Top Banner
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG MANFAAT KOLOSTRUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KATOBU TAHUN 2016 Karya Tulis Ilmiah Diajukan sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan di Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna Oleh : Fibrianti PSW.B.2013.IB.0011 YAYASAN PENDIDIKAN SOWITE AKADEMI KEBIDANAN PARAMATA RAHA KABUPATEN MUNA 2016
57

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG MANFAAT KOLOSTRUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KATOBU TAHUN 2016

Feb 10, 2017

Download

Education

Warnet Raha
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG MANFAAT KOLOSTRUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KATOBU TAHUN 2016

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG MANFAAT KOLOSTRUM

DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KATOBU

TAHUN 2016

Karya Tulis Ilmiah

Diajukan sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan

di Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna

Oleh :

Fibrianti

PSW.B.2013.IB.0011

YAYASAN PENDIDIKAN SOWITE

AKADEMI KEBIDANAN PARAMATA RAHA

KABUPATEN MUNA

2016

Page 2: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG MANFAAT KOLOSTRUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KATOBU TAHUN 2016

ii

LEMBAR PERSETUJUAN

Karya Tulis Ilmiah

Gambaran Pengetahuan Ibu Nifas tentang Manfaat Kolostrumdi Wilayah Kerja Puskesmas Katobu

Tahun 2016

Telah disetujui untuk di seminarkan di hadapan Tim Penguji Karya Tulis Ilmiah

Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna

Raha, Juli 2016Pembimbing I Pembimbing II

Sartina, SST Samudra Taufik, S.Gz

Mengetahui,Direktur Akbid Paramata RahaKabupaten Muna

Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M.Kes

Page 3: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG MANFAAT KOLOSTRUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KATOBU TAHUN 2016

iii

LEMBAR PENGESAHAN

Karya Tulis Ilmiah ini telah disetujui dan diperiksa oleh Tim PengujiKarya Tulis Ilmiah Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna

TIM PENGUJI

1. Sutriawati, S.KM.,M.Kes (……………………………….)

2. Sartina, SST (……………………………….)

3. Samudra Taufik, S.Gz (……………………………….)

Raha, Juli 2016

Pembimbing I Pembimbing II

Sartina, SST Samudra Taufik, S.Gz

Mengetahui,Direktur Akbid Paramata RahaKabupaten Muna

Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M.Kes

Page 4: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG MANFAAT KOLOSTRUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KATOBU TAHUN 2016

iv

RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS

Nama : Fibrianti

Tempat/Tanggal Lahir : Wakadia, 2 Mei 1994

Suku/Bangsa : Muna

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat : Desa Wakadia

II. RIWAYAT PENDIDIKAN

1. Lulus SD Negeri 3 Kosambi : Tahun 2007

2. Lulus SMP Negeri 3 Kosambi : Tahun 2010

3. Lulus SMA Negeri 1 Kontunaga : Tahun 2013

4. Sejak Tahun 2013 mengikuti pendidikan Program Studi D III Kebidanan

Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna dan Insya Allah akan di

selesaikan pada Tahun 2016.

Page 5: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG MANFAAT KOLOSTRUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KATOBU TAHUN 2016

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Subhana Wata’ala, atas izin-Nyalah

sehingga penulisan Karya Tulis ilmiah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.

Salam dan Salawat penulis tidak lupa kirimkan kepada Nabi Muhammad SAW,

orang yang menjadi idola dan panutan penulis.

Penulis sampaikan juga terimakasih kepada Ibu Sartina, SST selaku Pembimbing

I dan Bapak Samudra Taufik, S.Gz selaku pembimbing II dengan tulus dan rela

meluangkan waktunya membimbing penulis dalam penyusunan Proposal ini. Pada

kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-

tingginya, khususnya kepada :

1. Bapak La Ode Muhlisi, A.Kep.,M.Kes, selaku Ketua Yayasan Pendidikan

Sowite.

2. Ibu Rosminah Mansyarif S.Si.T.,M.Kes, selaku Direktur Akademi Kebidanan

Paramata Raha Kabupaten Muna.

3. Bapak Ali Mochtar Jaya, S.STP, M.Sc, selaku Kepala Badan Kesatuan Bangsa,

Politik, dan Perlindungan pada Masyarakat beserta Staf yang telah memberikan

izin penelitian.

4. Seluruh Dosen dan Staf Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna

yang telah memberikan dukungan dan bantuan serta kerjasama dalam proses

penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

5. Bapak La Uhu dan Wa Ode Luwi selaku kedua orang tua saya dan saudara-

saudaraku tercinta yang banyak memberikan bantuan moril maupun materil

dalam proses pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini.

Page 6: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG MANFAAT KOLOSTRUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KATOBU TAHUN 2016

6. Tak lupa juga keluarga serta sahabat-sahabat yang tersayang, yang selalu siap

serta bersedia menolong dan membantu, juga memberikan banyak motivasi dan

dukungan yang tiada henti-hentinya.

Dengan segala kerendahan hati dan senantiasa mengharapkan ridha-Nya karena

kepada-Nya jugalah tempat kembalinya segala sesuatu, penulis terbuka bagi saran

dan kritikan yang konstruktif demi perbaikan kearah yang lebih baik. Akhirnya

semoga Allah Subhana Wata’ala senantiasa melimpahkan rahmat-Nya kepada kita

semua, khususnya teman-teman mahasiswi Akademi Kebidanan Paramata Raha

Kabupaten Muna. Amin.

Raha, Juli 2016

Penulis

Page 7: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG MANFAAT KOLOSTRUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KATOBU TAHUN 2016

vi

DAFTAR ISI

Halaman Judul....................................................................................................... i

Lembar Persetujuan............................................................................................... ii

Lembar Pengesahan............................................................................................... iii

Riwayat Hidup....................................................................................................... iv

Kata Pengantar...................................................................................................... v

Daftar Isi................................................................................................................ vi

Daftar Tabel........................................................................................................... vii

Intisari.................................................................................................................... viii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang................................................................................... 1

B. Perumusan Masalah............................................................................ 3

C. Tujuan Penelitian................................................................................ 3

D. Manfaat Penelitian.............................................................................. 4

BAB II TINJUAN PUSTAKA

A. Telah Pustaka..................................................................................... 5

1. Konsep Dasar Tentang Pengetahuan.......................................... 5

2. Konsep Dasar Masa Nifas.......................................................... 11

3. Konsep Dasar Kolostrum........................................................... 15

B. Landasan Teori................................................................................... 19

C. Kerangka Konsep.............................................................................. 21

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian......................................................... 22

B. Waktu dan Tempat Penelitian............................................................ 22

C. Subyek Penelitian............................................................................... 22

D. Identifikasi Variabel Penelitian.......................................................... 23

E. Definisi operasional............................................................................ 23

F. Instrument Penelitian.......................................................................... 25

G. Pengolahan dan Analisis Data............................................................ 25

H. Jalannya Penelitian............................................................................. 26

Page 8: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG MANFAAT KOLOSTRUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KATOBU TAHUN 2016

vi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi

Penelitian...................................................

27

B. Hasil

Penelitian....................................................................................

29

C. Pembahasan.................................................................... 34

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan..................................................... 39

B. Saran................................................................. 39

DAFTAR PUSTAKA............................................................ 41

Lampiran-Lampiran

Page 9: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG MANFAAT KOLOSTRUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KATOBU TAHUN 2016

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Defenisi Operasional dan Kriteria Objektif....................................... 23

Tabel 2 : Distribusi Penduduk di Wilayah Kerja Puskesmas Katobu menurut

Jenis Kelamin Tahun 2016..............................................................

28

Tabel 3 : Distribusi Responden Menurut Golongan Umur di Wilayah Kerja

Puskesmas Katobu Tahun 2016.........................................................

29

Tabel 4 : Distribusi Responden Menurut Golongan Pekerjaan di Wilayah

Kerja Puskesmas Katobu Tahun........................................................

30

Tabel 5 : Distribusi Responden Menurut Golongan Pendidikan di Wilayah

Kerja Puskesmas Katobu Tahun 2016...............................................

