1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam dunia transportasi perairan, pelabuhan memegang peranan yang sangat penting sebagai tempat menaikkan dan menurunkan muatan dan penumpang. Selain sebagai sarana transportasi, pelabuhan bermanfaat sebagau sarana dalam menunjang ekonomi dan pariwisata. Menurut departemen perhubungan definisi pelabuhan adalah tempat yang terdiri dari daratan dan perairan disekitarnya dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kapal bersandar, berlabuh naik turun penumpang dan atau bongkar muat barang yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan serta sebagia tempat perpindahan intra dan antara mofa transportasi. Maka dari itu, desain pelabuhan yang dilakukan harus menunjang fungsi tersebut. Dimana harus memenuhi aspek keamanan, kecepatn, mudah, tersedian, teratur dan bagi penumpang harus memberikan rasa kenyamanan. Dalam desain suatu pelabuhan terdapat istilah mooring Dolphin dan berthing Dolphin. Mooring Dolphin erupakan konstruksi untuk penambatan kapal sehingga desainnya lebih ditunjukan untuk menahan gaya tarik kapal. Sedangkan berthing Dolphin adalah sebagai tempat kapal merapat. Sehingga gaya utama yang bekerja merupakan gaya tumbuk kapal. Kemampuan kelayakan desain baik mooring maupun berthing Dolphin dalam suatu kostruksi pelabuhan dipengaruhi oleh daya dukung pondasinya. Umumnya pada banunan sipil selalu dihadapkan pada maslaah pondasi dan stabilitas yang erat kaitannya dengan masalah karakteristik, klasifikasi dan daya dukung tanah. Karakteristik dan struktur tanah sebagai pendukung bangunan secara keseluruhan banyak ditentukan atas kekuatan tanah tersebut dan diukur sebagai tekanan tanah yang diijinkan 1.2.Tujuan Penulisan 1. Untuk mengetahui pengertian konstruksi dolphin 2. Untuk mengetahui pengertian mooring dolphin 3. Untuk mengetahui gaya-gaya apa saja yang bekerja pada konstruksi tersebut.
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dalam dunia transportasi perairan, pelabuhan memegang peranan yang sangat penting
sebagai tempat menaikkan dan menurunkan muatan dan penumpang. Selain sebagai sarana
transportasi, pelabuhan bermanfaat sebagau sarana dalam menunjang ekonomi dan
pariwisata. Menurut departemen perhubungan definisi pelabuhan adalah tempat yang terdiri
dari daratan dan perairan disekitarnya dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kapal
bersandar, berlabuh naik turun penumpang dan atau bongkar muat barang yang dilengkapi
dengan fasilitas keselamatan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan serta sebagia
tempat perpindahan intra dan antara mofa transportasi.
Maka dari itu, desain pelabuhan yang dilakukan harus menunjang fungsi tersebut.
Dimana harus memenuhi aspek keamanan, kecepatn, mudah, tersedian, teratur dan bagi
penumpang harus memberikan rasa kenyamanan. Dalam desain suatu pelabuhan terdapat
istilah mooring Dolphin dan berthing Dolphin. Mooring Dolphin erupakan konstruksi untuk
penambatan kapal sehingga desainnya lebih ditunjukan untuk menahan gaya tarik kapal.
Sedangkan berthing Dolphin adalah sebagai tempat kapal merapat. Sehingga gaya utama
yang bekerja merupakan gaya tumbuk kapal.
Kemampuan kelayakan desain baik mooring maupun berthing Dolphin dalam suatu
kostruksi pelabuhan dipengaruhi oleh daya dukung pondasinya. Umumnya pada banunan
sipil selalu dihadapkan pada maslaah pondasi dan stabilitas yang erat kaitannya dengan
masalah karakteristik, klasifikasi dan daya dukung tanah. Karakteristik dan struktur tanah
sebagai pendukung bangunan secara keseluruhan banyak ditentukan atas kekuatan tanah
tersebut dan diukur sebagai tekanan tanah yang diijinkan
1.2.Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian konstruksi dolphin
2. Untuk mengetahui pengertian mooring dolphin
3. Untuk mengetahui gaya-gaya apa saja yang bekerja pada konstruksi tersebut.
2
1.3.Rumusan Masalah
1. Apa pengertian konstruksi dolphin?
2. Apa pengertian mooring dolphin?
3. Gaya-gaya apa saja yang bekerja pada konstruksi tersebut?
1.4.Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Berisi tentang tujuan penulisan, rumusan masalah dan sistematika pada makalah
Mooring Dolphin.
