Top Banner
GASTROENTERITIS Definisi Gastroenteritis adalah peradangan pada membran mukosa lambung dan usus halus yang ditandai dengan gejala diare berupa frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali pada bayi dan lebih 3 kali pada anak dengan konsistensi feses encer, dapat berwarna hijau dengan atau tanpa darah dan atau lender dalam feses serta dengan atau tanpa muntah. Epidemiologi Tujuh dari sepuluh kematian anak di negara berkembang dapat disebabkan oleh lima penyebab utama, yakni salah satunya adalah gastroenteritis yang masih merupakan salah satu penyebab utama mortalitas anak-anak di negara berkembang. Kejadian gastroenteritis lebih tinggi pada penduduk perkotaan yang padat dan kumuh. Sedangkan di negara maju dengan tingkat pendidikan dan kesehatan tinggi kejadian gastroenteritis jauh lebih rendah. Hal ini erat kaitannya dengan kurangnya pencemaran minum anak dan sebagaian lain oleh faktor pencegahan imunologik dari ASI. Di Negara-negara yang beriklim empat musim, gastroenteritis yang disebabkan oleh bakteri sering terjadi pada musim panas, sedangkan yang disebabkan oleh virus terjadi pada musim dingin. Di Indonesia, gastroenteritis yang disebabkan oleh rotavirus dapat terjadi sepanjang tahun dengan puncak kejadian pada pertengahan musim kemarau (Juli – Agustus), sedangkan yang disebabkan oleh bakteri puncaknya pada pertengahan hujan (Januari – Februari).
31

Gastroenteritis

Jul 14, 2016

Download

Documents

Silvia Safitri

anak
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Gastroenteritis

GASTROENTERITIS

Definisi

Gastroenteritis adalah peradangan pada membran mukosa lambung dan usus halus

yang ditandai dengan gejala diare berupa frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali pada

bayi dan lebih 3 kali pada anak dengan konsistensi feses encer, dapat berwarna hijau dengan

atau tanpa darah dan atau lender dalam feses serta dengan atau tanpa muntah.

Epidemiologi

Tujuh dari sepuluh kematian anak di negara berkembang dapat disebabkan oleh lima

penyebab utama, yakni salah satunya adalah gastroenteritis yang masih merupakan salah

satu penyebab utama mortalitas anak-anak di negara berkembang. Kejadian gastroenteritis

lebih tinggi pada penduduk perkotaan yang padat dan kumuh. Sedangkan di negara maju

dengan tingkat pendidikan dan kesehatan tinggi kejadian gastroenteritis jauh lebih rendah.

Hal ini erat kaitannya dengan kurangnya pencemaran minum anak dan sebagaian lain oleh

faktor pencegahan imunologik dari ASI.

Di Negara-negara yang beriklim empat musim, gastroenteritis yang disebabkan oleh bakteri

sering terjadi pada musim panas, sedangkan yang disebabkan oleh virus terjadi pada musim

dingin. Di Indonesia, gastroenteritis yang disebabkan oleh rotavirus dapat terjadi sepanjang

tahun dengan puncak kejadian pada pertengahan musim kemarau (Juli – Agustus),

sedangkan yang disebabkan oleh bakteri puncaknya pada pertengahan hujan (Januari –

Februari).

Berdasarkan data WHO tahun 2000 – 2003 gastroenteritis merupakan penyebab kematian

nomor tiga balita baik di dunia maupun di Asia Tenggara dengan Proportional Mortality

Ratio (PMR) masing – masing sebesar 17% dan 18%.

klasifikasi

Gastroenteritis (diare) dapat di klasifikasi berdasarkan beberapa faktor :

1). Berdasarkan lama waktu :

1. Akut : berlangsung < 14 hari

2. Persisten : berlangsung 15-30 hari

3. Kronik : berlangsung > 30 hari

Page 2: Gastroenteritis

2). Berdasarkan mekanisme patofisiologik :

1. Osmotik, peningkatan osmolaritas intraluminer

Diare osmotic terjadi jika cairan yang dicerna tidak seluruhnyadiabsorbsi oleh usus

halus akibat tekanan osmotic yang mendesak cairankedalam lumen intestinal.

Peningkatan volume cairan lumen tersebut meliputikapasitas kolon untuk reabsorbsi,

nutrien dan obat sebagai cairan yang aggaldicerna dan diabsorbsi.Pada umumnya

penyebab diare osmotic adalah malabsorbsi lemak ataukarbohidrat. Malabsorbsi

protein secara klinik sulit diketahui namun dapatmenyebabkan malnutrisi atau

berakibat kepada defisiensi spesifik asamamino.

2. Sekretorik, peningkatan sekresi cairan dan elektrolit

Diare tipe ini disebabkan oleh peningkatan sekresi air dan elektrolit dari usus dan

penurunan absorpsi/penyerapan. Yang khas pada diare ini yaitu secara klinis

ditemukan diare dengan volume tinja yang banyak sekali, dan tidak mereda

walaupun penderita dipuasakan.

3.    Gangguan motilitas usus

Hiperperistaltik akan menyebabkan berkurangnya kesempatan bagi usus untuk

menyerap makanan yang masuk, sehingga akan timbul diare.  Akan tetapi, apabila

terjadi keadaan yang sebaliknya yaitu penurunan dari peristaltik usus maka juga akan

menyebabkan diare.

