Top Banner

of 34

fisio 1b

Apr 13, 2018

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • 7/27/2019 fisio 1b

    1/34

    BAB I

    DASAR TEORI

    1.1 Dasar TeoriBeberapa fungsi penting tubuh yang terlibat dalam proses makan antara

    lain pengunyahan, gerakan lidah, perasa, penelanan, dan salivasi. Selain bagian

    tubuh yang berperan langsung pada proses makan, secara fisiologis beberapa

    organ juga ikut berperan dalam menimbulkan keinginan dan selera makan yaitu :

    penglihatan, pendengaran, penciuman, dan keterlibatan susunan saraf pusat.

    Fungsi-fungsi diatur mengikuti kerja N. Kranialis yaitu :

    1. N. Trigeminus yang berfungsi sebagai pengatur proses pengunyahan danmenggigit serta mengatur pergerakan rahang ke lateral.

    2. N. Fasialis yang berfungsi mengukur reseptor rasa pada 2/3 anterior lidahserta menginervasi kerja saliva.

    3.N. Glossopharingeal yang berfungsi mengatur saliva, mengatur prosesmenelan, mengatur sensasi pada faring tonsil, mengatur reseptor rasa 1/3

    bagian posterior lidah, mengendalikan refleks muntah.

    4. N. Vagus yang berfungsi mengatur proses menelan.5. N. Hypoglosus yang berfungsi megatur gerakan lidah.

    1.1.1Pengunyahan/MastikasiSistem mastikasi merupakan unit fungsional dalam pengunyahan yang

    mempunyai komponen terdiri dari gigi geligi, sendi temporomandibula (STM),

    otot kunyah, dan sistem syaraf. Otot digerakan oleh sistem impuls syaraf karena

    ada tekanan yang timbul dari gigi bawah berkontak dengan gigi atas sehingga

    mandibula dapat melaksanakan aktifitas fungsional dari sistem mastikasi.

    3

  • 7/27/2019 fisio 1b

    2/34

    Keharmonisan antara komponenkomponen ini sangat penting dipelihara

    kesehatan dan kapasitas fungsionalnya.

    Pengunyahan merupakan tahap awal dari pencernaan, dimana makanan

    dihancurkan menjadi partikel-partikel kecil sehingga memudahkan penelanan.

    Gerakan mengunyah meliputi kegiatan kegiatan otot saraf yang sangat kompleks

    dan terkoordinasi, yang selain melibatkan gerakan mandibula juga melibatkan gigi

    geligi dengan kekuatan menggigit yang tepat. Gerakan mandibula pada

    pengunyahan merupakan kontraksi serangkaian otot yang melekat pada tulang

    mandibula, dan sifatnya terkoordinasi. Otot-otot wajah, lidah dan bibir juga

    berperan penting dalam mempertahankan bolus makanan di antara gigi geligi.

    Otot-otot membuka mulut (otot depressor) adalah mylohyoid, digastriku,

    dan pterigoideus lateralis, berfungsi menstabilkan condylus dan menggerakkan

    kea rah anterior/ posterior selama membuka mulut, menutup dan gerakan protusif.

    Sedangkan otot-otot menutup mulut (otot elevator) adalah temporalis, masseter

    dan pterigoideus medialis.

    Komponen Mastikasi

    a) Sendi temporomandibular (TMJ)

    Temporomandibular Joint (TMJ) merupakan sendi sinovial yang

    menghubungkan mandibula dengan tulang temporal pada posisi yang tepat. Pada

    posisi normal kondilus mandibula berada tepat pada fossa glenoidea tulang

    temporal. Tulang kartilago (articilar disc) merupakan bantalan yang berada

    diantara kondilus dan fossa glenoidea yang memungkinkan mandibula bergerak

    tanpa menimbulkan rasa sakit. TMJ didukung oleh beberapa struktur, antara lain

    struktur tulang, ligamen, muskulus, dan saraf. TMJ menghubungkan tulang

    mandibula dan tulang temporal.

    4

  • 7/27/2019 fisio 1b

    3/34

    b) Otot-otot Pengunyahan

    A. Otot masseter

    o Saraf : nervus trigerminus divisi mandibulae (N. V3)o Fungsi : mengangkat mandibula untuk merapatkan gigi sewaktu

    mengunyah.

    o Ini adalah otot kuadrangularis yang mencakup aspek lateral ramus danproses koronoideus mandibula.

    o Origo: batas inferior dan permukaan medial arkus zygomatic.o Insersi: permukaan lateral ramus mandibula dan proses koronoideus nya.o Persarafan: saraf melalui saraf mandibula masseteric yang memasuki

    permukaan yang mendalam.

    o Ini mengangkat dan menjorok mandibula, menutup rahang dan serat dalamretrude itu.

    B. Otot temporal

    o Saraf : nervi teempirales profundi (N. V3) saraf mandibulao Fungsi : elevasi dan retrusi mandibulao Ini adalah otot berbentuk kipas yang luas yang mencakup wilayah

    temporal.

    o Ini adalah otot pengunyahan yang kuat yang dengan mudah dapat dilihatdan dirasakan selama penutupan rahang bawah.

    o Origo : lantai fosa temporal dan permukaan dalam fasia temporal.o Insersi: tip dan permukaan medial dari proses koronoideus dan batas

    anterior ramus mandibula.

    o Para temporalis mengangkat mandibula, menutup rahang, dan seratposterior mandibula retrude setelah tonjolan

    5

  • 7/27/2019 fisio 1b

    4/34

    C. Otot pterigoid medial

    o Saraf : nervus trigerminus divisi mandibularis.o Fungsi : untuk membantu mengangkat mandibula, elevasi mandibula dan

    menutup mulut.

    o Ini adalah otot tebal, segiempat yang juga memiliki dua kepala atau asal.o Ini mencakup kepala lebih rendah dari otot pterygoideus lateral.o Hal ini terletak jauh ke ramus mandibula.o Origo: dalam kepala-medial permukaan plat pterygoideus lateral dan

    proses piramida tulang palatine, kepala tuberositas-dangkal rahang.

    o Insersi: permukaan medial ramus mandibula, lebih rendah foramenmandibula.

    o Persarafan: N. mandibula melalui saraf pterygoideus medial.o

    Ini membantu untuk mengangkat rahang bawah dan menutup rahang.

    o Bertindak bersama-sama, mereka membantu untuk menonjol mandibula.o Bertindak saja, menonjol sisi rahang.o Bertindak secara bergantian, mereka menghasilkan gerak gerinda.

    D. Otot pterigoid lateral

    o Saraf : divisi anterior dari n. trigerminus divisi mandibularis.o Fungsi : untuk menuntun pergerakan posterior disc dan condylus seperti

    kembali ke posisi sentrik.

    o Ini adalah otot, pendek tebal yang memiliki dua kepala atau asal.o Ini adalah otot berbentuk kerucut dengan puncaknya menunjuk posterior.

