FRAKTUR Fraktur adalah patahnya kontinuitas tulang yang terjadi ketika tulang tidak mampu lagi menahan tekanan yang diberikan kepadanya. (Doenges, 2002:625) Fraktur adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang yang umumnya disebabkan oleh rudapaksa (Mansjoer etal, 2007).
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
FRAKTURFraktur adalah patahnya kontinuitas tulang yang terjadi ketika tulang tidak mampu lagi menahan tekanan yang diberikan kepadanya. (Doenges, 2002:625)Fraktur adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang yang umumnya disebabkan oleh rudapaksa (Mansjoer etal, 2007).
Fisiologi Tulang Fungsi tulang adalah sebagai berikut : 1).Mendukung jaringan tubuh dan memberikan
bentuk tubuh. 2).Melindungi organ tubuh (misalnya jantung, otak,
danparuparu) dan jaringan lunak. 3).Memberikan pergerakan (otot yang
berhubungan dengankontraksi dan pergerakan). 4).Membentuk sel-sel darah merah didalam sum-
sum tulangbelakang (hema topoiesis).5).Menyimpan garam mineral, misalnya kalsium,
fosfor
Etiologi 1)Kekerasan langsung
Kekerasan langsung menyebabkan patah tulang pada titik terjadinya kekerasan. Fraktur demikian demikian sering bersifat fraktur terbuka dengan garis patah melintang atau miring.
2)Kekerasan tidak langsung Kekerasan tidak langsung menyebabkan patah tulang ditempat yang jauh dari tempat terjadinya kekerasan. Yang patah biasanya adalah bagian yang paling lemah dalam jalur hantaran vektor kekerasan
3)Kekerasan akibat tarikan otot Patah tulang akibat tarikan otot sangat jarang terjadi.Kekuatan dapat berupa pemuntiran, penekukan,penekukan dan penekanan, kombinasi dari ketiganya, dan penarikan
Klasifikasi FrakturBerdasarkan sifat fraktur (luka yang ditimbulkan):
1).Faktur Tertutup (Closed), bila tidak terdapat hubungan antara fragmen tulang dengan dunia luar, disebut juga fraktur bersih (karena kulit masih utuh) tanpa komplikasi. 2).Fraktur Terbuka (Open/Compound), bila terdapat hubungan antara hubungan antara fragmen tulang dengan dunia luar karena adanya perlukaan kulit
Pada fraktur tertutupada klasifikasi tersendiri yang berdasarkan keadaan jaringan lunak sekitartrauma, yaitu:
a.Tingkat 0: fraktur biasa dengan sedikit atau tanpa ceddera jaringan lunak sekitarnya.
b.Tingkat 1: fraktur dengan abrasi dangkal atau memarkulit dan jaringan subkutan.
c.Tingkat 2: fraktur yang lebih berat dengan kontusiojaringan lunak bagian dalam dan pembengkakan.
d.Tingkat 3: cedera berat dengan kerusakan jaringan lunak yang nyata ddan ancaman sindroma kompartement.
Berdasarkan komplit atau ketidakklomplitan fraktur.1)Fraktur Komplit, bila garis patah melalui seluruh
penampang tulang atau melalui kedua korteks tulang seperti terlihat pada foto.
2)Fraktur Inkomplit, bila garis patah tidak melalui seluruh penampang tulang seperti:
• Buckle atau Torus Fraktur, bila terjadi lipatan dari satu korteks dengan kompresi tulang spongiosa di bawahnya.
• Green Stick Fraktur, mengenai satu korteks dengan angulasi korteks lainnya yang terjadi pada tulang panjang.
Berdasarkan bentuk garis patah danhubbungannya dengan mekanisme trauma :
• Fraktur Transversal: fraktur yang arahnya melintang pada tulang dan merupakan akibat trauma angulasi atau langsung.
