Top Banner
FAKTOR RISIKO PARITAS TERHADAP KEJAPIAN PREEKLAMPSIA-EKLAMPSIA FADA IBU BERSALIN Fitri Nur Hidayah1, Sujiyatini2, Nur Djanah1 'Poltekkes Kemenkes Yogyakarta 2Poltekkes Kemenkes Yogyakarta ’Poltekkes Kemenkes Yogyakarta, email:[email protected] ABSTRACT MMR is the highest in the province of Yogyakarta is located in Kulon Progo Regency which 167.34/100,000 live births, with the main causes of preeklampsia-eklampsia. Some factors that are identified can trigger events preeklampsia-eklampsia i.e., parity, age and obesity. This research aims to find out whether parity as the largest risk factor against preeklampsia-eklampsia on the mother's maternity RSUD Wates in 2011. Type of the research was an observational usingCase Control approach. The Data used are secondary data with nominal scale. Total sample 294 consists of 147case group and 147 control group with systematic random sampling. Analysis using Chi Square test with a confidence level of 95% and multivariate logistic regression analysis. The resuits showed the incident preeklampsia-eklampsia more at birthing mothers with high risk parity (< 2 and > 4) as much as 75,51%. Chi square analysis showedthe p-value of <0.05, OR 3.87 ,CI 2,30-6,61, with multivariate logistic regression analysis regression coefficient obtained parity 1.5408, age 1.2678, the incidence of obesity 0.9040. Summary of parity is the biggest risk factor against incident preeklampsia-eklampsia. High risk parity (< 2 and >4) larger 3,87 risky going preeklampsia-eklampsia compared to not high nsk parity (2-4). Keywords '.parity, incident preeklampsia-eklampsia INTISARI AKI tertinggi di provinsi DIY berada di Kabupaten Kulon Progo yaitu 167.34/100.000 kelahiran hidup, dengan penyebab utamanya yaitu preeklampsia-eklampsia. Beberapa faktor yang diidentifikasi dapat memicu kejadian preeklampsia-eklampsia yaitu paritas, umur dan obesitas.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah paritas sebagai faktor risiko terbesar terhadap kejadian preekiampsia-eklampsia pada ibu bersalin di RSUD Wates tahun 2011.Fenelitian ini merupakan penelitian observasional dengan rancangan Case Control. Data yang digunakan adalah data sekunder dengan skala nominal. Subyek penelitian sejumlah 294 responden, terdiri dari 147 kelompok kasus dan 147 kelompok kontrol dengan Systematic Random Sampling. Analisis menggunakan uji Chi Square dengan tingkat kepercayaan 95% dan analisis regresi logistic multivariat.Has'A penelitian menunjukkan angka kejadian preeklampsia-eklampsia lebih banyak pada ibu bersalin dengan paritas risti (<2 dan >4) yaitu sebanyak 75,51%. Dengan analisis Chi square didapatkan p-value <0,05, OR 3.87, Cl 2.30-6.61. Dengan analisis regresi logistic multivariai didapatkan koefisien regresi paritas 1 .5408, umur 1.2678, kejadian obesitas 0.9040.Simpulan paritas merupakan faktor risiko terbesar terhadap kejadian preeklampsia-eklampsia. Paritas risti (<2 dan >4) berisiko 3,87 lebih besar terjadi preekiampsia- ekiampsia dibandingkan dengan paritas tidak risti (2-4). Kata kunci: paritas, kejadian preeklampsia-eklampsia. 36
6

Fitri Nur Hidayah1, Sujiyatini2, Nur Djanah1 ABSTRACT

Apr 03, 2022

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Fitri Nur Hidayah1, Sujiyatini2, Nur Djanah1 ABSTRACT

FAKTOR RISIKO PARITAS TERHADAP KEJAPIANPREEKLAMPSIA-EKLAMPSIA FADA IBU BERSALIN

Fitri Nur Hidayah1, Sujiyatini2, Nur Djanah1

'Poltekkes Kemenkes Yogyakarta2Poltekkes Kemenkes Yogyakarta

’Poltekkes Kemenkes Yogyakarta, email:[email protected]

