Top Banner

of 48

G13ipu

Oct 16, 2015

Download

Documents

dsgvaf
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • UJI ORIENTASI ARAH PENEMPATAN SENSOR TUBE

    SOLARIMETER TERHADAP PENGUKURAN KOEFISIEN

    TRANSMISI PADA PERTANAMAN JAGUNG MANIS

    IKA PURNAMASARI

    DEPARTEMEN GEOFISIKA DAN METEOROLOGI

    FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

    INSTITUT PERTANIAN BOGOR

    BOGOR

    2013

  • PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

    SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

    Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Uji Orientasi Arah

    Penempatan Sensor Tube Solarimeter terhadap Pengukuran Koefisien Transmisi

    pada Pertanaman Jagung Manis adalah benar karya saya dengan arahan dari

    komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan

    tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang

    diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks

    dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

    Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

    Pertanian Bogor.

    Bogor, Oktober 2013

    Ika Purnamasari

    NIM G24090038

  • ABSTRAK

    IKA PURNAMASARI. Uji Orientasi Arah Penempatan Sensor Tube Solarimeter

    terhadap Pengukuran Koefisien Transmisi pada Pertanaman Jagung Manis.

    Dibimbing oleh IMPRON dan BREGAS BUDIANTO.

    Radiasi yang terbaca di bawah tajuk merupakan fungsi sudut datang

    matahari dan karakter tajuk tanaman. Arah penempatan alat ukur yang tidak tepat

    berpotensi membiaskan hasil pengukuran. Orientasi alat ukur radiasi transmisi

    yang berbeda di bawah tajuk tanaman jagung manis (Zea mays saccharata Sturt.)

    perlu diuji coba. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penempatan

    solarimeter yang tepat, menerangkan karakter transmisi radiasi di bawah tajuk

    dan koefisien pemadaman tajuk tanaman jagung manis dalam berbagai perlakuan

    arah baris dan jarak tanam. Penelitian dilakukan pada bulan Maret hingga Juni

    2013 berlokasi di Dramaga, Bogor, Jawa Barat pada ketinggian 240 meter diatas

    permukaan laut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa respon sensor semakin

    seragam dengan bertambahnya indeks luas daun. Sensor yang ditempatan dengan

    posisi diagonal mampu menghasilkan nilai transmitansi yang konsisten terhadap

    arah sudut datang matahari berbeda pada semua perlakuan. Radiasi yang

    ditransmisikan tanaman jagung manis menurun dengan peningkatan indeks luas

    daun dan konstan pada nilai 0.6 setelah indeks luas daun (ILD) melebihi 1. Nilai

    koefisien pemadaman tajuk (k) berbanding terbalik dengan nilai indeks luas daun

    dan konstan pada rataan nilai 0.3 setelah ILD mencapai 1. Nilai k perlakuan Utara

    Selatan rapat 13% lebih besar dari perlakuan lainnya yang mengindikasikan

    intersepsi radiasi lebih optimal.

    Kata kunci: orientasi sensor tube solarimeter, transmisi radiasi, koefisien

    pemadaman tajuk, jagung manis.

  • ABSTRACT

    IKA PURNAMASARI. Examination of tube solarimeter Orientation on

    Radiation Transmisivity of Sweet Corn canopy. Supervised by IMPRON and

    BREGAS BUDIANTO.

    Radiation under canopy is a function of solar angel and characteristic of canopy

    structure. The placement of improper sensor could potentially make measurement

    error. This study aimed to evaluate the proper placement of tube solarimeter, to

    describe radiation transmission characteristics under the canopy and canopy

    extinction coefficient of sweet corn plants in a variety treatments of planting

    direction and spacing. The study was conducted from March to June 2013 in

    Dramaga, Bogor, West Java at an altitude of 240 meters above sea level. The

    sensor have more uniform responses with increasing leaf area index. Sensors

    placed in a diagonal position can show consistent transmittance values on the

    different sun angle in all treatments. Transmisivity of sweet corn decreased with

    increasing leaf area index and reached a constant value at 0.6 after the leaf area

    index ( LAI ) exceeds 1. Canopy extinction coefficient ( k ) was constant at 0.3

    after leaf area index reaching 1. Extinction coefficient of South North treatment

    13 % greater than other treatments indicating more optimal radiation

    interception.

    Keywords : orientation of tube solarimeter sensor, radiation transmission,

    transmisivity, canopy extinction coefficient, sweet corn .

  • Skripsi

    sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

    Sarjana Sains

    pada

    Departemen Geofisika dan Meteorologi

    UJI ORIENTASI ARAH PENEMPATAN SENSOR TUBE

    SOLARIMETER TERHADAP PENGUKURAN KOEFISIEN

    TRANSMISI PADA PERTANAMAN JAGUNG MANIS

    IKA PURNAMASARI

    DEPARTEMEN GEOFISIKA DAN METEOROLOGI

    FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

    INSTITUT PERTANIAN BOGOR

    BOGOR

    2013

  • Judul Skripsi: Uji Orientasi Arah Penempatan Sensor Tube Solarimeter terhadap Pengukuran Koefisien Transmisi pada Pelianaman Jagung Manis

    Nama : Ika Purnamasari NIM : G24090038

    Disetujui oleh

    Dr Ir Impron, MScAgr Budianto. AssD

    Pembimbing I bimbing Ii

    Ketua Departemen

    11 DEC 2013TanggaJ Lulus :

  • Judul Skripsi : Uji Orientasi Arah Penempatan Sensor Tube Solarimeter terhadap

    Pengukuran Koefisien Transmisi pada Pertanaman Jagung Manis

    Nama : Ika Purnamasari

    NIM : G24090038

    Disetujui oleh

    Dr Ir Impron, MScAgr

    Pembimbing I

    Ir Bregas Budianto, AssDpl

    Pembimbing II

    Diketahui oleh

    Dr Ir Tania June, MSc

    Ketua Departemen

    Tanggal Lulus:

  • PRAKATA

    Syukur alhamdulillah penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala

    rahmat dan karunia-Nya sehingga karya ilmiah dengan judul Uji Orientasi Arah

    Penempatan Sensor Tube Solarimeter terhadap Pengukuran Koefisien Transmisi

    pada Pertanaman Jagung Manis, dapat diselesaikan.

    Karya tulis ini dalam penyelesainnya tidak lepas dari bantuan berbagai

    pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang

    telah mendukung dan membantu penyelesaian tugas ini, yaitu:

    1. Mamah, papah, dede, pak kolot, imih, ema dan bibi yang telah memberikan dukungan berupa doa dan pengertian kepada penulis.

    2. Bapak Dr Ir Impron, MScAgr dan Bapak Ir Bregas Budianto, AssDpl selaku dosen pembimbing dan juga Bapak Drs Bambang Dwi Dasanto,

    MS selaku dosen akademik atas ilmu, waktu, kesabaran, saran, dan

    bimbingan selama menyelesaikan karya tulis ini.

    3. Ibu Dr Ir Tania June, MSc selaku ketua Departmen Geofisika dan Meteorologi.

    4. Staf pengajar dan pegawai Departemen Geofisika dan Meteorologi atas ilmu dan pelayanan yang diberikan.

    5. Keluarga satu bimbingan ( Ijal, Nowa, Ian, Enda) dan keluarga bengkel (Dunka, Dodik, Ervan, Umar) yang memberi bantuan, dukungan dan

    saran.

    6. Sahabat-sahabat terbaik (Hifdy, Ami, Hanifah, Alin, Silvi, Meilita, Sitti Khadijah, Zulmi, Desi, Tommy, Tsabat Arsy, Tim satu lingkaran) yang

    selalu memberikan dukungan dan semangat.

    7. Ka Adi Mulyana, Taufik Yulianto, dan Iput Pradiko atas bantuan dan bimbingan dalam pengolahan data.

    8. Teman-teman GFM 46, Asrama Putri Darmaga dan semua pihak yang telah membantu proses penelitian dan penyusunan karya ilmiah ini.

    Semoga karya ilmiah ini bermanfaat dan memberi nilai tambah bagi

    perkembangan ilmu pengetahuan.

    Bogor, Oktober 2013

    Ika Purnamasari

  • DAFTAR ISI

    DAFTAR TABEL vi

    DAFTAR GAMBAR vi

    DAFTAR LAMPIRAN vi

    PENDAHULUAN 1

    Latar Belakang 1

    Tujuan Penelitian 1

    METODE 2

    Waktu dan Tempat Penelitian 2

    Bahan dan Alat 2

    Prosedur Penelitian 2

    HASIL DAN PEMBAHASAN 6

    Kurva Kalibrasi Tube Solarimeter 6

    Evaluasi Orientasi Penempatan Sensor 7

    Evaluasi Sensor Berdasarkan Nilai Radiasi yang Masuk 8

    Evaluasi Sensor Berdasarkan Sudut Datang Radiasi 11

    Perubahan Transmisi Radiasi 18

    Koefisien Transmisi Radiasi 19

    Koefisien Pemadaman Tajuk 19

    SIMPULAN DAN SARAN 21

    Simpulan 21

    Saran 21

    DAFTAR PUSTAKA 21

    LAMPIRAN 24

    RIWAYAT HIDUP 35

  • DAFTAR GAMBAR

    1 Lokasi percobaan lapang 2 2 Ilustrasi arah baris dan jarak tanam 3 3 Ilustrasi posisi solarimeter di bawah tajuk P (sejajar arah baris), L

    (tegak lurus arah baris) dan D (diagonal dalam baris) 4

    4 Kalibrasi alat tube solarimeter dengan panjang berbeda 80 cm (a) 73 cm (b) dan 70 cm (c) 6

    5 Sebaran data Io (radiasi di atas tajuk) dan transmitansi (T) semua perlakuan. Sensor P (sejajar arah baris), L (tegak lurus arah baris) dan

    D (diagonal dalam baris) 7 6 Sebaran data koefisien transmisi (T) terkoreksi ( ) dan tidak

    terkoreksi ( ) seluruh pengukuran 8 7 Respon koefisien transmitansi (T) sensor sejajar arah baris P (......),

    tegak lurus arah baris L ( - -) dan diagonal D ( ) terhadap radiasi di atas tajuk (Io) pada perlakuan Barat Timur Rapat (a) dan Barat

    Timur Renggang (b) 9 8 Respon koefisien transmitansi (T) sensor sejajar arah baris P (.......),

    tegak lurus arah baris L ( - -) dan diagonal D ( ) terhadap radiasi di atas tajuk (Io) pada perlakuan Utara Selatan Rapat (a) dan Utara

    Selatan Renggang (b) 10 9 Rataan koefisien transmisi (T) sensor sejajar arah baris P (.......), tegak

    lurus arah baris L ( ) dan diagonal D( ) terhadap radiasi di atas tajuk (Io). Perlakuan Barat Timur rapat Sudut datang radiasi tinggi

    ILD rendah (a1), ILD sedang (a2), ILD maksimum (a3) dan Sudut

    datang radiasi rendah ILD rendah (b1), ILD sedang (b2) serta ILD

    maksimum (b3) 12 10 Rataan koefisien transmisi (T) sensor sejajar arah baris P (.......),

    tegak lurus arah baris L ( ) dan diagonal D( ) terhadap radiasi di atas tajuk (Io). Perlakuan Barat Timur renggang Sudut datang

    radiasi tinggi ILD rendah (a1), ILD sedang (a2), ILD maksimum (a3)

    dan Sudut datang radiasi rendah ILD rendah (b1), ILD sedang (b2)

    serta ILD maksimum (b3) 13 11 Rataan koefisien transmisi (T) sensor sejajar arah baris P (.......),

    tegak lurus arah baris L ( ) dan diagonal D ( ) terhadap radiasi di atas tajuk (Io). Perlakuan Utara Selatan rapat Sudut datang radiasi

    tinggi ILD rendah (a1), ILD sedang (a2), ILD maksimum (a3) dan

    Sudut datang radiasi rendah ILD rendah (b1), ILD sedang (b2) dan

    ILD maksimum (b3) 15 12 Rataan koefisien transmisi (T) sensor sejajar arah baris P (.......),

    tegak lurus arah baris L ( ) dan diagonal D ( ) terhadap radiasi di atas tajuk (Io). Perlakuan Utara Selatan renggang Sudut datang

    radiasi tinggi ILD rendah (a1), ILD sedang (a2), ILD maksimum (a3)

    dan Sudut datang radiasi rendah ILD rendah (b1), ILD sedang (b2) dan

    ILD maksimum (b3) 16 13 Hubungan radiasi di atas tajuk (Io) dengan radiasi transmisi di bawah

    tajuk (I) saat ILD 0.1 ( ), ILD 0.2 (- - - -), ILD 1.3 (), ILD 1.4 ( ) dan ILD 1.6 ( ) 18

