HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DENGAN TINGKAT KEMANDIRIAN BELAJAR REMAJA SISWA KELAS X SMA “TARUNA DRA ZULAEHA” KECAMATAN LECES KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN AJARAN 2009-2010 TUGAS AKHIR Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Keperawatan Oleh : Rahmawati Maulidia NIM: 0610720039
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DENGAN TINGKAT KEMANDIRIAN BELAJAR REMAJA SISWA KELAS X
SMA “TARUNA DRA ZULAEHA” KECAMATAN LECES KABUPATEN PROBOLINGGO
TAHUN AJARAN 2009-2010
TUGAS AKHIR
Untuk Memenuhi PersyaratanMemperoleh Gelar Sarjana Ilmu Keperawatan
Oleh :
Rahmawati MaulidiaNIM: 0610720039
JURUSAN KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG2009
HALAMAN PENGESAHAN
TUGAS AKHIR
HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DENGAN TINGKAT KEMANDIRIAN BELAJAR REMAJA SISWA KELAS X
SMA “TARUNA DRA ZULAEHA” KECAMATAN LECES KABUPATEN PROBOLINGGO
TAHUN AJARAN 2009-2010
Oleh :Rahmawati MaulidiaNIM : 0610720039
Telah diuji pada :Hari : Rabu
Tanggal : 23 Desember 2009dan dinyatakan lulus oleh:
Segala puji hanya bagi Allah SWT yang telah memberi petunjuk dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul
“Hubungan antara Pola Asuh Orang Tua dengan Tingkat Kemandirian Belajar
Remaja Siswa Kelas X Sma ‘Taruna Dra Zulaeha’ Kecamatan Leces Kabupaten
Probolinggo Tahun Ajaran 2009-2010 ”.
Dengan selesainya Tugas Akhir ini, penulis mengucapkan terima kasih
yang tak terhingga kepada:
1. Dr. dr. Samsul Islam, Sp.MK, M.Kes, selaku Dekan Fakultas Kedokteran
Universitas Brawijaya.
2. dr. Subandi, M Kes. DAHK, selaku Ketua Jurusan Keperawatan yang
senantiasa memberikan semangat, sehingga penulis dapat
menyelesaikan penelitian Tugas Akhir.
3. dr. Soemardini, MPd, sebagai pembimbing pertama yang telah
memberikan banyak bantuan, sabar dalam membimbing penulis untuk
bisa menulis dengan baik, dan senantiasa memberi semangat sehingga
penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.
4. Ns. Dian Susmarini, S.Kep, MN sebagai pembimbing kedua yang dengan
sabar telah membimbing penulisan dan analisis data, dan senantiasa
memberi semangat sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir
ini.
5. Ns. Yati Srihayati, S.Kp. M.Kes sebagai tim penguji Tugas Akhir.
6. Titin Andri, S.Kp.M.Kes sebagai Koordinator Tugas Akhir Jurusan
Keperawatan.
7. Bapak Imam selaku Kepala Sekolah SMA “Taruna Dra Zulaeha”
Kabupaten Probolinggo, Bapak Ucok selaku bagian akademik beserta
seluruh staf pengajar yang telah banyak membantu proses penelitian.
8. Segenap anggota Tim Pengelola Tugas Akhir FKUB
9. Yang tercinta bapak dan ibu serta adik-adikku atas segala pengertian dan
kasih sayangnya.
10. Yang tercinta orang spesial yang telah memberi motivasi dan banyak
sekali bantuan dalam menyelesaiakan Tugas Akhir ini.
11. Teman-temanku angkatan 2006 yang telah memberikan banyak saran.
12. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini
yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu.
Penulis menyadari bahwa penulisan ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu penulis membuka diri untuk segala saran dan kritik yang membangun.
Akhirnya, semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi yang
membutuhkan.
Malang, 15 Desember 2009
Penulis
ABSTRAK
Maulidia, Rahmawati. 2009. Hubungan antara Pola Asuh Orang Tua dengan Tingkat Kemandirian Belajar Remaja Siswa Kelas X Sma “Taruna Dra Zulaeha” Kecamatan Leces Kabupaten Probolinggo Tahun Ajaran 2009-2010. Tugas Akhir, Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya. Pembimbing: (1) dr. Soemardini, MPd. (2) Ns. Dian Susmarini, S.Kep, MN
Masa anak usia remaja merupakan masa yang penting dalam proses perkembangan kemandirian dalam belajar. Pemahaman dan kesempatan yang diberikan orangtua kepada anaknya dalam meningkatkan kemandirian belajar sangat penting untuk diperhatikan. Kemandirian pada anak berawal dari keluarga serta dipengaruhi oleh pola asuh orang tua. Kemampuan orangtua dalam mengembangkan pola asuh yang diterapkan pada anak secara tepat dapat mengurangi ketergantungan remaja tersebut dalam belajar. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara pola asuh orangtua dengan tingkat kemandirian belajar anak usia remaja. Desain penelitian yang digunakan adalah observational analitik dengan pendekatan cross sectional design. Sampel dipilih dengan menggunakan metode teknik Purposive Sampling. Jumlah sampel yang digunakan adalah 152 siswa Kelas X SMA “Taruna Dra Zulaeha” Kecamatan Leces kabupaten Probolinggo. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan pola asuh orangtua dengan tingkat kemandirian dalam belajar, berdasarkan uji statistik Spearman Rank dengan nilai korelasi positif sebesar 0,661 dan memiliki nilai signifikansi sebesar 0,000 (p<0,05). Kesimpulan dari penelitian ini adalah ada hubungan positif antara pola asuh orang tua dengan tingkat kemandirian dalam belajar apada anak usia remaja. Berdasarkan hasil penelitian ini, disarankan pada penelitian selanjutnya lebih spesifik selain belajar, misalnya kecerdasan intelektual, prestasi. Diharapkan juga dari penelitian ini dapat meningkatkan kemampuan perawat pediatrik dan komunitas dalam memberikan pelayanan keperawatan secara holistik dan komprehensif dalam meningkatkan mutu pelayanan. Serta mampu memberikan advokasi kepada orang tua dalam menerapkan pola asuh yang sesuai dengan tingkat perkembangan anak sehingga mampu untuk mandiri dalam belajar.
Kata kunci: pola asuh, tingkat kemandirian, anak usia remaja.
