-
deritaYANG MENGHIBUR
Menebar Hikmah Bersandar Al-Qur`an dan As-Sunnah
Majalah Donatur Yayasan Nidaul Fithrah
FITHRAH
Donatur Tetap Aktif Bulan ini 1774 orang. Sudah termasuk?Edisi
XXVI Agustus 2014/Syawwal 1435
IMAN & TAQWALANDASAN MENCAPAI
KESUKSESAN
MEMBANGUN KUBURAN DENGAN MEWAH
KATAKAN KEBENARAN WALAUPUN
PAHIT
Diberitahukan kepada seluruh donatur YNF sekaligus meminta izin
bah-wa dana pendirian radio dialihkan ke TV internet. Alhamdulillah
sudah bisa diakses di http://annida.tv. Semoga menjadi amal
jariyah.
Add our pin BBM 2326E781
-
FORTUNE SILVER TRUSSJl. Sukorejo Baru Rt. 8 Rw. 3, Buduran,
Sidoarjo. Telp. 031 713931428/085335360073 (Abu Yala)
Mengerjakan:Aplikasi rangka atap galvalume & plafond
Membuat rumah baru dan renovasiSekat ruangan semi permanen
Pagar besi minimalisPintu aluminium
Kitchen set kayu, meja, kursi, dll.
SOLUSI RUMAH MEWAH-MURAH
Selamat BerdiriSD Homeschooling
Entrepreneur THAYBAH
Komplek Pesantren Mahasiswa Thaybah, Perum Keputih Permai blok A
No. 1-3, Jl. Keputih Tegal
Timur, Sukolilo, Surabaya, Jawa Timur.
Tahun ajaran 2014/2015 ini, dibuka kelas 1 dan 2.
Kami mengutamakan kualitas, den-gan ustadz dan ustadzah yang
profesional di bidang pendidikan.
Biaya terjangkau untuk semua kalan-gan karena kami memberlakukan
subsidi silang.
Siswa dikondisikan aktif berbahasa Arab dan Inggris sejak kelas
1, dan mulai dikenalkan dengan entrepreneurship se-jak kelas 1.
Informasi lebih lengkap di 085731987965 atau 081216022761.
-
Masih ingatkah kisah Sa-habat nabi, Kaab bin Malik? Dia bersama
sekitar 80 orang tidak ikut perang Tabuk. Kaab bin Malik
menyam-paikan sebab tidak ikut sertanya dalam perang tersebut apa
adanya tanpa membuat-buat alasan. Di ha-dapan Rasulullah
shallallahu alaihi wa sallam dia mengatakan: Ya Ra-sulullah, demi
Allah, seandainya aku duduk di sisi orang selain eng-kau, aku yakin
bahwa aku terbe-baskan dari kemurkaannya dengan alasan dan
argumentasi yang aku sampaikan. Tetapi, demi Allah, aku tahu bahwa
jika sekarang ini aku menyampaikan kepadamu alasan yang dusta agar
membuatmu tidak memarahiku, tentu dengan cepat Allah yang membuatmu
marah kepadaku. Jika aku berkata benar dan jujur kepadamu yang
dengan kejujuran itu engkau akan mema-rahiku, maka aku pun
meneriman-ya dengan senang hati. Biarkanlah
Allah memberiku hukuman dengan ucapanku yang jujur itu.
Menden-gar pengakuan tulus itu Rasulul-lahShallallahu Alaihi wa
Sallamber-sabda,Orang ini telah berkata jujur, berdirilah sampai
Allah memberikan keputusan tentangmu.Sejak saat itu dia diboikot
oleh seluruh kaum muslimin; dikucilkan, tidak disapa, tidak
diucapkan salam. Kalau me-nyapa tidak ada yang merespon, kalau
mengucapkan salam tidak ada yang menjawab. Bumi yang sangat luas
pun dirasakan sem-pit olehnya. Sungguh berat resiko yang ditanggung
karena kejujuran, derita telah menerpanya selama 50 hari. Tetapi
lihatlah apa ucapan-nya setelah masa boikotnya selesai, Demi Allah,
tidak ada nikmat yang telah diberikan oleh Allah kepada-ku setelah
Allah menunjukkanku kepada Islam yang aku pandang lebih besar
daripada kejujuranku kepada RasulullahShallallahu Alai-hi wa
Sallam. Seandainya aku ber-
dusta, maka aku akan celaka seb-agaimana orang-orang yang
berdu-sta. Bagaimana tidak merupakan nikmat besar sebuah pernyataan
diterimanya taubat yang langsung datang dari Allah. Hal ini
desebut-kan dalam QS. At-Taubah: 117-119. Dia juga berkata
mensyukuri nikmat besar yang diperolehnya: Demi Allah, aku tidak
lagi ingin berbohong semenjak aku katakan itu kepada Rasulullah
Shallallahu Alaihi wa Sallam sampai sekarang ini, dan aku berharap
semoga Allah menjagaku dari kedustaan dalam sisa umurku. Inilah
derita yang menghibur.
Jujur adalah sifat mendasar yang dimiliki seorang muslim,
se-bagaimana sifat mendasar orang munafik adalah dusta. Allah
berfir-man: Supaya Allah memberikan balasan kepada orang-orang yang
jujur itu karena kejujurannya, dan menyiksa orang munafik (QS.