  • 14 Hubungan Koefisien transmisi (T) terhadap indeks luas daun (ILD) perlakuan Barat Timur rapat ( ), Barat Timur renggang ( ) , Utara Selatan rapat ( ) dan Utara Selatan renggang ( - - - ) 19

    15 Hubungan Koefisien pemadaman tajuk (k) terhadap indeks luas daun (LAI) tanaman jagung perlakuan Barat Timur rapat ( ), Barat Timur renggang ( ) , Utara Selatan rapat ( ) dan Utara Selatan renggang ( - - - - ) 20

    DAFTAR LAMPIRAN

    1 Koefisien transmisi perlakuan Barat Timur rapat 24 2 Koefisien transmisi perlakuan Barat Timur renggang 26 3 Koefisien transmisi perlakuan Utara Selatan rapat 28 4 Koefisien transmisi perlakuan Utara Selatan renggang 30 5 Koefisien pemadaman tajuk (k) dan indeks luas daun 32 6 Kalibrasi tube solarimeter di luar ruangan (a) dan di dalam ruangan

    (b) 33

    7 Penempatan sensor tube solarimeter di atas tajuk (a) di bawah tajuk (b) serta pengukuran transmisis radiasi saat tanaman berusia 4 minggu

    (c) 34

  • PENDAHULUAN

    Latar Belakang

    Pengukuran radiasi pada tajuk tanaman menjadi hal yang penting dalam

    menduga intersepsi dan penggunaan radiasi matahari oleh tanaman. Penempatan

    alat ukur yang tidak tepat berpotensi membiaskan hasil pengukuran. Alat ukur

    pada tajuk membaca radiasi yang merupakan fungsi sudut datang matahari

    (Wenge et al. 1997) dan karakter tajuk tanaman (Hardy et al. 2004). Penempatan

    alat ukur solarimeter pada tajuk tanaman jagung manis (Zea mays saccharata

    Sturt.) dengan posisi berbeda perlu diuji coba.

    Pemilihan tanaman dalam menguji transmisi radiasi pada berbagai posisi

    sensor dipertimbangkan berdasarkan perlunya pengembangan dalam teknik

    budidaya jagung manis. Hal ini berkaitan dengan kebutuhan masyarakat serta

    nilai ekonominya. Menurut ketua kelompok tani jagung manis Bogor, Ibrahim

    Ronny Kusnadi permintaan jagung manis di Bogor tidak kurang dari 20 ton/hari

    (Surabayapost 2013).

    Penempatan solarimeter dilakukan dengan posisi sejajar dalam baris, tegak

    lurus arah baris, dan diagonal. Pengukuran dengan posisi diagonal pada ruang

    baris merupakan metode yang sering dilakukan di Indonesia dengan asumsi

    bahwa sensor dapat mewakili transmisi radiasi pada semua area tajuk. Sauer et

    al. (2007) menggunakan metode diagonal untuk mengukur transmisi radiasi di

    bawah tajuk tanaman kedelai. Pengukuran transmisi radiasi di bawah tajuk

    jagung dengan posisi tegak lurus terhadap arah baris dilakukan dalam penelitian

    Tsubo et al. ( 2001).

    Penelitian ini bertujuan untuk menguji respon alat terhadap kerapatan

    tanaman dan arah sudut datang matahari. Sehingga diharapkan penelitian ini

    dapat menghasilkan metode penempatan solarimeter yang tepat dalam mengukur

    transmisi radiasi di bawah tajuk tanaman jagung dan dapat menerangkan karakter

    transmisi radiasi tajuk serta koefisien pemadaman tajuk untuk mengembangkan

    teknik budidaya jagung manis terbaik kedepan.

    Tujuan Penelitian

    Penelitian ini bertujuan mengevaluasi penempatan solarimeter yang tepat

    berdasarkan nilai transmitansi dan menerangkan karakter transmisi radiasi di

    bawah tajuk serta koefisien pemadaman tajuk dalam perlakuan arah baris dan

    jarak tanam.

  • 2

    METODE

    Waktu dan Tempat Penelitian

    Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Juni 2013. Persiapan

    alat dilakukan di Laboratorium Instrumentasi Meteorologi Departemen Geofisika

    dan Meteorologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam IPB pada

    bulan Maret 2013. Pecobaan lapangan dimulai tanggal 28 Maret 2013 di Lahan

    Percobaan Cikabayan, Darmaga, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat pada

    koordinat lintang 6o3310.8 LS dan 106o4257.6 BT dengan elevasi 240 meter

    dari permukaan laut. Waktu pengamatan dan pengambilan data pada tanggal 25

    April hingga 16 Juni 2013.

    Gambar 1 Lokasi percobaan lapang

    Bahan dan Alat

    Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih jagung manis

    varietas SD3 IPB, pupuk kandang 3.75 ton/ha, pupuk urea 350 kg/ha, pupuk SP-

    36 150 kg/ha, KCL 100 kg/ha, furadan, pestisida, dan kapur pertanian. Alat yang

    digunakan adalah tube solarimeter, solarimeter standar, digital voltmeter DT 830

    B, kamera digital, alat pengolah tanah, timbangan digital, PVC penyangga alat,

    penggaris, alat tulis, seperangkat komputer dengan perangkat lunak MS. Excel,

    Photoshop CS4, dan GetPixel.

    Prosedur Penelitian

    Penelitian ini dilaksanakan dengan beberapa tahapan, yaitu persiapan

    (pembuatan rangkaian alat dan kalibrasi alat), pengolahan lahan, penanaman,

    pemasangan alat, pemeliharaan, pengamatan, pengambilan data, pengolahan

    data, dan analisis data.

  • 3

    Rangkaian Alat Tube Solarimeter

    Alat dirangkai dari 18 komponen dioda silikon yang disusun paralel pada

    lempeng tembaga tipis plat circuit board (PCB). Penggunaan PCB sebagai

    sensor pertama kali dikembangkan oleh Green dan Deuchar (1984). Sensor

    berjumlah 13 buah diantaranya 7 sensor berukuran panjang 80 cm, 4 sensor 70

    cm, dan dua buah sensor berukuran 73 cm. Lebar sensor seragam yaitu 2.5 cm.

    Kalibrasi Tube Solarimeter

    Kalibrasi alat dilakukan pada tanggal 22 April 2013 pukul 16.20-18.00

    WIB di ruangan Laboratorium Instrumentasi dan pada Tanggal 23 April 2013

    pukul 08.00-11.30 WIB di atas Gedung FMIPA IPB lantai 4. Data kalibrasi

    digunakan untuk membandingkan setiap alat dengan input radiasi yang sama.

    Pengolahan Lahan

    Pengolahan media tanam terdiri dari pembersihan lahan dari gulma,

    pengolahan, pembuatan bedengan 5m x 4m, pemberian pupuk kandang 7.5

    kg/petak dan pemberian kapur pertanian 1 kg/petak untuk menetralkan pH tanah.

    Penanaman

    Gambar 2 Ilustrasi arah baris dan jarak tanam

    ooooooooooooooo ooooooooooooooo ooooooooooooooo ooooooooooooooo ooooooooooooooo ooooooooooooooo ooooooooooooooo oooooooooooooooo oooooooooooooooo o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o

    o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o

    o o o o o o

    o o o o o o

    o o o o o o

    o o o o o o

    o o o o o o

    o o o o o o

    o o o o o o

    0

    o o o o o o

    o o o o o o

    o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o

    Barat-Timur

    Utara-Selatan

    (a)

    (b)

    U

    (a)

    (b)

    20c

    m

    40cm

    70cm

    40cm

    Barat Timur Utara Selatan

    70cm

    70cm

  • 4

    Jarak tanam antar tanaman dalam baris adalah 20 cm dan 40 cm. Sedangkan

    jarak antar baris adalah 70 cm. Benih ditanam sebanyak satu benih per lubang

    tanam pada jarak tanam rapat dan dua benih perlubang pada jarak renggang.

    Metode ini digunakan berdasarkan teknik budidaya yang disarankan Balai Besar

    Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian (2008). Penanaman

    dilakukan dengan ditugal sedalam kurang lebih 3 cm.

    Pemasangan Alat

    Tube solarimeter ditempatkan pada dua ketinggian berbeda di atas tajuk

    dan di bawah tajuk. Satu solarimeter dipasang di atas tajuk pada ketinggian 2

    meter dengan arah Utara-Selatan.

    Gambar 3 Ilustrasi posisi solarimeter di bawah tajuk P (sejajar arah baris), L

    (tegak lurus arah baris) dan D (diagonal dalam baris)

    Pemasangan solarimeter di bawah tajuk dipasang dengan tiga posisi berbeda

    yaitu sejajar arah baris (P), tegak lurus arah baris (L), dan diagonal (D).

    Solarimeter ditempatkan pada ketinggian 10 cm di atas permuakaan tanah sesuai

    yang dilakukan oleh Jagtap et al. (1998).

    Pemeliharaan

    Pemeliharaan terdiri dari penyiangan pada 5, 14, dan 30 hari setelah tanam

    (HST), pemupukan (8, 30, dan 54 HST), penyiraman (dua hari sekali),

    penyulaman, pembumbunan (30 HST), dan pengendalian hama penyakit pada 6

    minggu setelah tanam (MST).

    Pengamatan dan Pengambilan Data

    Parameter yang diukur adalah radiasi di atas tajuk, radiasi di bawah tajuk

    dan luas daun. Radiasi surya diukur per jam sebanyak tiga kali dalam seminggu

    dari pukul 09.00 sampai 15.00 WIB. Data radiasi dan luas daun diambil mulai 4

    MST hingga 11 MST.

  • 5

    Analisis Data

    1. Indeks luas daun (ILD) Indeks luas daun merupakan nisbah luas daun terhadap luas tanah di

    bawah tajuk yang dirumuskan dengan:

    ILD=

    Nilai ILD dihitung dengan perangkat lunak GetPixel yang dikembangkan

    oleh Adi Mulyana (2013). Daun diperoleh dari sampel destruktif dua

    tanaman contoh per minggu. Metode sampel digunakan untuk

    menghasilkan gambar daun dalam file *.jpg yang selanjutnya diolah

    dengan Photoshop CS4 untuk memperkecil ukuran dan mengkontraskan

    gambar. Data hasil olahan GetPixel dikoreksi dengan metode gravimetri.

    2. Evaluasi posisi sensor Posisis sensor terbaik dianalisis berdasarkan nilai transmitansi () yang dihasilkan oleh sensor. Evalusi sensor dilakukan berdasarkan kesalahan

    data hasil pengukuran dan kekonsistenan data pada berbagai sudut datang

    radiasi.

    3. Koefisien transmisi Koefisien transmisi radiasi diukur menggunakan tube solarimeter di

    bawah tajuk yang dihubungkan dengan digital voltmeter. Koefisien

    transmisis dirumuskan dengan persamaan:

    =

    Keterangan :

    : koefisien transmisi Io : radias yang diukur di atas tajuk (Wm

    -2)

    I : radiasi ditransmisikan tanaman di bawah tajuk (Wm-2

    )

    4. Koefisien pemadaman tajuk

    Koefisien pemadaman tajuk (k) diturunkan dari Hukum Beer mengikuti

    persamaan berikut (Monsi dan Saeki 1953; Hirose 2005):

    I= Io e k ILD

    k = {ln(Io/I)}/ILD

    Keterangan :

    K : koefisien pemadaman tajuk

    Io : radias yang diukur di atas tajuk (Wm-2

    )

    I : radiasi ditransmisikan tanaman di bawah tajuk (Wm-2

    )

    ILD : indeks luas daun

  • 6

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    Kurva Kalibrasi Tube Solarimeter

    Kalibrasi tube solarimeter dilakukan dengan membandingkan hasil

    pengukuran sensor solarimeter dengan dome solarimeter (solarimeter standar).