ABSTRACT
Maulidia, Rahmawati. 2009. The Correlation Between Parent’s Nurture Pattern with Independent Grade of Learning on Adolescent Age of class X in SMA “Taruna Dra Zulaeha” Probolinggo City year 2009-2010 . Final Paper, Medical Faculty Brawijaya University, Advisory Lectures: (1) dr. Soemardini, MPd. (2) Ns. Dian Susmarini, S.Kep, MN
.
Adolescent ages period is a critical period in the process of developing independent of learning. Understanding and chance given by the parent to their children in developing independent of learning was very important to be noticed. Children independent starts from the family and it is influenced by the parent’s nurture pattern. The parent’s ability in developing nurture pattern to be applied for their children properly may lesson their dependence on learning. The research had objective to find the correlation between parent’s nurture pattern with independent grade in learning of children at adolescent ages. The research design was observational analytical with cross sectional design approaches. Sample was taken by using purposive sampling method. The samples were 152 students of class X SMA “Taruna Dra Zulaeha” Probolinggo city. The research result showed that there was correlation between parent’s nurture pattern with independent grade in learning. Based on statistical test of Spearman Rank, it had positive correlation value as 0,661 and significance value as 0,000 (p < 0,05). Conclusion from the research was that there was positive correlation between parent’s nurture pattern with independent grade in learning of children at adolescent ages. Based on the research result, the writer advised that for the next researches to be more focused on except of learning, intelectual perspicacity or achievement. It was also expected that from this research would increase pediatric and community health nursing ability give nursing services holistically and comprehensively in increasing the quality of service. And they would be able to give advice to parents would increase their ability in applying the most proper nurture pattern for the children according to their ages, so adolescent be able to independent in learning
Keywords: nurture pattern, independent grade, children at adolescent age.
BAB 1 PENDAHULUAN................................................................................. 1 1.1 Latar Belakang.................................................................................. 1 1.2 Rumusan Masalah............................................................................ 5 1.3 Tujuan Penelitian.............................................................................. 5 1.3.1 Tujuan Umum............................................................................ 5 1.3.2 Tujuan Khusus.......................................................................... 5 1.4 Manfaat Penelitian............................................................................ 5 1.4.1 Manfaat Teoritis........................................................................ 5 1.4.2 Manfaat Praktis......................................................................... 5
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA........................................................................ 7 2.1 Pola Asuh Orang Tua....................................................................... 7 2.1.1 Pengertian Pola Asuh Orang Tua............................................ 7 2.1.2 Jenis dan Ciri Pola Asuh Orang Tua........................................ 8 2.1.3 Faktor yang Mempengaruhi Pola Asuh Orang Tua................. 10 2.2 Remaja ............................................................................................ 15 2.2.1 Pengertian Remaja.................................................................. 15 2.2.2 Ciri-Ciri Remaja........................................................................ 16
2.2.3 Perkembangan Remaja......................................................... 172.2.3.1 Aspek-aspek Perkembangan pada Masa Remaja2.2.3.2.Tugas Perkembangan Remaja
2.3.3 Kemandirian Siswa dalam Belajar........................................... 102.3.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kemandirian Belajar2.3.5 Keterampilan-Keterampilan Belajar secara Mandiri
2.4 Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan Kemandirian Belajar Anak Usia Remaja................................................................................. 21
BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN.................... 23 3.1 Kerangka Konsep Penelitian............................................................ 23 3.2 Hipotesis Penelitian.......................................................................... 24
BAB 4 METODE PENELITIAN....................................................................... 25 4.1 Desain Penelitian............................................................................. 25 4.2 Populasi, Sampling dan Tekhnik Sampling...................................... 26
4.2.1 Populasi .................................................................................. 26 4.2.2 Besar Sampel ......................................................................... 26
4.2.3 Teknik Sampling...................................................................... 26 4.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional................................... 27 4.3.1 Variabel Independent............................................................... 27 4.3.2 Variabel Dependen.................................................................. 27
4.3.3 Definisi Operasional................................................................. 29 4.4 Teknik Pengumpulan Data dan Analisa Data.................................. 32
4.4.2.1 Analisis untuk data pola asuh...................................... 324.4.2.2 Analisis untuk data kemandirian anak......................... 344.4.2.3 Analisia untuk mencari hubungan antara pola asuh orang
tua dengan tingkat kemandirian belajar remaja. . 33 4.5 Lokasi dan Waktu Penelitian........................................................... 27 4.6 Validitas dan Reliabilitas.................................................................. 27 4.6.1 Uji Validitas Instrumen............................................................. 27 4.6.2 Uji Reliabilitas Instrumen.......................................................... 28 4.7 EtikaPenelitian................................................................................. 34
BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA ..................................... 365.1 Hasil Penelitian ............................................................................... 36
5.2 Analisis Data.................................................................................... 45 5.2.3 Analisis Data untuk Pola Asuh ............................................... 42 5.2.4 Analisis Data untuk Tingkat Kemandirian Belajar.................. 43 5.2.5 Analisis Hubungan Pola Asuh Orangtua dengan Tingkat Kemandirian Belajar Remaja .................................................. 44
BAB 6 PEMBAHASAN .................................................................................. 466.1 Karakteristik Responden dan Sampel ............................................ 466.2 Pola Asuh Orangtua ........................................................................ 486.3 Tingkat Kemandirian Belajar............................................................ 496.4 Hubungan Pola Asuh Orangtua dengan Tingkat Kemandirian
Belajar Remaja................................................................................. 506.5 Keterbatasan Penelitian .................................................................. 55
BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 577.1 Kesimpulan ..................................................................................... 577.2 Saran .............................................................................................. 58
Daftar Pustaka................................................................................................ 59
Berdasarkan tabel 5.1 di atas di peroleh data bahwa frekuensi tertinggi
jenis pola asuh orang tua adalah jenis pola asuh demokratis sebanyak 89 orang.
Pada penerapan pola asuh demokratis diperoleh 65 siswa memiliki kemandirian
belajar yang mandiri. Disamping itu terdapat 22 siswa yang cukup mandiri dan 2
siswa kurang mandiri dalam belajar.
Dari data di atas kemudian dicari hubungan antara pola asuh orang tua
dengan tingkat kemandirian belajar anak usia remaja dengan menggunakan
korelasi Spearman Rank. Namun sebelumnya perlu diadakan uji normalitas
Diperoleh nilai koefisien korelasi positif sebesar 0,661, artinya bahwa korelasinya
kuat dan semakin responden menunjukkan ke arah pola asuh yang positif
(demokrasi), maka anak akan menunjukkan kemampuan dalam belajar. Nilai
korelasi Spearman Rank ini memiliki nilai signifikansi sebesar 0.000 (p<0.05)
sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara
pola asuh orang tua dengan tingkat kemandirian belajar anak usia remaja.
