan air lut.3) Berdasarkan Jarak
Episentrum
a). Gempa Setempat: gempa yang guncangannya dirasakan pada
permukaan bumi namun hanya pada daerah tempat titik pusat gempa
berada. Biasanya gempa semacam ini memiliki kekuatan yang sangat
rendah sehingga hanya dirasakan oleh wilayah setempat saja.
b). Gempa Jauh: gempa yang guncangannya dirasakan pada permukaan
bumi dan getarannya dirasakan hingga daerah yang jauh dari titik
pusat gempa berada. Gempa ini dapat terjadi apabila memiliki
kekuatan yang cukup besar sehingga mengakibatkan guncangan yang
kuat.c). Gempa Sangat Jauh: gempa yang guncangannya dirasakan pada
permukaan bumi dan getarannya dapat dirasakan hingga daerah yang
sangat jauh dari daerah asal gempa terjadi. Gempa ini memiliki
kekuatan yang sangat besar sehingga menimbulkan guncangan yang
dahsyat dan mencakup wilayah yang sangat luas.
4) Berdasarkan Bentuk Episentrum
a). Gempa Sentral: gempa yang episentrumnya berupa suatu titik.
Gempa yang dirasakan pada daerah setempat.b). Gempa Linier: gempa
yang episentrumnya berupa suatu garis. Gempa ini dirasakan oleh
daerah-daerah yang berada disebelah daerah pusat gempa dan terus
merambat hingga daerah berikutnya sehingga membentuk suatu
garis.
5) Berdasarkan Letak Episentrum
a). Gempa Laut: gempa yang episentrumnya berada di bawah dasar
laut. Gempa ini terjadi karena hiposentrumnnya berada di bawah
dasar laut sehingga guncangan dan getarannya berada di dasar laut.
Biasanya gempa ini dapat mengakibatkan tsunami apa bila kekuatannya
sangat besar.b). Gempa Darat: gempa yang episentrumnya berada di
permukaan bumi atau daratan. Gempa ini terjadi apabila
hiposentrumnya berada di bawah permukaan bumi dan berada pada
lempeng benua.
BAB IIIPEMBAHASAN3.1Aktivitas Gempa Bumi Di Indonesia
Bumi kita memiliki dua jalur pegunungan muda yaitu sirkum
pasifik dan sirkum mediterania. Jalur pegunungan tersebut merupakan
salah satu dari proses pembentukan batuan dan dampak dari gempa
yang sering terjadi sehingga mengakibatkan tumbukan antar lempeng
terus terjadi dan membentuk suatu pegunungan yang panjang. Sirkum
pasifik dan sikum mediterania ini bertemu di wilayah Asia dan
Indonesia merupakan salah satu negara yang berada diantara jalur
tersebut. Di dunia ada 7 lempeng yang besar yaitu Pasifik, Amerika
Utara, Amerika Selatan, Australia, Antartika, dan Eurasia, tempat
Indonesia berada. Indonesia merupakan daerah pertemuan 3 lempeng
yaitu lempeng Eurasia, Indo-Australia, dan Pasifik. Lempeng Eurasia
merupakan lempeng yang keadaannya stabil, sedangkan lempeng
Indo-Autralia adalah lempeng yang cenderung bergerak ke utara dan
lempeng Pasifik yang cenderung bergerak ke barat. Itulah yang
membuat Indonesia berada pada daerah rawan bencana gempa bumi.
Wilayah-wilayah di Indonesia yang merupakan daerah rawan yaitu
Sumatra terutama bagian pesisir barat, Jawa, Sulawesi, Maluku dan
Papua. Berdasarkan sejarah kekuatan sumber gempa, aktivitas gempa
bumi di Indonesia dibagi menjadi 6 daerah aktivitas:
1) Daerah sangat aktif. Magnitude lebih dari 8 SR mungkin
terjadi di daerah ini. Yaitu di Halmahera, pantai utara Irian.
2) Daerah aktif. Magnitude 8 SR mungkin terjadi dan magnitude 7
SR sering terjadi. Yaitu di lepas pantai barat Sumatra, pantai
selatan Jawa, Nusa Tenggara, Banda.
3) Daerah lipatan dan retakan. Magnitude kurang dari 7 SR
mungkin terjadi. Yaitu di pantai barat Sumatra, kepulauan Suna,
Sulawesi tengah.
4) Daerah lipatan dengan atau tanpa retakan. Magnitude kurang
dari 7 SR bisa terjadi. Yaitu di Sumatra, Jawa bagian utara,
Kalimatan bagian timur.
5) Daerah gempa kecil. Magnitude kurang dari 5 SR jarang
terjadi. Yaitu di daerah pantai timur Sumatra, Kalimantan tengah.6)
Daerah stabil, tak ada catatan sejarah gempa. Yaitu daerah pantai
selatan Irian, Kalimantan bagian barat.Indonesia memiliki banyak
sejarah gempa yang terjadi. Salah satu gempa yang terdahsyat yaitu
di tahun 2004 pada bulan desember yang mengguncang Aceh dan
sekitarnya dengan gempa yang berkekuatan 9,8 SR. Gempa ini
mengakibatkan timbulnya tsunami karena hiposentrumnya yang berada
pada dasar laut.
