FUNGSI MANAJEMEN DALAM PENGELOLAAN PENDIDIKAN DI PROVINSI LAMPUNG Oleh Tiara Indah Sari (1313023079) Mata Kuliah : Manajemen Pendidikan Dosen : Drs. Baharuddin Risyak PENDIDIKAN KIMIA
FUNGSI MANAJEMEN DALAM PENGELOLAAN PENDIDIKAN DI PROVINSI LAMPUNG
Oleh
Tiara Indah Sari (1313023079)
Mata Kuliah : Manajemen PendidikanDosen : Drs. Baharuddin Risyak
PENDIDIKAN KIMIAPENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat membuat dan menyelesaikan makalah ini
dalam keadaan sehat-sehat wal’afiat. Semoga limpahan rahmat dan karunia-Nya
selalu dilimpahkan kepada kita, Amin. Tak lupa pula shalawat serta salam
senantiasa kita tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW,
Keluarga beserta para Sahabatnya yang dengan gigih untuk menyebarkan agama
Islam ke penjuru dunia.
Makalah ini disusun untuk diajukan sebagai tugas pengganti ujian tengah
semester (UTS) mata kuliah Manajemen Pendidikan dengan judul yaitu “Fungsi
Manajemen Dalam Pengelolaan Pendidikan Di Provinsi Lampung”. Harapan
penulis, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya
dan pada khususnya juga pada teman-teman di Program Studi Pendidikan Kimia.
Demikian makalah ini penulis buat, penulis sadar bahwa makalah ini
masih sangat jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu saran dan kritik yang
bersifat membangun sangat penulis harapkan. Atas perhatiannya, penulis ucapkan
terima kasih.
Bandarlampung, 27 Mei 2014
Penulis,
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar...................................................................................................... i
Daftar Isi............................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................ 2
1.3 Tujuan.................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Manajemen........................................................................ 3
2.2 Manajemen Mutu................................................................................ 4
2.3 Prinsip Manajemen Mutu.................................................................... 5
2.4 Fungsi Manajemen Mutu Dalam Pengelolaan Pendidikan ............... 10
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan..........................................................................................13
3.2 Saran....................................................................................................13
Daftar Pustaka
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam berbagai level kehidupan, pendidikan memainkan peran yang sangat
strategis. Pendidikan memberi banyak peluang untuk meningkatkan mutu
kehidupan. Dengan pendidikan yang baik, potensi kemanusiaan yang begitu kaya
pada diri seseorang dapat terus dikembangkan. Pada tingkat sosial, pendidikan dapat
mengantarkan seseorang pada pencapaian dan strata sosial yang lebih baik. Secara
akumulatif, pendidikan dapat membuat suatu masyarakat lebih beradab. Dengan
demikian, pendidikan, dalam pengertian yang luas, berperan sangat penting dalam
proses transformasi individu dan masyarakat.
Pendidikan dapat dipahami sebagai suatu aktivitas atau usaha yang dilakukan secara
sadar baik itu secara langsung ataupun tidak langsung oleh pemerintah, keluarga dan
atau masyarakat sebagai pengelola pendidikan dan yang memiliki kepentingan
terhadap pendidikan. Untuk menjamin terjadinya proses pendidikan diperlukan
dukungan dari berbagai unsur seperti manusia, material, waktu, teknologi dan dari
setiap pendidikan diharapkan menghasilkan sumber daya manusia yang memiliki
pengetahuan, keterampilan, sikap mandiri, percaya diri.
Aspek penting yang mempengaruhi mutu pendidikan adalah kepemimpinan dan
manajemen mutu. Banyak penelitian yang membuktikan bahwa melalui manajemen
mutu dan kepemimpinan yang efektif, maka kondisi sekolah dapat tertata dan
terselenggara dengan baik. Saat ini, banyak lembaga pendidikan yang memiliki
penjaminan mutu yang akuntable, otonom, dan transparan guna memberikan
pelayanan dan meningkatkan aktivitas pembelajaran yang terukur.
