Top Banner
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Korban masalah gangguan pola makan atau yang dalam bahasa Inggris dikenal sebagai eating disorder sudah banyak sekali, dari kelompok selebriti sampai orang biasa. Kalau enggak diobati secara serius, gangguan pola makan bisa mengakibatkan korban jiwa. Remaja, terutama remaja putri, termasuk kelompok yang rentan terhadap gangguan ini. Mungkin karena remaja berusaha untuk “gaul” dan cenderung menjadi korban mode yang menuntut seseorang langsing cenderung kurus.Seseorang dapat dikatakan mengalami gangguan pola makan apabila ia terobsesi dengan pengaturan makanan dan berat badannya. Mereka melakukan hal-hal yang ekstrem untuk menjaga berat badannya. Ada dua gangguan pola makan, anorexia dan bulimia nervosa. Walaupun belum diketahui secara pasti, ada berbagai teori yang menjelaskan penyebab kedua gangguan ini. Salah satu teori menyebutkan bahwa penyebabnya adalah karena cewek-cewek merasa sangat tertekan dengan “kewajiban” untuk tampil langsing seperti yang dimunculkan oleh televisi dan majalah. Teori yang menunjuk adanya gangguan pada sebagian fungsi otak yang berkaitan dengan 1
41

Gangguan Makan

Oct 24, 2015

Download

Documents

its_oke

pdf
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Gangguan Makan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Korban masalah gangguan pola makan atau yang dalam bahasa Inggris dikenal

sebagai eating disorder sudah banyak sekali, dari kelompok selebriti sampai orang

biasa. Kalau enggak diobati secara serius, gangguan pola makan bisa mengakibatkan

korban jiwa. Remaja, terutama remaja putri, termasuk kelompok yang rentan terhadap

gangguan ini. Mungkin karena remaja berusaha untuk “gaul” dan cenderung menjadi

korban mode yang menuntut seseorang langsing cenderung kurus.Seseorang dapat

dikatakan mengalami gangguan pola makan apabila ia terobsesi dengan pengaturan

makanan dan berat badannya. Mereka melakukan hal-hal yang ekstrem untuk menjaga

berat badannya. Ada dua gangguan pola makan, anorexia dan bulimia nervosa.

Walaupun belum diketahui secara pasti, ada berbagai teori yang menjelaskan penyebab

kedua gangguan ini.

Salah satu teori menyebutkan bahwa penyebabnya adalah karena cewek-cewek

merasa sangat tertekan dengan “kewajiban” untuk tampil langsing seperti yang

dimunculkan oleh televisi dan majalah. Teori yang menunjuk adanya gangguan pada

sebagian fungsi otak yang berkaitan dengan body image.Penderita bulimia nervosa

makan dalam jumlah sangat berlebihan (menurut riset, rata-rata penderita bulimia

nervosa mengonsumsi 3.400 kalori setiap satu seperempat jam, padahal kebutuhan

normal hanya 2.000-3000 kalori per hari). Kemudian berusaha keras mengeluarkan

kembali apa yang telah dimakannya, dengan cara memuntahkannya kembali atau

dengan menggunakan obat pencahar. Di antara kegiatan makan yang berlebihan itu

biasanya mereka berolahraga secara berlebihan.

Biasanya penderita tidak langsung ketahuan oleh orang lain bahwa ia menderita

penyakit ini, karena berat badannya normal dan tidak terlalu kurus. Karena tidak

ketahuan sehingga tidak ditangani dokter, penyakit yang sering berawal ketika

1

Page 2: Gangguan Makan

seseorang masih berusia remaja ini dapat berlangsung terus sampai ia berusia empat

puluhan sebelum ia mencari bantuan.

Dalam makalah ini penulis akan membahas tentang asuhan keperawatan tentang

pasien dengan bulimia nervosa.untuk memudahkan kita sebagai calon perawat dalam

merawat pasien dengan bulimia nervosa.

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

1.untuk memenuhi tugas mata kuliah keperawatan jiwa 1

1.2.2 Tujuan Khusus

1. Mampu mengetahui definisi gangguan pola makan

2. Mampu mengetahui etiologi dari gangguan pola makan

3. Mampu mengetahui patofisiologi dari gangguan pola makan

4. Mampu mengetahui manifestasi klinis dari gangguan pola makan

5. Mampu mengetahui data penunjang dari gangguan pola makan

6. Mampu mengetahui terapi pengobatan dari gangguan pola makan

7. Mampu mengetahui patofisiologi dari gangguan pola makan

8. Mampu melakukan pengkajian secara menyeluruh pada klien dengan gangguan

pola makan.

9. Mampu melakukan masalah keperawatan yang muncul pada klien dengan

gangguan pola makan

10. Mampu membuat rencana tindakan keperawatan klien dengan gangguan pola

makan.

11. Mampu melaksanakan tindakan keperawatan pada klien dengan gangguan pola

makan.

12. Mampu melakukan evaluasi atas tindakan keperawatan pada klien dengan

gangguan pola makan.

2

Page 3: Gangguan Makan

13. Mampu mengdokumentasikan asuhan keperawatan klien dengan gangguan pola

makan.

3

Page 4: Gangguan Makan

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Anoreksia Nervosa

Anoreksia (anorexia) berasal dari bahasa Yunani an-, yang artinya

“tanpa” dan orexis artinya “hasrat untuk”. Anoreksia memiliki arti “tidak

memiliki hasrat untuk (makan)”, yang sesungguhnya keliru, karena kehilangan

nafsu makan diatara penderita anoreksia nervosa jarang terjadi.

