GAMBARAN DARAH AYAM YANG DIBERI EKSTRAK KUNYIT, TEMU PUTIH DAN BAWANG PUTIH SEBAGAI PENGENDALIAN PENYAKIT CHRONIC RESPIRATORY DISEASE MUHAMMAD RIZKI ADLRIAN PRABOWO DEPARTEMEN ANATOMI,FISIOLOGI DAN FARMAKOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2016
31
Embed
GAMBARAN DARAH AYAM YANG DIBERI EKSTRAK KUNYIT, … · RESPIRATORY DISEASE MUHAMMAD RIZKI ADLRIAN PRABOWO DEPARTEMEN ANATOMI,FISIOLOGI DAN FARMAKOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
GAMBARAN DARAH AYAM YANG DIBERI EKSTRAK
KUNYIT, TEMU PUTIH DAN BAWANG PUTIH
SEBAGAI PENGENDALIAN PENYAKIT CHRONIC
RESPIRATORY DISEASE
MUHAMMAD RIZKI ADLRIAN PRABOWO
DEPARTEMEN ANATOMI,FISIOLOGI DAN FARMAKOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2016
PERNYATAAN MENGENAI DISERTASI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul gambaran darah ayam
yang diberi kunyit, temu putih dan bawang putih sebagai pengendalian penyakit
chronic respiratory disease adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi
pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi
mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan
maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, November 2016
M.Rizki Adlrian P
NIM B04110113
ABSTRAK
MUHAMMAD RIZKI ADLRIAN PRABOWO. Gambaran Darah Ayam yang
diberi Kunyit, Temu Putih dan Bawang Putih sebagai Pengendalian Penyakit
Chronic Respiratory Disease. Dibimbing oleh ARYANI SISMIN
SATYANINGTIJAS dan EKOWATI HANDHARYANI.
Eritrosit mengandung hemoglobin yang berfungsi dalam pemenuhan
kebutuhan oksigen, sedangkan leukosit berperan dalam proses kekebalan tubuh.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat jumlah eritrosit, kadar hemoglobin,nilai
hematokrit, dan jumlah leukosit ayam yang diberi simplisia kunyit, temu putih
dan bawang putihsebelum dan sesudah diinfeksi oleh Mycoplasma gallisepticum.
Sebanyak 20 ekor ayam SPF diaklimatisasi selama satu minggu kemudian diberi
simplisia kunyit, temu putih dan bawang putih selama satu minggu. Selanjutnya
ayam dibagi menjadi 4 kelompok yaitu kelompok ayam sehat (K1), ayam yang
diinfeksi tetapi tidak diberikan obat (K2), kelompok ayam yang diinfeksi dan
diberikan antibiotik (K3) dan kelompok ayam yang diinfeksi dan diberikan
ektraksi simplisia kunyit, temu putih dan bawang putih (K4). Pengambilan darah
dilakukan pada hari ke-0dan diinfeksi oleh M. Gallisepticum.Pada hari yang
samapada K3 mulai diberikan pengobatan enrofloxacin dan pada K4 diberi
perlakuan dengan pencekokan ekstrak herbal selama 2 minggu. Pada hari ke-3
pasca infeksi M. Gallisepticum, ayam diinfeksi ke-2 dengan E. Coli. Setelah
itusampel darah diambil kembali pada hari ke-7 & 14 pasca infeksi M.
Gallisepticum, Hasil penelitian menunjukkan bahwa total eritrosit, hemoglobin
dan hematokrit serta leukosit pada ayam yang diinfeksi tidak berbeda dengan
ayam sehat dan masih dalam kisaran normal.
Kata kunci :bawang putih ,CRD,darah, kunyit, temu putih.
ABSTRACT
MUHAMMAD RIZKI ADLRIAN PRABOWO. Chicken Blood picture given
Turmeric, White and Garlic Meeting as the Chronic Disease Prevention
Respiratory Disease. Supervised by Aryani Sismin SATYANINGTIJAS and
Ekowati HANDHARYANI.
