GAMBARAN STOK OBAT GENERIK DI APOTEK KEMALA KECAMATAN KRAMAT KABUPATEN TEGAL KARYA TULIS ILMIAH MAYSIN NURFITA 1608E049 PROGRAM STUDI DIII FARMASI POLITEKNIK HARAPAN BERSAMA KOTA TEGAL 2019
GAMBARAN STOK OBAT GENERIK DI APOTEK
KEMALA KECAMATAN KRAMAT
KABUPATEN TEGAL
KARYA TULIS ILMIAH
MAYSIN NURFITA
1608E049
PROGRAM STUDI DIII FARMASI
POLITEKNIK HARAPAN BERSAMA KOTA TEGAL
2019
GAMBARAN STOK OBAT GENERIK DI APOTEK
KEMALA KECAMATAN KRAMAT
KABUPATEN TEGAL
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Mencapai
Gelar Derajat Ahli Madya
MAYSIN NURFITA
1608E049
PROGRAM STUDI DIII FARMASI
POLITEKNIK HARAPAN BERSAMA KOTA TEGAL
2019
Motto
Saya datang, saya bimbingan, saya ujian, saya revisi, dan saya menang.
Jawaban sebuah keberhasilan adalah terus belajar dan tak kenal putus asa.
( Maysin Nurfita )
“ Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kadar
kesanggupannya”
( Q.S. Al-Baqarah: 286 )
Hidup ini terlalu misterius untuk kau jalani dengan terlalu serius
( Mary Engelbreit )
Lakukanlah apa yang kau tulis, dan tuliskanlah apa yang kau kerjakan
( Elok Risqotun, S.Farm., Apt )
HALAMAN PERSEMBAHAN
Alkhamdulilah...sembah sujud serta syukur kepada Allah SWT. Atas karunia serta
kemudahan yang engkau berikan akhirnya Karya Tulis Ilmiah ini dapat terselesaikan
dengan baik dan tepat waktu. Oleh karena itu, dengan rasa bangga dan bahagia saya
persembahkan KTI ini untuk :
1. Kedua orang tua saya tercinta, Bapak Nursalim dan Ibu Wita yang telah
memberikan kasihs ayang, segala dukungan, cinta kasih, dan doa yang tiada
henti. Dan adikku tersayang Mesah Adiba Nurhafidzah yang selalu nanya
setiap aku pakai seragam sekolah. Semoga ini menjadi langkah awal untuk
membuat Ibu dan Bapak bahagia karna keberhasilanku.
2. Terimakasih untuk pembimbing saya Ibu Wilda Amananti ,S.Pd,M.Si dan Ibu
Anggy Rima Putri,M.Farm.,Apt yang telah membantu dan membimbing saya
dalam proses pembuatan karya tulis ilmiah.
3. Teman seperjuanganku kelas 6 H DIII Farmasi Regplus ( Endah, Yesi, Ayu
Kuniasih, Futikhatul Rizqi, dll) terimakasih untuk kekompakan kita, canda
tawa, tangis, bahagia, dan perjuangan yang kita lewati bersama. Semoga
keberhasilan ini bias membuatkita tau akan artinya proses tidak akan
menghianati hasil.
4. Teman-teman yang tak bias ku sebut satu-persatu, terimaksih atas bantuan,
doa, hiburan, traktiran, dan semangat yang kalian berikan selama aku kuliah,
aku tak akan melupakan semua yang telah kalian berikan kepadaku. Semoga
keakraban diantara kita tidak akan pernah putus.
5. Terimakasih juga untuk karyawan Apotek Kemala yang selama ini telah
menasehatiku, memberi dukungan, motivasi, dan doa supaya saya tetap
semangat dalam menjalani Tugas Akhir ini.
PRAKATA
Allamdulilah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyusun Karya Tulis
Ilmiah yang berjudul “ GAMBARAN STOK OBAT GENERIK DI APOTEK
KEMALA KECAMATAN KRAMAT KABUPATEN TEGAL”. Tujuan penulisan
Karya Tulis Ilmiah ini adalah untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar ahli
madya program studi DIII Farmasi Politeknik Harapan Bersama Tegal.
Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis banyak mendapatkan
bimbingan, pengarahan, bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu
pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Ir. Mc. Chambali, B.Eng.EE, M.Kom., selaku Direktur Politeknik
Harapan Bersama Tegal.
2. Bapak Heru Nurcahyo, S.Farm., M.Sc., Apt., selaku Kepala Program Studi DIII
Farmasi Politeknik Harapan Bersama Tegal.
3. Ibu Wilda Amananti, Spd.M.Si., selaku Pembimbing I yang telah meluangkan
waktu guna memberi pengarahan dan saran dalam menyusun Karya Tulis Ilmiah
ini.
4. Ibu Anggy Rima Putri, S.Farm.,Apt selaku Pembimbing II yang telah
memberikan bimbingan dan dorongan serta arahan.
5. Bapak/Ibu Dosen dan Staff Akademik Program Studi DIII Farmasi Politeknik
Harapan Bersama Tegal yang telah memberikan ilmu dan bantuan kepada
penulis.
6. Kedua orang tuaku serta adikku yang telah memberikan dukungan moral maupun
material serta doa dan semangat dalam menyusun Karya Tulis Ilmiah ini.
7. Sahabat-sahabat dan teman-teman Mahasiwa/Mahasiwi angkatan 2017
Politeknik Harapan Bersama Tegal yang telah memberikan dukungan dan
semangat.
8. Semua pihak yang belum dapat penulis sebutkan yang pada hakekatnya
memberikan bantuan guna mendukung keberhasilan penulis dalam menyusun
Karya Tulis Ilmiah ini.
Semoga Allah SWT, memberikan balasan yang lebih baik atas segala jasanya,
bantuan dan kebaikan yang telah diberikan kepada penulis. Penulis menyadari bahwa
Karya Tulis Ilmiah ini masih banyak mempunyai kekurangan dan jauh dari sempurna.
Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk karya tulis
yang lebih baik.
Tegal, 1 juli 2019
Maysin Nurfita
INTISARI
Nurfita, Maysin.Amananti ,Wilda. Putri, Rima Anggy. 2019. Gambaran Stok
Obat Generik Di Apotek Kemala Kecamatan Kramat Kabupaten Tegal. Karya
Tulis Ilmiah. Program Studi DIII Farmasi. Politeknik Harapan Bersama Tegal.
Obat Generik adalah obat dengan nama sesuai dengan zat berkhasiat yang
dikandungnya, dan dengan harga yang relatif terjangkau oleh masyarakat. Sesuai
Permenkes No. 085/Menkes/Per/1989 bahwa di fasilitas pelayanan kesehatan
pemerintah wajib menggunakan obat generik sebagai penunjang pelayanan
kesehatan.Obat generik sering kali lebihmurah dibanding obat bermerek dagang
tetapi sama dalam keefektifannya. Berdasarkan data dari GP Farmasi, salah satu
komponen biaya obat, yaitu biaya marketing, mencapai 30% dari harga netto apotek.
Biaya inilah yang tidak dimiliki oleh obat generik . Karena murah, obat generic sering
menjadi satu-satunya obat bagi masyarakat miskin.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan
kuantitatif. Dimana Penelitian kuantitatif adalah suatu proses menemukan
pengetahuan yang menggunakan data berupa angka sebagai alat menganalisis
keterangan mengenai apa yang ingin diketahui.
Hasil penelitian ini diperoleh bahwa stok obat generik pada tahun 2017 total
ada 101 item obat generik dengan 10 bagian obat dengan bentuk sediaan seperti
tablet, kapsul, tetes mata, tetes telinga, salep kulit, salep mata, kaplet, sirup, suspense,
dan suppositoria. Dan 6 macam obat berdasarkan indikasinya seperti antiinfeksi,
analgetik, antipiretik, antiemetik, antiinflamasi, dan antihistamin.
Kata Kunci : Obat, Obat Generik, Apotek
ABSTRACT
Nurfita, Maysin.Amananti ,Wilda. Putri, Rima Anggy. 2019. Gambaran Stok
Obat Generik Di Apotek Kemala Kecamatan Kramat Kabupaten Tegal. Karya
Tulis Ilmiah. Program Studi DIII Farmasi. Politeknik Harapan Bersama Tegal.
Scientific papers. DIII Pharmacy Study Program. Harapan Polytechnic with
Tegal. Generic drugs are drugs with names according to the nutritious substances
they contain, and at prices that are relatively affordable by the community. According
to Permenkes No. 085 / Menkes / Per / 1989 that in government health care facilities
are obliged to use generic drugs to support health services. Generic drugs are often
cheaper than trademarked drugs but are equally effective. Based on data from GP
Farmasi, one component of drug costs, namely marketing costs, reaches 30% of the
pharmacy's net price. These costs are not owned by generic drugs. Because they are
cheap, generic drugs often become the only medicine for the poor.
This research is a descriptive study using quantitative and qualitative
approaches. Where quantitative research is a process of finding knowledge that uses
data in the form of numbers as a tool to analyze information about what you want to
know.
The result of this study show that the stock data for generic drugs in 2017 totals
101 items of generic drugs with 10 parts of drugs with dosage forms such as tablets,
capsules, eye drops, ear drops, skin ointments, eye ointments, caplets, syrups,
suspensions, and suppositories and 6 types of drugs based on andications such as
aniinfection, analgesic, antipyretic, antiemetic, anti-inflammatory, and
antihistamines.
Keywords: Drugs, Generik Drugs, Pharmacy
DAFTAR ISI
Halaman Sampul ................................................................................................... i
Halaman Judul ....................................................................................................... ii
Halaman Persetujuan ............................................................................................. iii
Halaman Pengesahan ............................................................................................ iv
Halaman PernyataanOrisinalitas ........................................................................... v
Halaman PersetujuanPublikasi .............................................................................. vi
Halaman Motto...................................................................................................... vii
Halaman Persembahan .......................................................................................... viii
Prakata ................................................................................................................... ix
INTISARI .............................................................................................................. xi
ABSTRACT ......................................................................................................... xii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ xiii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xvi
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xviii
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xix
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................. 5
1.3 Batasan Masalah ................................................................................. 5
1.4 Tujuan Penelitian................................................................................ 5
1.5 Manfaat Penelitian.............................................................................. 6
1.6 KeaslianPenelitian .............................................................................. 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................... 9
2.1 Obat .................................................................................................... 9
2.2 Definisi Obat Generik ........................................................................ 10
2.2.1 Obat Generik Berlogo ............................................................ 10
2.2.2 Obat Generik Bermerek ......................................................... 12
2.2.3 Arti Logo Generik .................................................................. 12
2.2.4 Fakta Tentang Obat Generik .................................................. 12
2.3 Macam-Macam Penggolongan Obat ................................................. 13
2.3.1 Penggolongan Obat Secara Khusus ........................................ 13
2.3.2 Penggolongan Obat Menurut Proses Fisiologi
Biokimia Dalam Tubuh .......................................................... 14
2.3.3 Penggolongan Obat Menurut Undang-Undang ...................... 15
2.3.4 Penggolongan Obat Menurut Cara Kerjanya ......................... 20
2.3.5 PenggolonganObatMenurut Cara
Penggunannya ........................................................................ 20
2.3.6 Penggolongan Obat Menurut Kegunaannya .......................... 20
2.3.7 PenggolonganObatMenurutBentukSediaan ........................... 21
2.4 Penggolongan Obat berdasarkan indikasinya.................................... 21
2.4.1 Antiinfeksi ................................................................................ 21
2.4.2 Antihistamin ........................................................................... 27
2.4.3 Analgesik ................................................................................ 29
2.4.4 Antipiretik .............................................................................. 30
2.4.5 Antiemetik .............................................................................. 30
2.4.6 Antiinflamasi .......................................................................... 31
2.5 Apotek ................................................................................................ 31
2.5.1 Definisi Apotek ...................................................................... 31
2.5.2 Tugas Dan Fungsi Apotek ...................................................... 32
2.5.3 Persyaratan Apotek ................................................................ 32
2.5.4 Personalia Apotek .................................................................. 35
2.5.5 Tata Cara Pendirian Apotek ................................................... 36
2.5.6 Lokasi Apotek ........................................................................ 37
2.5.7 Sarana Perlengkapan dan Ruangan Apotek ........................... 37
2.6 Sejarah Apotek Kemala ...................................................................... 38
2.6.1 Visi Apotek Kemala ............................................................... 39
2.6.2 Misi Apotek Kemala .............................................................. 39
2.7 Kerangka Teori .................................................................................. 39
2.8 Kerangka Konsep .............................................................................. 40
BAB III .............................................................................................................. 41
METODE PENELITIAN ...................................................................................... 41
3.1 Ruang Lingkup Penelitian .................................................................. 41
3.2 Rancanagan dan Jenis Penelitian........................................................ 41
3.3 Populasi, Sampel dan Teknik Sampling ............................................. 42
3.3.1 Populasi .................................................................................... 42
3.3.2 Sampel ...................................................................................... 42
3.3.3 Teknik Pengambilan Sampel .................................................... 42
3.4 Variabel Penelitian ............................................................................. 42
3.5 DefinisiOperasional ............................................................................ 43
3.6 Jenis dan Sumber Data ....................................................................... 44
3.6.1 Jenis Data ................................................................................ 44
3.6.2 Sumber Data ............................................................................. 44
3.7 Analisi Data ........................................................................................ 44
3.8 EtikaPenelitian .................................................................................. 45
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 46
4.1 Apotek Kemala Kecamatan Kramat Kabupaten Tegal ..................... 46
4.2 Lembar Resep yang Mengandung Obat Generik .............................. 46
4.3 Stok Obat Generik di Apotek Kemala .............................................. 47
4.4 Bentuk Sediaan Obat Generik yang digunakan ................................. 48
4.5 Jenis Obat Generik Berdasarkan Indkasinya ..................................... 51
4.5.1 Antiinfeksi ................................................................................ 53
4.5.2 Antihistamin ............................................................................. 57
4.5.3 Analgetik .................................................................................. 58
4.5.4 Antipiretik ................................................................................ 58
4.5.5 Antiemetik ................................................................................ 59
4.5.6 Antiinflamasi ............................................................................ 60
BAB V SIMPULAN DAN SARAN .................................................................. 61
5.1 Simpulan............................................................................................. 61
5.2 Saran .................................................................................................. 61
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 62
LAMPIRAN ....................................................................................................... 63
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Keaslian Penelitian ................................................................................ 7
Tabel 3.1 Definisi Operasional ............................................................................. 43
Tabel 4.1 Resep Obat Generik .............................................................................. 47
Tabel 4.2 Stok Obat Generik ................................................................................. 48
Tabel 4.3 Bentuk Sediaan Obat ............................................................................. 49
Tabel 4.4 Jenis Obat .............................................................................................. 51
DAFTAR GAMBAR
Tabel 2.1 Logo Obat Generik................................................................................ 12
Tabel 2.2 Obat Bebas ............................................................................................ 15
Tabel 2.3 Obat Bebas Terbatas ............................................................................. 16
Tabel 2.4 Obat Keras............................................................................................. 17
Tabel 2.5 Obat Narkotika ...................................................................................... 19
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Lembar PermohonanIjin Penelitian .................................................. 65
Lampiran 2. Lembar Pengembalian Mahasiswa ................................................... 66
Lampiran 3. Lembar Bagian Depan Apotek Kemala ............................................ 67
Lampiran 4. Lembar Bagian Depan Etalase Apotek Kemala ............................... 67
Lampiran 5. Lembar Bagian Etalase Sirup ........................................................... 68
Lampiran 6. Lembar Bagian Etalase Obat Luar.................................................... 68
Lampiran 7. Lembar Resep yang Mengandung Obat Generik Tahun 2017 ......... 69
Lampiran 8. Lembar Stok Obat Generik Pada Tahun 2017 .................................. 79
Lampiran 9. Lembar Curiculum Vitae .................................................................. 76
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Obat merupakan bahan atau paduan bahan, termasuk produk biologi yang
digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau
keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan,
penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan dan kontra sepsi untuk
manusia (Supardi, 2012).
