FORMULASI SEDIAAN TABLET FAST DISINTEGRATING ANTASIDA DENGAN PRIMOJEL ® SEBAGAI BAHAN PENGHANCUR DAN STARCH 1500 SEBAGAI BAHAN PENGISI SKRIPSI Oleh : APRILIA DWI RAHARDIANTI K 100060165 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SURAKARTA 2010
24
Embed
formulasi sediaan tablet fast disintegrating antasida dengan primojel ...
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
FORMULASI SEDIAAN TABLET FAST DISINTEGRATING ANTASIDA DENGAN PRIMOJEL® SEBAGAI BAHAN
PENGHANCUR DAN STARCH 1500 SEBAGAI BAHAN PENGISI
SKRIPSI
Oleh :
APRILIA DWI RAHARDIANTI K 100060165
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
SURAKARTA 2010
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Maag (radang lambung) atau gastritis adalah gejala penyakit yang
menyerang lambung dikarenakan terjadinya luka atau peradangan pada lambung
yang menyebabkan rasa sakit dan perih pada perut. Gejala pada penyakit maag
adalah mual, muntah, nyeri dan kembung pada perut. Hal ini disebabkan karena
produksi asam lambung meningkat disertai adanya luka pada lambung sehingga
diperlukan obat untuk mengatasi gejala tersebut. Salah satu obat yang dapat
mengatasi penyakit maag dan umum digunakan adalah antasida (Anonim, 2009).
Antasida bekerja dengan cara menetralkan asam lambung dan
menginaktifkan pepsin, sehingga rasa nyeri ulu hati akibat iritasi oleh asam
lambung dan pepsin berkurang. Antasida umumnya merupakan kombinasi
aluminium hidroksida dan magnesium hidroksida, untuk menghindari efek
samping masing-masing zat aktif tersebut (Darsono, 2009). Begitu ditelan,
antasida (kombinasi alumunium dan magnesium hidroksida) bereaksi dengan
cepat menetralkan asam lambung, sehingga obat golongan ini cocok untuk
mengatasi serangan maag yang sering datang secara tidak terduga. Sediaan yang
ada dipasaran umumnya berbentuk suspensi dan tablet. Namun karena kedua
sediaan tersebut dinilai kurang praktis dan efisien dalam penggunaanya maka
dibuat sediaan tablet fast disintegrating atau disebut juga fast disintegrating tablet
(FDT) yang merupakan bentuk sediaan yang baru berkembang saat ini.
2
Penggunaan fast disintegrating tablet sangat bermanfaat bagi penderita
maag karena obat ini didesain untuk dapat hancur dengan cepat yaitu kurang dari
1 menit dengan atau tanpa bantuan air. Bentuk dan rasa fast disintegrating tablet
lebih disukai karena penggunaannya sangat menguntungkan, terutama bagi
penderita yang memiliki kesulitan dalam proses menelan obat karena tablet ini
hancur seketika saat terkena air liur sehingga menjadi pasta yang lembut atau cair
(suspensi), yang dapat memberikan rasa yang enak dalam mulut juga halus saat
menelan obat ini (Fu et al.,2004).
Fast disintegrating tablet diformulasikan dengan bahan-bahan tambahan
yang sesuai. Bahan tambahan yang diteliti dalam formulasi fast disintegrating
tablet adalah bahan penghancur (superdisintegrant) dan bahan pengisi.
Penggunaan superdisintegrant yaitu Primojel® dalam formulasi dapat
meningkatkan waktu hancur tablet. Primojel® merupakan salah satu dari
superdisintegrant yang efektif digunakan dalam pembuatan tablet secara granulasi
basah maupun kempa langsung. Kemampuan bahan penghancur ini sangat baik
yaitu memiliki daya pengembangnya yang cukup besar dengan masih menjaga
keutuhan tabletnya, sehingga pengembangan tersebut memberikan dorongan ke
daerah sekelilingnya sehingga membantu proses pecahnya tablet (Shangraw,
1980). Selain bahan penghancur, digunakan pula bahan pengisi. Bahan pengisi
yang digunakan adalah Starch 1500 yang merupakan bahan yang multifungsi
karena penggunaanya dapat sebagai disintegrant, pengisi dan pengikat (Kibbe,
2006). Starch 1500 merupakan pengisi yang tidak larut air, ini memberikan
kelebihan yaitu menaikan efektifitas daya penggembangan dari bahan penghancur,
3
sehingga daya disintegrasi menjadi lebih cepat. Berdasarkan uraian diatas, maka
perlu dilakukan penelitian untuk menentukan formula optimum dari kombinasi
Primojel® dan Starch 1500.
