Top Banner
GAMBARAN MOTIVASI PASIEN HIPERTENSI DALAM PENGENDALIAN PENYAKIT HIPERTENSI PADA PASIEN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL (STUDI KASUS DI KLINIK MAKMUR JAYA TANGERANG SELATAN) Laporan penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA KEDOKTERAN LEMBAR JUDUL Disusun oleh: Sarah Azizah NIM: 11151030000051 PROGRAM STUDI KEDOKTERAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1439 H / 2018
132

GAMBARAN MOTIVASI PASIEN HIPERTENSI DALAM …

Nov 05, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: GAMBARAN MOTIVASI PASIEN HIPERTENSI DALAM …

i

GAMBARAN MOTIVASI PASIEN HIPERTENSI DALAM

PENGENDALIAN PENYAKIT HIPERTENSI PADA PASIEN JAMINAN

KESEHATAN NASIONAL

(STUDI KASUS DI KLINIK MAKMUR JAYA TANGERANG SELATAN)

Laporan penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA KEDOKTERAN

LEMBAR JUDUL

Disusun oleh:

Sarah Azizah

NIM: 11151030000051

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

HIDAYATULLAH JAKARTA

1439 H / 2018

Page 2: GAMBARAN MOTIVASI PASIEN HIPERTENSI DALAM …

ii

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Dengan ini saya menyatakan bahwa;

1. Laporan penelitian ini merupakan hasil karya saya yang diajukan sebagai

salah satu syarat untuk memperoleh gelar strata 1 di Fakultas Kedokteran

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penelitian ini telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Fakultas Kedokteran

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli saya atau

saya menyalin karya orang lain, maka saya siap untuk menerima sanksi

yang berlaku di Fakultas Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Ciputat, 29 Oktober 2018

Sarah Azizah

Page 3: GAMBARAN MOTIVASI PASIEN HIPERTENSI DALAM …

iii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

Gambaran Motivasi Pasien Hipertensi dalam Pengendalian Penyakit

Hipertensi pada Pasien Jaminan Kesehatan Nasional

(Studi Kasus di Klinik Makmur Jaya Tanggerang Selatan)

Laporan Penelitian

Diajukan kepada Program Studi Kedokteran, Fakultas Kedokteran untuk

Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran (S.Ked)

Oleh

Sarah Azizah

NIM : 11151030000001

Pembimbing I Pembimbing II

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1439 H / 2018

dr. Risahmawati, Dr. Med. Sc dr. Ayat Rahayu Sp.Rad, M. Kes

NIP 19770913 200604 2 001 NIP 19640909 199603 1 001

Page 4: GAMBARAN MOTIVASI PASIEN HIPERTENSI DALAM …

iv

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan penelitian berjudul Gambaran Motivasi Pasien Hipertensi dalam

Pengendalian Penyakit Hipertensi pada Pasien Jaminan Kesehatan Nasional

(Studi Kasus di Klinik Makmur Jaya Tanggerang Selatan) yang diajukan oleh

Sarah Azizah (NIM: 11151030000051), telah diujikan dalam sidang di Fakultas

Kedokteran pada Oktober 2018. Laporan penelitian ini telah diterima sebagai

salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana kedokteran (S.Ked) pada

Program Studi Kedokteran.

Ciputat, 29 Oktober 2018

DEWAN PENGUJI

Ketua Sidang

PIMPINAN FAKULTAS

Pembimbing 1

dr. Risahmawati, Dr. Med. Sc.

NIP 19770913 200604 2 001

dr. Risahmawati, Dr. Med. Sc.

NIP 19770913 200604 2 001

Pembimbing 2

dr. Ayat Rahayu Sp.Rad, M. Kes.

NIP 19640909 199603 1 001

Penguji 2

dr. Erwin Hermawan, MARS.

NIP 19720109 200501 1 005

Dekan FK UIN Jakarta

dr. Hari Hendarto, Ph.D., Sp.PD-KEMD., FINASIM.

NIP 19651123 200312 1 003

Kaprodi FK UIN Jakarta

dr. Achmad Zaki, M.Epid., Sp.OT.

NIP 19780507 200501 1 005

Penguji 1

dr. Mahesa Paranadipa, MH (Kes).

Page 5: GAMBARAN MOTIVASI PASIEN HIPERTENSI DALAM …

v

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah

memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

penulisan penelitian yang berjudul “Gambaran Motivasi Pasien Hipertensi dalam

Pengendalian Penyakit Hipertensi pada Pasien Jaminan Kesehatan Nasional (Studi

Kasus di Klinik Makmur Jaya Tanggerang Selatan)”. Shalawat serta salam tak

lupa untuk selalu dipanjatkan kepada Rasulullah SAW. Selama penelitian ini

dilaksanakan dari tahapan persiapan hingga pengolahan data, penulis banyak

mendapatkan bantuan, bimbingan, dan motivasi berbagai pihak. Untuk itu penulis

ingin mengucapkan kata terimakasih, syukur, serta penghargaan yang setinggi-

tingginya kepada:

1. dr. Hari Hendarto, Ph.D., Sp.PD-KEMD., FINASIM selaku Dekan Fakultas

Kedokteran Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. dr. Achmad Zaki, M.Epid., Sp.OT. , selaku Ketua Program Studi Kedokteran

Fakultas Kedokteran Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. drg. Laifa selaku Penanggung Jawab Riset untuk Program Studi Kedokteran

angkatan 2015.

4. dr. Risahmawati, Dr. Med. Sc. dan dr. Ayat Rahayu Sp.Rad, M. Kes selaku

Dosen Pembimbing, yang telah memberi pengarahan dan bantuan dalam

bentuk apapun kepada penulis sehingga penelitian ini dapat terselesaikan

dengan baik. Terima kasih atas pengetahuan, waktu, tenaga dan pemikiran

yang telah dokter berikan untuk kelancaran penelitian ini.

5. drg. Laifa Annisa Hendarmin, Ph.D. selaku Pembimbing Akademik, yang

memberikan dukungannya kepada penulis.

6. Kedua orang tua penulis, ayah penulis Drs. Muhammad Yusuf, MBA. dan ibu

penulis Yunita Rismawati, Bsc., MBA. yang telah membesarkan,

memberikan motivasi, dukungan, arahan, pandangan hidup, inspirasi, kasih

Page 6: GAMBARAN MOTIVASI PASIEN HIPERTENSI DALAM …

vi

sayang, serta do’a yang tiada henti-hentinya sehingga penulis mendapatkan

banyak kemudahan dalam menyusun penelitian ini.

7. Kakak penulis, Shabrina Lailany yang telah membantu do’a dan memberi

semangat

8. Sahabat penulis, Agung Saputra, Nesya Alifah K, Tsamara Zakiyyah, Farah

Alvi R, dan Allifka Ramadhanti yang selalu ada di saat senang maupun sedih,

tempat keluh kesah, selalu memberi semangat, do’a dan motivasi kepada

penulis.

9. Teman kelompok riset, Fitmika Dewi K dan Nabillah Ulfah yang telah

membantu, mendukung, dan bekerjasama dengan penulis dalam menyusun

dan menyelesaikan skripsi ini.

10. Teman-teman sejawat FK UIN angkatan 2015 Amigdala yang selalu memberi

motivasi, semangat serta rasa kekeluargaan yang hangat selama menempuh

pendidikan preklinik.

11. Azir Adityo Rahman D, S.Ked yang telah memberikan dukungan dan bantuan

kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi.

Akhir kata, penulis dengan senang hati menerima kritik serta saran yang

membangun untuk perbaikan penulisan hasil penelitian ini.

Ciputat , 29 Oktober 2018

Sarah Azizah

Page 7: GAMBARAN MOTIVASI PASIEN HIPERTENSI DALAM …

vii

ABSTRAK

Sarah Azizah. Program Studi Kedokteran. Gambaran Motivasi Pasien

Hipertensi dalam Pengendalian Penyakit Hipertensi pada Pasien Jaminan

Kesehatan Nasional (Studi Kasus di Klinik Makmur Jaya Tanggerang

Selatan).

Hipertensi merupakan penyakit kronis yang termasuk dalam kategori penyakit

tidak menular. Prevalensi hipertensi meningkat sejalan dengan perubahan gaya

hidup yang buruk dan faktor risiko lainnya. Salah satu upaya untuk mencegah

faktor risiko hipertensi adalah dengan adanya motivasi dari diri seseorang.

Penurunan pravelensi hipertensi dapat dicapai karena era JKN menawarkan

banyak kemudahan bagi pasien hipertensi seperti Prolanis.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui motivasi pasien hipertensi dalam

pengendalian penyakit hipertensi pada pasien JKN di Klinik Makmur Jaya

Tanggerang Selatan.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kategorik melalui

pendekatat kualitatif dengan menggunakan desain penelitian cross sectional.

Penelitian dilakukan di Klinik Makmur Jaya Tanggerang Selatan. Responden

pada penelitian ini berjumlah 30 responden. Pengambilan data menggunakan

Total Sampling dan dilakukan dengan cara membagikan kuesioner kepada

responden.

Sebanyak 21 responden (70%) memiliki pengetahuan penyakit hipertensi yang

baik, 17 responden (56,67%) memiliki kualitas hidup yang baik, 13 responden

(43,33%) memiliki riwayat keluarga yang cukup, 23 responden 76,67%)

melakukan tindakan kuratif hipertensi yang baik, 17 responden (56,67%) memiliki

gaya hidup yang baik, 26 responden (86,67%) memiliki motivasi yang baik, dan

28 responden (93,33%) menyetujui pelayanan di era JKN baik.

Motivasi pengendalian penyakit hipertensi pada pasien JKN di Klinik Makmur

Jaya Tanggerang Selatang adalah baik.

Kata Kunci: Motivasi, Pengendalian Penyakit, Hipertensi, JKN

Page 8: GAMBARAN MOTIVASI PASIEN HIPERTENSI DALAM …

viii

ABSTRACT

Sarah Azizah. Medical Education. Motivational Description Of Hypertensive

Patients In Controlling Hypertension In The Patients Of JKN

Hypertension is a chronic disease included in the category of non-communicable

diseases. The prevalence of hypertension increases with poor lifestyle changes

and other risk factors. One effort to prevent risk factors for hypertension is the

motivation of a person. A decrease in the prevalence of hypertension can be

achieved because the JKN era offers many conveniences for hypertensive patients

such as Prolanis.

This study was conducted to determine the motivation of hypertensive patients in

controlling hypertension in the JKN era at the Makmur Jaya Clinic in South

Tangerang.

This study used descriptive categorical research method through qualitative

approach using cross sectional research design. The study was conducted in

Makmur Jaya Tanggerang Selatan Clinic. The number of respondents in this

study amounted 30 respondents. T collect the data, This studi used Total Sampling

method by distributing questionnaires to the respondents.

21 respondents (70%) had good knowledge of hypertension, 17 respondents

(56.67%) had a good quality of life, 13 respondents (43.33%) had enough

hypertension history in family, 23 respondents (76.67%) perform good

hypertension curative action, 17 respondents (56.67%) had a good lifestyle, 26

respondents (86.67%) had good motivation, and 28 respondents (93.33%)

approved the service in the era of JKN was good.

Motivation to control hypertension in the JKN patient at Klinik Makmur Jaya

Tanggerang Selatang is good.

Keywords: Motivation, Disease Management, Hypertension, JKN

Page 9: GAMBARAN MOTIVASI PASIEN HIPERTENSI DALAM …

ix

DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL .............................................................................................................. i

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ......................................................... ii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................ iii

LEMBAR PENGESAHAN ..............................................................................................iv

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... v

ABSTRAK ........................................................................................................................ vii

DAFTAR ISI...................................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ........................................................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................................... xiv

DAFTAR GRAFIK .......................................................................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................. xviii

DAFTAR SINGKATAN ................................................................................................. xix

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang .................................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................ 3

1.3 Hipotesis ............................................................................................................. 3

1.4 Tujuan ................................................................................................................ 3

1.4.1 Tujuan Umum ............................................................................................. 3

1.4.2 Tujuan Khusus ............................................................................................ 3

1.5 Manfaat .............................................................................................................. 4

1.5.1 Manfaat bagi penulis ................................................................................... 4

1.5.2 Manfaat bagi institusi .................................................................................. 4

1.5.3 Manfaat bagi tempat penelitian ................................................................... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................................................... 5

2.1 Hipertensi........................................................................................................... 5

2.1.1 Definisi Hipertensi ...................................................................................... 5

2.1.2 Epidemiologi Hipertensi ............................................................................. 5

2.1.3 Klasifikasi menurut American Heart Assosiation 2017 (AHA 2017) ......... 7

2.1.4 Etiologi Hipertensi ...................................................................................... 8

2.1.5 Jenis dan Etiopatogenesis Hipertensi .......................................................... 9

Page 10: GAMBARAN MOTIVASI PASIEN HIPERTENSI DALAM …

x

2.1.6 Faktor Risiko Hipertensi .......................................................................... 12

2.1.7 Gejala Klinis Hipertensi ............................................................................ 15

2.1.8 Komplikasi Hipertensi .............................................................................. 15

2.1.9 Diagnosis Hipertensi ................................................................................. 16

2.1.10 Tatalaksana Hipertensi .............................................................................. 18

2.2 Pengendalian Penyakit .................................................................................. 22

2.2.1 Pengendalian Penyakit Tidak Menular ..................................................... 22

2.2.2 Prolanis ..................................................................................................... 22

2.3 Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) ............................................................. 24

2.3.1 Definisi JKN .............................................................................................. 24

2.3.2 Tujuan dan Manfaat JKN ........................................................................... 24

2.3.3 Pelaku JKN ................................................................................................ 24

2.3.4 Penyakit Hipertensi dalam JKN ................................................................. 26

2.4 Motivasi ............................................................................................................ 26

2.4.1 Definisi Motivasi........................................................................................ 26

2.4.2 Teori-teori Motivasi ................................................................................... 27

2.4.3 Jenis-jenis Motivasi.................................................................................... 28

2.4.4 Faktor yang Mempengaruhi Motivasi ........................................................ 29

2.5 Klinik ................................................................................................................ 30

2.5.1 Definisi Klinik .......................................................................................... 30

2.6 Kerangka Teori ............................................................................................... 31

2.7 Kerangka Konsep ............................................................................................ 32

2.8 Variabel dan Definisi Operasional ................................................................ 33

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ..................................................................... 35

3.1 Desain Penelitian ............................................................................................. 35

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian ....................................................................... 35

3.3 Populasi Penelitian .......................................................................................... 35

3.4 Sampel Penelitian ............................................................................................ 35

3.4.1 Besar Sampel ............................................................................................ 35

3.4.2 Cara Pengambilan Sampel ........................................................................ 36

3.5 Kriteria Subjek Penelitian.............................................................................. 36

3.5.1 Kriteria Inklusi .......................................................................................... 36

3.5.2 Kriteria Eksklusi ....................................................................................... 37

Page 11: GAMBARAN MOTIVASI PASIEN HIPERTENSI DALAM …

xi

3.6 Cara Kerja Penelitian ..................................................................................... 37

3.7 Managemen Data ............................................................................................ 38

3.7.1 Tehnik Pengumpulan Data ........................................................................ 38

3.7.2 Sumber Data .............................................................................................. 39

3.7.3 Instrumen Pengumpulan Data ................................................................... 39

3.7.4 Analisa data ............................................................................................... 39

3.7.5 Pengolahan Data ....................................................................................... 39

3.8 Alur Penelitian ................................................................................................ 40

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................................ 41

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ............................................................. 41

4.2 Uji Instrumen Penelitian ................................................................................ 42

4.2.1 Hasil Uji Validitas Data ............................................................................ 43

4.2.2 Hasil Uji Reliabilitas Data ........................................................................ 46

4.3 Hasil .................................................................................................................. 47

4.3.1 Karakteristik Responden ........................................................................... 47

4.3.2 Distribusi Responden ................................................................................ 51

4.3.2.1 Penilaian Pengetahuan Penyakit Hipertensi .......................................... 51

4.3.2.2 Penilaian Kualitas Hidup ...................................................................... 55

4.3.2.3 Penilaian Riwayat Keluarga .................................................................. 59

4.3.2.4 Penilaian Tindakan Kuratif Hipertensi.................................................. 62

4.3.2.5 Penilaian Gaya Hidup ........................................................................... 64

4.3.2.6 Penilaian Motivasi................................................................................. 77

4.3.2.7 Penilaian Pelayanan di Era JKN ........................................................... 81

4.3.2.8 Tekanan Darah Responden ................................................................... 84

4.4 Pembahasan ..................................................................................................... 85

4.4.1 Karakteristik Responden ........................................................................... 85

4.4.2 Pengetahuan Penyakit Hipertensi .............................................................. 87

4.4.3 Kualitas Hidup .......................................................................................... 88

4.4.4 Riwayat Keluarga ...................................................................................... 89

4.4.5 Tindakan Kuratif Hipertensi ..................................................................... 90

4.4.6 Gaya Hidup ............................................................................................... 91

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ................................................................................ 96

5.1 Simpulan .......................................................................................................... 96

Page 12: GAMBARAN MOTIVASI PASIEN HIPERTENSI DALAM …

xii

5.2 Saran ................................................................................................................ 96

BAB VI KERJASAMA PENELITIAN ......................................................................... 96

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 99

LAMPIRAN................................................................................................................... 106

Page 13: GAMBARAN MOTIVASI PASIEN HIPERTENSI DALAM …

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Klasifikasi Hipertensi ……………………………………………….. 7

Tabel 2.2 Krisis Hipertensi: Emergensi dan Urgensi ……………….………….. 7

Table 2.3 Definisi Operasional ………………………………………………… 33

Tabel 4.1 Jumlah Kuesioner …………………………………………………… 42

Tabel 4.2 Hasil Uji Validitas Data …………………………………………….. 44

Tabel 4.3 Hasil Uji Reliabilitas Data ………………………………………….. 46

Tabel 4.4 Karakteristik Responden ……………………………………………. 47

Tabel 4.5 Pengetahuan Penyakit Hipertensi …………………………………… 51

Tabel 4.6 Penilaian Kualitas Hidup ……………………………………………. 55

Tabel 4.7 Riwayat Keluarga …………………………………………………… 59

Tabel 4.8 Tindakan Kuratif Hipertensi……………………………….…………. 62

Tabel 4.9 Penilaian Gaya Hidup ……………………………………………….. 67

Tabel 4.10 Penilaian Motivasi …………………………………………………. 77

Tabel 4.11 Penilaian Pelayanan di Era JKN……………………………………. 81

Tabel 4.12 Tekanan Darah Responden…………………………………………. 84

Page 14: GAMBARAN MOTIVASI PASIEN HIPERTENSI DALAM …

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Pravelensi Hipertensi di Berbagai Negara………………………… 6

Gambar 2.2 Faktor yang dapat Mencetus terjadinya Hipertensi………………… 8

Gambar 2.3 Sistem Renin Angiotensin……………………….………………… 10

Gambar 2.4 Patogenesis Aterosklerosis ……………………………………….. 11

Gambar 2.5 Jenis Faktor Risiko Hipertensi ………………….………………… 12

Gambar 2.6 Tingkat Kebutuhan Pokok Manusia………………………..……… 27

Gambar 2.7 Skema Motivasi……………………………………………………. 29

Gambar 6.1 Responden yang Mengisi Kuesioner Secara Mandiri……………..112

Gambar 6.2 Kegiatan Prolanis di Klinik Makmur Jaya ……………………….112

Page 15: GAMBARAN MOTIVASI PASIEN HIPERTENSI DALAM …

xv

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 Distribusi Jenis Kelamin Responden ……………………………….. 48

Grafik 4.2 Distribusi Usia Responden………………………………………….. 48

Grafik 4.3 Distribusi Pendidikan Terakhir Responden ………………………… 49

Grafik 4.4 Distribusi Agama Responden ………………………………………. 49

Grafik 4.5 Distribusi Pekerjaan Responden …………………………………… 50

Grafik 4.6 Kesadaran Menderita Penyakit Hipertensi Responden …………….. 52

Grafik 4.7 Pengetahuan Responden mengenai Tekanan Darah………………… 52

Grafik 4.8 Pengetahuan Responden terhadap Komplikasi Hipertensi …………. 53

Grafik 4.9 Onset Penyakit Hipertensi pada Responden ……………………….. 53

Grafik 4.10 Pengetahuan Responden terhadap Penyakit Lain yang diderita…… 54

Grafik 4.11 Hipertensi Mengganggu Kualitas Hidup Responden……………… 56

Grafik 4.12 Penyakit Hipertensi Mengganggu Aktivitas ……………………… 56

Grafik 4.13 Keinginan untuk Menjaga Pola Makan Karena Hipertensi ……….. 57

Grafik 4.14 Hambatan Berpergian Jauh Karena Hipertensi pada Responden …. 57

Grafik 4.15 Keikhlasan Responden Menerima Penyakit Hipertensi…………… 58

Grafik 4.16 Keikhlasan Menerima Hipertensi Berpengaruh terhadap Kepatuhan

Minum Obat pada Responden …………………………………….. 58

Grafik 4.17 Responden Berdoa untuk Kesembuhan …………………………… 59

Grafik 4.18 Riwayat Hipertensi pada Keluarga Responden …………………… 60

Grafik 4.19 Riwayat Meninggal Karena Hipertensi pada Keluarga Responden.. 60

Grafik 4.20 Riwayat Meninggal Karena Hipertensi pada Lingkungan Responden

……..…………………………………………………………………………… 61

Grafik 4.21 Motivasi Responden untuk Menambah Pengetahuan Hipertensi

karena Terdapat Keluarga yang Hipertensi………………………… 61

Page 16: GAMBARAN MOTIVASI PASIEN HIPERTENSI DALAM …

xvi

Grafik 4.22 Kontrol Tekanan Darah Responden……………………………….. 62

Grafik 4.23 Konsumsi Obat Anti-Hipertensi pada Responden ………………… 63

Grafik 4.24 Kepatuhan Minum Obat Anti-Hipertensi pada Responden ……….. 63

Grafik 4.25 Putus Obat Anti-Hipertensi pada Responden……………………… 64

Grafik 4.26 Konsumsi Buah-buahan pada Responden ………………………… 68

Grafik 4.27 Konsumsi Sayur-sayuran pada Responden ……………………….. 68

Grafik 4.28 Konsumsi Makanan yang digoreng pada Responden …………….. 69

Grafik 4.29 Mengurangi Asupan Garam pada Responden …………………….. 69

Grafik 4.30 Konsumsi Masakan Cepat Saji >3 kali/minggu pada Responden…..70

Grafik 4.31 Konsumsi Kopi Responden ……………………………………… 70

Grafik 4.32 Frekuensi Konsumsi Kopi > 2 Cangkir/hari pada Responden ……. 71

Grafik 4.33 Konsumsi Alkohol pada Responden ……………………………… 71

Grafik 4.34 Responden Menjaga Berat Badan ………………………………… 72

Grafik 4.35 Pengetahuan Responden mengenai Pengaruh Berat Badan terhadap

Tekanan Darah …………………………………………………….. 72

Grafik 4.36 Aktivitas Fisik (Kegiatan Rumah) Harian Responden …………… 73

Grafik 4.37 Jenis Aktivitas Fisik atau Olahraga pada Responden……………… 73

Grafik 4.38 Kebiasaan Merokok Sebatang Sehari pada Responden …………… 74

Grafik 4.39 Sebagai Merokok Pasif …………………………………………… 74

Grafik 4.40 Responden Mudah Stress …………………………………………. 75

Grafik 4.41 Kekurangan Tidur Malam Hari pada Responden …………………. 75

Grafik 4.42 Tidak Memaksakan Diri Ketika Responden Lelah dan Cukup

Istirahat …………………………………………………………… 76

Grafik 4.43 Keinginan untuk Sembuh dari Hipertensi dengan Latar Belakang

Keluarga …………………………………………………………… 78

Page 17: GAMBARAN MOTIVASI PASIEN HIPERTENSI DALAM …

xvii

Grafik 4.44 Keinginan Responden Agar Keturunan Tidak Menderita

Hipertensi ………………………………………………………….. 78

Grafik 4.45 Keinginan Responden untuk Sembuh dan Tidak Minum Obat Anti-

Hipertensi ………………………………………………………….. 79

Grafik 4.46 Responden Mengetahui Prognosis Hipertensi Bila Rutin Kontrol…. 79

Grafik 4.47 Dukungan Keluarga untuk Tindakan Kuratif……………………… 80

Grafik 4.48 Dukungan Sembuh dari Keluarga dan Teman Responden………… 80

Grafik 4.49 Responden Sebagai Peserta JKN ………………………………….. 82

Grafik 4.50 JKN Membuat Responden Lebih Mudah Mengetahui Informasi

Mengenai Hipertensi ………………………………………………. 82

Grafik 4.51 JKN Membuat Responden Merasa Lebih Mudah Memeriksakan

Tekanan Darah ……………………………………………………. 83

Grafik 4.52 Pelayanan JKN Sesuai Harapan Responden……………………….. 83

Grafik 4.53 JKN Mempermudah Biaya Pengobatan Hipertensi Responden…… 84

Page 18: GAMBARAN MOTIVASI PASIEN HIPERTENSI DALAM …

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Informed Consent ………………………………………………..106

Lampiran 2 Kuesioner…………………………………………………………..107

Lampiran 3 Dokumentasi ……………………………………………………….112

Lampiran 4 Riwayat Penulis …………………………………………………113

Page 19: GAMBARAN MOTIVASI PASIEN HIPERTENSI DALAM …

xix

DAFTAR SINGKATAN

AHA : American Heart Assosiation

BPJS : Badan Penyelenggara Jaminan Sosial

CCB : Calcium Channel Blocker

CO : Karbon Monoksida

DASH : Dietary Approaches to Stop Hypertension

GDP : Gula Darah Puasa

GRK-4 : G Protein Coupled Receptor Kinase type 4

Hb : Hemoglobin

HbCO : Karboksihemoglobin

HDL : High Density Lipoproteins

IMT : Indeks Massa Tubuh

JKN : Jaminan Kesehatan Nasional

JVPP : Jugular Venous Pulse and Pressure

KBBI : Kamus Besar Bahasa Indonesia

LDL : Low Density Lipoprotein

OJK : Otoritas Jasa Keuangan

PBI-JKN : Penerima Bantuan Iuran JKN

PHBS : Pola Hidup Bersih dan Sehat

PMI : Palang Merah Indonesia

PTM : Penyakit Tidak Menular

RAA : Renin Angiotensin Aldosteron

RS : Rumah Sakit

SDGs : Sustainable Development Goals

SJSN : Sistem Jaminan Sosial Nasional

TGF-β : Transforming Growth Factor-Beta

WHO : World Health Organization

Page 20: GAMBARAN MOTIVASI PASIEN HIPERTENSI DALAM …

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hipertensi merupakan salah satu Penyakit Tidak Menular (PTM) yang sering

ditemukan dalam praktik kedokteran primer dunia, termasuk di Indonesia. Hasil

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007 menunjukkan bahwa dari 10 penyebab

kematian tertinggi, 6 diantaranya disebabkan oleh penyakit tidak menular yang

menyebabkan 44 persen kematian.1 World Health Organization (WHO)

mengemukakan hipertensi merupakan salah satu dari 10 penyakit penyebab

kematian tersering di dunia.2 Data WHO tahun 2011 menunjukkan satu milyar

orang di dunia menderita Hipertensi, 2/3 diantaranya berada di negara

berkembang yang berpenghasilan rendah sampai sedang.