    6

  • 7/27/2019 fisio 1b

    5/34

    o Origo : unggul kepala infratemporal permukaan dan puncak infratemporalsayap yang lebih besar dari tulang sphenoid, kepala rendah-lateral

    permukaan plat pterygoideus lateral.

    o Insersi: leher mandibula, disk artikular, dan kapsul senditemporomandibular.

    o Persarafan: saraf melalui saraf mandibula pterygoideus lateral dari batanganterior, yang masuk itu permukaan dalam.

    o Bertindak bersama-sama, otot-otot menonjol mandibula dan menekandagu.

    o Bertindak sendirian dan secara bergantian, mereka menghasilkan sisi kesisi gerakan mandibula.

    c). Pengaturan Syaraf Otot Mastikasi

    Kegiatan pengunyahan tidak hanya kegiatan pusat pengunyahan yang

    terletak di formasio retikularis batang otak. Pusat pengunyahan dapat dipengaruhioleh aferen dari perifer bagian lain, termasuk wajah dan mulut, dan dipengaruhi

    juga oleh bagian otak lain, misalnya emosi, stress, dan kehendak. Pengunyahan

    dapat terjadi tanpa rangsang dari perifer, sekali dimulai dapat terus berlangsung

    tanpa dipengaruhi kemauan. Tetapi kemauan berperan dalam memulai atau

    menghentikan pengunyahan, yang pengaturannya terletak dalam korteks serebri.

    Mekainsme penghantaran impuls berserta jalur persarafan yang secara

    umum terjadi dimana stimulus yang diterima oleh tubuh akan dihantarkan ke SSP,

    namun stimulus yang berasal dari wajah dan struktur di dalam rongga mulut tidak

    dihantarkan ke korda spinalis melalui jalur-jalur spinal. Sebagai gantinya, implus

    akan dibawa oleh saraf aferen dari sistem trigeminal. Badan sel saraf aferen

    trigeminal terletak di ganglion gasserian. Impuls yang dibawa oleh saraf aferen

    akan dihantarkan ke dalam batang otak (kompleks nukleus sensorik

    7

  • 7/27/2019 fisio 1b

    6/34

    trigeminal) untuk bersinapsis dengan antarneuron pada daerah trigeminal spinal

    tract nucleus. Daerah ini memiliki kesamaan dengan tanduk dorsal dari korda

    spinalis.

    Kompleks nekleus sensorik trigeminal terdiri dari main sensory nucleus

    (neukleus sensori utama), yang menerima masukan dari neuron aferen yang

    mempersarafi jaringan pulpa serta periodontal dan trigeminal spinal tract nucleus.

    Spinal tract nucleus dibagi menjadi 3 bagian yaitu subnukleus oralis, subnukleus

    interpolaris dan subnukleus kaudalis.

    Proses Mastikasi

    Proses mastikasi merupakan suatu proses gabungan gerak antar dua rahang

    yang terpisah, termasuk proses biofisik dan biokimia dari penggunaan bibir, gigi,

    pipi, lidah, langit-langit mulut, serta seluruh struktur pembentuk oral, untuk

    mengunyah makanan dengan tujuan menyiapkan makan agar dapat ditelan. Lidah

    berfungsi mencegah tergelincirnya makanan, mendorong makanan kepermukaan

    kunyah, membantu mencampur makanan dengan saliva, memilih makanan yang

    halus untuk ditelan, membersihkan sisa makanan, membantu proses bicara dan

    membantu proses menelan. Pada waktu mengunyah kecepatan sekresi saliva 1.0

    1.5 liter/hari, pH 6 7.4. Saliva berfungsi mencerna polisakarida, melumatkan

    makanan, menetralkan asam dari makanan, melarutkan makanan, melembabkan

    mulut dan anti bakteri. Pada proses mastikasi terjadi beberapa stadium antara lain

    stadium volunter dimana makanan diletakkan diatas lidah kemudian didorong ke

    atas dan belakang pada palatum lalu masuk ke pharynx, di mana hal ini dapat

    dipengaruhi oleh kemauan. Selanjutnya pada stadium pharyngeal bolus pada

    mulut masuk ke pharynx dan merangsang reseptor sehingga timbul refleks-refleks

    antara lain terjadi gelombang peristaltik dari otot-otot konstriktor pharynx

    sehingga nafas berhenti sejenak. Proses ini sekitar 1 2 detik dan tidak

    dipengaruhi oleh kemauan. Kemudian pada stadium oesophangeal terjadi

    gelombang peristaltik primer yang

    8

  • 7/27/2019 fisio 1b

    7/34

    merupakan lanjutan dari gelombang peristaltik pharynx dan gelombang peristaltik

    sekunder yang berasal dari dinding oesophagus sendiri. Proses ini sekitar 5 10

    detik dan tidak dipengaruhi oleh kemauan. Setelah melalui proses ini makanan

    siap untuk ditelan.

    Mekanisme dalam pengunyahan secara normal dan yang mengalami

    kelainan sendi temporomandibula pada pasien yang mengunyah satu sisi berbeda.

    Terlihat perbedaan aktivitas otot-otot pengunyahan pada yang normal dan yang

    abnormal. Pada dasarnya dapat dilihat dari 3 fase,yaitu fase membuka saat gigi

    meninggalkan kontak dengan lawannya dan mandibula turun, kedua fase

    menutup, saat mandibula bergerak kembali ke atas sampai terjadinya kontak

    pertama antara gigi geligi bawah dan gigi geligi atas, dan fase ketiga fase

    oklusi ,yaitu saat mandibula kembali ke posisi interkupasi maksimal dengan

    dipandu oleh bergesernya kontak gigi- geligi bawah dan gigigeligi atas.

    Pada keadaan normal pergerakan sendi yaitu gerakan rotasi terjadi pada

    kondilus dengan permukaan bawah discus disebut struktur kondilus

    disckomplek (sendi bawah). Gerakan menggelincir terjadi pada sendi bagian atasantara kondilus disckomplek dengan fosa glenoidalis.

    Pada kasus mengunyah dengan satu sisi pada fase membuka mulut terjadi

    rotasi dimana discus bergerak sedikit ke posterior, kondilus ke anterior

    m.pterygoideuslateral inferior dan m.pterygoideuslateral superior berkontraksi.

    Dan terjadi translasi dimana discus beserta kondilus bergerak ke anterior

    mengikuti guiding line sampai eminentia artikular.

    Semua ototnya dalam keadaan kontraksi. Pada fase menutup mulut discus

    artikularis bergerak ke anterior dan kondilus ke posterior untuk mempertahankan

    kedudukan kondilus agar tetap berada pada zona intermediet, maka

    m.pterygoideus lateral superior kontraksi dan m.pterygoideus lateral inferior

    relaksasi.