    (a) (b)

    (c)

    Gambar 4 Kalibrasi alat tube solarimeter dengan panjang berbeda 80 cm (a) 73

    cm (b) dan 70 cm (c)

    Gambar 4 menyajikan hasil kalibrasi solarimeter yang digunakan untuk

    pengukuran radiasi di atas dan di bawah tajuk. Berdasarkan hasil kalibrasi,

    karakter sensor hampir seragam dengan selang kepercayaan lebih dari 90%.

    Keseragaman sensor menjadikan hasil pengukuran lebih terpercaya dan dapat

  • 7

    diperbandingkan. Tingkat kepercayaan sensor meningkat dengan bertambahan

    luas bidang sensor.

    Evaluasi Orientasi Penempatan Sensor

    Evaluasi sensor secara umum berdasarkan nilai koefisien transmisi

    (transmisivitas) yang dibaca oleh sensor. Koefisien transmisi merupakan rasio

    radiasi surya yang ditransmisikan tanaman dengan radiasi yang datang di atas

    tajuk (Rao 2008). Sensor di bawah tajuk membaca radiasi yang merupakan

    fungsi dari tajuk tanaman dan radiasi yang masuk pada permukaan tajuk. Kondisi

    tajuk dinyatakan dengan indeks luas daun. Sensor ditempatkan pada tiga posisi

    yaitu sejajar arah baris (P), tegak lurus arah baris (L) dan diagonal (D).

    Data transmisi radiasi memiliki tingkat keprcayaan yang tinggi saat

    radiasi di atas tajuk tinggi. Saat radiasi rendah, radiasi yang bekerja adalah

    radiasi baur sehingga pengukuran menjadi tidak tepat. Sebaran data transmisi

    radiasi sensor sejajar arah baris (P), tegak lurus arah baris (L) dan diagonal (D)

    pada semua pengukuran disajikan pada Gambar 4.

    Gambar 5 Sebaran data Io (radiasi di atas tajuk) dan transmitansi (T) semua

    perlakuan. Sensor P (sejajar arah baris), L (tegak lurus arah baris)

    dan D (diagonal dalam baris)

    Berdasarkan Gambar 5, terlihat bahwa koefisien transmisi () pada radiasi rendah cenderung banyak mengalami penyimpangan dengan nilai lebih dari satu. Nilai transmitansi seharusnya berada pada selang 0 saat tajuk sangat rapat hingga 1

    saat semua radiasi ditransmisikan tajuk.

  • 8

    Gambar 6 Sebaran data koefisien transmisi (T) terkoreksi ( ) dan tidak

    terkoreksi ( ) seluruh pengukuran

    Gambar 6 menyajikan Sebaran data hasil pengukuran koefisien transmisi

    selama pengukuran yang diurutkan dari transmisi terbesar untuk mengeliminasi

    hasil pengukuran yang salah. Batas maksimum transmisi adalah 1 saat transmisi

    sama dengan radiasi yang masuk sedangkan batas bawah adalah 0.3 saat kurva

    mulai membelok.

    Hasil pengukuran dengan sensor tube solarimeter memiliki error 15% .

    Hal ini karena pada saat tanaman berusia 4-5 MST waktu pengukuran radiasi atas

    dan bawah tajuk tidak tepat sama. Rataan tingkat kepercayaan sensor sejajar arah

    baris (P) adalah 88 %, tegak lurus arah baris (L) sebesar 86% dan diagonal arah

    baris (D) sebesar 81%. Performa rataan seluruh sensor sebesar 85% yang

    menunjukkan bahwa sensor berfungsi dengan baik.

    Evaluasi Sensor Berdasarkan Nilai Radiasi yang Masuk

    Respon sensor dianalisis pada perlakuan tanaman. Hasil pengukuran

    semua sensor terhadap koefisien transmisi pada perlakuan Barat Timur rapat dan

    renggang disajikan pada Gambar 6.

  • 9

    (a)

    (b)

    (b)

    Gambar 7 Respon koefisien transmitansi (T) sensor sejajar arah baris P (......),

    tegak lurus arah baris L( - -) dan diagonal D ( ) terhadap radiasi di atas tajuk (Io) pada perlakuan Barat Timur Rapat (a) dan Barat

    Timur Renggang (b)

    Berdasarkan Gambar 7, pada perlakuan jarak tanam rapat (7a) sensor diagonal

    merupakan sensor terbaik. Sedangkan pada jarak tanam renggang (7b) semua

    sensor dapat digunakan walaupun saat radiasi rendah. Gambar 7a dapat

    menginformasikan bahwa koefisien transmisi hasil pengukuran sensor tegak

    lurus arah tajuk (L) lebih tinggi saat radiasi rendah sedangkan hasil pengukuran

    sensor sejajar arah tajuk (P) lebih rendah.

  • 10

    (a)

    (b)

    Gambar 8 Respon koefisien transmitansi (T) sensor sejajar arah baris P (.......),

    tegak lurus arah baris L( - -) dan diagonal D ( ) terhadap radiasi di atas tajuk (Io) pada perlakuan Utara Selatan Rapat (a) dan Utara

    Selatan Renggang (b)

    Pada perlakuan Utara-Selatan, sensor diagonal merupakan sensor terbaik

    karena dapat mengukur transmitansi secara konsisten pada semua tingkat radiasi

    yang masuk. Pada perlakuan Utara Selatan rapat (Gambar 8a), respon semua

    sensor hampir sama tidak terpengaruh oleh tingkat intensitas radiasi. Performa

    sensor terbaik ditunjukkan oleh sensor sejajar dalam baris (P). Sedangkan pada

    jarak tanam renggang Gambar 8 (b), sensor diagonal (D) tidak sensitif terhadap

    intensitas radiasi yang masuk. Sensor sejajar arah tajuk (P) cenderung

    menghasilkan transmitansi yang lebih tinggi saat radiasi rendah dan sebaliknya

    transmitansi sensor tegak lurus arah tajuk (L) menurun.

  • 11

    Evaluasi Sensor Berdasarkan Sudut Datang Radiasi

    Ketepatan hasil ukur dan kekonsistenan data merupakan kriteria penting

    dalam pengukuran. Pengujian kekonsistenan data menjadi indikator dalam

    menentukan orientasi yang tepat dalam mengukur. Prinsip pengujian sensor

    dilakukan dengan memisahkan nilai koefisien transmisi berdasarkan sudut datang

    matahari pada kisaran indeks luas daun yang sama. Sudut datang matahari rendah

    pukul 9.00-10.00 dan 14.00-15.00 WIB (a) serta sudut datang tinggi pukul 11.00-

    13.00 WIB (b). Sedangkan Indeks luas daun dibedakan menjadi rendah 0.1-0.4

    (1), indeks luas daun (ILD) sedang 1.0 -1.4 (2) dan ILD maksimum 1.4-1.8 (3).

    Respon sensor diuji pada semua perlakuan baik Barat Timur rapat, Barat Timur

    renggang maupun Utara Selatan rapat dan renggang.

    Perlakuan Barat Timur Rapat

    Respon penempatan sensor pada perlakuan Barat Timur rapat ditunjukkan

    oleh Gambar 9. Pada perlakuan ini, secara umum menunjukkan bahwa sensor

    diagonal lebih konsisten dengan kisaran nilai koefisien transmisi yang tetap

    sepanjang pengukuran baik pada saat sudut datang matahari rendah maupun

    tinggi. Ditinjau dari kekonsistenan hasil pengukuran, setiap sensor memiliki

    karakter tertentu pada setiap perkembangan indeks luas daun. Koefisien transmisi

    yang terbaca sensor diagonal (D) tetap pada kisaran 0.8 saat ILD rendah dan 0.6

    saat ILD maksimum. Saat ILD rendah sensor sejajar arah baris (P) menghasilkan

    koefisien transmisi yang menurun 22% dengan penurunan sudut datang matahari.

    Sedangkan nilai sensor tegak lurus arah baris (L) mengalami peningkatan 4% terhadap penurunan sudut datang matahari.

    Nilai koefisien transmisi pada saat ILD sedang baik sensor diagonal

    maupun tegak lurus arah baris mengalami penurunan sebesar 11% dan 15 %

    terhadap penurunan sudut datang. Pada kondisi ILD tanaman sedang sensor

    sejajar arah baris konsisten pada rataan nilai 0.5 selama pengukuran. Namun nilai

    ini dianggap tidak representatif karena menurut Handoko et al. (2010) nilai

    transmisi radiasi berbanding terbalik dengan indeks luas daun. Pada perlakuan

    ini, nilai koefisien transmisi sensor sejajar arah baris pada ILD sedang 10% lebih

    rendah dibandingkan dengan saat ILD maksimum.

    Pada saat ILD maksimum, hasil pengukuran koefisein transmisi sensor

    tegak lurus arah baris dan sensor diagonal tetap terhadap penurunan sudut datang

    matahari. Namun nilai yang dihasilkan sensor sejajar arah baris (P) mengalami penurunan sebanyak 21%. Pada perlakuan Barat Timur rapat, karakter hasil

    pengukuran sensor sejajar arah baris (P) selalu lebih rendah dari nilai rataan sedangkan sensor tegak lurus arah baris cenderung lebih tinggi. Sensor diagonal

    konsisten pada semua kondisi tajuk kecuali pada saat ILD sedang nilai koefisien

    transmisi mengalami penurunan.

  • 12

    (a1)

    (b1)

    (a2) (b2)

    (a3) (b3)

    Gambar 9 Rataan koefisien transmisi (T) sensor sejajar arah baris P (.......), tegak

    lurus arah baris L( ) dan diagonal D( ) terhadap radiasi di atas tajuk (Io). Perlakuan Barat Timur rapat Sudut datang radiasi tinggi

    ILD rendah (a1), ILD sedang (a2), ILD maksimum (a3) dan Sudut

    datang radiasi rendah ILD rendah (b1), ILD sedang (b2) serta ILD

    maksimum (b3)

  • 13

    Perlakuan Barat Timur Renggang

    Hasil respon sensor sejajar arah baris (P) tegak lurus dalam baris (L) dan

    diagonal (D) pada pertanaman jagung manis perlakuan Barat Timur renggang

    disajikan pada Gambar 10.

    (a1) (b1)

    (a2) (b2)

    (a3) (a3)

    Gambar 10 Rataan koefisien transmisi (T) sensor sejajar arah baris P (.......),

    tegak lurus arah baris L( ) dan diagonal D( ) terhadap radiasi di atas tajuk (Io). Perlakuan Barat Timur renggang Sudut

    datang radiasi tinggi ILD rendah (a1), ILD sedang (a2), ILD

    maksimum (a3) dan Sudut datang radiasi rendah ILD rendah (b1),

    ILD sedang (b2) serta ILD maksimum (b3)

  • 14

    Berdasarkan Gambar 10, dapat dinyatakan bahwa respon sensor pada perlakuan

    Barat Timur renggang semakin seragam dengan bertambahnya nilai indeks luas

    daun. Terlihat dari garis kurva semakin berimpit. Kondisi ini terjadi karena saat

    indeks luas daun tinggi, alat lebih tertutupi tajuk sehingga pengaruh posisi sensor

    terhadap nilai koefisien transmisi yang terbaca alat semakin berkurang.

    Jika dibandingkan dengan jarak tanam rapat, keseragaman nilai antar sensor pada jarak tanam renggang lebih tinggi. Hal ini berkaitan dengan

    distribusi ruang kosong antar tanaman yang mempengaruhi perkembangan ILD.

    Pada jarak tanam renggang, daun lebih berkembang sehingga radiasi yang

    ditransmisikan berkurang. Hasil ini sejalan dengan pernyataan Harjadi (1984)

    dan Li et al. (2007) yang menyatakan bahwa jarak tanam mempengaruhi

    intersepsi radiasi surya oleh tanaman. Perbedaan indeks luas daun dalam hal ini

    mungkin disebabkan oleh perbedaan jarak tanam, namun jarak tanam tidak

    mempengaruhi pola hubungan ILD dengan radiasi yang diintersepsi tanaman

    (Handoko et al. 2010).