Obat Generik adalah obat dengan nama sesuai dengan zat berkhasiat yang
dikandungnya, dan dengan harga yang relatif terjangkau oleh masyarakat.
Sesuai Permenkes No. 085/Menkes/Per/1989 bahwa di fasilitas pelayanan
kesehatan pemerintah wajib menggunakan obat generik sebagai penunjang
pelayanan kesehatan.Obat generic memilikihargarendah di banding obat
bermerek dagang tetapi sama dalam keefektifannya. Berdasarkan data dari
GP Farmasi, salah satu komponen biaya obat, yaitu biaya marketing,
mencapai 30% dari harga netto apotek (Handayani, 2009). Biaya ini lah yang
tidak dimiliki oleh obat generik karena murah, obat generik sering menjadi
satu-satunya obat bagi masyarakat miskin (WHO, 2006).
Sampai saat ini masyarakat masih sering keliru menyebut obat generik
bermerek sebagai obat paten padahal jenis obat paten yang beredar kurang
2
dari 10%. Selebihnya adalah obat generik, baik dengan merek dagang maupun
dengan namakan dungan zat aktifnya lebih sering dikenal sebagai obat
generik (Kemenkes RI, 2013). Obat generik dipasarkan dengan harga jauh
lebih murah dari obat paten. Obat generik dipasarkan dengan harga jual yang
mengesampingkan biaya penelitian dan pengembangan, studi-studi klinis dan
promosi yang menjadi sebab tingginya harga obat paten. Namun demikian
disamping obat generik, ada obat generik yang disebut sebagai obat-obat
generik bermerek (branded). Harga jual obat generik bermerek ini biasanya
lebih mahal karena harga tersebut ditentukan oleh kebijakan perusahaan
farmasi yang memproduksinya. Selisih harga ini timbul karena obat generik
bermerek biasanya dikemas lebih memadai dan dilakukannya promosi yang
gencar. Meski harga sebagian obat generik mengalami sedikit kenaikan,
namun masih jauh lebih rendah dibandingkan harga obat generik bermerek
maupun paten dengan kandungan zat aktif yang sama. Obat generik
merupakan pilihan terbaik untuk mendapatkan obat yang efektif dengan harga
yang sesuai dan efisien (Kemenkes RI, 2013).
Peningkatan penggunaan obat generik, baik pada sarana pelayanan
kesehatan dasar maupun pada pelayanan kesehatan rujukan, menunjukkan
bahwa Tenaga Kesehatan telah memberikan respon yang positif terhadap
pelaksanaan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor
HK.02.02/MENKES/068/1/2010 tentang Kewajiban Menggunakan Obat
Generik di Fasilitas Kesehatan Pemerintah. Pada tahun 2009 persentase
3
penggunaan obat generik di Rumah Sakit adalah 50,06% dan meningkat
hingga mencapai 57,18% pada tahun 2010. Hal ini masih rendah bila
dibandingkan dengan pencapaian penggunaan obat generik di Puskesmas pada
tahun 2009 yakni sebesar 95,08% yang meningkat pada tahun 2010 menjadi
sebesar 96,06% (Ditjenbinfar dan Alkes, 2011).
Penggunaan obat generik sebenarnya ditujukan untuk meringankan beban
masyarakat mengingat harga yang lebih murah, sehingga efisiensi dan
pemerataan layanan kesehatan masyarakat meningkat. Masyarakat juga
mendapatkan obat yang bermutu, aman dan efektif dengan harga yang
terjangkau (Kemenkes RI, 2012). Dua hal tersebut menimbulkan dilemma
tersendiri dalam masyarakat, di satu sisi masyarakat memerlukan pelayanan
kesehatan yang terjangkau secara ekonomi, di sisi lain masyarakat kurang
percaya akan mutu obat generik.
Obat generik biasanya diproduksi ketika jangka waktu obat paten sudah
habis masa patennya, karena biaya yang dikeluarkan tidak sebesar biaya yang
di keluarkan oleh produsen pemilik hak paten. Sehingga harga obatnya juga
lebih murah. Obat generik juga tetap melewati proses quality control yang
ketat sesuai standar kualitas yang sudah ditentukan. Sedangkan obat paten di
produksi melalui serangkaian proses yang rumit sehingga harga lebih mahal
.obat generik memiliki kekuatan, kemurnian, stabilitas, kualitas, dan cara
kerja yang sama sehingga tidak ada perbedaan saat diserap oleh tubuh.
4
Kualitas produk-produk yang dihasilkan oleh perusahaan HJ (Hexparm
Jaya) telahlolos BA/BE (Bio Ekivalensi) yang menandakan bahwa obat
generik memiliki kualitas yang baik, sedangkan pada PT Kalbe Farma Tbk
peningkatan obat generik harus di dukung upaya untuk menjamin
ketersediaanya dalam jumlah dan jenis di fasilitas pelayanan kesehatan. Obat
generik ini dibuat dengan menggunakan bahan baku yang melalui proses
produksi, prosedur dan memakai alat yang sama dengan yang di gunakan
untuk memproduksi obat bermerek.
Apotek Kemala dijadikan tempat penelitian karena survei menurut
penelitian ketersediaan obat generik di Apotek Kemala masih belum lengkap,
dan ada alasan mengapa stok obat generik di Apotek Kemala belum lengkap
ada beberapa faktor yang mempengaruhi diantaranya yaitu ketersediaan stok
obat generik di PBF, harga obat generik, fast atau slow moving obat generik.
Jika obat tersebut slow moving maka akan ada obat generik yang mungkin
sampai expired atau kadaluarsa hingga akhirnya tidak menyediakan lagi. Dan
Apotek Kemala pernah mengalami obat generik yang sampai ED karena slow
moving.
Berdasarkan keterangan di atas, peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian tentang “Gambaran Stok Obat Generik di Apotek Kemala
Kecamatan Kramat Kabupaten Tegal ’’ karena ditinjau dari segi harga yang
relative murah dan jumlah resep yang datang selama setahun lebih banyak
menggunakan obat generik.
5
1.2 Rumusam Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Bagaimanakah Gambaran Stok obat generik yang ada di Apotek
Kemala Kecamatan Kramat Kabupaten Tegal berdasarkan bentuk sediaan
(padat, setengah padat, cair dan gas) dan berdasarkan indikasinya (antiinfeksi,
antihistamin, analgetik, antipiretik, antiinflamasi, dan antiemetik) pada tahun
2017.
1.3 Batasan Masalah
Agar permasalahan tidak meluas dari permasalahan di atas, maka
permasalahan tersebut dibatasi dengan batasan masalah sebagai berikut :
a. Tempat penelitian dilakukan di Apotek Kemala Kecamatan Kramat
Kabupaten Tegal.
b. Penelitian ini mengenai obat generik berdasarkan bentuk sediaan seperti
(tablet, capsul, sirup, salep, tetes mata dan tetes telinga) dan berdasarkan
indikasi obat seperti (antiinfeksi, analgesik, antipiretik, antiemetik,
antiinflamasi, antihistamin).
c. Data yang di ambil dari peneleitian ini adalah data sekunder berupa stok
opname obat generik dan resep selama tahun 2017
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Mengetahui gambaran obat generik yang di Apotek Kemala Kecamatan
Kramat Kabupaten Tegal.
6
b. Mengetahui bentuk sediaan obat generik yang di gunakan di Apotek
Kemala Kecamatan Kramat Kabupaten Tegal.
c. Mengetahui jenis obat berdasarkan indikasinya seperti antiinfeksi
analgetik, antipiretik, antiemetik, antiinflamasi, dan antihistamin yang di
gunakan di Apotek Kemala Kecamatan Kramat Kabupaten Tegal.
1.5 Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
Meningkatkan kebutuhan penulis dalam mengembangkan dan menyajikan
data yang sesuai.
2. Bagi Apotek
Memberikan informasi kepada peneliti untuk mengetahui obat generik apa
saja yang ada di Apotek Kemala.
3. Bagi Institusi
Diharapkan dapat memberikan informasi tentang obat generik di Apotek
Kemala guna meningkatakan mutu pelayanan kesehatan.
7
1.6 Keaslian Penelitian
Tabel1.1 Keaslian Penelitian
Pembeda Handayani (2009) Dyatmika (2017) Nurfita (2017)
Judul
Penelitian
Ketersediaan dan
Peresepan Obat
Generik Dan Obat
Esensial difasilitas
Pelayanan
Kefarmasian di 10
Kabupaten/Kota di
Indonesia
Pengendalian
Persediaan Obat
Generik Dengan
Metode Analisis
ABC, Metode
Economic Order
Quantity (EOQ), dan
Reorder Point
(ROP), di Apotek
XYZ Tahun 2017
Gambaran Stok
Obat Generik yang
ada di Apotek
Kemala
Kecamatan
Kramat Kabupaten
Tegal
Subjek
Penelitian
(Sampel)
Sampel yang
digunakan yaitu
sampel pengelola
obat di dinkes
kabupaten/kota dan
rumah sakit
pemerintah diambil
secara sensus
Sampel yang
digunakan yaitu
dengan
menggunakan
metode economic
order quantity dan
metode reorder point
Sampel yang di
gunakan yaitu stok
opname obat
generik di apotek
kemala pada tahun
2017
Cara
Pengumpulan
Data
Pengumpulan data
dengan wawancara
menggunakan
kuesioner
terstruktur, data
sekunder tentang
pengadaan obat dan
observasi resep
dirumah sakit,
puskesmas, dan
apotek
Data yang digunakan
dalam penelitian ini
adalah data primer
dan data sekunder.
Data primer
menggunakan
wawancara dengan
kepala apotek yaitu
content analysis,
analisis ABC,
perhitungan EOQ,
safety stok, dan ROP
Data yang
digunakan yaitu
data sekunder yang
diambil dari stok
opnam eobat
generik pada tahun
2017
8
Pembeda Handayani (2009) Dyatmika (2017) Nurfita (2018)
Tempat
Penelitian
RSUD, Puskesmas,
Apotek di
Kabupaten/Kota di
Indonesia
Lokasi penelitian
berada di Apotek
XYZ jalan Kaliurang
Sukoharjo,
Ngangglik, Sleman
Apotek Kemala
jalan Garuda
No.63 Babakan
Kecamatan
Kramat
Kabupaten Tegal
Hasil
Penelitian
Hasil wawancara
terstruktur dengan
dinas kesehatan
Kabupaten/Kota,
menunjukkan bahwa
semua dinkes dalam
pengadaan obat
sebagian besar obat
generik dan 7 dari 10
dinkes Kabupaten/Kota
pengadaan obat
terbatas pada obat
esensial saja. Hasil
wawancara dan data
sekunder tentang
pengadaan obat juga
mengungkapkan bahwa
meskipun ada 3 dinkes
Kabupten/Kota yang
mengadakan obat non
esensial, tetapi ini
relative kecil yaitu 1-
10%
Perencanaan obat
yang dilakukan di
Apotek XYZ
menurut hasil
wawancara dengan
informasi
mengatakan bahwa
perencanaan obat
berdasarkan daftar
obat yang sudah
ditentukan dan yang
ada di software
computer atau e-
catalouge. Namun
seringkali pihak
Apotek memesan
obat tidak sesuai
dengan rekomendasi
dari computer
Obat generik
yang ada di
apotek kemala
yaitu ada 101
item obat generik.
Dan ada 10
bagian bentuk
sediaan serta ada
6 bagian obat
berdasarkan
indikasinya.
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Obat
Obat adalah bahan atau paduan bahan, termasuk produk biologi
yang digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sitem fisiologi atau
keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan,
penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan dan kontrasepsi, untuk
manusia (Supardi dkk, 2012).
Selain pengertian obat secara umum diatas, ada juga pengertian
obat secara khusus. Berikut ini beberapa pengertian obat secara khusus
(Sulistyowati, 2010).
1. Obat Baru : obat baru adalah obat yang berisi zat (berkhasiat/tidak
berkhasiat), seperti pembantu, pelarut, pengisi, lapisan atau komponen lain
yang belum dikenal sehingga tidak diketahui khasiat dan kegunaannya.
2. Obat Esensial : obat esensial adalah oabt ayang paling banyak dibutuhkan
untuk layanan kesehatan masyarakat dan tercantum dalam Daftar Obat
Esensial Nasional (DOEN) yang ditetapkan oelh Mentri Kesehatan RI.
3. Obat Generik : obat generik adalah onat dengan nama resmi yang
ditetapkan dalam FI untuk zat berkhasiat yang dikandungnya.
4. Obat Jadi : obat jadi adalah obat dalam keadaan murni atau campuran
dalam bentuk salep, cairan, suppositoria, kapsul, pil, tablet, serbuk atau
bentuk lainnya yang secara teknis sesuai denga FI atau buku resmi lain
yang ditetapkan pemerintah.
5. Obat Paten : obat paten adalah obat jadi dengan nama dagang yang
terdaftar atas nama pembuat yang telah diberi kuas dan obat itu dijual
dalam kemasan asli dari perusahaan yang memproduksinya.
6. Obat Asli : obat asli adalah obat yang diperoleh langsung dari bahan-bahan
alamiah, diolah secara sederhana berdasarkan pengalaman dan digunakan
dalam pengobatan tradisioanal.
10
7. Obat Tradisisonal : obat tradisional adalah obat yang didapat dari bahan
alam, diolah secara sederhana berdasarkan pengalaman dan digunakan
dalam pengobatan tradisional
2.2 Definisi Obat Generik
Obat generik adalah obat dengan nama resmiInternational Non
Propietary Names (INN) yang ditetapkan dalam Farmakope Indonesia atau
buku standar lainnya untuk zat khasiat yang dikandungnya. Obat generik
sering diasumsikan sebagai obat dengan kualitas yang rendah. Kurangnya
pengetahuanmasyarakat mengenai obat generik menjadi faktor utama yang
membuat obat jenis ini kurang dimanfaatkan (Yusuf, 2016).
Jenis Obat Generik ada 2, yaitu:
2.2.1 Obat Generik Berlogo
Obat Generik Berlogo (OGB) merupakan program Pemerintah
Indonesia yang diluncurkan pada 1989 dengan tujuan memberikan
alternatif obat bagi masyarakat, yang dengan kualitas terjamin, harga
terjangkau, serta ketersediaan obat yang cukup.
Tujuan OGB diluncurkan untuk memberikan alternatif obat yang
terjangkau dan berkualitas kepada masyarakat. Soal mutu, sudah tentu
sesuai standar yang telah ditetapkan karena diawasi secara ketat oleh
Pemerintah. Hanya bedanya dengan obat bermerek lain adalah OGB ini
tidak ada biaya promosi, sehingga harganya sangat terjangkau dan
mudah didapatkan masyarakat.