    9

  • 7/27/2019 fisio 1b

    8/34

    1.1.2PenelananProses penelanan adalah aktivitas terkoordinasi yang melibatkan beberapa

    macam otot dalam mulut, otot palatum lunak, otot faring dan otot laring. Aktivitas

    otot penelanan di mulai sebagai kerja volunter dan kemudian berubah menjadi

    refleks infolunter. Holinshead, loogmore (1985) menyatakan bahwa peristiwa

    menelan adalah peristiwa yang terjadi setelah proses pengunyahan selesai di

    dalam mulut,kemudian mulut menutup. Lidah bagian ventral bergerak ke

    arah palatum sehingga mendorong bolus ke arah istmus fausium menuju faring

    untuk selanjutnya di teruskan ke esofagus.1. Aktivitas otot Berkovits (1995) dan wiliams (1995) menyatakan bahwa otot-

    otot yang berperan dalam proses penelanan adalah otot-otot di dalam kavum

    orispropium yang bekerja secara volunter, otot-otot faring dan otot-otot laring

    bekerja secara involunter. Kavum oris terbagi menjadi 2 bagian yaitu vestibulum

    oris dan kavum oris proprium.a) Otot di dalam kavum oris proprium

    Otot yang termasuk dalam kelompok ini adalah otot-otot lidah dan otot-otot palatum lunak. Otot-otot lidah terdiri dari otot-otot intrinsik dan

    ekstrinsik.otot intrinsik lidah merupakan otot yang membentuk lidah itu sendiri

    yaitu muskulus longitudinalis lingua superfisialis, muskulus longitudinalis lingua

    profunda, muskulus transversus lingua dan muskulus vertikalis lingua. Otot

    ekstrinsik lidah merupakan merupakan otot yang berada di bawah lidah yaitu

    muskulus genioglossus untuk menggerakan bagian tengah lidah ke belakang.

    Sedangkan otot-otot palatum lunak yaitu muskulus tensor dan muskulus levatorvely palatini untuk mengangkat faring dan muskulus palatoglosus yang

    menyebabkan terangkatnya uvula.

    10

  • 7/27/2019 fisio 1b

    9/34

    b) Otot faringTerbagi menjadi 2 golongan yaitu otot-otot yang jalanya melingkar dan

    otot -otot membujur faring. Otot-otot melingkar terdiri dari muskulus konstriktot

    faringis superior, muskulus konstriktor faringis media, muskulus konstriktor

    faringis inferior. Sedangkan otot otot membujur terdiri dari muskulus

    stylofaringeus. Faring tertarik ke arah medial untuk saling mendekat. Setelah itu

    lipatan lipatan faring membentuk celah sagital yang akan di lewati makanan

    menuju ke dalam fsring posterior, celah ini melakukan kerja selektif sehingga

    makannan yang telah di kunyah dapat lewat dengan mudah.c) Otot laring

    Terbagi menjadi 2 bagian yaitu otot laring intrinsik dan otot laring

    ekstrinsik. Otot laring ekstrinsik yaitu muskulus cricotiroideus. Sedangkan otot

    otot laring intrinsik yaitu muskulus cricoaritenoideus posterior,muskulus

    cricoaritenoideus lateral.muskulus tiroaritinoideus, muskulus vokalis, muskulus

    tiroepiglotikus dan muskulus aritenoideus. Pada laring terdapat 2 sfrinngter yaituaditus laringis dan rima glotidis. Aditus laringis berfungsi hanya pada saat

    menelan. Ketika bolus makanan di pindahkan kebelakang diantara lidah dan

    palatum mole, laring tertarik ke atas. Adituslaringis dipersempit oleh kerja

    muskulus aritenoideus oblique dan muskulus ariepiglotikus. Bolus makanan atau

    cairan, kini masuk ke esofagus dengan menggelincir di atas epiglotis atau turun

    lewat alur padasisi sisi aditus laringis. Rima glotidis berfungsi sebagai sfringter

    pada saat batuk atau bersin tetapi yang terpenting adalah epiglotis membantumencegah makanan agar sejauh mungkin dari pita suara, di mana akan

    mempengaruhi tegangan pita suara pada waktu bicara.

    11

  • 7/27/2019 fisio 1b

    10/34

    2. PersarafanPada tahap menelan, daerah posterior mulut dan faring merupakan daerah

    yang paling sensitif. Pada faring terdapat suatu cincin yang mengelilingi

    pembukaan faring dan mempunyai sensitifitas terbesar pada tiangtiang tonsil.

    Inpuls di jalarkan dari daerah ini melalui bagian sensori saraf trigerminal dan

    syaraf glosofaringeal ke daerah medula oblongata yang berhubungan erat dengan

    traktus salifarius yang terutama menerima impuls sensori dari mulut.Secara otomatis proses menelan diatur oleh daerah daerah neuron dibatang

    otak yang di distribusikan ke seluruh substansia retikularis medula dan bagian

    bawah pond. Daerah medula dan bagian pons bagian bawah mengatur penelanan

    secara keseluruhan disebut pusat menelan atau deglutasi.Impuls motorik dari pusat menelan ke faring dan esofagus bagian atas

    menyebabkan menelan dijalarkan oleh saraf kranial, yaitu saraf trigeminal,saraf

    glossofaringeal, saraf vagus dan saraf hipoglossal.Berikut ini merupakan tahap-tahap mekanisme penelanan makanan:

    Penelanan makanan terbagi menjadi tiga tahap, yaitu tahap volunter atautahaporal atau tahap bukal, tahap faringeal atau involunter, dan tahap esophageal.

    Tahap-tahap ini melakukan gerakan yang berkesinambungan dan berlangsung

    secara cepat.Tahap oral atau volunter berlansung setelah makanan dikunyah dan

    berbentuk bolus sehingga mudah untuk ditelan. Lidah akan bergerak secara

    vertikal dan mendorong bolus tersebut ke arah isthmus fausium. Ishtmus fausium

    merupakan daerah posterior dari cavum oris yang dibatasi oleh palatum mole padabagian superior dan radiks lidah pada bagian inferior. Ketika bolus akan melewati

    isthmu sfausium, muskulus palatoglossus berkontraksi untuk menyempitkan

    isthmus fausium sehingga makanan tidak dapat kembali ke dalam cavum oris.

    Setelah makanan sampai pada orofaring, muskulus levator veli

    palatini, muskulus tensor veli palatine, dan muskulus palatofaringeus untuk

    12

  • 7/27/2019 fisio 1b

    11/34

    menutup nasofaring agar makanan tidak masuk kedalam nasofaring dan terdorong

    ke dalam orofaring.

    Pada tahap faringeal atau involunter dimulai peranan faring dalam proses

    penelanan. Muskulus stylofaringeus dan muskulus palatofaringeus berkontraksi

    sehingga menarik faring kearah kranial yang memungkinkan makanan terdorong

    kearah laringofaring. Pada saat bersamaan otot-otot laring yaitu muskulus

    sritenoideusobliqus dan muskulus transversus serta muskulus cricoaritenoideus

    lateral berkontraksi yang menyebabkan penyempitan aditus laringis. Kedua

    cartilago maritenoidea berkontraksi, kemudian tertarik dan saling mendekati

    sampai bertemudengan epiglottis, rima glotidis tertutup sehingga makanan tidak

    masuk ke dalam laring tetapi berada dalam laringofaring.Pada tahap esophagus, muskulus constrictor faring berkontraksi berganti

    dari atas ke bawah mendorong bolus makanan ke bawah melewati laring. Dengan

    terangkatnya laring dan relaksasi dari sfingter faringoesofageal, seluruh otot-

    otot pada dinding faring berkontraksi. Makanan yang telah memasuki esophagus,

    akan dialirkan ke lambung melalui gerak peristaltik. Gerak peristaltic padaesophagus terbagi menjadi dua tipe, yaitu peristaltik primer dan peristaltik

    sekunder. Gerak peristaltik primer merupakan gelombang peristaltik yang

    mendorong makanan di faring menuju esophagus selama tahap faringeal. Jika

    setelah gelombang peristaltik primer masih terdapat sisa makanan yang belum

    terdorong ke lambung, maka akan timbul gelombang peristaltik sekunder yang

    dihasilkan dari peregangan esophagus oleh makanan yang tertahan akan

    mendorong sisa makanan tersebut ke lambung.