    Hasil pengukuran pada kondisi ILD rendah menunjukkan bahwa sensor

    diagonal dan tegak lurus dalam baris konsisten terhadap perubahan sudut jatuh

    radiasi pada rataan 0.8. Sedangkan nilai sensor sejajar arah baris menurun 17% dengan penurunan sudut jatuh matahari. Saat ILD sedang, sensor sejajar arah

    baris dan tegak lurus menghasilkan pengukuran yang seragam dan konsisten

    pada rataan nilai 0.6 dan 0.7. Namun pengukuran yang dihasilkan sensor diagonl

    berubah 11% terhadap penurunan sudut datang matahari. Selanjutnya setelah

    ILD mencapai maksimum hasil pengukuran semua sensor konstan dan konsisten

    pada nilai 0.6.

    Perlakuan Utara Selatan Rapat

    Pengaruh orientasi penempatan tube solarimeter pada perlakuan Utara

    Selatan rapat terdapat pada Gambar 11. Kecenderungan sensor pada perlakuan

    ini adalah pada ILD rendah, setiap sensor konsisten dengan pengukurannya

    masing-masing. Sensor diagonal menghasilkan nilai rataan 0.8, sensor tegak lurus 0.7 dan sejajar arah baris 0.6. Sensor diagonal memiliki nilai terbesar karena permukaan tube solarimeter yang terpapar radiasi langsung lebih luas.

    Koefisien transmisi terkecil terukur oleh sensor P yang berada persis di bawah

    tajuk. Namun demikian hasil pengukuran sensor diagonal lebih terpercaya karena

    kondisi tajuk yang masih kecil.

    Ketika ILD sedang dan maksimum koefisien transmisi berada pada

    kisaran 0.5. Saat ILD sedang pengukuran semua sensor konsisten kecuali sensor

    sejajar arah baris yang meningkat 13% ketika sudut datang matahari kurang dari

    60o. Sedangkan saat ILD maksimum, hasil pengukuran sensor tegak lurus

    menurun 20% dengan penurunan sudut datang radiasi.

    Jika dibandingkan dengan perlakuan Barat Timur, nilai 10% lebih kecil. Hal ini karena pada wilayah dekat ekuator penanaman dengan arah Utara selatan

    menjadikan intersepsi radiasi yang lebih tinggi sepanjang tahun (Mutsaers 1980).

    Pernayatan ini diperkuat oleh Akbar dan Khan (2002) mengenai Effect of Row

    Orientation on Yield and Yiel Componen of Maize yang mengatakan bahwa arah

    Utara selatan menghasilkan indeks luas daun yang lebih tinggi sehingga

    memungkinkan penyerapan radiasi yang lebih tinggi pula. Fenomena tersebut

  • 15

    berkaitan dengan penetrasi dan distribusi cahaya yang lebih merata pada kanopi

    tanaman (Santhersigaram dan Black 1968).

    (a1) (b1)

    (a2) (b2)

    (a3) (b3)

    Gambar 11 Rataan koefisien transmisi (T) sensor sejajar arah baris P (.......),

    tegak lurus arah baris L( ) dan diagonal D( ) terhadap radiasi di atas tajuk (Io). Perlakuan Utara Selatan rapat Sudut

    datang radiasi tinggi ILD rendah (a1), ILD sedang (a2), ILD

    maksimum (a3) dan Sudut datang radiasi rendah ILD rendah (b1),

    ILD sedang (b2) dan ILD maksimum (b3)

  • 16

    Perlakuan Utara Selatan Renggang

    Respon orientasi sensor pada perlakuan Barat Timur renggang memiliki

    karakter yang hampir sama dengan perlakuan rapat. Pada perkembangan ILD

    awal, pengukuran masing-masing sensor berbeda 10% dan konsiten dengan

    perubahan sudut datang matahari.

    (a1) (b1)

    (a2) (b2)

    (a3)

    (b3)

    Gambar 12 Rataan koefisien transmisi (T) sensor sejajar arah baris P (.......),

    tegak lurus arah baris L( ) dan diagonal D( ) terhadap radiasi di atas tajuk (Io). Perlakuan Utara Selatan renggang Sudut

    datang radiasi tinggi ILD rendah (a1), ILD sedang (a2), ILD

    maksimum (a3) dan Sudut datang radiasi rendah ILD rendah (b1),

    ILD sedang (b2) dan ILD maksimum (b3)

  • 17

    Sensor diagonal mengukur dengan rataan 0.8 seragam dengan pengukuran pada perlakuan rapat. Begitu pula dengan hasil sensor tegak lurus dan sejajar arah

    baris dengan rataan nilai 0.7 dan 0.6.

    Pengukuran masing-masing sensor pada ILD sedang lebih seragam saat

    sudut datang matahari tinggi. Nilai rataan sama yaitu 0.6. Sedangkan saat pagi dan sore hari ketika sudut datang radiasi rendah, pengukuran sensor diagonal

    bertambah 8% dan sensor tegak lurus berkurang 8%. Pada kondisi ILD

    maksimum, pola yang konsisten ditunjukkan oleh sensor sejajar arah baris.

    Sensor diagonal menghasilkan pengukuran 13% lebih tinggi saat sudut datang

    matahari tinggi. Hal ini berkaitan dengan kondisi tutupan tajuk yang tidak merata

    akibat serangan hama rayap sehingga proporsi radiasi yang diteruskan lebih

    banyak. Kondisi ini juga menjadikan rataan nilai yang terukur pada ILD maksimum 10% lebih tinggi dari kondisi ILD sedang.

    Berdasarkan nilai transmitan, posisi sensor diagonal dapat mewakili

    fungsi tajuk terhadap radiasi yang masuk dengan stabil tanpa dipengaruhi oleh

    sudut datang radiasi. Tingkat konsistensi sensor diagonal terhadap sudut datang

    matahari mencapai 67%. Sensor ini dapat bekerja optimal pada semua kondisi

    arah baris maupun jarak tanam yang berbeda. Hasil penelitian ini mendukung

    penelitian yang dilakukan oleh Mungai et al. (1997) yang menyatakan bahwa

    penempatan solarimeter dengan orientasi Utara Timur, Selatan Barat dan Barat

    Timur lebih tepat digunakan pada pertanaman.

  • 18

    Perubahan Transmisi Radiasi

    Transmisi radiasi tanaman jagung manis yang diterima setiap posisi

    sensor pada perlakuan arah baris tanam dan jarak tanam menggambarkan

    karakter yang berbeda. Menurut Hardy et al. (2004), transmisi radiasi bervariasi

    menurut ruang dan waktu, yang besarnya dipengaruhi oleh jenis tanaman, ukuran

    dan lokasi celah tajuk, dan sudut datang radiasi matahari. Wenge et al. (1997)

    menyatakan bahwa transmisi radiasi pada kanopi tanaman dipengaruhi oleh

    banyak faktor, meliputi sumber distribusi radiasi (radiasi langsung dan radiasi

    baur serta sifat spektral), struktur kanopi dan jenis tanaman, ukuran luas daun

    dan sudut datang matahari. Struktur kanopi dibedakan berdasarkan posisi, arah,

    ukuran, dan bentuk dari elemen-elemen vegetatif tanaman (Ross 1981).

    Distribusi dari radiasi secara optikal dipengaruhi pula oleh sruktur tajuk. Struktur

    tajuk ini berubah menurut skala waktu baik perdetik (karena angin, srtess air, dll)

    musiman (berupa perubahan fenologi, kondisi lingkungan) dan tahuanan berupa

    perubahan ekosistem (Weiss et al. 2004). Montheit (1972) menyatakan bahwa

    dalam komunitas tumbuhan akan terjadi transmisi dan refleksi yang besarnya

    tergantung pada sudut datang radiasi surya.

    Gambar 13 Hubungan radiasi di atas tajuk (Io) dengan radiasi transmisi di bawah

    tajuk (I) saat ILD 0.1 ( ), ILD 0.2 (- - - -), ILD 1.3 (), ILD 1.4 ( ) dan ILD 1.6 ( )

    Gambar 13 menyajikan transmisis radiasi pada pada tajuk renggang arah

    baris Barat-Timur. Hasil hubungan kurva sesuia dengan penelitian Handoko et

    al. (2004) yang menyatakan bahwa nilai tansmisi radiasi berubah dengan

    perubahan nilai indeks luas daun. Semakin besar ILD transmisi radiasai semakin

    kecil. Gradien masing-masing kurva regresi linier merupakan koefisien transmisi

    yang bernilai antara 0-1.

    0

    100

    200

    300

    400

    500

    600

    700

    800

    0 100 200 300 400 500 600 700 800

    I(W

    /m2)

    Io(W/m2)

  • 19

    Koefisien Transmisi Radiasi

    Monteith (1976) menyatakan bahwa cahaya yang menimpa daun dapat

    dipantulkan dan ditransmisikan. Nilai transmisi dan refleksi tergantung pada sifat

    daun yang dinyatakan dengan koefisien transmisi . Rosenberg (1997) menyatakan bahwa transmisi dipengaruhi oleh karakter kanopi yaitu luas daun,

    sudut daun, fitotaksis daun, jumlah daun, dan ukuran daun.

    Gambar 14 Hubungan Koefisien transmisi (T) terhadap indeks luas daun (ILD)

    perlakuan Barat Timur rapat ( ), Barat Timur renggang ( ), Utara Selatan rapat ( ) dan Utara Selatan renggang ( - - - )

    Gambar 14 menyajikan hubungan koefisien transmisi radiasi terhadap

    indeks luas daun. Koefisien transmisi () berbanding terbalik dengan indeks luas daun. Hal ini dikarenakan semakin tinggi ILD menunjukkan permukaan daun

    yang semakin luas sehingga kemampuan tajuk dalam meneruskan radiasi

    semakin berkurang. Nilai konstan setelah ILD melebihi 1. Koefisien transmisi rataan pertanaman jagung perlakuan Barat Timur rapat, Barat Timur renggang,

    Utara Selatan rapat dan Utara Selatan renggang berturut-turut adalah 0.6, 0.5,

    0.5, dan 0.6.

    Koefisien Pemadaman Tajuk

    Koefisien pemadaman tajuk dipengaruhi oleh sudut datang radiasi matahari

    dan sudut daun, sedangkan menurut Saeki (1960) nilai koefisien pemadaman

    tajuk (k) dipengaruhi oleh sifat optik daun, sudut daun, dan transmibilitas daun.

    Koefisien pemadaman tajuk berdasarkan hukum Beer berasumsi bahwa nilai k

    merupakan fungsi daun dengan distribusi sudut daun yang tersebar acak. Hasil

    pengukuran (Gambar 15) menunjukkan bahwa nilai k tanaman jagung manis

    berubah dengan berubahnya indeks luas daun. Nilai k menurun dengan

    peningkatan ILD sampai ILD 1.3 dan kemudian relatif konstan pada kisaran 0.3-

    0.0

    0.1

    0.2

    0.3

    0.4

    0.5

    0.6

    0.7

    0.8

    0.9

    1.0

    0.00 0.20 0.40 0.60 0.80 1.00 1.20 1.40 1.60 1.80 2.00

    T

    LAI

  • 20

    0.5. Hasil sejalan dengan penelitian sebelumnya. Pada tanaman kedelai, nilai k

    konstan dengan kisaran nilai rataan 0.5 setelah ILD= 1.7 (Boer dan Las 1994).

    Nilai k berbeda pada setiap perlakuan arah baris dan jarak tanam. Koefisien

    pemadaman tajuk pada perlakuan Barat Timur renggang menurun tajam hingga

    ILD mencapai 1.1. Saat LAI 0.2, koefisien transmitansi (k) tanaman jagung

    adalah 2.1 dan saat ILD lebih dari 1.1 nilai k rataan turun menjadi 0.4. Penurunan

    nilai k juga terjadi pada perlakauan Barat-Timur rapat dengan besar penurunan k

    sebanyak 1.7.

