Top Banner

of 33

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

CLOSE FRAKTUR TIBIA FIBULA 1/3 DISTAL

CASE REPORTCLOSE FRAKTUR TIBIA FIBULA 1/3 PROXIMALPembimbing : Dr Husodo Dewo Adi, Sp. Ot, K-spine

DINIESKA INDRIASTRI1102011081SARAH FAJRIAH1102011254

KEPANITERAAN KLINIK ILMU BEDAHRUMAH SAKIT UMUM DR.SLAMET GARUTFAKULTAS KEDOKTERAN YARSI GARUT2015

Identitas pasienNama: Nn. Ega Umur: 17 tahunJenis kelamin : PerempuanSuku: SundaAgama: IslamPekerjaan: Pelajar (SMA kelas 2)Alamat: Karang PawitanTanggal masuk RS : 22 Juli 2015

ANAMNESISRiwayat penyakit sekarangPasien datang ke Iinstalasi Gawat Darurat RSU dr. Slamet Garut pada 21 Juli 2015 dengan keluhan nyeri hebat dan bengkak pada kaki kanan sejak 1 jam SMRS. Keluhan ini berawal setelah kecelakaan lalu lintas tertabrak motor saat dibonceng oleh temannya dari arah berlawanan yang menimpa pasien pada tgl 21 Juli 2015. Nyeri yang dirasakan ini sangat hebat terutama saat di tekan dan saat di gerakkan sehingga membuat pasien tidak bisa berdiri dan tidak bisa berjalan, namun pasien masih bisa menggerakkan telapak dan jari-jari kaki. Keluhan ini juga disertai luka lecet pada bagian tungkai kaki. Menurut penuturan pasien, pasien tertabrak motor dari arah berlawanan. Pasien tidak pingsan, kepala pasien tidak terbentur dan langsung dibawa ke rumah sakit. Keluhan mual dan muntah disangkal. Buang air kecil dan besar pasien lancar. Perdarahan yang keluar dari kepala, hidung dan telinga disangkal.

Status generalisKeadaan umum:Tampak sakit sedangKesadaran:Compos mentisVital sign:TD : 90/70 mmHgNadi: 90 x/menitRR: 20 x/ menitSuhu: AfebrisKepala:NormocephalMata:Conjunctiva anemis, sclera tidak ikterik, pupi bulat isokor, refleks pupil +/+ normalLeher:Trakea ditengah, pembesaran KGB (-)

ThoraksCor:Inspeksi:Ictus cordis tidak terlihat Palpasi:Ictus cordis teraba pada sela iga 5 linea mid clavicula sinistraPerkusi:Batas jantung normalAuskultasi:BJ I-II reguler, murmur (-), gallop (-)Pulmo:Inspeksi:Pergerakan hemitoraks dalam keadaan statis dan dinamis simetris kanan dan kiriPalpasi:Fremitus vocal dan taktil hemitoraks kanan dan kiri simetris, tidak teraba massa dan tidak ada nyeri tekanPerkusi:Sonor di seluruh lapang paruAuskultasi:Vesikuler, Rhonki -/-, Wheezing -/-AbdomenInspeksi:Tampak datar simetrisPalpasi:Supel , NT/NL: -/- ; hepar dan lien tidak teraba besarPerkusi:Timpani pada seluruh kuadran abdomenAuskultasi:Bising usus (+ ) normalEkstremitas atas:Akral hangat, edema -/-, sianosis -/-Ekstremitas bawah:Akral hangat, edema -/-, sianosis -/-

Status lokalisa/r Cruris dextraLook:edema (+), a/r cruris dextra, deformitas (+)Feel:Arteri dorsalis dextra teraba, sensibilitas baik, suhu lebih hipotermi dibandingkan tungkai bawah sebelahnya yang tidak mengalami fraktur, nyeri tekan (+).Move: Gerak tungkai kaki bawah kanan terbatas, jari jari kaki kanan dapat bebas digerakan