Hipertensi telah mengakibatkan kematian sekitar 8 juta orang setiap tahun,

dimana 1,5 juta kematian terjadi di Asia Tenggara yang 1/3 populasinya

menderita hipertensi. Riskesdas tahun 2013 menunjukan bahwa prevalensi

hipertensi di Indonesia sebesar 25,8%, hanya 1/3 diantaranya yang terdiagnosis.

Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar penderita hipertensi tidak sadar telah

menderita hipertensi ataupun mendapatkan pengobatan yang tepat untuk

penyakitnya.3

Hipertensi disebut sebagai silent killer karena termasuk penyakit yang

mematikan dan penyakit ini sering tidak disertai gejala awal. Perubahan gaya

hidup sosial ekonomi masyarakat diduga menjadi dasar atas prevalensi hipertensi

yang tinggi. Prevalensi hipertensi meningkat sejalan dengan perubahan gaya

hidup yang buruk dan faktor risiko lainnya.3,4 Banyak faktor risiko dari hipertensi

yang dapat diubah. Salah satu upaya untuk mencegah faktor risiko hipertensi

adalah dengan adanya motivasi dari diri seseorang.5

Motivasi untuk mengendalikan penyakit hipertensi bisa berasal dari dalam

diri maupun dari luar. Motivasi dapat timbul karena adanya pengalaman.

Pengalaman tersebut dapat terjadi pada diri sendiri (internal) maupun pada orang

lain(eksternal).6

Page 21: GAMBARAN MOTIVASI PASIEN HIPERTENSI DALAM …

2

Sedangkan pengetahuan tentang hipertensi berpengaruh terhadap sikap

seseorang terhadap penyakit hipertensi. Adanya pengetahuan mengenai hipertensi

akan membuat pasien hipertensi peduli dengan kesehatan yang dimilikinya

dengan cara mengikutsertakan diri dalam asuransi kesehatan.7

Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) telah disediakan oleh negara

untuk masyarakat Indonesia. Dalam sebuah studi mengenai asuransi kesehatan,

subjek yang memiliki asuransi lebih mungkin untuk menerima pengobatan anti-

hipertensi, untuk mengendalikan tekanan darah, dan untuk mendapatkan

kunjungan lebih tinggi ke profesional kesehatan dibandingkan dengan subjek

yang tidak diasuransikan. Mereka yang tidak menggunakan asuransi kesehatan

akan cenderung mendapat terapi lebih sedikit, mendapatkan kontrol faktor risiko

yang lebih rendah, dan juga memiliki tekanan darah yang tidak terkontrol.

Penurunan pravelensi hipertensi di Indonesia dapat dicapai dengan program

JKN yang menyadarkan dan membimbing masyarakat dalam menghadapi

hipertensi. Salah satu bentuk implementasi program JKN yang diselenggarakan

oleh Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS Kesehatan) adalah

Program pengendalian penyakit kronis (Prolanis) yang terfokus untuk pasien

hipertensi. Diharapkan di era JKN masyarakat menjadi sadar dan termotivasi

untuk mencegah, dan mengendalikan hipertensi sehingga tidak terjadi

komplikasi.7

Dari permasalahan tersebut penulis dapat melihat bahwa terdapat hubungan

timbal balik antara penyakit hipertensi dengan motivasi pasien untuk

mengendalikan penyakit hipertensi. Klinik Makmur Jaya Tanggerang Selatan

merupakan salah satu fasilitas kesehatan tingkat pertama yang sudah bekerjasama

dengan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan. Oleh karena itu

penulis tertarik menyusun skripsi yang berjudul “Gambaran Motivasi Pasien

Hipertensi dalam Pengendalian Penyakit Hipertensi pada Pasien Jaminan

Kesehatan Nasional” studi kasus yang dilakukan di Klinik Makmur Jaya

Tanggerang Selatan, untuk menggambarkan motivasi pengendalian hipertensi

yang dilakukan pasien hipertensi JKN. Penelitian ini belum pernah diangkat

sebelumnya, membuat penulis tertarik untuk meneliti.

Page 22: GAMBARAN MOTIVASI PASIEN HIPERTENSI DALAM …

3

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana gambaran motivasi pasien hipertensi dalam pengendalian penyakit

hipertensi pada pasien JKN di Klinik Makmur Jaya Tanggerang Selatan?

1.3 Hipotesis

Gambaran motivasi pasien hipertensi dalam pengendalian penyakit hipertensi

pada pasien JKN di Klinik Makmur Jaya Tanggerang Selatan adalah baik.

1.4 Tujuan

1.4.1 Tujuan Umum

1. Untuk mengetahui gambaran motivasi pasien hipertensi dalam

pengendalian penyakit hipertensi pada pasien JKN di Klinik Makmur

Jaya Tanggerang Selatan.

1.4.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui upaya yang telah dilakukan pasien hipertensi dalam

mengendalikan penyakit hipertensi di era JKN.

2. Untuk mengetahui gambaran karakteristik responden hipertensi di era

JKN di Klinik Makmur Jaya Tanggerang Selatan

3. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan responden hipertensi di era

JKN di Klinik Makmur Jaya Tanggerang Selatan

4. Untuk mengetahui gambaran kualitas hidup responden hipertensi di era

JKN di Klinik Makmur Jaya Tanggerang Selatan

5. Untuk mengetahui gambaran riwayat keluarga responden hipertensi di

era JKN di Klinik MakmurJaya Tanggerang Selatan

6. Untuk mengetahui gambaran tindakan kuratif hipertensi pada

responden hipertensi di era JKN di Klinik Makmur Jaya Tanggerang

Selatan

7. Untuk mengetahui gambaran gaya hidup responden hipertensi di era

JKN di Klinik Makmur Jaya Tanggerang Selatan

Page 23: GAMBARAN MOTIVASI PASIEN HIPERTENSI DALAM …

4

8. Untuk mengetahui gambaran pelayanan di era JKN pada responden

hipertensi di era JKN di Klinik Makmur Jaya Tanggerang Selatan

1.5 Manfaat

1.5.1 Manfaat bagi penulis

1. Mendapat wawasan dan pengetahuan dibidang kesehatan komunitas.

2. Dapat mengetahui seberapa besar tingkat pengetahuan pasien

hipertensi pengguna JKN di Klinik Makmur Jaya Tanggerang Selatan

terhadap upaya pengendalian penyakit hipertensi.

1.5.2 Manfaat bagi institusi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi wawasan dan

menjadi referensi untuk peneliti lain dimasa yang akan datang.

1.5.3 Manfaat bagi tempat penelitian

Memberikan informasi penelitian pelayanan kepada klinik dan

BPJS Kesehatan.

Page 24: GAMBARAN MOTIVASI PASIEN HIPERTENSI DALAM …

5

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Hipertensi

2.1.1 Definisi Hipertensi

Hipertensi atau disebut juga peningkatan tekanan darah, adalah kondisi

dimana telah terjadi peningkatan tekanan pada pembuluh darah yang menetap.

Tekanan darah tercipta dari tekanan yang timbul karena adanya dorongan

darah saat melewati pembuluh darah arteri. Semakin tinggi tekanan dalam

pembuluh darah semakin keras juga jantung harus memompa darah ke seluruh

tubuh.8

Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 130 mmHg

dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran

dengan selang waktu lima menit dalam keadaan cukup istirahat.9,10

Tekanan darah yang normal yaitu sistolik 120 mmHg dan diastolik 80

mmHg sangat berpengaruh terhadap efisiensi fungsi dari organ-organ vital,

seperti jantung, otak, dan ginjal.8,11

Hipertensi membutuhkan tatalaksana seumur hidup baik secara

farmakologis dan pengaturan gaya hidup agar tekanan darah terkontrol. Gaya

hidup menurut Kottler (2002) adalah pola hidup seseorang di dunia yang

menggambarkan seluruh pola seseorang dalam beraksi dan berinteraksi

dengan lingkungannya.12

2.1.2 Epidemiologi Hipertensi

Pada tahun 2008, kurang lebih 40% orang dengan usia 25 tahun keatas

telah terdiagnosis hipertensi di seluruh dunia. Jumlah pasien dengan

hipertensi melambung tinggi dari 600 juta pada tahun 1980, menjadi

Page 25: GAMBARAN MOTIVASI PASIEN HIPERTENSI DALAM …

6

satu juta pada tahun 2008. Pravelensi hipertensi tertinggi berada di Afrika,

yaitu 46% orang dengan usia 25 tahun keatas, sementara pravelensi terendah

berada di Amerika yaitu 35% seperti dalam Gambar 2.3 dibawah ini;8

Gambar 2.1 Pravelensi Hipertensi di Berbagai Negara

Sumber: WHO, 2011

Angka pravelensi hiepertensi cenderung lebih tinggi pada negara dengan

pendapatan rendah dan menengah dibanding negara pendapatan tinggi. Hal ini

juga dipengaruhi oleh penduduk pada negara tersebut, lebih banyak orang

yang tinggal pada negara dengan pendapatan rendah dan menengah, dan juga

pada negara ini, sistem kesehatan masih lemah sehingga banyak pula pasien

hipertensi yang tidak terkontrol dengan baik, tidak mendapat tatalaksana,

bahkan tidak terdiagnosis.8

Berdasarkan hasil Riskesdas 2013, pravelensi hipertensi di Indonesia

mencapai 25,8% dari penduduk dewasa, sebagian besar diantaranya

merupakan penduduk dengan tingkat pendidikan dan ekonomi yang

rendah.13,14 Hipertensi mempengaruhi dan salah satu penyebab peningkatan

morbiditas dan mortalitas penyakit kardiovaskular. Hipertensi merupakan

faktor risiko yang independen untuk penyakit infark miokardium, gagal ginjal

kronik, iskemia dan stroke hemorargik, gagal jantung, dan kematian prematur.

Page 26: GAMBARAN MOTIVASI PASIEN HIPERTENSI DALAM …

7

Jika hipertensi tidak terkontrol dan atau tidak diobati dengan benar, makan

hipertensi dapat meningkatkan risiko penyakit gagal ginjal kronik dan

mempercepat onset terjadinya kerusakan vaskular dan ginjal.15

2.1.3 Klasifikasi menurut American Heart Assosiation 2017 (AHA 2017)

Pada tahun-tahun sebelumnya, kondisi hipertensi diklasifikasikan ketika

tekanan darah mencapai 140/90 mm Hg atau lebih tinggi, namun guideline

klasifikasi hipertensi telah diperbaharui. Hipertensi dikatakan bila tekanan

darah mencapai 130/80 mm Hg atau lebih. Dalam guideline terbaru dijelaskan

pula tentang rekomendasi tatalaksana hipertensi yaitu pengobatan dan

modifikasi gaya hidup. Klasifikasi prehipertensi dalam guideline terbaru

dihapuskan dan diganti menjadi elevated atau meningkat. Klasifikasi

hipertensi dapat dilihat dalam Tabel 2.1 dan Tabel 2.2

Kategori Tekanan Darah Tekanan Darah

Sistolik

Tekanan Darah

Diastolik

Normal <120 mm Hg Dan <80 mm Hg

Meningkat 120 – 129 mm Hg Dan <80 mm Hg

Hipertensi stage 1 ≥130 – 139 mm Hg Atau 80 - 89 mm Hg

Hipertensi stage 2 ≥140 mm Hg Atau ≥90 mm Hg

Tabel 2.1 Klasifikasi Hipertensi

Sumber: AHA 2017

Krisis Hipertensi Tekanan

Darah Sistolik

Tekanan Darah

Diastolik

Hipertensi Urgensi >180 mm Hg dan /

atau

>120 mm Hg

Hipertensi

Emergensi

>180 mm Hg dan

Kerusakan organ target

dan /

atau

>120mmHg +

Kerusakan organ

target

Tabel 2.2 Krisis Hipertensi: Emergensi dan Urgensi

Sumber: AHA 2017

Page 27: GAMBARAN MOTIVASI PASIEN HIPERTENSI DALAM …

8

Berdasarkan tabel di atas, klasifikasi hipertensi meningkat atau elevated

adalah bila tekanan lebih dari 120/80 mmHg, oleh karena itu akan banyak

orang yang masuk kedalam golongan hipertensi, namun pasien yang baru

tergolong hipertensi dapat melakukan tindakan pencegahan seperti

memodifikasi gaya hidup.16

Pasien dengan hipertensi urgensi terkait dengan peningkatan tekanan darah

yang sangat tinggi tetapi tidak melibatkan kerusakan dari organ target

sehingga kondisi stabil. Sementara pasien dengan hipertensi emergensi

mengalami peningkatan tekanan darah yang sangat tinggi dan berhubungan

dengan kerusakan organ target yang baru terjadi maupun yang sudah parah.16

2.1.4 Etiologi Hipertensi

Gambar 2.2 Faktor yang dapat Mencetus terjadinya Hipertensi

Sumber: WHO, 2011

Bagan di atas mengambarkan bahwa hipertensi bisa terjadi karena terdapat

berbagi hal yang mempengaruhi dan perjalanan penyakit hipertensi cukup

panjang untuk itu hipertensi disebut penyakit kronik dan berlangsung persisten

yang pada akhirnya bisa menimbulkan penyakit komplikasi.8

Penyebab hipertensi berdasarkan bagan di atas, diawali oleh faktor

determinan sosial yang buruk seperti globalisasi dan urbanisasi yang tinggi

dan tidak merata, penuaan usia seseorang, pendapatan seseorang dan negara

tempat ia tinggal, edukasi yang rendah, dan lingkungan tempat tinggal

Page 28: GAMBARAN MOTIVASI PASIEN HIPERTENSI DALAM …

9

termasuk kondisi rumah yang tidak menerapkan Pola Hidup Bersih dan Sehat

(PHBS) dan padat penduduk. Hal tersebut dapat berpengaruh terhadap faktor

perilaku gaya hidup seseorang yang juga akan menjadi buruk seperti diet tidak

sehat seperti mengkonsumsi makanan cepat saji, mengkonsumsi makanan

yang mengandung garam tinggi sering dalam sehari-hari, mengkonsumsi

makanan manis berlebihan, mengkonsumsi alkohol, merokok, dan tidak

melakukan aktivitas fisik. Sehingga hal tersebut mencetus penyakit hipertensi

dan juga penyakit lain seperti obesitas, diabetes, dan hiperkolesterolemia.8

2.1.5 Jenis dan Etiopatogenesis Hipertensi

Tekanan darah tinggi diklasifikasikan menjadi tekanan darah primer

(esensial) dan tekanan darah tinggi sekunder.3,17

1. Hipertensi Primer

Hipertensi primer merupakan penyakit genetik multifaktorial

berupa penurunan gen abnormal yang akan memperbesar

kemungkinan orang tersebut menderita hipertensi. Jenis hipertensi ini

penyebabnya tidak diketahui (idiopatik). Penurunan gen berasal dari

keluarga kandung. Faktor lingkungan dan gaya hidup dapat

meningkatkan risiko terjadinya hipertensi primer.

2. Hipertensi Sekunder

Hipertensi sekunder definisikan sebagai tekanan darah tinggi yang

disebabkan oleh penyakit kronis, diantaranya adalah:

a. Penyakit Ginjal

Berupa penyakit yang terkait dengan vasokonstriksi pada

renovaskular sehingga regulasi cairan terganggu. Hal ini

mengaktifkan sistem Renin-Angiotensin-Aldosteron (RAA).

Kemudian terjadi pelepasan rennin dari Juxtaglomerular Apparatus

yang membuat Angiotensinogen diubah menjadi Angiotensin I lalu

dengan bantuan Angiotensin Converting Enzymes diubah menjadi

Angiotensin II. Angiotensin II menstimulasi Korteks Adrenal

untuk mensekresi aldosterone yang mengakibatkan retensi natrium

Page 29: GAMBARAN MOTIVASI PASIEN HIPERTENSI DALAM …

10

dan air sehingga dapat memperberat kerja jantung dapat

menyebabkan hipertensi.18 Untuk menggambarkan proses tersebut,

dapat dilihat pada Gambar 2.5 dibawah ini.19

Gambar 2.3 Sistem Renin Angiotensin

Sumber: Jefri PS, 2015

b. Gangguan Endokrin

Salah satu penyakit pada gangguan sistem endokrin yang paling

erat hubungannya dengan hipertensi adalah penyakit DM. Kadar

kolesrrol Low Density Lipoprotein (LDL) meningkat pada pasien

obesitas dan DM. Low Density Lipoprotein akan teroksidasi sehingga

mudah untuk menempel pada sel edotel pembuluh darah dan menjadi

deposit lipid. Penumpukan ini menyebabkan jejas pada endotel dan

memicu respon inflamasi dan terjadi rekrutmen mediator inflamasi

seperti monosit dan migrasi miosit. Monosit yang berperan sebagai

makrofag akan menempel dan penetrasi menuju lapisan yang lebih

dalam dibawah tunika intima pada endotel pembuluh darah. Low

Density Lipoprotein yang telat teroksidasi dan menjadi deposit lipid di

Page 30: GAMBARAN MOTIVASI PASIEN HIPERTENSI DALAM …

11

dinding pembuluh darah akan dikenali oleh makrofag melalui receptor

scavenger dan terjadi fagositosis. Hasil dari fagositosis akan

membentuk sel busa atau foam cell dan selanjutnya akan menjadi fatty

streak. Hal ini akan merangsang proliferasi dan migrasi sel-sel otot

polos dari tunika media ke tunika intima dan terjadi akumulasi kolagen

dan elastin sehingga plak membesar dan terbentuk fibrous cap dan

terbentuklah plak aterosklerosis yang membuat lumen pembuluh darah

menyempit dan dapat meningkatkan tekanan darah. Selain itu,

keadaan hiperglikemia pada pasien DM dapat memcu aktivitas protein

kinase C yang akan meningkatkan ekspresi transforming growth

factor-beta (TGF-β) sehingga terjadi kekakuan dan abnormalitas

struktur pembuluh darah.20,21

Gambar 2.4 Patogenesis Aterosklerosis

Sumber: Robbins, 2015

Page 31: GAMBARAN MOTIVASI PASIEN HIPERTENSI DALAM …

12

2.1.6 Faktor Risiko Hipertensi

Gambar 2.5 Jenis Faktor Risiko Hipertensi

Sumber: AHA, 2017

Secara garis besar faktor risiko hipertensi diklasifikasikan dalam dua

bentuk yaitu faktor risiko yang dapat dimodifikasi atau dapat diubah

tergantung dari kebiasaan dan pola hidup keseharian dan yang tidak dapat

dimodifikasi

1. Faktor risiko yang dapat dimodifikasi

a. Merokok

Rokok mengandung nikotin, gas karbon monoksida (CO), dan zat

karsinogenik lainnya. Asap rokok dapat menimbulkan radikal bebas di

dalam tubuh yang dapat mencetuskan terjadinya aterosklerosis

sehingga dapat mengakibatkan hipertensi. Dampak rokok terhadap

sistem metabolic antara lain dengan meningkatkan kadar glukoasa

darah, asam lemak bebas, dan kolestrol LDL. Low Density Lipoprotein

akan masuk ke sel endotel pembuluh darah dan teroksidasi sehingga

mencetus respon inflamasi dan terbentuknya plak aterosklerosis dalam

pembuluh darah. Sementara sifat dari gas CO adalah toksik dan dapat

meningkatkan kadar karboksihemoglobin (HbCO) dalam darah

sehingga kemampuan hemoglobin (Hb) untuk mengangkut oksigen

Page 32: GAMBARAN MOTIVASI PASIEN HIPERTENSI DALAM …

13

keseluruh tubuh terhambat, jika hal ini berlangsung secara terus

menerus maka akan terjadi penurunan perfusi kejaringan dan otak. Hal

ini akan mencetus kompensasi berupa spasme pembuluh darah

sehingga memperparah penyempitan pembuluh darah dan berujung

pada peningkatan tekanan darah.22,23

b. Kurang Aktivitas Fisik

Berbagai penelitian ilmiah telah membuktikan latihan fisik ringan

hingga sedang mampu menurunkan risiko terjadinya mortalitas akibat

berbagai penyakit kardiovaskular pada pria dan wanita. Olahraga yang

teratur dan efektif dapat menurunkan risiko terjadinya hipertensi dan

membantu menurunkan tekanan darah pasien hipertensi. Olahraga

yang dianjurkan adalah jalan cepat yaitu jalan sejauh 30 meter per jam

setidaknya 30-45 menit setiap harinya secara teratur, bersepeda atau

bekerja di sekitar rumah atau pekarangan.24

c. Obesitas

Peningkatan berat badan meningkatkan risiko terkena penyakit

DM. Keadaan resistensi insulin pada pasien obesitasitas memicu

hidrolisis trigliserida menjadi asam lemak bebas, menurunkan uptake

glukosa pada otot dan menurunkan cadangan glukosa pada hati

sehingga terjadi peningkatan glukosa darah. Hal ini memicu umpan

balik berupa produksi insulin yang tinggi dan terjadi hiperinsulinemia,

hal ini dapat menganggu metabolisme kolestrol sehingga terjadi

peningkatan kadar LDL yang dapat teroksidasi dalam sel endotel

pembuluh darah dan membentuk plat aterosklerosis sehingga terjadi

peningkatan tekanan darah. Hiperinsulinemia juga dapat mengaktivasi

sistem RAA yang berujung pada hipertensi.25

Page 33: GAMBARAN MOTIVASI PASIEN HIPERTENSI DALAM …

14

d. Pola Makan

a) Asupan Garam Tinggi

Dalam garam terkandung natrium. Konsumsi natrium yang

berlebih dapat meningkatkan konsentrasi natrium ekstraselular

meningkat. Untuk menstabilkannya, terjadi ekstravasasi cairan

dari intraselular sehingga cairan ekstraselular meningkat dan

terjadi hypervolemia yang berujung pada hipertensi.18

b) Konsumsi Alkohol

Peningkatan konsumsi alkohol jangka panjang berpengaruh

pada peningkatakan kadar kortisol dalam darah sehingga

mengaktivitasi dan meningkatkan renin-angiotensin dan

aldosteron, jika sistem RAA meningkat maka terjadi kenaikan

tekanan darah.26

c) Stres

Hipertensi dapat disebabkan karena stres psikologis. Pada

kondisi ini, produksi hormon adrenalin akan meningkat. Pelepasan

hormon adrenalin akan mengaktivasi reseptor beta-adrenergik.

Aktivasi reseptor ini akan meningkatkan influks kalsium ke dalam

sel jantung sehingga dapat meningkatkan denyut jantung dan

berhubungan dengan peningkatan tekanan sistolik. Stress yang

umumnya terjadi adalah karena pekerjaan, ekonomi, dan masalah

internal dalam keluarga.27

2. Faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi

a. Usia

Terjadi perubahan pada sistem kardiovaskular dan tekanan darah

pada proses menua. Semakin bertambahnya umur jumlah kolagen fiber

pada dinding arteri dan arteriole meningkat, menyebabkan dinding

pembuluh darah ini lebih kaku, dan menurunkan tingkat elastisitas

pembuluh darah, hal ini menyebakan peningkatan total peripheral

resistance, yang dapat berujung pada hipertensi.28

Page 34: GAMBARAN MOTIVASI PASIEN HIPERTENSI DALAM …

15

b. Genetik

Variasi gen yang diturunkan yang mengkodekan sebuah protein

yang disebut G Protein Coupled Receptor Kinase type 4 (GRK-4). Para

peneliti berspekulasi bahwa gen tersebut menyebabkan terjadinya

peningkatan pembentukan angiotensinogen yang dapat menghasilkan

Angiotensin II sebagai vasokonstriktor kuat dan mendorong terjadinya

retensi natrium dan air.18

c. Jenis Kelamin

Dari berbagai penelitian, insidens hipertensi lebih banyak

ditemukan pada pria dibandingkan wanita usia premenopause. Pada

wanita faktor risiko terjadinya hipertensi akan meningkat setelah masa

menopause akibat perubahan aktivitas hormon.29

2.1.7 Gejala Klinis Hipertensi

Hipertensi merupakan silent-killer, atau penyakit yang dapat membunuh

tanpa tanda dan gejala klinis yang jelas. Sangat jarang penyakit hipertensi

menimbulkan gejala khas pada stage awal sehingga banyak orang dengan

hipertensi yang tidak terdiagnosis. Gejala yang paling sering muncul untuk

menandai penyakit hipertensi merupakan kenaikan tekanan darah sistolik dan

diastolik. Terkadang hipertensi dapat menimbulkan gejala pusing, sakit

kepala, nyeri dada, palpitasi, pemendekan pernapasan, dan perdarahan pada

hidung. Dalam pembuluh darah pasien hipertensi, dapat terbentuk bulges atau

aneurisma karena tingginya tekanan yang terdapat dalam pembuluh darah,

pembuluh darah mudah tersumbat karena terbentuknya clog dan akhirnya bisa

membuat pembuluh darah pecah. Tekanan tinggi pada pembuluh darah juga

dapat menyebabkan kebocoran darah ke otak dan terjadilah stroke.8

2.1.8 Komplikasi Hipertensi

Hipertensi menyebabkan kerusakan pembuluh darah pada arteri.