    13

    1.1.3Refleks Muntah

  • 7/27/2019 fisio 1b

    12/34

    Refleks muntah (gagging refleks) dianggap suatu mekanisme fisiologis

    tubuh untuk melindungi tubuh terhadap benda asing atau bahan-bahan yang

    berbahaya bagi tubuh, masuk ke dalam tubuh melalui faring, laring, atau trakea.

    Refleks muntah merupakan suatu respon tubuh untuk menjaga keseimbangan

    homeostatis. Muntah merupakan suatu cara dimana traktus gastrointestinal

    membersihkan dirinya sendiri dari isinya ketika hampir semua bagian atas traktus

    gastrointestinal teriritasi dengan secara luas, sangat mengembang, atau bahkan

    sangat terangsang. Distensi yang berlebihan atau iritasi duodenum menyebabkan

    suatu rangsangan khusus yang kuat untuk muntah. Impuls ditransmisikan, baik

    oleh saraf aferen vagal maupun oleh saraf simpatis ke pusat muntah bilateral di

    medula, yang terletak didekat traktus solitaries lebih kurang pada tingkat nukleus

    motorik dorsalis vagus. Reaksi motorik otomatis yang sesuai kemudian

    menimbulkan perilaku muntah. Impuls-impuls motorik yang menyebabkan

    muntah ditransmisikan dari pusat muntah melalui saraf kranialis V, VII, IX, X,

    dan XII ke traktus gastrointestinal bagian atas dan melalui saraf spinalis ke

    diafragma dan otot abdomen. Pada tahap awal dari iritasi gastrointestinal atau

    distensi yang berlebihan, antiperistaltik mulai terjadi, sering beberapa menit

    sebelum muntah terjadi. Antiperistaltik dapat dimulai sampai sejauh ileum di

    traktus gastrointestinal, dan gelombang antiperistaltik bergerak mundur naik ke

    usus halus dengan kecepatan dua sampai 3cm/detik; proses ini benar-benar dapat

    mendorong sebagian besar isi usus kembali ke duodenum dan lambung dalam

    waktu 2-5 menit. Kemudian, pada saat bagian atas traktus gastrointestinal,

    terutama duodenum, menjadi sangat meregang dimana peregangan ini menjadi

    faktor pencetus yang menimbulkan tindakan muntah yang sebenarnya. Pada saat

    muntah, kontraksi intrinsik kuat terjadi baik pada duodenum maupun pada

    lambung, bersama dengan relaksasi sebagian dari sfingter esophagus bagian

    bawah, sehingga membuat muntahan mulai bergerak ke dalam esophagus. Dari

    sini, kerja muntah spesifik yang melibatkan otot-otot

    14

    abdomen mengambil alih dan mendorong muntahan ke luar.

  • 7/27/2019 fisio 1b

    13/34

    Sekali pusat muntah telah cukup dirangsang dan timbul perilaku muntah,

    efek yang pertama adalah:

    (1) Bernafas dalam,

    (2) Naiknya tulang lidah dan laring untuk menarik sfingter esophagus bagian atas

    supaya terbuka

    (3) Penutupan glotis

    (4) Pengangkatan palatum molle untuk menutupi nares posterior. Kemudian

    datang dengan kontraksi yang kuat ke bawah diafragma bersama dengan

    rangsangan kontraksi semua otot dinding abdomen. Keadaan ini memeras perut

    diantara diafragma dan otot-otot abdomen, membentuk suatu tekanan intragastrik

    sampai ke batas yang tinggi. Akhirnya sfingter esophagus bagian bawah

    berelaksasi secara lengkap membuat pengeluaran isi lambung ke atas melalui

    esophagus.

    Jadi, kerja muntah berasal dari suatu kerja memeras otot-otot abdomen

    bersama dengan pembukaan sfingter esophagus secara tiba-tiba sehingga isi

    lambung dapat dikeluarkan. Selain dari muntah yang dicetuskan oleh rangsangan

    iritasi traktus gastrointestinal itu sendiri, muntah juga dapat disebabkan oleh

    impuls saraf yang timbul pada daerah otak di luar pusat muntah. Ini terutama

    berlaku pada daerah kecil yang terletak bilateral pada lantai ventrikel ke empat

    dekat daerah postrema dan disebut zona pencetus kemoreseptor perangsangan

    elektrik pada daerah ini juga mencetus muntah. Dan yang lebih penting,

    pemakaian obat-obat tertentu, tremasuk apomorfin, morfin, dan beberapa derivate

    digitalis, dapat secara langsung merangsang zona pencetus kemoreseptor dan

    memulai muntah. Destruksi daerah tersebut menghambat muntah jenis ini tetapi

    tidak menghambat muntah yang ditimbulkan oleh rangsangan iritasi pada traktus

    gastrointestinal itu sendiri. Telah diketahui dengan baik bahwa gerakan perubahan

    arah tubuh yang cepat menyebabkan orang tertentu muntah. Mekanisme peristiwa

    ini adalah sebagai berikut:

    15

  • 7/27/2019 fisio 1b

    14/34

    gerakan merangsang reseptor dari labirinaimpuls ditransmisikan terutama

    melalui inti-inti vestibular ke dalam serebelumazone pencetus kemoreseptorapusat

    muntahamenyebabkan muntah. Berbagai rangsangan psikis, termasuk gambaran

    yang mengganggu, bau yang memuakkan, dan faktor psikologi lain yang sesuai,

    juga dapat menyebabkan muntah. Hubungan saraf yang tepat terhadap efek-efek

    ini tidak diketahui walaupun mungkin impuls melewati secara langsung pusat

    muntah dan tidak melibatkan zone perangsangan kemoreseptor.

    Muntah kadang terjadi tanpa diidahului perangsangan prodromal mual,

    yang menunjukkan bahwa hanya bagian-bagian tertentu dari pusat muntah yang

    berhubungan dengan perangsangan muntah. Traktus gastrointestinal dapat

    mengalami obstruksi pada hampir semua bagian sepanjang perjalanannya.

    Beberapa penyebab umum obstruksi adalah kanker, kontriksi fibrotik yang

    merupakan akibat dari ulerasi atau dari pelekatan peritoneum, spasme dari suatu

    segmen usus, atau pralisis suatu segmen. Akibat-akibat abnormal dari obstruksi

    bergantung pada tempat di dalam traktus gastrointestinal yang mengalami

    obstruksi. Jika obstrusi terjadi di pilorus, yang sering terjadi akibat konstriksi

    fibrotik setelah ulserasi peptik, terjadi muntahan isi lambung yang persisten.

    Nutrisi yang tertekan ini, juga menyebabkan hilangnya ion hidrogen yang

    berlebihan dari tubuh dan dapat menyebabkan tingkat alkalosis. Jika obstruksi

    terjadi di bawah lambung, gerakan antiperistaltik yang berasal dari usus halus

    menyebabkan cairan usus bergerak mundur masuk ke dalam lambung, dan cairan-

    cairan ini dimuntahkan bersama sekresi lambung. Pada keadaan saat ini, orang

    tersebut kehilangan banyak air dan elektrolit sehingga penderitta mengalami

    dehidrasi yang sangat berat, tetapi hilangnya asam dan basa mungkin lebih kurang

    sebanding, sehingga hanya terjadi perubahan keseimbangan asam-basa yang kecil.