BAB II LANDASAN TEORI
Berisi tentang pengetian tentang konstruksi dolphin, dan mooring dolphin serta
gaya-gaya yang terdapat pada konstruksi tersebut.
BAB III KESIMPULAN
Berisi tentang kesimpulan yang diambil dari landasan teori yang telah di
paparkan.
3
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Konstruksi Dolphin
Dolphin adalah konstruksi yang digunakan untuk menambat kapal tanker berukuran
besar yang biasanya digunakan besama – sama dengan pier dan wharf untuk memperpendek
panjang bangunan tersebut. Alat penambat ini direncanakan untuk bisa menahan gaya
horizontal yang ditimbulkan oleh benturan kapal, tiupan angin, dorongan arus yang mengenai
badan kapal pada waktu ditambatkan. Gaya-gaya tersebut dapat hitung dengan cara yang
sama seperti dalam perencanaan dermaga. Dolphin dapat dibedakan menjadi dua macam
yaitu Dolphin penahan (breasting Dolphin) dan Dolphin penambat (mooring Dolphin).
Gambar 1. Konstruksi Dolphin
Dolphin penahan mempunyai ukuran lebih besar, karena dia direncanakan untuk
menahan benturan kapal ketikah berlabuh dan menahan tarikan kapal karena tiupan angin,
arus dan gelombang. Alat ini dilengkapi dengan fender untuk menahan benturan kapal dan
boler untuk menempatkan tali kapal, guna menggerakkan kapal di sepanjang dermagadan
menahan tarika kapal. Dolphin penambat tidak digunakan untuk menahan benturan, tetapi
hanya sebagai penambat.
Pengaturan mooring dan breasting Dolphin adalah sebagai berikut : penambatan kapal
pada MD dalam harus tegak lurus dengan sisi kapal. Pada MD bagian tengah dan luar
seharusnya membentuk sudut < 150 terhadap garis tegak lurus bidang kapal, sudut yang
terbentuk saat menambat tali pada boulder tidak boleh lebih dari 100.
4
Untuk seluruh MD sebaiknya digunakan pengait yang mudah dilepaskan. Struktur
MD di tempatkan dengan jarak tertentu di belakang berthing line. Jarak MD sebesar 35-50 m
dari BD. Letak MD biasanya dengan mensejajarkan sumbu tali dengan arah arus. Jika arah
arus perairan lemah, letak tambatannya dibuat parallel dengan arah angin. Catwalk
menhubungkan antara struktur MD dan struktur utama jetty. Tata letak Dolphin dihitung
dengan perumusan seperti gambar dibawah ini
Gambar 2. Tata letak Dolphin.
Pemilihan Tipe Dermaga Sebelum merancang dan membangun dermaga, perlu
diketahui untuk keperluan apa dermaga tersebut didirikan. Pemilihan tipe dermaga sangat
dipengaruhi oleh kebutuhan yang akan dilayani, ukuran kapal, arah gelombang dan angin,
kondisi topografi dan tanah dasar laut, dan tinjauan ekonomi untuk mendapatkan bangunan
yang paling ekonomis. Pemilihan tipe dermaga terutama didasarkan pada pertimbangan: 1.
