BAYIKU LAHIR KECIL STEP 1 APGAR score : metode sederhana untu
menilai kondisi bayi sesaat setelah lahir ( di nilai dimenit 1, 5,
10 menit pertama ) A=appearance : warna kulit P= pulse=: denyut
nadi G= Grimce : respon refleks fisiologi A=Activity: kekuatan
tonus otot R=Respiration : pernafasaan 7-10 normal 4-6agak rendah
derajat asfiksianya ( asfiksia sedang ) 0-3asfiksia berat APGAR
apakah di pakai pada semua bayi ?
Skor Ballard dan Dubowitz: yang di pakai Dubowitz baru Ballard.
Ballard :metode yang digunakan unuk menilai maturitas fisik bayi
yang baru lahir ( dilihat genitalianya , warna kulit dst )
Dubowitz: Untuk menilai masa gestasi dengan menggabungkan penilaian
fisik ( dan neurologis ( di lihat dari posturnya < posisi
lahirnya >,tanda selendang < gerak tangannya menyeruai
selendang>, )
Score Ballard Sistem penilaian ini dikembangkan oleh Dr. Jeanne
L Ballard, MD untuk menentukan usia gestasi bayi baru lahir melalui
penilaian neuromuskular dan fisik.Penilaian neuromuskular meliputi
postur, square window, arm recoil, sudut popliteal, scarf sign dan
heel to ear maneuver. Penilaian fisik yang diamati adalah kulit,
lanugo, permukaan plantar, payudara, mata/telinga, dan
genitalia
1. Penilaian Maturitas Neuromuskular a. Postur Tonus otot tubuh
tercermin dalam postur tubuh bayi saat istirahat dan adanya tahanan
saat otot diregangkan (Gambar II.3). Ketika pematangan
berlangsung,berangsur-angsur janin mengalami peningkatan tonus
fleksor pasif dengan arah sentripetal, dimana ekstremitas bawah
sedikit lebih awal dari ekstremitas atas. Pada awal kehamilan hanya
pergelangan kaki yang fleksi. Lutut mulai fleksi bersamaan dengan
pergelangan tangan. Pinggul mulai fleksi, kemudian diikuti dengan
abduksi siku, lalu fleksi bahu. Pada bayi prematur tonus pasif
ekstensor tidak mendapat perlawanan, sedangkan pada bayi yang
mendekati matur menunjukkan perlawanan tonus fleksi pasif yang
progresif. Untuk mengamati postur, bayi ditempatkan terlentang dan
pemeriksa menunggu sampai bayi menjadi tenang pada posisi
nyamannya. Jika bayi ditemukan terlentang, dapat dilakukan
manipulasi ringan dari ekstremitas dengan memfleksikan jika
ekstensi atau sebaliknya. Hal ini akan memungkinkan bayi menemukan
posisi dasar kenyamanannya. Fleksi panggul tanpa abduksi memberikan
gambaran seperti posisi kaki kodok.
b. Square Window Fleksibilitas pergelangan tangan dan atau
tahanan terhadap peregangan ekstensor memberikan hasil sudut fleksi
pada pergelangan tangan. Pemeriksa meluruskan jarijari bayi dan
menekan punggung tangan dekat dengan jari-jari dengan lembut. Hasil
sudut antara telapak tangan dan lengan bawah bayi dari preterm
hingga posterm diperkirakan berturut-turut > 90 , 90 , 60 , 45 ,
30 , dan 0 (Gambar II.4).
c. Arm Recoil Manuver ini berfokus pada fleksor pasif dari tonus
otot biseps dengan mengukur sudut mundur singkat setelah sendi siku
difleksi dan ekstensikan. Arm recoil dilakukan dengan cara evaluasi
saat bayi terlentang. Pegang kedua tangan bayi, fleksikan lengan
bagian bawah sejauh mungkin dalam 5 detik, lalu rentangkan kedua
lengan dan lepaskan.Amati reaksi bayi saat lengan dilepaskan. Skor
0: tangan tetap terentang/ gerakan acak, Skor 1: fleksi parsial
140-180 , Skor 2: fleksi parsial 110-140, Skor 3: fleksi parsial
90-100 , dan Skor 4: kembali ke fleksi penuh (Gambar II.5).
