8SEBARAN BARANG TAMBANG DI INDONESIA DisusununtukmemenuhitugasmatakuliahPengkajianbahan Ajar GeografiSMA Yang dibimbingolehBapak Drs. TimotiusSuwarnaM.Pd Oleh: Kelompok VI/ Off B Anggotakelompok: DiniNovitaningrum (110721435074) EkaWidyanti (110721435006) Pipit AlvianKristianto (110721435005) PuspitaCahyaningrum (110721435141) YasintaMujiariskasari (110721107166)
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Kompetensi Inti 3 KelasXI :Memahami, menerapkan, dan menjelaskanpengetahuan
faktual, konseptual,
Kompetensi Dasar KelasXI :Menganalisis sebaran barang tambang di Indonesia
1. Menjelaskan maksud KD:
Menganalisis :
Kemampuan menganalisis dapat diartikan sebagai kemampuan individu untuk menentukan
bagian-bagian dari suatu masalah dan menunjukkan hubungan antar-bagian tersebut, melihat
penyebab-penyebab dari suatu peristiwa atau memberi argumen-argumen yang menyokong suatu
pernyataan.
Kemampuan menganalisis merupakan salah satu kemampuan kognitif tingkat tinggi yang
penting untuk dikuasai siswa dalam pembelajaran. Secara rinci Bloom mengemukakan tiga
jenis kemampuan analisis, yaitu :
1. Menganalisis unsur:
Kemampuan melihat asumsi-asumsi yang tidak dinyatakan secara eksplisit pada suatu
pernyataan
Kemampuan untuk membedakan fakta dengan hipotesa.
Kemampuan untuk membedakan pernyataan faktual dengan pernyataan normatif.
Kemampuan untuk mengidentifikasi motif-motif dan membedakan mekanisme perilaku
antara individu dan kelompok.
Kemampuan untuk memisahkan kesimpulan dari pernyataan-pernyataan yang men-
dukungnya.
2. Menganalisis hubungan:
Kemampuan untuk melihat secara komprehensif interrelasi antar ide dengan ide.
Kemampuan untuk mengenal unsur-unsur khusus yang membenarkan suatu pernyataan.
Kemampuan untuk mengenal fakta atau asumsi yang esensial yang mendasari suatu pen-
dapat atau tesis atau argumen-argumen yang mendukungnya.
Kemampuan untuk memastikan konsistensinya hipotesis dengan informasi atau asumsi
yang ada.
Kemampuan untuk menganalisis hubungan di antara pernyataan dan argumen guna mem-
bedakan mana pernyataan yang relevan mana yang tidak.
Kemampuan untuk mendeteksi hal-hal yang tidak logis di dalam suatu argumen.
Kemampuan untuk mengenal hubungan kausal dan unsur-unsur yang penting dan yang
tidak penting di dalam perhitungan historis.
3. Menganalisis prinsip-prinsip organisasi:
Kemampuan untuk menguraikan antara bahan dan alat
Kemampuan untuk mengenal bentuk dan pola karya seni dalam rangka memahami mak-
nanya.
Kemampuan untuk mengetahui maksud dari pengarang suatu karya tulis, sudut pandang
atau ciri berfikirnya dan perasaan yang dapat diperoleh dalam karyanya.
Kemampuan untuk melihat teknik yang digunakan dalam meyusun suatu materi yang
bersifat persuasif seperti advertensi dan propaganda.
Terkait dengan perumusan tujuan pembelajaran, di bawah ini disajikan tabel beberapa Kata
Kerja Operasional, yang berhubungan dengan pencapaian kemampuan analisis siswa dalam
pembelajaran.
Pengertian sebaran
Sebaran adalah sesuatu yang mengandung arti tenaga kekuatan, selalu bergerak,
berkembang dan dapat menyesuaikan diri secara memadai terhadap keadaan.
Pengertian Barang tambang
Barang tambang Berasal dari kata litos artinya batu, sfeeratau sphaira artinya bulatan.
Jadi litosfer adalah lapisan kerak bumi atau kulit bumi yang terdiri dari batu2an yang keras dan
tanah, sedangkan tanah itu sendiri berasal dari batuan yang melapuk.
