Gaya Belajar Siswa Menurut DavidKolb
Posted on7 Desember 2011byAKHMAD SUDRAJAT31 Comments Gaya
belajar siswaataustudentlearning styledapat diartikan sebagai
karakteristik kognitif, afektif, dan perilaku psikologis seorang
siswa tentang bagaimana dia memahami sesuatu, berinteraksi dan
merespons lingkungan belajarnya, yang bersifat unik dan relatif
stabil.
Dalam berbagai literatur tentang belajar dan pembelajaran, kita
akan menjumpai sejumlah konsep tentanggaya belajar siswa, dan salah
satunya adalah gaya belajar sebagaimana dikemukakan olehDavid Kolb,
salah seorang ahli pendidikan dari Amerika Serikat, yang
mempopulerkan teori belajar Experiential Learning .
Kolb mengklasifikasikanGaya Belajar Siswake dalam empat
kecenderungan utama yaitu:
1. Concrete Experience (CE).Siswa belajar melalui perasaan
(feeling), dengan menekankan segi-segi pengalaman kongkret, lebih
mementingkan relasi dengan sesama dan sensitivitas terhadap
perasaan orang lain. Siswa melibatkan diri sepenuhnya melalui
pengalaman baru, siswa cenderung lebih terbuka dan mampu
beradaptasi terhadap perubahan yang dihadapinya.
2. Abstract Conceptualization (AC).Siswa belajar melalui
pemikiran (thinking) dan lebih terfokus pada analisis logis dari
ide-ide, perencanaan sistematis, dan pemahaman intelektual dari
situasi atau perkara yang dihadapi. Siswa menciptakan konsep-konsep
yang mengintegrasikan observasinya menjadi teori yang sehat, dengan
mengandalkan pada perencanaan yang sistematis.
3. Reflective Observation (RO).Siswa belajar melalui pengamatan
(watching), penekanannya mengamati sebelum menilai, menyimak suatu
perkara dari berbagai perspektif, dan selalu menyimak makna dari
hal-hal yang diamati. Siswa akan menggunakan pikiran dan
perasaannya untuk membentuk opini/pendapat, siswa mengobservasi dan
merefleksi pengalamannya dari berbagai segi.
4. Active Experimentation (AE).Siswa belajar melalui
tindakan(doing), cenderung kuat dalam segi kemampuan melaksanakan
tugas, berani mengambil resiko, dan mempengaruhi orang lain lewat
perbuatannya. Siswa akan menghargai keberhasilannya dalam
menyelesaikan pekerjaan, pengaruhnya pada orang lain, dan
prestasinya. Siswa menggunakan teori untuk memecahkan masalah dan
mengambil keputusan .
Gaya Belajar
Selanjutnya Kolb mengemukakan, bahwa setiap individu tidak
didominasi oleh satu gaya belajar tertentu secara absolut, tetapi
cenderung membentuk kombinasi dan konfigurasi gaya belajar
tertentu, yang diklasifikasikannya ke dalam 4 (empat) tipe:
Tipe 1.Diverger.Tipe ini perpaduan antaraConcrete Experience(CE)
dan Reflective Observation(RO), atau dengan kata lain kombinasi
dari perasaan (feeling) dan pengamatan (watching). Siswa dengan
tipe Diverger memiliki keunggulan dalam kemampuan imajinasi dan
melihat situasi kongkret dari banyak sudut pandang yang berbeda,
kemudian menghubungkannya menjadi sesuatu yang bulat dan utuh.
Pendekatannya pada setiap situasi adalah mengamati dan bukan
bertindak. Siswa seperti ini menyukai tugas belajar yang
menuntutnya untuk menghasilkan ide-ide dan gemar mengumpulkan
berbagai informasi, menyukai isu tentang kesusastraan, budaya,
sejarah, dan ilmu-ilmu sosial lainnya. Mereka biasanya lebih banyak
bertanya Why?. Peran dan fungsi guru yang cocok untuk menghadapi
siswa tipe ini adalah sebagaiMotivator.