Adanya hubungan antara pola asuh orang tua dengan tingkat
kemandirian belajar anak usia remaja dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 5.8 Distribusi Responden Berdasarkan Hubungan antara Pola Asuh Orang Tua
dengan Tingkat Kemandirian Siswa dalam Belajar
Berdasarkan gambar 5.8 dapat diketahui bahwa sikap mandiri siswa pada
pola asuh demokratis lebih tinggi daripada pola asuh permisif dan otoriter.
Sedangkan sikap mandiri pada pola asuh otoriter lebih tinggi daripada permisif.
Sikap cukup mandiri siswa pada pola asuh permisif lebih tinggi diantara
demokratis dan otoriter. Sedangkan sikap cukup mandiri pada pola asuh
demokratis lebih tinggi daripada otoriter. Sikap kurang mandiri pada pola asuh
otoriter lebih tinggi daripada demokratis. Sedangkan sikap kurang mandiri pada
pola asuh permisif tidak dapat terdeteksi dikarenakan tidak adanya responden
yang masuk dalam kategori kurang mandiri.
Penerapan pola asuh demokratis cenderung membuat anak lebih mandiri
dalam belajar. Sedangkan semakin ke arah pola asuh otoriter maka anak
cenderung kurang mandiri dalam proses belajar karena anak terlalu banyak
aturan dalam keluarga dan pola asuh permisif akan mendidik anak cenderung
cukup mandiri.
BAB 6
PEMBAHASAN
6.1 Karakteristik Responden
Berdasarkan gambar 5.1 di atas diperoleh data bahwa frekuensi tertinggi
pada umur 15 th sebanyak 65,13%. Menurut Erikson umur ini merupakan masa
remaja awal (adolescence) ditandai adanya kecenderungan pencarian identitas
diri dan kebingungan dengan identitasnya, sehingga peran orang tua juga
memiliki pengaruh penting dalam membantu anak mengatasi kebingungan
peran.
Berdasarkan gambar 5.2 diatas diperoleh data bahwa frekuensi tertinggi
pada perempuan sebanyak 55,26%. Sedangkan berdasarkan gambar 5.3 urutan
kelahiran anak diperoleh frekuensi tertinggi pada urutan anak sulung sebanyak
51,32%. Menurut Wijayanti (2007), orang tua menempatkan posisi anak paling
besar (anak sulung) sebagai orang yang bertanggung jawab terhadap adiknya.
Anak sulung cenderung melindungi anggota keluarga yang muda. Anak tengah
biasanya lebih bersikap demokrasi dalam menghadapi masalah, sedangkan yang
bungsu cenderung tergantung dengan keputusan anak sulung dan meminta
bantuan orang lain. Adanya pemahaman dari anak sulung tentang kehadiran
adik baru yang memerlukan perhatian orang tuanya, dapat memotivasi anak
sulung untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari dan sebagian lagi dengan
meminta bantuan orang tua sebagai salah satu cara untuk menarik perhatian
orang tua.
Berdasarkan gambar 5.4 dia atas diperoleh data bahwa frekuensi tertinggi
pada kondisi tidak sakit sebanyak 100%. Kondisi kesehatan ini yang nantinya
akan mempengaruhi terhadap kejujuran jawaban dan siswa mampu berpikir lebih
optimal dalam menjawab. Sehingga hasil penelitian bisa sesuai dengan yang
diharapkan oleh peneliti.
Berdasarkan gambar 5.5 diatas diperoleh bahwa frekwensi tertinggi pada
pekerjaan sebagai karyawan PT Kertas Leces sebanyak 50,66 %. Hal ini akan
menandakan tingkat pendidikan orang tua sudah baik sehingga akan
mempengaruhi dalam penerapan pola asuh dalam keluarga.
6.2 Pola Asuh Orang Tua
Berdasarkan gambar 5.6 hasil tabulasi data dari bab V diperoleh data
sebanyak 89 responden menggunakan pola asuh demokratis (58,55%), 32
responden menggunakan pola asuh permisif (21,05%), dan 31 responden
menggunakan pola asuh otoriter (20,39%). Apabila dilihat jenis pola asuh dengan
frekuensi tertinggi terdapat pada jenis pola asuh demokratis.
Remaja yang di asuh oleh orang tua yang demokratis lebih mampu
menyelesaikan masalahnya dengan baik karena didalam keluarga yang
demokratis, orang tua mampu menjadi model yang baik bagi remaja. Remaja
dilibatkan dan dilatih bagaimana menggunakan pemecahan masalah untuk
menetapkan aturan-aturan keluarga, merencanakan kegiatan dirumah serta
memecahkan semua konflik sehingga para remaja mempunyai pengalaman
apabila orang tua tidak lagi menjadi pemberi penyelesaian dan pembuat
keputusan.
Selain itu pola asuh orang tua menurut Edwards juga dipengaruhi oleh
temperamen, karakteristik biologis, tingkat pendidikan, stress keluarga, pengaruh
dari luar keluarga. Kelima faktor diatas tentunya melengkapi dalam penerapan
pola asuh dalam suatu keluarga. Pengaruh yang besar juga dari pengalaman
dan lingkungan dimana tinggal ataupun bekerja. Menurut penelitian kebanyakan
dari responden berada dalam kalangan keluarga yang tingkat pendidikan cukup,
hal ini dapat terlihat dari pekerjaan orang tuanya yang mayoritas bekerja di pabrik
Kertas Leces.
6.3 Tingkat Kemandirian Belajar
Berdasarkan tabel 5.7 tingkat kemandirian belajar siswa remaja diperoleh
hasil sebanyak 72 responden menyatakan mandiri (47,37%), 59 responden
menyatakan cukup mandiri (38,82%), 21 responden menyatakan kurang mandiri
(13,82%). Prosentase tertinggi siswa menyatakan mandiri dalam belajar. Hal ini
juga didukung oleh prosentase terbanyak dalam responden adalah anak sulung.
Anak sulung yang memiliki tanggung jawab yang besar dalam pengambilan
keputusan dan keterlibatan dalam menyelesaikan masalah.