3.2Dampak Terjadinya Gempa Bumi
Gempa bumi memiliki dampak negatif bagi manusia diantaranya
kerusakan berat pada tempat tinggal warga yang bertempat tinggal
ditempat kejadian. Terutama apabila gempa yang terjadi memiliki
kekuatan yang besar. Banyak dari korban bencana kehilangan tempat
tinggal dan tempat berlindung. Selain itu gempa yang menyebabkan
banyaknya bangunan yang runtuh akan mengakibatkan banyak korban
jiwa berjatuhan akibat tertindih bangunan.
Selain kerusakan fisik, gempa juga memiliki dampak negative bagi
psikologis korban yang mengalami bencana. Beberapa dari korban juga
akan mengalami trauma atas kejadian yang dialaminya. Ini juga dapat
berdampak bagi perekonomian negara karena secara tidak langsung
negara perlu mengeluarkan banyak biaya untuk mengatasi
korban-korban bencana alam baik dari pangan maupun sandang. Tenaga
medis dan fasilitasnyapun sangat diperlukan untuk mengatasi dampak
dari bencana tersebut.
Gempa juga dapat mengakibatkan timbulnya gelombang besar tsunami
apabila gempa tersebut hiposentrumnya berada pada dasar laut dan
memiliki kekuatan yang besar. Gelombang trunami tersebut dapat
merusak semua benda yang dilaluinya dan membawa semua
material-material kedalam laut.3.3.1 Tips Ketika Terjadi Gempa
Bumi
Jika gempa bumi menguncang secara tiba-tiba, berikut ini 10
petunjuk yang dapat dijadikan pegangan di manapun anda berada:
1. Di dalam rumah. Getaran akan terasa beberapa saat. Selama
jangka waktu itu, anda harus mengupayakan keselamatan diri anda dan
keluarga anda. Masuklah ke bawah meja untuk melindungi tubuh anda
dari jatuhan benda-benda. Jika anda tidak memiliki meja, lindungi
kepala anda dengan bantal. Jika anda sedang menyalakan kompor, maka
matikan segera untuk mencegah terjadinya kebakaran.2. Di sekolah.
Berlindunglah di bawah kolong meja, lindungi kepala dengan tas atau
buku, jangan panik, jika gempa mereda keluarlah berurutan mulai
dari jarak yang terjauh ke pintu, carilah tempat lapang, jangan
berdiri dekat gedung, tiang dan pohon.3. Di luar rumah. Lindungi
kepada anda dan hindari benda-benda berbahaya. Di daerah
perkantoran atau kawasan industri, bahaya bisa muncul dari jatuhnya
kaca-kaca dan papan-papan reklame. Lindungi kepala anda dengan
menggunakan tangan, tas atau apapun yang anda bawa.4. Di gedung,
mall, bioskop, dan lantai dasar mall. Jangan menyebabkan kepanikan
atau korban dari kepanikan. Ikuti semua petunjuk dari petugas atau
satpam.5. Di dalam lift. Jangan menggunakan lift saat terjadi gempa
bumi atau kebakaran. Jika anda merasakan getaran gempa bumi saat
berada di dalam lift, maka tekanlah semua tombol. Ketika lift
berhenti, keluarlah, lihat keamanannya dan mengungsilah. Jika anda
terjebak dalam lift, hubungi manajer gedung dengan menggunakan
interphone jika tersedia.6. Di kereta api. Berpeganganlah dengan
erat pada tiang sehingga anda tidak akan terjatuh seandainya kereta
dihentikan secara mendadak. Bersikap tenanglah mengikuti penjelasan
dari petugas kereta. Salah mengerti terhadap informasi petugas
kereta atau stasiun akan mengakibatkan kepanikan.7. Di dalam mobil.
Saat terjadi gempa bumi besar, anda akan merasa seakan-akan roda
mobil anda gundul. Anda akan kehilangan kontrol terhadap mobil dan
susah mengendalikannya. Jauhi persimpangan, pinggirkan mobil anda
di kiri jalan dan berhentilah. Ikuti instruksi dari radio mobil.
Jika harus mengungsi maka keluarlah dari mobil, biarkan mobil tak
terkunci.8. Di gunung/pantai. Ada kemungkinan longsor terjadi dari
atas gunung. Menjauhlah langsung ke tempat aman. Di pesisir pantai,
bahayanya datang dari tsunami. Jika anda merasakan getaran dan
tanda-tanda tsunami tampak, cepatlah mengungsi ke dataran yang
tinggi.9. Beri pertolongan. Sudah dapat diramalkan bahwa banyak
orang akan cedera saat terjadi gempa bumi besar. Karena petugas
kesehatan dari rumah-rumah sakit akan mengalami kesulitan datang ke
tempat kejadian, maka bersiaplah memberikan pertolongan pertama
kepada orang-orang yang berada di sekitar anda.10. Dengarkan
informasi. Saat gempa bumi besar terjadi, masyarakat terpukul
kejiwaannya. Untuk mencegah kepanikan, penting sekali setiap orang
bersikap tenang dan bertindaklah sesuai dengan informasi yang
benar. Anda dapat memperoleh informasi yag benar dari pihak yang
berwenang atau polisi. Jangan bertindak karena informasi orang yang
tidak jelas.3.4 Strategi Mitigasi dan Upaya Pengurangan Bencana
Gempa BumiUntuk menghadapi bencana gempa bumi, maka diperlukan
strategi yang tepat, diantaranya:
1. Harus dibangun dengan konstruksi tahan getaran/gempa
khususnya di daerah rawan gempa.2. Perkuatan bangunan dengan
mengikuti standar kualitas bangunan.3. Pembangunan fasilitas umum
dengan standar kualitas yang tinggi.4. Perkuatan bangunan-bangunan
vital yang telah ada.5. Rencanakan penempatan pemukiman untuk
mengurangi tingkat kepadatan hunian di daerah rawan gempa bumi.6.