Menurut Bruch (1973) “pengejaran tanpa lelah kekurusan tubuh dengan

menciptakan kelaparan diri sendiri bahkan sampai pada kematian”

Anoreksia nervosa menunjukan rasa tidak suka terhadap makanan yang

mengandung energi tinggi (drewnoski et al. 1987; Sunday & Halmi, 1990) tidak

ada priming efek terhadap makanan serta rendahnya skor anhedonic pada self

reprted scale. (Davis & Woodside, 2002; Eiber et al. 2002).

Anoreksia adalah kelaparan diri (dengan pembatasan ekstreem terhadap

kalori makan dan dengan jumlah yang sangat sedikit) biasanya menyebabkan

kehilangan berat badan yang berlebihan. (Mehta, 2010).

Anoreksia nervosa adalah gangguan makan yang sangat

memperihatinkan. Dimana individu tersebut mempertahankan bentuk tubuhnya

atau menurunkan berat badan dengan cara sedikit makan. Mereka merasa takut

akan penilaian orang lain karena mempunyai bentuk tubuh yang kurang bagus,

mereka beranggapan seseorang akan menilai diri dari bentuk badan.

(Stark.2000)

Anoreksia adalah gangguan makan yang ditandai dengan kelaparan

secara sukarela dan stress dari melakukan kegiatan. Anorexia nervosa

4

Page 5: Gangguan Makan

merupakan sebuah penyakit kompleks yang melibatkan komponen psikososial,

sosiologikal, dan fisiologikal. Seseorang yang menderita anorexia disebut

sebagai anoreksik atau (lebih tidak umum) anorektik. Istilah ini sering kali

namun tidak benar disingkat menjadi anorexia, yang berarti gejala medis

kehilangan nafsu makan.

2.1.2 Bulimia Nervosa

Bulimia nervosa (BN) digambarkan dengan episode berulang makan berlebihan

(binge eating) dan kemudian dengan perlakuan kompensatori (muntah, berpuasa,

beriadah, atau kombinasinya). Makan berlebihan disertai dengan perasaan subjektif

kehilangan kawalan ketika makan. Muntah yang dilakukan secara sengaja atau beriadah

secara berlebihan, serta penyalahgunaan pencahar, diuretik, amfetamin dan tiroksin juga

boleh terjadi (Chavez dan Insel, 2007).

Bulimia Nervosa adalah episode makan yang berlebih yang terjadi berulang kali

dengan perasaan kurang pengendalian terhadap perilaku makan dan sangat perihatin

dengan bentuk dan berat tubuh. Individu juga secara teratur berusaha untuk

memuntahkan kembali yang dimakannya, menggunakan pencahar diit berlebih dan

berpuasa untuk melawan efek makan yang berlebihan.

2.2 Etiologi / penyebab

Etiologi gangguan tetap tidak jelas. Terdapat komponen pisikologis yang

jelas,dan diagnosis terutama didasarkan pada kriteria pisikologis dan prilaku .Namun

demikian, manisfestasi fisik anoreksia dapat mengarah pada kemungkinan faktor-faktor

organic pada etiologi.

a. Biologis

Diyakini ada hubungan keluarga dengan gangguan makan. Keturunan pertama

wanita pada orang yang mengalami gangguan makan beresiko tinggi daripada populasi

umum. Model biologis etiologi gangguan makan difokuskan kepada pusat pengatur

nafsu makan di hipotalamus, yang mengendalikan mekanisme neurokimia khusus untuk

5

Page 6: Gangguan Makan

makan dan kenyang. Serotonin dianggap terlibat dalam patofisiologi gangguan makan

walaupun model biologis ini masih dalam tahap perkembangan.

Studi tentang anoreksia nervosa dan bulimia nervosa menunjukkan bahwa

gangguan tersebut cenderung terjadi dalam keluarga. Oleh karena itu, kerentanan

genetic mungkin muncul yang dipicu oleh diet yang tidak tepat atau stress emosional.

Kerentanan genetic ini mungkin muncul karena tipe kepribadian tertentu atau kerentaan

umum terhadap gangguan jiwa atau kerentanan genetic mungkin secara langsung

mencakup disfungsi hipotalamus.(Sheila L. Videbeck, 2008 )

b. Perkembangan

Anoreksia nervosa biasanya terjadi selama masa remaja dan diyakini bahwa

penyebabnya berhubungan dengan antara perkembangan pada tahap kehidupan ini.

Perjuangan untuk mengembangkan otonomi dan pembentukan indentitas yang unik

adalah 2 tugas yang penting.( Sheila L. Videbeck, 2008 )

c. Lingkungan

Berbagai factor lingkungan dapat mempengaruhi individu untuk mengalami gangguan

makan. Riwayat terdahulu pasien mengalami gangguan makan sering dipersulit oleh

penyakit dalam dan bedah, kematian keluarga dan lingkungan keluarga dengan konflik.

d. Psikologis

Kebanyakan pasien yang mengalami gangguan makan menunjukkan sekelompok gejala

psikologis seperti rigiditas, ritual risme, kehati – hatian , perfectsionisme serta control

infuse yang buruk.

e. Sosiokultural

Pada budaya yang menerima atau mengahargai kemontokkan, jarang terjadi gangguan

makan. Lingkungan sosiokultural pada remaja dan wanita muda di Amerika Serikat juga

sangat menekankan kelangsingan dan pengendalian terhadap tubuh seseorang menjadi

indicator untuk evaluasi diri.(Gail w.stuart,2006). Di Amerika serikat kelebihan berat

6

Page 7: Gangguan Makan

badan dianggap sebagai tanda kemalasan, kurang control diri atau mendapatkan tubuh

yang sempurna disamakan dengan cantik. (Sheila L. Videbeck, 2008 )

Aspek psikologis anoreksia nervosa yang mendominansi adalah keinginan yang kuat

untuk menguruskan berat badan dan takut gemuk, biasanya didahului oleh periode 1

atau 2 tahun gangguan mood dan perubahan perilaku. Penurunan berat badan biasanya

dipicu oleh krisis yang khas pada remaja seperti awitan menstruasi atau kecelakaan

interpersonal traumatic yang memicu perilaku diet yang serius dan berlanjut sampai

tidak terkontrol.