ABSTRACTMMR is the highest in the province of Yogyakarta is located in Kulon Progo Regency which 167.34/100,000 live births, with the maincauses of preeklampsia-eklampsia. Some factors that are identified can trigger events preeklampsia-eklampsia i.e., parity, age andobesity. This research aims to find out whether parity as the largest risk factor against preeklampsia-eklampsia on the mother'smaternity RSUD Wates in 2011. Type of the research was an observational usingCase Control approach. The Data used aresecondary data with nominal scale. Total sample 294 consists of 147case group and 147 control group with systematic randomsampling. Analysis using Chi Square test with a confidence level of 95% and multivariate logistic regression analysis. The resuitsshowed the incident preeklampsia-eklampsia more at birthing mothers with high risk parity (< 2 and > 4) as much as 75,51%. Chisquare analysis showedthe p-value of <0.05, OR 3.87 ,CI 2,30-6,61, with multivariate logistic regression analysis regressioncoefficient obtained parity 1.5408, age 1.2678, the incidence of obesity 0.9040. Summary of parity is the biggest risk factor againstincidentpreeklampsia-eklampsia. High risk parity (<2 and >4) larger 3,87 risky going preeklampsia-eklampsia compared to not highnsk parity (2-4).

Keywords'.parity, incidentpreeklampsia-eklampsia

INTISARI

AKI tertinggi di provinsi DIY berada di Kabupaten Kulon Progo yaitu 167.34/100.000 kelahiran hidup, dengan penyebab utamanyayaitu preeklampsia-eklampsia. Beberapa faktor yang diidentifikasi dapat memicu kejadian preeklampsia-eklampsia yaitu paritas,umur dan obesitas.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah paritas sebagai faktor risiko terbesar terhadap kejadianpreekiampsia-eklampsia pada ibu bersalin di RSUD Wates tahun 2011.Fenelitian ini merupakan penelitian observasional denganrancangan Case Control. Data yang digunakan adalah data sekunder dengan skala nominal. Subyek penelitian sejumlah 294responden, terdiri dari 147 kelompok kasus dan 147 kelompok kontrol dengan Systematic Random Sampling. Analisismenggunakan uji Chi Square dengan tingkat kepercayaan 95% dan analisis regresi logistic multivariat.Has'A penelitianmenunjukkan angka kejadian preeklampsia-eklampsia lebih banyak pada ibu bersalin dengan paritas risti (<2 dan >4) yaitusebanyak 75,51%. Dengan analisis Chi square didapatkan p-value <0,05, OR 3.87, Cl 2.30-6.61. Dengan analisis regresi logisticmultivariai didapatkan koefisien regresi paritas 1.5408, umur 1.2678, kejadian obesitas 0.9040.Simpulan paritas merupakan faktorrisiko terbesar terhadap kejadian preeklampsia-eklampsia. Paritas risti (<2 dan >4) berisiko 3,87 lebih besar terjadi preekiampsia-ekiampsia dibandingkan dengan paritas tidakristi (2-4).

Kata kunci:paritas,kejadian preeklampsia-eklampsia.

36

Page 2: Fitri Nur Hidayah1, Sujiyatini2, Nur Djanah1 ABSTRACT

tHktayah, Sujiyatini. Nur Djanah, Faktor Risiko Paritas..

PENDAHULUANAngka kematian ibu (AK!) merupakan salah

satu indikator guna mengukur sejauh manakeberhasilan pemerintah da!3rn meningkatkanderajat kesehatan persmpuan. World HealthOrganization (WHO) menyebutkan bahwa 99%kematiani budi sebabkan oleh permasalahanpersalinan/kelahiran yang terjadi di negara-negaraberkembang.Rasio kematian ibu di negara-negaraberkembang menduduki angka tertinggi yaitu 450kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup jikadibandingkan dengan rasio kematian ibu disembilan negara maju dan 51 negarapersemakmuran’.Penyebab kematian ibumerupakan masalah kompleks yang dapatdigolongkan menjadi 3 determinan dekat. yaitu:perdarahan, preeklampsia-eklampsia, dan infeksi.Menurut WHO terdapat sekitar 585.000 ibumeninggal per tahun saat hamil atau bersalin dan58,1% diantaranya dikarenakan oleh preeklampsiadan eklampsia2. Penyebab tidak langsung AKIadalah "empat terlalu" yaitu terlalu muda, terlalu tua,terlalu sering melahirkan, terlalu banyak anak3.Preeklampsia merupakan kelainan yang ditemukanpada masa kehamilan ditandai dengan berbagaigejala klinis seperti hipertensi dan proteinuria danbiasanya terjadi setelah umur kehamilan 20 minggusampai 48 jam setelah persalinan. Eklampsiaadalah kelanjutan dari preeklampsia berat dengantambahan gejala kejang atau koma4. World HealthOrganization (WHO) menyatakan bahwa angkakejadian preeklampsia berkisar antara 0,51%-38,4%. Preeklampsia dan eklampsia di seluruhdunia diperkirakan menjadi penyebab kira-kira 14%(50.000-75.000) kematian maternal setiaptahunnya. Angka kejadian preeklampsia di AmerikaSerikat sendiri kira-kira 5% dari semua kehamilan,dengan gambaran insidensinya 23 kasuspreeklampsia ditemukan per 1.000 kehamilansetiap tahunnya. Tiap-tiap negara angka kejadianpreeklampsia berbeda-beda, tapi pada umumnyainsidensi preeklampsia pada suatu negaradilaporkan antara 3-10% dari semua kehamilan5.Preeklampsia berat dan eklampsia merupakanrisiko yang membahayakan ibu di sampingmembahayakan janin melalui placenta. Setiaptahun sekitar 50.000 ibu meninggal di dunia karenaeklampsia. Insiden eklampsia di negaraberkembang berkisar dari 1:100 sampai 1:1700.Beberapa kasus memperlihatkan keadaan yangtetap ringan sepanjang kehamilan. Pada stadiumakhir yang disebut eklampsia, pasien akanmengalami kejang. Jika eklampsia tidak ditanganisecara cepat akan terjadi kehilangan kesadaran

