FORMULASI DAN EVALUASI TABIR SURYA DARI EKSTRAK DAUN SINGKONG
(
FORMULASI TABIR SURYA
I. TUJUAN PRAKTIKUM1. Membuat sediaan krim dan gel tabir surya
dari bahan alam (ekstrak daun singkong dan ekstrak kencur) dan krim
tabir surya dari bahan sintetis (asam salisilat).2. Membandingkan 2
formula krim tabir surya dari ekstrak daun singkong dengan
konsentrasi asam stearat yang berbeda.3. Membandingkan sediaan krim
tabir surya dari bahan alam dengan krim tabir surya dari asam
salisilat (melihat kemungkinan terjadinya OTT). 4. Membandingkan 3
formula gel tabir surya dari ekstrak kencur dengan konsentrasi
ekstrak berbeda serta bahan emulgator dan emolient yang juga
berbeda.5. Mampu mengevaluasi viskositas dari sediaan krim dan gel
tabir surya yang telah dibuat.6. Mampu mengevaluasi sediaan krim
dan gel tabir surya dengan uji aktivitas, uji efektifitas, dan uji
sun protecting factor (SPF).
II. DASAR TEORI
a. Sediaan Tabir SuryaSediaan tabir surya adalah sediaan
kosmetik yang digunakan untuk membaurkan atau menyerap secara
efektif sinar matahari, terutama daerah emisi gelombang ultraviolet
dan inframerah, sehingga dapat mencegah terjadinya gangguan kulit
karena cahaya matahari. Efek nyata penyinaran matahari yang
merugikan adalah eritema kulit yang diikuti oleh warna coklat
kemerahan, penyinaran ultraviolet dengan panjang gelombang di atas
330 nm dapat menyebabkan kulit menjadi kecoklatan. Eritema timbul
bersamaan dengan warna coklat.Tabir surya tersedia dalam bentuk
lotion, krim, salep, gel, dan larutan (solution). Efektivitas
penggunaannya tergantung dari bahan kimia, daya larut dalam
vehikulum (bahan pembawa) lipofilik atau hidrofilik, kemampuan
absorbsi UV, konsentrasi bahan kimia, dan jumlah tabir surya yang
dioleskan. Untuk hasil terbaik, disarankan pemakaian tabir surya
dilakukan secara tipis pada permukaan kulit. Berdasarkan ketentuan
yang ditetapkan standar international, pemakaian tabir surya hanya
sebanyak 2 mg/ cm2.Ada dua jenis tabir surya, yaitu tabir surya
kimia seperti PABA, PABA ester, benzofenon, salisilat, dan
antranilat, dan tabir surya fisik seperti titanium dioksida, Mg
silikat, seng oksida, red petrolatum dan kaolin. Tabir surya kimia
bekerja dengan cara mengabsorbsi energi radiasi, sedangkan tabir
surya fisik bekerja dengan cara memantulkan sinar. Kedua jenis
tabir surya ini sering dikombinasikan untuk mendapatkan tabir surya
yang bekerja optimal.Tabir surya yang baik adalah dapat
mengabsorbsi 99% gelombang UV dengan panjang gelombang 297 nm pada
ketebalan 0,001 dan dapat meneruskan radiasi eritemogenik 15 20%.
Dapat melindungi radiasi UV paling sedikit 25 kali dosis eritema
minimal, dapat menahan radiasi selama 8 jam.Kemampuan menahan sinar
UV dari tabir surya dinilai dalam faktor proteksi sinar (SPF/ Sun
Protecting Factor) yaitu perbandingan dosis minimal yang diperlukan
untuk meminbulkan eritema pada kulit yang diolesi tabir surya
dengan yang tidak. Nilai SPF ini berkisar antara 0 sampai 100.
kemampuan tabir surya yang dianggap baik berada diatas 15.
b. FlavonoidFlavonoid mengandung sistem aromatik yang
terkonyugasi dan karena itu menunjukan pita serapan kuat pada
spektrum UV dan spektrum tampak. Flavonoid umumnya terdapat dalam
tumbuhan, terikat pada gula sebagai glikosida dan aglikon
flavonoid.Flavonoid terdapat dalam semua tumbuhan berpembuluh
tetapi beberapa kelas lebih tersebar daripada yang lainnya.
Flavonoid terdapat dalam tumbuhan sebagai campuran, jarang sekali
dijumpai hanya flavonoid tunggal dalam jaringan tumbuhan. Disamping
itu, sering terdapat campuran yang terdiri atas flavonoid yang
berbeda kelas. Antosianin berwarna yang terdapat dalam daun bunga
hampir selalu disertai oleh flavon dan flavonolol tanwarna.
Flavonoid mempunyai rumus umum, C6C3C6.Aktivitas biologi flavonoid
antara lain, - anti kanker : kuersetin, mirisetin- anti oksidant :
kuersetin, antosianidin, dan prosianidin- anti inflamasi :
apigenin, taksifolin, luteolin, kuersetin - anti alergi :
nobeletin, tangeretin- anti hipertensi : prosianidin- anti virus :
amentiflavum, skutellarein, kuersetinKlasifikasi flavonoid umumnya
didasarkan atas inti molekul, *Harbone membagi flavonoid kedalam
kelompok- Antosianin- Proantosianidin- Flavonol- Flavon- Khalkon
dan auron- Flavanon- Glikoflavon- Isoflavon- Biflavonil
c. Identifikasi Flavonoid Spektrofotometer UV-VisSpektroskopi
serapan ultraviolet dan serapan tampak merupakan cara utama yang
berguna untuk menentukan/menganalisis struktur flavonoid spektrum
flavonoid dalam metanol memberikan 2 panjang gelombang serapan
maksimum yang khas yaitu Pita I 300-550 nm, Pita II 240-285 nm,
Untuk menentukan pola oksigenasi, kedudukan gugus hidroksil fenol,
kedudukan gula atau metil yang terikat pada gugus hidroksil fenol
dapat ditentukan dengan menambahkan pereaksi geser dan mengamati
pergeseran puncak serapan yang terjadi.Pereaksi geser yang
digunakan:- Natrium metoksida (NaO Me)- Natrium asetat (NaO Ac)-
Natrium asetat/asamborat (NaOAc/H3BO3)- Aluminium klorida (AlCl3)-
Aluminium klorida/HCl (AlCl3/HCl).