Al-Ahzab: 24). Perhatikanlah
SALURKAN INFAQ MELALUI BANK SYARIAH MANDIRI 7036976009 AN.
YAYASAN NIDAUL FITHRAH
1
KOLO
M U
STA
DZ
YASI
N
DERITA YANG MENGHIBUR
-
ayat ini, Allah mempertentangkan orang muslim dengan orang
mu-nafik. Dan orang muslim disebut-kan dengan istilah ash-Shodiqin
(orang jujur). Nabi shallallahu alaihi wa sallam ditanya: Apakah
seorang mukmin pengecut? Beliau menjawab: ya. Beliau ditanya lagi:
Apakah seorang mukmin pelit? Beliau menjawab: ya. Beliau dit-anya
lagi: Apakah seorang mumin pembohong? Beliau menjawab: Tidak(HR.
Imam Malik, Mu-watho, Maktabah Syamilah). Hadits ini tidak
menunjukkan bah-wa seorang muslim boleh penge-cut dan pelit.
Tetapi, hadits ini menekankan bahwa tidak mungkin seorang muslim
berdusta di mana jujur adalah sifatnya yang men-dasar.
Tingkat kejujuran seseorang dalam ber-Islam bertingkat-tingkat.
Oleh karena itu setiap muslim diperintahkan untuk selalu
meningkatkannya sehingga dicatat di sisi Allah sebagai shiddiq.
Nabi shallalahu alaihi wa sallam bers-abda: Sesungguhnya kejujuran
itu membawa kepada kebaikan dan ke-baikan itu membawa kepada Surga.
Dan sesungguhnya seseorang terus berbuat jujur sehingga ditulis di
sisi Allah sebagai shiddiq (orang
yang jujur)(HR. Bukhari dan Muslim). Tingkat kejujuran pal-ing
tinggi dalam ber-Islam setelah nabi shallallahu alaihi wa sallam
adalah para Sahabat. Lihatlah ke-jujuran mereka, ketika turun ayat
pelarangan khamr, para sahabat secara serentak menumpahkan
khamr-khamr yang mereka simpan di gudang. Sampai-sampai, jala-nan
kota Madinah becek dengan khamr, saking banyaknya khamr yang
dibuang. Padahal, sebelum-nya, khamr Madinah yang berbah-an baku
air kurma ini telah menjadi komoditas perdagangan masyara-kat
Madinah. Lihatlah bagaimana kejujuran Abu Bakar dalam ber-Islam,
dia rela menemani Nabi melakukan perjalanan sangat jauh dari Mekkah
ke Madinah dengan resiko nyawa. Lihatlah Handhalah, dia rela
meninggalkan malam per-tama pernikahannya untuk me-menuhi panggilan
jihad. Lihatlah Shuhaib ar-Rumy, dia merelakan harta kekayaannya
dirampas oleh orang-orang kafir demi bisa hijrah ke Madinah
menyusul nabi shallal-lahu alaihi wa sallam. Lihatlah ke-jujuran
Bilal dalam ber-Islam, dia rela disiksa demi mempertahankan Laa
ilaaha illa Allah.
Abu Sufyan ketika masih kafir
bersama rombongan berangkat ke Syam. Mereka menemui Her-aklius,
seorang raja nashrani. Dia bertanya kepada mereka tentang nabi
Muhammad. Setiap kali Abu Sufyan menjelaskan tentang be-liau,
Heraklius membenarkan ke-nabiannya. Apa yang menyebabkan dia
membenarkan kenabian Mu-hammad? Padahal dia tidak me-lihatnya.
Tidak lain adalah setiap penjelasan Abu Sufyan tentang beliau,
Heraklius merasakan bahwa dia adalah orang yang jujur dalam
kebenaran. Sayang, dia tidak ma-suk Islam karena lebih memberat-kan
kerajaannya. Abu Sufyan send-iri akhirnya masuk Islam meskipun
belakangan. Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda: Katakanlah
yang hak (benar/jujur) meskipun itu pahit (Kitab: Jamiul Aha-dits,
Bab: Musnad Abu Dzar, Maktabah Syamilah). Tentu ti-dak saja dalam
ucapan, tetapi juga dalam sikap dan perbuatan.
Bersikap jujur kepada orang lain lebih mudah dilakukan dari-pada
kepada diri sendiri. Contoh: setiap penuntut ilmu menyadari bahwa
menyia-nyiakan waktu itu perbuatan buruk. Mereka pun den-gan mudah
saling mengingatkan tentang buruknya hal ini. Sesama
KENALKAN DAN PINJAMKAN MAJALAH FITHRAH PADA KELUARGA, KERABAT,
TETANGGA, TEMAN!
2
KOLO
M U
STA
DZ
YASI
N
KOLO
M U
STAD
Z YASIN
-
mereka pun saling menunjukkan bahwa dirinya memanfaatkan wak-tu
sebaik-baiknya. Tetapi, kondisi yang demikian ini hanya terwu-jud
ketika mereka bersama-sama. Lalu, apakah masing-masing bisa
melakukannya ketika dalam kes-endiriannya, atau ketika tidak ada
kawannya?