Zonasi daerah rawan gempa bumi dan pengaturan penggunaan lahan.7.
Pendidikan dan penyuluhan kepada masyarakat tentang bahaya gempa
bumi dan cara - cara penyelamatan diri jika terjadi gempa bumi.8.
Ikut serta dalam pelatihan program upaya penyelamatan, kewaspadaan
masyarakat terhadap gempa bumi, pelatihan pemadam kebakaran dan
pertolongan pertama.9. Persiapan alat pemadam kebakaran, peralatan
penggalian, dan peralatan perlindungan masyarakat lainnya.10.
Rencana kontinjensi/kedaruratan untuk melatih anggota keluarga
dalam menghadapi gempa bumi.11. Pembentukan kelompok aksi
penyelamatan bencana dengan pelatihan pemadaman kebakaran dan
pertolongan pertama.12. Persiapan alat pemadam kebakaran, peralatan
penggalian, dan peralatan perlindungan masyarakat lainnya.13.
Rencana kontinjensi/kedaruratan untuk melatih anggota keluarga
dalam menghadapi gempa bumi3.5 Antisipasi Gempa Bumi
Sebelum Terjadi Gempabumi
1. Mengenali apa yang disebut gempabumi Pastikan bahwa struktur
dan letak rumah Anda dapat terhindar dari bahaya yang disebabkan
oleh gempabumi (longsor, liquefaction dll) Mengevaluasi dan
merenovasi ulang struktur bangunan Anda agar terhindar dari bahaya
gempa bumi.
2. Kenali Lingkungan Tempa Anda Bekerja
Perhatikan letak pintu, lift serta tangga darurat, apabila
terjadi gempabumi, sudah mengetahui tempat paling aman untuk
berlindung.Belajar melakukan P3K Belajar menggunakan alat pemadam
kebakaran Catat nomor telepon penting yang dapat dihubungi pada
saat terjadi gempabumi.
3. Persiapan Rutin pada tempat Anda bekerja dan tinggal
Perabotan (lemari, cabinet, dll) diatur menempel pada dinding
(dipaku, diikat, dll) untuk menghindari jatuh, roboh, bergeser pada
saat terjadi gempabumi.Simpan bahan yang mudah terbakar pada tempat
yang tidak mudah pecah agar terhindar dari kebakaran. Selalu
mematikan air, gas dan listrik apabila tidak sedang digunakan.
4. Penyebab celaka yang paling banyak pada saat gempabumi adalah
akibat kejatuhanmaterialAtur benda yang berat sedapat mungkin
berada pada bagian bawahCek kestabilan benda yang tergantung yang
dapat jatuh pada saat gempabumi terjadi (misalnya lampu dll)5. Alat
yang harus ada di setiap tempatKotak P3KSenter/lampu
batteryRadioMakanan suplemen dan air Saat Terjadi GempabumiJika
Anda berada di dalam bangunan
1. Lindungi badan dan kepala Anda dari reruntuhan bangunan
dengan bersembunyi di bawah meja dll, 2. Cari tempat yang paling
aman dari reruntuhan dan goncangan 3. Lari ke luar apabila masih
dapat dilakukan Jika berada di luar bangunan atau area
terbukaMenghindari dari bangunan yang ada di sekitar Anda seperti
gedung, tiang listrik, pohon, dll Perhatikan tempat Anda berpijak,
hindari apabila terjadi rekahan tanah
Jika Anda sedang mengendarai mobil
Keluar, turun dan menjauh dari mobil hindari jika terjadi
pergeseran atau kebakaran.
Jika Anda tinggal atau berada di pantai
Jauhi pantai untuk menghindari bahaya tsunami.
Jika Anda tinggal di daerah pegunungan
Apabila terjadi gempabumi hindari daerah yang mungkin terjadi
longsoran.
Setelah Terjadi Gempabumi
A. Jika Anda berada di dalam bangunan
Keluar dari bangunan tersebut dengan tertib
Jangan menggunakan tangga berjalan atau lift, gunakan tangga
biasa.
Periksa apa ada yang terluka, lakukan P3K.
Telepon atau mintalah pertolongan apabila terjadi luka parah
pada Anda atau sekitar Anda.B. Periksa lingkungan sekitar Anda
Periksa apabila terjadi kebakaran.
Periksa apabila terjadi kebocoran gas.
Periksa apabila terjadi hubungan arus pendek listrik. Periksa
aliran dan pipa air.
Periksa apabila ada hal-hal yang membahayakan (mematikan
listrik, tidak menyalakan api dll)
C. Jangan mamasuki bangunan yang sudah terkena gempa karena
kemungkinan masih terdapat reruntuhan
D. Jangan berjalan di daerah sekitar gempa, kemungkinan terjadi
bahaya susulan masih ada
E. Mendengarkan informasi
Dengarkan informasi mengenai gempabumi dari radio (apabila
terjadi gempa susulan).
