Top Banner
Nama : Anggi kusuma&m.iqbal BAB I KOMPOSISI KIMIA MEMBRAN SEL DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMEABILITAS 1.1 Latar belakang Sel adalah unit terkecil, fungsional, struktural, hereditas, produksi, dan kehidupan yang terdiri dari tiga komponen utama yaitu membran, sitoplasma, dan inti. Membran atau plasmalemma menyelubingi sel dengan fungsi mengatur keluar mansuknya zat, menyampaikan atau menerima rangsang, dan strukturnya terdiri dari dua lapisan lipoprotein yang diantara molekul terdapat pori. (Yatim, 1987). Peranan membran dalam aktivitas seluler yaitu mengatur keluar masuknya bahan antara sel dengan lingkungannya, antara sel dengan organel-organelnya. Selain itu membran juga berperan dalam metabolisme sel. Organel-organel sel seperti nukleus, kloroplas, mitokondria, dan retikulum endoplasma juga diselubungi membran. Berdasarkan dari komposisi kimia membran dan pemeabilitasnya terhadap solut maka dapat disimpulkan bahwa membran sel terdiri atas lipid dan protein. Pada membran terdapat lapisan ganda dan molekul-molekul posfolipid yang letaknya teratur sedemikian rupa sehingga ujung karbon yang hidropobik terbungkus sedemikian rupa di dalam sebuah lapisan amorf dalam senyawa lipid. Komponen protein membran digambarkan sebagai suatu selaput yang menutupi kedua belah permukaan dan lapisa biomolekul posfolipid. (Prawiranata, 1981). 1
43

fisiologi tumbuhan LAPORAN.docx

Jul 08, 2016

Download

Documents

Hikmatul Afifah
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: fisiologi tumbuhan LAPORAN.docx

Nama : Anggi kusuma&m.iqbal

BAB I

KOMPOSISI KIMIA MEMBRAN SEL DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMEABILITAS

1.1 Latar belakangSel adalah unit terkecil, fungsional, struktural, hereditas, produksi, dan kehidupan

yang terdiri dari tiga komponen utama yaitu membran, sitoplasma, dan inti. Membran

atau plasmalemma menyelubingi sel dengan fungsi mengatur keluar mansuknya zat,

menyampaikan atau menerima rangsang, dan strukturnya terdiri dari dua lapisan

lipoprotein yang diantara molekul terdapat pori. (Yatim, 1987).

Peranan membran dalam aktivitas seluler yaitu mengatur keluar masuknya bahan

antara sel dengan lingkungannya, antara sel dengan organel-organelnya. Selain itu

membran juga berperan dalam metabolisme sel. Organel-organel sel seperti nukleus,

kloroplas, mitokondria, dan retikulum endoplasma juga diselubungi membran.

Berdasarkan dari komposisi kimia membran dan pemeabilitasnya terhadap solut maka

dapat disimpulkan bahwa membran sel terdiri atas lipid dan protein. Pada membran

terdapat lapisan ganda dan molekul-molekul posfolipid yang letaknya teratur sedemikian

rupa sehingga ujung karbon yang hidropobik terbungkus sedemikian rupa di dalam

sebuah lapisan amorf dalam senyawa lipid. Komponen protein membran digambarkan

sebagai suatu selaput yang menutupi kedua belah permukaan dan lapisa biomolekul

posfolipid. (Prawiranata, 1981).

Membran plasma merupakan batas kehidupan, batas yang memisahkan sel hidup dari

sekelilingnya yang mati. Lapisan tipis yang luar biasanya ini tebalnya kira-kira hanya 8

nm dibutuhkan lebih dari 8000 membran plasma mengontrol lalu lintas ke dalam dan ke

luar sel yang dikelilinginya. Seperti semua membran biologis, membran plasma memiliki

permeabilitas selektif, yakni membran ini memungkinkan beberapa substansi dapat

melintasinya dengannya lebih mudah dari pada substansi yang lainnya. Salah satu

episode yang paling awal dalam evolusi kehidupan mungkin berupa pembentukan

membran yang membatasi suatu larutan yang mempunyai komposisi yang berbeda dari

larutan sekelilingnya, tetapi masih bisa melakukan penyerapan nutrien dan pembuangan

produk limbahnya. Kemampuan sel untuk membedakan pertukaran kimiawinya ini

1

Page 2: fisiologi tumbuhan LAPORAN.docx

dengan lingkungannya merupakan hal yang mendasar bagi kehidupan, dan membran

plasma inilah yang membuat keselektifan ini bisa terjadi. (Campbell, dkk, 2002).

Adanya sifat hidrofobik di bagian tengah lapisan lipid membran plasma menyebabkan

membran tersebut tidak mudah ditembus oleh molekul polar, sehingga membran sel

mencegah keluarnya komponen-komponen dalam sel yang larut dalam air. Namun, sel

juga memerlukan bahan-bahan nutrisi dan membuang limbahnya ke luar sel. Untuk

memenuhi kebutuhan ini, sel harus mengembangkan suatu sistem/mekanisme khusus

untuk transpor melintasi membran sel. (Subowo, 1995).

Diketahui bahwa pada membran sel terdapat lapisan protein yang membentuk struktur

globular yang terikat pada permukaan membran yang disebut sebagai protein ekstrinsink,

ada juga yang berintegrasi ke dalam membran sebagai protein intrinsink, protein ini

melintas membran membentuk kanal protein (protein transport). Kanal protein ini

merupakan pori yang hidrofilik yang memungkinkan dilewati bahan terlarut polar seperti

ion. (Anonimous, 2008).

Membran ini, utamanya tersusun atas protein dan lipida, sedikit karbohidrat.

Kandungan protein dan lipida ini bervariasi tergantung dari jenis membran plasma dari

organ sel yang bersangkutan (membran sel, mitokondria, kloroplas). Tiga macam lipida

polar yang utama adalah fosfolipida, glukolipida dan sedikit sulfolipida. Pada lipida

polar, asam lemak yang hidrofobik berorientasi ke bagian dalam membran. Variasi

antara panjang dan tingkat ketidakjenuhan (jumlah ikatan rangkap) dari rantai asam

lemak berpengaruh terhadap titik cair. (Anonimous, 2008).

Membran sel merupakan permeabel terhadap bagian pelarut larutan secara eksternal

maka interaksi fisiologi dapat terjadi diantara aliran-aliran antara pelarut. Untuk

mengukur berbagai pelarut berbagai membran “nilella transinans” bahwa membran

terutama plasmolemma dan protoplasma yang diplasmolisis mungkin sangat berbeda

dengan sel yang normal kurang atau lebih lumid karena tingkat volumenya dari protoplas

yang diplasmolisi sulit diukur dengan tiap terjadinya. (Willking, 1989).

Sel tumbuhan dibatasi oleh dua lapis pembatas yang sangat berbeda komposisi dan

strukturnya. Lapisan terluar adalah dinding sel yang tersusun atas selulosa, lignin, dan

polisakarida lain. Dinding sel memberikan kekakuan dan memberi bentuk sel tumbuhan.

