GAMBARAN PERILAKU MAHASISWA YANG BERGABUNG DALAM ORGANISASI KAMPUS TERHADAP NILAI INDEKS PRESTASI KUMULATIF PADA FAKULTASKESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS TEUKU UMAR SKRIPSI LEVITA ARIANIH NIM :10C10104016 PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS TEUKU UMAR MEULABOH 2014
52
Embed
GAMBARAN PERILAKU MAHASISWA YANG BERGABUNG DALAM ...repository.utu.ac.id/761/1/BAB I_V.pdf · kemahasiswaan, yaitu organisasi intra kampus dan organisasi ekstra kampus.Pada penelitian
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
GAMBARAN PERILAKU MAHASISWA YANG BERGABUNG
DALAM ORGANISASI KAMPUS TERHADAP
NILAI INDEKS PRESTASI KUMULATIF
PADA FAKULTASKESEHATAN
MASYARAKAT UNIVERSITAS
TEUKU UMAR
SKRIPSI
LEVITA ARIANIH
NIM :10C10104016
PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS TEUKU UMAR
MEULABOH
2014
GAMBARAN PERILAKU MAHASISWA YANG BERGABUNG
DALAM ORGANISASI KAMPUS TERHADAP
NILAI INDEKS PRESTASI KUMULATIF
PADA FAKULTAS KESEHATAN
MASYARAKAT UNIVERSITAS
TEUKU UMAR
SKRIPSI
LEVITA ARIANIH
NIM :10C10104016
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh
Gelar sarjana Kesehatan Masyarakat
Pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Teuku Umar
PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS TEUKU UMAR
MEULABOH
2014
i
1
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Organisasi adalah sebuah sistem (wadah) yang terdiri dari sekelompok
individu yang terstruktur dan sistematis, yang saling berinteraksi, memanfaatkan
sumber daya dan memiliki harapan dan kepentingan bersama untuk mencapai
tujuan bersama (Indah dkk, 2013).Dengan organisasi seorang mahasiswa selain
mendapatkan pengalaman sosialisasi tambahan juga mendapatkan ilmu mengenai
tanggung jawab yang sepatutnya dimiliki oleh seorang mahasiwa.
Mahasiswa diltuntut untuk saling bersaing atau berkompetisi dalam
memperoleh ilmu pengetahuan dan wawasan, yang dalam ini sebagai tolak
ukurnya adalah indeks prestasi.Di bangku kuliah ini sering kita temui materi -
materi perkuliahan yang belum kita pahami saat belajar, bahkan terkadang ada
beberapa dosen yang kurang berkompeten dalam bidang yang harus diajarkan, hal
yang tidak kalah pentingnya ialah waktu belajar di kelas yang terbatas.Indeks
Prestasi Kumulatif (IPK) itu penting , namun di balik kepentingannya itu masih
ada yang jauh lebih prioritas. Karena Indeks Prstasi Kumulatif (IPK) tinggi tidak
menjamin seorang mahasiswa bisa sukses atau tidak.Indeks Prestasi Kumulatif
(IPK) tinggi tidak bisa dijadikan ukuran atas keberhasilan seseorang di bangku
perkuliahan.Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) hanyalah ukuran fisik dalam sebuah
kapasitas pendidikan seseorang di pendidikan tinggi.Nilai Indeks Prestasi adalah
tingkat keberhasilan studi yang dicapai oleh mahasiswa dari semua kegiatan
2
akademik yang diikuti mahasiswa dalam jangka tertentu, yang dinyatakan dalam
bentuk bilangan.Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) hanya standar yang tidak bisa
dijadikan sebagai acuan dalam mengambil keputusan atas kemampuan seseorang.
Keberhasilan hanya dalam bidang hardskill sesungguhnya adalah kegagalan
dalam pencapaian atas label mahasiswa sejati. Sebab mahasiswa sejati adalah
mahasiswa yang handal dalam bidang hardskill maupun softskill (Indah dkk,
2013).