31

Tabel 6 : Distribusi Pengetahuan Ibu Nifas tentang Manfaat Kolostrum

Berdasarkan Tingkat Tahu di Wilayah Kerja Puskesmas Katobu

Tahun 2016........................................................................................ 32

Tabel 7 : Distribusi Pengetahuan Ibu Nifas tentang Manfaat Kolostrum

Berdasarkan Tingkat Memahami di Wilayah Kerja Puskesmas

Katobu Tahun 2016........................................................................... 33

Tabel 8 : Distribusi Pengetahuan Ibu Nifas tentang Manfaat Kolostrum

Berdasarkan Tingkat Aplikasi di Wilayah Kerja Puskesmas

Katobu Tahun 2016........................................................................... 34

Page 10: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG MANFAAT KOLOSTRUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KATOBU TAHUN 2016

viii

INTISARI

Fibrianti (PSW.B.2013.IB.0011), “Gambaran Pengetahuan Ibu Nifas TentangManfaat Kolostrum di Wilayah Kerja Puskesmas Katobu Tahun 2016 ”, dibimbing oleh Ibu Sartina dan Bapak Samudra Taufik

Latar belakang : Pada tahun 2012 hanya 4 % bayi yang mendapatkan ASI dalamsatu jam pertama, kemudian 8 % bayi baru lahir mendapatkan kolostrum dalam 1jam setelah lahir, 53 % bayi mendapatkan kolostrum pada hari pertama danselebihnya 35 % sebagian ibu nifas tidak memberikan kolostrum pada bayinya saatlahir.Metode : Desain yang digunakan dalam penelitian adalah deskriptif dengan jumlahpopulasi sebanyak 52 responden ibu nifas dan sampel sebanyak 46 responden dengantehnik purposive sampling. Instrument yang digunakan meliputi kusioner untukmengetahui gambaran pengetahuan ibu nifas terhadap manfaat kolostrum dengantingkat tahu, memahami, dan aplikasi.Hasil : Penelitian menunjukan dari 30 responden yang memiliki tingkat tahuterhadap manfaat kolostrum pada ibu nifas yang terbanyak adalah kategori baikyakni ibu yang memiliki tingkat pengetahuan yang baik sebanyak 28 orang (93%),yang memiliki pengetahuan yang cukup tidak terdapat ibu nifas (0%), sedangkanyang memiliki tingkat pengetahuan yang kurang sebanyak 2 orang (7%). Tingkatmemahami terhadap manfaat kolostrum pada ibu nifas yang terbanyak adalahkategori kurang yaitu sebanyak 12 orang (40%), untuk kategori baik sebanyak 10orang (33%), sedangkan untuk kategori cukup sebanyak 8 orang (27%). Berdasarkantingkat aplikasi terhadap manfaat kolostrum pada ibu nifas yang terbanyak adalahkategori cukup sebanyak 17 orang (57%), untuk kategori baik sebanyak 9 orang (30%), dan untuk kategori cukup sebanyak 4 orang (13%).Kesimpulan: Hasil penelitian ini menunjukan bahwa sebagian besar respondenmemiliki tingkat tahu yang baik dengan jumlah 28 responden (93 %), memahamiyana kurang dengan jumlah 12 responden (40 %) , dan aplikasi yang cukup denganjumlah 17 responden (57 %) terhadap manfaat kolostrum.

Kata Kunci : Pengetahuan manfaat kolostrum, tahu, memahami, dan aplikasi.

Page 11: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG MANFAAT KOLOSTRUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KATOBU TAHUN 2016

4

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Badan kesehatan dunia World Health Organization (WHO) mengatakan bahwa

jumlah ibu yang menyusui banyak dinegara-negara berkembang dan mulai

meningkat pada tahun 2007 menjadi 27,9 %. Jika dibicarakan mengenai jumlah

penurunan ibu menyusui, pada tahun 2012 sebanyak 16,7 %. Banyak hal yang

mempengaruhi hal tersebut, salah satunya adalah beban hidup atau stress yang

dialami oleh banyak wanita (Bahiyatun, 2012).

Para ahli kesehatan telah banyak melakukan penelitian untuk menjabarkan data

umum secara ilmiah. Para ahli dengan berbagai penelitian telah membuktikan

kebenarannya, sehingga akhirnya organisasi kesehatan dunia (WHO) termasuk

seluruh departemen kesehatan di dunia pun sangat menganjurkan para ibu memberi

ASI kepada bayinya sesegera mungkin setelah bayi lahir agar dapat tumbuh kembang

dan menajdi generasi yang cerdas (Bahiyatun, 2012).

Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) pada tahun 2007, cakupan ASI

masih 53,5 %, pemberian ASI kepada bayi satu jam paska persalinan hanya 6 %,

sedangkan pemberian ASI kepada bayi pada hari pertama setelah kelahirannya hanya

41,5 %. Sedangkan pada tahun 2012 hanya 4 % bayi yang mendapatkan ASI dalam

satu jam pertama, kemudian 8 % bayi baru lahir mendapatkan kolostrum dalam 1

jam setelah lahir, 53 % bayi mendapatkan kolostrum pada hari pertama dan

selebihnya 35 % sebagian ibu nifas tidak memberikan kolostrum pada bayinya saat

lahir. Rendahnya tingkat pemberian kolostrum inilah yang menjadi salah satu pemicu

rendahnya status gizi bayi dan balita di Indonesia disebabkan oleh kurangnya

Page 12: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG MANFAAT KOLOSTRUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KATOBU TAHUN 2016

4

pengetahuan ibu mengenai pentingnya pemberian kolostrum pada bayinya. Hal

tersebut dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunyayaitu tingkat

pendidikan ibu sehingga informasi tidak dapat tersampaikan dengan baik (Depkes

RI, 2008).

Setelah melahirkan ibu mengeluarkan satu jenis susu kental yang berwarna

kekuning-kuningan dan lebih kental disebut kolostrum, kolostrum mengandung vit

A, protein dan zat kekebalan yang mempunyai keuntungan sebagai pencahar yang

ideal untuk membersihkan selaput usus bayi baru lahir untuk mempersiapkan saluran

pencernaan kadar protein terutama globulin (gamma globulin) yang tinggi dapat

memberikan daya perlindungan tubuh terhadap infeksi dan zat antibodi yang mampu

melindungi tubuh dari berbagai penyakit infeksi untuk jangka waktu sampai 6 bulan

(Depkes RI, 2008).

Dampak dari tidak diberikannya kolostrum tersebut adalah daya tahan tubuh

yang lemah sehingga mudah terserang berbagai penyakit. Maka dari itu disarankan

untuk sesegera mungkin memberikan kolostrum pada bayi baru lahir (Heryani, Reni.

2012). Hisapan bayi dapat mengakibatkan ibu nifas memulihkan diri dari proses

persalinan. Pemberian kolostrum lebih awal menjadi bayi akan memicu rangsangan

refleks menghisap. Hisapan bayi akan membantu rahim berkontraksi dengan cepat

dan memperlambat perdarahan. Wanita yang menyusui bayinya akan lebih cepat

turun berat badannya dari berat badan yang bertambah selama masa kehamilan. Oleh

karena itu jika kolostrum tidak diberikan pada masa nifas sesegera mungkin, akan

mengakibatkan proses pemulihan pasca persalinan menjadi terhambat

(Kristiyanasari, Weni. 2012).

Page 13: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG MANFAAT KOLOSTRUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KATOBU TAHUN 2016

4

Data yang di peroleh dari Dinas Kesehatan Sulawesi Tenggara, pada tahun 2011

prevalensi ibu menyusui yang memberikan Kolostrum adalah 54,81 %, kemudian

pada tahun 2012 hanya sekitar 33,48 % dan pada tahun 2013 semakin menurun

hingga 30,14 % ibu yang memberikan Kolostrum (Profil Kesehatan Dinkes Provinsi

Sulawesi Tenggara, 2013)

Data Dinas Kesehatan Kabupaten Muna jumlah ibu nifas pada tahun 2013

sebanyak 5936 orang, 2014 sebanyak 5674 orang dan 2015 sebanyak 4276 orang.

Data dari puskesmas Katobu bahwa jumlah ibu nifas pada tahun 2015 sebanyak 610,

dan pada tahun 2016 bulan Agustus mencapai 52 ibu nifas.

Berdasarkan latar belakang tersebut maka peneliti tertarik untuk mengambil judul

Gambaran Pengetehuan Ibu Nifas tentang Manfaat Kolostrum di Wilayah Kerja

Puskesmas Katobu Tahun 2016

B. Rumusan masalah

Dari latar belakang maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

“Bagaimana Pengetahuan Ibu Nifas Terhadap Manfaat Kolostrum di Wilayah Kerja

Puskesmas Katobu Tahun 2016 ?”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui tingkat pengetahuan ibu nifas terhadap manfaat kolostrum di

Wilayah Kerja Puskesmas Katobu Tahun 2016.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui gambaran pengetahuan ibu nifas ditinjau dari segi tahu tentang

manfaat kolostrum di Wilayah Kerja Puskesmas Katobu Tahun 2016.

Page 14: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG MANFAAT KOLOSTRUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KATOBU TAHUN 2016

4

b. Mengetahui gambaran pengetahuan ibu nifas ditinjau dari segi memahami

tentang manfaat kolostrum di Wilayah Kerja Puskesmas Katobu Tahun 2016.

c. Mengetahui gambaran pengetahuan ibu nifas ditinjau dari segi aplikasi

tentang manfaat kolostrum di Wilayah Kerja Puskesmas Katobu Tahun 2016.

D. Manfaat Penelitian

Dalam bidang ini dijelaskan relevansi dan signifikan terhadap ibu nifas yang

diukur tingkat pengetahuannya mengenai manfaat kolostrum dan untuk ilmu maupun

penerapan yang bersifat praktik.

1. Bagi Profesi Kebidanan

Diharapkan dapat menjadi bahan pengembangan ilmu pengetahuan dan mutu

pelayanan, khususnya meningkatkan pengetahuan ibu nifas mengenai manfaat

kolostrum serta dapat dijadikan tambahan informasi dan memberikan konstribusi

dalam melakukan perencanaan asuhan kebidanan pada ibu nifas tersebut.

2. Bagi Pembaca

Diharapkan dapat memberikan informasi kepada Pembaca guna mengetahui

manfaat kolostrum yang sangat penting untuk membantu pertumbuhan dan

perkembangan pada bayi baru lahir.