Terjadinya aterosklerosis pada pembuluh darah coroner dapat menurunkan

Page 35: GAMBARAN MOTIVASI PASIEN HIPERTENSI DALAM …

16

suplai oksigen ke myocardial sehingga dapat menyebabkan iskemik

miokardial, sementara pada pembuluh darah serebral dapat menyebabkan

stroke iskemik, dan pada aorta dapat mengakibatkan aneurisma. Hipertensi

juga dapat mempengaruhi kekuatan dari pembuluh darah, pda pembuluh darah

serebral dapat mengakibatkan stroke haemorrargic dan cognitive impairment,

pada mata dapat mengakibatkan retinopati, dan pada ginjal dapat

mengakibatjan neprosklerosis dan gagal ginjal.8

2.1.9 Diagnosis Hipertensi

Untuk menegakan diagnosis hipertensi harus meliputi pemeriksaan

tekanan darah, anamnesis lengkap, pemeriksan fisik, skrining untuk

mengetahui risiko terjadinya penyakit kardiovaskular lainnya, skrining untuk

mengetahui penyebab sekunder hipertensi, identifikasi komplikasi dan faktor

komorbid lainnya, dan intervensi yang mungkin diperlukan. Hal-hal yang

perlu dievaluasi dalam mendiagnosis hipertensi adalah sebagai berikut:

1. Pemeriksaan tekanan darah

Penilaian tekanan darah yang komprehensif harus meliputi

beberapa kali pengukuran tekanan darah, atau pada dua waktu yang

terpisah atau berbeda, setidaknya dua kali pengukuran. Minimal

dilakukan satu kali atau lebih pada setiap minggu atau secepatnya jika

progresivitas hipertensi semakin parah. Tekanan darah dapat diukur

menggunakan Aneroid Sphygmomanometer atau alat pemeriksa

tekanan darah digital otomatis yang dilakukan oleh pasien (bukan

tenaga ahli kesehatan) maupun tenaga ahli kesehatan. Banyak instansi

kesehatan yang tidak cukup hanya mengetahui tekanan darah sewaktu

yang dilakukan oleh professional kesehatan, tetapi tetap membutuhkan

nilai tekanan darah sebelumnya yang dilakukan dirumah, hal ini

bertujuan untuk mengakuratkan pembacaan nilai tekanan darah pasien

yang akan berpengaruh kepada tatalaksana yang akan diberikan.15,30

Page 36: GAMBARAN MOTIVASI PASIEN HIPERTENSI DALAM …

17

2. Anamnesis

a. Riwayat Penyakit Sekarang

Yang harus terkandung adalah pertenyaan mengenai lama

terjadinya hipertensi, tekanan darah sebelumnya yang telah terukur,

riwayat terapi yang sudah pernah dilakukan untuk hipertensi

sebelumnya dan obat yang sedang diminum meliputi nama obat,

kandungan obat, dosis obat, frekuensi penggunaan obat dalam sehari,

respon obat, dan efek samping obat yang dikeluhkan pasien.15,30

b. Riwayat Penyakit Dahulu, Keluarga dan Riwayat Sosial

Pasien hipertensi kebanyakan adalah asimptomatis, akan tetapi

gejala-gejala spesifik yang ditelaah lebih lanjut dapat menjadi indikasi

terjadinya hipertensi sekunder atau hipertensi komplikasi, untuk itu

penting untuk mengetahui riwayat penyakit dahulu dan riwayat

penyakit keluarga. Riwayat penyakit keluarga meliputi riwayat

penyakit keturunan dan riwayat kesehatan anggota keluarga. Dalam

anamnesis harus disertakan pertanyaan riwayat keluarga yang

menderita hipertensi atau penyakit kardiovaskular lainnya. Pertanyaan

terkait faktor risiko hipertensi seperti berat badan sekarang, merokok,

penyakit lain seperti obesitas, dislipidemia, diabetes mellitus, dan

aktivitas fisik harian harus ada. Pertanyaan mengenai penyakit berat

lain juga diperlukan. Penyakit yang erat kaitannya dengan hipertensi

adalah penyakit dan gejala klinis gagal ginjal, palpitasi, kelemahan

otot, tremor, berkeringat banyak, hipotiroidisme, hipertiroidisme, dan

riwayat penggunaan obat-obatan yang dapat meningkatkan tekanan

darah. Tanyakan juga mengenai riwayat sakit kepala yang biasanya

terjadi pada pasien hipertensi menahun. Karakteristik sakit kepala yang

terjadi biasanya pada pagi hari dan terasa berat dibagian oksipital.

Pertanyaan mengenai lingkungan sekitar, masalah personal yang

sedang dihadapi juga diperlukan untuk melihat adakah faktor stress

psikososial dan depresi. Tanyakan pula mengenai riwayat kontrol

untuk penyakit hipertensi dan penyakit berat penyerta lainnya.15,31

Page 37: GAMBARAN MOTIVASI PASIEN HIPERTENSI DALAM …

18

3. Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik meliputi pemeriksaan nadi yaitu frekuensi atau

pulsasi, irama, dan isi. Pemeriksaan Jugular Venous Pulse and

Pressure (JVPP), dan pemeriksaan fisik thoraks lengkap meliputi

inspeksi, perkusi, palpasi, dan auskultasi. Untuk melihat faktor risiko

dari obesitas yang dapat mengarah ke DM dapat dilakukan

pemeriksaan antropometri yang meliputi berat badan, tingg badan, dan

menghitung Indeks Massa Tubuh (IMT), dan dilakukan pengukuran

lingkar pinggang.15

4. Pemeriksaan laboratorium

Pemeriksaan laboratorium merupakan pemeriksaan terakhir untuk

menegakan diagnosis hipertensi dan membantu memprediksi risiko

terjadinya penyakit kardiovaskular. Dapat dilakukan pemeriksaan

Urine Dip Stick for Blood jika terdapat abnormalitas, kirimkan urin

untuk pemeriksaan mikroskopis. Selain itu periksa juga kadar albumin

dan protein dan serum urea serta elektrolit dalam urin. Pemeriksaan

darah lengkap seperti Hb dan hematokrit, Gula Darah Puasa (GDP),

serum puasa kolestrol total, LDL, High Density Lipoproteins (HDL)

kolestrol, dan trigliserida juga harus diperiksa. periksa juga marker

jantung Hba1c, dan ureum serta kreatinin clearance jika diperlukan.

Pemeriksaan EKG dilakukan ntuk mendeteksi atrial fibrilasi, hipertrofi

ventrikel kiri, dan riwayat ischaemic heart disease sebelumnya.15

2.1.10 Tatalaksana Hipertensi

Tatalaksana hipertensi tindakan kuratif atau pengendalian yang dilakukan

pada saat terjadi penyakit yang bertujuan untuk penyembuhan penyakit,

pengurangan penderitaan akibat penyakit, dan pengendalian penyakit.

Pedoman terbaru yang dikeluarkan oleh AHA untuk mengatasi hipertensi

adalah mengkombinasikan pengobatan farmakologis yaitu dengan obat anti-

hipertensi dan pengobatan non-farmakologis dengan cara modifikasi gaya

hidup yang dapat mempengaruhi tekanan darah.16

Page 38: GAMBARAN MOTIVASI PASIEN HIPERTENSI DALAM …

19

1. Tatalaksana Non-Farmakologis

Memodifikasi gaya hidup merupakan upaya preventif yang efektif

untuk mencegah onset hipertensi menuju keparahan. Perubahan gaya

hidup dapat menurunkan tekanan darah sistolik sekitar 4 sampai 11

mmHg untuk pasien hipertensi, untuk penurunan tekanan darah yang

lebih signifikan, perlu dilakukan diet khusus dan olahraga.10,15,16

a. Aktivitas Fisik

Berdasarkan data epidemiologis, aktivitas fisik yang dilakukan

secara regular dengan intensitas olahraga kardio dan respirator

menengah hingga tinggi memberikan proteksi untuk hipertensi

bahkan untuk orang yang normotensi agar tercegah dari hipertensi.

Aktivitas fisik dapat dilakukan sekitar 15 hingga 45 menit setiap

harinya atau 1,5 jam hingga 5 jam dalam satu pekan. Aerobik

secara regular, dapat menurunkan tekanan darah sistolik sebesar

3,2 mmHg dan diastolik sabesar 2,7 mmHg. Namun untuk

hipertensi di atas Grade 3, latihan dan aktivitas fisik sebaiknya

ditunda apabila tekanan darah sewaktu istirahat tinggi. Aktivitas

fisik dilakukan secara hati-hati dan tidak membahayakan.

Diperlukan pula aktivitas fisik untuk meregangkan otot setidaknya

dilakukan 2 hari sekali.

b. Pemantauan Berat Badan

Pemantauan berat badan dapat dilakukan dengan rutin

memeriksakan berat badan dan tinggi badan yang dapat dilakukan

secara mandiri ataupun di fasilitas kesehatan lalu hitung IMT,

selain itu dapat pula dilakukan pengukuran lingkar pinggang

menggunakan pita ukur. Dikatakan dalam guideline AHA 2017,

setiap satu kilogram penurunan berat badan pada pasien hipertensi

dalam menurunkan tekanan darah sebesar 1 mm Hg.

Page 39: GAMBARAN MOTIVASI PASIEN HIPERTENSI DALAM …

20

c. Diet Dietary Approaches to Stop Hypertension (DASH)

Diet DASH merupakan diet yang diperuntukan bagi pasien

hipertensi dan mampu membantu menurunkan tekanan darah.

Dalam diet DASH, makanan yang difokuskan adalah banyak

mengkonsumsi buah, sayur, gandum utuh, dan produk susu rendah

lemak. Hal tersebut dilakukan agar dapat meningkatkan

mikronutrien tertentu seperti potassium, kalsium, magnesium, dan

serat. Telah terbukti, pada pasien baik hipertensi maupun tidak

hipertensi, diet ini dapat menurunkan tekanan darah sistolik

sebesar kurang lebih 3 mmHg hingga 11 mmHg. Perubahan pola

hidup yang dikombinasikan dengan diet DASH, dapat terlihat

hasilnya setelah dilakukan selama 4 sampai 6 bulan.

d. Pengurangan Konsumsi Garam

Penguraman sodium atau garam merupakan tindakan preventif

hipertensi dan dapat menurunkan tekanan darah pada pasien

hipertensi terutama pasien hipertensi di atas Grade 3. Pengurangan

konsumsi garam juga dapat mencegah penyakit kardiovaskular.

Jumlah konsumsi garam yang direkomendasikan berdasarkan

Guideline AHA tahun 2017 adalah 1.000 mg per hari atau setara

dengan kurang lebih 2 sendok the per hari. Pasien hipertensi yang

sudah mengkonsumsi obat anti-hipertensi dan mengaplikasikan hal

ini dapat menurunkan tekanan darah sistolik sekitar 3 mmHg.

Penurunan tekanan darah akan lebih signifikan bila dilakukan diet

DASH dan penurunan berat badan.

e. Berhenti Merokok

Dampak dan efek samping dari merokok sudah tidak dapat

ditolerir dan sangat berbahaya, untuk itu dianjurkan untuk benar-

benar berhenti merokok, bisa dilakukan edukasi dan support agar

pasien dapat berubah.

Page 40: GAMBARAN MOTIVASI PASIEN HIPERTENSI DALAM …

21

f. Pengurangan jumlah konsumsi alkohol

Direkomendasikan oleh AHA, konsumsi alkohol maksimal

untuk pria paling banyak adalah dua standar penyajian setiap hari

nya, dan wanita paling banyak adalah satu standar penyajian setiap

harinya, dan tidak boleh lebih dari 4 standar penyajian dalam satu

waktu meskipun dalam keseharian tidak mengkonsumsi alkohol.

g. Pengurangan konsumsi kopi

Kafein dalam kopi dapat mempengaruhi tekanan darah.

Kandungan kafein pada setiap cangkir kopi adalah 60,4-80,1 mg.

Peningkatan tekanan darah ini terjadi melalui mekanisme biologi

yaitu kafein mengikat reseptor adenosin, mengaktivasi sistem saraf

simpatik dengan meningkatkan katekolamin dalam plasma, dan

menstimulasi kelenjar adrenalin serta meningkatkan produksi

kortisol. Hal ini berdampak pada vasokonstriksi dan meningkatkan

total resistensi perifer, yang akan menyebabkan tekanan darah

naik. AHA 2017 merekomenadasikan maksimal konsumsi kopi

adalah 2 cangkir perhari.10,81

2. Tatalaksana Farmakologis

Dalam guideline AHA tahun 2017 terbaru, tatalaksana hipertensi

mengkombinasikan dua obat anti-hipertensi untuk mencapai tekanan darah

kurang dari 130/80 mmHg dan dispesifikasikan untuk populasi tertentu

dengan alasan orang kulit hitam lebih sering terkena hipertensi dibanding

orang kulit putih. Obat anti-hipertensi diuretik seperti Thiazide dan

Calcium Channel Blocker (CCB) terbukti lebih efektif dalam menurunkan

tekanan darah dibandingkan golongan obat anti-hipertensi lainnya.

Kontrol setiap bulan juga diperlukan untuk melihat respon dari pengobatan

yang telah diberikan.10

Page 41: GAMBARAN MOTIVASI PASIEN HIPERTENSI DALAM …

22

2.2 Pengendalian Penyakit

2.2.1 Pengendalian Penyakit Tidak Menular

Penyakit Tidak Menular (PTM) secara global telah mendapat perhatian

serius dengan masuknya PTM sebagai salah satu target dalam Sustainable

Development Goals (SDGs) 2030 khususnya pada Goal 3: Ensure healthy

lives and well-being. Hal ini didasari pada fakta yang terjadi di banyak negara

bahwa perubahan gaya hidup juga diiringi dengan meningkatnya prevalensi

obesitas, kanker, penyakit jantung, diabetes dan penyakit kronis lainnya.32

Berbagai upaya telah dilakukan untuk pencegahan dan penanggulangan

PTM, sejalan dengan pendekatan WHO, ditingkat komunitas telah diinisiasi

pembentukan Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu) PTM dimana dilakukan

deteksi dini faktor risiko, penyuluhan dan kegiatan bersama komunitas untuk

menuju Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Di tingkat pelayanan kesehatan juga

telah menginisiasi berbagai macam program pengendalian PTM. Di fasilitas

kesehatan tingkat pertama selaku kontak pertama masyarakat ke sistem

kesehatan, terdapat Program Pengendalian Penyakit Kronis (Prolanis) sebagai

salah satu program dari BPJS Kesehatan yang terfokus pada penyakit

hipertensi dan Diabetes Melitus tipe 2 (DM tipe 2).32

2.2.2 Prolanis

Program Pengendalian Penyakit Kronis (Prolanis) merupakan upaya

promotif dan preventif yang dilakukan oleh BPJS kesehatan pada era JKN

berupa sistem pelayanan kesehatan dan pendekatan proaktif yang

dilaksanakan secara terintegrasi yang melibatkan Peserta, Fasilitas Kesehatan

(Faskes) dan BPJS Kesehatan dalam rangka pemeliharaan kesehatan bagi

peserta BPJS Kesehatan yang menderita penyakit kronis untuk mencapai

kualitas hidup yang optimal dengan biaya pelayanan kesehatan yang efektif

dan efisien. Kegiatan Prolanis dapat membantu BPJS Kesehatan untuk

mengendalikan PTM.32

Page 42: GAMBARAN MOTIVASI PASIEN HIPERTENSI DALAM …

23

1. Tujuan Prolanis

Mendorong peserta penyandang penyakit kronis mencapai kualitas

hidup optimal dengan indikator 75% peserta terdaftar yang berkunjung

ke Faskes Tingkat Pertama memiliki hasil “baik” pada pemeriksaan

spesifik terhadap penyakit DM Tipe 2 dan hipertensi sesuai Panduan

Klinis terkait sehingga dapat mencegah timbulnya komplikasi

penyakit. 33 Kualitas hidup yang dimaksud adalah persepsi subjektif

dari individu terhadap kondisi fisik, psikologis, sosial, dan lingkungan

dalam kehidupan sehari-hari yang dialami.

2. Sasaran Prolanis

Seluruh Peserta BPJS Kesehatan penyandang penyakit kronis (DM

tipe 2 dan hipertensi). 33

3. Bentuk Pelaksanaan Prolanis

Aktivitas dalam Prolanis meliputi aktifitas konsultasi medis atau

edukasi, home visit, reminder, aktifitas klub dan pemantauan status

kesehatan. 33

4. Aktivitas Prolanis

a. Konsultasi Medis Peserta Prolanis

Jadwal konsultasi disepakati bersama antara peserta dengan

Faskes Pengelola.

b. Edukasi Kelompok Peserta Prolanis

Edukasi Klub Risiko Tinggi atau Risti adalah kegiatan untuk

meningkatkan pengetahuan kesehatan dalam upaya memulihkan

penyakit dan mencegah timbulnya kembali penyakit serta

meningkatkan status kesehatan bagi peserta Prolanis. 33 Diharapkan

peserta Prolanis juga mengenal dan mengetahui jenis penyakit

sejak tingkat awal dari gejala penyakit yang dirasakan serta

mendapatkan pengobatan dan melakukan tindakan kuratif yang

tepat dan segara.

Page 43: GAMBARAN MOTIVASI PASIEN HIPERTENSI DALAM …

24

2.3 Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)

2.3.1 Definisi JKN

JKN dapat diartikan sebagai sebuah program jaminan sosial yang

menjamin biaya pemeliharaan kesehatan serta pemenuhan kebutuhan dasar

kesehatan yang diselenggarakan nasional secara bergotong-royong wajib

diikutsertakan oleh seluruh penduduk Indonesia dengan membayar iuran

berkala atau iurannya yang dibayarkan oleh Pemerintah kepada BPJS

Kesehatan.34

2.3.2 Tujuan dan Manfaat JKN

Tujuan diadakan JKN untuk memberikan manfaat pemeliharaan kesehatan

dan perlindungan akan pemenuhan kebutuhan dasar kesehatan yang

terkandung dalam UU Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) Pasal 19 Ayat

12. Manfaatnya adalah mendapat pelayanan dalam bidang kesehatan secara

perorangan yang komprehensif, mencakup pelayanan promotif, preventif,

kuratif dan rehabilitatif, termasuk obat dan bahan medis, hal ini terkandung

dalam UU SJSN Pasal 22 Ayat (1), (2), dan Pasal 23, 24, 25, 26. Manfaat

medis mencakup penyuluhan kesehatan, konsultasi, pemeriksaan penunjang

diagnostik, tindakan medis dan perawatan, tranfusi, obat-obatan, bahan medis

habis pakai, rehabilitasi medis, pelayanan kedokteran forensik, serta

pelayanan jenazah. Sementara manfaat non-medis meliputi akomodasi layanan

rawat inap dan ambulans. Akomodasi layanan rawat inap terbagi atas tiga

kelas ruang perawatan, dari kelas tertinggi ke kelas terendah yaitu kelas 1,

kelas 2, dan kelas 3.34,35

2.3.3 Pelaku JKN

Penyelenggaraan JKN dilaksanakan oleh empat pelaku utama yaitu:34

1. Peserta JKN

Peserta JKN adalah setiap orang yang telah membayar iuran atau

iurannya dibayarkan oleh pemerintah. Orang asing yang bekerja di

Indonesia paling singkat enam bulan dan telah membayar iuran juga

Page 44: GAMBARAN MOTIVASI PASIEN HIPERTENSI DALAM …

25

termasuk peserta. Peserta wajib membayar iuran JKN secara teratur dan

terus menerus. Peserta JKN terbagi atas dua kelompok utama, yaitu

Penerima Bantuan Iuran (PBI-JKN) dan Bukan Penerima Bantuan Iuran

(bukan PBI-JKN). PBI-JKN mendapatkan subsidi iuran JKN dari

pemerintah dan bukan PBI wajib membayarkan iuran JKN oleh dirinya

sendiri atau bersama-sama dengan majikannya.

2. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan

3. Fasilitas Kesehatan

BPJS Kesehatan membangun jaringan fasilitas kesehatan dengan cara

bekerja sama dengan fasilitas kesehatan milik pemerintah atau swasta

untuk menyelenggarakan pelayanan kesehataan bagi peserta JKN dan

keluarganya. Jaringan fasilitas kesehatan ini terbagi atas tiga kelompok

utama, yaitu:

a. Fasilitas kesehatan tingkat pertama

Menyelenggarakan pelayanan kesehatan non-spesialistik. Fasilitas

pertama mencakup puskesmas (atau yang setara), praktek dokter,

praktek dokter gigi, Klinik Pratama (atau yang setara), dan Rumah

Sakit (RS) kelas D-Pratama (atau yang setara).

b. Fasilitas kesehatan tingkat lanjutan

Menyelenggarakan pelayanan kesehatan spesialistik dan

subspesialistik. Fasilitas kesehatan ini mencakup Klinik Utama (atau

yang setara), RS Umum, RS Khusus.

c. Fasilitas kesehatan pendukung

Melayani pelayanan obat, optik, dan dukungan medis lainnya.

Fasilitas kesehatan ini mencakup Laboratorium, apotik, optik, Unit

Tranfusi Darah atau Palang Merah Indonesia (PMI), Praktek Bidan

atau Perawat yang setara, dll.

Page 45: GAMBARAN MOTIVASI PASIEN HIPERTENSI DALAM …

26

4. Pemerintah

Berperan dalam penentuan kebijakan (regulator), pembinaan, dan

pengawasan penyelenggaraan program JKN. Pemerintah yang terkait

adalah Dewan Jaminan Sosial Nasional, perumus kebijakan umum

pengawasan BPJS, Kementrian Kesehtaan (Kemenkes), regulator

pelayanan kesehatan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), pengawasan BPJS,

kementerian terkait lainnya, Pemerintah Daerah, dan Badan Pemeriksa

Keuangan.

2.3.4 Penyakit Hipertensi dalam JKN

Cakupan penyakit yang di tanggung dalam program JKN sangat banyak,

salah satunya penyakit yang tergolong dalam diagnosa kegawat daruratan.

Sekiranya ada 171 jenis penyakit yang tergolong kategori gawat darurat,

contohnya hipertensi berat, demam beradarah, kejang, stroke, penyakit gawat

darurat yang tergolong dalam Penyakit Dalam salah satunya ada hipertensi

maligna.36

2.4 Motivasi

2.4.1 Definisi Motivasi

Istilah motivasi berasal dari kata latin movere yang artinya menimbulkan

pergerakan. Menurut Haggard motivasi didefinisikan sebagai kekuatan

psikologis yang menggerakan seseorang kearah beberapa jenis tindakan.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), motivasi didefinisikan sebagai

dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk

melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu.37 Menurut Uno, motivasi

adalah dorongan internal dan eksternal dalam diri seseorang yang

diindikasikan dengan adanya hasrat, minat, dorongan, kebutuhan, harapan,

cita-cita, penghargaan, dan penghormatan.38 Menurut Kort motivasi adalah

hasil faktor internal dan faktor eksternal. Motivasi adalah dorongan penggerak

untuk mencapai tujuan tertentu, baik disadari ataupun tidak. Motivasi dapat

timbul dari dalam diri individu (motivasi intrinsik) atau datang dari

lingkungan (motivasi ekstrinsik) menurut Herzberg.39

Page 46: GAMBARAN MOTIVASI PASIEN HIPERTENSI DALAM …

27

2.4.2 Teori-teori Motivasi

Maslow mengemukakan teori yang menyatakan bahwa tidak semua

perilaku dimotivasi dan bahwa teori perilaku tidak sama dengan teori

motivasi. Ada banyak determinan perilaku selain motif, dan berbagai motif

dapat terlibat dalam satu perilaku individu. Dengan menggunakan prinsip-

prinsip pada hierarki kebutuhan dasar Maslow, ada keterkaitan antar-

kebutuhan, yang disusun dalam bentuk piramida berdasarkan tingkat potensi

kebutuhan tersebut. Ada individu yang sangat termotivasi, sedangkan individu

lainnya memiliki motivasi yang lemah atau rendah. Jika satu kebutuhan telah

terpenuhi, maka kebutuhan tingkat kedua, ketiga, dan seterusnya sampai

tingkat kelima akan muncul. Maslow berpendapat bahwa dalam diri manusia

terdapat hirarki dari lima kebutuhan pokok seperti dapat dilihat pada gambar

berikut:40

Gambar 2.6 Tingkat Kebutuhan Pokok Manusia

Sumber: Teori Abraham Maslow dalam Ngalim Purwanto, 2009

Aktualisasi

Diri

Kebutuhan Sosial

Kebutuhan Fisiologis

Kebutuhan Rasa Aman dan Perlindungan

Kebutuhan Penghargaan

Page 47: GAMBARAN MOTIVASI PASIEN HIPERTENSI DALAM …

28

Kelima kebutuhan pokok manusia tersebut yaitu sebagai berikut:41,42,43

1. Kebutuhan fisiologis, yang terdiri dari kebutuhan akan makanan,

minuman dan kebutuhan fisik lainnya.

