KESEMEK
A. Pengertian Umum Buah Kesemek Kesemek adalah nama sejenis
buah-buahan dari marga Diospyros. Tanaman ini dikenal pula dengan
sebutan buah kaki, atau dalam bahasa Inggris dinamai Oriental
(Chinese/Japanese) persimmon. Nama ilmiahnya adalah Diospyros kaki.
Klasifikasi dari tanaman kesemek adalah sebagai berikut : Kerajaan
Divisi Kelas Ordo Famili Genus Spesies :Plantae :Magnoliophyta
:Magnoliopsida :Ericales :Ebenaceae :Diospyros :Diospyros kaki
Kesemek berasal dari Cina dan Jepang, banyak dijumpai di daerah
subtropis dan dataran tinggi daerah tropis. Ciri-ciri tanaman
kesemek antara lain : Habitus Batang Daun Pohon, tinggi 6-8 m.
Tegak, bulat, berkayu, percabangan simpodial, kasar, hijau kotor.
Tunggal, berseling, lonjong, tepi rata, ujung runcing, pangkal
membulat, panjang 10-16 cm, lebar 7-9 cm, bertangkai pendek,
pertulangan menyirip, hijau. Bunga Tunggal, di ketiak daun, kelopak
bentuk bintang, hijau, benang sari panjang 1 cm, hijau pucat,
kepala putik bulat, kuning, mahkota berbulu, kuning pucat. Buah
Biji Akar Bulat, diameter 6-8 cm, masih muda hijau setelah tua
kuning Bulat, keras, kuning. Tunggang, putih kehitaman.
Sumber : (Anonima, 2012).
Gambar 1. Buah kesemek Berdasarkan riset, diketahui ternyata
banyak zat kimia hebat di dalam buah kesemek. Di antaranya terdapat
senyawa-senyawa antioksidan yang selain berkhasiat mencegah kanker
juga menghambat proses penuaan dini. Menurut Isnindar dkk (2011),
aktivitas antioksidan daun kesemek yang diuji dengan metode dpph
(2,2-difenil-1-pikrilhidrazil) termasuk dalam klasifikasi sedang
hal ini ditandai dengan nilai IC50 sebesar 107,7 g/mL yang jauh
dibawah nilai IC50 vitamin C (3,04 g/mL). Selain itu buah ini juga
mengandung polifenol yang dapat berfungsi menurunkan kadar
kolesterol jahat dalam tubuh. Mengonsumsinya dapat menghilangkan
dahaga, menyehatkan paru-paru dan menguatkan limpa. Buah yang dalam
bahasa Yunani diartikan sebagai food of the God alias makanan para
dewa ini mempunyai nilai gizi yang cukup baik. Dibandingkan
semangka dan apel kandungan vitamin C juga A jauh lebih tinggi.
Setiap 100 g kesemek mengandung kalori 78 kkal, protein 0,8 g,
lemak 0,5 g, karbohidrat 20 g (terutama fruktosa dan glukosa),
kalsium 6 mg, vitamin A 2.710 SI, vitamin C 11 mg dan vitamin B1
0,05 mg. Nilai energinya 320 kJ/100 g. (http://bisnisukm.com)
Komponen penting dalam buah kesemek yang layak diketahui oleh
berbagai pihak dapat dijadikan sebagai dasar pertimbangan untuk
mengelola kesemek. Sepintas tentang komponen penting sebagai dasar
pertimbangan pengelolaan kesemek menurut Purwoningsih (2012) antara
lain adalah sebagai berikut : 1. Pati Pati merupakan bentuk
karbohidrat sebagai hasil fotosintesis pada daun kesemek yang
sebagian disimpan didalam buah kesemek. Kandungan pati pada buah
kesemek tampak nyata dan ketika sebutir buah kesemek tua menjelang
matang dan dikukus, buah kesemek tersebut akan menjadi lunak dan
mengeluarkan gel berwarna putih. Buah kesemek yang berukuran besar
lebih banyak memiliki pati dibandingkan buah kesemek yang berukuran
kecil. Sasaran
pada budi daya pati adalah untuk menghasilkan buah kesemek yang
berukuran besar, karena berpeluang menjadi buah yang mahal. 2. Gula
Gula adalah karbohidrat sebagai hasil fotosintesis yang dilakukan
oleh daun dari bagian tanaman lain yang berwarna hijau. Kerbohidrat
merupakan senyawa karbon, hydrogen, dan oksigen, dengan rumus
empiris CHO. kerbohidrat beraneka ragam sifatnya tergantung
perbedaan molekulnya, karbohidrat yang bermolekul rendah antara
lain yaitu monosakarida (gula sederhana), disakarida, yaitu
sakarosa, dan karbohidrat tinggi antara lain yang berada dalam
bentuk pati, selulosa, pectin, dan lignin, selulosa dan lignin
berguna untuk pemmbentukan dinding sel tanaman. Kandungan gula yang
ada dalam buah kesemek bserada dalam beberapa bentuk yaitu
sakarosa, glukosa, dan fruktosa. Sakarosa merupakan monosakarida
yang dihidrolis menjadi satuan glukosa dan fruktosa, kedua zat
tersebut larut terhadap air, sehingga menimbulkan rasa manis pada
daging buah kesemek yang telah matang. 3. Pektin Pektin merupakan
salah satu bentuk dari kerbohidrat dengan berat molekul tinggi, zat
pectin merupakan polisakarida dari asam galakturonat dengan metal
esternya, senyawa pektin didalam tanaman diklasifikasikan dalam
tiga kelompok yaitu asam pektat, asam pektinat yang umum disebut
pektin dan protopektin Protopektin yaitu senyawa pectin yang tidak
larut terhadap air, yang terdapat pada jaringan tanaman yang masih
muda, antara lain pada buah yang masih muda atau belum matang. 4.