3. Bagi Institusi Akbid Paramata & Peneliti Selanjutnya

Dapat menjadi bahan pustaka dan sebagai sumber referensi.

4. Bagi Peneliti

Merupakan pengalaman pertama dalam mengaplikasikan ilmu pengetahuan

dan menambah wawasan.

Page 15: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG MANFAAT KOLOSTRUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KATOBU TAHUN 2016

26

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Telah Pustaka

1. Konsep Dasar Pengetahuan

a. Pengertian pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil pengindraan manusia, atau hasil tahu seseorang

terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung, telinga,

penciuman, rasa dan raba). Pada waktu pengindraan sampai menghasilkan

pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi

terhadap objek. Sebagian besar pengetahuan diperoleh melalui mata dan telinga

(Sulistyawati, 2010).

b. Tingkat Pengetahuan

Menurut Sulistyawati, (2010), pengetahuan yang tercakup dalam domain

kognitif mempunyai 6 tingkatan yaitu :

1) Tahu (Know)

Tahu dapat diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat

kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari

atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu tahu ini merupakan

tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa

orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan,

menguraikan, mengidentifikasi, menyatakan, dan sebagainya.

2) Memahami (comprehention)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan

Page 16: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG MANFAAT KOLOSTRUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KATOBU TAHUN 2016

26

secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan

materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau

materi harus dapat

menjelasakan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan

sebagainya.

3) Aplikasi (application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang

telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya). Aplikasi disini

dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum–hukum, rumus,

metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks lain.

4) Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi kedalam

komponen-komponen, tetapi masih dalam satu struktur organisasi dan masih

adakaitanya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari

penggunaan kata kerja, seperti dapat menggambarkan (membuat bagan),

membedakan, memisahkan, mengelompokan dan sebagainya.

5) Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjukan kepada suatu kemampuan untuk meletakan atau

menghubungkan bagian–bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang

baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun

formula baru dari formulasi–formulasi yang ada. Misalnya, dapat menyusun,

dapat merencanakan, dapat meringkas, dapat menyesuaikan dan sebagainya

terhadap suatu teori atau rumusan–rumusan yang telah ada.

Page 17: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG MANFAAT KOLOSTRUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KATOBU TAHUN 2016

26

6) Evaluasi(evaluation)

Evaluasi ini berkaiatan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi

atau penilaian terhadap suatu materi. Penialain–penilaian itu didasarkan pada

suatu criteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan criteria–criteria

yang telah ada.

c. Cara memperoleh pengetahuan

Menurut Sulistyawati, (2010), cara untuk memperoleh kebenaran

pengetahuan dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu :

1) Cara tradisional atau non ilmiah terdiri dari :

a) Cara coba salah (TrialandError)

Cara ini dipakai orang sebelum adanya kebudayaan. Cara coba-coba

ini dilakukan dengan menggunakan beberapa kemungkinan dalam

memecahkan masalah. Apabila kemungkinan tersebut tidak berhasil,

dicoba kemungkinan yang lain sampai masalah tersebut dapat

terpecahkan.

b) Secara kebetulan

Penemuan kebenaran secara kebetulan terjadi karena tidak disengaja

oleh orang yang bersangkutan.

c) Cara kekuasaan atau otoritas

Kebiasaan seperti ini bukan hanya terjadi pada masyarakat tradisional

saja, melainkan juga terjadi pada masyarakat modern. Kebiasaan ini

seolah diterima dari sumbernya sebagai kebenaran yang mutlak. Sumber

pengetahuan tersebut dapat berupa pemimpin-pemimpin masyarakat baik

formal maupun informal. Parapemuka agama, pemegang pemerintahan

Page 18: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG MANFAAT KOLOSTRUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KATOBU TAHUN 2016

26

dan lain sebagainya.

d) Berdasarkan pengalaman sendiri

Pengetahuan atau pengalaman itu merupakan suatu cara untuk

memperoleh kebenaran pengetahuan. Pengalaman pribadi dapat

digunakan sebagai upaya memperoleh pengetahuan. Hal ini dilakukan

dengan cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam

memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa yang lalu.

e) Cara akal sehat (commonsense)

Akal sehat atau commonsense terkadang dapat menemukan teori atau

kebenaran. Misalnya pemberian hadiah dan hukuman merupakan cara

yang masih dianut oleh banyak orang untuk mendisiplinkan anak dalam

konteks pendidikan.

f) Kebenaran melalui wahyu

Ajaran dan norma agama adalah suatu kebenaran yang diwahyukan

dari Tuhan melalui para Nabi. Kebenaran ini harus diterima dan diyakini

oleh pengikut agama yang bersangkutan, terlepas dari apakah keberan

tersebut rasional atu tidak.

g) Kebenaran secara intuitif

Kebenaran secara intuitif diperoleh manusia secara cepat melalui

proses diluar kesadaran dan tanpa melalui proses penalaran atau berpikir.

h) Melalui jalan pikiran

Manusia mampu menggunakan penalarannya dalam memperoleh

pengetahuan. Apakah bila proses pembuatan kesimpulan itu melalui

Page 19: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG MANFAAT KOLOSTRUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KATOBU TAHUN 2016

26

pernyataan-pernyataan yang khusus kepada yang umum dinamakan

induksi sedangkan deduksi adalah pembuatan kesimpulan dari

pernyataan-pernyataan umum kekhusus

2. Cara ilmiah atau modern

Cara baru dalam memperoleh pengetahuan lebih sistematis, logis dan

ilmiah. Cara ini disebut metode penelitian ilmiah, atau metode penelitian

(researchmetodology). Bahwa dalam memperoleh kesimpulan dilakukan

dengan mengadakan observasi langsung dan membuat pencatatan-

pencatatan terhadap semua fakta sehubungan dengan objek yang

diamatinya.

Pencatatan ini mencakup tiga hal pokok :

a) Segala sesuatu yang positif yaitu gejala tertentu yang muncul pada saat

dilakukan pengamatan.

b) Segala sesuatu yang negatif, yakni gejala tertentu yang tidak muncul pada

saat dilakukan pengamatan.

c) Gejala–gejala yang muncul secara bervariasi yaitu gejala–gejala yang

berubah-ubah pada kondis–kondisi tertentu.

d. Faktor–faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang

Menurut Sulistyawati, (2010), faktor–faktor yang mempengaruhi tingkat

pengetahuan secara umum adalah :

1. Umur

Semakin tua umur seseorang maka proses–proses perkembangan

mentalnya bertambah baik, akan tetapi pada umur tertentu, bertambahnya

Page 20: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG MANFAAT KOLOSTRUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KATOBU TAHUN 2016

26

proses perkembangan mental ini tidak secepat seperti ketika berumur belasan

tahun.

2. Intelegensi

Intelegensi diartikan sebagai suatu kemampuan untuk belajar dan

berpikir abstrak guna menyesuaikan diri secara mental dalam situasi baru.

Intelegensi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi hasil dari

proses belajar. Intelegensi bagi seseorang merupakan salah satu modal untuk

berpikir dan mengolah berbagai informasi secara terarah sehingga mampu

menguasai lingkungan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

perbedaan intelegensi dari seseorang akan berpengaruh pula terhadap tingkat

pengetahuan.

3. Lingkungan

Lingkungan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi

pengetahuan seseorang. Lingkungan memberikan pengaruh pertama bagi

seseorang, dimana seseorang dapat mempelajari hal–hal yang baik dan juga

hal–hal yang buruk tergantung pada sifat kelompoknya. Dalam lingkungan

seseorang akan memperoleh pengalaman yang akan berpengaruh pada cara

berpikir seseorang.

4. Sosial budaya

Sosial budaya mempunyai pengaruh pada pengetahuan seseorang.

Seseorang memperoleh suatu kebudayaan dalam hubungannya dengan orang

lain, karena hubungan ini seseorang mengalami suatu proses belajar dan

memperoleh suatu pengetahuan.

Page 21: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG MANFAAT KOLOSTRUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KATOBU TAHUN 2016

26

5. Pendidikan

Pendidikan adalah suatu kegiatan atau proses pembelajaran untuk

mengembangkan atau meningkatkan kemampuan tertentu sehingga sasaran

pendidikan itu dapat berdiri sendiri. Tingkat pendidikan turut pula

menentukan mudah tidaknya seseorang menyerap dan memahami

pengetahuan yang mereka peroleh, pada umumnya semakin tinggi

pendidikan seseorang semakin baik pula Pengetahuannya.

6. Pengalaman

Pengalaman merupakan guru yang terbaik. Pepatah tersebut dapat

diartikan bahwa pengalaman merupakan sumber pengetahuan atau

pengalaman itu suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. Oleh

sebab itu, pengalaman pribadipun dapat digunakan sebagai upaya untuk

memperoleh pengetahuan.

2. Konsep Dasar Post Partum (Masa Nifas)

a. Pengertian Post Partum

Masa Nifas (puerperium) adalah masa pulihnya kembali, mulai dari

persalinan selesai sampai alat-alat kandung kembali seperti pra hamil. Lama

masa nifas yaitu 6-8 minggu (Ambarwati, 2010).