Kemandirian belajar adalah aktivitas belajar yang didorong oleh kemauan
sendiri, pilihan sendiri dan tanggung jawab sendiri tanpa bantuan orang lain serta
mampu mempertanggungjawabkan tindakannya. Seorang siswa dapat dikatakan
telah mampu mandiri dalam belajar dilihat dari bagaimana ia memulai belajarnya,
mengatur waktu dalam belajar sendiri melakukan belajar dengan cara dan teknik
sesuai dengan kemampuan sendiri, mampu mengetahui kekurangan diri sendiri,
serta tidak bergantung pada orang lain. .
Kemandirian seseorang dalam belajar ini sebenarnya tidak terlepas dari
pengaruh eksternal maupun internal. Pola asuh orang tua ini termasuk poin
penting yang ada pada pengaruh eksternal dalam lingkungan keluarga. Pola
asuh orang tua di sini memiliki pengaruh yang besar dalam membentuk
kemandirian anak, karena dalam pola asuh orang tua akan terkait dengan
kebiasaan, disiplin, dan rasa percaya diri yang ditanamkan orang tua kepada
anak dalam kehidupan sehari-hari. Selain memberi kesempatan pada remaja,
pemberian kepercayaan dan tanggung jawab pada remaja, juga sangat
membantu memperlancar kemandirian.
6.4 Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan Tingkat Kemandirian
Belajar Remaja
Seperti kita ketahui lingkungan paling dekat dengan anak dan tempat
dimana anak berinteraksi pertama kali adalah lingkungan keluarga. Terdapat
banyak faktor dalam keluarga yang dapat mempengaruhi perkembangan anak.
Salah satu faktor tersebut adalah pola asuh orang tua yang diterapkan pada
anaknya. Selama proses penerapan pola asuh ini orang tua tidak lepas dari yang
namanya aturan, pengakuan kemampuan anak, hukuman, dan pujian. Sehingga
berdasarkan analisis dengan menggunakan rumus korelasi Spearman Rank
diperoleh hasil terdapat hubungan yang signifikan antara pola asuh orang tua
dengan tingkat kemandirian belajar anak usia remaja.
Berdasarkan tabel 5.1 didapatkan data responden yang menggunakan
pola asuh demokratis mempunyai tingkat kemandirian mandiri yang dinyatakan
sebanyak 65 responden (73,034%), cukup mandiri sebanyak 22 responden
(24,72%) dan kurang mandiri sebanyak 2 orang (2,247%).
Pada siswa yang diasuh dengan pola asuh demokratis ini menunjukkan
bahwa sikap siswa lebih dapat bertanggung jawab terhadap dirinya berkaitan
tugas belajar yang dibebankan kepadanya. Hal tersebut didukung oleh
pernyataan Chabib Thoha bahwa dalam pola asuh demokratis ditandai dengan
adanya pengakuan orang tua terhadap kemampuan anak, dan anak diberi
kesempatan untuk mengembangkan kontrol internalnya sehingga sedikit demi
sedikit berlatih untuk bertanggung jawab kepada diri sendiri.
Pola asuh dengan memberikan kebebasan yang bertanggung jawab inilah,
menyebabkan siswa lebih percaya dan lebih terbuka, mudah bekerjasama
sehingga anak akan cenderung lebih mandiri, tegas terhadap diri sendiri, dan
memiliki kemampuan untuk mengendalikan diri.
Penerapan pola asuh demokratis tersebut, anak juga lebih mampu
mengontrol dan mengarahkan emosinya. Mereka dapat lebih memahami
kebiasaaan temannya dan bekerjasama dengan orang lain. Hal tersebut
diperkuat oleh pendapat Tembong Prasetyo bahwa sikap-sikap tersebut akan
mampu mendorong anak untuk melakukan aktivitas-aktivitas belajarnya secara
bertanggung jawab dan mandiri dalam upaya mendapatkan hasil belajar yang
terbaik.
Perilaku orang tua yang menggunakan pola asuh demokrasi lebih
menunjukkan adanya kasih sayang, disertai aturan-aturan dengan menetapkan
batasan dan kontrol yang mendukung anak pada tindakan konstruktif sehingga
tercipta kemandirian pada remaja. Orang tua yang menerapkan pola asuh
demokrasi berusaha menyeimbangkan adanya dukungan keluarga dan
bimbingan, sehingga diharapkan remaja akan mampu menerima tanggung
jawab, mematuhi batasan-batasan yang rasional, dan bersikap baik sesuai
dengan kondisi dan usia anak.
Apabila seorang remaja melakukan kesalahan, maka orang tua dengan
pola asuh ini akan lebih menekankan pada masukan berupa umpan balik yang
positif dengan mempertimbangkan tingkat perkembangan anak usia remaja.
Meskipun pada umumnya keputusan akhir pada hal-hal yang bersifat penting
tetap menjadi wewenang dan hak orang tua. Namun, seiring perkembangan
remaja, orang tua memperbolehkan remaja untuk membuat keputusan sendiri
dalam hal kemandiriannya disertai bimbingan demi kebaikannya.
Pola asuh otoriter mempunyai tingkat kemandirian kurang yang
dinyatakan sebanyak 19 orang (61,29%), cukup mandiri sebanyak 8 responden
(25,80%) dan mandiri sebanyak 4 responden (12,90%). Berbeda dengan gaya
otoriter, anak cenderung memiliki kedisiplinan dan kepatuhan yang semu.
Sebuah keluarga bila orang tua lebih cenderung memaksakan kehendaknya,
dengan menerapkan aturan-aturan yang sifatnya kaku. Sikap-sikap tersebut
dalam waktu lama akan menjadi sifat yang akan dibawanya, seringkali memaksa
anak untuk berperilaku seperti dirinya (orang tua).
Di dalam pergaulan, muncul perilaku anak yang cukup ekstrem. Anak
cenderung menjauhkan diri dari lingkungan (menarik diri secara sosial). Hal
tersebut diperkuat oleh pendapat G. Tembong Prasetyo yang mengetahui bahwa
ada pengaruh yang berbeda terhadap perilaku yang muncul pada anak. Jika
anak laki-laki dengan pola pengasuhan otoriter sangat mungkin memiliki resiko
berperilaku anti sosial dan anak perempuan cenderung menjadi tergantung
(dependent) pada orang tua.
Pada pola asuh otoriter yang cenderung memaksakan kehendaknya
akhirnya sulit menciptakan kreativitas, menjadi penakut dan tidak percaya diri.