Kromatografi flavonoid (KKt)Fase diam : air yang terikat pada
selulose.Fase gerak : - BAA n Bu OH HO Ac H2O (4 : 1 : 5) -
Forestal HO Ac H2O HCl (30 : 10 : 3) - HO ACPenampak bercak : 1)
Uap NH3 2) AlCl3 5% dalam metanol menunjukkan 5-hidroksiflavonoid
sebagai bercak berfluoresensi kuning dibawah sinar UV 366 nm. 3)
Kompleks difenil-as. Borat-etanol amin. 4) Asam sulfanilat yang
terdiazotasi. 5) Vanilin-HCl.
d. RutinKuersetin merupakan salah satu flavonoid yang banyak
terdapat di alam dan diketahui mampu menghambat enzim sitokrom
P-450 yang berperan dalam metabolisme parsetamol. Senyawa rutin
berasal dari daun singkong, bersifat polar dan akan mengalami
hidrolisis bila direaksikan dengan asam kuat seperti HCl, dan akan
terurai menjadi quersetin yang bersifat nonpolar dan glukosa yang
bersifat polar. Hasil penelitian menunjukkan kadar parasetamol
dalam darah tidak dipengaruhi oleh dosis kuersetin yang diberikan.
Derajat nekrosis hati karena pemberian parasetamol dosis toksik
lebih rendah pada pemberian kuersetin. Kuersetin dosis dapat
menghambat aktivitas sitokrom P-450 yang tinggi karena parasetamol
dosis toksik. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan kuersetin
dosis 750 mg/kg BB dapat menurunkan efek hepatotoksik parasetamol,
dan menurunkan aktivitas enzim sitokrom P-450.Rumus struktur:
Kuersetin 3- rutinosida
Proses hidrolisis rutin menjadi kuersetin berjalan menurut
reaksi berikut:HCl
+
Hidrolisis
Rutin Kuersetin Glukosa
e. KencurKaempferia galanga aromanya khas dengan rasa yang pahit
bila dikonsumsi mentah-mentah menjadikan tanaman ini kebanyakan
dijadikan bumbu dasar yang dapat digunakan pada beberapa jenis
masakan seperti nasi goreng dan lain-lain. Namun tahukah kamu bahwa
kencur memiliki banyak manfaat untuk mengobati berbagai macam
penyakit seperti radang lambung, radang anak telinga, influenza
pada bayi, masuk angin, sakit kepala, batuk, menghilangkan darah
kotor, diare, memperlancar haid, mata pegal, keseleo, dan
kelelahan. Kencur merupakan tanaman rumput kecil yang tumbuh subur
di daerah dataran rendah atau pegunungan yang tanahnya gembur dan
tidak terlalu banyak air. Tanaman ini tunbuh dan berkembang pada
musim tertentu yaitu pada musim penghujan, juga dapat ditanam dalam
pot atau di kebun yang cukup sinar matahari dan tidak terlalu
basah. Kandungan kimia yang terdapat di dalam rimpang kencur adalah
pati (4,14%), mineral (13,73%), dan minyak astiri (0,02%) berupa
sineol, asam metal kanil dan penta dekaan, asam cinnamic, ethyl
aster, asam sinamic, borneol, kamphene, paraeumarin, asam anisic,
alkaloid, dan gom. Berikut adalah cara pemanfaatan kencur
berdasarkan penyakit yang dapat diatasinya:1. Radang Lambung2.
Sakit Kepala3. Masuk Angin4. Diare5. Memperlancar Haid6. Mata
Pegal7. Batuk8. Menghilangkan darah kotor9. KeseleoIII.
PRAFORMULASI1) Asam stearatFungsi : emulgator, solubilizing
agent.Pemerian : kristal atau serbuk putih atau kuning, bau
lemahKelarutan : benzen larut,etanol larut, propilen glikol larut,
air praktis tidak larutOTT : agen pengoksidasi% lazim untuk
ointments dan creams: 1-20%
2) Cera AlbaFungsi : Bahan dasar, alat penstabil emulsi, agen
pengerasan.Pemerian : Lempeng atau potongan, berwarna putih atau
putih kekuningan;jika tipis bening dengan butiran halus, tidak
mengkilat, serpihan bukan hablur.Kelarutan : Larut dalam minyak
atsiri dan minyak lemak; agak sukar larut dalam etanol(90%)P dan
eter P; praktis tidak larut dalam air.
3) Vaselin AlbumFungsi : Basis krimPemerian : Massa lunak,
bening, lengket; warna putih, sifat ini tetap pada penyimpanan dan
setelah dilebur dan dibiarkan dingin tanpa diaduk.Kelarutan :
Praktis tidak larut dalam air dan etanol(95%)P; larut dalam
kloroformP, eterP, dan eter minyak tanah P, larutan kadang-kadang
berpotensi lemah.
4) TEA/TriethanolamineFungsi : agen pengemulsi.Pemerian : cairan
bening tidak berwarna sampai kuning pucat, bau amoniak
lemahKelarutan : etanol 95% larut, metanol larut, water larutOTT :
golongan amin dan hidroksi
5) Nipagin/MethylparabenFungsi : antimikroba untuk sediaan
topikal 0,02%-0,3%Pemerian : kristal putih, tidak berbau,
panasKelarutan : etanol 1:2, gliserin 1:60, air 1:400, OTT : besi,
hidrolisis basa lemah dan asam kuat
6) GliserinFungsi : Antimikroba>20% Emolient up to 30
Humektan up to 30 Plasticizer Solvent Pemanis Agen pengion Pemerian
: larutan bening tidak berwarna, tidak berbau, kental, larutan
higroskopis, rasa manis seperti sukrosa.Kelarutan : etanol 95%
mudah larut, minyak praktis tidak larut, air mudah larut. OTT :
agen pengoksidasi seperti potasium klorat atau potasium
permanganat.
7) Adeps LanaePemerian : Massa lembek, liat; warna kuning; tidak
tengik, bau lemah, khas.Kelarutan : mudah larut dalam kloroform P
dan eter P; agak sukar larut dalam etanol(95%) P dingin; lebih
larut dalam etanol (95%) P panas; tidak larut`dalam air, tetapi
bercampur tanpa memisah dengan lebih kurang dua kali bobotnya
dengan air.Fungsi : Emolien, penstabil emulsi, bahan dasar salep,
perawatan kulit dan rambut.OTT : Pro-oxidant, obat-obat aktif
tertentu.