    Gambar 15 Hubungan Koefisien pemadaman tajuk (k) terhadap indeks luas daun

    (LAI) tanaman jagung perlakuan Barat Timur rapat ( ), Barat Timur renggang ( ), Utara Selatan rapat ( ) dan Utara Selatan renggang ( - - - - )

    Penurunan nilai k tidak begitu besar pada perlakuan Utara Selatan baik

    pada kondisi tanaman rapat maupun renggang. Pada Perlakuan Utara Selatan

    rapat, perubahan k rataan dari 0.9 (ILD 0.2) hingga 0.5 (ILD> 1.3) adalah 0.4.

    Begitu pula pada pertanaman renggang, penurunan k dari ILD 0.3 hingga ILD

    lebih dari 1.4 hanya 0.4.

    Pengaruh arah baris dan jarak tanam terhadap nilai k terlihat nyata saat

    ILD kurang dari 1.3. Gambar 15 juga menunjukkan bahwa saat ILD kurang dari

    1, nilai k arah Barat Timur lebih besar dari Utara Selatan. Setelah ILD melebihi 1

    nilai k hampir seragam dengan rataan 0.3 pada Barat Timur rapat, 0.4 pada Barat

    Timur renggang, 0.5 pada perlakuan Utara Selatan rapat dan 0.4 pada Utara

    Selatan renggang. Tanaman Utara Selatan rapat lebih efektif dalam menyerap

    radiasi yang masuk. Nilai k tanaman jagung manis rataan dari semua perlakuan

    saat kondisi konstan (ILD > 1.3) yaitu 0.4. Menurut Boer dan Las (1994),

    penurunan nilai k dengan peningkatan ILD disebabkan belum sempurnanya

    penutupan tajuk tanaman sehingga sebagian dari tube solarimeter terbuka

    terhadap radiasi langsung. Semakin besar ILD semakin kecil nilai k dan nilai k

    konstan saat tajuk menutupi tube solarimeter dengan sempurna (ILD > 1.3).

    0.0

    0.2

    0.4

    0.6

    0.8

    1.0

    1.2

    1.4

    1.6

    1.8

    2.0

    2.2

    0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0 1.2 1.4 1.6 1.8 2.0

    k

    LAI

  • 21

    SIMPULAN DAN SARAN

    Simpulan

    Orientasi penempatan solarimeter mempengaruhi nilai transmisi yang

    terukur. Respon sensor semakin seragam dengan bertambahnya indeks luas

    daun. Sensor yang ditempatan dengan posisi diagonal mampu menghasilkan nilai

    transmitansi yang konsisten terhadap perbedaan arah sudut datang matahari pada

    semua perlakuan.

    Selama musim tanam, radiasi yang ditransmisikan tajuk tanaman jagung

    menurun dengan peningkatan nilai indeks luas daun (ILD) dan konstan setelah

    indeks luas daun mencapai 1. Koefisien transmisi () perlakuan arah baris Barat Timur dan Utara Selatan pada kondisi konstan adalah 0.6. Nilai koefisien

    pemadaman tajuk (k) berbanding terbalik dengan indeks luas daun dan

    mendekati konstan dengan rataan 0.3 saat indeks luas daun lebih dari satu. Nilai

    k tanaman Utara Selatan rapat 13% lebih besar dari rataan semua perlakuan yang

    mengindikasikan penyerapan radiasi yang lebih efektif.

    Saran

    Penempatan alat secara diagonal menghasilkan pengukuran yang baik

    pada berbagai kondisi jarak tanam dan arah baris ditunjukkan oleh kekonsistenan

    data selama pengukuran. Pengukuran transmisi radiasi dengan orientasi arah

    diagonal diperlukan sehingga hasil pengukuran lebih akurat dengan keterbatasan

    jumlah alat yang ada.

    Penelitian serupa untuk komoditas lain perlu dilakukan untuk menguji

    kekonsistenan transmisi radiasi sensor dan pembuktian bahwa arah Utara Selatan

    lebih efektif dalam menyerap radiasi surya.

    DAFTAR PUSTAKA

    Akbar, Mohammad and Mohammad Iqbal Khan. 2002. Effect of row orientation

    on yield and yield components of maize. Pakistan Journal Agricultural

    Research. 17(2): 186-189.

    DN Mungai,CJ Stigter, CL Coulson, WK Ngetich, MM Muniafu, RMR Kainkwa. 1997. Measuring solar radiation transmission in tropical

    agriculture using tube solarimeters; a wearing. Agricultural and Forest

    Meteorologi 86: 235-243.

    Green CF dan CN Deuchar. 1984. On Improved Tube Solarimeter. Journal of

    Experimental Botany. Volume 36 690-693. Diunduh pada

    http://jxb.oxfordjournals.org/content/36/4.toc

    Handoko Titik Kodarsih A Ariyanni. 2010. Koefisien pemadaman tajuk dan

    efisiensi penggunaan radiasi surya pada tanaman kentang ( Solanum

    tuberosum L.) varietas granola di Galudra, Cianjur Jawa Barat. Journal

  • 22

    Agromet 24(2) :27-32. [internet].[diunduh tanggal 12 September 2013].

    Tersedia pada : http://journal.ipb.ac.id/index.php/agromet.

    Hardy JP, R Melloh, G Koenig, D Marks, A Winstral, JW Pomeroy, T Link.

    2004. Solar radiation transmission through conifer canopies. Journal of

    Agricultural and Forest Meteorology 126 : 257-270.[internet].[diunduh

    tanggal 25 Agustus 2013].Tersedia pada :

    http://research.eeescience.utoledo.edu/lees/papers_PDF/Hardy_2004_AFM.

    pdf

    Hirose, Takadi. 2005. Development of the MonsiSaeki Theory on Canopy Structure and Function. Annals of Botany 95: 483494, 2005 doi:10.1093/aob/mci047, available online at www.aob.oupjournals.org.

    http://aob.oxfordjournals.org/content/95/3/483.full.pdf

    Jatgap, ss, R.T. Alabi, O. Adeleye.1998. The Influence of maize density on

    resource use and productivity: An experimental and simulation study.

    African Crop Science Journal 6:259-273[internet].[diunduh 23 Agustus

    2013]Tersedia pada: www.bioline.org.br/abstract?cs98028 Li Q., Chen Y., Liu M., Zhou X., Yu S., dan Dong B. 2007. Effect of Irrigation

    and Planting Pattern on Radiation Use Efficiency and Yield of Winter

    Wheat in North China. Agricultural Water Management, 95:469-476.

    Mulyadi Adi. 2013. Aplikasi Spreadsheet sebagai pengolah data

    spasial.[skripsi].Bogor (ID) : Institut Pertanian Bogor.

    Mutsaers HJW. 1980. The Effect of row orientation, date and latitude on light

    absorption by row crop. Journal of Agricultural Science. 95:381-386

    Rao GSLHV Prasada. 2008. Agricultural Meteorology. New Delhi : Raj

    Press.[internet].[diunduh pada 17 Oktober 2013]. Tersedia pada :

    http://books.google.co.id/books?hl=id&id=Kd-3lt-

    yAtAC&q=transmission#v=snippet&q=transmission&f=false

    Ross, J., 1981. The radiation regime and architecture of plant stands, The Hague,

    391 pp.

    Rosenberg, N. J. 1974. Microclimate: The Biological Environment. John Wiley

    dan Sons, New York. 315p.

    Saeki T. 1960. Interrelationships between leaf amount, light distribution and total

    photosynthesis in a plant community. Botanical Magazine, Tokyo 73: 5563.

    Santhirasegaram K dan JN Black. 1968. The distribution of leaf area and light

    intensity within wheat crops differing in row direction, row spacing and rate

    of sowing; a contribution to the study of undersowing pasture with cereals.

    Journal British Grassland society . 23(1):1-12.

    Surabayapost.2010 November 11. Ayo kawan menanam jagung

    manis.Surabayapost.[internet].[diunduh 24 Agustus 2013]. Tersedia pada :

    http://www.surabayapost.co.id/?mnu=berita&act=view&id=38a8bcb88fa2e

    bd7dc6eb2527de427f2&jenis=e4da3b7fbbce2345d7772b0674a318d5

    Sauer Thomas J, Jeremy W Singer, Jhon H Proger, Thomas M DeSutter, Jerry L

    Hatfield. 2007. Radiation balance and evaporation partitioning in a narrow-

    row soybean canopy. Journal of Agricultural and Forest Meteorology. 145:

    206-214. doi: 10.1016/j.agrformet.2007.04.015[internet].[diunduh pada 30

    Januari 2013]. Tersedia pada :

  • 23

    ftp://dynamax.com/References/124%20Radiation%20balance%20and%20e

    vaporation.pdf

    Tsubo M, S Walker, E Mukhala. 2001. Comparison of radiation use efficiency of

    mono-/inter-cropping system with different row orientations. Field Crops

    Research 71 : 17-29.[internet]. [diunduh pada tanggal 25 Agustus 2013].

    Tersedia pada:

    http://data2.xjlas.ac.cn:81/UploadFiles/sdz/cnki/%E5%A4%96%E6%96%8

    7/ELSEVIER/intercropping/113.pdf

    Weiss M, F Baret, G J Smith, I Jonckheere, P Coppin. 2004. Review of methods

    for insitu leaf area index (LAI) determination part II. Estimation LAI, errors

    and sampling. Journal of Agricultural and forrest meteorology 121: 37-53.

    doi:10.1016/j.agrformet.2003.08.001[internet].[diakses pada 15 Februari

    2013]. Tersedia pada:

    http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0168192303001631

    Wenge Ni, Xiaowen Li, Curtis E.Wooencock, Jean-Louis Roujean, Robert E

    Davis. 1997. Transmission of solar radiation in boreal forest : easurement

    and models. Journal of Geophysical Research. 102:29,555-29,566.

    Zeng Guang, L Monika Moskal. 2009. Retriving leaf area indeks (LAI) using

    remote sensing: theories, methods and sensors. Sensors Journal. 9: 2719-

    2745. doi:10.3390/s90402719.[internet].[diakses pada 15 Februari 2013].

    Tersedia pada : http://www.mdpi.com/1424-8220/9/4/2719

  • 24

    LAMPIRAN

    Lampiran 1 Koefisien transmisi perlakuan Barat Timur rapat

    Umur

    (MST)

    Tanggal Waktu Io

    (W/m2)

    Io P Rataan

    P

    L Rataan

    L

    D Rataan

    D /1000

    4 27/04/2013 14:18 351 0.4 0.6 0.6 0.9 0.9 0.9 0.8 4 25/04/2013 12:00 359 0.4 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8

    4 26/04/2013 10:00 402 0.4 0.6 0.6 0.9 1 0.8

    4 26/04/2013 13:00 448 0.4 0.9 0.8 0.8 0.8

    4 25/04/2013 10:00 463 0.5 0.6 1 0.9 0.9 0.8

    4 26/04/2013 11:00 514 0.5 0.8 0.8 1 0.8 0.8

    4 25/04/2013 11:00 534 0.5 1 0.8 0.8 0.9 0.8

    4 28/04/2013 14:00 537 0.5 0.7 0.6 0.8 0.9 0.8

    4 27/04/2013 15:00 554 0.6 0.3 0.6 0.8 0.9 0.7 0.8

    4 26/04/2013 12:00 563 0.6 0.9 0.8 0.9 0.8 0.8

    4 27/04/2013 10:00 597 0.6 0.9 0.6 0.9 0.8

    4 28/04/2013 11:00 661 0.7 0.8 0.8 0.6 0.8 1 0.8

    5 02/05/2013 14:00 465 0.5 0.6 0.9 0.3 0.8 5 01/05/2013 12:00 649 0.6 1 0.8 0.8 0.7 0.8

    5 02/05/2013 10:00 686 0.7 0.5 0.6 1 0.9 0.7 0.8

    5 02/05/2013 11:00 695 0.7 0.5 0.8 0.8 0.7 0.8

    5 02/05/2013 12:00 715 0.7 0.8 0.9 0.8 0.8

    6 09/05/2013 11:00 732 0.7 0.7 0.5 0.8 0.8 0.9 0.7

    6 09/05/2013 12:00 563 0.6 0.3 0.5 0.8 0.8 0.7

    6 10/05/2013 13:00 540 0.5 0.5 0.8 0.7 0.7

    6 08/05/2013 11:00 471 0.5 0.5 0.7 0.8 0.7

    6 08/05/2013 13:00 442 0.4 0.4 0.5 0.8 0.8 0.6 0.7

    6 08/05/2013 12:00 428 0.4 0.5 0.8 0.7

    6 09/05/2013 10:00 744 0.7 0.4 0.5 0.8 0.6 0.7 0.6 6 08/05/2013 10:00 735 0.7 0.5 0.5 0.5 0.6 0.9 0.6

