7/23/2019 Formulasi Post Test Ointment Print http://slidepdf.com/reader/full/formulasi-post-test-ointment-print 1/19 Sulfacetamide natrium ointment (salap) I.Dasar teori Sediaan farmasetik semi solida meliputi satu kelompok produk yang diaplikasikan pada kulit atau pada membrane mukosa.Produk semisolida ini cenderung meringankan, mengobati kondisi patologis, atau memberikan perlindungan terhadap lingkungan yang merusak. Termasuk sediaan semi solida ini, antara lain salep, krim, pasta, gel, dan suppositoria. Kegunaan terapeutik dari sediaan yang diaplikasikansecara topical ini terkait dengan sifat lengket pada kulit atau lapisan mukosa selama periode waktu yang cukup lama, serta menunjukan efek terapeutiknya melalui perlindungan dan penutupan serta efek local dan transdermal bahan berkhasiat (1) . Basis salep pada umunya hanya mampu memenuhi sebagian persyaratan yang telah ditetapkan. Sifat mikrobiologis salep sebagai sediaan obat topical , sebagai pembawa untuk bahan obat, system ini dapat dimodifikasi dan disesuaikan dengan cara memformulasikan berbagai sediaan sebagai sediaan topical untuk tujuan kosmetika. Sediaan ini diklasifikasikan sebagai system hidrokarbon, emulsi, dan system larut air, bergantung pada komposisinya. Pasta, gel dan suppositoria masing-masing system ini menunjukkan beberapa keuntungan sebagai pembawa system penghantaran obat sebagai pelindung (1) . Sifat umum sediaan ini adalah mampu melekat pada permukaan tempat pemakaian dalam waktu yang cukup lama sebelum sediaan ini dicuci atau dihilangkan.Pelekatan ini disebabkan oleh sifatr heologis plastic sediaan ini, yang memungkinkan sediaan semi padat tersebut tetap bentuknya dan melekat sebagailapisan tipis sampai ada suatu tindakan, yaitu dengan sesuatu kekuatan dari luar, yang mengakibatkan bentuk sediaan semi-padat ini akan rusak bentuknya dan mengalir (2) . Umumnya salep terdiri dari hidrokarbon cair yang dicampur dalam suatu kelompok hidrokarbon padat dengan titik leleh yang lebih tinggi.Selama ini basis salep umumnya adalah minyak mineral dan petrolatum; sebenarnya ada bermacam-macam jenis basis salep yang dapat dipilih.Polietilen dapat dimasukkan dalam minyak mineral untuk menghasilkan suatu matriks plastic.Campuran polietilenglikol-polietilen glikol dapat menghasilkan produk-produk salep dengan konsistensi yang larut dalam air. Umumnya salep-salep dibuat dengan melelehkan komponen-komponennya secara bersamaan (2) . Sediaan semipadat digunakan pada kulit, diman aumumnya sediaan tersebut berfungsi sebagai pembawa pada obat-obat topical, sebagai pelunak kulit, atau sebagai pembalut pelindung atau pembalut penyumbat. Sejumlah kecil bentuk sediaan semipadat topical ini digunakan pada membrane mukosa, seperti jaringan rektal, jaringan bukal, mukosa vagina, membrane uretra, saluran telinga luar, mukosa hidung dan kornea.
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Sediaan farmasetik semi solida meliputi satu kelompok produk yang diaplikasikan pada kulit atau pada membrane mukosa.Produk semisolida ini cenderung meringankan,
mengobati kondisi patologis, atau memberikan perlindungan terhadap lingkungan yang
merusak. Termasuk sediaan semi solida ini, antara lain salep, krim, pasta, gel, dan
suppositoria. Kegunaan terapeutik dari sediaan yang diaplikasikansecara topical ini
terkait dengan sifat lengket pada kulit atau lapisan mukosa selama periode waktu yang
cukup lama, serta menunjukan efek terapeutiknya melalui perlindungan dan penutupan
serta efek local dan transdermal bahan berkhasiat(1).
Basis salep pada umunya hanya mampu memenuhi sebagian persyaratan yang telah
ditetapkan. Sifat mikrobiologis salep sebagai sediaan obat topical , sebagai pembawa
untuk bahan obat, system ini dapat dimodifikasi dan disesuaikan dengan cara
memformulasikan berbagai sediaan sebagai sediaan topical untuk tujuan kosmetika.