Masa nifas adalah puerperium adalah periode waktu atau masa dimana

organ-organ reproduksi kembali pada keadaan tidak hamil. Masa ini

membutuhkan waktu sekitar 6 minggu (Sarwono, 2009).

b. Tujuan Masa Nifas

Menurut Ambarwati (2010), tujuan asuhan masa nifas dibagi dua yaitu :

Page 22: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG MANFAAT KOLOSTRUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KATOBU TAHUN 2016

26

1) 1) Tujuan Umum

Membantu ibu dan pasangannya selama masa transisi awal mengasuh

anak.

2) Tujuan Khusus

a) Menjaga kesehatan ibu dan bayi baik fisik maupun psikologi.

b) Melaksanakan skrining yang komperhensif, mendeteksi masalah,

mengobati/merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu dan bayi.

c) Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatandiri,

nutrisi, KB, menyusui, pemberian imunisasi dan perawatan bayi sehat.

d) Memberikan pelayanan keluarga berencana

c. Periode Masa Nifas

Periode nifas menurut Ambarwati (2010), meliputi :

1) Immediate Puerperium

Segera setelah persalinan sampai 24 jam setelah persalinan.

2) Early puerperium

1 hari sampai 7 hari setelah melahirkan.

3) Late puerperium

1 minggu sampai 6 minggu setelah melahirkan.

d. Tahapan Masa Nifas

Menurut Rukiyah, dkk (2011), nifas dibagi dalam 3 periode :

1) Puerperium dini adalah masa kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan

berdiri dan berjalan-jalan.

2) Puerperium Intermedial adalah masa kepulihan menyeluruh alat– alat genital

yang lamanya 6–8 minggu.

Page 23: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG MANFAAT KOLOSTRUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KATOBU TAHUN 2016

26

3) Remote puerperium adalah waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat

sempurna terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai

komplikasi.

e. Peran Dan Tanggung Jawab Bidan dalam masa nifas

Menurut Rukiyah, (2011) menyebutkan ada beberapa peran dan tanggung

jawab bidan dalam masa nifas yaitu :

1) Bidan harus tinggal bersama ibu dan bayi dalam beberapa saat untuk

memastikan keduanya dalam kondisi yang stabil.

2) Periksa fundus tiap 15 menit pada jam pertama, 20-30 menit pada jam

kedua, jika kontraksi tidak kuat. Massase uterus sampai keras karena otot

akan menjepit pembuluh darah sehingga menghentikan perdarahan.

3) Periksa tekanan darah, kandung kemih, nadi, perdarahan, tiap 15 menit pada

jam pertama dan tiap 30 menit pada jam kedua.

4) Anjurkan ibu minum untuk mencegah dehidrasi, bersihkan perineum, dan

kenakan pakain bersih, biarkan ibu istirahat, beri posisi yang nyaman,

dukung program bounding attachman dan ASI Eksklusif, ajarkan ibu dan

keluarga untuk memeriksa fundus dan perdarahan, beri konseling tentang

gizi, perawatan payudara, kebersihan diri.

5) Memberikan dukungan secara berkesinambungan selama masa nifas sesuai

dengan kebutuhan ibu untuk mengurangi ketegangan fisik dan psikologis

selama masa nifas.

6) Sebagai promotor hubungan antara ibu dan bayi serta keluarga.

7) Mendorong ibu untuk menyusui bayinya dengan meningkatkan rasa

Page 24: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG MANFAAT KOLOSTRUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KATOBU TAHUN 2016

26

nyaman.

8) Membuat kebijakan, perencana program kesehatan yang berkaitan ibu dan

anak serta melakukan kegiatan administrasi.

9) Mendeteksi komplikasi dan perlunya rujukan.

10) Memberikan konseling untuk ibu dan keluarganya mengenai cara mencegah

perdarahan, mengenali tanda–tanda bahaya, menjaga gizi yang baik, serta

mempraktekan kebersihan yang aman.

11) Melakukan manajemen asuhan dengan cara mengumpulkan data,

menetapkan diagnosa dan rencana tindakan serta melaksanakannya untuk

mempercepat proses pemulihan, mencegah komplikasi dengan memenuhi

kebutuhan ibu dan bayi selama priode nifas.

12) Memberikan asuhan secara professional.

f. Kebijakan Program Nasional Masa Nifas

Menurut Rukiyah, dkk (2011), paling sedikit 4 kali kunjungan masa nifas

dilakukan untuk mencegah, mendeteksi dan menangani masalah–masalah yang

terjadi.

1) Kunjungan I (6–8 jam setelah persalinan)

Tujuannya mencegah perdarahan masa nifas akibat atoniauteri,

mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan, pemberian ASI awal,

melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir (BoundingAttachment),

menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hypothermia.

2) Kunjungan II (6 hari setelah persalinan)

Tujuannya memastikan involusi uterus berjalan normal, menilai adanya

Page 25: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG MANFAAT KOLOSTRUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KATOBU TAHUN 2016

26

tanda–tanda demam, memastikan ibu cukup makanan, cairan, dan istirahat,

memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkan tanda–

tanda penyulit, memberikan konseling pada ibu tentang asuhan pada bayi,

talipusat, menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi sehari-hari.

3) Kunjungan III ( 2 minggu setelah persalinan)

Tujuannya memastikan involusi uterus berjalan normal, menilai adanya

tanda–tanda demam, memastikan ibu cukup makanan, cairan, dan istirahat,

memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkan tanda–

tanda penyulit, memberikan konseling pada ibu tentang asuhan pada bayi,

tali pusat, menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi sehari-hari.

4) Kunjungan IV (6 minggu setelah persalinan)

Tujuannya menanyakan pada ibu tentang penyulit–penyulit yang ibu

alami, memberikan konseling KB secara dini.

3. Konsep Dasar Kolostrum

a. Pengertian Kolostrum

Kolostrum merupakan cairan kental kekuning–kuningan keluar pada hari

pertama sampai hari ketiga setelah bayi lahir. Jumlah kolostrum akan betambah

dan mencapai komposisi ASI biasa / matur sekitar 3-14 hari (Nurjanah, dkk.

2013).

Kolostrum merupakan cairan yang pertama kali disekresi oleh kelenjar

payudara dari hari ke 1 sampaike 3, mengandung tissuedebris dan residua

lmaterial yang terdapat dalam alveoli dan duktus dari kelenjar payudara

sebelum dan setelah masa puerperium. Komposisi dari kolostrum ini dari hari

kehari selalu berubah (Ambarwati, 2010).

Page 26: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG MANFAAT KOLOSTRUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KATOBU TAHUN 2016

26

b. Komposisi Kolostrum

Menurut Rukiyah, dkk, (2011), komposisi kolostrum meliputi :

1) Kadar karbohidrat dan lemak rendah jika dibandingkan dengan ASI matur.

2) Lebih banyak mengandung protein dibandingkan dengan ASI matur, tetapi

berlainan dengan ASI yang matur, pada kolostrum protein yang utama

adalah globulin (gammaglobulin).

3) Lebih banyak mengandung antibody dibandingkan dengan ASI matur, dan

dapat memberikan perlindungan bagi bayi sampai umur 6 bulan.

4) Mineral, terutama natrium kalium dan kalori lebih tinggi jika dibandingkan

dengan ASI matur.

5) Vitamin yang larut dalam lemak (vitamin A, D, E, K) lebih tinggi jika

dibandingkan dengan ASI matur, sedangkan vitamin yang larut dalam air

(vitamin B dan C) dapat lebih tinggi atau lebih rendah.

6) Zat kekebalan tubuh atau Immunoglobulin.

7) IgA, IgG dan IgM lebih tinggi jika dibandingkan dengan ASI matur.

8) Total energi rendah jika dibandingkan dengan susu matur hanya 58 Kal / 100

ml kolostrum.

9) Volume berkisar 150-300ml / 24 jam.

c. Manfaat Kolostrum

Menurut Walyani & Purwoastuti (2015), manfaat kolostrum antara lain:

1) Kolostrum mengandung zat kekebalan tubuh terutama IgA

(ImmunoglobulinA) untuk melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi

terutama diare.

Page 27: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG MANFAAT KOLOSTRUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KATOBU TAHUN 2016

26

2) Jumlah kolostrum yang diproduksi bervariasi tergantung dari isapan bayi

pada hari pertama kelahiran. Walaupun sedikit, namun cukup untuk

memenuhi kebutuhan gizi bayi. Oleh karena itu, kolostrum harus diberikan

pada bayi.

3) Kolostrum mengandung protein, vitamin A yang tinggi dan mengandung

karbohidrat dan lemak rendah, sehingga sesuai dengan kebutuhan gizi bayi

pada hari–hari pertama kelahiran.

4) Membantu mengeluarkan mekonium yaitu kotoran bayi yang pertama

berwarna hitam kehijauan.

d. Kandungan Kolostrum

Kolostrum penuh dengan zat antibody (zat pertahanan tubuh untuk

melawan zat asing yang masuk kedalam tubuh) dan immunoglobulin (zat

kekebalan tubuh untuk melawan infeksi penyakit). Kolostrum mangandung

kekebalan 10-17 kali lebih banyak dari susu matang (mature). Zat kekebalan

yang terdapat pada ASI akan melindungi bayi dari penyakit diare

Kandungan dari kolustrum antara lain :

1) Protein : 8,5 %

2) Lemak : 2,5 %

3) Karbohidrat : 3,5 %

4) Garam dan mineral : 0,4 %

5) Air : 85,1 %

6) Vitamin A, B, C, D, E, dan vitamin K dalam jumlah yang sangat sedikit

7) Leukosit sel darah putih

Page 28: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG MANFAAT KOLOSTRUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KATOBU TAHUN 2016

26

d. Reflek yang berperan dalam pembentukan kolostrum atau air susu.