B. Perumusan Masalah
Bagaimana pengaruh penambahan Primojel® sebagai bahan penghancur
dan Starch 1500 sebagai bahan pengisi dalam pembuatan fast disintegrating
tablet antasida terhadap sifat fisik tablet yang meliputi keseragaman bobot,
kekerasan, kerapuhan, dan waktu hancur?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh variasi
konsentrasi Primojel® sebagai bahan penghancur dan Starch 1500 sebagai bahan
pengisi sehingga didapatkan formula tablet yang optimum dan memenuhi
persyaratan tablet fast disintegrating antasida.
4
D. Tinjauan Pustaka
1. Antasida
Antasida adalah senyawa yang mempunyai kemampuan menetralkan asam
lambung atau mengikatnya. Sediaan antasida dapat digolongkan menjadi 3, yaitu:
dengan kandungan alumunium dan atau magnesium, kandungan natrium
bikarbonat, dan kandungan bismut dan kalsium. Antasida bermanfaat untuk
mengobati penyakit saluran cerna. Antasida sering kali dapat meringankan gejala-
gejala yang muncul pada penyakit dispepsia tukak maupun bukan tukak, serta
pada penyakit refluks gastroesofageal (gastroesofagitis). Antasida paling baik
diberikan ketika gejala-gejala muncul atau diperkirakan akan muncul, lazimnya di
antara waktu makan dan sebelum tidur. Pemberian antasida bersama-sama obat
lain harus dihindari karena mungkin menggangu absorbsi obat lain (Anonim,
2000).
Antasida, yang merupakan kombinasi aluminium hidroksida dan
magnesium hidroksida, bekerja menetralkan asam lambung dan menginaktifkan
pepsin, sehingga rasa nyeri di ulu hati akibat iritasi oleh asam lambung dan pepsin
berkurang. Efek laksatif dari magnesium hidroksida akan mengurangi gelembung-
gelembung gas, yakni efek konstipasi dari aluminium hidroksida, dalam saluran
cerna yang menyebabkan rasa kembung berkurang. Saat diminum, obat akan
segera bereaksi dengan asam yang ada di lambung, sehingga terbentuk senyawa
yang relatif netral (Darsono, 2009).
5
2. Fast Disintegrating Tablet
Fast disintegrating tablet merupakan tablet yang didesain untuk cepat
hancur di dalam saliva tanpa perlu adanya air, dibutuhkan waktu sampai satu
menit untuk terdisintegrasi. Formulasi ini diresepkan untuk pasien yang
mengalami kesulitan dalam menelan, seperti pada pasien pediatri, geriatri, dan
gangguan mental (skizofrenia) (Kumaresan, 2008).
Keuntungan utama dari formulasi FDT adalah sediaan ini mengkombinasi
keuntungan formulasi sediaan cair dan tablet konvensional. Keunggulan FDT
pada sediaan padat yaitu memberikan kemudahan dari formulasi tablet, memiliki
stabilitas yang baik, dosis akurat, ukuran kemasan kecil, mudah dalam
penanganan oleh pasien. Keunggulan dalam sediaan/formulasi cair yaitu
memudahkan untuk menelan, cepat terabsorbsi, tidak ada resiko untuk obtruksi
fisik dari bentuk sediaan (Fu et al., 2004).
Sediaan FDT ini mempunyai beberapa karakteristik yang membedakannya
dari bentuk sediaan yang lain. Penutupan rasa adalah hal yang sangat penting
dalam formulasi FDT yang bisa diterima. Umumnya formulasi tablet tidak
mempermasalahkan hal tentang penutupan rasa, karena diasumsikan bahwa
sediaan tersebut tidak akan melarut sampai sediaan tersebut melewati rongga
mulut. Kebanyakan suspensi oral, sirup, dan tablet kunyah hanya mengandung
flavor, gula dan pemanis lain untuk menyamarkan rasa pahit obat. Metode untuk
menutup rasa dalam tablet fast disintegrating meliputi pemanis dan flavor, namun
bahan-bahan tersebut tidak cukup untuk menutup rasa obat yang pahit. Oleh
karena itu, untuk menutupi rasa yang tidak enak digunakan metode flavoring
6
technique selain itu dapat dilakukan dengan metode mikroenkapsulasi, dan
nanoenkapsulation. Kelemahan utama dari tablet jenis ini adalah membutuhkan
suatu sistem pengemasan yang lebih pada tingkat perlindungannya, hal ini
berkaitan dengan kekerasan dan kerapuhan tablet yang lebih rendah serta sangat
porous (Sulaiman, 2007).