dan kematiankarena kegagalan jantung, kegagalanginjal, kegagalan hati atau perdarahan ctak. Olehkarena itu kejadian kejang pada penderitaeklampsia harus dihindari, karena eklampsiamenyebabkan angka kematian yang tinggi®. Faktorpredisposisi preeklampsia/eklampsia antara lainadalah paritas, umur ibu hamil kurang dari 20 tahundan lebih dari 35 tahun, diabetes melitus, hipertensikronik, riwayat keluarga dengan preeklampsia,obesitas, dan penyakit vaskuler ginjal. Catatanstatistik seluruh dunia menunjukkan dari insidensi5%-8% preeklampsia dari semua kehamilan,terdapat 12% lebih diantaranya dikarenakan olehprimigravida7'10.

t■

Pengaruh paritas sangat besar karena 20%nullipara pernah menderita hipertensi ataupreeklampsia dibanding multipara (7%)7. Pada ibuyang pemah melahirkan 2-4 kali terjadi penurunaninsidensi. Hipertensi karena kehamilan lebih seringpada primigravida, terjadi akibat implantasisehingga timbul iskemia plasenta yang diikutisindrom inflamasi. Secara imunologik padakehamilan pertama pembentukan blockingantibodies terhadap antigen plasenta tidaksempuma sehingga timbul respon imun yang tidakmenguntungkan terhadap kemampuanpembentukan jaringanplasenta".

Data yang didapat dari The New EnglandJournal of Medicine pada kehamilan pertama risikoterjadi preeklampsia sebanyak 3,9%, kehamilankedua 1,7%, dan kehamilan ketiga 1,8%. Angkakejadian preeklampsia/eklampsia akan menurunpada ibu dengan paritas 2-4, namun pada paritastinggi (paritas lebih dari empat) akan terjadi lagipeningkatan angka kejadian preeklampsia/eklampsia'.

Angka kematian ibu di provinsi DIY padatahun 2009 adalah 109,77/100.000 kelahiran hidup.Angka kematian tertinggi berada di kabupatenKulon Progo yaitu 10 kasus atau 167.34/100.000kelahiran hidup. Program pemerintah kabupatenKulon Progo adalah menurunkan angka kematianibu menjadi 75/100.000 kelahiran hidup pada tahun2011. Penyebab tertinggi kematian ibu di RSUDWates Kulon Progo pada tahun 2009 yaitupreeklampsia-eklampsia dengan prosentasesebesar 30% dari seluruh penyebab kematianlainnya (emboli air ketuban 10%, penyakit jantung20%, sepsis 10%, bronchopneumonia 20%, danasma 10%). Jumlah kematian ibu denganpreeklampsia-eklampsia juga mengalamipeningkatan dari tahun-tahun sebelumnya. Tahun2007 sejumlah 1 dari 4 kematian (25%), tahun 2008sejumlah 2 dari 7 kematian (28,57%), dan tahun

37

Page 3: Fitri Nur Hidayah1, Sujiyatini2, Nur Djanah1 ABSTRACT

I

Jumal Keeehatan Ibu dan Anak, Vol. 6, No.2, November 2014, Hal. 36-41

Tabei 3.Proporsi ibu bersalin dengan preeklampsia-eklampsiaik preeklampsia-eklampsia berdasarkan umur di RSUD Wales