Berdasarkan penelitian dari Marantika (2007) dalam Kumalasari (2010)
dengan sampel mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang
didapatkan bahwa keaktifan mahasiswa dalam organisasi dapat menurunkan
prestasi belajar sedangkan menurut penelitian dari Nugroho (2006) dalam
Kumalasari (2010) dengan sampel mahasiswa Penjaskes jurusan Pendidikan
Olahraga Kesehatan (POK) Fakultas Keguruan dan Ilmu Perilaku
(FKIP)Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS) didapatkan bahwa keaktifan
mahasiswa dalam organisasi dapat meningkatkan prestasi belajar.
Hasil penelitian Salim (2012) dalam Mualimin (2013) menunjukkan
bahwa motivasi berorganisasi dan keaktifan berorganisasi pada Unit Kegiatan
Mahasiswa berpengaruh terhadap prestasi belajar mahasiswa. Hasil observasi
awal terhadap 15 mahasiswa Bidikmisi Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Negeri Semarang (Unnes) pada
semester ganjil tahun 2012 menunjukkan bahwa prestasi belajar mahasiswa yang
ditunjukkan melalui Indeks Prestasi Komulatif (IPK) tergolong baik. Sebanyak 5
3
mahasiswa memperoleh IPK 3,51-4,00; 9 mahasiswa memperoleh IPK 3,01-3,50;
dan sebanyak 1 mahasiswa memperoleh IPK 2,75-3,00.
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan oleh Rahmi (2012) di
bagian akademik Prodi D-III Jurusan Kebidanan Banda Aceh Politeknik
Kesehatan (POLTEKKES)Kementerian Kesehatan (KEMENKES)Nanggroe Aceh
Darussalam (NAD) tahun ajaran 2010/2011 didapatkan data prestasi belajar
mahasiswa semester ganjil yang diukur dengan Indeks Prestasi sebagai berikut :
mahasiswa tingkat I sebanyak 0,8 % mahasiswa mendapat IP dibawah 2,00, 30,4
% mahasiwa mendapat IP 2,00 sampai 2,74 dan 51,2 % mahasiswa mendapat IP
2,75 sampai 3,50, 17,6 % mendapat IP diatas 3,50. Sedangkan pada semester
genap tahun ajaran 2010/2011 tingkat I mengalami penurunan prestasi belajar
yang drastis yaitu sebanyak 2,4 %mahasiswa mendapat IP dibawah 2,00, 66,4 %
mahasiwa mendapat IP 2,00 sampai 2,74, 28,8 % mahasiswa mendapat IP 2,75
sampai 3,50, dan 2,4 % mahasiswa mendapat IP diatas 3,50.
Universitas Teuku Umar merupakan salah satu universitas yang terletak di
wilayah barat selatan tepatnya di Kabupaten Aceh Barat Kecamatan Meureubo
Alue Penyareng.Universitas Teuku Umar memiliki dua bentuk organisasi
kemahasiswaan, yaitu organisasi intra kampus dan organisasi ekstra kampus.Pada
penelitian ini, peneliti fokus pada organisasi intra kampus berdasarkan ruang
lingkup satu fakultas atau organisasi tingkat fakultas.Dalam hal ini yang ingin
dilakukan penelitian adalah di organisasi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM)
Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM)pada Tahun 2013/2014. Organisasi tingkat
4
fakultas di Universitas Teuku Umar disebut dengan Badan Eksekutif Mahasiswa
(BEM) fakultas, dan Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) fakultas. Badan
Eksekutif Mahasiwa (BEM) fakultas salah satu organisasi kemahasiswaan yang
memiliki banyak program kerja, sehingga anggotanya yang terdiri dari beberapa
devisi memiliki kegiatan organisasi sesuai dengan program kerjanya.Sedangkan
Dewan Perwakilan Mahasiwa (DPM) fakultas salah satu organisasi
kemahasiswaan yang bertugas untuk mngontrol kinerja dari Badan Eksekutif
Mahasiswa (BEM) .
Berdasarkan observasi dan wawancara yang dilakukan peneliti, ditemukan
bahwa ada sebagian mahasiswa yang tidak ingin ikut dalam sebuah organisasi,
termasuk organisasi kemahasiswaan di tingkat fakultas, salah satu alasanya yaitu
karena takut nilai prestasi akademik mahasiswa akan turun dan mahasiswa juga
berpendapat bahwa kegiatan organisasi akan menyita banyak waktu.