Sering kali terdapat kesalahpahaman yang berlebihan terhadap penyimpanan lemak

normal yang merupakan karakteristik periode remaja awal , atau komentar orang lain

bahwa remaja putri terlihat gemuk. Penurunan berat badan mungkin merupakan respon

terhadap sindiran atau pergantian sekolah atau akan masuk kuliah. Remaja memasuki

fase pertumbuhan pubertas ketika akumulasi lemak biologis yang normal, terutama

rentan untuk muncul. Tuntutan dewasa ini untuk memiliki tubuh ramping merupakan

faktor yang sangat penting. Standar kecantikan ditunjukkan oleh tinggi badan,

kerampingan, payudara yang kecil seperti model – model yang ditampilkan oleh semua

bentuk media.

Pada beberapa situasi remaja mengalami stress keluarga yang parah seperti

perpisahan atau perceraian orang tua. Pada kondisi ini atau lainnya remaja mengalami

kehilangan kontrol diri, keputusan untuk sabar atau tidak makan menjadi sebuah area

yang dapat melatih kontrol individu.( Dona L Wong,2008 )

2.3 Patofisiologi2.3.1 Anoreksia Nervosa

Mekanisme Umum.

Meskipun mekanisme pasti mekanisme pengaturan nafsu makan dan berat badan

belum diketahui sepenuhnya, riset sekarang ini memberikan banyak sekali informasi

tentang permasalahan ini. Hipotalamus dinilai dapat mengatur baik rasa kenyang

maupun lapar, dengan menghasilkan homeostasis berat badan dalam keadaan yang

7

Page 8: Gangguan Makan

ideal.Hipotalamus mengintepretasikan dan mengintegrasikan sejumlah besar masukan

neural dan humoral untuk mengkoordinasikan tahapan lapar dengan pengeluaran energi

sebagai respon terhadap keadaan perubahan keseimbangan energi. Sinyal jangka

panjang yang menghubungkan informasi tentang simpanan energi badan, status

endokrin, dan kesehatan umum terutama merupakan masukan humoral. Sinyal jangka

pendek, termasuk hormon usus dan sinyal neuran dari pusat otak lebih tinggi dan usus,

meregulasi tahapan awal dan akhir proses makan. Hormon-hormon yang terlibat dalam

proses inimencakup leptin, insulin, kolesitokinin, grelin, polipeptida YY, polipeptida

pankreas, peptida-1 yang mirip glukagon, dan oxytomodulin. Perubahan setiap proses

humoral atau neuronal inidapat menimbulkan anoreksia.

2.3.2 Bulimia Nervosa

Ada 2 jenis Bulimia Nervosa, yaitu:

1. Jenis yang membatasi diit, yaitu individu tersebut sangat membatasi makanan dan

memaksa diri menjalankan berbagai latihan, serta tidak terlibat secara teratur dalam

pesta makan atau perilaku ‘pembersihan’ (muntah yang diinduksi sendiri atau

penyalahgunaan laksatif, diuretik atau enema).

2. Jenis yang suka makan dan ‘pembersihan’, yaitu individu secara teratur terlibat dalam

pesta makan dan diikuti perilaku‘pembersihan’.

Pemakaian obat pengurang nafsu makan yang berlebihan atau pil diet terdapat pada

kedua jenis di atas.

Perilaku ‘pembersihan’ dan setengah puasa dapat menimbulkan ketidakseimbangan

cairan dan elektrolit serta masalah jantung yang pada akhirnya dapat berakibat fatal.

8

Page 9: Gangguan Makan

2.4 Manifestasi Klinis

2.4.1 Anoreksia Nervosa

a. Gangguan tidur timbul pada beberapa penderita anoreksia dan terdapat gerakan

mata yang cepat, seperti yang sering terdapat pada penderita depresi. Masalah

pada pengaturan suhu , khususnya hipotermia.

b. Tidak mau makan dengan sengaja karena ketakutan yang berlebihan akan

kenaikan berat badan.

c. Pengidap memiliki Body Mass Index kurang dari 18,5.

d. Terganggunya siklus menstruasi.

e. Cenderung tidak mengakui bahwa ia mengidap anoreksia karena ia merasa dapat

mengontrol keadaan dengan kemampuannya mengatakan tidak pada makanan.

f. Gangguan pada hipotalamik – pituitary-ovarian axis dimanifestasikan dengan

amenorea yang berkaitan dengan pola tidak matang dari sekresi hormon

luteinizing.

g. Adanya disfungsi hypothalamic- pituitary-adrenal axis dibuktikan dengan antara

lain dengan meningkatnya kortisol, hilangnya variasi diurnal pada sekresi

kortisol , dan kegagalan deksametason untuk menekannya.

h. Peningkatan area nitrogen pada darah dapat timbul sebagai akibat dehidrasi dan

penurunan kecepatan penyaringan glomerulus, namun kadar yang normal dapat

ditemukan pada keadaan serupa karena rendahnya pemasukan protein pada

penderita dehidrasi.

i. Konstipasi merupakan komlikasi masalah motilitas yang sangat sering terjadi

pada penderita AN.

j. Penderita AN tampaknya sangat resisten terhadap inspeksi.