PRE OPPOST OP

CLOSE FRAKTUR TIBIA FIBULA 1/3 PROXIMAL

1 ANATOMI

ANATOMI

DEFINISI FRAKTURFraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang, tulang rawan sendi, tulang rawan epifisis baik bersifat total ataupun parsial yang umumnya disebabkan oleh tekanan yang berlebihan, sering diikuti oleh kerusakan jaringan lunak dengan berbagai macam derajat, mengenai pembuluh darah, otot dan persarafan. Fraktur kruris (L:crus = tungkai) merupakan fraktur yang terjadi pada tibia dan fibula. Fraktur tertutup adalah suatu fraktur yang tidak mempunyai hubungan dengan dunia luar. Maka fraktur kruris tertutup adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang, tulang rawan sendi maupun tulang rawan epifisis yang terjadi pada tibia dan fibula yang tidak berhubungan dengan dunia luar.

Etiologi KLASIFIKASI FRAKTUR TIBIA FIBULAFRAKTUR PROKSIMAL TIBIAFraktur Infrakondilus TibiaFraktur Infrakondilus tibia terjadi sebagai akibat pukulan pada tungkai pasien yang mematahkan tibia dan fibula sejauh 5cm di bawah lutut. Fraktur Berbentuk TTerjadi karena terjatuh dari tempat yang tinggi, menggerakkan korpus tibia ke atas diantara kondilus femur, dan mencederai jaringan lunak pada lutut dengan hebat. Kondilus tibia dapat terpisah, sehingga korpus tibia tergeser diantaranya. Traksi tibia distal sering dapat mereduksi fraktur ini secara adekuat.Fraktur Kondilus Tibia(bumper fracture)Fraktur kondilus lateralis terjadi karena adanya trauma abduksi terhadap femur dimana kaki terfiksasi pada dasar. Fraktur ini biasanya terjadi akibat tabrakan pada sisi luar kulit oleh bumper mobil, yang menimbulkan fraktur pada salah satu kondilus tibia, biasannya sisi lateral.Fraktur Kominutiva Tibia AtasPada fraktur kominutiva tibia atas biasanya fragmen dipertahankan oleh bagian periosteum yang intak. Dapat direduksi dengan traksi yang kuat, kemudian merawatnya dengan traksi tibia distal.

FRAKTUR DIAFISISFraktur diafisis tibia dan fibula lebih sering ditemukan bersama-sama. Fraktur dapat juga terjadi hanya pada tibia atau fibula saja. Fraktur diafisis tibia dan fibula terjadi karena adanya trauma angulasi yang akan menimbulkan fraktur tipe transversal atau oblik pendek, sedangkan trauma rotasi akan menimbulkan trauma tipe spiral. Fraktur jenis ini dapat diklasifikasikan menjadi:Fraktur Tertutup Korpus Tibia pada Orang DewasaFraktur Tertutup Korpus Tibia pada Anak-anakFraktur Tertutup Pada Korpus FibulaFraktur Tertutup pada Tibia dan Fibula

Fraktur Tertutup Korpus Tibia pada Anak-anakPada bayi dan anak-anak yang muda, fraktur besifat spiral pada tibia dengan fibula yang intak. Pada umur 3-6 tahun, biasanya terjadi stress torsional pada tibia bagian medial yang akan menimbulkan fraktur green stick pada metafisis atau diafisis proksimaldengan fibula yang intak. Pada umur 5-10 tahun, fraktur biasanya bersifat transversaldengan atau tanpa fraktur fibula.Fraktur Tertutup Pada Korpus FibulaGaya yang diarahkan pada sisi luar tungkai pasien dapat mematahkan fibula secara transversal. Tibianya dapat tetap dalam keadaan intak, sehingga tidak terjadi pergeseran atau hanya sedikit pergeseran ke samping. Biasanya pasien masih dapat berdiri. Otot-otot tungkai menutupi tempat fraktur, sehingga memerlukan sinar-X untuk mengkonfirmasikan diagnosis. Tidak diperlukan reduksi, pembidaian, dan perlindungan, karena itu asalkan persendian lutut normal, biarkan pasien berjalan segera setelah cedera jaringan lunak memungkinkan. Penderita cukup diberi analgetika dan istirahat dengan tungkai tinggi sampai hematom diresorbsi.Fraktur Tertutup pada Tibia dan FibulaPada fraktur ini tungkai pasien terpelintir, dan mematahkan kedua tulang pada tungkai bawah secara oblik, biasanya pada sepertiga bawah. Fragmen bergeser ke arah lateral, bertumpang tindih, dan berotasi. Jika tibia dan fibula fraktur, yang diperhatikan adalah reposisi tibia. Angulasi dan rotasi yang paling ringan sekalipun dapat mudah terlihat dan dikoreksi. Perawatan tergantung pada apakah terdapat pemendekan. Jika terdapat pemendekan yang jelas, maka traksi kalkaneus selama seminggu dapat mereduksikannya. Pemendekan kurang dari satu sentimeter tidak menjadi masalah karena akan dikompensasi pada waktu pasien sudah mulai berjalan. Sekalipun demikian, pemendekan sebaiknya dihindari.

