FOOD TRACEABILITY AND AUTHENTICATION SYSTEM IN INDONESIA Dra. Rita Endang, Apt., M.Kes Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan Badan Pengawasan Obat dan Makanan Tahun 2020
FOOD TRACEABILITY AND AUTHENTICATION SYSTEM IN INDONESIA
Dra. Rita Endang, Apt., M.KesDeputi Bidang Pengawasan Pangan OlahanBadan Pengawasan Obat dan MakananTahun 2020
OUTLINE
Peluang dan Tantangan
Pendahuluan
Food Traceability dan Authentication
Pengawasan dan Tindak Lanjut
Kesimpulan
PENDAHULUAN
Perkembangan globalisasi serta meningkatnya permintaanterhadap produk pangan (supply and demand) memicupeningkatan kasus pemalsuan pangan. Pemalsuan Pangan(Food Adulteration/Food Fraud) bukan suatu hal yang barudan sudah berkali-kali terjadi, baik di Indonesia maupun di luar negeri.
Contoh Pemalsuan Pangan :Internasional- Pemalsuan susu formula dengan penambahan melamin
untuk menggantikan sumber protein (2008).- Pemalsuan daging sapi yang dicampur daging kuda (2013).
Indonesia- Isu Beras Plastik (2015)- Pemalsuan daging sapi yang dicampur daging celeng
(2020).
Pemalsuan Pangan(Intentional or economically motivated adulteration of
food/food ingredients):“the fraudulent addition of nonauthentic substances or
removal or replacement of authentic substances without the purchaser’s knowledge for economic gain of the seller”
“Upaya sengaja mengganti, menambah, mengubah atau merepresentasikansecara keliru suatu bahan dan/atau produk pangan, kemasan pangan, serta
memberikan informasi tidak benar pada label, untuk tujuan menipu konsumendemi keuntungan ekonomi”
SUBSTITUTION – Process of replacing a nutrient, an ingredient, a food or a part or a food with another similar, but inferior, substance.Contoh : Pencampuran daging babi ke daging sapi., dll
CONCEALMENT – Process of hiding the low quality of food ingredients or products.
Contoh : Penambahan pewarna pada daging ayam tiren (terlihat segar untuk menyembunyikan kondisi sebenarnya)
MISLABELLING – Flase claims or distrortion of information provided on the label / packaging
Contoh : Minuman Rasa Buah diklaim menjadi Sari Buah, TIE, Status Halal, dll
GREY MARKET PRODUCTION/ THEFT/ DIVERSIONContoh : Penjualan produk reject/substandard
UNAPROVED ENHANCEMENTS – Process of adding unknown or undeclared compouds to food products in order to enhance their quality aattibutes.Contoh : Penambahan melamin pada susu bubuk, penggunaan BTP yang dilarang dll
COUNTERFEITING – Infringements to intellectual property rights.
Contoh : Snack curah merek terkenal dll
DILUTION – Process of mixing an ingredient with high value with an ingredient with a lower value.
Contoh : Penambahan air pada susu segar, madu dengan larutan gula dll
CONSUMER PROTECTION
Pemalsuan Panganberdasarkan motif
ekonomi, bahkan sampai motif keamanan pangan
dapat menimbulkandampak terhadap risiko
kesehatan dan perekonomian
masyarakat.
Diperlukan tindakan antisipasi pemalsuan pangan karena menyangkut keamanan, mutu dan gizi pangan, kepatuhanterhadap regulasi serta daya saingekonomi, antara lain :
FOOD FRAUD
FOOD FRAUD
1) Sistem Ketertelusuran Pangan/ FoodTraceability
2) Pembuktian Keaslian Pangan/ Food Authentication
FOOD TRACEABILITY & AUTHENTICATION
Keamanan Pangan adalah kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah pangan dari kemungkinancemaran biologis, kimia, dan benda lain yang dapatmengganggu, merugikan, dan membahayakan kesehatanmanusia serta tidak bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya masyarakat sehingga aman untukdikonsumsi.
Mutu Pangan adalah nilai yang ditentukan atas dasarkriteria keamanan dan kandungan Gizi Pangan.
SISTEM KETERTELUSURAN/TRACEABILITY
Dalam rangka penjaminan perlindungankonsumen terhadap mutu, gizi dan keamananpangan, penting bagi pelaku usaha panganmemiliki kemampuan dalam mengidentifikasihal-hal yang terlibat di dalam pengolahanpangan tersebut.
Memiliki kemampuan mengidentifikasi tidakdengan sendirinya membuat pangan terjagamutu, gizi dan keamananya, namunmerupakan salah satu risk management toolsyang digunakan untuk membantu dalammengatasi masalah tersebut.
adalah kemampuan untuk :
• melacak,
• menelusuri,
• mengidentifikasi
pergerakan pangan pada setiap tahapan produksi.