Hal tersebut diperkuat oleh pendapat Siti Rahayu H dalam Chabib Toha yang
menambahkan bahwa pola asuh otoriter pada akhirnya membuat anak kurang
mandiri, karena segala sesuatunya orang tua memegang kendali (yang
mengatur).
Pola asuh otoriter lebih menekankan batasan dan larangan diatas respon
positif. Orang tua otoriter menuntut keteraturan, sikap yang sesuai dengan
tuntutan masyarakat dan menekankan kepatuhan pada otoritas. Pada umumnya
orang tua otoriter tidak selalu bersikap dingin dan tidak responsif, tetapi lebih
banyak menuntut dan kurang bersikap positif dan mencintai anaknya.
Meskipun anak dengan pola asuh otoriter tidak mampu mengekspresikan
perasaannya secara terbuka, tetapi anak dapat menunjukkan penolakan
terhadap aturan yang dibuat oleh orang tua. Ketika anak menolak, maka orang
tua akan lebih menuntut lagi. Pada akhirnya orang tua menerapkan hukuman
yang keras pada anak secara psikologis dapat merugikan orang tua, anak dan
hubungan antara keduanya.
Pola asuh permisif mempunyai tingkat kemandirian cukup yang dinyatakan
sebanyak 29 responden (90,625%) dan mandiri sebanyak 3 orang (9,375%).
Pada pola asuh permisif yang ditandai dengan cara orang tua mendidik anak
secara bebas, kontrol orang tua terhadap anak sangat lemah, juga tidak
memberikan bimbingan yang cukup berarti bagi anaknya (Chabib Thoha, 1996).
Pernyataan tersebut di atas didukung oleh Agoes Dariyo yang menyatakan
bahwa apa yang diberlakukan oleh anak diperbolehkan orang tua, orang tua
menuruti segala kemauan anak, dari sisi negatif lain, anak kurang disiplin. Hal
tersebut memungkinkan kemandirian siswa dalam belajar cukup mandiri. Namun,
bila anak mampu menggunakan kebebasan tersebut secara bertanggung jawab,
maka anak akan menjadi seorang yang mandiri.
Pada penerapan pola asuh permisif tidak ditemukan adanya tuntutan dan
kontrol dari orang tua secara berlebihan terhadap anak. Disamping tingkat
kemandirian yang ditunjukkan anak pada pola asuh ini cukup, tetapi akibat lain
yang dapat diterima anak diantaranya anak tidak pernah belajar mengontrol diri,
selalu menuntut orang lain menuruti keinginannya dan tidak berusaha belajar
menghormati orang lain. Anak menjadi cenderung mendominasi orang lain,
sehingga dalam berinteraksi sosial anak mengalami kesulitan
6.5 Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini mempunyai beberapa keterbatasan yang terkait dengan
instrumen atau metode yang digunakan dan faktor feabilitas.
Instrumen dalam penelitian ini adalah kuesioner tertutup langsung. Keterbatasan
dari kuesioner ini adalah :
1. Jika informasi instrumen tidak jelas, maka peserta tidak berespon secara
tepat dan interpretasi yang diberikan tidak akurat.
2. Walaupun dibuat anonym, kadang-kadang responden dengan sengaja
memberikan jawaban yang tidak benar atau tidak jujur.
3. Pengisian kuisioner hanya oleh satu pihak yaitu anak sedangkan orang
tua tidak, sehingga tidak bisa mengetahui keakuratan jawaban dari sudut
pandang yang berbeda.
4. Pertanyaan yang tidak sama pada masing-masing dimensi pola asuh
memerlukan kemampuan peneliti untuk menginterpretasi hasil yang
diperoleh dengan tepat dan benar.
Pada faktor feabilitas juga mempunyai beberapa keterbatasan antara lain:
pertama keterbatasan waktu dan biaya. Kedua karena menggunakan desain
cross sectional maka pola asuh dan tingkat kemandirian dalam pemenuhan
kebutuhan sehari-hari diketahui pada saat ini saja.
BAB 7
KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini akan diuraikan kesimpulan dan saran dari hasil penelitian
tentang hubungan pola asuh orang tua dengan tingkat kemandirian belajar anak
usia remaja sebagai berikut:
7.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Berdasarkan data yang ada didapatkan hasil sebanyak 89 responden
menggunakan pola asuh demokratis (58,55%), 32 responden
menggunakan pola asuh permisif (21,05%), dan 31 responden
menggunakan pola asuh otoriter (20,39%).
2. Berdasarkan data yang ada didapatkan hasil sebanyak 72 responden
menyatakan mandiri (47,37%), 59 responden menyatakan cukup mandiri
(38,82%), 21 responden menyatakan kurang mandiri (13,82%).
3. Terdapat hubungan positif kuat antara pola asuh orangtua dengan tingkat
kemandirian belajar anak usia remaja dengan nilai koefisien korelasi positif
sebesar 0,661, artinya semakin responden menunjukkan ke arah pola asuh
yang positif (demokrasi), maka anak akan menunjukkan kemampuan
dalam belajar.
7.2 Saran
7.2.1 Untuk Penelitian
Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan mengubah atau
menambah variabel yang akan diteliti berdasarkan faktor-faktor lain
yang mempengaruhi tingkat kemandirian anak
Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan menambah sasaran
responden penelitian, tidak hanya dari pihak anak tetapi juga dari
sudut pandang orang tua
Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan waktu yang agak lama
dan tidak hanya dengan instrumen kuisioner tetapi dengan
wawancara pada responden yang terlibat
Perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai jenis pola asuh
dihubungkan dengan tingkat kemandirian selain belajar, misalnya
kecerdasan intelektual, prestasi dll
7.2.2 Untuk Profesi
Diharapkan informasi ini dapat meningkatkan kemampuan perawat
dalam praktik pelayanan keperawatan pediatric dan comunitas
sebagai bentuk pelayanan yang holistik dan komprehensif dalam
rangka peningkatan mutu pelayanan.
Diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar
pemikiran dan pengembangan konsep keperawatan yang
berhubungan dengan tahap proses tumbuh kembang anak usia
remaja.
Mengingat adanya hubungan antara pola asuh dengan tingkat
kemandirian diharapkan informasi ini dapat lebih meningkatkan
perawat dalam memberikan advokasi mengenai pola asuh yang tepat
kepada keluarga, sehingga masa depan anak akan lebih baik
7.2.3 Untuk Institusi
Hendaknya institusi pendidikan yang terkait mampu mengadakan
suatu komunikasi dua arah antara pihak sekolah dan orang tua dalam
memantau tumbuh kembang anak dalam bentuk bimbingan
konseling.
