KELOMPOK 1 MUSKULOKELETAL KELAS A SEMESTER 4
ASKEP FRAKTUR EKSTERMITAS BAWAH : FEMUR, TIBIA FIBULADISUSUN
OLEH :1. WULIDA LITAQIASR1320701242. ADE NURUL
FAJRIANISR1320700403. HARYATISR1320700014. ASHADULLAH
KHOLIQSR1320700335. FAHRURROZISR1220607036. EDI
SURYANASR1320700...7. RUGULA TIANDARSR132070067
SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATANMUHAMMADIYAH PONTIANAK2015
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga tersusun makalah dengan
judul ASKEP EKSTERMITAS BAWAH : FEMUR, TIBIA FIBULA.
Dalam penyusunan makalah ini,masih banyak kekurangan. Untuk itu
penyusun mengharapkan tegur,sapa,atau kritik demi perbaikan yang
akan datang.
Akhirnya penyusun mengucapkan terimakasih kepada semua pihak
yang telah membantu penyusunan makalah ini.
Pontianak, 22 Maret 2015
Kelompok 3
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR..............................................................................................................2DAFTAR
ISI.............................................................................................................................3BAB
I PENDAHULUAN1.1 Latar
Belakang.....................................................................................................................41.2
Rumusan
Masalah................................................................................................................4BAB
II PEMBAHASAN2.1 Anatomi dan
Fisologi...........................................................................................................2.2
Pathway
...............................................................................................................................2.3
Femur
..................................................................................................................................2.3.1
Definisi..................................................................................................................2.3.2
Etiologi..................................................................................................................2.3.3
Manifestasi
Klinis.................................................................................................2.3.4
Komplikasi............................................................................................................2.3.5
Pemeriksaan
Penunjang........................................................................................2.3.6
Penatalaksanaan....................................................................................................2.3.7
Diagnosa
Keperawatan.........................................................................................2.4
Tibia
Fibula..........................................................................................................................2.4.1
Definisi..................................................................................................................2.4.2
Anatomi dan Fisiologi Tibia
Fibula......................................................................2.4.3
Etiologi..................................................................................................................2.4.4
Patofisiologi..........................................................................................................2.4.5
Diagnosa
Keperawatan.........................................................................................BAB
III PENUTUP3.1 Kesimpulan
........................................................................................................................173.2
Saran...................................................................................................................................17DAFTAR
PUSTAKA..............................................................................................................18
BAB IPENDAHULUAN
1.1 Latar BelakangFraktur adalah patah tulang yang biasanya
disebabkan oleh trauma atau tenaga fisik. Kekuatan dan sudut dari
tenaga tersebut, keadaan tulang , dan jaringan lunak disekitar
tulang akan menentukan apakah fraktur yang terjadi itu lengkap atau
tidak lengkap (price dan Wilson, 2006). Fraktur merupakan salah
satu masalah pada sistem muskuloskletal yang seringkali dijumpai
dan merupakan suatu kelainan yang memerlukan perawatan khusus.
Untuk itu kita perlu mengenali lebih dalam jenis-jenis fraktur dan
lokasi dimana fraktur tersebut berada paa pertulangan manusia.1.2
Rumusan Masalah1. Bagaimana Anatomi dan Fisiologi Sistem
Muskuloskletal?2. Bagaimana Pathway Fraktur Ekstermitas Bawah?3.
Bagaimana Fraktur Femur terjadi?4. Bagaimana Fraktur Tibia Fibula
terjadi?5. Apa saja diagnosa keperawatan yang muncul?
BAB IIPEMBAHASAN
2.1Anatomi dan Fisiologi Sistem
MuskuloskeletalSistemmuskuloskeletalmerupakanpenunjangbentuktubuhdanbertanggung
jawabterhadappergerakan.Komponenutamasystemmusculoskeletaladalahjaringanikat.Sisteminiterdiridaritulang,sendi,otot,tendon,ligament,bursae,danjaringan-jaringankhususyangmenghubungkanstruktur-strukturini.1.