Jangan mudah terpancing oleh isu atau berita yang tidak jelas
sumbernya.
F. Mengisi angket yang diberikan oleh instansi terkait untuk
mengetahui seberapa besar kerusakan yang terjadi
G. Jangan panik dan jangan lupa selalu berdo'a kepada Tuhan YME
demi keamanan dan keselamatan kita semuanya.
3.6 Sejarah Besar Gempa Bumi Dunia
30 September 2009, Gempa bumi Sumatera Barat merupakan gempa
tektonik yang berasal dari pergeseran patahan Semangko, gempa ini
berkekuatan 7,9 Skala Richter(BMG Amerika) mengguncang
Padang-Pariaman, Indonesia. Menyebabkan sedikitnya 1.100 orang
tewas dan ribuan terperangkap dalam reruntuhan bangunan. 2
September 2009, Gempa Tektonik 7,3 Skala Richter mengguncang
Tasikmalaya, Indonesia. Gempa ini terasa hingga Jakarta dan Bali,
berpotensi tsunami. Korban jiwa masih belum diketahui jumlah
pastinya karena terjadi Tanah longsor sehingga pengevakuasian warga
terhambat. 12 September 2007 - Gempa Bengkulu dengan kekuatan gempa
7,9 Skala Richter 9 Agustus 2007 - Gempa bumi 7,5 Skala Richter 6
Maret 2007 - Gempa bumi tektonik mengguncang provinsi Sumatera
Barat, Indonesia. Laporan terakhir menyatakan 79 orang tewas [3].
27 Mei 2006 - Gempa bumi tektonik kuat yang mengguncang Daerah
Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah pada 27 Mei 2006 kurang lebih
pukul 05.55 WIB selama 57 detik. Gempa bumi tersebut berkekuatan
5,9 pada skala Richter. United States Geological Survey melaporkan
6,2 pada skala Richter; lebih dari 6.000 orang tewas, dan lebih
dari 300.000 keluarga kehilangan tempat tinggal. 8 Oktober 2005 -
Gempa bumi besar berkekuatan 7,6 skala Richter di Asia Selatan,
berpusat di Kashmir, Pakistan; lebih dari 1.500 orang tewas. 26
Desember 2004 - Gempa bumi dahsyat berkekuatan 9,0 skala Richter
mengguncang Aceh dan Sumatera Utara sekaligus menimbulkan gelombang
tsunami di samudera Hindia. Bencana alam ini telah merenggut lebih
dari 220.000 jiwa. 26 Desember 2003 - Gempa bumi kuat di Bam, barat
daya Iran berukuran 6.5 pada skala Richter dan menyebabkan lebih
dari 41.000 orang tewas. 21 Mei 2002 - Di utara Afganistan,
berukuran 5,8 pada skala Richter dan menyebabkan lebih dari 1.000
orang tewas. 26 Januari 2001 - India, berukuran 7,9 pada skala
Richter dan menewaskan 2.500 ada juga yang mengatakan jumlah korban
mencapai 13.000 orang. 21 September 1999 - Taiwan, berukuran 7,6
pada skala Richter, menyebabkan 2.400 korban tewas. 17 Agustus 1999
- barat Turki, berukuran 7,4 pada skala Richter dan merenggut
17.000 nyawa. 25 Januari 1999 - Barat Colombia, pada magnitudo 6
dan merenggut 1.171 nyawa. 30 Mei 1998 - Di utara Afganistan dan
Tajikistan dengan ukuran 6,9 pada skala Richter menyebabkan sekitar
5.000 orang tewas. 17 Januari 1995 - Di Kobe, Jepang dengan ukuran
7,2 skala Richter dan merenggut 6.000 nyawa. 30 September 1993 - Di
Latur, India dengan ukuran 6,0 pada skala Richter dan menewaskan
1.000 orang. 12 Desember 1992 - Di Flores, Indonesia berukuran 7,9
pada skala richter dan menewaskan 2.500 orang. 21 Juni 1990 - Di
barat laut Iran, berukuran 7,3 pada skala Richter, merengut 50.000
nyawa. 7 Desember 1988 - Barat laut Armenia, berukuran 6,9 pada
skala Richter dan menyebabkan 25.000 kematian. 19 September 1985 -
Di Mexico Tengah dan berukuran 8,1 pada Skala Richter, meragut
lebih dari 9.500 nyawa. 16 September 1978 - Di timur laut Iran,
berukuran 7,7 pada skala Richter dan menyebabkan 25.000 kematian. 4
Maret 1977 - Vrancea, timur Rumania, dengan besar 7,4 SR, menelan
sekitar 1.570 korban jiwa, diantaranya seorang aktor Rumania Toma
Caragiu, juga menghancurkan sebagian besar dari ibu kota Rumania,
Bukares (Bucureti). 28 Juli 1976 - Tangshan, Cina, berukuran 7,8
pada skala Richter dan menyebabkan 240.000 orang terbunuh. 4
Februari 1976 - Di Guatemala, berukuran 7,5 pada skala Richter dan
menyebabkan 22.778 terbunuh. 29 Februari 1960 - Di barat daya
pesisir pantai Atlantik di Maghribi pada ukuran 5,7 skala Richter,
menyebabkan kira-kira 12.000 kematian dan memusnahkan seluruh kota
Agadir. 26 Desember 1939 - Wilayah Erzincan, Turki pada ukuran 7,9,
dan menyebabkan 33.000 orang tewas. 24 Januari 1939 - Di Chillan,
Chile dengan ukuran 8,3 pada skala Richter, 28.000 kematian. 31 Mei
1935 - Di Quetta, India pada ukuran 7,5 skala Richter dan
menewaskan 50.000 orang. 1 September 1923 - Di Yokohama, Jepang
pada ukuran 8,3 skala Richter dan merenggut sedikitnya 140.000
nyawa3.7 Terjadinya Gempa Bumi
Menurut teori lempeng tektonik, permukaan bumi terpecah menjadi
beberapa lempeng tektonik besar. Lempeng tektonik adalah segmen
keras kerak bumi yang mengapung diatas astenosfer yang cair dan
panas. Oleh karena itu, maka lempeng tektonik ini bebas untuk
bergerak dan saling berinteraksi satu sama lain. Daerah perbatasan
lempeng-lempeng tektonik, merupakan tempat-tempat yang memiliki
kondisi tektonik yang aktif, yang menyebabkan gempa bumi, gunung
berapi dan pembentukan dataran tinggi. Teori lempeng tektonik
merupakan kombinasi dari teori sebelumnya yaitu: Teori Pergerakan
Benua (Continental Drift) dan Pemekaran Dasar Samudra (Sea Floor
Spreading).
