GAMBARAN PERAN PERAWAT DALAM PENATALAKSANAAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DBD (DEMAM BERDARAH DENGUE) ANAK DI BANGSAL IBNU SINA RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA Karya Tulis Ilmiah Disusun Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Derajat Sarjana Keperawatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Disusun oleh: RETNO CAHYANI 20040320109 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2008
118
Embed
GAMBARAN PERAN PERAWAT TERHADAP …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8672.pdf · gambaran peran perawat dalam penatalaksanaan asuhan keperawatan pada pasien dbd (demam berdarah dengue)
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
GAMBARAN PERAN PERAWAT DALAM PENATALAKSANAAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DBD (DEMAM BERDARAH
DENGUE) ANAK DI BANGSAL IBNU SINA RUMAH SAKIT PKU
MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
Karya Tulis Ilmiah
Disusun Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Derajat
Sarjana Keperawatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Disusun oleh:
RETNO CAHYANI
20040320109
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2008
i
GAMBARAN PERAN PERAWAT DALAM PENATALAKSANAAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DBD
(DEMAM BERDARAH DENGUE) ANAK DI BANGSAL IBNU SINA
RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
Karya Tulis Ilmiah
Disusun Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Derajat
Sarjana Keperawatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Disusun oleh:
RETNO CAHYANI
20040320109
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
YOGYAKARTA
2008
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
Karya Tulis Ilmiah
GAMBARAN PERAN PERAWAT DALAM PENATALAKSANAAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DBD
(DEMAM BERDARAH DENGUE) ANAK DI BANGSAL IBNU SINA
RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
Telah Disetujui Untuk Dipertahankan Dihadapan Tim Penguji Karya Tulis Ilmiah Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Pada tanggal: 08 November 2008
RETNO CAHYANI
20040320109
Dosen Pembimbing
(dr. Kusbariyanto, M. Kes)
iii
HALAMAN PANGESAHAN
Karya Tulis Ilmiah
GAMBARAN PERAN PERAWAT DALAM PENATALAKSANAAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DBD
(DEMAM BERDARAH DENGUE) ANAK DI BANGSAL IBNU SINA
RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
Telah diseminarkan dan diujikan pada tanggal:
08 November 2008
Oleh:
RETNO CAHYANI
NIM 20040320109
Dewan Penguji:
dr. Kusbariyanto., M. Kes (………………….)
Noor Ariyani R., S.Kep, Ns (...........................)
Mengetahui
Dekan Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
(dr. H. Erwin Santosa, Sp.A., M. Kes)
iv
“Sesungguhnya,
dalam menciptakan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang
terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal,(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring
dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi
(seraya berkata) :
YA Tuhan kami,
tidaklah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia
Maha Suci Engkau,
maka peliharalah kami dari siksa neraka.”
(Q. S Ali Imron: 190-191)
Ya Rabb,
jauhkan hati ini dari sombong dan angkuh ketika diri berilmulindungi hati ini dari malas putus asa ketika diri bodohsebagai tanda syukurku atas nikmatNYA berupa :
Ibu,Ibu,Ibu,dan Bapak, mereka yang bahagianya kunanti dan
kusayang, karena tanda pengorbananya aku tidak bisa seperti sekarang ini.mereka yangkusayang:
kak’Solihin dan kak’Andry (yang selalalu menemaniku dalam suka dan duka baik dorongan spiritual dan moril tanpa mengenal lelah),Yu’Fatim,
M’Fandi,M’munir,Agus
saudara-saudaraku yang tinggal di Jogja;harapan dan keindahan persaudaraan
Sahabat-Sahabat Dalam Hidup:
Afni,Cory,Dije,Dieca,Sundari,Rini,ipoeng(geng AsramaMenurIndah),T’Susan,Yuli,Selvy,Imadan temen-temen lain yang belum Ku-
sebut namanya atas dorongan,nasehat,dan bantuanya; keteladanan dan kebersamaan
Bunga Keberanian yang menjaga; kesabaran dan kelembutan
TERIMA KASIH….
v
KATA PENGANTAR
Assalamu’allaikum Wr. Wb.
Alhamdulillaahirabbil’aalamin, segala puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Rabb Semesta Alam, Allah S. W. T, yang atas izin dan kehendak-Nya penulisan skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Tidak lupa, shalawat dan salam juga Penulis haturkan kepada manusia teladan terbaik Rasul-Nya Muhammad S.A.W, serta kepada keluarga, sahabat, dan para pengikutnya yang setia akhir zaman.
Penulisan skripsi yang berjudul GAMBARAN PERAN PERAWAT TERHADAP PERAWATAN PASIEN DBD (DEMAM BERDARAH DENGUE) ANAK DI BANGSAL IBNU SINA RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA ini dapat terselesaikan atas bantuan berbagai pihak. Oleh karenanya, Penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang tulus kepada:
1. dr. H. Erwin Santosa, Sp.A., M.Kes selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, yang telah memberikan izin dan kesempatan kepada penulis untuk menyusun karya tulis ilmiah ini.
2. Uswatun Khasanah, MNS, selaku Kepala Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Yogyakarta,
3. dr. Kusbariyanto, M. Kes, selaku dosen pembimbing yang telah membimbing dan mengarahkan selama penyusunan karya tulis ilmiah ini.
4. Sri Sumaryani, S.Kep, Ns MKep, Sp.Mat, yang bersedia meluangkan waktu untuk memberikan pengujian, koreksi dan saran terhadap Karya Tulis ini.
5. Bapak Direktur RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian.
6. Teman-temanku semua yang telah memberikan support dan do’a yang tidak bisa disebutkan satu persatu.
7. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian karya tulis ini. Penulis menyadari bahwa penelitian ini belum sempurna oleh karenanya penulis
mengharapkan saran dan kritik yang dapat membantu demi penyempurnaan penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua pihak dan semoga Allah SWT senantiasa memberikan Taufik, Hidayah serta Inayah-Nya kepada kita. Amin. Wassalamu allaikum Wr.Wb.