Topografi daerah pantai Di perairan yang dangkal dimana kedalaman yang cukup untuk kapal
berada agak jauh dari darat, penggunaan jetty akan lebih ekonomis karena tidak diperlukan
pengerukan yang besar. Sebaliknya di lokasi dimana kemiringan dasar cukup curam,
pembuatan pier dengan melakukan pemancangan tiang di perairan yang dalam menjadi tidak
praktis dan mahal sehingga lebih tepat dibangun wharf. 2. Jenis kapal yang dilayani Dermaga
yang melayani kapal minyak (tanker) dan barang curah mempunyai konstruksi yang relatif
ringan karena tidak memerlukan peralatan bongkar muat (kran) yang besar, jalan kereta api,
gudang, dsb. Untuk keperluan ini jetty lebih cocok. Dermaga yang melayani barang potongan
dan peti kemas menerima beban yang besar di atasnya seperti kran, barang yang dibongkar
muat, peralatan transportasi (kereta, truk). Untuk keperluan ini wharf lebih cocok. 3. Daya
5
dukung tanah Pada umumnya tanah di dekat daratan mempunyai daya dukung yang lebih
besar daripada tanah di dasar laut yang biasanya berupa endapan yang belum padat. Dari sisi
daya dukung tanah, wharf lebih menguntungkan. Tetapi untuk dasar pantai berupa karang,
wharf akan mahal karena diperlukan pengerukan yang lebih sulit. Menurut Suraji (2011), ada
tipe bendungan elak
tambatan kapal di laut lepas (dolpin) Sedangkan menurut Wikipedia (2012), ada beberapa
jenis dermaga yang biasanya digunakan yaitu : 1. Dermaga „quay wall‟ Dermaga quay wall
ini terdiri dari struktur yang sejajar pantai, berupa tembok yang berdiri di atas pantai, dan
dapat dibangun dengan beberapa pendekatan konstruksi diantaranya sheet pile baja/beton,
caisson beton atau open filled structure. Beberapa pertimbangan yang perlu diperhatikan
dalam pembangunan quay wall, yaitu
cukup memadai dan memungkinkan bagi kapal merapat dekat sisi darat (pantai). Kedalaman
tetapi berpengaruh pada detail dimensi struktur yang dibutuhkan. 2. Dermaga „dolphin‟
(trestel) Dermaga dolphin merupakan tempat sandar kapal berupa dolphin diatas tiang
pancang. Biasanya dilokasi dgn pantai yang landai, diperlukan jembatan trestel sampai
dengan kedalaman yang dibutuhkan. Beberapa pertimbangan yang digunakan dalam
disyaratkan dari pantai relatif cukup p
direncanakan terdiri dari struktur breasting dan mooring yang dihubungkan dengan catwalk.
ma sebagai sarana sandar kapal, tapi juga dapat berfungsi
sebagai sarana tambat kapal jika dipasang bollard, sedangkan mooring dolphin berfungsi
mempengaruhi pada pemilihan tipe struktur tetapi berpengaruh pada detail dimensi struktur
yang dibutuhkan. 3. Dermaga apung/system Jetty (pier) Dermaga apung adalah tempat untuk
6
menambatkan kapal pada suatu ponton yang mengapung diatas air. Digunakannya ponton
adalah untuk mengantisipasi air pasang surut laut, sehingga posisi kapal dengan dermaga
selalu sama, kemudian antara ponton dengan dermaga dihubungkan dengan suatu
landasan/jembatan yang flexibel ke darat yang bisa mengakomodasi pasang surut laut.
Biasanya dermaga apung digunakan untuk kapal kecil, yach atau feri seperti yang digunakan
di dermaga penyeberangan yang banayak ditemukan di sungai-sungai yang mengalami
mpunyai keunggulan mudah untuk dibuat tetapi
perlu perawatan, khususnya yang digunakan dimuara sungai yang airnya bersifat lebih
gelondongan, yang menggunakan kayu
gelondongan yang berat jenisnya lebih rendah dari air sehingga bisa mengapungkan dermaga.