3). Berdasarkan derajatnya

1. Diare tanpa dihindrasi

2. Diare dengan dehidrasi ringan/sedang

3. Diare dengan dehidrasi berat

4). Berdasarkan penyebab infeksi atau tidak

1. Infeksi

2. Non infeksi

Page 3: Gastroenteritis

Etiologi

1. Infeksi

a.       Infeksi internal

Infeksi bakteri

Vibrio cholera (kolera)

Gejala :

Diare yang encer dan berlimpah tanpa didahului oleh rasa mulas atau

tenesmus.

Feces yang semula berwarna dan berbau berubah menjadi cairan putih

keruh (seperti air cucian beras) tanpa bau busuk ataupun amis, tetapi

seperti manis yang menusuk.

Feaces (cairan) yang menyerupai air cucian beras ini bila diendapkan

akan mengeluarkan gumpalan-gumpalan putih.

Diare terjadi berkali-kali dan dalam jumlah yang cukup banyak.

Terjadinya muntah setelah didahului dengan diare yang terjadi,

penderita tidaklah merasakan mual sebelumnya.

Kejang otot perut bisa juga dirasakan dengan disertai nyeri yang hebat.

Banyaknya cairan yang keluar akan menyebabkan terjadinya dehidrasi

dengan tanda-tandanya seperti: detak jantung cepat, mulut kering,

lemah fisik, mata cekung, hypotensi dan lain-lain yang bila tidak segera

mendapatkan penangan pengganti cairan tubuh yang hilang dapat

mengakibatkan kematian.

Diare dapat menjadi sangat parah, dan berlangsung selama 6-7 hari. Diare

biasanya terjadi dalam 48 jam setelah konsumsi mikroorganisme.

Terapi :

Rehidrasi

Dietetik

Obat-obatan

o Tetrasiklin 25-50 mg / kg BB / hari, atau Tetrasiklin 500 mg tiga

kali sehari selama 3 hari, atau doksisiklin 300 mg sebagai dosis

tunggal,

Page 4: Gastroenteritis

o Kortimoksazol, dosis awal 2x3 tab, kemudian 2x2 tab selama 6

hari atau

o Kloramfenikol 4x500 mg/ hari, selama 7 hari atau gol.

Fluoroquinolon

Campylobacter jejuni (Campylobacter enteritis)

Campylobacteriosis ditandai dengan nyeri seperti kolik, mual / kurang

napsu makan, muntah, demam, nyeri saat buang air besar (tenesmus),

kejang perut akut, lesu, sakit kepala, demam antara 37,8-40°C, malaise,

pembesaran hati dan limpa, serta leukositosis. Penyakit biasanya timbul 2-

5 hari setelah konsumsi makanan atau air yang tercemar, dan biasanya

berlangsung selama 7-10 hari.

Terapi : Eritromisin 500 mg 2 kali sehari secara oral selama 5 hari, gentamisin, tetrasiklin, ciprofloxacin dan enrofloxacin.

Clostridium perfringens

Penyakit yang ditimbulkan strain type C ini dikenal sebagai enteritis

necroticans atau penyakit pig-bel . kram perut dan diare yang mulai terjadi

8-22 jam setelah mengkonsumsi makanan yang mengandung banyak C.

perfringens penghasil toxin penyebab keracunan makanan. Penyakit ini

biasanya sembuh dalam waktu 24 jam, namun pada beberapa individu,

gejala ringan dapat berlanjut sampai 1 hingga 2 minggu.

E. coli (E. coli enteritis)

Infeksi E.coli pada saluran cerna menyebabkan diare. Bergantung pada

jenis E.coli yang menginfeksi, dapat terjadi beberapa jenis diare E.coli:

Diare turis (traveler’s diarrhea): menyebabkan diare berair tanpa darah

yang banyak sampai menyebabkan dehidrasi. Diare ini umumnya

ditemukan pada turis muda sehat yang berpergian ke negara tropis.

Diare E.coli pada anak: menyebabkan gejala diare berair tanpa darah

dan dehidrasi pada anak.

Page 5: Gastroenteritis

Disentri E.coli: menyebabkan diare bercampur darah, demam, dan

dehidrasi. Darah yang keluar bersama dengan feses disebabkan

kerusakan lapisan dalam usus.

Shigella, Disentri

Bakteri menyebabkan penyakit dengan menyusup ke dalam lapisan usus,

menyebabkan pembengkakan dan kadang-kadang luka dangkal.

Gejala dimulai dalam 1-4 hari setelah terinfeksi.

Pada anak-anak yang lebih muda, gejala dimulai secara tiba-tiba dengan

demam, rewel, perasaan mengantuk, hilangnya nafsu makan, mual dan

muntah, diare, nyeri perut dan kembung dan nyeri pada saat buang air

besar. Setelah 3 hari, tinja akan mengandung nanah, darah dan lendir.

Buang air besar menjadi lebih sering, sampai lebih dari 20 kali/hari.

Bisa terjadi penurunan berat badan dan dehidrasi berat.

Pada orang dewasa tidak terjadi demam dan pada mulanya tinja sering

tidak berdarah dan tidak berlendir. Gejalanya dimulai dengan nyeri perut,

rasa ingin buang air besar dan pengeluaran tinja yang padat, yang kadang

mengurangi rasa nyeri. Episode ini berulang, lebih sering dan lebih berat.

Terjadi diare hebat dan tinja menjadi lunak atau cair disertai lendir, nanah

dan darah.

Kadang penyakit dimulai secara tiba-tiba dengan tinja yang jernih atau

putih, kadang dimulai dengan tinja berdarah. Sering disertai muntah-

muntah dan bisa menyebabkan dehidrasi.