d. Popliteal Angle Manuver ini menilai pematangan tonus fleksor
pasif sendi lutut dengan menguji resistensi ekstremitas bawah
terhadap ekstensi. Dengan bayi berbaring telentang, dan tanpa
popok, paha ditempatkan lembut di perut bayi dengan lutut tertekuk
penuh. Setelah bayi rileks dalam posisi ini, pemeriksa memegang
kaki satu sisi dengan lembut dengan satu tangan sementara mendukung
sisi paha dengan tangan yang lain. Jangan memberikan tekanan pada
paha belakang, karena hal ini dapat mengganggu interpretasi. Kaki
diekstensikan sampai terdapat resistensi pasti terhadap ekstensi.
Ukur sudut yang terbentuk antara paha dan betis di daerah
popliteal. Perlu diingat bahwa pemeriksa harus menunggu sampai bayi
berhenti menendang secara aktif sebelum melakukan ekstensi kaki.
Posisi Frank Breech pralahir akan mengganggu manuver ini untuk 24
hingga 48 jam pertama usia karena bayi mengalami kelelahan fleksor
berkepanjangan intrauterine. Tes harus diulang setelah pemulihan
telah terjadi (Gambar II.6).
e. Scarf Sign Manuver ini menguji tonus pasif fleksor gelang
bahu. Dengan bayi berbaring telentang, pemeriksa mengarahkan kepala
bayi ke garis tengah tubuh dan mendorong tangan bayi melalui dada
bagian atas dengan satu tangan dan ibu jari dari tangan sisi lain
pemeriksa diletakkan pada siku bayi. Siku mungkin perlu diangkat
melewati badan, namun kedua bahu harus tetap menempel di permukaan
meja dan kepala tetap lurus dan amati posisi siku pada dada bayi
dan bandingkan dengan angka pada lembar kerja, yakni, penuh pada
tingkat leher (-1); garis aksila kontralateral (0); kontralateral
baris puting (1); prosesus xyphoid (2); garis puting ipsilateral
(3); dan garis aksila ipsilateral (4) (Gambar II.7).
f. Heel to Ear Manuver ini menilai tonus pasif otot fleksor pada
gelang panggul dengan memberikan fleksi pasif atau tahanan terhadap
otot-otot posterior fleksor pinggul. Dengan posisi bayi terlentang
lalu pegang kaki bayi dengan ibu jari dan telunjuk, tarik sedekat
mungkin dengan kepala tanpa memaksa, pertahankan panggul pada
permukaan meja periksa dan amati jarak antara kaki dan kepala serta
tingkat ekstensi lutut ( bandingkan dengan angka pada lembar
kerja). Penguji mencatat lokasi dimana resistensi signifikan
dirasakan. Hasil dicatat sebagai resistensi tumit ketika berada
pada atau dekat: telinga (-1); hidung (0); dagu (1); puting baris
(2); daerah pusar (3); dan lipatan femoralis (4) (Gambar II.8).