Menurut Kristiyansari, (2010), ada 2 reflek yang berperan dalam

pembentukan kolostrum atau air susu antara lain :

1) Refleks Prolaktin (Proses produksi ASI)

Hormon prolaktin dari plasenta memegang peranan untuk membuat

kolostrum, tetapi jumlah kolostrum masih terbatas karena masih dihambat

oleh kadar estrogen yang tinggi. Sewaktu bayi menyusu, ujung saraf peraba

yang terdapat ada putting susu terangsang. Jumlah prolaktin yang disekresi

dan jumlah susu yang diproduksi berkaitan dengan stimulus isapan yaitu

frekuensi, intensitas dan lamanya bayi menghisap.

2) Refleks Let Down (Proses pengaliran ASI)

Hormon oksitosin setelah dilepas kedalam darah akan mengacu otot -

otot polos yang mengelilingi alveoli dan duktulus berkontraksi sehingga

memeras air susu dari alveoli, duktulus, dan sinus menuju putting susu.

Tanda–tanda lain dari letdown adalah tetesan pada payudara lain yang

sedang dihisap oleh bayi. Refleks ini dipengaruhi oleh kejiwaan ibu.

e. Faktor–faktor penyebab seorang ibu tidak memberikan ASI Kolostrum

Beberapa penelitian menunjukkan banyak faktor yang menyebabkan

seorang ibu tidak menyusui bayinya, terutama dalam pemberian kolostrum,

antara lain :

1) Faktor kurangnya petugas kesehatan, sehingga masyarakat kurang mendapat

penerangan atau dorongan tentang manfaat pemberian ASI terutama

kolostrum.

Page 29: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG MANFAAT KOLOSTRUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KATOBU TAHUN 2016

26

2) Faktor kurangnya pengetahuan ibu tentang pemberian kolostrum.

3) Faktor perubahan social budaya yang masih berlaku dibeberapa daerah yang

mengharuskan kolostrum dibuang.

4) Faktor ASI yang belum keluar pada hari–hari pertama sehingga perlu

ditambah susu formula.

5) Faktor payudara kecil sehingga tidak menghasilkan cukup ASI Pertama

(kolostrum). Besar kecilnya payudara tidak menentukan banyak sedikitnya

produksi ASI Pertama (kolostrum) karena payudara yang besar hanya

mengandung lebih banyak jaringan lemak dibandingkan yang kecil

(Syafrudin, dkk, 2011).

B. Landasan Teori

Kolostrum adalah cairan pertama yang keluar dari kelenjar payudara dan keluar

pada hari kesatu–ketujuh, yang mempunyai komposisi berubah-ubah dari hari-kehari,

cairan ini kental dan berwarna kekuning-kuningan, lebih kuning dibandingkan susu

matur. Kolostrum merupakan pencahar yang ideal untuk membersihkan zat yang

tidak terpakai dari usus bayi yang baru lahir dan mempersiapkan, saluran pencernaan

bayi. Lebih banyak mengandung protein sedangkan kadar karbohidrat dan lemaknya

lebih rendah dibandingkan ASI matur, mengandung zat anti infeksi 10-17 kali lebih

banyak dari ASI matur dengan volume 15-30 ml / 24 jam (Walyani & Purwoastuti,

2015).

1. Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengikat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengikat kembali

Page 30: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG MANFAAT KOLOSTRUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KATOBU TAHUN 2016

26

(recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau

rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu “tahu” ini adalah merupakan

tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang

tahu tentang apa yang dipelajari antara lain : menyebutkan, menguraikan,

mendefinisikan, menyatakan dan sebagainya.

2. Memahami (Comprehention)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar

tentang obyek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi yang

tersebar secara benar. Orang yang telah paham terhadap obyek atau materi harus

dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan dan meramalkan, dan

sebagainya terhadap obyek yang dipelajari.

3. Aplikasi (Aplication)

Aplikasi diartikan sebgai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah

dipelajari pada situasi atau kondisi yang sebenarnya. Aplikasi disini dapat

diartikan penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya

dalamkonteks atau situasi yang lain.

Page 31: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG MANFAAT KOLOSTRUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KATOBU TAHUN 2016

26

C. Kerangka Konsep

Pengetahuan ibu nifas

Tahu

Memahami

Aplikasi

Gambar 1. Kerangka konsep

Keterangan :

: Variabel Independen

: Variabel Dependen

: Hubungan antara Variabel

Manfaat Kolostrum

Page 32: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG MANFAAT KOLOSTRUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KATOBU TAHUN 2016

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan observasi

yang bertujuan untuk menguraikan fakta mengenai suatu fenomena dari setiap

variabel yang diteliti.

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian sudah dilaksanakan di Wilayah Kerja Puskesmas Katobu pada Tanggal

09-16 Juli Tahun 2016.

C. Subyek Penelitian

1. Populasi

Adapun populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu nifas yang memiliki

bayi dengan jumlah 52 orang yang ada di Wilayah Kerja Puskesmas Katobu pada

saat dilakukan penelitian.

2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah ibu nifas yang memiliki bayi di Wilayah

Kerja Puskesmas Katobu yang ditemukan pada saat penelitian. Tehnik

pengambilan sampel dengan cara purposive sampling.

Jumlah sampel yang diperoleh adalah :N = .= ( , )= ( , )

Page 33: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG MANFAAT KOLOSTRUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KATOBU TAHUN 2016

= ,= 46 orang

D. Identifikasi Variabel Penelitian

1. Variabel Bebas (Independent)

Variabel bebas adalah variabel yang nilainya menentukan variabel lain yakni

tahu, memahami dan aplikasi.

2. Variabel Terikat (Dependent)

Variabel terikat adalah variabel yang nilainya ditentukan oleh variabel bebas.

Dalam penelitian ini variabel terikatnya adalah manfaat kolostrum.

E. Definisi Operasional

Tabel 1

Definisi Operasional dan Kriteria Obyektif

No Variabel Definisi Kriteria Alat SkalaOperasional Objektif Ukur

Dependen1. Manfaat Menurut Walyani dan

Purwoastuti Kolostrum(2015), manfaatkolosrum antara lain :1. Kolostrum

mengandung zatkekebalan tubuhterutama IgA(ImmunoglobulinA)untuk melindungibayi dari berbagaipenyakit.

2. Jumlah kolostrumyang diprodukbervariasi tergantungdari isapan bayipada hari pertama

Page 34: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG MANFAAT KOLOSTRUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KATOBU TAHUN 2016

kelahiran.3. Kolostrum

mengandung protein,vitamin A yang tinggidan mengandungkarbohidrat danlemak rendah sehinggasesuaidengan kebutuhan gizibayi pada hari-haripertama kelahiran.

4. Membantu mengeluarkanmekonium yaitu kotoranbayi yang pertamaberwarna hitam kehijauan.

Independen2. Tahu Mengikat suatu materi yang . a. Baik : Kuesio Ordinal

telah dipelajari sebelumnya ≥ 75 %- ner100 %

. b. Cukup :60 %-74 %

c. Kurang :≤ 60 %

3. Pemahaman Suatu kemampuan a. Baik : Kuesio Ordinalmenjelaskan secara ≥ 75 %- nerbenar tentang obyek 100 %yang diketahui dan b. Cukup :dapat menginterprestasikan 60 %-materi yang tersebarsecara 74 %benar. c. Kurang :

≤ 60 %

4. Aplikasi Kemampuan untuk a. Baik : Kuesio Ordinalmenggunakan materi yang ≥ 75 %- nertelah dipelajari pada situasi b. Cukup :atau kondisi yang sebenarnya. 60 %-

74 %c. Kurang :

≤ 60 %

Page 35: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG MANFAAT KOLOSTRUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KATOBU TAHUN 2016

F. Instrument Penelitian

Instrument penelitian berupakusiner berisi daftar pertanyaan berstruktur yang

dibuat dengan mengacu pada konsep teori pengetahuan yang berisi tentang tahu,

memahami dan aplikasi tentang manfaat ASI kolostrum (Nasir, dkk, 2011).

G. Pengolahan dan Analisa data

Setelah data terkumpul melalui pengumpulan data, kemudian dilakukan

pengolahan data melalui tahapan antara lain :

a. Editing

Dimana penulis akan melakukan penelitian terhadap data yang diperoleh dan

diteliti apakah terdapat kekeliruan atau tidak dalam penelitian.

b. Kording

Setelah dilakukan editing, selanjutnya penulis memberikan kode tertentu pada

tiap-tiap data sehingga memudahkan dalam melakukan analisa data.

c. Skorsing

Setelah melakukan pengkodean maka dilanjutkan dengan tahap pemberian

skor pada lembar observasi dalam bentuk angka-angka.

d. Tabulasi

Pada tahap ini jawaban responden yang sama dikelompokkan dan diteliti dan

tertur. Dijumlahkan dan dituliskan dalam bentuk tabel ( Nasir, dkk. 2011).

