Format Penilaian Keterampilan : Proyek Mata Pelajaran : Kimia Kelas/Semester : XII/1 Tahun Pelajaran : 2020-2021 Kompetensi Dasar : 4.1 Menyajikan hasil penelusuran informasi tentang kegunaan prinsip sifat koligatif larutan dalam kehidupan sehari-hari. Indikator Soal : 4.1.1 Menguji sifat koligatif pada larutan (kenaikan titik didih dan penurunan titik beku) Rumusan Tugas Proyek : Menyelidiki hubungan antara besarnya kenaikan titik didih dan penurunan titik beku dua larutan sejenis namun berbeda molalitas. Rubrik Penilaian Proyek No. Aspek Skor 1 Perencanaan: a. Latar belakang (tepat = 3, kurang tepat = 2, tidak tepat = 1) b. Rumusan masalah (tepat = 3, kurang tepat = 2, tidak tepat = 1) 1-3 1-3 2 Pelaksanaan: a. Pengumpulan data/informasi (akurat = 3, kurang akurat = 2, tidak akurat = 1) b. Kelengkapan data (lengkap = 3, kurang lengkap = 2, tidak lengkap = 1) c. Pengolahan dan analisis data (sesuai = 3, kurang sesuai = 2, tidak sesuai = 1) d. Simpulan (tepat = 3, kurang tepat = 2, tidak tepat = 1) 1-3 1-3 1-3 1-3 3 Pelaporan hasil: a. Sistematika laporan (baik = 3, kurang baik = 2, tidak baik = 1) b. Penggunaan bahasa (sesuai kaidah = 3, kurang sesuai kaidah = 2, tidak sesuai kaidah = 1) c. Tampilan (menarik = 3, kurang kurang = 2, tidak menarik = 1) 1-3 1-3 1-3 Skor maksimal 27
22
Embed
Format Penilaian Keterampilan : Proyek Mata Pelajaran : Kimia
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Format Penilaian Keterampilan : Proyek
Mata Pelajaran : Kimia
Kelas/Semester : XII/1
Tahun Pelajaran : 2020-2021
Kompetensi Dasar : 4.1 Menyajikan hasil penelusuran informasi tentang kegunaan prinsip
sifat koligatif larutan dalam kehidupan sehari-hari.
Indikator Soal : 4.1.1 Menguji sifat koligatif pada larutan (kenaikan titik didih dan
penurunan titik beku)
Rumusan Tugas Proyek :
Menyelidiki hubungan antara besarnya kenaikan titik didih dan penurunan titik beku dua larutan
sejenis namun berbeda molalitas.
Rubrik Penilaian Proyek
No. Aspek Skor
1
Perencanaan:
a. Latar belakang (tepat = 3, kurang tepat = 2, tidak tepat = 1)
b. Rumusan masalah (tepat = 3, kurang tepat = 2, tidak tepat = 1)
1-3
1-3
2
Pelaksanaan:
a. Pengumpulan data/informasi (akurat = 3, kurang akurat = 2, tidak akurat =
1)
b. Kelengkapan data (lengkap = 3, kurang lengkap = 2, tidak lengkap = 1)
c. Pengolahan dan analisis data (sesuai = 3, kurang sesuai = 2, tidak sesuai =
1)
d. Simpulan (tepat = 3, kurang tepat = 2, tidak tepat = 1)
1-3
1-3
1-3
1-3
3
Pelaporan hasil:
a. Sistematika laporan (baik = 3, kurang baik = 2, tidak baik = 1)
b. Penggunaan bahasa (sesuai kaidah = 3, kurang sesuai kaidah = 2, tidak
sesuai kaidah = 1)
c. Tampilan (menarik = 3, kurang kurang = 2, tidak menarik = 1)
Jl. Janti No. 18 Mojoagung Jombang Telp (0321)495408 Jawa Timur 61482
LAPORAN HASIL PRAKTIKUM KIMIA
Menguji Sifat Koligatif pada Larutan
(Kenaikan Titik Didih dan Penurunan Titik Beku)
A. Tujuan :Menyelidiki hubungan antara besarnya kenaikan titik
didih dan penurunan titik beku dua larutan sejenis
namun berbeda molalitas
B. Dasar teori :
Sifat koligatif larutan adalah sifat fisis larutan yang bergantung pada banyaknya
partikel zat terlarut dan tidak bergantung pada jenis zat terlarut. Ada empat macam
sifat koligatif pada larutan, yaitu:
a. Penurunan tekanan uap larutan (ΔP)
b. Kenaikan titik didih larutan (ΔTb)
c. Penurunan titik beku larutan (ΔTf)
d. Tekanan osmosis larutan (π)
Keempat harga di atas (ΔP, ΔTb, ΔTf, π) hanya ditentukan oleh banyaknya
partikel zat terlarut. Semakin banyak partikel zat terlarut, keempat harga di atas
semakin besar.