Awalnya, OGB diproduksi hanya oleh beberapa industri farmasi
BUMN. Ketika OGB pertama kali diluncurkan, Departemen Kesehatan
11
RI gencar melakukan sosialisasi OGB sampai ke desa-desa. Saat ini
program sosialisasi ini masih berjalan walaupun tidak segencar seperti
pada awal kelahiran OGB. Pada awalnya, produk OGB ini diproduksi
untuk memenuhi kebutuhan obat institusi kesehatan pemerintah dan
kemudian berkembang ke sektor swasta karena adanya permintaan dari
masyarakat.
OGB mudah dikenali dari logo lingkaran hijau bergaris-garis putih
dengan tulisan "Generik" di bagian tengah lingkaran. Logo tersebut
menunjukan bahwa OGB telah lulus uji kualitas, khasiat dan keamanan
sedangkan garis-garis putih menunjukkan OGB dapat digunakan oleh
berbagai lapisan masyarakat.
2.2.2 Obat Generik Bermerek
Obat merek dagang adalah obat jadi dengan nama dagang yang
terdaftar atas nama si pembuat atau yang dikuasakan dan dijual dalam
bungkus asli yang dikeluarkan dari pabrik yang memproduksi.
Berdasarkan UU No.14 tahun 2001, masa berlaku paten di Indonesia
adalah 20 tahun. Selama 20 tahun perusahaan farmasi tersebut memiliki
hak eksklusif untuk memproduksi dan memasarkan obat yang serupa
kecuali jika memiliki perjanjian khusus dengan perusahaan pemilik
paten. Dalam kurun waktu tersebut, tidak boleh ada perusahaan lain
yang memproduksi obat dari bahan generik yang sma, karena obat
tersebut relatif baru dan masih dalam masa paten. Sehingga belum ada
dalam bentuk generiknya, yang beredar adalah merek dagang dari
12
pemegang paten. Setelah habis masa patennya, obat yang dulunya paten
dengan merek dagang kemudian masuk ke dalam kelompok obat
generik bermerek atau obat bermerek. Obat generik bermerek adalah
obat yang dibuat sesuai dengan komposisi obat paten setelah masa
patennya berakhir (Yusuf, 2016).
2.2.3 Arti Logo Generik
Obat Generik Berlogo (OGB) mudah dikenali dari logo lingkaran
hijau bergaris-garis putih dengan tulisan “Generik” di bagian tengah
lingkaran. Logo tersebut menunjukan bahwa OGB telah lulus uji
kualitas, khasiat dan keamanan. Sedangkan garis-garis putih
menunjukkan OGB dapat digunakan oleh berbagai lapisan masyarakat.
Gambar 1. Logo generik
Sumber:http//www.1001obat.com/faq/pengertian-obat-generik- obat-
merek-dagang-obat-paten-dll/logo-obat-generik
2.2.4 Fakta tentang Obat Generik
Kesadaran masyarakat Indonesia akan konsumsi obat generik masih
kurang. Hal ini disebabkan masih adanya anggapan bahwa obat generik
yang harganya lebih murah tidak berkualitas jika dibandingkan dengan
obat bermerek. Konsumsi obat generik di Indonesia paling rendah jika
dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya. Di Thailand, konsumsi obat
13
generik mencapai 25% dari penjualan obatnya sedangkan di Malaysia
mencapai 20% pada tahun 2007. Sepanjang tahun 2007, penjualan obat
generik yang dikonsumsi masyarakat Indonesia hanya mencapai 8,7% dari
total penjualan obat (Dinas Kesehatan Jawa Barat, 2009) . Harga obat di
Indonesia lebih mahal jika dibandingkan dengan harga obat di negara lain
sebab harga obat tersebut termasuk ke dalam biaya distribusi, rumitnya
tata niaga obat, pajak pertambahan nilai, dan biaya promosi pada para
dokter.Sebenarnya kualitas obat generik tidak kalah dengan obat bermerek
lainnya. Hal ini dikarenakan obat generik juga mengikuti persyaratan
dalam Cara Pembutan Obat yang Baik (CPOB) yang dikeluarkan oleh
Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia (BPOM RI).
2.3 Macam-Macam Penggolongan Obat
2.3.1 Penggolongan obat secara khusus (Syamsuni, 2006)
Selain pengertian obat secara umum di atas, ada juga pengertian obat
secara khusus. Berikut ini beberapa pengertian obat secara khusus:
1. Obat baru: Obat baru adalah obat yang berisi zat (berkhasiat/tidak
berkhasiat), seperti pembantu, pelarut, pengisi, lapisan atau
komponen lain yang belum dikenal sehingga tidak diketahui khasiat
dan kegunaannya.
2. Obat esensial: Obat esensial adalah obat yang paling banyak
dibutuhkan untuk layanan kesehatan masyarakat dan tercantum
dalam daftar Obat Esensial Nasional (DOEN) yang ditetapkan oleh
Menteri Kesehatan RI.
14
3. Obat generik: Obat generik adalah obat dengan nama resmi yang
ditetapkan dalam FI untuk zat berkhasiat yang dikandungnya.
4. Obat jadi: Obat jadi adalah obat dalam keadaan murni atau
campuran dalam bentuk salep, cairan, supositoria, kapsul, pil, tablet,
serbuk atau bentuk lainnya yang secara teknis sesuai dengan FI atau
buku resmi lain yang ditetapkan pemerintah.
5. Obat paten: Obat paten adalah obat jadi dengan nama dagang yang
terdaftar atas nama pembuat yang telah diberi kuasa dan obat itu
dijual dalam kemasan asli dari perusahaan yang memproduksinya.
6. Obat asli: Obat asli adalah obat yang diperoleh langsung dari bahan-
bahan alamiah, diolah secara sederhana berdasarkan pengalaman dan
digunakan dalam pengobatan tradisional.
7. Obat tradisional: Obat tradisional adalah obat yang didapat dari
bahan alam, diolah secara sederhana berdasarkan pengalaman dan
digunakan dalam pengobatan tradisional.
2.3.2 Menurut proses fisiologis dan biokimia dalam tubuh
(Syamsuni, 2006) obat digolongkan menjadi:
1. Obat diagnostik: Obat diagnostik adalah obat yang membantu
dalam mendiagnosis (mengenali penyakit), misalnya barium sulfat
untuk membantu diagnosis pada saluran lambung-usus, serta natrium
opionat dan asam iod organik lainnya untuk membantu diagnosis
pada saluran empedu.
15
2. Obat kemoterapeutik: Obat kemoterapeutik adalah obat yang dapat
membunuh parasit dan kuman di dalam tubuh inang. Obat ini
hendaknya memiliki kegiatan farmakodinamik yang sekecil-kecilnya
terhadap organisme inang dan berkhasiat untuk melawan sebanyak
mungkin parasit (cacing protozoa) dan mikroorganisme (bakteri,
virus). Obat-obat neoplasma (onkolitika, sitostika, atau obat kanker)
juga dianggap termasuk golongan ini.
3. Obat farmakodinamik: Obat farmakodinamik adalah obat yang
bekerja terhadap inang dengan jalan mempercepat atau
memperlambat proses fisiologis atau fungsi biokimia dalam tubuh
contohnya hormon, diuretik, hipnotik, dan obat otonom.
2.3.3. Penggolongan Obat Menurut Undang-Undang (Syamsuni,
2006).
Penggolongan obat menurut undang-undang dikelompokkan menjadi:
1. Obat bebas: Obat bebas adalah obat yang dapat dibeli secara bebas
dan tidak membahayakan si pemakai dalam batas dosis yang
dianjurkan; diberi tanda lingkaran bulat berwarna hijau dengan garis
tepi hitam. Contohnya Pamol dan Dumin yang berisi paracetamol.
Gambar 2. Logo Obat Bebas
Sumber: Rahayuda, 2016
16
2. Obat bebas terbatas (daftar W = waarschuwing = peringatan): Obat
bebas terbatas adalah obat keras yang dapat diserahkan tanpa resep
dokter dalam bungkus aslinya dari produsen atau pabrik obat itu,
kemudian diberi tanda lingkaran bulat berwarna biru dengan garis
tepi hitam serta diberi tanda peringatan (P No.1 sampai P No.6).
Contohnya : Antiza yang berisi dextromethorpan HBr, paracetamol
dan phenylpropanolamin HCl.
Contoh :Antimo (Dimenhidrat 50 mg ) = Mabuk
perjalanan.Decolgen (Asetaminofen 400 mg, fenilpropanolamin HCl
12,5 mg, klorfeniraminmaleat 1 mg tiap tablet) = Meringankan
gejala flu seperti demam, sakit kepala, bersin-bersin dan hidung
tersumbat.
Gambar 3. Logo Obat Bebas Terbatas
Sumber : Rahayuda, 2016
3. Obat keras (daftar G = geverlijk = berbahaya): Obat keras adalah
semua obat yang memiliki takaran dosis minimum (DM), diberi
tanda khusus lingkaran bulat merah garis tepi hitam dan huruf K
menyentuh garis tepinya, semua obat baru kecuali ada ketetapan
pemerintah bahwa obat itu tidak membahayakan, dan semua sediaan
parenteral/injeksi/infus intravena.
17
Gambar 4. Logo Keras
Sumber : Rahayuda, 2016
P.No.1: Awas! Obat keras.Bacalah aturan pakainya.
P.No 2: Awas! Obat keras. Hanya untuk kumur, Jangan ditelan
Contoh: Isodine gargle (Povidon iodin 1%) = Menghilangkan rasa
sakit akibat infeksi seperti faringitis (radang tekak), tonsilitis (radang
tonsil/amandel), sariawan, stomatitis (radang rongga mulut),
gingivitis (radang gusi). Betadine gargle (Povidone Iodine 1% dan
bahan tambahan denatured alkohol) = Obat kumur antiseptik untuk
mengatasi radang tenggorokan, sariawan, gusi bengkak, dan bau
mulut.
P.No.3: Awas! Obat keras.Hanya untuk bagian luar dari badan.
Contoh :Caladine lotion (Calamine 5%, zinc oxide 10%,
diphenhydramine HCl 2%) = Mengobati gatal karena biang keringat,
udara panas, gigitan serangga, antiseptik dan penyejuk
kulit). Betadin (Povidone iodine 10% setara dengan iodine 1%) =
Mencegah timbulnya infeksi pada luka-luka seperi: lecet, tergores
dan terkelupas.
P.No.4: Awas! Obat keras.Hanya untuk dibakar.
P.No.5: Awas! Obat keras.Tidak boleh ditelan.
18
Contoh :Nebacetin powder (Neomisin sulfat 5 mg, basitrasin 250 UI)
= Pencegahan dan pengobatan infeksi lokal pada kulit dan mukosa.
P.No.6: Awas! Obat keras.Obat wasir, jangan ditelan.
Contoh Ambeven (Graphtophyllum pictum 30%, sophora jamponica
15%, Rubia cordifolia 15%, coleus atropurpureus 10%, sanguisorba
officinalis 10%, kaemferiae angustifoliae 10%, curcuma heyneanae
10%) = Pengobatan wasir interna dan eksterna dengan gejala nyeri,
bengkak dan perdarahan. Borraginol-S (Ekstrak akar litospermi 0,1
mg (0,18 mg), prednisolon 0,5 mg(1 mg), lidokaina 7,5 mg (15 mg),
etil eminobenzoat 10 mg(20 mg), setrimida 1,25 mg (2,5 mg),
lesitina telor 50 mg (100 mg) = Wasir dalam dan luar, wasir dengan
pendarahan, prolaps anus, fistula anus periproktitis, luka terbuka
pada dubur dan perineal serta gatal-gatal pada dubur.
4. Psikotropika: Psikotropika adalah obat yang memengaruhi proses
mental, meransang atau menenangkan, mengubah
pikiran/perasaan/kelakuan seseorang; contohnya golongan
barbital/luminal, diazepam, dan ekstasi.Psikotropika memiliki garis
tepi merah dan ditengahnya tanda palang merah. Psikotropika yang
mempunyai potensi mengakibatkan sindroma ketergantungan
sebagaimana dimaksud pada digolongkan menjadi:
a) Psikotropik Golongan I : hanya digunakan untuk kepentingan
pengenbangan iptek dan tidak untuk pengobatan. Potensi
ketergantungan sangat kuat.
19
Contoh : MDMA, Psilosin, mescalin.
b) Psikotropik Golongan II : untuk kepentingan iptek dan untuk
pengobatan. Potensi ketergantungan kuat.
Contoh : Ampetamin, Fenetilina.
c) Psikotropik Golongan III : Psikotropik yang berkhasiat pengobatan
dan sangat luas digunakan dalam terapi dan atau untuk tujuan ilmu
pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan
sindrom ketergantungan.
Contoh : Diazepam.
5. Narkotik: Narkotik adalah obat yang diperlukan dalam bidang
pengobatan dan IPTEK serta dapat menimbulkan ketergantungan
dan ketagihan/adiksi yang sanga merugikan individu apabila
digunakan tanpa pembatasan dan pengawasan dokter; contohnya
kodein, metadon, petidin, morfin, dan opium.
Gambar 5. Narkotika
Sumber: Rahayuda, 2016
Narkotika dibedakan dalam beberapa golongan, yaitu
a. Golongan I : Dilarang untuk kesehatan, ilmu pengetahuan dan
laboratorium.
Contoh : Heroin, Kokain, Ganja
20
b. Golongan II : Untuk kesehatan dan ilmu pengetahuan.
Contoh : Morfin, Pethidin.
c. Golongan III : Untuk kesehatan dan ilmu pengetahuan.
Contoh : Codein, garam-garam Narkotika.
2.3.4 Penggolongan Obat Menurut Cara Kerjanya (Syamsuni, 2006).
Penggolongan obat berdasarkan cara kerjanya dalam
tubuh dikelompokkan menjadi:
a. Sistemik : obat yang didistribusikan ke seluruh tubuh. Contoh :
obat analgetik
b. Lokal : obat yang bekerja pada jaringan setempat, seperti pemakain
topical.
2.3.5 Penggolongan Obat Menurut Cara Penggunaannya (Syamsuni,
2006)
Penggolongan obat menurut cara penggunaannya, obat digolongkan
menjadi:
Medicamentum ad usum externum (pemakaian luar) melalui
implantasi, injeksi, membran mukosa, rektal, vaginal, nasal,
opthalmic, aurical, collutio/gargarisma/gargle, diberi tiket biru.
Medicamentum ad usum internum (pemakaian dalam) melalui oral,
diberi tiket putih.