Semua itu bisa dilihat dari data awal peneliti yang mana jumlah
mahasiswa/i yang aktif pada tahun 2014 yaitu 607 orang. Sedangkan yang
bergabung dalam sebuah organisasi khususnya organisasi tingkat fakultas hanya
berjumlah 64 orang dari 2 organisasi yaitu, Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas
(BEMF) dan Dewan Perwakilan Mahasiswa Fakultas (DPMF). Dimana yang aktif
hanya sekitar 40 orang, sisa yang lainnya ada sebagian keluar, ada yang hanya
terdaftar saja dalam anggota organisasi.
Disini terlihat jelas bahwa, kurangnya minat mahasiswa untuk bergabung
dalam sebuah organisasi khususnya organisasi tingkat fakultas. Ditambah lagi
5
mahasiswa yang aktif dalam organisasi memberikan contoh yang tidak baik
kepada mahasiswa yang belum bergabung lagi ke dalam sebuah organisasi
khususnya organisasi tingkat fakultas.
Mahasiswa yang aktif dalam sebuah organisasi khususnya organisasi
tingkat fakultas, sering menunda tugas yang diberikan dari akademik,
mendapatkan nilai Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) yang rendah, dan selesai
kuliahpun terlambat, tatapi sebaliknya.
Seharusnya mahasiswa yang aktif dalam sebuah organisasi khususnya
organisasi tingkat fakultas bisa memberikan contoh yang baik. Walaupun aktif
dalam sebuah organisasi, namun tidak menunda tugas kuliah, mendapatkan Indeks
Prestasi Kumulatif (IPK) yang bagus, kuliahpun selesai pada waktunya.
Seorang mahasiswa akan memperoleh nilai tambah, jika ia tidak hanya
sibuk dengan nilai akademis tetapi juga aktif berorganisasi karena dengan
berorganisasi seseorang akan terbiasa bekerjasama dengan orang lain (work as a
team), memiliki jiwa kepemimpinan (work as a leader), terbiasa bekerja dengan
manajemen (work with management). Kemampuan tersebut sangat dibutuhkaan
ketika memasuki dunia yang sebenarnya.Terkadang seorang mahasiswa aktivis
menemui kendala dalam membagi waktu (Firdaus, 2008 dalam Ahmaini, 2010).
Mahasiswa tersebut, pasti akan menghadapinya. Namun semua itu bisa
dihadapi dengan baik, dengan melihat hal mana yang harus diprioritaskan antara
tugas organisasi dan tugas akademik.Mahasiswa yang aktif berorganisasi tidak
menyia – nyiakan waktu.Walaupun terkadang dihadapi antara dua pilihan, yang
6
harus dipilih salah satunya. Itu adalah bagian dari kosekuensi yang harus
diterima mahasiswa yang bergabung dalam sebuah organisasi, dan aktif di
dalamnya.
Jadi, bisa dikatakan bahwasanya rendahnya indeks prestasi seseorang itu
bukanlah disebabkan karena dia aktif/bergabung dalam sebuah organisasi,
khususnya organisasi tingkat fakultas, melainkan bagaimana perilaku mahasiswa
dalam mengikuti organisasi.Sehingga indeks prestasinya tetap bagus, walaupun
aktif dalam sebuah organisasi.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah bagaimanakahgambaran perilaku mahasiswa yang bergabung
dalam organisasi kampus terhadap nilai indeks prestasi kumulatif yang ada pada
fakultas kesehatan masyarakat Universitas Teuku Umar Tahun 2014.
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahuiGambaran Perilaku Mahasiswa yang Bergabung dalam
Organisasi Kampus terhadap Nilai Indeks Prestasi kumulatif pada Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Teuku Umar Tahun 2014.
7
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui gambaran Pengetahuan Mahasiswa yang Bergabung
dalam Organisasi Kampus terhadap Nilai Indeks Prestasi Kumulatif pada
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Teuku Umar Tahun 2014.
