Top Banner
MANAGEMENT OF LOW BIRTH WEIGHT BABIES
104
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: GD final

MANAGEMENT OF LOW BIRTH WEIGHT BABIES

Page 2: GD final

MANAGEMENT OF LOW BIRTH WEIGHT BABIES

Low birth weight

• Definition : < 2500 g

• Incidence : 30% neonates

Page 3: GD final

Importance

• LBW babies account for 25% neonatal deaths and 50% infant deaths.

• LBW babies are more prone to:

- malnutrition.

- recurrent infections.

- neurodevelopmental delay.

Page 4: GD final

Two types of LBW neonates

• Preterm ( 1/3 )

• Small – for – dates ( 2/3 )

Page 5: GD final

Causation : IUGR

• Poor nutritional status of mother.• Hypertension, toxemia, anemia.• Multiple pregnancy, postmaturity.• Chronic malaria, chronic illness.• Tobacco use.

Page 6: GD final

Causation : Prematurity

• Low maternal weight, teenage pregnancy, multiple pregnancy.

• Previous preterm baby, cervical incompetence.

• Antepartum hemorrhage, acute systemic disease.

• Induced premature delivery.• Majority unknown.

Page 7: GD final

Identification of preterm LBW

• Date of LMP• Physical features

- breast nodule, genitalia, sole creases,

ear cartilage / recoil.

Page 8: GD final
Page 9: GD final
Page 10: GD final
Page 11: GD final
Page 12: GD final
Page 13: GD final
Page 14: GD final

LBW (Preterm) : Problems

• Birth asphyxia• Hypothermia• Feeding difficulties• Infections• Hyperbilirubinemia

• Respiratory distress

• Apneic spells• Intraventricular

hemorrhage• Hypoglycemia• Metabolic acidosis

Page 15: GD final

LBW (SFD) : Problems

• Birth asphyxia• Meconium aspiration

syndrome• Hypothermia• Hypoglycemia• Infections• Polycythermia

Page 16: GD final

Ideal place for delivery of LBW

• Transfer mother before delivery to a well-equipped centre.

• Prevention of hypothermia topmost priority.

• Skilled person needed for effective resuscitation.

Page 17: GD final

Indications for hospitalisation

• Birth weight < 1800 g• Gestation < 34 wks• Unable to feed*• Sick neonate*

* Irrespective of birth weight and gestation

Page 18: GD final
Page 19: GD final

Well coverd newborn

Page 20: GD final
Page 21: GD final
Page 22: GD final

Fluids and feeding for LBW

Weight < 1200 g; Gestation < 30 wks*• Start initial intravaneous fluids• Introduce gavage feeds once stable• Shift to katori-spoon feeds over next few

days. Later on breast feeds.* Mary try gavage feeds, if no sick

Page 23: GD final

Fluids and feeding for LBW

Weight 1200-1800 g; Gestation 30-34 wks*• Start initial gavage feeds.• Katori-spoon feeding after 1-3 days.• Shift to breast feeds as soon as baby is able

to suck.

* May need intravenous fluids, if sick

Page 24: GD final

Fluids and feeding for LBW

Weight > 1800 g; Gestation > 34 weeks*• Breast feeding.• Katori-spoon feeding, if sucking not

satisfactory on breast.• Shift to breast feeds as soon as possible.

Page 25: GD final

Feeding schedule

• Begin at 60 to 80 ml / kg / day

increase by 15 ml / kg every day

maximum of 180-200 ml / kg /day• First feed at 2 hrs of age then every 2

hourly.

Page 26: GD final

Guidelines for fluid requirements

• First day 60-80 ml / kg / day.• Daily increment 15 ml / kg till day 7.• Add extra 20 – 30 ml / kg for infants

under radiant warmer and 15 ml / kg for those receiving phototherapy.