3. Bahan Tambahan Tablet
Bahan penolong atau bahan tambahan tablet sangat diperlukan mengingat
sebagian besar bahan aktif tidak mempunyai sifat seperti yang diinginkan. Bahan
penolong ditambahkan untuk mendapatkan tablet yang berkualitas (Bandelin,
1989). Bahan tambahan yang pada umumnya digunakan dalam pembuatan FDT
antara lain :
a. Bahan pengisi (diluent)
Bahan pengisi menjamin tablet memiliki bobot dan ukuran tablet yang
diinginkan jika dosis zat aktif tidak cukup untuk membuat massa tablet,
memperbaiki daya kohesi sehingga tablet dapat dikempa dengan baik, serta
mengatasi masalah kelembaban yang mempengaruhi kestabilan zat aktif.
Bahan pengisi secara umum merupakan bahan yang inert. Namun bahan
pengisi juga dapat mempengaruhi biofarmasetika, kimia dan material fisik dari
tablet yang dihasilkan (Baley et al., 1989). Bahan pengisi menjamin suatu sediaan
tablet mempunyai ukuran atau massa yang dibutuhkan (Voigt, 1984). Berdasarkan
kelarutan bahan pengisi dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu:
1) Bahan pengisi yang larut air: laktosa, sukrosa, glukosa, manitol, dekstrosa.
7
2) Bahan pengisi tidak larut dalam air: kalium fosfat, amilum termodifikasi,
mikrokristalin selulosa (Sheth et al., 1980).
Sifat kelarutan bahan pengisi akan mempengaruhi kecepatan dan
mekanisme disintegrasi. Bahan pengisi yang larut air akan menyebabkan
peningkatan viskositas cairan penetrasi sehingga bertendensi menurunkan
efektifitas daya mengembang bahan penghancur sedangkan bahan pengisi tidak
larut air akan menghasilkan daya disintegrasi yang cepat (Sulaiman, 2007).
b. Bahan Penghancur (Superdisintegrant)
Bahan penghancur atau superdisintegrant agent merupakan bahan utama
dalam formulasi FDT. Superdisintegrant ditambahkan untuk memudahkan
pecahnya atau hancurnya tablet saat kontak dengan air dimana akan menaikkan
luas permukaan dari fragmen-fragmen tablet yang akan mempermudah lepasnya
obat dari tablet (Alifah, 2002). Daya mengembang superdisintegrant sangat tinggi
dan cepat sehingga mampu mendesak ke arah luar secara cepat yang akan
menyebabkan tablet cepat hancur. Penggunaan superdisintegrant hanya
dibutuhkan dalam konsentrasi yang kecil. Adapun kekurangan dari
superdisintegrant yaitu sangat higrokopis, sehingga tidak dapat digunakan untuk
obat-obat yang sensitif terhadap kelembaban. Crosscarmellose, Ac-Di-Sol,
Crosspovidone M, Sodium starch glycolate, Alginic acid NF merupakan contoh
beberapa jenis superdisintegrant (Sulaiman, 2007).
Beberapa aksi superdisintegrant dalam mendisintegrasikan tablet, antara
lain:
8
1) Aksi kapiler (Capillary action)
Tablet yang merupakan hasil pengempaan dari granul, memiliki pori-pori
kapiler. Dan pada saat tablet bersinggungan dengan medium air, maka air akan
berpanetrasi masuk ke dalam pori-pori tablet. Akibatnya ikatan antar partikel
menjadi lemah dan pada akhirnya tablet akan pecah (Sulaiman, 2007).
2) Pengembangan (Swelling)
Beberapa bahan penghancur apabila terkena air maka akan mengembang,
akibatnya partikel penyusun tablet akan terdesak dan pecah. Hancurnya tablet
dengan mekanisme ini dipengaruhi oleh struktrur pori-pori tablet. Semakin kecil
pori-pori granul yang ada di dalam tablet, maka semakin besar tenaga untuk
menghancurkan tablet (Sulaiman, 2007).
3) Perubahan bentuk (Deformation)
Partikel yang mengalami penekanan pada proses pengempaan akan
berubah bentuknya. Apabila tablet terkena air maka partikel yang membentuk
tablet akan kembali ke bentuk asalnya, maka partikel tablet akan berdesakan
sehingga tablet dapat hancur (Sulaiman, 2007).
c. Bahan pelicin
Bahan pelicin memudahkan pengeluaran tablet keluar ruang cetak melalui
pengurangan gesekan antara dinding dalam lubang ruang cetak dengan permukaan
sisi tablet. Bahan pelicin harus dapat mengurangi dan mencegah gesekan stempel
bawah pada lubang ruang cetak, sehingga stempel bawah tidak macet (Voigt,
1984). Bahan pelicin yang umumnya digunakan adalah zat-zat yang bersifat
hidrofob.
9
Bahan pelicin yang biasa digunakan adalah talk, mg stearat, kalsium