Top Banner
GAMBARAN ANALISIS KEBUTUHAN PELATIHAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA BAGI LABORAN DI LABORATORIUM FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS INDONESIA TAHUN 2014 Alfina Kharisma Wibowo, Mila Tejamaya 1. Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia, Depok, 16424, Indonesia 2. Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia, Depok, 16424, Indonesia E-mail: [email protected] Abstrak Laboratorium memiliki potensi bahaya dan risiko yang cukup tinggi karena dalam aktivitas pekerjaannya terkait dengan penggunaan bahan-bahan dan peralatan yang berbahaya. Tidak terkecuali di Laboratorium FKUI yang dalam proses kerjanya sering menggunakan bahan-bahan kimia dan biologi. Terdapat berbagai macam upaya yang dapat dilakukan untuk meminimalisasi risiko K3 di tempat kerja, salah satunya adalah dengan cara memberikan pelatihan K3 guna meningkatkan skill dan pengetahuan para pekerja tentang K3. Sebelum melaksanakan suatu pelatihan maka terlebih dahulu perlu dilakukan analisis kebutuhan pelatihan. Analisis kebutuhan pelatihan terdiri dari tiga tahap analisis, yaitu analisis organisasi, analisis personal dan analisis tugas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis kebutuhan pelatihan K3 yang diperlukan oleh para Laboran sehingga pelatihan K3 yang akan diberikan dapat berjalan efektif dan efisien serta dapat menjawab permasalahan terkait K3 di Laboratorium. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain penelitian deskriptif kualitatif. Terdapat 8 informan yang diambil dari 6 Departemen-departemen preklinik FKUI. Metode pengambilan data dilakukan dengan mewawancarai 8 informan, observasi di Laboratorium dan telaah dokumen dari Laboratorium atau Departemen. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa organisasi telah mendukung pelaksanaan K3 di Laboratorium meskipun belum secara maksimal dan merata di semua Laboratorium. Terdapat 4 jenis tugas utama Laboran yaitu membantu praktikum mahasiswa, maintenance rutin alat, administrasi dan membantu penelitian Dosen atau Departemen serta sudah dapat menggambarkan jenis pelatihan yang dibutuhkan. Terkait aspek personal didapatkan bahwa pengetahuan dan keterampilan Laboran akan bahaya dan risiko yang ada di Laboratorium sudah cukup baik. Berdasarkan ketiga hal tersebut, pelatihan yang harus segera dilaksanakan adalah Chemical Hazards, Chemical Hygiene Plan, Develop Controls, General Laboratory Safety, Hazardous Materials, Job Safety Analysis, Laboratory Hygiene, Material Safety Data Sheet (MSDS), dan Safe Storage. Description of Occupational Health and Safety Training Needs Analysis for Laboratory Assistant at Laboratory of Faculty of Medicine University of Indonesia in 2014 Abstract Laboratory has a potential of occupational health and safety (OHS) hazards and risks because of the usage of hazardous materials and dangerous equipments. Laboratories of Faculty of Medicine University of Indonesia (FKUI) for instance use number of chemicals and biological materials and thus reduction of OHS risks is necessary. Training is one method of risk control by improving the OHS skills and the OHS knowledge of the workers. Prior to the training implementation, assessing the need of training is necessary. Training needs analysis consists of three stages which are organizational, personal and task analysis. The purpose of this study was to analyze the need of OHS training for the Laboratory Assistants in order to have an effective and efficient training programs that can address the OHS related issues in the Laboratory. The research design was descriptive qualitative. There were 8 informants sampled from 6 FKUI preclinical Departments were interviewed. Observation and document analysis were also done to collect data. The results of this study was shown that the organization has supported the OHS implementation in the Laboratories although not optimally Gambaran analisis..., Alfina Kharisma Wibowo, FKM UI, 2014
20

GAMBARAN ANALISIS KEBUTUHAN PELATIHAN …

Nov 20, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: GAMBARAN ANALISIS KEBUTUHAN PELATIHAN …

GAMBARAN ANALISIS KEBUTUHAN PELATIHAN KESELAMATAN

DAN KESEHATAN KERJA BAGI LABORAN DI LABORATORIUM

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS INDONESIA TAHUN 2014

Alfina Kharisma Wibowo, Mila Tejamaya

1. Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia,

Depok, 16424, Indonesia

2. Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia,

Depok, 16424, Indonesia

E-mail: [email protected]

Abstrak

Laboratorium memiliki potensi bahaya dan risiko yang cukup tinggi karena dalam aktivitas pekerjaannya terkait

dengan penggunaan bahan-bahan dan peralatan yang berbahaya. Tidak terkecuali di Laboratorium FKUI yang

dalam proses kerjanya sering menggunakan bahan-bahan kimia dan biologi. Terdapat berbagai macam upaya

yang dapat dilakukan untuk meminimalisasi risiko K3 di tempat kerja, salah satunya adalah dengan cara

memberikan pelatihan K3 guna meningkatkan skill dan pengetahuan para pekerja tentang K3. Sebelum

melaksanakan suatu pelatihan maka terlebih dahulu perlu dilakukan analisis kebutuhan pelatihan. Analisis

kebutuhan pelatihan terdiri dari tiga tahap analisis, yaitu analisis organisasi, analisis personal dan analisis tugas.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis kebutuhan pelatihan K3 yang diperlukan oleh para Laboran

sehingga pelatihan K3 yang akan diberikan dapat berjalan efektif dan efisien serta dapat menjawab permasalahan

terkait K3 di Laboratorium. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain penelitian deskriptif

kualitatif. Terdapat 8 informan yang diambil dari 6 Departemen-departemen preklinik FKUI. Metode

pengambilan data dilakukan dengan mewawancarai 8 informan, observasi di Laboratorium dan telaah dokumen

dari Laboratorium atau Departemen. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa organisasi telah mendukung

pelaksanaan K3 di Laboratorium meskipun belum secara maksimal dan merata di semua Laboratorium. Terdapat

4 jenis tugas utama Laboran yaitu membantu praktikum mahasiswa, maintenance rutin alat, administrasi dan

membantu penelitian Dosen atau Departemen serta sudah dapat menggambarkan jenis pelatihan yang

dibutuhkan. Terkait aspek personal didapatkan bahwa pengetahuan dan keterampilan Laboran akan bahaya dan

risiko yang ada di Laboratorium sudah cukup baik. Berdasarkan ketiga hal tersebut, pelatihan yang harus segera

dilaksanakan adalah Chemical Hazards, Chemical Hygiene Plan, Develop Controls, General Laboratory Safety,

Hazardous Materials, Job Safety Analysis, Laboratory Hygiene, Material Safety Data Sheet (MSDS), dan Safe

Storage.