Sehigga maksud dari kompetensi inti menganalisi dinamika litofer terhadap kehidupn ialah
kemampuan individu untuk menentukan bagian-bagian dari suatu masalah dan menunjukkan
hubungan antar-bagian tersebut, melihat penyebab-penyebab dari suatu peristiwa mengenai
pembentukan lapisan kerak bumi yang tersusun atas batuan, material penyusun kulit bumi,
beserta perkembangan yang disebabkan oleh tenaga pembentuk yag berasal dari dalam dan luar
bumi serta pengaruhnya bagi kehidupan.
Bentuk-bentuk muka bumi seperti yang kita lihat saat ini sangat beraneka ragam, ada gunung,
pegunungan dataran rendah, datarn tinggi, patahan, lipatan, dan sebagainya. Sebenarnya bentuk-
bentuk tersebut dari tahun ketahun selalu mengalami perubahan oleh tenaga alam (tenaga
geologi), baik karena adanya tenaga endogen maupun tenaga eksogen. Tenaga eksogen itu
sifatnya adalah membentuk relief muka bumi, sedangkan tenaga eksogen sifatnya adalah
merusak relief muka bumi, dan ilmu yang mempelajari tentang proses perubahan bentuk muka
bumi disebut ilmu Geomorfologi.
2. Merumuskan Indikator
1. Mengetahui Geologi barang tambang
2. Mengetahui jenis-jenis barang tambang
3. Mengetahui karakteristik barang tambang
4. Mengetahui persebaran barang tambang di Indonesia
5. Memahami peran barang tambang di Indonesia
6. Menganalisis tentang pemanfaatan barang tambang di Indonesia
7. Menganalisis dampak dan solusi pemanfaatan barang tambang di Indonesia
3. Tujuan Pembelajaran
Siswa Mampu:
1. Menyebutkan struktur lapisan kulit bumi
2. Membedakan jenis-jenis batuan pembentuk lapisan kulit bumi
3. Membedakan arti intrusi Magma dan ekstrusi magma
4. Menyebutkan bentuk-bentuk gunung api
5. Menyebutkan contoh bahan-bahan yang dikeluarkan dari gunung api
6. Menyebutkan tipe-tipe erupsi
7. Membedakan gerak epiro genetik dan orogenetik
8. Membedakan bentuk-bentuk lipatan dan patahan
9. Memaparkan tentang terjadinya gempa bumi
10. Menyebutkan pengaruh tenaga eksogen terhadap bentuk muka bumi
11. Membedakan hasil pelapukan
12. Menyebutkan jenis-jenis pengikisan berdasarkan penyebab yang berbeda
13. Menyebutkan jenis-jenis pengendapan berdasarkan tenaga pengangkutny
14. Mengidentifikasi jenis – jenis batuan pembentuk lapisan kulit bumi
Kompetensi Inti 3:babababaa
Kompetensi
Dasar
Indikator Tujuan Pembelajaran
3.1 Menganalisis
sebaran flora
dan fauna di
Indonesia dan
dunia.
3.1.1 Mengaitkan hubungan antara kondisi lingkungan dengan persebaran flora dan fauna di Indonesia dan dunia.
Siswa Mampu:3.1.1 Mengaitkan hubungan an-
tara kondisi lingkungan den-gan persebaran flora dan fauna di Indonesia dan dunia.3.1.1.1 Mengaitkan hubungan antara sejarah pembentukan bumi dengan persebaran flora dan fauna di Indonesia.3.1.1.2 Mengaitkan hubunganantara sejarah pembentukan bumi dengan persebaran flora dan fauna di dunia.3.1.1.3 mengaitkan hubungan antara kondisi fisiografi dengan persebaran flora dan fauna di Indonesia.3.1.1.4 mengaitkan hubungan antara kondisi fisiografi dengan persebaran flora dan fauna di dunia.3.1.1.5 menunjukkan hubungan antara iklim dengan persebaran flora dan fauna di Indonesia.3.1.1.6 Mengaitkan