Pada beberapa bagian, dinding sel tumbuhan terdapat lubang yang berfungsi sebagai

saluran antara satu sel dengan sel lainnya. Lubang ini disebut plasmodesmata,

berdiameter sekitar 60 nm, sehingga dapat dilalui oleh molekul dengan berat molekul

sekitar 1000 Dalton. Lapisan dalam sel tumbuhan adalah membran sel. Membran sel

2

Page 3: fisiologi tumbuhan LAPORAN.docx

terdiri atas dua lapis molekul fosfolipid. Bagian ekor dengan asam lemak yang bersifat

hidrofobik (non polar), kedua lapis molekul tersebut saling berorientasi kedalam,

sedangkan bagian kepala bersifat hidrofilik (polar), mengarah ke lingkungan yang berair.

Komponen protein terletak pada membran dengan posisi yang berbeda-beda. Beberapa

protein terletak periferal, sedangkan yang lain tertanam integral dalam lapis ganda

fosfolipid. Membran seperti ini juga terdapat pada berbagai organel di dalam sel, seperti

vakuola, mitokondria, dan kloroplas. (Anonimous, 2008).

Komposisi lipid dan protein penyusun membran bervariasi, bergantung pada jenis dan

fungsi membran itu sendiri. Namun demikian membran mempunyai ciri-ciri yang sama,

yaitu bersifat selektif permeabel terhadap molekul-molekul. Air, gas, dan molekul kecil

hidrofobik secara bebas dapat melewati membran secara difusi sederhana. Ion dan

molekul polar yang tidak bermuatan harus dibantu oleh protein permease spesifik untuk

dapat diangkut melalui membran dengan proses yang disebut difusi terbantu (fasilitated

diffusion). Kedua cara pengangkutan ini disebut transpor pasif. Untuk mengangkut ion

dan molekul dalam arah yang melawan gradien konsentrasi, suatu proses transpor aktif

harus diterapkan. Dalam hal ini protein aktifnya memerlukan energi berupa ATP,

ataupun juga digunakan cara couple lewat proses antiport dan symport. (Anonimous,

2008).

Sifat khusus membran lainnya disamping susunan kimianya adalah sifat

fungsionalnya yang semi permeabel (permeabel diferensial). Air melalui membran secara

pasif berdasarkan gradien potensial air. Beberapa solut dapat lewat tetapi dengan

kecepatan dan mekanisme yang berbeda-beda. Pada membran tidak hidup,

perbedaan permeabilitas bergantung pada besar kecilnya molekul yang hendak lewat dan

ditentukan pula oleh besarnya pori-pori membran. Tetapi pada membran plasma(sel

hidup) besarnya molekul tidak berpengaruh. Hal ini diduga ada kaitannya dengan

kelarutan za itu dalam salah satu komponen membran. Jadi, membran bukan sekedar

lapisan yang pasif. (Tim Fisiologi Tumbuhan, 2008).

Mambran sangat beragam, tetapi permeabilitas dapat terjadi tanpa menghiraukan

bagaimana fungsi membran selama pergerakan larutan lebih dibatasi dibandingkan

pergerakan air. (Gelston, 1961).

Membran plasma juga dikenali sebagai membran sel. Sel ini merupakan suatu

bahagian dalam suatu sel. Membran plasma mempunyai selaput nipis, kenyal, dan separa

telap. Membran plasma mempunyai ketebalan di antara 7.5 hingga 8 nanometer. Ia

terbina daripada dua lapisan lipid dan protein. Membran plasma berfungsi untuk

3

Page 4: fisiologi tumbuhan LAPORAN.docx

mengasingkan kandungan sel daripada persekitaran luar. Ia juga dapat mengawal

pergerakan bahan ke dalam dan keluar sel. Ia telap kepada air dan lipid tetapi tidak telap

kepada bahan-bahan tidak berpola. Molekul-molekul kecil dan bahan larut lipid dapat

melalui lapisan lipid dengan mudah. Contoh molekul-molekul kecil ialah air,oksigen,

karbon dioksida.Selain itu, membran plasma berfungsi untuk melindungi organel-organel

di dalam sel. (Anonimous, 2008).

1.2 Teori DasarSetiap sel eukariotik sistem membran yang kompleks. Membran sel secara umum

berperan dalam pertukaran bahan-bahan sel dan lingkungan sekitarnya serta organel sel.

Dalam sistem membran juga berlangsung reaksi metabolisme seluler. Membran plasma

atau plasmolema suatu sel tumbuhan tinggi merupakan batas luar dari protoplasma yang

berhadapan dengan dinding sel.

Berdasarkan ultra struktur dan fungsi membran terbukti bahwa membran tersusun

oleh protein, lemak, dan karbohidrat. Sifat khusu membran lainnya di samping susunan

kimianya adalah sifat ungsionalnya yang semi permeabel (permeabel differential). Air

melalu membran secara pasif berdasarkan gradien potensial air. Beberapa solut dapat

lewt tetapi dengan kecepatan dengan mekanisme yang berbeda-beda. Pada membran

tidak hidup, perbedaan permeabilitas baergantung besar kecilnya molekul yang hendak

lewat dan ditentukan pula oleh besarnya pori-pori membran, sedangkan pada membran

plasama (sel hidup) besarnya molekul tidak berpengaruh. Hal ini diduga ada kaitannya

dengan kelarutan zat itu dalam salah satu komponen membran.

1.3 Tujuan

Melihat pengaruh berbagai perlakuan fisik dan kimia terhadap permeabilitas

membran sel

1.4 Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan, yaitu : daun Rhoe discolor, air destilsasi, alkohol 70%

Alat yang digunakan, yaitu : Hotplate, termometer, bor untuk membuat potongan

berbentuk silinder dengan garis tengah 0,5 cm, rak tabung reaksi, saringan teh, cawan

petridis, pengaduk, dan gelas piala

4

Page 5: fisiologi tumbuhan LAPORAN.docx

1.5 Cara Kerja

2. Ambil daun Rhoe discolor lalu cuci sampai bersih dari debu dan kotoran.

3. Lubangi daun tersebut dengan bor yang telah dipersiapkan sebanyak 200 buah,

lalu rendam dalam air destilasi agar cairan sel atau antosianin pada bagian

yang dilukai bisa tercuci bersih.

4. Siapkan larutan aseton sebanyak 100 ml.

5. Persiapkan potongan daun Rhoe discolor masing-masing sebanyak 50 buah

untuk 4 perlakuan, yaitu :

a. Dalam aseton 50%

b. Dalam air temperatur 400C

c. Dalam air temperatur 600C

d. Dalam air temperatur 800C

6. Ambil 50 buah potongan daun yang pertama direndam dalam aseton 50%

selama 15 menit, kemudian disaring dengan saringan teh, lau dimasukkan

dalam 10 ml air destilasi. Biarkan selam 30 menit, lalu disaring kembali.

Larutan hasil saringan dimasukkan kedalam tabung reaksi.