Kabupaten Kuton Progo tahun 2011

2009 sebanyak 4 dari 10 kematian ibu (40%). Dari2033 ibu bersalin pada tahun 2011, 59,57%-nyaadalah ibu bersalin denganparitas ristf2.

dan tida

Ibu B.ersalinPreeklampsia-eklampsia Tldak preeklampsia-eklampsia

5T • “ n '' '• %Umur (th)METODE

Jenis penelitian adalah observasionaldengan rancangan case control. Populasi dalampenelitian ini adalah selurph ibu bersalin di RSUDWates dalam kurun waktu 1 Januari sampai 31Desember 2011. Subyek yang dipilih dari 1.886subyek dengan cara systematic random sampling.Total sampel yang dibutuhkan adalah 294 subyek,terdiri dari 147 kelompok kasus, yaitu ibu bersalinyang didiagnosis preeklampsia-eklampsia dan 147kelompok kontrol, yaitu ibu bersalin yang tidakdidiagnosis preeklampsia-eklampsia. Variabelindependen dalam penelitian ini adalah paritas danvariabel dependen kejadian preeklampsia-eklampsia. Variabel confounding adalah umur danobesitas. Instrumen penelitian menggunakanformat pengumpulan data. Data dianalisismenggunakan uji Chi Square dengan tingkatkepercayaan 95% dan anaiisis regresi logisticmultivariat.

17.72633,3<20dan>3520-35

4982,312166,798100147147 100Jumlah

Sumber : Data Sekunder

Tabei 3 menunjukkan bahwa baik ibubersalin yang mengalami preeklampsia-eklampsiamaupun ibu bersalin yang tidak mengalamipreeklampsia-eklampsia mayoritas mempunyaiumur yang tidak berisiko (20 - 35 th). Namun ibudengan umur yang berisiko mayoritas mengalamipreeklampsia-ekiampsia yaitu sebesar 49 subyek.

Tabei 4.Proporsi ibu bersalin dengan preeklampsia-eklampsia

k preeklampsia-eklampsia berdasarkan kejadian obesitas; ASUD Wates Kabupaten Kulon Progo tahun 2011

dan tidadiK

Ibu BersalinKejcObe

adianisltas Preeklampsia-eklampsia Tidak preeklampsia-eklampsia

%/ £n_n_15,72342 28.6Ya84,312471,4Tidak 105100147147 100Jumlah

HASHAnaiisis Univariat

Sumber: Dale Sekundar

Tabei 4 menunjukkan bahwa baik ibubersalin yang mengalami preeklampsia-eklampsiamaupun ibu bersalin yang tidak mengalamipreeklampsia-eklampsia mayoritas tidakmengalami obesitas, namun ibu dengan obesitasmayoritas mengalami kejadian preeklampsia-ekiampsia (28,6%).

Tabei 1.Distribusi frekuensl ibu bersalin dengan preeklampsia-eklampsia

dan tidak preeklampsia-eklampsia di RSUD WatesKabupaten Kulon Progo tahun 2011

KejadianPreeklampsia-eklampsiaTidak Preeklampsia -ekis

n %7J147

iampsia m.1835Jum'ah 2033 100

Sumber : Data Sekundar

Berdasarkan tabei 1 diketahui bahwaprosentase ibu bersalin yang tidak mengalamipreeklampsia-eklampsia lebih besar daripada ibubersalin yang mengalamipreeklampsia-eklampsia.

Tabei 2.Proporsi ibu bersalin dengan preeklampsia-eklampsiadan tidak preeklampsia-eklampsia berdasarkan parita-

di RSUD Wates Kabupaten Kulon Progo tahun 2011

Anaiisis BivariatUji statistik yang digunakan adalah analisa

chi square dengan menggunakan tingkatkemaknaan95% jika p <0,05.