    6 09/05/2013 09:00 629 0.6 0.5 0.5 0.6 0.6 0.6

    7 16/05/2013 13:00 606 0.6 0.5 0.8 0.7

    7 17/05/2013 11:00 523 0.5 0.5 0.8 0.7

    7 17/05/2013 12:00 517 0.5 1 0.5 0.6 0.8 0.6 0.7

    7 15/05/2013 11:00 190 0.2 0.5 1 0.8 0.6 0.7

    7 17/05/2013 10:00 589 0.6 0.5 0.6 0.6

    7 15/05/2013 10:00 551 0.6 0.5 0.6 0.6 0.7 0.6

    7 15/05/2013 14:00 236 0.2 0.5 0.5 0.6 0.6 0.6

    7 15/05/2013 15:00 227 0.2 0.6 0.5 0.6 0.4 0.6

    7 16/05/2013 14:00 158 0.2 0.5 0.6 0.6

    8 24/05/2013 13:00 649 0.6 0.5 0.5 0.5 0.8 0.4 0.7 8 23/05/2013 11:00 566 0.6 0.5 0.8 0.8 0.9 0.7

    8 23/05/2013 13:00 460 0.5 0.5 0.9 0.8 0.5 0.7

    8 22/05/2013 13:00 64 0.1 0.5 0.8 0.9 0.7 8 24/05/2013 09:00 569 0.6 0.8 0.5 0.7 0.6 0.6 8 24/05/2013 10:00 537 0.5 0.5 0.6 0.4 0.6 8 24/05/2013 14:00 451 0.5 0.5 0.3 0.6 0.5 0.6 8 22/05/2013 10:00 419 0.4 0.5 0.6 0.6 0.9 0.6 8 24/05/2013 15:00 345 0.3 0.5 0.4 0.6 0.3 0.6 8 23/05/2013 14:00 267 0.3 0.5 0.6 0.4 0.6 8 23/05/2013 10:00 222 0.2 0.5 0.6 0.6 0.5 0.6 8 23/05/2013 15:00 181 0.2 0.5 0.9 0.6 0.5 0.6 8 22/05/2013 14:00 72 0.1 0.5 0.6 0.6

    Io: radiasi atas tajuk, P: sensor sejajar arah tajuk, L: tegak lurus arah tajuk, D: sensor diagonal dalam tajuk.

  • 25

    Umur

    (MST)

    Tanggal Waktu Io

    (W/m2)

    Io P Rataan

    P

    L Rataan

    L

    D Rataan

    D /1000

    9 31/05/2013 12:00 609 0.6 0.5 0.6 0.5 0.6

    9 31/05/2013 11:00 494 0.5 0.5 0.6 0.7 0.6

    9 29/05/2013 12:00 460 0.5 0.5 0.6 0.6

    9 30/05/2013 11:00 348 0.3 0.5 0.7 0.6 0.6

    9 29/05/2013 11:00 262 0.3 0.6 0.5 0.5 0.6 0.6 0.6

    9 31/05/2013 13:00 250 0.3 0.5 0.6 0.5 0.6

    9 30/05/2013 10:00 712 0.7 0.3 0.3 0.6 0.6

    9 31/05/2013 10:30 661 0.7 0.3 0.6 0.6

    9 30/05/2013 09:00 626 0.6 0.3 0.3 0.3 0.6 0.5 0.6

    9 29/05/2013 10:00 463 0.5 0.3 0.3 0.6 0.3 0.6

    9 31/05/2013 10:00 405 0.4 0.3 0.6 0.6

    9 31/05/2013 14:00 379 0.4 0.3 0.6 0.7 0.6

    9 31/05/2013 15:00 265 0.3 0.3 0.6 0.8 0.6

    9 30/05/2013 15:00 144 0.1 0.3 0.8 0.6 0.5 0.6

    10 05/06/2013 11:00 279 0.3 0.3 0.5 0.7 0.6 0.9 0.6

    10 05/06/2013 13:00 207 0.2 0.5 0.5 0.6 0.6

    10 05/06/2013 12:00 190 0.2 0.6 0.5 0.6 0.6

    10 05/06/2013 10:00 497 0.5 0.3 0.4 0.6 0.7 0.6

    10 05/06/2013 09:30 368 0.4 0.3 0.3 0.7 0.6 1 0.6

    10 07/06/2013 14:00 236 0.2 0.3 0.7 0.6 0.6

    10 05/06/2013 15:00 144 0.1 0.3 1 0.6 0.9 0.6

    10 07/06/2013 15:00 133 0.1 0.3 0.9 0.6 1 0.6

    10 05/06/2013 14:00 127 0.1 0.3 0.6 0.6

    11 14/06/2013 12:00 626 0.6 0.5 0.5 0.6 0.4 0.6

    11 14/06/2013 13:00 609 0.6 0.5 0.5 0.6 0.4 0.6

    11 14/06/2013 11:00 451 0.5 0.5 0.4 0.6 0.6

    11 13/06/2013 13:00 265 0.3 0.5 0.7 0.6 0.4 0.6

    11 12/06/2013 13:00 196 0.2 0.5 0.8 0.6 0.4 0.6

    11 14/06/2013 09:00 474 0.5 0.3 0.6 0.4 0.6

    Io: radiasi atas tajuk, P: sensor sejajar arah tajuk, L: tegak lurus arah tajuk, D: sensor diagonal

    dalam tajuk.

  • 26

    Lampiran 2 Koefisien transmisi perlakuan Barat Timur renggang

    Umur

    (MST) Tanggal Waktu

    Io

    (W/m2)

    Io

    /1000 P

    Rataan

    P L

    Rataan

    L D

    Rataan

    D

    4 25/04/2013 11:00 678 0.7 0.8 0.9

    0.8 0.9 0.8 4 28/04/2013 11:00 643 0.6 0.9 0.9 0.8 0.8

    0.8

    4 25/04/2013 12:00 580 0.6 0.8 0.9 0.7 0.8 0.7 0.8

    4 26/04/2013 12:00 531 0.5 1 0.9 1 0.8

    0.8

    4 26/04/2013 13:00 422 0.4 1 0.9 0.8 0.8

    0.8

    4 26/04/2013 11:00 348 0.3 0.8 0.9 0.8 0.8

    0.8

    4 27/04/2013 14:18 626 0.6 0.5 0.7 0.4 0.7 0.6 0.8

    4 25/04/2013 10:00 566 0.6 1 0.7 1 0.7 1 0.8

    4 26/04/2013 10:00 566 0.6 0.8 0.7 1 0.7 0.8 0.8

    4 27/04/2013 10:00 554 0.6 0.9 0.7

    0.7

    0.8

    4 27/04/2013 15:00 531 0.5 0.4 0.7 0.7 0.7 0.8 0.8

    4 28/04/2013 14:00 374 0.4 0.8 0.7 0.9 0.7 1 0.8 5 02/05/2013 11:00 718 0.7 0.8 0.9 0.8 0.8 0.6 0.8

    5 02/05/2013 12:00 712 0.7

    0.9 0.7 0.8

    0.8

    5 01/05/2013 12:00 560 0.6 0.8 0.9 0.7 0.8 1 0.8

    5 02/05/2013 10:00 661 0.7 0.8 0.7 0.9 0.7 0.7 0.8

    5 02/05/2013 14:00 448 0.4 0.4 0.7 0.3 0.7 0.6 0.8

    6 09/05/2013 11:00 715 0.7 0.7 0.6 0.7 0.7 0.8 0.7

    6 09/05/2013 12:00 652 0.7 0.7 0.6 0.7 0.7 0.8 0.7

    6 10/05/2013 11:00 471 0.5 0.6 0.6 0.7 0.7 0.6 0.7

    6 10/05/2013 13:00 457 0.5

    0.6 0.8 0.7 0.8 0.7

    6 08/05/2013 12:00 451 0.5 0.6 0.6 0.6 0.7 0.8 0.7

    6 08/05/2013 13:00 437 0.4 0.7 0.6 0.8 0.7 0.9 0.7

    6 08/05/2013 11:00 178 0.2

    0.6

    0.7

    0.7 6 08/05/2013 10:00 758 0.8

    0.6

    0.7 0.4 0.5

    6 09/05/2013 10:00 724 0.7 0.6 0.6 0.7 0.7 0.4 0.5

    6 09/05/2013 09:00 620 0.6 0.5 0.6 0.8 0.7 0.4 0.5

    6 10/05/2013 10:00 617 0.6 0.5 0.6 0.8 0.7 0.5 0.5

    7 16/05/2013 13:00 603 0.6 0.3 0.6

    0.7 0.3 0.7

    7 17/05/2013 12:00 523 0.5 0.5 0.6 0.7 0.7 0.3 0.7

    7 17/05/2013 11:00 236 0.2

    0.6

    0.7 0.8 0.7

    7 15/05/2013 11:00 141 0.1

    0.6 0.9 0.7 0.6 0.7

    7 17/05/2013 10:00 572 0.6 0.5 0.6 0.5 0.7 0.3 0.5

    7 15/05/2013 10:00 402 0.4

    0.6 0.7 0.7 0.6 0.5

    7 15/05/2013 14:00 173 0.2

    0.6 0.8 0.7 0.7 0.5 7 15/05/2013 15:00 170 0.2 0.8 0.6 0.4 0.7 0.9 0.5

    8 22/05/2013 11:00 603 0.6 0.8 0.6 0.4 0.7 0.7 0.7

    8 23/05/2013 11:00 483 0.5 0.7 0.6 0.5 0.7 0.9 0.7

    8 23/05/2013 13:00 440 0.4

    0.6 0.7 0.7 0.5 0.7

    8 22/05/2013 13:00 81 0.1 0.7 0.6

    0.7 0.7 0.7

    8 24/05/2013 10:00 560 0.6 0.6 0.6 1 0.7 0.4 0.5

    8 24/05/2013 09:00 494 0.5 0.4 0.6

    0.7 0.4 0.5

    8 24/05/2013 14:00 425 0.4 0.6 0.6 0.4 0.7 0.5 0.5

    8 22/05/2013 10:00 417 0.4

    0.6 0.7 0.7

    0.5

    8 24/05/2013 15:00 339 0.3

    0.6

    0.7

    0.5

    8 23/05/2013 15:00 265 0.3 0.4 0.6 0.3 0.7 0.5 0.5

    8 23/05/2013 10:00 262 0.3 0.5 0.6 0.7 0.7 0.6 0.5 8 23/05/2013 14:00 262 0.3 0.7 0.6 0.5 0.7 0.8 0.5

    8 22/05/2013 14:00 75 0.1 0.9 0.6

    0.7 0.7 0.5

    9 30/05/2013 11:00 724 0.7 0.7 0.7 0.4 0.6

    0.6

    Io: radiasi atas tajuk, P: sensor sejajar arah tajuk, L: tegak lurus arah tajuk, D: sensor diagonal

    dalam taju

  • 27

    Umur (MST)