7. Selanjutanya diambil 50 potongan daun berikutnya untuk perlakuan

berikutnya. Rendam daun-daun tersebut ke dlam air destilasi dengan

temepratur 400C, 600C, dan 800C selama 15 detik, kemudian disaring dan

dimasukkan dalam 10 ml air destilasi dan biarkan selama 30 menit. Kemudian

saring kembali, selanjutnya destilasi dan biarkan selama 30 menit. Kemudian

saring kembali, selanjutnya masing-masing hasil saringan dimasukkan ke

dalam tabung reaksi.

8. Untuk menghindari kekeliruan pasanglah label pada masing-masing perlakuan

9. Perbedaan yang terjadi pada masing-masing perlakuan dicatat dalam lembar

pengamatan.

1.6 Hasil PengamatanHasil pegamatan perubahan warna air akibat perlakuan pada daun Rhoe discolor

Perlakuan Tingkat perubahan warnaAseton 50% +++++400C +600C +++800C ++++Keterangan: +agak keruh, ++keruh, +++keruh mendekati merah muda, ++++ agak merah

muda, +++++merah muda, ++++++ merah hampir seperti merah epidermis.

5

Page 6: fisiologi tumbuhan LAPORAN.docx

1.7 PembahasanMembran sel merupakan lapisan yang mengontrol keluar-masuknya zat antara

lingkungan luar dan lingkuangan dalam sel. Memban sel memiliki permeabilitas yang

dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti: ukuran solut, kelarutan lemak, derajat

ionisasi, pH, dan temperatur. Ukuran solut yang cenderung semakin besar, serta

derajat ionisasi yang semakin tinggi menyebabkan kemampuan permeabilitas

membran cenderung menurun, sedangkan pengaruh temperature dan pH yang tinggi

membuat membran sel menjadi lebih mudah mengalami denaturasi.

Seperti yang telah kita ketahui, bahwa terdapat empat mekanisme pertukaran

zat pada membran sel, yaitu : Difusi, Osmosis, Transport Aktif dan Bulk Transport.

Osmosis dapat diasumsikan dengan molekul air yang cukup kecil untuk melewati

fosfolipid serta aquaporin. Masuknya air ke dalam sel disebabkan oleh beberapa

faktor; contohnya pada sel tumbuhan biasanya dikarenakan oleh potensial air pada

dinding sel.

Sedangkan difusi merupakan perpindahan netto suatu molekul dari konsentrasi

tinggi ke konsentrasi rendah. Perpindahan ini dipicu oleh energi kinetik yang

menyebabkan molekul bergerak acak. Setelah mengalami difusi, molekul di dalam sel

akan mengalami keseimbangan dan menyebar rata dalam ruang volum sel tersebut.

Tekadang, konsentrasi suatu zat yang dibutuhkan oleh sel berada dalam batas yang

kurang memadai pada lingkungan luar sel (tanah) dibandingan dengan lingkungan

dalamnya. Dalam situasi seperti ini, salah satu protein penyusun sel, yaitu carrier

protein, bertugas untuk membawa molekul dan ion dari dalam tanah ke dalam sel

dengan melawan gradien konsentrasi. Mekanisme ini biasa disebut sebagai transport

aktif (Anonim, 2010)

Setelah dilakukannya semua perlakuan untuk mengamati pengaruh kimia

terhadap sifat permeabilitas membran sel pada tanaman Rhoe discolor, kemudian

dilakuknnya pengamatan, terdapat hasil yang menunjukan perbedaan adanya

pengaruh perlakuan fisik dan kimia terhadap permeabilitas membran sel.

Pengamatan yang pertama yaitu pada 50 buah potongan daun Rhoe discolor

yang diberi perlakuan dengan direndam didalam aseton 50% selama 15 menit lalu

dimasukkan kedalam air 10 ml dan dibiarkan 30 menit. Setelah dilakukan pengamatan

terhadap kekeruhan air, ternyata tingkat kepekatan warnanya yang paling tinggi yakni

berwarna merah muda. Sedangkan untuk daun Rhoe discolor yang masing-masing

6

Page 7: fisiologi tumbuhan LAPORAN.docx

sebanyak 50 buah yang direndam dalam air dengan suhu 400C selama 15 detik lalu

direnadam dalam air detilasi 10 ml selama 30 menit memiliki kepekatan warna yang

paling rendah yakni agak keruh dan yang direndam dengan air dengan suhu 600c dan

800c selama 15 detik memiliki kepekatan warna yakni masing-masing berwarna agak

merah dan meraj muda.

1.8 Kesimpulan

Dari hasil percobaan diatas dapat disimpulkan bahwa setiap membran sel memiliki

permeabilitas yang berbeda-beda. Pengaruh yang diberikan pada membran sel pun

menyebabkan reaksi yang berbeda oleh setiap membran sel dan hal ini ditunjukkan

dengan tingkat kepekatan warna yang berbeda-beda pula. Membran sel akan

mengalami kerusakan jika diberikan perlakuan suhu yang ekstrim. Semakin tinggi

suhu yang diberikan, maka kerusakan pada membran akan semakin parah.

1.9 Daftar Pustaka

Anonim.2012. Komposisi kimia membran sel dan faktor faktor yang mempengaruhi

permeabilitas. http://myesme16.blogspot.com/2012/04/komposisi-kimia-

membran-sel-dan-faktor.html

Diakses 19 Januari 2015

Anonim.2010. Komposisi kimia membran sel dan faktor faktor yang mempengaruhi

permeabilitas.

https://arcturusarancione.wordpress.com/2010/06/29/komposisi-kimia-

membran-sel-dan-faktor-faktor-yang-mempengaruhi-permeabilitas-

membran-sel/

Diakses 19 Januari 2015

Anonim.2010. Komposisi kimia membran sel dan faktor faktor yang mempengaruhi

permeabilitas.

http://4thena.wordpress.com/2010/07/13/komposisi-kimia-membran-sel-dan-

faktor-faktor-yang-mempengaruhi-permeabilitas/

Diakses 19 Januari 2015

7

Page 8: fisiologi tumbuhan LAPORAN.docx

1.10 Lampiran

8

Page 9: fisiologi tumbuhan LAPORAN.docx

Nama : Delis Utami

BAB II

PENGARUH KADAR GARAM TERHADAP PENYERAPAN AIR DAN PERTUMBUHAN TANAMAN

4.1 Dasar TeoriAir adalah bahan yang sangat penting bagi tumbuhan, karena air berperan

sebagai pelarut, pengangkut zat hara, sebagai hidrolik dan pengatur suhu tubuh. Air

diserap lewat akar melalui rambut-rambut akar diteruskan ke daerah korteks. Sel akan

dapat menyerap air bila mempunyai potensial air negatifnya lebih besar dari larutan

tanah. Hal ini akan mengakibatkan terjadinya penyerapan pasif dengan

menyeimbangkan potensial air, potensial osmotik dan potensial tekanan (tekanan

turgor).