5. gambaran peran perawat dalam penatalaksanaan asuhan keperawatan
pada pasien DBD anak di Bangsal Ibnu sina RS PKU Muhammadiyah
Yogyakarta…………………………………………………………...59
a. Gambaran peran perawat dalam pelaksanaan pengkajian
keperawatan pada pasien DBD anak di Bangsal Ibnu sina RS PKU
Muhammadiyah Yogyakarta……… …………………………...59
b. Gambaran peran perawat dalam pelaksanaan diagnosis
keperawatan pada pasien DBD anak di Bangsal Ibnu sina RS PKU
Muhammadiyah Yogyakarta …………………………………...60
c. Gambaran peran perawat dalam pelaksanaan rencana tindakan
keperawatan pada pasien DBD anak di Bangsal Ibnu sina RS PKU
Muhammadiyah Yogyakarta …………………….……………..62
d. Gambaran peran perawat dalam pelaksanaan tindakan
keperawatan pada pasien DBD anak di Bangsal Ibnu sina RS PKU
Muhammadiyah Yogyakarta …………………………………...63
e. Gambaran peran perawat dalam pelaksanaan evaluasi
keperawatan pada pasien DBD anak di Bangsal Ibnu sina RS PKU
Muhammadiyah Yogyakarta …………………………………...64
x
f. Gambaran peran perawat dalam pelaksanaan dokumentasi
keperawatan pada pasien DBD anak di Bangsal Ibnu sina RS PKU
Muhammadiyah Yogyakarta …………………………………...65
B. Pembahasan……………………………………………………………….66
1. Karakteristik responden ……………………………………………..66
2. Distribusi pada pasien DBD anak di Bangsal Ibnu sina rumah sakit
PKU Muhammadiyah Yogyakarta….. ………...……………………69
3. Gambaran peran perawat dalam pelaksanaan asuhan keperawatan pada
pasien DBD anak di Bangsal Ibnu Sina rumah sakit PKU
Muhammadiyah Yogyakarta ………………………………………..70
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN……………………………………………83
A. Kesimpulan ..............................................................................................83
B. Saran..........................................................................................................83
C. Kekuatan dan kelemahan penelitian.........................................................85
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………….86
LAMPIRAN………………………………………………………………………...
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 4.1 Distribusi karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin, umur, dan lama kerja Bangsal Ibnu Sina RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta…………............………………...........................……56
Tabel 4.2 Distribusi karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan di Bangsal Ibnu Sina RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta…...................................................................................57
Tabel 4.3 Distribusi pasien DBD anak berdasarkan jenis kelamin di Bangsal Ibnu Sina RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta……....................58
Tabel 4.4 Lama perawtan pasien DBD anak di Bangsal Ibnu sina RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta…………...…………………………59
Tabel 4.5 Gambaran peran perawata dalam pelaksanaan pengkajian keperawatan yang dilakukan pada pasien DBD anak di Bangsal Ibnu sina RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta……...………………………...60
Tabel 4.6 Gambaran peran perawat dalam pelaksanaan diagnosis keperawatan yang dilakukan pada pasien DBD anak di Bangsal Ibnu sina RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta……………………………......60
Tabel 4.7 Gambaran diagnosis keperawatan pada pasien DBD……………..61
Tabel 4.8 Gambaran peran perawat dalam pelaksanaan rencana tindakan keperawatan yang dilakukan pada pasien DBD anak di Bangsal Ibnu sina RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta……………….....63
Tabel 4.9 Gambaran peran perawat dalam pelaksanaan tindakan keperawatan yang dilakukan pada pasien DBD anak di Bangsal Ibnu sina RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta …………………………...…..63
xii
DAFTAR TABEL (Lanj.)
Tabel 4.10 Gambaran peran perawat dalam pelaksanaan evaluasi keperawatan yang dilakukan pada pasien DBD anak di Bangsal Ibnu sina RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta …………...………………...64
Tabel 4.11 Gambaran peran perawat dalam pelaksanaan dokumentasi keperawatan yang dilakukan pada pasien DBD anak di Bangsal Ibnu sina RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta …………...…..65
xiii
DAFTAR SKEMA
Skema 2.1 Kerangka Konsep Penelitian………...………………………...…43
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat ijin penelitian dari PSIK UMY.
Lampiran 2 Surat ijin penelitian dari RSU PKU Muhammadiyah Yogyakarta.
Lampiran 3 Surat permohonan bersedia menjadi responden.
Lampiran 4 Kuesioner penelitian
Lampiran 5 Data penelitian gambaran peran perawat dalam pelaksanaan
asuhan keperawatan pasien DB/DBD anak di RSU PKU
Muhammadiyah Yogyakarta.
xv
Retno Cahyani. (2008). Gambaran Peran Perawat Dalam Pelaksanaan Asuhan Keperawatan pada Pasien Demam Berdarah Dengue (DBD) Anak di Bangsal Ibnu Sina RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta.
Pembimbing :
dr. Kusbariyanto, M. Kes
INTISARI
Peran perawat merupakan tugas utama dalam peningkatan pelanyanan sebuah rumah sakit, termasuk dalam pemberian asuhan keperawatan. Asuhan keperawatan menjadi salah satu tolak ukur dalam pemberian perawatan pasien terutama pasien DBD. Peran perawat terdiri dari peran sebagai pemberi asuhan keperawatan, advocat, kolaborator, konsultan, pendidik dan peneliti. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimanakah gambaran peran perawat dalam pelaksanaan asuhan keperawatan pasien demam berdarah dengue anak di Bangsal Ibnu Sina RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta.
Penelitian ini dilakukan menggunakan metode diskriptif non eksperimen, jumlah sampel 12 perawat yang diambil dari semua jumlah populasi perawat di Bangsal Ibnu Sina. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan lembar isian dan disajikan dalam bentuk kuissoner.
Hasil penelitian peran perawat dalam pelaksanaan asuhan keperawatan pada pasien DBD anak rata-rata kategori baik. Hasil pengamatan peran perawat dalam pelaksanaan pengkajian seluruhnya baik, perawat dapat memperhatikan respon klien sehingga masalah yang dihadapi oleh pasien teridentifikasi. Diagnosis seluruhnya baik karena perawat telah melakukan pengkajian mendalam pada pasien maka penyusunan diagnosis dapat optimal, rencana tindakan 91,7% dan tindakan keperawatan 75% cukup masih ada hal-hal yang harus diperhatikan dalam melakukan rencana tindakan dan implementasi pelaksanaan asuhan keperawatan, evaluasi dan dokumentasi 91,7% baik perawat telah memperhatikan hasil tindakan yang telah dilakukan, dengan peran perawat yang professional sesuai standar asuhan keperawatan yang baik mampu membawa perubahan pada pasien.
Dengan mempertimbangkan hasil penelitian ini, penulis mengharapkan agar peran perawat dalam pelaksanaan asuhan keperawatan khususnya perawatan pasien demam dengue dan demam berdarah dengue di rumah sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta lebih ditingkatkan.
Kata kunci: DBD, peran perawat, penatalaksanaan asuhan keperawatan.
xvi
Retno Cahyani. (2008). Description of Nursing Role on intervention of nursing treatment of DHF (Dengue Hemorrhagic Fever) to child patient in Ibnu Sina Class PKU Muhammadiyah Hospital of Yogyakarta.