Sediaan ini diklasifikasikan sebagai system hidrokarbon, emulsi, dan system larut air,
bergantung pada komposisinya. Pasta, gel dan suppositoria masing-masing system ini
menunjukkan beberapa keuntungan sebagai pembawa system penghantaran obat sebagai
pelindung(1)
.
Sifat umum sediaan ini adalah mampu melekat pada permukaan tempat
pemakaian dalam waktu yang cukup lama sebelum sediaan ini dicuci atau
dihilangkan.Pelekatan ini disebabkan oleh sifatr heologis plastic sediaan ini, yang
memungkinkan sediaan semi padat tersebut tetap bentuknya dan melekat sebagailapisantipis sampai ada suatu tindakan, yaitu dengan sesuatu kekuatan dari luar, yang
mengakibatkan bentuk sediaan semi-padat ini akan rusak bentuknya dan mengalir (2).
Umumnya salep terdiri dari hidrokarbon cair yang dicampur dalam suatu
kelompok hidrokarbon padat dengan titik leleh yang lebih tinggi.Selama ini basis salep
umumnya adalah minyak mineral dan petrolatum; sebenarnya ada bermacam-macam
jenis basis salep yang dapat dipilih.Polietilen dapat dimasukkan dalam minyak mineral
untuk menghasilkan suatu matriks plastic.Campuran polietilenglikol-polietilen glikol
dapat menghasilkan produk-produk salep dengan konsistensi yang larut dalam air.
Umumnya salep-salep dibuat dengan melelehkan komponen-komponennya secara
bersamaan(2).
Sediaan semipadat digunakan pada kulit, diman aumumnya sediaan tersebut
berfungsi sebagai pembawa pada obat-obat topical, sebagai pelunak kulit, atau sebagai
pembalut pelindung atau pembalut penyumbat. Sejumlah kecil bentuk sediaan semipadat
topical ini digunakan pada membrane mukosa, seperti jaringan rektal, jaringan bukal,
mukosa vagina, membrane uretra, saluran telinga luar, mukosa hidung dan kornea.
Membrane mukosa memungkinkan penyerapan yang lebih baik kesirkulasi sistemik,
karenakulit normal bersifat relative tidak dapat ditembus(2).
Tujuan umum penggunaan obat pada terapi dermatologi adalah untuk
menghasilkan efek terapeutik pada tempat-tempatspesifik di jaringan epidermis.Daerah
yang terkena umumnya epidermis dan dermis, sedangkan obat-obat topical tertentu
seperti emoliens, antimikroba, dan deodorant terutama bekerja pada permukaan kulitsaja.
Hal ini memerlukan penetrasi difusi dari kulit atau absorbs perkutan(2)
.
Salep unguenta adalah gel dengan perubahan bentuk plastis, yang digunakan pada
kulit sehat, sakit atau terluka atau pada selaput mukosa. Bahan obat atau bahan-bahan
obat dapat berada dalam keadaan terlarut atau tersuspensi didalam basisnya.Peracikan air,
cairan obat atau larutan bahan obat kedalam basis mengandung emulgator menyebabkan
terbentuknya salap emulsi. Salap dengan jumlah bahan padat tinggi dinyatakan sebagai
pasta.Krim adalah salap yang mengandung air (3).
Salap terdiridari basis salap, yang dapat berupa system sederhana
(misalnyavaselin) ataudarikomposisi yang lebih kompleks (misalnya system yangmengandung emulgator), bersama dengan bahan aktif atau kombinasi bahan aktif. Jika
dibandingkan dengan seluruh bahan dasar dan bahan pembantu lainnya dalam pembuatan
sediaan obat, dasar salap memiliki kerja sendiri. Oleh karena itu sifatnya tidak netral ,
dan turut mengambil bagian yang sangat menentukan terhadap keberhasilan atau
kegagalan terapi salap. Bahkan sering kali basis memainkan peran yang paling
dominan(3)
.