Salah seorang pakar manajemen pendidikan terkemuka di Amerika Serikat
merekomendasikan bahwa efektifitas dan kemajuan sekolah di negara modern
dikarenakan pembangunan yang dimulai dari sisi kepemimpinan dan penataan
kembali manajemennya. Dua hal tersebut yang menjadikan pendidikan menjadi luar
biasa dan maju.
Pendidikan merupakan lembaga yang bergerak dalam bidang industri mulia yang
mengemban misi ganda, yakni setengah profit dan sosial. Profit karena tanpa modal
dan dukungan finansial yang cukup, pendidikan juga tidak dapat berlangsung secara
baik. Namun bukan untuk mengambil keuntungan yang besar.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan manajemen ?
2. Apa yang dimaksud dengan manajemen mutu ?
3. Bagaimana prinsip manajemen mutu ?
4. Bagaimana fungsi manajemen dalam pengelolaan pendidikan ?
1.3 Tujuan
1. Untuk dapat mengetahui tentang pengertian manajemen.
2. Dapat mengetahui tentang manajemen mutu.
3. Mengetahui prinsip manajemen mutu
4. Mengetahui fungsi manajemen dalam pengelolaan pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Manajemen
Manajemen berasal dari bahasa Perancis kuno yakni ménagement, yang berarti seni
melaksanakan dan mengatur. Manajemen sendiri masih belum memiliki pengertian
secara pasti, beberapa ahli mendefinisikan manajemen dalam banyak arti misalnya
saja sebagai berikut :
1. Menurut Hilman, manajemen adalah fungsi untuk mencapai sesuatu melalui
kegiatan orang lain dan mengawasi usaha-usaha individu untuk mencapai tujuan
yang sama.
2. Menurut Mary Porker Follet, manajemen adalah suatu seni untuk melaksanakan
suatu pekerjaan melalui orang lain. Definisi ini mengandung perhatian pada
kenyataan bahwa para manajer mencapai suatu tujuan organisasi dengan cara
mengatur orang-orang lain untuk melaksanakan apa sajayang pelu dalam
pekerjaan itu, bukan dengan cara melaksanakan pekerjaan itu oleh dirinya
sendiri.
3. Menurut James A.F.Stoner, manajemen adalah suatu proses perencanaan,
pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian upaya anggota organisasi
dan menggunakan semua sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan.
4. Menurut Ricky W. Griffin, manajemen adalah sebuah proses perencanaan,
pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk
mencapai sasaran (goals) secara efektif dan efesien.
5. Menurut Taylor, the art of management is defined as knowing exactly what you
want to do, and then seing that they doin the best and cheapest
way. (manajemen adalah seni yang ditentukan untuk mengetahui dengan
sungguh-sungguh apa yang ingin kamu lakukan, dan mengawasi bahwa mereka
mengerjakan sesuatu dengan sebaik-baiknya dan dengan cara yang semudah-
mudahnya.)
6. Menurut Hasibuan, manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses
pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif
dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Dari beberapa definisi tertentu kita dapat menyimpulkan bahwa manajemen adalah
suatu ilmu dan seni yang dimiliki manusia dalam memanfaatkan sumber daya
manusia (SDM) dan sumber daya lainnya dalam kegiatan perencanaan,
pengorganisasian, pelaksnaan, dan pengawasan yang dilakukan secara efektif dan
efisien dengan melibatkan semua anggota untuk mencapai suatu tujuan yang telah
ditetapkan sebelumnya.
2.2 Manajemen Mutu
Manajemen Mutu adalah aspek-aspek dari fungsi manajemen keseluruhan yang
menetapkan dan menjalankan kebijakan mutu suatu perusahaan/organisasi.
Manajemen mutu memiliki 3 komponen utama, yakni : pengendalian mutu,
jaminan mutu, dan perbaikan mutu. Manajemen mutu berfokus tidak hanya pada
mutu produk, namun juga cara untuk mencapainya. Manajemen mutu
menggunakan jaminan mutu dan pengendalian terhadap proses dan produk untuk
mencapai mutu secara lebih konsisten.