Tumbuhan memerlukan cahaya matahari sebagai sumber energi untuk

melakukan fotosintesis. Namun, untuk mensintesis bahan organik, tumbuhan juga

memerlukan bahan mentah dalam bentuk bahan-bahan anorganik seperti

karbondioksida, air dan berbagai mineral yang ada sebagai ion anorganik dalam

tanah. (Campbell, dkk. 2002)

Jalur yang dilalui air adalah dari bulu akar terus ke sel kortek akar,

endodermis, parisikel, sampai ke xilem akar. Jalur ini disebut ekstravaskular. Air

bergerak dari sel ke sel dapat melalui arus simplas atau arus apoplas. Setelah sampai

xilem akar, air akan diteruskan ke jaringan pengangkut. Transpor ini disebut transpor

intravaskuler. Mekanisme hantaran air ke atas (batang) melalui 3 cara, yaitu :

1. Tekanan akar

2. Teori vital (aktivitas sel xilem)

3. Daya hisap daun.

Akar mengabsorbsi air dengan cara osmosis. Karena itu oleh tanaman

mungkin dilakukan dengan mengendalikan potensial air larutan di mana akar itu

berada. Jika potensial osmotik larutan luar lebih rendah dari potensial osmotik sel-sel

akar, maka air dapat masuk dari larutan luar ke dalam akar akan menjadi lebih lambat

sampai arah pergerakan air mungkin akan terbalik.

9

Page 10: fisiologi tumbuhan LAPORAN.docx

Apabila potensial air larutan luar sangat rendah sehingga menghambat

absorbsi air oleh akar, maka akibatnya pertumbuhan tanaman akan terhambat.

Mengembangnya sel selama proses pembesaran terjadi akibat tekanan air yang masuk

sebagai respon terhadap perbedaan potensial air. Air yang masuk ini akan menekan

dinding sel ke arah luar, sehingga dinding sel merentang menjadi lebih besar.

4.2 Tujuan

Melihat pengaruh osmotik dari konsentrasi garam terhadap absorbsi air dan

pertumbuhan tanaman.

4.3 Bahan dan Alat

Bahan :

Kecambah kacang hijau (Phaseolus radiatus) yang berumur 1 minggu

Larutan NaCl 1 M

Air destilasi

Alat :

Gelas plastik

Kertas manila

Gunting

Solasi/ karet (pengikat gelas plastik)

4.4 Cara Kerja1. Dari larutan NaCl 1 M, buatlah masing-masing 100 ml larutan NaCl 0,01 M

2. Masukkan masing-masing larutan ke dalam gelas plastik dan diberi label. Satu

kelompok menggunakan kontrol (tanpa garam). Kemudian beri label.

3. Tutup mulut botol dengan karton manila.

4. Ambil kecambah kacang hijau berumur ± 7 hari. Pilih yang sehat dan baik

pertumbuhannya.

5. Masukkan 2 stek kecambah kacang hijau kedalam gelas plastik.

6. Lakukan pengamatan setiap 24 jam selama 6 hari dan catat semua perubahan-

perubahan yang terjadi pada tanaman.

7. Di hari terakhir pengamatan, dicatat dan diukur volume larutan yang ada pada

masing-masing gelas plastik.

10

Page 11: fisiologi tumbuhan LAPORAN.docx

4.5 Hasil Pengamatan

a. Pengaruh konsentrasi garam terhadap penyerapan air.

Kel Konsentrasi NaCl (M) Volume air yang hilang (ml)

1 kontrol

2 0,5 gram 9

3 2,5 gram 6

4 5 gram 10

5 10 gram 3

b. Pengaruh konsentrasi garam terhadap pertumbuhan tanaman.

Konsentrasi NaCl (M)

Volume air yang hilang (ml)

TT (cm) PD (cm) LD (cm)

kontrol [22, 24.5] [2.2, 3] [1, 0.9]

0,5 gram [22,1] [2.2] [0.6]

2,5 gram [24, 20] [3, 2.5] [1.1 , 0.9]

5 gram [21.5, 20] [2.3, 2.1] [0.8, 0.7]

10 gram

4.6 PembahasanBerdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan pada tanaman kacang hijau

selama 7 hari, dapat diketahui bahwa adanya pengaruh kadar garam terhadap

penyerapan air dan pertumbuhan kacang hijau. Hal ini dapat dibuktikan dengan

perubahan tinggi batang, panjang daun, lebar daun, bentuk batang yang berubah

menjadi layu, dan warna kekuningan daun kacang hijau yang di rendam dengan

larutan NaCl dengan masing-masing konsentrasi 0,00 M (tanpa garam/netral), 0.5

11

Page 12: fisiologi tumbuhan LAPORAN.docx

gram, 2.5 gram, 5 gram dan 10 gram. Selain itu, juga terjadinya pengurangan volume

pada larutan NaCl.

Pada percobaan ini volume air yang hilang pada tiap – tiap konsentrasi tidak

seimbang, dimana pada konsentrasi 5 gram lebih banyak air yang hilang dari pada

konsentrasi 10 gram, sedangkan seharusnya semakin tinggi konsentrasi suatu larutan

NaCl maka volume air akan semakin berkurang juga sehingga tekanan osmotiknya

akan besar, potensial osmotik rendah dan potensial airnya juga akan rendah. 

Berkurangnya volume larutan NaCl ini disebabkan oleh potensial air dalam sel

rendah sehingga air dapat masuk kedalam sel, dan dimanfaatkan oleh tumbuhan

sebagai bahan dalam fotosintesis, melarutkan zat-zat yang dibutuhkan tumbuhan serta

untuk mempertahankan turgiditas sel tumbuhan. Karena banyak aktivitas tumbuhan

yang ditentukan oleh air dan bahan yang larut dalam air.

Jika dilihat dari pertumbuhan tanaman kacang hijau, dapat diketahui bahwa

terjadinya pertambahan tinggi batang, panjang daun, dan lebar daun kacang hijau,

namun pada konsentrasi 5 gram dan 10 gram diameter lebar daun menjadi berkurang

(mengkerut). Begitu juga dengan bentuk batang, dan warna daunnya. Semakin tinggi

konsentrasi NaCl, maka semakin layu batang tanaman kacang hijau dan warna

daunnya semakin kekuningan. Hal ini disebabkan karena potensial air sel tanaman

kacang hijau lebih tinggi dari pada potensial air larutan, akibatnya air dari sel

berosmosis ke luar, sehingga tanaman menjadi kering dan proses fisiologisnya

terganggu dan akhirnya tanaman mati.

4.7 Kesimpulan

Tumbuhan Tumbuhan memerlukan cahaya matahari sebagai sumber energi untuk

melakukan fotosintesis. Namun, untuk mensintesis bahan organik, tumbuhan juga

memerlukan bahan mentah dalam bentuk bahan-bahan anorganik seperti

karbondioksida, air dan berbagai mineral yang ada sebagai ion anorganik dalam

tanah. (Campbell, dkk. 2002)

Suatu unsur disebut esensial jika tumbuhan itu tidak mampu menyempurnakan

daur hidupnya tanpa unsur tersebut dan jika unsur tersebut menjadi bagian dari

molekul atau kandungan tumbuhan yang esensial bagi tumbuhan  itu.