    Jika obstruksi yang terjadi dekat ujung bawah usus halus, maka mungkin untuk

    memuntahkan lebih banyak zat-zat yang bersifat basa daripada asam; dalam hal

    ini asidosis mungkin timbul. Sebagai tambahan, setelah obstruksi beberapa hari,

    muntahan menjadi berkarakter fekal.

    16

  • 7/27/2019 fisio 1b

    15/34

    Yang juga terpenting pada obstruksi usus halus adalah distensi yang

    bermakna dari usus yang tereltak proksimal dari tempat obstruksi. Sejumlah besar

    cairan dan elektrolit terus disekresi ke dalam lumen usus halus, bahkan sejumlah

    besar protein hilang dari peredaran darah, sebagian masuk ke dalam lumen usus

    halus, dan sebagian ke dalam dinding usus yang menjadi edema sebagai akibat

    dari distensi yang berlebihan. Volume plasma yang berkurang karena hilangnya

    protein dan syok sirkulasi yang hebat sering terjadi. Sesorang mungkin sering

    bertanya, Mengapa usus halus tidak mereabsorbsi cairan dan elektrolit ini?

    Jawabannya adalah distensi usus biasanya merangsang aktivitas sekresi dari usus

    tapi tidak sebandingg dengan peningkatan laju kecepatan absorpsinya. Secara

    normal keadaan ini mendorong kimus jauh lebih dalam ke usus halus sehingga

    mengurangi distensi. Tetapi, jika ada obstruksi, tampaknya mekanisme normal ini

    tidak dapat terjadi dan sebaliknya terjadi lingkaran setan dimana ditemukan

    distensi yang makin lama makin hebat. Jika obstruksi terletak dekat ujung distal

    usus besar, feses dapat menumpuk di dalam kolon untuk beberapa minggu. Pasien

    mengalami perasaan konstipasi yang hebat, tetapi pada tahap pertama dari

    obstruksi, muntah tidak parah. Setelah usus besar menjadi terisi penuh dan

    akhirnya kimus tambahan tidak mungkin bergerak dari usus halus ke dalam usus

    besaramuntah hebat. Obstruksi yang berkepanjangan dari usus besar akhirnya

    akan menyababkan rupture usus itu sendiri atau terjadi dehidrasi dan syok

    sirkulasi akibat muntah hebat.

    Muntah adalah aktivitas mengeluarkan isi perut melalui mulut yang

    disebabkan oleh kerja motorik dari saluran pencernaan. Kemampuan untuk

    muntah dapat mempermudah pengeluaran toksin dari perut. Penyebab muntah

    bisa karena penyakit infeksi atau radang di saluran pencernaan atau di pusat

    keseimbangan, penyakit-penyakit karenagangguan metabolisme seperti kelainan

    metabolisme karbohidrat (galaktosemia dan sebagainya), kelainan metabolisme

    asam amino/asam organic (misalnya gangguan siklus urea dan fenilketonuria),

    gangguan pada system saraf (neurologic) bisa karena gangguan pada struktur

    (misalnya hidrosefalus), adanya infeksi (misalnya meningitis dan ensefalitis),

    17

  • 7/27/2019 fisio 1b

    16/34

    maupun karena keracunan (misalnya keracunan saraf oleh asidosis dan hasil

    samping metabolisme lainnya), juga karena kondisi fisiologis misalnya yang

    terjadi pada anakanak yang sedang mencari perhatian dari lingkungan sekitarnya

    dengan mengorek kerongkongan dengan jari telunjuknya.

    18

  • 7/27/2019 fisio 1b

    17/34

    BAB II

    HASIL PENGAMATAN

    2.1 Data Tabel

    2.1.1 Pengunyahan

    2.1.1.1 Kekuatan Gigit Maksimal

    Jenis kelamin

    orang cobaGigi

    Kedalaman gigit

    Kanan(cm) Kiri(cm)

    Insisiv pertama 0.5 0.5Kaninus 0.5 0.5Molar pertama 0,5 0.5

    Insisiv pertama 0.7 0.5

    Kaninus 0.7 0.7

    Molar pertama 0.6 0.7

    2.1.1.2 Efisiensi Kunyah

    Perhitungan efisiensi kunyah

    Berat saringan = 14gr

    Berat nasi 1 sendok = 20gr

    Berat hasil kunyah dan saringan = 10gr

    Pengunyahan 20x

    Efisiensi =

    =

    = 50 %

    19

  • 7/27/2019 fisio 1b

    18/34

    Pengunyahan 15x

    Efisiensi =

    =

    = 60 %

    Pengunyahan 10x

    Efisiensi =

    =

    = 50 %

    Jenis kelamin

    orang coba

    Efisiensi kunyah

    20 kali 15 kali 10 kali

    50 % 60 % 50 %

    2.1.1.3 Kelelahan pada Otot Wajah

    Jenis kelamin orang coba Waktu kunyah (awal kunyahlelah)

    285 detik selama 285x

    20

  • 7/27/2019 fisio 1b

    19/34

    2.1.1.4 Gerakan Lidah Pada Saat Pengunyahan

    Jeniskelamin

    orang coba

    Posisi lidah BentukUkuran

    (normal/tdk)Warna Tekstur

    Relaksasi Lonjong NormalMerah

    keputihanAgak kasar

    AnteriorSetengah

    lingkaranNormal

    Merah

    keputihanAgak kasar

    Lateral Memanjang NormalMerah

    pucatAgak kasar

    Posterior Membulat NormalMerah

    putih

    Agak lebih

    kasar

    MengunyahTampakmelebar

    NormalMerahputih

    Lebihhalus

    2.1.2 Pemeriksaan Proses Menelan

    2.1.2.1 Pemeriksaan Palpasi Saat Menelan

    Jenis kelamin orang coba Pola gerakan

    -Adams aplle (jakun) bergerak naikturun dari bawah ke atas

    -Tidak ada hambatan

    2.1.2.2 Pengaruh Peningkatan Sekresi Saliva Terhadap Penelanan

    Perlakuan Respon orang coba

    Dengan pemijatan Lebih mudah ditelan, makanan lebuh berair

    Tanpa pemijatan Tanpa ada hambata

    21

  • 7/27/2019 fisio 1b

    20/34

    2.1.2.3 Pengaruh Jenis Makanan Terhadap Penelanan

    Jenis kelamin

    orang coba

    Kemudahan menelan dan respon oran coba

    1 : 0,51 : 1 (sangat

    kasar)1 : 2 (pulen)

    1 : 3 (sangat

    pulen)

    - Kunyah (++)menelan (--)Kunyah (+)

    menelan (-)

    Kunyah (-)

    menelan (+)

    2.1.3 Prosedur Percobaan Refleks (Gagging Reflexs)

    2.1.3.1 Pengaruh Sentuhan Terhadap Refleks Muntah

    Lokasi Sentuhan Suhu ObatPanas Dingin

    Ujung lidah - - - -

    Dorsal lidah - - - -

    Lateral kiri - - - -

    Lateral kanan - - - -

    Anterior - - - -

    Posterior - - - -

    Posterior palatum - - + +++

    Uvula - - + +++

    Tonsil + - ++ +Faring atas (jika

    bisa)++ + +++ +

    Yang paling

    sensitif adalah :