Dalam suatu rombongan per-jalanan, seseorang tampak berse-mangat
sekali melayani kebutuhan ayah dan ibunya. Tetapi birrul wali-dain
seperti ini sering sekali tidak tampak ketika dia di rumahnya.
Kenapa? Jawabannya adalah ketika dalam perjalanan itu banyak
pan-dangan dan perhatian yang tertuju kepada dirinya, sementara
ketika di rumahnya pandangan dan per-hatian tersebut tidak ada
lagi. Ini menunjukkan bahwa bersikap ju-jur kepada orang lain lebih
mudah daripada kepada diri sendiri.
Suatu maksiat, seseorang men-getahui akan keharamannya, dia pun
tidak melakukannya. Tetapi, kenapa ketika menyendiri dia
melakukannya? Inilah bukti bersi-kap jujur kepada orang lain lebih
mudah daripada kepada diri send-iri.
Ketika berkumpul bersama te-man-teman, seringkali seseorang
bersemangat meperhatikan fad-hilah-fadhilah amalan. Tetapi dia
menjadi kendor ketika tidak bersa-ma mereka. Kenapa? Sekali lagi,
ini menunjukkan bahwa bersikap jujur kepada orang lain lebih mudah
dar-ipada kepada diri sendiri.
Oleh karena itu agar kita bisa bersikap jujur kapanpun dan
di-manapun, Nabi shallallahu alaihi wa sallam mengingatkan kita
den-gan sabdanya: Tinggalkanlah apa yang meragukan Anda, beralihlah
kepada yang tidak meragukan Anda. Karena sesungguhnya ju-jur adalah
ketenangan dan dusta adalah pergolakan (HR. At-Tir-midzi). Beliau
juga mengingatkan kita definisi dosa dengan sabdanya: Dosa adalah
sesuatu yang berge-jolak dalam dada Anda, dan Anda tidak
menginginkan ada orang lain yang mengetahuinya (HR. Ha-kim)
Secara khusus, Nabi shallallahu alaihi wa sallam mengingatkan
para pedagang agar berlaku jujur. Barangkali karena merekalah yang
seringkali melakukan kebohon-gan. Bahkan berani menjual Allah,
dengan memperbanyak sumpah demi larisnya dagangan. Mereka memiliki
semboyan berbohong dalam berdagang itu wajar. Be-
liau bersabda: Penjual dan pem-beli memilik khiyar (hak memilih)
selama keduanya belum berpisah. Jika keduanya jujur dan
berterus-terang, maka keduanya diberkahi di dalam jual belinya.
Jika keduan-ya berdusta dan menutup-nutupi niscaya hilanglah
keberkahan jual beli mereka (HR. Bukhari dan Muslim). Tentu tidak
hanya peda-gang, dalam dunia pengadilan juga tidak jarang terjadi
jual beli hu-kum. Dan juga dalam semua bidang kehidupan.
Jujur, pahit rasanya tapi nik-mat akibatnya. Tsabit bin Ibrahim,
seorang pemuda tengah berjalan di pinggiran kota Kufah. Tiba-tiba
dia melihat buah apel jatuh di luar pagar kebun. Ketika baru
memakan sebagiannya, dia menyadari bahwa buah tersebut pasti ada
pemiliknya dan dia belum meminta izin. Akh-irnya diapun melakukan
perjalanan panjang demi kehalalannya. Sung-guh pahit untuk sebuah
kejujuran. Tapi, apa akibatnya? Sungguh ma-nis, dia diberi hadiah
seorang gadis shalihah dan cantik yang kemudi-an lahirlah dari
keduanya seorang anak yang nantinya menjadi ulama besar, Imam Abu
Hanifah Numan bin Tsbit. Allahu alam
SALURKAN INFAQ MELALUI BANK SYARIAH MANDIRI 7036976009 AN.
YAYASAN NIDAUL FITHRAH
3
KOLO
M U
STA
DZ
YASI
N
KOLO
M U
STAD
Z YASIN
-
4Pemesanan: 081331232795 / 031 5990122.Pembayaran: Uang muka 50
% / bayar lunas.
-
Jujur, mujur! Ya, slogan terse-but agaknya menjadi slogan yang
cukup representatif bagi nilai-nilai kejujuran yang dia-jarkan oleh
Allah dan RasulNya.
Jujur yang sejatinya adalah antitesis terhadap terma bohong,
dusta, tipu, muslihat, curang, menjadi semacam momok yang sangat
menakutkan sebagian orang dikarenakan tawaran seka-ligus tuntutan
kenyamanan hidup berbalut dosa terus menyerbu.
Maka melalui edisi ini, kami pengurus Yayasan Nidaul Fithrah
menyajikan targhib dan tarhib seputar jujur, dengan judul De-rita
yang Menghibur.
Pembaca, kami merasa sangat beruntung mendapatkan kritik dan
saran dari pembaca, sekaligus mendapatkan dukungan finansial dan
mental. Semoga kerja sama ini terus berlanjut tanpa ada rasa takut
maupun kalut. [/BYW]
MAJALAH FITHRAHEDISI 2 TAHUN 3
Agustus 2014 - Syawwal 1435Pemimpin RedaksiUst. Muhammad Nur
Yasin
Redaktur AhliUst. Anas Burhanuddin, MA.