DAFTAR PUSTAKA
Alimul, Aziz. 2007. Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta: Salemba Medika.
Ali, Mohammad & Mohammad Asrori. 2004. Psikologi Remaja (PerkembanganPeserta Didik). Jakarta: Bumi Aksara.
Anisa, Siti. 2005. Kontribusi Pola Asuh orang Tua terhadap Kemandirian Siswa Kelas II SMA Negeri 1 Balapulang Kabupaten tegal Tahun Pelajaran 2004/2005. Tugas Akhir. Diterbitkan, Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri, Semarang.
Dariyo, Agoes. 2004. Psikologi Perkembangan Remaja. Jakarta: GhaliaIndonesia.
Edwards, C. Drew. Ketika Anak Sulit diatur : panduan bagi orang tua untuk mengubah masalah perilaku anak. Cetakan ke-2. Kaifa. Bandung.
Gunarsa, S & Y. Gunarsa. 1983. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta: BPK Gunung Mulia.
Havighurts, R. J. A. Cross Cultural View, dalam Adams, J. F. (ed) Understanding Adolescence Currents Developments in Adilescent Psyichilogy. Boston: Allyn & Bacon, Inc.
Hurlock, Elizabeth B. 1997. Perkembangan Anak Jilid 1, Edisi Keenam. Jakarta: Erlangga.
Hurlock, Elizabeth B. 1997. Perkembangan Anak Jilid 2, Edisi Keenam. Jakarta: Erlangga.
Hurlock, Elizabeth B. 1997. Psikologi Perkembangan, Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga.
Santrock, J. W., 2001. Life Span Development - Perkembangan masa Hidup, alih bahasa Ahmad Chusairi, Jakarta: Erlangga.
Kartono, Kartini. 1995. Psikologi Anak (Psikologi Perkembangan). Bandung: Mandar Maju.
Musdalifah, M.Si. 2007. Perkembangan Sosial Remaja dalam Kemandirian (Studi Kasus Hambatan Psikologis Dependensi terhadap Orang Tua), vol 4 Juli. Jogjakarta.
Mu’tadin, Z. 2002. Mengembangkan Ketrampilan Sosial Pada Remaja. http : www.google.com, file:// e.psikolog i. Diakses tanggal 12 Agustus 2009.
Nursalam. 2003. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Pedoman Skripsi, Tesis dan Instrumen Penelitian Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Prasetya, G. Tembong. 2003. Pola Pengasuhan Ideal. Jakarta: Elex MediaKomputindo.
Papalia, D E., Olds, S. W., & Feldman, Ruth D. 2008. Human development (8th ed.). Boston: McGraw-Hill.
Sarwono, Jonathan. 2006. Analisis Data Penelitian Menggunakan SPSS 13, Edisi 1. Jogjakarta: CV ANDI OFFSET.
Schaefer, Charles. 1994. Mempengaruhi Bagaimana Anak (Alih Bahasa oleh R. Tarman Sirait dan Cony Semiawan). Semarang: Dahara Prize.
Soeparno, Suhaenah. 2000. Membangun Kompetisi Belajar. Jakarta: Pustaka pelajar.
Spungin, Pat & Victoria Richardson. 2002. The Parentalk Guide to Brothers & Sisters. Ag Budhi Satrio (Editor). 2007. Kiat Mengatasi Persaingan Kakak Adik, Ellen Hanafi (Penterjemah), Andi, Yogyakarta, hal 11 - 22.
Surya, Hendra. 2003. Kiat mengajak Anak Belajar dan Berprestasi. Jakarta : PT Gramedia.
Tarmudji, Tarsis. 2004. Penelitian Tentang “Hubungan Pola Asuh Orangtua Dengan Agresivitas Remaja”. http://www.Dep.Dik.Nas/Go.Id . Diakses pada tanggal 18 Agustus 2009.
Thoha, Chabib. 1996. Kapita Selekta Pendidikan Islam. Yogyakarta : Pustaka pelajar (IKAPI).
Wijayanti, MM. 2007. Anakku, Anakmu, Anak kita (Mendidik dan Merawat Anak dengan Bijak), Sahabat Setia, Yogyakarta, hal 8 – 18.
Yusuf, Syamsu L.N. 2004. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Saya yang bertanda tangan dibawah ini adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran Jurusan Keperawatan Universitas Brawijaya Malang :
Nama : Rahmawati MaulidiaNIM : 0610720039Alamat : Jln Bendungan Sutami No 05 Malang
Dengan ini saya mengadakan penelitian dengan judul Hubungan antara Pola Asuh Orang Tua dengan Tingkat Kemandirian Belajar Remaja Siswa Kelas X SMA ”Taruna Dra Zulaeha” Kecamatan Leces Kabupaten Probolinggo Tahun Ajaran 2009/2010.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pola asuh orang tua dengan tingkat kemandirian belajar anak usia remaja.
Manfaat penelitian ini adalah sebagai bahan rujukan bagi perawat dalam memberikan asuhan keperawatan kepada keluarga terutama orangtua dan masyarakat dalam menerapkan pola asuh yang tepat serta melatih kemandirian dalam belajar seorang anak remaja.
Prosedur pengambilan sampel adalah cara menyebarkan kuesioner pada siswa yang menjadi sampel dan bersedia menjadi responden serta menandatangani informed consent dan selanjutnya meminta mengisi kuesioner yang memerlukan waktu 15-20 menit.
Penelitian ini tidak mengakibatkan hal-hal yang membahayakan bagi responden yang bersangkutan. Informasi yang diberikan dijamin kerahasiaannya dan hanya digunakan untuk kepentingan penelitian dan pengembangan ilmu keperawatan serta tidak dipergunakan untuk maksud lain.
Apabila saudara/i bersedia menjadi responden dalam penelitian ini, maka saya mohon untuk menandatangani lembar persetujuan yang disertakan bersama surat ini, namun bila tidak berkenan, maka peneliti menghormati keputusan tersebut dan tidak ada sangsi apapun atau anda tidak akan kehilangan hak-hak anda.
Atas partisipasi saudara/i saya ucapkan terima kasih.