Tabei 5.Hubungan paritas dengan kejadian preeklampsia-eklampsia

pada ibu bersalin di RSUD Wates Kabupaten Kulori Progo tahun 2011Kejadian Preeklampsla-Eklampsja x,

Tidak TotalOR

(95% Cl)PParitasIbu Bersalin YaPreeklampsia-eklampsia Tidak preeklampsia-eklampsiaParitas 111

(75,5%) (44®2%) 176 29-955 0l001 3-87 (2.30-6.61)

82(24,5%) (55,8%)

Risti% %.n Tidak Risti 36<2 dan >4 111 11875,5 65 44,2

2-4 36 24,5 82 55.8 147(100%) 147(100%) 294TotalJumlah 147 100 147 100

Tabei 5 menunjukkan secara statistikterdapat hubungan yang bermakna antara paritasristi (<2 dan >4) dengan kejadian preeklampsia-eklampsia (p=0,001). Adanya paritas ristimempunyai risiko 3,87 kali lebih besar untukterjadinya preeklampsia-eklampsia dibandingkandengan paritas tidak risti (2-4) (OR=3,87; 95%CN2.30-6.61).

Sumber : Date Sekundar

Tabei 2 menunjukkan bahwa ibu bersalindengan preeklampsia-eklampsia mayoritasmempunyai paritas yang berisiko (<2 dan >4) yaitusebesar 111 subyek (75,51%), sedangkan pada ibubersalin yang tidak mengalami preeklampsia-eklampsia mayoritas mempunyai paritas yang tidakberisiko (2-4) yaitu sebesar 82 subyek (55,78%).

38

Page 4: Fitri Nur Hidayah1, Sujiyatini2, Nur Djanah1 ABSTRACT

m

Hidayah, Sujiyatini. NurDjanah, Faktor Risiko Paritas.

Tabel 6.Hubungan umur dengan kejadian preeklampsia-eklampsia

pada ibu bersalin di RSUD Wates Kabupaten Kulon Progo tahun 2011obesitas.Dari hasil analisis regresi logistikmultivariat di atas diketahui model logitnya sebagaiberikut:Z =a +b1X1+b2X2+b3X3Z =-2,24 +1,54 X1+1,26 X2+0,90X3Probabilitas terjadinya preeklampsia-eklampsiadengan persamaan distribusi komulatifnya adalahsebagai berikut :p=E(Y=1Xi)=p=E(Y=1Xi)=p=E(Y=1Xi)=p=E(Y=1Xi)=0,332

Jadi ibu bersalin dengan kondisi paritasberisiko, umur tidak berisiko, dan tidak obesitasmemiliki peluang sebesar 33% untuk terjadipreeklampsia-eklampsia, sedangkan jika terdapatseseorang dengan kriteria X1=paritas tidak risti(nilai :0), X2=umur tidak risti (nilai :0), dan X3=tidakobesitas (nilai : 0), maka kemungkinan terjadinyapreeklampsia-eklampsia adalahZ =-2,24+(1,54*0)+(1,26*0) + (0,90*0)Z=-2,24 +0+ 0+ 0Z = -2,24Maka probabilitas/ peluang terjadinyapreeklampsia-eklampsia adalahp=E(Y=1Xi)=p=E(Y=1 Xi)=p=E(Y =1Xi)=p=E(Y=1Xi)=0,096Jadi ibu bersalin dengan kondisi paritas tidakberisiko, umur tidak berisiko, dan tidak obesitasmemiliki peluang sebesar 10% untuk terjadipreeklampsia-eklampsia.

Kejadian Preeklampsia-Ekiampsia ,Ya "Tidak 'ISST' x P ORUinur (95% Cl)

49 26 „(53,3%) (17,7%) 75

98 121 215Risti 9.469 0.002 2.32 (1.31-4.19)Tidak Risti (66,7%) (82,3%)

147(100%) 147(100%) 294Total

Tabel 6 menunjukkan secara statistikterdapat hubungan yang berrnakr.a antara umur risti(<20 dan >35 tahun) dengan kejadianpreeklampsia-eklampsia (p=Q,002). Adanya umurristi mempunyai risiko 2.32 kali lebih besar untukterjadinya preeklampsia-eklampsia dibandingkandengan umur tidak risti (20 - 35 tahun) (OR=2.32;95% Cl=1.31-4.19).

Tabel 7.Hubungan obesitas dengan kejadian preeklampsia-eklampsia

pada ibu bersalin di RSUD Wates Kabupaten Kulon Progo tahun 2011kejadian preeklampsia-eklampsia

>Tidak Total *’

ORObesitas P (95% Cl)Ya42 23 „

(28,6%) 15,7(%) 65105 124

Ya 2.157.130 0.008 (1.18-4.01)Tidak (71,4%) (84,3%)147 147Total 294(100%) (100%)

Tabel 7 menunjukkan secara statistikterdapat hubungan yang bermakna antara obesitasdengan kejadian preeklampsia-eklampsia(p=0,008). Adanya obesitas mempunyai risiko 2.15kali lebih besar untuk terjadinya preeklampsia-eklampsia dibandingkan dengan tidak obesitas(CR=2.15; 95%CM.18-4.01)

Analisis MultivariatAnalisis menggunakan pemodelan dengan

uji statistik regresi logistik menggunakan metodeenter.