3.1.2 Mengklasifikasikan persebaran flora dan fauna di Indonesia dan dunia.
3.1.3 Membandingkan ciri-ciri flora dan fauna di Indonesia dan dunia.
hubunganantara iklim dengan persebaran flora dan fauna di dunia.3.1.1.7 Mengaitkan hubunganantara kondisi geologi dengan persebaran flora dan fauna di Indonesia.3.1.1.8 Mengaitkan hubungan antara kondisi geologi dengan persebaran flora dan fauna di dunia
3.1.2 Mengklasifikasikan perse-baran flora dan fauna di In-donesia dan dunia.3.1.2.1 Mengklasifikasikan persebaran flora di Indone-sia dan dunia.3.1.2.2 Mengklasifikasikan persebaran fauna di Indone-sia dan dunia.3.1.2.3 Memberi contoh persebaran flora di Indone-sia dan dunia.3.1.2.4 Memberi contoh-persebaran fauna di Indone-sia dan dunia.
3.1.3 Membandingkan ciri-ciri flora dan fauna di Indonesia dan dunia.3.1.3.1 Membandingkan ciri-ciri flora di Indonesia.
3.1.4 Menganalisis faktor-faktor yang menyebabkan persebaran flora dan fauna di Indonesia dan dunia.
3.1.5 Menganalisis pengaruh perse-baran flora dan fauna di In-donesia dan dunia bagi kehidu-pan manusia.
3.1.3.2 Membandingkan ciri-ciri flora di dunia.3.1.3.3 Membandingkan ciri-ciri fauna di Indonesia.3.1.3.4 Membandingkan ciri-ciri fauna di dunia.
3.1.4 Menganalisis faktor-faktor yang menyebabkan persebaran flora dan fauna di Indonesia dan dunia.3.1.4.1 Menguraikan faktor-faktor yang menyebabkan persebaran flora dan fauna di Indonesia dan dunia.3.1.4.2 Mengaitkan faktor-faktor fisik terhadap perse-baran flora dan fauna di In-donesia dan dunia.
3.1.5 Menganalisis pengaruh persebaran flora dan fauna di Indonesia dan dunia bagi kehidupan manusia.3.1.5.1 Menjelaskan pen-garuh persebaran flora dan fauna di Indonesia dan dunia bagi kehidupan manu-sia.3.1.5.2 Memberi contoh pengaruh persebaran flora dan fauna di Indonesia dan dunia bagi kehidupan manu-
3.1.6 Menyimpulkan penyebab kepunahan flora dan fauna di Indonesia dan dunia serta up-aya pelestariannya.
sia.3.1.5.3 Menyimpulkan penyebab kepunahan flora dan fauna di Indonesia dan dunia serta upaya pelestari-annya.3.1.5.4 Menganalisis penye-bab kepunahan flora dan fauna di Indonesia dan dunia.3.1.5.5 Menganalisis pen-garuh kepunahan flora dan fauna di Indonesia dan dunia bagi kehidupan.3.1.5.6 Memberikan contoh kepunahan flora dan fauna di Indonesia dan dunia.3.1.5.7 Menyimpulkan up-aya pelestarian flora dan fauna di Indonesia dan dunia.