Tulanga. Bagian-bagianutamatulangrangkaTulang rangka orang dewasa
teridir atas 206 tulang. Tulang adalah jaringan hidup yang akan
suplai saraf dan darah. Tulang banyak mengandung bahan kristalin
anorganik (terutama gara-garam kalsium) yang membuat tulang keras
dan kaku, tetapi sepertiga dari bahan tersebut adalah jaringan
fibrosa yang membuatnya kuat dan
elastis.Klasifikasitulangpadaorangdewasadigolongkanpadaduakelompokyaituaxialskeletondanappendicularskeleton.1.AxialSkeleton(80tulang)
1.Tengkorak22buahtulang
Tulangcranial(8tulang)1. Frontal12. Parietal23. Occipital14.
Temporal25. Sphenoid16. Ethmoid1
Tulangfasial(13tulang)1. Maksila22. Palatine23. Zygomatic24.
Lacrimal25. Nasal26. Vomer17. Inferiornasalconcha2
Tulangmandibula(1tlng)1
2.Tulangtelingatengah1. Malleus22. Incus23. Stapes26tulang
3.Tulanghyoid1tulang
4.Columnavertebrae1. Cervical72. Thorakal123. Lumbal54.
Sacrum(penyatuandari5tl)15. Korkigis(penyatuandr3-5tl)126tulang
5.Tulangronggathorax1. Tulangiga242. Sternum125tulang
2.AppendicularSkeleton(126tulang)
Pectoralgirdle1) Scapula22) Clavicula24tulang
Ekstremitasatas1. Humerus22. Radius23. Ulna24. Carpal165.
Metacarpal106. Phalanx2860tulang
Pelvicgirdle1.
Oscoxa2(setiaposcoxaterdiridaripnggabungan3tulang)1tulang
Ekstremitasbawah2. Femur23. Tibia24. Fibula25. Patella26.
Tarsal147. Metatarsal108. Phalanx2860tulang
Total206 tulang
Fungsiutamatulang-tulangrangkaadalah:1.
Sebagaikerangkatubuh,yangmenyokongdanmemberibentuktubuh2.
Untukmemberikansuatusystempengungkityangdigerakanolehkerjaototyangmelekatpadatulangtersebut;sebagaisuatusystempengungkityangdigerakanolehkerjaotot-ototyangmelekatpadanya.3.
Sebagaireservoirkalsium,fosfor,natrium,danelemen-elemenlain4.
Untukmenghasilkanseldarahmerahdanputihdantrombositdalamsumsummerahtulangtertentu.b.StrukturtulangDilihatdaribentuknyatulangdapatdibagimenjadi:1.
Tulangpanjangditemukandiekstremitas2.
Tulangpendekterdapatdipergelangankakidantangan3.
Tulangpipihpadatengkorakdaniga4.
Tulangireguler(bentukyangtidakberaturan)padavertebra,tulang-tulang
rahang dan atas.c. Nama-nama Tulang1. Cranium(tengkorak)2.
Mandibula(tulangrahang)3. Clavicula(tulangselangka)4.
Scapula(tulangbelikat)5. Sternum(tulangdada)6. Rib(tulangrusuk)7.
Humerus(tulangpangkallengan)8. Vertebra(tulangpunggung)9.
Radius(tulanglengan)10. Ulna(tulanghasta)11.
Carpal(tulangpergelangantangan)12.
Metacarpal(tulangtelapaktangan)13.
Phalanges(ruasjaritangandanjarikaki)14. Pelvis(tulangpanggul)15.
Femur(tulangpaha)16. Patella(tulanglutut)17. Tibia(tulangkering)18.
Fibula(tulangbetis)19. Tarsal(tulangpergelangankaki)20.
