GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA BAHAYA PADA MASA NIFAS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KATOBU TAHUN 2016 Karya Tulis Ilmiah Diajukan sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan di Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna Oleh : Wa Ode Yudiana PSW.B.2013.IB.0154 YAYASAN PENDIDIKAN SOWITE AKADEMI KEBIDANAN PARAMATA RAHA KABUPATEN MUNA 2016
63
Embed
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA BAHAYA PADA MASA NIFAS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KATOBU TAHUN 2016
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA BAHAYAPADA MASA NIFAS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KATOBU
TAHUN 2016
Karya Tulis Ilmiah
Diajukan sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan
di Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna
Oleh :
Wa Ode Yudiana
PSW.B.2013.IB.0154
YAYASAN PENDIDIKAN SOWITE
AKADEMI KEBIDANAN PARAMATA RAHA
KABUPATEN MUNA
2016
LEMBAR PERSETUJUAN
Karya Tulis Ilmiah
Gambaran Pengetahuan Ibu Nifas tentang Tanda Bahaya pada Masa Nifasdi Wilayah Kerja Puskesmas Katobu
Tahun 2016
Telah disetujui untuk diseminarkan di hadapan Tim Penguji Karya Tulis Ilmiah
Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna
Raha, Agustus 2016Pembimbing I Pembimbing II
La Ode Muhlisi,A.Kep.,M.Kes Bd. Rahmaniar Meirani, S.Keb
Alamat : Jl Poros Kolaka – Kendari, Keamatan Tirawuta,
kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
PENDIDIKAN
1. SD : SDN 1 Poni-poniki 2006
2. SMP : SMPN 1 Tirawuta 2009
3. SMA : SMAN 1 Tirawuta 2012
4. Sejak tahun 2013 mengikuti Pendidikan Diploma III Kebidanan di Akademi
Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna yang direncanakan selesai pada
tahun 2016.
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
limpahan berkat, hidayat dan karunia serta anugerah-Nya sehingga Karya Tulis
Ilmiah (KTI) dengan judul “Gambaran Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Tanda Bahaya
Pada Masa Nifas di Wilayah Kerja Puskesmas Katobu Kabupaten Muna Tahun
2016”.
Penghargaan yang tinggi dan ucapan terima kasih yang tiada henti ingin penulis
hantarkan kepada Bapak La Ode Muhlisi,A.Kep.,M.Kes selaku pembimbing 1
sekaligus Ketua Yayasan Pendidikan Sowite Kabupaten Muna
danBd.Rahmaniar,S.Keb selaku pembimbing II atas segala bimbingan, waktu,
motivasi, dukungan moral maupun materil serta nasehat yang tidak ternilai harganya
bagi penulis.
Penulisan KTI ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu,
pada kesempatan ini dengan segala kerendehan hati perkenankan penulis
menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada :
1. Ibu Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M.Kes selaku Direktur Akademi Kebidanan
Paramata Raha Kabupaten Muna.
2. Ibu Sutriawati, S.KM., M.Kes selaku penguji Karya Tulis Ilmiah atas bimbingan
yang sangat berharga, keikhlasan, petunjuk dan semangat yang Ibu berikan,
semuanya sungguh sangat berguna bagi penulis.
3. Seluruh jajaran dosen dan staff Akademi Kebidanan Paramata Raha yang telah
memberikan petunjuk dan bimbingan selama mengikuti pendidikan dan
penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
4. Orang tua tercinta Ayah Laode Raisi Dabu dan Ibu Rida, A.Ma,Pd, saudara-
saudariku yang telah memberikan segala dukungan baik moral maupun materil,
doa, pengorbanan, ketulusan, pengertian serta cinta kasih yang tidak pernah
berhenti kepada penulis selama mengikuti pendidikan hingga Karya Tulis Ilmiah
ini dapat penulis selesaikan.
5. Sahabatku Nure, yanni, erah, ima,ihsan dan semua pihak yang tidak mungkin
penulis sebutkan satu persatu ,terimakasih atas dukungan berupa motivasi selama
menempuh perkuliahan di Akbid paramata Raha.
Penulis menyadari bahwa penulisan Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu, tegur, sapa dan saran demi perbaikan dan
kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini senan tiasa dan akan penulis terima dengan
senang hati. Sebagai Akhir, semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak.
