A r t h r o s c o p y FT MuskuloSkeletal III 21.06.07
A r t h r o s c o p y
FT MuskuloSkeletal III21.06.07
Definition Arthroscopy merupakan suatu prosedur operasi yang dilakukan untuk
mengetahui dan mengatasi masalah-masalah di dalam sendi lutut. Prosedur ini memudahkan seorang dokter bedah untuk melihat isi dalam suatu sendi dan memeriksanya dengan teliti sehingga dapat diketahui kelainan-kelainan yang ada.
Arthroscope adalah suatu tabung sempit dengan sumber cahaya yang dilengkapi dengan sebuah video kamera mini, dan mengirimkan hasil gambarnya ke TV monitor. Arthroscope dimasukkan ke dalam sayatan kecil pada kulit (sehingga sering disebut juga “keyhole procedure”) lalu sendi akan disinari dan diperbesar agar kelainan yang ada lebih mudah terlihat.
Arthroscopy dapat digunakan untuk mengetahui kondisi seperti arthritis, gejala nyeri dan kelemahan otot, dan kerusakan pada cartilage dan ligament. Arthroscope juga dapat dilengkapi dengan alat untuk mengambil sample biopsy atau untuk memotong, membersihkan serta mengelurakan loose fragments dari jaringan, tulang, maupun cartilage.
Arthroscopy paling sering digunakan untuk pemeriksaan sendi lutut, tetapi telah dikembangkan juga teknik yang dapat memeriksa sendi lainnya, termasuk shoulder, hip, ankle, wrist, dan sendi kecil pada finger.
Kelainan yang dapat diketahui Meniscus tears Meniscus cyst Collateral and cruciatum ligament injury Osteochondritis dissecans Synovial disorder Articular cartilage disorder Patellofemoral disorder Loose bodies Articular fracture
Meniscus tears Robekan pada meniscus tergantung pada lokasi, teknik,
proyeksi yang ada, dan derajat fragmen displacement Jenis robekan :
Bucket handle (vertical longitudinal) Radial tears (vertical transversal) Flap tears (vertical oblique) Horizontal cleavage tears (horizontal longitudinal) Degenerative and complex tears
• Tujuan Arthroscopy : Repair, jika robekan masih tergolong ringan dan stabil Partial menisectomy, jika robekan unstable dan tidak dapat
diperbaiki, untuk mengeluarkan semua jaringan yang robek atau rusak
Ligament Injury Tujuan arthroscopy pada ligament adalah
untuk Rekonstruksi Lig Cruciatum Posterior reconstruction :
Bone avulsions Posterolateral rotatory instability
Lig Cruciatum Anterior reconstruction : Semitendinosus / Gracilis disorder
Lig Collateral
Osteochondritis Dissecans Pertumbuhan tulang yang tidak melekat pada
jaringan tulang disekitarnya dan membentuk suatu loose body bersama dengan cartilage
Kelainan yang dapat ditemukan pada kondisi ini Joint line tenderness Effusion Palpable loose body Grating Locked knee Decreased motion
Tujuan Arthroscopy : memulihkan kembali suplai darah pada daerah lesi dengan kuretase (bone graft) dan rekonstruksi kembali daerah lesi
Synovial disorder Sendi lutut yang normal mengandung 4 ml cairan sinovial.
Cairan ini dibentuk hyaluronic acid dan GAG. Normalnya sinovial fluid memiliki tingkat kekentalan yang tinggi,
tidak menggumpal, transparan, dan tidak berwarna (kadang kuning pucat)
Abnormal sinovial fluid : Volume bertambah Kekentalan berkurang Menggumpal Tidak transparan Perubahan warna
Contoh sinovial disorder : OA, RA, Gout, Synovial Chondromatosis. Dll
Tujuan Arthroscopy : membersihkan kembali sinovial fluid dari gangguan seperti zat asing, loose body, dll
Articular Cartilage disorder Chondral and osteochondral fractures Articular cartilage lesi Iatrogenic cartilage injury
Tujuan athroscopy : Mengeluarkan loose body Memotong degenerative meniscus Membersihkan articular cartilage yang lepas Cartilage transplantation
PatelloFemoral disorder ChondroMalacia Malalignment Plica syndrome
Tujuan arthroscopy : Untuk Chondromalacia : Patellar and femoral shavings
and debridement dan local excision of the defect Untuk malalignment : mengembalikan patella ke
tempatnya semula Untuk Plica syndrome :excision of plica
Loose Bodies Dikarenakan :
Patella alignment Patella subluxation or dislocation Osteochondritis dissecans OA Synovial disorder
• Tujuan arthroscopy : removal of loose bodies
Intra-Articular Fractures Terbagi menjadi 6 tipe (HohL):
undisplaced, local compression, split compression, total condylar depression Split Comminuted
Tujuan Arthroscopy : internal fixation
Pre-Op Instructions
1. Gait training instruction with crutches. 2. Instruction in immediate post-op exercises
Post-Op: Day of surgery at home 1. Ice & elevation of knee. Compression wrap should be worn to
control swelling. 2. Do not allow incisions to get wet while bathing. 3. Range of motion exercises:
a. Ankle range of motion (ABC’s), and b. Heel Slides.