2. Penilaian Maturitas Fisik a. Kulit Pematangan kulit janin
melibatkan pengembangan struktur intrinsiknya bersamaan dengan
hilangnya secara bertahap dari lapisan pelindung, yaitu vernix
caseosa. Oleh karena itu kulit menebal, mengering dan menjadi
keriput dan / atau mengelupas dan dapat timbul ruam selama
pematangan janin. Fenomena ini bisa terjadi dengan kecepatan
berbeda-beda pada masing-masing janin tergantung pada pada kondisi
ibu dan lingkungan intrauterin. Sebelum perkembangan lapisan
epidermis dengan stratum corneumnya, kulit agak transparan dan
lengket ke jari pemeriksa. Pada usia perkembangan selanjutnya kulit
menjadi lebih halus, menebal dan menghasilkan pelumas, yaitu
vernix, yang menghilang menjelang akhir kehamilan. pada keadaan
matur dan pos matur, janin dapat mengeluarkan mekonium dalam cairan
ketuban. Hal ini dapat mempercepat proses pengeringan kulit,
menyebabkan mengelupas, pecah-pecah, dehidrasi, sepeti sebuah
perkamen.
b. Lanugo Lanugo adalah rambut halus yang menutupi tubuh fetus.
Pada extreme prematurity kulit janin sedikit sekali terdapat
lanugo. Lanugo mulai tumbuh pada usia gestasi 24 hingga 25 minggu
dan biasanya sangat banyak, terutama di bahu dan punggung atas
ketika memasuki minggu ke 28. Lanugo mulai menipis dimulai dari
punggung bagian bawah. Daerah yang tidak ditutupi lanugo meluas
sejalan dengan maturitasnya dan biasanya yang paling luas terdapat
di daerah lumbosakral. Pada punggung bayi matur biasanya sudah
tidak ditutupi lanugo. Variasi jumlah dan lokasi lanugo pada
masing-masing usia gestasi tergantung pada genetik, kebangsaan,
keadaan hormonal, metabolik, serta pengaruh gizi. Sebagai contoh
bayi dari ibu dengan diabetes mempunyai lanugo yang sangat banyak.
Pada melakukan skoring pemeriksa hendaknya menilai pada daerah yang
mewakili jumlah relatif lanugo bayi yakni pada daerah atas dan
bawah dari punggung bayi (Gambar II.9).
c. Permukaan Plantar Garis telapak kaki pertama kali muncul pada
bagian anterior ini kemungkinan berkaitan dengan posisi bayi ketika
di dalam kandungan. Bayi dari ras selain kulit putih mempunyai
sedikit garis telapak kaki lebih sedikit saat lahir. Di sisi lain
pada bayi kulit hitam dilaporkan terdapat percepatan maturitas
neuromuskular sehingga timbulnya garis pada telapak kaki tidak
mengalami penurunan. Namun demikian penialaian dengan menggunakan
skor Ballard tidak didasarkan atas ras atau etnis tertentu. Bayi
very premature dan extremely immature tidak mempunyai garis pada
telapak kaki. Untuk membantu menilai maturitas fisik bayi tersebut
berdasarkan permukaan plantar maka dipakai ukuran panjang dari
ujung jari hingga tumit. Untuk jarak kurang dari 40 mm diberikan
skor -2, untuk jarak antara 40 hingga 50 mm diberikan skor -1.
Hasil pemeriksaan disesuaikan dengan skor di tabel (Gambar
II.10).
d. Payudara Areola mammae terdiri atas jaringan mammae yang
tumbuh akibat stimulasi esterogen ibu dan jaringan lemak yang
tergantung dari nutrisi yang diterima janin. Pemeriksa menilai
ukuran areola dan menilai ada atau tidaknya bintik-bintik akibat
pertumbuhan papila Montgomery (Gambar II.11). Kemudian dilakukan
palpasi jaringan mammae di bawah areola dengan ibu jari dan
telunjuk untuk mengukur diameternya dalam milimeter.
e. Mata/Telinga Daun telinga pada fetus mengalami penambahan
kartilago seiring perkembangannya menuju matur. Pemeriksaan yang
dilakukan terdiri atas palpasi ketebalan kartilago kemudian
pemeriksa melipat daun telinga ke arah wajah kemudian lepaskan dan
pemeriksa mengamati kecepatan kembalinya daun telinga ketika
dilepaskan ke posisi semulanya (Gambar II.12).