k. Kulit penderita AN kering dan sering tampak rambut lanugo.

l. Pada fase pemberian makan kembali sering kerontokan rambut

2.4.2 Bulimia Nervosa

1. Penurunan berat badan mendadak, tanpa penyebab yang jelas.

2. Tampilan kurus kering, hilangnya lemak subcutan

9

Page 10: Gangguan Makan

3. Perubahan kebiasaan makan, waktu makan yang tidak lazim

4. Latihan dan aktivitas fisik yang berlebihan

5. Amenorea

6. Kulit kering bersisik

7. Lanugo pada ekstremitas, punggung dan wajah

8. Kulit berubah kekuningan

9. Gangguan tidur

10. Konstipasi

11. Erosi eosopagus

12. Alam perasaan depresi

13. Fokus yang berlebihan pada pencapaian hasil yang tinggi14. Perhatian berlebihan terhadap makanan dan penampilan tubuh

15. Erosi email dan dentin tinggi

2.5 Cara Mengetahui Status Gizi

1. Mengukur tinggi badan dan berat badan, lalu membandingkannya dengan tabel

standar.

2. Menghitung indeks massa tubuh (BMI, Body Mass Index), yaitu berat badan

(dalam kilogram) dibagi dengan tinggi badan (dalam meter).

Indeks massa tubuh antara 20-50 dianggap normal untuk pria dan wanita.

3. Mengukur ketebalan lipatan kulit.

Lipatan kulit di lengan atas sebelah belakang (lipatan trisep) ditarik menjauhi

lengan, sehingga lapisan lemak dibawah kulitnya dapat diukur, biasanya dengan

menggunakan jangka lengkung (kaliper).Lemak dibawah kulit banyaknya adalah

50% dari lemak tubuh.Lipatan lemak normal adalah sekitar 1,25 cm pada laki-laki

dan sekitar 2,5 cm pada wanita.

10

Page 11: Gangguan Makan

4. Status gizi juga bisa diperoleh dengan mengukur lingkar lengan atas untuk

memperkirakan jumlah otot rangka dalam tubuh (Lean Body Mass, massa tubuh

yang tidak berlemak).

2.6 Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan fisik yang diperlukan untuk penderita gangguan makan meliputi

pemeriksaan tanda vital, mengukur tinggi dan berat badan penderita dan pemeriksaan

status pubertas.  Kelainan yang didapat pada pemeriksaan fisik berupa kehilangan berat

badan yang nyata, bradikardi, hipotensi postural, hipotermi, penipisan email akibat

tumpahan asam lambung, luka pada anus akibat penggunaan pencahar yang berlebihan,

kulit dan bibir kering akibat dehidrasi.

Pemeriksaan penunjang yang diperlukan antara lain darah rutin, kadar elektrolit,

kadar kalsium dan fosfat serum, pemeriksaan fungsi hati dan tiroid. Pemeriksaan

elektrokardiografi dilakukan bila ada gangguan fungsi jantung atau mendapat

pengobatan antidepresan.

Foto rontgen dapat membantu menentukan densitas tulang dan keadaan dari

jantung dan paru-paru, juga bisa menemukan kelainan saluran pencernaan yang

disebabkan oleh malnutrisi.

2.8 Terapi Pengobatan/Treatment

Treatment untuk anoreksia nervosa dilakukan dengan 3 tahap;

1) Mengembalikan berat badan kembali normal.

Dilakukan program diet ulang yang sehat untuk mengembalikan berat badan

kembali normal, pada pasien tertentu kadang diperlukan perawatan di rumah sakit.

Check kesehatan akan dilakukan untuk melihat pelbagai kemungkinan komplikasi yang

muncul.

2) Terapi psikologi

11

Page 12: Gangguan Makan

Terapi ini dilakukan untuk menumbuhkan rasa percaya diri, menghilangkan cara

pandang yang salah terhadap citra tubuh, meningkatkan penghargaan diri dan mengatasi

konflik interpersonal. Terapi yang dilakukan biasanya dipilih CBT (Cognitive

Behavioral Therapy) dianggap paling efektif dalam mengembalikan kepercayaan diri,

dan mencegah timbulnya pikiran dan perilaku gangguan makan kembali. Terapi

dilakukan dapat berlangsung lama, oleh karenanya CBT juga kadang disertai dengan

terapi keluarga untuk memberikan dukungan kepada pasien dalam menjalani

penyembuhan

3) Penyembuhan total

Beberapa upaya yang dilakukan agar pasien kembali stabil, menghilangkan

kebiasaan dan pikiran-pikiran yang dapat menimbulkan gangguan makan kembali

4) Mengurangi atau menghapuskan perilaku atau pemikiran yang awalnya

mengarah ke makan tidak teratur.

Untuk menyembuhkan anoreksia nervosa diperlukan kesabaran. Hal-hal yang

dapat dilakukan adalah konseling bersama dengan anggota keluarga, serta edukasi

tentang nutrisi, psikoterapi, dan kesehatan. Si penderita sangat membutuhkan dukungan

dari keluarga dan orang-orang terdekat. Jika ada salah satu anggota keluarga anda yang

menderita kelainan ini, jangan berhenti mendukungnya untuk sembuh.

5) Psikofarmakologi

Beberapa kelas obat-obatan telah diteliti, tetapi sedikit yang menunjukkan

keberhasilan secara klinis. Amitriptilin( Elavil) dan siproheptadin antihistamin dalam

dosis tinggi ( sampai 28mg/ hari ). Dapat meningkatkan penambahan berat badan pasien

rawat inap dengan anoreksia nervosa.( Sheila L. Videbeck, 2008 )

6) Psikoterapi

Terapi keluarga dapat bermanfaat bagi keluarga dari klien yang berusia kurang

dari 18 tahun. Keluarga yang menunjukkan enmeshment, terapi keluarga juga berguna

12

Page 13: Gangguan Makan

untuk membantu anggota keluarga menjadi partisipan yang efektif dalam terapi klien.

