54
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum Daerah PenelitianDaerah penelitian mencakupi
Provinsi Lampung dan sekitarnya. Terletak diujung Tenggara
Sumatera, dengan koordinat 103o30 - 106o50 BT dan 3o00 - 6o00 LS.
Daerah ini di sebelah Barat berbatasan dengan Selat Sunda dan di
sebelah Timur dengan Laut Jawa. Sedangkan di sebelah Utara
berbatasan dengan Bengkulu dan Sumatera Selatan. Keadaan alam
daerah penelitian, di sebelah Barat dan Selatan, di sepanjang
pantai merupakan daerah yang berbukit-bukit sebagai sambungan dari
jalur Bukit Barisan di Pulau Sumatera. Bagian tengah merupakan
dataran rendah. Sedangkan tepian pantai di sebelah Timur, di
sepanjang tepi Laut Jawa terus ke Utara, merupakan perairan yang
luas.B. Geologi Regional Daerah PenelitianBerdasarkan struktur
geologinya, daerah penelitian tercakup dalam peta geologi Lembar
Tanjung Karang, Lembar Menggala, Lembar Kota Agung dan Lembar
Baturaja.
Pada sisi Tenggara Lampung, dipaparkan Mangga, dkk (1994) dapat
dijumpai batuan gunungapi kuarter, batuan sedimen, batu gamping,
batu pasir, basalt, Formasi Surung Batang (tuf, batu lempung,
breksi dan tuf pasiran) yang berumur Miosen Awal, dan batuan pejal.
Menurut Gafoer dkk, (1994) pada sisi utara Lampung (daerah
penelitian) terdapat Formasi Kasai (konglomerat, batu pasir kuarsa,
batu lempung), Formasi Kikim (breksi gunungapi, tuf, lava, batu
pasir, batu lempung), Formasi Ranau (tuf, batu lempung
berkarbonat), batuan gunungapi andesit-basalt, batuan breksi
gunungapi tuf, dan terdapat batuan granit. Terdapat batuan sedimen
yang terdiri dari batu lempung, batu lanau, batu pasir, tuf batu
apung. Burhan dkk, (1993) menjelaskan pula keberadaan endapan
permukaan berupa lumpur, lanau, pasir, lempung, dan pasir kuarsa
halus. Persesaran banyak terdapat di sekitar Teluk Lampung, di
sepanjang Pematang Kayu Beras sampai Umbulan Lengging dengan
rata-rata sesar melewati Danau Ranau, sedangkan sesar-sesar pendek
banyak terdapat di daerah Pematang Ajan, Bukit Sebonang, Pematang
Baru, Pematang Angkanangkan dan Pematang Panjang, juga terdapat
hampir di semua wilayah KotaAgung dan sesar terpanjang adalah sesar
Semangko (Mangga dkk, 1994; Gafoer dkk, 1994; Amin dkk,
1994).Beberapa eksplorasi minyak bumi pendahuluan telah dilakukan,
terutama pada batu pasir Formasi Talangakar dan Formasi Lahat serta
batu gamping Formasi Baturaja. Terdapat kemiripan batuan karbonat
Formasi Baturaja dengan batuan karbonat di Laut Jawa bagian barat.
Pada Lembar Menggala diperkirakan terdapat 2000 m sedimen, yaitu
indikasi daerah ini berpotensi mengandung hidrokarbon (Burhan
dkk,1993).
Stratigrafi daerah penelitianGambar 3. Kolom stratigrafi daerah
penelitian (Penggabungan Gafoer dkk, 1992; Burhan dkk, 1993; Amin
dkk, 1994; Mangga dkk, 1994)C. Petroleum System1. Source
RockMerupakan endapan sedimen yang mengandung bahan-bahan organik
yang cukup untuk dapat menghasilkan minyak dan gas bumi ketika
endapan terbeut tertimbun dan terpanaskan, dan dapat mengeluarkan
minyak dan gas bumi tersebut dalam jumlah yang ekonomis. Bahan
organik yang terkandung disebut kerogen. Kerogen memiliki 4 tipe
yaitu:Tipe 1Alga dari lingkungan pengendapan lacustrine dan lagoon.
Tipe seperti ini dapat mengahsilkan minyak dengan kualitas baik dan
mampu menghasilkan gas.Tipe 2Campuran dari tumbuhan dan
mikroorganisme laut. Tipe seperti ini merupakan bahan utama minyak
dan gas bumi.
Tipe 3Tanaman darat dalam endapan yang mengandung batubara. Tipe
seperrti ini umumnya menghasilkan gas dan sedikit minyak.
Tipe 4Bahan bahan tanaman yang teroksidasi. Tipe seperti ini
tidak mampu menghasilkan minyak dan gas bumi.
2. Reservoir RockBatuan yang mampu menyimpan dan mampu
mengalirkan hidrokarbon. Batuan tersebut harus memiliki porositas
sebagai penyimpan hidrokarbon dan permeabilitas sebagai tempat
mengalirnya hidrokarbon. Beberapa jenis Reservoir adalah:
Siliclastic rock Carbonate Rock Igneous Rock Metamorphic Rock3.