Adviser:
dr. Kusbariyanto, M. Kes
ABSTRACT
Nursing role is priorities task on intervention of nursing treatment in hospital, so advocate to patient, education, coordination, consultation, and research. Dengue fever (DF) and dengue hemorrhagic fever (DHF) represent endemic disease some region in Indonesia especially _ certain month of the rains moment. In Yogyakarta in the year 2006-2007 number painfulness of tired dengue 16.803 per 10.000 resident. Target of this research is to know how biro ration nurse role on intervention of nursing treatment of DHF to child patient in Ibnu Sina class PKU Muhammadiyah hospital of Yogyakarta.
This study using method of descriptive non experiment, amount of sample 12 take nurse, from all nurse population in Ibnu Sina class. Intake of date done by using stuffing sheet and presented in the from of cuisine.
Result of this study, nurse role on treatment to upbringing execution with child patient of DF/DHF on category level of the good. Result of perception of study 100% good, nurse can paying attention of client respond so that the problem of which is possible faced by patient identify, diagnosis 100% good because nurse after circumstantial study hence compilation of diagnosis is optimal. The action plan 91,7% and treatment action 75% enough still many matter which must be paid attention in executing action plan and implementation execution of treatment upbringing, nurse on evaluation and documentation 91,7% good have pain attention result of action which have been done, by perceiving it action can bring change at patient or still require furthermore action.
By considering result of this study, writer expect nurse role on intervention of nursing especially treatment of DHF patient in PKU Muhammadiyah hospital of Yogyakarta more improved.
Keyword: DHF, nurse role, intervention of nursing treatment.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Selama hampir dua abad, penyakit dengue digolongkan sejajar dengan
penyakit demam, pilek, diare, yaitu sebagai penyakit penyesuaian diri
seseorang terhadap iklim tropis. Namun sejak timbulnya wabah DBD (Demam
Berdarah Dengue) di Manila pada Tahun 1953-1954, yang disertai renjatan
(syok) dan pendarahan gastrointestinal yang berakhir dengan kematian
penderita, pandangan ini berubah. Kenyataan sekarang ialah bahwa virus
dengue menempati urutan kedelapan sebagai penyebab kesakitan di Negara-
negara kawasan Asia Tenggara Barat dan Pasifik Barat.
Penyakit DBD (Demam Berdarah Dengue) merupakan masalah
kesehatan di Indonesia, hal ini dari kenyataan yang ada di seluruh wilayah di
Indonesia mempunyai resiko untuk terjangkit penyakit DBD. Sebab baik virus
penyebab maupun nyamuk penularnya sudah tersebar luas diperumahan
penduduk maupun fasilitas umum di seluruh Indonesia (Sungkar. S, 2005).
Laporan yang ada sampai saat ini penyakit DBD sudah menjadi masalah yang
endemis pada 122 daerah Tingkat II, 605 daerah Kecamatan dan 1800 Desa
atau Kelurahan di Indonesia (Widodo Darmowandowo, 2001).
Di Indonesia Demam Berdarah Dengue pertama kali dicurigai muncul di
Surabaya tahun 1968 tetapi konfirmasi virologis baru diperoleh pada tahun
1970.
2
Di Jakarta dilaporkan pertama kali oleh Kho et al (1969), kemudian
berturut-turut di Bandung dan Yogyakarta, sejak tahun 1973 penyakit dengue
tidak hanya menyerang daerah urban tetapi juga menyerang daerah rural (Eran
et al, 1988). Insiden tertinggi kasus yang dilaporkan ialah pada tahun 1998
(45.548 kasus dengan kematian sebanyak 1414 orang), tahun 1999 (21.134
kasus), tahun 2000 (33.443 kasus ), tahun 2001 (45.904 kasus), tahun 2002
(40.377 kasus), tahun 2003 (50.131 kasus), tahun 2004 (26.015 kasus dengan
jumlah kematian sebanyak 389 orang), dan pada tahun 2006-2007, kasus
demam berdarah di Indonesia mencapai 16.803 kasus dan kasus yang
meninggal akibat DBD sebanyak 267 kasus (Depkes, 2007). Dan data
sementara selama kurun waktu bulan Januari sampai September tahun 2008
kasus demam dengue di Yogyakarta mencapai 1.768 penderita dengan 15
orang meninggal dunia (Depkes Provinsi DIY, 2008).
Saat ini DBD (Demam Berdarah Dengue) menjadi endemis di kota-kota
besar, bahkan sejak tahun 1975 penyakit ini berjangkit dipedesaan. Menurut
Suroso (cit, Prakitri 1999), Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mulai
terjangkit penyakit DBD pada tahun 1970 dengan 41 penderita dan 5 orang
diantaranya meninggal, sehingga pada tahun 1986 dilaporkan bahwa
Kotamadya Yogyakarta merupakan daerah endemis DBD. Karena letaknya
pada jalur yang menghubungkan antara Jawa bagian Barat dengan Jawa
bagian Timur, sehingga membuat kota Yogyakarta cukup rentan terhadap
masuknya penyakit-penyakit menular termasuk DBD (Depkes Kota
Yogyakarta, 2002).
3
Pada tahun 2006-2007 angka kesakitan DBD di kota Yogyakarta
mencapai 16.803 perseribu penduduk, dari data tersebut telah membuktikan
bahwa kasus DBD di Yogyakarta masih cukup tinggi, terutama menyerang
pada anak-anak dibawah umur 15 tahun dan juga menyerang orang dewasa.
Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah, masyarakat, serta instansi-
instansi yang terkait dalam sosialisasi pemberantasan sarang nyamuk, akan
tetapi angka kesakitan setiap tahun cenderung meningkat (Depkes, 2007). Hal
ini yang membuat DBD tetap merupakan masalah kesehatan yang rumit,
biasanya jumlah kasus DBD meningkat bersamaan dengan peningkatan curah
hujan, oleh karena itu puncak jumlah kasus setiap daerah berbeda. Pada
umumnya di Indonesia meningkat pada musim hujan sejak bulan Desember
sampai dengan bulan April-Mei, maka deteksi dini penderita dan pengawasan
sangat penting artinya (Hardiono D.Pusponegoro, 2004).
Berdasarkan data-data diatas kasus DBD merupakan masalah kesehatan
yang sangat endemik di Indonesia, maka penyakit DBD memerlukan suatu
penanganan pelayanan kesehatan yang melibatkan peran seorang perawat dan
tenaga-tenaga medis lainnya.