( Sheila L. Videbeck, 2008 )

2.9 Petunjuk Menangani Klien yang Mengalami Gangguan Makan

Bersikap empati dan tidak menghakimi meskipun tidak mudah. Ingat perspektif

dan ketakutan klien tentang berat badan dan makan.

Hindarkan kesan seperti orang tua yang mengajarkan klien tentang nutrisi atau

mengapa kegunaan laksatif membahayakan.

Jangan menjuluki klien sebagai orang yang baik ketika ia menghindari perilaku

memakan semua makanannya.

13

Page 14: Gangguan Makan

BAB III

ASKEP PADA KLIEN DENGAN

GANGGUAN MAKAN

1. Pengkajian Keperawatan

Pengumpulan data yang akurat dan sistematis akan membantu dalam

menentukan status kesehatan dan pola pertahanan penderita,

mengidentifikasikan, kekuatan dan kebutuhan penderita yang dapat diperoleh

melalui anamnese dan pemeriksaan fisik.

a) Anamnese

1) Identitas

Identitas klien

Meliputi nama, umur, jenis kelamin, suku/bangsa, agama, pendidikan,

pekerjaan, tanggal masuk, tanggal pengkajian, nomor register, diagnosa medik,

alamat, semua data mengenai identitaas klien tersebut untuk menentukan

tindakan selanjutnya.

Identitas penanggung jawab

Identitas penanggung jawab ini sangat perlu untuk memudahkan dan jadi

penanggung jawab klien selama perawatan, data yang terkumpul meliputi nama,

umur, pendidikan, pekerjaan, hubungan dengan klien dan alamat.

2) Riwayat Kesehatan

Keluhan utama

Merupakan keluhan yang paling utama yang dirasakan oleh klien saat

pengkajian. Biasanya keluhan utama yang klien rasakan jarang diungkapkan

14

Page 15: Gangguan Makan

klien. Klien biasa mengungkapkan bahwa dia tidak menderita bulimia nervosa

dengan tanda binge dan purge.

Riwayat kesehatan sekarang

Merupakan pengembangan diri dari keluhan utama melalui metode

PQRST, paliatif atau provokatif (P) yaitu focus utama keluhan klien, quality

atau kualitas (Q) yaitu bagaimana binge dan purge dirasakan oleh klien, regional

(R) yaitu menjalar binge dan purge kemana, Safety (S) yaitu posisi yang

bagaimana yang dapat mengurangi binge dan purge atau klien merasa nyaman

dan Time (T) yaitu sejak kapan klien merasakan binge dan purge tersebut.

Riwayat kesehatan yang lalu

Perlu dikaji apakah klien pernah menderita penyakit sama atau pernah di

riwayat sebelumnya, kapan waktu terjadinya, dan penangan yang dilakukan

sendiri sebelum di rawat. Klien bulimia nervosa sering berfokus pada cara

menyenangkan orang lain dan menghindari konflik. Klien dengan bulimia sering

memiliki perilaku impulsif seperti penyalahgunaan zat dan pencurian, ansietas,

depresi, dan gangguan keperibadian.

Riwayat kesehatan keluarga

Mengkaji ada atau tidaknya keluarga klien pernah menderita penyakit

bulimia nervosa.

3) Pemeriksaan fisik

Keadaan Umum

Penampilan Umum

Mengkaji tentang berat badan dan tinggi badan klien. catat kehilangan

berat badan 15% dibawah normal atau lebih. Klien bulimia nervosa dapat

kelebihan berat badan atau kekurangan berat badan, tetapi biasanya mendekati

berat badan yang diharapkan sesuai dengan usia dan ukuran tubuhnya.

15

Page 16: Gangguan Makan

Penampilan umum klien tidak luar biasa, dan klien tampak terbuka dan mau

berbicara.

Kesadaran

Kesadaran mencakup tentang kualitas dan kuantitas keadaan klien. Klien

bulimia malu dengan perilaku makan berlebihan dan pengurasan. Klien

mengakui bahwa perilaku tersebut abnormal dan berusaha keras untuk

menyembunyikanya dari orang lain. Klien merasa lepas kendali dan tidak

mampu merubah perilaku tersebut meskipun klien mengakui perilaku tersebut

sebagai hal yang patologis.

Tanda-tanda Vital

Mengkaji mengenai tekanan darah, suhu, nadi dan respirasi (TPRS).

Sistem gastrointestinal

Mengkaji tentang keadaan gigi, mulut, dan abdomen . Biasanya pada

klien bulimia nervosa dapat terlihat karies gigi, lidah kotor, membran mukosa

mulut kering dan perut agak cekung atau semua ini bisa tidak terlihat karena

terjadi dengan dirahasiakan oleh klien.

4) Pola aktivitas

Nutrisi

Dikaji tentang intake dan output nutrisi, porsi makan, nafsu makan, pola

makan dan aktifitas setelah makan kliem. Klien bulimia makan berlebihan

(binge) dan melakukan pengurasan (purge). Klien mengakui bahwa perilaku

tersebut abnormal dan berusaha keras untuk menyembunyikanya dari orang lain.

Cairan

16

Page 17: Gangguan Makan

Dikaji tentang intake cairan yang berkurang dan output cairan berlebih ,

keseimbangan cairan dan elektrolit (natrium, kalsium, albumin), turgor kulit

tidak elastis dan membran mukosa kering.