PEMBAHASANParitas

Hasil penelitian pada variabel paritasmenunjukkan bahwa paritas berisiko (< 2 dan > 4)lebih tinggi pada kelompok ibu bersalin denganpreeklampsia-eklampsia dibandingkan denganyang tidak preeklampsia-eklampsia. Analisakejadian preeklampsia-eklampsia berdasarkanfaktor risiko paritas pada tabel terlihat bahwa paritasberisiko secara statistik, ada hubungan yangbermakna antara paritas dengan kejadianpreeklampsia-eklampsia (OR=3.87; 95% Cl =2.30-6.61; p=0,001) sehingga hipotesis penelitian yangmenyatakan bahwa paritas berisiko mempunyaihubungan dengan kejadian preeklampsia-eklampsia dapat diterima dan dapat dikatakanbahwa ibu bersalin dengan paritas berisikomempunyai risiko 3,87 kali lebih besar mengalamipreeklampsia-eklampsia dibanding dengan ibubersalin dengan paritas yang tidak berisiko. Hasilpenelitian ini sesuai dengan penelitian Afriani1 di

Tabel 8.Pengaruh paritas, unr.ur dan obesitas

gan kejadian preeklampsia-eklampsia pada ibu bersalindi RSUD Wates Kabupaten Kulon Progo tahun 2011

den

2 valueVariabel Pr(>|4|)Estimate Std. ErrorParitasUmur

Obesitas

1.541 0.27550.31430.3162

5.593 0.00000000220.00000550.00425

1.2680.904

4.0332.859

Tabel 8 menunjukkan dari ketiga variabelyang dianalisis, baik paritas, umur maupun obesitasmerupakan faktor risiko yang sama -sama signifikandalam memicu kejadian preeklampsia-eklampsia.Paritas memiliki koefisien regresisebesar 1.541, umur memiliki koefisien regresisebesar 1.268, sedangkan obesitas memiliki besarkoefisien regresi 0.904. Paritas merupakan faktorrisiko terbesar terhadap kejadian preeklampsia-eklampsia dibanding faktor risiko umur dan

39

Page 5: Fitri Nur Hidayah1, Sujiyatini2, Nur Djanah1 ABSTRACT

Jurnal Kesehatan IbudanAnak, VQI. 6, No.2, November 2014, Hal. 36-41

RSUD Wates yang menyatakan bahwa adahubungan yang bermakna antara paritas dengankejadian preeklampsia-eklampsia dengan tingkatkepercayaan 95% didapatkan x2 sebesar 6,402,p=0,011 dan OR sebesar 2,774. Hal tersebutdisebabkan karena selama kehamilan, uterusmemerlukan darah lebih banyak. Pada primiparadan grandemultipara, peredaran darah dalamdinding rahim kurang, maka keluarlah zat-zat dariplasenta atau desidua yang menyebabkanvasospasmus dan hipertensi. Jadi jika semuaarteriola dalam tubuh mengalami vasospasme,maka tekanan darah naik sebagai usaha untukmengatasi kenaikan tekanan perifer agaroksigenasi jaringan dapat dicukupi. Secaraimunologik pada kehamilan pertama pembentukanblocking antibodies terhadap antigen plasenta tidaksempurna sehingga timbul respon imun yang tidakmenguntungkan terhadap kemampuanpembentukan jaringanplasenta dan akhirnya terjadivasokonstriksi arteri dan tekanan darah meningkatlalu terjadi ekstravasasi (darah merembes keluarpembuluh darah) yang berakibat edema jaringandan darah mengental. Sedangkan padagrandemultipara, secara fisik ibu mengalamikemunduran untuk menjalani kehamilan, sehinggarentan terjadi komplikasi selama kehamilan,termasukkomplikasi preeklampsia-eklampsia.