Basis salep yang universal tidak terdapat.Pada pemilihan medium penyangga,
pertama kali diperhatikan sifat-sifat fisika dan kimia-fisika bahan aktif (misalnya
kelarutan, pola distribusinya), yang lainnya adalah aspek dermatologis, seperti jenis lokas
ipemakaian (kulit luka atau sakit atau kulit sehat), stadium penyakit (proses akut ataukronis), jenis kulit (seboroiker atau sebostatiker) dan sifat-sifat alami dari daerah kulit
(selaputmukosa, kulit berambut)(3)
.
Basis dan bahan pembantu salap harus memenuhi persyaratan umum. Mereka
harus memiliki stabilitas yang memuaskan dan tidak tak tersatukan dengan bahan
pembantu lainnya dan juga dengan bahanobat yang digunakan dalam terapi salap. Basis
salap sebaiknya memiliki daya sebar yang baik dan menjamin pelepasan bahan obat yang
memuaskan. Daya menyerap air yang memuaskan dan sedikit atau tidak menghambat
fungsi-fungsi fisiologis kulit harus juga terjamin. Hal lain yang penting adalah
tersatukannya secarafisiologis. Hal in idapat dideteksi dengan tesakantose dan epikutan
Persyaratan salep adalah pemeriannya tidak boleh berbau tengik . Kadar kecuali
dinyatakan lain dan untuk salep yang mengandung obat keras atau narkotik, kadar bahan obat
adalah 10%. Dasar salep, kualitas dasar salep yang baik, yaitu stabil, tidak terpengaruh oleh suhu
dan kelembapan, dan harus bebas dari inkompatibilitas selama pemakaian; lunak, harus halus,
dan homogeny; mudah dipakai; dasar salep yang cocok; serta dapat terditribusi secara merata.
Homogenitas nya jika salep dioleskan pada sekeping kaca atau bahan transparan lain yang
cocok, harus menunjukkan susunan yang homogen. Kemudian penandaan pada etiket harus
tertera “obat luar”(7)
.
Formula acuan yang digunakan merupakan basis absorpsi, dimana zat aktif larut sedikit
terabsorpsi ke dalam basis. Formulasi yang digunakan dalam pembuatan ointment ini yaitu yang
pertama Adeps lanae, White petrolatum, paraffin cair, TEA, dan zat aktif itu sendiri yaitu
Sulfasetamid Natrium. Sulfasetamid dibuat dalam bentuk salep karena zat aktif ini larut dalam
1,3 bagian air yang berarti sisanya masih dapat larut dalam minyak karena sediaan salep yang
dibuat berbasis minyak. Adeps lanae dan white petrolatum berfungsi sebagai basis dari minyak,
paraffin cair sebagai pelarut dalam sediaan. Triethanolamin berperan sebagai senyawa pengental
dan pembasa atau agen alkali.
Perlakuan masing-masing bahan dilarutkan terlebih dahulu karena bahan-bahan berwujud
semipadat kecuali paraffin cair berwujud liquid. Pertama basis diletakkan diatas penangas, ini
bertujuan untuk memepercepat perubahan wujud dari semipadat ke cair. Setelah cair, keduanya
dicampurkan sambil diaduk diatas mortar yang telah dipanaskan untuk mencegah penurunan
suhu secara tiba-tiba. Dimasukkan sulfasetamid dan paraffin cair, dihomogenkan dengan
pengadukan dan dilanjutkan dengan homogenizer yang bertujuan supaya sediaan lebih homogen.
Hasil bentuk dari sediaan setelah dihomogenkan tidak terlarut secara sempurna, masih
terdapat partikel-partikel yang tidak larut. Hal ini disebabkan karena zat aktif yang dimasukkan
dalam sediaan berbentuk garam natrium sehingga ia hanya akan larut sempurna dalam air, tetapikarena ia larut dalam 1,3 bagian air sulfasetamid natrium masih dapat larut sebagian dalam fase
minyak. Pada prosedur kerja yang telah dilakukan, sulfasetamid tidak dilarutkan lebih dahulu
pada paraffin cair, sehingga menyebabkan kurang larutnya zat aktif pada sediaan yang dibuat.
Penambahan TEA tidak diperlukan untuk sediaan apabila hanya bertujuan untuk menurunkan pH
sediaan. Sebagai pengental pun tidak terlalu diperlukan karena basis dari ointment yang dibuat