MigrasiProses transportasi minyak dan gas dari batuan sumber menuju
Reservoir. Dalam transportasi hidrokarbon terjadi beberapa proses
yaitu: Migrasi primer adalah migrasi didalam sekuen dari source
rock Ekspulsi adalah migrasi dari sekuen source rock menuju carrier
bed Migrasi sekunder adalah transportasi carrier bed menuju menuju
ke trap 4. Trap (Jebakan)Bentuk dari suatu geometri atau facies
yang mampu menahan minyak dan gas bumi untuk berkumpul dan tidak
berpindah lagi. Suatu trap harus terdiri dari batuan Reservoir
sebagai tempat penyimpan hidrokarbon dan suatu set Seal agar
sebagai penutup agar tidak terjadi migrasi lagi. Proses migrasi dan
pembentukan trap tidak saling berhubungan dan terjadi di waktu yang
berbeda. Waktu pembentukan trap sangat penting karena jika trap
terbentuk sebelum hidrokarbon bermigrasi maka kemungkina akan
ditemukanya akumulasi hidrokarbon didalam trap. Dan jika sebaliknya
maka kemungkinan hidrokarbon telah melewati trap tersebut. Adapun
tipe jebakan yaitu:
a. Jebakan StrukturalJebakan yang dipengaruhi oleh kejadian
deformasi perlapisan dengan terbentuknya struktur lipatan dan
patahan yang merupakan respon dari kejadian tektonik dan merupakan
perangkap yang paling asli dan perangkap yang paling penting.b.
Jebakan StratigrafiJebakan yang dipengaruhi oleh variasi perlapisan
secara vertikal dan lateral; perubahan facies batuan dan
ketidakselarasan; dan variasi lateral dari litologi lapisan
reservoar dalam perpindahan minyak bumi.c. Jebakan
KombinasiKombinasi antara jebakan struktural dan jebakan
stratigrafi. Perangkap jenis ini merupakan faktor bersama dalam
membatasi bergeraknya atau menjebak minyak bumi.5. Batuan Penutup
(Cap Rock)Batuan penutup (caprock) adalah batuan sedimen berbutir
halus yang kedap air (impermeable). Batuan ini berperan sebagai
penutup dan pencegah hidrokarbon yang sudah terakumulasi dalam
batuan waduk atau reservoir bermigrasi ke tempat lain. Batuan yang
dapat menjadi batuan penutup adalah batu lempung yang pejal dan
kedap air (Hermes dkk, 2009).D. Karakteristik Kitchen AreaKitchen
area adalah area terbentuknya hidrokarbon, hingga terpanaskan dan
termatangkan. Hidrokarbon terpanaskan pada kedalaman dan suhu yang
relatif tinggi, batuan yang memiliki temperatur relatif tinggi
terendapkan sangat dalam. Hidrokarbon akan dapat terbentuk pada
batuan induk yang memiliki TOC yang tinggi (Bachtiar A, 2012
hubungan tertulis). Kitchen hidrokarbon umumnya berakumulasi dengan
batuan gunung api tua. Batuan yang baik berperan sebagai kitchen
adalah batuan beku atau metamorf yang dapat ditandai dengan
keberadaan basement high dari granit atau kuarsa berusia kapur
Cretaceous. Jarak antara kitchen area dengan prospecs area
hirokarbon akan dapat menentukan keterdapatan minyak atau gas di
area tersebut. Semakin kecil jarak memungkinkan terdapat minyak
bumi, sedangkan jarak yang jauh lebih memungkinkan keterdapatan gas
(Sarkowi, 2012 hubungan lisan). Namun faktor lain dapat berpengaruh
besar pula, seperti migration, time, trap dll. Berdasarkan metode
Lopatin, proporsi relatif dari minyak dan gas bumi untuk kerogen
tipe II, yang tertimbun di daerah dengan gradien geothermal sekitar
35 C km-1 minyak bumi secara signifikan dapat dihasilkan pada suhu
50 C hingga 180 C atau pada kedalaman sekitar 1200 m hingga
kedalaman 5200 m. Sedangkan gas bumi terbentuk secara signifikan
sejalan dengan bertambahnya suhu atau kedalaman. Proses ini terjadi
pada batuan induk yang umumnya berusia Miocene atau lebih tua.
Gambar 4. Proporsi Relatif Minyak dan Gas Bumi Kerogen Tipe II
(Anonim, 2012)Proses maturasi berawal sejak endapan sedimen yang
kaya bahan organik terendapkan. Pada tahapan ini, terjadi reaksi
pada temperatur rendah yang melibatkan bakteri anaerobic yang
mereduksi oksigen, nitrogen dan belerang sehingga menghasilkan
konsentrasi hidrokarbon. Proses ini terus berlangsung hingga suhu
batuan mencapai 50 derajat Celcius. Selanjutnya, efek peningkatan
temperatur menjadi sangat berpengaruh sejalan dengan tingkat reaksi
dari bahan-bahan organik kerogen. Karena temperatur terus meningkat
sejalan dengan bertambahnya kedalaman, efek pemanasan secara
alamiah ditentukan oleh seberapa dalam batuan sumber tertimbun
(gradien geothermal). 6000
Keterangan:
103000
Gambar 1. Peta geologi daerah penelitian
(Penggabungan Gafoer dkk, 1992; Burhan dkk, 1993; Amin dkk,
1994; Mangga dkk, 1994)
3000
106030
20 km
Gambar 2. Keterangan Batuan pada Peta geologi daerah
penelitian
(Penggabungan Gafoer dkk, 1992; Burhan dkk, 1993; Amin dkk,
1994; Mangga dkk, 1994)