Dengan terbentuknya satu sistem manajemen mutu beserta dokumentasi sistem
manajemen mutu maka hasilnya dapat dijadikan dasar untuk menentukan target
mutu berikutnya. Maka upaya pencapaian dan peningkatan mutu secara
berkesinambungan akan lebih mudah dilaksanakan, sehingga harapan untuk
pengelolaan pendidikan kejuruan dengan mangemen professional dapat dicapai.
Mutu didasarkan pada pilar mutu untuk mentransformasikan mutu. Setiap pilar
akan menunjang transformasi budaya yang harus dilaksanakan oleh sekolah untuk
mencapai budaya mutu. komponen utama pendekatan untuk menerapkan mutu
adalah mengembangkan sistem penilaian yang memungkinkan setiap profesional
pendidikan untuk mendokumentasikan dan mengukur nilai tambah dari prakarsa
mutunya.
Sekolah bermutu didasari kenyataan bahwa setiap orang yang terlibat dalam proses
pendidikan memiliki kemiripan dan keyakinan nilai-nilai. Sekolah bermutu
membutuhkan hubungan yang erat antara sekolah dengan kostumer atau pelanggan
pendidikan. Pendidikan memberikan jasa yang berpotensi untuk memecahkan
sejumlah persoalan penting masyarakat saat ini.
Pendidikan harus memfokuskan perhatian pada pemecahan masalah tertentu yang
dipilih secara tepat, kemudian di identifikasi secara tepat pula.
2.3 Prinsip Manajemen Mutu
Prinsip Manajemen Mutu sebagaimana yang dikemukakan Masaake Imae ( 1971)
yang ditulis dalam bukunya berjudul 10 QC Maxims yang kemudian juga menjadi
acuan dalam standar ISO 9001. Instisari dari sepuluh prinsip itu dapat dijelaskan
secara singkat sebagai berikut :
1. Terapkan PDCA dalam Setiap Tindakan
Pengendalian dan perbaikan mutu merupakan kegiatan yang berkelanjutan yang
harus dijalankan secara sistematis dengan menerapkan pendekatan manajemen
(PDCA) PLAN, DO, CHECK and ACTION ( Urutan Prioritas) dari setiap
Karakteristik. Setelah memahami ekspektasi pelanggan terhadap karakteristik
mutu produk, kita dapat melanjutkan pertanyaan ketiga tentang bagaimana
kepentingan relatif ( urutan prioritas ) dari setiap karakteristik itu. Untuk
menjawab pertanyaan ini, kita dapat menggunakan suatu alat yang populer
dewasa ini, yaitu: Penyebaran Fungsi Mutu ( Quality Function Deployment =
QFD ).
Dalam kenyataan , karakteristik mutu yang diinginkan oleh pelanggan, tingkat
ekspektasi pelanggan dan kepentingan relatif dari setiap kreteria dapat saling
bertentangan, sebagai misal :
a.) Mobil dengan akselerasi cepat dan hemat dalam penggunaan bahan bakar
merupakan karakteristik yang diinginkan pelanggan, namun memiliki trade off
di antara kedua karakteristik itu.
b.) Restoran dengan pelayanan prima, makanan yang enak, dan harga yang rendah,
merupakan karakteristik mutu yang dinginkan oleh pelanggan, namun saling
bertentangan dengan satu dan lainnya.
c.) Sistem komputer dengan keamanan tinggi dan akses yang mudah, merupakan
karakteristik mutu yang diinginkan pelanggan, namun saling bertentangan antara
satu dengan yang lainnya engineering design yang aman, andal, efesien, dan
tidak mahal merupakan karakteristik mutu yang dinginkan pelanggan.
2. Kendalikan kegiatan sejak awal
Pengendalian mutu hendaknya dilakukan sejak awal atau sedini mungkin pada
setiap proses, sebab keterlambatan pengendalian akan menjadi penerobosan
yang tidak perlu yang sebenarnya dicegah.