STRUKTUR DERMAGA Pemilihan jenis struktur dermaga dipengaruhi oleh kebutuhan
yang akan dilayani (dermaga penumpang ataupun barang yang bisa berupa barang satuan,
curah, atau cair), ukuran kapal, arah gelombang dan angin, kondisi topografi, dan tanah dasar
laut. Di bawah ini merupakan jenis-jenis struktur demaga yang pada umumnya sering
ditemui. a. Deck On Pile Struktur Dermaga Deck On Pile (open type structure) menggunakan
serangkaian tiang pancang (piles) sebagai pondasi untuk lantai dermaga. Seluruh beban di
lantai dermaga, termasuk gaya akibat berthing dan mooring, diterima sistem lantai dermaga
dan tiang pancang pada struktur dermaga ini. Di bawah lantai dermaga, kemiringan tanah
dibuat sesuai dengan kemiringan alaminya serta dilapisi dengan perkuatan (revement) untuk
mencegah tergerusnya tanah akibat gerakan air yang disebabkan oleh manuver kapal. Untuk
menahan gaya lateral yang cukup besar akibat berthing dan mooring kapal, dapat dilakukan
pemasangan tiang pancang miring. Pada umumnya, jenis struktur tiang pada Struktur
Dermaga Deck On Pile sedikit sensitif terhadap getaran-getaran lokal seperti tumbukan
bawah air akibat haluan kapal dibandingkan struktur dermaga lainnya. Keuntungan Struktur
Dermaga Deck On Pile: (1) sudah umum digunakan, (2) mudah dilaksanakan, dan (3)
perawatan lebih mudah. Kerugian/hambatan Struktur Dermaga Deck On Pile: (1) diperlukan
pekerjaan pengerukan dengan volume yang cukup besar, (2) diperlukan proteksi pada
kemiringan tanah di bawah lantai dermaga, dan (3) diperlukan pemasangan tiang miring
apabila gaya lateral cukup besar. b. Sheet Pile Dermaga jenis ini menggunakan sheet pile
(turap atau dinding penahan tanah) untuk menahan gaya-gaya akibat perbedaan elevasi antara
lantai dermaga dengan dasar kolam. Struktur Dermaga Sheet Pile adalah jenis struktur yang
tidak memperdulikan kemiringan alami dari tanah. Struktur jenis ini biasanya dibangun pada
7
garis pantai yang memiliki kemiringan curam dimana, pada umumnya, tanah pada bagian laut
kemudian dikeruk untuk menambah kedalaman kolam pelabuhan. Tiang pancang masih
diperlukan untuk menahan gaya lateral dari kapal yang sedang sandar atau untuk membantu
sheet pile menahan tekanan lateral tanah. Struktur sheet pile ini dapat direncanakan dengan
menggunakan sistem penjangkaran (anchor) ataupun tanpa penjangkaran. Sistem
penjangkaran dapat berupa tiang angkur atau angkur batu. Untuk kondisi perairan dimana
gelombang agak besar, Struktur Dermaga Sheet Pile kurang cocok karena gelombang akan
menghantam dinding dan terjadi olakan air di daerah dimana kapal sandar. Keuntungan
Struktur Dermaga Sheet Pile adalah tidak memerlukan pengerukan tanah di bawah deck.
Kerugian/hambatan Struktur Dermaga Sheet Pile: (1) perlu perlindungan terhadap korosi, (2)
perlu perbaikan tanah, dan (3) masih memerlukan tiang miring. c. Diaphragma Wall Selain
sheet pile, diaphragma wall beton juga dapat berfungsi sebagai penahan tekanan lateral tanah.
Struktur Dermaga Diafragma Wall terdiri dari blok-blok beton bertulang berukuran besar
yang diatur sedemikian rupa. Perletakan blok beton dengan kemiringan tertentu dimaksudkan
agar terjadi geseran antara blok beton satu dengan lainnya sehingga dicapai kesatuan
konstruksi yang mampu memikul beban-beban vertikal (dari lantai dermaga) maupun
horizontal pada dermaga. Barrette pile dapat digunakan pada struktur ini, yang berfungsi
sebagai anchor untuk diaphragma wall, keduanya dihubungkan oleh sistem tie beam atau tie
slab. Untuk kondisi perairan dimana gelombang agak besar, Struktur Dermaga Diaphragma
Wall kurang cocok karena gelombang akan menghantam dinding dan terjadi olakan air di
daerah dimana kapal sandar. Keuntungan Struktur Dermaga Diaphragma Wall: (1) waktu
pelaksanaan relatif singkat, dan (2) dinding dapat dirancang menerima gaya aksial.
Kerugian/hambatan Struktur Dermaga Diaphragma Wall: (1) harus dilaksanakan oleh tenaga
ahli dalam bidang ini, (2) memerlukan material khusus, dan (3) memerlukan peralatan
khusus. d. Caisson Struktur ini merupakan salah satu jenis dari dermaga gravity structure.