Malang, 13 November 2009
Peneliti
(Rahmawati Maulidia)
NB : Dikumpulkan langsung(Tgl 13 November 2009 )
Lampiran 3. Surat Persetujuan Sebagai Subjek Penelitian
SURAT PERSETUJUAN SEBAGAI SUBJEK PENELITIAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini,Identitas siswa:
Umur :...................................................................................Jenis kelamin :...................................................................................Anak ke :...................................................................................Apakah anda sakit?Jika ya, tuliskan sakit apa :................................................................................No responden :...................................................................................Saya telah mendapatkan penjelasan dengan baik mengenai tujuan dan
manfaat penelitian yang berjudul ”Hubungan antara Pola Asuh Orang Tua dengan Tingkat Kemandirian Belajar Remaja Siswa Kelas X SMA ’Taruna Dra Zulaeha’ Kecamatan Leces Kabupaten Probolinggo Tahun Ajaran 2009/2010”
Saya mengerti bahwa saya akan diminta untuk mengisi kuesioner dan menjawab pertanyaan tentang perasaan dan harapan saya, yang memerlukan waktu 15-20 menit. Saya mengerti bahwa resiko yang akan terjadi dari penelitian ini tidak ada. Apabila ada pertanyaan yang menimbulkan respon emosional, maka penelitian ini akan dihentikan dan peneliti akan memberi dukungan.
Saya mengerti bahwa saya berhak menolak untuk berperan serta dalam penelitian ini atau mengundurkan diri dari penelitian setiap saat tanpa adanya sanksi atau kehilangan hak-hak saya.
Saya telah diberikan kesempatan untuk bertanya mengenai penelitian ini atau mengenai peran serta saya dalam penelitian ini, dan telah dijawab serta dijelaskan secara memuaskan. Saya secara sukarela dan sadar bersedia berperan serta dalam penelitian ini dengan menandatangani surat persetujuan menjadi responden atau subjek penelitian.
Malang, 13 November 2009 Peneliti Tanda Tangan Responden
Judul penelitian : “Hubungan antara Pola Asuh Orang Tua dengan Tingkat
Kemandirian Belajar Remaja Siswa Kelas X SMA ”Taruna Dra
Zulaeha” Kecamatan Leces Kabupaten Probolinggo Tahun
Ajaran 2009/2010”
Peneliti : Rahmawati Maulidia
Pembimbing : I. dr. Soemardini, MPd
II. Ns. Dian Susmarini, S.Kep, MN
Dengan hormat,
Saya adalah mahasiswa Semester VII pada Jurusan Keperawatan Fakultas
Kedokteran Universitas Brawijaya Malang. Dalam rangka untuk menyelesaikan
Tugas Akhir, saya bermaksud mengadakan penelitian dengan judul “Hubungan
antara Pola Asuh Orang Tua dengan Tingkat Kemandirian Belajar Remaja Siswa
Kelas X SMA ”Taruna Dra Zulaeha” Kecamatan Leces Kabupaten Probolinggo
Tahun Ajaran 2009/2010”.
Saya berkeyakinan bahwa penelitian ini memiliki manfaat yang luas, baik
bagi mahasiswa, pengajar, maupun institusi pendidikan ilmu keperawatan dalam
mencetak calon tenaga yang berkompetensi dalam bidang ilmu keperawatan.
Apabila anda bersedia untuk menjadi responden dalam penelitian ini, saya
persilakan menandatangani persetujuan untuk menjadi subjek penelitian.
Atas kerjasamanya saya ucapkan terima kasih.
Malang, 05 November 2009
Mengetahui Peneliti,
Pembimbing I/II
dr Soemardini, M.Pd Rahmawati Maulidia
NIP. 19460307 197903 2 001 NIM. 0610720039
Lampiran 5. Kisi-Kisi Kuisioner
Pola Asuh Orang Tua
Kemandirian Belajar
No Pola asuh Kisi2 Pertanyaan No pertanyaan
Jumlah
1 Otoriter orang tua menerapkan peraturan yang ketat dan dipatuhi oleh anak
1,2 2
tidak adanya kesempatan untuk mengemukakan pendapat
3,4 2
berorientasi pada hukuman(fisik maupun verbal)
5,6 2
orang tua jarang memberikan hadiah ataupun pujian
7,8 2
82 Demokratis orang tua membimbing
dan mengarahkan tanpa memaksakan kehendak kepada anak
9,10 2
adanya kesempatan kepada anak untuk berpendapat
11,12 2
hukuman diberikan kepada perilaku salah
13,14 2
memberi pujian dan atau hadiah kepada perilaku yang benar
15,16 2
83 Permisif memberi kebebasan
kepada anak tanpa ada batasan dan aturan dari orang tua
17,18 2
anak tidak mendapatkan hadiah ataupun pujian meski anak berperilaku sosial baik
19,20 2
anak tidak mendapatkan hukuman meski anak melanggar peraturan
21,22 2
orang tua kurang kontrol terhadap perilaku dan kegiatan anak sehari-hari
23,24 2
8
No Aspek Kisi2 Pertanyaan No pertanyaan
Jumlah
1 Intelektual percaya diri dengan kemampuan kognitifnya
1,2 2
mampu mengerjakan sendiri tugas-tugasnya dalam belajar
3,4 2
memiliki ketrampilan belajar secara mandiri
5,6,7 3
2 Sosial mempunyai kesediaan untuk membantu teman dalam belajar dan memiliki hubungan yang baik dengan teman
8,9 2
belajar untuk tidak bergantung dengan teman
10,11 2
3 Emosi memiliki motivasi belajar yang tinggi, bertanggung jawab terhadap peranannya sebagai pelajar
12,13 2
mampu menyikapi masalah-masalah belajarnya secara positif
14,15,16 3
tidak mudah putus asa terhadap kesulitan belajar yang muncul
17 1
4 Ekonomi memiliki kemauan untuk tetap belajar walaupun kemampuan ekonomi terbatas
18 1
mampu mengatur keuangan dengan baik
19 1
mampu memanfaatkan sarana dan prasarana belajar dengan benar
20 1
Lampiran 6. Kuisioner
KUISIONERLEMBAR KUISIONER
POLA ASUH ORANG TUA
A. Identitas RespondenNo Urut : .........................................(diisi peneliti).Jenis Kelamin : ............................................................Umur : .............................................................Pekerjaan Orang Tua : .............................................................Tgl Pengambilan Data : .............................................................