Klorofil Adalah pigmen berwarna hijau, yang dikenal dengan nama
hijau daun. Pigmen yang ada di buah kesemek yang masih muda pigmen
klorofil menutup warna pigmen yang lain yang juga berada pada kulit
buah kesemek sehingga buah kesemek tersebut tampak berwarna hijau.
5. Karotenoid Pigmen karotenoid terdapat pada buah kesemek,
beberapa pigmen karotenoid memberi kenampakan merah, kuning, atau
oranye. Keterkaitan antara
klorofil dengan karotenoid pada kulit buah kesemek dan daging
buah kesemek menjadi salah satu pertimbangan dalam panen buah
kesemek. 6. Flavonoid Adalah pigmen yang antara lain berupa
antosianin yaitu pigmen yang memberikan tampilan warna ungu, biru
atau merah; antoxantin yaitu pigmen yang memberikan warna kuning
atau putih, serta tannin pigmen yang tidak berwarna atau berwarna
cokelat. Tannin(CHO), terdapat pada buah kesemek, tannin memiliki
peranan penting terhadap timbulnya rasa sepat pada buah kesemek,
tannin mengandung asam gallic, phloroglucin, serta komponen yang
lain. 7. Asam Organik Kandungan asam organik pada daun kesemek
sangat tinggi dibandingkan dengan yang terkandung dalam buah
kesemek, pada buah kesemek, rasa asam lebih kuat terdapat diluar
buah kesemek dibanding pada daging bagian dalam. 8. Kandungan Lain
Buah kesemek juga mengandung air, selulosa enzim enzim, dan senyawa
lain. Kandungan air pada buah kesemek terkait dengan teksturnya
tekstur buah kesemek menjadi pertimbangan penentu bagi pedagang dan
pengguna buah kesemek. Kandungan air pada buah buah kesemek terkait
dengan tingkat kematangannya, buah yang teksturnya lunak,mengandung
banyak air dan kurang disukai oleh konsumen. Syarat Tumbuh Walaupun
asal-usulnya dari daerah subtropik, kesemek dapat beradaptasi
dengan berbagai cuaca pada iklim sedang yang hangat, seperti yang
dijumpai di dataran tinggi daerah tropik. Pengalaman di Asia
Tenggara menunjukkan bahwa iklim musiman yang menonjol tidak
diperlukan. Pembudidayaan kesemek berhasil baik di dataran tinggi
di atas 1000 m dpl, tetapi dijumpai juga beberapa contoh pohon
kesemek yang berbuah di dataran rendah, misalnya di Kucing
(Sarawak). Lahan yang ternaung penting sekali untuk menghindari
kerusakan daun muda yang masih lemah dari hembusan angin, dan
menghindari terjadinya lecet-lecet pada buah. Pohon kesemek toleran
terhadap berbagai tipe tanah, tetapi lebih mudah mempertahankan
hasil produksi yang tinggi jika ditumbuhkan pada tanah dalam
tetapi tidak terlalu berat, dan yang baik drainasenya. Keasaman
yang dianjurkan ialah pH antara 5,5-6,5 (Anonimb, 2012). Pedoman
Budidaya Perbanyakan kesemek di Indonesia terutama di daerah Aceh
tengah dan Medan benar - benar dilakukan secara serius biasanya
melalui pemisahan tunas akar yang berumur beberapa tahun. Tanaman
yang berasal dari benih cenderung bercabang kurus-kurus dan lemah.