Untuk mendapatkan hasil maka digunakan rumus sebagai berikut :

= . d +Ket : n = jumlah sampling

N = jumlah populasi

Page 36: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG MANFAAT KOLOSTRUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KATOBU TAHUN 2016

= presisi yang di tetapkan

H. Jalannya Penelitian

Jalannya penelitian ini melalui beberapa tahap yaitu :

1. Tahap Persiapan

Pelaksanaan penelitian dimulai dengan mempersiapkan/mengurus izin

penelitian dari institusi pendidikan berdasarkan pengantar yang ditujukan pada

Kepala Kesbang Politik, surat izin penelitian selanjutnya disampaikan kepada

institusi tempat penelitian yaitu Puskesmas Katobu dan melaporkannya sebelum

melalui kegiatan pengumpulan data di lapangan.

2. Tahap Pelaksanaan

Pelaksanaannya dimulai dengan membagikan kuesioner pada responden di

lapangan dengan menggunakan teknik purposive sampling suatu teknik

penepatan sampel secara spontanitas artinya siapa saja ditemukan secara tidak

sengaja bertemu dengan peneliti maka orang tersebut dijadikan sampel.

3. Tahap Pengolahan Data

Data yang dikumpulkan, kemudian diolah dan disajikan dalam bentuk

deskriptif, tabel dan gambar.

4. Tahap Penulisan Laporan

Pada tahap ini disajikan laporan sebai tahap akhir penulisan ini.

Page 37: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG MANFAAT KOLOSTRUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KATOBU TAHUN 2016

27

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Letak Geografi

Secara astronomis, Puskesmas Katobu terletak di bagian Selatan Pulau Muna.

Secara geografis, Katobu terletak dibagian Selatan garis khatulistiwa, memanjang

dari Utara ke Selatan diantara 4.490 – 4500 lintang Selatan dan membentang dari

Barat ke Timur diantara 122.420 – 122.430 bujur Timur. Puskesmas Katobu

merupakan Pusat Pelayanan Kesehatan masyarakat di Kecamatan Katobu.

2. Letak teritorial

a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Batalaiworu.

b. Sebelah Timur berbatasan dengan Selat Buton.

c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Duruka.

d. Sebelah Barat berbatasan dengan Hutan Jati.

3. Wilayah Kerja

Wilayah kerja Puskesmas meliputi Kelurahan Raha I, Kelurahan Laende,

Kelurahan Raha II, Kelurahan Mangga Kuning, Kelurahan Butung-butung,

Kelurahan Watonea, Kelurahan Wamponiki, dan Kelurahan Raha III dengan

luas daratan 12,88 km2.

4. Demografis

Jumlah penduduk wilayah kerja Puskesmas Katobu Tahun 2015 sebanyak

7.771 jiwa, terdiri dari 14.299 jiwa laki-laki, dan 15.735 jiwa perempuan.

Tersebar masing-masing di 7 Kelurahan yaitu :

Page 38: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG MANFAAT KOLOSTRUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KATOBU TAHUN 2016

27

Tabel 3.

Distribusi Penduduk di Wilayah Kerja Puskesmas Katobu

Menurut Jenis Kelamin Tahun 2015

No. Kelurahan

Jenis Kelamin

Jumlah

Laki-laki Perempuan

1. Kel. Raha I 1.308 1.414 2.722

2. Kel. Laende 1.697 1.635 3.332

3. Kel. Raha II 2.625 2.900 5.525

4. Kel. Mangga Kuning 1.364 1.666 3.030

5. Kel. Butung-butung 1.143 1.290 2.433

6. Kel. Watonea 1.647 1.882 3.529

7. Kel. Wamponiki 2.143 2.375 4.518

8. Kel. Raha III 2.372 2.573 4.945

Jumlah 14.299 15.735 30.034

Sumber : Profil Kesehatan Puskesmas Katobu, 2015

5. Sarana Pelayanan dan Tenaga Kesehatan

a. Sarana Pelayanan

Sarana pendukung pelayanan kesehatan di Puskesmas Katobu terdiri dari

Puskesmas Pembantu 1 buah, posyandu 29 pos, kendaraan roda 4 1 unit,

kendaraan roda 2 adan 6 unit.

b. Tenaga Kesehatan

Pelaksana pelayanan kesehatan di Puskesmas Katobu memiliki beberapa

tenaga kesehatan berbagai profesi seperti tenaga medis, paramedis perawat,

paramedis non perawat, tata usaha, dan sopir. Tenaga medis terdiri dari 3 orang

Page 39: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG MANFAAT KOLOSTRUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KATOBU TAHUN 2016

27

Dokter Umum dan 2 orang Dokter Gigi. Tenaga paramedis perawat 9 orang

bidan, perawat 20 orang dan gizi 4 orang. Tenaga paramedis non perawat

terdiri dari kesling 3 orang, analisis 3 orang, SPK 3 orang, farmasi 2 orang dan

FKM 4 orang. Tenaga tata usaha terdiri dari tenaga ahli komputer 4 orang dan

sopir 1 orang.

B. Hasil Penelitian

Penelitian dilakukan pada Tanggal 9-16 Juli Tahun 2016 ibu nifas yang ada di

Wilayah Kerja Puskesmas Katobu berjumlah 30 orang, tetapi sampel penelitiannya

adalah 46 orang.

1. Karakteristik Responden

a. Menurut Kelompok Umur

Tabel.1

Distribusi Responden Menurut Golongan Umur di Wilayah Kerja

Puskesmas Katobu Tahun 2016

No Kelompok Umur Jumlah

F %

1 18-24 6 20

2 25-29 13 43

3 <30 11 37

Jumlah (n) 30 100

Sumber : Data Primer, 2016.

Berdasarkan tabel 1 menunjukan bahwa umur responden yang diteliti

Page 40: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG MANFAAT KOLOSTRUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KATOBU TAHUN 2016

27

bervariasi berdasarkan golongan yaitu 18-24 berjumlah 6 orang (20%),

golongan 25-29 berjumlah 13 orang (43%), sedangkan golongan < 30

berjumlah 11 orang (37%).

b. Menurut Pekerjaan

Tabel.2

Distribusi Responden Menurut Golongan Pekerjaan di Wilayah Kerja

Puskesmas Katobu Tahun 2016

No PekerjaanJumlah

F %

1 PNS 0 0

2 Wiraswasta 4 13

3 Tidak Bekerja 26 87

Jumlah (n) 30 100

Sumber : Data Primer, 2016.

Berdasarkan tabel 2 menunjukan bahwa pekerjaan responden yang diteliti

bervariasi berdasarkan golongan yaitu PNS, Wiraswasta, dan Tidak Bekerja.

Golongan PNS tidak terdapat ibu nifas dengan pekerjaan PNS (0%),

golongan wiraswasta terdapat 4 orang (13%), sedangkan golongan yang

tidak memiliki pekerjaan atau berstatus ibu rumah tangga biasa berjumlah 26

orang (87%).

Page 41: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG MANFAAT KOLOSTRUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KATOBU TAHUN 2016

27

c. Menurut Pendidikan

Tabel.3

Distribusi Responden Menurut Golongan Pendidikan di Wilayah Kerja

Puskesmas Katobu Tahun 2016

NoPendidikan

Jumlah

F %

1 SD 0 0

2 SMP 1 3

3 SMA 22 73

4 SI/Perguruan Tinggi 7 24

Jumlah (n) 30 100

Sumber : Data Primer, 2016.

Berdasarkan tabel 3 menunjukan bahwa pendidikan responden yang

diteliti bervariasi berdasarkan golongan yaitu SD, SMP, SMA, SI/Perguruan

Tinggi. Pada golongan SD tidak terdapat ibu nifas dengan pendidikan terakhir

SD (0%), golongan SMP terdapat 1 orang (3%), sedangkan golongan SMA

berjumlah 22 orang (73%), sedangkan pada golongan SI/Perguruan Tinggi

terdapat 7 orang (24%).

2. Analisis Univariat

Hasil penelitian akan disajikan dalam beberapa tabel distribusi disertai dengan

narasi atau penjelasan tabel yang terdiri dari analisis univariat sebagai berikut :

Page 42: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG MANFAAT KOLOSTRUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KATOBU TAHUN 2016

27

a. Tingkat Tahu

Hasil penelitian, dapat diketahui bahwa tingkat tahu responden tentang

manfaat kolostrum di Wilayah Kerja Puskesmas Katobu Tahun 2016 pada

kategori baik yang berjumlah 28 responden (93 %). Hal ini dapat dilihat pada

tabel 4.

Tabel 4.