Description of Occupational Health and Safety Training Needs Analysis for

Laboratory Assistant at Laboratory of Faculty of Medicine University of

Indonesia in 2014

Abstract

Laboratory has a potential of occupational health and safety (OHS) hazards and risks because of the usage of

hazardous materials and dangerous equipments. Laboratories of Faculty of Medicine University of Indonesia

(FKUI) for instance use number of chemicals and biological materials and thus reduction of OHS risks is

necessary. Training is one method of risk control by improving the OHS skills and the OHS knowledge of the

workers. Prior to the training implementation, assessing the need of training is necessary. Training needs

analysis consists of three stages which are organizational, personal and task analysis. The purpose of this study

was to analyze the need of OHS training for the Laboratory Assistants in order to have an effective and efficient

training programs that can address the OHS related issues in the Laboratory. The research design was

descriptive qualitative. There were 8 informants sampled from 6 FKUI preclinical Departments were

interviewed. Observation and document analysis were also done to collect data. The results of this study was

shown that the organization has supported the OHS implementation in the Laboratories although not optimally

Gambaran analisis..., Alfina Kharisma Wibowo, FKM UI, 2014

Page 2: GAMBARAN ANALISIS KEBUTUHAN PELATIHAN …

and evenly distributed in all Laboratories. There were 4 Laboratory Assistant main types of tasks that consists of

help students practice, routine maintenance tools, administration and assist Departments and Lecturer’s

research and was able to describe the type of training required. Related to personal aspects obtained that

Laboratory Assistant’s knowledge and skills about hazards and risks in the Laboratories were good enough.

Based on those three, the training must be implemented was Chemical Hazards, Chemical Hygiene Plan,

Develop Controls, General Laboratory Safety, Hazardous Materials, Job Safety Analysis, Laboratory Hygiene,

Material Safety Data Sheet (MSDS) and Safe Storage.

Keywords: OHS Training; Training Needs Analysis; Organizational Analysis; Personal Analysis; Task Analysis

Pendahuluan

Universitas Indonesia memiliki berbagai macam laboratorium yang tersebar di tiap-tiap

fakultas, seperti laboratorium kimia, fisika, biologi, kedokteran, dll. Pada masing-masing

laboratorium tersebut memiliki tingkat bahaya dan risiko yang berbeda-beda. Sebagai contoh

pada laboratorium Fakultas Kedokteran memiliki potensi bahaya dan risiko berupa bahaya

kimia dan biologi yang cukup tinggi dikarenakan dalam proses kerjanya sering berinteraksi

dengan kedua jenis bahaya tersebut. Akan tetapi, tidak terlepas kemungkinan terdapat bahaya-

bahaya lain yang perlu diidentifikasi lebih lanjut.

Fakultas Kedokteran yang memiliki visi “Pada Tahun 2014, FKUI menjadi Fakultas

Kedokteran Riset Terkemuka di Asia Pasifik dan 80 Terbaik di Dunia.” tentunya harus pula

mengedepankan aspek K3 dalam pelaksanaanya. Analisis kebutuhan pelatihan K3 bagi

laboran di Laboratorium Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia perlu diadakan terlebih

dahulu sebelum memberikan program pelatihan K3 guna memastikan apa-apa saja program

pelatihan yang dapat diberikan kepada para laboran secara efektif dan efisien. Akan tetapi, di

sisi lain sampai saat ini belum pernah diadakan analisis kebutuhan pelatihan K3 di

laboratorium-laboratorium Universitas Indonesia, khususnya di Fakultas Kedokteran

Universitas Indonesia.

Tinjauan Teoritis

A. Training Needs Analysis

Sebelum dilaksanakannya suatu pelatihan perlu diadakan suatu mekanisme analisis kebutuhan

pelatihan tentang hal-hal apa yang diperlukan oleh para karyawan. Tujuannya adalah agar

suatu jenis pelatihan yang diberikan oleh perusahaan dapat berjalan efektif dan efisien.

Training Needs Analysis atau Training Needs Assessment (TNA) merujuk kepada suatu

proses yang digunakan untuk memutuskan apakah suatu jenis pelatihan benar-benar

diperlukan mengingat dalam melaksanakan suatu pelatihan memerlukan sumber daya yang

tidak sedikit (Noe, 2002).

Gambaran analisis..., Alfina Kharisma Wibowo, FKM UI, 2014

Page 3: GAMBARAN ANALISIS KEBUTUHAN PELATIHAN …

Proses TNA terdiri dari 3 hal berikut, yaitu analisis organisasi, analisis personal, dan analisis

task (tugas). Analisis organisasi mempertimbangkan pengaruh kondisi atau suasana di tempat

pelatihan yang akan dilaksanakan, seperti sumber daya yang tersedia untuk pelatihan, tujuan

perusahaan, dukungan pihak manajer dan rekan kerja, dll. Analisis personal bertujuan untuk

mengidentifikasi siapa-siapa saja yang perlu mendapatkan pelatihan. Dalam pelaksanaanya,

analisis personal akan meninjau 3 aspek yaitu menurunnya kinerja karyawan yang

dikarenakan kurang pengetahuan, skill, dan kemampuan dalam menghadapi permasalahan di

tempat kerja; identifikasi siapa-siapa saja yang perlu mendapatkan pelatihan; kesiapan para

karyawan dalam mengikuti pelatihan. Analisis task terdiri dari identifikasi pengetahuan, skill,

dan perilaku-perilaku apa saja yang diperlukan dalam memenuhi tuntutan tugas para

karyawan (Noe, 2002).

B. Kategori Pelatihan

Menurut Vaughn (2010), pelatihan secara umum terbagi menjadi 2 kategori, yaitu

berdasarkan materinya dan berdasarkan tujuannya. Berdasarkan materinya, pelatihan terbagi

tiga, yaitu :

1. Faktual: Materi pelatihan yang hanya berupa data dan informasi. Contohnya

penjelasan tentang struktur organisasi dan penjelasan jalur evakuasi area.

2. Prosedural: Materi pelatihan yang berisi tentang informasi bagaimana melakukan

sesuatu, atau prosedur kerja. Contohnya penjelasan langkah per langkah

mengoperasikan suatu alat di laboratorium.

3. Konseptual: Materi pelatihan berupa informasi Why dan How. Contohnya pengenalan

tentang bahaya dan risiko yang ada di laboratorium.

Berdasarkan tujuannya, pelatihan terbagi menjadi tiga, yaitu :

1. Orientasi, yaitu pelatihan yang menyediakan informasi berupa pengetahuan, bukan

keterampilan yang dibutuhkan dalam suatu perusahaan, contohnya orientasi karyawan

baru.

2. Keterampilan, yaitu pelatihan yang menyediakan informasi berupa pengetahuan dan

keterampilan. Biasanya pelatihan ini untuk pekerja yang bertugas di bidang kerja baru

atau belum berpengalaman dalam pekerjaannya.

3. Pengembangan, yaitu pelatihan pengembangan kompetensi terkait dengan rencana

pengembangan pekerja seperti rencana rotasi, naik jabatan, dan sebagainya.