    Tanggal Waktu Io

    (W/m2) Io

    /1000 P

    Rataan P

    L Rataan

    L D

    Rataan D

    9 31/05/2013 11:00 609 0.6

    0.7

    0.6 0.8 0.6

    9 29/05/2013 12:00 351 0.4 0.3 0.7 0.3 0.6 0.3 0.6

    9 31/05/2013 12:00 316 0.3

    0.7

    0.6

    0.6

    9 29/05/2013 11:00 288 0.3 0.6 0.7 0.4 0.6 0.3 0.6

    9 31/05/2013 13:00 170 0.2

    0.7

    0.6 0.7 0.6

    9 31/05/2013 10:30 724 0.7

    0.7

    0.6

    0.7

    9 29/05/2013 10:00 661 0.7 0.7 0.7 0.4 0.6 0.4 0.7

    9 30/05/2013 09:00 643 0.6

    0.7 1 0.6

    0.7

    9 30/05/2013 10:00 580 0.6

    0.7 0.5 0.6

    0.7

    9 31/05/2013 10:00 428 0.4

    0.7

    0.6

    0.7

    9 31/05/2013 14:00 356 0.4

    0.7

    0.6 0.8 0.7 9 31/05/2013 15:00 267 0.3

    0.7

    0.6 0.7 0.7

    10 07/06/2013 13:00 531 0.5 0.8 0.7 0.7 0.6 0.4 0.6

    10 05/06/2013 11:00 342 0.3 0.4 0.7 0.7 0.6 0.9 0.6

    10 05/06/2013 12:00 181 0.2

    0.7

    0.6

    0.6

    10 05/06/2013 13:00 167 0.2 0.7 0.7 0.5 0.6 0.8 0.6

    10 05/06/2013 10:00 494 0.5 0.6 0.7 0.6 0.6 0.9 0.7

    10 07/06/2013 10:00 460 0.5 0.4 0.7 0.4 0.6 0.7 0.7

    10 05/06/2013 09:30 408 0.4 0.6 0.7 0.8 0.6 0.7 0.7

    10 07/06/2013 09:00 302 0.3 0.7 0.7 0.5 0.6 0.7 0.7

    10 07/06/2013 14:00 273 0.3 0.9 0.7 1 0.6

    0.7

    10 05/06/2013 14:00 147 0.1 0.6 0.7 0.6 0.6 0.8 0.7

    10 05/06/2013 15:00 147 0.1 0.7 0.7 0.6 0.6 0.7 0.7 10 07/06/2013 15:00 147 0.1 0.7 0.7 0.7 0.6 0.7 0.7

    11 14/06/2013 12:00 609 0.6 0.6 0.7 0.5 0.6 0.8 0.6

    11 14/06/2013 13:00 546 0.5 0.8 0.7 0.7 0.6 0.5 0.6

    11 14/06/2013 11:00 497 0.5 0.7 0.7 0.6 0.6 0.6 0.6

    11 13/06/2013 13:00 224 0.2 0.6 0.7 0.7 0.6 0.8 0.6

    11 12/06/2013 13:00 173 0.2 0.9 0.7 0.9 0.6 0.7 0.6

    11 14/06/2013 10:00 471 0.5 0.5 0.7 0.6 0.6 0.5 0.7

    11 14/06/2013 09:00 391 0.4 0.7 0.8 0.6 0.4 0.7

    11 12/06/2013 15:00 322 0.3 0.5 0.7 0.5 0.6 0.5 0.7

    11 12/06/2013 14:30 279 0.3 0.7 0.7 0.7 0.6 0.7 0.7

    11 12/06/2013 14:00 242 0.2 0.7 0.7 0.7 0.6 0.6 0.7 11 14/06/2013 14:00 156 0.2 0.8 0.7 0.7 0.6 0.8 0.7

    Io: radiasi atas tajuk, P: sensor sejajar arah tajuk, L: tegak lurus arah tajuk, D: sensor diagonal

    dalam tajuk

  • 28

    Lampiran 3 Koefisien transmisi perlakuan Utara Selatan rapat

    Umur

    (MST) Tanggal Waktu

    Io

    (W/m2)

    Io

    /1000 P

    Rataan

    P L

    Rataan

    L D

    Rataan

    D

    4 28/04/2013 11:00 597 0.6 0.5 0.7 0.8 0.7 0.9 0.8

    4 26/04/2013 11:00 551 0.6 0.3 0.7

    0.7 0.9 0.8 4 26/04/2013 12:00 543 0.5 0.7 0.7 0.8 0.7 0.9 0.8

    4 26/04/2013 13:00 419 0.4 0.8 0.7

    0.7 0.9 0.8

    4 25/04/2013 12:00 414 0.4 1 0.7 0.4 0.7 0.5 0.8

    4 28/04/2013 14:00 465 0.5 0.4 0.6 0.6 0.7 0.8 0.9

    4 27/04/2013 10:00 405 0.4

    0.6

    0.7 0.9 0.9

    4 26/04/2013 10:00 382 0.4 0.5 0.6 0.8 0.7 0.9 0.9

    4 27/04/2013 14:00 365 0.4 0.9 0.6 0.9 0.7 0.9 0.9

    4 27/04/2013 15:00 365 0.4 0.8 0.6

    0.7

    0.9

    5 02/05/2013 12:00 726 0.7

    0.7 0.8 0.7

    0.8

    5 02/05/2013 11:00 712 0.7 0.6 0.7 0.7 0.7 0.9 0.8

    5 01/05/2013 12:00 620 0.6 0.7 0.7 0.8 0.7 0.9 0.8 5 02/05/2013 14:00 726 0.7 0.4 0.6 0.6 0.7 0.7 0.9

    5 02/05/2013 10:00 692 0.7 0.7 0.6 0.8 0.7 0.9 0.9

    6 09/05/2013 11:00 706 0.7 0.3 0.5 0.8 0.6 0.8 0.5

    6 10/05/2013 11:00 606 0.6 0.9 0.5 0.8 0.6 0.5 0.5

    6 08/05/2013 12:00 589 0.6 0.4 0.5 0.4 0.6 0.5 0.5

    6 09/05/2013 12:00 546 0.5 0.3 0.5 0.5 0.6 0.7 0.5

    6 08/05/2013 13:00 534 0.5 0.4 0.5 0.4 0.6 0.5 0.5

    6 10/05/2013 13:00 520 0.5 0.5 0.5 0.6 0.6 0.3 0.5

    6 08/05/2013 11:00 414 0.4

    0.5 0.8 0.6

    0.5

    6 08/05/2013 10:00 758 0.8 0.6 0.6 0.4 0.6 0.4 0.5

    6 09/05/2013 10:00 726 0.7 0.8 0.6 0.3 0.6 0.5 0.5

    6 09/05/2013 09:00 615 0.6 0.9 0.6 0.5 0.6

    0.5 6 10/05/2013 10:00 288 0.3 0.8 0.6 0.6 0.6 0.4 0.5

    7 16/05/2013 13:00 597 0.6

    0.5 0.3 0.6

    0.5

    7 17/05/2013 12:00 589 0.6 0.8 0.5 0.5 0.6 0.4 0.5

    7 17/05/2013 11:00 316 0.3 0.7 0.5 0.7 0.6 0.4 0.5

    7 15/05/2013 11:00 130 0.1 0.5 0.5 0.4 0.6 0.4 0.5

    7 15/05/2013 10:00 632 0.6 0.8 0.6 0.8 0.6 0.7 0.5

    7 17/05/2013 10:00 514 0.5 1 0.6 0.4 0.6 0.7 0.5

    7 15/05/2013 14:00 196 0.2 0.4 0.6

    0.6 0.5 0.5

    7 15/05/2013 15:00 178 0.2 0.4 0.6

    0.6 0.6 0.5

    7 16/05/2013 14:00 72 0.1

    0.6

    0.6

    0.5

    8 24/05/2013 13:00 683 0.7 0.6 0.5

    0.6 0.3 0.5 8 23/05/2013 13:00 465 0.5 0.5 0.5 0.4 0.6

    0.5

    8 23/05/2013 11:00 417 0.4 0.5 0.5 0.6 0.6 0.6 0.5

    8 22/05/2013 13:00 61 0.1 0.4 0.5

    0.6 0.7 0.5

    8 24/05/2013 10:00 563 0.6

    0.6 0.9 0.6 0.4 0.5

    8 24/05/2013 09:00 534 0.5 0.9 0.6 0.8 0.6 0.4 0.5

    8 24/05/2013 14:00 425 0.4

    0.6 0.4 0.6

    0.5

    8 24/05/2013 15:00 339 0.3

    0.6 0.4 0.6

    0.5

    8 23/05/2013 10:00 316 0.3 0.4 0.6 0.5 0.6 0.3 0.5

    8 23/05/2013 14:00 296 0.3 0.4 0.6 0.8 0.6 0.4 0.5

    8 23/05/2013 15:00 150 0.1 0.4 0.6 0.6 0.6

    0.5

    8 22/05/2013 14:00 84 0.1 0.6 0.6

    0.6 0.8 0.5

    9 30/05/2013 11:00 752 0.8

    0.5 0.8 0.7

    0.5 9 31/05/2013 12:00 460 0.5

    0.5

    0.7 0.4 0.5

    9 31/05/2013 11:00 442 0.4

    0.5

    0.7 0.6 0.5

    9 31/05/2013 13:00 319 0.3

    0.5

    0.7 0.4 0.5

    Io: radiasi atas tajuk, P: sensor sejajar arah tajuk, L: tegak lurus arah tajuk, D: sensor diagonal dalam tajuk

  • 29

    Umur

    (MST) Tanggal Waktu

    Io

    (W/m2)

    Io

    /1000 P

    Rataan

    P L

    Rataan

    L D

    Rataan

    D

    9 29/05/2013 11:00 305 0.3

    0.5 0.6 0.7

    0.5

    9 30/05/2013 10:00 792 0.8 0.5 0.6 0.6 0.5

    0.5

    9 30/05/2013 09:00 775 0.8 0.4 0.6 0.4 0.5 0.3 0.5

    9 31/05/2013 10:30 675 0.7

    0.6

    0.5

    0.5

    9 29/05/2013 10:00 566 0.6 0.7 0.6 0.7 0.5 0.3 0.5

    9 31/05/2013 10:00 534 0.5

    0.6

    0.5

    0.5 9 31/05/2013 14:00 397 0.4

    0.6

    0.5 0.3 0.5

    9 31/05/2013 15:00 253 0.3

    0.6

    0.5 0.4 0.5

    9 30/05/2013 15:00 121 0.1 0.9 0.6

    0.5 0.4 0.5

    10 05/06/2013 11:00 431 0.4

    0.5 0.8 0.7 0.5 0.5

    10 07/06/2013 13:00 279 0.3 0.5 0.5 0.8 0.7 0.5 0.5

    10 05/06/2013 12:00 178 0.2 0.9 0.5

    0.7

    0.5

    10 05/06/2013 13:00 173 0.2 0.4 0.5 0.6 0.7 0.6 0.5

    10 05/06/2013 10:00 508 0.5 0.5 0.6 0.4 0.5

    0.5

    10 07/06/2013 10:00 437 0.4 0.7 0.6 0.6 0.5 0.6 0.5

    10 07/06/2013 09:00 296 0.3 0.5 0.6 0.6 0.5 0.4 0.5

    10 07/06/2013 15:00 178 0.2 0.3 0.6 0.4 0.5 0.4 0.5 10 07/06/2013 14:00 176 0.2 0.3 0.6 0.7 0.5 0.6 0.5

    10 05/06/2013 15:00 141 0.1 0.5 0.6 0.5 0.5 0.4 0.5

    10 05/06/2013 14:00 138 0.1 0.4 0.6 0.5 0.5 0.5 0.5

    11 14/06/2013 13:00 569 0.6 0.7 0.5 0.7 0.7 0.5 0.5

    11 14/06/2013 11:00 531 0.5 0.5 0.5 0.5 0.7 0.4 0.5

    11 14/06/2013 12:00 511 0.5 0.3 0.5 0.9 0.7 0.7 0.5

    11 13/06/2013 13:00 207 0.2 0.5 0.5 0.4 0.7 0.6 0.5

    11 12/06/2013 13:00 170 0.2 0.5 0.5

    0.7 0.5 0.5

    11 14/06/2013 09:00 359 0.4 0.9 0.6

    0.5 0.4 0.5

    11 14/06/2013 10:00 302 0.3 0.9 0.6 0.4 0.5 0.8 0.5

    11 12/06/2013 14:30 302 0.3 0.5 0.6 0.3 0.5 0.5 0.5

    11 12/06/2013 15:00 288 0.3 0.5 0.6 0.3 0.5 0.5 0.5 11 12/06/2013 14:00 230 0.2 0.4 0.6 0.3 0.5 0.4 0.5

    11 14/06/2013 14:00 133 0.1 0.8 0.6 0.3 0.5 0.6 0.5

    Io: radiasi atas tajuk, P: sensor sejajar arah tajuk, L: tegak lurus arah tajuk, D: sensor diagonal dalam

    tajuk

  • 30

    Lampiran 4 Koefisien transmisi perlakuan Utara Selatan renggang

    Umur

    (MST) Tanggal Waktu

    Io

    (W/m2)