Distribusi Pengetahuan Ibu Nifas tentang Manfaat Kolostrum Berdasarkan

Tingkat Tahu di Wilayah Kerja Puskesmas Katobu

Tahun 2016

Tingkat Tahu Frekuensi (f) Persentase (%)

Baik 28 93

Cukup 0 0

Kurang 2 7

Total 30 100

Sumber : Data Primer, 2016

Berdasarkan tabel diatas menunjukan bahwa dari 30 responden ibu nifas

yang emiliki pengetahuan berdasarkan tingkat tahu yang baik berjumlah 28

orang (93%), pada ibu nifas yang memiliki tingkat tahu yang cukup tidak

terdapat (0%), sedangkan pada tingkat tahu yang kurang terdapat 2 orang ibu

nifas (7%).

b. Memahami

Hasil penelitian, dapat diketahui bahwa tingkat memahami responden

tentang manfaat kolostrum di Wilayah Kerja Puskesmas Katobu Tahun 2016

Page 43: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG MANFAAT KOLOSTRUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KATOBU TAHUN 2016

27

pada kategori kurang yang berjumlah 12 responden (12 %). Hasil ini dapat

dilihat pada tabel 5.

Tabel 5.

Distribusi Pengetahuan Ibu Nifas tentang Manfaat Kolostrum Berdasarkan

Tingkat Memahami di Wilayah Kerja Puskesmas Katobu

Tahun 2016

Tingkat Memahami Frekuensi (f) Persentase (%)

Baik 10 33

Cukup 8 27

Kurang 12 40

Total 30 100

Sumber : Data Primer, 2016

Berdasarkan tabel diatas menunjukan bahwa dari 30 responden ibu nifas

yang memiliki pengetahuan berdasarkan tingkat memahami yang baik

berjumlah 10 orang (33%), pada ibu nifas yang memiliki tingkat memahami

yang cukup terdapat 8 orang (27%), sedangkan pada tingkat memahami yang

kurang terdapat 12 orang ibu nifas (40%).

c. Aplikasi

Hasil penelitian, dapat diketahui bahwa tingkat aplikasi responden tentang

manfaat kolostrum di Wilayah Kerja Puskesmas Katobu Tahun 2016 pada

kategori cukup yang berjumlah 17 responden (57 %). Hasil ini dapat dilihat

pada tabel 6.

Page 44: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG MANFAAT KOLOSTRUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KATOBU TAHUN 2016

27

Tabel 6.

Distribusi Pengetahuan Ibu Nifas tentang Manfaat Kolostrum Berdasarkan

Tingkat Aplikasi di Wilayah Kerja Puskesmas Katobu

Tahun 2016

Tingkat Memahami Frekuensi (f) Persentase (%)

Baik 9 30

Cukup 17 57

Kurang 4 13

Total 30 100

Sumber : Data Primer, 2016

Berdasarkan tabel 6 menunjukan bahwa dari 30 responden ibu nifas yang

memiliki pengetahuan berdasarkan tingkat aplikasi yang baik berjumlah 9

orang (30%), pada ibu nifas yang memiliki tingkat aplikasi yang cukup

terdapat 17 orang (57%), sedangkan pada tingkat aplikasi yang kurang terdapat

4 orang ibu nifas (13%).

C. Pembahasan

Kolostrum merupakan cairan yang pertama kali di sekresi oleh kelenjar payudara.

Kolostrum mengandung sel darah putih dan antibodi yang paling tinggi. Khususnya

kandungan imunoglobulin A (IgA) yang membantu melapisi usus bayi yang masih

rentan terhadap penyakit dan mencegah kuman memasuki tubuh bayi. IgA ini juga

membantu dalam mencegah bayi mengalami alergi makanan (Saleha, 2009).

Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang

melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui

panca indra manusia yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan

Page 45: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG MANFAAT KOLOSTRUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KATOBU TAHUN 2016

27

peraba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.

Pengetahuan berhubungan dengan jumlah informasi yang dimiliki seseorang,

semakin banyak informasi yang dimiliki seseorang, maka semakin tinggi pada

pengetahuan yang dimiliki (Notoatmodjo, 2007).

Setelah melakukan penilaian secara keseluruhan yakni dengan menjumlahkan

nilsi setiap variabel yang diteliti, maka didapatkan bahwa Pengetahuan Ibu Nifas

tentang Manfaat Kolostrum di Puskesmas Katobu pada umumnya sebagai berikut :

1. Tingkat Tahu

Tahu adalah sebagai pengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya.

Termaksud dalam pengetahuan tingkat ini mengingat kembali (recall) terhadap

yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah

diterima, oleh sebab itu tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling

rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari

antara lain, menyebutkan, menguraikan, mendefinikasikan, menyatakan dan

sebagainya.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa dari 30 responden yang mempunyai

pengetahuan berdasarkan tingkat tahu terhadap manfaat kolostrum pada ibu nifas

yang terbanyak adalah kategori baik 27 orang (93%) dengan perolehan skor

pengetahuan yang berkisar dari perolehan skor pengetahuan yang berkisar dari ≥

75 %-100 %, yang memiliki pengetahuan yang kurang yakni 2 orang (7%),

dengan perolehan skor yang berkisar dari ≤ 60 %. Dan tidak terdapat tingkat

pengetahuan yang cukup pada ibu nifas. Hasil penelitian ini responden memiliki

pengetahuan yang baik yang berjumlah 27 (93 %). Hal ini menunjukan bahwa ibu

nifas yang memiliki tingkat tahu dengan kategori baik disebabkan karena sebagian

Page 46: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG MANFAAT KOLOSTRUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KATOBU TAHUN 2016

27

ibu nifas memperoleh banyak informasi dari lingkungan sekitar maupun dari

berbagai media informasi baik dari media cetak maupun dari media elektronik.

Pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang merupakan dasar untuk berbuat

dimana pengetahuan tersebut dapat diperoleh dari informasi-informasi tentang

manfaat kolostrum, karena itu kemapuan seseorang melakukan sesuatu tergantung

pengetahuan yang ia miliki, atas dasar pengetahuan tentang manfaat kolostrum

yang diperoleh memungkinkan ibu untuk menghindari manfaat kolostrum.

Dengan informasi yang banyak diperoleh tentang manfaat kolostrum maka

pengetahuan seseorang akan baik pula. Hal ini sejalan dengan pendapat dari

Nursalam dan Siti Priyani (2007) yang menyatakan bahwa bahwa umumnya

pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh informasi yang diterima, semakin

banyak informasi yang diterima maka semakin baik pula tingkat pengetahuannya.

2. Tingkat Memahami

Memahami adalah sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar

tentang objek yang diketahui dan dapat diinterprestasikan materi tersebut secara

benar. Orang telah paham tentang objek atau materi harus dapat menjelaskan,

menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa dari 30 responden yang mempunyai

pengetahuan berdasarkan tingkat memahami terhadap manfaat kolostrum pada ibu

nifas yang terbanyak adalah kategori kurang yakni 12 orang (40%), dengan

perolehan skor yang berkisar dari ≤ 60 %, yang memiliki tingkat pemahaman

yang baik terdapat 10 orang (33%) dengan perolehan skor pengetahuan yang

berkisar dari perolehan skor pengetahuan yang berkisar dari ≥ 75 %-100 % , Dan

yang memiliki tingkat pemahaman yang cukup pada ibu nifas terdapat 8 orang

Page 47: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG MANFAAT KOLOSTRUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KATOBU TAHUN 2016

27

(27 %) dengan perolehan skor yang berkisar 60%-74%. Hasil penelitian ini

responden memiliki tingkat pemahaman yang kurang.

Minoritas ibu nifas, memiliki tingkat pemahaman yang kurang yang berjumlah

12 (40 %) mengenai manfaat kolostrum disebabkan karena kurangnya kegiatan-

kegiatan penyuluhan yang dilakukan secara perorangan maupun secara kelompok

yang menyangkut manfaat kolostrum

(Nursalam dan Siti Priyani, 2007).

3. Aplikasi

Aplikasi adalah sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah

dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya). Aplikasi disini dapat

diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode,

prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau kondisi yang lain.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa dari 30 responden yang mempunyai

pengetahuan berdasarkan tingkat aplikasi terhadap manfaat kolostrum pada ibu

nifas yang terbanyak adalah kategori cukup terdapat 17 (57%) dengan perolehan

skor yang berkisar 60% - 74%, kategori baik terdapat 9 orang (30%) dengan

perolehan skor pengetahuan yang berkisar dari perolehan skor pengetahuan yang

berkisar dari ≥ 75 %-100 % , yang memiliki pengetahuan yang kurang yakni 4

orang (13%), dengan perolehan skor yang berkisar dari ≤ 60 %. Hasil penelitian

ini responden memiliki tingkat aplikasi yang cukup.

Meskipun responden mempunyai pemahaman yang cukup yang berjumlah 17

orang (57 %) tentang pengetahuan yang dimiliki mengenai manfaat kolostrum,

tetapi dapat mengaplikasikannya dalam sebuah kehidupan nyata, hal ini

dipengaruhi oleh beberapa faktor misalnya lingkungan seperti budaya, kelas

Page 48: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG MANFAAT KOLOSTRUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KATOBU TAHUN 2016

27

sosial, pengaruh pribadi, keluarga dan situasi, motivasi, sikap dan kepribadian,

gaya hidup dan demografi (Nursalam dan Siti Priyani, 2007).

Page 49: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG MANFAAT KOLOSTRUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KATOBU TAHUN 2016

27

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian gambaran pengetahuan ibu nifas tentang manfaat kolostrum

di Puskesmas Katobu Tahun 2016, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Hasil penelitian gambaran pengetahuan ibu nifas tentang manfaaat kolostrum di

Wilayah Kerja Puskesmas Katobu Tahun 2016 menunjukan bahwa dari 30

responden yang mempunyai pengetahuan berdasarkan tingkat tahu terhadap

manfaat kolostrum pada ibu nifas yang terbanyak adalah kategori baik berjumlah

28 responden (93 %).