4. Menyusun PetaKompetensi
Menganalisissebaranbarangtambang di Indonesia
Mengetahui jenis-jenis barang
tambang
Menganalisis dampak dan solusi
pemanfaatan barang tambang di
IndonesiaMenganalisis tentang pemanfaatan
barang tambang di Indonesia
Memahami peran barang tambang di
Indonesia
3. Mengetahui karakteristik
barang tambang
Mengetahui persebaran barang
tambang di Indonesia
Mampu menjelaskan SDA hayati
Mampu menjelaskan hasil tambang
Mampu menjelaskan karakteristik barang tambang
Mampu menjelaskan jenis barang tambang
Mampu menjelaskan macam resiko di bidang tambang
Mampu menjelaskan persebaran barang tambang di Indonesia
Mampu menjelaskan potensi daerah penghasil barang tambang
Mampu menganalisis dampak pemanfaatan barang tambangMampu menganalisis
solusi pemanfaatan barang tambang
Mampu menganalisis pemanfaatan barang tambang
Mampu menganalisis barang tambang bagi kehidupan sehari-hari
Mampu memahami peran barang tambang bagi penduduk
mampu memahami manfaat barang tambang
Mengetahui geologi barang tambang
Mampu menjelaskan geologi barang tambang
Mampu menjelaskan proses terbentuknya barang tambang
5. Menyusun Ringkasan materi pembelajaran
SEBARAN BARANG TAMBANG DI INDONESIA
A. Geologi Barang Tambang
Lapisan luar atau kerak bumi kita ini dipercaya mengambang di atas suatu
cairan pekat dan sangat panas yang disebut mantel.Adanya suatu arus
konveksi dari mantel, maka kerak bumi yang mengambang itu dapat bergerak
secara horizontal maupun vertikal.Kerak bumi terbagi dalam beberapa bagian
yang disebut lempeng.Tentu saja karena gerakan tadi, lempeng-lempeng
tersebut dapat saling menjauhi tetapi juga dapat saling mendekati, bahkan
bertabrakan.Sebagai contoh lempeng yang saling menjauhi yang dapat
disaksikan sampai sekarang adalah antara Benua Afrika dan Amerika Selatan.
Pantai timur Amerika Selatan bila digunting akan dapat ditempelkan dengan
baik pada pantai barat Afrika. Sedangkan lempeng yang saling mendekati
kemudian bertabrakan adalah antara tepi utara Lempeng Hindia-Autralia
dengan tepi selatan Lempeng Eurasia, yang bertabrakan di barat P. Sumatra,
selatan P. Jawa menyambung terus ke selatan Nusa Tenggara.
1. Geologi Barang Tambang Indonesia
Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) merupakan
pertemuan tiga lempeng yang aktif saling bertumbukan. Di bagian
timur, Lempeng Samudra Filipina yang merupakan bagian dari
Lempeng Pasifik bergerak kearah baratlaut dengan kecepatan sekitar
8–10,2cm/th, di bagian selatan Lempeng Hindia-Australia bergerak
ke utara dengan kecepatan sekitar 7cm/th dan di bagian baratlaut,
Kraton Sunda (sering juga disebut Paparan Sunda) yang merupakan
bagian dari Lempeng Benua Eurasia yang relatif lebih stabil dengan
gerakan hanya berkisar 0,4 cm/th (Minster & Jordan, 1978; Gambar 1).
Karena adanya gerakan ke tiga lempeng itu, secara geologi wilayah
NKRI menjadi wilayah yang sangat rumit sekaligus menarik untuk
dipelajari. Kerumitan geologi ini dapat diamati dari adanya berbagai
fenomena geologi seperti struktur geologi yang masih aktif bergerak
maupun tidak aktif, percampuran berbagai jenis batuan dan bentukan
topografi (Gambar 1 & 2).
Gambar 1 : Posisi Indonesia dalam Pertemuan Lempeng Benua Eurasia, Lempeng Samudra Pasifik dan
Lempeng Hindia-Australia (Sumber Minster dan Jordan, 1978;Simandjuntak & Barber, 1996)
Gambar 2 : Citra Satelit yang Menggambarkan Kompleksitas Geologi Wilayah Indonesia Akibat
Tumbukan Lempeng Benua Eurasia, Lempeng Samudera Pasifik dan Lempeng Hindia-Australia.
Akibat tumbukan itu juga menyebabkan munculya berbagai sumber daya
geologi, yang bersifat positif dalam pengertian dapat dimanfaatkan sebagai
pendukung kehidupan umat manusia maupun negatif yang menjadi ancaman
bagi kehidupan. Sebagai contoh sumber daya geologi positif adalah
munculnya berbagai bahan tambang (seperti migas, batubara, logam dan non-
logam), sedangkan sumber daya negatif adalah adanya ancaman bahaya dari
gunung api, gempa bumi, tsunami dan gerakan tanah.
a) Litologi dan Startigrafi
Seperti telah diuraikan sebelumnya bahwa wilayah NKRI
merupakan daerah pertemuan tiga lempeng.Lempeng Pasifik merupakan
lempeng alas samodra (umumnya disebut lempeng samodra), Lempeng
Hidia-Australia merupakan gabungan antara Lempeng Samodra Hindia di
bagian barat dan Lempeng Benua Australia di bagian timur (Gambar
1).Sedangkan Lempeng Eurasia sepenuhnya merupakan lempeng benua.