(Penerimaan bahan baku Æ Pengolahan Æ Penyimpanan produk jadiÆ distribusi (importir, distributor) Æ peritel).
Sistem Ketertelusuran/Traceability
Tersedianya informasi ketertelusuran suatu produkdapat membantu melawan/mencegah pemalsuan.
ASEAN Guideline on Traceability System for Food and FeedSistem ketertelusuran diperlukan untuk tujuan melindungi konsumen dari bahaya keamanan pangan dan praktikpenipuan.Berprinsip pada hal tersebut, Anggota Negara ASEAN (AMS) saat ini sedang menyusun ASEAN Guideline on Traceability System for Food and Feed. Pedoman ini menetapkan persyaratan dasar dalam menyusun sistem ketertelusuran pangan dan pakan untuk diterapkan di semua Negara Anggota ASEAN.
Sistem Ketertelusuran/Traceability harus disusun dan dimonitor keefektifannya oleh Pelaku Usaha di sepanjang rantai pangan (Produsen, Importir, dan/atau Distributor). Implementasi SistemKetertelusuran/Traceability dapat sesedehana mungkin sesuai dengan kemampuan Pelaku Usaha Pangan ataupun secanggih mungkin.
Memasuki era teknologi Industri 4.0, memiliki dampak signifikan pada supply chain. Besarnya informasi yang dapat diperoleh dengan kecepatan yang optimal, mampu meningkatkan efektifitas ketertelusuran dari semuatahapan supply chain mulai dari bahan baku, proses, pengiriman produk hingga ke konsumen.
Sesuai KBBIAutentik/au·ten·tik/ a 1 dapatdipercaya; 2 asli; tulen; 3 sah
AuthenticationSuatu tindakan atau proses untukmembuktikan kebenaran atau kesesuaianklaim.
FOOD AUTHENTICATION
PEMBUKTIAN KEASLIAN PANGAN/ FOOD Authentication
Setiap produk pangan memiliki spesifikasiatau substansi/ komponen yang berbeda(unik). Pangan asli merupakan pangan yang bebas dari pemalsuan, terutama yang berkaitan dengan komposisi, sifat dan kemurnian varietas, asal geografis sertametode/ teknologi pembuatannya.
Pada produk pangan olahan, pangandianggap asli jika produk atau isinya sesuaidengan spesifikasi dan informasi pada label.
Keunikan substansi atau komponen (baik karakteristik fisik, kimia, DNA, dsb) pada suatu produk pangan merupakan penanda spesifikyang sangat penting dalam membuktikan keaslian pangan tertentu.
Terdapat beberapa metode yang dikembangkan dalam pembuktiankeaslian pangan baik berbasis monitoring/pengawasan, pengujianlaboratorium, maupun pemanfaatan teknologi.
Efektifitas pembuktian keaslian pangan tergantung darikarakteristik masing-masing produk. Dibutuhkan monitoring ataupengawasan yang bersifat menyeluruh dan berkala, atau metodepengujian yang spesifik, peka dan cepat, serta teknologi yang mudah digunakan.
PENGAWASAN DAN TINDAK LANJUT KASUS
PENGAWASAN DAN TINDAK LANJUT
Pemalsuan pangan mendapatkan respon dari berbagai negara,salah satunya Amerika Serikat dengan diluncurkannya The FDAFood Safety Modernization Act (FSMA) dimana adanya pergeseranfokus dari penanganan kontaminan dan adulteran ke upayapencegahan terjadinya kontaminasi dan adulterasi.
Pemalsuan dapat terjadi di berbagai titik produksi pangan. PadaSistem Jaminan Keamanan Pangan FSSC (Food Safety SystemCertification) 22000 juga telah diatur terkait Food Fraud Mitigation,dimana bagi pelaku usaha yang mengimplementasikannyadiharuskan melakukan assessment terhadap potensi vulnerabilitiespada proses produksi dan produk serta mengembangkan,mengimplementasikan dan menerapkan langkah-langkah mitigasiuntuk vulnerabilities yang signifikan.