Page 27: GD final

Fluid requirements (ml / kg)

Birth WeightDay of life

> 1500 g 1000 to 1500 g

1 60 80

2 75 95

3 90 110

4 105 125

5 120 140

6 135 155

7 onwards 150 170

Page 28: GD final

Adequacy of nutrition

Weight pattern*• Loses 1 to 2% weight every day.• Cumulative weight loss 10%; more in

preterm.• Regains birth weight by 10-14 days.• Daily weight gain 1 to 1.5% of birth weight.Excessive loos or inadequate weight gain• Cold stress, anemia, poor intake, sepsis* SFD-LBW term baby does not lose weight

Page 29: GD final

Supplements

• Vitamins : IM vit K 1.0 mg at birth Vit A* 1000 I.U. per day Vit D* 400 I.U. per day

• Iron : Oral 2 mg / kg per day from 8 weeks of age

* From 2 weeks of age

Page 30: GD final

Danger signals(Early detection and referral)

• Lethargy, refusal to feed• Hypothermia• Tachypnea, grunt, gasping, apnea• Seizures, vacant stare• Abdominal distension• Bleeding, icterus over palms / soles

Page 31: GD final

Transportation of LBW

• Adequate warmth• Life support• With mother• Referral note

Page 32: GD final

Prognosis

Mortality• Directly related to severity of

complications• Inversely related to birth weight and

gestation

Long term• Depends on birth weight, gestation and

severity of complications.

Page 33: GD final

ASFIKSIA PADA BAYIDr. Isyanto, spA

Page 34: GD final

Asfiksia

• Asfiksia pada bayi baru lahir (BBL) adalah kegagalan napas secara spontan dan teratur pada saat lahir atau beberapa saat setelah lahir

• Asfiksia merupakan penyebab kematian paling tinggi. Menurut SKRT 2001, 27% kematian neonatal diakibatkan oleh Asfiksia

Page 35: GD final

APGAR Score

Page 36: GD final

Langkah promotif / preventif

• Pemeriksaan selama kehamilan secara teratur yang berkualitas,

• Meningkatkan status nutrisi ibu• Manajemen persalinan yang baik dan

benar • Melaksanakan Pelayanan neonatal

esensial terutama dengan melakukan resusitasi yang baik dan benar yang sesuai standar.

Page 37: GD final

PATOFISIOLOGI• Pernapasan adalah tanda vital pertama yang berhenti

ketika BBL kekurangan oksigen. • Pada periode awal BBL mengalami napas cepat (rapid

breathing) yang disebut dengan gasping primer• Setelah periode awal ini akan diikuti dengan keadaan bayi

tidak bernapas (apnu) yang disebut ”apnu primer”. Frekuensi jantung mulai menurun, namun tekanan darah masih tetap bertahan

RAPID BREATHINGAPNEU PRIMERHEART RATE BLOOD PRESSURE

Page 38: GD final

PATOFISIOLOGI• Bila berlangsung lama dan tidak dilakukan pertolongan,

maka BBL akan melakukan usaha napas megap-megap yang disebut ”gasping sekunder” dan kemudian masuk ke dalam periode ”apnu sekunder”. Frekuensi jantung semakin menurun dan tekanan darah semakin menurun dan bisa menyebabkan kematian.

• Setiap kasus dengan apnu, harus dianggap sebagai apnu sekunder dan segera dilakukan resusitasi

GASPING SECONDAIREAPNEU SECONDAIRE

HEART RATE BLOOD PRESSURE

Page 39: GD final

PENYEBAB ASFIKSIA

Faktor ibu• Preeklampsia dan eklampsia • Perdarahan antepartum abnormal (plasenta

previa atau solusio plasenta) • Partus lama atau partus macet • Demam sebelum dan selama persalinan • Infeksi • Kehamilan lebih bulan (lebih 42 minggu

kehamilan)

Page 40: GD final

Faktor plasenta dan talipusat • Infark plasenta • Hematom plasenta • Lilitan talipusat • Talipusat pendek• Simpul talipusat • Prolapsus talipusat

Faktor bayi• Bayi kurang bulan/prematur (kurang 37 minggu

kehamilan)• Air Ketuban bercampur mekonium• Kelainan kongenital yang memberi dampak pada

pernapasan bayi

Page 41: GD final

DIAGNOSTIKAnamnesis• Gangguan atau kesulitan waktu lahir (lilitan tali pusat,

sungsang, ekstraksi vakum, forseps, dll.)• Lahir tidak bernafas / menangis.• Air ketuban bercampur mekonium.