Raha, Agustus 2016
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Judul…………………………………………………………………. i
Lembar Persetujuan……………………………………………………………. ii
Lembar Pengesahan……………………………………………………………. iii
Riwayat Hidup…………………………………………………………………. iv
Kata Pengantar…………………………………………………………………. v
Daftar Isi……………………………………………………………………….. vi
Daftar Tabel……………………………………………………………………. vii
Daftar Gambar………………………………………………………………….viii
Pernyataan……………………………………………………………………......ix
Intisari…………………………………………………………………………... x
BAB I Pendahuluan..................................................................................... … 1
A. Latar Belakang .............................................................................. … 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................... … 4
C. Tujuan Penelitian .......................................................................... … 4
D. Manfaat Penelitian ........................................................................ … 5
BAB II Tinjauan Pustaka............................................................................. .... 6
A. Telaah Pustaka .............................................................................. … 6
B. Landasan Teori.............................................................................. … 29
C. Kerangka Konsep .......................................................................... … 30
D. Pertanyaan Penelitian ................................................................... … 30
BAB III Metode Penelitian............................................................................ … 31
A. Jenis dan Rancangan Penelitian .................................................... … 31
B. Subjek Penelitian........................................................................... … 31
C. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................... … 31
D. Identifikasi Variabel Penelitian..................................................... …32
E. Defenisi Operasional ..................................................................... … 32
F. Instrumen Penelitian...................................................................... … 33
G. Cara Analisis Data......................................................................... …33
H. Jalannya Penelitian............................................................................. 35
BAB IV Hasil Penelitian………………………………………………………. 36
A. Gambaran Lokasi Penelitian……………………………………….. 36
B. Hasil Penelitian…………………………………………………….. 38
C. Pembahasan………………………………………………………… 43
BAB VKesimpulan dan Saran……………………………………………….. 50
A. Kesimpulan………………………………………………………… 50
B. Saran……………………………………………………………….. 51
Daftar Pustaka………………………………………………………………… 52
Lampiran
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam karya tulis ilmiah ini tidak terdapat
karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan
tinggi, disepanjang sepengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang
pernah dan tulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu
dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Raha, Agustus 2016
Penulis
INTISARI
Wa Ode yudiana (PSW.B.2013.IB.00154) “Gambaran Pengetahuan Ibu NifasTentang Tanda Bahaya Pada Masa Nifas Di wilayah Kerja Puskesmas KatobuTahun 2016” dibawah bimbingan La Ode Muhlisi,A.Kep.,M.Kes dan Bd.Rahmaniar Meirani, S.KebLatar Belakang: Berdasarkan survey awal pada Ibu- ibu nifas diwilayah kerjaPuskemas Katobu banyak yang tidak mengetahui dengan baik perawatan pada masanifas, misalnya saja tindakan ibu nifas yang membungkus perutnya dengan stagendengan alasan agar perut ibu tidak melar dikemudian hari padahal hal tersebut dapatmengganggu kontraksi uterusnya, lalu membatasi ibu untuk mengkonsumsi ikandengan alasan dapat menimbulkan alergi atau luka jahitan akan bau amis padahalikan banyak mengandung protein yang sangat baik untuk perbaikan jaringan- jaringanyang rusak akibat proses persalinan. Menurut data Dinas Kesehatan Kabupaten Munatahun 2016 di wilayah kerja Puskesmas Katobu ibu nifas sebanyak 610 orang (DinkesKab. Muna, 2016)Metode Penelitian: Menggunakan jenis penelitian Deskriptif yaitu penelitian yangdilakukan untuk menggambarkan suatu kondisi atau fenomena yang terjadi padasuatu kelompok subjek tertentu, tanpa membuat kesimpulan yang bersifat sebabakibat. Pengambilan sampel menggunakan acidental SamplingHasil Penelitian: Tingkat tahu terbanyak pada pengetahuan kategori kurang sebesar54,84%,tingkat paham terbanyak pada pengetahuan kategori kurang sebesar43,33%,tingkat aplikasi terbanyak pada pengetahuan kategori kurang sebesar 13responden (43,33%).Kesimpulan: Gambaran pengetahuan Ibu nifas tentang tanda bahaya pada masa nifasdi wilayah kerja Puskemas Katobu tahun 2016 yang mempunyai pengetahuanberdasarkan tingkat tahu terbanyak pada pengetahuan kategori kurang sebesar54,84%, berdasarkan tingkat paham terbanyak pada pengetahuan kategori kurangsebesar 43,33%, berdasarkan tingkat aplikasi terbanyak pada pengetahuan kategorikurang sebesar 43,33%.
Kata kunci: pengetahuan ibu nifas,pengetahuanKepustakaan : 10 kepustakaan (2009-2014).