2.3.6 Penggolongan Obat Menurut Kegunaannya (Syamsuni, 2006)
Penggolongan obat berdasarkan kegunaan dalam tubuh yaitu :
1. Untuk diagnosis (diagnostik).
21
2. Untuk mencegah (prophylactik).
3. Untuk menyembuhkan (terapeutik).
2.3.7 Penggolongan menurut Bentuk sediaan obat (Syamsuni, 2006)
Menurut bentuk sediaan obat di bagi menjadi :
1. Bentuk padat : tablet, serbuk, pil, kapsul, dan suppositoria
2. Bentuk setengah padat : krim, pasta, gel
3. Bentuk cair : solutions, suspensi, guttae, injections, sirup, elixir
4. Bentuk gas : inhalasi, aerosol
2.4 Jenis obat dan Farmakologinya
2.4.1 Antiinfeksi
Antiinfeksi merupakan senyawa yang digunakan untuk pengobatan
penyakit infeksi yang disebabkan oleh spesies tertentu (serangga,
metazoan, protozoa, bakteri, dan virus) (Yerki, 2015.)
penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri patogen yang masuk
kedalam tubuh, berkembang biak dan menimbulkan penyakit. Penyakit
infeksi biasanya bnayk terdapat di daerah tropis seperti Indonesia,
bahkanada yang bersifat endemic menetap berada dalam masyrakat
pada suatu tempat atau populasi tertentu. Salah satu bakteri yang sering
menyebabkan infeksi adalah Staphylococcus aureus. Staphylococcus
aureus dapat menyebabkan terjadinya berbagai jenis infeksi mulai dari
infeksi ringan, keracunan makanan sampai dengan infeksi sistemik.
Contoh obat antiinfeksi yaitu Antibiotik dan Antifungi (Fatimah dkk,
2016).
22
a. Antibotik
Golongan Penicillin
Penicillin merupakan golongan antibiotik b-laktam yang memiliki
nilai komersial tinggi karena digunakan secara luas untuk memproduksi
antibiotik semisintetik lain. Serta mempunyai kemampuan mengatasi
infeksi yang disebabkan oleh bakteri. Kelebihan penicillin yaitu
mempunyai spectrum yang luas, aktif terhadap bakteri gram positif dan
mempunyai toksisistas yang rendah. Contoh pbat golongan penicillin
adalah amoxicillin dan ampicillin (Rachman dkk, 2016).
Golongan Kuinolon
Kuinolon (fluorokuinolon) adalah antibiotik broad spectrumyang
mempunyai mekanisme menghambat sistensis asam nukleat. Obat ini
menghambta kerja DNA tirase (topoisomerase II), merupakan enzim
yang bertanggung jawab pada terbuka dan tertutupnya lilitan DNA
bakteri. Kuinolon bersifat bakterisid, terutama aktif terhadap bakteri
gram negative. Obat yang termasuk golongan kuinolon adalah
ciprofloxacin, ofloksasin, dan levofloksasin.
Ciprofloxacin termasuk antibiotik golongan kuinolon generasi kedua
sedangkan afloksasin adalah generasi pertama yang berspektrum luas.
Ciprofloxacin dan ofloksasin memiliki daya antibakteri terhadap gram
negative lebih kuat dibandingkan bakteri gram positif (triono, purwoko,
2012).
23
Golongan Aminoglikosida
Aminoglikosida adalah salah satu antibiotik pilihan untuk
menangani infeksi serius, juga merupakan sekelompok obat-obatan
bakterisid yang berasal dari berbagai spesies streptomyces dan
mempunyai sifat kimiawi, antimikroba, farmakologi dan efek toksik yang
sama.Gentamicin merupakan antibiotik golongan aminoglikosida yang
digunakan pada infeksi berat yang disebakan oleh bakteri negative aerob
terutama aktivitas bakterisidal terhadap pseudomonas aeroginosa dan
spesies Enterobacter (ginting, 2016).
mekanisme kerja aminoglikosida yaitu berpenetrasi pada dinding
bakteri dan mengikatkan diri pada ribosom dalam sel. Aminoglikosida
yang bermuatan kation positif akan berikatan secara pasif dengan
membrane luar dinding kuman gram negative yang mengandung muatan
negatif. Contoh obat golongan aminoglikosida yaitu gentamicin
(wahyono dkk, 2015).
Golongan Makrolida
Makrolida merupakan antibiotik yang mempengaruhi sintesis
protein bakteri dengan cra berikatan dengan ribosom sehingga
mengahambat translokasi peptide. Makrolida aktif terhadap bakteri gram
positif, tetapi juga dapat menghambat beberapa Enterococcus dan
kumangram postif. Sebagian besar gram negative aerob resisten terhadap
makrolida. Contoh obat golongan makrolidan yaitu spiramycin
(Nursehah dkk, 2017).
24
Golongan Sefalosporin
Sefalosporin merupakan antibiotik golongan b- lactam yang paling
banyak digunakan di dunia dan secara klinis aktif terhadap bakteri gram
positif dan gram negatif. Sefalosporin mempunyai spectrum kerja yang
luas dibandingkan obat golongan penisilin.
Mekanisme kerja sefalosporin menghambat enzim transpeptidase,
enzim yang berperan dalam tahap akhir sintesis lapisan peptideglikan
dinding sel bakteri. Contoh obat golongan sefalosporin adalah
cefadroxyl, cefixime (hardianto dkk, 2016).
Golongan Tetrasiklin
Tetrasiklin adalah antibiotik bakteriostatik berspektrum luas yang
menghambat sistensi protein. Tetrasiklin bekerja aktif terhadap
banyaknya bakteri gram positif dan gram negative. Termasuk bakteri
anaerob, riketsia, klamidia, mikroplasma, dan terdapat beberapa
protozoa, misalnya amoeba.
Tetrasiklin bekerja dengan menghalangi penambahan asam amino
baru pada rantai peptida yang sedang terbentuk, biasanya bersifat
menghambat atau membunuh bakteri gram positif dan gram negatif
.contoh obat golongan tetrasiklin yaitu doxycycline dan oxytetracycline
(putrid dkk, 2015).
Golongan Lain-lain atau Antimikroba
Antimikroba adalah zat-zat kimia yang dihasilkan oleh fungi dan
bakteri, zat tersebut memiliki khasiat atau kemampuan untuk mematikan
25
atau menghambat pertumbuhan kuman sedangkan toksisitas terhadap
manusia relative kecil. Mekanisme kerja antimikroba yaitu menhambat
metabolisme sel, menghambat sintesis protein, menghambat sintesis
dinding sel , dan merusak asam nukleat dan protein.
Antimikroba digolongkan menjadi beberapa kelas berdasarkan
kemiripan farmakofornya. Tiap kelas dan subkelas obat antimikroba
memiliki spectrum. Antimikroba spectrum sempit hanya efektif terhadap
jenis mikroba tertentu saja, sehingga sering digunakan sebagai terapi lini
pertama. Antimikroba dengan spectrum luas dapat mencakup jenis
mikroba lebih banyak, sehingga penggunaannya harus dibatasi untuk
kasus-kasus infeksi berat. Contoh obat golongan antimikroba yaitu
clindamycin, metronidazole, dan cotrimoxazole (Sutandhio dkk, 2018).
Golongan Chloramphenicol
Chloramphenicol merupakan salah satu obat golongan antibiotik
yang digunakan untuk mengobati infeksi serius yang disebabkan oleh
bakteri. Chloramphenicol umumnya digunakan untuk kasus infeksi
bakteri yang berat, khususnya jika kondisi tersebut tidak mereda dengan
pengobatan lainnya. Obat ini bekerja dengan cara membunuh bakteri
yang menjangkit didalam tubuh dan mencegahnya tumbuh kembali
(Suswati, 2009).
b. Anti Fungi
Jamur (fungi) adalah mikroorganisme yang termasuk golongan
eukariotik dan tidak termasuk golongan tumbuhan. Jamur dapat
menyebabkan terjadinya infeksi pada manusia. Salah satu infeksi akibat
26
jamur dengan insidensi trtinggi yaitu dermatofitosis. Dermatofitosis
adalah suatu infeksi pada jaringan berkeratin (rambut, kulit, dan kuku)
yang di sebabkan karena adanya kolonisasi dari jamur jenis dermatofita.
Infeksi akibat jamur dermatofita dapat ditemukan diseluruh dunia,
diperkirakan 20-25% dari populasi dunia telah terinfeksi oleh jamur
dermatofita. Salah satu spesie dermatofita yang paling banyak
menginfeksi yaitu Trichophyton mentagrophytes(Natalia, 2017).
Griseofulvin
Griseofulvin adalah antibiotika yang diberikan secara oral yang
berasal dari spesies penicillin. Griseofulvin kurang baik diabsorpsi dan
terkosentrasi dalam seratum korneum, dimana ini menghambat
pertumbuhan hifa. Dalam jamur, griseofulvin berinteraksi dengan
mikritubulus dan mematahkan gelondong mikotik, menyebabkan
penghambatan pertumbuhan. Hanya hifa yang bertumbuh dengan aktif
yang terpengaruh (Lubis, 2008).
Ketoconazole
Ketokonazole adalah turunan imidazol yang berkahasiat untuk
menghambta aktivitas jamur baik sistemik maupun non sistemik.
Mekanisme kerja ketokonazole adalah dengan mengikat enzim sitokrom.
Sehingga sintesis ergesterol dirintangi dan terjadi kerusakan pada
membrane sel jamur. Ketoconazole ditinjau dari sifat fisiknya tergolong
dalam obat yang sangat sukar larut dalam air. Sehingga perlu dilakukan
27
pengujian terhadap laju disolusinya untk memperoleh profil disolusi
(Lila, 2007).
Miconazole
Spektrum aktivitas antijamurnya hampir sama dengan ketokonazol,
termasuk dermatofit. Mikonazol bias diberikan per oral atau topikal. Obat
ini diindikasikan secara topikal untuk dermatofitosis dan kandidiasis.
Mikonazol terdapat dalam sediaan krim 2% (Ramadhan, 2017).
2.4.2 Antihistamin
Obat ini berguna untuk menyembuhkan reaksi alergi. Histamine
adalah salah satu jenis senyawa yang bias menyebabkan alergi dan
reseptornya akan diblokade oleh antihistamin, sehingga reaksi alergi tidak
muncul.Contohnya Chlorpheniramine Maleat (CTM) dan Dexamethason.
Antihistamin atau penghambat Hı, bersaing dengan histamin untuk
menduduki respektor, sehingga menghambat respon histamin penghambat
Hı juga disebut antagonis. Histamin ada 2 tipe reseptor histami, Hı dan H2,
keduanya menyebabkan respons yang berbeda Bila Hı dirngsang maka
otot otot yang melapisi rongga hidung akan berkontraksi pada
perangsangan H2 terjadi peningkatan gastrik, yang menyebabkan
terjadinya tukak lambung. Kedua tipe reseptor histaminini jangan
dikacaukan satu dengan lainnya. Antihistamin mengurangi sekresi
nasofaring dengan jalan menghambat reseptor Hı.
Sifat antikolinergik pada kebanyakan antihistamin menyebabkan
mulut kering dan pengurangan sekresi, membuat zat ini berguna untuk
28
mengobati rinitis yang ditimbulkan oleh flu. Antihistamin juga
mengurangi rasa gatal pada hidung yang menyebakan penderita bersin.
Banyak obat obat flu yang dapat dibeli bebas mengandung antihistamin,
yang dapat menimbulkan rasa mengantuk. Klien harus menyadari hal ini
dan tidak mengendarai mobil atau menjalankan mesin yang bisa
membahayakan jika mereka memakai obat yang mengandung
antihistamin.
Efek samping yang paling sering adalah rasa ngantuk, pusing ,
letih, dan gangguan koordinasi bisa juga timbul ruam kulit dan
gejalagejala antikolinergik, seperti mulut kerinhg, retensi urin, pandangan
kabur, dan mengi.
CTM
Klorfeniramin maleat (CTM) merupakan turunan alkilamin yang
bekerja secara kompetitif dengan menghambat reseptor histamine H1 yang
dapat menembus darah otak. CTM merupakan serbuk hablur berwarna
putih dan larut dalam air. CTM digunakan untuk mengurangi gejala alergi
karena musim atau cuaca, misalnya radang selaput lendir hidung, bersin,
gatal pada mata, hidung dan tenggorokan, dan gejala alergi pada kulit,
seperti pruritik, urtikaria, eksem, dan dermatitis (Tuarissa dkk, 2014).
Loratadine
Loratadine merupakan obat golongan non sedatif antihistamin yang
memiliki rasa pahit. Loratadine digunakan untuk mengurangi gejala-gejala
alergi sperti hidung berair, mata gatal atau berair, bersin-bersin, dan
29
urtikaria kronis. Obat ini diabsorpsi di bagian proksimal saiuran
pencernaan serta memiliki efek samping yang sedikit. Cara kerja obat
loratadine yaitu mengikat secara selektif pada reseptor H1 pariferal dengan
afinitas yang rendah pada reseptor H1-otak. Loratadine ini mempunyai
sifat antikoligernik pada dosis terapi (Eryani dkk, 2014).
Cetirizin
Cetirizine adalah salah satu obat golongan antihistamin. Cetirizine
biasanya digunakan untuk mengobati gejala-gejala alergi, seperti hidung
tersumbar, mata berair, bersin-bersin atau flu, hidung gatal, serta merah-
merah pada kulit. Mekanisme kerja cetirizine yaitu metabolit aktif dan
hidriksizin dengan kerja kuat dan panjang. Metupakan antihistamin
selektif, antagonis reseptor H1 pariferal dengan efek sedativ yang rendah
pada dosis aktif farmakologi dan mempunyai sifat tambahan sebagai anti
alergi. Cetirizine menghambat pelepasan histamine pada fase awal dan
mengurangi migrasi sel inflamasi (Wirastuti, 2017).
2.4.3 Analgesik
Analgesik adalah obat yang selektif mengurangi rasa sakit dengan
bertindak dalam system saraf pusat atau pada menkanisme nyeri tanpa
mengubah kesadaran. Analgesik menghilangkan rasa sakit, tanpa
mempengaruhi penyebabnya. Nyeri merupakan sensai yang
mengindikasikan bahwa tubuh sedang mengalami kerusakan jaringan,
inflamasi, atau kelainan yang lebih berat seperti disfungsi system saraf.
Oleh karena itu nyeri sering disebut sebagia alarm untuk melindungi tubuh
30
dari keruskan jaringan yang lebih parah. Rasa nyeri seringkali
menyebabkan rasa tidak nyaman seperti rasa tertusuk, rasa terbakar, ras
kesetrum, dan lainnya sehingga menggangu kualitas hidup pasien atau
orang yang mengalami nyeri (Chandra, 2016).
Golongan obat Analgesik dibagi lagi menjadi dua jenis yaitu,
analgesik opioid dan analgesik non-opioid. Obat-obatan ini bekerja dengan
memblokade rasa nyeri di system saraf. Contoh analgesik opioid yaitu
morfin dan analagesik non-opioid yaitu aspirin dan asam mefenamat.
2.4.4 Antipiretik
Antiperik disebut juga dengan penurun demam. Demam sering
dialami anak-anak maupu orang dewasa. Demam adalah peningkatan
suhu tubuh di atas normal, dimana suhu tubuh normal berkisar antara 36,50
-37,20 C. Tanda dan gejala yang menyertai demam biasanya berupa
menggigil, nyeri otot, dehidrasi dan kelemahan umum. Demam dapat di
turunkan dengan menggunakan obat penurun demam atau antipiretik
seperti paracetamol. Contohnya aspirin, ibuprofen, dan paracetamol
(Jansen dkk, 2015).