Metatarsal(tulangtelapakkaki)
2.2 Pathway Fraktur
Kondisi patologisTrauma tdk langsungTrauma langsung
fraktur
Nyeri akutPergeseran fragmen tulangDiskontinuitas tulang
Kerusakan frakmen tlgPerub jaringan sekitar
Tek sumsum tlg lebih tinggi dr kapilerPergeseran fragmen
tulang
Spame ototdeformitas
Melepaskan katekolamin
Peningkatan tek.kapilerGgn fungsi ekstermitas
Metabolisme asam lemak
Pelepasan histaminHambatan mobilitas fisik
Lateralisasi kulitBergabung dg trombosit
Protein plasma hilang
edemaemboli
Menyumbat pembuluh darah
Penekanan pembuluh darah
Ketidakefektifaan perfusi jrgan periferKerusakan integrts
kulitResiko infeksiPutus vena/ arteri
Pendarahan
Kehilangan volume cairan
Resiko syok (hipovolemik)
NIC NOC Hal 165
2.3 Femur2.3.1DefinisiFraktur adalah gangguan pada kontinuitas
tulang normal yang terjadi karena adanya tekanan yang besar, dimana
tulang tidak dapat menahan tekanan tersebut dan disertai dengan
perlukaan jaringan sekitarnya (Brunner dan Suddrat).Fraktur adalah
terputusnya kontinuitas jaringan tulang atau tulang rawan yang
umumnya disebabkan oleh cedera (Masjoer 2000).Fraktur femur adalah
terputusnya kontinuitas batang femur yang bias terjadi akibat
trauma langsung (kecelakaan dll) dan biasanya lebih banyak dialami
oleh laki laki dewasa. Patah pada daerah ini menimbulkan perdarahan
yang cukup banyak menyebabkan penderitaan (FKUI,1995 : 543)
2.3.2Etiologia. Fraktur akibat peristiwa traumab. Sebagian
fraktur disebabkanoleh kekuatan yang tiba-tiba berlebihan yang
dapat berupa pemukulan, penghancuran, perubahan tempat. Bila
tekanan kekuatan langsungan, tulang dapat pada tempat yang terkena
dan jaringan lunak juga pasti akan ikut rusak serta kerusakan pada
kulit.c. Akibat kelelahan atau tekanan.d. Retak dapat terjadi pada
tulang seperti halnya pada logam dan benda lain akibat tekanan
berulang. Hal ini sering terjadi pada atlet, penari atau calon
tentara yang berbaris atau berjalan dalam jarak jauh.e. Fraktur
patologik karena kelemahan pada tulangf. Fraktur dapat terjadi oleh
tekanan yang normal bila tulang tersebut lunak (misalnya oleh
tumor) atau tulang-tulang sangat rapuh.
2.3.3 Manifestasi Klinis1. Nyeri2. Terjadi karena adanya spasme
otot tekanan dari patahan tulang atu kerusakan jaringan
sekitarnya.3. Bengkak4. Bengkak muncul dikarenakan cairan serosa
yang terlokalisir pada daerah fraktur dan ekstravasi daerah
jaringan sekitarnya.5. Memar6. Terjadi karena adanya ekstravasi
jaringan sekitar fraktur.7. Spasme otot8. Merupakan kontraksi
involunter yang terjadi disekitar fraktur.9. Gangguan fungsi10.
Terjadi karena ketidakstabilan tulang yang fraktur,nyeri atau
spasme otot, paralysis dapat terjadi karena kerusakan syaraf.11.
Mobilisasi abnormal12. Adalah pergerakan yang terjadi pada bagian
yang pada kondisi normalnya tidak terjadi pergerakan.13.
Krepitasi14. Merupakan rasa gemeretak yang terjadi saat tulang
digerakkan.15. Deformitas16. Abnormal posisi tulang sebagai hasil
dari kecelakaan atau trauma dan pergerakan otot yang mendorong
fragmen tulang ke posisi abnormal, dan menyebabkan tulang
kehilangan bentuk normalnya
2.3.4Komplikasi1. Malunion (tukang patah sembuh dalam posisi
yang tidak semestinya)2. Delayed union (proses penyembuhan yang
terus berjalan tetapi dengan kecepatan yang lebih lambat dari
keadaan nomal)3. Non union (tulang yang tidak menyambung kembali)4.
Terjadi kekakuan sendi5. Atrofi otot dan infeksi
2.3.5Pemeriksaan penunjang1. Pemeriksaan fotoradiologi 2.