Pemeriksaan fisik:• Bayi tidak bernapas atau napas megap-megap• Denyut jantung kurang dari 100X/menit• Kulit sianosis, pucat.• Tonus otot menurun.• Untuk diagnosis asfiksia tidak perlu nilai Skor Apgar

Page 42: GD final

Term gestation Clear of meconium? Spontaneus breathing or crying ? Good muscle tone ? Color pink ?

Provide warmth Position; clear airway* (as

necessary) Dry, stimulate, reposition Give O2 (as necessary)

Evaluate respirations, heart rate, and color

Provide VTP*

provide VTP* Administer chest compressions

Administer epinephrine*

No

Apnea or HR < 100

HR < 60 HR > 60

HR < 60

Assessment

A

Evaluation

B

Evaluation

C

Evaluation

D

30 s

econ

ds30

se

cond

s

30 s

ec.

Approximate time Neonatus

Langkah Awal

Ventilasi tekananpositif

KompresiDada

PemberianObat

Page 43: GD final

A. LANGKAH AWAL

• Berikan kehangatan • Posisikan, bersihkan jalan napas

(bila perlu)• Keringkan, rangsang, perbaiki

posisi• Beri oksigen (bila perlu)

Page 44: GD final

1. MEMBERIKAN KEHANGATAN

• Letakkan bayi dibawah alat pemancar panas

• Bila bayi kurang bulan harus dilakukan !

Page 45: GD final

2. POSISIKAN, BERSIHKAN JALAN NAPAS (BILA PERLU)

• Letakkan bayi dgn kepala sedikit tengadah– Terlentang atau miring– Leher sedikit

tengadah/ekstensi– Gulungan kain

di bawah bahu

Page 46: GD final
Page 47: GD final
Page 48: GD final

3. KERINGKAN, RANGSANG, PERBAIKI POSISI

• Setelah jalan napas bersih keringkan, rangsang pernapasan, letakkan pada posisi yang benar

• Posisi & menghisap lendir cukup merangsang pernapasan

• Mengeringkan tubuh & kepala bayi memberi rangsangan dan mengurangi kehilangan panas

Page 49: GD final

Rangsangan taktil

Page 50: GD final

4. OKSIGEN ALIRAN BEBAS

• Bila bayi bernapas, tetapi tetap sianosis

• Pada langkah awal: setelah hisap lendir, pengeringan, rangsangan taktil bayi bernapas, tetapi sianosis

• O2 100%• Min 5l/mnt

Page 51: GD final

B. Ventilasi

Jenis balon ventilasi • Balon tidak mengembang sendiri

(disebut juga balon anestesi)– terisi bila dialiri O2 dari sumber yang

dimampatkan.• Balon mengembang sendiri– terisi secara spontan setelah

diremas, menarik O2 atau udara ke dalam balon

Page 52: GD final

Balon tidak mengembang

sendiri

Page 53: GD final

Balon mengembang sendiri

Page 54: GD final

Tepi

Bentuk

Ukuran Ukuran

S U N G K U P S U N G K U P

Page 55: GD final

Sebelum ventilasi dengan balon & sungkup, perlu dipikirkan:

• Pilih sungkup dengan ukuran yang sesuai

• Jalan napas terbuka• Posisi kepala bayi• Posisi penolong

Page 56: GD final

Kecepatan Melakukan Ventilasi

40-60 kali/menit

remas lepas remas lepas(pompa) (dua…tiga) (pompa)(dua…tiga)

Page 57: GD final

ADA 3 TANDA PERBAIKAN

• Peningkatan frekuensi jantung

• Perbaikan warna kulit

• Adanya napas spontan

Page 58: GD final

INGAT !

MELAKUKAN VENTILASIYANG EFEKTIF MERUPAKAN KUNCI

KEBERHASILAN HAMPIR SEMUA RESUSITASI NEONATUS

Page 59: GD final

• Bila kondisi tetap buruk atau gagal membaik & Frekuensi Jantung < 60 kali/menit setelah 30 detik VTP yang adekuat

langkah selanjutnya Kompresi Dada

Page 60: GD final

C. Kompresi Dada

Indikasi:• Bila setelah 30 detik dilakukan VTP

dengan 100% O2, Frekuensi Jantung tetap < 60 kali/menit

Page 61: GD final
Page 62: GD final

Bagaimana melakukan kompresi dada?