2.4.5 Antiemetik
Mual adalah sensasi subyektif yang tidak menyenangkan dengan
perasaan ingin muntah. Mual biasanya diikuti dengan muntah tetapi tidak
selalu akan menjadi muntah, walaupun mual dan muntah terjadi melalui
jalur saraf yang sama. Mual sering disertai dengan keringat dingin, pucat
meskupun tidak selalu disertai muntah. Obat-obatan ini untuk
31
menghilangkan rasa mual. Antiemetik bekerja dengan menekan rasa mual
di system syaraf.Contohnya Dimenhidrinat, yang biasa digunakan untuk
mencegah rasa mual sebelum bepergian dengan kendaraan, serta golongan
Metocloperamide HCL (Putri, 2016).
2.4.6 Antiinflamasi
Inflamasi atau radang merupakan indkator dari system kekebalan
tubuh untuk melawan suatu penyakit, berfungsi menghancurkan,
mengurangi jaringan yang cedera.Biasanya masyarakat menyebutnya
antiradang. Memiliki mekanisme kerja yang sama dengan analgesik dan
antipiretik.Contoh obat yang memiliki efek antiinflamasi adalah ibuprofen,
sedangkan obat yang memiliki antiinflamasi tinggi yaitu Natrium
diklofenak.
2.5 Apotek
2.5.1 Definisi Apotek
Menurut Peraturan Pemerintah No.51 Tahun 2009 Apotek merupakan
suatu tempat atau terminal distribusi obat perbekalan farmasi yang dikelola
oleh apoteker sesuai standard an etika kefarmasian. (Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 51 Tahun 2009 Tentang Pekerjaan
Kefarmasian 2009). Yang dimaksud pekerjaan kefarmasian diantaranya
pengadaan obat, penyimpanan obat, pembuatan sediaan obat, peracikan,
penyaluran dan penyerahan perbekalan farmasi serta memberikam
informasi kepada masyarkat mengenai perbekalan kefarmasian yang terdiri
dari obat, bahan obat, obat tradisional, alat kesehatan dan kosmetik. Tidak
32
hanya menjalankan pekerjaan kefarmasian tetapi tugas pokok dan fungsi
apotek juga harus dijalankan dengan sebaik-baiknya sesuai dengan standar
prosedur yang telah ditetapkan.
2.5.2 Tugas dan Fungsi Apotek
Berdasarkan PP No.51 Tahun 2009, tugas dan fungsi apotek adalah
1. Tempat pengabdian profesi seorang apoteker yang telah mengucapkan
sumpah jabatan apoteker.
2. Sarana yang digunakan untuk melakukan pekerjaan kefarmasian
3. Sarana yang digunakan untuk memproduksi dan distribusi sediaan
farmasi antara lain obat, bahan baku obat, obat tradisional dan kosmetik.
4. Saran pembuatan dan pengendalian mutu sediaan farmasi, pengamanan,
pengadaan, penyimpanan, dan pendistribusian atau penyaluran obat.
Pengelolaan obat, pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan informasi
obat, serta pengembangan obat, bahan obat, dan obat tradisional (
Anonim 2010 )
2.5.3 Persyaratan Apotek
Syarat pendirian apotik menurut PP No. 51 Tahun 2010
1. Salinan / Fc SIK atau SP
2. Salinan /Fc KTP dan surat peryataan tempat tinggal secara nyata
3. Salinan / Fc denah baguna surat yang menyatakan status bangunan
dalam bentuk akte hak milik /sewa/ kontrak
4. Daftar AA mencantumkan nama, alamat, tahun lulus dan SIK
5. Asli dan salinan / FC daftar terperinci alat perlengkapan apotik
33
6. Surat pernyataan APA tidak bekerja pada perusahaan farmasi dan tidak
menjadi APA di apotik lain
7. Asli dan salinan / FC Surat Izin atas bagi PNS, Anggota ABRI dan
pegawai instansi pemerintah lainnya .
8. Akte perjanjian kerjsama APA dan PSA
9. Surat peryataan PSA tidak terlibat pelanggaran Per UU farmasi
10. NPWP
11. Rekomendasi ISFI
Menurut KepMenKes RI No.1332/Menkes/SK/X/2002, disebutkan bahwa
persyaratan-persyaratan apotek adalah sebagai berikut:
1. Untuk mendapatkan izin apotek, apoteker atau apoteker yang bekerjasama
dengan pemilik sarana yang telah memenuhi persyaratan harus siap dengan
tempat, perlengkapan termasuk sediaan farmasi dan perbekalan farmasi
yang lain yang merupakan milik sendiri atau milik pihak lain.
2. Sarana apotek dapat didirikan pada lokasi yang sama dengan pelayanan
komoditi yang lain di luar sediaan farmasi.
3. Apotek dapat melakukan kegiatan pelayanan komoditi yang lain di luar
sediaan farmasi.
4. Lokasi dan Tempat, Jarak antara apotek tidak lagi dipersyaratkan, namun
sebaiknya tetap mempertimbangkan segi penyebaran dan pemerataan
pelayanan kesehatan, jumlah penduduk, dan kemampuan daya beli
penduduk di sekitar lokasi apotek, kesehatan lingkungan, keamanan dan
mudah dijangkau masyarakat dengan kendaraan.
34
5. Bangunan dan Kelengkapan, Bangunan apotek harus mempunyai luas dan
memenuhi persyaratan yang cukup, serta memenuhi persyaratan teknis
sehingga dapat menjamin kelancaran pelaksanaan tugas dan fungsi apotek
serta memelihara mutu perbekalan kesehatan di bidang farmasi. Bangunan
apotek sekurang-kurangnya terdiri dari : ruang tunggu, ruang administrasi
dan ruang kerja apoteker, ruang penyimpanan obat, ruang peracikan dan
penyerahan obat, tempat pencucian obat, kamar mandi dan toilet. Bangunan
apotek juga harus dilengkapi dengan : Sumber air yang memenuhi syarat
kesehatan, penerangan yang baik, Alat pemadam kebakaran yang befungsi
baik, Ventilasi dan sistem sanitasi yang baik dan memenuhi syarat higienis,
Papan nama yang memuat nama apotek, nama APA, nomor SIA, alamat
apotek, nomor telepon apotek. Perlengkapan Apotek, Apotek harus
memiliki perlengkapan, antara lain: Alat pembuangan, pengolahan dan
peracikan seperti timbangan, mortir, gelas ukur dll.
6. Perlengkapan dan alat penyimpanan, dan perbekalan farmasi, seperti lemari
obat dan lemari pendingin. Wadah pengemas dan pembungkus, etiket dan
plastik pengemas. Tempat penyimpanan khusus narkotika, psikotropika dan
bahan beracun. Buku standar Farmakope Indonesia, ISO, MIMS, DPHO,
serta kumpulan peraturan per-UU yang berhubungan dengan apotek. Alat
administrasi, seperti blanko pesanan obat, faktur, kwitansi, salinan resep dan
lain-lain.
35
2.5.4 Personalia Apotek
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI No.
1332/MENKES/SK/X/2002, personil apotek dapat terdiri dari :
1. Apoteker Pengelola Apotek (APA), yaitu Apoteker yang telah memiliki
Surat Izin Apotek (SIA)
2. Apoteker Pendamping adalah Apoteker yang bekerja di Apotek di
samping Apoteker Pengelola Apotek dan atau menggantikan pada jam-
jam tertentu pada hari buka Apotek.
3. Apoteker Pengganti adalah apoteker yang menggantikan Apoteker
Pengelola Apotek selama Apoteker Pengelola Apotek tersebut tidak
berada ditempat lebih dari 3 (tiga bulan) secara terus-menerus, telah
memiliki Surat Izin Kerja dan tidak bertindak sebagai Apoteker
Pengelola Apotek di Apotek lain.
4. Asisten Apoteker adalah mereka yang berdasarkan peraturan perundang-
undangan berhak melakukan pekerjaan kefarmasian sebagai Asisten
Apoteker
5. Juru resep adalah petugas yang membantu pekerjaan asisten apoteker,
namun keberadaannya tidak harus ada, tergantung keperluan apotek itu
sendiri.
6. Kasir adalah orang yang bertugas menerima uang, mencatat penerimaan
dan pengeluaran uang.
36
7. Pegawai tata usaha adalah petugas yang melaksanakan administrasi
apotekdan membuat laporan pembelian, penjualan, penyimpanan dan
keuangan apotek.
2.5.5 Tata Cara Pendirian Apotek
1. Menunjuk salah satu apoteker sebagai penanggung jawab apotek
2. Permohonan izin apotek diajukan kepada Kepala Kantor Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota.
3. Memenuhi persyaratan yang diminta dalam mendirikan apotek.
Perlengkapan termasuk sediaan farmasi dan perbekalan farmasi yang lain
yang merupakan milik sendiri atau milik pihak lain.
4. Lokasi dan Tempat mempertimbangkan segi penyebaran dan pemerataan
pelayanan kesehatan, jumlah penduduk, dan kemampuan daya beli
penduduk di sekitar lokasi apotek, kesehatan lingkungan, keamanan dan
mudah dijangkau masyarakat dengan kendaraan.
5. Bangunan dan Kelengkapan mempunyai luas dan memenuhi persyaratan
yang cukup. Bangunan apotek sekurang-kurangnya terdiri dari : ruang
tunggu, ruang administrasi dan ruang kerja apoteker, ruang penyimpanan
obat, ruang peracikan dan penyerahan obat, tempat pencucian obat,
kamar mandi dan toilet, penerangan yang baik, Alat pemadam kebakaran
yang befungsi baik, ventilasi dan sistem sanitasi yang baik dan
memenuhi syarat higienis
6. Papan nama yang memuat nama apotek, nama APA, nomor SIA, alamat
apotek, nomor telepon apotek. Perlengkapan Apotek, Apotek harus
37
memiliki perlengkapan, antara lain: Alat pembuangan, pengolahan dan
peracikan seperti timbangan, mortir, stamper, blander, gelas ukur dll.
7. Perlengkapan dan alat penyimpanan, dan perbekalan farmasi, seperti
lemari obat dan lemari pendingin. Wadah pengemas dan pembungkus,
etiket dan plastik pengemas.
8. Tempat penyimpanan obat bebas, bebas terbatas, obat keras,
penyimpanan khusus narkotika, psikotropika dan bahan beracun. Buku
standar Farmakope Indonesia, ISO, MIMS, DPHO, serta kumpulan
peraturan per-UU yang berhubungan dengan apotek. Alat administrasi,
seperti blanko pesanan obat, faktur, kwitansi, salinan resep dan lain-lain.
2.5.6 Lokasi Apotek
Lokasi dan Tempat, Jarak antara apotek tidak lagi dipersyaratkan,
namun sebaiknya tetap mempertimbangkan segi penyebaran dan
pemerataan pelayanan kesehatan, jumlah penduduk, dan kemampuan
daya beli penduduk di sekitar lokasi apotek, kesehatan lingkungan,
keamanan dan mudah dijangkau masyarakat dengan kendaraan.
2.5.7 Sarana, Perlengkapan dan Ruangan Apotek
Sarana apotek dapat didirikan pada lokasi yang sama dengan
pelayanan komoditi yang lain di luar sediaan farmasi. Bangunan ini juga
harus dilengkapi dengan : Sumber air yang memenuhi syarat kesehatan,
penerangan yang baik, Alat pemadam kebakaran yang befungsi baik,
Ventilasi dan sistem sanitasi yang baik dan memenuhi syarat higienis.
Perlengkapan dan alat penyimpanan, dan perbekalan farmasi, seperti
38
lemari obat dan lemari pendingin.Wadah pengemas dan pembungkus,
etiket dan plastik pengemas.
Tempat penyimpanan khusus narkotika, psikotropika, dan bahan
bercun. Buku stanadar Farmakope Indonesia, ISO, MIMS, serta
kumpulan peraturan perundang-undangan yang berhubungan dengan
apotek. Alat administrasi, seperti blanko pesenan obat, faktur, kwitansi,
salinan resep dan lain-lain.
Bangunan apotek harus mempunyai luas dan memenuhi
persyaratan yang cukup, serta memenuhi persyaratan teknis sehingga
dapat menjamin kelancaran pelaksanaan tugas dan fungsi apotek serta
memelihara mutu perbekalan kesehatan di bidang farmasi. Bangunan
apotek sekurang-kurangnya terdiri dari : ruang tunggu, ruang
administrasi dan ruang kerja apoteker, ruang penyimpanan obat, ruang
peracikan dan penyerahan obat, tempat pencucian obat, kamar mandi dan
toilet.
2.6 Sejarah Apotek Kemala
Apotek Kemala berdiri pada tanggal 8 Mei 2000. Apotek ini pada
awalnya berdiri dikelola oleh Nunung Nurhasanah S.Farm,Apt. Apotek
Kemala merupakan salah satu sarana pelayanan kesehatan khususnya di
bidang kefarmasian yang berorientasi pada pasien atau mengutamakan
kepuasaan pasien dengan professional.
39
2.6.1 Visi Apotek Kemala
Visi dari Apotek Kemala adalah memenuhi kebutuhan masyarakat
akan sediaan perbekalan farmasi yang bermutu atau berkualitas dengan
tujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakatdan sebagai
tempat pengabdian profesi apotek.
2.6.2 Misi Apotek Kemala
Memberikan pelayanan kefarmasian dan informasi tentang
kesehatan khususnya obat, yang berorientasi pada pasien dan
menginformasi peran Apotek dan Apoteker kepada masyarakat.
2.7 Kerangka Teori
Kerangka Teori adalah hubungan antar konsep berdasarkan studi
empiris. Kerangka toeri harus berdasarkan teori asal /grand theory.
Gambar 2.1 Kerangka Teori (Putri, 2013)
Gambaran stok obat
generik
Secara khusus
Proses fisiologi dan biokimis
Menurut undang-undang
Menurut cara kerjanya
Menurut cara penggunaanya
Menurut kegunaanya
Menurut bentuk sediaan
Penggolongan obat
40
2.8 Kerangka Konsep
Kerangka Konsep adalah hubungan antara konsep yang dibangun
berdasarkan hasil-hasil studi empiris terdahulu sebagai pedoman dalam
melakukan penelitianKonsep merupakan abstraksi yang terbentuk oleh
generalisasi dari hal-hal yang khusus.Oleh karena konsep merupakan
abstraksi, maka konsep tidak dapat langsung diamati atau diukur. Konsep
hanya dapat diamati dan diukur melalui konstruk yang dikenal dengan istilah
variabel
Gambar 2.2 Kerangka Konsep
Gambaran stok obat generik
Penggolongan obat
Berdasarkan
bentuk sediaan
Berdasarkan jenis
obat
Padat Seten
gah
padat
Cair Gas Antiinfeksi
Antihistamin
Analgetik
Antipretik
Antiinflamasi
Antiemetik
41
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Ruang Lingkup Penelitian
a. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kefarmasian non eksperimental
khususnya pada bidang farmasi sosial.
b. Ruang Lingkup Tempat
Penelitian ini dilakukan di Apotek Kemala jalan Garuda No.63 Babakan
Kecamatan Kramat Kabupaten Tegal.
c. Ruang Lingkup Waktu
Pengambilan data dilakukan pada bulan Oktober 2018.
3.2 Rancangan dan Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan
menggunakan pendekatan kuantitatif. Dimana Penelitian kuantitatif
adalah suatu proses menemukan pengetahuan yang menggunakan data
berupa angka sebagai alat menganalisis keterangan mengenai apa yang
ingin diketahui dalam bukunya (Kasiram, 2008). Penelitian kuantitatif
lebih menekankan pada penggunaan angka-angka yang membuatnya
menjadi lebih mendetail dan lebih jelas. Selain itu penggunaan tabel,
grafik, dan juga diagram sangat memudahkan untuk dibaca.