Aktivitas

Dikaji tentang aktivitas sehari-hari, kesulitan mengatur pola makan

binge, mencegah terjadinya pengurasan (purge) dan kekuatan otot. Hal membuat

klien dapat cepat lelah karena kekurangan asupan nutrisi dan cairan yang cukup.

Aspek Psikologis

Kaji tentang emosi, pengetahuan terhadap penyakit, dan suasana hati

klien. Klien yang mengalami gangguan makan mempunyai mood yang labil,

biasanya berhubungan dengan perilaku makan atau diet klien. Menghindari

makanan yang “buruk” atau makanan yang menggemukkan memberi klien

perasaan kuat dan kendali terhadap tubuhnya, sedangkan makan berlebihan atau

pengurasan menimbulkan ansietas, depresi, dan perasaan lepas kendali. Klien

sering tampak sedih, cemas, dan khawatir.

Klien bulimia nervosa pada awalnya senang dan gembira, seolah-olah

tidak ada yang salah. Wajah yang menyenangkan biasanya hilang saat klien

menunjukan perilaku makan berlebihan dan pengurasan, dan klien mungkin

menunjukan emosi yang intens tentang perasaan bersalah, malu, dan

memalukan. Klien merasa lepas kendali dan tidak mampu merubah perilaku

tersebut meskipun klien mengakui perilaku tersebut sebagai hal yang patologis.

Hal ini menebabkan klien bulimia nervosa menjalini hidup yang rahasia,

dengan diam-diam melakukan makan yang berlebihan dan pengurasan

dibelakang teman dan keluarga klien. Jumlah waktu yang diluangkan untuk

membeli dan memakan makanan dan kemudian melakukan pengurasan dapat

mengganggu performa peran baik di rumah maupun di lingkungan.

17

Page 18: Gangguan Makan

3.2 Diagnosa Keperawatan pada Klien dengan Gangguan Pola Makan

1.Ketidakefektifan koping individu

2.Kekurangan volume cairan tubuh berhubungan dengan output yang berlebih.

3.Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan rangsangan

muntah sendiri, penggunaan laktasif berlebihan.

4.Gangguan citra tubuh berhubungan dengan rasa takut kegemukan yang tidak wajar.

5.Risiko kerusakan integritas kulit b.d. gangguan nutrisi/ status metabolik, dehidrasi.

3.3 Intervensi Keperawatan

No. Dignosa keperawatan

Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi Rasional

1. Ketidakefektifan koping individu

Setelah dilakukan tindakan keperwatan 4 x 24 jam ketidakefektifan koping individu

dapat terpenuhi.

KH :

1. Menidentifikasi metode yang tidak berhubungan dengn makanan dalam menghadapi stres atau krisis

2. Mengungkapakan perasaan bersalah, ansietas, marah, atau kebutuhan yang berlebihan

1. Terapkan batasan dengan klien tentang kebiasana makan.

2. Dorong klien makan dengan klien lain atau keluarganya, jika ditoleransi.

Mencegah perilaku makan berlebihan yang mencakup makan diam-diam dan menelan makanan dengan cepat serta menbantu klien kembali ke pola makan yang normal (3 kali sehari).

Mencegah kerahasian tentang makan meskipun pada awalnya ansietas klien mungkin terlalu tinggi untuk bergabung makan bersama.

18

Page 19: Gangguan Makan

akan kontrol3. Menunjukan

hubungan interpersonal yang lebih memuaskan

4. Mengungkapkan citra tubuh yang lebih realistis

5. Menujukan metode alternatif dalam menghadapi stres atau krisis

6. Mengungkapkan peningkatan harga diri dan percaya diri

3. Dorong klien untuk mengungkapkan perasaannya (ansiates dan rasa bersalah tentang makan).

4. Dorong klien untuk membuat catatan harian guna menuliskan tipe dan jumlah makanan yang dimakan, megidentifikasi perasaan yang dialami sebelum, sesudah dan setelah makan terutama tentang perilaku makan yang berlebihan dan pengurasan.

5. Diskusiskan makanan yang menyenangkan bagi klien dan mengurangi ansietas.

6. Bantu klien menggali cara mengatasi emosi (marah, ansietas, dan frustasi).

7. Berikan umpan balik positif terhadap

Membantu mengurangi perasaan secara verbal dapat mengurangi ansietas dan mengurani perilaku pengurasan makanan.

Membantu kilen memeriksa asupan makanan dan perasaan yang dialaminya.

Membantu klien melihat dengan menggunakan makanan untuk mengatasi perasaan atau membuat nyaman dirinya.

Membantu klien memisahkan masalah emosional dari makanan dan perilaku makan.

19

Page 20: Gangguan Makan

klien.

8. Ajarkan klien tentang penggunaan proses penyesalan masalah.

9. Eksplorasi bersama klien tentang kekuatan personalnya.

10. Diskusikan dengan klien tentang ide menerima berat badan yang kurang “ideal”.

11. Dorong klien untuk mengungkapkan perasaannya tentang anggota keluarga dan orang terdekat, peran dan hubungan dengan mereka.

Meningkatkan usaha klien dalam menghadapi ansietas, kemarahan, dan perasaan lainnya secara jujur dan terbuka.

Membantu meningkatkan harga diri klien dan percarya diri klien.

Membantu klien menemukan kekuatannya.

Mengubah persepsi klien tentang bertat badan yang ideal mungkin tidak realistis dan tidak sehat.

Membnatu klien mengidentifikasi, menerima, dan mengatasi perasaannya dengan cara yang tepat.