Ust. Kholid Syamhudi, Lc.Ust. Drs. Hartono A. J.
Ust. Jon Hariyadi, M.Ag.Redaktur Pelaksana
Brilly Y. Will.Design & Layout
www.quantumfiqih.comAdvertising
Abu Hamzah, S.Pd.I.Sirkulasi
Abu Thoriq Budi, Abu Rouf Suwarno, Priyo Sasongko,
S.Kom., Nugroho Ari C.Administrasi
Abu Fatya Hendi S., S.Sos.Penerbit
Yayasan Nidaul FithrahRuko Galaxy Bumi Permai blok G6-16 Jl.
Arif Rahman Hakim
No. 20-36, Surabaya.Telepon
(031) 5990122 (Jam Kerja)081 331 232 795
Redaksi 081515526665Advertising 08564506066
Sirkulasi 031 [email protected]
YNF sah berdasarkan ketetapan Kementerian Hukum dan Hak Asasi
Manusia C-662.HT.01.02.TH 2007.
Iman & Taqwa..._10...Harta Haram_13Membangun
Kuburan..._18Katakan Kebenaran..._21...Kaab bin Malik_23Banyolan
Syiah (2)_26Bersedekah Karena..._28
-
KENALKAN DAN PINJAMKAN MAJALAH FITHRAH PADA KELUARGA, KERABAT,
TETANGGA, TEMAN!
6
Berani jujur, hebat! Orang yang jujur selain harus mera-sakan
pahitnya kejujuran, harus pula mencicipi pahitnya ket-erasingan.
Betapa orang yang jujur kerap kali dijauhi orang-orang kare-na
kejujurannya berpotensi mem-perburuk keadaan orang-orang yang benci
kejujuran. Sedemikian pahitnya kejujuran, tidak sedikit orang yang
awalnya jujur, belakan-
gan hari menjelma menjadi penipu ulung. Ajaibnya, para pembohong
dan penipu selalu bersembunyi di balik slogan berani jujur, hebat!.
Sungguh, sikap kekanak-kanakan yang tidak lucu. Bisyr Al-Hafi
ber-kata, Barangsiapa yang berinter-aksi dengan Allah dengan penuh
kejujuran, maka manusia akan menjauhinya. [Mukhtashar Min-haj
Al-Qashidin, 351]
Sampaipun orang yang jujur dianggap pengkhianat, tetap saja
kejujurannya mengantarkan kepa-da ridha Allah berupa surga penuh
bahagia tanpa ada sengsara sela-manya. Saat jujur, pelakunya ha-rus
merasakan dua pahit, namun setelahnya dia akan merasakan ribuan
manis. Manisnya iman, manisnya hidup, manisnya surga, manisnya
rahmah Allah dan lain
DER ITAJUJUR: PAHIT TAPI MANIS
YANG MENGHIBUR
BAHASAN UTAMA
-
sebagainya. Rasulullah bersabda,
Hendaklah kalian senantiasa ber-laku jujur, karena sesungguhnya
kejujuran akan megantarkan pada kebaikan dan sesungguhnya ke-baikan
akan mengantarkan pada surga. Jika seseorang senantiasa berlaku
jujur dan berusaha untuk jujur, maka dia akan dicatat di sisi
Allah sebagai orang yang ju-jur. Hati-hatilah kalian dari
berbuat dusta, karena ses-ungguhnya dusta akan men-gantarkan kepada
kejahatan dan kejahatan akan mengantarkan pada neraka. Jika
seseorang sukan-ya berdusta dan berupaya untuk berdusta, maka ia
akan dicatat di sisi Allah sebagai pendusta. [HR. Muslim no.
2607]
JUJUR, BEBAS GALAUAndai kita berani jujur, keju-
juran adalah lebih baik bagi kita sebab kejujuran mengundang
ke-tenangan. Bagaimana kita masih ingat terakhir kali kita
berbohong dan berdusta, ketenangan pergi en-tah kemana, berganti
kegelisahan dan keresahan yang terus meng-gelayuti jiwa. Rasulullah
bersabda,
Tinggalkanlah yang meragukan-mu pada apa yang tidak meragu-
k a n m u . S e s u n g -
g u h n y a k e j u j u ra n
lebih men-enangkan jiwa,
se- dangkan dusta (me-nipu) akan menggelisahkan jiwa. [HR.
Tirmidzi no. 2518]
Tak ayal, kegelisahan dan kere-sahan tersebut pun menjelma
men-jadi kemunafiqan karena sekali ber-dusta bukan berhenti malah
terus berdusta hingga kedustaan dan kebohongan tertutupi.
Puncaknya, hidupnya selalu diliputi kegalauan. Gelap. Nabi
bersabda, Ada tiga tanda munafik: jika berkata, ia du-sta; jika
berjanji, ia mengingkari; dan jika diberi amanat, ia khianat. [HR.