Erythrocytes which contain haemoglobin has function to fulfill the needs
of oxygen, while leucocytes play a role in immune processes. This study was
aimed to count number of erythrocytes, hemoglobin concentration, hematocrite,
and number of leucocytesof chickens fed with extraction of simplisia containing
turmeric, ginger, and white garlic before and after infected by Mycoplasma
gallisepticum. A total of 20 SPF chickens were acclimatized for one week and
then given with simplisia for one week. Furthermore, chickens were divided into 4
groups, i.e., healthy chickens (K1), chicken infected by M. gallisepticum(K2),
infected chickens treated with antibiotics (K3), and infected chickens treated with
extraction of simplisia (K4). Blood sampling was performed at day 0 and groups
of K2, K3, and K4 were infected with M. gallisepticum. In the same day, K3 was
treated with enrofloxacin and K4 was treated with extraction of simplisiafor 2
weeks. At day 3 post-infection of M. gallisepticum, all chickens were infected by
Escherichia coli. Blood samples were taken again at day 7 and 14 post-infection.
The data were analysed descriptively and the difference among groups was
analysed using analysis of variance. The result showed that the total erythrocytes,
hemoglobin, hematocrite, and leucocytes in the infected chicken were not
different significantly (p>0.05) from healthy chickens and still within the normal
range.
Keywords: blood, CRD, garlic, tumeric, white turmeric.
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Kedokteran Hewan
MUHAMMAD RIZKI ADLRIAN PRABOWO
NAMA PENULIS
DEPARTEMEN ANATOMI,FISIOLOGI DAN FARMAKOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2016
GAMBARAN DARAH AYAM YANG DIBERI EKSTRAK
KUNYIT, TEMU PUTIH DAN BAWANG PUTIH
SEBAGAI PENGENDALIAN PENYAKIT CHRONIC
RESPIRATORY DISEASE
Judul Skripsi : Gambaran Darah Ayam yang diberi Kunyit, Temu Putih dan
Bawang Putih sebagai Pengendalian Penyakit Chronic Respiratory
Disease.
Nama : Muhammad Rizki Adlrian Prabowo
NIM : B04110113
Disetujui oleh
Diketahui oleh
Drh Agus Setiyono, MS PhD APVet
Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan
Tanggal Lulus:
Dr Drh Aryani S. Satyaningtijas, MSc
Pembimbing I
Prof Drh Ekowati H, MSi PhD APVet
Pembimbing II
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan.Judul skripsi
ini adalah “Gambaran darah ayam yang diberi kunyit, temu putih dan bawang
putih sebagai pengendalian penyakit chronic respiratory disease.”
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dr Drh Aryani S. Satyaningtijas,
ibu Lina Noviyanti Sutardi S, Si APt MSi dan Drh Jenny Vony Nelwan yang telah
banyak membantu dalam penyelesaian tulisan ini. Penulis juga saya mengucapkan
terima kasih kepada teman saya Citra Ayu Lestari, Habibul Rizki Marros dan
Nadia Alesiana Putri yang telah memberikan semangat dan saran. Penulis juga
mengucapkan terima kasih kepada orang tua penulis , serta seluruh teman dan
sahabat almarhum ayah penulis yang telah memberikan bantuan
moril,material,doa dan kasih sayang.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor, November 2016
M. Rizki Adlrian P
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL viii
DAFTAR GAMBAR viii
DAFTAR LAMPIRAN viii
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Tujuan Penelitian 1
Manfaat Penelitian 2
TINJAUAN PUSTAKA 2
Darah 3
Kunyit (Curcuma longa Linn) 3
Temu Putih (Curcuma zedoaria) 4
Bawang Putih (Allium sativum) 4
Penyakit Chronic Respiratory Diseases 4