Di daerah subtropik, perbanyakan kesemek biasanya dilakukan dengan
sambungan mata tunas dewasa di atas batang bawah yang berasal dari
benih. Setek sangat sulit berakar. Saat perbanyakan yang tepat
merupakan hal yang penting, sebab jika masa pertumbuhan pucuk
secara alami terlewati, pertumbuhan akan terhambat beberapa tahun,
hal ini merupakan masalah tersendiri pada kesemek. Sama halnya juga
dengan saat potion sedang tak berdaun, dan hati-hatilah agar
perakarannya tidak rusak. Jarak tanam bergantung kepada kesuburan
pohon dari berbagai kultivar, dianjurkan variasi antara 6 m x 4,5 m
(setara dengan 370 pohon/ha) dan 5 m x 2,5 m (setara dengan 800
pohon/ha). Di daerah tropik, pertumbuhan kesemek cenderung lebih
subur, dan diperlukan jarak tanam yang lebih jarang (Anonimb,
2012). Produk Olahan Beberapa olahan sederhana dari buah kesemek
menurut Pitojo dan Puspita (2007) untuk keperluan terbatas maupun
untuk keperluan komersial adalah sebagai berikut : 1. Jus Kesemek
Jus buah kesemek yang dihasilkan berupa cairan berwarna kuning
hingga kecoklatan, cocok untuk dikonsumsi oleh anak-anak dan orang
dewasa hingga tua.
2. Canning kesemek Cara membuat : Buah kesemek dibuah tangkai
dan kelopaknya kemudian dibiarkan utuh setelah dicuci dengan air
bersih. Buah kesemek kemudian direbus dalam air gula dengan
perbandingan 1 : 3. Sewaktu direbus,ditambahkan asam sitrat
sebanyak 3 g /kg bahan. Buah kesemek yang telah direbus kemudian
dimasukkan kedalam gelas atau botol buah yang dipersiapkan. Sebelum
gelas ditutup, perlu dikukus sekitar 30 menit. Canning buah kesemek
tersebut kemudian disimpan sebelum dimanfatkan. 3. Selai kesemek
Cara membuat : Buah kesemek dibuang pangkal dan kelopaknya kemudian
dikupas, dicuci dengan air bersih. Daging buah kesemek diblender
hingga menjadi bubur kesemek. Bubur kesemek dimasak selama 15 menit
untuk menguapkan sebagian airnya hingga menjadi lebih kental
(berkurang kandungan airnya). Pada bubur kesemek yang sedang
dimasak tersebut ditambahkan gula pasir dan asam sitrat. Pemasakan
dilanjutkan hingga diperoleh kekentalan selai yang ideal (sesuai
yang diinginkan). Selai siap disajikan. B. Potensi Jumlah Produksi
Buah Kesemek Di Indonesia Tanaman kesemek adalah tanaman subtropis
yang dibudidayakan di Indonesia oleh karena itu, sebaiknya ditanam
didataran tinggi yang memiliki agroklimat mendekati kondisi daerah
subtropis. Kesesuaian faktor klimat di daerah tropis memberikan
andil besar terhadap keberhasilan budidaya kesemek. Secara rinci,
faktor yang berpengaruh terhadap hasil buah kesemek menurut
Purwoningsih (2012) yaitu suhu, kelembapan, cahaya matahari, curah
hujan, ketinggian tempat, dan
keadaan tanah. Selain faktor tersebut, teknik budidaya,
penanganan prapanen, dan penanganan pasca panen, juga menjadi
penentu hasil panen buah kesemek. Di daerah subtropis, budidaya
tanaman kesemek dewasa yang dilakukan secara monokultur, mampu
menghasilkan produksi buah berkisar 10-40 ton per hektar. Apabila
dibandingkan dengan kondisi di daerah subtropis, kuantitas dan
kualitas produksi buah kesemek di Indonesia pada umumnya masih
rendah, belum memenuhi standar yang diharapkan. Sebagian besar buah
kesemek berukuran sedang dan berukuran kecil, sedangkan buah yang
berukuran besar presentasenya kecil. Di Jawa Timur, tanaman dewasa
yang berumur puluhan tahun mampu menghasilkan buah antara 200-300
kg. Hasil panen buah kesemek tiap pohon tidak sama dan dipengaruhi
dengan besar kecilnya tanaman, kesehatan tanaman dan musim. Pada
musim yang mendukung pertumbuhan kesemek, tidak banyak hujan dan
tidak ada angin kencang, buah tidak banyak yang gugur. Kondisi
demikian, tentu saja akan memberikan korelasi positif terhadap
keberhasilan produksi buah kesemek, baik secara kuantitas maupun
kualitas. Tanaman kesemek berumur 10 tahun, dapat menghasilkan
sekitar 500 butir buah kesemek (Purwoningsih, 2012). Produksi
kesemek yang dipanen sekarang ini adalah hasil dari pertanaman
puluhan tahun yang lalu. Produksi buah kesemek tersebut, antara
lain di pengaruhi oleh bibit tanaman yang di gunakan puluhan tahun
yang lalu, sistem budidaya kesemek tradisional yang masih kurang
mengikuti ketentuan teknis. Selain itu, skala usaha tani kecil
masih bersifat sampingan, dan belum di dukung oleh teknologi maju.