Lapisan paling atas bumi, yaitu litosfir, merupakan batuan yang
relatif dingin dan bagian paling atas berada pada kondisi padat dan
kaku. Di bawah lapisan ini terdapat batuan yang jauh lebih panas
yang disebut mantel. Lapisan ini sedemikian panasnya sehingga
senantiasa dalam keadaan tidak kaku, sehingga dapat bergerak sesuai
dengan proses pendistribusian panas yang kita kenal sebagai aliran
konveksi. Lempeng tektonik yang merupakan bagian dari litosfir
padat dan terapung di atas mantel ikut bergerak satu sama lainnya.
Ada tiga kemungkinan pergerakan satu lempeng tektonik relatif
terhadap lempeng lainnya, yaitu apabila kedua lempeng saling
menjauhi (spreading), saling mendekati(collision) dan saling geser
(transform).
Jika dua lempeng bertemu pada suatu sesar, keduanya dapat
bergerak saling menjauhi, saling mendekati atau saling bergeser.
Umumnya, gerakan ini berlangsung lambat dan tidak dapat dirasakan
oleh manusia namun terukur sebesar 0-15cm pertahun. Kadang-kadang,
gerakan lempeng ini macet dan saling mengunci, sehingga terjadi
pengumpulan energi yang berlangsung terus sampai pada suatu saat
batuan pada lempeng tektonik tersebut tidak lagi kuat menahan
gerakan tersebut sehingga terjadi pelepasan mendadak yang kita
kenal sebagai gempa bumi.
4 Jalur Gempa Bumi Dunia
Indonesia merupakan daerah rawan gempabumi karena dilalui oleh
jalur pertemuan 3 lempeng tektonik, yaitu: Lempeng Indo-Australia,
lempeng Eurasia, dan lempeng Pasifik. Lempeng Indo-Australia
bergerak relatip ke arah utara dan menyusup kedalam lempeng
Eurasia, sementara lempeng Pasifik bergerak relatip ke arah barat.
Jalur pertemuan lempeng berada di laut sehingga apabila terjadi
gempabumi besar dengan kedalaman dangkal maka akan berpotensi
menimbulkan tsunami sehingga Indonesia juga rawan tsunami.
Belajar dari pengalaman kejadian gempabumi dan tsunami di Aceh,
Pangandaran dan daerah lainnya yang telah mengakibatkan korban
ratusan ribu jiwa serta kerugian harta benda yang tidak sedikit,
maka sangat diperlukan upaya-upaya mitigasi baik ditingkat
pemerintah maupun masyarakat untuk mengurangi resiko akibat bencana
gempabumi dan tsunami. Mengingat terdapat selang waktu antara
terjadinya gempabumi dengan tsunami maka selang waktu tersebut
dapat digunakan untuk memberikan peringatan dini kepada masyarakat
sebagai salah satu upaya mitigasi bencana tsunami dengan membangun
Sistem Peringatan Dini Tsunami Indonesia (Indonesia Tsunami Early
Warning System/ Ina-TEWS).
3.8 Contoh Kasus
1) Gempa Padang 30 September 2009Gempa Padang kali ini memiliki
kedalaman 80 Km tetapi kekuatannya 7.6Mw (sangat kuat). Sehingga
menyebabkan skala goyangan di permukaan sebesar hingga MMI Skala
VI-VII yang sangat merusak bangunan.
Gempa relatif kecil, Hiposenter dalam
Gempa yang relatif kecil dan hiposenternya sangat dalam tidak
perlu dikhawatirkan. Gempa-gempa sangat dalam ini hanya diperlukan
dalam dunia ilmiah sebagai salah satu data penelitian tektonik. Di
permukaan (episenter) kita hanya terasa goyangan kecil. Dalam skala
MMI sangat rendah sehingga kerusakan tidak berarti.