12

Page 13: fisiologi tumbuhan LAPORAN.docx

Apabila natrium berada dalam jumlah yang sedikit maka dapat dikatakan

sebagai unsur esensial bagi tumbuhan. Adanya pengaruh kadar garam terhadap

penyerapan air dan pertumbuhan kacang hijau.

Semakin tinggi konsentrasi NaCl, maka semakin layu batang tanaman kacang

hijau dan warna daunnya semakin kekuningan.Berkurangnya volume larutan NaCl

disebabkan oleh potensial air dalam sel rendah sehingga air dapat masuk kedalam sel.

4.8 Daftar Pustaka

Campbell, NA., Reece, JB., Mitchell, LG., 2002. Biologi jilid II edisi ke lima. Erlanga. Jakarta

Firdaus L.N., Sri Wulandari, Yusnida Bey. 2006. Fisiologi Tumbuhan. Pusat Pengembangan Pendidikan Universitas Riau. Pekanbaru.

Loveless, R.A. 1987. Prinsip-prinsip biologi tumbuhan untuk daerah tropik,Gramedia Jakarta

Salisbury, FB., Ross, CW., 1995 . Fisiologi Tumbuhan Jilid 1. Penerbit ITB. Bandung

Soe marwoto, I., Gandjar, I., Guharja, E., Nasution, AH., Soemartono, SS.,

Soemadikarta, LK., 1981. Biologi Umum II. Gramedia. Jakarta

4.9 Lampiran

13

Page 14: fisiologi tumbuhan LAPORAN.docx

14

Page 15: fisiologi tumbuhan LAPORAN.docx

Nama : Hikmatul Afifah

BAB III

PENGARUH KONSENTRASI ENZIM

3.1 Latar BelakangDalam proses metabolisme di dalam tubuh terdapat berbagai macam reaksi kimia.

Rekasi kimia ini meupakan bagian dari sistem yang bekerja spesifik dan menghasilkan

senyawa-senyawa kimia. Dalam aktivitas metabolisme kita mengenal adanya katalisator.

Katalisator dalam reaksi ini disebut enzim.

Enzim adalah sekelompok protein yang berfungsi sebagai katalisator untuk

berbagai reaksi kimia dalam sistem biologik. Hampir tiap reaksi kimia dalam sistem

biologis dikatalisis oleh enzim. Sintesis enzim terjadi di dalam sel dan sebagian besar

enzim dapat diekstraksi dari sel tanpa merusak fungsinya.

Dengan peran enzim pada hampir tiap reaksi biologis, dapat dikatakan enzim

memilki peran sangat penting. Dalam mendukung perannya sebgai katalisator atau

mempercepat reaksi yang terjadi tentu saja ada faktor-faktor yang mempengaruhinya.

Faktor-faktor tersebut antara lain kosenntrasi enzim, konsentrasi ion hydrogen (pH), suhu

dan konsentrasi substrat.

Enzim memiliki sifat-sifat yaitu :

1. Merupakan biokatalisator yang mempercepat jalannya reaksi tanpa ikut

bereaksi.

2. Thermolabil (mudah rusak jika dipanaskan pada suhu 60oC.

3. Merupakan senyawa protein sehingga sifat protein masih melekat pada enzim.

4. Dibutuhkan dalam jumlah sedikit, sebagai biokatalisator, reaksinya menjadi

sangat cepat dan berulang.

15

Page 16: fisiologi tumbuhan LAPORAN.docx

5. Bekerja di dalam sel (endoenzim) dan diluar sel (ektoenzim).

6. Umumnya bekerja mengkatalis reaksi satu arah meskipun ada yang

mengkatalis dua arah.

7. Bekerjanya spesifik, karena sisi aktif enzim setangkup dengan permukaan

substrat tertentu.

8. Umumnya enzim tidak bekerja tanpa adanya suatu zat non protein tambahan

yang disebut kofaktor.

Macam-macam enzim berdasarkan tipe reaksi kimia yang dikatalisis, antara lain:

a. Enzim hidrolisis

b. oksidasi-reduksi

c. Fosforilase

d. Transferase

e. Karboksilase

Penghambatan aktivitas enzim ada dua tipe, yaitu :

1. Kompetitif : Zat penghambat mempunyai struktur yang mirip dengan substrat

sehingga dapat bergabung dengan sisi aktif enzim. Terjadi kopetisi antara substrat

dengan inhibitor dengan sisi aktif enzim.

2. Non-Kompetitif : Zat penghambat menyebabkan struktur enzim rusak sehingga sisi

aktifnya tidak cocok lagi dengan substrat. (Asnani, 2009)

Enzim tak hanya ditemukan dalam sel-sel manusia dan hewan, namun sel-sel tumbuhan

juga memiliki enzim sebagai salah satu komponen metabolismenya. Enzim katalase

merupakan salah satu enzim yang terdapat pada tumbuhan. Enzim diproduksi oleh

peroksisom dan aktif dalam melakukan reaksi oksidatif bahan-bahan yang dianggap

toksik oleh tanaman, seperti hidrogen peroksida (H2O2). Enzim katalase termasuk ke

dalam golongan desmolase, yaitu enzim yang dapat memecahkan ikatan C-C atau C-N

pada substrat yang diikatnya (Wikipedia, 2010). Cara kerja enzim dapat dijelaskan

dalam dua teori, yaitu: Teori kunci gembok (enzim bekerja sangat spesifik. Enzim dan

substrat memiliki bentuk geometri dan komplemen yang sama persis sehingga bisa

saling melekat) dan teori ketepatan induksi (enzim tidak merupakan struktur yang

spesifik melainkan struktur yang fleksibel. Bentuk sisi aktif enzim hanya menyerupai

substrat. Ketika substrat melekat pada sisi aktif enzim, sisi aktif enzim berubah bentuk

16

Page 17: fisiologi tumbuhan LAPORAN.docx

untuk menyerupai substrat). Namun dalam implementasinya, teori pertama yang

dianggap paling sesuai dalam menjelaskan cara kerja enzim. (Wikipedia, 2010)

3.2 Teori DasarSel yang hidup pasti akan melakukan metabolisme, yaitu reaksi kimia yang

dilakukan sel untuk menghasilkan energi dan menggunakan energi tersebut untuk

mensintesis komponen-komponen sel serta untuk kegiatan-kegiatan seluler. Melalui

penggunaan energi ini, metabolisme dapat diatur. Kecepatan reaksi serta macam

reaksi metabolisme yang berlangsung diatur oleh enzim yang jumlahnya tepat paa

saat penggunaan yang tepat.

Pada umumnya reaksi kimia dalam sel hidup sangat lamban bila tanpa

katalisator. Enzim mampu berperan sebagai katalisator dengan mempercepat reaksi,

lebih cepat jika dibandingkan dengan katalisator anorganik. Enzim sebagai katalisato

hayati sama sekali tidak terpengaruh oleh reaksi yang dipercepatnya. Kerja enzim

sangat spesifik, sehingga dapat menghindari trebentuknya ikatan yang bersifat toksis.

Namun karena enzim merupakan protein maka aktivitasnya sangat dipengaruhi oleh

temperatur, pH, konsentrasi enzim, dan konsentrasi substrat.