DIAGNOSISMenegakkan diagnosis fraktur dapat secara klinis meliputi anamnesis lengkap danmelakukan pemeriksaan fisik yang baik, namun sangat penting untuk dikonfirmasikan denganmelakukan pemeriksaan penunjang berupa foto rontgen untuk membantu mengarahkan danmenilai secara objektif keadaan yang sebenarnya.AnamnesaKetidakmampuan untuk menggunakan anggota gerak. Penderita biasanya datang karena nyeri, pembengkakan, gangguan fungsi anggota gerak, deformitas, kelainan gerak, krepitasi atau datang dengan gejala-gejala lain.Trauma dapat terjadi karena kecelakaan lalu lintas, jatuh dari ketinggian atau jatuh dikamar mandi pada orang tua, penganiayaan, tertimpa benda berat, kecelakaan pada pekerja oleh karena mesin atau karena trauma olah raga. Pemeriksaan FisikPada pemeriksaan awal penderita, perlu diperhatikan adanya:Syok, anemia atau perdarahan.Kerusakan pada organ-organ lain, misalnya otak, sumsum tulang belakang atau organ-organ dalam rongga toraks, panggul dan abdomen.Faktor predisposisi, misalnya pada fraktur patologis (penyakit Paget).Pada pemeriksaan fisik dilakukan:Look (Inspeksi)Deformitas: angulasi ( medial, lateral, posterior atau anterior), diskrepensi (rotasi,perpendekan atau perpanjangan).Bengkak atau kebiruan.Fungsio laesa (hilangnya fungsi gerak).Pembengkakan, memar dan deformitas mungkin terlihat jelas, tetapi hal yang penting adalah apakah kulit itu utuh. Kalau kulit robek dan luka memiliki hubungan dengan fraktur, cedera itu terbuka (compound).

Feel (palpasi)Palpasi dilakukan secara hati-hati oleh karena penderita biasanya mengeluh sangat nyeri. Hal-hal yang perlu diperhatikan:Temperatur setempat yang meningkatNyeri tekan; nyeri tekan yang superfisisal biasanya disebabkan oleh kerusakan jaringan lunak yang dalam akibat fraktur pada tulang.Krepitasi; dapat diketahui dengan perabaan dan harus dilakukan secara hati-hati.Pemeriksaan vaskuler pada daerah distal trauma berupa palpasi arteri radialis, arteri dorsalis pedis, arteri tibialis posterior sesuai dengan anggota gerak yang terkena. Refilling (pengisian) arteri pada kuku.Cedera pembuluh darah adalah keadaan darurat yang memerlukan pembedahan.

Move (pergerakan)Nyeri bila digerakan, baik gerakan aktif maupun pasif.Gerakan yang tidak normal yaitu gerakan yang terjadi tidak pada sendinya.Pada penderita dengan fraktur, setiap gerakan akan menyebabkan nyeri hebat sehingga uji pergerakan tidak boleh dilakukan secara kasar, disamping itu juga dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan lunak seperti pembuluh darah dan saraf.