Perawat merupakan salah satu profesi yang terlibat dalam pembangunan
di bidang kesehatan, oleh karena itu perawat sekaligus merupakan bagian
integral dari sistem kesehatan nasional. Dalam memberikan pelayanan dalam
asuhan keperawatan, perawat dituntut untuk meningkatkan mutu
pelayanannya (Mundakir, 2006). Fokus utama keperawatan adalah kesehatan
masyarakat dengan target populasi total dimana manusia tidak dipandang
4
hanya dari aspek fisik tetapi juga dipandang sebagai makhluk bio-psiko-
sosial-spiritual (Arwani, 2002).
Perawat juga merupakan mitra yang sangat dekat dengan dokter dituntut
dapat memberikan pelayanan asuhan keperawatan yang seimbang dengan
profesi kedokteran sesuai dengan standar yang ada. Dalam memberikan
pelayanan yang seimbang maka diperlukan adanya pengetahuan, kemauan dan
ketrampilan sikap profesional mulai dari komunikasi, cara kerjasama dengan
pasien, dengan mitra kerjanya sampai cara pengambilan keputusan (Arwani,
2001). Peran perawat sangat penting yaitu sebagai ujung tombak di ruang
rawat inap dan merupakan tenaga yang paling lama kontak atau berhubungan
dengan pasien yaitu selam 24 jam
Penelitian ini dilakukan untuk melihat dan mengetahuai sejauh mana
gambaran peran perawat dalam penatalaksanaan asuhan keperawatan pada
pasien DBD (Demam Berdarah Dengue) anak yang dilakukan di Bangsal Ibnu
sina Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta terutama dalam
j) Pada hari kedua dan ketida terjadi lekopenia, netropenia,
aneosinofilia, peningkatan limfosit, monosit dan basofil.
Sedangkan pada pemeriksaan urin akan ditemukan
albuminuria ringan.
2) Pemeriksaan serologi
Pada pemeriksaan serologi, melakukan pengukuran titer
antibody pasien dengan cara Haemaglutination inhibition Test (HI
tets) atau dengan uji pengikatan komplemen (Complement fixation
test). Pada pemeriksaan serologi dibutuhkan 2 bahan pemeriksaan
yaitu pada masa akut atau demam dan pada masa penyembuhan (1-
21
4 minggu setelah gejala penyakit). Untuk pemeriksaan serologi ini
diambil darah vena 2-5 ml.
Pemeriksaan diagnosis penunjang antara lain foto thorak
mungkin dijumpai pleural effusion, pada pemeriksaan USG akan
ditemukan hepatomegali dan splenomegali.
3) Pemeriksaan hematologi.
a) Nilai limfosit plasma biru pada sediaan apus darah tepi.
Suvatte dan Longsaman (1979) melaporkan bahwa
penemuan limfosit plasma biru (LPB) dalam presentase yang
tinggi (20-50%) pada sedian apus bufycoat penderita deman
berdarah dengue sangat khas karena berbeda dengan
persentase LPB sebanyak 0-10% yang terjadi pada infeksi
virus lain.
b) Pemeriksaan hemoglobin metode hematin asam dengan
hemometer sahlin.
Pemeriksaan ini penting untuk memperkirakan nilai
hematokrit yang sangat penting dalam pengelolaan penderita
DBD, karena biasanya pemeriksaan hematokrit dengan cara
mikro tidak tersedia di semua rumah sakit tipe C lebih-lebih di
Puskesmas (Sumarmo, 2000).
c) Leukosit
Leukopenia timbul karena berkurangnya limfosit pada saat
peningkatan suhu pertama kali. Pasa saat suhu meningkat
22
kedua kalinya sel limfosit relative sudah bertambah. Sel
eosinofil sangat berkurang.
d) Trombosit
Pada DBD umumnya dijumpai trombositopenia. Uji
torniquet yang positif merupakan pemeriksaan yang penting.
Masa pembekuan masi dalam batas normal, tetapi masa
pendarahan biasanya memanjang (Sumarmo, 2000).
e) Hematokrit
Pemeriksaan hematokrit secara berkala mempunyai tujuan
yaitu (1) pada saat pertama kali seorang penderita dicurigai
menderita DBD, pemeriksaan ini turut menentukan perlu atau
tidaknya penderita tersebut dirawat, (2) pada penderita DBD
tanpa rejatan, pemeriksaan hematokrit berkala ikut menentukan
perlu atau tidaknya penderita tersebut diberi cairan intravena,
dan (3) pada penderita DSS pemeriksaan ini menentukan perlu
atau tidaknya kecepatan tetesan dikurangi, menentukan secara
tepat untuk menghentikan pemberian cairan intravena, dan
menentukan saat yang tepat untuk memberikan darah
(Sumarmo, 2000).
2. Diagnosis keperawatan
a. Peningkatan suhu tubuh (hypertermi) berhubungan dengan proses
penyakit (viremia)
Tujuan :
23
Setelah dilakukan tindakan keperawatan suhu tubuh pasien akan
kembali normal yaitu pada suhu 36,5 – 37,5 C.
Kriteria hasil :
1) Suhu tubuh kembali normal
2) Pasien bebas dari demam
Rencana tindakan Rasional
Kaji saat timbulnya demam. Untuk mengidentifikasi pola demam pasien.
Observasi tanda-tanda vital: suhu, nadi, tensi, pernafasan setiap 3 jam atau lebih sering.
Tanda-tanda vital merupakan acuan untuk mengetahui keadaan umum pasien.
Berikan penjelasan tentang penyebab demam atau peningkatan suhu tubuh.
Penjelasan tentang kondisi yang dialami pasien dapat membantu pasien atau keluarga mengurangi kecemasan yang timbul.
Berikan penjelasan pada pasien atau keluarga tentang hal-hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi demam dan menganjurkan pasien atau keluarga untuk kooperatif.
Keterlibatan keluarga sangat berarti dalam proses penyembuhan pasien di rumah sakit.
Jelaskan pentingnya tirah baring bagi pasien dan akibat yang timbul jika hal itu tidak dilakukan.
Penjelasan yang diberikan pada pasien atau keluarga akan memotivasi pasien untuk kooperatif.
Anjurkan pasien untuk banyak minum + 2,5 liter per 24 jam dan jelaskan manfaatnya bagi pasien.
Peningkatan suhu tubuh mengakibatkan penguapan tubuh meningkat sehingga perlu diimbangi dengan asupan cairan yang banyak.
Berikan kompres air hangat (pada daerah axilla dan lipatapaha).
Kompres hangat akan mempercepat menurunkan suhu tubuh.
Anjurkan pasien untuk tidak memakai selimut atau pakain tebal.
Pakaian yang tipis akan membantu mengurangi penguapan.
Lakukan pencatatan asupan dan pengeluaran cairan tubuh.
Untuk mengetahui adanya ketidak seimbangan cairan tubuh.
Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian cairan vena dan terapi obat-obatan sesuai dengan kebutuhan.
Pemberian cairan sangat penting bagi pasien dengan suhu tinggi. Pemberian obat-obatan adalah wewenang dokter sehingga perlu adanya kolaborasi.
24
b. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari normal
berhubungan dengan nafsu makan menurun, mual, muntah, dan
rasa sakit saat menelan.
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan kebutuhan nutrisi akan
kembali normal.
Kriteria Hasil :
1) Kebutuhan nutrisi pasien terpenuhi, pasien mampu menghabiskan
makannya sesuai dengan porsi yang diberikan/dibutuhkan.
Rencana tindakan Rasional Kaji keluhan mual, sakit menelan dan muntah yang dialami pasien.
Untuk menetapkan cara mengatasi.
Kaji bagaimana makanan yang dihidangkan.
Cara menghidangkan makanan dapat mempengaruhi nafsu makan pasien.
Berikan makan yang mudah ditelan seperti: bubur, tim dan dihidangkan saat masih hangat.
Membantu mengurangi kelelahan pasien dan meningkatkan asupan makanan karena mudah ditelan.
Berikan makanan dalam porsi yang kecil dan frekuensi yangs sering.
Untuk menghindari mual dan muntah.
Jelaskan manfaat mkanan/nutrisi bagi pasien terutama saat pasien sakit.
Meningkatkan pengetahuan pasien tentang nutrisi sehingga motivasi untuk makan meningkat.
Berikan umpan balik positif saat pasien mau berusaha menghabiskan makanannya.
Memotivasi dan meningkatkan semangat pasien.
Lakukan pencatatan jumlah/porsi makanan pasien yang dihabiskan setiap harinya.
Untuk mengetahui pemenuhan nutrisi pasien.
Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian makanan parenteral (jika intake peroral tidak adequate).
Nutrisi parenteral sangat bermanfaat terutama pada pasien yang intake per orainya sangat kurang. Jenis dan junlahnya harus dikolaborasikan dengan dokter.
Kolaborasi pemberian antasida. Obat antasida membantu pasien mengurangi mual dan muntah dengan pemberian obat ini diharapkan intake nutria pasien meningkat.
Lakukan pengukuran berat badan pasien.
Untuk mengetahui status gizi pasien.
25
c. Resiko terjadi syok hipovolemik berhubungan dengan pendarahan
hebat.
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan pasien mampu
mengenali tanda-tanda pendarahan sehingga apabila terjadi pendarahan
pasien dan keluarga dapat segera melaporkan pada perawat sehingga
dapat ditangani dengan cepat.
Kriteria hasil :
1) Tidak terjadi syok hipovolemik.
2) Tanda – tanda vital dalam keadaan batas normal.
3) Kadaan umum baik.
Rencana Tindakan Rasional Monitor keadaan umum pasien. Untuk memantau kondisi pasien
selama masa perawatan terutama saat terjadi pendarahan. Dengan memonitor keadaan umum pasien, perawat segera mengetahui jika terjadi tanda-tanda pre syok atau syok sehingga dapat segera ditangani.
Observasi tanda-tanda vital tiap 2-3 jam.
Tanda-tanda vital dalam batas normal menandakan keadaan umum pasien baik, perawat perlu memantau tanda-tanda vital selama pasien mengalami pendarahan untuk memastikan tidak terjadi presyok atau syok.
Monitor tanda-tanda pendarahan. Pendarahan yang cepat diketahui dapat segera diatasi sehingga pasien tidak sampai ke tahap syok hipovolemik akibat pendarhan hebat.
Jelaskan pada pasien dan keluarga tentang tanda-tanda pendarahan yang mungkin dialami oleh pasien.
Dengan memberi penjelasan dan melibatkan keluarga diharapkan tanda-tanda pendarahan dapat diketahui lebih cepat sehingga pasien dan keluarga menjadi lebih kooperatif selama psien dirawat.
26
Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian infuse, beri terapi cairan intravena jika terjadi pendarahan.
Pemberian cairan intravena sangat diperlukan untuk mengatasi kehilangan cairan tubuh yang hebat yaitu untuk mengatasi syok hipovolemik.
Segera puasakan jika terjadi saluran pencernaan.
Puasa membantu mengistirahatkan saluran pencernaan untuk sementara selama pendarhan berasal dari saluran cerna.
Cek Hb, Ht, trombosit. Untuk mengetahui tingkat kebocoran penbuluh darah yang dialami pasien dan untuk acuan melakukan tindakan lebih lanjut terhadap pendarahan tersebut.
Perhatiakan keluhan pasien seperti mata berkunang-kunang, pusing, lemah, ekstremitas dingin, sesak nafas
Untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh pendarhan tersebut pada pasien sehingga tim kesehatan lebih waspada.
Perhatikan keluhan pasien seperti mata berkunang-kunang, pusing, lemah, ekstremitas dingin, sesak nafas.
Untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh pendarhan tersebut pada pasien sehingga tim kesehatan lebih waspada.
Monitor masukan dan keluaran, catatdan ukur pendarahan yang terjadi, produksi urin.
Pengukuran dan pencatatan sangatpenting untk mengetahui jumlah pendarahan yang dialami pasien. Untuk mengetahui keseimbangan cairan tubuh. Produksu urin yang lebih pekat dan lebih sedikit dari normal menunjukan pasien kekurangan cairan dan mengalami syok, hati-hati terhadap pendarahan di dalam tubuh.
Bila terjadi tanda-tanda syok hipovolemik, baringkan pasien terlentang atau posisi datar.
Untuk menghindari kondisi yang lebih buruk.
Berikan terapi oksigen sesuai dengan kebutuhannya.
Pemberian oksigen akan membantu oksigenasi jaringan karena dengan terjadinya pendarhan hebat maka suplai oksigen ke jaringan akan terganggu.
Segera lapor dokter jika tampak tanda-tanda syok hipovolemik dan observasi ketat pasien serta percepat tetesan infuse.
Untuk mendapatkan penenganan sesegera mungkin.
27
d. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan berpindahnya
cairan intravascular ke ekstravaskular.
Tujuan :
Pasien tidak mengalami kekurangan volume cairan selama
dilakukan perawatan dirumah sakit.
Kriteria hasil :
1) Tidak terjadi kekurangan volume cairan.
Rencana tindakan Rasional Kaji keadaan umum pasien (lemah, pucat, takikardi), serta tanda-tanda vital.
Menetapkan data dasar pasien untuk mengetahui dengan cepat penyimpangan dengan keadaan normal.
Observasi adanya tanda-tanda syok. Agar dapt segera dilakukan tindakan untuk menangani syok yang dialami pasien.
Berikan cairan intravena sesuai dengan program dokter.