2. Kebutuhan rasa aman, yaitu kebutuhan ingin dilindungi dari bahaya

fisik dan emosional.

3. Kebutuhan sosial, yaitu kebutuhan akan rasa kasih sayang, cinta,

keluarga, kepemilikan, penerimaan, dan persahabatan.

4. Kebutuhan penghargaan, baik penghargaan internal yaitu pujian,

respek sesama, kepercayaan diri maupun penghargaan eksternal seperti

upah atau hadiah.

Kebutuhan aktualisasi diri, yaitu kebutuhan akan petumbuhan, pencapaian potensi

seseorang, pengakuan akan keberhasilan, dan pemenuhan diri sendiri.

2.4.3 Jenis-jenis Motivasi

Secara umum dilihat dari sifatnya, Muhibbin Syah mengatakan motivasi

diklasifikasikan menjadi 2 jenis yaitu;

1. Motivasi intrinsik

Motivsai intrinsik berasal dari dalam diri dan dapat mendorong

individu melakukan suatu tindakan. Motivasi ini merupakan motivasi

yang rill atau sebenar-benarnya, yang memiliki nilai-nilai yang

sesungguhnya. Hal ini dapat terjadi karena ada prinsip tertentu yang

mempengaruhi seseorang.44,45

2. Motivasi ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik berasal dan datang dari luar individu yang

mendorong individu untuk malakukan suatu tindakan. Yang tergolong

klasifikasi ini adalah pujian atau dukungan dari orang lain, dll.46

Menurut Noor, terdapat tiga komponen utama yang terkandung dalam

motivasi yaitu kebutuhan, dorongan, dan tujuan. Dorongan adalah kekuatan

mental untuk melakukan kegiatan dalam rangka memenuhi harapan atau

pencapaian tujuan. Dorongan yang berorientasi pada tujuan dilihat sebagai inti

dari motivasi menurut Noor.46 Menurut Rochman Natawidjaja, motivasi

Page 48: GAMBARAN MOTIVASI PASIEN HIPERTENSI DALAM …

29

adalah proses untuk menggiatkan motif-motif menjadi perbuatan atau tingkah

laku yang bertujuan untuk memuaskan kebutuhan atau untuk mencapai suatu

tujuan tertentu. Berikut skema motivasi menurut Rochman.47

Gambar 2.7 Skema Motivasi

Sumber: Rohman Natawidjadja, 1980

2.4.4 Faktor yang Mempengaruhi Motivasi

Menurut Taufik, faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi intrinsik

dapat berupa:48

1. Kebutuhan

Kebutuhan atau need yang dimaksud merupakan kebutuhan baik

biologis maupun psikologis yang memotivasi seseorang untuk

melaukan sesuatu. Contohnya seperti makan dan minum maupun

beribadah.

2. Harapan

Seseorang termotivasi dengan adanya harapan keberhasilan yang

akan membuahkan keberhasilan atas apa yang dikerjakan.

Keberhasilan tersebut dan harga diri individu akan meningkat dan

menggerakan seseorang untuk mencapai tujuan tertentu. Contohnya

harapan untuk sehat setelah minum obat.

3. Minat

Minat merupakan kegemaran atau keinginan terhadap sesuatu yang

timbul dalam diri seseorang tanpa ada yang menyuruh.

MOTIVASI

Dorongan

Kebutuhan

Motif Perbuatan

Tujuan

Page 49: GAMBARAN MOTIVASI PASIEN HIPERTENSI DALAM …

30

Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi ekstrinsik menurut

Taufik adalah:48

1. Dorongan Keluarga

Dorongan dan dukungan dari keluarga dapat mempengaruhi

motivasi seseorang karena keluarga merupakan orang terdekat dan

keluarga memiliki peran tanggung jawab terhadap anggota

keluarganya. Contohnya seperti dorongan dari keluarga untuk berobat,

dan adanya dukungan dan peringatan berkala dari keluarga untuk rutin

mengkonsumsi obat agar cepat sembuh.

2. Lingkungan

Selain keluarga, lingkungan berperan besar dalam memotivasi

seseorang dalam bertindak dan mencapai tujuan. Lingkungan

memberikan gambaran atau contoh berbagai macam perilaku dalam

masyarakat yang dapat mencetus motivasi pada individu. Contohnya

seperti memiliki teman yang meninggal karena suatu penyakit karena

pola hidup yang tidak sehat akan membuat seseorang termotivasi

untuk hidup lebih sehat agar tidak bernasib sama seperti orang

tersebut.

2.5 Klinik

2.5.1 Definisi Klinik

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9

tahun 2014, klinik didefinisikan sebagai fasilitas pelayanan kesehatan yang

menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan yang menyediakan

pelayanan medis dasar dan / atau spesialistik. Klinik dapat mengkhususkan

pelayanan pada satu bidang tertentu berdasarkan cabang atau disiplin ilmu

maupun sistem organ tertentu saja. Kepemilikan klinik bias dari Pemerintah,

Pemerintah Daerah (Pemda), atau milik pribadi (swasta).

Klinik menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan yang bersifat

promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif yang dilaksanakan dalam bentuk

rawat jalan, rawat inap, pelayanan satu hari (one day care), dan / atau home

care.49

Page 50: GAMBARAN MOTIVASI PASIEN HIPERTENSI DALAM …

31

2.6 Kerangka Teori

Indonesia

di era

JKN

Peningkatan

Risiko

Hipertensi

Keluarga

Motivasi

Pengendalian

Penyakit

Motivasi

ekstrinsik.17

Motivasi

intrinsik.15,16

hipertensi

primer

hipertensi

sekunder

Komplikasi

Hipertensi

Kegiatan

Prolanis

1.Berhenti merokok

2. Batasi asupan garam max 2 sdt/hari

3. Konsumsi buah dan sayur

4. Mengurangi makanan berlemak

5. Menjaga berat badan

6. Melakukan aktivitas fisik

7. Tidak stress dan cukup tidur.

8. Rutin minum obat anti-hipertensi. 24

Faktor Risiko

1. Merokok

2. Alkohol

3. Konsumsi

garam berlebih

4. Jarang

aktivitas fisik

5. Usia >50

tahun

8. Jenis kelamin

7. Genetik

8. Penyakit

Penyerta

lainnya (DM,

Obesitas, Gagal

ginjal).24

BPJS

Kesehatan

Kualitas hidup

Gaya hidup

Pengetahuan

penyakit

hipertensi

Sikap

Baik Cukup Kurang Tidak

Baik

Tindakan

kuratif

Page 51: GAMBARAN MOTIVASI PASIEN HIPERTENSI DALAM …

32

2.7 Kerangka Konsep

Pasien

hipertensi

Kegiatan

Prolanis

Era JKN

Gaya hidup Keluarga Tindakan

kuratif

Pengetahuan

penyakit

hipertensi

Kualitas

hidup

Motivasi

Pengendalian

Penyakit

Tidak Baik Kurang Cukup Baik

Page 52: GAMBARAN MOTIVASI PASIEN HIPERTENSI DALAM …

33

2.8 Variabel dan Definisi Operasional

Tabel 2.3 Definisi Operasional

No Variabel Definisi Operasional Cara Ukur dan

Alat Ukur

Skala Ukur

1 Motivasi Dorongan internal dan eksternal dalam

diri seseorang yang diindikasikan dengan

adanya hasrat, minat, dorongan,

kebutuhan, harapan, cita-cita,

penghargaan, dan penghormatan (Uno

2011)

Pertanyaan

dalam Kuesioner

Ordinal

1.Baik (76-100%)

2.Cukup (50-75%)

3.Kurang baik (40-

49%)

4. Tidak baik (<40%)

2 Pengetahuan Pengetahuan kesehatan dalam upaya

memulihkan penyakit dan mencegah

timbulnya kembali penyakit serta

meningkatkan status kesehatan

Pertanyaan

dalam Kuesioner

Ordinal

1.Baik (76-100%)

2.Cukup (50-75%)

3.Kurang baik (40-

49%)

4. Tidak baik (<40%)

Kualitas

Hidup

Persepsi subjektif dari individu terhadap

kondisi fisik, psikologis, sosial, dan

lingkungan dalam kehidupan sehari-hari

yang dialami.

Pertanyaan

dalam Kuesioner

Ordinal

1.Baik (76-100%)

2.Cukup (50-75%)

3.Kurang baik (40-

49%)

4. Tidak baik (<40%)

Riwayat

Penyakit

Keluarga

Pertanyaan dalam anamnesis meliputi

riwayat penyakit keturunan dan riwayat

kesehatan anggota keluarga.

Pertanyaan

dalam Kuesioner

Nominal

1.Ada

2.Tidak ada

Tindakan

Kuratif

Pengendalian yang dilakukan pada saat

terjadi penyakit yang bertujuan untuk

penyembuhan penyakit, pengurangan

penderitaan akibat penyakit, dan

pengendalian penyakit.

Pertanyaan

dalam Kuesioner

Ordinal

1.Baik (76-100%)

2.Cukup (50-75%)

3.Kurang baik (40-

49%)

4. Tidak baik (<40%)

Page 53: GAMBARAN MOTIVASI PASIEN HIPERTENSI DALAM …

34

Gaya Hidup Pola hidup seseorang di dunia yang

menggambarkan seluruh pola seseorang

dalam beraksi dan berinteraksi dengan

lingkungannya. (Kottler, 2002)

Pertanyaan

dalam Kuesioner

Ordinal

1.Baik (76-100%)

2.Cukup (50-75%)

3.Kurang baik (40-

49%)

4. Tidak baik (<40%)

2 Hipertensi Peningkatan tekanan darah sistolik

>130mmHg dan diastolik >90mmHg

pada dua kali pengukuran dengan selang

waktu lima menit dalam keadaan cukup

istirahat (AHA2017)

Tensi tekanan

darah dengan

Sphygmomanom

eter dan data

sekunder hasil

Prolanis

Nominal

1.Hipertensi

2.Tidak Hipertensi

3 Jaminan

Kesehatan

Nasional

(JKN)

Sebuah program jaminan sosial yang

menjamin biaya pemeliharaan kesehatan

serta pemenuhan kebutuhan dasar

kesehatan yang diselenggarakan nasional

secara bergotong-royong 44

Mengisi

kuesioner

Nominal

1.Peserta JKN

2.Bukan Peserta JKN

4 Peserta

Prolanis

Klinik

Makmur

Jaya

Tanggerang

Selatan

Seseorang yang rutin menghadiri Prolanis

di Klinik Makmur Jaya Tanggerag

Selatan setiap bulan dan terdata minimal

6 bulan sebelum dilakukan pengambilan

data.

Melihat Data

Sekunder

Nominal

1. Pasien Prolanis

yang terdata

2. Bukan peserta

Prolanis yang terdata

Page 54: GAMBARAN MOTIVASI PASIEN HIPERTENSI DALAM …

35

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kategorik melalui

pendekatat kualitatif dengan menggunakan desain penelitian cross sectional

dengan cara pengambilan data primer pada setiap responden.

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di Klinik Makmur Jaya Tanggerang Selatan pada

bulan April 2018 – September 2018.

3.3 Populasi Penelitian

Populasi target penelitian ini adalah seluruh pasien Klinik Makmur Jaya,

sementara populasi terjangkau pada penelitisan ini adalah semua pasien yang

menderita hipertensi dan telah menjadi peserta Jaminan Kesehatan Nasional di

Klinik Makmur Jaya Tanggerang Selatan selama periode April 2018 –

September 2018.

3.4 Sampel Penelitian

3.4.1 Besar Sampel

Besar sampel penelitian dihitung menggunakan rumus besar sampel

deskriptif kategorik menurut Sopiyudin (2016) sebagai berikut;52,53

𝑛 = 𝑍 ∝2 × 𝑃 × 𝑄

𝑑2

𝑛 = (1,96)2 × 0,5 × 0,5

(0,1)2

= 0,9604

0,01

= 96,04 ≈ 100

Page 55: GAMBARAN MOTIVASI PASIEN HIPERTENSI DALAM …

36

Keterangan:

n = jumlah sampel

Zα = nilai standar alpha = 1,96

P = proporsi sampel = 0,5

Q = 1- p = 1 – 0,5 = 0,5

d = presisi penelitian = 10%

Berdasarkan perhitungan dengan rumus di atas, didapatkan jumlah

sampel penelitian sebesar 100 responden. Nilai Zα diambil 1,96 karena

nilai standar kesalahan generalisasi (alpha) diteteapkan sebesar 5%. Nilai

P yang digunakan adalah 0,5 karena tidak terdapat dalam kepustakaan

sebelumnya, hal ini dikarenakan penelitian yang dilakukan adalah

penelitian baru. Presisi penelitian ditetapkan sebesar 10%.

3.4.2 Cara Pengambilan Sampel

Tekhnik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini

adalah consecutive sampling. Pada consecutive sampling merupakan non-

probability sampling, semua subjek yang datang dan memenuhi kriteria

inklusi dimasukan dalam penelitian sampai jumlah sampel yang

dibutuhkan terpenuhi. Responden akan diberikan lembar informed

consent, lembar persetjuan, lembar identitas dan data diri, dan kuesioner

penelitian yang harus diisi dan ditanda tangani. Apabila pasien mengalami

kesulitan saat mengisi, peneliti akan membantu dalam pengisian kuesioner

dan data lainnya. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara peneliti

menghadiri kegiatan Prolanis yang diselenggarakan setiap minggu ke-2

setiap bulan mulai dari bulan Mei hingga Agustus 2018.55

3.5 Kriteria Subjek Penelitian

3.5.1 Kriteria Inklusi

a. Usia responden di atas 18 tahun (dewasa).26

Page 56: GAMBARAN MOTIVASI PASIEN HIPERTENSI DALAM …

37

b. Responden memiliki riwayat hipertensi yaitu tekanan darah

>130/90 mmHg.24

c. Responden merupakan pasien hipertensi dengan atau tanpa

penyakit komorbid (DM, gagal ginjal, penyakit jantung,

hiperkolesterolemia)

d. Responden merupakan pasien Klinik Makmur Jaya Tanggerang

Selatan yang terdata

e. Peserta JKN dan menggunakan kartu BPJS Kesehatan

3.5.2 Kriteria Eksklusi

a. Pasien menderita penyakit immunocompremised

b. Pasien tidak sehat secara mental

c. Pasien hipertensi yang baru pertamakali berobat di Klinik Makmur

Jaya Tanggerang Selatan

3.6 Cara Kerja Penelitian

Cara kerja penelitian merupakan proses yang akan dilakukan oleh

peneliti untuk mendapatkan data sesuai dengan tujuan penelitian.

3.6.1 Tahap Persiapan

Pada tahap persiapan yang dilakukan adalah menentukan tema serta

judul lalu menyusun proposal skripsi.

Kemudian peneliti membuat kuseioner dan melakukan uji validitas dan

reliabilitas kepda 30 responden yang merupakan pasien hipertensi pada

bulan April di Klinik Makmur Jaya Tangerang Selatan.

Setelah hasil validtias dan reliabilitas menyatakan kuesioner layak

untuk penelitian, peneliti malakukan survey awal lokasi penelitian pada

bulan April untuk melihat kondisi tempat pengambilan sampel dan

meminta izin untuk melakukan penelitian serta berkenalan dengan tenaga

kerja dan tim medis di Klinik Makmur Jaya Tangerang Selatan.

Kemudian peneliti meminta arsip data pasien hipertensi, arsip data

yang diberikan adalah arsip pasien hipertensi Prolanis.

Page 57: GAMBARAN MOTIVASI PASIEN HIPERTENSI DALAM …

38

3.6.2 Tahap Pelaksanaan Penelitian

Pengambilan data pada kegiatan Prolanis dilakukan pada bulan Mei,

Juli, dan Agustus. Sementara pengambilan data di poli dilakukan pada

bulan Juni, namun tidak mendapatkan responden, dikarenakan pasien di

poli lebih banyak perempuan dan anak yang bukan merupakan pasien

hipertensi dan tidak terdata oleh Klinik Makmur Jaya Tangerang Selatan,

sehingga peneliti memutuskan untuk melakukan pada saat kegiatan

Prolanis.

3.6.3 Tahap Penyelesaian

Pada tahap ini, semua data yang diperoleh dari hasil penelitian

dikumpulkan, diperiksa apakah semua responden sudah mengisi informed

consent, persetujuan, data diri, dan kuesioner dengan baik, lalu data

dimasukan kedalam Microsoft Excell dan di coding dengan nilai 1 dan 0.

Kemudian setiap pernyataan dalam kuesioner dihitung totalnya

berdasarkan masing-masing aspek dan dipresentasikan untuk melihat

tingkat motivasi. Kemudia hasil penelitian disimpulkan.

3.7 Managemen Data

3.7.1 Tehnik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan oleh peneliti sendiri dengan cara peneliti

menghadiri kegiatan Prolanis yang diselenggarakan setiap hari sabtu pada

minggu ke-2 setiap bulan pada pukul 07:00 sampai selesai. Lembar

kuesioner, informed consent, dan data diri diberikan kepada responden

yang tercatat sebagai pasien hipertensi di Klinik Makmur Jaya Tangerang

Selatan dan merupakan peserta JKN setelah dilakukan pemeriksaan

tekanan darah dengan menggunakan Sphygmomanometer Aneroid yang

dilakukan oleh tim medis Klinik Makmur Jaya Tangerang Selatan dan

telah mengisi absensi. Kemudian kuesioner dikembalikan kepada peneliti

setelah diisi oleh responden. Apabila responden mengalami kesulitan saat

mengisi kuesioner, peneliti dapat membantu pengisian data dan kuesioner

responden.

Page 58: GAMBARAN MOTIVASI PASIEN HIPERTENSI DALAM …

39

3.7.2 Sumber Data

1. Data Primer

Berupa kuesioner yang diisi langsung oleh responden di Klinik

Makmur Jaya Tangerang Selatan.

2. Data Sekunder

Berupa arsip data Prolanis milik Klinik Makmur Jaya Tangerang

Selatan untuk mengetahui total pasien Prolanis pada Bulan Desember

2017, April 2018, dan Agustus 2018. Data peserta Prolanis di Klinik

Makmur Jaya Tangerang Selatan berupa nama, tekanan darah, dan

berat badan responden didapatkan melalui data sekunder dengan cara

melihat data yang telah terbentuk setelah kegiatan Prolanis selesai

pada hari yang sama dan atau data arsip kegiatan Prolanis yang telah

terlaksanakan pada bulan sebelumnya.

3.7.3 Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen yang digunakan adalah lembar kuesioner dan alat

pengukuran tekanan darah menggunakan Sphygmomanometer Aneroid.

3.7.4 Analisa data

Analisa data yang digunakan adalah analisa univariat. Analisis

univariat dilakukan untuk mendapatkan gambaran motivasi pengendalian

penyakit hipertensi responden.

3.7.5 Pengolahan Data

Penilaian jawaban pada pernyataan dalam kuesioner adalah 1 untuk

jawaban positif dan 0 untuk jawaban negatif. Tidak selalu nilai 1 adalah

untuk jawaban ya dan 0 untuk jawaban tidak karenakan terdapat bentuk

kalimat positif dan bentuk kalimat negatif dalam pernyataan.

Page 59: GAMBARAN MOTIVASI PASIEN HIPERTENSI DALAM …

40

Kemudian semua dijumlah berdasarkan masing-masing aspek dan

diklasifikasikan. Klasifikasi berikut mengadaptasi dari kuesioner WEIMS

yang dimodifikasi oleh penulis.55

1. 76-100% = baik

2. 50-75% = cukup

3. 40-49% = kurang baik

4. <40% = tidak baik

3.8 Alur Penelitian

Menentukan

tema penelitian

Perumusan

masalah

Menentukan

tujuan penelitian

Observasi

lokasi

Menentuka judul

penelitian

Permintaan izin

kepada Fasilitas

Kesehatan

Uji validitas

dan

reliabilitas

Kuesioner

Meminta data

jumlah pasien

hipertensi ke

Fasilitas

Kesehatan

Menentukan

jumlah sampel

Membuat

kuesioner

Mengolah hasil

uji validitas dan

reliabilitas

menggunakan

Rasch Model

Memberikan

kuesioner dan

lembar informed

consent di Klinik

Makmur Jaya

Penulisan laporan Pengumpulan

data dan analisis

data

Menentukan

tempat penelitian

Menyusun

tinjauan pustaka

Permintaan izin

kepada fakultas

Pengambilan

Sampel

Meminta

persetujuan

responden

Setuju Tidak setuju

Pengisian

kuesioner

Page 60: GAMBARAN MOTIVASI PASIEN HIPERTENSI DALAM …

41

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Klinik Makmur Jaya Tangerang Selatan yang

beralamat di Jl. W.R. Supratman No.29, Cempala Putih, Ciputat Timur, Kota

Tangerang Selatan, Banten 15414.50,51

Klinik Makmur Jaya berdiri pada tahun 2007 oleh Yayasan Universitas Islam

Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah. Yayasan UIN juga menaungi Rumah Sakit

UIN Syarif Hidayatullah. Yayasan UIN dipimpin langsung oleh rektor UIN yang

kemudian memberikan hak kepada dr. Ayat Rahayu, Sp.Rad, M.Kes. untuk

mendirikan Klinik Makmur Jaya pada bulan Maret 2007.50,51

Pada tanggal 3 Maret 2008, Klinik Makmur Jaya memperoleh izin operasional

sementara, izin tetap didapatkan pada tanggal 15 September 2008 dengan Surat

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Nomor MJ-724.AHA.01.04.

tahun 2008.50,51

Klinik ini tidak memiliki kerjasama dengan Rumah Sakit Umum manapun,

namun Klinik Makmur Jaya memiliki akses ke Rumah Sakit sekitar untuk

menjadi Rumah Sakit (RS) rujukan, seperti RS Syarif Hidayatullah dan RS

Fatmawati.50,51

Klinik ini juga sudah bekerjasama dengan BPJS Keseahatan menjadikan

Klinik Makmur Jaya sebagai salah satu Faskes pertama BPJS Kesehatan yang ada

di wilayah Tanggerang Selatan Kecamatan Ciputat Timur pada tahun 2009.

Klinik Makmur Jaya juga menerima dan melayani peserta BPJS Ketenagakerjaan,

PT ASKES, dan Asuransi Jiwa InHealth. 50,51

Fasilitas penunjang dan jenis pelayanan yang disediakan buka selama 24 jam.

Jenis pelayanan yang tersedia diantaranya yaitu dokter umum, dokter gigi, dokter

Page 61: GAMBARAN MOTIVASI PASIEN HIPERTENSI DALAM …

42

spesialis radiologi, bidan, dan farmasi. Klinik Makmur Jaya juga merupakan

Rumah Bersalin. 50,51

Program bulanan yang diselenggarakan oleh Klinik Makmur Jaya adalah

Prolanis. Prolanis di Klinik Makmur Jaya diselenggarakan setiap hari Sabtu pada

minggu kedua setiap bulan. Program ini sudah berjalan selama lebih dari 3 tahun.

Rata-rata jumlah pasien hipertensi yang hadir dalam kegiatan Prolanis adalah 15 –

25 pasien. Pasien yang mengikuti Prolanis mayoritas merupakan peserta JKN

non-PBI.50,51

4.2 Uji Instrumen Penelitian

Tabel 4.1 dibawah ini menyajikan jumlah kuesioner yang disebar kepada

responden.

Tabel 4.1 Jumlah Kuesioner

Keterangan Jumlah Presentase

Jumlah kuesioner yang

disebar

33 100%

Jumlah kuesioner yang

tidak kembali

2 6%

Jumlah kuesioner yang

tidak dapat diolah

1 3%

Jumlah kuesioner yang

dapat diolah

30 90%

Sumber: Data primer

Didapatkan kuesioner yang tersebar sebanyak 33, dan kuesioner yang dapat

diolah sebanyak 30. Sedangkan 3 kuesioner tidak dapat diolah, hal tersebut

disebabkan responden mengisi kuesioner lebih dari sekali dan responden tidak

mengisi identitas diri.

Page 62: GAMBARAN MOTIVASI PASIEN HIPERTENSI DALAM …

43

4.2.1 Hasil Uji Validitas Data

Uji validitas digunakan untuk mengetahui kelayakan dan mengukur

apakah suatu kuesioner dikatakan valid atau tidak. Uji validitas dilakukan

dengan analisis Rasch Model menggunakan program Winsteps. Suatu item

dikatakan valid ketika dia mampu untuk membedakan antara responden yang

mampu dengan yang tidak mampu. Hal yang diperhatikan dalam Rasch

Model adalah tingkat kesesuaian butir (item fit), taraf kesukaran, daya

diskriminasi Rasch, dan fungsi informasi butir. Menurut Boone, Staver, dan

Yale, Kriteria yang digunakan untuk melihat dan menilai item fit adalah nilai

outfit mean-square, outfit z-standard, dan point measure correlation. 56,57

Nilai mean-square digunakan untuk memantau kesesuaian data dengan

model. Nilai mean-square yang diharapkan adalah 1 (satu). Nilai yang lebih

besar dari 1 (satu) mengindikasikan bahwa data yang diobservasi memiliki

variasi lebih banyak daripada yang diprediksi oleh Rasch. Sementara nilai

kurang dari 1 (satu), mengindikasikan bahwa data yang diobservasi memiliki

variasi lebih sedikit daripada yang diprediksi oleh Rasch model. 56,57

Nilai z-standard (ZSTD) pada outfit dapat berupa positif atau negatif.