3.3 Tujuan

Mengamati pengaruh konsentrasi enzim terhadap kecepatan reaksi (perubahan

amilum menjadi glukosa)

3.4 Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan, yaitu : kecambah kacang hijau (Phaseolus raditus)

yang berumur 1 hari, larutan amilum 4%, larutan JKJ, dan air destilasi

Alat-alat yang digunakan antara lain gelas ukur, mortir porselin, tabung reaksi,

sentrifuge, gelas piala, pipet, dan rak tabung reaksi.

3.5 Cara Kerja

1. Dipilih 100 kecambah kacang hijau yang baik dan kupas kulitnya untuk

digerus dengan mortar porselin sampai halus.

2. Bubur kecambah kacang hijau tersebut dimasukkan ke dalam glas ukur,

kemudian ditambah air destilasi sampai rata (100 ml) dan disentrifuge selama

5 menit.

17

Page 18: fisiologi tumbuhan LAPORAN.docx

3. Supernatan dipisahkan dengan lapisan bawah. Cairan supernatan dianggap

memiliki kadar enzim 100%.

4. Panasakan larutan amilum 4%

5. Masukkan 5 ml cairan enzim dan tambahakan 2,5 ml larutan amilum,

kemudian tambahkan larutan JKJ sampai berwarna biru tua ke dalam tabumg

reaksi. Saat percampuran dianggap waktu ke-0

6. Tentukan lama waktu yang diperlukan dalam pengubahan amilum menjadi

glukosa. Lakukan percobaan dengan perlakuan kadar enzim 75%, 50%, dan

25%.

7. Setiap perlakuan dilakukan 2 kali ulangan

8. Amati hubungan antara perubahan warna dengan kadar enzim. Buatlah

grafiknya.

3.6 Hasil Pengamatan

Konsentrasi enzim

(%)

Perlakuan

ke-

Lama perubahan Amilum

Menjadi Glukosa (detik)

Rerata

25 1.

2.

6 detik

8 detik

12 detik

50 1.

2.

2 detik

12 detik

7 detik

75 1.

2.

5 detik

12 detik

8,5 detik

100 1.

2.

21 detik

11 detik

16 detik

Grafik hasil

18

Page 19: fisiologi tumbuhan LAPORAN.docx

6.5 12.5 17.5 22.50

2

4

6

8

10

12

14

16

18

Column3Column2Column1Series 1

3.7 Pembahasan

Dari hasil pengamatan diatas didapat bahwa kacang hijau yang telah ditumbuk

lalu dilarutkan dalam 100 ml air dan disentrifugasi , selanjutnya larutan supernatan

dengan konsentrasi 25% diambil 6,5 ml larutan supernatan dicampur 2,5 ml amilum

dan iodin pada percobaan pertama didapatkan waktu 6 detik untuk berubah menjadi

biru sedangakan untuk percobaan kedua larutan supernatan diambil 7,5 ml supernatan

dicampur 2,5 ml amilum dan iodin didapakan waktu 8 detik maka rerata waktu untuk

kedua perlakuan adalah 7 detik.

Setelah konsentrasi 25%, selanjutnya konsentrasi larutan supernatan yang tadi

diambil sehingga konsentrasinya 50% , pada perlakuan pertama diambial 12,5 ml

larutan supernatan dicampur dengan 2,5 ml amilum dan iodin dan didapat waktu

perbahan menjadi biru yakni 2 detik, pada perlakuan kedua dengan cara yang sama

didapat watu 12 detik, maka rerata watu kedua perlakuan adalah 7 detik.

Kemudian konsentrasi larutan supernatan 75% dengan mengambil 12,5 ml

larutan supernatan dicampur 2,5 ml amilum dan iodin pada perlakuan pertama didapat

waktu 5 detik sedangkan pada perlakuan kedua dengan cara yang sama didapat waktu

sebesar 12 detik, maka rerata dari kedua perlakuan adalah 8,5 detik.

Kemudian yang terakhir adalah konsentrasi larutan 100% yang diambil 22,5

ml larutan supernatan dicampur dengan 2,5 ml amilum dan iodin yang pada perlakuan

pertama didapat waktu 21 detik untuk berubah menjadi biru dan pada perlakuan kedua

didapat waktu 11 detik, maka rerata kedua perlakuan adalah sebesar 16 detik.

19

Page 20: fisiologi tumbuhan LAPORAN.docx

3.8 Kesimpulan

Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa enzim

merupakan biomolekul berupa protein yang bekerja dengan cara bereaksi dengan

molekul substrat untuk menghasilkan senyawa intermediat melalui suatu reaksi kimia

organik yang membutuhkan energi aktivasi lebih rendah, sehingga percepatan reaksi

kimia terjadi karena reaksi kimia dengan energi aktivasi lebih tinggi membutuhkan

waktu lebih lama. Enzim mengatur kecepatan dan kekhususan ribuan reaksi kimia

yang berlangsung di dalam sel. Walaupun enzim dibuat di dalam sel, tetapi untuk

bertindak sebagai katalis tidak harus berada di dalam sel. Dalam suatu larutan yang

telah dicampurkan (larutan supernatant dicampur amylum) akan menghasilkan reaksi

yang saling ketergantungan satu sama lain.

Dari berbagai konsentrasi larutan waktu untuk merubah amylum menjadi

glukosa memerlukan waktu yang berbeda-beda, semakin tinggi konsentari larutan

maka waktu yang diperlukan untuk melakukan reaki semakin lambat.

3.9 Daftar Pustaka

Anonim.2013. Pengertian Enzim.http://jangeman.blogspot.com/2013/12/pengertian-

enzimjenisfungsi-cara-kerja.html.

Diakses 19 Januari 2015

Anonim.2011. Pengaruh suhu, pH, dan Konsentrasi terhadap Enzim.http://chocolate-

purplepharmacy.blogspot.com/2011/04/pengaruh-suhu-ph-konsentrasi-

enzim.html

Diakses 19 Januari 2015

Anonim.2013. Pengaruh Enzim. http://ndoetpeseg.blogspot.com/2013/12/laporan-

praktikum-biokimia-i-pengaruh.html

Diakses 19 Januari 2015

4.10 Lampiran

20

Page 21: fisiologi tumbuhan LAPORAN.docx

21

Page 22: fisiologi tumbuhan LAPORAN.docx

Nama: Maimanah

BAB IV

PERKECAMBAHAN BIJI

4.1 Latar belakangSemua tumbuhan membutuhkan air untuk pertumbuhan dan perkecambahan.

Begitu juga dengan biji suatu tanaman. Dalam perkecambahan, biji membutuhkan air

untuk melunakkan kulit biji dan menyebabkan pengembangan embrio dan endosperm.

Selanjutnya embrio dan endosperm akan membengkak sehingga mendesak kulit biji

yang sudah lunak sampai pecah.

Pada praktikum kali ini, kami ingin melihat pengaruh lama perendaman

terhadap penyerapan air oleh biji kacang hijau, yang mana dilakukan dengan

perlakuan yang berbeda-beda yaitu waktu lama perendaman yang berbeda selang 4

jam. Dengan waktu perendaman yang berbeda, maka akan dapat dilihat pertambahan

berat biji kacang hijau yang berbeda pula, yaitu semakin lama waktu perendaman,

maka semakin besar pertambahan berat biji kacang hijau.