1. Penurunan Tekanan Uap Larutan (ΔP)
Apabila suatu zat cair seperti pelarut diuapkan pada suhu dan tekanan
tertentu, maka akan terjadi tekanan yang disebut tekanan uap jenuh pelarut
murni (P0). Tekanan uap terjadi karena adanya partikel-partikel zat cair yang
meninggalkan permukaan zat cair dan berubah menjadi uap. Makin mudah
partikel-partikel zat cair berubah menjadi uap, makin besar tekanan uapnya.
Jika terdapat zat terlarut, maka proses penguapan akan berkurang karena
sebagian permukaan pelarut tertutup oleh zat terlarut sehingga tekanan uap
yang terjadi semakin kecil. Menurut hukum Raoult, hubungan antara P dan P0
dirumuskan sebagai berikut:
ΔP = P0 . Xp P= P0 ― ΔP
Di mana P = tekanan uap larutan
ΔP = penurunan tekanan uap
P0 = tekanan uap pelarut
Xp = fraksi mol pelarut
ΔTb = m . Kb Tb larutan= Tb pelarut + ΔTb
ΔTf= m . Kf
Tflarutan= Tf pelarut ― ΔTf
2. Kenaikan Titik Didih Larutan (ΔTb)
Titik didih adalah suhu di mana tekanan uap suatu cairan sama dengan
tekanan udara luar (tekanan di atas permukaan cairan). Kenaikan titik didih
(ΔTb) adalah bertambahnya titik didih suatu larutan realtif terhadap titik didih
pelarut murninya. Penurunan tekanan uap larutan menyebabkan titik didih
larutan lebih tinggi dari titik didih pelarut. Besarnya kenaikan titik didih akibat
adanya zat terlarut dapat dicari dengan rumus:
Di mana m = molalitas zat terlarut
Kb = tetapan kenaikan titik didih molal (0C.g/mol)
ΔTb= kenaikan titik didih larutan
3. Penurunan Titik Beku Larutan (ΔTf)
Titik beku adalah suhu di mana suatu cairan mulai membeku. Penurunan
titik beku(ΔTf) adalah berkurangnya titik beku suatu larutan relatif terhadap
titik beku pelarut murninya. Penurunan tekanan uap larutan menyebabkan titik
beku larutan lebih rendah dari titik beku pelarut. Besarnya penurunan titik beku
akibat adanya zat terlarut dapat dicari dengan rumus:
Di mana m = molalitas zat terlarut
Kf= tetapan penurunan titik beku molal (0C.g/mol)
ΔTf= penurunan titik beku larutan
4. Tekanan Osmosis Larutan (π)
Osmosis adalah mengalirnya molekul-molekul pelarut dari larutan encer
ke larutan larutan yang lebih pekat melalui suatu membran semipermeabel.
Tekanan osmosis adalah tekanan yang dibutuhkan untuk mencegah terjadinya
osmosis.
π = M x R x T
Di mana M = molaritas larutan
R = tetapan Rydberg (0,082 L.atm/mol/K)
T= suhu mutlak (K)
π = tekanan osmosis larutan
5. Sifat-sifat Koligatif Larutan Elektrolit dan Non-Elektrolit
Elektrolit adalah zat terlarut yang menghasilkan larutan yang dapat
menghantarkan listrik. Larutannya disebtu larutan elektrolit. Sedangkan non-
elektrolit menghasilkan larutan yang tidak dapat mengahantarkan listrik yang
disebut larutan non-elektrolit. Untuk konsentrasi yang sama, larutan elektrolit
memiliki sifat koligatif larutan yang lebih besar dibandingkan larutan non-
elektrolit. Dalam menghitung nilai sifat-sifat koligatif larutan elektrolit,
persamaan-persamaan yang diberikan sebelumnya untuk larutan non-elektrolit
dapat digunakan dengan menambahkan faktor i, seperti diusulkan van’t Hoff
(1880).