Pemberian cairan intravena sangat penting bagi pasien yang mengalami deficit volume cairan dengan keadaan umum yang buruk karena cairan langsung masuk kedalam pembuluh darah.
Anjurkan pasien untuk banyak minum.
Asupan cairan diperlukan untuk menambah volume cairan.
Untuk mengetahui penyebab deficit volume cairan. Jika urin < 25 ml/jam maka pasien mengalami syok.
Kaji perubahan keluaran urin (urin output < 25 ml/jam atau 600 ml/jam). Monitor asupan-keluaran.
Untuk mengetahui keseimbangan cairan.
e Kurangnya pengetahuan tentang proses penyakit, diet, perawatan
dan obat-obatan berhubungan dengan kurangnya informasi.
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan dan diberikan informasi,
pasien dan keluarga lebih memahami tentang proses penyakit, diet,
perawatan dan obat-obatan.
28
Kriteria hasil :
1) Pengetahuan pasien atau keluarga tentang proses penyakit, diet,
perawatan dan obat-obatan bagi pasien DBD meningkat dan pasien
atau keluarga mampu mencerminkan kembali.
Rencana tidakan Rasional Kaji tingkat pengetahuan pasien keluarga tentang penyakit demam berdarah.
Untuk memberikan informasi pada pasien dan keluarga, perawat perlu mengetahui sejauh mana informasi atau pengetahuan tentang penyakit demam berdarah, serta kebenaran tentang informasi tersebut.
Kaji latar belakang pendidikan pasien.
Agar perawat dapat memberikan informasi penjelasan sesuai tingkat pendidikan sehingga penjelasan dapat dipahami dan tujuan yang derencanakan dapat dicapai.
Jelaskan tentang proses penyakit, diet, perawatan pada pasien dengan bahasa yang mudah dimengerti oleh pasien.
Agar informasi dapat diterima dengan mudah dan tepat sehingga tidak meninbulkan kesalahpahaman.
Jelaskan semua prosedur yang akan dilakukan dan manfaat bagi pasien.
Dengan mengetahuai prosedur atau tindakan yang akan dialami, pasien akan lebih kooperatif dan kecemasan menurun.
Berikan kesempatan pada pasien atau keluarga untuk menanyakan hal-hal yang ingin diketahui sehubungan dengan proses penyakit dalam hal ini demam berdarah.
Mengurangi kecemasan dan memotivasi pasien untuk kooperatif selama masa perawatan dan penyembuhan.
Gunakan leaflet atau gambar-ganbar dalam memberikan penjelasan.
Gambar-gambar atau media cetak seperti leaflet dapat membantu mengingat penjelasan yang diberikan karena dapat diliahat atau dibaca berulang kali.
f Gangguan aktifitas sehari-hari berhubungan dengan kondisi tubuh
yang lemah.
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan pasien maupun
melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri.
29
Kriteria hasil :
1) Kebutuhan aktivitas sehari-hari.
2) Pasien mampu mandiri setelah bebas demam.
Rencan tindakan Rasional Kaji keluhan pasien Untuk mengidentifikasi keluhan-
keluhan pasien. Kaji hal-hal yang mampu dan tidak mampu dilakukan oleh pasien sehubungan dengan kelemahan fisiknya.
Untuk mengetahui tingkat ketergantungan pasien dalam memenuhi kebutuhannya.
Berikan bantuan kepada pasien untuk memenuhi kebutuhan aktivitasnya sehari-hari sesuai dengan tingkat keterbatasan pasien seperti mandi, makan, eliminasi.
Pemberian bantuan sangat diperlukan oleh pasien pada saat kondisinya melemah dan perawt mempunyai tanggung jawab dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari pasien tanpa membuat pasien mengalami ketergantungan pada perawat.
Berikan bantuan pada pasien untuk mandiri sesuai dengan perkembangan kemajuanfisiknya.
Dengan melatih kemandirian pasien maka pasien tidak mengalami ketergantungan pada perawat.
Berikan penjelasan tentang hal-hal yang dapat membantu dan meningkatkan kekuatan fisik pasien.
Dengan penjelasan yang diberikan kepada pasien, maka pasien termotivasi untuk kooperatif selam perawatan terutama terhadap tindakan yang dapat meningkatkan kekuatan fisiknya seperti pasien mau menghabiskan porsi makannya.
Letakkan barang-barang yang mudah terjangkau olah pasien.
Akan membantu pasien untuk memenuhi kebutuhannya sendiri tanpa mengandalkan orang lain.
Siapkan bel didekat pasien. Agar pasien dapat segera meminta bantuan perawat saat membutuhkan.
g. Gangguan rasa nyaman: Nyeri berhubungan dengan proses penyakit.
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan rasa nyaman pasien
dapat terpenuhi, dan nyeri berkurang.
30
Kriteria hasil :
1) Rasa nyaman pasien terpenuhi.
2) Nyeri dapat berkurang atau hilang
Rencan tindakan Rasional Kaji tingkat nyeri yang di alami pasien dengan memberi rentang nyeri (0-10), berikan pasien menentukan tingkat nyeri yang dialaminya, tetapkantipe nyeri yang dialami pasien, respon terhadap nyeri yang dalami.
Untuk mengetahui berapa berat nyeri yang dalami pasien.
Kaji faktor-faktor yang mempengaruhi reaksi pasien terhadap nyeri (budaya, pendidikan dll).
Reaksi pasienterhadap nyeri dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor-faktor tersebut maka perawat dapat melakukan intervensi yang sesuai dengan masalah klien. Respon individu terhadap nyeri sangat berbeda atau bervariasi, sehingga perawat perlu mengkaji lebih lanjtu untjk menghindari kesalahan persepsi terhadap kondi yang dialami pasien.
Berikan posisi yang nyaman, usahakan situasi ruangan yang tenang.
Untuk mengurangi rasa nyeri.
Berikan suasana gembira bagi pasien, alihkan perhatian pasien dari rasa nyeri (libatkan keluarga). Menganjurkan pasien untuk membaca buku, mendengar music, menonton televise (mengalihkan perhatian).
Dengan melakukan aktifitas lain, pasien dapat sedikit melakukan perhatiannya terhadap nyeri yang dirasakan.
Berikan kesempatan pada pasien untuk berkomunukasi dengan teman-temannya atau orang terdekat.
Tetap berhubungan dengan orang-orang terdekat atau teman-teman membuat pasien gembira dan dapat mengalihkan perhatiannya terhadap nyeri.
Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat analgesik.
Obat-obat analgesik dapat menekan atau mengurangi nyeri pasien.
31
h. Kecemasan ringan sedang berhubungan dengan kondisi pasien
yang buruk.