Pada prinsipnya, struktur dermaga jenis ini memanfaatkan berat sendiri untuk menahan
beban-beban vertikal dan horizontal pada struktur dermaga serta untuk menahan tekanan
tanah. Caisson dalah suatu konstruksi blok-blok beton bertulang berbentuk kotak-kotak yang
dibuat di darat dan dipasang pada lokasi dermaga dengan cara diapungkan dan diatur pada
posisi yang direncanakan, kemudian ditenggelamkan dengan mengisi dinding kamar-kamar
caisson dengan pasir laut ataupun batu. Untuk kondisi perairan dimana gelombang agak
besar, Struktur Dermaga Caisson kurang cocok karena gelombang akan menghantam dinding
dan terjadi olakan air di daerah dimana kapal sandar. Keuntungan Struktur Dermaga Caisson:
(1) blok-blok caisson dapat dibuat di temapt lain dan (2) dapat dliaksanakan pada kondisi
8
tanah yang jelek. Kerugian/hambatan Struktur Dermaga Caisson: (1) diperlukan perbaikan
tanah alas caisson agar mampu menahan berat caisson dan beban yang akan bekerja dan (2)
diperlukan keahlian khusus untuk pembuatan blok-blok beton dan penempatan caisson. e.
Dolphin‟s System Dermaga Sistem Dolphin membutuhkan jetty untuk menghubungkan
dermaga dengan darat. Ada dua jenis Dermaga Sistem Dolphin, yaitu L-jetty dan fingerpier.
Struktur Dermaga Sistem Dolphin dikatagorikan sebagai light structure (struktur ringan)
karena Struktur Dermaga Sistem Dolphin direncanakan hanya untuk menerima beban-beban
ringan seperti pipa-pipa penyalur minyak dan gas serta conveyors. Struktur Dermaga Sistem
Dolhpin biasanya digunakan untuk: 1. Dermaga ferry untuk kapal jenis Ro-Ro 2. Dermaga
untuk bulk untuk loading batu bara serta loading-unloading minyak. Ciri-ciri Dermaga Sistem
auh dari garis pantai. Oleh karena itu dibuat jembatan
menempatkan peralatan bongkar muat (unloading arms dan vapour return line arm), katup-
katup pipa, dan lain-
dirancang digunakan untuk menahan gaya horizontal yang ditimbulkan kapala saat bersandar
dan berlabuh seperti yang diterima oleh berthing (breasting) dolphins dan mooring dolphins.
Jetty head merupakan platform yang terdiri dari loading/unloading arm, area perbaikan,
bangunan perbaikan, jetty crane, menara kebakaran, jalan, dan lainnya. Biasanya jetty head
-3,5 m,
jaringan pipa, saluran perbaikan, lampu penerangan, dan fasilitas lainnya. Panjang approach
bridge ini bervariasi dan tergantung kondisi sekitar sehingga bisa memcapai beberapa
kapal bersandar, menahan kapal selama angin pesisr bertiup, dan memperkuat spring lines
line) yang melintang.
2.2. Sistem Dolphin
Dermaga Sistem Dolphin membutuhkan jetty untuk menghubungkan dermaga dengan
darat. Ada dua jenis Dermaga Sistem Dolphin, yaitu L-jetty dan fingerpier. Struktur Dermaga
Sistem Dolphin dikatagorikan sebagai light structure (struktur ringan) karena Struktur
Dermaga Sistem Dolphin direncanakan hanya untuk menerima beban-beban ringan seperti
9
pipa-pipa penyalur minyak dan gas sertaconveyors. Struktur Dermaga Sistem Dolhpin
biasanya digunakan untuk:
1. Dermaga ferry untuk kapal jenis Ro-Ro
2. Dermaga untuk bulk untuk loading batu bara serta loading-unloadingminyak.
Gambar 3. Jenis Dermaga Sistem Dolphin
Ciri-ciri Dermaga Sistem Dolphin adalah:
1. Kolam pelabuhan jauh dari garis pantai. Oleh karena itu dibuat jembatan
penghubung antara platform dengan terminal di darat.
2. Berdasarkan fumngsinya, struktur dermaga dibagi menjadi dua bagian:
a.Working platform (jetty head), digunakan untuk menempatkan peralatan bongkar
muat (unloading arms dan vapour return line arm), katup-katup pipa, dan lain-
lain.
b.Berthing Dolphins dan mooring Dolphins, digunakan untuk bersandar dan
mengontrol kapal yang berlabuh.
3. Working platform (jetty head) tidak dirancang digunakan untuk menahan gaya
horizontal yang ditimbulkan kapala saat bersandar dan berlabuh seperti yang