2. Kekurangan Setelah dilakukan tindakan 1. Awasi TTV nadi Indikator keadekuatan

20

Page 21: Gangguan Makan

volume cairan tubuh berhubungan dengan output yang berlebih

keperawatan selama 3x24 jam kekurangan volume cairan tubuh dapat terpenuhi.

KH :

TTV : s: 36-37C, TD: 110/70- 120/ 70 mmHg, P: 16-20 x/menit, N: 80-100 x/menit

intake dan output seimbang

abdomen tidak cekung

membran mukosa lembab

turgor kulit kembali dalam 3 detik

tidak ada muntah

hasil laboratorium : Na: 135 -145 mEq/L, Ca: 4-5 mEq/L, K : 3.5 – 5.3 mEq/L

status membran mukosa turgor kulit

2. Awasi jumlah masukan cairan (intake & output)

3. Indentifikasi rencana untuk meningkatkan / mempertahankan keseimbangan cairan

4. Observasi kulit kering berlebihan dan membran mukosa, penurunan turgor kulit

5. Memberikan cairan sesuai indikasi

6. Auskultsi bising usus

7. Awasi pemeriksaan laboratorium tentang elektrolit

volume sirkulasi

Untuk masukan kalori yang berdampak pada keseimbangan elektrolit

Melibatkan pasien dalam rencana untuk memperbaiki ketidakseimbangan

Menunjukan kehilangan cairan

Memperhatikan volume sirkulasi dan keseimbangan elektrolit

Mencegah terjadinya infeksi saluran pencernaan

Memberikan informasi tentang volume sirkulasi, keseimbangan

21

Page 22: Gangguan Makan

8. Menimbang berat badan tiap hari

9. Kaji riwayat pasien atau orang terdekat sehubungan lamanya dari muntah

10. Suhu , warna kulit, kelembapan kulit

11. kolaborasi pemberian cairan infus

12. Terapkan batasan dengan klien tentang kebiasana makan.

elektrolit

Mengukur keadekuatan pengantian cairan

Membantu dalam memperkirakan kekurangan volume total

Mengindikasi terjadinya dehidrasi

Agar tidak terjadi dehidrasi tubuh

Mencegah perilaku makan berlebihan yang mencakup makan diam-diam dan menelan makanan dengan cepat sert

3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh dapat terpenuhi.

1. Berikan pengawasan pasien dengan tetap tingggl diruangan tanpa

Mencegah muntah selama / setelah makan

22

Page 23: Gangguan Makan

dengan rangsangan muntah sendiri, penggunaan laktasif berlebihan

KH :

berat badan dalam rentang normal dari perhitungna berat badan ideal

asupan nutrisi seimbang sesuai berat badan

bising usus 5 – 30 x/menit

abdomen tidak terdapat nyeri tekan

tingkat kesadaran kompos mentis

konjungtiva merah muda

kamar mandi

2.Hindari pemberian laktasif

3. berikan terapi nutrisi dalam program pengobatan

4. Libatkan pasien dalam pengusun / melakukan program perubahan perilaku

5. Timbang berat badan tiap hari buat jadwal teratur

6. Rujuk keahlian gizi

7. Catat berat badan saat masuk dan bandingkan dengan sebelumnya

Penguanaan berakibat buruk karena digunakan sebagai pembersih makan / kalori tubuh oleh pasien

Perawatan diri memberikan kontrol lingkungan di mana masuknya makanan, muntah/ obat dan aktivitas dipantau

memberikan situasi terstuktur untuk mengambarkan kearah yang lebih baik

Pengawasan kehilangan dan alat pengkaji kebutuhan nutrisi

Perlu bantuan dalam perencanaan memenuhi kebutuhan nutrisi

Memberikan informasi tentang adekuat masukan untuk pemenuhan nutrisi

23

Page 24: Gangguan Makan

8. Lakukan pengkajian nutrisi dengan seksama

9. Auskultasi bising usus

10. Berikan tambahan makanan / nutrisi dukung total bisa dibutuhkan

1 1.Kaji TTV, membra mukosa, turgor kulit

12.dorong klien untuk makan semua makanan

13. Awasi pemeriksaan laboratorium, antara glukosa serum, albumin dan total protein

Mengidenfikasi kekurangan/ kebutuhan untuk membantu memilih intervensi

Menentukan kembalinya peristaltik

Mungkin perlu untuk memenuhi kebutuhan kalori bila tanda kekurangan terjadi

Indikator volume sirkulasi/ perkusiUntuk mempertambah nutrisi tubuh

Untuk mencegah kekurangan nutrisi

4. Gangguan citra Setelah dilakukan tindakan 1.Buat hubungan Membantu pasien

24

Page 25: Gangguan Makan

tubuh berhubungan dengan rasa takut kegemukan yang tidak wajar

keperawatan selama 7x24 jam gangguan citra tubuh dapat terpenuhi.

KH :

- Klien menyatakan penerimaan dirinya sendiri

- Klien mampu beradaptasi terhadap perubahan

- Klien mulai mengembangkan rencana untuk perubahan pola hidup

- Klien dapat berkomunikasi dengan orang terdekat tentang perubahan peran yang telah terjadi

- Klien dapat berpartisipasi dalam Tim sebagai upaya melaksanakan rehabilitasi

teraupetik perawat/pasien

2.Tingkatkan konsep diri tanpa penilaian moral

3. Berikan pasien untuk menggambarkan dirinya sendiri

4.Sadari reaksi sendiri terhadap perilaku pasien.

5. Dorong pasien untuk menghargai hidup sendiri dengan cara lebih sehat dengan membuat keputusan sendiri dan menerima diri sendiri.