Perbedaan jenis lempeng dan proses tumbukan ini mempengaruhi ragam
dan jenis batuan serta kenampakan morfologi di wilayah ini.
Pada umumnya, batuan yang berasal dari lempeng samodra
mempunyai berat jenis lebih besar dibandingkan dengan batuan yang
berasal dari lempeng benua. Hal ini menyebabkan, apabila kedua jenis
lempeng yang berbeda itu bertabrakan, biasanya lempeng samodra akan
menunjam di bawah lempeng benua.
Batuan yang membentuk Kepuluan Indonesia dapat dibagi
berdasarkan umurnya batuan tersebut, dengan urutan dari tua ke muda
menjadi Batuan Paleozoikum (terbentuk antara 542 dan 251 juta tahun
lalu), Batuan Mesozoikum (terbentuk antara 251 dan 65,5 juta tahun lalu),
Batuan Tersier (terbentuk antara 65,5 dan 1,8 juta tahun lalu), dan Batuan
Kuarter (terbentuk setelah 2,95 juta tahun lalu sampai sekarang).
Batuan yang berumur lebih muda pada umumnya mempunyai
penyebaran lebih luas dan lebih banyak vareasi batuannya dibandingkan
batuan yang umurnya lebih tua.
b) Batuan Paleozoikum
Batuan berumur Paleozoikum tersebar secara setempat dan tidak merata
dijumpai di beberapa bagian di wilayah Indonesia (Gambar 3). Di
Indonesia bagian timur, dijumpai batuan berumur Paleozoikum yang
berasal dari Benua Australia, sedangkan Indonesia barat merupakan
tepian Lempeng Benua Eurasia yang terkenal dengan nama Daratan
Sunda (Sunda Land). Batuan tua di Indonesia Timur tersebut
merupakan tepi utara Benua Australia dan sebagian berupa kepingan
benua (benua renik) tersebar di Indonesia bagian timur, seperti di bagian
timur Sulawesi, Kepulauan Banggai dan Sula, Misool dan beberapa pulau
lainnya di Maluku. Batuan Paleozoikum terdapat di Indonesia Timur
dijumpai di Pulau Timor dan Papua (Gambar 3). Di Timor, batuan
berumur Perm (299 – 251 juta tahun lalu) berupa batuan sedimen dan
basalt. Di Papua, batuan Paleozoikum dapat dipisahkan menjadi batuan
Silur (443,7 – 416 juta tahun lalu), Devon (416 – 359,2 juta tahun
lalu), Karbon (359,2 – 299 juta tahun lalu) dan Perm. Batuan
Paleozoikum di Papua ini terdiri atas batuan sedimen, batuan gunung api
dan batuan malihan berderajad rendah.
c) Batuan Mesozoikum
Batuan yang berumur Mesozoikum tersingkap hampir merata di pulau-
pulau besar (Gambar 3) baik di Indonesia bagian Timur maupun bagian
Barat. Batuan ini dapat dikelompokan lebih rinci berdasarkan umur
mereka, yakni batuan berumur Trias (251 – 199,6 juta tahun lalu), Jura
(199,6 – 145,5 juta tahun lalu) dan batuan berumur Kapur (145,5 –
65,5 juta tahun lalu).
Di Indonesia Timur, batuan ini umumnya berasal dari Benua Australian
atau Lempeng Pasifik, sedangkan yang tersingkap di Indonesia bagian
Barat merupakan bagian dari Dataran Sunda (bagian dari Lempeng Asia
Tenggara). Di Indonesia bagian Barat, batuan Mesozoikum terdapat di
Sumatra, Kalimantan dan Jawa (Gambar 3).
Gambar 3 : Lokasi Batuan Paleozoikum dan Batuan Mesozoikum di Indonesia (Sumber
Simandjuntak & Barber, 1996).