Pemeriksaan darah lengkap3. Athography4. Lamograph5. Bone
scanning6. MRI
2.3.6PenatalaksanaanTindakan penanganan fraktur dibedakan
berdasarkan bentuk dan lokasi serta usia. Berikut adalah tindakan
pertolongan awal pada penderita fraktur :1. Kenali cirri awal patah
tulang memperhatikan riwayat trauma yang terjadi karena benturan,
terjatuh atau tertimpa benda keras yang menjadi alasan kuat pasien
mengalami fraktur.2. Jika ditemukan luka yang terbuka, bersihkan
dengan antiseptic dan bersihkan perdarahan dengan cara dibebeat
atau diperban.3. Lakukan reposisi (pengembalian tulang ke posisi
semula) tetapi hal ini tidak boleh dilakukan secara paksa dan
sebaiknya dilakukan oleh para ahli dengan cara operasi oleh ahli
bedah untuk mengembalikan tulang pada posisi semula.4. Pertahankan
daerah patah tulang dengan menggunakan bidai atau papan dari kedua
posisi tulang yang patah untuk menyangga agar posisi tetap
stabil.5. Berikan analgetik untuk mengaurangi rasa nyeri pada
sekitar perlukaan.6. Beri perawatan pada perlukaan fraktur baik pre
operasi maupun post operasi.
2.3.7Diagnosa Keperawatan1. Nyeri akut2. Kerusakan Integritas
kulit3. Hambatan mobilitas fisik4. Resiko infeksi5. Resiko syok6.
Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer7. Defisit perawatan
diri
2.4Tibia Fibula2.4.1DefinisiFraktur tibia adalah terjadinya
trauma, akibat pukulan langsung jatuh dengan kaki dalam posisi
fleksi atau gerakan memuntir yang keras (Brunner and suddart th
2000 hal 2386)
2.4.2Anatomi dan Fisiologi TibiaTulang tibia merupakan tulang
besar dan utama pada tungkai bawah. Iamempunyai kondilus besar
tempat berartikulasi. Pada sisi depan tulang hanyaterbungkus kulit
dan periosteum yang sangat nyeri jika terbentur. Pada
pangkalproksimal berartikulasi dengan tulang femur pada sendi
lutut. Bagian distalberbentuk agak pipih untuk berartikulasi dengan
tulang tarsal. Pada tepi luarterdapat perlekatan dengan tulang
fibula. Pada ujung medial terdapat maleolusmedialis. Tulang fibula
merupakan tulang panjang dan kecil dengan kepala tumpultulang
fibula tidak berartikulasi dengan tulang femur (tidak ikut sendi
lutut) padaujung distalnya terdapat maleolus lateralis.Tulang tibia
bersama-sama dengan otot-otot yang ada di sekitarnya
berfungsimenyangga seluruh tubuh dari paha ke atas, mengatur
pergerakan untuk menjagakeseimbangan tubuh pada saat berdiri.Dan
beraktivitas lain disamping itu tulang tibia juga merupakan tempat
depositmineral ( kalsium, fosfor dan hematopoisis).
2.4.3 EtiologiPenyebab paling utama fraktur tibia biasa
disebabkan oleh :a. Benturan/trauma langsung pada tulang, antara
lain kecelakaan lalu lintas ataujatuh.b. Kelemahan/kerapuhan
struktur tulang, akibat gangguan atau penyakit primerseperti
osteoporosis atau kanker tulang metastasec. Olahraga/latihan yang
terlalu berat , masukan nutrisi yang kurang
2.4.4 PatofisiologiJika tulang patah maka periosteum dan
pembuluh darah pada kortek, sum-sum danjaringan lunak sekitarnya
mengalami gangguan / kerusakan. Perdarahan terjadi dari ujung
tulang yang rusak dan dari jaringan lunak (otot) yang ada
disekitarnya. Hematoma terbentuk pada kannal medullary antara ujung
fraktur tulang dan bagianbawah periosteum. Jaringan nekrotik ini
menstimulasi respon inflamasi yang kuatyang dicirikan oleh
vasodilasi, eksudasi plasma dan lekosit , dan infiltrasi oleh sel
darah putih lainnya. Kerusakan pada periosterum dan sumsum tulang
dapat mengakibatkan keluarnya sum-sum tulang terutama pada tulang
panjang, sum-sumkuning yang keluar akibat fraktur masuk ke dalam
pembuluh darah dan mengikutialiran darah sehingga mengakibatkan
terjadi emboli lemak apabila emboli lemakini sampai pada pembuluh
darah kecil, sempit, dimana diameter emboli lebih besardari pada
diameter pembuluh darah maka akan terjadi hambatan aliran-aliran
darahyang mengakibatkan perubahan perfusi jaringan. Emboli lemak
dapat berakibatfatal apabila mengenai organ-organ vital seperti
otak, jantung, dan paru-paru. Kerusakan pada otot dan jaringan
lunak dapat menimbulkan nyeri tulang yang hebat karena spasme otot
disekitarnya. Sedangkan kerusakan itu sendiri mengakibatkan
terjadinya perubahan ketidakseimbangan dimana tulang dapat menekan
persyarafan pada daerah yang terkena fraktur sehingga dapat
menimbulkan fungsi syaraf, yang ditandai dengan kesemutan, rasa
baal dan kelemahan. Selain itu apabila perubahan susunan tulang
dalam keadaan stabil ataubenturan akan lebih mudah terjadi proses
penyembuhan fraktur dapat dikembalikansesuai dengan anatominya.