6. Libatkan dalam program pengembangan pribadi

8. Anjurkan konsultasi pada konsultan citra diri

dapat memulai untuk mempercayai dan mencoba pemikiran dan perilaku.

Agar komunikasi pasien dan perawat berjalan dengan baik

Memberikan kesempatan mendiskusikan persepsi pasien tentang/gambaran diri dan kenyataan situasi

Mengembalikan kepercayaan diri pasien

Untuk menumbuhkan rasa percaya diri

Gambaran positif meningkatkan harga diri

Memperbaiki citra diri menjadi baik

Banyak cara membuat penampilan lebih baik

25

Page 26: Gangguan Makan

10. Gunakan pendektan psikoterapi,daripada terapi penafsiran.

tetapi positif

5. Risiko kerusakan integritas kulit b.d. gangguan nutrisi/ status metabolik, dehidrasi.

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 4x24 jam risiko kerusakan integritas dapat terpenuhi.

KH :

Tidak terlihat iritasi pada kulit klien

Kulit klien lembab Warna kulit sawo

matang (tidak kemerahan)

Tidak ada lesi

1. Observasi kemerahan, pucat.

2. Dorong mandi tiap 2 hari 1 kali.

3. Gunakan krim kulit 2 kali sehari dan setelah mandi.

4. Diskusikan pentingnya perubahan posisi sering.

5. T ekankan pentingnya masukan nutrisi/ cairan adekuat ( rujuk ahli nutrisi)

Area ini meningkatkan resiko untuk kerusakan dan memerlukan pengobatan lebih intensif

Sering mandi membuat kekeringan kulit.

Melicinkan kulit dan menurunkan gatal.

Meningkatkan sirkulasi dan perfusi kulit dengan mencegah tekanan lama pada jaringan.

Perbaikan nutrisi dan hidrasi akan memperbaiki kondisi kulit.

4. Implementasi / Pelaksananaan Keperawatan

26

Page 27: Gangguan Makan

Implementasi merupakan tahap keempat dari proses keperawatan Pada tahap ini

perawat siap untuk melaksanakan intervensi dan aktivitas-aktivitas yang telah dicatat

dalam rencana perawatan pasien. Fase implementasi atau pelaksanaan terdiri dari

beberapa kegiatan, yaitu validasi rencana keperawatan, mendokumentasikan rencana

keperawatan, memberikan asuhan keperawatan, dan pengumpulan data.

5 . Evaluasi Keperawatan

Evaluasi merupakan langkah terakhir dalam proses keperawatan. Evaluasi

adalah kegiatan yang disengaja dan terus-menerus dan melibatkan pasien, perawat, dan

anggota tim kesehatan lainnya. Dalam hal ini diperlukan pengetahuan tentang

kesehatan, petofisiologi, dan strategi evaluasi. Tujuan evaluasi adalah untuk menilai

apakah tujuan dalam rencana keperawatan tercapai atau tidak, dan untuk melakukan

pengkajian ulang.

BAB IV

PENUTUP

4.1Simpulan

Anoreksia nervosa adalah salah satu gangguan makan yang paling banyak terjadi

pada anak gadis remaja dan wanita muda dan disebabkan oleh berbagai faktor seperti

27

Page 28: Gangguan Makan

biologi, sosial dan psikososial.Diperlukan terapi yang menyeluruh dalam

penatalaksanaan anoreksia nervosa termasuk didalamnya hospitalisasi, psikoterapi dan

terapi biologis.Tanda dan gejala yang sering timbul pada penyakit ini adalah Berat

badan turun secara drastic,diet berkelanjutan,Ketakutan bertambah berat badan atau

menjadi gemuk, bahkan ketika berat badannya dibawah rata rata,Gejala yang tidak

semestinya pada bentuk/ berat badan dalam evaluasi diri,Sibuk menghitung kalori

makanan dan nutrisi,Lebih memilih makan sendirian,Latihan berlebih,selain itu

penyakit ini dapat menyebabkan kematian.

Bulimia Nervosa adalah episode makan yang berlebih yang terjadi berulang kali

dengan perasaan kurang pengendalian terhadap perilaku makan dan sangat perihatin

dengan bentuk dan berat tubuh. Individu juga secara teratur berusaha untuk

memuntahkan kembali yang dimakannya, menggunakan pencahar diit berlebih dan

berpuasa untuk melawan efek makan yang berlebihan.

4.2 Saran

Mahasiswa harus mampu memahami mengenai pengertian, penyebab,

epidemilogi, penatalaksanaan dari klien dengan gangguan pola makan , dan yang

menjadi target dari Anoreksia Nervosa dan bulimia nervosa agar dalam menjalankan

proses keperawatan dapat membuat intervensi dan menjalankan implementasi dengan

tepat sehingga mencapai evaluasi dan tingkat kesembuhan yang maksimal pada klien

Anoreksia Nervosa. Selain itu Mahasiswa juga dapat memperbanyak ilmu dengan

mengunjungi seminar dan membaca dari berbagai sumber.

DAFTAR PUSTAKA

Doenges, Marilynn E. 2005. Rencana Asuhan Keperawatan edisi 3. Jakarta: EGC.

Tucker, Susan Martin, at all. 1998. Standart Perawatan Pasien : Proses Keperawatan,

Diagnosis, dan Evaluasi. Jakarta: EGC.

28

Page 29: Gangguan Makan

Videbeck, Sheila L. 2008. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC.

Townsend, Mary C. 1998. Buku Saku Keperawatan Pada Keperawatan Psikiatri: Pedoman untuk

Pembuatan Rencana Keperawatan Edisi 3. Jakarta: EGC

Purwa, Sandi. 27 September 2013. askep-askeb-kita.blogspot.com/

29