8) BHT/ Butylated HydroxytolueneFungsi : antioksidan untuk
sediaan topikal 0,0075-0,1%.Pemerian : kristal putih atau kuning
pucat, bau lemah.OTT : pengoksidasi kuat seperti peroksida dan
permanganat.
9) Propil parabenPemerian : Serbuk hablur; warna putihKelarutan
: Mudah larut dalam etanol (95%) P, metanol P, dan eter P, sangat
sukar larut dalam air.Fungsi : Pengawet.OTT : besi, hidrolisis basa
lemah dan asam kuat
10) BHA/ Butylated HidroksianisolPemerian : serbuk hablur warna
putih atau hampir putih, atau padat seperti malam, berwarna putih
kekuningan, bau aromatic.Kelarutan : larut dalm etanol (95%) P,
propilenglikol P, minyak kacang P, dan larutan alkali hidroksida;
praktis tidak larut dalm air.Fungsi : antioksidan.
11) PropilenglikolOTT : regen pengoksidasi seperti potassium
permanganateFungsi : antimikroba, humektan, desinfektan, bahan
pelarut, stabilizer untuk vitaminKelarutan : gunakan pereaksi
dengan kualitas yang cocok
12) NaCMC/ Sodium CyclamateSinonim : Assugrin, Sucaryl sodium,
SucrosaFungsi : suspending agent.
13) GelatinPemerian : Lembaran, irisan, serbuk atau butiran;
bening; warna kuning gading sampai kuning pucat; bau
lemah.Kelarutan : Larut dalam air panas, pada pendinginan membentuk
gel.Fungsi : Peningkat viskositas (pengental), emolient.
14) Asam salisilatPemerian : Hablur, umumnya berbentuk jarum
halus, atau serbuk hablur ringan; warna putih, rasa agak manis,
diikuti rasa tajam; stabil di udara.Kelarutan : Mudah larut dalam
etanol (95%) P dan eter P; larut dalam air mendidih, sukar larut
dalam air dan benzen P, agak sukar larut dalam kloroform P.Fungsi :
Perawatan kulit dan rambut, anti jerawat, anti ketombe.
IV. FORMULASIA. Formula Krim Tabir Surya ( 100 gram
)FormulaKelompok 1 FormulaKelompok 2Formula Kelompok 3
Ekstrak daun singkong 1,5%Asam stearat 12,5%Cera alba 2%Vaselin
album 8%Adeps lanae 1%BHA 0,01%BHT 0,02%TEA 1,2%Propilen glikol
7%Metil paraben 0,1%Propel paraben 0,05%Parfum qsAir suling ad
100%Ekstrak daun singkong 1,5%Asam stearat 10 %Cera alba 2%Vaselin
album 8%Adeps lanae 1%BHA 0,01%BHT 0,02%TEA 1,2%Propilen glikol
7%Metil paraben 0,1%Propel paraben 0,05%Parfum qsAir suling ad
100%Asam salisilat 3% (*)Asam stearat 10%Cera alba 2%Vaselin album
8%Adeps lanae 1%BHA 0,01%BHT 0,02%TEA 1,2%Propilen glikol 7%Metil
paraben 0,1%Propel paraben 0,05%Parfum qsAir suling ad 100%
B. Formula Gel Tabir Surya ( 100 gram )FormulaKelompok
4FormulaKelompok 5Formula Kelompok 6
Ekstrak kencur 2%Na CMC 3%Propilen glikol 5%Nipagin 0,2%Parfum
qsAir ad 100%Ekstrak kencur 2%Na CMC 2%Propilen glikol 5%Nipagin
0,2%Parfum qsAir ad 100%Ekstrak kencur 3%Gelatin 5%Gilserin
2%Nipagin 0,2%Parfum qsAir ad 100%
V. ALAT DAN BAHANa. Pembuatan krim dan gel tabir suryaAlat:1.
Mortar besar & alu 1 buah2. Gelas ukur 100 ml 1 buah3. Gelas
ukur 5 ml 1 buah4. Erlenmeyer 10 ml 2 buah5. Beaker glass 10 ml 2
buah6. Cawan penguap 1 buah7. Pipet tetes secukupnya8. Batang
pengaduk 1 buah9. Spatula 2 buah10. Cover dan objek glass @ 1
buah11. Sudip 2 buah12. Pot obat 50 ml 2 buah13. Viskometer
Brookfield14. Nomor spindle 5 (R5)15. Timbangan dan anak
timbangan16. Penangas airBahan:Formula Krim Tabir Surya1. Ekstrak
daun singkong 2. Asam salisilat3. Asam stearat4. Cera alba5.
Vaselin album6. Adeps lanae7. BHA8. BHT9. TEA10. Propilen glikol11.
Metil paraben12. Propel paraben13. Parfum14. Air suling
Formula Gel Tabir Surya1. Ekstrak kencur2. Na CMC3. Gelatin 4.
Propilen glikol5. Gliserin6. Nipagin7. Parfum8. Air
b. Uji aktivitas krim tabir surya dari ekstrak daun
singkongAlat:1. Labu ukur 50 ml 2 buah2. Pipet volum 10 ml 1 buah3.
Gelas ukur 10 ml 1 buah4. Pipet tetes 1 buah5. Beaker glass 2 buah
6. Kaca objek 2 buah7. Kuvet 2 buah8. Spektrofotometer UV-VIS9.
Lampu UV 366 nm Bahan:1. Ekstrak daun singkong 400 ppm dan 100 ppm
@ 50 ml2. Etanol 96% secukupnya3. Isopropanol 30 ml4. Sediaan krim
tabir surya dari ekstrak daun singkong 0,3 gram
c. Uji aktifitas krim tabir surya dari asam salisilatAlat:1.
Labu ukur 50 ml 2 buah2. Pipet volum 10 ml 1 buah3. Pipet tetes 1
buah4. Beaker glass 2 buah 5. Kaca objek 2 buah6. Kuvet 2 buah7.
Spektrofotometer UV-VIS8. Lampu UV 366 nm Bahan:1. Etanol 96%
secukupnya2. Isopropanol 30 ml3. Sediaan krim tabir surya dari asam
salisilat 0,3 gram
d. Uji efektivitas gel tabir surya dari ekstrak kencurAlat: 1.