• Fraktur Oblik: fraktur yang arah garis patahnya membentuk sudut terhadap sumbu tulang dan meruakan akibat trauma angulasijuga.
• Fraktur Spiral: fraktur yang arah garis patahnya berbentuk spiral yang disebabkan trauma rotasi.
• Fraktur Kompresi: fraktur yang terjadi karena trauma aksial fleksi yang mendorong tulang ke arah permukaan lain.
• Fraktur Avulsi: fraktur yang diakibatkan karena trauma tarikan atau traksi otot pada insersinya pada tulang.
Berdasarkan jumlah garis patah.• Fraktur Komunitif: fraktur dimana garis patah
lebih dari satu dan saling berhubungan.• Fraktur Segmental: fraktur dimana garis patah
lebih dari satu tapi tidak berhubungan.• Fraktur Multiple: fraktur dimana garis patah
lebih dari satu tapi tidak pada tulang yang sama.
Berdasarkan pergeseran fragmen tulang :• Fraktur Undisplaced (tidak bergeser): garis patah lengkap
tetapi kedua fragmen tidak bergeser dan periosteum nasih utuh.
• Fraktur Displaced (bergeser): terjadi pergeseran fragmen tulang yang juga disebut lokasi fragmen, terbagi atas:a)Dislokai ad longitudinam cum contractionum(pergeseran searah sumbu dan overlapping).b)Dislokasi ad axim (pergeseran yang membentuk sudut).c)Dislokasi ad latus (pergeseran dimana kedua fragmen saling menjauh).
Berdasarkan posisi frakur Sebatang tulang terbagi menjadi tiga bagian : 1)1/3 proksimal 2)1/3 medial 3)1/3 distal Fraktur Kelelahan: fraktur akibat tekanan yang
berulang-ulang. Fraktur Patologis: fraktur yang diakibatkan karena
Patah tulang biasanya terjadi karena benturan tubuh, jatuh atau trauma. Baik itu karena trauma langsung misalnya: tulang kaki terbentur bemper mobil, atau tidak langsung misalnya: seseorang yang jatuh dengan telapak tangan menyangga. Juga bisa karena trauma akibat tarikan otot misalnya: patah tulang patela dan olekranon, karena otot trisep dan bisep mendadak berkontraksi. (Doenges, 2000:629)
Sewaktu tulang patah perdarahan biasanya terjadi di sekitar tempat patah dan ke dalam jaringan lunak sekitar tulang tersebut, jaringan lunak juga biasanya mengalami kerusakan. Reaksi peradangan biasanya timbul hebat setelah fraktur. Sel-sel darah putih dan sel mast berakumulasi menyebabkan peningkatan aliran darahketempat tersebut. Fagositosis dan pembersihan sisa-sisa sel mati dimulai. Di tempat patah terbentuk fibrin (hematoma fraktur) dan berfungsi sebagai jala-jala untuk melekatkan sel-sel baru. Aktivitas osteoblast terangsang dan terbentuk tulang baru imatur yang disebut callus. Bekuan fibrin direabsorbsi dan sel-sel tulang baru mengalami remodeling untuk membentuk tulang sejati Carpenito (2002:50)
Insufisiensi pembuluh darah atau penekanan serabut saraf yang berkaitan dengan pembengkakan yg tidak ditangani dapat menurunkan asupan darah ke ekstremitas dan mengakibatkan kerusakan saraf perifer. Bila tidak terkontrol pembengkakan dapat mengakibatkan peningkatan tekanan jaringan, oklusi darah total dapat berakibat anoksia jaringanyg mengakibatkan rusaknya serabut saraf maupun jaringan otot. Komplikasi ini dinamakan sindrom kompartemen (Brunner & suddarth, 2002: 2387).