Respon BPOM :• Penerbitan regulasi
ü Peraturan BPOM Nomor 31 Tahun 2018 tentang Label PanganOlahan (QR-code)
ü PerBPOM No. 34 tahun 2019 tentang Kategori Pangan (Karakteristik dasar produk)
ü dll• Pengawasan dari hulu hingga hilir/ pre market dan post market• Pengembangan pendeteksian / pembuktian keaslian pangan seperti
pendeteksian pangan halal :ü RT-PCRü LC-MS/MS
Keterangan:Data sbg input:
Dalam Proses Pre MarketDari Pre ke Post MarketDari Post ke Pre Market
INDUSTRIR n D
PRODUK REGISTRASI OM
NOMOR IJIN EDAR
SERTIFIKAT CPOB/CPOTB/CPKB/CPPOB
FASILITAS PRODUKSI
PERIZINAN
SARANA DISTRIBUSISARANA PELAYANAN
KONSUMEN
PENGAWASAN/PENINDAKAN
SAMPLING PRODUK& PENGUJIAN LAB
INSPEKSI SARANA
MONITORING IKLAN, PROMOSI & LABEL PRODUK
FARMAKOVIGILANS
SARANA PRODUKSI
Khusus Obat, Data dari: IndustriFarmasi & Saryanfar
Online Single Submission (OSS) :• e-Registration• e-GMP• e-CDOB• e-BPOM (Export-Import)
Dashboard Tracking Identifikasi
DIGITALISASI
Ease of Doing Business & Digital Signature
Pengawasan Berbasis Digital :• SIPT• SmartBPOM• BPOM Mobile• Patroli Siber• BPOM Command Center
Dashboard Tracking Otentifikasi
Pencegahan Produk ilegal
QR CODE
KOMUNIKASI, INFORMASI, DAN EDUKASI (KIE)
melalui webinar, serta melibatkan public figure, youtuber, influencer, dan vlogger
PENGAWASAN OBAT DAN MAKANAN BADAN POM
PENERAPAN 2D BARCODE
• 2D Barcode adalah sistem pengawasan menggunakan teknologi informasi yang melibatkan seluruh lapisan masyarakat.
• Penerapan 2D Barcode merupakan buah sinergi pemerintah, pelaku usaha serta masyarakat untuk mencegah masuknya produk ilegal dan palsu ke dalam jalur distribusi legal dan memperkuat perlindungan masyarakat.
DASAR HUKUMUU No. 18 Tahun 2012 tentang Pangan;
PP No. 69 Tahun 1999 tentang Label dan IklanPangan;
Peraturan BPOM Nomor 31 Tahun 2018 tentangLabel Pangan Olahan;Peraturan BPOM Nomor 33 Tahun 2018 tentang Penerapan 2D Barcode Dalam Pengawasan Obat dan Makanan.
KETERANGAN 2 (DUA) DIMENSI (2D BARCODE)
2D Barcodeadalah representasi grafis dari data digital dalam format dua dimensi berkapasitas decoding tinggi
yang dapat dibaca oleh alat optik yang digunakan untuk identifikasi, penjejakan, dan pelacakan.
PENERAPAN 2D BARCODE DI INDONESIA
IdentifikasiMetode untuk memverifikasi legalitasobat dan makanan berbasis izin edar. Otentifikasi
Metode untuk menelusuri dan memverifikasi legalitas, no bets, kedaluwarsa, dan nomor serial produk OM.Identifikasi produk dengan 2D barcode
diterapkan untuk obat bebas dan obat bebas terbatas, obat tradisional, suplemen kesehatan, kosmetik, dan pangan olahan.
Diaplikasikan untuk obat keras, produk biologi, narkotik dan psikotropika, obat bebas dan obat bebas terbatas tertentu, dan pangan diet khusus.
Ketentuan Pencantuman 2D BARCODE pada Label Pangan Olahan
Produk yang wajib menerapkan 2D barcode: • Pangan dalam negeri • Pangan yang diimpor untuk diedarkan di Indonesia
2D Barcode memuat informasi :• Nomor Izin Edar• Masa Berlaku Izin Edar
Ketentuan Pencantuman 2D Barcode :• Dicetak pada kemasan dengan tinta warna hitam dan dasar warna putih atau warna lain.• Ukuran paling sedikit 0,6 x 0,6 cm• Cantumkan pada bagian yang mudah dilihat• Cantumkan pada kemasan primer eceran• Jika luas permukaan label ≤10 cm2 dicantumkan pada Kemasan Sekunder.• Jika terdapat dua 2D Barcode, dicantumkan “BPOM RI” pada Barcode BPOM.
KATEGORI PANGAN
Dalam hal setiap produk pangan memiliki karakteristik masing-masing, pada PerBPOM No. 34 tahun 2019 tentang KategoriPangan, telah dilakukan pengelompokan pangan berdasarkanjenis pangan yang bersangkutan, termasuk didalamnya definisidan karakteristik dasar suatu jenis pangan.