Nilai ZSTD negatif menunjukkan sedikitnya variasi dibandingkan pada

model. Nilai z yang diharapkan adalah mendekati 0 (nol). Nilai ZSTD yang

terlalu besar (z > +2) atau terlalu rendah (z < -2) menunjukkan bahwa butir

tidak kompatibel dengan model yang diharapkan. 56,57

Point measure correlation (Pt Measure Corr) atau daya diskriminasi

Rasch yang digunakan adalah skor measure. Nilai yang ideal adalah nilai

positif dan tidak mendekati nol. Nilai Pt Measure Corr 1,0 mengindikasikan

bahwa semua peserta tes dengan abilitas rendah menjawab butir dengan salah

dan semua peserta tes dengan abilitas tinggi menjawab butir dengan benar.

Sementara nilai Pt Measure Corr negatif mengindikasikan butir soal

yang menyesatkan karena peserta tes dengan kemampuan rendah mampu

menjawab butir dengan benar dan peserta tes dengan kemampuan tinggi justru

menjawab salah.58

Murut Boone, kriteria yang digunakan untuk memeriksa butir soal yang

sesuai adalah dengan mengacu pada nilai berikut56,57

Page 63: GAMBARAN MOTIVASI PASIEN HIPERTENSI DALAM …

44

1. Nilai Outfit Mean Square (MNSQ) yang diterima : 0,5 < MNSQ < 1,5

2. Nilai outfit Z-standard (ZSTD) yang diterima: -2,0 < ZSTD < +2,0

3. Nilai Point Measure Correlation yang diterima: 0,4 < pt measure corr

<0,85

Alagumalai, Curtis, dan Hungi, mengklasifikasikan nilai Point Measure

Correlation tersebut menjadi:59

1. Sangat bagus (>0,40)

2. Bagus (0,30–0,39)

3. Cukup (0,20-0,29)

4. Tidak mampu mendiskriminasi (0,00-0,19)

5. Membutuhkan pemeriksaan terhadap butir (<0,00)

Setelah data dimasukkan kedalam Winsteps didapatkan hasil sebagai

berikut :

Tabel 4.2 Hasil Uji Validitas Data

Item Outfit means-

square (MNSQ)

Outfit z-standard

(ZSTD)

Point measure

correlation

Keterangan

Q5 1.56 2.40 0.00 Tidak mempu

mendiskriminasi

Q10 1.47 0.8 0.05 Tidak mampu

mendiskriminasi

Q9 1.20 0.8 0.08 Tidak mampu

mendiskriminasi

Q22 1.14 0.9 0.17 Tidak mampu

mendiskriminasi

Q23 1.09 0.4 0.12 Tidak mampu

mendiskriminasi

Q4 1.11 0.7 0.16 Tidak mampu

mendiskriminasi

Page 64: GAMBARAN MOTIVASI PASIEN HIPERTENSI DALAM …

45

Item Outfit means-

square (MNSQ)

Outfit z-standard

(ZSTD)

Point measure

correlation

Keterangan

Q7 1.13 0.7 0.18 Tidak mampu

mendiskriminasi

Q6 1.09 0.6 0.19 Tidak mampu

mendiskriminasi

Q21 1.09 0.6 0.21 Cukup

Q20 0.94 -0.1 0.24 Cukup

Q13 1.05 0.4 0.24 Cukup

Q8 0.99 0.0 0.33 Bagus

Q11 0.99 0.0 0.35 Bagus

Q12 0.97 -0.2 0.34 Bagus

Q18 0.93 -0.4 0.37 Bagus

Q24 0.93 -0.4 0.38 Bagus

Q3 0.95 0.0 0.35 Bagus

Q2 0.86 -0.5 0.42 Sangat bagus

Q16 0.87 -0.4 0.40 Sangat bagus

Q17 0.91 -0.6 0.43 Sangat bagus

Q14 0.82 -1.2 0.51 Sangat bagus

Q19 0.81 -1.3 0.52 Sangat bagus

Q1 0.78 -0.7 0.51 Sangat bagus

Q15 0.74 -1.3 0.58 Sangat bagus

Q25 0.73 -1.9 0.63 Sangat bagus

Dari hasil data di atas, tidak ada yang mendapat nilai <0.00 pada point

measure correlation. Sementara hanya 1 item yaitu Q5 yang nilai point

measure correlation nya 0.00, nilai Outfit MNSQ nya >0.05 , dan nilai Outfit

ZSTD nya > +2. Tidak terdapat nilai Outfit MNSQ yang <0.05 dan Outfit

ZSTD yang < -2. Sehingga dapat dikatakan seluruh pertanyaan valid dan

layak untuk digunakan dalam penelitian.

Page 65: GAMBARAN MOTIVASI PASIEN HIPERTENSI DALAM …

46

4.2.2 Hasil Uji Reliabilitas Data

Uji reliabilitas dilakukan untuk menilai konsistensi dari instrumen

penelitian. Pada Rasch Model yang diolah melalui program Winsteps,

reliabilitas digambarkan dengan adanya indeks separasi. 56,57

Raliabilitas separasi pada Rasch Model menghasilkan nilai reliabilitas

butir atau item dan reliabilitas orang atau person. Reliabilitas separasi

(reliabilitas butir atauperson) akan tinggi apabila sampel penelitian dan

taraf kesukaran butir memiliki jangkauan luas yaitu butir tersebut memiliki

tingkat kesulitan dari mulai yang paling mudah sampai paling sulit, serta

memproduksi eror pengukuran yang kecil. Hal ini berlaku juga pada

sampel penelitian, ablilitas sampel tersebar luas dari yang paling pandai

hingga paling tidak pandai. Oleh karena itu adanya inkonsistensi jawaban

dari responden (misfit) ataupun pola yang tidak umum (outlier) akan bisa

dideteksi. 56,57

Indeks separasi ini dinyatakan dalam satuan standar eror dengan

formulasi standar deviasi orang dibagi dengan eror pengukuran.

Reliabilitas dikatakan tinggi apabila menghasilkan harga di atas 3,00. 56,57

Tabel 4.3 Hasil Uji Reliabilitas Data

Item Reliability Person Reliability

0.73 0.61

Tabel 4.3 menunjukan nilai item reliability adalah 0.73 dan nilai

person reliability adalah 0.61. Kedua hasil nilai tersebut adalah kurang

dari 3.00 yang mengartikan reliabilitas adalah rendah. Hal tersebut

menunjukan taraf kesukaran butir dan sampel penelitian memiliki

jangkauan yang sempit dan kurang mampu untuk memperoleh data yang

konsisten. Apabila pertanyaan yang sama diajukan kembali maka jawaban

mungkin tidak akan sama seperti jawaban sebelumnya. Hal ini dapat

disebabkan karena sedikitnya jumlah sampel pada uji reliabilitas. 56,57

Page 66: GAMBARAN MOTIVASI PASIEN HIPERTENSI DALAM …

47

4.3 Hasil

4.3.1 Karakteristik Responden

Tabel 4.4 menunjukan karakteristik responden berdasarkan jenis

kelamin, usia, Pendidikan terakhir, agama, dan pekerjaan.

Tabel 4.4 Karakteristik Responden

Karakteristik Responden Frekuensi Presentase

(%)

Total (n) Total (%)

Jenis Kelamin Laki – laki 9 30 30 100

Perempuan 21 70

Usia (tahun) 45-59 6 20 30 100

60-74 22 73,33

75-90 2 6,67

>90 0 0

Pendidikan

terakhir

SD 4 13,33 30 100

SMP atau

sederajat

5 16,67

SMA atau

sederajat

12 40

S1 atau lebih

tinggi

9 30

Agama Islam 27 90 30 100

Katolik 3 10

Lainnya 0 0

Pekerjaan Tidak Kerja 11 36,67 30 100

Pensiunan 14 46,67

PNS 2 6,67

Wiraswasta 3 10

Sumber: Data primer yang telah diolah

Page 67: GAMBARAN MOTIVASI PASIEN HIPERTENSI DALAM …

48

Grafik 4.1 Distribusi Jenis Kelamin Responden

Berdasarkan data primer yang telah diolah, didapatkan 9 responden

(30%) berjenis kelamin laki-laki, dan berjenis kelamin perempuan

sebanyak 21 responden (70%)

Grafik 4.2 Distribusi Usia Responden

Didapatkan mayoritas usia responden 60-74 tahun yaitu 22 responden,

dengan modus responden terbanyak adalah usia 63 tahun sebanyak 3

responden.

20,00%

73%

7%0,00%

0,00%

10,00%

20,00%

30,00%

40,00%

50,00%

60,00%

70,00%

80,00%

45-59 60-74 75-90 >90

Per

senta

se

Usia

Distribusi Usia Responden

30%

70%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

Laki-laki Perempuan

Per

senta

se

Jenis Kelamin

Distribusi Jenis Kelamin Responden

Page 68: GAMBARAN MOTIVASI PASIEN HIPERTENSI DALAM …

49

Grafik 4.3 Distribusi Pendidikan Terakhir Responden

Didapatkan mayoritas pendidikan terakhir responden adalah SMA atau

sederajat yaitu 12 responden (40%), sementara minoritas pendidikan

terakhir responden adalah SD 4 responden (14%).

Grafik 4.4 Distribusi Agama Responden

Didapatkan mayoritas agama responden adalah Islam 27 responden,

sementara agama minoritas responden adalah katolik 3 responden.

13%17%

40%

30%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

SD SMP atausederajat

SMA atausederajat

S1 atau lebihtinggi

Per

senta

se

Pendidikan Terakhir

Distribusi Pendidikan Terakhir Responden

90%

10%

0%0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

Islam Katolik Lainnya

Per

senta

se

Agama

Distribusi Agama Responden

Page 69: GAMBARAN MOTIVASI PASIEN HIPERTENSI DALAM …

50

Grafik 4.5 Distribusi Pekerjaan Responden

Didapatkan mayoritas pekerjaan responden laki-laki adalah pensiunan

yaitu 6 responden dari total laki-laki sebanyak 9 responden, dan

perempuan adalah tidak kerja yaitu 11 responden dari total 21 respoden.

0%

20%

6,67%

3,33%

36,67%

26,67%

0%

6,67%

0%

5%

10%

15%

20%

25%

30%

35%

40%

Tiak Kerja Pensiunan PNS Wirastwasta

Per

senta

se

Distribusi Pekerjaan Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Laki Perempuan

Page 70: GAMBARAN MOTIVASI PASIEN HIPERTENSI DALAM …

51

4.3.2 Distribusi Responden

4.3.2.1 Penilaian Pengetahuan Penyakit Hipertensi

Tabel 4.5 Pengetahuan Penyakit Hipertensi

No Pernyataan Frekuensi Persentase

(%)

Total

(n)

Total

(%)

1. Saya mengetahui

diri saya menderita

hipertensi (penyakit

darah tinggi)

Ya 25 83,33

30 100 Tidak 5 16,67

2. Saya mengetahui

bahwa hipertensi

adalah penyakit

dengan tekanan

darah > 130/90

mmHg (satuan

tekanan darah)

Ya 25 83,33

30 100

Tidak 5 16,67

3. Saya mengetahui

bahwa hipertensi

menjadi penyebab

munculnya penyakit

lain yang lebih berat

Ya 27 90

30 100

Tidak 3 10

4.

Saya menderita

hipertensi > (lebih

dari ) 5 tahun

Ya 15 50

30

100 Tidak 15 50

5.

Saya memiliki

penyakit kronis

selain hipertensi

(DM, gagal ginjal,

penyakit jantung,

kolestrol tinggi,

retinopati, stroke)

Ya

21 70

30

100 Tidak 9 30

Page 71: GAMBARAN MOTIVASI PASIEN HIPERTENSI DALAM …

52

Grafik 4.6 Kesadaran Menderita Penyakit Hipertensi Responden

Berdasarkan Grafik 4.6 di atas, didapatkan dari 30 responden ada

sebanyak 83,33% atau 25 orang yang mengetahu dirinya menderita penyakit

hipertensi dan ada 16,67% atau 5 orang yang menjawab tidak mengetahui

dirinya menderita hipertensi.

Grafik 4.7 Pengetahuan Responden mengenai Tekanan Darah

Berdasarkan Grafik 4.7 di atas, dapat dilihat responden yang menjawab ya

yaitu sebanyak 83,33% yaitu setara dengan 25 responden dari 30 responden.

Sementara yang menjawab tidak adalah 16.67% yaitu 5 responden.

83,33%

16,67%

0,00%

20,00%

40,00%

60,00%

80,00%

100,00%

Ya Tidak

Per

senta

se

Kesadaran Menderita Penyakit Hipertensi

Responden

83,33%

16,67%

0,00%

20,00%

40,00%

60,00%

80,00%

100,00%

Ya Tidak

Per

senta

se

Pengetahuan Responden mengenai Tekanan

Darah

Page 72: GAMBARAN MOTIVASI PASIEN HIPERTENSI DALAM …

53

Grafik 4.8 Pengetahuan Responden terhadap Komplikasi Hipertensi

Berdasarkan Grafik 4.8, kebanyakan responden menjawab ya yaitu 90% yaitu

27 responden dan yang menjawab tidak adalah 10% yaitu 3 responden dari 30

responden.

Grafik 4.9 Onset Penyakit Hipertensi pada Responden

Grafik 4.9 di atas menunjukan onset penyakit hipertensi pada responden.

Responden yang menderita hipertensi lebih dari 5 tahun adalah 50% atau 15

responden dari 30 responden dan sisanya menjawab tidak.

90%

10%

0%

20%

40%

60%

80%

100%

Ya Tidak

Per

senta

se

Pengetahuan Responden terhadap

Komplikasi Hipertensi

50% 50%

0,00%

10,00%

20,00%

30,00%

40,00%

50,00%

60,00%

Ya Tidak

Per

senta

se

Onset Penyakit Hipertensi

Page 73: GAMBARAN MOTIVASI PASIEN HIPERTENSI DALAM …

54

Grafik 4.10 Pengetahuan Responden terhadap Penyakit Lain yang diderita

Grafik 4.10 menunjukan terdapat 70% responden atau 21 responden yang

menjawab ya dari 30 responden dan sisanya menjawab tidak.

70%

30%

0%

20%

40%

60%

80%

Ya Tidak

Pre

senta

se

Pengetahuan Responden terhadap Penyakit

Lain yang diderita

Page 74: GAMBARAN MOTIVASI PASIEN HIPERTENSI DALAM …

55

4.3.2.2 Penilaian Kualitas Hidup

Tabel 4.6 Penilaian Kualitas Hidup

No Pernyatan Frekuensi Persentase

(%)

Total

(n)

Total

(%)

6. Saya merasa terganggu

dengan penyakit hipertensi

Ya 13 43,33 30 100

Tidak 17 56,67

7. Penyakit hipertensi saya

belum mengganggu

aktivitas fisik saya (masih

bekerja seperti seperti

biasa)

Ya 19 63,33

30

100 Tidak 11 36,67

8. Penyakit hipertensi saya

membuat saya ingin lebih

menjaga pola makan

Ya 26 86,67

30

100 Tidak 4 13,33

9.

Penyakit hipertensi

menghalangi saya dari

rencana bepergian jarak

jauh

Ya 5 16,67

30

100 Tidak 25 83,33

10.

Saya ikhlas menerima

penyakit hipertensi

Ya 26 86,67 30

100

Tidak 4 13,33

11.

Saya berdoa agar diberi

kesembuhan

Ya 30 100 30

100

Tidak 0 0

12.

Keikhlasan saya dalam

menerima penyakit

mempengaruhi keteraturan

dalam minum obat

Ya 25 83,33 30

100

Tidak 5 16,67

Page 75: GAMBARAN MOTIVASI PASIEN HIPERTENSI DALAM …

56

Grafik 4.11 Hipertensi Mengganggu Kualitas Hidup Responden

Grafik 4.11 menunjukan lebih banyak respon yang tidak merasa terganggu

dengan penyakit hipertensi dibuktikan lebih banyak responden yang menjawab

tidak yaitu 56,67% atau 17 responden dari 30 responden dan sisanya menjawab

ya.

Grafik 4.12 Penyakit Hipertensi Mengganggu Aktivitas

Dalam Grafik 4.12 didapatkan mayoritas responden menjawab ya yaitu

sebanyak 63,33% atau 19 responden dari 30 responden sisanya menjawab tidak.

43,33%

56,67%

0,00%

10,00%

20,00%

30,00%

40,00%

50,00%

60,00%

Ya Tidak

Per

senta

se

Hipertensi Mengganggu Kualitas Hidup

Responden

63,33%

36,67%

0,00%

10,00%

20,00%

30,00%

40,00%

50,00%

60,00%

70,00%

Ya Tidak

Per

senta

se

Penyakit Hipertensi Mengganggu Aktivitas

Page 76: GAMBARAN MOTIVASI PASIEN HIPERTENSI DALAM …

57

Grafik 4.13 Keinginan untuk Menjaga Pola Makan Karena Hipertensi

Grafik 4.13 menunjukan responden yang menjawab ya sebanyak 86,67% atau

26 responden dari 30 responden dan sisanya menjawab tidak.

Grafik 4.14 Hambatan Berpergian Jauh Karena Hipertensi pada Responden

Berdasarkan Grafik 4.14 didapatkan responden yang menjawab tidak

sebanyak 83,33% atau sebanyak 25 responden dari 30 responden dan sisanya

menjawab ya.

86,67%

13,33%

0,00%

20,00%

40,00%

60,00%

80,00%

100,00%

Ya Tidak

Per

senta

se

Keinginan Responden untuk Menjaga Pola

Makan Karena Hipertensi

16,67%

83,33%

0,00%

20,00%

40,00%

60,00%

80,00%

100,00%

Ya Tidak

Per

senta

se

Hambatan Berpergian Jauh Karena

Hipertensi pada Responden

Page 77: GAMBARAN MOTIVASI PASIEN HIPERTENSI DALAM …

58

Grafik 4.15 Keikhlasan Responden Menerima Penyakit Hipertensi

Berdasarkan Grafik 4.15, dapat dilihat mayoritas responden merasa ikhlas

menerima penyakit hipertensi yang diderita karena terdapat 86,67% atau 26

responden dari 30 respoden dan sisanya menjawab tidak.

Grafik 4.16 Keikhlasan Menerima Hipertensi Berpengaruh terhadap

Kepatuhan Minum Obat pada Responden

Berdasarkan Grafik 4.16 di atas, terdapat 83,33% atau 25 responden yang

menjawab ya dari 30 responden, dan sisanya menjawab tidak.

86,67%

13,33%

0,00%

20,00%

40,00%

60,00%

80,00%

100,00%

Ya Tidak

Per

senta

se

Keikhlasan Responden Menerima Penyakit

Hipertensi

83,33%

16,67%

0,00%

20,00%

40,00%

60,00%

80,00%

100,00%

Ya Tidak

Per

senta

se

Keikhlasan Menerima Hipertensi Berpengaruh

terhadap Kepatuhan Minum Obat pada Responden

Page 78: GAMBARAN MOTIVASI PASIEN HIPERTENSI DALAM …

59

Grafik 4.17 Responden Berdoa untuk Kesembuhan

Grafik 4.17 menunjukan seluruh responden berdoa untuk kesembuhan

penyakit hipertensinya dibuktikan dari 100% responden atau 30 responden

menjawab ya.

4.3.2.3 Penilaian Riwayat Keluarga

Tabel 4.7 Riwayat Keluarga

No Pernyataan Frekuensi Persentase

(%)

Total

(n)

Total

(%)

13. Di keluarga saya,

ada yang menderita

hipertensi

Ya 23 76,67

30 100 Tidak 7 23,33

14. Di keluarga saya,

ada yang meninggal

karena hipertensi

Ya 10 33,33

30 100 Tidak 20 66,67

15. Di lingkungan

tempat tinggal saya,

ada yang meninggal

karena hipertensi

Ya 16 53,33

30 100 Tidak 14 46,67

16. Saya mencari tahu

lebih dalam tentang

hipertensi karena

keluarga saya ada

yang hipertensi

Ya 24 80

30 100

Tidak 6 20

100%

0%0%

20%

40%

60%

80%

100%

120%

Ya Tidak

Per

senta

se

Responden Berdoa untuk Kesembuhan

Page 79: GAMBARAN MOTIVASI PASIEN HIPERTENSI DALAM …

60

Grafik 4.18 Riwayat Hipertensi pada Keluarga Responden

Berdasarkan Grafik 4.18 di atas, dapat disimpulkan bahwa mayoritas

responden memiliki keluarga yang menderita hipertensi juga, dibuktikan dari

responden yang menjawab ya sebanyak 76,67% atau 23 responden dari 30

responden dan sisanya menjawab tidak.

Grafik 4.19 Riwayat Meninggal Karena Hipertensi pada Keluarga

Responden

Berdasarkan Grafik 4.19 di atas, dapat dilihat bahwa mayoritas responden

menjawab tidak. Terdapat 66,67% atau 20 responden yang menjawab tidak, dan

33,33% atau 10 responden yang menjawab ya dari 30 responden.

76,67%

23,33%

0,00%

20,00%

40,00%

60,00%

80,00%

100,00%

Ya Tidak

Per

senta

se

Riwayat Hipertensi pada Keluarga Responden

33,33%

66,67%

0,00%

20,00%

40,00%

60,00%

80,00%

Ya Tidak

Per

senta

se

Riwayat Meninggal Karena Hipertensi pada

Keluarga Responden

Page 80: GAMBARAN MOTIVASI PASIEN HIPERTENSI DALAM …

61

Grafik 4.20 Riwayat Meninggal Karena Hipertensi pada Lingkungan

Responden

Grafik 4.20 di atas menunjukan terdapat banyak responden yang menjawab ya

yaitu sebanyak 53,33% atau 16 responden dari 30 responden. Sementara 46,67%

atau 14 responden menjawab tidak.

Grafik 4.21 Motivasi Responden untuk Menambah Pengetahuan Hipertensi

karena Terdapat Keluarga yang Hipertensi

Grafik 4.21 di atas menunjukan dari 30 responden, terdapat 80% atau 24

responden yang menjawab ya, dan 20% atau 6 responden yang menjawab tidak.

53,33%

46,67%

42,00%

44,00%

46,00%

48,00%

50,00%

52,00%

54,00%

Ya Tidak

Per

senta

se

Riwayat Meninggal Karena Hipertensi pada

Lingkungan Responden

80%

20%

0%

20%

40%

60%

80%

100%

Ya Tidak

Per

senta

se

Motivasi Responden untuk Menambah

Pengetahuan Hipertensi karena Terdapat

Keluarga yang Hipertensi

Page 81: GAMBARAN MOTIVASI PASIEN HIPERTENSI DALAM …

62

4.3.2.4 Penilaian Tindakan Kuratif Hipertensi

Tabel 4.8 Tindakan Kuratif Hipertensi

No Pernyataan Frekuensi Persentase

(%)

Total

(n)

Total

(%)

17. Saya rutin

memeriksa tekanan

darah 1 bulan sekali

Ya 29 96,67

30 100 Tidak 1 3,33

18. Saya mengkonsumsi

obat hipertensi

Ya 25 83,33

30

100 Tidak 5 16,67

19. Saya rutin dan patuh

mengkonsumsi obat

sesuai anjuran

dokter

Ya 25 83,33

30

100 Tidak 5 16,67

20.

Saya sudah tidak

mengkonsumsi obat

hipertensi walaupun

masih menderita

hipertensi

Ya 4 13,33 30

100

Tidak 26 86,67

Sumber: Data primer yang sudah diolah

Grafik 4.22 Kontrol Tekanan Darah Responden

Grafik 4.22 menunjukan sebanyak 96,67% atau 29 responden dari 30

responden. dan sisanya menjawab tidak.

96,67%

3.33%

0,00%

20,00%

40,00%

60,00%

80,00%

100,00%

120,00%

Ya Tidak

Per

senta

se

Kontrol Tekanan Darah

Page 82: GAMBARAN MOTIVASI PASIEN HIPERTENSI DALAM …

63

Grafik 4.23 Konsumsi Obat Anti-Hipertensi pada Responden

Grafik 4.23 menunjukan dari 30 responden, terdapat 83,33% atau 25

responden yang mengkonsumsi obat anti-hipertensi dan 16,67% atau 5 responden

yang tidak.

Grafik 4.24 Kepatuhan Minum Obat Anti-Hipertensi pada Responden

Grafik 4.24 di atas menggambarkan mayoritas responden patuh untuk minum

obat sesuai anjuran dokter yaitu sebanyak 83,33% atau 25 responden dari 30

responden, hanya 16,67% atau 5 responden yang menjawab tidak.

83,33%

16,67%

0,00%

20,00%

40,00%

60,00%

80,00%

100,00%

Ya Tidak

Per

senta

se

Konsumsi Obat Anti-Hipertensi pada

Responden

83,33%

16,67%

0,00%

20,00%

40,00%

60,00%

80,00%

100,00%

Ya Tidak

Per

senta

se

Kepatuhan Minum Obat Anti-Hipertensi pada

Responden

Page 83: GAMBARAN MOTIVASI PASIEN HIPERTENSI DALAM …

64

Grafik 4.25 Putus Obat Anti-Hipertensi pada Responden

Grafik 4.25 menyimpulkan bahwa responden mayoritas masih mengkonsumsi

obat anti-hipertensi dibuktikan responden yang menjawab ya pada pernyataan

mengenai sudah tidak mengkonsumsi obat anti-hipertensi meskipun masih

menderita hipertensi hanya 13,33% atau 4 responden. Sementa yang menjawab

tidak 86,67% atau 26 responden dari 30 responden.