Labu ukur 50 ml 2 buah2. Gelas ukur 50 ml 1 buah3. Beaker glass 1
buah4. Kuvet 2 buah5. Spektrofotometer UV-VIS
Bahan:1. Sediaan gel tabir surya dari ekstrak kencur 1,67 gram2.
Aquades 100 ml (2 50 ml)
VI. PROSEDUR KERJAa. Pembuatan ekstrak daun singkong dan ekstrak
kencur1. Daun singkong dan kencur dicuci sampai bersih dengan air
mengalir..2. Setelah itu ditiriskan sambil dilakukan sortasi
basah.3. Bahan-bahan yang telah disortasi basah, dirajang untuk
memperkecil ukuran partikel.4. Daun singkong dan kencur yang telah
dirajang dimasukkan ke dalam erlenmeyer, kemudian ditambahkan
etanol 96% sampai bahan terendam semua.5. Kemudian dimaserasi
selama 1 hari, setelah itu disaring dengan kapas dan disaring
dengan kertas saring sampai diperoleh filtrat yang bersih.(filtrat
1)6. Ampasnya diberi etanol 96% dan dimaserasi kembali selama 1
hari. Setelah itu filtrat disaring dengan kapas dan disaring dengan
kertas saring, sampai diperoleh filtrat yang bersih.(filtrat 2)7.
Filtrat 1 dan filtrat 2 digabung dan dikentalkan dengan vakum
rotavaporator sampai diperoleh ekstrak kental.b. Pembuatan krim
tabir surya1. Fase minyak (asam stearat, cera alba, vaselin album,
adeps lanae, propil paraben, BHA, dan BHT) dilebur diatas penangas
air pada suhu 70 0C sampai semua bahan lebur.2. Pada saat yang
bersamaan, fase air (aquades) dipanaskan pada suhu 50 0C
ditambahkan metil paraben hingga larut, kemudian ditambahkan TEA
dan propilen glikol. Campuran fase air dipanaskan kembali hingga
suhu 70 0C.3. Fase minyak dan fase air dicampurkan dalam mortar
panas, digerus kuat sampai terbentuk massa krim (basis) putih
seperti susu.4. Setelah dingin ( 40 0C) ditambahkan ekstrak etanol
daun singkong sedikit demi sedikit ke dalam basis samil diaduk
terus sampai homogen.5. Sediaan krim yang sudah jadi ditambahkan
parfum, diaduk hingga homogen, dan dimasukkan ke dalam wadah yang
telah diberi etiket.c. Pembuatan gel tabir surya1. Na-CMC
dikembangkan dengan air panas 20 kalinya di dalam mortar.2. Setelah
mengembang digerus sampai terbentuk mucilago lalu ditambah gelatin,
digerus, ditambahkan propilenglikol/ gliserin, sambil terus
digerus, nipagin dilarutkan terlebih dahulu dengan air panas ad
larut baru dimasukkan ke dalam mortar, dan ekstrak kencur
dimasukkan ke dalam mucilago (massa gel) dan di gerus sampai
homogen.3. Air diad-kan sampai 20 gram dan ditambah parfum.d. Uji
viskositas dengan viskosimeter Brookfield1. Sediaan krim dan gel
yang akan diuji dimasukkan dalam beaker glass 50 ml sampai terisi
penuh.2. Nomor spindle yang akan digunakan dipilih sesuai dengan
kekentalan sediaan, kemudian dimasukkan sampai batas.3. Tombol
power pada alat viskosimeter ditekan dan dibiarkan alat untuk
mengautokalibrasi.4. Nilai rpm yang akan digunakan dipilih, lalu
tombol enter ditekan.5. Hasil kekentalan sediaan dibaca dalam
satuan centipoise (Cp) dan %T (Tourque).e. Uji aktivitas krim tabir
surya dari akstrak daun singkongUji keberadaan senyawa flavonoid
dalam ekstrak daun singkong:1. Ekstrak daun singkong sebanyak 100
mg dilarutkan dengan etanol 96% sampai 50 ml (konsentrasi 2000 ppm
= 2 mg/ml) sebagai larutan induk. 2. Dari konsentrasi 2000 ppm
dibuat pengenceran menjadi 100 ppm (0,1 mg/ml), diambil 2,5 ml dari
larutan induk dan diadkan kembali dengan 50 ml etanol 96% . 3. Alat
spektrofotometer UV-VIS dikalibrasi terlebih dahulu dengan blanko
etanol 96%.4. Panjang gelombang maksimum senyawa flavonoid yang
diduga terdapat dalam ekstrak daun singkong 100 ppm ditentukan
dengan spektrofotometer UV-VIS. Alat disetting pada panjang
gelombang 200-400 nm dan hasilnya dibandingkan dengan max standar
flavonoid yang ada pada referensi.Uji aktivitas sediaan krim tabir
surya dari ekstrak daun singkong:1. Sediaan krim tabir surya dari
ekstrak daun singkong diambil 0,3 gram dilarutkan dengan
isopropanol sampai 30 ml, kemudian diukur absorbansinya dengan
spektrofotometer UV-VIS pada panjang gelombang maksimum yang
didapat dari uji keberadaan flavonoid dalam ekstrak.2. Dua buah
kaca objek disiapkan.3. Sediaan krim tabir surya diambil sebanyak
0,3 gram dilarutkan dengan isopropanol sampai 30 ml, kemudian
dioleskan pada masing-masing kaca objek tadi.4. Kedua kaca objek
tadi dipaparkan pada lampu UV 366 nm selama 30 menit dan 60
menit.5. Absorbansi sediaan krim yang telah dipaparkan lampu UV
diukur kembali dan hasilnya dibandingkan dengan absorbansi sediaan
krim sebelum dipaparkan dengan lampu UV.f. Uji aktivitas krim tabir
surya dari asam salisilatUji keberadaan asam salisilat murni1. Asam
salisilat sebanyak 100 mg dilarutkan dengan isopropanol sampai 50
ml (konsentrasi 2000 ppm = 2 mg/ml) sebagai larutan induk. 2. Dari
konsentrasi 2000 ppm dibuat pengenceran menjadi 100 ppm (0,1
mg/ml), diambil 2,5 ml dari larutan induk dan diadkan dengan 50 ml
isopropanol . 3. Alat spektrofotometer UV-VIS dikalibrasi terlebih
dahulu dengan blanko isopropanol.4. Panjang gelombang maksimum
larutan asam salisilat 100 ppm ditentukan dengan spektrofotometer
UV-VIS. Alat disetting pada panjang gelombang 200-400 nm dan
hasilnya dibandingkan dengan max standar asam salisilat yang ada
pada referensi.Sediaan krim tabir surya dari asam salisilat1.