4. Begin strengthening exercises as tolerated: a. Quadriceps and hamstring sets, b. Straight Leg Raises (SLR): supine, Abduction, Adduction,
Prone, c. Seated knee extension, hip flexion, standing knee flexion,
and terminal knee extension, d. Partial weight bearing to tolerance with crutches
5. Ice before and after exercise and 20 minutes every 2 hours while awake
Post-Op: Day 1 1. Continue ice, elevation, and compression wrap. 2. Continue range of motion exercises 2 - 3 times per
day and add: a. Stationary bike riding with seat height as low as
tolerable with low resistance. 3. Continue strengthening exercises and add:
a. Heel raises with balance assistance, and b. Partial squats with balance assistance.
4. Ice before and after exercises and 20 minutes every two hours while awake.
Post-Op: Day 2 - 7 1. Continue ice and elevation. 2. Discontinue crutches no later than day three. 3. Continue range of motion exercises. 4. Continue strengthening exercises by utilizing PRE
principle and add: a. Weight to all SLR’s, Knee Extension, Knee Flexion,
Hip Flexion, and TKE, and b. Side Step-Ups.
5. Ice before and after exercise and continue use of compression wrap.
6. Physician examination 6 - 8 days post-op for evaluation and suture removal
Post-Op: Week 1 - 3 1. Continue ice and elevation as needed. 2. May shower or bathe after sutures have been
removed. 3. Continue range of motion exercises. 4. Continue strengthening exercises and add:
a. Walk-Jog program on smooth, flat surface, walking curves,
b. Single-leg parallel squats, c. Single-leg, then elevated heel raises, d. StairClimber exercises.
5. Ice before, if indicated, and after exercise.
Post-Op: Week 3 - 6 1. May apply lotion to incisions sites using heel of
thumb and pressure as tolerated. 2. Continue range of motion exercises if needed. 3. Continue strengthening exercises. 4. Return to full activities when:
a. Range of motion and girth measurements are bilaterally equal,
b. Bilateral strength measurements are 85% or better, and
c. Clearance by treating physician.
LIGAMEN RECONSTRUCTION
ACL Reconstruktion
ACL Rehabilitation
Phase 1 (Acute Management / Early Motion and Basic Movement Retraining)
Phase 2 (Basic Strength and Proprioception) Phase 3 (Dynamic Neuromotor Strength, Endurance and
Coordination) Phase 4 (Atheletic Enhancement) Phase 5 (Sport Performance and Injury Prevention)
Phase 1 (1 hari – 2 minggu setelah operasi )
Tujuan : Meningkatkan ROM Ekstensi Knee Mengurangi Oedem Mengembalikan kemampuan mengkontrol tungkai
pada saat weight bearing Meningkatkan ROM Fleksi knee ± 1250
Meningkatkan kemampuan mengangkat tungkai kesegala arah tanpa bantuan
Latihan jalan dengan menggunakan kruk dan brace
ROM Exercise Muscle Activation Core Body Training Ambulation
Phase 2 (2-6 minggu setelah operasi)
Tujuan :1. Mengembalikan alignment tubuh2. Meningkatkan kekuatan otot lower
ekstrimitas dan core body3. Meningkatkan propioception4. Meningkatkan ROM aktif normal
ROM Exercise Gait Drills Functional Strengthening Balance Exercise Core Body
Phase 3 (6-8 minggu setelah operasi)
Tujuan :1. Meningkatkan level strengthening dan functional
exercise (dari single plane ke multi plane strengthening dan functional exercise) perhatikan alignment tubuh
2. Mengembangkan kontrol eksentrik neuromuskular (perhatikan : oedem, Ekstensi knee sudah full ROM, mampu melakukan balance dengan satu kaki selama 10 detik, mampu melakukan leg squat dengan fleksi knee 45-600
3. Mengembangkan Dynamic Fleksibilitas4. Full ROM sudah tercapai
ROM Exercise Dynamic Agility Drills Functional Strengthening Landing and Take off Drills Balance Core body
Phase 4 (12-16 minggu setelah operasi)
Tujuan :1. Meningkatkan latihan dari double leg impact control ke single
leg control2. Mengembangkan teknik dan kontrol neuromuskular yang
tepat pada saat mulai gerakan, berhenti dan pada saat merubah arah gerakan.
3. Menghilangkan ketakutan pada saat melakukan gerakan kompleks yang berhubungan dengan olahraga.
Dynamic Warm Up Multiplanar Landing Control Dan
Neuromuskular Reaction Functional Movement and Strengthening Advance Core Training
Phase 5
Merupakan Optional Mengembangkan spesifik exercise sesuai
kebutuhan (Jenis olahraga) Bertujuan untuk meningkatkan sport
performance dan mencegah terjadinya cidera ulang