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kematian dan kesakitan akibat komplikasi kehamilan, persalinan, dan nifas
saat ini di dunia masih sangat tinggi. Pada tahun 2007 setiap 1 menit di dunia
seorang ibu meninggal dunia. Dengan demikian dalam 1 tahun ada sekitar 600.000
orang ibu meninggal saat melahirkan. Sedangkan di Indonesia dalam 1 jam terdapat
2 orang ibu meninggal karena komplikasi kehamilan, persalinan, dan nifas (Ide
Bagus, 2009).
Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6-8 minggu pasca melahirkan
(sarwono prawirohardjo,2009). Masa nifas merupakan masa yang rawan karena ada
beberapa risiko yang mungkin terjadi pada masa nifas, antara lain : tanda bahaya pada
masa nifas, pre-eklampsia/eklampsia, perdarahan post partum, depresi masa nifas,
dan infeksi masa nifas. Diantara resiko tersebut ada dua yang paling sering
mengakibatkan kematian pada ibu nifas, yakni infeksi dan perdarahan. Adapun
penyebab langsung yang berkaitan dengan kematian ibu adalah komplikasi pada
kehamilan, persalinan, dan nifas tidak ditangani dengan baik dan tepat waktu.
Kematian ibu pada masa nifas biasanya disebabkan oleh infeksi nifas (10%), ini
terjadi karena kurangnya perawatan pada luka, perdarahan (42%) (akibat robekan
jalan lahir, sisa placenta dan atonia uteri), eklampsi (13%), dan komplikasi masa
nifas (11%) (Siswono, 2009). Banyak ibu nifas yang mengalami masalah bahaya
masa nifas, yang tidak diketahui atau terdeteksi oleh tenaga kesehatan. Penyebab
tidak di ketahuinya masalah bahaya masa nifas yaitu kurangnya pengetahuan ibu
nifas. Dimana yang mempengaruhi pengetahuan dari ibu nifas yaitu faktor
(pendidikan, usia, pekerjaan, informasi, pengalaman, lingkungan, sosial ekonomi,
sosial budaya) dan juga konseling dari tenaga kesehatan selama kehamilan dan
setelah persalinan (Notoadmodjo, 2009).
Agar tidak terjadi masalah pada saat masa nifas petugas kesehatan seharusnya
melakukan pengawasan yang intensif pada pasien pasca melahirkan apabila pasien
tersebut masih dalam perawatan di rumah sakit seperti melakukan kunjungan ulang 2-
6 jam pasca melahirkan untuk mendeteksi adanya perdarahan dan komplikasi lainnya
yang berhubugan dengan masa nifas, namun apabila pasien telah diperbolehkan
pulang, petugas kesehatan memberikan penyuluhan kepada pasien tentang tanda-
tanda bahaya masa nifas agar pasien dapat mengerti dan memahami bahwa hal
tersebut harus membutuhkan tindakan segera di Rumah sakit, serta menganjurkan
pasien kontrol sesuai dengan jadwal yang ditentukan untuk mengetahui sub involusi
telah berjalan dengan baik serta untuk mendeteksi secara dini adanya suatu
komplikasi.
Asuhan masa nifas sangat di perlukan dalam periode masa nifas karena masa
nifas merupakan masa kritis untuk ibu dan bayi. Dengan demikian di perlukan suatu
upaya untuk mencegah terjadinya suatu masalah tanda bahaya masa nifas. Untuk itu
di perlukan suatu peran serta dari masyarakat terutama ibu nifas untuk memiliki
pengetahuan tentang tanda-tanda bahaya masa nifas. Selain itu juga di perlukan peran
serta dari tenaga kesehatan dengan memberikan konseling selama kehamilan, setelah
persalinan, dan melakukan kunjungan rumah yaitu KN.1 dan KN.2 sesuai standart
pelayanan. Dari upaya tersebut di harapkan dapat mengetahui dan mengenal secara
dini tanda-tanda bahaya masa nifas, sehingga bila ada kelainan dan komplikasi dapat
segera terdeteksi (Prawirohardjo, 2009).