Pada bayi prematur daun telinga biasanya akan tetap terlipat
ketika dilepaskan. Pemeriksaan mata pada intinya menilai kematangan
berdasarkan perkembangan palpebra. Pemeriksa berusaha membuka dan
memisahkan palpebra superior dan inferior dengan menggunakan jari
telunjuk dan ibu jari. Pada bayi extremely premature palpebara akan
menempel erat satu sama lain (Gambar II.13). Dengan bertambahnya
maturitas palpebra kemudian bisa dipisahkan walaupun hanya satu
sisi dan meningggalkan sisi lainnya tetap pada posisinya. Hasil
pemeriksaan pemeriksa kemudian disesuaikan dengan skor dalam tabel.
Perlu diingat bahwa banyak terdapat variasi kematangan palpebra
pada individu dengan usia gestasi yang sama. Hal ini dikarenakan
terdapat faktor seperti stres intrauterin dan faktor humoral yang
mempengaruhi perkembangan kematangan palpebra. f. Genital (Pria)
Testis pada fetus mulai turun dari cavum peritoneum ke dalam
scrotum kurang lebih pada minggu ke 30 gestasi. Testis kiri turun
mendahului testis kanan yakni pada sekitar minggu ke 32. Kedua
testis biasanya sudah dapat diraba di canalis inguinalis bagian
atas atau bawah pada minggu ke 33 hingga 34 kehamilan. Bersamaan
dengan itu, kulit skrotum menjadi lebih tebal dan membentuk rugae
(Gambar II.14) . Testis dikatakan telah turun secara penuh apabila
terdapat di dalam zona berugae. Pada nenonatus extremely premature
scrotum datar, lembut, dan kadang belum bisa dibedakan jenis
kelaminnya. Berbeda halnya pada neonatus matur hingga posmatur,
scrotum biasanya seperti pendulum dan dapat menyentuh kasur ketika
berbaring. Pada cryptorchidismus scrotum pada sisi yang terkena
kosong, hipoplastik, dengan rugae yang lebih sedikit jika
dibandingkan sisi yang sehat atau sesuai dengan usia kehamilan yang
sama.
g. Genital (wanita) Untuk memeriksa genitalia neonatus perempuan
maka neonatus harus diposisikan telentang dengan pinggul abduksi
kurang lebih 45o dari garis horisontal. Abduksi yang berlebihan
dapat menyebabkan labia minora dan klitoris tampak lebih menonjol
sedangkan aduksi menyebabkankeduanya tertutupi oleh labia
majora.Pada neonatus extremely premature labia datar dan klitoris
sangat menonjol dan menyerupai penis. Sejalan dengan berkembangnya
maturitas fisik, klitoris menjadi tidak begitu menonjol dan labia
minora menjadi lebih menonjol. Mendekati usia kehamilan matur labia
minora dan klitoris menyusut dan cenderung tertutupi oleh labia
majora yang membesar (Gambar II.15). Labia majora tersusun atas
lemak dan ketebalannya bergantung pada nutrisi intrauterin. Nutrisi
yang berlebihan dapat menyebabkan labia majora menjadi besar pada
awal gestasi. Sebaliknya nutrisi yang kurang menyebabkan labia
majora cenderung kecil meskipun pada usia kehamilan matur atau
posmatur dan labia minora serta klitoris cenderung lebih
menonjol.