4.3.2.5 Penilaian Gaya Hidup

Tabel 4.9 Penilaian Gaya Hidup

No Pernyataan Frekuensi Persentase

(%)

Total

(n)

Total

(%)

21. Saya mengkonsumsi

minimal salah satu

buah (apel, jeruk,

anggur, mangga,

melon, nanas,

pisang, strroberi) 1x

sehari

Ya 23 76,67

30 100

Tidak 7 23,33

22. Saya mengkonsumsi

sayur minimal 1

mangkuk sehari

secara rutin

Ya 21 70 30 100

Tidak 9 30

13,33%

86,67%

0,00%

20,00%

40,00%

60,00%

80,00%

100,00%

Ya Tidak

Per

senta

se

Putus Obat Anti-Hipertensi pade Responden

Page 84: GAMBARAN MOTIVASI PASIEN HIPERTENSI DALAM …

65

No Pernyataan Frekuensi Persentase

(%)

Total

(n)

Total

(%)

23. Saya makan

makanan yang di

goreng dengan

minyak setiap hari

(bakwan,

tahu,tempe, pisang

goreng)

Ya 17 56,67

30 100

Tidak 13 43,33

24. Total garam yang

saya konsumsi

dalam semua

makanan saya <

(kurang dari) 1

sendok teh per hari

Ya 23 76,67 30 100

Tidak 7 23,33

25. Saya membatasi

asupan garam

dengan cara

memasak sendiri

makanan saya di

rumah

Ya 26 86,67

30 100

Tidak 4 13,33

26. Saya mengkonsumsi

makanan cepat saji

lebih dari 3x

seminggu (cth:ayam

goreng tepung,

burger,dll)

Ya 7 23,33

30 100

Tidak 23 76,67

27. Saya minum kopi Ya 9 30 30 100

Tidak 21 70

28. Saya minum kopi >

2 cangkir / hari

Ya 2 6,67 30 100

Tidak 28 93,33

29. Saya mengkonsumsi

alkohol setidaknya 1

gelas dalam

seminggu

Ya 0 0

30 100 Tidak 30 100

Page 85: GAMBARAN MOTIVASI PASIEN HIPERTENSI DALAM …

66

No Pernyataan Frekuensi Persentase

(%)

Total

(n)

Total

(%)

30. Saya menjaga berat

badan saya agar

tetap dalam kisaran

normal

Ya 25 83,33

30 100 Tidak 5 16,67

31. Saya mengetahui

bahwa berat badan

berlebih dapat

mempengaruhi

tekanan darah

Ya 29 96,67

30 100

Tidak 1 3,33

32. Saya melakukan

aktivitas fisik setiap

hari (cth: berkebun,

menyapu, mencuci,

mengepel lantai

Ya 25 83,33

30 100

Tidak 5 16,67

33. Saya berjalan kaki

setidaknya selama

30 menit dalam satu

hari

Ya 19 63,33

30 100 Tidak 11 36,67

34. Saya berolahraga 3

– 4 kali dalam

seminggu selama 30

menit (lari, jogging,

main bola,

berenang, senam,

bersepeda, dll)

Ya 17 56,67

30 100

Tidak 13 43,33

35. Saya merokok

setidaknya satu

batang per hari

dalam satu bulan

terakhir

Ya 1 3,33

30 100

Tidak 29 96,67

Page 86: GAMBARAN MOTIVASI PASIEN HIPERTENSI DALAM …

67

No Pernyataan Frekuensi Persentase

(%)

Total

(n)

Total

(%)

36. Saya tinggal

serumah dengan

orang yang merokok

meskipun saya

bukan perokok

Ya 10 33,33

30 100

Tidak 20 66,67

37. Saya memiliki

keluarga yang

merokok dalam

rumah saya

Ya 11 36,67

30 100 Tidak 19 63,33

38. Saya berada di

lingkungan orang

yang merokok,

meskipun saya

bukan perokok

Ya 16 53,33

30 100

Tidak 14 46,67

39. Saya mudah stress Ya 12 40 30 100

Tidak 18 60

40. Saya tidur selama <

(kurang dari) 6 jam

pada malam hari

Ya 18 60 30 100

Tidak 12 40

46. Saya istirahat ketika

saya merasa lelah

Ya 28 93,33 30 100

Tidak 2 6,67

Sumber: Data primer yang sudah diolah

Page 87: GAMBARAN MOTIVASI PASIEN HIPERTENSI DALAM …

68

Grafik 4.26 Konsumsi Buah-buahan pada Responden

Grafik 4.26 di atas menunjukan responden yang menjawab ya yaitu 76,67%

atau 23 responden dari 30 responden, dan sisanya sebanyak 23,33% atau 7

responden menjawab tidak.

Grafik 4.27 Konsumsi Sayur-sayuran pada Responden

Dapat dilihat dari Grafik 4.27, responden yang menjawab ya adalah 70% atau

21 responden dari 30 responden, dan sisanya menjawab tidak.

76,67%

23,33%

0,00%

20,00%

40,00%

60,00%

80,00%

100,00%

Ya Tidak

Per

senta

se

Konsumsi Buah-buahan pada Responden

70%

30%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

Ya Tidak

Per

senta

se

Konsumsi Sayur-sayuran pada Responden

Page 88: GAMBARAN MOTIVASI PASIEN HIPERTENSI DALAM …

69

Grafik 4.28 Konsumsi Makanan yang digoreng pada Responden

Grafik 4.28 di atas menjelaskan bahwa terdapat 54,67% atau 17 responden

yang menjawab ya dari 30 responden dan yang menjawab tidak ada 43,33% atau

13 responden.

Grafik 4.29 Mengurangi Asupan Garam pada Responden

Grafik 4.29 menggambarkan dua pernyataan dalam kuesioner mengenai

mengurangi asupan garam pada respoden. Dapat dilihat bahwa responden yang

mengurangi garam dengan cara membatasi asupan garam total dalam sehari

menjadi < 1 sendok makan yaitu sebanyak 76,67% atau 23 responden dari 30

responden, sementara responden yang mengurangi asupan garam dengan cara

memasak sendiri makanan dirumah sebanyak 86,67% atau 26 responden.

56,67%

43,33%

0,00%

10,00%

20,00%

30,00%

40,00%

50,00%

60,00%

Ya Tidak

Per

senta

se

Konsumsi Makanan yang digoreng pada

Responden

Ya

76,67%

86,67%

23,33%

13,33%

0,00%

10,00%

20,00%

30,00%

40,00%

50,00%

60,00%

70,00%

80,00%

90,00%

100,00%

Asupan garam <1sdt/hari

Memasak sendirimakanan di rumah

Per

senta

se

Mengurangi Asupan Garam pada Responden

Mengurangi Asupan Garam Ya

Mengurangi Asupan Garam Tidak

Ya

Tidak

Page 89: GAMBARAN MOTIVASI PASIEN HIPERTENSI DALAM …

70

Grafik 4.30 Konsumsi Masakan Cepat Saji >3 kali/minggu pada Responden

Grafik 4.30 di atas menggambarkan bahwa, sebanyak 23,33% atau 7

responden menjawab ya, dan yang menjawab tidak sebnayak 76,67% atau 23

responden dari 30 responden.

Grafik 4.31 Konsumsi Kopi Responden

Grafik 4.31 menggambarkan terdapat 70% atau 21 responden dari 30

responden dan sisanya menjawab ya sebanyak 30% atau 7 responden.

23,33%

76.67%

0,00%

20,00%

40,00%

60,00%

80,00%

100,00%

Ya Tidak

Per

senta

se

Konsumsi Masakan Capat Saji >3

kali/minggu pada Responden

30%

70%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

Ya Tidak

Per

senta

se

Konsumsi Kopi Responden

Page 90: GAMBARAN MOTIVASI PASIEN HIPERTENSI DALAM …

71

Grafik 4.32 Frekuensi Konsumsi Kopi > 2 Cangkir/hari pada Responden

Berdasarkan Grafik 4.32, menunjukan responden yang menjawab ya sebanyak

6,67% atau 2 responden, sementara yang menjawab tidak sebanyak 93,33% atau

28 responden dari 30 responden.

Grafik 4.33 Konsumsi Alkohol pada Responden

Grafik 4.33 memperlihatkan bahwa 100% atau 30 responden tidak

mengkonsumsi alkohol.

6,67%

93,33%

0,00%

20,00%

40,00%

60,00%

80,00%

100,00%

Ya Tidak

Per

senta

se

Frekuensi Konsumsi Kopi > 2 Cangkir/hari

pada Responden

0%

100%

0%

20%

40%

60%

80%

100%

120%

Ya Tidak

Per

senta

se

Konsumsi Alkohol pada Responden

Page 91: GAMBARAN MOTIVASI PASIEN HIPERTENSI DALAM …

72

Grafik 4.34 Responden Menjaga Berat Badan

Grafik 4.34 menunjukan responden yang menjaga berat badan sebanyak

83,33% atau 25 responden, dan yang tidak sebanyak 16,67 atau 5 responden dari

30 responden.

Grafik 4.35 Pengetahuan Responden mengenai Pengaruh Berat Badan

terhadap Tekanan Darah

Grafik 4.35 menunjukan bahwa responden yang menjawab ya sebanyak

96,67% atau sebanyak 29 responden dan hanya 3,33% atau 1 responden yang

menjawab tidak.

83,33%

16,67%

0,00%

20,00%

40,00%

60,00%

80,00%

100,00%

Ya Tidak

Per

sen

tase

Responden Menjaga Berat Badan

96,67%

3,33%

0,00%

20,00%

40,00%

60,00%

80,00%

100,00%

120,00%

Ya Tidak

Per

senta

se

Pengetahuan Responden mengenai Pengaruh

Berat Badan terhadap Tekanan Darah

Page 92: GAMBARAN MOTIVASI PASIEN HIPERTENSI DALAM …

73

Grafik 4.36 Aktivitas Fisik (Kegiatan Rumah) Harian Responden

Grafik 4.36 menunjukan dari 30 responden terdapat 83,33% atau 25 responden

yang menjawab ya, dan 16,67% atau 5 responden yang menjawab tidak.

Grafik 4.37 Jenis Aktivitas Fisik atau Olahraga pada Responden

Grafik 4.37 menggambarkan dua pernyataan dalam kuesioner. Dari 30

responden, terdapat 63,33% atau 19 responden, dan sisanya menjawab tidak pada

pernyataan mengenai melakukan aktivitas berjalan kaki 30 menit dalam sehari.

Sementara terdapat 56,67% atau 17 responden dari 30 responden yang menjawab

ya pada pernyataan mengenai melakukan olahraga sebanyak 3 – 4 kali dalam

seminggu dan sisanya menjawab tidak.

83,33%

16,67%

0,00%

20,00%

40,00%

60,00%

80,00%

100,00%

Ya Tidak

Per

sen

tase

Aktivitas Fisik (Kegiatan Rumah) Harian

Responden

63,33%

56,67%

36,67%

43,33%

0,00%

10,00%

20,00%

30,00%

40,00%

50,00%

60,00%

70,00%

Jalan kaki 30 menit / hari Olahraga 3-4 kali / minggu

Per

senta

se

Jenis Aktivitas Fisik atau Olahraga pada Responden

Jenis Aktivitas Fisik / Olahraga Ya

Jenis Aktivitas Fisik / Olahraga Tidak

Ya

Tidak

Page 93: GAMBARAN MOTIVASI PASIEN HIPERTENSI DALAM …

74

Grafik 4.38 Kebiasaan Merokok Sebatang Sehari pada Responden

Grafik 4.38 menunjukan bahwa terdapat 3,33% atau 1 responden yang aktif

merokok. Sementara 96,67% atau 29 responden menjawab tidak dari 30

responden.

Grafik 4.39 Sebagai Merokok Pasif

Grafik 4.39 menggambarkan 3 pernyataan dalam kuesioner yang berkaitan

dengan menjadi perokok pasif. Dari 30 responden terdapat 33,33% atau 10

responden yang menjawab ya untuk pernyataan mengenai serumah dengan

perokok, sisanya menjawab tidak. Terdapat 36,67% atau 11 responden dari 30

responden yang menjawab ya untuk pernyataan mengenai memilki keluarga yang

merokok. Dan terdapat 53,33% atau 16 responden dari 30 responden yang

menjawab ya untuk pernyataan terdapat lingkungan yang merokok.

3,33%

96,67%

0,00%

20,00%

40,00%

60,00%

80,00%

100,00%

120,00%

Ya Tidak

Per

senta

se

Kebiasaan Merokok Sebatang Sehari pada

Responden

33,33%36,67%

53,33%

66,67%63,33%

46,67%

0,00%

10,00%

20,00%

30,00%

40,00%

50,00%

60,00%

70,00%

80,00%

Serumah dengan perokok Keluarga ada yang merokok Lingkungan ada yangmerokok

Per

senta

se

Sebagai Perokok Pasif

Sebagai Perokok Pasif Ya

Sebagai Perokok Pasif Tidak

Ya

Tidak

Page 94: GAMBARAN MOTIVASI PASIEN HIPERTENSI DALAM …

75

Grafik 4.40 Responden Mudah Stress

Grafik 4.40 menunjukan bahwa dari 30 responden yang menjawab ya

sebanyak 40% atau 12 responden dan yang menjawab tidak lebih banyak yaitu

60% atau 18 responden.

Grafik 4.41 Kekurangan Tidur Malam Hari pada Responden

Berdasarkan Grafik 4.41 di atas, responden yang mengalami kurang tidur

malam lebih banyak yaitu 60% atau 18 responden dari 30 responden, dan sisanya

menjawab tidak sebanyak 40% atau 12 responden.

40%

60%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

Ya Tidak

Per

senta

se

Responden Mudah Stress

60%

40%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

Ya Tidak

Per

senta

se

Kekurangan Tidur Malam Hari pada

Responden

Page 95: GAMBARAN MOTIVASI PASIEN HIPERTENSI DALAM …

76

Grafik 4.42 Tidak Memaksakan Diri Ketika Responden Lelah dan Cukup

Istirahat

Grafik 4.42 di atas menunjukan responden yang menjawab ya sebanyak

93,33% atau 28 responden dari 30 responden dan hanya 6,67% atau 2 responden

yang menjawab tidak.

93,33%

6,67%

0,00%

20,00%

40,00%

60,00%

80,00%

100,00%

Ya Tidak

Per

senta

se

Tidak Memaksakan Diri Ketika Responden

Lelah dan Cukup Istirahat

Page 96: GAMBARAN MOTIVASI PASIEN HIPERTENSI DALAM …

77

4.3.2.6 Penilaian Motivasi

Tabel 4.10 Penilaian Motivasi

No Pernyataan Frekuensi Persentase

(%)

Total

(n)

Total

(%)

41. Saya ingin penyakit

hipertensi saya terkontrol

karena keluarga saya ada

yang menderita dan /

meninggal

Ya 22 73,33

30 100

Tidak 8 26,67

42. Saya tidak ingin keturunan

saya ada yang menderita

hipertensi

Ya 27 90

30 100 Tidak 3 10

43. Saya ingin penyakit

hipertensi saya terkontrol

dan hidup sehat

Ya 30 100

30 100 Tidak 0 0

45. Saya tahu bahwa penyakit

saya bisa terkontrol jika

saya mengontrol tekanan

darah saya dan teratur

minum obat

Ya 29 96,67

30 100

Tidak 1 3,33

46. Saya mempunyai keluarga

yang mengingatkan saya

untuk kontrol tekanan

darah dan minum obat

secara rutin

Ya 23 76,67

30 100

Tidak 7 23,33

47. Saya mempunyai keluarga

dan teman yang

mendukung saya

mengontrol penyakit saya

Ya 28 93,33

30 100 Tidak 2 6,67

Sumber: Data primer yang sudah diolah

Page 97: GAMBARAN MOTIVASI PASIEN HIPERTENSI DALAM …

78

Grafik 4.43 Keinginan Responden untuk Mengontrol Hipertensi dengan

Latar Belakang Keluarga

Grafik 4.43 di atas menunjukan dari 30 responden, sebanyak 73,33% atau 22

responden menjawab ya, dan 26,67% aatau 8 responden menjawab tidak.

Grafik 4.44 Keinginan Responden Agar Keturunan Tidak Menderita

Hipertensi

Berdasarkan Grafik 4.44 di atas, mayoritas responden menjawab ya yaitu

sebanyak 90% atau 27 responden dari total 30 responden, dan yang menjawab

tidak sebanyak 10% atau 3 responden.

73,33%

26,67%

0,00%

20,00%

40,00%

60,00%

80,00%

Ya Tidak

Per

senta

se

Keinginan Responden untuk Mengontrol

Hipertensi dengan Latar Belakang Keluarga

90%

10%

0%

20%

40%

60%

80%

100%

Ya Tidak

Per

senta

se

Keinginan Responden Agar Keturunan Tidak

Menderita Hipertensi

Page 98: GAMBARAN MOTIVASI PASIEN HIPERTENSI DALAM …

79

Grafik 4.45 Keinginan Responden untuk Dapat Hidup dan Terkontrol

Hipertensi

Grafik 4.45 di atas menunjukan bahwa seluruh responden sebanyak 30

responden menjawab ya.

Grafik 4.46 Responden Mengetahui Prognosis Hipertensi Bila Rutin Kontrol

Grafik 4.46 menunjukan bahwa mayoritas responden menjawab ya yaitu

sebanyak 96,67% atau 29 responden dari 30 responden. Hanya 3,33% atau 1

responden yang menjawab tidak.

100%

0%0%

20%

40%

60%

80%

100%

120%

Ya Tidak

Per

senta

se

Keinginan Responden untuk Dapat Hidup

Sehat dan dan Terkontol Hipertensi

96,67%

3,33%

0,00%

20,00%

40,00%

60,00%

80,00%

100,00%

120,00%

Ya Tidak

Per

senta

se

Responden Mengetahui Prognosis Hipertensi

Bila Rutin Kontrol

Page 99: GAMBARAN MOTIVASI PASIEN HIPERTENSI DALAM …

80

Grafik 4.47 Keluarga Responden Mengingatkan Kontrol Tekanan Darah

dan Minum Obat

Grafik 4.47 memperlihatkan responden yang menjawab ya sebanyak 76,67%

atau 23 responden dari 30 responden, sisanya menjawab tidak

Grafik 4.48 Dukungan dari Keluarga dan Teman Responden

Grafik 4.48 memperlihatkan mayoritas responden menjawab ya. Dari 30

responden, terdapat 93,33% atau 28 responden yang menjawab ya, dan 6,67%

atau 2 responden yang menjawab tidak.

76,67%

23,33%

0,00%

20,00%

40,00%

60,00%

80,00%

100,00%

Ya Tidak

Per

senta

se

Keluarga Resoponden Mengingatkan Kontrol

Tekanan Darah dan Minum Obat

93,33%

6,67%

0,00%

20,00%

40,00%

60,00%

80,00%

100,00%

Ya Tidak

Per

senta

se

Dukungan dari Keluarga dan Teman

Responden

Page 100: GAMBARAN MOTIVASI PASIEN HIPERTENSI DALAM …

81

4.3.2.7 Penilaian Pelayanan di Era JKN

Tabel 4.11 Penilaian Pelayanan di Era JKN

No Pernyataan Frekuensi Persentase

(%)

Total

(n)

Total

(%)

48. Saya menggunakan

JKN (BPJS)

Ya 30 100 30 100

Tidak 0 0

49. Saya merasa lebih

mudah untuk

mendapatkan

informasi mengenai

hipertensi dengan

adanya program

JKN (BPJS)

Ya 29 96,67

30 100

Tidak 1 3,33

50. Saya merasa lebih

mudah untuk

memeriksakan

tekanan darah di

fasilitas kesehatan

Ya 29 96,67

30 100

Tidak 1 3,33

51. Saya merasa

pelayanan

JKN/BPJS sesuai

dengan harapan

saya (fasilitas dan

tenaga medis)

Ya 28 93,33

30 100

Tidak 2 6,67

52. Saya merasa

dimudahkan dalam

biaya karena adanya

program JKN/BPJS

Ya 30 100

30 100 Tidak 0 0

Sumber: Data primer yang telah diolah

Page 101: GAMBARAN MOTIVASI PASIEN HIPERTENSI DALAM …

82

Grafik 4.49 Responden Sebagai Peserta JKN

Grafik 4.49 di atas menunjukan bahwa seluruh responden sebanyak 30

responden menjawab ya.

Grafik 4.50 JKN Membuat Responden Lebih Mudah Mengetahui Informasi

Mengenai Hipertensi

Grafik 4.50 menunjukan mayoritas responden menjawab ya yaitu 96,67% atau

29 responden dari 30 responden, hanya 1 responden yang menjawab tidak.

100%

0%0%

20%

40%

60%

80%

100%

120%

Ya Tidak

Per

senta

se

Responden Sebagai Peserta JKN

96,67%

3,33%

0,00%

20,00%

40,00%

60,00%

80,00%

100,00%

120,00%

Ya Tidak

Per

senta

se

JKN Membuat Responden Lebih Mudah

Mengetahui Informasi Mengenai Hipertensi

Page 102: GAMBARAN MOTIVASI PASIEN HIPERTENSI DALAM …

83

Grafik 4.51 JKN Membuat Responden Merasa Lebih Mudah Memeriksakan

Tekanan Darah

Grafik 4.51 menunjukan dari 30 responden, yang menjawab ya sebanyak

96,67% atau 29 responden, yang menjawab tidak adalah 3,33% atau 1 responden.

Grafik 4.52 Pelayanan JKN Sesuai Harapan Responden

Grafik 4.52 menunjukan dari 30 responden, yang menjawab ya sebanyak

93,33% atau 28 responden, yang menjawab tidak adalah 6,67% atau 2 responden.

96,67%

3,33%

0,00%

20,00%

40,00%

60,00%

80,00%

100,00%

120,00%

Ya Tidak

Per

senta

se

JKN Membuat Responden Lebih Mudah

Memeriksakan Tekanan Darah

93,33%

6,67%

0,00%

20,00%

40,00%

60,00%

80,00%

100,00%

Ya Tidak

Per

senta

se

Pelayanan JKN Sesuai Harapan Responden

Page 103: GAMBARAN MOTIVASI PASIEN HIPERTENSI DALAM …

84

Grafik 4.53 JKN Mempermudah Biaya Pengobatan Hipertensi Responden

Grafik 4.53 di atas menunjukan bahwa seluruh responden sebanyak 30

responden menjawab ya.

4.3.2.8 Tekanan Darah Responden

Tabel 4.12 Tekanan Darah Responden

Pernyataan Frekuensi Persentase

(%)

Total

(n)

Total

(%)

Tekanan Darah Terkontrol 20 66,67%

30 100 Tidak

Terkontrol

10 33,33%

100%

0%0%

20%

40%

60%

80%

100%

120%

Ya Tidak

Per

senta

se

JKN Mempermudah Biaya Pengobatan

Hipertensi Responden

Page 104: GAMBARAN MOTIVASI PASIEN HIPERTENSI DALAM …

85

4.4 Pembahasan

4.4.1 Karakteristik Responden

Terdapat lima karakteristik responden yang akan dibahas oleh peneliti

yaitu jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir, agama, dan pekerjaan.

Total responden yang semestinya berjumlah 96 responden berdasarkan

rumus deskriptif kategorik tidak dapat tercapai. Hal ini dikarenakan

keterbatasan penelitian yaitu jumlah pasien hipertensi yang berkunjung di

Klinik Makmur Jaya sedikit dan tidak terdapat data yang lengkap mengenai

jumlah pasien hipertensi, jumlah yang terdata untuk pasien hipertensi Prolanis

sekitar 30 responden. Oleh karena ini, peneliti hanya dapat menggambil

sampel sebanyak 30 responden.

4.4.1.1 Jenis Kelamin

Jumlah jenis kelamin responden lebih banyak perempuan dibandingkan

laki-laki. Menurut Fauzia (2011), risiko hipertensi wanita adalah 5 kali lebih

besar dibandingkan pria.60

Hal ini sesuai dengan penelitian Surwanto, Lestari, dan Rukmini (2007)

bahwa hipertensi lebih besar pada wanita dibandingkan dengan pria meski

selisihnya kecil.64

Hal ini terjadi karena pada perempuan yang bertambah usia dan

memasuki tahap premenopause mengakibatkan kadar estrogen dalam tubuh

mengalami penurunan. Estrogen sendiri dapat mencegah wanita dari

penyakit kardiovaskular karena estrogen berperan dalam meningkatkan

kadar HDL dalam tubuh, dan HDL merupakah faktor pelindung dalam

mencegah terjadinya proses aterosklerosis.61

4.4.1.2 Usia

Pada penelitian ini, usia responden dikelompokan berdasarkankategori

usia lansia WHO menjadi empat, yaitu middle age (45–59 tahun), elderly

(60–74 tahun), old (75–90 tahun) dan very old (> 90 tahun).62

Page 105: GAMBARAN MOTIVASI PASIEN HIPERTENSI DALAM …

86

Hal ini sesuai dengan penelitian Librianti (2016).63 Pada penelitian ini

didapatkan kelompok usia elderly (60-74 tahun) merupakan usia responden

terbanyak yaitu 22 dari total 30 responden.

Hal ini menujukan responden yang mengikuti Prolanis kebanyakan

adalah usia tua. Menurut peneliti hal ini dikarenakan oleh sifat penyakit

hipertensi yaitu kronik sehingga mayoritas pasien hipertensi adalah usia tua.

Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Surwanto, Lestari, dan Rukmini

(2007) bahwa hipertensi paling banyak terdapat pada kelompok umur 65

tahun keatas. Hal ini disebabkan karena faktor degeneratif yang menjadikan

elastisitas pembuluh darah berkurang sehingga tahanan perifer meningkat

sehingga tekanan darah juga meningkat.64 Menurut Pohan (2007), pasien

yang lebih tua lebih banyak dibanding pasien muda.66

Hal ini sesuai juga dengan penelitian Ika (2013), menurut Ika,

responden yang mayoritas merupakan lansia yang sudah tidak bekerja,

sehingga mereka lebih banyak waktu luang dirumah, untuk mengatasi rasa

kebosanan, akhirnya lansia menjadi senang berkunjung ke Posyandu Lansia

di Puskesmas Sumbersari Kabupaten Jember karena dapat bertemu dengan

teman sebayanya. Untuk itu mayoritas responden yang menjadi peserta

Prolanis merupakan lansia.66

4.4.1.3 Pendidikan Terakhir

Pada penelitian ini kebanyakan pendidikan terakhir responden adalah

SMA atau sederajat. Pendidikan SMA atau sederajat sudah tergolong baik

jika dilihat mayoritas responden adalah lansia dimana akses pendidikan pada

masa tersebut lebih sulit dibandingkan pada masa sekarang.67

Pendidikan dapat berpengaruh pula terhadap kejadian hipertensi sesuai

dengan penelitian yang dilakukan oleh Surwanto, Lestari, dan Rukmini

(2007) pravelensi hipertensi yang sedikit meningkat pada orang yang tamat

perguruan tinggi, disebabkan pendidikan seseorang dapat mempengaruhi

kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik yang selanjutnya

akan mempengaruhi pola hidup dan konsumsi makanan seseorang. Namun

hipertensi akan lebih meningkat pada orang yang berpendidikan rendah

Page 106: GAMBARAN MOTIVASI PASIEN HIPERTENSI DALAM …

87

dihubungkan dengan pengetahuan yang rendah pula mengenai penyakit

hipertensi.64

4.4.1.4 Agama

Penelitian ini menunjukan mayoritas responden beragama Islam, hal ini

sesuai dengan data sensus Badan Pusat Statistik (BPS) 2010 pemeluk agama

Islam pada tahun 2010 sebanyak 207,2 juta jiwa yaitu terbanyak pertama di

Indonesia.68 Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Kota Tangerang

Selatan, agama paling banyak di Tangerang Selatan adalah Islam yaitu

1.117.179 atau sebesar 88,87%.69

4.4.1.5 Pekerjaan

Pada penelitian, didapatkan pekerjaan responden yang berjenis kelamin

laki-laki paling banyak adalah sebagai pensiunan. Menurut peneliti, hal ini

berkaitan dengan usia responden yang sudah berusia tua atau lansia dan

responden sudah pensiun dari pekerjaannya. Berdasarkan Peraturan

Pemerintah Nomor 45 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Program

Jaminan Pensiun, batas usia pensiun yang ditetapkan adalah pada usia 56

tahun.70

Sementara pekerjaan responden yang berjenis kelamin perempuan paling

banyak adalah sebagai tidak kerja atau ibu rumah tangga. Hal ini sesuai

dengan penelitian Prasetiyo (2013) yaitu pekerjaan paling banyak adalah

sebagai ibu rumah tangga.71

4.4.2 Pengetahuan Penyakit Hipertensi

Pada penelitian ini didapatkan bahwa pengetahuan responden mengenai

penyakit hipertensi termasuk dalam kategori baik yaitu terdapat 21 responden

dari total 30 responden.

Maksimal nilai yang dapat diperoleh adalah 5 untuk aspek pengetauan

penyakit hipertensi, kemudian dikategorikan yaitu baik jika nilai 4-5 (76-

100%), cukup bila nilai 3 (50-75%), kurang bila nilai 2 (40-49%), dan tidak

baik bila nilai 1 (<40%).

Page 107: GAMBARAN MOTIVASI PASIEN HIPERTENSI DALAM …

88

Tingginya pengetahuan mengenai penyakit hipertensi dapat dikaitkan

dengan tingginya tingkat pendidikan responden yaitu SMA atau sederajat,

Menurut Marwiati (2008), pendidikan dapat mempengaruhi perilaku

seseorang. Semakin tinggi pendidikan seseorang, maka semakin mudah

seseorang menerima informasi sehingga semakin banyak pula pengetahuan

yang dimiliki.72

Menurut Puji (2011) Perilaku seseorang ditentukan oleh tiga faktor, yaitu

faktor predisposisi (pengetahuan, sikap, kepercayaan, nilai, karakteristik

individu, dan seterusnya), faktor pemungkin (ketersediaan sarana kesehatan,

akses, hukum pemerintah, ketrampilan terkait kesehatan, dan seterusnya), dan

faktor penguat (keluarga, teman sebaya, guru, tokoh masyarakat, dan

seterusnya).73

Hal ini menunjukan bahwa pada responden yang memiliki tingkat

pengetahuan hipertensi yang baik memiliki motivasi pengendalian penyakit

hipertensi yang baik pula, hal ini dikarenakan pengetahuan hipertensi yang

baik timbul karena adanya riwayat pendidikan yang baik sehingga lebih

mudah bagi responden ntuk menerima informasi dan belajar.

4.4.3 Kualitas Hidup

Pada penelitian ini didapatkan bahwa lebih dari setengah responden yaitu

17 responden dati total 30 responden memiliki kualitas hidup yang baik.

Dari total 30 responden, untuk kategori baik yaitu 17 responden, untuk

kategori cukup terdapat 7 responden, kategori kurang baik terdapat 6

responden, dan 0 responden untuk kategori tidak baik.

Maksimal nilai yang dapat diperoleh adalah 7 untuk aspek kualitas hidup,

kemudian dikategorikan yaitu baik jika nilai 6-7 (76-100%), cukup bila nilai 5

(50-75%), kurang bila nilai 4 (40-49%), dan tidak baik bila nilai 1-3 (<40%).

Kualitas hidup yang masih baik menggambarkan adanya motivasi

responden untuk mengendalikan penyakit hipertensinya sehingga hipertensi

yang diderita terkontrol.

Page 108: GAMBARAN MOTIVASI PASIEN HIPERTENSI DALAM …

89

Hal ini menunjukan bahwa kualitas hidup yang baik menggambarkan

adanya motivasi yang baik pada responden untuk mengendalikan penyakit

hipertensi di era JKN.

Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Anbarasan

(2015) dengan target populasi usia di atas 60 tahun. Penelitian tersebut

mendapatkan hasil bahwa kualitas hidup lansia dengan hipertensi secara

umum baik.74

Namun penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian Marco dkk

(2017) yaitu responden yang menderita hipertensi memiliki kualitas hidup

yang kurang baik.75

4.4.4 Riwayat Keluarga

Pada penelitian ini didapatkan bahwa terdapat riwayat keluarga pada

mayoritas responden.

Pada aspek ini, tidak dapat digunakan penilaian menggunakan kategori

baik (76-100%), cukup (50-75%), kurang (40-49%), dan tidak baik (<40%)

dikarenakan hasil yang diharapkan adalah untuk mengetahui apakah ada atau

tidak riwayat keluarga hipertensi untuk melihat pengaruh terhadap motivasi

pengendalian penyakit hipertensi di era JKN pada responden.

Riwayat keluarga yang dimaksud adalah adanya riwayat keluarga yang

menderita penyakit hipertensi, riwayat keluarga yang meninggal karena

hipertensi, riwayat meninggal karena hipertensi di lingkungan sekitar, dan

motivasi untuk mencari tahu lebih tentang hipertensi akibat terdapat keluarga

yang meninggal karena hipertensi.

Banyak responden yang tidak setuju pada pernyataan mengenai adanya

riwayat penyakit hipertensi pada lingkungan dan riwayat kematian akibat

hipertensi pada keluarga dan lingkungan.

Namun terdapat 24 responden dari 30 responden yang mencari tahu

mengenai hipertensi karena terdapat riwayat hipertensi pada keluarga.

Adanya riwayat hipertensi pada keluarga disetujui oleh 23 responden dari

total 30 responden. Hal ini sesuai dengan teori bahwa hipertensi merupakan

penyakit genetik.3,30

Page 109: GAMBARAN MOTIVASI PASIEN HIPERTENSI DALAM …

90

Menurut peneliti, adanya keluarga yang menderita hipertensi merupakan

salah satu faktor eksternal yang dapat mencetus motivasi ekstrinsik pada

responden. Hal ini menggambarkan bahwa riwayat keluarga yang menderita

hipertensi dapat menjadi dorongan motivasi untuk responden dalam

mengendalikan penyakit hipertensi dengan cara mencari tahu mengenai

hipertensi.

Hal ini sesuai dengan teori yang disampaikan Taufik (2007), bahwa salah

satu hal yang dapat mempengaruhi motivasi ekstrinsik adalah dorongan

keluarga.19 Hasil penelitian ini juga sejalan dengan hasil penelitian yang

dilakukan oleh Fauzia (2011) yang menyatakan bahwa riwayat keluarga

dengan hipertensi memberikan risiko 7,9 kali terhadap kejadian hipertensi.60

4.4.5 Tindakan Kuratif Hipertensi

Pada penelitian ini didapatkan bahwa tindakan kuratif hipertensi yang

dilakukan oleh mayoritas responden termasuk dalam kategori baik yaitu

terdapat 23 responden dari total 30 responden.

Maksimal nilai yang dapat diperoleh adalah 3 untuk aspek tindakan kuratif

hipertensi, kemudian dikategorikan yaitu baik jika nilai 3 (76-100%), cukup

bila nilai 2 (50-75%), kurang (40-49%) tidak dapat digunakan dalam penilaian

aspek ini karena tidak terdapat nilai yang korelasi dengan persentase kategori

kurang, dan tidak baik bila nilai 1 (<40%).

Tindakan kuratif hipertensi yang dimaksud adalah rutin kontrol tekanan

darah sebulan sekali dan rutin mengkonsumsi obat Anti-Hipertensi sesuai

anjuran dokter pada responden sudah baik seperti yang terdapat dalam

guideline AHA 2017.24

Menurut peneliti, hal tersebut berhubungan dengan tingginya pendidikan

dan pengetahuan mengenai hipertensi serta tinggginya motivasi ekstrinsik

pada responden seperti yang telah dipaparkan.

Hal ini sesuai dengan teori dalam penelitian yang dilakukan oleh Gendhis

(2012), yaitu faktor yang mempengaruhi perilaku kepatuhan pasien dalam

minum obat adalah faktor predisposing meliputi pengetahua dan sikap; faktor

Page 110: GAMBARAN MOTIVASI PASIEN HIPERTENSI DALAM …

91

enabling meliputi ketersediaan sarana atau fasilitas kesehatan; dan faktor

reinforcing yaitu dukungan keluarga.78

Hal ini menggambarkan bahwa responden dengan tindakan kuratif

hipertensi yang baik menggambarkan motivasi pengendalian penyakit

hipertensi yang baik pula.

4.4.6 Gaya Hidup

Pada penelitian ini didapatkan bahwa lebih dari setengah responden

memiliki gaya hidup yang baik yaitu terdapat 17 responden dari total 30

responden.

Maksimal nilai yang dapat diperoleh adalah 21 untuk aspek gaya hidup,

kemudian dikategorikan yaitu baik jika nilai 16-21 (76-100%), cukup bila

nilai 11-15 (50-75%), kurang bila nilai 10 (40-49%), dan tidak baik bila nilai

<10 (<40%).

Dari total 30 responden, untuk kategori baik yaitu 17 responden, untuk

kategori cukup terdapat 10 responden, dan 3 responden untuk kategori kurang,

dan 0 responden untuk kategori tidak baik.

Dalam penelitian ini, aspek gaya hidup merupakan salah satu faktor

internal sehingga aspek ini mengambil peran cukup besar dalam motivasi

intrinsik pengendalian penyakit hipertensi oleh responden, untuk itu

pernyataan dalam kuesioner mengenai aspek gaya hidup memiliki jumlah

yang paling banyak diantara aspek lainnya yaitu terdapat 21 pernyataan dari

total 52 pernyataan.

Salah satu pernyataan pada aspek gaya hidup yang paling berpengaruh

adalah kebiasaan merokok. Menurut Surwanto, Lestari, dan Rukmini (2007),

pravelensi hipertensi cukup tinggi pada responden yang memiliki kebiasaan

merokok aktif. 24,64

Namun hasil pada penelitian ini tidak sejalan dengan pendapat Surwanto

dkk (2007) karena responden yang merokok lebih sedikit disbanding yang

tidak, peneliti menduga karena mayoritas responden adalah wanita. 24,64

Tidak hanya mengaitkan dengan rokok, dalam penelitian Surwanto dkk

(2007), dibahas juga mengenai faktor risiko hipertensi yang meningkat seiring

Page 111: GAMBARAN MOTIVASI PASIEN HIPERTENSI DALAM …

92

dengan peningkatan nilai IMT, kenaikan nilai IMT seseorang dipengaruhi oleh

berat badan, untuk itu terdapat pernyataan mengenai berat badan pada aspek

gaya hidup. 24,64

Selain berat badan yang dapat pengaruh, makanan juga berpengaruh

terhadap angka kejadian hipertensi.24,64 Menurut Elvina (2008), makanan

yang dikonsumsi kebanyakan orang hanyalah untuk kepentingan kebutuhan

hidup terlepas dari asupan makanan tersebut baik bagi kesehatan atau tidak.

Setelah penyakit mulai menyerang, orang baru tersadar kalau ada yang salah

dengan gaya hidup terutama pola makan.76

Pernyataan mengenai pola makan dalam kuesioner diwakilkan dengan

pernyataan mengenai kebiasaan makan makanan seperti buah-buahan, sayur-

sayuran, makanan yang digoreng, asupan garam, makanan cepat saji, dan

kebiasaan minum kopi, dan alkohol. Hal ini merujuk pada rekomendasi

modifikasi gaya hidup yang dikeluarkan AHA tahun 2017.24

Tidak hanya pola makan, AHA 2017 juga merekomendasikan aktifitas

fisik dan olahraga untuk pasien hipertensi sehingga terdapat pernyataan

mengenai aktifitas fisik dan olahraga. Berdasarkan penelitian Librianti

(2016), terdapat hubungan yang signifikan antara olahraga dengan kejadian

hipertensi.24,63

Faktor internal lain yang dapat mempengaruhi seperti waktu istirahat, stres

dan frekuensi tidur malam hari juga terdapat dalam kuesioner.25, Hal ini sesuai

dengan hasil penelitian Muhammad (2014) bahwa tingkat rata-rata stres pada

pasien hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Andalas Padang berada pada

tingkat stres sedang berdasarkan interpretasi dari skor Depression Anxiety

Stress Scales (DASS), menandakan terdapat hubungan antara stress dengan

hipertensi.67

Pada Aspek gaya hidup dapat dilihat bahwa responden yang memiliki gaya

hidup yang baik memiliki motivasi pengendalian penyakit hipertensi yang

baik juga. Hal ini menunjukan bahwa aspek gaya hidup responden masih baik

walaupun mendapat nilai paling minimal dalam kategori baik yaitu 16.

Page 112: GAMBARAN MOTIVASI PASIEN HIPERTENSI DALAM …

93

4.4.7 Motivasi

Pada penelitian ini didapatkan bahwa motivasi responden termasuk dalam

kategori baik yaitu terdapat 26 responden dari total 30 responden.

Maksimal nilai yang dapat diperoleh adalah 6 untuk aspek motivasi,

kemudian dikategorikan yaitu baik jika nilai 5-6 (76-100%), cukup bila nilai

3-4 (50-75%), kurang (40-49%) tidak dapat digunakan dalam penilaian aspek

ini karena tidak terdapat nilai yang korelasi dengan persentase kategori

kurang, dan tidak baik bila nilai 1-2 (<40%).

Motivasi yang dimaksud dalam aspek ini adalah motivasi internal yang

timbul dalam diri responden. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Yossi

(2014), bahwa sebagian responden di Puskesmas Talang Kabupaten Solok

tahun 2014 adalah tinggi. Hal tersebut tergambar dari adanya keinginan

dalam diri responden untuk bisa menjalani pengobatan, adanya motivasi dari

dalam diri untuk sehar dan bisa beraktifitas secara baik.78

Hal ini menunjukan bahwa motivasi pengendalian penyakit hipertensi

responden sudah baik. Kategori baik pada aspek lainnya mempengaruhi aspek

motivasi karena pernyataan dalam aspek lainnya juga menggambarkan

bagamaina motivasi responden untuk mengendalikan penyakit hipertensi di

era JKN.

4.4.8 Pelayanan di Era JKN

Pada penelitian ini didapatkan bahwa pelayanan di era JKN menurut

responden peserta JKN termasuk dalam kategori baik yaitu terdapat 28

responden dari total 30 responden yang setuju.

Maksimal nilai yang dapat diperoleh adalah 5 untuk aspek pelayanan di

era JKN, kemudian dikategorikan yaitu baik jika nilai 4-5 (76-100%), cukup

bila nilai 3 (50-75%), kurang bila nilai 2 (40-49%), dan tidak baik bila nilai 1

(<40%).

Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Yogi, Satibi, Chairun (2018), bahwa

kepesertaan responden di fasilitas kesehatan tingkat pertama Kabupaten

Karanganyar yang sudah bergabung menjadi peserta BPJS mendapatkan

pelayanan yang baik sehingga pasien merasa puas. Hal ini menunjukan bahwa

Page 113: GAMBARAN MOTIVASI PASIEN HIPERTENSI DALAM …

94

pelayanan BPJS di fasilitas kesehatan tingkat pertama sudah memadai serta

optimal dan mendapatkan kemudahan dan keringanan dalam segi pembiayaan

terutama untuk pasien yang kurang mampu akan mendapaykan bantuan dari

pemerintah dan program BPJS berupa biaya kesehatan gratis.79

Hal ini sesuai dengan hasil Indeks Kepuasan Peserta dan Faskes terhadap

BPJS Kesehatan tahun 2014, dari total 17.280 responden masyarakat, sebesar

81% menyatakan puas terhadap BPJS Kesehatan. Angka tersebut merupakan

gabungan dari indeks kepuasan peserta terhadap layanan di Fasilitas kesehatan

tingkat pertama, fasilitas kesehatan rujukan tingkat lanjut, kantor cabang, dan

BPJS center.80

Hal ini menunjukan bahwa era JKN saat ini mempengaruhi motivasi

seseorang untuk melakukan tindakan pengendalian penyakit. Prolanis

merupakan salah satu implementasi dari program JKN yang dapat mewadahi

pasien hipertensi untuk melakukan pengendalian penyakit hipertensi serta

menberikan keringanan dalam hal pembiayaan, kemudahan dalam segi

fasiltas, dan kenyamanan.

4.4.9 Tekanan Darah Responden

Pada penelitian ini didapatkan bahwa mayoritas tekanan darah responden

adalah terkontrol yaitu sebanyak 66,67% atau 20 responden dari total 30

responden dan sisanya tidak terkontrol. Hal ini menujukan bahwa adanya

motivasi pengendalian penyakit hipertensi yang baik pada responden berkaitan

dengan tekanan darah responden yang terkontrol.

4.5 Keterbatasan Penelitian

Pada penelitian ini, peneliti merasa memiliki beberapa keterbatasan yaitu:

1. Penelitian hanya melihat gambaran motivasi pengendalian hipertensi oleh

pasien hipertensi yang mengikuti Prolanis

2. Jumlah pasien hipertensi yang sedikit di Klinik Makmur Jaya, membuat

peneliti hanya dapat mengambil sampel pasien hipertensi sebanyak satu

kali setiap bulannya yaitu saat Prolanis diselenggarakan.

Page 114: GAMBARAN MOTIVASI PASIEN HIPERTENSI DALAM …

95

3. Arsip data pasien hipertensi yang kurang lengkap di Klinik Makmur Jaya

membuat peneliti kesulitan untuk menentukan jumlah sampel penelitian.

4. Waktu penelitian yang singkat, dan diprediksikan tidak terdapat perubahan

kenaikan jumlah responden yang signifikan apabila waktu penelitian

ditambah

4.6 Kelebihan Penelitian

Penelitian ini baru pertamakali dilakukan, sehingga terdapat originalitas

dan ciri khas tersendiri. Penelitian ini juga tidak membutuhkan instrumen

penelitian yang banyak sehingga mudah dilakukan. Penelitian ini juga dapat

menambah daftar penelitian mengenai gambaran motivasi pasien hipertensi

Page 115: GAMBARAN MOTIVASI PASIEN HIPERTENSI DALAM …

96

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

1. Motivasi pasien hipertensi dalam pengendalian penyakit hipertensi di era

JKN di Klinik Makmur Jaya Tangerang Selatan adalah baik (76-100%).

2. Upaya yang telah dilakukan pasien hipertensi dalam mengendalikan

penyakit hipertensi di era JKN adalah

a. Mengetahui dan mencari pengetahuan mengenai hipertensi

b. Melakukan tindakan kuratif hipertensi seperti minum obat secara

teratur dan rutin kontrol tekanan darah

c. Memiliki gaya hidup yang baik

3. Jenis Kelamin responden mayoritas adalah perempuan sebanyak 21 (70%),

usia mayoritas responden adalah 60-74 tahun yaitu 22 (73%), pendidikan

terakhir mayoritas responden adalah SMA atau sederajat 12 (40%), agama

mayoritas responden adalah islam 27 (90%), pekerjaan mayoritas

responden laki-laki adalah pensiunan 6 (26,67%) dan perempuan tidak

kerja atau ibu rumah tangga 11 (36,67%).

4. Gambaran pengetahuan responden hipertensi di era JKN di Klinik

Makmur Jaya Tangerang Selatan adalah baik.

5. Gambaran kualitas hidup responden hipertensi di era JKN di Klinik

Makmur Jaya Tangerang Selatan adalah baik.

6. Gambaran riwayat keluarga responden hipertensi di era JKN di Klinik

MakmurJaya Tangerang Selatan adalah ada riwayat keluarga hipertensi.

7. Gambaran tindakan kuratif hipertensi pada responden hipertensi di era

JKN di Klinik Makmur Jaya Tangerang Selatan adalah baik.

8. Gambaran gaya hidup responden hipertensi di era JKN di Klinik Makmur

Jaya Tangerang Selatan adalah baik.

9. Gambaran pelayanan di era JKN pada responden hipertensi di era JKN di

Klinik Makmur Jaya Tangerang Selatan adalah baik.

5.2 Saran

1. Diperlukan penelitian lebih lanjut yang lebih spesifik pada satu aspek

pengendalian penyakit.

Page 116: GAMBARAN MOTIVASI PASIEN HIPERTENSI DALAM …

97

2. Diperlukan penelitian lebih lanjut dengan cakupan lokasi pengambilan

data yang lebih luas.

3. Diperlukan lebih lanjut jumlah sampel atau responden yang lebih banyak

agar penelitian lebih bermakna.

4. Diperlukan responden yang lebih beragam yaitu tidak hanya responden

yang mengikuti kegiatan Prolanis saja.

5. Diperlukan penelitian lebih lanjut tentang membandingkan antara motivasi

pengendalian penyakit oleh pasien hipertensi yang menggunakan BPJS

dan tidak menggunakan BPJS.

6. Pendataan pasien lama khususnya pasien hipertensi di fasilitas kesehatan

lebih lengkap.

Page 117: GAMBARAN MOTIVASI PASIEN HIPERTENSI DALAM …

98

BAB VI

KERJASAMA PENELITIAN

Penelitian ini merupakan bagian kerjasama penelitian mahasiswa dengan

kelompok riset non communicable disease Program Studi Kedokteran Fakultas

Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dibawah bimbingan dr.Risahmawati,

Dr. Med. Sc., dan dr.Ayat Rahayu Sp.Rad, M. Kes.

Page 118: GAMBARAN MOTIVASI PASIEN HIPERTENSI DALAM …

99

DAFTAR PUSTAKA

1. Kemenkes RI. Rencana Aksi Kegiatan Pengendalian Penyakit Tidak

Menular tahun 2015-2019. Jakarta: Kemenkes RI; 2016.

2. WHO. Fact sheet: The Top 10 Causes of Death. [Internet]. 2014.

Available from http://www.who.int/en/news-room/fact-sheets/detail/the-

top-10-causes-of-death

3. Kemenkes RI. Hipertensi. The Silent Killer. [Internet]. 2015. Available

from

http://www.pusdatin.kemkes.go.id/article/view/15080300001/hipertensi-

the-silent-killer.html

4. Dalyoko DAP. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Upaya

Pengendalian Hipertensi pada Lansia di Posyandu Lansia Wilayah Kerja

Puskesmas Mojosongo Boyolali. Surakarta: Universitas Muhammadiyah

Surakarta; 2010.

5. Kemenkes RI. Inash Menyokong Penuh Penanggulangan Hipertensi

[Internet]. 2007. Available from

http://www.depkes.go.id/article/print/896/inash-menyokong-penuh-

penanggulangan-hipertensi.html

6. Hasibuan M. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara;

2013.

7. Suhadi R, Linawati Y, Virginia DM, Setiawan CH. Early Implementation

of Universal Health Coverage among Hypertension Subjects in Sleman

District of Yogyakarta. Acta Med Indones-Indones J Intern Med [Internet].

2015; 602:311–9.

8. A global brief on hypertension – sillent killer. Global Public Health Crisis.

Geneva: WHO; 2013.