• Ada 2 teknik:– Teknik ibu jari– Teknik dua jari

• Teknik ibu jari kedua ibu jari u/ menekan tulang dada, sementara kedua tangan melingkari dada & jari-jari tangan menopang bagian belakang bayi.

• Teknik dua jari ujung jari tengah & jari telunjuk atau jari tengah & jari manis dari satu tangan u/ menekan tulang dada. Tangan yang lain untuk menopang bagian belakang bayi.

Page 63: GD final

TEKNIK 2 JARI

Page 64: GD final

TEKNIK IBU JARI

Page 65: GD final

Lokasi untuk kompresi dada

• Cara : Gerakkan jari-jari sepanjang tepi bawah iga sampai mendapatkan sifoid. Lalu letakkan ibu jari atau jari-jari pada tulang dada, tepat di atas sifoid.

Page 66: GD final

Frekuensi• 90 kompresi + 30 ventilasi dalam 1 menit

Rasio 3 : 1• 1½ detik 3 kompresi dada, ½ detik 1

ventilasi 2 detik (1 siklus)

“Satu” “Dua” “Tiga” “Pompa”

Page 67: GD final

Kapan kompresi dada dihentikan?

Jika FJ > 60 kali/menit

Page 68: GD final

D. Obat-obatan

1. Epinefrin Indikasi : • Denyut jantug bayi <60x/m setelah

paling tidak 30 detik dilakukan ventilasi adekuat dan kompresi dada belum ada respons.

• Asistolik.Dosis: 0.1-0.3 ml/kg BB dalam larutan

1:10,000 (0.01-0.03 mg/kgBB) secara IV atau endotrakeal. Dapat diulang setiap 3-5 menit bila perlu.

Page 69: GD final

2. Cairan pengganti volume darah

Indikasi: • BBL yang dilakukan resusitasi mengalami

hipovolemia dan tidak ada respon • Hipovolemia kemungkinan akibat perdarahan

atau syok. Klinis pucat, perfusi buruk, nadi kecil/lemah dan pada resusitasi tidak memberikan respon yang adekuat.

Jenis cairan:• Larutan kristaloid (NaCl 0.9%, Ringer Laktat)• Transfusi darah gol.O negatif jika diduga

kehilangan darah banyak Dosis: Dosis awal 10 ml/kg BB IV pelan selama 5-

10 menit. Dapat diulang sampai klinis baik

Page 70: GD final

3. BikarbonatIndikasi:• Asidosis metabolik secara klinis (nafas cepat

dan dalam, sianosis)Prasyarat: Telah dilakukan ventilasi tekanan

positif secara efektif pada bayiDosis: 1-2 mEq/kg BB atau 2 ml/KgBB (4.2%) atau

1 ml /kgbb (7.4%)Cara: Diencerkan dengan aquabides atau

dekstrose 5% sama banyak diberikan secara intravena dengan kecepatan minimal 2 menit.

Efek samping: Pada keadaan hiperosmolaritas dan kandungan CO2 dari bikarbonat merusak fungsi miokardium dan otak

Page 71: GD final

TINDAKAN PASCA RESUSITASI

• Pemantauan pasca resusitasi– Bukan dirawat secara Rawat Gabung– Pantau tanda vital: napas, jantung,

kesadaran dan urine – Jaga bayi agar senantiasa hangat– Bila tersedia fasilitas, periksa kadar gula

darah– Perhatian khusus diberikan pada waktu

malam hari• Dekontaminasi, cuci dan sterilisasi/Desinfeksi

Tingkat Tinggi alat• Melengkapi catatan medik• Konseling dengan keluarga

Page 72: GD final

Kapan menghentikan resusitasi?

• Bayi tidak bernapas spontan dan tidak terdengar denyut jantung setelah dilakukan resusitasi secara efektif selama 15 menit

Page 73: GD final

Essential criteria:

1.Metabolic acidosis on cord blood or very early (1 hour) neonatal blood (pH 7.0 or base deficit > 12 mmol/l.)

2.Early onset of severe or moderate neonatal encephalopathy in infants of > 34 weeks gestation.

3.Cerebral palsy of the spastic quadriplegic ordyskinetic type.