2. Untuk mengetahui gambaran SikapMahasiswa yang Bergabung dalam
Organisasi Kampus terhadap Nilai Indeks Prestasi Kumulatif pada
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Teuku Umar Tahun 2014.
3. Untuk mengetahuigambaran TindakanMahasiswa yang Bergabung dalam
Organisasi Kampus terhadap Nilai Indeks Prestasi Kumulatif pada
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Teuku Umar Tahun 2014.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Teoritis
1. Hasil penelitian ini digunakan untuk bahan acuan dalam proses
pengembangan keilmuan.
2. Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk masukan dalam rangka
menambah wacana keilmuan di dunia pendidikan.
3. Untuk menambah wawasan di kalangan mahasiswa/i tentang organisasi
terhadap nilai indeks prestasi.
4. Penambahan pengetahuan dalam mengembangkan wawasan berfikir
penulis dalam mengaplikasikan teori dengan kenyataan serta
menggunakan cara pengkajian ilmiah dalam menyikapi permasalahan
8
tentang mahasiswa/i yang bergabung dalam organisasi terhadap nilai
indeks prestasi.
1.4.2 Manfaat Praktis
1. Informasi kepada mahasiswa/i fakultas kesehatan masyarakatuntuk
proaktif terhadap sebuah organisasi.
2. Masukan kepada dekan fakultas kesehatan beserta jajarannya, dosen dan
berbagai pihak terkait dalam penelitian ini. Khususnya mahasiswa/i
fakultas kesehatan masyarakat yang bergabung dalam sebuah organisasi,
dan yang belum bergabung dalam sebuah organisasi.
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Perilaku Organisasi
2.1.1 Pengertian Perilaku
Menurut Kholid (2012) Perilaku dari aspek biologis diartikan sebagai
suatu kegiatan atau aktivitas organisme atau makhluk hidup yang
bersangkutan.Aktivitas tersebut ada yang dapat diamati secara langsung dan tidak
langsung.
Perilaku manusia merupakan hasil dari segala macam pengalaman serta
interaksi manusia dan lingkungannya yang terwujud dalam bentuk pengetahuan,
sikap, dan tindakan.Perilaku merupakan respon atau reaksi individu terhadap
stimulus yang berasal dari luar maupun dari dalam dirinya.Respon ini bersifat
fasif (tanpa tindakan) maupun aktif disertai tindakan (Notoatmodjo dalam
Andriani, 2013).
2.1.2 Pengertian Perilaku Organisasi
Perilaku organisasi adalah bidang studi yang menyelidiki pengaruh yang
dimiliki oleh individu, kelompok, dan struktur terhadap perilaku dalam organisasi,
yang bertujuan menerapkan ilmu pengetahuan semacam ini guna meningkatkan
keefektifan suatu organisasi (Robbins dkk, 2008).
10
2.2Pengelompokan Perilaku
Menurut Kholid (2012), Perilaku manusia dapat dikelompokan menjadi 2
(dua) :
1. Perilaku tertutup (covert behavior)
Perilaku tertutup terjadi bila respon terhadap stimulus tersebut masih
belum dapat diamati oleh orang lain (dari luar) secara jelas.
2. Perilaku terbuka (Overt behavior)
Perilaku terbuka terjadi bila responden terhadap stimulus tersebut sudah
berupa tindakan, atau praktik ini dapat diamati oleh orang lain dari atau
observable behavior.
Sebagian besar perilaku manusia adalah operant response.Oleh sebab itu
untuk membentuk jenis respons atau perilaku perlu diciptakan adanya suatu
kondisi tertentu yang disebut operans conditioning. Prosedur pembentukan
perilaku dalam operans conditioning ini menurut Skiner dalam Notoatmodjo
(2012) adalah sebagai berikut :
a. Melakukan identifikasi tentang hal – hal yang merupakan penguat atau
reinforcer berupa hadiah – hadiah atau rewards bagi perilaku yang akan
dibentuk.
b. Melakukan analisis untuk mengidentifikasi komponen – komponen kecil yang
membentuk perilaku yang dikehendaki. Kemudian komponen – komponen
9
11
tersebut disusun dalam urutan yang tepat untuk menuju kepada terbentuknya
perilaku yang dimaksud.