9. Kementrian Kesehatan. Infodatin: Hipertensi. [Internet]. 2014. Available

from http://www.depkes.go.id/folder/view/01/structure-publikasi-pusdatin-

info-datin.html

10. Whelton Pk, et al. American Heart Association. 2017 High Blood Presure

Clinical Practice Guideline:

Page 119: GAMBARAN MOTIVASI PASIEN HIPERTENSI DALAM …

100

ACC/AHA/AAPA/ABC/ACPM/AGS/APhA/ASH/ASPC/NMA/PCNA

Guideline for the prevention, detection, evaluation and management of

high blood pressure in adults [Internet]. 2017;71(6):e13-e115. Available

from https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/29133356

11. James PA, et al. JAMA. Evidence-based guideline for the management of

high blood pressure in adults. Joint National Committee (JNC) [Internet].

2014;7;311(17):1809. Available from:

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/24352797

12. Kotler, et al. Prinsip-Prinsip Pemasaran. Jakarta. Erlangga; 2012.

13. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan

Republik Indonesia. Riset kesehatan dasar (Riskesdas) 2013. Jakarta:

Departemen Kesehatan RI; 2013.

14. Sari DP, Listya MT. Pengaruh Keikutsertaan Pasien pada Program

Jaminan Kesehatan terhadap Keberhasilan Kontrol Tekanan Darah pada

Penderita Hipertensi. 2016;4(2): 125-9.

15. Gabb GM, et al. Guideline for the diagnosis and management of

hypertension in adults. Med J Australia [Internet]. 2016; 18;205(2):85-9.

Available from https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/27456450

16. Highlights from the 2017 Guideline for the prevention, detection,

evaluation and management of high blood pressure in adults. American

Heart Association [Internet]. 2017. Available from https://targetbp.org/wp-

content/uploads/2017/11/Hypertension_HighlightsTPB.pdf

17. Aaronson, P.I., Ward, J.P.T., Wiener, C.M., Schulman, S.P., Gill, J.S. The

Cardiovascular System At A Glance. UK: Blackwell Science; 2007.

18. Sherwood, L. Fisiologi Manusia: Dari Sel ke Sistem. Ed 8. Jakarta: EGC;

2014.

19. Jefri Pratama S. Konsep Baru Renin Angiotensin System (RAS). CDK-

225/ vol. 42 no. 2. Malang: Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya;

2015.

20. Price, A. Sylvia, Lorraine Mc. Carty Wilson. Patofisiologi: Konsep Klinis

Proses-Proses Penyakit. Ed 6. Jakarta: EGC; 2006.

21. Abbas, A.K. Aster, J.C., dan Kumar, V. Buku Ajar Patologi Robbins.

Page 120: GAMBARAN MOTIVASI PASIEN HIPERTENSI DALAM …

101

Edisi 9. Singapura: Elsevier Saunders; 2015.

22. Guyton. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran.Jakarta: EGC; 2008.

23. Sitepoe. Kekhususan Rokok Indonesia. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana

Indonesia; 2000.

24. Froelicher, E.S., Oka, R.K., Fletcher, G.F. Physical Activity and Exercise

in Cardiovascular Disease Prevention and Rehabilitation. In: Yusuf, S.,

Cairns, J.A., Camm, A.J., Fallen, E.L., Gersh, B.J., editors. Evidence-

based Cardiology. 2n? ed. UK: British Medical Journal; 2003. p.170-80.

25. Sharma, A.M.,. Obesity. In: Yusuf, S., Cairns, J.A., Camm, A.J., Fallen,

E.L., Gersh, B.J., editors. Evidence-based Cardiology. 2n ? ed. UK: British

Medical Journal; 2003. p.231-43.

26. Gray, et al.,. Hipertensi. Lecturer Notes Kardiologi, ed 4. Jakarta:

Erlangga; 2005.

27. Yogiantoro M. Hipertensi Esensial. Dalam: Buku Ajar Ilmu Penyakit

Dalam. Edisi IV. Jakarta: Internal Publishing; 2009.

28. Setiati, S., Harimurti, K., Govinda R, A. Proses Menua dan Implikasi

Kliniknya. Dalam: Sudoyo, A.W., Setiyohadi, B., Alwi, I., Simadibrata,

M., Setiati, S., editors. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. ed 5. Jakarta:

Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam FK UI; 2009. p.757-67.

29. Mackay J, Mensah GA. The Atlas of Heart Disease and Stroke. Geneva:

WHO; 2004.

30. Kotchen AT. Hypertensive Vascular Disease, Dalam Loscalzo J Harrison

Cardiovascular Medicine. Philadelphia: McGrawHill; 2010.

31. Longo DL, Kasper DL, Jameson JL, et al. Harrison’s Principles of Internal

Medicine. 18th edition. New York: McGraw-Hill; 2008.

32. Direktorat Republik Indonesia. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit

Tidak Menular. Rencana Aksi Kegiatan Pengendalian Penyakit Tidak

Menular tahun 2015-2019 Revisi I. Jakarta: Direktorat Republik

Indonesia; 2015.

33. BPJS Kesehatan. Panduan Praktis: Prolanis (Program Pengelolaan

Penyakit Kronis) [Internet]. 2015. Available from https://bpjs-

kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/06-PROLANIS.pdf

Page 121: GAMBARAN MOTIVASI PASIEN HIPERTENSI DALAM …

102

34. Asih EP. Seri Buku Saku – 2 Paham BPJS. Jakarta: Friedrich-Ebert-

Stiftung. [Internet] 2015. Available from

http://www.jamsosindonesia.com/gudanginformasi/detail/buku-saku-

gratis-baca-paham-jkn_38

35. BPJS Kesehatan. Panduan Praktis tentang Kepesertaan dan Pelayanan

Kesehatan yang diselenggarakan oleh BPJS kesehatan. 2013; Available

fromhttps://bpjskesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/a9c04aa825ffc12d24ae

ee668747f284.pdf

36. Mardiyanto, SA. Panduan Praktis Advokasi Jaminan Sosial Kesehatan.

2015;Available fromhttp://www.gkiklasisjs.org/web/images/berita/pokja/

Buku-Paduan-BPJS.pdf

37. KBBI. Definisi Motivasi [Internet]. 2018. Availabe from

https://kbbi.web.id/motivasi

38. Uno HB. Teori Motivasi dan Pengukurannya, Analisis Dibidang

Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara; 2011.

39. Luthans, Fred. Organizational Behavior : An Evidence-Based Approach.

New York: McGraw-Hill; 2011.

40. Purwanto MN. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung:

Remaja Rosdakarya; 2009.

41. Bastable SB. Perawat Sebagai Pendidik: Prinsip-Prinsip Pengajaran dan

Pembelajaran. Jakarta: EGC; 2002.

42. Sunaryo. Psikologi untuk Keperawatan. Jakarta: EGC; 2004.

43. Hasibuan MSP. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi

Aksara; 2014.

44. Suhardi. The Science of Motivation (Kitab Motivasi). Jakarta: PT

Gramedia; 2013.

45. Muhibbin S. Psikologi Belajar. Jakarta: Logos Wacana Ilmu; 1999.

46. Hamalik O. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Exsamedia; 2008.

47. Natawidjaja R. Alat Peraga dan Komunikasi Pendidikan. Jakarta:

Depdikbud; 1980.

48. Taufik. Prinsip-Prinsip Promosi Kesehatan dalam Bidang Keperawatan.

Jakarta: CV. Info Medika; 2007.

Page 122: GAMBARAN MOTIVASI PASIEN HIPERTENSI DALAM …

103

49. Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Peraturan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2014. Tentang Klinik. [Internet]

Available from http://pelayanan.jakarta.go.id/download/regulasi/permen-

kesehatan-nomor-9-tahun-2014-tentang-klinik.pdf

50. Leaflet Klinik Makmur Jaya Tangerang Selatan; 2018.

51. Rachmania, P. Pola Komunikasi Dokter terhadap Pasien Dalam Proses

Penyembuhan di Klinik Makmur Jaya. Jakarta: Universitas Islam Negri

Syarifhidayatullah; 2011.

52. Sopiyudin Dahlan. Besar Sampel dalam Penelitian Kedokteran dan

Kesehatan. Edisi 4. Jakarta: Salemba Medika; 2014.

53. Sopiyudin Dahlan. Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan. Edisi 6.

Jakarta: Salemba Medika; 2014.

54. Dahlan S. Besar Sampel dan Cara Pengambilan Sampel dalam Penelitian

Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika; 2010.

55. Maxime A. Work Extrinsic and Intrinsic Motivation Scale: Its Value for

Organizational Psychology Research. Canada: University of Ottawa; 2009;

Canadian Journal of Behavioral Science; Vol.41 No. 4; p213-36.

56. Bond, T. G., & Fox, C. M. Applying the Rasch Model Fundamental

Measurement in the Human Sciences, 3rd Edition. New York: Routledge;

2015.

57. Linacre, J. M. A User's Guide to WINSTEPS MINISTEP Rasch-Model

Computer Programs; 2016.

58. Smiley, J. Classical test theory or Rasch: A personal account from a

novice user. SHIKEN; 2015. 16-31 p.

59. Alagumalai, S., Curtis, D. D., & Hungi, N. Applied Rasch Measurement: A

Book of Exemplars. Dordrecht: Springer; 2005.

60. Rachman, F. Berbagai Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian

Hipertensi pada Lansia (Studi Kasus di Rumah Sakit Dr.Kariadi

Semarang). Semarang: Universitas Diponogoro; 2011.

61. Yogiantoro, M. Hipertensi Esensial dalam buku Ajar Ilmu Penyakit

Dalam Jilid II. Ed 6. Jakarta: Internal Publishing; 2014.

62. Sari, Riska Diana. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Nyeri

Page 123: GAMBARAN MOTIVASI PASIEN HIPERTENSI DALAM …

104

Ekstremitas Bawah Pada Lansia Di Desa Karangrau Kecamatan Sokaraja

Kabupaten Banyumas. Purwokerto: Universitas Muhammadiyah

Purwokerto; 2013.

63. Putriastuti, L. Analisis Hubungan Antara Kebiasaan Olahraga dengan

Kejadian Hipertensi pada Pasien Usia 45 Tahun Keatas. Surabaya: FKM

Universitas Airlangga; 2016; Jurnal Berkala Epidemiologi; Vol 4 No.2;

h225-36.

64. Surwanto et al. Prevalensi Penyakit Hipertensi Penduduk di Indonesia dan

Faktor yang Berisiko. Jakarta: Buletin Penelitian Kesehatan; 2009; Vol. 12

No.2; h159-61.

65. Pohan, I. Jaminan Mutu Layanan Kesehatan. Jakarta: EGC; 2007.

66. Sulistiyawati, I. Hubungan Antara Pekerjaan, Pendapatan, Pengetahuan

Sikap Lansia Dengan Kunjungan Ke Posyandu Lansia. Jember:

Universitas Jember; 2010.

67. Saleh, M. Hubungan tingkat stres dengan derajat hipertensi pada pasien

hipertensi di wilayah kerja puskesmas andalas padang tahun 2014. Padang:

Universitas Andalas; 2014; Vol 10 No 1: h166-75

68. Badan Pusat Statistik. Tentang Agama Penduduk Indonesia. [Internet].

Available from https://www.bps.go.id/

69. Badan Pusat Statistik Kota Tangerang Selatan. Kota Tangerang Selatan

dalam Angka. Tangerang Selatan: Badan Pusat Statistik Kota Tangerang

Selatan; 2014.

70. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia. Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia Nomor 45 Tahun 2015 Tentang Penyelenggaraan Program

Jaminan Pensiun. 2015. [Internet]. Available from

https://www.bpjsketenagakerjaan.go.id/assets/uploads/tiny_mce/PERATU

RAN/15122015_104556_PP%2045%20Tahun%202015.pdf

71. Utomo, et al. Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Hipertensi Dengan

Upaya Pencegahan Kekambuhan Hipertensi Pada Lansia Di Desa

Blulukan Kecamatan Colomadu Kabupaten Karanganyar. Surakarta:

Universitas Muhammadiyah Surakarta; 2013.

Page 124: GAMBARAN MOTIVASI PASIEN HIPERTENSI DALAM …

105

72. Marwiati. Hubungan Mekanisme Koping Dengan Terjadinya Depresi Pada

Lansia Di Panti Werdha Wening Wardoyo Ungaran Kabupaten Semarang.

Semarang: POLTEKKES Semarang; 2008.

73. Lestari, P. Beberapa Faktor Yang Berperan Terhadap Keaktifan

Kunjungan Lansia Ke Posyandu Studi Kasus Di Desa Tamantirto

Kecamatan Kasihan Kabupaten Bantul Provinsi DIY. Semarang: Fakultas

Kedokteran Universitas Diponegoro dan Ikatan Dokter Indonesia Wilayah

Jawa Tengah; 2011.

74. Anbarasan SS. Gambaran Kualitas Hidup Lansia dengan Hipertensi di

Wilayah Kerja Puskesmas Rendang pada Periode 27 Februari-14 Maret

2015. Vol 4 (1): 113-124. 2015.

75. Grivit et al. Hubungan Antara Hipertensi Dengan Kualitas Hidup Pada

Penduduk Di Kelurahan Kinilow Kecamatan Tomohon Utara Kota

Tomohon. Sulawesi Utara: Universitas Sam Ratulangi; 2017.

76. Dhewi, GI, et al. Hubungan Antara Pengetahuan, Sikap Pasien Dan

Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan Minum Obat Pada Pasien Tb Paru

Di Bkpm Pati. Semarang: STIKES Muhammadiyah Semarang; 2012.

77. Elvina, N. Social Support and Coronary Heart Diseases (CHD):

Epidemiologic evidence and implications for treatment. 2008.

78. Fitrina, Y. Hubungan Karakteristik Dan Motivasi Pasien Hipertensi

Terhadap Kepatuhan Dalam Menjalani Pengobatan Di Puskesmas Talang

Kabupaten Solok Tahun 2014. Bukit Tinggi: STIKes YARSI SUMBAR

Bukittinggi; 2014.

79. Yogi, BM, et al. Pengaruh Tingkat Kualitas Pelayanan BPJS Dan

Karakteristik Pasien Terhadap Kepuasan Pasien Di Fasilitas Kesehatan

Tingkat Pertama. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada; 2017

80. BPJS Kesehatan. Indeks Kepuasan dan Faskes terhadap BPJS Kesehatan.

Jakarta: BPJS Kesehatan. 2014; [internet] Available from http://bpjs-

kesehatan.go.id/BPJS/application/modules/post/files/Survey_Kepuasan_Pe

serta.pdf

81. Evi Kurniawaty, et al. Pengaruh Kopi terhadap Hipertensi.Lampung:

Universitas Lampung; 2016; Vol.5 No.2.

Page 125: GAMBARAN MOTIVASI PASIEN HIPERTENSI DALAM …

106

LAMPIRAN

Lampiran 1

Informed consent

FORMULIR PERSETUJUAN RESPONDEN

Dengan ini,

Saya yang bertanda tangan dibawah ini, memberikan persetujuan dan bersedia untuk

mengisi kuesioner yang diberikan peneliti sampai akhir. Saya mengerti bahwa saya

menjadi bagian dari penelitian ini untuk mengetahui “Motivasi Masyarakat Terhadap

Upaya Pengendalian Penyakit Hipertensi pada Pasien JKN di Puskesmas Ciputat Timur,

Tangerang Selatan”. Saya telah dijelaskan oleh peneliti, bahwa jawaban kuesioner ini

bersifat sukarela dan hanya dipergunakan untuk penelitian dan dijaga kerahasiaannya

oleh peneliti.Oleh karena itu saya bersedia untuk menjadi responden.

Ciputat, 2018

……………………….

( )

Page 126: GAMBARAN MOTIVASI PASIEN HIPERTENSI DALAM …

107

Lampiran 2

Kuesioner

KUESIONER “MOTIVASI PENGENDALIAN HIPERTENSI / PENYAKIT

DARAH TINGGI PADA PASIEN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL (JKN)”

Assalamualaikum Wr. Wb.

Yth. Bapak/Ibu,

Untuk memenuhi kelengkapan penyusunan skripsi, kami bermaksud mengadakan

penelitian di Puskesmas Ciputat Timur, Tangerang Selatan dengan judul skripsi

“Motivasi Masyarakat Terhadap Upaya Pengendalian Penyakit Hipertensi pada Pasien

JKN di Puskesmas Ciputat Timur”.Maka dengan segala kerendahan hati, perkenankanlah

kami meminta kesediaan Bapak, Ibu, Saudara/i untuk sedikit meluangkan waktu dalam

mengisi kuesioner yang terlampir. Untuk itu, diharapkan responden dapat memberikan

jawaban yang sebenar-benarnya demi membantu penelitian. Penelitian ini tidak akan

menimbulkan kerugian untuk responden. Kami menjamin kerahasiaan identitas dan

seluruh jawaban responden. Atas waktu dan kesediaannya, kami ucapkan terima kasih,

semoga penelitian ini bermanfaat bagi kita semua.

Hormat kami,

PENGANTAR

Definisi Hipertensi atau Tekanan Darah Tinggi adalah peningkatan tekanan darah

sistolik lebih dari 120 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 80 mmHg pada dua

kali pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan cukup istirahat/tenang.

(Infodantin buletin “Hipertensi”, Kemenkes RI)

FORMULIR IDENTITAS RESPONDEN

Nama :

Usia :

Sarah Azizah

11151030000051

Page 127: GAMBARAN MOTIVASI PASIEN HIPERTENSI DALAM …

108

Alamat :

Jenis Kelamin :

Lingkari salah satu:

Pendidikan Terakhir : Tamat SD / Tamat SMP / Tamat SMA / S1 & lebih tinggi

Agama : Islam / Katolik / Protestan / Hindu / Budha / Konghucu /

Lainnya

Pekerjaan :

a) Wiraswasta

b) PNS (Pegawai Negeri Sipil)

c) Pegawai Swasta

d) TNI/Porli

e) Supir, Petani, Nelayan, Buruh

f) Pensiunan

g) Tidak Kerja

Tekanan Darah saat ini: mmHg

Tekanan Darah sehari-hari / sebelumnya: 1. mmHg / 2. mmHg

PETUNJUK PENGISIAN KUESIONER

➢ Beri Tanda Centang (✓) pada kolom YA atau TIDAK sesuai jawaban Anda.

➢ Setiap pertanyaan hanya boleh diisi 1 jawaban.

No Pertanyaan YA TIDAK

PENGETAHUAN HIPERTENSI (PENYAKIT DARAH TINGGI)

1 Saya mengetahui diri saya menderita hipertensi (penyakit darah tinggi)

2 Saya mengetahui bahwa hipertensi adalah penyakit dengan tekanan darah

> 130/90 mmHg (satuan tekanan darah)

3 Saya mengetahui bahwa hipertensi menjadi penyebab munculnya

penyakit lain yang lebih berat

4 Saya menderita hipertensi > (lebih dari ) 5 tahun

5 Saya memiliki penyakit kronis selain hipertensi (*beri tanda ceklist bila

ada, boleh lebih dari 1):

Page 128: GAMBARAN MOTIVASI PASIEN HIPERTENSI DALAM …

109

Diabetes (sakit gula)

Penyakit ginjal

Gagal ginjal

Penyakit jantung

Kolestrol tinggi

Retinopati

Stroke

KUALITAS HIDUP

6 Saya merasa terganggu dengan penyakit hipertensi

7 Penyakit Hipertensi saya belum mengganggu aktivitas fisik saya (masih

bekerja seperti seperti biasa)

8 Penyakit hipertensi saya membuat saya ingin lebih menjaga pola makan

9 Penyakit hipertensi menghalangi saya dari rencana bepergian jarak jauh

10 Saya ikhlas menerima penyakit hipertensi

11 Saya berdoa (sesuai agama saya) agar diberi kesembuhan

12 Keikhlasan saya dalam menerima penyakit mempengaruhi keteraturan

dalam minum obat

RIWAYAT KELUARGA

13 Di keluarga saya, ada yang menderita hipertensi

14 Di keluarga saya, ada yang meninggal karena hipertensi

15 Di lingkungan tempat tinggal saya, ada yang meninggal karena hipertensi

16 Saya mencari tahu lebih dalam tentang hipertensi karena keluarga saya

ada yang hipertensi

TINDAKAN KURATIF

17 Saya rutin memeriksa tekanan darah 1 bulan sekali

18 Saya mengkonsumsi obat hipertensi

19 Saya rutin dan patuh mengkonsumsi obat sesuai anjuran dokter

20 Saya sudah tidak mengkonsumsi obat hipertensi walaupun masih

menderita hipertensi

GAYA HIDUP

21 Saya mengkonsumsi minimal salah satu buah (apel, jeruk, anggur,

mangga, melon, nanas, pisang, stroberi) 1x sehari

22 Saya mengkonsumsi sayur minimal 1 mangkuk sehari secara rutin

23 Saya makan makanan yang di goreng dengan minyak setiap hari

Page 129: GAMBARAN MOTIVASI PASIEN HIPERTENSI DALAM …

110

(bakwan, tahu,tempe, pisang goreng)

24 Total garam yang saya konsumsi dalam semua makanan saya < (kurang

dari) 1 sendok teh per hari

25 Saya membatasi asupan garam dengan cara memasak sendiri makanan

saya di rumah

26 Saya mengkonsumsi makanan cepat saji lebih dari 3x seminggu

(mis: ayam goreng tepung, daging sapi panggang, burger,dll)

27 Saya minum kopi

28 Saya minum kopi > (lebih dari) 2 cangkir / hari

29 Saya mengkonsumsi alkohol setidaknya 1 gelas dalam seminggu

30 Saya menjaga berat badan saya agar tetap dalam kisaran normal

31 Saya mengetahui bahwa berat badan berlebih dapat mempengaruhi

tekanan darah

32 Saya melakukan aktivitas fisik setiap hari (cth: berkebun, menyapu,

mencuci, mengepel lantai)

33 Saya berjalan kaki setidaknya selama 30 menit dalam satu hari

34 Saya berolahraga 3 – 4 kali dalam seminggu selama 30 menit (lari,

jogging, main bola, berenang, senam, bersepeda, dll)

35 Saya merokok setidaknya satu batang per hari dalam satu bulan terakhir

36 Saya tinggal serumah dengan orang yang merokok meskipun saya bukan

perokok

37 Saya memiliki keluarga yang merokok dalam rumah saya

38 Saya berada di lingkungan orang yang merokok, meskipun saya bukan

perokok

39 Saya mudah stress

40 Saya tidur selama < (kurang dari) 6 jam pada malam hari

41 Saya istirahat ketika saya merasa lelah

MOTIVASI

42 Saya ingin penyakit hipertensi saya terkontrol karena keluarga saya ada

yang menderita dan / meninggal

43 Saya tidak ingin keturunan saya ada yang menderita hipertensi

44 Saya ingin penyakit hipertensi saya terkontrol dan hidup sehat

45 Saya tahu bahwa penyakit saya bisa terkontrol jika saya mengontrol

tekanan darah saya dan teratur minum obat

Page 130: GAMBARAN MOTIVASI PASIEN HIPERTENSI DALAM …

111

46 Saya mempunyai keluarga yang mengingatkan saya untuk kontrol

tekanan darah dan minum obat secara rutin

47 Saya mempunyai keluarga dan teman yang mendukung saya untuk

mengntrol penyakit hipertensi saya

Jaminan Kesehatan Nasional / JKN (sama dengan BPJS)

48 Saya menggunakan JKN (BPJS)

49 Saya merasa lebih mudah untuk mendapatkan informasi mengenai

hipertensi dengan adanya program JKN (BPJS)

50

Saya merasa lebih mudah untuk memeriksakan tekanan darah di fasilitas

kesehatan

51 Saya merasa pelayanan JKN/BPJS sesuai dengan harapan saya (fasilitas

dan tenaga medis)

52 Saya merasa dimudahkan dalam biaya karena adanya program JKN/BPJS

Terimakasih atas partisipasi Bapak / Ibu / Saudara/i dalam mengisi lembar kuesioner ini sampai

akhir, jawaban Anda akan sangat kami hargai

Page 131: GAMBARAN MOTIVASI PASIEN HIPERTENSI DALAM …

112

Lampiran 3

Dokumentasi

Gambar 6.1 Responden yang mengisi kuesioner secara mandiri

Gambar 6.2 Kegiatan Prolanis di Klinik Makmur Jaya

Page 132: GAMBARAN MOTIVASI PASIEN HIPERTENSI DALAM …

113

Lampiran 4

Riwayat Hidup Penulis

RIWAYAT HIDUP PENULIS

DATA PRIBADI

Nama : Sarah Azizah

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat tanggal lahir : Jakarta, 12 September 1997

Status : Belum menikah

Agama : Islam

Alamat : Komplek Griya Satwika blok C5 no.18

Pisangan Ciputat, Tangerang Selatan

No. Telfon : 08778 140 1117

Email : [email protected]

RIWAYAT PENDIDIKAN

Tahun 2003 – 2009 : SD Al-Fath, Cirendeu, Tanggereng Selatan

Tahun 2009 – 2012 :SMP Al-Fath, Cirendeu, Tanggereng Selatan

Tahun 2012 – 2015 : SMA Islam Al-Izhar Pondok Labu, Jakarta

Tahun 2015 – sekarang : Fakultas Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta

PENGALAMAN ORGANISASI

1. Anggota Organisasi Siswa Intra Sekolah SMP Al-Fath tahun 2011/2012

2. Sekretaris Karang Taruna IRGAS tahun 2015/2016

3. Ketua departemen Kesejahteraan Sosial Organisasi Himpunan Mahasiswa

Program Studi Kedokteran dan Pendidikan Dokter (HMPSKPD) tahun

2016/2017

4. Anggota Organisasi Centre for Indonesia Medical Students Activities UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2015/2016 dan 2016/2017