Terapi :

Rehidrasi

Dietetik

Obat-obatan

o Ampisilin 4x1g/ hari, selama 5 hari atau

o Kloramfenikol 4x500 mg/ hari, selama 5 hari, atau

o Trimetoprim 5-10mg/kg/hari

Page 6: Gastroenteritis

Yersinia

hanya Y. enterocolitica dan Y. pseudotuberculosis yang menyebabkan

gastroenteritis. Yersiniosis sering ditandai dengan gejala seperti

gastroenteritis yang disertai dengan diare dan/atau muntah; Tetapi, gejala

yang khas untuk penyakit ini adalah demam dan sakit perut. Infeksi

Yersinia mirip dengan radang usus buntu ( appendicitis ) dan

pembengkakan kelenjar limfe di bagian perut ( mesenteric lymphadenitis

), tetapi bakteri ini dapat juga menyebabkan infeksi pada bagian lain

misalnya pada luka, persendian, dan saluran kencing.

Infeksi parasit

Protozoa

E. Hystolitica

diare, muntah, dan demam. Tinja lembek atau cair disertai dengan

lendir dan darah. Pada infeksi akut kadang-kadang ditemukan

kolik abdomen, kembung, tenesmus dan bising usus yang

hiperaktif. Penyakit ekstraintestinal biasanya melibatkan hanya

hati saja pada amubiasis hati dengan gejala berat badan menurun,

badan lemah, demam, tidak nafsu makan disertai pembesaran hati..

Pada Amubiasis kolon akut, diagnosis ditegakkan bila terdapat

sindrom disentri disertai sakit perut atau mules. Diare lebih dari 10

kali dalam sehari. Amebiasis kolon menahun, terdapat gejala

ringan diselingi dengan obstipasi. Jika dalam tinja tidak ditemukan

spesies ini, himbauan agar pemeriksaan tinja dilakukan secara

berturut-turut selama tiga hari.

Giardia Lamblia

Diare kronis, steatorrhea, kejang perut, kembung, buang air besar

berkali-kali, tinja pucat berlemak, lelah, muntah, demam,

penurunan berat badan. Biasanya tidak terjadi invasi

ekstraintestinal, tetapi terjadi reaksi radang sendi dan pada

giardiasis yang berat, mungkin terjadi gangguan pada usus dua

belas jari dan kerusakan sel mukosa jejunum.

Terapi : Rehidrasi, Dietetik dan obat-obatan

o Quinacrine 3x100 mg/ hari selama 1 minggu atau

Page 7: Gastroenteritis

o Chloroquin 3x100 mg/ hari selama 5 hari atau

o Metronidasol 15mg/kg/hr, 4 dosis ( 5 hari )

Cryptosporidium

Gejala muncul dari dua sampai sepuluh hari setelah terinfeksi,

dengan rata-rata 7 hari, dan batasnya sampai dua minggu, atau

dalam beberapa kasus langka sampai satu bulan. Penyakit dapat

tidak bergejala atau dapat menyebabkan diare akut atau terus-

menerus yang dapat berlangsung selama beberapa minggu. Diare

biasanya berair dengan lendir. Sangat langka untuk menemukan

darah atau sel darah putih dalam penyakit ini. Selain diare berair

tadi, sering ada rasa sakit atau kram perut dan demam ringan.

Gejala lainnya termasuk mual, muntah, malabsorption (rendahnya

penyerapan nutrisi oleh usus) dan dehidrasi. Anorexia dapat

terjadi, seperti kehilangan berat badan.

Infeksi virus

Rotavirus

Adalah Penyebab utama diare karena virus pada anak-anak umur 3-5

bulan dan merupakan penyebab utama diare pada anak-anak dibawah 5

tahun. Gejala infeksi rotavirus muncul dalam 1-2 hari setelah terpapar.

Masa inkubasinya adalah 1-3 hari. Gejala khas berupa muntah, diare

berair yang disertai demam dan sakit di bagian perut. Biasanya gejala ini

akan berlangsung 3 hingga 8 hari.

Astrovirus

Umumnya menginfeksi bayi, anak-anak, dan lansia. Virus ini sangat aktif

selama musim dingin. Muntah dan diare muncul setelah 1-3 hari setelah

terpapar.

Noroviruses

Norovirus dapat tetap aktif (dapat menginfeksi) pada suhu chilling dan

freezing selama beberapa bulan bahkan beberapa tahun. Norovirus tahan

terhadap pH rendah, bertahan dalam suasana asam lambung, yaitu sekitar

Page 8: Gastroenteritis

pH 3-4, bahkan tetap aktif pada pH 2,7 selama 3 jam. Norovirus dapat

bertahan di perairan dan di dalam kerang-kerangan selama beberapa

bulan. Virus ini tahan terhadap pengeringan. Selain itu juga tetap bertahan

walaupun terpapar klorin hingga 10ppm, sehingga perlakuan pengolahan

terhadap air menggunakan klorin tidak dapat menghilangkan virus ini.

Virus ini biasanya ditemukan dalam makanan atau minuman yang

terkontaminasi tetapi juga dapat menyebar melalui kontak dengan orang

yang terinfeksi.

Radang lambung dapat sangat menular. Gejala-gejalanya termasuk mual,

kejang perut, muntah, diare, sakit kepala, demam dan kelelahan, yang

dapat berlangsung selama beberapa hari.  Tanda-tanda infeksi pertama

kali muncul antara 10-50 jam, biasanya terjadi pada 24-28 jam setelah

terkena virus. Penyakit ini biasanya berlangsung singkat, kurang lebih

selama 12-60 jam, meskipun ada beberapa penderita yang terkena virus ini

selama lebih dari 2 minggu. Penderita akan cepat sembuh jika penderita

tersebut banyak mengeluarkan kotoran, seperti misalnya lewat muntah-

muntah atau diare. Semakin banyak kotoran keluar, semakin banyak virus

yang keluar dari dalam tubuh penderita.