Bukhari no. 33]
An-Nawawi berkata, Hadits ini menerangkan tanda munafik, yang
memiliki sifat tersebut be-rarti serupa dengan munafik atau
berperangai seperti kelakuan mu-nafik. Karena yang dimaksud
mu-nafik adalah yang ia tampakkan
SALURKAN INFAQ MELALUI BANK SYARIAH MANDIRI 7036976009 AN.
YAYASAN NIDAUL FITHRAH
7
-
berbeda dengan yang disembun-yikan. Pengertian munafik ini
ter-dapat pada orang yang memiliki tanda-tanda tersebut [Syarh
Mus-lim, II/47]
Jika kita mau sedikit mere-nung, apa sih yang membuat orang
berani dusta dan bohong? Tidak lain dan tidak bukan, karena tidak
adanya rasa takut kepada Allah dan karena merasa Allah tidak tahu.
Allah berfirman, Allah Maha lem-but terhadap hamba-hamba-Nya; Dia
memberi rizqi kepada yang di kehendaki-Nya dan Dialah yang Maha
kuat lagi Maha Perkasa. [QS. Asy Syura: 19]
Dengan demikian, kiat per-tama membudayakan jujur adalah
membudayakan ihsan yaitu keya-kinan bahwa Allah Maha Dekat, Allah
Maha Tahu, Allah Maha Lem-but sekaligus Allah Maha Adil.
Kiat kedua adalah dengan memohon kepada Allah agar dibimbing
menjadi pribadi yang jujur. Allahumma inni audzu bika min
munkarotil akhlaaqi wal
amaali wal ahwaa [Ya Allah, aku ber-lindung kepadamu dari
akhlaq, amal dan hawa nafsu yang mung-kar]. [HR. Tirmidzi no.
3591]
BANGSA BESARJujur adalah predikat
bangsa besar. Berangkat dari sifat jujur inilah ter-bangun semua
kedudu-kan agung dan jalan lu-rus bagi para pelakunya. Barangsiapa
yang tidak menempuh jalan ini, nis-caya ia akan gagal dan binasa.
Dengan sifat ju-jur inilah, akan terbeda-kan antara orang-orang
munafik dengan orang-orang beriman dan akan terbedakan antara
peng-huni surga dengan pen-ghuni neraka, [Madrij as-Slikin, Dar Ihy
at-Turats al-Arabi Muassasah at-Tarikh al-Arabi,
Beirut, II/204]K a r e -
nanya Allah perintahkan kita
untuk memegang teguh karakter bang-
sa hebat yaitu karakter jujur. Andaikata kita berada pada
komunitas pendusta dan pembo-hong sekaligus penipu, maka Allh Azza
wa Jalla berfirman, Wahai orang-orang yang beriman, ber-taqwalah
kepada Allh dan jadilah bersama orang-orang yang
jujur.[at-Taubah/9:119]
Apabila seseorang mudah ber-dusta, maka ia akan banyak berdu-sta
dan akhirnya dikenal sebagai orang yang suka berdusta. Jika
seseorang terbiasa bersikap jujur, maka Allh Azza wa Jalla akan
menetapkannya sebagai orang yang benar-benar jujur. Sedan-gkan
apabila seseorang terbiasa dusta, maka Allh Subhanahu wa Taala akan
menetapkannya men-jadi orang yang dikenal pendusta. [Shahh Muslim
Syarh an-Nawawi,
KEHORMATAN KITA BUKAN PADA HARTA, TAPI PADA KEJUJURAN
8
-
hal. 375, no. 6582] Tidak heran jika Abu Bakar
Ash-Shiddq lantas melontarkan ungkapan,
Dusta akan menjauhkan keiman-an. [Fathul Bri X/508]
Apabila seseorang mengu-lang-ulang kedustaannya hingga berhak
mendapat julukan berat se-bagai pendusta, maka ia tidak lagi
mendapat predikat sebagai mumin yang sempurna, bahkan termasuk
berpredikat sebagai orang yang bersifat munafik. Karena itulah,
setelah mengeten. [Fathul Bri X/509]
Nabi memberikan ancaman, Aku melihat dua orang (Malai-kat),
keduanya berkata: Orang yang engkau lihat disobek mulut-nya hingga
telinga, adalah seorang pendusta. Ia berdusta dengan ke-dustaan,
dibawanya kedustaan itu berkeliling atas nama dirinya hing-ga
mencapai ufuk, maka dibuatlah ia sebagai pendusta sampai hari
ki-
amat. [Shahh al-Bukhri, Fathul Bri X/507, no. 6096]
Perbuatan dusta bisa terjadi pada sektor dan segmen yang san-gat
luas. Penipuan-penipuan me-nyangkut pekerjaan, harta benda,
perdagangan dan lain sebagainya adalah pelanggaran terhadap hak
orang lain. Maka sudah seharusnya setiap Muslim berusaha
sungguh-sungguh menghindari dusta, seb-agaimana ditekankan dalam
had-its-hadits di atas. Nabi bersabda:
Seorang mumin dapat terbentuk wataknya berdasarkan watak apa
saja kecuali khianat dan dusta. [Fathul Bri X/508]
Oleh karena itu, apabila se-buah bangsa ingin menjadi bangsa
besar, berwibawa dan disegani, maka bangsa itu harus berani
membangun dirinya berdasarkan asas kejujuran dan harus berani
meninggalkan sifat dusta, betapap-
un beratnya. Apabila seseorang in-gin menjadi pribadi yang besar
dan terhormat, maka dia harus berani menapaki jalan terjal
kejujuran. [Brilly Y. Will.]