Batugamping berumur Trias tersingkap di Sumatra, dan banyak
singkapan granit berumur sama tersingkap di Kalimantan. Singkapan dari
runtunan batuan sedimen lainnya yang berumur Trias dapat ditemukan di
kedua pulau tersebut.Batuan sedimen klastik berumur Jura, yang
menumpang di atas batuan Trias, ditemukan di banyak tempat di Sumatra
dan Kalimantan.Sedangkan batuan berumur Kapur, umumnya berupa
batuan bersifat gampingan yang terendapkan di laut dalam, ditemukan di
Sumatra, Kalimantan dan Jawa.
Di Indonesia timur, batuan Mesozoikum ditemukan di Sulawesi, di
beberapa pulau di Maluku, di Timor dan di Papua.Di wilayah Indonesia
timur, batuan Mesozoikum berasal dari lempeng benua yang merupakan
kepingan benua dari Benua Australia dan lempeng samodra (Pasifik).
Batuan Mesozoikum, yang berasal dari lempeng benua ini dapat
ditemukan di Sulawesi bagian timur, Buton, Banggai-Sula, Buru, Seram,
Timor, Halmahera, Misool dan Papua, umumnya merupakan runtunan
sedimen yang berumur Trias, Jura dan Kapur. Batuan Trias dan Jura
umumnya berupa klastik halus-kasar sedangkan batuan Kapur berupa
batugamping yang terendapkan di laut dalam.
Pada sebagian kecil kepingan benua tersebut dijumpai pula batuan
malihan berderajad rendah, granit dan batuan yang berasal dari kegiatan
gunung api. Di Indonesia Timur, sebagian dari batuan sedimen berumur
Mesozoikum ini dikenal sebagai batuan induk minyak dan gas bumi, yang
kemudian terperangkap pada batuan Tersier atau yang lebih muda. Batuan
dari lempeng samodra (Pasifik) berumur tidak lebih tua dari Kapur.Di
Sulawesi bagian timur, batuan ini berupa batuan beku dengan komposisi
basa sampai ultrabasa.Hasil pelapukan dari batuan terkhir ini terkenal
sebagai penghasil nikel yang potensial, seperti di Pulau-pulau Sulawesi,
Halmahera dan Gak di Maluku.
d) Batuan Tersier
Batuan berumur Tersier dapat dijumpai di hampir setiap pulau di
Indonesia. Jenis dan ragam batuannya sangat bervariasi, mulai dari batuan
sedimen klastik, karbonat, batuan beku sampai batuan gunung api. Pada
umumnya batuan Tersier ini menumpang di atas batuan yang lebih tua
secara tidak selaras.
Gambar 4 : Cekungan Sedimen di Indonesia yang Berpotensi Mengandung Minyak dan Gas Bumi.
Sebagian besar minyak dan gas bumi di Indonesia diturap cekungan
sedimen dari batuan ini (Gambar 4).Sebagian dari cekungan batuan
sedimen yang diduga berpotensi mengandung minyak dan gas bumi
masih memerlukan penelitian lebih lanjut.
e) Batuan Kuarter
Batuan berumur Kuarter (lebih muda dari 1,81 juta tahun lalu) tersebar di
seluruh Kepulaluan Nusantara. Batuan ini umumnya masih lepas belum
terkompakkan, sehingga masih lunak. Jenis batuannya terdiri atas batuan
sedimen, yang berukuran halus sampai sangat kasar, dan batuan hasil
kegiatan gunung api.
Batuan sedimen umumnya hasil pengendapan di lingkungan sungai,
danau, pantai dan laut. Sedangkan batuan gunung api umumnya tersebar
di sekeliling gunung api aktif. 129 gunung api aktif yang ada di Indonesia
menghasilkan batuan gunung api yang tersebar luas di sekelilingnya.
2. Proses Terbentuknya Barang Tambang
a) Minyak Bumi
Teori proses pembentukan minyak yang dikenal hingga saat ini ada
dua teori besar yaitu teori an-organik dan teori organik. Teori an-
organik ini saat ini jarang dipakai dalam eksplorasi migas.Salah satu
pengembang teori an organik ini adalah para penganut creationist –
atau penganut azas penciptaan, itu tuh yang anti teori evolusi.Teori
an-organic ini sering juga dikenal abiotik, atau abiogenic.