i = 𝑒𝑓𝑒𝑘 𝑘𝑜𝑙𝑖𝑔𝑎𝑡𝑖𝑓 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛 𝑒𝑙𝑒𝑘𝑡𝑟𝑜𝑙𝑖𝑡
𝑒𝑓𝑒𝑘 𝑘𝑜𝑙𝑖𝑔𝑎𝑡𝑖𝑓 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛 𝑛𝑜𝑛 𝑒𝑙𝑒𝑘𝑡𝑟𝑜𝑙𝑖𝑡
atau
i = (1−𝛼)+𝑛𝛼
1
Di mana α = derajat ionisasi/disosiasi zat terlarut
n = total koefisien ion-ion dalam persamaan ionisasi/disosiasi
Sifat koligatif larutan Larutan non-elektrolit Larutan elektrolit
Penurunan tekanan uap ΔP = P0 . Xp ΔP = P0 . Xp.i
Kenaikan titik didih ΔTb = m . Kb ΔTb = m. i . Kb
Penurunan titik beku ΔTf = m . Kf ΔTf = m. i . Kf
Tekanan osmosis π = M x R x T π = M x i x R x T
C. Alat dan bahan :
1. Pembuatan larutan
− Alat:
a. Neraca digital
b. Sendok
c. Pengaduk
d. Gelas kimia 200 ml
e. Labu ukur 200 ml
f. Kertas label
g. Pipet tetes
h. Botol semprot
− Bahan:
a. Aquades
b. Gula(C12H22O11)
c. Garam dapur(NaCl)
2. Kenaikan titik didih larutan
− Alat:
a. Statif
b. Termometer
c. Gelas kimia 200 ml
d. Kaki tiga
e. Bunsen
− Bahan:
a. Aquades
b. Larutan garam dapur
(NaCl)
c. Larutan gula (C12H22O11)
3. Penurunan titik beku larutan
− Alat:
a. Gelas kimia
b. Tabung reaksi
c. Termometer
− Bahan:
a. Aquades
b. Larutan gula (C12H22O11)
c. Larutan garam dapur
(NaCl)
d. Es batu
e. Garam dapur
D. Prosedur :
1. Pembuatan larutan 1 m dan 0,1 m
a. Menimbang garam dapur (NaCl) sebanyak 58,5 gram. Kemudian
melarutkannya dalam aquades 100 ml pada gelas kimia yang tersedia di
laboratorium. Larutan garam yang didapat ialah sebesar 1 m. Setelah itu
memberi label pada gelas kimia sesuai nama dan molalitas larutannya.
b. Mengambil larutan garam 1 m sebanyak 10 ml untuk membuat larutan
garam 0,1 m. Setelah itu, mengencerkannya dengan menambahkan
aquades ke larutan garam 1 m yang telah diambil hingga volume total
larutan sebesar 100 ml. Larutan garam yang dihasilkan dari pengenceran
ini sebesar 0,1 m. Kemudian memberi label pada permukaan gelas kimia
sesuai nama dan molalitas larutannya.
c. Menimbang gula (C12H22O11) sebanyak 34,2 gram. Kemudian
melarutkannya dalam aquades 100 ml pada gelas kimia yang tersedia di
laboratorium. Larutan gula yang didapat ialah sebesar 1 m. Setelah itu
memberi label pada gelas kimia sesuai nama dan molalitas larutannya.
d. Mengambil larutan gula 1 m sebanyak 10 ml untuk membuat larutan gula
0,1 m. Setelah itu, mengencerkannya dengan menambahkan aquades ke
larutan gula 1 m yang telah diambil hingga volume total larutan sebesar
100 ml. Larutan gula yang dihasilkan dari pengenceran ini sebesar 0,1 m.
Kemudian memberi label pada permukaan gelas kimia sesuai nama dan
molalitas larutannya.
2. Kenaikan titik didih larutan
a. Merangkai alat seperti gambar di bawah ini.
b. Mengisi gelas kimia dengan aquades sebanyak 20 ml.
c. Memanaskan gelas kimia tersebut hinggaaquades mendidih sempurna.
d. Mengamati dan mencatat angka yang ditunjukkan pada termometer.