Tujuan :
Setelah diberikan penjelasan tentang perawatan kecemasan dapat
berkurang.
Kriteria hasil :
1) Kecemasan berkurang.
Rencana tindakan Rasional Kaji rasa cemas yang dialami pasien atau keluarga.
Menetapkan tingkat kecemasan yang dialami pasien atau keluarga.
Jalin hubungan saling percaya dengan pasien dan keluarga.
Agar pasien dan keluarga bersikap terbuka kepada perawat.
Tunjukkan sikap empati. Gunakan sentuhan pada saat yang tepat.
Sikap empati akan membuat pasien atau keluarga merasa diperhatikan dengan sungguh-sungguh.
Berikan kesempatan pada psien atau keluarga untuk mengungkapkan rasa cemasnya.
Meringankan beban pikiran pasien atau keluarga.
Gunakan kominikasi teraputik. Agar segala sesuatu yang disampaikan, diajarkan pada pasien atau keluarga memberikan hasil yang efektif.
Jawab semua pertanyaan pasien atau keluarga dengan jujur dan benar.
Jawaban yang jujur dan benar akan mempertahankan kepercayaan pasien pada perawat. Ini sangat penting agar pasien atau keluarga tetap bersikap terbuka pada perawat.
Berikan kenyakinan pada pasien bahwa perawat, dokter dan tim kesehatan lain selalu berusaha memberikan pertolongan yang terbaik dan optimal pada pasien.
Sikap positif yang ditunjukan tim kesehatan akan membantu menurunkan kecemasan pasien.
Berikan penjelasan tiap prosedur atau tindakan yang akan dilakukan pada pasien dan manfaatnya bagi pasien.
Memberikan penjelasan tentang proses pemyakit. Menjelaskan tentang kemungkinan pemberian perawatan intensif jika memang diperlikan oleh pasien untuk mendapat perawatan yang lebih optimal.
Berikan kesempatan keluarga untuk mendampingi pasien secara bergantian.
Pasien akan merasa lebih tenang jika ada anggota keluarga yang menemani.
32
D. Demam Berdarah Dengue
1. Definisi
Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah suatu penyakit demam akut
yang disebabkan oleh virus dengue famili flaviviridae, dengan genusnya
adalah flavivirus. Karena virus dengue ditularkan melalui gigitan
arthropoda maka virus dengue dapat digolongkan ke dalam golongan B
Arbovirus (arthropoda borne virus), (Hardiono et al, 2004). Namun
nyamuk Aedes Aegypti merupakan vektor utama penyakit DBD di daerah
tropis dan subtropis.
Virus dengue mempunyai 4 serotipe yang dikenal dengan DEN-1,
DEN-2, DEN-3, DEN-4. Dengue satu dan dua ditemukan di Irian ketika
berlangsung perang dunia II, sedangkan dengue tiga dan empat ditemukan
pada saat wabah Filipina tahun 1953-1954. Virus dengue berbentuk
batang, bersifat termolabil, sensitive terhadap inaktivasi oleh dietileter dan
natrium dioksilat, stabil pada suhu 70 derajat (Hendarwanto, 1994).
2. Patofisiologi
Virus dengue dibawa oleh nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes
Albopictus sebagai vektor ke tubuh manusia melalui gigitan nyamuk
tersebut. Infeksi yang pertama kali dapat memberi gejala sebagai DBD
(Demam Berdarah Dengue). Apabila orang itu mendapat infeksi berulang
oleh tipe virus dengue yang berlainan akan menimbulkan reaksi yang
berbeda. DBD dapat terjadi bila seseorang yang telah terinfeksi dengue
pertama kali, mendapat infeksi berulang virus dengue lainnya.
33
Virus akan bereplikasi di nodus limfatikus regional dan menyebar ke
jaringan lain, terutama ke sistem retikuloendotelial dan kulit secara
bronkogen maupun hematogen. Tubuh akan membentuk kompleks virus-
antibodi dalam sirkulasi darah sehingga akan mengaktivasi sistem
komplemen C3 dan C5 yang berakibat dilepaskannya anafilatoksin C3a
dan C5a sehingga permeabilitas dinding pembuluh darah meningkat. Akan
terjadi juga agregasi trombosit yang melepaskan ADP, trombosit
melepaskan vasoaktif yang bersifat meningkatkan permeabilitas kapiler
dan melepaskan trombosit faktor III yang merangsang koagulasi
intravaskular. Terjadinya aktivasi faktor Hageman (faktor XII) akan
menyebabkan pembekuan intravaskular yang meluas dan meningkatkan
permeabilitas dinding pembuluh darah (Mansjoer, 2001).
Terjadinya trombositopenia, menurunnya fungsi trombosit dan
menurunnya faktor koagulasi (promtombin, faktor V, VII, IX, X dan
fibrinogen) merupakan faktor penyebab terjadinya pendarahan hebat,
terutama pendarahan saluran gastrointestinal pada DBD. Kondisi yang
menentukan beratnya penyakit adalah meningginya permeabilitas dinding
Adalah mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan (PSIK) Program A
Fakultas kedokteran UMY yang sedang malakukan penelitian dengan judul “
Gambaran Peran Perawat terhadap Perawatan Pasien DBD (Demam Berdarah
Dengue) Anak di Bangsal Ibnu Sina Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta”
Penelitian ini tidak menimbulkan akibat yang merugikan bagi Bapak/Ibu
sebagai responden. Kerahasiaan informasi yang diberikan akan dijaga dan digunakan
untuk kepentingan penelitian.
Apabila Bapak/Ibu menyetujui, maka mohon kesediaannya untuk
mendatangani lembar persetujuan. Tanda tangan saya menunjukkan bahwa saya telah
diberi informasi dan memutuskan untuk berpartisipasi dalam penelitian ini.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Yogyakarta, 2008
PENELITI RESPONDEN
Retno Cahyani .......................
Lampiran 4
KUISSONER PENELITIAN GAMBARAN PERAN PERAWAT
(Pelaksanaan keperawatan)
I. IDENTITAS RESPONDEN
1. Nama :……………………………….
2. Usia :……………….tahun
3. Jenis kelamin : laki-laki/perempuan
4. Alamat :……………………………….
5. Pekerjaan :………………………………..
6. Pendidikan terakhir :
( ) SPK
( ) AKPER
( ) S1 KEPERAWATAN
7. Lama kerja :……………………bulan/tahun
II. PETUNJUK PENGISIAN ANGKET
1. Bacalah semua pertanyaan didalam tabel.
2. Jawablah sesuai dengan pengetahuan bapak/ibu/saudara.
3. Jawab dengan memberi tanda (√ ) pada kolom yang disediakan.
4. Teliti sekali lagi untuk memastikan semua pertanyaan sudah
dijawab.