SUMBER :
http://blogs.unpad.ac.id/maryati/files/2011/01/Ballard-Score.pdfScore
Dubowitz
Resusitasi : pemulihan kehidupan yang tampak meninggal
(memulihkan kembali jantung dan paru setelah henti jantung )
tindakannya meliputi pemberian nafas buatan dan massage jantung
Indikasi dilakukan resusitasi nafas < 30x/menit, caranya dengan
melihat gerakan dada , pernafasan turun bisa karena ada cairan ,
bisa karena obat yang menyebabkan fetal distress ( contoh obat
MgSO4) Denyut jantung < 100x/menit , caranya dihitung 1 menit
utuh, 6 detik x 10 Warna kulit : Biru = sianosis sentral ( pada
mukosa ): di berikan O2, Sianosis perifer ( pada ekstremitas ) :
tanpa o2
Hyalin membrane disease : respiratory distress syndrome penyebab
tersering pada gagal nafas pada bayi premature , ditandai dengan
Perbedaan dissmature sama premature ?? Prematuritas murniMasa
gestasinya kurang dari 37 minggu dan berat badannya sesuai dengan
berat badan untuk masa gestasi itu atau biasa disebut neonatus
kurang bulan sesuai untuk masa kehamilan (NKB-SMK) DismaturitasBayi
lahir dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya untuk
masa gestasi itu.Berarti bayi mengalami retardasi pertumbuhan
intrauterin dan merupakan bayi yang kecil untuk masa kehamilannya
(KMK)Buku Ilmu Kesehatan Anak, jilid 3, FK UI
a. Prematuritas murni BB < 2500 gram, PB < 45 cm, LK <
33 cm, LD < 30 cm Masa gestasi < 37 minggu Kepala lebih besar
dari pada badan, kulit tipis transparan, mengkilap dan licin Lanugo
(bulu-bulu halus) banyak terdapat terutama pada daerah dahi,
pelipis,telinga dan lengan, lemak subkutan kurang, ubun-ubun dan
sutura lebar Genetalia belum sempurna, pada wanita labia minora
belum tertutup oleh labia mayora, pada laki-laki testis belum
turun. Tulang rawan telinga belum sempurna, rajah tangan belum
sempurna Pembuluh darah kulit banyak terlihat,peristaltikusus dapat
terlihat Rambut tipis, halus, teranyam, puting susu belum terbentuk
dengan baik Bayi kecil, posisi masih posisi fetal, pergerakan
kurang dan lemah Banyak tidur, tangis lemah, pernafasan belum
teratur dan sering mengalami apnea, otot masih hipotonik Reflek
tonus leher lemah, reflek menghisap, menelan dan batuk belum
sempurna
b. Dismaturitas Kulit berselubung verniks kaseosa tipis/tak ada,
Kulit pucat bernoda mekonium, kering, keriput, tipis Jaringan lemak
di bawah kulit tipis, bayi tampak gesit, aktif dan kuat Tali pusat
berwarna kuning kehijauan
Betz, L C dan Sowden, L A. 2002.Keperawatan Pediatri Edisi 3.
Jakarta : EGC.Friedman, 1998.Keperawatan Keluarga. Jakarta :
EGC.Gaffar, Jumadi. L.O. 1999.Pengantar Keperawatan Profesional.
Jakarta : EGC.Garna, Heri.dkk. 2000.Pedoman Diagnosis dan Terapi
Ilmu Kesehatan Anak Edisi 2.Bandung : FKU Padjadjaran. Shelov,
Steven P dan Hannemann, Robert E. 2004.Panduan Lengkap Perawatan
Bayi Dan Balita. The American Academy Of Pediatrics.Jakarta :
ARCAN.
Kurva Lubschenko dan Nelhause : contoh kurvnya Kurva Lubschenko
: kurva yang menhubungkan BB bayi sama massa gestasi ,
KURVA LUBCHENCO
Sumber: Wiknjosastro H.,2008. Ilmu Kebidanan.Jakarta:
2008Pertumbuhan janin untuk suatu masa gestasi dikatakan baik kalau
berat badannya sesuai untuk berat badan seharusnya untuk masa
gestasi itu.Pertumbuhan janin normal kalu berat badannya terletak
antar persentil ke-10 dan persentil ke-90. Bila terletak dibawah
persentil ke-10 disebut kecil untuk masa kehamilan (KMK), sedangkan
bila terletak diantara persentil ke-90 disebut sesuai untuk masa
kehamilan (SMK) atau bayi normal.