B. Petunjuk Pengisian :1. Berilah tanda checklist (√) pada kolom (Ya/Tidak) yang sesuai dengan
pilihan anda.2. Jawaban yang dipilih hanya satu jawaban.3. Jawaban ditulis sendiri dan tidak boleh diwakilkan
C. Soal
No Pertanyaan Ya Tidak1 Apakah orang tua anda mengatur segala kegiatan
yang anda lakukan2 Apakah orang tua anda menetapkan aturan-aturan
di rumah yang harus dipatuhi, tanpa merundingkan dulu dengan anda
3 Apakah ketika orang tua anda sedang berbicara, hampir tidak ada kesempatan bagi anda untuk mengemukakan ide ataupun saran
4 Apakah orang tua anda tidak pernah mempertimbangkan ide ataupun saran yang anda sampaikan
5 Dalam mendisiplinkan anda, apakah orang tua anda menggunakan sanksi berupa hukuman fisik
6 Apakah orang tua anda sering kali mengekspresikan rasa marahnya kepada anda
7 Apakah jika anda memperoleh prestasi, orang tua anda tidak pernah memberi hadiah
8 Apakah jika anda mendapat nilai bagus, orang tua tidak pernah memberikan pujian apapun
9 Apakah orang tua mempertimbangkan harapan dan pendapat anda ketika membuat keputusan– keputusan
10 Apakah orang tua anda tidak mengharuskan anda mengikuti jadwal kegiatan sehari-hari yang telah mereka buat
11 Apakah orang tua anda menghadapi sikap anda
yang kurang baik secara langsung dan membicarakan tentang kesalahannya dengan kata-kata yang mudah dimengerti oleh anda
12 Apakah orang tua sangat menghargai kebebasan anda dalam mengekspresikan harapan-harapan dan keinginan anda
13 Apakah orang tua anda memberikan hukuman yang sesuai dengan kesalahan yang anda lakukan
14 Apakah orang tua anda akan memberikan hukuman, jika anda tidak melaksanakan nasehatnya
15 Apakah orang tua anda selalu memberi hadiah, setelah anda menerima raport meskipun nilainya cukup
16 Apakah orang tua anda selalu memberi pujian, ketika anda mampu menyelesaikan segala pekerjaan di rumah dengan baik
17 Apakah orang tua sering mengikuti kemauan anda tanpa memikirkan akibat dari kemauan anda terlebih dahulu
18 Apakah orang tua tidak pernah membatasi waktu bermain anda di rumah maupun diluar rumah
19 Apakah orang tua tidak pernah memberi pujian, meski anda pernah berbuat baik kepada orang lain atau telah membantu teman yang mengalami kesusahan
20 Apakah anda tidak pernah mendapatkan hadiah dari orang tua sekalipun anda berprestasi
21 Apakah orang tua anda mengabaikan sikap anda yang suka membantah perintah orang tua dan mereka menganggap itu sebagai hal yang biasa
22 Apakah orang tua anda tidak pernah marah, meskipun anda mengabaikan tugas yang diberikan kepada anda
23 Apakah orang tua anda tidak pernah menanyakan, alasan mengapa anda terlambat pulang sekolah atau tentang kegiatan yang anda lakukan sehari-hari
24 Apakah orang tua saya tidak pernah memperdulikan, dengan siapa anda berteman
LEMBAR KUISIONER
KEMANDIRIAN BELAJAR
D. Identitas RespondenNo Urut : ..............................................(diisi peneliti).Jenis Kelamin : ......................................................................Umur : ......................................................................Pekerjaan Orang Tua : ......................................................................Tgl Pengambilan Data : ......................................................................
E. Petunjuk Pengisian :4. Berilah tanda checklist (√) pada kolom (Ya/Tidak) yang sesuai dengan
pilihan anda.5. Jawaban yang dipilih hanya satu jawaban.6. Jawaban ditulis sendiri dan tidak boleh diwakilkan
F. Soal
No Pertanyaan Ya Tidak1 Apakah anda yakin bahwa setiap tugas yang anda
kerjakan adalah benar 2 Apakah anda percaya pada kemampuan anda sendiri
bahwa anda akan berhasil dalam belajar3 Apabila ada soal-soal atau tugas yang sulit, apakah anda
berusaha untuk memecahkan sendiri tanpa meminta bantuan orang lain
4 Jika ada kesulitan dalam belajar apakah anda mampu mengatasi masalah sendiri
5 Apakah anda belajar secara teratur tidak hanya ketika akan ulangan saja
6 Apakah anda belajar sesuai dengan jadwal yang anda buat
7 Sesudah tes/ulangan, apakah anda mencoba mengulang kembali untuk menjawab tes tersebut di rumah
8 Apakah anda membantu teman anda bila mereka ada kesulitan dalam memahami materi pelajaran
9 Apkah anda selalu meminjam alat tulis menulis atau peralatan belajar lainnya kepada teman anda
10 Apakah anda suka meminjam buku catatan milik teman anda untuk disalin di rumah
11 Apakah anda mengerjakan pekerjaan rumah (PR)/tugas dibantu oleh teman atau kerja kelompok dengan teman anda
12 Apakah anda belajar sendiri tanpa diperintah oleh orang tua
13 Apakah anda berinisiatif sendiri untuk memulai belajar dan mengakhiri belajar anda
14 Apakah anda merasa bahwa semua pelajaran itu
penting dan ada gunanya15 Meskipun banyak acara di TV yang menarik, apakah
anda tetap belajar16 Ketika teman mengajak untuk jalan-jalan, apakah
andatetap memilih untuk belajar17 Jika materi pelajaran belum anda pahami apakah anda
berusaha mencari buku-buku perpustakaan untuk membantu memahami
18 Apakah anda tetap bersemangat sekolah meskipun orang tua anda tidak mampu membiayai sekolah anda
19 Apakah anda menabung sendiri untuk membeli peralatan sekolah dan buku-buku pelajaran
20 Sebelum belajar, apakah anda menyiapkan buku-buku, alat tulis menulis atau peralatan belajar yang lain yang anda butuhkan
Lampiran 7. Hasil Validitas dan Reliabilitas Kuisioner Pola Asuh Orangtua dan Tingkat Kemandirian dalam Belajar
Reliability Untuk Pola Asuh Orang TuaCase Processing Summary
N %Cases Valid 27 96.4
Excluded(a)
1 3.6
Total 28 100.0
a Listwise deletion based on all variables in the procedure.