Faktor-faktor tersebut secara simultan mengakibatkan potensi produk
buah kesemek tidak tinggi, ukuran tidak besar, warna pucat, rasa
beragam sehingga kualitas rendah. Namun demikian, upaya untuk
mempertahankan kualitas produksi kesemek masih mungkin
dilaksanakan, yaitu melalui penanganan pasca panen buah kesemek
secara baik dan benar (Ridwan dan Iskandar, 2010). Di Indonesia,
produksi kesemek umumnya hanya cukup untuk konsumsi lokal. Sumatera
Utara, khususnya wilayah Brastagi, di waktu lalu pernah secara
tetap mengirimkan kesemek untuk Singapura, namun kini terhenti
karena kualitasnya terdesak oleh kesemek produk negara-negara lain.
Tempat-tempat lain di Indonesia yang menghasilkan kesemek di
antaranya adalah
a. Di Jawa Barat, terdapat di desa Cikajang, Cisurupan, serta
Bayongbong, Garut dan Ciloto. b. Di Jawa Tengah, antara lain
kecamatan Selo, Boyolali, Temanggung, Magelang dan beberapa tempat
lain di dataran tinggi Jawa Tengah. c. Di Jawa Timur, antara lain
di Magetan, Malang dan Kota Baru. d. Di Sumatra Barat, antara lain
di solok. e. Di Sumatra Utara, antara lain di Tanah Karo, Brastagi,
dan Toba. (Anonimc, 2012). Kesemek sebagai salah satu komoditas
yang bernilai komersial, telah semakin relatif belum banyak
berkembang. Negara-negara utama yang telah
mengembangkan kesemek hingga menjadi produsen terbesar kesemek
sedunia yaitu Cina, Jepang, Brasilia, Korea, dan Italia. Penghasil
kesemek kedua dengan jumlah produksi dibawah negara produsen utama,
antara lain yaitu Israel, Newzeland, Australia, Spanyol, Georgia,
Egyp, India, dan Chili (Purwoningsih, 2012). Produksi kesemek di
Indonesia termasuk dalam kategori relatif rendah di bandingkan
kesemek di negara subtropis tersebut di atas. Kesemek di Indonesia,
kini semakin mendapat perhatian dari masyarakat, layaknya komuditas
buah komersial lain yang tidak sedikit manfaatnya. Tanaman kesemek
berpeluang untuk dikembangtingkatan di daerah-daerah yang sesuai
agroklimatnya. Pada giliranya, kesemek perlu di tangani secara
terintegrasi oleh berbagai pihak yang terikat. C. Potensi
Permintaan Pasar Di Dunia Global Kesemek memang bukan apel.
Pamornya sebagai buah pun jauh di bawah apel impor maupun lokal.
Rasanya jarang sekali ada yang menjadikan kesemek sebagai buah
favorit. Sulit menemukannya di supermarket atau toko-toko buah
berkelas. Kesemek biasa dijumpai di pasar tradisional. Di dalam
negeri harga kesemek murah sehingga tak perlu repot-repot menawar.
Biasanya tak sampai Rp 5.000 per kilo. Mungkin karena identik
dengan harga murah, kesemek kadung dicap sebagai buah rakyat. Entah
karena faktor ini atau sebab lain, banyak yang enggan membeli
kesemek untuk disuguhi menjamu tamu lantaran gengsi. Namun buah
kesemek sangat populer di luar negeri karena potensi manfaatnya
yang cukup banyak. Buah ini cukup penting dalam tradisi Tiongkok
dan Jepang, sehingga nilai komersialnya tinggi di sana. Kini
komersialisasi produksi kesemek
telah merembet dan meluas ke Selandia Baru, Australia dan
Israel. Ekspor ke Israel inilah yang dinamai sebagai Sharon fruit
(Anonimd, 2012). Direktur Budidaya dan Pascapanen Buah pada
Direktur Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian Sri Kuntarsih,
Rabu (19/10), di Jakarta, mengatakan, sejak penerapan sistem
budidaya pertanian yang baik (good agricultural practices/GAP)
dimulai tahun 2006, pasar buah ekspor Indonesia terus berkembang.