4.2 Tujuan Tujuan Pratikum ini adalah:

22

Page 23: fisiologi tumbuhan LAPORAN.docx

1. Mengetahui pengaruh lamanya perendaman terhadap penyerapan air oleh biji kacang tanah

2. Melihat pengaruh kinetin terhadap perkecambahan biji kacang hijau dan kacang tanah,dan padi

4.3 Teori DasarBanyaknya air yang memadai merupakan syarat utama

terjadinya perkecambahan, air dapat menghilangkan masa dormansi dari biji. Perkecambahan merupakan permulaan kembali pertumbuhan embrio di dalam biji. Yang diperlukan adalah suhu yang cocok , dan persediaan oksigen yang cukup. Terbuka terhadap cahaya untuk waktu yang sesuai juga merupakan persyaratan untuk perkecambahan untuk beberapa kasus. (Kimball. 1983).

Perkecambahan dapat diartikan sebagai suatu perubahan morfologis seperti penonjolan akar lembaga (radikal), dapat juga diartikan munculnya pertmbuhan aktif yang menghasilkan pecahnya kulit biji dan munculnya semai. Perkecambahan meliputi peristiwa-peristiwa:1. Imbibisi air dan absorbsi air2. Hidrasi jaringan 3. Absorbsi jaringan 4. Pengaktifan enzim dan pemecahan5. Transport molekul yang terhidrolisis kesumbu embrio6. Peningkatan respirasi dan asimilasi7. Inisiasi pembelahan dan pembesaran sel8. Munculnya embrio

Proses penyerapan air oleh bijisebagai akibat tarikan terhadap molekul air karena besarnya potensi matrik dari dinding sel dan bahan-bahan lain yang terkandung dalam sel. Oleh sebab itu, penyerapan air akan tetap berlansung pada biji dalam keadaan dorman, baik biji tersebut hidup (viable) atau mati. Penyerapan air oleh biji sepenuhnya merupakan peristiwa fisika yang dikenal

23

Page 24: fisiologi tumbuhan LAPORAN.docx

dengan imbibisi. Setelah terjadi proses tersebut terjadilah reaksi enzimatis dan beberapa proses metabolism segera dimulai.

Dalm proses perkecambahan fitihormon sangat diperlukan, yaitu:

a. Giberelin untuk menggiatkan enzim hidrolitikb. Sitokinin merangsang pembelahan sel, menghasilkan

munculnya akar lembaga c. Auksin meningkatkan pertumbuhan karena pembesaran

koleoriza akar lembaga dan pucuk embaga dan aktifitas

geotropi yaitu orientasi yang besar pada pertumbuhan akar

dan pucuk, terlepas dari orientasi.

Faktor yang mempengaruhi kecepatan penyerapan air oleh biji adalah:

a) Konsentrasi air

Konsentrasi yang dimaksud disini adalah konsentrasi air diluar biji

dibandingkan dengan konsentrasi air didalam biji.

b) Permeabilitas kulit biji atau membrane biji.

Ada biji dimana kulitnya keras dan ada pula kulit biji yang lunak dan

permiabel.

c) Suhu

Apabila suhu air ditingkatkan, hal ini akan meningkatkan difusi air ke

dalam biji sampai batas waktu tertentu.

d) Luas permukaan biji yang kontak dengan air.

Kecepatan penyerapan air oleh biji berbanding lurus dengan luas

permukaan.

e) Tekanan hidrostatik

Meningkatnya volume air yang masuk akan menimbulkan tekanan

hidrostatik. Meningkatnya tekanan hidrostatik dalam biji akan

memperlambat penyerapan air.

f) Spesies

Masing – masing spesies mempunyai kecepatan penyerapan tertentu.

g) Komposisi kimia

24

Page 25: fisiologi tumbuhan LAPORAN.docx

Biji yang mempunyai kadar protein yang tinggi menyerap lebih cepat

sampai tingkat tertentu dibandingkan dengan biji yang kadar

karbohidratnya tinggi atau kadar minyaknya tinggi.

h) Umur biji

Biji tua menyerap lebih cepat dan membutuhkan air lebih banyak (Firdaus

dkk, 2006).

4.4 Bahan dan AlatBahan yang digunakan, yaitu: biji kacang hijau yang

ukurannya sama seberat 5 g sebanyak 8 bagianAlat yang digunakan, yaitu: kantong plastic, timbangan

analitik, tisu, cawan petri, kertas saring dan gunting.

4.5 Cara Kerja4.5.1 Pengaruh lama perendaman terhadp penyerapan air oleh biji

kacang tanah1. Timbang biji kacang tanah yang ukurannya hampir

sama sebesar 5 g sebanyak 8 bagian2. Masing-masing bagian direndam dalam kantong plastic

yang berisi air selama 2, 6, 20, 14, 183. Setelah selesai masa perlakuan biji kacang tanah

dikeringkan dengan cara meniriskan air diletakkan di atas kertas tisu, kemudian ditimbang biji tersebut dan data hasil pengamatan dicatat dalam lembar pengamatan.

4.5.2 Pengaruh kinetin terhadap perkecambahan Biji kacang tanah, kacang hijau

1. Siapkan larutan kinetin 0, 10, 20, 30, 40, dan 50 ppm masing-masing 60 ml

2. Masing-masing konsentrasi larutan dimasukkan kedalam cawan petri (setiap cawan petri berisi 10 ml larutan) dan diberi label.

25

Page 26: fisiologi tumbuhan LAPORAN.docx

3. Masukkan kertas saring kedalam cawan petri yang telah diberi laruan tersebut

4. Masukkan kedalam masing-masing cawan petri biji kacang tanah, kacang hijau sebanyak 10 buah dan hitung persentase biji yang berkecambah

4.6 Hasil Pengamatan4.6.1 Pengaruh lama perendaman terhadap penyerapan air olehbiji

kacang hijau

Lama perendaman

(jam)

Berat biji (g) Pertaambahan (g)

Keadaan BijiAwal Akhir

2 5 8,12 3,12   Kulit biji belum mengelupas/masih keras

  Warna masih hijau pekat

  Radikula belum keluar

6 5 7,84 2,84   Kulit biji ada yang mulai mengelupas

  Biji kacang hijau bertambah besar

  Radikula mulai

keluar

10 5 8,41 3,41   Kulit biji merekah  Biji kacang hijau

lebih besar dari perendaman sebelumnya

  Sebagian radikula sudah keluar

  Warna lebih terang dari sebelumnya

14 5 8,13 3,13   Kulit biji semakin merekah

  Biji kacang hijau semakin besar dari perendaman 10 jam

  Radikula sudah

26

Page 27: fisiologi tumbuhan LAPORAN.docx

keluar  Warna lebih terang

dari perendaman 10 jam

18 5 8,26 3,26 g   Sebagian kulit biji

sudah mengelupas

  Biji kacang hijau

semakin membesar

  Radikula sudah

mencuat keluar

  Warna kulit biji

yang belum

mengelupas lebih

terang dari

sebelumnya

4.6.2 Pengaruh kinetin terhadap perkecambahan Biji Kacang tanah, kacang hijau,dan padi

Larutan Kinetin (ppm)

PerkecambahanKacang tanah

Kacang Hijau Padi

% % %0 10 60 10 55 10 7510 10 70 10 50 10 8020 10 75 10 60 10 6030 10 80 10 70 10 8040 10 90 10 85 10 8550 10 80 10 90 10 95

4.7 Pembahasan

Berdasarkan hasil pengamatan, dapat diketahui bahwa adanya pengaruh lama

perendaman terhadap penyerapan air oleh biji kacang hijau. Hal ini dapat dibuktikan

27

Page 28: fisiologi tumbuhan LAPORAN.docx

dengan pertambahan berat biji dan perubahan morfologis biji yang berbeda untuk

setiap perlakuan.