c. Menggunakan secara urut komponen – komponen itu sebagai tujuan sementara,
mengidentifikasi reinforcer atau hadiah untuk masing – masing komponen
tersebut.
d. Melakukan pembentukan perilaku dengan menggunakan urutan komponen
yang telah tersusun. Apabila komponen pertama telah dilakukan, maka
hadiahnya diberikan. Hal ini akan mengakibatkan komponen atau perilaku
(tindakan) tersebut cenderung akan sering dilakukan.Kalau ini sudah terbentuk
maka dilakukan komponen (perilaku) yang kedua yang kemudian diberi hadiah
(komponen pertama tidak memerlukan hadiah lagi). Demikian berulang –
ulang sampai komponen kedua terbentuk. Setelah itu dilanjutkan dengan
komponen ketiga, keempat, dan selanjutnya sampai seluruh perilaku yang
diharapkan terbentuk.
2.3 Domain Perilaku
Perilakuadalah merupakan totalitas penghayatan dan aktivitas seseorang,
yang merupakan hasil bersama atau resultante antara berbaagai faktor, baik faktor
internal maupun eksternal (Notoatmodjo, 2012).
Benyamin Bloom (1908) dalam Fitriani (2011) seorang ahli psikologi
pendidikan membagi perilaku manusia itu dalam 3 (tiga) domain ranah atau
kawasan yakni :
12
1. Kognitif (cognitive) yaitu, aspek yang menitikberatkan pada aspek intektual,
berfikir, dan hubungannya dengan aspek ingatan seseorang.
2. Afektif (affektive) yaitu, mencakup tujuan – tujuan yang berhubungan dengan
perubahan sikap seseorang maupun yang berkaitan dengan nilai, perasaan,
serta minat dan bakat.
3. Psikomotor (psychomotor) yaitu, tujuan – tujuan yang berhubungan dengan
manipulasi dan kemampuan gerak motorik. Saat ini lebih dikenal dengan
kemampuan keterampilan.
Dalam perkembangannya, teori Bloom ini dimodifikasi untuk pengukuran
hasil pendidikan kesehatan yakni:pengetahuan (kwoledge), sikap (attitude), dan
praktek atau tindakan.
2.3.1 Pengetahuan (Knowledge)
Menurut Fitriani (2011) pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini
terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek
tertentu.Pernginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera
penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba.Sebagian besar pengetahuan
diperoleh melalui mata dan telinga.
Dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku yang didasari oleh
pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh
pengetahuan. Penelitian Rogers (1974) dalam Fitriani (2011) mengungkapkan
bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru (berperilaku baru), di dalam diri
orang tersebut terjadi proses yang berurutan yakni;
13
a. Awareness (kesadaran), yakni orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui
stimulus (objek) terlebih dahulu.
b. Interest, yakni orang mulai tertarik kepada stimulus.
c. Evaluation (menimbang – nimbang baik tidaknya stimulustersebut bagi
dirinya). Hal ini sikap responden sudah lebih baik lagi.
d. Trial, orang sudah mencoba perilaku baru.
e. Adoption, subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran,
dan sikapnya terhadap stimulus.
Contohnya mahasiswa/i yang bergabung dalam sebuah organisasi, karena ikut
– ikutan tanpa mengetahui makna dan tujuan dari organisasi, maka mereka
akan segera keluar dari keikutsertaannya dalam organisasi setelah beberapa
lama bergabung di dalamnya.
Menurut Kholid (2012) tingkat pengetahuan seseorang secara rinci terdiri
dari enam tingkatan, yaitu:
1. Tahu (know) diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya termasuk mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik
dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Tahu
merupakan tingkatan pengetahuan yang paling rendah.
2. Memahami (comprehension) diartikan sebagai suatu kemampuan untuk
menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat
menginterprestasikan materi secara benar.
14
3. Aplikasi (application) diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menggunakan
materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya) ialah
dapat menggunakan rumus – rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam
situasi yang lain, misalnya dapat menggunakan prinsip – prinsip siklus
pemecahan masalah kesehatan dari kasus yang telah diberikan.