METODE 5
Tempat dan Waktu Penelitian 5
Alat dan Bahan 5
Persiapan Penelitian 5
Pelaksanaan Penelitian 6
Parameter 7
Analisis Statistik 8
HASIL DAN PEMBAHASAN 8
Nilai Eritrosit 8
Nilai Hemoglobin 9
Nilai Hematokrit 9
Nilai Leukosit 10
SIMPULAN DAN SARAN 11
Simpulan 11
Saran 11
DAFTAR PUSTAKA 12
LAMPIRAN 14
RIWAYAT HIDUP 18
DAFTAR TABEL
1 Nilai eritrosit, hemoglobin, hematokrit ayam pada hari ke-7 dan ke-14 8 2 Nilai leukosit ayam pada hari ke-7 dan hari ke-14 10
DAFTAR GAMBAR 1 Gambar eritrosit 3
2 Rimpang kunyit (1), serbuk kunyit (2) 4
3 Umbi (a), suing bawang putih (b) 4
4 Alur pelaksanaan penelitian 6
DAFTAR LAMPIRAN
1 Hasil uji Ducan pada nilai eritrosit. 13 2 Hasil uji Ducan pada nilai hematokrit 14 3 Hasil uji Ducan pada nilai hemoglobin 15 4 Hasil uji Ducan pada nilai leukosit 16
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Penyakit Chronic Respiratory Disease (CRD) merupakan penyakit
pernafasan yang menyerang ayam dan ditemukan pada semua kelompok umur
ayam.Agen penyebab dari CRD adalah Mycoplasma gallisepticum.Penyebaran
penyakit ini dapat secara vertikal terjadi melalui telur yang dihasilkan oleh induk
yang telah terinfeksi, sedangkan secara horizontal yaitu melalui kontak langsung
dengan ayam carrier. Infeksi CRD dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan,
menurunkan berat badan, kualitas karkas dan konversi pakan, serta meningkatkan
kematian.Secara ekonomi penyakit ini merupakan penyakit utama yang dapat
menyebabkan kerugian terbesar pada peternak.
Program vaksinasi CRD belum teraplikasi di lapangan dan pilihan peternak
saat ini hanya mengandalkan preparat antibiotik sebagai pilihan utama preventif
dan pengobatan penyakit ini. Penggunaan antibiotik pada ayam sangat berisiko
mengingat antibiotik meninggalkan residu pada daging ayam.Residu yang
ditimbulkan oleh antibiotik ini sangat berbahaya bagi konsumen yang
mengonsumsi produk ayam karena dapat menyebabkan resistensi antimikrobial.
Produk lain yang bertujuan untuk pencegahan dan pengobatan yang berasal
dari alam sudah banyak digunakan di peternakan tradisional. Preparat herbal
seperti kunyit, bawang putih, jahe, kencur, temulawak, dan sambiloto dipercayai
manfaatnya.Kukuminoid yang terkandung pada kunyit (Darwis et al. 1991) dan
bahan aktif allisin yang terkandung pada bawang putih (Santosa et al. 1991)
mempunyai khasiat sebagai antibakteri. Kekayaan alam Indonesia yang melimpah
seperti keanekaragaman hayati berbagai khasiat tanaman herbal menjadi
tantangan tersendiri untuk dipelajari.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat efek pemberian kunyit, bawang putih,
dan temu putih terhadap gambaran darah ayam sebelum dan setelah diinfeksi.
Aplikasi kunyit, bawang putih, dan temu putih ini ditujukan sebagai pencegahan
alternatif dan pengobatan ayam yang dapat menggantikan penggunaan
antibiotik.Penggunaan antibiotik dapat menimbulkan resistensi pada konsumen
daging ayam, sehingga penggunaannya sudah mulai dibatasi.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk melihat jumlah eritrosit, kadar hemoglobin,
nilai hematokrit, dan jumlah leukosit pada ayam yang belum dan sudah diinfeksi
oleh M.gallisepticum terhadap pemberian simplisia kunyit, bawang putih, dan
temu putih.
2
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang penggunaan
kunyit, bawang putih, dantemu putih sebagai pengendalian alternatif penyakit
khususnya Chronic Respiratory Disease yang merupakan salah satu penyakit
dalam daftar OIE.