CARA PENANGGULANGAN

Jenis virus Norovirus ini dapat bertahan pada berbagai kondisi

lingkungan. Norovirus dapat terinaktivasi ketika berada pada suhu 600C

selama 30 menit. Selain itu, virus ini juga dapat diinaktivasi dengan cara

perebusan.

Adenoviruses, tipe 40 atau 41

Biasanya terjadi pada anak dibawah 2 tahun. Gejala biasanya muncul 1

minggu setelah penderita terpapar virus.

2. Non-Infeksi

a. Malabsorbsi karbohidrat (intoleransi laktosa)

diare yang sangat sering, cair, asam (ph dibawah 4,5), meteorismus, flatulens dan

kolik abdomen. Akibat gejala tersebut, pertumbuhan anak akan terlambat bahkan

tidak jarang terjadi malnutrisi.

Page 9: Gastroenteritis

Pengobatan

Diberikan susu rendah laktosa (LLM, Almiron, eiwit melk) atau Free lactose milk

formula (sobee, Al 110) selama 2-3 bulan kemudian diganti kembali ke susu formula

yang biasa. (kadar laktosa Almiron 1,0%, eiwit melk 1,4%, LLM 0,8%, Sobee 0%

dan Al 110 (0%).

Pada intoleransi laktosa sementara, sebaiknya diberikan susu rendah laktosa selama

1 bulan sedangkan pada penderita dengan intoleransi laktose primer (jarang di

Indonesia) diberikan susu bebas laktosa.

Respon klinis terhadap pemberian diet bebas laktosa merupakan suatu alternatif

untuk pemeriksaan tinja atau uji diagnostik spesifik. Pembatasan laktosa seharusnya

menghasilkan penyembuhan cepat diarenya dalam 2-3 hari, jika ada defisiensi

laktase. Harus bisa membedakan intoleransi laktosa dengan keadaan sensitif terhadap

protein, gastroenteritis akut tidak memicu sensitivitas susu. Cukup beralasan bila

susu sapi diganti dengan susu formula susu kedelai jika dicurigai intoleransi laktosa

karena formula susu kedelai mengandung tepung rantai pendek atau sukrosa sebagai

sumber gulanya. Orang tua harus dibimbing agar tidak memberikan tambahan cairan

bening atau larutan elektrolit encer berlebihan untuk menghindari hiponatremia atau

pengurasan kalori pasca infeksi, yang bisa menyebabkan diarenya berkepanjangan.

Diare yang menetap walaupun laktosa dalam diet sudah dikurangi memberi kesan

diagnosis bukan defisiensi laktosa.

b.      Mal absorpsi lemak

Gejala berupa tinja berlemak dengan karakteristik tinja lembek, tidak berbentuk

(nonformed stool), berwarna coklat muda sampai kuning, kelihatan berminyak.

Bila ekskresi dalam feses lebih dari 15gram selama 3 hari (5 g/hari) maka hal ini

menunjukkan adanya malabsorbsi.

c. Malabsorbsi protein : asam amino, B-laktoglobulin

3. Faktor makanan

Page 10: Gastroenteritis

Makanan yang menyebabkan diare adalah makanan yang tercemar, basi, beracun,

terlalu banyak lemak, mentah (misal, sayuran), dan kurang matang.

Patogenesis

Patogenesis yang disebabkan oleh bakteri adalah :

Bakteri masuk melalui makanan atau minuman ke lambung, sebagian ada yang mati karena asam lambung dan sebagian lagi lolos. Bakteri yang lolos masuk ke duodenum, bakteri berkembang biak (di duodenum) memproduksi enzim mucinase sehingga berhasil mencairkan lapisan lendir dengan menutupi permukaan sel epitel usus. bakteri masuk ke dalam membrane dan mengeluarkan toksin mengeluarkan CAMP (meningkatkannya), yang berfungsi untuk merangsang sekresi cairan usus dibagian kripta villi & menghambat cairan usus dibagian apikal villià terjadi rangsangan cairan yang berlebihan, volume cairan didalam lumen usus meningkatà dinding usus berkontraksià terjadi hiperperistaltikà cairan keluar (diare).

Untuk diare akut, patogenesis diare yang disebabkan oleh bakteri dibedakan menjadi dua: bakteri non invasif, yaitu bakteri yang memproduksi toksin yang nantinya toksin tersebut hanya melekat pada mukosa usus halus & tidak merusak mukosa. Bakteri non invasif, memberikan keluhan diare seperti air cucian beras dan disebabkan oleh bakteri enteroinvasif, yaitu diare yang menyebabkan kerusakan dinding usus berupa nekrosis dan ulserasi, secara klinis berupa diare bercampur lendir dan darah.

Patogenesis diare yang disebabkan oleh virus adalah :

Virus masuk melalui makanan & minuman ke tubuhà masuk ke sel epitel usus halusà terjadi infeksià sel-sel epitel yang rusak digantikan oleh enterosit (tapi belum matang sehingga belum dapat menjalankan fungsinya dengan baik)à villi mengalami atrofi & tidak dapat mengabsorbsi cairan & makanan dengan baikà meningkatkan tekanan koloid osmotik ususà hiperperistaltik ususà cairan& makanan yang tidak terserap terdorong keluar. Manifestasi klinis diare yang disebabkan oleh virus diantaranya adalah : diare akut, demam, nyeri perut, dehidrasi

Pembagian diare akut berdasarkan proses patofisiologi enteric infection, yaitu membagi diare akut atas mekanisme inflamatory, non inflammatory, dan penetrating.