    Faring

    atasFaring atas Faring atas Faring atas

    22

  • 7/27/2019 fisio 1b

    21/34

    2.2 Pertanyaan dan Jawaban

    1. Apakah ada perbedaan permukaan rongga mulut antara laki laki danperempuan ? Jelaskan mengapa ?

    Jawab : dari percobaan yang dilakukan terdapat perbedaan lebar rongga

    mulut antara laki-laki dan perempuan dimana permukaan mulut

    laki-laki lebih lebar dibandingkan dengan perempuan. Perbedaan

    ini terjadi karena bentuk rahang laki-laki lebih besar dari pada

    perempuan selain itu kebiasaan laki-laki tertawa terlalu lebar juga

    mempengaruhi lebar dari permukaan rongga mulut tersebut

    2. Apakah ada perbedaan kekuatan gigit maksimal laki-laki dan perempuan ?Jelaskan mengapa ?

    Jawab : dari percobaan yang dilakukan perbedaan kekuatan gigit maksimal

    antara laki-laki dan perempuan sangat tipis. Kekuatan laki-laki

    dan perempuan hampir sama namun laki-laki sedikit lebih kuat

    dari pada perempuan. Hal ini terjadi karena otot pengunyahan

    pada laki-laki lebih kuat dari pada perempuan.3. Mengapa makanan ada yang mudah ditelan dan ada yang sukar ? Jelaskan

    mengapa

    Jawab : makanan yang dimakan banyak yang berbeda baik bentuk dan

    kandungan air dalam makanan tersebut. Makanan yang bentuknya

    kasar dan mengandung sedikit kandungan air akan sukar ditelan.

    Sedangkan makanan yang bentuknya halus dan mengandung

    banyak air akan lebih mudah ditelan.

    23

  • 7/27/2019 fisio 1b

    22/34

    4. Mengapa rasa pahit dapat merangsang refleks muntah ?Jawab : di dalam rongga mulut terdapat saraf motorik maupun sensorik

    yang keduanya saling bekerja sama. Rasa pahit merupakan salah

    satu perangsang rasa muntah dimana rasa pahit ini merangsang

    impuls saraf sensorik yang diteruskan ke otak melalui N.

    Glossofaringeus, setelah mencapai otak rangsangan motoriknya

    akan dibawa kembali oleh N.vagus untuk memberi refleks

    muntah. Hal inilah yang memberi refleks muntah pada seseorang

    yang merasakan rasa pahit di dalam rongga mulut

    24

  • 7/27/2019 fisio 1b

    23/34

    BAB III

    PEMBAHASAN

    3.1 Pengunyahan

    3.1.1 Kekuatan Gigit Maksimal

    Berdasarkan hasil percobaan, didapatkan bahwa kedalaman gigit pada

    semua gigi yang diujikan dengan menggigit balok malam yang telah disediakan

    baik pada gigi insisiv pertama, kaninus dan molar pertama sebelah kanan dan kiri

    mempunyai kedalaman gigit yang sama yaitu 0,5cm. Hanya saja pada saat orang

    coba berjenis kelamin laki-laki mencoba gigitan maksimalnya, balok malam yang

    digunakan hampir putus pada gigi insisiv pertama, kaninus maupun molar

    pertama kanan dan kiri. Sedangkan pada orang coba berjenis kelamin perempuan,

    balok malam yang digunakan terlihat dalam keadaan normal. Selain itu orang

    coba berjenis kelamin perempuan didapatkan bahwa kedalaman gigit pada gigi

    molar pertama sebelah kirinya adalah 0cm. Hal ini dikarenakan gigi molar

    pertama orang coba sudah hilang. Terbukti bahwa kekuatan gigit maksimal antara

    laki-laki dan perempuan adalah beda. Salah satu sumber mengatakan bahwa, hal

    ini disebabkan karena perbedaan ukuran gigi baik laki-laki dan perempuan.

    Ukuran gigi laki-laki lebih besar daripada ukuran gigi perempuan sehingga dapat

    mempengaruhi kekuatan gigit maksimal setiap individu.

    25

    3.1.2 Efisiensi Kunyah

  • 7/27/2019 fisio 1b

    24/34

    Mengunyah adalah memecah molekul makanan yang besar menjadi

    partikel yang lebih kecil yang membuat proses pencernaan menjadi baik.

    Mengunyaha dalah proses kontak antara makanan dengan air liur yang ada di

    mulut.Pada praktikum ini kami melakukan penghitungan efisiensi kunyah dengan

    cara mengunyah nasi yang dibedakan berdasarkan jumlah kunyahan. Hal-hal yang

    harus dikerjakan dalam praktikum ini yaitu menimbang saringan yang akan

    digunakan yaitu sebesar 10 gram. Kemudian meminta subyek / orang coba untuk

    memakan nasi sebanyak 1 sendok dan mengunyahnya dengan kecepatan 1x/detik,

    dibedakan menjadi 20 kali kunyahan, 15 kali kunyahan, dan 10 kali kunyahan.

    Kemudian nasi dikeluarkan (jangan sampai ada sisa) dan diletakkan diatas

    saringan setelah itu digerojok air sebanyak 1 gelas. Kemudian di timbangdan di

    hitung efisiensi kunyah dengan cara :

    Perhitungan efisiensi kunyah

    Berat saringan = 10gr

    Berat nasi 1 sendok = 4gr

    Berat hasil kunyah dan saringan = 12gr

    Pengunyahan 20x

    Efisiensi =

    =

    = 50 %

    26

    Pengunyahan 15x

  • 7/27/2019 fisio 1b

    25/34

    Efisiensi =

    =

    = 60 %

    Pengunyahan 10x

    Efisiensi =

    =

    = 50 %

    Hal ini menunjukan semakin sedikit dilakukan pengunyahan tingkat

    efisien kunyah semakin besar.Semakin besar disini dimaksudkan bahwa semakin

    besar berarti molekul makanan hasil pengunyahan semakin buruk yang ditunjukan

    dengan bentuk dari hasil kunyahan tidak sehalus pada pengunyahan yang

    dilakukan sebanyak 20 kali. Sangat penting memperhatikan penguyahan pada

    saat memakan karena bila mengunyah dengan benar kita akan memproduksi lebih

    banyak saliva atau cairan ludah. Saat mengunyah, nutrisi dan vitamin yang

    terdapat di dalam makanan akan keluar dan bercampur dengan cairan ludah. Hal

    ini membantu tubuh untuk mendapatkan energi tambahan.

    27

    Cara mengunyah yang benar juga memperbaiki system pencernaan. Hal ini

    disebabkan karena cairan ludah dapat membantu menghancurkan partikel

  • 7/27/2019 fisio 1b

    26/34

    makanan sehingga mempermudah saluran pencernaan untuk menyerap nutrisi

    makanan. Enzim yang terkandung di dalam cairan ludah, yang diproduksi akibat

    mengunyah dengan benar, juga berfungsi untuk memecah karbohidrat dan

    lemak.Saat mengunyah dengan benar, cairan ludah juga membantu melawan

    pembentukan plak gigi dan bau mulut. Karbonathidrogen yang terdapat pada

    cairan ludah akan menetralisir pembentuk plakgigi. Cairan ludah juga membunuh

    bakteri dan membersihkan sisa makanan yang terdapat di sekitar gigi.