2.4.5 Diagnosa keperawatan Pre Operasi1. Nyeri b.d patah tulang,
spasme otot, edema dan kerusakan jaringan lunak.2. Resiko tinggi
terjadinya perubahan neurovaskuler perifer b.d menurunnya aliran
darah akibat cidera vaskuler langsung, edem berlebihan, pembentukan
trombus, hipovolemia.3. Resiko tinggi terjadinya infeksi b.d tidak
adekuatnya pertahanan primer: kerusakan kulit, trauma jaringan
kerusakan pada jaringan lunak.4. Kecemasan b.d nyeri,
ketidakmampuan dan gangguan mobilisasi.5. Regimen teraupetik tidak
efektif b.d kurangnya informasi mengenai penyakit, tanda dan
gejala, pengobatan dan pencegahannya.Post Operasi1. Nyeri b.d
pemasangan pen, sekrup, drain dan adanya luka operasi.2. Risiko
tinggi terjadinya infeksi berhubungan dengan adanya luka operasi.3.
Gangguan mobilisasi fisik b.d dengan nyeri dan terapi fraktur,
pemasangan traksi, gips dan fiksasi.4. Perubahan nutrisi kurang
dari kebutuhan tubuh b.d bertambahnya metabolisme untuk penyembuhan
tulang dan jaringan.5. Regimen teraupetik inefektif b.d kurangnya
informasi mengenai penyakit, tanda dan gejala, pengobatan dan
pencegahannya.6. Risiko tinggi terjadinya komplikasi post operasi
b.d. imobilisasi.
BAB IIIPENUTUP
3.1 KesimpulanFraktur adalah terputusnya kontinuitas jaringan
tulang atau tulang rawan yang umumnya disebabkan oleh cedera
(Masjoer 2000).Fraktur femur adalah terputusnya kontinuitas batang
femur yang bias terjadi akibat trauma langsung (kecelakaan dll) dan
biasanya lebih banyak dialami oleh laki laki dewasa. Patah pada
daerah ini menimbulkan perdarahan yang cukup banyak menyebabkan
penderitaan (FKUI,1995 : 543)Fraktur tibia adalah terjadinya
trauma, akibat pukulan langsung jatuh dengan kaki dalam posisi
fleksi atau gerakan memuntir yang keras (Brunner and suddart th
2000 hal 2386)
3.2 SaranMakalah ini dibuat guna memberikan informasi tentang
fraktur atau kelainan pada sistem muskuloskletal manusia yang
sering dijumpai khusus nya pada bagian ekstermitas bawah ( femur
dan tibia fibula) untuk itu perawat dapat menganalisis dan
menjadikan pedoman hal-hal apa saja yang perlu diketahui dan
dilakukan serta mengetahui bagiamana diagnosa keperawatan yang
tepat.
Daftar Pustaka
Barbara,C. B.,(1999).Rencana Asuhan Keperawatan
Medikal-Bedah,Volume I, EGC:JakartaDoenges, dkk, (2005).Rencana
asuhan keperawatan pedoman untuk perencanaan dan pendokumentasian
perawatan pasien. EGC: JakartaMansjoer, dkk.,(2000).Kapita Selekta
Kedokteran, edisi 3. Media Aesculapius: JakartaSjamsuhidajat R.,
(1997). Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi Revisi, EGC: JakartaNANDA
NIC-NOC, 2013
14