Inflamatory diarrhea

akibat proses invasi dan cytotoxin di kolon dengan manifestasi sindroma disentri dengan diare yang disertai lendir dan darah. Gejala klinis umumnya adalah keluhan abdominal seperti mulas sampai nyeri seperti kolik, mual, muntah, demam, tenesmus, serta gejala dan tanda dehidrasi. Pada pemeriksaan tinja rutin, secara makroskopis ditemukan lendir dan/ atau darah, secara mikroskopis didapati leukosit polimorfonuklear.

Non inflamatory diarrhea

kelainan yang ditemukan di usus halus bagian proksimal. Proses diare adalah akibat adanya enterotoksin yang mengakibatkan diare cair dengan volume yang besar tanpa lendir dan darah, yang disebut dengan Watery diarrhea. Keluhan abdominal biasanya minimal atau tidak ada sama sekali, namun gejala dan tanda dehidrasi cepat timbul, terutama pada kasus yang tidak segera mendapat cairan pengganti. Pada pemeriksaan tinja secara rutin tidak ditemukan leukosit. Mikroorganisme penyebab seperti, V.cholerae, Enterotoxigenic E.coli (ETEC), Salmonella.

Page 11: Gastroenteritis

Penetrating diarrhea

lokasi pada bagian distal usus halus. Penyakit ini disebut juga Enteric fever, Chronic Septicemia, dengan gejala klinis demam disertai diare. Pada pemeriksaan tinja secara rutin didapati leukosit mononuclear. Mikroorganisme penyebab biasanya S. thypi, S. parathypi A, B, S. enteritidis, S. cholerasuis, Y. enterocolitidea, dan C. fetus.

Diagnosis

a. Anamnesis

Gejala yang biasanya dikeluhkan pada anak yaitu :

Suhu tubuh meningkat

Cengeng, gelisah ataupun lemah

Sakit perut

Nafsu makan menurun

Tinja cair mungkin disertai lendir dan atau darah

Warna tinja kehijau-hijauan

Anus dan daerah sekitarnya lecet karena sering defekasi

Muntah (sebelum/sesudah diare)

Berat badan menurun

b. Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan terpenting adalah menentukan tingkat/derajat dehidrasi akibat diare. Tanda-tanda dehidrasi yang perlu diperhatikan adalah turgor kulit perut menurun, akral dingin, penurunan tekanan darah, peningkatan denyut nadi, tangan keriput, mata cekung tidak, penurunan kesadaran (syok hipovolemik),nyeri tekan abdomen, kualitas bising usus hiperperistaltik. Pada anak kecil cekung ubun-ubun kepala. Pada tanda vital lain dapat ditemukan suhu tubuh yang tinggi (hiperpireksi), nadi dan pernapasan cepat.

Kehilangan banyak cairan dan elektrolit dehidrasi (berat badan , turgor kulit berkurang, mata dan ubun-ubun besar cekung, selaput lendir bibir dan mulut serta kulit tampak kering)

Page 12: Gastroenteritis

Metode Pierce

Dehidrasi ringan, kebutuhan cairan = 5% x Berat badan (kg)

Dehidrasi sedang, kebutuhan cairan = 8% x Berat badan (kg)

Dehidrasi berat, Kebutuhan cairan = 10% x Berat badan (kg)

Metode Daldiyono berdasarkan skor klinis

Tabel 19. Skor Penilaian Klinis Dehidrasi

Page 13: Gastroenteritis

 

Pemeriksaan status lokalis

a. Pada anak-anak terlihat BAB dengan konsistensi cair pada bagian dalam dari celana atau

pampers.

b. Colok dubur dianjurkan dilakukan pada semua kasus diare dengan feses berdarah,

terutama pada usia >50 tahun. Selain itu, perlu dilakukan identifikasi penyakit komorbid.

c. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan laboratorium dan diagnostik yang meliputi :

1. Pemeriksaan Feses

Makroskopis dan mikroskopis.

pH dan kadar gula dalam tinja dengan kertas lakmus dan tablet dinistest,

bila diduga terdapat intoleransi gula.

Bila diperlukan, lakukan pemeriksaan biakan dan uji resistensi.

Evaluasi feses terhadap telur cacing dan parasit

Kultur fese (jika anak dirawat di rumah sakit, pus dalam feses atau diare

yang berkepanjangan), untuk menentukan patogen

Evaluasi volume, warna, konsistensi, adanya mukus atau pus pada feses

2.          Pemeriksaan Darah

Page 14: Gastroenteritis

- pH darah dan cadangan dikali dan elektrolit ( Natrium, Kalium, Kalsium,

dan Fosfor ) dalam serum untuk menentukan keseimbangan asama basa.

- Kadar ureum dan kreatmin untuk mengetahui faal ginjal.