Sediaan krim tabir surya dari asam salisilat diambil 0,3 gram
dilarutkan dengan isopropanol sampai 30 ml, disaring, dan diukur
absorbansinya dengan spektrofotometer UV-VIS pada panjang gelombang
maksimum yang didapat dari uji asam salisilat murni.2. Dua buah
kaca objek disiapkan.3. Sediaan krim tabir surya diambil sebanyak
0,3 gram dilarutkan dengan isopropanol sampai 30 ml, kemudian
dioleskan pada masing-masing kaca objek tadi.6. Kedua kaca objek
tadi dipaparkan pada lampu UV 366 nm selama 30 menit dan 45
menit.7. Absorbansi sediaan krim yang telah dipaparkan lampu UV
diukur kembali dan hasilnya dibandingkan dengan absorbansi sediaan
krim sebelum dipaparkan dengan lampu UV.g. Uji efektivitas gel
tabir surya dari ekstrak kencur1. Sediaan gel sebanyak 1,67 gram
dilarutkan dalam aquades sampai volumenya mencapai 50 ml. 2. Dari
larutan tadi, diambil sebanyak 20 ml, dan diencerkan kembali dengan
aquades sampai volumenya 50 ml.3. Absorbasinya diukur pada panjang
gelombang yang telah ditentukan dimulai dari panjang gelombang
292,5 nm sampai 372,5 nm.4. Nilai %Te dan %Tp dihitung, dan
hasilnya dibandingkan pada tabel, apakah sediaan termasuk kategori
sunblock atau lainnya.
VII. DATA HASIL PENGAMATANData pengamatan setelah sediaan
dibuatNo.ParameterKrim tabir suryaGel tabir surya
Kel.1Kel.2Kel.3Kel.4Kel.5Kel.6
1.Organoleptis- Warna
- Bau
- TeksturHijau muda bintik-bintikOleum rosae
Lembut, kentalHijau muda bintik-bintikOleum rosae
Lembut, kentalPutih
Bau tidak enak
Tidak terbentuk mucilago, zat padat tidak terdispersi dengan
baik dalam air.Coklat pucat
Oleum rosae
Lembut, kentalJingga
Oleum rosae
Lembut, kentalCoklat pucat
Aroma khas aromatikMencair pada suhu ruang dan membeku dalam
lemari es.
2. Daya absorbsi pada kulitMudah terserapMudah terserapTidak
dapat terserapAgak lengket, sedikit sukar terserapMudah
terserapSangat lengket, sukar terserap.
2.pH778665
3.Uji IritasiTidak menimbulkan iritasi selama 5 menit
digunakanTidak menimbulkan iritasi selama 5 menit digunakanTidak
menimbulkan iritasi selama 5 menit digunakanMenimbulkan rasa hangat
di kulit saat digunakan.Menimbulkan rasa dingin di kulit saat
digunakan.Tidak menimbulkan rasa apapun.
4.Viskositas-No.spindle
-rpm-Cp-%T6122450029,4%5121149034,4%error512000277783,3%312400048%-
Evaluasi sediaan setelah seminggu dibuatNoParameterKrim tabir
suryaGel tabir surya
Kel.1Kel.2Kel.3Kel.4Kel.5Kel.6
1.Organoleptis- Warna
- Bau
- TeksturHijau (tanpa binti-bintik)Oleum rosae
Lembut, lebih encer
Hijau (tanpa binti-bintik)Oleum rosae
Lembut, lebih encerPutih
Bau tidak enak
Tidak terbentuk mucilago, zat padat tidak terdispersi dengan
baik dalam air.Coklat pucat
Oleum rosae
Lembut, kentalJingga
Oleum rosae
Lembut, kentalCoklat pucat
Aroma khas aromatikMencair pada suhu ruang dan membeku dalam
lemari es.
2.Stabilitas FormulaStabil (tapi lebih encer)Stabil (tapi lebih
encer)Zat padat dan air terpisahStabilStabil Stabil
3.Uji aktivitas-max max flavonoid ekstrak daun singkong: 218 nm
dan 268 nm, sediaan krim tidak diuji karena akstrak tidak
mengandung flavonoid.