KIRIM PESAN HIKMAH ATAU NASEHAT SINGKAT MELALUI CALL CENTER/HP
REDAKSI!
DUSTA SEKALI MENGUNDANG DUSTA RIBUAN
KALI
9
-
KENALKAN DAN PINJAMKAN MAJALAH FITHRAH PADA KELUARGA, KERABAT,
TETANGGA, TEMAN!
Kita diciptakan didunia ini untuk satu hikmah yang agung dan
bukan hanya untuk bersenang-senang dan bermain-main. Tujuan dan
himah penciptaan ini telah dijelaskan dalam firman Allah: Dan Aku
tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
menyembah-Ku. Aku tidak menghendaki rezki sedikitpun dari mereka
dan Aku tidak menghendaki supaya memberi Aku makan. Sesungguhnya
Allah Dialah Maha Pemberi rezki Yang Mempunyai Kekuatan lagi Sangat
Kokoh (QS. Adz Dzariyat: 56-58)
Allah telah menjelaskan dalam ayat-ayat ini bahwa tujuan asasi
dari penciptaan manusia adalah ibadah ke-padaNya saja tanpa berbuat
syirik. Sehingga Allah pun menjelaskan salahnya dugaan dan
keyakinan sekelompok manusia yang belum mengetahui hikmah tersebut
den-gan menyakini mereka diciptakan tanpa satu tujuan ter-tentu
dalam firmanNya :
IMAN & TAQWALANDASAN MENCAPAI
KESUKSESANOleh Ustadz Kholid Syamhudi, Lc.
10
AKHLAQ
-
BUKAN IKHTIAR, TAPI IMAN DAN TAQWALAH PENENTUNYA!
Maka apakah kamu mengira, bahwa sesung-guhnya Kami mencip-takan
kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan
dikem-balikan kepada Kami (QS. 23:115)
Ayat yang mulia ini menjelaskan bahwa manusia tidak diciptakan
secara main-main saja, namun diciptakan untuk satu hikmah. Al-lah
tidak menjadikan manusia han-ya untuk makan, minum dan
berse-nang-senang dengan perhiasan du-nia, serta tidak dimintai
pertang-gung jawaban atas semua prilakun-ya didunia ini. Tentu saja
jawaban-nya adalah kita semua diciptakan untuk satu himah dan
tujuan yang agung dan dibebani perintah dan larangan, kewajiban dan
peng-haraman, untuk kemudian dibalas dengan pahala atas kebaikan
dan disiksa atas keburukan (yang dia amalkan) serta (mendapatkan)
su-urga atau neraka.
Demikianlah seorang manusia
yang ingin sukses harus dapat ber-sikap profesional dan
proporsional dalam mencapai tujuan tersebut, sebab sesungguhnya
tujuan akhir seorang manusia adalah mewujud-kan peribadatan kepada
Allah den-gan iman dan taqwa. Oleh karena itu orang yang paling
suk-ses dan paling mulia disisi Allah adalah yang paling taqwa, s e
b a g a i m a n a dijelaskan dalam firman Allah: Ses-ungguhnya
orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang
yang paling bertaqwa di antara kamu. Sesung-guhnya Allah Maha
Mengetahui lagi Maha Mengenal (QS. 49:13)
Namun untuk mencapai ke-mulian tersebut membutuhkan dua hal:
Pertama, itisham bihablillah. Hal ini dengan komitmen terhadap
syariat Al-lah dan berusaha merealisasikan-nya dalam semua sisi
kehidupan
kita. Sehingga dengan ini kita se-lamat dari kesesatan. Namun
hal inipun tidak cukup tanpa perkara yang berikutnya, yaitu; Kedua,
itisham billah. Hal ini di-wujudkan dalam tawakkal dan berserah
diri serta memohon per-
tolongan kepada Allah dari seluruh rintangan dan
halangan mewujud-kan yang pertama tersebut. Sehingga dengannya
kita se-lamat dari rintan-gan mengamal-kannya.
Sebab seorang bila ingin mencapai
satu tujuan tertentu, pasti membutuhkan dua
hal, pertama, pengetahuan ten-tang tujuan tersebut dan
bagaima-na cara mencapainya dan kedua, selamat dari rintangan yang
meng-halangi terwujudnya tujuan terse-but.