Kemudian ibu juga sering mengalami masalah-masalah pada masa nifas yang
timbul akibat ketidaktahuannya, misalnya ibu menahan urinenya karena takut akan
robek kembali jahitan pada alat genetalianya, nyeri pada abdomen yang kadang-
kadang ibu beranggapan bahwa hal tersebut abnormal padahal nyeri tersebut akibat
involusi uterus, pembengkakan mamae sehingga menjadi mastitis oleh karena
ketidaktahuan ibu tentang teknik menyusui ataupun perawatan mammae pada masa
nifas, selain itu rendahnya tingkat pendapatan ekonomi dan pendidikan keluarga dan
masih banyak praktek lokal yang sangat merugikan ibu seperti memiliki pantang
makanan tertentu seperti ikan, telur, cumi-cumi, udang, kepiting yang sebenarnya
sangat dibutuhkan oleh tubuh untuk proses metabolisme ibu serta sebagai cadangan
energi untuk proses persalinan dan laktasi. (Rukiah A.Y, 2011) .
Menurut data Dinas Kesehatan Kabupaten Muna tahun 2016 di wilayah kerja
Puskesmas Katobu ibu nifas sebanyak 610 orang (Dinkes Kab. Muna, 2016)
Berdasarkan survey awal pada Ibu- ibu nifas diwilayah kerja Puskemas
Katobu banyak yang tidak mengetahui dengan baik perawatan pada masa nifas,
misalnya saja tindakan ibu nifas yang membungkus perutnya dengan stagen dengan
alasan agar perut ibu tidak melar dikemudian hari padahal hal tersebut dapat
mengganggu kontraksi uterusnya, lalu membatasi ibu untuk mengkonsumsi ikan
dengan alasan dapat menimbulkan alergi atau luka jahitan akan bau amis padahal
ikan banyak mengandung protein yang sangat baik untuk perbaikan jaringan- jaringan
yang rusak akibat proses persalinan.
Berdasarkan uraian menunjukan bahwa masih rendahnya tingkat pengetahuan
ibu tentang tanda bahaya masa nifas, maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian tentang “Gambaran pengetahuan Ibu nifas tentang tanda bahaya pada masa
nifas di wilayah kerja Puskemas Katobu tahun 2016”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan maka dapat dirumuskan
permasalahan dalam penelitian “Bagaimanakah pengetahuan ibu nifas tentang tanda
bahaya pada masa nifas di wilayah kerja Puskemas Katobu tahun 2016?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Untuk mengidentifikasi pengetahuan ibu nifas tentang tanda bahaya pada masa
nifas di wilayah kerja Puskemas Katobu tahun 2016
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu nifas berdasarkan tingkat tahu
tentang tanda bahaya pada masa nifas diwilayah kerja Puskesmas Katobu
tahun 2016
b. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu nifas berdasarkan tingkat
paham tanda bahaya pada masa nifas diwilayah kerja Puskesmas Katobu
tahun 2016
c. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu nifasberdasarkan tingkat
aplikasi tentang tanda bahaya pada masa nifas diwilayah kerja Puskesmas
Katobu tahun 2016
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
Hasil penelitian diharapkan menjadi salah satu sumber informasi dalam
memperkaya wawasan ilmu pengetahuan dan bahan kepustakaan sekaligus
2. Manfaat Praktis
a. Manfaat Bagi Peneliti
Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan D3 kebidanan dan
merupakan proses belajar untuk mengetahui tanda bahaya pada masa nifas
b. Manfaat Bagi Institusi
Manfaat bagi institusi adalah sebagai bahan acuan untuk memberikan penilaian
akhir kepada mahasiswa yang akan menyelesaikan studi, khususnya di akademi
kebidanan paramata.
c. Manfaat Bagi Peneliti Selanjutnya
Sebagai salah satu bahan referensi bagi peneliti selanjutnya
d. Manfaat bagi Masyarakat
Sebagai bahan informasi kepada masyarakat terutama masalah tanda bahaya
pada masa nifas
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Telah Pustaka
1. Masa Nifas
a. Pengertian
Nifas (Puerperium) adalah dimulai setelah kelahiran placenta dan
berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil.
Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6-8 minggu. Masa nifas
(puerperium) adalah di mulai setelah placenta lahir dan berakhir ketika alat –
alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas
berlangsung selama kira – kira 6 minggu (Prawirohardjo, 2009).
b. Tujuan Asuhan Masa Nifas
Menurut Prawirohardjo (2009), tujuan asuhan masa nifas :
1) Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologik.
2) Melaksanakan skrining yang komprehensif, mendeteksi masalah,
mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu dan bayinya.
3) Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri,
nutrisi, keluarga berencana, menyusui, pemberian masa nifas kepada
bayinya dan perawatan bayi sehat.
4) Memberikan pelayanan keluarga berencana.
c. Periode Masa Nifas
Menurut Rukiyah Ai(2011), nifas di bagi dalam 3 periode :
1) Puerperium dini yaitu kepulihan di mana ibu telah diperbolehkan berdiri
dan berjalan-jalan. Dalam agama Islam, dianggap telah bersih dan boleh
bekerja setelah 40 hari.