Apabila sebelumnya buah Indonesia diekspor ke Singapura, sekarang
sudah meluas ke China. China, dengan penduduk 1,4 miliar jiwa dan
dengan pertumbuhan ekonomi serta pendapatan masyarakat yang bagus,
merupakan pasar potensial. Di luar itu, Australia juga mulai
merespons permintaan Indonesia memasok kesemek. Jepang juga masuk
dalam target perluasan pasar ekspor. Harga buah ekspor bisa tiga
kali lipat. Oleh karena itu, memberi insentif kepada petani untuk
membudidayakan dengan baik. Tantangan ekspor adalah kualitas,
kuantitas, dan kontinuitas, mengingat skala usaha petani rata-rata
0,2 hektar, katanya (Prabowo, 2011). D. Packing House Operation
Buah Kesemek Buah kesemek termasuk produk hortikultura yang mudah
rusak (perishable), oleh karena itu diperlukan kegiatan pasca panen
yang baik. Tujuan perlakuan pasca panen buah kesemek antara lain :
1. Untuk mempertahankan kualitas buah kesemek agar sampai ke
konsumen dan dimanfaatkan oleh konsumen tersebut. 2. Memberikan
interval waktu hingga buah kesemek dapat dikonsumsi oleh konsumen
dengan enak dan baik. Setelah dipetik dari pohonnya, buah kesemek
yang telah tua belum dapat dimakan secara langsung. Untuk itu,
perlu waktu dalam memproses pasca panen hingga siap dikonsumsi. 3.
Memperpanjang daya hidup buah kesemek, dan daya simpan buah
kesemek, hingga sampai ke konsumen dengan baik. Berikut adalah
sepintas tentang kegiatan penanganan pascapanen kesemek di
Indonesia menurut Pitojo dan Puspita (2007) : 1. Pengangkutan Kebun
Buah kesemek yang telah dipetik, biasanya dikumpulkan terlebih
dahulu di satu tempet yang berada dekat pohon kesemek. Bagi pemetik
yang teliti, buah kesemek tersebut diletakkan di atas alas berupa
tikar, seresah, atau bahan yang
lain. Tempat penampungan sementara tersebut harus ternaung dari
sengatan panas matahari. Buah kesemek dimasukkan ke dalam wadah
yang beragam kondisinya, biasanya berupa bagor plastik atau karung
goni, bekas kantong terigu, jarring, atau yang lain. Wadah kemudian
diikat dengan tali plastik, agar buah kesemek mudah untuk diangkut.
Kemasan sederhana tersebut cukup untuk mengatasi pengangkutan buah
kesemek dari lahan atau kebun ke rumah. Selanjutnya, buah kesemek
diangkut ke rumah atau gudang sementara untuk dilakukan sortasi. 2.
Sortasi dan Grading Dalam hal tertentu, buah kesemek hasil petik
dari lahan sering tidak sempat diseleksi kualitasnya dan secara
langsung diangkut ke rumah. Hal tersebut berkaitan dengan tingkat
kemampuan pengelolaan pascapanen buah kesemek. Namun, bagi
pengelola yang telah lebih maju, sortasi buah kesemek secara umum
biasanya langsung dilakukan di kebun. Sortasi dan grading atau
penggolongan kualitas buah kesemek menjadi sangat penting tatkala
buah kesemek dipanen secara serentak, dijual borongan, dan bahkan
dengan sistem ijon. Kegiatan tersebut biasanya dilakukan di
pedagang pengumpul atau petani yang juga merangkap sebagai pedagang
pengumpul dan pedagang grosir. Buah kesemek yang masih berada di
dalam wadah kemudian dikeluarkan dengan cara membuka tali wadah.
Buah kesemek diletakkan di atas alas dan kemudian dilakukan
pemilahan atau sortasi serta grading. Pemilahan buah kesemek
dilakukan atas dasar warna kullit, besar kecil (ukuran) buah,
kesehatan buah, termasuk keutuhan buah kesemek. Buah kesemek
dipilah, berbeda-beda harganya. Buah kesemek yang berkualitas baik
harganya lebih mahal dibandingkan dengan buah yang berkualitas
rendah. Dengan penggolongan kualitas tersebut, akan didapat produk
yang seragam. Dengan demikian, harga dapat ditentukan dengan lebih
mudah sesuai dengan kualitas buahnya. Kriteria buah kesemek dapat
dibedakan atas dasar ukuran volume (besar kecilnya buah) yang
berkorelasi dengan beratnya buah. Kriteria tersebut merupakan
bagian dari kualitas buah kesemek, yang terutama berguna untuk buah
kesemek yang akan diekspor.
3. Pembersihan dan Pencucian Pembersihan dan pencucian bertujuan
untuk menghilangkan kotoran yang melekat pada permukaan kulit buah
kesemek. Selain itu, pembersihan dan pencucian juga bertujuan untuk
menghilangkan patogen yang dapat
menyebabkan busuk buah kesemek. Kotoran pada buah hasil panen
ada yang berasal dari buah saat masih di pohon atau kotoran yang
melekat setelah buah dipanen. Kotoran yang berasal dari buah saat
masih dipohon antara lain berupa lumut yang menempel dibagian
pangkal buah kesemek. Lumut banyak terdapat pada buah kesemek yang
ternaung diantara daun daun di ranting tanaman. Lumut berkembang
dengan baik tatkala curah hujan serta kelembapan udara tinggi.