    Jadi, bila mengunyah makanan dengan tidak benar atau mengunyah

    dengan terburu dengan jumlah kunyahan yang sedikit, maka system

    pencernaanakan membutuhkan waktu lebih lama untuk bekerja. Selainitu, bakteri

    yang tidak terbunuh cairan ludah dapat menyebabkan gas di dalam perut sehingga

    perut terasa sakit usai makan.

    3.1.3 Kelelahan Pada Otot Wajah

    Pengunyahan merupakan proses kerja sama antara peredarah darah, otot

    pengunyahan, saraf, tulang rahang, sendi temporo-mandibula, jaringan lunak

    mulut, dan gigi geligi. Proses pengunyahan ini bertujuan untuk mempermudah

    mencerna makanan dan merangsang sekresi saliva.

    Pada percobaan ini, didapati hasil bahwa orang coba (perempuan)

    melakukan pengunyahan permen karet sampai timbul rasa lelah. Waktu yang

    ditempuh orang coba dari awal pengunyahan permen karet sampai timbul rasa

    lelah yaitu 2 menit 11 detik dengan 118 kali pengunyahan.

    28

    Pengunyahan yang terus-menerus menyebabkan otot wajah mengalami

    kelelahan. Kelelahan ini terjadi baik disadari maupun dengan tidak disadari oleh

  • 7/27/2019 fisio 1b

    27/34

    orang coba. Namun, semakin lama, kecepatan mengunyah permen karet, semakin

    melambat. Dan hal itulah yang bisa menjadi tanda bahwa orang coba sudah

    mengalami kelelahan pada otot wajah, dimana otot wajah merupakan otot yang

    berperan penting saat dilakukannya pengunyahan.

    Kelelahan sebagai perasaaan letih yang berasal dari aktivitas fisik tubuh.

    Pada saat kelelahan pada otot wajah ini terjadi penurunan performa kerja atau

    meningkatnya tingkat kesalahan sebagai akibat dari waktu kerja yang berlebihan.

    Selain itu, kelelahan pada otot wajah ini dapat mengurangi hampir seluruh

    kemampuan fisik termasuk kekuatan, kecepatan, kecepatan reaksi, koordinasi, dan

    keseimbangan.

    3.1.4 Gerakan Lidah Pada Saat Pengunyahan

    Pada praktikum kali ini dilakukan percobaan untuk mengetahui bentuk,

    ukuran, warna dan tekstur lidah pada saat relaksasi, lidah pada posisi anterior,

    lateral, posterior, dan pada saat mengunyah.Didapatkan hasil pada saat relaksasi

    bentuk lidah normal, ukuran normal, warna merah muda dan tekstur halus karena

    lidah tidak mengalami kontraksi. Pada posisi lidah di anterior bentuk lidah

    mengecil, ukuran normal, warna merah muda dan tekstur kasar, pada posisi ini

    lidah mengalami sedikit kontraksi sehingga menyebabkan bentuk dan teksturnya

    berubah dari posisi relaksasi. Pada posisi lidah di lateral terlihat bentuk lidah

    mengecil dan menebal, ukurannya tidak normal, warnanya merah, dan teksturnya

    kasar, hal ini disebabkan karena saat lidah mencapai lateral terjadi kontraksi yang

    sangat kuat. Pada posisi posterior terjadi perubahan bentuk dan ukuran yaitu

    melebar dan tidak normal. Sedangkan pada saat mengunyah hanya terjadi

    perubahan pada warna yaitu merah.

    29

    3.2 Pemeriksaan Proses Menelan

  • 7/27/2019 fisio 1b

    28/34

    3.2.1 Pemeriksaan Palpasi Pada Saat Menelan

    Pada percobaan pemeriksaan palpasi pada saat menelan orang coba

    berjenis kelamin perempuan, hal yang pertama dilakukan adalah meminta orang

    coba untuk duduk tegak, setelah itu lakukan inspeksi dan palpasi di leher bagian

    atas dan liht pola gerakan yang yang dirasakan. Setelah dilakukan pemeriksaan

    tentang pola gerakan setelah orang coba minum air pola gerakan yang terlihat

    adalah naik turun.

    Seperti yang diketahui proses menelan atau deglutasi merupakan proses

    yang kompleks yang memrlukan setiap organ yaqng berperan harus bekerja secara

    terintregasi dan berkesinambungan. Dalam proses menelan diperlukan kerjasama

    dari 6 syaraf cranial, 4 syaraf servikal dan lebih dari 30 pasang otot menelan.

    Proses menelan dibagi menjadi 3 fase yaitu fase volunter, fase faringeal, dan fase

    esofagus. Fase volunter adalah fase pada saat makanan atau minuman ditekan atau

    didorong ke bagian belakang mulut oleh tekanan lidah yang bergerak ke atas dan

    ke belakang terhadap palatum sehingga lidah memaksa bolus makanan masuk ke

    dalam orofaring dan pada fase ini terjadi secara otomatis dan biasanya tidak dapat

    dihentikan. Fase yang kedua adalah fase faringeal dimana makanan atau minuman

    akan didorong ke belakang mulut , dan ia merangsang daerah reseptor menelan

    semuanya terletak di sekitar orofaring khusunya tonsila. Selanjutnya impuls

    berjalan ke batang otak untuk memulai serangkaian kontraksi otot faring. Fase

    yang terakhir adalah fase esofagus, fungsi utama esofagus adalah menghantarkan

    makanan dari faring ke lambung.

    30

    3.2.2 Pengaruh Peningkatan Sekresi Saliva Terhadap Penelanan

  • 7/27/2019 fisio 1b

    29/34

    Pada praktikum pengaruh peningkatan sekresi saliva terhadap penelanan

    adalh orang coba diinstruksikan untuk mengunyah nasi 1 : 1 yang berarti nasi

    dalam keadaan matangnya sedikit kasar (pada saat memasak sedikit menggunakan

    air). Orang coba diinstruksikan untuk mengunyah nasi sebanyak 15 kali kemudian

    nasi ditelan. Percobaan dilakukan 2 kali, percobaan pertama silakukan dengan

    pemijatan pada bagian pipi yaitu disekitar kelenjar parotis. Pemijatan dilakukan

    pada saat orang coba mengunyah nasi, dan setelah 15 kali kunyahan nasi ditelan.

    Dan percobaan kedua dilakukan tanpa pemijatan.

    Hasil yang didapat setelah pengunyahan yang dilakukan sebanyak 15 kali

    dan kemudian menelannya, penelanan yang mudah dilakukan yaitu dengan

    penambahan pemijatan. Hal itu bisa terjadi karena pada saat dilakukan pemijatan

    disekitar kelenjar parotis, sekresi saliva meningkat. Sehingga proses penelanan

    makanan lebih mudah dibandingkan yang dilakukan tanpa pemijatan.