C. Prioritas Pelatihan

Gambaran analisis..., Alfina Kharisma Wibowo, FKM UI, 2014

Page 4: GAMBARAN ANALISIS KEBUTUHAN PELATIHAN …

Dalam menentukan prioritas, Zeigler (2005) menyatakan bahwa langkah pertama yang harus

diambil adalah mencatat kegiatan-kegiatan apa saja yang akan dilakukan. Langkah berikutnya

adalah mendata jenis pekerjaan apa yang akan dilakukan dan bagaimana seseorang

memilihnya. Kemudian seseorang dapat menggunakan metode A, B, C atau sebuah matriks

pengambilan keputusan untuk memprioritaskan tugas-tugas.

Metode A, B, C terdiri dari:

Tugas A adalah tugas yang harus seseorang kerjakan sekarang: tenggatnya

adalah hari ini dan tugas tersebut penting bagi pimpinan, memberikan semacam

gambaran tentang orang tersebut dan keterampilan yang dimiliki oleh orang itu,

serta vital bagi kebutuhan pelanggan, rekan kerja, atau anggota tim.

Tugas B adalah tugas yang semestinya dikerjakan sekarang: tugas ini cocok

untuk kriteria A tetapi tenggat waktunya bukan hari ini.

Tugas C adalah tugas yang disukai dan seseuatu yang dapat dikerjakan kapan

pun seseorang mempunyai waktu luang.

Saat membuat prioritas harus terlebih dahulu mengerti tentang urgensi dari tugas tersebut dan

kapan harus diselesaikan. Hal tersebut berguna untuk membantu seseorang untuk membuat

prioritas dan lebih memahami komitmen mereka akan apa yang mereka kerjakan.

Pada penentuan prioritas dari suatu pelatihan dapat diambil 3 hal yang bisa digunakan sebagai

tingkatan prioritas dari pelatihan yang didasarkan pada kedua metode di atas, yaitu pelatihan

yang bersifat urgent, pelatihan yang bersifat wajib/dibutuhkan/required dan pelatihan yang

bersifat rekomendasi. Berikut merupakan penjelasannya:

1. Pelatihan yang bersifat urgent merupakan pelatihan yang dalam pelaksanaannya harus

segera dilaksanakan mengingat penting dan mendesaknya pelatihan tersebut.

2. Pelatihan yang bersifat wajib/dibutuhkan/required merupakan pelatihan yang harus

dilaksanakan tetapi waktu pelaksanaanya tidak bersifat mendesak, melainkan harus

dilaksanakan dalam kurun waktu tertentu.

3. Pelatihan yang bersifat rekomendasi adalah pelatihan yang pelaksanaanya hanya

bersifat rekomendasi/saran tanpa batasan waktu dan tidak mendesak.

Metode Penelitian

Gambaran analisis..., Alfina Kharisma Wibowo, FKM UI, 2014

Page 5: GAMBARAN ANALISIS KEBUTUHAN PELATIHAN …

Desain yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah desain penelitian dengan

pendekatan kualitatif yang bersifat deskriptif. Penulis menggunakan pendekatan kualitatif

dengan tujuan untuk mengeksplorasi lebih mendalam tentang faktor bahaya dan risiko K3

yang terdapat di laboratorium FKUI bagian departemen-departemen preklinik yang kemudian

diperkuat dengan observasi lapangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran

analisis kebutuhan pelatihan K3 yang diperlukan bagi laboran di Laboratorium FKUI.

Penelitian dilakukan dalam beberapa tahapan. Tahap awal yaitu penulis melakukan

wawancara seputar pengetahuan tentang analisis organisasi, personal, dan task kepada

informan atau key person yang berasal dari staf/teknisi/laboran terkait K3 di Laboratorium

FKUI. Selanjutnya penulis juga melakukan observasi secara langsung kepada pekerja di

laboratorium pada saat bekerja. Setelah itu, penulis melakukan pengumpulan data sekunder

dengan melakukan telaah dokumen yang terkait dengan kebijakan K3 di laboratorium seperti

visi dan misi, struktur, SOP dalam bekerja, dan Sistem Manajemen K3 di Laboratorium

FKUI. Penelitian ini dilakukan selama empat minggu yaitu terhitung dari tanggal 28 Mei

2014 sampai 20 Juni 2014 di laboratorium departemen-departemen preklinik FKUI, Salemba.

Pada penelitian ini, data primer yang penulis dapatkan berasal dari wawancara mendalam dan

diskusi dengan key person yang berasal dari pihak laboratorium yaitu staf/teknisi/laboran

laboratorium dan Ketua Lab atau pun Ketua Departemen yang bertujuan untuk memperoleh

informasi mengenai kebijakan terkait K3 di laboratorium serta tugas dan pekerjaan yang

dilakukan di laboratorium. Peneliti juga menggunakan data pengamatan Job Task Analysis

untuk melihat bahaya dan risiko yang mungkin terjadi akibat dari tugas dan pekerjaan yang

dilakukan oleh staf/teknisi/laboran di laboratorium. Key person atau informan dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. 1 informan berasal dari Departemen Biologi Kedokteran

b. 1 informan berasal dari Departemen Fisiologi Kedokteran

c. 1 informan berasal dari Departemen Ilmu Farmasi Kedokteran

d. 1 informan berasal dari Departemen Kimia Kedokteran

e. 2 informan berasal dari Departemen Medik Mikrobiologi Klinik

f. 2 informan berasal dari Departemen Patologi Anatomik

Data sekunder penulis dapatkan dari beberapa dokumen laboratorium yang berasal dari

pengelola laboratorium dan bagian K3 laboratorium. Dokumen-dokumen tersebut berisi

Gambaran analisis..., Alfina Kharisma Wibowo, FKM UI, 2014

Page 6: GAMBARAN ANALISIS KEBUTUHAN PELATIHAN …

antara lain seputar visi dan misi, struktur laboratorium, kebijakan atau SOP terkait K3 di

laboratorium.

Analisis data dalam penelitian ini adalah analisis data kualitatif. Analisis data yang dilakukan

peneliti adalah dengan melakukan tiga tahap analisis yaitu analisis organisasi, analisis tugas,

dan analisis personal, serta kemudian dilengkapi dengan melakukan kategorisasi jenis

pelatihan yang akan diberikan berdasarkan tujuannya yaitu orientasi, keterampilan dan

pengembangan. Selain itu, penulis juga menentukan prioritas dari tiap-tiap jenis pelatihan

berdasarkan 3 hal yaitu pelatihan yang bersifat urgent, pelatihan yang bersifat wajib/required

dan pelatihan yang bersifat rekomendasi. Terakhir, penulis juga melakukan analisis

gambaran hasil pengetahuan dan kompetensi pekerja di laboratorium terkait K3.

Pada penelitian yang bersifat kualitatif, penulis melakukan validitas data dengan cara

melakukan triangulasi. Penulis menggunakan dua jenis triangulasi, yaitu triangulasi sumber

data dan triangulasi metodologi (Wibowo, 2014).