42
3.3 Populasi, Sampel dan Teknik Sampling
3.3.1 Populasi
Populasi adalah objek yang secara keseluruhan digunakan untuk
penelitian. Jadi apabila ada seseorang yang hendak meneliti semua
karakteristik dan elemen dalam suatu wilayah penelitian, tentu saja
penelitian tersebut temasuk dalam penelitian populasi (Imron, 2009).
Populasi dalam penelitian ini adalah semua obat generik yang ada di
Apotek Kemala pada tahun 2017.
3.3.2. Sampel
Sampel adalah bagian atau jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi tersebut. Missal karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu,
maka peneliti akan mengambil sampel dari populasi itu. Apa yang
dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan diberlakukan untuk
populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul
representative (Perwitasari, 2010). Sampel yang akan digunakan adalah
obat generik di Apotek Kemala pada tahun 2017.
3.3.3 Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel yaitu dengan metode total sampling,
karna dalam penelitian ini mengambil semua obat generik yang ada di
Apotek Kemala pada tahun 2017.
3.4 Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini adalah gambaran stok obat generik
yang ada di apotek kemala selama tahun 2017.
43
3.5 Definisi Operasional
Tabel 3.1 : Definisi Operasional
Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Alat Ukur
Gambaran
obat generik
Obat generik adalah obat
dengan nama resmi yang
ditetapkan dalam
Farmakope Indonesia.
Ada dua jenis obat
generik, yaitu obat
generik bermerek dagang
dan obat generik berlogo
yang dipasarkan dengan
merek kandungan zat
aktifnya.
Data
dokumen
Data
sekunder
Berdasarkan
bentuk
-Bentuk padat : tablet,
serbuk, pil, kapsul, dan
suppositoria
-Bentuk setengah padat:
krim, pasta, gel
-Bentuk cair: solutions,
suspensi,guttae, injeksi,
sirup, elixir
-Bentuk gas: inhalasi,
dan aerosol
Data
dokumen
Data
sekunder
Berdasarkan jenis obat
Antiinfeksi, analgesik, antipiretik, antiemetik,
antiinflamasi dan
antihistamin
Data dokumen
Data sekunder
3.6 Jenis dan Sumber Data
3.6.1 Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
sekunder yang berupa stok opname obat generik pada tahun 2017. Data
sekunder sendiri merupakan sumber data yang diperoleh melalui media
44
perantara atau secara tidak langsung yang berupa buku, catatan, bukti yang
telah ada, atau arsip baik yang dipublikasikan maupun yang tidak
dipublikasikan secara umum.
3.6.2 Sumber Data
Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah data-
data yang diperoleh dari dokumen yang berhubungan dengan
ketersediaannya obat generik, misalnya stok opnam obat generik di apotek
kemala selama 2017.
3.7 Analisa Data
Tahapan analisis data secara manual adalahsebagaiberikut:
Editing ( Penyuntingan data ) data yang sudah diperoleh melalui
wawancara dengan kuesioner atau alat ukur rmaupun teknik
pengambilan data lainnya disunting apakah lengkap dan dapat
menjawab pertanyaan penelitian dan atau memenuhi syarat untuk
menguji hipotesis. Jika tidak lengkap, maka peneliti harus turun
kelapangan lagi dan melakukan pendataan ulang agar datanya
lengkap.
Coding ( Membuat lembaran kode ) lembaran atau kartu kode
berupa format yang terdiri dari tabel yang dibuat sesuai dengan
data yang diambil dari alat ukur yang digunakan.
45
3.8 Etika Penelitian
Peniliti sudah mendapat rekomendasi dari Politeknik Harapan
Bersama Tegal Prodi Farmasi dan permintaan izin kepada pihak yang
bersangkutan sebagai subjek penelitian. Etika penelitian ini meliputi :
1. Confidentialy ( Kerahasiaan )
Kerahasiaan informasi dijamin oleh peneliti hanya kelompok
data tertentu yang akan disajikan sebagai hasil riset.
46
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Apotek Kemala Kecamatan Kramat Kabupaten Tegal
Penelitian ini dilakukan di Apotek Kemala Kecamatan Kramat
Kabupaten Tegal, merupakan salah satu Apotek yamg berada didaerah
Babakan. Penyelenggaraan pelayanan kefarmasian di Apotek Kemala di
laksanakan oleh 1 orang Apoteker sebagai Penanggungjawab Apotek,
yang di bantu oleh 1 Asisten Apoteker dan tenaga yang lainnya. Sarana
yang diperlukan untuk menunjang pelayanan kefarmasian di Apotek
Kemala meliputi ruang penyimpanan obat dan arsip.
Pelayanan kefarmasian di apotek ini telah bergeser orientasinya
dari obat ke pasien yang mengacu pada Phamaceutical Care. Kegiatan
pelayanan kefarmasian yang semula hanya berfokus pada pengelolaan obat
sebagai komoditi menjadi pelayanan yang komprehensif yang bertujuan
untuk meningkatkan kualitas hidup pasien.
4.2 Lembar Resep yang Mengandung Obat Generik tahun 2017
Resep merupakan permintaan tertulis seorang dokter, dokter gigi
atau dokter hewan yang diberi ijin berdasarkan peraturan perundang-
undangan yang berlaku kepada apoteker penegelola apotek untuk
menyediakan dan menyerahkan obat-obata bagi penderita.
47
Tabel 4.1 : Resep Obat Generik
No Bulan Jumlah resep obat generik
1. Januari 22 item obat generik
2. Februari 24 item obat generik
3. Maret 13 item obat generik
4. April 14 item obat generik
5. Mei 8 item obat generik
6. Juni 19 item obat generik
7. Juli 18 item obat generik
8. Agustus 26 item obat generik
9. September 20 item obat generik
10. Oktober 20 item obat generik
11. November 17 item obat generik
12. Desember 14 item obat generik
Sumber : data laporan di Apotek Kemala
Dari hasil penelitian diketahui bahwa resep yang mengandung
obat generik di Apotek Kemala paling banyak yaitu pada bulan Agustus
yaitu sejumlah 24 item obat generik. Dan yang paling sedikit pada bulan
Mei yaitu sejumlah 8 item obat generi. Tujuan diukurnya jumlah obat
generik yang dipakai adalah untuk mengukur tingkat ketersediaan obat
generik di Apotek Kemala.
4.3 Stok Obat Generik di Apotek Kemala
Ketersediaan stok obat sangat penting berhubungan erat dengan
mutu pelayanan. Ketersediaan obat merupakan pilar utama dalam
mencapai kepuasan pasien, dokter, tenaga kefarmasian. Ketersediaan obat
yang baik membuat anggaran belanja semakin efisien dan efektif.
48
Tabel 4.2 : Stok Obat Generik
No Stok Obat Generik Jumlah di tahun 2017
1. Obat Generik 101 Obat Generik
Sumber : Data laporan di ApotekKemala
Dari hasil penelitian tingkat stok obat generik di Apotek Kemala
yaitu ada 101 item obat generik yang tersedia selama tahun 2017. Peneliti
hanya menggambarkan tingkat obat generik yang ada di Apotek Kemala
selama satu tahun. Data utama yang digunakan sebagai dasar apabila
merencanakan kebutuhan obat diantaranya adalah pemakaian obat pada
bulan sebelumnya, jumlah kunjungan di Apotek, stok obat yang ada dan
dana. Sumber data tersebut berasal dari hasil pencatatan pemakaian obat
harian, bulanan, dan tahunan. Sedangkan penentuan jumlah obat
berdasarkan pemakaian rata-rata per bulan di tambah stok cadangan.
4.4 Bentuk Sediaan Obat Generik yang Digunakan
Bentuk sediaan obat erat kaitannya dengan rute pemberian obat.
Pemberian obat melalui jalur manapun terkait dengan ketersediaan obat
dalam darah sehingga mempengaruhi efektivitas obat.
49
Tabel4.3 : Bentuk Sediaan Obat
No Bentuk Sediaan Jumlah
1. Tablet 69 item
2. Kapsul 11 item
3. Tetes Mata -
4. Tetes Telinga -
5. Salep Kulit 6 item
6. Salep Mata 1 item
7. Kaplet 8 item
8. Sirup 3 item
9. Suspensi 2 item
10. Suppositoria 1 item
TOTAL 101 item
Sumber : Data laporan di Apotek Kemala
Tabel = 69
101 x100% = 68,3%
Kapsul = 11
101 x100% = 10,8%
Salep Kulit =6
101x100% = 5,9%
Salep Mata = 1
101x 100% = 0,9%
Kaplet= 8
101x100% = 7,9%
Sirup = 3
101x100% = 2,9%
Suspensi = 2
101x100% = 1,9%
Suppositoria = 1
101x100% = 0,9 %
50
Dari data tabel 4.2 maka ada 101 item obat generik dengan bentuk
sediaan obat yang ada di Apotek Kemala. Dari 101 jenis macam obat
generik terbagi menjadi 10 bagian bentuk sediaan. Data penggunaan obat
generik yang paling sering digunakan berdasarkan bentuk sediaan yaitu
Tablet 69 macam obat dengan hasil persentase 68,3 % karena dari sekian
macam bentuk sediaan obat generik, tablet merupakan bentuk sediaan
yang sering digunakan karena penggunaan yang lebih efektif. Kapsul
sebanyak 11 macam obat dengan hasil persentase 10,8% karena kapsul
dapat menutupi rasa dan bau obat yang tidak enak juga bentuknya yang
lebih praktis dan menarik. Kaplet sebanyak 8 macam obat hasil persentase
7,9% karena kaplet mungkin mudah digunakan untuk pengobatan
tersendiri dengan bantuan segelas air.Salep kulit 6 macam obat hasil
persentase 5,9% karena salep kulit merupakan bentuk sediaan semi padat
yang mudah dioleskan dan digunakan sebagai obat luar. Sirup sebanyak 3
macam obat dengan hasil persentase 2,9% karena volume sirup dan bentuk
larutan lebih besar dan ada yang sukar ditutupi rasa dan baunya. Suspensi
2 macam obat hasil persentase 1,9% karena susupensi alirannya terlalu
kental menyebabkan sediaan sulit untuk dituang.Salep mata 1 macam obat
dengan hasil persentase 0,9%karena pembuatan salep mata harus diberikan
pehatian khusus.sediaan dibuat dari bahan yang sudah disterilkan dengan
perlakuan aseptik yang ketat serta memenuhi syarta uji sterilitas. Dan
suppositoria sebanyak 1 macam obat dengan hasil persentase 0,9% karena
obat suppositoria jarang diminati dan penggunaannya susah. Dari hasil
51
data tersebut bentuk sediaan obat generik yang sering digunakan di Apotek
Kemala adalah tablet dengan jumlah 69 macam obat, karena pasien di
Apotek Kemala umumnya pasien yang berumur 12 tahun keatas.
Bentuk sediaan tablet umumnya lebih dapat di terima oleh
masyarakat karena penggunaannya lebih mudah dan harganya lebih
murah. Namun sediaan peroral belum tentu sesuai dengan kondisi pasien.
Tujuan penggunaan antibiotik dalam bentuk sediaan tablet, kapsul yaitu
untuk pasien usia 6 tahun keatas, sedangkan sirup untuk bayi dan anak-
anak. Beberapa antibiotik tersedia dalam bentuk topikal. Penggunaan
antibiotik secara topikal memiliki beberapa keuntunganya itu dapat
menghindari toksisitas dan efek samping sistemik, mengurangi resistensi
bakteri terhadap antibiotik, kosentrasi antibiotik terpusat pada lokasi
infeksi.
4.5 Jenis Obat Generik Berdasarkan Indikasinya
Tabel 4.4 : jenis Obat
No Jenis obat Macam obat Golongan obat Contoh obat
1. Antiinfeksi 1.Antibiotik Penicillin 1.Amoxicillin
2.Ampicillin
Kuinolon 1.Ciprofloxacin
2.Ofloxacin
3.Levoflpxacin
Aminoglikosida 1.Gentamicin
Makrolida 1.Spiramycin
Sefalosporin 1.cefadroxyl
2.Cefixime
52
Jenis obat Macam
obat
Golongan obat Contoh obat
Tetrasiklin 1.Tetrasiklin
2.Doxycycline
3.Oxytetrasikli
Antimikroba 1.Clindamycin
2.Metrinodazole
3.Cotrimoxazole
4.Lincomycin
Chloramphenicol 1.Chloramphenicol
2.Antifung
i
Golongan
penghambat
Pembentukan
Membran Sel
1.Ketoconazole
2.Miconazole
Golongan
Penghambat
Pembentukan
Dinding Sel
-
Golongan
Penghambat
Metabolisme
Asam Nukleat
Intraseluler
1.Griseofulvin
2. Antihistamin - - 1.CTM
2.Cetirizine
3.Loratadin
3. Analgetik - - 1.Antalgin
2.Asam Mefenamat
3.Kalium Diclofenak
4.Meloxicam
5.Natrium
Diklofenak
6.Piroxicam
4. Antipiretik - - 1.Ibuprofen
2.Paracetamol
5. Antiemetik - - 1.Domperidone
2.Ondansetron
6. Antiinflamasi - - 1.Dexamethasone
2.Methylprednisolon
3.Prednisone
4.Betamethason
5.Hidrokortisone
Sumber : Data Laporan di Apotek Kemala
53
4.5.1 Antiinfeksi
Antiinfeksi merupakan senyawa yang digunakan untuk pengobatan
penyakit infeksi yang disebabkan oleh spesies tertentu (serangga,
metazoan, protozoa, bakteri, dan virus). Penyakit infeksi yang disebabkan
oleh bakteri patogen yang masuk kedalam tubuh, berkembang biak dan
menimbulkan penyakit. Penyakit infeksi biasanya bnayk terdapat di daerah
tropis seperti Indonesia, bahkanada yang bersifat endemik menetap berada
dalam masyrakat pada suatu tempat atau populasi tertentu. Salah satu
bakteri yang sering menyebabkan infeksi adalah Staphylococcus aureus.
Staphylococcus aureus dapat menyebabkan terjadinya berbagai jenis
infeksi mulai dari infeksi ringan, keracunan makanan sampai dengan
infeksi sistemik
Daridata tabel 4.4 hasil yang didapat diketahui bahwa Apotek Kemala
mempunyai Antibiotik dengan golongan seperti Penicillin, Kuinolon,
Aminoglikosida, Makrolida, Sefalosporin, Tetrasiklin, Antimikroba dan
Chloramphenicol. Sedangkan Antifungi sendiri mempunyai golongan
seperti Golongan Penghambat Pembentukan Membran Sel, Golongan
Penghambat Pembentukan Dinding Sel, dan Golongan Penghambat
Metabolisme Asam Nukleat Intraseluler.
54
Antibiotik
Penicillin merupakan golongan antibiotik b-laktam yang memiliki
nilai komersial tinggi karena digunakan secara luas untuk memproduksi
antibiotik semisintetik lain. Serta mempunyai kemampuan mengatasi
infeksi yang disebabkan oleh bakteri. Contoh obat golongan penicillin
adalah amoxicillin dan ampicillin.
kuinolon adalah antibiotik broad spectrumyang mempunyai
mekanisme menghambat sistensis asam nukleat. Obat yang termasuk
golongan kuinolon adalah ciprofloxacin, ofloksasin, dan levofloksasin.