    Io P

    Rataan

    P L

    Rataan

    L D

    Rataan

    D /1000

    4 28/04/2013 11:00 638 0.6 0.7 0.6

    0.7 1 0.8 4 26/04/2013 12:00 549 0.5 0.6 0.6

    0.7

    0.8

    4 25/04/2013 11:00 319 0.3

    0.6 0.7 0.7 0.6 0.8

    4 27/04/2013 10:00 669 0.7 0.5 0.6 0.8 0.7 0.8 0.8

    4 27/04/2013 15:00 592 0.6 0.5 0.6 0.7 0.7 0.8 0.8

    4 27/04/2013 14:18 572 0.6 0.6 0.6 0.5 0.7 0.6 0.8

    4 26/04/2013 10:00 480 0.5 0.7 0.6 0.8 0.7 1 0.8

    5 02/05/2013 12:00 721 0.7

    0.6 0.6 0.7

    0.8

    5 02/05/2013 11:00 692 0.7 0.6 0.6 0.8 0.7 0.7 0.8

    5 02/05/2013 10:00 704 0.7 0.7 0.6 0.5 0.7 0.7 0.8

    5 02/05/2013 14:00 514 0.5 0.6 0.6 1 0.7 0.8 0.8

    6 09/05/2013 11:00 721 0.7 0.6 0.6 0.7 0.6 0.6 0.6 6 08/05/2013 12:00 617 0.6 0.6 0.6 0.5 0.6 0.7 0.6

    6 10/05/2013 11:00 566 0.6 0.4 0.6 0.7 0.6 0.4 0.6

    6 09/05/2013 12:00 554 0.6 0.7 0.6 0.6 0.6 0.6 0.6

    6 10/05/2013 13:00 511 0.5 0.5 0.6 0.4 0.6

    0.6

    6 08/05/2013 11:00 399 0.4

    0.6

    0.6

    0.6

    6 08/05/2013 13:00 394 0.4 0.6 0.6 0.6 0.6

    0.6

    6 08/05/2013 10:00 764 0.8

    0.5 0.5 0.5 0.7 0.7

    6 09/05/2013 10:00 701 0.7 0.3 0.5

    0.5 0.8 0.7

    6 09/05/2013 09:00 617 0.6

    0.5 0.3 0.5 0.8 0.7

    6 10/05/2013 10:00 259 0.3 0.5 0.5 0.6 0.5

    0.7

    7 17/05/2013 12:00 589 0.6 0.5 0.6 0.5 0.6 0.5 0.6

    7 16/05/2013 13:00 529 0.5

    0.6 0.3 0.6 0.3 0.6 7 17/05/2013 11:00 480 0.5 0.3 0.6 0.9 0.6

    0.6

    7 15/05/2013 11:00 133 0.1 0.6 0.6

    0.6

    0.6

    7 17/05/2013 10:00 523 0.5 0.9 0.5

    0.5 0.7 0.7

    7 15/05/2013 10:00 417 0.4

    0.5 0.6 0.5 0.5 0.7

    7 15/05/2013 14:00 308 0.3

    0.5

    0.5

    0.7

    7 15/05/2013 15:00 193 0.2 0.9 0.5

    0.5 1 0.7

    8 24/05/2013 13:00 661 0.7 0.5 0.6 0.8 0.6 0.5 0.6

    8 22/05/2013 11:00 546 0.5

    0.6 0.7 0.6 0.7 0.6

    8 23/05/2013 13:00 388 0.4 0.8 0.6 0.5 0.6 0.7 0.6

    8 23/05/2013 11:00 296 0.3 0.8 0.6 0.9 0.6 1 0.6

    8 22/05/2013 13:00 55 0.1

    0.6 0.6 0.6

    0.6 8 22/05/2013 10:00 592 0.6

    0.5 0.7 0.5

    0.7

    8 24/05/2013 10:00 511 0.5 1 0.5 0.9 0.5 0.5 0.7

    8 24/05/2013 09:00 494 0.5 0.4 0.5

    0.5

    0.7

    8 23/05/2013 10:00 465 0.5 0.4 0.5 0.3 0.5 0.6 0.7

    8 23/05/2013 14:00 293 0.3 0.4 0.5 0.5 0.5 0.7 0.7

    8 24/05/2013 15:00 273 0.3 0.5 0.5

    0.5 0.5 0.7

    8 23/05/2013 15:00 144 0.1 0.3 0.5 0.5 0.5 0.6 0.7

    8 22/05/2013 14:00 72 0.1

    0.5

    0.5 0.9 0.7

    9 30/05/2013 11:00 775 0.8

    0.7 0.8 0.6

    0.7

    9 31/05/2013 13:00 549 0.5

    0.7 0.5 0.6 0.5 0.7

    9 31/05/2013 12:00 296 0.3

    0.7 0.6 0.6 1 0.7

    9 29/05/2013 11:00 267 0.3 0.5 0.7 0.9 0.6

    0.7 9 31/05/2013 11:00 201 0.2

    0.7 0.3 0.6 0.9 0.7

    9 29/05/2013 12:00 199 0.2 0.5 0.7

    0.6 1 0.7

    9 30/05/2013 09:00 827 0.8

    0.6

    0.5

    0.6

    9 30/05/2013 10:00 787 0.8

    0.6 0.6 0.5

    0.6

    Io: radiasi atas tajuk, P: sensor sejajar arah tajuk, L: tegak lurus arah tajuk, D: sensor diagonal dalam

    tajuk

  • 31

    Umur

    (MST) Tanggal Waktu

    Io

    (W/m2)

    Io

    /1000 P

    Rataan

    P L

    Rataan

    L D

    Rataan

    D

    9 29/05/2013 10:00 609 0.6 0.3 0.6

    0.5 0.9 0.6

    9 31/05/2013 10:30 437 0.4

    0.6

    0.5 0.5 0.6

    9 31/05/2013 10:00 365 0.4

    0.6 0.4 0.5 0.3 0.6

    9 31/05/2013 14:00 348 0.3

    0.6 0.5 0.5 0.6 0.6

    9 31/05/2013 15:00 285 0.3

    0.6 0.4 0.5 0.8 0.6

    9 30/05/2013 15:00 150 0.1

    0.6

    0.5

    0.6 10 05/06/2013 11:00 589 0.6 0.5 0.7

    0.6 0.8 0.7

    10 07/06/2013 13:00 336 0.3 0.9 0.7

    0.6

    0.7

    10 05/06/2013 12:00 233 0.2 1 0.7

    0.6

    0.7

    10 05/06/2013 13:00 184 0.2 0.8 0.7

    0.6 0.7 0.7

    10 05/06/2013 10:00 460 0.5 0.6 0.6 0.8 0.5 0.6 0.6

    10 05/06/2013 09:30 428 0.4 0.5 0.6 0.4 0.5 0.9 0.6

    10 07/06/2013 09:00 368 0.4 0.4 0.6

    0.5 0.7 0.6

    10 07/06/2013 15:00 184 0.2 0.6 0.6

    0.5 0.4 0.6

    10 07/06/2013 14:00 167 0.2 0.8 0.6

    0.5 0.4 0.6

    10 05/06/2013 14:00 150 0.1 0.9 0.6

    0.5 0.7 0.6

    10 05/06/2013 15:00 141 0.1 1 0.6

    0.5 0.8 0.6 11 14/06/2013 12:00 638 0.6 0.4 0.7 0.6 0.6 0.7 0.7

    11 14/06/2013 13:00 534 0.5 0.7 0.7 0.7 0.6 0.8 0.7

    11 14/06/2013 11:00 523 0.5

    0.7 0.6 0.6 0.7 0.7

    11 13/06/2013 13:00 199 0.2 0.6 0.7

    0.6 0.6 0.7

    11 12/06/2013 13:00 173 0.2 0.7 0.7 0.4 0.6 0.5 0.7

    11 14/06/2013 09:00 526 0.5 0.5 0.6

    0.5 0.5 0.6

    11 14/06/2013 10:00 408 0.4 0.6 0.6 0.4 0.5 0.7 0.6

    11 12/06/2013 15:00 302 0.3 0.6 0.6 0.5 0.5 0.5 0.6

    11 12/06/2013 14:30 296 0.3 0.6 0.6 0.5 0.5 0.5 0.6

    11 12/06/2013 14:00 222 0.2 0.7 0.6 0.5 0.5 0.5 0.6

    11 14/06/2013 14:00 135 0.1 0.9 0.6

    0.5 0.8 0.6

    Io: radiasi atas tajuk, P: sensor sejajar arah tajuk, L: sensor tegak lurus arah tajuk, D: sensor

    diagonal dalam tajuk.

  • 32

    Lampiran 5 Koefisien pemadaman tajuk (k) dan indeks luas daun

    USIA

    (MST)

    BT rapat BT renggang US rapat US renggang

    LAI k LAI k LAI k LAI k

    4 0.1 0.7 0.1 1.8 0.2 0.9 0.3 0.8

    5 0.2 1.6 0.2 2.1 0.4 0.4 0.4 0.8

    6 1.3 0.2 1.1 0.4 1.1 0.6 1.4 0.3

    7 1.3 0.3 1.1 0.6 1.4 0.5 1.4 0.6

    8 1.3 0.4 1.3 0.4 1.3 0.6 1.4 0.3

    9 1.7 0.3 1.6 0.3 1.4 0.6 1.5 0.3

    10 1.6 0.1 1.7 0.3 1.8 0.3 1.7 0.3

    11 1.4 0.5 1.4 0.4 1.7 0.4 1.5 0.3

    MST: minggu setelah tanam, LAI: indeks luas daun, k:koefisien pemadaman tajuk, BT: Barat

    Timur, US: Utara Selatan

  • 33

    Lampiran 6 Kalibrasi tube solarimeter di luar ruangan (a) dan di dalam ruangan

    (b)

    (a)

    (b)

  • 34

    Lampiran 7 Penempatan sensor tube solarimeter di atas tajuk (a), di bawah tajuk (b),

    serta pengukuran transmisis radiasi saat tanaman berusia 4 minggu (c)

    (a) (b)

    (c)

    Diagonal (D)

    Sejajar arah

    baris (P)

    Tegak lurus

    arah baris (L)

  • 35

    RIWAYAT HIDUP

    Penulis dilahirkan di Paniai Papua pada tanggal 3 Agustus 1991 sebagai

    anak pertama dari dua bersaudara, dari pasangan Ahmadi dan Jarsih. Penulis

    menyelesaikan pendidikan menengah pertama di SMP N 1 Dayeuhluhur 2006.

    Pada tahun 2009 penulis lulus dari SMA N 1 Dayeuhluhur dan pada tahun yang

    sama lulus seleksi masuk IPB melalui jalur USMI (Undangan Seleksi Masuk

    IPB) di program studi Meteorologi Terapan, Departemen Geofisika dan

    Meteorologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.

    Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif di lembaga kemahasiswaan.

    Penulis merupakan anggota Bagian Program Islamic Student Center IPB tahun

    2009-2012, Ketua Asrama bidang Masa Perkenalan Asrama Tahun 2012. Pada

    tahun 2013, penulis menjadi Bendahara SDM AL Hurriyyah IPB. Beberapa

    kepanitiaan yang pernah diikuti penulis diantaranya Salam Islamic Student

    Center 2011, Meteorologi Interaktif Tahun 2011, Sekretaris Masa Perkenala

    Departemen GFM Sunspot 2011, dan Penanggung Jawab Laskar MPKMB 2010. Selama masa sekolah, penulis juga pernah menjadi Ketua ROHIS SMA N

    1 Dayeuhluhur (2008-2009) dan Bedahara OSIS SMA N 1 Dayeuhluhur (2008-

    2009). Pada tahun 2012 penulis melaksanakan magang di Badan Penelitian

    Tanaman Sayuran (BALITSA) Lembang Bandung. Dalam bidang akademik,

    penulis pernah diamanahkan menjadi asisten praktikum Agrometeorologi pada

    tahun ajaran 2012-2013 dan asisten praktikum Pendidikan Agama Islam tahun

    2011-2013.