Sumber : buku ajar IKA jilid 3 oleh staf pengajar IKA FK UI
Askfisia : gagal nafas keadaan dimana bayi tidak dapat segera
bernafas secara spontan merupakan tanda kegawatdarutan pada bayi
baru lahir Beda neonatus sama infant ?
STEP 71. Proses timbulnya asfiksia ?Kemungkinan bayi tersebut
pada paru2nya kurang matang sehinnga surfactan yang di hasilkan
sedikit karena yang dihasilkan sedikit paru2nya tidak dapat
berkembang akibatnya terjadi kolaps pada alveoli dan berakhir
hipoksia
Kolaps atelektasis hipoksemia asidosis penurunan tekan darah ke
paru karena transudasi timbul gangguan pembentukan surfactan
terjadi siklus berulang dari atelektasis
Proses pembentukan surfactan ?Bedanya asidosis metabolik dengan
asidosis respiratory ?
a. Faktor ibuHipoksia ibu akan menimbulkan hipoksia janin dengan
segala akibat. Kejadian ini dapat terjadi karena hipoventilasi
akibat pemberian obat analgetik atau anastesi dalam.Gangguan aliran
darah uterus. Hal ini menyebabkan kurangnya pengaliran oksigen ke
plasenta dan juga ke janin. Hal ini sering ditemukan pada keadaan :
Gangguan kontraksi uterus (Hipotoni/Tetani uterus akibat penyakit
atau obat) Hipotensi mendadak pada ibu karena perdarahan Hipertensi
mendadak pada penyakit Eklampsia dll.b. Faktor plasentaPertukaran
gas antara ibu dan janin dipengaruhi oleh luas dan kondisi
plasenta. Asfiksia janin akan terjadi bila terdapat gangguan
mendadak pada plasenta, misal : solusio plasenta, perdarahan
plasenta dll.c. Faktor FetusKompresi umbilikus akan mengakibatkan
terganggunya aliran darah dalam pembuluh darah umbilikus dan
menghambat pertukaran gas antara ibu dengan janin. Gangguan ini
dapat ditemukan pada tali pusat menumbang, tali pusat melilit
leher, kompresi tali pusat antara janin dan jalan lahir dlld.
Faktor NeonatusDepresi pusat pernafasan pada bayi baru lahir dapat
terjadi karena beberapa hal, a. Pemakaian obat anestesia/analgetika
yg berlebihan pada ibu secara langsung dapat menimbulkan depresi
pusat pernafasan janin.b. Trauma yg terjadi pada saat persalinan,
misal : perdarahan intrakranial.c. Kelainan kongenital pada bayi,
misal : Hernia Diafragmatika, atresia/stenosis saluran pernafasan,
hipoplasia paru, dll. (Buku Ilmu Kesehatan Anak, jilid 3, Staf
pengajar FK UI hal 1072-1073 ) PATOFISIOLOGIAsfiksia yg terjadi
dimulai dengan suatu periode apneu disertai dgn penurunan frekuensi
jantung, selanjutnya bayi akan memperlihatkan usaha bernafas yg
kemudian diikuti oleh pernafasan teratur. Pada penderita asfiksia
berat, usaha bernafas tidak tampak dan bayi selanjutnya berada
dalam periode apneu kedua. Pada tingkat ini ditemukan bradikardia
dan penurunan tekanan darah. Selain itu terjadi pula gangguan
metabolisme dan perubahan keseimbangan asam basa pd tubuh bayi.