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Hasil penelitian dan pembahasan akan dijelaskan dalam bentuk tabel dan narasi di bawah ini.

Untuk segi pembahasan akan dijabarkan ke dalam 4 hal, yaitu dari segi analisis organisasi,

analisis tugas dan analisis personal serta dengan melakukan kategorisasi pelatihan.

Gambaran analisis..., Alfina Kharisma Wibowo, FKM UI, 2014

Page 7: GAMBARAN ANALISIS KEBUTUHAN PELATIHAN …

Tabel 1.1 Rangkuman Analisis Kebutuhan Pelatihan K3 bagi Laboran di Laboratorium

Laboratorium Analisis Organisasi Analisis Tugas

(Jenis Bahaya)

Analisis Personal

(Pengetahuan) Pelatihan yang sudah

diperoleh

Pelatihan yang

diperlukan dan

harus diikuti Bahaya Risiko

Andrologi dan

Imunologi Visi dan Misi Lab: Sudah ada akan tetapi

tidak mendukung pelaksanaan K3 secara

maksimal.

Struktur Organisasi: Struktur Lab dan

jobdesc sudah jelas.

Kebijakan: Ada kebijakan K3 di Lab seperti

SOP dan APD

Faktor-faktor lain: Terkontrolnya akses

keluar-masuk Lab, tersedianya APD dan

budget K3

Biologi

(Infeksius)

Mekanik

Elektrik

Kimia

Psikososial

Ergonomik

Biological

Safety

Chemical

Safety

K3 Umum

Lihat Tabel 1.2

Faal/Pendidikan Visi dan Misi Lab: Lab tidak memiliki visi

dan misi yang jelas

Struktur Organisasi: Struktur Lab dan

jobdesc sudah jelas.

Kebijakan: Belum ada kebijakan K3 di Lab

Faktor-faktor lain: tidak terkontrolnya akses

keluar-masuk Lab, akan tetapi tersedia APD

(meskipun tidak lengkap)

Biologi

(penyakit,

virus dan

bakteri dari

hewan uji

coba dan

mahasiswa

yang

menggunakan

peralatan)

Mekanik

Belum Pernah Lihat Tabel 1.2

Gambaran analisis..., Alfina Kharisma Wibowo, FKM UI, 2014

Page 8: GAMBARAN ANALISIS KEBUTUHAN PELATIHAN …

Kimia

Elektrik

Psikososial

Farmasi

Kedokteran Visi dan Misi Lab: Sudah ada akan tetapi

tidak mendukung pelaksanaan K3 secara

maksimal.

Struktur Organisasi: Belum ada struktur Lab

dan jobdesc yang jelas.

Kebijakan: Tidak ada kebijakan K3 di Lab

namun tersedia APD dan APAR

Faktor-faktor lain: Terkontrolnya akses

keluar-masuk Lab, tersedianya APD, dan

tersedianya budget training

Kimia (etanol,

metanol,

DPPH)

Elektrik

Psikososial

K3 Umum

Chemical

Safety

Lihat Tabel 1.2

Sintesis Visi dan Misi Lab: Belum mengetahui.

Struktur Organisasi: Belum mengetahui

Kebijakan: Belum ada kebijakan K3 di Lab

tetapi sudah ada SOP dan APD

Faktor-faktor lain: Belum terkontrolnya

akses keluar-masuk Lab, tetapi sudah

tersedianya APD

Kimia

(Klorofoam,

Metanol,

Asam Sulfat,

Nitrat, Silika

padat

Elektrik

Panas

(Apabila AC

mati)

Ergonomik

Chemical

Safety

K3 Umum

Lihat Tabel 1.2

Gambaran analisis..., Alfina Kharisma Wibowo, FKM UI, 2014

Page 9: GAMBARAN ANALISIS KEBUTUHAN PELATIHAN …

TB Visi dan Misi Lab: Sudah ada akan tetapi

belum mendukung pelaksanaan K3 secara

maksimal.

Struktur Organisasi: Struktur Lab dan

jobdesc sudah jelas.

Kebijakan: Ada kebijakan K3 di Lab seperti

SOP, safety sign dan APD

Faktor-faktor lain: Terkontrolnya akses

keluar-masuk Lab, tersedianya APD dan

budget K3 dan budget training

Biologi (Basil

Tuberculosis)

Kimia (HCL,

NaOH)

Mekanik (Jarum

suntik)

Elektrik

Ergonomik

Psikososial

Biological

Safety

K3 Umum

Lihat Tabel 1.2

Mikrobiologi

Klinik Visi dan Misi Lab: Sudah ada dan sudah

mendukung pelaksanaan K3 meskipun

belum secara maksimal

Struktur Organisasi: Struktur Lab dan

jobdesc sudah jelas.

Kebijakan: Ada kebijakan K3 di Lab seperti

SOP, safety sign dan APD akan tetapi belum

pernah dilakukan penilaian risiko

Faktor-faktor lain: Belum terkontrolnya

akses keluar-masuk Lab, namun sudah

tersedia APD dan budget K3 dan training

Biologi

(Bahan-bahan

infeksius,

virus, bakteri

dan penyakit

dari pasien)

Kimia

(pewarnaan

Gram Stein)

Mekanik

Elektrik

Ergonomik

Psikososial

Biological

Safety

K3 Umum

Lihat Tabel 1.2

Sitopatologi Visi dan Misi Lab: Sudah ada dan Biologi √ √ Biological Lihat Tabel 1.2

Gambaran analisis..., Alfina Kharisma Wibowo, FKM UI, 2014

Page 10: GAMBARAN ANALISIS KEBUTUHAN PELATIHAN …

mendukung pelaksanaan K3 meskipun

belum secara maksimal.

Struktur Organisasi: Struktur Lab dan

jobdesc sudah jelas.

Kebijakan: Ada kebijakan K3 di Lab seperti

SOP, safety sign dan APD serta pernah

dilakukan penilaian risiko

Faktor-faktor lain: Terkontrolnya akses

keluar-masuk Lab, tersedianya APD namun

belum tersedia budget K3 secara khusus

(cairan tubuh

pasien, virus,

bakteri)

Kimia (etanol,

alkohol,

xylen,

metanol,

xylol)

Mekanik

Elektrik

Ergonomik

Psikososial

Safety

K3 Umum

Histo Patologi

Anatomik Visi dan Misi Lab: Sudah ada dan jelas,

tetapi belum mengetahui apakah visi dan

misi mendukung pelaksanaan K3

Struktur Organisasi: Struktur Lab dan

jobdesc sudah jelas.