4. Analisis (analysis) adalah kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu
objek di dalam struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya suatu
dengan yang lain.
5. Sintesis (synthesis) menunjukkan pada suatu kemampuan untuk meletakkan
atau menghubungkan bagian- bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang
baru.
6. Evaluasi (evaluation) ini berkaitan dengan pengetahuan untuk melakukan
penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian – penilaian itu didasarkan
pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria –
kriteria yang telah ada.
2.3.2 Sikap (Attitude)
Menurut Fitriani (2011) Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih
tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap belum
merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi
tindakan suatu perilaku.
Dari Azwar dalam Kholid (2012) menyatakan sikap merupakan kesiapan
untuk bereaksi terhadap suatu objek dengan cara tertentu, bentuk reaksinya
15
dengan positif dan negatif sikap meliputi rasa suka dan tidak suka, mendekati dan
menghindari situasi, benda, orang, kelompok, dan kebijaksanaan sosial.
Dari Newcomb dalam Fitriani (2011) salah seorang ahli psikologi sosial,
menyatakan bahwa sikap itu merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak,
dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu.Sikap merupakan kesiapan
untuk bereaksi terhadap objek di lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan
terhadap objek.
Dalam bagian lain Allport (1954) dalam Notoatmodjo (2012) menjelaskan
bahwa sikap itu mempunyai tiga komponen pokok, yaitu :
1. Kepercaayaan (keyakinan), ide, dan konsep terhadap suatu objek.
2. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek.
3. Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave).
Ketiga komponen ini secara bersama – sama membentuk sikap yang utuh
(total attitude). Dalam penentuan sikap yang utuh ini, pengetahuan, pikiran,
keyakinan, dan emosi memegang peranan penting.
Menurut Fitriani (2011) Seperti halnya dengan pengetahuan, sikap ini
terdiri dari berbagai tingkatan.
1. Menerima (receiving) diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan
stimulus yang diberikan (objek).
2. Merespon (respondingi) memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan,
dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap.
16
3. Menghargai (valuing) mengajak orang lain untuk mengerjakan atau
mendiskusikan suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga.
4. Bertanggungjawab (responsible) bertanggungjawab atas segala sesuatu yang
telah dipilihnya dengan segala resiko yang paling tinggi.
2.3.3 Tindakan (Practice)
Menurut Notoatmodjo (2012) Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam
suatu tindakan (over behavior). Untuk mewujudkan sikap menjadi suatu
perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang
memungkinkan, antara lain adalah fasilitas. Disamping faktor fasilitas, juga
diperlukaan faktor dukungan (support) dari pihak lain.
Menurut Fitriani (2011) Praktik mempunyai beberapa tingkatan, yaitu:
1. Persepsi (perseption) mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan
dengan tindakan yang akan diambil adalah merupakan praktik tingkat pertama.
2. Respon terpimpin (guied response) dapat melakukan sesuatu sesuai dengan
urutan yang benar dan sesuai dengan contoh adalah merupakan indikator
praktik tingkat dua.
3. Mekanisme (mecanism) apabila seseorang telah melakukan sesuatu dengan
benar secara otomatis, atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan, maka ia
sudah mencapai praktik tingkat tiga.
4. Adopsi (adoption) adalah suatu praktik atau tindakan yang sudah berkembang
dengan baik. Artinya tindakan itu sudah dimodifikasikannya tanpa mengurangi
kebenaran tindakan tersebut.
17
2.4 Pengertian Mahasiswa
Mahasiswa adalah orang yang belajar diperguruan tinggi, baik di
universitas, institusi atau akademi.Mereka yang terdaftar sebagai murid di
perguruan tinggi dapat disebut sebagai mahasiswa (Takwin, 2008 dalam Ahmaini,
2010).
Masa mahasiswa meliputi rentang umur 18/19 tahun sampai 24/25 tahun,
yaitu mahasiswa ini masih dapat dibagi atas periode 18/19 tahun sampai 20/21
tahun, yaitu mahasiswa dari semester 1 sampai dengan IV, dan periode 21/22
tahun sampai 24/25 tahun, yaitu mahasiswa semester V sampai dengan semester
VIII (Winkel,1997 dalam Ahmaini, 2010).