3. Jangan menyalahkan orang lain
Sikap menyalahkan orang lain tidak akan menyelesaikan masalah. Sebaliknya
akan menimbulkan masalah baru. Bila ditemukan masalah, jangan mencari siapa
yang bersalah.Tetapi pikirkanlah penyebab terjadinya masalah dan temukan
langkah-langkah perbaikannya.
4. Bertindak berdasarkan prinsip prioritas
Prinsip prioritas adalah prinsip mengutamakan yang utama, atau mendahulukan
yang penting dalam melakukan suatu tindakan. Sebelum bertindak,
pertimbangkan tingkat kepentingan dari apa yang akan dilakukan. Bila tindakan
itu terkait dengan pemecahan masalah, prioritas hendaknya diberikan pada
masalah yang paling penting atau paling besar pengaruhnya dalam pencapaian
tujuan. Biasanya dalam pemecahan masalah juga berlaku prinsip pareto atau
prinsip 20:80, artinya dalam pemecahan suatu masalah, hendaknya prioritas
diberikan pada 20% penyebab utamanya yang menimbulkan dampak perbaikan
80%.
5. Proses berikutnya adalah Pelanggan
Pelanggan adalah proses berikutnya yang menerima atau menggunakan jasa atau
produk dari proses sebelumnya. Konsep hubungan pelanggan-pemasok ini bisa
diaplikasikan secara internal maupun secara eksternal. Secara internal, setiap
proses adalah pelanggan saat menerima hasil kerja dari unit lain. Secara
eksternal semua mata rantai produk, mulai dari distributor, agen, pengecer
sampai pembeli atau pemakai langsung suatu produk atau jasa adalah termasuk
dalam pengertian hubungan pelanggan-pemasok.
Setiap proses berikutnya memiliki empat hal pokok yang sangat penting dan
menjadi fokus pemikiran bagi proses sebelumnya. Empat hal pokok itu adalah
kebutuhan, persyratan, harapan, dan persepsi.Kedua pihak hendaknya
sebelumnya harus memikirkan apa yang dibutuhkan, diisyaratkan, diharapakan
dan dipersepsikan oleh proses berikutnya. Upaya sistematis untuk
mengidentifikasi dan memenuhi empat hal pokok itu dinamakan fokus
pelanggan.
6. Setiap Tindakan Perbaikan Diikuti Pencegahan
Tindakan koneksi adalah tindakan awal untuk menghilangkan fenomena dari
suatu kondisi yang tidak diinginkan. Kondisi yang tidak diinginkan adalah
masalah. Misalnya terjadi penyimpangan berat produk. Setelah penyimpanagan
dikoreksi, selanjutnya perlu dianalisa secara lebih teliti sampai ditemukan akar
penyebab yang paling dalam. Bila akar penyebab telah dapat diidentifikasi, maka
selanjutnya dipikirkan alternatif cara yang paling efektif untuk mencegah
terulangnya masalah yang sama.Tindakan koreksi dan tindakan pencegahan
idealnya dilakukan bersamaan terhadap suatu maslah.Contoh tindakan
pencegahan pada contoh kasus di atas misalnya melakukan kalibrasi secara
berkala terhadap mesin pengantongan dan menyediakan prosedur untuk
pemeliharaan preventif.
7. Berbicara berdasarkan Data
Data adalah dasar untuk melakukan suatu tinadakan. Dalam penyelesaian
masalah data menjadi landasan bertindak agar keputusan yang diambil tepat dan
benar. Agar pemanfaatan data dapat tepat dan benar maka pendekatan statistik
sangat dianjurkan dalam sistem manajemen mutu industri otomotif ISO / TS
16949 penerapan statistik merupakan keharusan.