Aminoglikosida adalah salah satu antibiotik pilihan untuk
menangani infeksi serius. Mekanisme kerja aminoglikosida yaitu
berpenetrasi pada dinding bakteri dan mengikatkan diri pada ribosom
dalam sel. Aminoglikosida yang bermuatan kation positif akan berikatan
secara pasif dengan membrane luar dinding kuman gram negative yang
mengandung muatan negatif. Contoh obat golongan aminoglikosida yaitu
gentamicin.
Makrolida merupakan antibiotik yang mempengaruhi sintesis
protein bakteri dengan cra berikatan dengan ribosom sehingga
mengahambat translokasi peptide. Makrolida aktif terhadap bakteri gram
positif, tetapi juga dapat menghambat beberapa Enterococcus dan
kumangram postif. Sebagian besar gram negative aerob resisten terhadap
makrolida. Contoh obat golongan makrolidan yaitu spiramycin.
55
Sefalosporin merupakan antibiotik golongan b- lactam yang paling
banyak digunakan di dunia dan secara klinis aktif terhadap bakteri gram
positif dan gram negatif. Sefalosporin mempunyai spectrum kerja yang
luas dibandingkan obat golongan penisilin. Mekanisme kerja sefalosporin
menghambat enzim transpeptidase, enzim yang berperan dalam tahap
akhir sintesis lapisan peptideglikan dinding sel bakteri. Contoh obat
golongan sefalosporin adalah cefadroxyl, cefixime.
Tetrasiklin adalah antibiotik bakteriostatik berspektrum luas yang
menghambat sistensi protein. Tetrasiklin bekerja aktif terhadap banyaknya
bakteri gram positif dan gram negative. Termasuk bakteri anaerob,
riketsia, klamidia, mikroplasma, dan terdapat beberapa protozoa, misalnya
amoeba. Tetrasiklin bekerja dengan menghalangi penambahan asam amino
baru pada rantai peptida yang sedang terbentuk, biasanya bersifat
menghambat atau membunuh bakteri gram positif dan gram negatif
.contoh obat golongan tetrasiklin yaitu doxycycline dan oxytetracycline.
Antimikroba adalah zat-zat kimia yang dihasilkan oleh fungi dan
bakteri, zat tersebut memiliki khasiat atau kemampuan untuk mematikan
atau menghambat pertumbuhan kuman sedangkan toksisitas terhadap
manusia relative kecil. Mekanisme kerja antimikroba yaitu menhambat
metabolisme sel, menghambat sintesis protein, menghambat sintesis
dinding sel , dan merusak asam nukleat dan protein. Antimikroba
digolongkan menjadi beberapa kelas berdasarkan kemiripan
farmakofornya. Tiap kelas dan subkelas obat antimikroba memiliki
56
spectrum. Antimikroba spectrum sempit hanya efektif terhadap jenis
mikroba tertentu saja, sehingga sering digunakan sebagai terapi lini
pertama. Antimikroba dengan spectrum luas dapat mencakup jenis
mikroba lebih banyak, sehingga penggunaannya harus dibatasi untuk
kasus-kasus infeksi berat. Contoh obat golongan antimikroba yaitu
clindamycin, metronidazole, dan cotrimoxazole.
Chloramphenicol merupakan salah satu obat golongan antibiotik
yang digunakan untuk mengobati infeksi serius yang disebabkan oleh
bakteri. Chloramphenicol umumnya digunakan untuk kasus infeksi bakteri
yang berat, khususnya jika kondisi tersebut tidak mereda dengan
pengobatan lainnya. Obat ini bekerja dengan cara membunuh bakteri yang
menjangkit didalam tubuh dan mencegahnya tumbuh kembali. Contoh
obat golongan Chloramphenicol yaitu Chloramphenicol.
Anti Fungi
Jamur (fungi) adalah mikroorganisme yang termasuk golongan
eukariotik dan tidak termasuk golongan tumbuhan. Jamur dapat
menyebabkan terjadinya infeksi pada manusia. Salah satu infeksi akibat
jamur dengan insidensi trtinggi yaitu dermatofitosis. Dermatofitosis adalah
suatu infeksi pada jaringan berkeratin (rambut, kulit, dan kuku) yang di
sebabkan karena adanya kolonisasi dari jamur jenis dermatofita. Infeksi
akibat jamur dermatofita dapat ditemukan diseluruh dunia, diperkirakan
20-25% dari populasi dunia telah terinfeksi oleh jamur dermatofita. Salah
satu spesie dermatofita yang paling banyak menginfeksi yaitu
57
Trichophyton mentagrophytes. Yang termasuk golongan antifungi yaitu
golongan penghambat pembentukan membrane sel, golongan penghambat
pembentukan dinding sel dan golongan penghambat metabolisme asam
nukleat intraseluler.
4.5.2 Antihistamin
Antihistamin yang pertama kali digunakan pada awal tahun 1940,
secara klinik berguna sebagai anti-alergi. Antihistamin generasi pertama
merupakan obat yang paling banyak digunakan di dunia dan bermanfaat
untuk meringankan gejala-gejala alergi dan influenza pada bnayak
penderita. Kegunaannya terbatas sebab menumbulkan rasa kantuk karena
antihistamin berikatan dengan reseptor histamine di otak.
Dari hasil data tabel 4.4diketahui bahwa Apotek Kemala mempunyai
jenis obat golongan Antihistamin dengan contoh yang ada di Apotek
yaitu CTM, Cetirizine, Loratadine.
Antihistamin merupakan obat penghambat reseptor histamine.
Senyawa golongan ini bekerja dengan menghambat efek histamine yang
dikeluarkan ke dalam darah. Obat-obat golongan antihistamin ini tidak
memiliki struktur kimia yang dapat dijadikan sebagai acuan dalam
melakukan analisis kualitatif senyawa-senyawa golongan ini.
Antihistamin bekerja secara kompetitif dengan reseptor histamin pada
sel, dengan demikian mencegah kerja histamine pada organ target.
Antihistamin diklasifikasikan sebagai penghambat H1 dan H2 berdsarkan
kemampuan menghambat efek histamine pada jaringan yang reponsif.
58
Contoh obat antihistamin yang ada di Apotek Kemala yaitu CTM,
Cetirizine, Loratadine.
4.5.3Analgesik
Analgesik adalah obat yang selektif mengurangi rasa sakit dengan
bertindak dalam system saraf pusat atau pada mekanisme nyeri tanpa
mengubah kesadaran. Analgesik menghilangkan rasa sakit, tanpa
mempengaruhi penyebabnya. Nyeri merupakan sensasi yang
mengindikasikan bahwa tubuh sedang mengalami kerusakan jaringan,
inflamasi, atau kelainan yang lebih berat seperti disfungsi system saraf.
Dari data tabel 4.4 hasil yang di dapat yaitu untuk golongan
analgetik mempunyai 6 contoh obat analgetik yang ada di Apotek
Kemala. Analgetik sendiri merupakan obat untuk mengurangi rasa sakit
serta nyeri yang diakibatkan oleh rangsangan yang diterima oleh tubuh.
4.5.3 Antipiretik
Antiperik disebut juga dengan penurun demam. Demam sering
dialami anak-anak maupu orang dewasa. Demam adalah peningkatan
suhu tubuh di atas normal, dimana suhu tubuh normal berkisar antara
36,50 -37,20 C. Tanda dan gejala yang menyertai demam biasanya
berupa menggigil, nyeri otot, dehidrasi dan kelemahan umum. Demam
dapat di turunkan dengan menggunakan obat penurun demam atau
antipiretik
59
Dari data tabel 4.4 hasil yang di dapat yaitu Apotek Kemala
mempunyai 2 contoh obat generik antipiretik yaitu Ibuprofen dan
Paracetamol. Obat-obat ini terindikasi mampu meredakan nyeri tanpa
mempengaruhi system saraf pusat atau dengan kata lain
menghilangkan kesadaran. Obat ini juga mampu meredakan berbagai
penyakit seperti demam.
4.5.5 Antiemetik
Mual adalah sensasi subyektif yang tidak menyenangkan
dengan perasaan ingin muntah. Mual biasanya diikuti dengan muntah
tetapi tidak selalu akan menjadi muntah, walaupun mual dan muntah
terjadi melalui jalur saraf yang sama. Mual sering disertai dengan
keringat dingin, pucat meskupun tidak selalu disertai muntah. Obat-
obatan ini untuk menghilangkan rasa mual. Antiemetik bekerja
dengan menekan rasa mual di system syaraf
Dari hasil data tabel 4.4 jenis obat golongan antiemetik
mempunyai 2 contoh obat generik yaitu Domperidone dan
Ondansetron. Obat ini sering di sebut juga obat anti mual atau muntah.
Biasanya di berikan kepada pasien yang mengalami mabuk kendaraan
atau pada saat kehamilan. Cara kerja dari antiemetik adalah dengan
menurangihiperaktifitas atau aktifitas berlebihan.
60
4.5.6 Antiinflamasi
Inflamasi atau radang merupakan indkator dari system
kekebalan tubuh untuk melawan suatu penyakit, berfungsi
menghancurkan, mengurangi jaringan yang cedera. Biasanya
masyarakat menyebutnya antiradang. Memiliki mekanisme kerja yang
sama dengan analgesik dan antipiretik
Dari data tabel 4.4 jenis golongan obat antiinflamasi mempunyai
5 macam obat generik yaitu dexamethasone,
methylprednisolone,Prednison, Betamethasone, dan Hidrokortisone.
Dimana obat-obat ini menimbulkan reaksi radang berupa panas, nyeri,
merah, bengkak, dan disertai gangguan fungsi hati. Penggunaan obat
antiinflamasi hanya akan menghilangkan rasa nyeri yang dihasilkan
ketika tubuh melakukan perbaikan pada sel-sel otot yang mengalami
kerusakan.
61
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
4.6 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa :
Gambaran obat generik di Apotek Kemala Kecamatan Kramat
Kabupaten Tegal yaitu sebanyak 101 item obat generik dengan bentuk
sediaan obat generik yang paling banyak tersedia di Apotek Kemala yaitu
bentuk sediaan Tablet sebanyak 69 macam obat generik, Kapsul sebanyak
11 macam obat generik, Salep Kulit sebanyak 6 macam obat generik,
Salep Mata sebanyak 1 macam obat generik, Kaplet sebanyak 8 macam
obat generik, Sirup sebanyak 3 macam obat generik, Suspensi sebanyak 2
macam obat generik, dan Suppositoria sebanyak 1 macam obat generik
dan berdasarkan penggolongan indikasinya obat generik di Apotek
Kemala meliputi Antiinfeksi, Analgesik, Antipiretik, Antiemetik,
Antiinflamasi, dan Antihistamin.
4.7 Saran
Perlu adanya penelitian lebih mendalam lagi tentang gambaran
obat generik di Apotek dan penambahan jenis obat generik yang lebih
banyak lagi sehingga dapat dijadikan sebagai bahan penelitian yang lebih
luas serta ilmu pengetahuan yang lebih mendalam lagi.
62
DAFTAR PUSTAKA
Stephanus Bimata Dyatmika (last), dan P.Didit Krisnadewara. 2017.
Pengendalian Persediaan Obat Generik Dengan Metode Analisis ABC, Metode
Economic Order Quantity (EOQ), Dan Reorder (ROP) Di Apotek XYZ Tahun
2017.
Syamsuni. 2006. Farmasetikan Dasar Dan Hitungan Farmasi, editor Winny
R,Syarief, S.Si, Apt.Jakart. Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Seine, Netty. 2008. Analisis Kualitatif Beberapa Senyawa Golongan
Antihistamin Melalui Reaksi Warna, Mikrokristal Dan Kromatografi
Lapis Tipis. Sekripsi . Depok : Universitas Indonesia Fakultas Matematika
Dan Ilmu Pengetahuan Alam Departemen Farmasi.
Tuarissa, Sally, Wullur, Adeanne C, Citraningtyas, Gayatri. 2014. Profil
Penggunaan Obat Klorfeniramin Maleat Pada Masyarakat Di Kelurahan
Bailang Dan Kelurahan Karombasan Kota Manado. Jurnal Ilmiah
Farmasi. Manado: Universitas Sam Ratulangi.
Ramadhan, Gilang,.Hanafi, Praptiwi,. Sulistiorini, Ratna. 2017. Perbandingan
Daya Hambat Flukonazole Dengan Mikonazole Terhadap Jamur Candida
albicans Secara In Vitro. Karya Tulis Ilmiah. Semarang : Fakultas
Kedokteran Gigi Universitas Muhammadiyah.
Lubis, Ramona Dumasari. 2008. Pengobatan Dermatomikosis. Skripsi. Sumatra
Utara: Departemen Ilmu Kesehatan Kulit Dan Kelamin Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatra Utara.
Christoper, Woris,. Natalia, Diana,. Rahmayanti, Sari. 2017. Uji Aktivitas Anti
Jamur Ekstrak Etanol Umbi Bawang Dayak (Eleutherine americana(Aubl.)
Merr.Ex K.Heyne.) Terhadap Trichophyton mentagrophytes Secara In
Vitro. Jurnal Kesehatan Andalas. Tanjung Pura: Fakultas Kedokteran
Tanjung Pura.
Suswati, Irma,. Juniarti, Ayu,. 2009. Sensitivitas Sanmonella Typhi Terhadap
Kloramfenikol Dan Seftriakson Di RSUD Dr Soetomo Surabaya Dan Di RSUD Dr. Saiful Anwar Malang Tahun 2008-2009. Jurnal Ilmiah.
Malang: Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang.
63
Sutandhiyo, Silvia,. Alimsardjono, Lindawati,. Wasito, Eddy Bagus. 2018.
Antimikroba Megic Bullet Versus Superbugs. Jurnal Ilmiah. Surabaya:
Fakultas Kedokteran Airlangga.
Putri, Ayuning Mas,. Herawati, Diar,. Kurniaty, Nety. 2015. Pengembangan
Metode Analisis Antibiotik Tetrasiklin Dalam Hati Ayam Menggunakan
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (Kckt).Jurnal Ilmiah. Bandung:
Universtas Islam Bandung.
Martiani, Syarah Zainul Islam,. Nursehah, Eka, Qodariyah,. 2017. Penggunaan
Antibiotik Pada Terapi Community Acquired Pneumonia Di RSUD Pasar
Rebo Dan RSUD Tarakan Di Jakarta Tahun 2014. Jurnal Sains Dan
Teknologi Farmasi Vol.19.No.01. Jakarta: Universitas Muhammadiyah.
Rachman, Saadah D,. Safari, Agus,. Fazli,. Kamara, Dian S,. Sidik, Abubakar,.
Udin, Linar Z,. 2016. Produksi Penisilin Oleh Penicillum chrysogenum
L112 Dengan Variasi Kecepatan Agitasi Pada Fermentor 1 L.
JurnalIlmiah Farmasi. Bandung: Dapartemen Kimia Fakultas Matematika
Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Padjadjaran.