TINJAUAN PUSTAKA
Hematologi
Darah
Darah adalah suatu jaringan kompleks yang berisi banyak sel khusus dan
berperan sebagai sarana pengangkut dalam proses homeostatik fungsi
fisiologis.Secara fisiologis, darah menjalankan fungsinya yaitu pembawa
oksigen, mekanisme pertahanan tubuh terhadap infeksi, dan mekanisme
homeostasis. Darah terdiri dari bagian padatan yang terdiri dari sel-sel dan bagian
cairan yang disebut plasma,volume plasma darah adalah antara 45-65% dari
seluruh isi darah. Benda-benda darah tersebut adalah eritrosit (sel darah merah),
leukosit (sel darah putih), dan platelet (Meyer dan Harvey 2004)
Eritrosit unggas berbentuk cakram bikonkaf serta memiliki inti. Eritrosit
merupakan sel darah yang terdapat pada sirkulasi, lebih dari 99% sel darah adalah
eritrosit (Vander 2001). Eritrosit pada unggas memiliki ukuran yang lebih besar
dibandingkan dengan eritrosit pada mamalia. Ukurannya bervariasi tergantung
dari spesiesnya (Gunnarson 2012).Daur hidup eritrosit pada unggas cenderung
sangat singkat dibandingkan dengan mamalia. Rata-rata daur hidup eritrosit
manusia sekitar 50 sampai 60 hari, sedangkan pada unggas rata-rata 28 sampai 35.
Eritrosit memiliki fungsi yaitu membawa oksigen dan nutrisi ke seluruh
tubuh.Kisaran nilai normal eritrosit ayam broiler yaitu 2.68 ± 0.39×106/μl
(Aengwich dan Chinrasri 2003).
Hemoglobin merupakan komponen gabungan yang terdiri dari heme dan
globin. Warna merah pada darah segar disebabkano leh adany ahemoglobin dalam
eritrosit. Selain itu, hemoglobin darah berfungsi sebagai pembawa oksigen dari
paru-paru ke jaringan dan membawa kembali karbondioksida dari jaringan ke
dalam paru-paru untuk dikeluarkan dari tubuh. Secara fisiologis, hemoglobin di
dalam tubuh memiliki dua bentuk yaitu oksihemoglobin dan deoksihemoglobin.
Oksihemoglobin merupakan bentuk hemoglobin yang mampu mengikat oksigen,
setiap molekul oksigen akan berikatan dengan bentuk ferro (fe++
) sehingga kurang
lebih 80% besi tubuh berada dalam hemoglobin (Almatsier 2001). Sedangkan
deoksihemoglobin merupakan hemoglobin yang tidak mampu mengikat oksigen
(Light et al. 2007). Kisaran nilai normal hemoglobin yaitu 6.95±0.95%
(Aengwich dan Chinrasri 2003).
3
Gambar 1 Eritrosit unggas (Natalia 2008)
Hematokrit adalah persentase volume eritrosit dari volume total sampel
darah yang dikoleksi dalam mikrokapiler. Untuk menghindari penggumpalan,
darah yang dikoleksi, dicampur dengan antikoagulan berupa heparin, oksalat, dan
ethylene diamine tetraacetic acid (EDTA). Kisaran nilai normal hemoglobin pada
ayam yaitu 29.20±0.9% (Aengwich dan Chinrasri 2003).
Indikator lain yang dapat dijadikan sebagai acuan terhadap adanya suatu
penyakit atau gangguan yaitu sel darah putih atau leukosit. Leukosit berperan
dalam proses pertahanan tubuh dan respon kekebalan terhadap agen infeksi seperti
parasit, bakteri, dan virus. Keadaan yang tidak normal dari sel darah putih serta
konsentrasi leukosit dapat disebabkan infeksi virus HIV/AIDS, kelainan
kongenital terkait dengan fungsi sumsum tulang, gangguan autoimun dan
kekurangan vitamin.
Kunyit (Curcuma longa Linn)
Kunyit merupakan salah satu bumbu masak yang sering digunakan.Kunyit
merupakan salah satu tumbuhan rimpang berwarna kuning dan memiliki bentuk
yang tidak teratur. Selain digunakan sebagai bumbu masak, kunyit sudah lama
digunakan sebagai jamu atau obat tradisional. Pada pengobatan tradisional,
kunyit digunakan sebagai anti inflamasi, antiseptik, anti iritansia, anoreksia, luka
diabetik, dan gangguan hati (Jain et al. 2007.; Chattopadhyay et al. 2004).
Kurkumin merupakan komponen bioaktif dalam kunyit yang berwarna kuning.