Umur

menimbulkan kejang. Pada umur >35 tahun,insidensi hipertensi kronik meningkat denganbertambahnya umur, jika terjadi kehamilan makahal ini akan menimbulkan superimposedpreeklampsia. Pada usia tua meskipun mental dansosial ekonomi lebih mantap dibandingkan usiamuda tetapi fisik mengalami kemunduran.Kehamilan pada umur >35 tahun meningkatkanberbagai komplikasi akibat kemunduran fungsi-fungsi organ tubuh, sehingga menyebabkanadaptasi fisiologis terhadap perubahan padakehamilan menjadi lebih berat. Adaptasi fisiologisnormal pada kehamilan meliputi peningkatanvolume plasma darah, vasodilatasi, penurunanretensi vaskuler sistemik, peningkatan curahjantung, dan penurunan vaskuler risistensi tekananosmotik koloid. Pada preeklampsia, volume plasmayang beredar menurun, sehingga terjadihemokonsentrasi dan peningkatan hematokritmaternal. Perubahan ini membuat perfusi organmaternal menurun, termasuk perfusi ke unit janin-uteroplasenta. Vasospasme siklik lebih lanjutmenurunkanperfusi organ dengan menghancurkansel-sel darah merah, sehingga kapasitas oksigenmaternal menurun. Vasospasme merupakansebagian mekanisme dasar tanda dan gejala yangmenyertaipreeklampsia5.

ObesitasHasil penelitian pada variabei obesitas

menunjukkan bahwa obesitas (IMT> 29) lebih tinggipada kelompok ibu bersalin dengan preeklampsia-eklampsia dibandingkan dengan yang tidakpreeklampsia-eklampsia. Analisa kejadianpreeklampsia-eklampsia berdasarkan faktor risikoobesitas pada tabel terlihat bahwa obesitas berisikosecara statistik, ada hubungan yang bermaknaantara obesitas dengan kejadian preeklampsia-eklampsia (OR=2.15; 95% Cl =1.18-4.01;p=0.008)sehingga dapat dikatakan bahwa ibu bersalindengan obesitas mempunyai risiko 2,15 kali lebihbesar mengalami preeklampsia-eklampsiadibanding dengan ibu bersalin yang tidak obesitas.Hasil penelitian ini sesuai dengan teori di bukuChapman10 bahwa obesitas meningkatkan risikoempat kali lipat terjadi preeklampsia-eklampsia.Kegemukan atau obesitas menyebabkan kolesteroltinggi dalam darah juga menyebabkan kerja jantunglebih berat, oleh karena jumlah darah yang beradadalam badan sekitar 15% dari berat badan, makasemakin gemuk semakin banyak pula darah yangterdapat di dalam tubuh yang berarti makin beratpula fungsi pemompaan jantung sehingga dapatmeningkatkan risiko preeklampsia.

Hasil penelitian pada variabei umurmenunjukkan bahwa umur berisiko (<20 dan >35tahun) lebih tinggi pada kelompok ibu bersalindengan preeklampsia-eklampsia dibandingkandengan yang tidak preeklampsia-eklampsia.Analisa kejadian preeklampsia-eklampsiaberdasarkan faktor risiko umur pada tabel terlihatbahwa umur berisiko secara statistik,ada hubunganyang bermakna antara umur dengan kejadianpreeklampsia-eklampsia (OR=2.32; 95% Cl =1.31-4.19;p=0.002) sehingga dapat dikatakan bahwa ibubersalin dengan umur berisiko mempunyai risiko2,32 kali lebih besar mengalami preeklampsia-eklampsia dibanding dengan ibu bersalin denganumuryang tidak berisiko.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitianKaruniawati(14)yangmenyatakan bahwa umur <20tahun dan >35 tahun merupakan presentaseterbesar terjadinya preeklampsia-eklampsia yaitusebesar 39,10 % dan meningkatkan peluangterjadinya preeklampsia-eklampsia sebesar 3,46kali.Kehamilan pada umur <20 tahun terjadiperkembangan yang kurang optimal padavaskulatori uterine sehingga mudah mengalamipeningkatan tekanan darah dan cepat

40

Page 6: Fitri Nur Hidayah1, Sujiyatini2, Nur Djanah1 ABSTRACT

•ÿ'V

HUayah. Sujiyatini. Nur Djamil. Faktor Risiko Paritas..

Setelah dilakukan analisis secarabersamaan dengan menggunakan regresi loqistikmultivariat dengan metode enter maka didapatkanbahwa paritas memiliki koefisien regresi yang lebihbesar dibanding umur dan obesitas yaitu sebesar1.5408. Hal tersebut menunjukkan bahwa paritasmerupakan faktor risiko terbesar terhadap kejadianpreeklampsia-eklampsia dibanding faktor risikoumur dan obesitas. Hasil penelitian dan teori-teoriyang ada menunjukkan bahwa paritas, umur danobesitas adalah faktor yang dapat meningkatkanrisiko terjadinya preeklampsia-eklampsia pada ibubersalin, sehingga diperlukan screening pada ibuhamil agar dapat dideteksi sedini mungkin adanyatanda dan gejala serta faktor yang menjadipredisposisi terjadinya preeklampsia-eklampsia.