Uji Aktivitas dan Efektivitas Krim Tabir Surya dari Asam
SalisilatMenit awal Rentang Panjang
gelombangTransmitan(%)AbsorbansiFluks EritemaT x Fe
292,5 nm0,1052,99150,11050,0116
297,5 nm0,692,16150,67200,4636
302,5 nm0,89282,7281,00000,8928
307,5 nm0,6952,1680,20080,1395
312,5 nm0,22,71950,13640,0272
317,5 nm0,5252,30250,11250,0590
Rentang Total Erithema2,2322 (76,3%)1,5937
Rentang panjang gelombangTransmitan(%)AbsorbansiFluks
PigmentasiT x Fp
322,5 nm0,862,07150,10790,0927
327,5 nm7,4051,1440,10200,7553
332,5 nm38,10,42050,09363,5661
337,5 nm63,851,9550,07985,0952
342,5 nm91,150,1270,06696,0979
347,5 nm102,250,06050,05705,8282
352,5 nm79,80,09850,04883,8942
357,5 nm121,45-0,07930,04565,5381
362,5 nm97,950,010,03563,4870
367,5 nm92,70,0370,03102,8737
372,5 nm109,15-0,03650,02602,8379
Rentang Total Pigmentasi 320-375 nm0,6942 (23,7%)40,0663
Fluks Total Pigmentasi 290-375 nm2,9264 (100%)-
Perhitungan:%Te = (T x Fe) Fe = 1,59372,2322 = 0,7139 %% Tp = (T
x Fp) Fp = 40,0663 0,6942 = 57,91 %
Menit ke-30Rentang Panjang gelombangTransmitansiAbsorbansiFluks
EritemaT x Fe
292,5 nm0,242,6260,11050,0265
297,5 nm0,3652,46950,67200,2452
302,5 nm0,3552,51051,00000,355
307,5 nm0,252,6080,20080,0502
312,5 nm0,6452,19150,13640,0879
317,5 nm0,1452,88750,11250,0163
Rentang Total Erithema2,2322 (76,3%)0,7811
Rentang Panjang gelombangTransmitansiAbsorbansiFluks PigmentasiT
x Fp
322,5 nm0.9352,02950,10790,1088
327,5 nm2,771,5720,10200,2825
332,5 nm24,90,60750,09362,3306
337,5 nm52,750,42550,07984,2094
342,5 nm74,450,1430,06694,9807
347,5 nm98,450,01450,05705,6116
352,5 nm78,10,10950,04883,8112
357,5 nm104,65-0,0140,04564,7720
362,5 nm106,15-0,0230,03563,7789
367,5 nm100,10,0070,03103,1031
372,5 nm93,450,03150,02602,4297
Rentang Total Pigmentasi 320-375 nm0,6942 (23,7%)35,4185
Fluks Total Pigmentasi 290-375 nm2,9264 (100%)-
Perhitungan:%Te = (T x Fe) Fe = 0,78112,2322 = 0,3499 %% Tp = (T
x Fp) Fp = 35,4185 0,6942 = 51,020 %
Menit ke-45Rentang Panjang gelombangTransmitansiAbsorbansiFluks
EritemaT x Fe
292,5 nm0,62,5330,11050,0663
297,5 nm0,1952,42650,67200,1310
302,5 nm0,1682,16951,00000,168
307,5 nm0,332,78450,20080,0662
312,5 nm0,822,0870,13640,1118
317,5 nm0,232,65950,11250,0258
Rentang Total Erithema2,2322 (76,3%)0,5691
Rentang Panjang gelombangTransmitansiAbsorbansiFluks PigmentasiT
x Fp
322,5 nm1,3951,8570,10790,1505
327,5 nm7,591,1310,10200,7741
332,5 nm40,40,3960,09363,7814
337,5 nm67,90,16850,07985,4184
342,5 nm97,80,0290,06696,5428
347,5 nm103,35-0.0110,05705,8909
352,5 nm88,50,0540,04884,3188
357,5 nm126,95-0,08750,04565,7889
362,5 nm108,9-0,0370,03563,8768
367,5 nm106,8-0,02650,03103,3108
372,5 nm110,8-0,04350,02602,8808
Rentang Total Pigmentasi 320-375 nm0,6942 (23,7%)42,7342
Fluks Total Pigmentasi 290-375 nm2,9264 (100%)-
Perhitungan:%Te = (T x Fe) Fe = 0,56912,2322 = 0,2549 %%Tp = (T
x Fp) Fp = 42,7342 0,6942 = 61,5589 %
Uji Efektivitas Gel Tabir Surya dari Ekstrak Kencur 2 %Nilai
serapan pada panjang gelombang 290 320 nmPanjang
gelombangTransmitanFluks Eritema (Fe)Nilai Fluks Eritema (Ee)
290 295295 300300 305305 310310 -315315
3200,010,220,0150,2250,0950,260,11050,67201,000,20080,13640,11251,105
x 10-30,147840,0150,045180,0129580,02925
Perhitungan:Fe=2,2322 Ee = 0,25133Te = ( ( T X Fe)) : Fe =
0,251333 : 2,2322 = 0,11259430 %
Nilai serapan pada panjang gelombang 320 375 nm Panjang
gelombangTransmitanFluks Pigmentasi (Fp)Nilai Fluks Pigmentasi
(Ep)
320 325325 330330 335335 340340 345345 350350 355355 360360
365365 370370
-3750,0650,3750,582,7550,1150,810,651,190,9151,0051,20,10790,10200,09360,07980,06690,05700,04880,04560,03560,03100,02600,00701350,038250,0542880,2198490,00769350,046170,031720,0542640,0325740,0311550,0312
Perhitungan:Fe=0,6942 Ep= 0,554177% Tp = ( ( T X Fp)) : Fp =
0,554177 : 0,6942 = 0,7982 %
Uji Efektivitas Gel Tabir Surya dari Ekstrak Kencur 3 %Nilai
serapan pada panjang gelombang 290 320 nmPanjang
gelombangTransmitanFluks Eritema (Fe)Nilai Fluks Eritema (Ee)
290 295295 300300 305305 310310 -315315 320Rentang Total
Erithema9,138,558,3857,968,4510,60,11050,67201,00000,20080,13640,11252,2322
(76,3%)1,00885,74568,381,59831,15251,192519,0779
Nilai serapan pada panjang gelombang 320 375 nm Panjang
gelombangTransmitanFluks Pigmentasi (Fp)Nilai Fluks Pigmentasi
(Ep)
320 325325 330330 335335 340340 345345 350350 355355 360360
365365 370370 -375Rentang Total Pigmentasi 320-375
nm1521,933,446,760,571,4580,2585,789,180,792,30,10790,10200,09360,07980,06690,05700,04880,04560,03560,03100,02600,6942
(23,7%)1,61852,33583,12623,72664,04744,21513,91623,90793,17192,81172,399835,2773
Perhitungan:%Te = (T x Fe) Fe = 19,07792,2322 = 8,5466 %% Tp =
(T x Fp) Fp = 35,2773 0,6942 = 50,8173 %
VIII. PEMBAHASAN
Pada praktikum kosmetologi kali ini kami membuat sediaan tabir
surya dalam bentuk sediaan krim dan gel. Pada pembuatan krim tabir
surya digunakan dua bahan utama yaitu ekstrak daun singkong dan
asam salisilat yang kemudian akan diuji aktivitasnya sebagai tabir
surya dan gel tabir surya dengan menggunakan ekstrak kencur.
Sediaan Krim dan Gel Tabir Surya dan Evaluasi SediaanPada
pembuatan tabir surya ini digunakan ekstrak daun singkong dan
ekstrak kencur karena pada kedua tanaman tersebut diduga terdapat
suatu senyawa yang mengandung SPF, yang berarti dapat menyerap
secara efektif cahaya matahari, terutama daerah emisi gelombang
ultraviolet dan infra merah sehingga terjadinya gangguan kulit
karena cahaya matahari dapat dihindari. Pada pembuatan ekstrak daun
singkong ataupun kencur digunakan pelarut etanol 96%. Ekstrak ini
diperoleh dari proses maserasi dengan etanol 96% selama 24 jam.