Kebijakan: Ada kebijakan K3 di Lab seperti

SOP, safety sign dan APD namun belum

pernah dilaksanakan penilaian risiko

Faktor-faktor lain: Belum terkontrolnya

akses keluar-masuk Lab, tersedianya APD

meskipun belum menyediakan budget K3

secara khusus

Kimia (Etanol,

xylol,

formalin, HCL

pekat,

alkohol)

Biologi

Mekanik

Elektrik

Psikososial

Ergonomik

K3 Umum Lihat Tabel 1.2

Gambaran analisis..., Alfina Kharisma Wibowo, FKM UI, 2014

Page 11: GAMBARAN ANALISIS KEBUTUHAN PELATIHAN …

Tabel 1.2 Matriks Kebutuhan Pelatihan K3 bagi Laboran di Laboratorium FKUI

Departemen

Jenis Pelatihan

Orientasi Keterampilan Pengembangan

A C

ult

ure

of

Safe

ty

Ch

emic

al H

ygie

ne

Pla

n

Emp

loye

e Em

erg

ency

Pla

ns

an

d F

ire

Pre

ven

tio

n

Pla

ns

Gen

era

l La

bo

rato

ry S

afe

ty

Inju

ry a

nd

Illn

ess

Pre

ven

tio

n P

rog

ram

La

bo

rato

ry H

ygie

ne

Bio

log

ica

l Ha

zard

s

Ch

emic

al H

aza

rds

Dev

elo

p C

on

tro

ls

Elec

tric

al S

afe

ty-R

ela

ted

Wo

rk P

ract

ices

Erg

on

om

ics

Ha

zard

s

Fire

Pro

tect

ion

s

Ha

zard

ou

s M

ate

ria

l

HIR

AD

C

Ho

use

keep

ing

Job

Sa

fety

An

aly

sis

Ma

teri

al S

afe

ty D

ata

Sh

eets

(M

SDS)

Mec

ha

nic

al H

aza

rds

Med

ica

l Ser

vice

an

d F

irst

Aid

Reg

ula

ted

Ca

rcin

og

ens

Safe

Sto

rag

e

W

ast

e D

isp

osa

l

Ah

li K

3 K

imia

Ah

li K

3 U

mu

m

OH

S M

an

ag

emen

t Sy

stem

an

d R

isk

Ma

na

gem

ent

Met

ho

do

log

y

R

isk

Ma

na

gem

ent

for

Lab

ora

tori

es

Biologi Kedokteran √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Fisiologi Kedokteran √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Ilmu Farmasi Kedokteran √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Kimia Kedokteran √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Medik Mikrobiologi Klinik √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Patologi Anatomik √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Keterangan: : Mendesak/Urgent = Pelaksanaan Pelatihan K3 harus segera dilakukan

: Wajib/Required = Pelaksanaan Pelatihan K3wajib dilakukan dalam kurun waktu tertentu

: Rekomendasi = Pelaksanaan Pelatihan K3 hanya bersifat rekomendasi tanpa batasan waktu

Gambaran analisis..., Alfina Kharisma Wibowo, FKM UI, 2014

Page 12: GAMBARAN ANALISIS KEBUTUHAN PELATIHAN …

1. Analisis Organisasi

Noe (2002) menjabarkan langkah-langkah yang biasa dilakukan dalam melakukan analisis

organisasi, yaitu :

1. Mengumpulkan informasi mengenai tujuan perusahaan atau organisasi.

2. Mengidentifikasi pelatihan ataupun berbagai program lain yang sejenis yang terkait

dengan program pengembangan pekerja yang telah atau saat ini sedang dilakukan di

dalam perusahan atau organisasi.

3. Mengidentifikasi dukungan dari organisasi atau perusahaan terhadap pelaksanaan

pelatihan.

Berdasarkan analisis organisasi yang telah penulis lakukan dengan menggunakan form

checklist analisis organisasi dapat diketahui bahwa pemahaman para Laboran terkait visi dan

misi Lab atau Departemen belum sepenuhnya mengakar kepada semua Laboran dikarenakan

berbagai macam sebab seperti tidak terpasangnya visi dan misi di dalam Lab, kurangnya

internalisasi nilai-nilai yag terkandung dalam visi dan misi, serta pengingatan atau peninjauan

ulang visi dan misi yang dilakukan hanya pada saat pergantian pengurus saja. Akan tetapi,

mayoritas Laboran yang menjadi informan sudah mengetahui visi dan misi Lab, hanya

sebagian saja yang belum mengetahuinya.

Analisis terkait struktur organisasi, mayoritas informan menyatakan bahwa Lab sudah

memiliki struktur organisasi yang jelas, meskipun tidak semua Lab memasang struktur

organisasi di dalam Lab melainkan terdapat di dalam dokumen Lab atau Departemen. Terkait

pengawas bidang K3 di dalam struktur, mayoritas informan menyatakan bahwa belum

terdapat pengurus bidang K3 secara khusus di dalam struktur hanya Lab-lab yang memiliki

tingkat risiko dan bahaya yang tinggi saja yang sudah memiliki pengawas bidang K3 secara

khusus atau pun yang berhubungan dengan instansi RSCM. Terkait pembagian fungsi dan

tugas yang jelas, mayoritas Lab sudah memiliki pembagian tugas dan fungsi yang jelas di Lab

yang dibuktikan dengan adanya jobdesc untuk tiap jabatan. Untuk informan yang menyatakan

belum memiliki jobdesc secara jelas itu dikarenakan pemberian atau pembagian tugasnya

dilakukan secara lisan dan fleksibel oleh Ketua atau Manajer Lab. Mayoritas informan

menyatakan bahwa jumlah karyawan sudah memadai, namun terdapat pula informan yang

menyatakan jumlah karyawan belum memadai. Hal tersebut dikarenakan ada beberapa Lab

yang hanya memiliki 1 atau 2 Laboran saja, sementara beban kerjanya banyak terlebih pada

saat banyak proyek penelitian atau pun praktikum mahasiswa, tetapi ada juga Lab yang

Gambaran analisis..., Alfina Kharisma Wibowo, FKM UI, 2014

Page 13: GAMBARAN ANALISIS KEBUTUHAN PELATIHAN …

memiliki Laboran lebih dari 5 orang mengingat tingkat risiko dan bahaya yang tinggi dan

tugas yang banyak.

Mayoritas informan menyatakan bahwa sudah terdapat kebijakan K3 di Lab. Kebijakan yang

dimaksud oleh para informan adalah seputar penyediaan APD dan SOP serta safety sign.

Mayoritas informan menyatakan bahwa terdapat SOP seputar perilaku selamat. SOP yang

dimaksud seperti tata cara penggunaan APD, mencuci tangan setelah bekerja di Lab, dan

prosedur keselamatan ketika berada di dalam Lab. Mayoritas informan menyatakan bahwa

terdapat SOP seputar prosedur kerja seperti tata cara melakukan uji coba, mengoperasikan

alat, dsb. SOP seputar prosedur kerja dapat dilihat dari dokumen-dokumen yang dimiliki Lab

atau pun yang terpasang di dalam Lab. Mayoritas informan menyatakan sudah terdapat safety

sign terkait bahaya kerja di Lab. Beberapa Lab sudah memasang safety sign terkait bahan-

bahan kimia maupun biologi serta peralatan yang digunakan untuk penelitian. Mayoritas

informan menyatakan bahwa tidak ada penilaian risiko sebelum pekerjaan dilaksanakan,

hanya 1 Lab yang pernah dilakukan penilaian risiko yang dilakukan oleh K3RS RSCM.