Page 74: GD final

KEJANG PADA BAYI

Page 75: GD final

BATASAN

• Kejang adalah perubahan secara tiba-tiba fungsi neurologi, baik motorik maupun autonomik, karena kelebihan pancaran listrik pada otak

Page 76: GD final

PRINSIP DASAR• Kejang yang berkepanjangan mengakibat-kan

hipoksia otak yang cukup berbahaya bagi ke langsungan hidup bayi atau meng-akibatkan gejala sisa di kemudian hari.

• Dapat diakibatkan oleh asfiksia neonato-rum, hipoglikemia atau merupakan tanda meningitis atau masalah susunan saraf.

• Kejang adalah salah satu Tanda Bahaya atau “Danger sign“ pada neonatus

• Dapat diantisipasi dengan melakukan tindakan promotip atau preventip

• Secara klinik kejang pada bayi diklasifikasikan tonik, klonik, mioklonik dan ”subtle seizures”

Page 77: GD final

Langkah Promotif / Preventif

• Mencegah persalinan prematur • Melakukan pertolongan persalinan yang bersih

dan aman • Mencegah asfiksia neonatorum• Melakukan resusitasi dengan benar • Melakukan tindakan pencegahan Infeksi .• Mengendalikan kadar glukosa darah ibu.• Antisipasi setiap faktor kondisi (faktor

predisposisi) dan masalah dalam proses persalinan.

Page 78: GD final

Langkah Promotif / Preventif

• Berikan pengobatan yang rasional dan efektif.• Lanjutkan pengamatan dan pengobatan

terhadap masalah atau infeksi yang dikenali pada saat kehamilan ataupun persalinan.

• Jangan pulangkan bila masa kritis belum terlampaui.

• Beri instruksi tertulis untuk asuhan mandiri di rumah.

• Lakukan tindakan dan perawatan yang sesuai bagi bayi baru lahir dari ibu yang infeksi saat persalinan.

• Berikan hidrasi oral / IV secukupnya.

Page 79: GD final

DIAGNOSISAnamnesis :• Riwayat persalinan: bayi lahir prematur, lahir dengan tindakan,

penolong persalinan, asfiksia neonatorum.• Riwayat imunisasi tetanus.• Riwayat perawatan tali pusat dengan obat tradisional.• Riwayat kejang, penurunan kesadaran, ada gerakan abnormal

pada mata, mulut, lidah dan ekstrimitas .• Riwayat spasme atau kekakuan pada ekstremitas, otot mulut

dan perut. • Kejang dipicu kebisingan/prosedur/tindakan pengobatan.• Riwayat bayi malas minum sesudah dapat minum normal.• Adanya faktor risiko infeksi.• Riwayat ibu mendapat obat mis. heroin, metadon, propoxypen,

sekobarbital, alkohol.• Riwayat perubahan warna kulit (kuning)• Saat timbul dan lamanya terjadi kejang.

Page 80: GD final

DIAGNOSIS

Kejang:• Gerakan abnormal pada wajah, mata,

mulut, lidah dan ekstrimitas • Ekstensi atau fleksi tonik ekstremitas,

gerakan seperti mengayuh sepeda, mata berkedip, berputar, juling.

• Tangisan melingking dengan nada tinggi, sukar berhenti.

• Perubahan status kesadaran, apnea, ikterus, ubun-ubun besar membonjol, suhu tubuh tidak normal.

Page 81: GD final

Spasme:• Bayi tetap sadar, menangis kesakitan• Trismus, kekakuan otot mulut, rahang

kaku, mulut tidak dapat dibuka, bibir mencucu.

• Opistotonus, kekakuan pada ekstremitas, perut, kontraksi otot tidak terkendali. Dipicu oleh kebisingan, cahaya, atau prosedur diagnostik.

• Infeksi tali pusat.

DIAGNOSIS

Page 82: GD final

Anamnesis Pemeriksaan Pemeriksaan / diagnosis

lain

Kemungkinan diagnosis

Timbul saat lahir sampai dengan hari ke 3

Riwayat ibu Diabetes

Kejang, tremor, letargi atau tidak sadar

Bayi kecil (< 2,500 g atau umur kehamilan < 37 mg)

Bayi sangat besar (berat lahir > 4,000 g)

Kadar glukose darah kurang dari 45 mg/dL (2.6 mmol/L)