Pemakaian etanol bertujuan untuk melarutkan semua senyawa yang
terkandung di dalam bahan tersebut, baik polar maupun non-polar.
Filtrat dari hasil maserasi tersebut kemudian dipekatkan dengan
rotavapor sampai diperoleh ekstrak kental. Ekstrak ini masih dalam
bentuk ekstrak kasar bukan isolat. Dari ekstrak kental tersebut
akan dibuat sediaan krim dan gel tabir surya.
Perbandingan Formula 1 dan 2 (ekstrak daun singkong)Pada formula
1 dan 2 digunakan ekstrak daun singkong 1,5% sebagai bahan utama
yang diduga mampu memberikan perlindungan pada kulit dari sinar
ultraiolet. Sedangkan bahan tambahan lainnya yang digunakan sebagai
basis dalam fase minyak adalah asam stearat, cera alba, vaselin
album, dan adeps lanae. Bahan-bahan tersebut berfungsi sebagai
pengemulsi. Sedangkan dalam fas air, menggunakan TEA sebagai
pengemulsi. Sedangkan propilen glikol digunakan untuk menjaga
kelembapan sediaan (humektan). Karena menggunakan basis krim yang
sangat mudah terkontaminasi oleh mikroba karena lingkungan yang
lembab, maka perlu ditambahkan pengawet, yaitu metil paraben dan
propil paraben. Perbedaan formula 1 dan 2 terletak pada konsentrasi
asam stearat yang digunakan, yaitu 12,5% pada formula 1 dan 10%
pada formula 2. Perbedaan konsentrasi menyebabkan terjadinya
perbedaan nilai viskositas formula 1 dan 2. Formula 1 lebih kental
daripada formula 2, hal ini disebabkan karena dengan semakin
besarnya konsentrasi pengemulsi yang dipakai, maka semakin sempit
ruang antar partikel minyak yang terdispersi dalam sediaan dan
nilai viskositasnya menjadi lebih tinggi.. Evaluasi kekentalan
sediaan, dilakukan dengan uji viskositas menggunakan viskosimeter
Brookfield. Pada formula 1 digunakan spindle no. 6, rpm 12, akan
memberikan nilai viskositas 24.500. Sedangkan pada formula 2
digunakan spindle no. 5, rpm yang sama nilai viskositasnya 11.490.
Semakin besar nomor spindle yang digunakan, maka semakin besar
nilai viskositas sediaan tersebut. Sebenarnya dengan alat
viskosimeter ini, kita juga dapat menentukan sifat alir sediaan
semisolid dan liquid, namun tidak dilakukan karena sediaan yang
dibuat adalah dalam bentuk krim dan gel, yang penggunaannya tidak
perlu memperhatikan sifat alir sediaan. Selain dengan viskosimeter
Brookfield, kita juga dapat menentukan nilai viskositas dengan
menggunakan viskosimeter Ostwald atau viskosimeter bola jatuh.Pada
evaluasi organoleptis formula 1 dan 2, sediaan berwarna hijau muda
bintik-bintik karena warna hijau dari ekstrak daun singkong tidak
dilarutkan terlebih dahulu dengan air. Sedangkan tekstur dari kedua
formula ini sama yaitu lembut dan mudah disebar serta mudah
terserap ke dalam kulit. Untuk baunya diberi parfum yaitu
menggunakan oleum rosae. Pada evaluasi pH dari formula 1 dan 2
diambil sedikit kemudian dilarutkan dengan air lalu diukur pHnya
dengan kertas pH dan diperoleh hasil bahwa pH formula 1 dan 2
adalah 7. Untuk uji iritasi dicobakan kepada lima probandus dengan
cara mengoleskan ditangan selama kurang lebih 5 menit dan ternyata
kedua formula tidak menyebabkan iritasi pada kulit.
Formula 3 (Asam Salisilat)Pada formula 3 bahan tambahannya sama
dengan formula 2 akan tetapi bahan utamanya adalah asam salisilat.
Asam salisilat sangat sukar larut dalam air, kelarutannya yaitu 1 :
550, oleh karena itu formula ini tidak dapat membentuk sediaan
krim. Selain itu, pemakaian TEA dalam formula incompatible dengan
gugus karboksilat pada asam salisilat sehingga asam salisilat tidak
terdispersi dalam sediaan krim. Fase air dan fase minyak tidak
dapat bercampur. Uji viskositas tidak dilakukan untuk mengevaluasi
kekentalan sediaan, karena sediaan tidak membentuk massa krim yang
baik (tidak memiliki kekentalan). Akan tetapi evaluasi lainnya
dilakukan, seperti evaluasi pH dan uji iritasi. Formula 3 memiliki
pH 8, sedangkan pada uji iritasi krim tidak menyebabkan iritasi
pada kulit.
Perbandingan formula 4, 5, dan 6 ( ekstrak kencur)Pada formula 4
digunakan bahan utama ekstrak kencur. Bahan tambahan Na-CMC sebagai
suspending agent. Propilenglikol dan nipagin digunakan sebagai
humektan atau pelembab. Komposisi bahan tambahan yang digunakan
pada formula 4 dan 5 adalah sama. Hanya saja untuk konsentrasi
Na-CMC pada formula 4 adalah 3% dan formula 5 lebih sedikit yaitu
2%. Hal ini tentu saja mempengaruhi nilai viskositas dari kedua
sediaan tersebut. Formula 5 yang lebih sedikit menggunakan Na CMC
terbukti memiliki viskositas yang rendah, dan ini dapat dilihat
pada uji viskositas. Formula 5 menggunakan nomor spindle yang jauh
lebih kecil yaitu R3 dari pada formula 6 yaitu R5. Pada formula 6
bahan utamanya sama dengan formula 4 dan 5 akan tetapi untuk
suspending agentnya digunakan gelatin. Untuk evaluasi formula 4,5,6
dihasilkan warna untuk formula 4 dan 6 adalah coklat pucat
sedangkan formula 5 adalah jingga karena pada formula 5 diberi
pewarna sehingga warna gel menjadi lebih menarik. Untuk formula 4
dan 5, bau yang dihasilkan adalah oleum rosae sedangkan formula 6
adalah bau khas aromatik. Pada formula 6, karena menggunakan
gelatin sebagai suspending agent, sediaan menjadi akan mencair pada
suhu ruang (250C) dan membeku bila dimasukkan ke dalam lemari es.