Analisis terkait faktor-faktor pendukung lainnya seperti kontrol akses keluar-masuk Lab,

penyediaan APD, Budget K3 dan training didapat bahwa Lab-lab yang telah menerapkan

kontrol terhadap akses keluar-masuk adalah Lab-lab yang memiliki tingkat risiko dan bahaya

yang tinggi atau pun Lab yang penggunaanya harus dengan seizin dari Laboran atau pihak

Lab dan Departemen, tetapi terdapat pula yang masih belum menerapkannya sehingga siapa

saja bisa masuk. Semua Lab sudah menyediakan APD berupa masker, sarung tangan, dsb.

Mayoritas informan menyatakan belum tersedia budget K3 dan training secara khusus

melainkan masih menyatu dengan budget Lab atau Departemen.

Secara garis besar, Lab-Lab di FKUI sudah mendukung pelaksanaan K3, namun

pelaksanaanya belum maksimal di setiap Lab. Terdapat kesenjangan antara penerapan K3 di

tiap-tiap Lab. Hal tersebut dikarenakan potensi bahaya dan risiko yang dimiliki oleh masing-

masing Lab berbeda-beda. Dapat diketahui bahwa Lab yang memiliki potensi bahaya dan

risiko yang tinggi sudah menerapkan program K3, tetapi bagi sebagian besar Lab masih hanya

sebatas pada penyediaan APD dan pemasangan SOP dan safety sign. Oleh karena itu, perlu

adanya peningkatan terkait dukungan dari masing-masing Departemen atau pun tingkat

Fakultas untuk memaksimalkan penerapan K3 di setiap Lab-lab FKUI.

2. Analisis Tugas

Gambaran analisis..., Alfina Kharisma Wibowo, FKM UI, 2014

Page 14: GAMBARAN ANALISIS KEBUTUHAN PELATIHAN …

Analisis tugas dilakukan untuk mengidentifikasi proses kerja dan tugas yang dilakukan oleh

Laboran di Laboratorium dalam aktivitas kerja sehari-hari sehingga dapat menentukan

program pelatihan apa yang efisien dan efektif untuk meningkatkan keterampilan,

pengetahuan, dan perilaku pekerja. Analisis tugas dilakukan dengan berbagai metode antara

lain observasi di laboratorium, wawancara mendalam kepada laboran di laboratorium, dan

telaah dokumen terkait dengan laboratorium di FKUI. Hal tersebut dapat dijadikan referensi

untuk memilih jenis pelatihan K3 apa saja yang diperlukan bagi Laboran.

Dalam penelitian ini, penulis melakukan analisis tugas dengan melakukan Job Task Analysis

untuk melihat bahaya dan risiko dari aktivitas yang dilakukan di laboratorium. Penulis

melakukan observasi di Laboratorium sekaligus wawancara kepada pekerja laboratorium

mengenai pekerjaan mereka sehari-hari di laboratorium. Selain itu, penulis juga melakukan

telaah dokumen terkait antara lain Profil Laboratorium-laboratorium FKUI, Prosedur Kerja

untuk laboran, dan juga Prosedur Keselamatan yang ada di Laboratorium.

Berdasarkan hasil analisis tugas yang penulis lakukan di Laboratorium dengan metode Job

Task Analysis dan juga wawancara mendalam kepada Laboran di Laboratorium, penulis

mendapatkan bahwa terdapat empat aktivitas rutin yang sering dilaksanakan oleh pekerja

laboratorium, yaitu membantu praktikum mahasiswa, maintenance rutin alat, administrasi dan

inventarisasi alat di laboratorium, dan juga membantu penelitian dari dosen atau departemen.

Selain itu, beberapa aktivitas yang dilakukan di luar jam kerja meliputi sebagai analis

freelance dan sekretaris koordinator penelitian Departemen. Mayoritas informan tidak

memiliki pekerjaan di luar jam kerjanya sebagai Laboran.

Aktivitas yang berkaitan langsung dengan risiko yang terjadi di labarotorium seperti

persiapan dan pengecekan alat dan bahan-bahan uji di laboratorium, melakukan uji coba

terhadap sampel, membantu mengoperasikan alat di laboratorium, dan maintenance rutin alat

membutuhkan keahlian dari para Laboran sehingga risiko kerja tidak berdampak pada para

mahasiswa yang sedang praktikum atau pun orang-orang yang sedang berada di Lab.

Berdasarkan wawancara mendalam kepada Laboran, terdapat beberapa insiden yang terjadi

pada Laboran di Laboratorium yaitu terkena bahan kimia yang menyebabkan gangguan

pernafasan, tertusuk jarum, dan tersayat pisau mikrotom. Pencatatan insiden dilakukan oleh

pihak RSCM maupun Klinik di FKUI, sedangkan dari masing-masing Lab belum memiliki

metode pencatatan insiden sendiri. Oleh karena itu, di sini dapat dilihat peranan pentingnya

Gambaran analisis..., Alfina Kharisma Wibowo, FKM UI, 2014

Page 15: GAMBARAN ANALISIS KEBUTUHAN PELATIHAN …

pelatihan K3 untuk mengurangi risiko yang terjadi di laboratorium dan pentingnya pencatatan

dan pelaporan insiden.

Berdasarkan wawancara mendalam, observasi di Laboratorium dan telaah dokumen Lab dapat

dilihat bahwa potensi bahaya dan risiko yang berkaitan dengan proses kerja yang terbesar

berasal dari penggunaan bahan-bahan kimia dan biologi untuk proses uji coba di Lab. Bahan-

bahan kimia tersebut ada yang dapat berupa bahan mudah terbakar atau pun bahan berbahaya

beracun (B3) yang mengandung risiko karsinogenik. Selain itu, potensi bahaya yang lain

berupa bahaya mekanik yang berasal dari penggunaan jarum, pisau bedah, dsb. Bahaya

elektrik juga banyak ditemukan dari penggunaan mesin-mesin atau pun peralatan yang

menggunakan sumber listrik. Untuk bahaya ergonomi disebabkan oleh posisi bekerja yang

sering berdiri ketika melakukan penelitian dan duduk dalam waktu yang lama untuk

mengolah data tanpa sering melakukan peregangan otot. Untuk bahaya psikososial

disebabkan oleh beban kerja yang berlebih pada saat-saat banyak tuntutan penelitian atau pun

praktikum.