    3.2.3 Pengaruh Jenis Makanan Terhadap Penelanan

    Pada praktikum pengaruh jenis makanan terhadap prosespenelanan orang coba diintruksikan untuk membedakan proses penelanan nasi

    putih 1 : 1 , 1 : 2 dan 1 : 3. Dimana nasi 1 : 1 adalah nasi yang sedikit kasar, nasi 1

    : 2 keadaanyaagak lembut, dan nasi 1 : 3 nasinya sangat lembut.

    Orang coba berjenis kelamin perempuan, setelah orang coba mengunyah

    nasi-nasi tersebut perbedaan yang dirasakan adalah pada saat mengunyah nasi 1 :

    1 pengunyahan dilakukan secara normal atau bisa dikatakan mudah karena

    keadaan nasi yang sedikit kasar. Sedangkan pengunyahan yang dilakukan dengan

    nasi 1 : 2 proses penelanan yang dilakukan lebih mudah dari nasi yang pertama

    31

    karena keadaan nasi yang agak lembut, dan proses penelanan yang terakhir

    dengan nasi 1 : 3 proses penelanan sangat mudah karena keadaan nasi yang

    lembut.

  • 7/27/2019 fisio 1b

    30/34

    Jenis makanan sangat mempengaruhi proses penelanan, semakin lembut

    tekstur makanan yang ditelan proses pengunyahan lebih mudah dibanding dengan

    makanan yang bertekstur kasar.

    3.3 Prosedur Percobaan Refleks

    3.3.1 Pengaruh Sentuhan Terhadap Refleks Muntah

    Diketahui dari hasil percobaan ini, bahwa kebanyakan daerah yang paling

    sensitif merasakan refleks muntah adalah bagian posterior, seperti posterior lidah,

    posterior palatum, uvula, dan tonsil. Tetapi pada praktikum yang kami lakukan,

    ada juga daerah anterior yang sensitif terhadap refleks muntah yaitu lateral kanan

    dan lateral kiri. Hal ini bisa disebabkan karena diberikannya obat kina yang

    rasanya pahit kepada orang coba, bisa juga karena saat pemberian obat terlalu

    banyak sehingga saat itu orang coba merasa ingin muntah.

    Seperti yang kita ketahui bahwa, di dalam mulut, area penutup palatine

    dari faring posterior dan batang tonsil kaya dengan reseptor nosiseptif. Reseptor

    ini, ditemukan di papila lidah yang membawa taste buds, dapat memicu terjadinya

    gag reflex. Mereka menciptakan suatu bidang refleks yang dapat tersebar luas atau

    sempit, tergantung pada setiap individu. Reseptor ini berasosiasi dengan reseptor

    labirin yang memicu gagging tergantung pada pergantian posisi. Reseptor-

    reseptor gagging reflek berada pada palatum lunak, bagian 1/3 lateral posterior

    lidah dan pada bagian retromolar mylohyoid.

    32

    3.3.2 Pengaruh Suhu dan Sentuhan Terhadap Refleks Muntah

    Berdasarkan tabel 2.3.3 pada percobaan 2.3.3.2 tentang pengaruh suhu dan

    sentuhan terhadap refleks muntah, dapat diketahui bahwa diantara daerah-daerah

    ujung lidah, dorsal lidah, lateral kiri, lateral kanan, anterior, posterior, posterior

  • 7/27/2019 fisio 1b

    31/34

    palatum, uvula dan tonsil, daerah yang paling sensitive terhadap sentuhan setelah

    orang coba melakukan kumur dengan air es adalah pada uvula dan posterior

    palatum. Sebagian besa dari hasil yang didapat,respon refleks muntah cenderung

    menurun dibandingkan dengan saat percobaan 2.3.3.1 dimana orang coba

    dilakukan rangsangan sentuhan tanpa adanya pengaruh dari air es. Hal ini

    disebabkan karena suhu dingin dapat menghambat kerja syaraf untuk

    menyampaikan rangsang menuju pusat muntah, sehingga sensitifitas muntah pada

    orang coba dapat berkurang.

    Sedangkan pada percobaan dengan menggunakan air panas, didapatkan

    hasil bahwa daerah yang palng snsitif adalah ulvula. Berdasarkan teori, suhu

    tinggi dapat mempercepat kerja syaraf untuk menyampaikan rangsangan menuju

    pusat muntah. Namun pada percobaan kali ini didapatkan hasil yang berbeda,

    sebagian besar hasil menunjukkan bahwa respon refleks muntah lebih rendah

    dibandinkan dengan pada percobaan yang menggunakan es batu. Hal ini mungkin

    disebabkan karena jeda antara percobaan dengan air es dan dengan air panas yang

    terlalu pendek, sehingga pada saat percobaan dengan menggunakan air panas,syaraf masih ada yang dipengaruhi oleh suhu rendah.

    33

    3.3.3 Pengaruh Rasa Pahit Terhadap Refleks Muntah

    Pada percobaan 2.3.3.3 tentang pengaruh rasa pahit terhadap refleks

    muntah, dapat diketahui bahwa daerah yang paling senfitif adalah pada uvula dan

    posterior lidah. Rasa pahit ini dapat menyebabkan refleks muntah disebabkan

  • 7/27/2019 fisio 1b

    32/34

    karena rasa pahit merangsang saraf sensorik yang ada pada rongga mulut dan

    kemudian diteruskan ke otak melalui N.Glossofaringeus dan kemudian

    rangsangan motoriknya dibawa kembali oleh N.Vagus untuk memberi refleks

    muntah.

    34

    BAB IV

    KESIMPULAN

  • 7/27/2019 fisio 1b

    33/34

    Pengunyah merupakan peristiwa kompleks dari hasil kerjasama otot otot

    pengunyahan,sendi temporo mandibula, gigi geligi ,peredaran darah ,saraf serta

    tulang rahang.Dimana pengunyahan sangat berperan penting dalam proses

    pencernaan nantinya,proses pengunyahan berfungsi memecah molekulmolekul

    makanan supaya mudah ditelan dan bereaksi dengan saliva dalam pemecahan gula

    polisakarida menjadi disakarida oleh enzim amylase.Setelah dilakukan proses

    pengunyahan maka tahap selanjutnya yaitu proses penelanan dimana proses

    penelanan dibagi menajadi 3 tahap yaitu,(1) tahap volunter, (2) tahap faringeal ,

    (3) tahap esofogus.

    Tahap pengunyahan dan penelanan ini sangat berkaitan dengan refleks

    muntah dimana ,refleks muntah merupakan mekanisme tubuh untuk melindungi

    tubuh dari benda dari zat asing yang dapat membahayakan tubuh.refrleks

    melibatkan sistem saraf dari pusat dan traktus gastrointestinal dengan cara

    mengeluarkan paka isi lambung ke esofogus menuju rongga mulut.

    35

    DAFTAR PUSTAKA

  • 7/27/2019 fisio 1b

    34/34

    Ganong,W.F.(1995).Buku Ajar Fisiologi Kedokteran,Edisi 9.Jakarta:EGC

    Guyton and Hall.(2003).Buku Ajar Fisiologi Kedokteran,Edisi 11.Jakarta:EGC

    Guyton and Hall.(1997).Buku Ajar Fisiologi Kedokteran,Edisi 09.Jakarta:EGC

    Johnson LR.(2001).Gastrointestinal Physiologi,Edisi 6.St Louis:Mosby

    36