Gempa besar Hiposenter dalam
Apabila hiposenter gempa sangat dalam tetapi besarnya energi dan
besaran magnitudenya besar, maka gempa ini akan menjalar sangat
jauuh dan akan merusak permukaan yang berdekatan dengan episenter.
Episenter merupakan lokasi pusat gempa bila diproyeksikan ke
permukaan, merupakan titik (lokasi di permukaan( yang terdekat
dengan pusat gempa.
Gempa kecil dengan hiposenter dangkal
Gempa yang dangkal berposisi di laut walaupun relatif kecil
masih berpotensi merusak melalui tsunami. Energi gempa ini akan
dipakai untuk mengangkat dasar lautan (dislokasi) sehingga mampu
menimbulkan tsunami yang juga merusak.
Kekuaran ini mirip dengan kekuatan gempa Jogja yang berupa gempa
dangkal walaupun relatif lebih lemah.
Intensitas goyangan di permukaan hingga MMI skala VI-VII di
sekitar episenter. Getaran gempa Padang akhir September 2009 kali
ini terasa hingga di Singapore dan bahkan Kuala Lumpur. Mirip
dengan gempa bengkulu yang dengan kekuatan 8.4 SR dua tahun lalu.
Bandingkan dengan ketiga gempa-gempa lain yang terjadi sebelumnya
dibawah ini :
Perbandingan tiga gempa sebelumnya.
Gambar di atas ini memperlihatkan peta-peta yang membandingkan
bagaimana getaran-getaran gempa ini menyebar di daratan. Gempa
Bengkulu sebenarnya menyebar tetapi karena ini menggambarkan
daratan maka getaran di pusat gempa (episenter) tidak digambarkan.
Terlihat gempa Padang dan gempa Bengkulu memiliki kedalaman 30 Km.
Sedangkan gempa Jogja hanya pada kedalaman 17.1 Km, sangat dangkal
sekali. Energi gempa di Jogja ini terlihat terpusat. Lihat skala
pembanding masing-masing peta ini tidaklah sama. Sehingga sangat
terlihat bahwa getaran gempa jogja sangat terpusat pada tempat yang
sangat sempit. Hal ini juga merupakan hal yang unik bagi ahli gempa
seperti kata Pak Irwan yang menunjukkan bahwa lamanya gempa jogja
yang hanya M6.3 ini dapat terekam hingga hampir 1 menit
goyangannya, padahal biasanya gempa sebesar itu hanya terasa selama
20-30 detik saja.
Jadi kita harus sudah mulai bisa memprediksi seberapa besar
kerusakannya hanya dengan melihat lokasi gempa, besarnya gempa dan
kedalaman gempa.
Fakta ini menunjukkan bagaimana komunikasi terputus. Tidak mudah
memperoleh informasi dari lokasi paling paling parah.
2. Gempa bumi Yogyakarta 2006
Tanggal27 Mei 2006
Kekuatan5.9 Mw
Negara yang terkenaIndonesia
Korban:6.234 tewas
Gempa Bumi Yogyakarta Mei 2006 adalah peristiwa gempa Bumi
tektonik kuat yang mengguncang Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa
Tengah pada 27 Mei 2006 kurang lebih pukul 05.55 WIB selama 57
detik. Gempa Bumi tersebut berkekuatan 5,9 pada skala Richter.
United States Geological Survey melaporkan bahwa gempa terjadi
sebesar 6,2 pada skala Richter.[1]Lokasi gempa
Lokasi gempa menurut Badan Geologi Departemen Energi dan Sumber
Daya Mineral Republik Indonesia terjadi di koordinat 8,007 LS dan
110,286 BT pada kedalaman 17,1km. Sedangkan menurut BMG, posisi
episenter gempa terletak di koordinat 8,26 LS dan 110,31 BT pada
kedalaman 33km.itu di release sesaat setelah terjadi gempa. Setelah
data dari berbagai Stasiun yang dipunyai jejaring BMG dan dilakukan
perhitungan, update terakhir BMG menentukan pusat gempa berada di
8.03 LS dan 110,32 BT(update ke tiga) pada kedalaman 11,3 Km dan
kekuatan 5.9 SR Mb (Magnitude Body) atau setara 6.3 SR Mw
(Magnitude Moment).USGS memberikan koordinat 7,977 LS dan 110,318
BT pada kedalaman 35km. Hasil yang berbeda tersebut dikarenakan
metode dan peralatan yang digunakan berbeda-beda.
Secara umum posisi gempa berada sekitar 25km selatan-barat daya
Yogyakarta, 115km selatan Semarang, 145km selatan-tenggara
Pekalongan dan 440km timur-tenggara Jakarta. Walaupun hiposenter
gempa berada di laut, tetapi tidak mengakibatkan tsunami. Gempa
juga dapat dirasakan di Solo, Semarang, Purworejo, Kebumen dan
Banyumas. Getaran juga sempat dirasakan sejumlah kota di provinsi
Jawa Timur seperti Ngawi, Madiun, Kediri, Trenggalek, Magetan,
Pacitan, Blitar dan Surabaya.