8. Perbaikan Diawali dengan Penetapan Sasaran
Tujuan dari suatu tindakan haruslah jelas dan ditentukan sejak awal agar
efektivitas tindakan dapat dinilai secara objektif. Sistem manajemen mutu ISO
9001 mensyaratkan perusahaan untuk menetapkan tujuan. Dikatakan : sasaran-
sasaran muttu, termasuk sasaran lainnya yang diperlukan untuk mencapai
kesesuaian produk ditetapkan pada unit-unit fungsional pada berbagai tingkatan
dalam perusahaan.Sasaran mutu dibuat spesifik dan sejalan dengan kebijakan
mutu.
9. Market in Concept
Konsep dasar merupakan suatu pendekatan dalam pengembangan produk dengan
memfokuskan perhatian pada kebutuhan pasar, bukan pada apa yang mampu
diproduksi atau dibuat oleh perusahaan. Hampir sama dengan konsep fokus
pelanggan, konsep pasar lebih menekankan pada kebutuhan pasar. Sebelum
memproduksi secara massal sebaiknya perusahaan meliti kebutuhan pasar.Secara
lebih fokus kebutuhan pasar berarti melihat kebutuhan, persyaratan, harapan,
calon pelanggan pada segmen yang menjadi terget.
10. Biasakan Mencatat, Membuat Prosedur dan Menetapkan Standar
Menyediakan prosedur tertuilis dan penetapan standar mutu/hasil kerja harus
selalu dijadikan kebiasaan dalam setiap kegiatan, sehingga tindakan
pengendalian dan penungkatan mutu dapat lebih konsisten dan mudah dilakukan.
Sedangkan menurut ISO 9001:2009 yang disusun berdasarkan pada delapan
prinsip-prinsip manajemen mutu. Prinsip-prinsip ini dapat digunakan oleh
manajemen sebagai suatu kerangka kerja (frame work) yang membimbing
organisasi pada peningkatan kinerja. Berikut 8 Prinsip-prinsip Manajemen Mutu :
Prinsip 1 – Organisasi yang berfokus pada pelanggan (Customer Focus)
Organisasi tergantung pada pelanggannya. Oleh karena itu, organisasi
harus mengerti keinginan pelanggan baik untuk saat ini maupun untuk
masa yang akan datang, memenuhi permintaan pelanggan dan bahkan
berusaha keras untuk melampauinya.
Prinsip 2 – Kepemimpinan (Leadership)
Pemimpin menetapkan satu tujuan dan arah organisasi. Mereka harus
menciptakan dan memelihara lingkungan internal di mana karyawan
dapat terlibat secara penuh dalam mencapai tujuan organisasi.
Prinsip 3 – Keterlibatan karyawan (Involvement of People)
Karyawan pada semua tingkat adalah unsur dari suatu organisasi dan
keterlibatan mereka senantiasa memberikan sumbangsih bagi
kepentingan perusahaan.
Prinsip 4 – Pendekatan Proses (Procces Orientation)
Suatu hasil yang diinginkan akan dicapai secara lebih efisien jika
sumber daya dan aktivitas yang saling berkaitan diatur sebagai satu
proses.
Prinsip 5 – Pendekatan sistem manajemen (System Approach toManagement)
Jika proses-proses yang saling berkaitan dapat diidentifikasikan dan
diatur sebagai suatu sistem, maka tujuan dan sasarannya dapat dicapai
dengan lebih efektif dan efisien.
Prinsip 6 – Peningkatan yang berkesinambungan (Continuous Improvement)
Peningkatan yang berkesinambungan harus menjadi suatu tujuan
permanen dari organisasi.
Prinsip 7 – Pendekatan faktual untuk pengambilan keputusan (Factual Approach to
Decision Making)
Keputusan efektif berasal dari data dan informasi yang dianalisis dengan
baik.
Prinsip 8 – Hubungan pelanggan yang bermanfaat bagi kedua pihak (Mutually
Beneficial Supplier Relationship)
Hubungan antara suatu organisasi dan para pemasoknya adalah saling
ketergantungan, dan hubungan saling ketergantungan itu
menghasilkan nilai lebih bagi keduanya.