Wirastuty, Yalatri, Reski,. 2017. Uji Perbandingan Sifat Fisik Obat Cetirizine
Generik Antara Produksi Pabrik A, B, Dan C. JF FIK UINAM
Vol.2.No.Makassar: Sekolah Tinggi Kesehatan Nani Hasanuddin
Makassar.
Tabri, Farida,. 2016. Antihistamin H1 Sistemik Pada Pedia Trik Dalam Bidang
Dermatologi. Skripsi. Makassar: Fakultas Kedokteran Universitas
Hasanuddin Makassar.
Eryani, Christianingtyas, Mikhania,. Wikarsa, Saleh,. Soemirtapura, Cahyati,
Yeyet,. 2014. Formulasi Dan Evaluasi Fast Disintegrating Tablet
Loratadin. Jurnal Ilmiah. Bandung: Kelompok Keilmuan Farmasetika
Sekolah Farmasi Institut Teknologi Bandung.
Gunawijaya, Arifin, Fajar,. 2017. Manfaat Penggunaan Antihistamin Generasi
Ketiga. Jurnal Ilmiah. Jalarta: Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti.
69
Lembar Resep yang Mengandung Obat Generik tahun 2017
No Bulan Nama obat Bentuk
sediaan
Jumlah di
tahun 2017
1. Januari Allopurinol 300mg Tablet 1 item
Ambroxol Syrup 1 botol
Betahistinemesylate 6mg Tablet 1 item
Ciprofloxacin 500mg Tablet 1 item
Cefixime 100mg Kapsul 2 item
Clindamycin 300mg Kapsul 1 item
Citicoline 500mg Kaplet 1 item
Glimepiride 2mg Tablet 1 item
Gentamycin 0,1% Salep kuit 2 tube
Ketoprofen 100mg Tablet 2 item
Meloxicam 7,5mg Tablet 4 item
Meloxicam 15mg Tablet 1 item
Natriumdikofenak 50mg Tablet 1 item
Omperazole 20mg Kapsul 3 item
2. Februari Amlodipine 5mg Tablet 1 item
Amlodipine 10mg Tablet 1 item
Acyclovir 400mg Tablet 1 item
Ambroxol 30mg Tablet 1 item
Bisoprololfumarate 5mg Tablet 1 item
Ciprofloxacin 500 Tablet 1 item
Cetirizine 10mg Tablet 1 item
Clindamycin 300mg Kapsul 1 item
Citicoline 500mg Kaplet 1 item
Glibenclamide 5mg Tablet 1 item
Ketoconazole 200mg Tablet 1 item
Metformin 500mg Tablet 1 item
Methylprednisolone 4mg Tablet 2 item
Meloxicam 15mg Tablet 2 item
Omeprazole 20mg Kapsul 2 item
Oxytetracycline 3% Salep kulit 1 tube
Piroxicam 10mg Tablet 1 item
Ranitidine 150mg Tablet 3 item
Spiramycin 500mg Tablet 1 item
3. Maret Amlodipine 5mg Tablet 1 item
Amlodipine 10mg Tablet 1 item
Asamtraneksamat Tablet 1 item
Allopurinol 100mg Tablet 1 item
Ciprofloxacin 500mg Tablet 1 item
Gentamycin 0,1% Salep kulit 2 tube
Hydrocortisone 2,5% Salep kulit 1 item
70
Ibuprofen 400mg Tablet 1 ietm
Methylprednisolone 4mg Tablet 1 item
Ranitidine 150mg Tablet 1 item
Simvastatin 10mg Tablet 1 item
Simvastatin 20mg Tablet 1 item
4. April Amlodipien 5mg Tablet 1 item
Ambroxol 30mg Tablet 1 item
Cefixime Syrup 1 item
Cetirizine 10mg Tablet 1 item
Citicoline 500mg Kaplet 1 item
Clopidpogrel 75mg Tablet 1 item
Glimepiride 2mg Tablet 1 item
Metformin 500mg Tablet 1 item
Meloxicam 7,5mg Tablet 1 item
Meloxicam 15mg Tablet 1 item
Omeprazole 20mg Kapsul 1 item
Ranitidine 150mg Tablet 1 item
Simvastatin 10mg Tablet 1 item
Salbutamol 4mg Tablet 1 item
5. Mei Ambroxol 30mg Tablet 1 item
Cefixime 100mg Kapsul 1 item
Ciprofloxacin 500mg Tablet 1 item
Cefadroxyl Syrup 1 botol
Gentamycin 0,1% Salep kulilt 2 tube
Omeprazole 20mg Kapsul 1 item
Paracetamol 120mg/5ml Syrup 1 botol
6. Juni Amlodipien 5mg Tablet 1 item
Ambroxol 30mg Tablet 1 item
Amoxicillin 500mg Kaplet 2 item
Acyclovir 5% Salep kulit 1 tube
Acyclovir 400mg Tablet 1 item
Clopidogrel 75mg Tablet 1 item
HCT 25mg Tablet 2 item
Hydrocortisone 2,5% Salep kulit 1 tube
Meloxicam 7,5mg Tablet 5 item
Paracetamol120mg/5ml Syrup 1 botol
Ranitidine 150mg Tablet 1 item
Salbutamol 4mg Tablet 1 item
Simvastatin 10mg Tablet 1 item
7. Juli Allopurinol 100mg Tablet 2 item
Amlodipine 5mg Tablet 1 item
Cefadroxyl 500mg Kapsul 1 item
Furosemide 40mg Tablet 1 item
Gentamycin 0,1% Salep kulit 3 tube
71
Glibenclamide 5mg Tablet 1 item
Hydrocortisone 2,5% Salep kulit 1 tube
Ketoconazole 200mg Tablet 2 item
Meloxicam 7,5mg Tablet 2 item
Nifedipine 10mg Tablet 1 item
Omeprazole 20mg Kapsul 2 item
Simvastatin 10mg Tablet 1 item
8. Agustus Acyclovir 5% Salep kulit 1 tube
Allopurinol 100mg Tablet 2 item
Amlodipine 10mg Tablet 1 item
Ciprofloxacin 500mg Tablet 1 item
Cefixime 100mg Kapsul 2 item
Captopril 25mg Tablet 1 item
CTM 4mg Tablet 2 item
Dexamethasone 0,5mg Tablet 1 item
Furosemide 40mg Tablet 1 item
ISDN 5mg Tablet 1 item
Ketoconazole 200mg Tablet 1 item
Ketoconazole 2% Salep kulit 1 tube
Methylprednisolone 4mg Tablet 2 item
Meloxicam 7,5mg Tablet 1 item
Metformin 500mg Tablet 1 item
Natriumdikofenak 50mg Tablet 2 item
Omeprazole 20mg Kapsul 1 item
Ranitidine 150mg Tablet 1 item
Simvastatin 10mg Tablet 3 item
9. September Acyclovir 200mg Tablet 1 item
Acyclovir 5% Salep kulit 1 item
Allopurinol 100mg Tablet 1 item
Amoxicillin 500mg Kaplet 1 item
Asammefenamat 500mg Kaplet 1 item
Amlodipine 5 mg Tablet 1 item
Cefixime 100mg Kapsul 1 item
CTM 4mg Tablet 1 item
Clindamycin 300mg Kapsul 1 item
Dexamethasone 0,5mg Tablet 1 item
Dexketoprofen 25mg Tablet 1 item
Glibenclamide 5mg Tablet 1 item
Ketoconazole 2% Salep kulit 1 item
Meloxicam 7,5mg Tablet 2 item
Meloxicam 15mg Tablet 1 item
Methylprednisolone 4mg Tablet 1 item
Ranitidine 150mg Tablet 2 item
Simvastatin 10mg Tablet 1 item
72
10. Oktober Ambroxol 30mg Tablet 1 item
Asammefenamat 500mg Kaplet 1 item
Clindamycin 300mg Kapsul 1 item
Cetirizine 10mg Tablet 1 item
Cefixime 100mg Kapsul 1 item
Dexamethasone 0,5mg Tablet 1 item
Domperidone 10mg Tablet 1 item
Gentamycin 0,1% Salep kulit 2 tube
Hydrocortisone 2,5% Salep kulit 1 item
Ketoconazole 2% Salep kulit 1 item
Kaliumdiclofenak 50mg Tablet 1 item
Methylprednisolone 4mg Tablet 1 item
Meloxicam 7,5mg Tablet 1 item
Mecobalamin 500mg Kapsul 1 item
Omeprazole 20mg Kapsul 2 item
Paracetamol 500mg Tablet 1 item
Ranitidine 150mg Tablet 1 item
Salbutamol 2mg Tablet 1 item
11. November Ambroxol 30mg Tablet 1 item
Amlopdipine 5mg Tablet 1 item
Amlodipine 10mg Tablet 1 item
Bisoprololfumarate 5mg Tablet 2 item
Cefixime 100mg Kapsul 1 item
Cefadroxyl 500mg Kapsul 1 item
Digoxin 0,25mg Tablet 1 item
Domperidone 10mg Tablet 1 item
Gentamycin0,1% Salep kulit 1 tube
Hydrocortisone 2,5% Salep kulit 1 tube
Ketoconazole 2% Salepkulit 1 tube
Omeprazole 20mg Kapsul 2 item
Ranitidine 150mg Tablet 2 item
Salbutamol 2mg Tablet 1 item
12. Desember Amoxicillin 500mg Kaplet 1 item
Citicoline 500mg Kaplet 1 item
Cetirizine 10mg Tablet 1 item
Ethambutol500mg Tablet 1 item
Eperisone HCL 50mg Tablet 2 item
Glibenclamide 5 mg Tablet 1 item
Ibuprofen 400mg Tablet 1 item
Ketoconazole 2% Salpe kulit 1 item
Mecobalamin 500mg Kapsul 3 item
Omeprazole 20mg Kapsul 2 item
TOTAL 217 resep
73
Stok obat generik pada tahun 2017
No Nama Obat Bentuk Sediaan
1. Amoxicillin 500 mg Kaplet
2. Amoxicillin 125mg/5ml Dry syrup
3. Asammefenamat 500 mg Kaplet
4. Antalgin 500 mg Kaplet
5. Ampicillin 500 mg Kaplet
6. Antihemoroid Suppositoria
7. Amlodipine 5 mg Tablet
8. Amlodipine 10 mg Tablet
9. Allopurinol 100 mg Tablet
10. Allopurinol 300 mg Tablet
11. Asamtraneksamat Kaplet
12. Acyclovir 200 mg Tablet
13. Acyclovir 400 mg Tablet
14. Acyclovir 5% Salep kulit
15. Ambroxol 30 mg Tablet
16. Ambroxol 15mg/5ml Syrup
17. Antasidadoen Tablet
18. Betahistine 6 mg Tablet
19. Betamethasone 0,1% Salep kulit
20. Bisoprololfumarate 5 mg Tablet
21. Captopril 25 mg Tablet
22. Captopril 50 mg Tablet
23. Captopril 12, 5 mg Tablet
24. Cefadroxyl 500 mg Capsul
25. Cefadroxyl Syrup
26. Cefixime 100 mg Capsul
27. Cefixime 200 mg Capsul
28. Clopidogrel 75 mg Tablet
29. Cetirizine 10 mg Tablet
30. Chloramphenicol 250 mg Capsul
31. Ciprofloxacin 500 mg Tablet
32. Clonidine Tablet
33. Calcimlaktat 500 mg Tablet
34. Candesartan Tablet
35. Cotrimoxazole Tablet
36. Citicoline 500 mg Kaplet
37. Clindamycin 150 mg Capsul
38. Clindamycin 300 mg Capsul
39. Cimetidine Tablet
40. Diltiazem Tablet
41. Domperidone Tablet
74
42. Digoxin Tablet
43. Dexketoprofen 25 mg Tablet
44. Doxycycline Capsul
45. Ethambutol Tablet
46. Eperisone HCL Tablet
47. Furosemide Tablet
48. Gentamycin 0,1% Salep kulit
49. Glibenclamide Tablet
50. Glimepiride 2 mg Tablet
51. Glimepiride 3 mg Tablet
52. Griseofulvin Tablet
53. HCT Tablet
54. ISDN Tablet
55. Ibuprofen 400 mg Tablet
56. Ketoconazole 200 mg Tablet
57. Ketoconazole 2,5 % Salep kulit
58. Ketoprofen 50 mg Tablet
59. Lansoprazole 30 mg Capsul
60. Levofloxacin 500 mg Tablet
61. Loratadine 10 mg Kaplet
62. Metformin 500 mg Tablet
63. Metformin 850 mmg Capsul
64. Mecobalamin 500 mg Capsul
65. Methylprednisolone 4 mg Tablet
66. Methylprednisolone 8 mg Tablet
67. Methyprednisolone 16 mg Tablet
68. Metronidazole 500 mg Tablet
69. Meloxicam 7,5 mg Tablet
70. Meloxicam 15 mg Tablet
71. Miconazole 2 % Salep kullit
72. Natrimdikofenak 50 mg Tablet
73. Nifedipine 10 mg Tablet
74. Omeprazole 20 mg Capsul
75. Oxytetrasiklin 3 % Salep kulit
76. Oxytetrasiklin 1 % Salep mata
77. Ofloxacin Kaplet
78. Ondansetron 4 mg Tablet
79. Ondansetron 8 mg Tablet
80. Paracetamol 500 mg Tablet
81. Paracetamol 120 mg/ 5 ml Syrup
82. Papaverin HCL 40 mg Tablet
83. Prednisone 5 mg Tablet
84. Piroxicam 10 mg Tablet
85. Piroxicam 20 mg Tablet
75
86. Pyrazinamide 500 mg Tablet
87. Ranitidine 150 mg Tablet
88. Sucralfate Suspensi
89. Salbutamol 2 mg Tablet
90. Salbutamol 4 mg Tablet
91. Simvastatin 10 mg Tablet
92. Simvastatin 20 mg Tablet
93. Spiramycin 500 mg Tablet
94. Vitamin C 50 mg Tablet
95. Vitamin C 100 mg Tablet
96. Vitamin B Complex Tablet
97. Vitamin B1 Tablet
98. Vitamin B6 Tablet
99. Vitamin B12 Tablet
100. Vitamin K4 Tablet
101. Zinc Tablet
TOTAL 101 Obat Generik
Sumber : Data laporan di Apotek Kemala
76
Curiculum Vitae
Nama : MAYSIN NURFITA
Tempat, Tanggal Lahir : Tegal, 29 Maret 1998
Email : [email protected]
Alamat : Kramat, Dk. Gambuhan Rt 03/03
Kec. Kramat Kab. Tegal
No HP : 0831-0742-4925
Pendidikan :
SD SD Negeri Kertayasa 03
SMP SMP Negeri 1 Kramat
SMA SMK Harapan Bersama Kota Tegal
Perguruan Tinggi : DIII Farmasi Politeknik Harapan Bersama Tegal
Judul KTI : Gambaran Stok Obat Generik di Apotek Kemala
Kecamatan Kramat Kabupaten Tegal
Nama Orang Tua :
Ayah : NURSALIM
Ibu : WITA
Pekerjaan Orang Tua :
Ayah : Nelayan
Ibu : Ibu Rumah Tangga
Alamat Orang Tua :
Ayah : Kramat, Dk. Gambuhan Rt 03/03
Kec. Kramat Kab. Tegal
Ibu : Kramat, Dk. Gambuhan Rt 03/03
Kec. Kramat Kab. Tegal