Hipoglikemia

Ibu tidak imunisasi tetanus toksoid

Malas minum sebe-lumnya normal

Timbul hari ke 3-14

Lahir di rumah dengan lingkungan kurang higienis

Olesan bahan tidak steril pada tali pusat

Spasme Infeksi tali pusat

Tetanus neonatorum

Page 83: GD final

Anamnesis Pemeriksaan

Pemeriksaan /

diagnosis lain

Kemungkinan diagnosis

Timbul pada hari ke 2 atau lebih

Kejang atau tidak sadar

Ubun-ubun besar membonjol

Letargi

Sepsis Curiga meningitis (tangani meningitis dan obati kejang)

Riwayat resusitasi pada saat lahir atau bayi tidak bernapas minimal satu menit sesudah lahir

Timbul pada hari ke 1 sampai ke 4

Persalinan dengan penyulit (misal partus lama atau gawat janin)

Kejang atau tidak sadar

Layuh atau letargi Gangguan napas Suhu tidak normal Mengantuk atau

aktivitas menurun Iritabel atau rewel

Asfiksia neonatorum dan/atau Trauma (obati kejang, dan tangani asfiksia neonatorum)

Page 84: GD final

Anamnesis Pemeriksaan

Pemeriksaan /

diagnosis lain

Kemungkinan diagnosis

Timbul pada hari ke 1 sampai 7

Kondisi bayi mendadak memburuk

Mendadak pucat

Kejang atau tidak sadar

Bayi kecil (berat lahir < 2500 g atau umur kehamilan < 37 minggu)

Gangguan napas berat

Perdarahan intraventrikular (Nilai dan tangani perdarahan dan juga asfiksia neonatorum)

Ikterus hebat timbul pada hari ke 2

Ensefalopati timbul pada hari ke 3 - 7

Ikterus hebat yang tidak atau terlambat diobati

Kejang Opistotonus

Hasil tes Coombs positif

Ensefalopati bilirubin (Kern- ikterus) (obati kejang dan tangani Ensefalopati bilirubin)

Page 85: GD final

MANAJEMEN UMUMMedikamentosa• Fenobarbital 20 mg/kg berat badan intra vena

dalam waktu 5 menit, jika kejang tidak berhenti dapat diulang dengan dosis 10 mg/kg berat badan sebanyak 2 kali dengan selang waktu 30 menit. Jika tidak tersedia jalur intravena dan atau tidak tersedia sediaan obat intravena, maka dapat diberikan intramuskuler

• Bila kejang berlanjut diberikan fenitoin 20 mg/kg berat badan intravena dalam larutan garam fisiologis dengan kecepatan 1mg/kgberat badan / menit.

Page 86: GD final

MANAJEMEN UMUMPengobatan rumatan• Fenobarbital 3-5 mg/ kg BB /hari, dosis

tunggal atau terbagi tiap 12 jam secara intravena atau per oral. Sampai bebas kejang 7 hari.

• Fenitoin 4-8 mg/kg/ hari intravena atau per oral. dosis terbagi dua atau tiga

Page 87: GD final

Pada kecurigaan infeksi (meningitis) • Pemeriksaan darah ditemukan adanya lekositosis (lebih

25,000/ mm3) atau lekopeni (kurang 5,000/mm3 dan trombositopenia (< 150,000/mm3)

Gangguan metabolik• Hipoglikemi (glukosa darah < 45 mg/gl),

Diduga/ ada riwayat jejas pada kepala• Pemeriksaan berkala hemoglobin dan hematokrit untuk

memantau perdarahan intraventrikuler serta didapat perdarahan pada cairan serebrospinal.

• Pemeriksaan kadar bilirubin total/ direk dan indirek meningkat, pemeriksaan kadar bilirubin bebas (bila tersedia)

Page 88: GD final

Antibiotik awal diberikan Ampisilin dan Gentamisin, bila organisme tidak dapat ditemukan dan bayi tetap menunjukkan tanda infeksi sesudah 48 jam, ganti Ampisilin dan beri Sefotaksim disamping tetap beri Gentamisin. Antibiotika diberikan sampai 14 hari setelah ada perbaikan (dosis lihat tabel).