Muhammad bin Abu Bakar menyatakan: Poros kebahagian duniawi dan
ukhrawi ada pada
11
-
itisham billahi dan itisham bihab-lillah.Tidak ada kesuksesan
kecuali bagi orang yang komitmen dengan dua hal ini. Sedangkan
itisham bihablillah melindungi seseorang
dari kesesatan dan itisham bil-lahi melindungi seseorang dari
kehancuran. Se-bab orang yang berjalan men-capai (kerid-haan) Allah
seperti seorang yang berjalan
diatas satu j a l a n a n menuju tu-juannya. Ia pasti mem-b u t
u h k a n p e t u n j u k jalan dan se-lamat dalam per jalanan,
s e h i n g g a tidak menca-pai tujuan tersebut kecuali
setelah
memiliki dua hal ini. Dalil (petun-juk) menjadi penjamin
perlindun-gan dari kesesatan dan menun-jukinya ke jalan (yang
benar) dan persiapan, kekuatan dan senjata menjadi alat keselamatan
dari para perampok dan halangan per-jalanan. itisham
bihablil-lahmemberikan hidayah petunjuk dan mengikuti dalil sedang
itisham bil-lahi memberikan kesia-pan, kekuatan dan sen-jata yang
menjadi penye-bab keselamatannya di perjalanan (Badai At-Tafasir,
karya Yasri As-Sayyid Muhammad, terbitan Dar Ibnul Jauzi
1/506-507).
Oleh karena itu hendaknya kita menekuni bidang kita
masing-mas-ing sehingga menjadi ahlinya tanpa meninggalkan upaya
mengenal, mengetahui dan mengamalkan aja-ran islam yang merupakan
satu ke-wajiban pokok setiap muslim. Agar dapat mencapai tujuan
penciptaan tersebut dengan menjadikan keahl-
ian dan kemampuan kita sebagai sarana ibadah dan peningkatan
iman dan takwa kita semua.
Tentu saja hal ini menuntut kita untuk dapat mengambil faedah
dan pengetahuan tantang syariat seb-agai wujud syukur kita atas
nikmat yang Allah anugerahkan. Semua itu agar mereka mengakui bahwa
mereka adalah makhluk yang tun-duk dan diatur dan mereka memi-liki
Rabb yang maha pencipta dan maha mengatur mereka. []
AQIQAH TAK PERLU SUSAH LAGI, AQIQAH FITHRAH YNF SIAP
MELAYANI.
TOKO FITHRAHRuko Perum Galaxy Bumi Permai blok G6-16 Jl. Arif
Rahmah Hakim No. 20-36. Telp. 031 5990122 / 031 77625156, Surabaya,
Jawa Timur
ANDA TELEPON KAMI ANTAR GRATIS TANPA ONGKOSMenyediakan kebutuhan
sehari-hari dan kebutuhan muslim.
-
Peringatan dari Al-lah Taala telah tegas: Hai orang-orang yang
beri-man, janganlah kamu saling me-makan harta sesamamu dengan
ja-lan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku
dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh
dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu. Dan
barangsiapa berbuat demikian dengan melanggar hak dan aniaya, maka
Kami kelak akan memasuk-kannya ke dalam neraka. Yang demikian itu
adalah mudah bagi Allah. (QS An-Nisaa: 29, 30).
Ada peringatan Nabi Muham-
mad shallallahu alaihi wa sal-lam tentang akan datangnya za-man,
di mana orang tidak lagi per-duli, apakah dalam mencari uang itu
dari jalan halal atau haram: Dari Abu Hurairah, bahwa Rasu-lullah
shallallahu alaihi wa sal-lam bersabda: Pasti akan datang pada
manusia suatu zaman dima-naorang tidak perduli lagi dengan apa dia
mengambil harta, apakah dari yang halal ataukah dari yang haram.
(Hadits shahih riwayat Al-Bukhari dan Abu Yala).
Berbagai cara haram dalam mencari uang telah terjadi di
mana-mana. Dari yang namanya ngen-tit (mengambil tanpa sah)
kecil-
kecilan sampai suap dan korupsi besar-besaran sudah merajalela.
Tetapi di balik itu ada aneka macam bentuk pengentitan, penipuan,
dan pendhaliman yang lebih kasar dan menjijikkan, namun dilakukan
orang pula di mana-mana.
Nabi shallallahu alaihi wa sal-lam menegaskan, pelaku
pengkhi-anatan ataupun penipuan diberi bendera sebagai tanda
pengkhi-anatannya di Hari Qiyamat. Ra-sulullah shallallahu alaihi
wa sal-lambersabda: Setiap pengkhianat/ penipu akan diberikan
sebuah ben-dera sebagai tanda pada Hari Ki-amat kelak yang
bertulis: Ini adalah tanda pengkhianatannya terhadap
SALURKAN INFAQ MELALUI BANK SYARIAH MANDIRI 7036976009 AN.
YAYASAN NIDAUL FITHRAH
LARANGAN DAN RESIKO
MENCARI ATAUPUN
MEMAKAN HARTA HARAMOleh Ustadz Drs. Hartono A. J.
13
MANHAJ
-
Si Polan (Muttafaq alaih).Rasulullahshallallahu alaihi wa
sallampernah bersabda: Ketika Al-lah mengumpulkan orang-orang
yang terdahulu dan orang-orang yang terkemudian pada Hari Ki-amat
kelak, maka setiap orang yang melakukan pengkhianatan akan
diberikan tanda sebuah ben-dera yang bertulis: Ini adalah bukti
tanda pengkhiatannya kepada Po-lan bin Polan (Muttafaq alaih).
Penipuan, tingkah yang meru-sak dan merugikan, jelas dilarang
dalam Islam. Diriwayatkan dari Ibnu Umar radhiyallahu anhu-ma, ia
berkata: Ada seorang lelaki memberitahu Rasulullah shallal-lahu
alaihi wa sallam bahwa dia ditipu dalam jual belinya. Maka
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda: Barangsiapa yang
akan berjual beli dengan kamu katakan kepadanya: Tiada penipuan!