Sewaktu buah kesemek dipanen, lumut terikut dan menjadi kering
menempel dikulit pangkal buah kesemek. Lumut mengakibatkan buah
kesemek tampak kotor tidak menarik. Sementara, kotoran yang timbul
dikala perlakuan panen dan pengangkutan buah antara lain berupa
tanah, debu, serangga, atau kotoran lain yang menempel dikulit buah
dan dikelopak buah kesemek. Kotoran tersebut perlu dihilangkan
dengan cara merendam sesaat buah kesemek dalam air bersih yang
ditampung dalam ember atau bak pencuci. Buah kesemek kemudian
dicuci satu per satu dengan menggunakan kain halus atau alat
pencuci lain hingga selesai. Buah kesemek tersebut kemudian
ditampung di tempat penampungan sementara yang teduh didalam rumah
atau gudang. Buah kesemek tersebut siap untuk diproses lanjut. 4.
Penghilangan Rasa Sepat Rasa sepat dalam buah kesemek disebabkan
oleh adanya senyawa tanin. Berbagai teknologi banyak digunakan
untuk menghilangkan rasa sepat buah kesemek. Beberapa diantaranya
adalah sebagai berikut : a. Untuk buah kesemek saat masih di pohon
Untuk menghilangkan rasa sepat buah kesemek sat masih di pohon
digunakan teknologi perlakuan etanol. Caranya, buah kesemek
astringen dibelongsong dengan kantong polietilen berukuran tebal
0,3 mm dengan lebar 10 cm dan panjang 14,5 cm yang telah diisi
dengan 2-5 ml etanol 5-20%. Buah dibiarkan di pohon (Sugiura et
al., 1975). Uap etanol yang terbentuk
akan memenetrasi daging buah kesemek melalui kulit, sehingga
rasa sepat berhasil dihilangkan. Waktu yang diperlukan untuk
menghilangkan rasa sepat bervariasi dipengaruhi oleh waktu
pelaksanaan, ukuran buah, konsentrasi dan jumlah etanol, serta
kultivar kesemek, namun waktu rerata adalah sekitar 5 hari.
Walaupun berhasil menghilangkan rasa sepat pada buah kesemek, namun
teknologi ini menyebabkan timbulnya reaksi pencoklatan pada daging
buah kesemek. b. Untuk buah kesemek yang telah dipetik Untuk
menghilangkan rasa sepat pada buah kesemek yang telah dipetik, ada
beberapa teknologi yang dapat digunakan. Beberapa di antaranya
adalah sebagai berikut : 1. Perlakuan dengan air hangat Cara
tradisional untuk menghilangkan rasa sepat buah kesemek dapat
ditempuh dengan perlakuan perendaman buah kesemek pada air hangat.
Buah kesemek direndam dalam air bersuhu 400 C selama 15-24 jam.
Hasilnya, bahwa buah kesemek berasa tidak sepat, namun kualitas
menurun. 2. Perlakuan dengan alkohol Penggunaan etil alkohol juga
dapat digunakan untuk menghilangkan rasa sepat buah kesemek yang
telah dipetik, namun memerlukan waktu relatif lama. Sebagai sumber
alkohol dipergunakan antara lain alkohol konsentrasi 35% atau
etanol. Teknologi berkembang. Dulu, alkohol secara langsung
disemprotkan ke buah kesemek. Sekarang, dilakukan secara tidak
langsung yaitu menggunakan uap alkohol yang berasal dari kertas
absorbs. Buah kesemek dimasukkan ke dalam kantong polietilen dan
dimasukkan ke dalam kardus yang telah dialiri uap alkohol selama
7-10 hari, karena pengaruh uap alkohol tersebut, rasa sepat menjadi
hilang. Hasilnya, buah kesemek tidak sepat dan kualitasnya bagus.