2.4 Fungsi Manajemen Mutu Dalam Pengelolaan Pendidikan
Fungsi manajemen adalah elemen-elemen dasar yang akan selalu ada dan melekat di
dalam proses manajemen yang akan dijadikan acuan oleh manajer dalam
melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan. Fungsi manajemen pertama kali
diperkenalkan oleh seorang industrialis Perancis bernama Henry Fayol pada awal
abad ke-20. Ketika itu, ia menyebutkan lima fungsi manajemen, yaitu merancang,
mengorganisir, memerintah, mengordinasi, dan mengendalikan. Namun saat ini,
kelima fungsi tersebut telah diringkas menjadi tiga, yaitu:
1. Perencanaan (planning) adalah memikirkan apa yang akan dikerjakan dengan
sumber yang dimiliki. Perencanaan dilakukan untuk menentukan tujuan
perusahaan secara keseluruhan dan cara terbaik untuk memenuhi tujuan itu.
Manajer mengevaluasi berbagai rencana alternatif sebelum mengambil tindakan
dan kemudian melihat apakah rencana yang dipilih cocok dan dapat digunakan
untuk memenuhi tujuan perusahaan. Perencanaan merupakan proses terpenting
dari semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan, fungsi-fungsi lainnya
tak dapat berjalan.
2. Pengorganisasian (organizing) dilakukan dengan tujuan membagi suatu
kegiatan besar menjadi kegiatan-kegiatan yang lebih kecil. Pengorganisasian
mempermudah manajer dalam melakukan pengawasan dan menentukan orang
yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas-tugas yang telah dibagi-bagi
tersebut. Pengorganisasian dapat dilakukan dengan cara menentukan tugas apa
yang harus dikerjakan, siapa yang harus mengerjakannya, bagaimana tugas-
tugas tersebut dikelompokkan, siapa yang bertanggung jawab atas tugas
tersebut, pada tingkatan mana keputusan harus diambil.
3. Pengarahan (directing) adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar semua
anggota kelompok berusaha untuk mencapai sasaran sesuai dengan perencanaan
manajerial dan usaha-usaha. Jadi actuating artinya adalah menggerakkan orang-
orang agar mau bekerja dengan sendirinya atau penuh kesadaran secara
bersama-sama untuk mencapai tujuan yang dikehendaki secara efektif. Dalam
hal ini yang dibutuhkan adalah kepemimpinan (leadership).
4. Pengevaluasian (evaluating) adalah proses pengawasan dan pengendalian
performa perusahaan untuk memastikan bahwa jalannya perusahaan sesuai
dengan rencana yang telah ditetapkan. Seorang manajer dituntut untuk
menemukan masalah yang ada dalam operasional perusahaan, kemudian
memecahkannya sebelum masalah itu menjadi semakin besar.
Dalam mencapai tujuan yang ingin dicapai, manajemen memerlukan alat yang dapat
digunakan dalam melaksanakan untuk mencapai hasil yang sesuai dengan tujuan,
yakni :
1. Man merujuk pada sumber daya manusia yang dimiliki oleh organisasi. Dalam
manajemen, faktor manusia adalah yang paling menentukan. Manusia yang
membuat tujuan dan manusia pula yang melakukan proses untuk mencapai
tujuan. Tanpa ada manusia tidak ada proses kerja, sebab pada dasarnya manusia
adalah makhluk kerja. Oleh karena itu, manajemen timbul karena adanya orang-
orang yang berkerja sama untuk mencapai tujuan.
2. Money atau Uang merupakan salah satu unsur yang tidak dapat diabaikan. Uang
merupakan alat tukar dan alat pengukur nilai. Besar-kecilnya hasil kegiatan
dapat diukur dari jumlah uang yang beredar dalam perusahaan. Oleh karena itu
uang merupakan alat (tools) yang penting untuk mencapai tujuan karena segala
sesuatu harus diperhitungkan secara rasional. Hal ini akan berhubungan dengan
berapa uang yang harus disediakan untuk membiayai gaji tenaga kerja, alat-alat
yang dibutuhkan dan harus dibeli serta berapa hasil yang akan dicapai dari suatu
organisasi.