Data dalam penelitian ini menggunakandata sekunder sehingga tidak menutupkemungkinan akan adanya bias. Preeklampsia-eklampsia dapat disebabkan oleh beberapa faktor,namun sehubungan dengan tidak lengkapnya datasekunder yang digunakan, maka peneliti hanyadapat mengambil variabel paritas, umur, danobesitas sehingga masih banyak variabel lain yangbelum diteliti, seperti jarak kehamilan, gemeli,hidramnion, mola hidatidosa, riwayat hipertensi,riwayat DM, gangguan ginjal, dan stres.

DAFTAR PUSTAKA1. WHO. Angka Kematlan Ibu; 2007. Dlunduh

tanggal 1 Maret 2012 dsrihttp://www.who.or.id2. Manuaba, Ida Bagus Gde. ilmu Kebidanan,

Penyakit Kandungan, dan KB. Jakarta: EGC;2010.

3. Saifuddin, A. Ilmu Kebidanan Edisi Keempat.Jakarta: Yayasan Bina Pustaka SarwonoPrawirohardjo: 2009.

4. Varney, H. Buku Ajar Asuhan Kebidanan.Jakarta :EGC;2006.

5. Prawirohardjo, S. Ilmu Kebidanan. Jakarta : PTBina Pustaka; 2008.

6. Rozikhan. Faktor-Faktor Risiko TerjadinyaPreeklampsia Berat. Semarang: UniversitasDiponegoro;2007.

7. Offord, D. How Hamilthons Children areStarting Out: Outcames of Birth. CanadianCentre for Studies of Children at Risk; 2002.Diunduh tanggal 26 Januari 2012 darihttp://www.offordcentre.com

8. Cunningham, G. Obstetri William Edisi 21 vol 1.Jakarta : EGC; 2006.

9. American College of Obstetricians andGynecologist (ACOG). Especially for Teens:Having a Baby. Patient Education Pamphlet,August 2007.

10. Chapman, V. Asuhan Kebidanan Persalinan &Kelahiran. Jakarta :EGC; 2006.

11. Corwin. E. Buku Saku Patofisiologi; 2001.Diunduh tanggal 26 Januari 2012 darihttp://googlebooks.com

12. Dinas Kesehatan Kabupaten Kulon Progo.2010. Profil Kesehatan Kabupaten Kulon ProgoTahun 2010. Yogyakarta: Dinas KesehatanKabupaten Kulon Progo.

13. Afriani. Hubungan Umur dan Paritas denganKejadian Preeklampsia-Eklampsia pada IbuBersalin di RSUD Wates Kabupaten KulonProgo Tahun 2007. Yogyakarta: PoltekkesKemenkes Yogyakarta Jurusan Kebidanan;2008.

14. Karuniawati, B. Faktor Risiko Umur terhadapKejadian Preeklampsia-Eklampsia di RSUDWates Tahun 2006. Yogyakarta: PoltekkesKemenkes Yogyakarta Jurusan Kebidanan;2007.

KESIMPULANParitas, umur dan obesitas merupakan

faktor risiko yang berpengaruh dalam memicukejadian preeklampsia-eklampsia. Paritasmempunyai risiko yang lebih besar terhadapkejadian preeklampsia-eklampsia dibanding umurdanobesitas.

SARANPelayanan kebidananyang berkualitas

terutama saat kunjungan antenatal denganmelakukan pemeriksaan fisik, laboratorium,pemberian konseling dan penyuluhan kesehatanyang lebih intensif, khususnya pada ibu hamildengan paritas dan umur yang berisiko serta ibuhamil dengan obesitas, dapat mengantisipasi sedinimungkin apabila ditemukan adanya tanda dangejala preeklampsia-eklampsia. Perlunyapenelitian lanjutan dengan lebih banyak variabel-variabel yang menjadi penyebab preeklampsia-eklampsia, diantaranya jarak kehamilan, riwayathipertensi, riwayat DM, kehamilan ganda danhidramnion.Bila memungkinkan dengan desainpenelitian kohort prospektif agar dapat diperolehdata primer yang lengkap dan akurat sehinggadapat memperkecil bias dalampengumpulan data.

41