3. Perlakuan dengan gas karbon dioksida Pengguanaan gas karbon
dioksida juga dapat digunakan untuk menghilangkan rasa sepat pada
buah kesemek yang telah dipetik,
khususnya apabila dalam jumlah banyak. Buah kesemek dimasukkan
ke dalam kantong polietilen dengan ketebalan 2,5 mm. Ke dalam
kantong polietilen tersebut mula-mula dialirkan gas karbon dioksida
bertekanan 0,7-1,2 per cm2 , dan akhirnya digunakan gas bertekanan
normal. Buah kesemek menjadi berasa tidak sepat setelah
diperlakukan dengan gas karbon dioksida dalam tekanan normal, pada
suhu 200C selama 3-4 hari. Hasilnya, buah kesemek tidak sepat dan
kualitasnya bagus. 4. Perlakuan pembekuan (freezing) (Nakamura,
1961) Caranya, buah kesemek dibekukan pada suhu minus 250 C selama
1090 hari. Tannin menurun secara bertahap, namun cara ini ternyata
tidak mampu menghilangkan seluruh rasa sepat yang ada. 5. Perlakuan
radiasi (Kitagawa et al., 1964; Ogata et al., 1968, cit Saburu
Itoo, 1980). Caranya buah kesemek diradiasi dengan sinar gama yang
berasal dari cobalt dengan 0,15-0,25 M rad. Tannin menurun secara
bertahap, tetapi buah kesemek menjadi lunak. c. Teknologi Umum
Dalam Negeri Cara untuk menghilangkan rasa sepat buah kesemek untuk
konsumsi lokal telah umum dipergunakan oleh para pelaku pascapanen
kesemek di tingkat pedesaan. Cara tersebut menghasilkan buah
kesemek berbedak, sehingga sering disebut sebagai buah kesemek
cantik. Berikut adalah langkah-langkah untuk menghilangkan rasa
sepat kesemek: 1. Tempat perendaman buah kesemek disiapkan, dapat
berupa bak perendam, tong bekas aspal, tong plastic, atau tempat
yang lain. Kebutuhan sarana menyesuaikan volume buah kesemek. Bagi
petani, pengumpul, atau pedagang yang selalu mengusahakan buah
kesemek biasanya menyediakan dan menggunakan sarana perendaman buah
kesemek berupa bak permanen. 2. Larutan kapur tohor dengan
perbandingan 50-75 g kapur per liter air disiapkan. Kebutuhan
larutan kapur tohor untuk merendam kesemek, menyesuaikan volume
kesemek yang akan direndam.
3. Buah kesemek yang telah dicuci (dalam proses pembersihan dan
pencucian) dimasukkan ke dalam tempat perendaman dengan hati-hati.
4. Selanjutnya larutan kapur tohor dituangkan ke dalam tong atau
bak perendaman yang telah berisi buah kesemek tersebut. Buah
kesemek direndam larutan kapur tohor. Tinggi permukaan larutan
kapur tohor adalah sekitar 5 cm di atas buah yang terletak di
bagian paling atas. 5. Tempat perendaman kemudian ditutup dengan
seng atau plastik. 6. Perendaman buah kesemek di dalam larutan
kapur tesebut dilakukan selama 3-7 hari. Selama perendaman, akan
terjadi proses kimiawi yaitu terjadi reaksi antara pectin di kulit
dan daging buah kesemek dengan kalsium. Proses kimiawi tersebut
akan memperkuat tekstur kulit dan daging buah kesemek sehingga
menjadi keras. Selain itu, larutan kapur tohor juga berperan
menekan perkembangan pathogen yang berada di buah kesemek. 7.
Selanjutnya buah kesemek diangkat, dicuci dengan air bersih untuk
menghilangkan sisa kapur tohor, kemudian ditiriskan. Setelah
kering, buah kesemek berwarna keputihan karena sebagian kapur tohor
yang masih menempel di kulit buah kesemek tersebut. 8. Buah kesemek
yang berada di bagian bawah tempat perendaman berwarna lebih putih
karena terlapisi oleh endapan larutan kapur tohor. Warna putih dari
kapur berkorelasi dengan konsentrasi larutan kapur tohor, lama
perendaman, dan tingkat kebersihan pembilasan buah kesemek setelah
perendaman. d. Teknologi Untuk Buah Kesemek Ekspor Buah kesemek
hasil sortasi dipilah antara buah untuk keperluan pasar dalam
negeri dan buah kesemek yang memenuhi kriteria untuk diekspor. Buah
kesemek yang akan di ekspor diolesi merata dengan satu tetes
larutan KOH atau soda abu. Buah diperam (diistirahatkan) selama 3
hari 3 malam, kemudian dibersihkan dengan cara digosok menggunakan
kain bersih, sehingga dihasilkan buah kesemek yang tampak berwarna
kemerah-merahan mengkilat.
Selanjutnya, buah kesemek dikemas untuk dieksport. 5. Pengemasan
Pengemasan buah kesemek bertujuan untuk melindungi agar buah
kesemek sampai ke tangan konsumen dalam keadaan baik. Jenis kemasan
buah kesemek disesuaikan dengan jenis alat angkut dan jarak angkut
buah kesemek tersebut. Selain itu, juga disesuaikan dengan manfaat
dan tujuan
pengemasannya. Oleh karena itu, kemasan dirancang sedemikian
rupa sehingga menguntungkan dari sisi teknis dan ekonomis. Kemasan
dapat berupa peti kayu, peti karton, keranjang bambu, dan atau yang
lain. a. Pengemasan untuk kebutuhan dalam negeri Pengemasan buah
kesemek untuk kebutuhan pasar dalam negeri pada umumnya dilakukan
dengan menggunakan kemasan berupa peti kayu atau keranjang bambu.
b. Pengemasan buah kesemek kebutuhan luar negeri Pengemasan buah
kesemek untuk tujuan ekspor berbeda dengan kemasan buah kesemek
dalam negeri. Kemasan buah kesemek untuk kebutuhan ekspor dibuat
sedemikian rupa sehingga kokoh, rapi, dan berpenampilan menarik.