2.4.1 Peran dan Fungsi Mahasiswa
Sebagai mahasiswaberbagai macam label pun disandang, ada beberapa
macam label yang melekat pada diri mahasiswa, misalnya :
1. Direct Of Change, mahasiswa bisa melakukan perubahan langsung karena
Smber Daya Manusia (SDM) nya yang banyak.
2. Agent Of Change, mahasiswa agent perubahan, maksudnya sumber daya
manusia – sumber daya manusia untuk melakukan perubahan.
3. Iron Stock, sumber daya manusia dari mahasiswa itu tidak pernah akan habis.
4. Moral Force, mahasiswa itu kumpulan orang yang memiliki moral yang baik.
18
5. Social Control, mahasiswa itu pengontrol kehidupan social, contoh mengontrol
kehidupan sosial yang dilakukan masyarakat.
Namun secara garis besar setidaknya ada 3 peran dan fungsi yang sangat
penting bagi mahasiswa, yaitu :
1. Peranan moral, dunia kampus merupakan dunia dimana setiap mahasiswa
dengan bebas memilih kehidupan yang mereka mau. Disinilah dituntut suatu
tanggung jawab moral terhadap diri masing – masing sebagai individu untuk
dapat menjalankan kehidupan yang bertanggung jawab dan sesuai dengan
moral yang hidup dalam masyarakat.
2. Peranan sosial. Selain tanggung jawab individu, mahasiswa juga memiliki
peranan sosial, yaitu bahwa keberadaan dan segala perbuatannya tidak hanya
bermanfaat untuk dirinyasendiri tetapi juga harus membawa manfaat bagi
lingkungan sekitarnya.
3. Peranan intelektual. Mahasiwa sebagai orang yang disebut – sebut sebagai
insan intelek haruslah dapat mewujudkan status tersebut dalam ranah
kehidupan nyata.
Dalam arti menyadari betul bahwa fungsi dasar mahasiswa adalah bergelut
dengan ilmu pengetahuan dan memberikan perubahan yang lebih baik dengan
intelektualitas yang ia miliki selama menjalani pendidikan (Takwin, 2008 dalam
Ahmaini, 2010).
2.5 Pengertian Organisasi
19
Menurut Satrianegara dkk (2009) Organisasi berasal dari kata organon,
dalam bahasa Yunani bearti alat. Dengan demikian pengertian organisasi adalah
sarana untuk melakukan kerja sama antara orang – orang dalam rangka mencapai
tujuan bersama dengan mendayagunakan sumber daya yang dimiliki.
2.6 Bentuk Organisasi
Pada saat ini, dikenal dua macam organisasi mahasiswa As’ari (2007)
dalam Ahmaini (2010) yaitu organisasi intra kampus dan organisasi ekstra
kampus.Organisasi intra kampus yaitu organisasi yang berada di dalam kampus,
yang ruang lingkup dan anggotanya hanya terbatas pada mahasiswa yang ada di
kampus tersebut atau sewaktu – waktu melibatkan peserta dari luar.Organisasi
intra ini terbagi dalam dua bagian, yaitu pertama, berdasarkan ruang lingkupnya
yang terdiri dari organisasi tingkat jurusan (ruang lingkupnya satu jurusan),
organisasi tingkat fakultas (ruang lingkupnya satu fakultas) dan Organisasi tingkat
universitas (ruang lingkupnya tingkat universitas).Kedua, organisasi berdasarkan
minat dan bakat atau lebih dikenal dengan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM)
dengan ruang lingkupnya ada yang setingkat fakultas dan yang lebih banyak
setingkat Universitas.Organisasi ekstra kampus merupakan organisasi yang berada
di luar kampus, di mana ruang lingkup dan anggotanya adalah mahasiswa
seperguruan tinggi atau lintas perguruan tinggi.