Antibiotik

Cara Pemberia

n

Dosis dlm mg

Hari 1-7 Hari 8+

Ampisilin IV 100 mg/kg setiap 12 jam

100 mg/kg setiap 8jam

Sefotaksim

IV 50 mg/kg setiap 12 jam

50 mg/kg setiap 6 jam

Gentamisin

IV, IM < 2 kg

4 mg/kg sekali sehari

3.5 mg/kg sekali sehari

2 kg

5 mg/kg sekali sehari

3.5 mg/kg sekali sehari

Page 89: GD final

Gangguan metabolik

• Diagnosis karena gangguan metabolisme sangat sulit ditegakkan karena keterbatasan fasilitas dan kemampuan pemeriksaan penunjang di Puskesmas. Tidak ada gejala klinis yang khas untuk beberapa kejang metabolik, mis. hiponatremia, hipernatremia dan hipomagnesimia.

• Bila tersedia fasilitas pemeriksaan kadar glukosa darah, lakukan manajemen hipoglikemia (Lihat manajemen Hipoglikemia)

Page 90: GD final

Gangguan metabolik

• Dugaan diagnosis kejang disebabkan oleh hipokalsemia dapat ditegakkan dengan pemeriksaan klinis berupa karpopedal spasme dan riwayat hipoksia atau asfiksia. Untuk kasus ini diberikan:– Kalsium glukonas 10%, 1-2 ml/kg berat badan

dengan aquadest sama banyak secara intravena dalam 5 menit. Dapat diulang setelah 10 menit jika tidak ada respon klinis.

Page 91: GD final

Spasme/ tetanus• Berikan Diazepam 10mg/kg BB/ hari dengan

drip selama 24 jam atau bolus IV tiap 3 jam, maksimum 40 mg/ kg/hari

• Bila frekuensi napas kurang 30 kali per menit, hentikan pemberian obat meskipun bayi masih mengalami spasme.

• Bila tali pusat merah dan membengkak, mengeluarkan pus atau berbau busuk obati untuk infeksi tali pusat.

Page 92: GD final

Spasme/ tetanus• Beri bayi:

– Human Tetanus Immunoglobin 500 IU IM, bila tersedia, atau beri sepadanannya, antitoksin tetanus 5,000 IU IM

– Toksoid Tetanus IM pada tempat yg berbeda dg tempat pemberian antitoksin

– Benzyl Penicillin G 100,000 IU/kg BB IV atau IM dua kali sehari selama tujuh hari

• Anjurkan ibunya untuk mendapat Toksoid Tetanus 0.5 ml (untuk melindunginya dan bayi yg dikandung berikutnya) dan kembali bulan depan untuk pemberian dosis ke dua.

• Pada kasus perdarah subdural, trauma SSP dan hidrosefalus diperlukan tindakan bedah, dapat dirujuk.

Page 93: GD final

TERAPI SUPORTIF• Menjaga patensi jalan napas dan pemberian

oksigen untuk mencegah hipoksia otak yang berlanjut.

• Pasang jalur IV dan beri cairan IV dengan dosis rumat serta tunjangan nutrisi adekuat

• Mengurangi rangsang suara, cahaya maupun tindakan invasif untuk menghindari bangkitan kejang pada penderita tetanus, pasang pipa nasogastrik dan beri ASI peras diantara spasme. Mulai dengan jumlah setengah kebutuhan per hari dan pelan-pelan dinaikkan jumlah ASI yang diberikan sehingga tercapai jumlah yang diperlukan

Page 94: GD final

RUJUKAN & TRANSPORTASI NEONATAL

Page 95: GD final

PRINSIP DASAR• Keadaan paling ideal untuk merujuk adalah

Rujukan Antepartum (rujukan pada saat janin masih ada dalam kandungan ibu). – Tidak semua keadaan dapat terdiagnosis secara dini,

sehingga rujukan dini dapat dilakukan. – Bila terjadi kedaruratan pada ibu maupun janin dan

kehamilan harus segera di terminasi serta memerlukan rujukan ke fasilitas yang lebih lengkap, maka akan timbul masalah baik pada ibu maupun bayi

• Perubahan keadaan dan penyakit pada bayi baru lahir demikian cepatnya, untuk itu dibutuhkan tata laksana segera dan adekuat pada fasilitas yang lebih lengkap dan terdekat (sistem regionalisasi Rujukan Perinatal).