Kemasan buah kesemek ekspor biasanya berupa peti karton. Kemasan
ini digunakan untuk menjaga kualitas buah kesemek agar tetap bagus
sampai ke konsumen di negara tujuan. E. Kesimpulan Kesimpulan yang
dapat diambil dari hasil paparan mengenai kesemek di atas antara
lain : 1. 2. Buah kesemek berasal dari daerah subtropik. Komponen
penting yang terkandung dalam buah kesemek yaitu : pati, gula,
pektin, klorofil, karotenoid, flavanoid, dan asam organik. 3.
Setiap 100 g kesemek mengandung kalori 78 kkal, protein 0,8 g,
lemak 0,5 g, karbohidrat 20 g (terutama fruktosa dan glukosa),
kalsium 6 mg, vitamin A 2.710 SI, vitamin C 11 mg dan vitamin B1
0,05 mg. Nilai energinya 320 kJ/100 g. 4. Pembudidayaan kesemek
berhasil baik di dataran tinggi di atas 1000 m dpl.
5.
Produk olahan buah kesemek antara lain : jus kesemek, canning
kesemek, dan selai kesemek.
6.
Faktor yang berpengaruh terhadap hasil buah kesemek yaitu suhu,
kelembapan, cahaya matahari, curah hujan, ketinggian tempat,
keadaan tanah, teknik budidaya, penanganan prapanen, dan penanganan
pasca panen,
7.
Dibandingkan dengan kondisi di daerah subtropis, kuantitas dan
kualitas produksi buah kesemek di Indonesia pada umumnya masih
rendah, belum memenuhi standar yang diharapkan.
8.
Kini komersialisasi produksi kesemek telah merembet dan meluas
ke Selandia Baru, Australia, Cina, dan Israel.
9.
Kualitas buah kesemek sangat dipengaruhi oleh perlakuan
pascapanen, sejak pengangkutan buah dari kebun, sortasi, dan
grading, pembersihan dan pencucian, penghilangan rasa sepat,
pengemasan dan pengangkutan ke tempat tujuan dan konsumen.
10. Kekurangcermatan kegiatan pascapanen secara komulatif akan
berdampak terhadap penurunan kualitas buah kesemek.
DAFTAR PUSTAKA
Anonima. 2012. Kesemek. http://tanamanobat.org. Diakses pada
tanggal 10 Maret 2012. Anonimb. 2012. Budidaya kesemek.
http://epetani.deptan.go.id. Diakses pada tanggal 10 Maret 2012.
Anonimc. 2012. Tanaman Buah Kesemek Diambang Kepunahan.
http://agritekno.tripod.com. Diakses pada tanggal 10 Maret 2012.
Anonimd. 2012. Buah kesemek. http://bisnisukm.com. Diakses pada
tanggal 10 Maret 2012. Isnindar, dkk. 2011. Aktivitas Antioksidan
Daun Kesemek (Diospyros Kaki L.F) Dengan Metode Dpph (2,2-Difenil-1
Pikrilhidrazin). Majalah Obat Tradisional, 16(2), 63 67, 2011.
Prabowo, W H. 2011. Ekspor Buah Bangkitkan Pengembangan Buah Lokal.
http://indonesiacompanynews.wordpress.com. Diakses pada tanggal 10
Maret 2012. Purwoningsih. 2012. Makalah Karakteristik Kesemek.
http://ndrynakochi.blogspot.com. Diakses pada tanggal 10 Maret
2012. Ridwan, H dan Iskandar Ishaq. 2010. Kajian Sistem Usaha Tani
Buah Kesemek (Diosphyros Kaki L.F) Dan Permasalahannya Di Kabupaten
Garut. http://bbp2tp.litbang.deptan.go.id. Diakses pada tanggal 10
Maret 2012. Setijo Pitojo, dan Hesti Nira Puspita. 2007. Seri Budi
Daya Kesemek. Kanisius. Yogyakarta.
UJIAN TAKE HOME TEST FISIOLOGI & TEKNOLOGI PASCA PANEN
PACKING HOUSE OPERATION BUAH KESEMEK
Oleh : Fajriatul Mutmainah (H 0909022)
JURUSAN ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS
SEBELAS MARET SURAKARTA 2012