Top Banner
TUGAS PERIODONSIA 2 SEBUAH KASUS DENGAN PERAWATAN SECARA INTERDISIPLINER DALAM BIDANG ILMU KEDOKTERAN/KEDOKTERAN GIGI “PERIODONTITIS DAN KERUSAKAN TULANG GIGI ANTERIOR MAKSILA KARENA PEMAKAIAN KARET ORTHODONTIK” DISUSUN OLEH: Gabriela Maretta 04121004063 DOSEN PEMBIMBING: drg. Nur Adiba Hanum, M.Kes
9

Gabriela Maretta 04121004063 Tugas Pendekatan Interdisipliner PSPDG Unsri 2012

Oct 01, 2015

Download

Documents

perio
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

TUGAS PERIODONSIA 2

SEBUAH KASUS DENGAN PERAWATAN SECARA INTERDISIPLINER DALAM BIDANG ILMU KEDOKTERAN/KEDOKTERAN GIGI

PERIODONTITIS DAN KERUSAKAN TULANG GIGI ANTERIOR MAKSILA KARENA PEMAKAIAN KARET ORTHODONTIK

DISUSUN OLEH:Gabriela Maretta04121004063

DOSEN PEMBIMBING:drg. Nur Adiba Hanum, M.Kes

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGIFAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS SRIWIJAYA2014

PENATALAKSAAN KASUS PERIODONTITIS DAN KERUSAKAN TULANG GIGI ANTERIOR MAKSILA KARENA PEMAKAIAN KARET ORTHODONTIK

KasusSeorang anak perempuan datang ke dokter gigi mengeluhkan gigi 11 nya goyang, berdarah ketika menyikat gigi, terasa sakit, serta gusi disekitar gigi yang bengkak sejak 4 bulan yang lalu. Pasien pernah dirawat ortodontik oleh dokter gigi umum untuk menutup diastema di antara gigi 11 dan gigi 21 nya selama 6 bulan pada setahun yang lalu.

Pemeriksaan KlinisPada pemeriksaan klinis, diketahui terdapat abses berisi pus pada gigi 11 tersebut, mobilitas derajat 3, tes perkusi nya positif, serta poket periodontal di setiap sisi gigi sedalam 10 mm, tes vitalitas menunjukkan gigi masih vital. Gingiva pada gigi 11 terlihat merah, bengkak, lunak, papilla interdental yang membesar.

Gambar 1. Gambaran klinis gigi 11 pasien sebelum dilakukan perawatan.

Pemeriksaan RadiografiPada pemeriksaan radiografi sebelum perawatan, terlihat kerusakan tulang vertikal yang parah di sekitar gigi 11 pasien tersebut dan perbedaan densitas tulang alveolarnya. Poket yang dalam pada gigi 11 tersebut dapat dikarenakan adanya benda asing atau karena trauma.Prognosis gigi 11 pasien ini tergolong buruk karena parahnya kerusakan jaringan periodontal yang terjadi (Kerusakan tulang vertikal yang parah, inflamasi yang parah, mobilitas derajat 3).

Gambar 2. Foto Radiografi gigi 11 pasien sebelum dilakukan perawatan.

PerawatanSetelah merencanakan perawatan dan menginformasikan perawatan yang akan dilakukan pada orang tua pasien, setelah orang tua dan pasien setuju maka perawatan bedah periodontal dilakukan. Dibawah pengaruh anastesi lokal, dokter gigi membuat insisi horizontal servikuler pada permukaan labial dan palatal gigi 11 dan diperluas hingga gigi yang bersebelahan untuk memperoleh area akses ke gigi 11. Full thickness flap dan diseksi tumpul dilakukan.Setelah daerah operasi terlihat, kerusakan periodontal yang parah pada bagian mesial, distal, labial, dan palatal diketahui karena terdapat benda asing pada bagian akar gigi 11 yaitu karet ortodontik. Kemudian daerah operasi serta karet ortodontik diobservasi untuk kemudian di potong dan dikeluarkan.

Gambar 3. Karet ortodonti yang dipotong dan dikeluarkan.

Gambar 4. Karet ortodonti terlihat pada area operasi.

Jaringan granulasi pada daerah operasi di kuret, kemudian dilakukan scalling dan root planning. Permukaan akar diberikan hidrogen peroksida dan tetrasiklin.

Gambar 5. Area operasi setelah dibersihkan.

Kemudian dokter gigi melakukan bone graft yang dicampur dengan tetrasiklin yang dimasukkan ke dalam tulang dan ditutup dengan membran bilayer yang dapat diresorpsi tubuh untuk merangsang regenerasi dari tulang alveolar yang rusak.Flap dijahit kembali menggunakan material black-silk yang tidak dapat di resorbsi tubuh lalu gigi 11 dan gigi-gigi yang bersebelahan di splinting pada bagian lingualnya menggunakan kawat berukuran 0,16 0,22 inches.

Gambar 6. Flap yang telah dijahit kembali.

Gambar 7. Gigi 11 yang displinting dengan gigi yang bersebelahan dari bagian lingual, 2 bulan setelah bedah.

Setelah dilakukan bedah, dokter gigi meresepkan amoksilin 500 mg setiap 8 jam untuk 7 hari, ibuprofen 200 mg setiap 6 jam dan mouth wash chlorohexidine.Pasien diminta datang kembali setelah 2 minggu pasca bedah untuk membuka jahitan dan pasien diminta untuk kontrol sampai 6 bulan pasca operasi.Profilaksis dilakukan setiap pasien datang kunjungan dan diinsturksikan untuk menjaga oral hygiene.Setelah 6 bulan pasca bedah, pemeriksaan klinis dilakukan kembali: gigi 11 tersebut sudah stabil, inflamasi berkurang, kemerahan hilang, kedalaman poket berkurang, pendarahan ketika probing berkurang, kondisi gingiva sudah jauh membaik meskipun gigi 11 pasien masih mengalami malposisi. Pada foto radiografi terlihat tulang alveolar sudah mengalami perbaikan.

Gambar 8. Gambaran klinis 2 bulan pasca bedah.Pasien dirujuk ke dokter spesialis ortodonti untuk dirawat ortodonti terbatas agar gigi 11 nya berada pada posisi yang benar. Pasien diminta melakukan kunjungan rutin setiap 3 bulan hingga akhirnya didapatkan hubungan yang baik antara gigi 11 dan 21 pasien setelah perawatan ortodonti selama 1 tahun setelah bedah periodontal. Kemudian perawatan ortodonti komprehensif dilakukan untuk 2 tahun. Pada kasus ini, perawatan periodontitis dengan kerusakan tulang dan malposisi gigi insisif sentral pasien hanya dapat dirawat dengan interdisipliner yaitu kerjasama tindakan bedah periodontal dengan perawatan ortodontik.

Gambar 9. pasca perawatan, gambaran klinis dari bagian labial. 1 tahun setelah bedah, pasca perawatan bedah ortodonti terbatas.

Gambar 10. Foto radiografi pasca perawatan.