Lampiran 4
Cheklest Penatalaksanan Keperawatan DBD
Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar menurut Ibu/Bapak/Saudara dengan
memberi tanda ( √ ) pada kolom jawaban.
PERTANYAAN (pelaksanaan tindakan)
Tidakpernah dilakukan
Pernah dilakukan
Jarang dilakukan
Sering dilakukan
Selalu dilakukan
A. Pengkajian 1 Setiap pasien yang tiba
di Bangsal Anak dengan diagnosis DBD dilakukan kembali penilaian ulang kondisi klien, pemeriksaan fisik, dan pelaporan langsung dari tim medis.
2 Perawat di Bangsal Anak perlu melakukan pengkajian dasar pada pasien anak dengan diagnosis DBD yang baru tiba di Bangsal
B. Diagnosis keperawatan
1. Peningkatan suhu tubuh (hypertermi) berhubungan dengan proses penyakit.
a. Perawat Mengkaji saat timbulnya demam
b. Mengobservasi tanda-tanda vital: suhu, nadi, tensi, pernafasan setiap 3 jam atau lebih sering.
Lampiran 4
PERTANYAAN (pelaksanaan tindakan)
Tidakpernah dilakukan
Pernah dilakukan
Jarang dilakukan
Sering dilakukan
Selalu dilakukan
c. Memberikan penjelasan tentang penyebab demam atau peningkatan suhu tubuh.
d. Perawat tidak memberikan penjelasan pada pasien atau keluarga tentang hal-hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi demam dan menganjurkan pasien atau keluarga untuk kooperatif
e. Menjelaskan pentingnya tirah baring bagi pasien dan akibat yang timbul jika hal itu tidak dilakukan.
f. Menganjurkan pasien untuk banyak minum + 2,5 liter per 24 jam dan jelaskan manfaatnya bagi pasien.
g. Memberikan kompres air hangat (pada daerah axilla dan lipatapaha). Menganjurkan pasien untuk tidak memakai selimut atau pakain tebal
h. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian cairan vena dan terapi obat-obatan sesuai dengan kebutuhan
Lampiran 4
Pertanyaan Tidakpernah dilakukan
Pernah dilakukan
Jarang dilakukan
Sering dilakukan
Selalu dilakukan
2. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan nafsu makan menurun (mual, muntah, rasa sakit saat menelan
a. Perawat tidak mengkaji keluhan mual, sakit menelan dan muntah yang dialami pasien.
b. Memberikan makan yang mudah ditelan seperti: bubur, tim dan dihidangkan saat masih hangat
c. Memberi makanan dalam porsi yang kecil dan frekuensi yangs sering. Dan Mencatat jumlah/porsi makanan pasien yang dihabiskan setiap harinya
d. Kolaborasi pemberian antasida
3 Kurangnya pengetahuan tentang proses penyakit, diet, perawatan dan obat-obatan b.d kurangnya informasi.
Lampiran 4
Pertanyaan Tidak pernah dilakukan
Pernah dilakukan
Jarang dilakukan
Sering dilakukan
Selalu dilakukan
a. Perawat tidak mengkaji tingkat pengetahuan pasien keluarga tentang penyakit demam berdarah
b. Mengkaji latar belakang pendidikan pasien
c. Memberikan kesempatan pada pasien atau keluarga untuk menanyakan hal-hal yang ingin diketahui sehubungan dengan proses penyakit dalam hal ini demam berdarah.
d. Menjelaskan tentang proses penyakit, diet, perawatan pada pasien dengan bahasa yang mudah dimengerti oleh pasien.
4. Ganguan aktivitas sehari-hari b.d kondisi tubuhlemah
a. Perawat tidak mengkaji hal-hal yang mampu dan tidak mampu dilakukan oleh pasien sehubungan dengan kelemahan fisiknya
b. Membantu pasien memenuhi kebutuhan aktivitasnya sehari-hari sesuai dengan tingkat keterbatasan pasien
Lampiran 4
PERTANYAAN Tidakpernah dilakukan
Pernah dilakukan
Jarang dilakukan
Sering dilakukan
Selalu dilakukan
5. Gangguan rasa nyaman: nyeri b.d proses penyakit
a. Mengkaji tingkat nyeri yang di alami pasien dengan memberi rentang nyeri (0-10), berikan pasien menentukan tingkat nyeri yang dialaminya, tetapkantipe nyeri yang dialami pasien, respon terhadap nyeri yang dalami
b. Perawat tidak mengkaji faktor-faktor yang mempengaruhi reaksi pasien terhadap nyeri (budaya, pendidikan dll).
c. Memberi posisi yang nyaman, usahakan situasi ruangan yang tenang
d. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat analgesik
6. Resiko terjadi syok hipovolemik b.d pendarahan hebat
a. Monitor keadaan umum pasien
b. Observasi TTV tiap 2-3 jam
Lampiran 4
PERTANYAAN Tidakpernah dilakukan
Pernah dilakukan
Jarang dilakukan
Sering dilakukan
Selalu dilakukan
c. Monitor tanda-tanda pendarahan
d. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian infuse, beri terapi cairan interavena jika terjadi pendarahan.
e. Monitor masukan dan keluaran, catat dan ukur pendarahan yang terjadi. Produksi urin
7. Resiko kekurangan volume cairan
a. Mengkaji keadaan umum pasien (lemah, pucat, takikardi), serta tanda-tanda vital
a. Mengkaji keadaan umum pasien (lemah, pucat, takikardi), serta tanda-tanda vital
b. Mengkaji tanda dan gejala dehidrasi/ hipovolemik (riwayat muntah, diare, kehausan, turgor jelek
c. Mengkaji perubahan keluaran urin (urin output < 25 ml/jam atau 600 ml/jam). Monitor asupan-keluaran.
Lampiran 4
PERTANYAAN Tidakpernah dilakukan
Pernah dilakukan
Jarang dilakukan
Sering dilakukan
Selalu dilakukan
d. Memberikan cairan intravena sesuai dengan program dokter
C. Evaluasi Apakah perawat
melaksanakan penilaian ulang dan pengamatan kembali kondisi pasien dan fungsi vital tubuh pasien untuk menentukan pemulangan pasien.
D. Dokumentasi Apakah perawat telah
melaksanakan pendokumentasian pasien anak BDB meliputi identifitas pasien, status fisik, tanda-tanda vital, hasil laboraturium (golongan darah, Hb, Ht, leukosit, trombosit, urin)
Hasil Reliabilitas
Case Processing Summary
11 91.71 8.3
12 100.0
ValidExcludeda
Total
CasesN %
Listwise deletion based on allvariables in the procedure.