Hal pertama yang penting untuk dilakukan oleh Laboran yaitu meningkatkan pengetahuan

tentang bahaya dan risiko K3 yang terdapat di Laboratorium. Setelah itu, Laboran diharapkan

dapat melakukan identifikasi bahaya dan risiko K3 di Laboratorium sehingga dapat menjaga

keselamatan dan kesehatan dari pihak-pihak yang menggunakan Laboratorium seperti

Laboran sendiri, mahasiswa praktikum, dan pengunjung atau pasien. Hal tersebut semakin

mempertegas bahwa pelatihan K3 merupakan solusi yang tepat untuk menjawab tantangan

tersebut. Oleh karena itu, melalui pelaksanaan program pelatihan K3 yang bersifat orientasi,

peningkatan keterampilan, dan pengembangan perilaku dapat dijadikan sebagai metode

pengendalian risiko.

3. Analisis Personal

Menurut Noe (2002), dalam melakukan analisis personal terdapat tiga hal yang harus

dilakukan, yaitu :

1. Menentukan apakah permasalahan dalam performa kerja para pekerja disebabkan

langsung oleh kurangnya keterampilan, pengetahuan, dan perilaku pekerja atau

permasalahan motivasi dan desain kerja

2. Mengidentifikasi siapa yang membutuhkan pelatihan

3. Menentukan sejauh mana kesiapan pekerja untuk mendapatkan pelatihan.

Gambaran analisis..., Alfina Kharisma Wibowo, FKM UI, 2014

Page 16: GAMBARAN ANALISIS KEBUTUHAN PELATIHAN …

Dapat dikatakan bahwa analisis personal adalah sebuah proses yang bertujuan

mengidentifikasi keterampilan dan pengetahuan yang dimiliki oleh Laboran di laboratorium

sebagai calon peserta pelatihan K3. Selanjutnya Noe (2002), menjelaskan bahwa seringkali

analisis personal dilakukan secara bersamaan dengan analisis pekerjaan karena tanpa

dilakukan bersama, sulit untuk menentukan apakah penurunan kinerja yang menjadi masalah

pelatihan. Oleh karena itu, analisis personal perlu dilakukan secara baik dan mendalam

sehingga dapat benar-benar menentukan jenis pelatihan K3 apa saja yang dibutuhkan oleh

manajemen dan juga siapa saja Laboran yang perlu mendapatkan pelatihan K3.

Pada penelitian ini, penulis melakukan wawancara mendalam untuk melihat gambaran

pengetahuan Laboran terkait bahaya dan risiko yang terdapat di laboratorium. Selain itu,

penulis juga melakukan observasi terhadap kegiatan Laboran di Laboratorium untuk melihat

penguasaanya terhadap pekerjaan yang dilakukan sehingga dapat menjadi dasar untuk

menentukan jenis pelatihan-pelatihan apa saja yang akan diberikan kepada Laboran di

laboratorium mengenai K3.

Berdasarkan hasil wawancara mendalam kepada Laboran di laboratorium, mayoritas Laboran

yang memiliki pengalaman lebih dan masa kerja yang cukup lama telah mendapatkan

beberapa pelatihan yang bersifat konseptual, yaitu pelatihan yang berisikan informasi

pengetahuan tentang K3. Terdapat pula beberapa Laboran yang belum lama bekerja tetapi

sudah mengikuti pelatihan K3 yang bersifat umum ataupun khusus seperti chemical safety dan

biological safety. Tingkat pengetahuan para Laboran juga sudah cukup baik dikarenakan para

Laboran sudah dapat menjelaskan dan menyebutkan bahaya-bahaya dan risiko apa saja yang

terdapat di Laboratorium, meskipun hal itu hanya sebatas yang berhubungan dengan alat,

bahan, dan pekerjaanya saja. Berdasarkan hal tersebut, alangkah baiknya jika penguasaan

tugas dikombinasikan dengan pelatihan K3 yang efisien dan efektif agar para Laboran dapat

memiliki pengetahuan, keterampilan, maupun perilaku kerja yang lebih selamat dan sehat

dalam pekerjaannya sehari-hari.

4. Kategorisasi Pelatihan

Menurut Vaughn (2010) secara umum, penggolongan pelatihan terbagi ke dalam dua

golongan, yaitu berdasarkan materi dan tujuannya. Berdasarkan materinya, pelatihan dibagi

menjadi tiga kategori, yaitu :

Gambaran analisis..., Alfina Kharisma Wibowo, FKM UI, 2014

Page 17: GAMBARAN ANALISIS KEBUTUHAN PELATIHAN …

1. Faktual : Materi pelatihan yang hanya berupa data dan informasi. Contohnya

penjelasan tentang struktur organisasi dan penjelasan jalur evakuasi area;

2. Prosedural : Materi pelatihan yang berisi tentang informasi bagaimana

melakukan sesuatu, atau prosedur kerja. Contohnya penjelasan langkah per

langkah mengoperasikan suatu alat di laboratorium;

3. Konseptual : Materi pelatihan berupa informasi Why dan How. Contohnya

pengenalan tentang bahaya dan risiko yang ada di laboratorium.

Berdasarkan tujuannya, pelatihan terbagi menjadi tiga, yaitu :

1. Orientasi, yaitu pelatihan yang menyediakan informasi berupa pengetahuan,

bukan keterampilan yang dibutuhkan dalam suatu perusahaan, contohnya

orientasi karyawan baru;

2. Keterampilan, yaitu pelatihan yang menyediakan informasi berupa pengetahuan

dan keterampilan. Biasanya pelatihan ini untuk pekerja yang bertugas dibidang

kerja baru atau belum berpengalaman dalam pekerjaannya;

3. Pengembangan, yaitu pelatihan pengembangan kompetensi terkait dengan

rencana pengembangan pekerja seperti rencana rotasi, naik jabatan, dan

sebagainya.

Dalam penelitian ini, penulis memfokuskan pengkategorisasian pelatihan berdasarkan

tujuannya yaitu orientasi, keterampilan, dan pengembangan. Penulis memilih

pengkategorisasian pelatihan K3 berdasarkan tujuannya yang berasal dari beberapa standar

rekomendasi pelatihan di Universitas di Eropa, Asia, Australia, dan Amerika. Selain itu,

penulis juga menambahkan pelatihan K3 yang berasal dari OSHA Laboratory Safety

Guidance, OSHA Training General Industry, regulasi-regulasi nasional sebagai pelengkap

rekomendasi pelatihan K3 yang disesuaikan dengan kebutuhan di Laboratorium FKUI.

Sebagai saran tambahan dari penulis menyarankan kepada pihak manajemen laboratorium

untuk menambahkan pelatihan yang bersifat konseptual. Hal ini ditujukan agar pekerja

laboratorium lebih paham secara menyeluruh dan menerapkan perilaku selamat dan sehat

dalam pekerjaannya sehari-hari. Hal tersebut didasarkan pada fakta bahwa permasalahan yang

terdapat pada para Laboran bukanlah dari permasalahan keterampilan dan pengetahuan

Laboran tetapi disebabkan oleh perilaku dan kesadaran Laboran yang kurang dalam

melakukan pekerjaan secara selamat dan sehat. Oleh karena itu, dengan diberikannya

pelatihan yang bersifat konseptual maka harapannya dapat memberikan pemahaman yang

menyeluruh sehingga dapat menjawab permasalahan tersebut.