PerBPOM No. 34 tahun 2019 tentang Kategori Pangan
PRE-MARKET EVALUATION
POST-MARKET EVALUATION
MD/ML 123456789012
1) Pemeriksaan Sarana ProduksiBahan Baku, BTP, Kemasan, Proses Produksi, Format dan Arti Kode Produksi, Kedaluwarsa, Penyimpanan, Distribusi
2) Evaluasi Registrasi ProdukKesesuaian Jenis Pangan, SpesifikasiBahan Baku, BTP, Komposisi, Hasil Analisa, Rancangan Label, Lainnya(terkait kliam, ING, Sertifikat Halal, HAKI, dll)
1) Pemeriksaan Sarana ProduksiTermasuk Traceability & Recall System
4) Sampling dan Pengujian PanganCemaran, Karakteristik Produk
2) Pemeriksaan Sarana DistribusiNIE, Kesesuaian Label, Traceability, BisnisProses, Kesesuaian Penyimpanan dll
5) Label dan IklanKesesuaian ketentuan dan Klaim
3) Evaluasi Pangan Ekspor/Impor
PENGAWASAN BPOM PRE-POST MARKET
Pengembangan Teknologi Autentikasi Pangan –Produk Pangan Halal
Pengujian pangan di laboratorium berkembang secara cepat dan dinamis. Salah satu analisa terkait denganautentikasi pangan yaitu kehalalan suatu produk.
Pengujian oleh Badan POM :• Real Time Polymerase Chain Reaction (RT- PCR)
Metode ini memiliki validitas yang tinggi mengingat mampu mendeteksi rantai gen atau segmen dari DNA (Deoxyribo Nucleic Acid) atau unit terkecil penyusun suatu gen organisme yang bersifat sangat spesifik.
• Liquid Chromatography-Mass Spectrometry (LC-MS/MS)Mendeteksi dan mengkonfirmasikan identitas molekul (Protein/Peptida) secara selektif.
Pemalsuan yang terjadi di Indonesia sangatberagam, seperti pada contoh berikut :• Mencampur bahan baku utama degan bahan
baku yang lebih murah (substitution)• Ketidaksesuaian informasi pada label
(mislabelling)• Menjual pangan tidak layak/ kedaluwarsa (grey
market production/ theft/ diversion)
KASUS
Contoh pemalsuan pangan berikut :• Penggunaan bahan yang dilarang (unaproved
enhancements)• Meniru atau pemalsuan merek (counterfeit)
Selain diedarkan secara offline, peredaran panganhasil pemalsuan marak dilakukan secara online (daring).
Berdasarkan data yang ada, tren belanja online yang kian meningkat dalam beberapa tahunterakhir. Hal ini juga menjadi celah bagi pemalsuanpangan untuk diedarkan melalui e-commerce maupun social media.
TINDAK LANJUT PENGAWASAN
A. Pembinaan• Pendampingan pelaku usaha pangan khususnya UMKM yang menghadapi kendala terhadap pemenuhan
kesesuaian pangan sesuai ketentuan yang dipersyaratkan.• Penerbitan surat peringatan kepada pelaku usaha pangan untuk melakukan penarikan, pemusnahan atau
tindak lanjut lainnya dalam upaya melindungi konsumen dari beredarnya pangan yang tidak memenuhiketentuan dan perintah perbaikan terhadap proses produksi dari bahan baku hingga distribusi dalamrangka penjaminan keamanan, mutu dan gizi pangan.
B. Penindakan• Disesuaikan dengan ketentuan perundangan yang berlaku, yang mana penindakan dilaksanakan secara
khusus oleh Kedeputian 4.
TINDAK LANJUT PENGAWASAN
D. Komunikasi, Informasi dan Edukasi kepada masyarakat untuk menjadi konsumen cerdasdengan selalu memperhatikan Cek Klik dan meningkatkan literasi.
C. Koordinasi Stakeholder• Menerbitkan rekomendasi tindak lanjut ke Kementerian/Lembaga terkait.• Menyusun MoU dengan Kementerian/Lembaga terkait.• Menyusun MoU dengan e-commerce dalam upaya pembatasan peredaran pangan yang diduga tidak
memenuhi ketentuan.
PELUANG DAN TANTANGAN
Luasnya CakupanPengawasan
Rendahnya LiterasiMasyarakat
Kapasitas PengujianLaboratorium
E-commerce, Peredaran ProdukTidak Terbatas Ruang Dan Waktu
Membangun Kemandirian & Daya Saing Industri Dalam
Negeri
Kemitraan Yang Efektif Antara Academic, Business, &
Government (ABG)
Pengawasan ResponsifBerbasis Digital
Perkembangan Inovasi, Riset & Teknologi
KESIMPULAN
Setiap pangan yang beredar harus terjamin keamanan, mutu dan gizi pangan.
KESIMPULAN
1
BPOM terus melakukan pengawasan dalam rangka pecegahan maupunpenanganan pemalsuan pangan.
2
Diperlukan upaya pengembangan pengawasan dan pendeteksian yang berkesinambungan dan kolaborasi dengan berbagai pihak dalam penangananpemalsuan pangan.
3