2) Puerperium intermedial yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genitalia
yang lamanya 6-8 minggu.
3) Remote puerperium adalah waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat
sempurna terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai
komplikasi. Waktu untuk sehat sempurna bisa berminggu-minggu,
bulanan, atau tahunan.
d. Perubahan-Perubahan Fisiologis masa nifas
1) Perubahan uterus
Ukuran uterus mengecil kembali (setelah 2 hari pasca persalinan, setinggi
umbilicus, setelah 4 minggu masuk panggul, setelah 2 minggu kembali pada
ukuran sebelum hamil) (Suherni, Hesty Widyasih, Anita Rahmawati, 2006)
2) Lochea
Adalah istilah untuk sekret dari uterus yang keluar melalui vagina selama
puerperium,ada beberapa jenis lochea, yakni :
1. Lochea Rubra ( Cruenta)
Lochea ini berisi darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban, selsel darah
desidua (Desidua yakni selaput tenar rahim dalam keadaan hamil), venix
caseosa (yakni palit bayi, zat seperti salep terdiri atas palit atau semacam
noda dan sel-sel epitel yang mnyelimuti kulit janin), lanugo (yakni bulu
halus pada anak yang baru lahir), dan mekonium (yakni isi usus janin
cukup bulan yang terdiri atas getah kelenjar usus dan air ketuban
berwarna hijau).
2. Lochea Sanguinolenta
Warnanya merah kuning berisi darah dan lendir. Ini terjadi pada hari ke 3-
7 pasca persalinan
3. Lochea Serosa
Berwarna kuning dan cairan ini tidak berdarah lagi, pada hari ke 7-14
pasca persalinan.
4. Lochea Alba
Cairan putih yang terjadinya pada hari setelah 2 minggu.
5. Lochea Purulenta
Ini terjadi karena infeksi, keluarnya cairan seperti nanah berbau busuk.
6. Locheohosis
Lochea yang tidak lancar keluarnya.
3) Perubahan vagina dan perineum
a) Vagina
Pada minggu ketiga, vagina mengecil dan timbul vugae (lipatan-lipatan atau
kerutan-kerutan) kembali.
b) Perlukaan vagina
Perlukaan vagina yang tidak berhubungan dengan perineum tidak sering
dijumpai. Mungkin ditemukan setelah persalinan biasa, tetapi lebih sering
terjadi akibat ekstrasi dengan cunam, terlebih apabila kepala janin harus
diputar, robekan terdapat pada dinding lateral dan baru terlihat pada
pemeriksaan speculum.
c) Perubahan pada perineum
Terjadi robekan perineum hampir pada semua persalinan pertama dan tidak
jarang juga pada persalinan berikutnya.Robekan perineum umumnya terjadi di
garis tengah dan bisa menjadi luas apabila kepala janin lahir terlalu cepat,
sudut arkus pubis lebih kecil daripada biasa, kepala janin melewati pintu
bawah panggul dengan ukuran yang lebih besar dan pada sirkumfarensia
suboksipito bregmatika.Bila ada laserasi jalan lahir atau luka bekas episiotomy
(penyayatan mulut serambi kemaluan untuk mempermudah kelahiran bayi)
lakukanlah penjahitan dan perawatan dengan baik Perubahan pada sistem
pencernaan
Biasanya ibu mengalami konstipasi setelah melahirkan anak.Hal ini
disebabkan karena pada waktu melahirkan alat pencernaan mendapat tekanan
yang menyebabkan kolon menjadi kosong, pengeluaran cairan yang
berlebihan pada waktu persalinan (dehidrasi), kurang makan, hemorroid,
laserasi jalan lahir.Supaya buang air besar kembali teratur dapat diberikan diit
atau makanan yang mengandung serat dan pemberian cairan yang cukup. Bila
usaha ini tidak berhasil dalam waktu 2 atau 3 hari dapat ditolong dengan
pemberian huknah atau gliserin spuit atau diberikan obat laksan yang lain
(Eny Retna Ambarwati, Diah Wulandari, 2009,p.80).
d) Perubahan sistem perkemihan
Saluran kencing kembali normal dalam waktu 2 sampai 8 minggu, tergantung
pada 1) keadaan/status sebelum persalinan 2) Lamanya partus kalla II yang
dilalui 3) Bersarnya tekanan kepala yang menekan pada saat persalinan