- Darah samar feses, untuk memeriksa adanya darah (lebih sering pada

gastroenteritis yang berasal dari bakteri)

- Hitung darah lengkap dengan diferensial

3.          Intubasi Duodenum ( Doudenal Intubation )

o Untuk mengatahui jasad renik atau parasit secara kualitatif dan

kuantitatif, terutama dilakukan pada penderita diare kronik.

o Aspirasi duodenum (jika diduga G.lamblia)

4.         Uji antigen immunoassay enzim, untuk memastikan adanya rotavirus

5.         Urinalisis dan kultur (berat jenis bertambah karena dehidrasi; organisme

Shigella keluar melalui urine)

Page 15: Gastroenteritis

  

Penatalaksanaan

PenatalaksanaanPada umumnya diare akut bersifat ringan dan sembuh cepat dengan sendirinya melalui rehidrasi dan obat antidiare, sehingga jarang diperlukan evaluasi lebih lanjut.Terapi dapat diberikan dengan:a. Memberikan cairan dan diet adekuat   1. Pasien tidak dipuasakan dan diberikan cairan yang adekuat untuk rehidrasi.   2. Hindari susu sapi karena terdapat defisiensi laktase transien.   3. Hindari juga minuman yang mengandung alkohol atau kafein, karena dapat meningkatkan motilitas dan sekresi usus.   4. Makanan yang dikonsumsi sebaiknya yang tidak mengandung gas, dan mudah dicerna.b. Pasien diare yang belum dehidrasi dapat diberikan obat anti diare untuk mengurangi gejala dan antimikroba untuk terapi definitif.Pemberian terapi antimikroba empirik diindikasikan pada pasien yang diduga mengalami infeksi bakteri invasif, traveller’s diarrhea, dan imunosupresi. Antimikroba: pada GE akibat infeksi diberikan antibiotikatau antiparasit, atau anti jamur tergantung penyebabnya.

Page 16: Gastroenteritis

Obat antidiare, antara lain:a. Turunan opioid: loperamide, difenoksilat atropine, tinktur opium.b. Obat ini sebaiknya tidak diberikan pada pasien dengan disentri yang disertai demam, dan penggunaannya harus dihentikan apabila diare semakin berat walaupun diberikan terapi.c. Bismut subsalisilat, hati-hati pada pasien immunocompromised, seperti HIV, karena dapat meningkatkan risiko terjadinya bismuth encephalopathy.d. Obat yang mengeraskan tinja: atapulgit 4x2 tablet/ hari atau smectite 3x 1 sachet diberikan tiap BAB encer sampai diare stop.e. Obat anti sekretorik atau anti enkefalinase: Hidrasec 3x 1/ hari

Antimikroba, antara lain:a. Golongan kuinolon yaitu ciprofloxacin 2 x 500 mg/hari selama 5-7 hari,ataub. Trimetroprim/Sulfamethoxazole 160/800 2x 1 tablet/hari.c. Apabila diare diduga disebabkan oleh Giardia, metronidazole dapat digunakan dengan dosis 3x500 mg/ hari selama 7 hari.d. Bila diketahui etiologi dari diare akut, terapi disesuaikan dengan etiologi.

Terapi probiotik dapat mempercepat penyembuhan diare akut.

Apabila terjadi dehidrasi, setelah ditentukan derajat dehidrasinya, pasien ditangani dengan langkah sebagai berikut:a. Menentukan jenis cairan yang akan digunakanPada diare akut awal yang ringan, tersedia cairan oralit yang hipotonik dengan komposisi 29 g glukosa, 3,5 g NaCl, 2.5 g Natrium bikarbonat dan 1.5 KCl setiap liter. Cairan ini diberikan secara oral atau lewatselang nasogastrik.Cairan lain adalah cairan ringer laktat dan NaCl 0,9% yang diberikan secara intravena.b. Menentukan jumlah cairan yang akan diberikan

c. Menentukan jadwal pemberian cairan:   1. Dua jam pertama (tahap rehidrasi inisial): jumlah total kebutuhan cairan menurut BJ plasma atau skor Daldiyono diberikan langsung dalam 2 jam ini agar tercapai rehidrasi optimal secepat mungkin.

   2. Satu jam berikutnya/ jam ke-3 (tahap ke-2) pemberian diberikan berdasarkan kehilangan selama 2 jam pemberian cairan rehidrasi inisial sebelumnya. Bila tidak ada syok atau skor daldiyono kurang dari 3 dapat diganti cairan per oral.

   3. Jam berikutnya pemberian cairan diberikan berdasarkan kehilangan cairan melalui tinja dan insensible water loss.

Kondisi yang memerlukan evaluasi lebih lanjut pada diare akut apabila ditemukan:a. Diare memburuk atau menetap setelah 7 hari, feses harus dianalisa lebh lanjut.

Page 17: Gastroenteritis

b. Pasien dengan tanda-tanda toksik (dehidrasi, disentri, demam ≥ 38.5⁰C, nyeri abdomen yang berat pada pasien usia di atas 50 tahunc. Pasien usia lanjutd. Muntah yang persistene. Perubahan status mental seperti lethargi, apatis, irritable.f. Terjadinya outbreak pada komunitasg. Pada pasien yang immunocompromised.

Konseling dan Edukasi

Pada kondisi yang ringan, diberikan edukasi kepada keluarga untuk membantu asupan cairan. Edukasi juga diberikan untuk mencegah terjadinya GE dan mencegah penularannya.