3. Material terdiri dari bahan setengah jadi (raw material) dan bahan jadi. Dalam
dunia usaha untuk mencapai hasil yang lebih baik, selain manusia yang ahli
dalam bidangnya juga harus dapat menggunakan bahan/materi-materi sebagai
salah satu sarana. Sebab materi dan manusia tidaki dapat dipisahkan, tanpa
materi tidak akan tercapai hasil yang dikehendaki.
4. Metode adalah suatu tata cara kerja yang memperlancar jalannya pekerjaan
manajer. Sebuah metode daat dinyatakan sebagai penetapan cara pelaksanaan
kerja suatu tugas dengan memberikan berbagai pertimbangan-pertimbangan
kepada sasaran, fasilitas-fasilitas yang tersedia dan penggunaan waktu, serta
uang dan kegiatan usaha. Perlu diingat meskipun metode baik, sedangkan orang
yang melaksanakannya tidak mengerti atau tidak mempunyai pengalaman maka
hasilnya tidak akan memuaskan. Dengan demikian, peranan utama dalam
manajemen tetap manusianya sendiri.
5. Market atau pasar adalah tempat di mana organisasi menyebarluaskan
(memasarkan) produknya. Memasarkan produk sudah barang tentu sangat
penting sebab bila barang yang diproduksi tidak laku, maka proses produksi
barang akan berhenti. Artinya, proses kerja tidak akan berlangsung. Oleh sebab
itu, penguasaan pasar dalam arti menyebarkan hasil produksi merupakan faktor
menentukan dalam perusahaan. Agar pasar dapat dikuasai maka kualitas dan
harga barang harus sesuai dengan selera konsumen dan daya beli (kemampuan)
konsumen.
6. Machine atau mesin digunakan untuk memberi kemudahan atau menghasilkan
keuntungan yang lebih besar serta menciptakan efesiensi kerja.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam penyusunan makalah mengenai “Fungsi Manajemen Dalam
Pengelolaan Pendidikan Di Provinsi Lampung” Manajemen pendidikan
adalah suatu lapangan dari studi dan praktik yang terkait dengan organisasi
pendidikan. Sehingga diharapkan melalui kegiatan manajemen pendidikan tersebut,
tujuan pendidikan dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien. Manajemen
pendidikan dijabarkan melalui beberapa komponen berupa perencanaan pendidikan,
pengorganisasian pendidikan, kepemimpinan pendidikan, penggiatan atau
pelaksanaan pendidikan, pengendalian atau pengawasan pendidikan. Fungsi
manajemen yang sesuai dengan profil kinerja pendidikan secara umum adalah
melaksanakan fungsi planning, organizing, staffing, coordinating, leading
(facilitating, motivating, innovating), reporting, controlling.
3.2 Saran
Pada provinsi Lampung ini sendiri masih di lakukan pembangunan dalam
pengelolaan pendidikan yang mungkin akan terus membaik dengan adanya
evaluasi kinerja dari instransi pendidikan di suatu wilayah, sebaiknya manajemen
pendidikan diharapkan dapat lebih ditingkatkan lagi.
DAFTAR PUSTAKA
http://dayintapinasthika.wordpress.com/2013/01/02/contoh-kalimat-efektif-dan-kalimat-tidak-efektif/ diakses pada tanggal 24 Mei 2014 pukul 11:40.
http://arifharypurnomo.blogspot.com/2013/10/kalimat-efektif-ciri-ciri-dan-contoh.html diakses pada tanggal 24 Mei 2014 pukul 12:15.
https://www.google.com/search?q=hukum+dan+pasal-
pasal+mengenai+pendidikan+&ie=utf-8&oe=utf-
8&aq=t&rls=org.mozilla:en-US:unofficial&client=firefox-a diakses
pada tanggal 25 Mei 2014 pukul 19.00 WIB
http://makalah- ibnu.blogspot.com/2010/01/fungsi-dan-prinsip-manajemen-
pendidikan.html pada tanggal 25 Mei 2014 pukul 19.00 WIB