Kunyit dan kurkumin menunjukan aktivitas biologi dan potensi terapetik yang
hebat, termasuk aktivitasnya sebagai antibakteri, antifungi, antiprotozoa, antiviral,
antitusif, dan mukolitik (Rudraswamy et al. 2013), namun Satyaningtijas et
al.(2010) menyatakan bahwa pada ayam yang diberikan pakan basal ditambahkan
zink, bawang, dan kunyit tidak ada perubahan terhadap eritrosit, hemoglobin, dan
hematokrit. Menurut Wientarsihet al. (2013) kombinasi herbal kunyit dan zink
dalam pakan dapat digunakan sebagai pengobatan alternatif kolibasilosis.
4
Gambar 2 Rimpang kunyit(Natalia 2008).(1) serbuk kunyit putih (2)temu putih
(Curcuma zedoaria).
Temu putih adalah tumbuhan rimpang yang masih jarang digunakan
sebagai bumbu masak, berbeda dengan kunyit. Sebagai obat tradisional, temu
putih sudah lama dikenal oleh masyarakat. Temu putih banyak digunakan pada
pengobatan tradisional pada penyakit diare, rematik, gangguan kulit, dan
hepatoprotektor, analgesik (Kamanashis dan Rahman 2012). Kandungan senyawa
dalam temu putih antara lainminyak atsiri, oil-resin, senyawa terpen, dan
curcumin.Selain itu, dengan adanya komponen cineol, champene, alpha pinen,
temu putih digunakan pada pengobatan batuk, gangguan saluran empedu, dan
halitosis.
Bawang Putih (Allium sativum)
Bawang putih merupakan tumbuhan rimpang yang lebih dikenal sebagai
bahan masakan. Bawang putih memiliki rasa sengit dan berwarna putih. Bawang
putih juga sudah dikenal sebagai obat dalam menyembuhkan beberapa penyakit
seperti influenza, bronkitis kronik, gangguan pernapasan, batuk, diare,
tuberkulosis paru, dan beberapa penyakit infeksi lain (Natalia 2008).
Gambar 3 (a) Umbi bawang putih (b) Siung bawang putih (Natalia 2008).
5
Chronic Respiratory Diseases
Chronic Respiratory Diseases (CRD) juga dikenal dengan airsacculitis pada
ayam yang disebabkan oleh bakteri Mycoplasma gallisepticum (Mushtaq dan
Masood 2012). Rute infeksi bakteri ini melalui konjunktiva atau alat pernafasan
bagian atas dengan masa inkubasi antara 6-10 hari. Penularan CRD dapat melalui
transovari atau kontak langsung dengan ayam yang terinfeksi CRD.Gejala klinis
berupa batuk, nasal okular discharge, ngorok, berat badan menurun, stunting,
pertumbuhan terhambat, tidak nafsu makan.Postmortem pada ayam yang
terinfeksi CRD menunjukkan air sacculitis, pericarditis, perihepatitis (terutama
dengan adanya infeksi sekunder E. coli). Diagnosa CRD dapat dilihat dari sejarah
penyakit, gejala klinis, isolasi atau dengan uji rapid spot agglutination (RSPA),
enzyme linked immunoassay (ELISA), dan haemagglutination inhibition (HI).
Pengobatan CRD biasanya menggunakan preparat antibiotika tylosin, spiramycin,
tetracycline, dan fluoroquinolon (Intervet 2009). Penyakit CRD pada ayam
memberikan dampak buruk pada perekonomian peternak seperti gangguan
pertumbuhan, produksi karkas, penurunan produksi telur, penurunanan efisiensi
pakan dan peningkatan biaya pengobatan dan biaya pencegahan. Penyakit ini juga
dapat menekan kekebalan oleh karena merusak dinding saluran pernafasan bagian
atas yang mempunyai peran penting dalam sistim kekebalan local (McMullin
2004).
METODE PENELITIAN
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli - Agustus 2015 bertempat di
kandang hewan percobaan Rumah Sakit Hewan Pendidikan Fakultas Kedokteran
Hewan Institut Pertanian Bogor (FKH IPB).
Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan yaitu kandang lipat, tempat minum, dan pakan