Semenjak itu, apabila berjual beli, dia berkata: Tiada pe-nipuan!
(Muttafaq alaih).
Ibnu Bathal dalam syarah Sha-
hih Bukhari menjelaskan, Tiada penipuanartinya jangan kamu
me-nipuku, karena sesungguhnya me-nipu itu tidak halal. (Syarah
Ibnu Bathal juz 11 halaman 251).
Di samping itu, dalam hadits ada ancaman keras bagi orang yang
khianat atau menipu: Riwayat dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu,
bahwa Rasulullah shallallahu alai-hi wa sallam bersabda:
Barangsiapa menghadangkan senjata kepada kami maka dia tidak
termasuk golongan kami. Dan barangsiapa menipu kami maka tidak
termasuk golongan kami. (HR Muslim).
Dalam riwayat Abu Hurairah juga, suatu ketikaRasulullah
shal-lallahu alaihi wa sallam lewat di depan seorang penjual
bahan
makanan. Lalu beliau memasuk-kan tangannya ke dalam tumpukan
bahan makanan itu, hingga jari-jari beliau merasakan adanya
basah-basah di dalamnya. Kemudian Ra-sulullah bersabda: Hai penjual
ba-han makanan, apakah basah-basah yang terdapat di dalam tumpukan
bahan makanan yang kamu jual ini? Jawabnya: Terkena hujan ya
Rasulullah. Lalu beliau bersabda: Mengapa barang itu tidak kamu
taruh di atas hingga para pembeli bisa mengetahui!Barangsiapa
me-nipu kami maka tidak termasuk golongan kami (HR Muslim dan Ibnu
Majah).
Cara-cara batil dalam men-cari uang ada beraneka macam. Semuanya
itu menghasilkan ke-
KENALKAN DAN PINJAMKAN MAJALAH FITHRAH PADA KELUARGA, KERABAT,
TETANGGA, TEMAN!
14
-
haraman. Sedangkan yang haram itu tidak akan diterima oleh
Allah, bahkan jurusannya ke neraka.
Dari Abu Hurairah Rasulullah telah bersabda: Wahai manusia,
sesungguhnya Allah Maha Baik, Dia tidak menerima kecuali yang baik,
dan sesungguhnya Allah memerintahkan kepada orang-orang mukmin
dengan apa yang di-perintahkan oleh para rasul. Maka Allah Taala
berfirman: Hai rasul-rasul, makanlah dari makanan yang baik-baik,
dan kerjakanlah amal yang saleh. (QS Al-Mukminun: 51). Dan Allah
Taala berfirman: Hai orang-orang yang beriman, makan-lah di antara
rezki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu [QS Al-Baqarah:
172]
Lalu Rasulullah menuturkan tentang seorang lelaki yang pergi
mengembara hingga rambutnya kusut berdebu, lalu dia mengang-
kat tangan ke arah langit sambil berdoa: Ya Rabbi, ya Rabbi,
berilah aku sesuatu, sedangkanmakanan-nya haram, minumannya haram,
dan pakaiannya haram, dan di-makani dengan yang haram pula.
Bagaimana mungkin doanya akan dikabulkan terhadap yang demiki-an.
(HR Muslim).
Sahabat Ka`ab bin Ajrah ber-kata, bahwa Rasulullah shalallah
`alaihi wa sallam telah bersabda: Ya Ka`ab bin Ajrah, tidak masuk
surga daging dan darah yang tum-buh dari makanan yang haram. Dan
api neraka adalah lebih pantas buat dirinya.. Ya Ka`ab bin Ajrah,
di setiap pagi umat manusia pergi menuju dua tujuan:Adayang pergi
menyelamatkan diri (dari barang haram), dan ada yang pergi
meng-hancurkan diri (mencari barang haram). [HR.Ibnu Hibban
12/378]
Berbagai tipuan yang meng-hasilkan keharaman itu masih pula ada
jenis yang telah diketahui se-cara umum yaitumengurangi atau
mencurangi takaran dan timban-
gan. Allah Taala men-g a n c a m : Kecelakaan besarlah bagi o r
a n g - o r a n g yang curang, (yai-tu) orang-orang yang apabila
menerima takaran dari orang lain mereka minta dipenuhi, dan apabila
mereka menakar atau menimbang untuk orang lain, mer-eka mengurangi.
Tidakkah orang-orang itu yakin, bahwa sesung-guhnya mereka akan
dibangkitkan, pada suatu hari yang besar, (yai-tu) hari (ketika)
manusia berdiri menghadap Tuhan semesta alam? [QS Al-Muthaffifin:
1, 2, 3, 4, 5, 6]
Curang dalam takaran dan timbangan terma-suk perbuatan yang
adz-abnya bukan hanya di akherat tetapi diancam adzab pula di
dunia.
Dari Ibnu Umar radhiyallahu anhu, ia berkata: Rasulullah
shal-lallahu alaihi wa sallam pernah
TINGKATKAN INFAQ, RIZQI ANDA MENINGKAT,
15