klien mengatakan mengeluh nyeri pada kakinya sebelah kanan,b.Riwayat penyakit sekarang
klien datang melalui IGD bersama anaknya Tn.E,klien terserempet oleh truk saat naik sepeda motor bersama anaknya,klien kemudian terpental dan masuk ke got,saat dikaji pada tanggal 2 september 2015 klien mengatakn merasa nyeri.kaki klien terpasang spalekP : patah tulangQ : seperti cenut-cenutR :Tibia 1/3 tengahS : 6T : hilang-timbul
c. Riwayat penyakit dahulu klienmengatakan sebelumnya belum pernah di rawat di rumah sakit,dan tidak mempunyai riwayat penyakit yang sama dan atau penyakit tulang lainnya.
d. Riwayat penyakit keluargaklien mengatakan di keluarga tidak ada yang mempunyai penyakit yang menurun (HT,DM),ataupun penyakit tulang.
3. Pengkajian fokusa.aktivitas dan istirahatklien mengatakan kemampuan untuk beraktivitas menjadi tergnaggu karena kaki klien yang sakit,
b. SirkulasiTD : 120/80 mm N : 92 kali /mnit S : 36,2 RR: 21 kali /mnit
ADL SkalaMakan dan minumMandi ToiletingBerpakaianBerpindah
02202
d. EliminasiKlien mengatakan dapat BAK,warna kuning,tidak ada nyeri saat berkemih,biasanya 4-5 kali/hari,klien biasanya BAB 1 kali/hari konsistensi lembek namun pada hari ini belum BAB.
e.Makanan dan cairan A.BB :65 kg TB :153 cm
B. Hb :12,7 g/dlC.klien mengatakan nafsu makan seperti biasa,turgor kulit baik,mukosa bibir lembabD. Klien menjalankan diit TKTP
klien dapat menghabiskan 1 porsi makan dari RS
f.Neurosensoriklien mengatakan kakinya kadang kesemutan.
g.nyeri/kenyamanan saat di kaji klien mengatakan nyeri pada kakinya,P : pataha tulangQ : cenut-cenutR : 1/3 tibia tengah kaki kanan.S : 6T :hialng timbul (saat digerakan)
h.Pernapasan Klien mengatakan tidak merasa sesak nafas,RR : 21 x/mnit
C.Pengkajian fisik1. Keadaan umum : baik2. Kesadaran :CM (E :4 m:5 V:5)3. Vital sign : TD :120/80 mmHg,N:92 x/mnit,S:36,2
C,RR :21 x/mnit4. Pemeriksaan fisik
a.kepalarambut :hitam,tidak ada lesi,tidak ada benjolan.hidung : simetris,tidak ada pholip,tidak ada lesimata : simetris,konjungtiva tidak anemis,sklera
putih,isokor,penglihatan baiktelinga : simetris,tidak ada serumen,pendengaran
baik,tidak ada benjolan,leher :tidak ada pembesaran kelenjar thyroid
b.Kulitkulit elastis,CRT kembali dalam 2 detik,tidak ada nyerti tekan.
c.Dadaparu-paru :I :ekspansi paru simetris
P :vokal fremitus kanan kiri sama P :sonor A :vesikuler
jantung : I :ictus cordis tidak tampak jelas P :ictus cordis teraba pada IC-5 mid
klavikula P : redup A : reguler
abdomen : I : bentuk simetris,tidak ada lesi dan benjolan. A :bising usus 10 x/mnit P : tympni P : tidak terdapat nyeri tekan,tidak ada distensi abdomenn
d.ekstremitas atas : tangan kanan terpasang infus RL 20 tpmbawah : fraktur pada kaki kanan yaitu tulang tibia 1/3 tengah.kekuatan otot : T.kanan :5,T.kiri :5 ,K.kanan :1,K.kiri :5
e.Genetaliaklien berjenis kelamin perempuanklien tidak terpasang DC,
D.Data penunjangRONTGEN CRURIS DEXTRA AP/LATERAL VIEWKesan :- fracture complete os tibiae dextra 1/3 media aposisi 50 %- tak tampak dislokasi