Gambaran analisis..., Alfina Kharisma Wibowo, FKM UI, 2014

Page 18: GAMBARAN ANALISIS KEBUTUHAN PELATIHAN …

Kesimpulan

Analisis Kebutuhan Pelatihan secara umum dilakukan melalui 3 tahap analisis, yaitu analisis

organisasi, analisis pekerjaan, dan analisis personal. Hasil dari penelitian ini dapat diambil

simpulan sebagai berikut:

1. Berdasarkan analisis organisasi yang telah penulis lakukan dapat disimpulkan bahwa

pihak Manajemen Laboratorium FKUI sudah mendukung pelaksanaan K3 meskipun

belum secara maksimal dan baru sebatas penyediaan APD dan SOP serta safety sign.

Pengawas bidang K3 dan anggaran K3 secara khusus belum semua Lab

menerapkannya, dikarenakan perbedaan potensi bahaya dan risiko di masing-masing

Lab. Lab yang memiliki tingkat bahaya dan risiko yang tinggi sudah memiliki

pengawas bidang K3 dan anggaran K3 secara khusus, sedangkan Lab yang memiliki

potensi bahaya yang rendah belum memilikinya.

2. Berdasarkan analisis tugas yang telah penulis lakukan di Laboratorium FKUI melalui

Job Task Analysis dan juga wawancara mendalam kepada Laboran didapatkan

beberapa aktivitas utama dari Laboran yaitu membantu praktikum mahasiswa,

maintenance rutin alat, dan membantu penelitian Dosen atau Departemen serta sudah

dapat menggambarkan jenis pelatihan yang dibutuhkan oleh Laboratorium FKUI.

3. Berdasarkan analisis personal yang telah penulis lakukan di Laboratorium FKUI

melalui wawancara mendalam dan juga observasi di Laboratorium menunjukkan

bahwa pengetahuan dan keterampilan Laboran akan bahaya dan risiko yang ada di

Laboratorium sudah cukup baik. Hal tersebut dikarenakan para Laboran dapat

menyebutkan dan menjelaskan potensi bahaya dan risiko apa saja yang terdapat di

Laboratorium, meskipun hal itu hanya sebatas yang berhubungan dengan alat, bahan,

dan pekerjaanya saja.

4. Berdasarkan ketiga analisis tersebut, penulis mendapatkan matriks pelatihan K3 bagi

Laboran di Laboratorium tiap Departemen yang terdapat di FKUI melalui kategorisasi

pelatihan. Selain itu, jenis pelatihan yang sesuai untuk Laboran berdasarkan materinya

adalah yang bersifat konseptual.

Saran

Gambaran analisis..., Alfina Kharisma Wibowo, FKM UI, 2014

Page 19: GAMBARAN ANALISIS KEBUTUHAN PELATIHAN …

1. Saran untuk Laboratorium FKUI

Terkait Organisasi

1. Tingkatkan dan pertahankan komitmen dan dukungan terhadap pelaksanaan

program K3 di Laboratorium khususnya pelatihan bagi Laboran untuk

meningkatkan kesadaran akan pentingnya penerapan nilai-nilai K3 di

Laboratorium.

2. Terapkan kebijakan K3 yang menyeluruh di setiap Laboratorium di FKUI agar

Laboran senantiasa berperilaku selamat dan sehat.

3. Lakukan perencanaan pelatihan K3 yang bersifat kontinu dan

berkesinambungan agar kedepannya didapatkan program pelatihan yang lebih

baik.

4. Lakukan kerjasama dengan pihak lain yang terkait dalam pelaksanaan

pelatihan K3 yang ada di Laboratorium agar berjalan dengan lebih efektif dan

efisien

5. Sediakan anggaran khusus untuk pelaksanaan program-program K3

6. Lakukan monitoring dan evaluasi menyeluruh terhadap pelaksanaan program

pelatihan K3 yang ada di Laboratorium FKUI untuk memperbaiki kekurangan

pada program-program sebelumnya.

Terkait Tugas

1. Perbaikan dan kelengkapan dari SOP yang ada di Laboratorium untuk

mempermudah pekerjaan yang ada di Laboratorium

2. Melengkapi JSA (Job Safety Analysis) dan HIRADC (Hazard Identification

Risk Assessment Determining Control) untuk setiap aktivitas kerja yang ada di

Laboratorium yang dikerjakan oleh Laboran setelah menerima pelatihan K3.

3. Melengkapi job description untuk tiap jabatan yang ada di Laboratorium.

Terkait Personal

1. Melengkapi data setiap pekerja Laboratorium yang meliputi catatan pelatihan,

tingkat pengetahuan dan kebutuhan pelatihan dari setiap Laboran agar data

tersebut dapat menjadi bahan evaluasi terhadap kondisi dan keadaan dari

Laboran.

Gambaran analisis..., Alfina Kharisma Wibowo, FKM UI, 2014

Page 20: GAMBARAN ANALISIS KEBUTUHAN PELATIHAN …

2. Saran untuk Peneliti Selanjutnya

Analisis kebutuhan pelatihan ini merupakan studi awalan dan masih bersifat K3 secara umum

untuk melihat kondisi terkini di Laboratorium FKUI. Selanjutnya, lebih baik jika dilakukan

penelitian yang lebih spesifik dari tiap jabatan ataupun tiap Departemen yang ada dan bisa

juga dilakukan untuk Laboratorium ataupun Laboran di Fakultas yang lain dikarenakan masih

sedikit penelitian yang membahas tentang kebutuhan pelatihan bagi Laboran.

Penulis juga menyadari metode yang dilakukan dalam penelitian ini masih belum sempurna,

sehingga selanjutnya dapat dilakukan observasi yang lebih detail dan juga wawancara dengan

banyak pihak terkait sehingga informasi yang didapat bisa lebih dalam.

Kepustakaan

Noe, Raymond A. (2002). Employee Training and Development (2nd

Edition). Singapore:

McGraw-Hill.

Vaughn, Robert H. (2010). The Professional Trainer: A Comprehensive Guide to Planning,

Delivering, and Evaluating Training Programs (Second Edition). Ohio: Berrett-Koehler

Publisher.

Wibowo, Adik. (2014). Metodologi Penelitian Praktis Bidang Kesehatan. Jakarta: Rajawali

Pers.

Zeigler, Kenneth. (2005). Getting Organized at Work: 24 Lessons for Setting Goals,

Establishing Priorities, and Managing Your Time. United States of America: McGraw-Hill

Companies, Inc.

Gambaran analisis..., Alfina Kharisma Wibowo, FKM UI, 2014