Terjadinya pertambahan berat biji dan perubahan morfologis biji kacang hijau

ini, disebabkan karena adanya peristiwa imbibisi, yaitu merupakan peristiwa fisika

dimana air masuk ke dalam biji.

Menurut Dwidjoseputro (1991), sel-sel biji kacang yang kering mempunyai

nilai osmosis yang rendah, sehingga mempunyai nilai potensial osmotik yang rendah

dan mempunyai nilai defisit tekanan osmotik yang tinggi, sehingga apabila biji yang

kering direndam dalam air dalam waktu yang lama akan terjadi peristiwa imbibisi

yang sebenarnya juga merupakan suatu proses difusi air atau osmosis. Hanya saja

pada imbibisi, zat yang menyerap air merupakan koloid atau zat padat seperti biji

tumbuhan yang keras.

Semakin lama waktu perendaman, maka akan semakin besar penambahan

berat biji. Hal ini dikarenakan semakin banyaknya air yang diserap sehingga biji

mengembang dan mengeluarkan radikula.

Menurut Heddy (1990), mengembangnya material tersebut karena matreriasl

tersebut mengabsorbsi air, yang berarti bahwa molekul-molekul yang diabsorbsi akan

diikat pada permukaan zat yang mengabsorbsi. Oleh karena peristiwa imbibisi ini

dianggap didasari oleh proses difusi karena di dalam peristiwa imbibisi tidak terdapat

membran yang membatasi antara molekul yang di imbibisi dengan molekul yang

mengimbibisi. Di dalam peristiwa imbibisi, volume zat yang melakukan imbibisi

selalu naik selama proses imbibisi berlangsung. Penambahan volume dalam peristiwa

imbibisi adalah lebih kecil dari pada penjumlahan volume zat mula-mula, dnegan zata

yang di imbibisi apabila dalam keadaan bebas.

Namun, pada praktikum kali ini, terjadi sedikit perbedaan yang mana pada

perendaman jam, terjadi penurunan berat biji dibanding dengan yang direndam

selama jam. Hal ini dapat terjadi diperkirakan karena berbedanya kondisi biji sebelum

direndam seperti permeabilitas kulit biji, luas permukaan biji yang kontak dengan air,

dan konsentrasi air untuk merendam biji tersebut.

Menurut Firdaus, dkk (2006), Faktor yang mempengaruhi kecepatan

penyerapan air oleh biji adalah: Konsentrasi air (konsentrasi air diluar biji

28

Page 29: fisiologi tumbuhan LAPORAN.docx

dibandingkan dengan konsentrasi air didalam biji), Permeabilitas kulit biji atau

membrane biji (Ada biji dimana kulitnya keras dan ada pula kulit biji yang lunak dan

permiabel), Suhu(Apabila suhu air ditingkatkan, hal ini akan meningkatkan difusi air

ke dalam biji sampai batas waktu tertentu), Luas permukaan biji yang kontak dengan

air (Kecepatan penyerapan air oleh biji berbanding lurus dengan luas permukaan),

Tekanan hidrostatik (Meningkatnya volume air yang masuk akan menimbulkan

tekanan hidrostatik. Meningkatnya tekanan hidrostatik dalam biji akan memperlambat

penyerapan air), Spesies (Masing–masing spesies mempunyai kecepatan penyerapan

tertentu), Komposisi kimia (Biji yang mempunyai kadar protein yang tinggi menyerap

lebih cepat sampai tingkat tertentu dibandingkan dengan biji yang kadar

karbohidratnya tinggi atau kadar minyaknya tinggi), dan Umur biji (Biji tua menyerap

lebih cepat dan membutuhkan air lebih banyak).

4.8 Kesimpulan

Berdasarkan percobaan yang dilakukan, didapatkan kesimpulan bahwa:

1. Adanya pengaruh lama perendaman terhadap penyerapan air oleh biji kacang

hijau.

2. Syarat untuk mengaktifkan embrio adalah: air yang cukup, suhu, oksigen, dan

cahaya.

3. Fungsi air pada perkecambahan biji adalah untuk melunakkan kulit biji.

4. Penyerapan air oleh biji sepenuhnya merupakan peristiwa fisika yang dikenal

sebagai imbibisi.

5. Air masuk ke dalam biji melalui proses imbibisi dan osmosis.

6. Imbibisi air oleh biji menyebabkan berlangsungnya reaksi kimia sehingga

perkecambahan dapat terjadi.

7. Perkecambahan dapat diartikan sebagai suatu perubahan morfologis seperti

penonjolan akar lembaga (radikula).

8. Faktor yang mempengaruhi kecepatan penyerapan air oleh biji adalah:

Konsentrasi air, Permeabilitas kulit biji atau membran biji, Suhu, Luas

permukaan biji yang kontak dengan air, Tekanan hidrostatik, Spesies, Umur

biji, dan Komposisi kimia.

9. Penyerapan air akan tetap berlangsung baik pada biji dalam keadaan dorman

atau tak dorman.

29

Page 30: fisiologi tumbuhan LAPORAN.docx

4.9 Daftar PustakaDwidjoseputro, 1991. Pengantar fisiologi Tumbuhan. Gramedia.

JakartaFirdaus L.N., Sri Wulandari, Yusnida Bey. 2006. Fisiologi Tumbuhan. Pusat Pengembangan Pendidikan Universitas Riau. Pekanbaru. Heddy, Suwasono. 1990. Biologi Pertanian. Rajawali Press. JakartaKimball, John. 1983. Biologi jilid II edisi ke lima. Erlangga. Jakartaloveless. RA. 1987. Prinsip-prinsip Biologi Tumbuhan Untuk Daerah Tropika. PT. Gramedia Utama. Jakarta.Salisbury, FB., Ross, CW., 1995 . Fisiologi Tumbuhan Jilid 1. Penerbit ITB. Bandung Santoso. 1990. Fisiologi Tumbuhan. UGM Press: Yogyakarta

4.10 LampiranGambar biji kacang tanah yang direndam selama 10 jam

Gambar Penimbangan Biji Kacang Tanah yang direndam dengan jarak waktu lama perendaman yang berbeda selang 4 jam

30