20
2.7 Minat Berorganisasi
2.7.1 Pengertian dan aspek – aspek minat
Minat adalah kecenderungan seseorang untuk memberikan perhatian,
mencari, dan mengarahkan diri kepada suatu obyek tertentu yang
diekspresikanmelalui kesukaan terhadap suatu hal daripada hal lainnya dan dapat
puladimanifestasikan melalui partisipasi suatu aktivitas (Slameto 2010;
Sardiman2011 dalam Mualimin, 2013).
Jadi, ketika seseorang ingin bergabung dalam sebuah organisasi
mahasiswa harus mengetahui terlebih dahulu minat apa yang akan di ambil.
Sehingga mahasiswa tersebut, bisa mengekspresikan kesukaannya dalam suatu
aktivitas.
Menurut Jefkins (1996) dalam Mualimin (2013) minat merupakan salah
satu dari beberapa segitingkah laku yang memiliki beberapa aspek, diantaranya
adalah perhatian,ketertarikan, keinginan, keyakinan, dan tindakan yang akan
dijelaskan sebagaiberikut:
1. Perhatian (attention)
Perhatian merupakan pemusatan dari individu pada satu atau lebih
objekyang menurut individu tersebut menarik.
2. Ketertarikan (interest)
21
Rasa ketertarikan merupakan bentuk adanya perhatian seseorang mengenai
segala sesuatu yang berkaitan dengan objek tersebut.
3. Keinginan (desire)
Keinginan merupakan dorongan untuk mengetahui secara lebih
mendalamdan melakukan kegiatan yang berkaitan dengan objek tersebut.
4. Keyakinan (conviction)
Keyakinan muncul setelah individu mempunyai informasi yang
cukupterhadap suatu objek sehingga merasa yakin bahwa hal yang berhubungan
denganobjek tersebut layak dilakukan dan akan memberikan kepuasan.
5. Tindakan (action)
Keyakinan yang cukup kuat pada individu untuk mengikuti apa
yangmenjadi keinginannya, maka individu membuat suatu keputusan yang
kemudiandiwujudkan melalui perilaku yang diharapkan.
2.7.2 Organisasi dan minat berorganisasi
Menurut Mualimin (2013) Minat mengarahkan seseorang dalam memilih
sesuatu, termasuk dalam hal memilih berorganisasi.Minat berorganisasi
mahasiswa adalah suatu ketertarikan pada diri seorang mahasiswa untuk
mengikuti dan memilih aktif dalam suatu organisasi yang membuat seorang
mahasiswa memiliki kecenderungan untuk memberikan perhatian terhadap
kegiatan organisasi yang dipilihnya.
Organisasi kemahasiswaan merupakan kelengkapan non struktural yang
terdapat pada masing-masing perguruan tinggi, termasuk Universitas Teuku Umar
22
(UTU). Banyak organisasi kemahasiswaan di Universitas Teuku Umar (UTU)
yang bisa dipilih mahasiswa untuk meningkatkan soft skill, life skill, atau prestasi
belajar mereka antara lain:
1. Organisasi tingkat universitas, seperti: Pemerintahan Mahasiswa
(PEMA),Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM), dan Unit Kegiatan Mahasiswa
(UKM). Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang ada di Universitas Teuku
Umar (UTU) terdiri dari beberapa UKM antara lain:
1) UKM Pramuka (dewan waracana)
2) UKM KSR (korps suka relawan)
3) UKM Seni
4) UKM Olahraga
5) UKM MAPALA (mahasiswa pencinta alam)
6) UKM MENWA (resimen mahasiswa)
7) UKM LDK (lembaga dakwah kampus)
2. Organisasi tingkat fakultas, seperti: Dewan Perwakilan Mahasiswa Fakultas
(DPMF), Badan EksekutifMahasiswa Fakultas (BEMF), dan Unit Kegiatan
Mahasiswa Fakultas (UKMF).
3. Organisasi tingkat jurusan, seperti: Persatuan antar jurusan (UMJ)
(Bidang Kemahasiswaan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Teuku
Umar Tahun2014).
2.8 Keaktifan Dalam Organisasi
23
Berdasarkan data penelitian, ditemukan bahwa motivasi seseorang ikut
serta dalam organisasi untuk mendapatkan kecakapan yang tidak mungkin di