Page 96: GD final

PRINSIP DASAR• Apabila bayi dirujuk ke fasilitas yang lebih

lengkap, yakinkan bahwa bayi akan mendapatkan keuntungan atau nilai positip dibanding bila hanya tetap dirawat di tempat asalnya.

• Harus diperhatikan bahwa saat merujuk, bayi harus dalam keadaan stabil atau minimal tanda bahaya sudah dikelola lebih dulu

• Perlu melibatkan orang tua atau keluarga dalam mengambil keputusan untuk merujuk dan jelaskan kenapa bayi harus dirujuk

Page 97: GD final

Keadaan yang memerlukan rujukan ke fasilitas yang lebih lengkap:

• Gangguan napas sedang dan berat, apapun penyebabnya

• Asfiksia yang tidak memberi respons pada tindakan resusitasi, sebaiknya dalam 10 menit pertama

• Kasus bedah neonatus • BBLR < 1,750 g• BBLR 1,750-2,000 g dengan kejang, gangguan

napas, gangguan pemberian minum• Bayi hipotermi berat

Page 98: GD final

Keadaan yang memerlukan rujukan ke fasilitas yang lebih lengkap:

• Ikterus yang tidak memberikan respons dengan fototerapi

• Kemungkinan penyakit jantung bawaan • Bayi ibu diabetes mellitus dengan hipoglikemia

simtomatik• Kejang yang tidak teratasi • Tersangka infeksi (sepsis, meningitis) berat /

dengan komplikasi• Penyakit hemolisis • Tersangka renjatan yang tidak memberi respons

baik • Hipoglikemia yang tidak dapat teratasi

Page 99: GD final

SISTEM RUJUKAN & TRANSPORTASI

• Perhatikan regionalisasi Rujukan Perinatal dalam menentukan tujuan rujukan, sehingga dapat merujuk dengan cepat, aman dan benar

• Puskesmas merupakan penyaring kasus risiko yang perlu dirujuk sesuai dengan besaran risiko, jarak dan faktor lainnya

• Memberi informasi kesehatan dan prognosis bayinya dan melibatkan orangtua atau keluarga dalam mengambil keputusan untuk merujuk

Page 100: GD final

SISTEM RUJUKAN & TRANSPORTASI

• Melengkapi syarat- syarat rujukan (persetujuan tindakan, surat rujukan, catatan medis). – Untuk kasus tertentu kadang diperlukan sampel

darah ibu.

• Merujuk bayi dalam keadaan stabil, menjaga kehangatan bayi dan ruangan dalam kendaraan yang digunakan untuk merujuk, dan menjaga jalan napas tetap bersih dan terbuka selama transportasi. Bila memungkinkan bayi tetap diberi ASI.

• Harus disertai dengan tenaga yang terampil melakukan Resusitasi

Page 101: GD final

Data dasar yang harus diinformasikan:

• Identitas bayi dan tanggal lahir• Identitas orang tua• Riwayat kehamilan, persalinan dan prosesnya, tindakan

resusitasi yang dilakukan.• Obat yang dikonsumsi oleh ibu• Nilai Apgar (tidak selalu harus diinformasikan, bila tidak

tersedia waktu karena melakukan tindakan resusitasi aktif)

• Masa Gestasi dan berat lahir. • Tanda vital (suhu, frekuensi jantung, pernapasan, warna

kulit dan aktif/tidak nya bayi)• Tindakan/prosedur klinik dan terapi lain yang sudah

diberikan• Bila tersedia data pemeriksaan penunjang yang ada

(glukosa, elektrolit, dan lain-lain)

Page 102: GD final

Syarat untuk melakukan transportasi

• Bayi dalam keadaan stabil • Bayi harus dalam keadaan hangat • Kendaraan pengangkut juga harus

dalam keadaan hangat • Didampingi oleh tenaga kesehatan

yang terampil melakukan tindakan resusitasi, minimal ventilasi

• Tersedia peralatan dan obat yang dibutuhkan

Page 103: GD final

Bayi dalam keadaan stabil, bila:

• Jalan napas bebas dan ventilasi adekuat.

• Kulit dan bibir kemerahan • Frekuensi jantung 120-160 kali/menit • Suhu aksiler 36.5-37 °C (97.7-98.6 °F) • Masalah metabolik terkoreksi • Masalah spesifik penderita sudah

dilakukan manajemen awal

Page 104: GD final