Gempa susulan
70% rumah di kecamatan Jetis rata dengan tanahGempa susulan
terjadi beberapa kali seperti pada pukul 06:10 WIB, 08:15 WIB dan
11:22 WIB. Gempa Bumi tersebut mengakibatkan banyak rumah dan
gedung perkantoran yang roboh, rusaknya instalasi listrik dan
komunikasi. Bahkan 7 hari sesudah gempa, banyak lokasi di Bantul
yang belum teraliri listrik. Gempa Bumi juga mengakibatkan Bandara
Adi Sutjipto ditutup sehubungan dengan gangguan komunikasi,
kerusakan bangunan dan keretakan pada landas pacu, sehingga untuk
sementara transportasi udara dialihkan ke Bandara Achmad Yani
Semarang dan Bandara Adisumarmo Solo.
Seorang lelaki di antara puing-puing rumahnya
Gedung-gedung yang rusak parah
Mall Saphir Square mengalami kerusakan parah di lantai 4 dan 5.
Tembok depan Mall lantai tersebut roboh hingga berlubang, kanopi
teras Mall ambruk dan menimpa teras Mall yang sebagian ikut
roboh.
Mall Ambarukmo Plaza, yang saat itu belum lama dibuka, mengalami
kerusakan tak terlalu parah. Beberapa bagian tembok terlihat
retak-retak dan terkelupas.
GOR Among Rogo mengalami kerusakan parah. Atap GOR roboh dan
hanya tersisa tembok di sisi-sisinya.
STIE Kerja Sama di Jl. Parangtritis rusak sangat parah.
ISI (Institut Seni Indonesia) Yogyakarta, Jl. Parangtritis
Km.6,5 kerusakan sangat parah.
Situs kuno dan lokasi wisata yang rusak
Makam Raja-Raja Jawa di Imogiri, Bantul rusak.
Candi Prambanan mengalami kerusakan yang cukup parah dan ditutup
sementara untuk diteliti lagi tingkat kerusakannya. Kerusakan yang
dialami candi prambanan kebanyakan adalah runtuhnya bagian-bagian
gunungan candi dan rusaknya beberapa batuan yang menyusun candi
Makam Imogiri juga mengalami kerusakan yang cukup parah.
Beberapa kuburan di Imogiri amblas, lantai-lantai retak dan amblas,
sebagian tembok dan bangunan makam yang runtuh, juga hiasan-hiasan
seperti keramik yang pecah.
Salah satu bangsal di Kraton Yogyakarta, yaitu bangsal Trajumas
yang menjadi simbol keadilan ambruk.
Candi Borobudur yang terletak tak jauh dari lokasi gempa tak
mengalami kerusakan berarti
Obyek Wisata Kasongan mengalami kerusakan parah saperti Gapura
Kasongan yang patah di kiri dan kanan gapura dan ruko-ruko
kerajinan keramik yang sebagian besar rusak berat bahkan roboh.
Sebab dan peristiwa sejenis
Letak Indonesia yang berada di antara tiga lempeng utama dunia
yaitu lempeng Australia, lempeng Eurasia dan lempeng Pasifik serta
berada di posisi Ring of fire menjadikan Indonesia kerap kali
diterpa bencana gempa Bumi dan letusan gunung berapi. Sebelumnya
gempa terjadi di Sumatra pada 28 Maret 2005 menewaskan 361 orang
serta gempa Bumi dan tsunami di Aceh pada 26 Desember 2004 yang
menewaskan 129.498 orang dan 37.606 lainnya hilang.
Meskipun pada saat bersamaan Gunung Merapi yang juga berada di
sekitar daerah tersebut sedang meletus, namun para pakar menyatakan
kedua peristiwa ini tidak saling berhubungan sebagai sebuah
sebab-akibat. Peningkatan aktivitas di gunung api tersebut tidak
berhubungan dengan kejadian gempa. Hal ini ditunjukkan oleh tidak
terdapatnya anomali aktivitas yang mencolok sesaat setelah
gempa.
Penanganan dan bantuan
Setelah peristiwa tersebut, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
segera memerintahkan Panglima TNI Marsekal TNI Djoko Soeyanto untuk
mengerahkan pasukan di sekitar Yogyakarta dan sekitarnya untuk
melakukan langkah cepat tanggap darurat. Rombongan presiden sendiri
langsung terbang pada sorenya dan menginap malam itu juga di
Yogyakarta.
Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan beberapa negara sudah
menyatakan komitmen bantuan antara lain Jepang, Inggris, Malaysia,
Singapura, Prancis serta UNICEF. Berbagai negara telah menawarkan
bantuan, di antaranya adalah Britania Raya menyumbang sebanyak 5,6
juta dolar AS, Australia 3 juta dolar Australia, RRC 2 juta dolar
AS, Amerika Serikat 2,5 juta dollar AS, Uni Eropa 3 juta euro,
Kanada 2 juta dolar Kanada dan Belanda 1 juta euro. Sementara
Jepang dan UNICEF menawarkan berbagai bantuan langsung. Palang
Merah Internasional, Bulan Sabit Merah, OXFAM dan UNICEF telah
memberikan sejumlah tenda dan perbekalan darurat kepada para
korban. Jepang, Singapura dan Malaysia diinformasikan akan
mengirimkan tim ke wilayah bencana.
Sementara itu dari Vatikan, Paus Benediktus XVI, Sabtu, 27 Mei
saat sedang mengadakan lawatan ke Polandia, menyampaikan duka cita
mendalam kepada korban gempa Bumi di Yogyakarta dan meminta agar
regu penyelamat terus melakukan upaya pertolongan. Pernyataan duka
cita disampaikan Paus melalui telegram kepada Sekretarisnya
Kardinal Angelo Sodano.