Angka tersebut merupakan Tb pelarut.
e. Mencuci gelas kimia dan termometer hingga bersih, lalumengisinya
dengan larutan garam 1 m sebanyak 20 ml. Setelah itu memanaskan gelas
kimia tersebut hingga larutan garam 1 m mendidih sempurna. Kemudian
mengamati dan mencatat angka yang ditunjukkan pada termometer.
Angka tersebut merupakan Tb larutan garam 1 m.
f. Mengulangi langkah pada poin e dengan mengganti larutan sebelumnya
dengan larutan garam 0,1 m. Angka yang ditunjukkan pada termometer
merupakan Tb larutan garam 0,1 m.
g. Mengulangi langkah pada poin e dengan mengganti larutan sebelumnya
dengan larutan gula 1 m. Angka yang ditunjukkan pada termometer
merupakan Tb larutan gula1 m.
h. Mengulangi langkah pada poin e dengan mengganti larutan sebelumnya
dengan larutan gula 0,1 m. Angka yang ditunjukkan pada termometer
merupakan Tb larutan gula 0,1 m.
3. Penurunan titik beku larutan
a. Merangkai alat seperti gambar di bawah ini.
b. Mengisi tabung-tabung reaksi dengan larutan yang berbeda-beda, yaitu
aquades, larutan garam 1 m, larutan garam 0,1 m, larutan gula 1 m dan
larutan gula 0,1 m masing-masing sebanyak 20 ml.
c. Memasukkan tabung-tabung reaksi ke dalam gelas-gelas kimia yang sudah
diisi es dan garam dapur.
d. Menggerak-gerakkan tabung-tabung reaksi secara perlahan dan terus
menerus supaya proses pembekuan berlangsung lebih cepat.
e. Mengamati dan mencatat angka yang ditunjukkan pada termometer.
Angka yang ditunjukkan pada termometer sewaktu digunakan untuk
mengukur titik beku aquades merupakan Tf pelarut, sedangkan angka yang
ditunjukkan pada termometer sewaktu digunakan untuk mengukur titik
beku larutan merupakan Tf larutan. Sebelum memindahkan termometer
dari satu larutan ke larutan yang lain, termometer harus dicuci terlebih
dahulu.
E. Hasil pengamatan :
1. Kenaikan titik didih
Nama larutan Mr Titik didih ΔTb = Tblarutan - Tbpelarut Aquades (pelarut) 18 g/mol 940 C 00 C Larutan garam 0,1 m 58,5 g/mol 970 C 30 C Larutan garam 0,01 m 58,5 g/mol 970 C 30 C Larutan gula 0,1 m 342 g/mol 980 C 40 C Larutan gula 0,01 m 342 g/mol 980 C 40 C
2. Penurunan titik beku
Nama larutan Mr Titik beku ΔTf= Tfpelarut– Tf larutan Aquades (pelarut) 18 g/mol -30 C 00 C Larutan garam 0,1 m 58,5 g/mol -50 C -20 C Larutan garam 0,01 m 58,5 g/mol -50 C -20 C Larutan gula 0,1 m 342 g/mol -40 C -10 C Larutan gula 0,01 m 342 g/mol -40 C -10 C
F. Analisis data :
1. Jelaskan apa yang dimaksud sifat koligatif larutan!
Sifat koligatif larutan ialah sifat fisis larutan yang bergantung pada banyaknya
partikel zat terlarut dan tidak bergantung pada jenis zat terlarut,
2. Jelaskan apa yang dimaksud titik didih dan titik beku!
Titik didih adalah suhu di mana tekanan uap suatu cairan sama dengan
tekanan udara luar (tekanan di atas permukaan cairan), sedangkan titik beku
adalah suhu di mana suatu cairan mulai membeku.
G. Pertanyaan :
1. Hitunglah molalitas masing-masing larutan garam dan gula!
a. Larutan garam sebelum pengenceran
g =5,85 g m= ρ x V m =g
Mrx
1000
p
Mr = 58,5 g/mol = 1 x 100=5,85
58,5x
1000
100
V= 100 ml = 100 g = 1 molal
ρ = 1 g/cm3
b. Larutan garam setelah pengenceran
m1= 1 molal m1x V1=m2 x V2
V1= 10 ml 1 x 10 =m2x 100
V2= 100 ml m2= 0,1 molal
c. Larutan gula sebelum pengenceran
g =32,4 g m= ρ x V m =g
Mrx
1000
p
Mr =324 g/mol = 1 x 100 =32,4
324x
1000
100
V= 100 ml = 100 g = 1 molal
ρ = 1 g/cm3
d. Larutan gula setelah pengenceran
m1 = 1 molal m1 x V1 = m2 x V2
V1 = 10 ml 1 x 10 = m2 x 100
V2 = 100 ml m2 = 0,1 molal
2. Jelaskan hubungan antara molalitas larutan dengan kenaikan titik didih!
Buatlah grafik m terhadap ΔT!