Kriteria Rujukan

a. Tanda dehidrasi beratb. Terjadi penurunan kesadaranc. Nyeri perut yang signifikand. Pasien tidak dapat minum oralite. Tidak ada infus set serta cairan infus di fasilitas pelayanan

Page 18: Gastroenteritis

       Penatalaksaan Medis

Penatalaksaan klien dengan gastroenteritis adalah :

1)      Pemberian cairan

2)      Dietetik (pemberian makanan)

3)      Obat-obatan

4)      Education : memberikan pendidikan kesehatan kepada ibu-ibu tentang anak-anak yang

sehat atau makanan untuk anak diare

Prinsip pengobatan diare adalah menggantikan cairan yang hilang melalui feses dengan atau

tanpa muntah, dengan cairan yang mengandung elektrolit dan glukosa atau karbohidrat lain

(gula, air tajin, tepung beras, dll)

Penatalaksanaan :

a.    Rehidrasi sebagai prioritas utama pengobatan

Hal yang penting diperhatikan agar dapat memberikan rehidrasi yang cepat dan akurat,

yaitu:

1)   Jenis cairan yang akan digunakan

-       Cairan Ringer Laktat merupakan cairan pilihan meskipun jumlah kaliumnya lebih rendah

dibandingkan dengan kadar kalium cairan feses.

-       Jika tidak tersedia RL, dapat diberikan cairan NaCl isotonik ditambah satu ampul Na

bikarbonat 7,5% 50 ml pada setiap 1L infus NaCl isotonik.

-       Pada keadaan diare akut awal yang ringan, dapat diberikan bubuk oralit sebagai usaha awal

agar tidak terjadi dehidrasi. Atau dapat dengan pengganti oralit : air teh + 1 sendok gula +

seujung sendok garam atau air tajin + gula + garam

2)   Jumlah cairan yang akan diberikan :

-       Pada prinsipnya jumlah cairan yang akan diberikan sesuai dengan jumlah cairan yang

keluar dari tubuh.

-       Kehilangan cairan dari tubuh dapat dihitung dengan memakai rumus:

B.D. plasma dengan memakai rumus:

Kebutuhan cairan: BD plasma-1,025 x BB x 4 ml

0,001

3)   Kembali makanan semula secara bertahap, setelah dehidrasi hilang.

Misal : SGM diencerkan 1/3 takaran semula, biasanya makan nasi tim di ganti bubur dahulu.

         Keperluan cairan

Page 19: Gastroenteritis

Dehidrasi ringan : 150 cc / kg BB / hari

Dehidrasi sedang : 200 cc / kg BB / hari

Dehidrasi berat : infus RL, nacl, D10 %.

         untuk anak umur 1 bulan – 2 tahun, BB 3 – 10 kg.

o   1 jam I : 4 ml / kg BB / jam = 10 tts / kg BB / mnt (jika set infus 1 ml = 15 tts)

o   7 jam berikutnya : 12 ml / kg BB / jam = 3 tts / kg BB / mnt (jika set infus 1 ml = 15 tts)

o   16 jam kemudian : 125 ml / kg BB, oralit per oral.

         untuk anak umur 2-5 tahun, dengan BB 10 – 15 kg

o   1 jam I : 30 ml / kg BB / jam = 3 tts / kg BB / mnt. (makro).

o   16 jam kemudian : 125 ml / kg BB oralit per oral

         untuk anak ≥ 5 tahun, dengan BB 15 – 25 kg.

o   1 jam I : 20 ml / kg BB / jam = 5 tts / kg BB / mnt (makro)

o   7 jam berikutnya : 10 ml / kg BB / jam = 2-3 tts / kg BB / mnt (makro).

o   16 jam kemudian : 125 ml / kg BB, oralit peroral.

b.    Memberikan terapi simptomatik

Pemberian terapi simptomatik harus berhati-hati dan perlu pertimbangan karena lebih

banyak kerugiannya daripada keuntungannya :

-       Pemberian anti motilitas seperti Loperamid perlu dipertimbangkan karena dapat

memperburuk diare. Jika memang dibutuhkan karena pasien amat kesakitan diberikan dalam

jangka pendek (1-2 hari saja) dengan jumlah sedikit.

-       Pemberian antiemetik seperti Metoklopropamid juga perlu diperhatikan karena dapat

menimbulkan kejang pada anak dan remaja akibat rangsangan ekstrapiramidal.

-       Pada diare akut yang ringan kecuali rehidrasi peroral, bila tidak ada kontraindikasi dapat

diberikan Bismuth subsalisilat maupun Loperamiddalam waktu singkat. Pada diare berat,

obat-obat tersebut perlu dipertimbangkan dalam pemberian waktu yang singkat dan

dikombinasikan dengan pemberian obat antimikrobial.

-       Pada penderita diare mungkin disertai denganLactose intolerance, oleh karena itu hindari

makanan/ minuman yang mengandung susu sampai diare membaik dan hindari makanan

yang pedas atau banyak mengandung lemak.

c.    Memberikan terapi defenitif

Terapi kausal dapat diberikan pada infeksi:

-       Kolera eltor:

Tetrasiklin 4x500 mg/ hari, selama 3 hari atau

Page 20: Gastroenteritis

Kortimoksazol, dosis awal 2x3 tab, kemudian 2x2 tab selama 6 hari atau

Kloramfenikol 4x500 mg/ hari, selama 7 hari atau gol. Fluoroquinolon

-       S.aureus: Kloramfenikol 4x500 mg/ hari

-       Salmonellosis:

Ampisilin 4x1g/ hari atau

Kortimoksazol 2x2 tab atau

Gol. Fluoroquinolon seperti Siprofloksasin 2x500 mg selama 3-5 hari

-       Shigellosis:

Ampisilin 4x1g/ hari, selama 5 hari atau

Kloramfenikol 4x500 mg/ hari, selama 5 hari

-       Injeksi Helicobacter jejuni Eritromisin 3x500 atau 4x500 mg/ hari selama 7 hari