Dari dalam negeri Palang Merah Indonesia memberikan respon yang
cepat melalui cabang-cabangnya di tingkat kota/kabupaten terdekat.
Mereka melakukan tindakan-tindakan pertolongan darurat; salah
satunya dengan mendirikan Rumah Sakit Lapangan di Lapangan Dwi
Windu di Bantul. Tidak kalah pentingnya adalah dinamika dan empati
masyarakat Yogyakarta yang membantu ke wilayah bencana. Bantuan ini
terus berlangsung sampai tahap rehabilitasi dan rekontruksi
dicanangkan. Sebagian besar sivitas akademika berbagai universitas
juga mendirikan posko bantuan kemanusiaan. Pusat studi berbagai
universitas terlibat dalam dinamika penanggulangan bencana ini.
Antara lain Pusat Studi Mitigasi Bencana ITB Bandung, Pusat Studi
Manajemen Bencana UPN Veteran Yogyakarta, Pusat Studi Bencana Alam
UGM,
BAB IV
PENUTUP
3.1Kesimpulan
Gempa bumi adalah getaran yang berasal dari energi dalam bumi
yang bisa disebabkan oleh pergerakan batuan atau pergerakan
lempeng, aktivitas magma, maupun aktivitas yang dilakukan manusia.
Proses terjadinya gempa bumi juga dipengaruhi oleh jenis gempa yang
terjadi baik tektonik maupun vulkanik. Gelombang gempa ada 3 yaitu
gelombang longitudinal, transversal dan panjang. ada beberapa
faktor yang dapat mempengaruhi besar kecilnya gempa yaitu, skala
atau magnitude, durasi dan kekuatan, jarak sumber gempa dengan
perkotaan, kedalaman sumber gempa, kualitas tanah dan bangunan, dan
lokasi perbukitan dan pantai. Gempa dibagi menjadi beberapa macam
yaitu:1) Berdasarkan penyebabnya: tektonik-vulkanik-runtuhan2)
Berdasarkan kedalaman hiposentrum: dangkal-menengah-dalam
3) Berdasarkan jarak episentrum: setempat-jauh-sangat jauh
4) Berdasarkan bentuk episentrum: sentral-linier
5) Berdasarkan letak episentrum: laut-dasar
Indonesia merupakan salah satu negara yang rawan bencana gempa
karena Indonesia berada pada pertemuan tiga lempeng besar di dunia
yaitu lempeng Eurasia, Indo-Australia an Pasifik. Wilayah-wilayah
di Indonesia yang dilalui oleh lempeng tersebut sehingga
mengakibatkan wilayah tersebut rawan bencana gempa bumi adalah
Sumatra, Jawa, Sulawesi, Maluku dan Papua. Kalimantan merupakan
satu pulau yang aman dari gempa bumi karena posisinya yang berada
di tengah-tengah lempeng.Gempa dapat membawa dampak negatif bagi
manusia. Baik secara fisik maupun psikologis. Secara fisik tentu
dapat merusak bangunan-bangunan tempat terjadinya gempa sehingga
banyak warga yang kehilangan tempat tinggal. Selain itu juga banyak
korban jiwa yang timbul karena tertimbun oleh bangunan-bangunan
yang runtuh. Dampak negatif dari segi psikologis adalah beberapa
dari korban bencana gempa dapat mengalami trauma akibat kejadian
tersebut. Gempa yang berkekuatan besar dan yang memiliki sumber
gempa di dasar laut juga memiliki dampak terjadinya tsunami.
Dampak-dampak tersebut juga dapat berpengaruh bagi keadaan negara
karena mempengaruhi perekonomian juga keamanan negara seperti
banyaknya bantuan yang harus dijalankan pemerintah untung mengatasi
bencana tersebut.
3.2Saran
Masyarakat harus lebih tahu mengenai gejala-gelaja alam yang
sering terjadi di Indonesia dan pemerintah juga harus sering
mengadakan penyuluhan-penyuluhan serta pengetahuan bagi masyarakat
agar mereka mengerti dan dapat mengetahui apa yang harus mereka
lakukan apabila suatu saat mereka dihadapkan dengan bencana gempa
bumi.
Pemerintah juga harus betindak cepat dalam menangani segala
bencana yang terjadi agar tidak memakan banyak korban jiwa. Apabila
dihadapkan dengan bencana gempa bumi, disaranakan yang pertama
paling penting adalah menyelamatkan diri dibandingkan harta benda
yang dimiliki.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2006. Gempa Bumi Jogjakarta 2006 (online). Wikipedia.com
[diakses pada
tanggal 3 Mei 2014]Anonim.MakalahGempaBumiIndonesia(online).
friends.smansakra.sch.id [diakses pada
tanggal 3 Mei 2014]Dwi, Ririn. Klasifikasi Gempa (online).
adelnriripunya.blogspot.com [diakses pada
tanggal 3 Mei 2014]
Anonim. 2009. Gempa Bumi Padang (online). Wikipedia.com [diakses
pada
tanggal 3 Mei 2014]Juanita. 2011. Gelombang Sesismik (online).
juanita.blog.uns.ac.id [diakses pada
tanggal 3 Mei 2014]