Pemeriksaan PenunjangTujuan pemeriksaan radiologis:Untuk mempelajari gambaran normal tulang dan sendi.Untuk konfirmasi adanya fraktur.Untuk mengetahui sejauh mana pergerakan dan konfigurasi fragmen serta pergerakannya.Untuk mengetahui teknik pengobatan.Untuk menentukan apakah fraktur itu baru atau tidak.Untuk menentukan apakah fraktur intra-artikuler atau ekstra-artikuler.Untuk melihat adanya keadaan patologis lain pada tulang.Untuk melihat adanya benda asing.Pemeriksaan dengan sinar-X harus dilakukan dengan ketentuan Rules of Two:Dua pandanganFraktur atau dislokasi mungkin tidak terlihat pada film sinar-X tunggal dan sekurang-kurangnya harus dilakukan 2 sudut pandang (AP & Lateral/Oblique).Dua sendiPada lengan bawah atau kaki, satu tulang dapat mengalami fraktur atau angulasi. Tetapi angulasi tidak mungkin terjadi kecuali kalau tulang yang lain juga patah, atau suatu sendi mengalami dislokasi. Sendi-sendi diatas dan di bawah fraktur keduanya harus disertakan dalam foto sinar-X.

Dua tungkaiPada sinar-X anak-anak epifise dapat mengacaukan diagnosis fraktur. Foto pada tungkai yang tidak cedera akan bermanfaat.Dua cederaKekuatan yang hebat sering menyebabkan cedera pada lebih dari 1 tingkat. Karena itu bila ada fraktur pada kalkaneus atau femur perlu juga diambil foto sinar-X pada pelvis dan tulang belakang.Dua kesempatanSegera setelah cedera, suatu fraktur mungkin sulit dilihat, kalau ragu-ragu, sebagai akibatresorbsi tulang, pemeriksaan lebih jauh 10-14 hari kemudian dapat memudahkan diagnosis.Pencitraan KhususUmumnya dengan foto polos kita dapat mendiagnosis fraktur, tetapi perlu dinyatakan apakah fraktur terbuka atau tertutup, tulang mana yang terkena dan lokalisasinya, apakah sendi juga mengalami fraktur serta bentuk fraktur itu sendiri. Konfigurasi fraktur dapat menentukan prognosis serta waktu penyembuhan fraktur, misalnya penyembuhan fraktur transversal lebihlambat dari fraktur oblik karena kontak yang kurang. Kadang-kadang fraktur atau keseluruhan fraktur tidak nyata pada sinar-X biasa.Tomografi mungkin berguna untuk lesi spinal atau fraktur kondilus tibia. CT atau MRI mungkin merupakan satu-satunya cara yang dapat membantu, sesungguhnya potret transeksional sangat penting untuk visualisasi fraktur secara tepat pada tempat yang sukar. Radioisotop scanning berguna untuk mendiagnosis fraktur-tekanan yang dicurigai atau fraktur tak bergeser yang lain.

TATA LAKSANANon OperatifReduksiReduksi adalah terapi fraktur dengan cara mengantungkan kaki dengan tarikan atau traksi.ImobilisasiImobilisasi dengan menggunakan bidai. Bidai dapat dirubah dengan gips dalam 7-10 hari, atau dibiarkan selama 3-4 minggu.Pemeriksaan dalam masa penyembuhanDalam penyembuhan, pasien harus di evaluasi dengan pemeriksaan rontgen tiap 6 atau 8 minggu. Program penyembuhan dengan latihan berjalan, rehabilitasi ankle, memperkuat otot kuadrisef yang nantinya diharapkan dapat mengembalikan ke fungsi normal

OperatifPenatalaksanaan Fraktur dengan operasi, memiliki 2 indikasi, yaitu:AbsolutFraktur terbuka yang merusak jaringan lunak, sehingga memerlukan operasi dalam penyembuhan dan perawatan lukanya.Cidera vaskuler sehingga memerlukan operasi untuk memperbaiki jalannya darah di tungkai.Fraktur dengan sindroma kompartemen.Cidera multipel, yang diindikasikan untuk memperbaiki mobilitas pasien, juga mengurangi nyeri.Relatif, jika adanya:PemendekanFraktur tibia dengan fibula intakFraktur tibia dan fibula dengan level yang sama

KOMPLIKASIInfeksiDelayed unionNon unionAvaskuler nekrosisKompartemen SindromMal unionTrauma saraf terutama pada nervus peroneal komunis.Gangguan pergerakan sendi pergelangan kaki.TERIMAKASIH