Tipe 2. Assimilator.Tipe kedua ini perpaduan antaraAbstract
Conceptualization (AC)danReflective Observation (RO)atau dengan
kata lain kombinasi dari pemikiran (thinking) dan pengamatan
(watching). Siswa dengan tipe Assimilator memiliki keunggulan dalam
memahami dan merespons berbagai sajian informasi serta
mengorganisasikan merangkumkannya dalam suatu format yang logis,
singkat, dan jelas. Biasanya siswa tipe ini cenderung lebih
teoritis, lebih menyukai bekerja dengan ide serta konsep yang
abstrak, daripada bekerja dengan orang. Mata pelajaran yang yang
diminatinya adalah bidang sains dan matematika. Mereka biasanya
lebih banyak bertanya What?. Peran dan fungsi guru yang cocok untuk
menghadapi siswa tipe ini adalah sebagai seorangExpert.
Tipe 3. Converger.Tipe ini perpaduan antaraAbstract
Conceptualization (AC)danReflectiveObservation(RO) atau dengan kata
lain kombinasi dari berfikir (thinking) dan berbuat (doing). Siswa
mampu merespons terhadap berbagai peluang dan mampu bekerja secara
aktif dalam setiap tugas yang terdefinisikan secara baik. Siswa
gemar belajar bila menghadapi soal dengan jawaban yang pasti, dan
segera berusaha mencari jawaban yang tepat. Dia mau belajar
secaratrial and errorhanya dalam lingkungan yang dianggapnya
relatif aman dari kegagalan.
Siswa dengan tipe Converger unggul dalam menemukan fungsi
praktis dari berbagai ide dan teori. Biasanya mereka punya
kemampuan yang baik dalam pemecahan masalah dan pengambilan
keputusan. Mereka juga cenderung lebih menyukai tugas-tugas teknis
(aplikatif). Dia cenderung tidak emosional dan lebih menyukai
bekerja yang berhubungan dengan benda dari pada manusia, masalah
sosial atau hubungan antar pribadi.
Mata pelajaran yang yang diminati adalah bidang IPA dan teknik.
Mereka biasanya lebih banyak bertanya How?. Peran dan fungsi guru
yang cocok untuk menghadapi siswa tipe ini adalah sebagai
seorangCoach, yang dapat menyediakan praktik terbimbing dan dapat
memberikan umpan balik yang tepat.
Tipe 4. AccomodatorTipe ini perpaduan antaraConcrete
Experience(CE) danActive Experimentation (AE)atau dengan kata lain
kombinasi antara merasakan (feeling) dengan berbuat (doing). Siswa
tipe ini senang mengaplikasikan materi pelajaran dalam berbagai
situasi baru untuk memecahkan berbagai masalah nyata yang
dihadapinya. Kelebihan siswa tipe ini memiliki kemampuan belajar
yang baik dari hasil pengalaman nyata yang dilakukannya sendiri.
Mereka suka membuat rencana dan melibatkan dirinya dalam berbagai
pengalaman baru yang menantang. Dalam usaha memecahkan masalah,
mereka biasanya mempertimbangkan faktor manusia (untuk mendapatkan
masukan/informasi) dibanding analisa teknis. Mereka cenderung untuk
bertindak berdasarkan intuisi/dorongan hati daripada berdasarkan
analisa logis, sering menggunakantrial and errordalam memecahkan
masalah, kurang sabar dan ingin segera bertindak. Bila ada teori
yang tidak sesuai dengan fakta cenderung untuk mengabaikannya. Mata
pelajaran yang disukainya yaitu berkaitan dengan lapangan usaha
(bisnis) dan teknik.
Mereka biasanya lebih banyak bertanya What if?. Peran dan fungsi
guru dalam berhadapan dengan siswa tipe ini adalah berusaha
menghadapkan siswa pada open-ended questions, memaksimalkan
kesempatan siswa untuk mempelajari dan menggali sesuatu sesuai
pilihannya. PenggunaanMetode Problem-Based Learningtampaknya sangat
cocok untuk siswa tipe yang keempat ini.