Sifat gelatin yang memang dapat dengan mudah mengalami perubahan
bentuk akibat perubahan suhu, maka jarang digunakan dalam formulasi
sediaan krim atau gel untuk tabir surya. Gelatin lebih banyak
digunakan pada sediaan kapsul ataupun es krim.
Uji Aktivitas Krim Tabir Surya dari Ekstrak Daun
SingkongAktivitas ekstrak etanol daun singkong diuji terlebih
dahulu apakah memang benar memiliki aktivitas sebagai tabir surya.
Salah satu senyawa yang terkandung dalam daun singkong adalah
flavonoid rutin. Flavonoid termasuk dalam senyawa glikosida yang
memiliki ikatan rangkap terkonjugasi pada gugus aromatiknya dan
juga memiliki pasangan elektron bebas yang berasal dari gugus
karbonil. Ikatan rangkap terkonjugasi dan pasangan elektron bebas
inilah yang mampu menyerap sinar ultraviolet pada panjang gelombang
tertentu. Spektroskopi serapan ultraviolet dan serapan tampak
merupakan cara utama yang berguna untuk menentukan/ menganalisis
struktur flavonoid, yang dapat dilihat dari pola spektrum flavonoid
dalam metanol memberikan 2 panjang gelombang serapan maksimum yang
khas yaitu Pita I 300-550 nm dan Pita II 240-285 nm. Pada daerah
pita II menunjukkan adanya gugus karbonil yang memiliki pasangan
elektron bebas, dan daerah pita I menunjukkan adanya senyawa
aromatik yang memiliki ikatan rangkap terkonjugasi.
Sruktur Flavonoid Spektrum UV-Vis Flavonoid
Berdasarkan data hasil pengamatan, diperoleh maks pada 218 nm
dan 268 nm. Spektrum yang dihasilkanpun tidak memberikan serapan
maksimum yang signifikan, kurva kalibrasi cenderung datar, meskipun
telah dilakukan pengeceran hingga 100 ppm. Kami juga mengukur maks
dengan menggunakan konsentrasi ekstrak 400 ppm, namun hasil
spektrumnya tidak jauh lebih baik, justru terlihat adanya banyak
pengotor, baik dari pelarut maupun dari ekstrak itu sendiri karena
ekstrak yang digunakan merupakan ekstrak kasar, dan bukan berupa
isolat murni.Senyawa flavonoid rutin yang bersifat polar,
seharusnya setelah dimaserasi dengan etanol, dan dipekatkan, akan
diperoleh ekstrak etanol kental. Ekstrak etanol kental ini
sebaiknya dipartisi terlebih dahulu dengan pelarut nonpolar,
seperti n-heksan dan diberi penambahan aquades yang bersifat polar,
agar terlihat batas yang jelas antara pelarut polar dan nonpolar,
sehingga senyawa-senyawa nonpolar yang ada dalam ekstrak daun
singkong ikut terekstraksi bersama n-heksan, fase nonpolar ini
dibuang dan fase air dipartisi kembali dengan etil asetat (pelarut
semipolar), tujuannya untuk menarik senyawa-senyawa semipolar yang
ada pada ekstrak. Fase semipolar dibuang, dan fase air dipartisi
lagi dengan n-butanol yang kepolarannya lebih besar dari air.
Selanjutnya fase air dibuang, dan ekstrak n-butanol dipekatkan
dengan rotavapor sampai diperoleh ekstrak n-butanol kental.
Kemudian baru diukur serapannya dengan spektrofotometer UV-Vis.
Karena dalam ekstrak daun singkong kami tidak didapati adanya
senyawa flavonoid, maka kami tidak melakukan uji aktivitas sediaan
krim kami yang berasal dari daun singkong. Bila direaksikan dengan
asam kuat seperti HCl, flavonoid akan mengalami hidrolisis menjadi
bentuk gula dan aglikonnya. Aglikon inilah yang mampu memberikan
efek farmakologis. Flavonoid rutin akan mengalami hidrolisis bila
direfluks dengan menggunakan HCl dan membentuk senyawa kuersetin
(aglikonnya). Glikosida flavonoid bersifat polar, sedangkan bentuk
aglikon bersifat nonpolar. Proses hidrolisis rutin menjadi
kuersetin berjalan menurut reaksi berikut:HCl
+
Hidrolisis
Rutin Kuersetin Glukosa
Uji Aktivitas Krim Tabir Surya dari Asam SalisilatPada uji
aktivitas tabir surya dari asam salisilat, yang pertama dilakukan
adalah penentuan panjang gelombang maksimum dari larutan asam
salisilat 100 ppm dalam pelarut isopropanol. Berdasarkan data hasil
pengamatan, panjang gelombang maksimum asam salisilat yang diperleh
dari hasil praktikum adalah 307 nm. Menurut referensi, panjang
gelombang maksimum dari asam salisilat berada pada daerah panjang
gelombang 280 nm dan 330 nm, karena asam salisilat memiliki gugus
karbonil dan gugus aromatik yang didalamnya terdapat ikatan rangkap
terkonjugasi yang dapat menyerap radiasi sinar.
COOH
OHStruktur asam salisilatBerdasarkan hasil perhitungan persen
transmisi eritema dan persen transmisi pigmentasi, maka dapat
disimpulkan, sebelum sediaan dipaparkan pada lampu UV 366 nm
sediaan memiliki potensi atau efektivitas sebagai sunblock dan
proteksi ultra karena %Te awal adalah 0,7139 % dan % Tp adalah
57,91 %. Setelah sediaan krim dipaparkan pada lampu UV selama 30
menit, %Te mengalami penurunan dua kalinya yaitu 0,3499% masuk
kategori penilaian sebagai sunblock, sedangkan persen Tp 51,020%
berpotensi sebagai proteksi ultra. Pada sediaan krim yang
dipaparkan lampu UV selama 45 menit, mengalami penurunan %Te
menjadi 0,2549% masih termasuk kategori sunblock, dan %Tp meningkat
61,5589% termasuk kategori proteksi ultra.
% Te% TpKategori Penilaian Efektivitas