2. Hasil penelitian gambaran pengetahuan ibu nifas tentang manfaaat kolostrum di

Wilayah Kerja Puskesmas Katobu Tahun 2016 menunjukan bahwa dari 30

responden yang mempunyai pengetahuan berdasarkan tingkat memahami

terhadap manfaat kolostrum pada ibu nifas yang terbanyak adalah kategori kurang

berjumlah 12 responden ( 40 %).

3. Hasil penelitian gambaran pengetahuan ibu nifas tentang manfaaat kolostrum di

Wilayah Kerja Puskesmas Katobu Tahun 2016 menunjukan bahwa dari 30

responden yang mempunyai pengetahuan berdasarkan tingkat aplikasi terhadap

manfaat kolostrum pada ibu nifas yang terbanyak adalah kategori cukup

berjumlah 17 responden (57 %).

B. Saran

Dari kesimpulan hasil penelitian gambaran pengeathuan ibu nifas di Wilayah

Kerja Puskesmas Katobu Tahun 2016. Maka dapat dikemukakan beberapa saran

yaitu :

Page 50: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG MANFAAT KOLOSTRUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KATOBU TAHUN 2016

27

1. Bagi Puskesmas Katobu lebih ditingkatkan lagi pelayanan kesehatan dan

penjelasan tentang manfaat kolostrum.

2. Bagi bidan, diharapkan agar selalu menambah wawasan tentang manfaat

kolostrum. Serta bidan sebagai tenaga kesehatan melakukan tindakan proaktif

seperti penyuluhan dan pendidikan kesehatan.

3. Bagi peneliti, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai manfaat kolostrum

di puskesmas Katobu.

4. Bagi ibu menyusui agar selalu meningkatkan pengetahuan tentang pemberian

kolostrum agar selalu diberikan pada anaknya, sehingga anaknya menjadi lebih

sehat serta menjadi generasi yang lebih produktif.

Page 51: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG MANFAAT KOLOSTRUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KATOBU TAHUN 2016

DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati, E.R. 2010. Asuhan KebidananNifas, Yogyakarta, Nuha Medika.

Bahiyatun. 2012. Buku Ajaran Asuhan Kebidanan Nifas, Yogyakarta, EGC.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2013. Standar Pelayanan Kebidanan,

Jakarta, Penerbit Dirjen Pembina Masyarakat.

Heryani, Reni. 2012. Asuhan Kebidanan Ibu Nifas dan Menyusui, Jakarta,

Cv.Trans Info Media.

Kristiyanasari, Weni. 2010. Asi Menyusui dan Sadari. Yogyakarta, Nuha Medika.

Nasir, dkk. 2011. Buku Ajar Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta, Nuha

Medik.

Nurjanah, dkk. 2013. Asuhan Kebidanan Post Partum. Bandung, PT Refika

Aditama.

Prawirohardjo, Sarwono. 2009. Ilmu Kebidanan, Jakarta, PT. Pustaka Sarwono.

Rukiyah, dkk. 2010. Asuhan Kebidanan III ( Nifas ). Jakarta, CV. Trans Info

Media.

Sulistyawati, Ari. 2010. Buku Ajar Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas. Jakarta,

CV. Trans Info Media.

Syafrudin, dkk. 2011. Penyuluhan KIA. Jakarta, CV.Trans Info Media.

Walyani, E.S & Purwoastuti, Endang. 2015. Asuhan Kebidanan Masa Nifas dan

Menyusui, Yogyakarta, PT. Pustaka Baru.

Page 52: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG MANFAAT KOLOSTRUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KATOBU TAHUN 2016

MASTER TABEL

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG MANFAAT KOLOSTRUM

DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KATOBU

TAHUN2016

NamaTahu Memahami Aplikasi

KeteranganBaik Cukup Kurang Baik Cukup Kurang Baik Cukup Kurang

Ny.R √ √ √Ny.H √ √ √Ny.F √ √ √Ny.T √ √ √Ny.A √ √ √Ny.Y √ √ √Ny.W √ √ √Ny.N √ √ √Ny.S √ √ √Ny.S √ √ √Ny.W √ √ √Ny.W √ √ √Ny.D √ √ √Ny.S √ √ √Ny.R √ √ √Ny.M √ √ √Ny.S √ √ √Ny.H √ √ √Ny.P √ √ √Ny.R √ √ √Ny.R √ √ √Ny.I √ √ √Ny.S √ √ √Ny.N √ √ √Ny.A √ √ √Ny.D √ √ √Ny.F √ √ √Ny.E √ √ √Ny.R √ √ √Ny.M √ √ √

Page 53: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG MANFAAT KOLOSTRUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KATOBU TAHUN 2016

Kuesioner

Judul : Gambaran Pengetahuan Ibu Nifas tentang Manfaat Kolostrum di WilayahKerja Puskesmas Katobu Tahun 2016

A. data responden

Berilah tanda ( √ ) untuk pilihan

Nama :

Umur :

Pekerjaan :

Pendidikan :

B. kuesioner

Petunjuk : Berilah tanda √ padakolom yang benar jika pernyataannya benar.

Berilah tanda √ pada kolom salah jika pertanyaannya salah.

1. Tahu

No Pernyataan Benar Salah1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

Kolostrum merupakn cairan yang pertama kali di keluarkan olehpayudara

Kolostrum dikeluarkan pada hari pertama sampai hari ketiga atauhari ke empat

Kolostrum sangat kaya akan anti infeksi

Kolostrum banyak mengandung protein

Kolostrum banyak mengandung zat kekebalan tubuh

Kolostrum mempunyai 10-17 kali lebih banyak di bandingaknsusu formula

Kolostrum berwarna kuning atau jerni

Jumlah kolostrum antara 150-300 ml/24 jam

Kolostrum lebih baik di bandingkan susu formula

Kolostrum merupakan pancahar yang ideal untuk bayi baru lahir

Page 54: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG MANFAAT KOLOSTRUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KATOBU TAHUN 2016

2. Memahami

No Pernyataan Benar Salah1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

Cairan yang pertama keluar yang berwarna kuning keemasandan kental harus di buang

Kolostrum dapat membersihkan alat pencernaan bayi

Pembentukan kolostrum dapat di pengaruhi olehmendengarkan suara bayi

Komposisi kolostrum dari hari kehari selalu berubah

Pembentukan kolostrum tidak di pengaruhi oleh obat-obatan

Sejak awal ibu harus memberikan kolostrum pada bayibaru lahir.

Memberikan kolostrum menjalin hubungan kasih sayangantara ibu dan anak

Memberikan kolostrum baik bagi ibu karena dapatmencegah terjadinya perdarahan

Segera setelah lahir kolostrum dapat segera diberikankepada bayi karena sudah diproduksi sejak akhirkehamilan.

Memberikan ASI (kolostrum) pada bayi segera setelahlahir akan mengganggu istirahat

Page 55: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG MANFAAT KOLOSTRUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KATOBU TAHUN 2016

3. Aplikasi

No Pernyataan Ya Tidak1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

Apakah setiap 2 jam ibu menyusui bayinya atau setiap kalimenangis ?

Apakah ibu membuang ASI yang pertama keluar ?

Apakah ibu akan memberikan ASI saja usia 0-6 bulantanpa makanan tambahan ?

Apakah ibu langsung menyusui bayinya setelahlahir ?

Apakah ibu memberikan madu kepada bayinya setelahlahir ?

Apakah ASI yang keluar pertama (kolostrum) dibuangkarena kotor atau basi ?

Apakah bayinya mengalami alergi setelah ibu memberikankolostrum ?

Apakah ibu tetap memberikan kolostrum walaupunproduksi ASI tidak cukup ?

Apakah ibu memberikan susu formula jika kolostrum tidakada ?

Apakah ibu memberikan kolostrum walaupun puting susulecet ?

Page 56: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG MANFAAT KOLOSTRUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KATOBU TAHUN 2016

INFORMED CONSENT

(Persetujuan Responden dalam Penelitian)

Saya bersedia menjadi responden dalam penelitian yang dilakukan oleh

mahasiswa Program Studi D III Kebidanan Akademi Kebidanan Paramata Raha

Kabupaten Muna yang bernama Fibrianti (NIM : PSW.B.2013.IB.0011) dengan

judul penelitian “ Gambaran Pengetahuan Ibu Nifas tentang Manfaat Kolostrum di

Wilayah Kerja Puskesmas Katobu Tahun 2016”.

Saya sebagai responden memahami bahwa penelitian ini bertujuan untuk

kepentingan ilmiah dalam rangka penyusunan Karya Tulis Ilmiah bagi mahasiswa

tersebut dalam hal ini sebagai peneliti dan tidak merugikan siapapun. Dengan

demikian, saya dengan besar hati dan tanpa paksaan dari siapapun akan siap

membantu dalam penelitian ini dengan menjawab semua pertanyaan yang diajukan

kepada saya.

Raha, Juli 2016

Responden

Page 57: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG MANFAAT KOLOSTRUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KATOBU TAHUN 2016