Menurut percobaan yang telah kami lakukan, hubungan kenaikan titik didih
larutan dengan konsentrasi adalah tetap atau dapat dikatakan konsentrasi
tidak mempengaruhi kenaikan titik didih. Hal tersebut dapat terjadi karena
pengaruh luar seperti penggunaan termometer yang berbeda. Termometer
yang berbeda mempunyai skala yang berbeda pula. Ketika melakukan
percobaan larutan gula dan garam 0,1 m termometer yang digunakan adalah
termometer A, namun ketika melakukan percobaan larutan gula dan garam
0,01 m termometer yang digunakan adalah termometer B, yang mana belum
diukur titik didih aquades menggunakan termometer tersebut.
Menurut teori yang ada, hubungan kenaikan titik didih larutan dengan
konsentrasi adalah semakin besar konsentrasi suatu larutan maka makin
besar kenaikan titik didihnyanya dan mengakibatkan titik didih larutan
semakin tinggi.
3. Bagaimana titik beku larutan dibanding dengan titik beku pelarut?
Titik beku larutan lebih rendah dibanding titik beku pelarut.
4. Bagaimana hubungan penurunan titik beku larutan dengan konsentrasi?
Menurut percobaan yang telah kami lakukan, hubungan penurunan titik beku
larutan dengan konsentrasi adalah tetap atau dapat dikatakan konsentrasi
tidak mempengaruhi penurunan titik beku. Hal tersebut dapat terjadi karena
pengaruh luar seperti penggunaan termometer yang berbeda dan tempat
percobaan yang berbeda. Termometer yang berbeda mempunyai skala yang
berbeda pula. Ketika melakukan percobaan larutan gula dan garam 0,1 m
termoeter yang digunakan adalah termometer A, namun ketika melakukan
percobaan larutan gula dan garam 0,01 m termometer yang digunakan adalah
termometer B, yang mana belum diukur titik beku aquades menggunakan
termometer tersebut.
Menurut teori yang ada, hubungan penuruan titik beku larutan dengan
konsentrasi adalah semakin besar konsentrasi suatu larutan maka makin
besar penurunan titik bekunya dan mengakibatkan titik beku larutan semakin
rendah.
H. Kesimpulan :
Sifat koligatif larutan adalah sifat fisis larutan yang bergantung pada
banyaknya partikel zat terlarut dan tidak bergantung pada jenis zat terlarut.
Untuk sifat koligatif kenaikan titik didih semakin besar konsentrasi suatu
larutan maka makin besar kenaikan titik didihnyanya dan mengakibatkan titik
didih larutan semakin tinggi. Untuk sifat penurunan titik beku semakin besar
konsentrasi suatu larutan maka makin besar penurunan titik bekunya dan
mengakibatkan titik beku larutan semakin rendah. Dalam larutan elektrolit,
besarnya kenaikan titik didih dan penurunan titik beku dipengaruhi oleh
faktor van’t Hoff. Semakin besar nilai vaktor van’t Hoff maka semakin besar
pula kenaikan titik didih dan penurunan titik beku.
I. Nama anggota kelompok:
1. Ayuna Santika Putri (XII MIPA 7 / 06)
2. Dea Afianingrum (XII MIPA 7 / 10)
3. Dimas Agung Prabowo (XII MIPA 7 / 12)
4. Evy Isnaeni (XII MIPA 7 / 14)
5. Shinta Wulandari Sholikhah (XII MIPA 7 / 34)
J. Pembimbing : Ali Amron, M.Pd
K. Referensi :
Buku Erlangga Fokus UN SMA/MA 2014 Ilmu Pengetahuan Alam diterbitkan tahun
2013 oleh Penerbit Erlangga
Buku Kimia 3 SMA dan MA untuk Kelas XII diterbitkan tahun 2008 oleh esis
Buku KODING (Konsep Dasar & The King) kelas XII IPA – Semester I diterbitkan
tahun 2014 oleh bimbingan belajar Ganesha Operation