-       Amubiasis:

Metronidazol 4x500 mg/ hari selama 3 hari atau

Tinidazol dosis tunggal 2 g/ hari selama 3 hari atau

Secnidazole dosis tunggal 2 g/ hari selama 3 hari atau

Tetrasiklin 4x500 mg/ hari, selama 10 hari

-       Giardiasis:

Quinacrine 3x100 mg/ hari selama 1 minggu atau

Chloroquin 3x100 mg/ hari selama 5 hari atau

Metronidazol 3x250 mg/ hari selama 7 hari

-       Balantidiasis: Tetrasiklin 3x500 mg/ hari, selama 10 hari

-       Kandidosis: Nystatin 3x500.000 unit selama 10 hari

-       Virus : simtomatik dan suportif

d.        Therapi

Prinsip pengobatan diare adalah menggantikan cairan yang hilang dengan cairan yang

mengandung elektrolit dan glukosa atau karbohidarat lain (gula, air, tajin, dan lain-lain).

(a)      Obat-obatan Anti Sekresi

Asetosal dosis 25 mg / hari dengan dosis minimal 30 mg.

Klorpromazin dosis 0,5 – 1 mg / kg BB / hari

(b)     Obat Spasmolitik

Umumnya obat spasmolitik seperti papaverin, tidak boleh di gunakan

(c)      Obat Antibiotik

Umumnya antibiotik tidak diberikan bila tidak ada penyebab yang jelas. Bila penyebab yang

jelas. Bila penyebabnya kolera dibeirkan tetrasiklin 25-50 mg / kg BB / hari. Antibiotik juga

Page 21: Gastroenteritis

diberikan bila terdapat penyakit penyerta, spt : OMA, faringitis, bronkitis atau

bronkopneumonia.

PENATALAKSANAAN MEDIS

a. Pemberian cairan

b. Diatetik : pemberian makanan dan minuman khusus pada klien dengan tujuan penyembuhan dan

menjaga kesehatan adapun hal yang perlu diperhatikan :

Memberikan asi.

Memberikan bahan makanan yang mengandung kalori, protein, vitamin, mineral dan

makanan yang bersih.

c. Obat-obatan.

Pemberian cairan, pada klien Diare dengan memperhatikan derajat dehidrasinya dan keadaan

umum

1) Cairan per oral.

Page 22: Gastroenteritis

Pada klien dengan dehidrasi ringan dan sedang, cairan diberikan peroral berupa cairan yang

berisikan NaCl dan Na, HCO, K dan Glukosa, untuk Diare akut diatas umur 6 bulan dengan dehidrasi

ringan, atau sedang kadar natrium 50-60 Meq/l dapat dibuat sendiri (mengandung larutan garam

dan gula ) atau air tajin yang diberi gula dengan garam. Hal tersebut diatas adalah untuk

pengobatan dirumah sebelum dibawa kerumah sakit untuk mencegah dehidrasi lebih lanjut.

2) Cairan parenteral.

Mengenai seberapa banyak cairan yang harus diberikan tergantung dari berat badan atau

ringannya dehidrasi, yang diperhitungkan kehilangan cairan sesuai dengan umur dan berat

badannya.

a) Dehidrasi ringan.

1 jam pertama 25-50 ml / Kg BB / hari, kemudian 125 ml / Kg BB / oral

b) Dehidrasi sedang.

1 jam pertama 50-100 ml / Kg BB / oral, kemudian 125 ml / kg BB / hari.

c) Dehidrasi berat.

Untuk anak umur 1 bulan – 2 tahun dengan berat badan 3 – 10 kg

- 1 jam pertama : 40 ml / kg BB / jam = 10 tetes / kg BB / menit (infus set 1 ml = 15 tetes atau 13

tetes / kg BB / menit.

- 7 jam berikutnya 12 ml / kg BB / jam = 3 tetes / kg BB / menit ( infus set 1 ml = 20 tetes ).

- 16 jam berikutnya 125 ml / kg BB oralit per oral bila anak mau minum, teruskan dengan 2A intra

vena 2 tetes / kg BB / menit atau 3 tetes / kg BB / menit.

Untuk anak lebih dari 2 – 5 tahun dengan berat badan 10 – 15 kg.

- 1 jam pertama 30 ml / kg BB / jam atau 8 tetes / kg BB / menit ( infus set 1 ml = 15 tetes ) atau 10

tetes / kg BB / menit ( 1 ml = 20 tetes ).

- 7 jam kemudian 127 ml / kg BB oralit per oral, bila anak tidak mau minum dapat diteruskan dengan

2A intra vena 2 tetes / kg BB / menit atau 3 tetes / kg BB / menit.

Page 23: Gastroenteritis

Untuk anak lebih dari 5 – 10 tahun dengan berat badan 15 – 25 kg.

- 1 jam pertama 20 ml / kg BB / jam atau 5 tetes / kg BB / menit ( infus set 1 ml = 20 tetes ).

- 16 jam berikutnya 105 ml / kg BB oralit per oral.

3) Diatetik ( pemberian makanan ).

Terapi diatetik adalah pemberian makan dan minum khusus kepada klien dengan tujuan

meringankan, menyembuhkan serta menjaga kesehatan klien.

Hal-hal yang perlu diperhatikan :

Memberikan Asi.

Memberikan bahan makanan yang mengandung cukup kalori, protein, mineral dan vitamin,

makanan harus bersih.

4) Obat-obatan.

Obat anti sekresi.

Obat anti spasmolitik.

Obat antibiotik.