Pada tingkat pertama gangguan pertukaran gas mungkin hanya
menimbulkan asidosis respiratorik, bila berlanjut akan terjadi
proses metabolisme anaerobik yg berupa glikolisis glikogen tubuh,
shg sumber glikogen tubuh, terutama pada jantung dan hati akan
berkurang. Asam organik yg terjadi akibat metabolisme ini akan
menyebabkan timbulnya asidosis metabolik. Pada tingkat selanjutnya
akan terjadi perubahan kardiovaskular yg disebabkan oleh beberapa
keadaan yaitu : a) hilangnya sumber glikogen dalam jantung akan
mempengaruhi fungsi jantung b) terjadinya asidosis metabolik akan
mengakibatkan menurunnya sel jaringan, termasuk otot jantung shg
menimbulkan kelemahan jantung c) pengisian udara alveolus yg kurang
adekuat akan menyebabkan tetap tingginya resistensi pembuluh darah
paru shg sirkulasi darah ke paru dan juga ke sistem sirkulasi tubuh
lain akan mengalami gangguan. Asidosis dan gangguan kardiovaskular
yg terjadi dalam tubuh berakibat buruk terhadap sel otak yg akan
menimbulkan kematian. Perubahan yg penting dalam tubuh selama
proses asfiksia dan hubungannya dengan gambaran klinis : a)
menurunnya tekanan O2 darah b) meningginya tekanan CO2 darah c)
menurunnya PH (akibat asidosis respiratorik dan metabolik) d)
dipakainya sumber glikogen tubuh untuk metabolisme anaerobik e)
terjadinya perubahan sistem kardiovaskular. (Buku Kuliah Ilmu
Kesehatan Anak 3, FKUI, 1985)
2. Mengapa bayinya mengalami asfiksia setelah dilakukan
resusitasi, dengan APGAR score 6-7-8 ?APGAR score 6 : pada menit
pertama maknanya asfiksia sedang APGAR score 7 : pada menit 5
maknanya normal APGAR score 8 : pada menit 10 maknanya normal
Kesimpulan APGAR score baik
Apgar Score merupakan alat untuk menilai kondisi bayi sesaat
setelah lahir meliputi lima variabel yaitu frekuensi jantung (heart
rate), usaha nafas (respiratory effort), tonus otot (muscle tone),
warna kulit (colour), dan reaksi terhadap rangsangan (respon to
stimuli), setiap penilaian diberi angka 0, 1 dan 2. Apgar score
dilakukan pada:a. 1 menit kelahiran, yaitu untuk memberi kesempatan
pada bayi untuk memulai perubahan.b. Menit ke-5
Prosedur penilaian Apgar score Pastikan Pencahayaan baik Catat
waktu kelahiran, nilai Apgar pad 1 menit pertama dengan cepat dan
stimultan, jumlahkan hasilnya. Lakukan tindakan dengan cepat dan
tepat sesuai dengan hasilnya. Ulangi pada menit ke-5 Ulangi pada
menit ke-10 Dokumentasikan hasil dan lakukan tindakan yang
sesuai.
Limakriteria Skor Apgar:Nilai 0Nilai 1Nilai 2Akronim
Warna kulitseluruhnya biruwarna kulit tubuh normal merah
muda,tetapi tangan dan kaki kebiruan (akrosianosis)warna kulit
tubuh, tangan, dan kakinormal merah muda, tidak
adasianosisAppearance
Denyut jantungtidak ada100 kali/menitPulse
Responsreflekstidak ada respons terhadap
stimulasimeringis/menangis lemah ketika
distimulasimeringis/bersin/batuk saat stimulasi saluran
napasGrimace
Tonus ototlemah/tidak adasedikit gerakanbergerak
aktifActivity
Pernapasantidak adalemah atau tidak teraturmenangis kuat,
pernapasan baik dan teraturRespiration
PenangananBayiBaru Lahir Berdasasrkan NILAI APGARNilai APGAR 5
Menit PertamaPenaganan
0-3 Tempatkan ditempat hangat dengan lampu sebagai sumber
penghangat Pemberian oksigen. Resusitasi Stimulasi rujuk
4-6 Tempatkan dalam tempat yang hangat. Pemberiak oksigen
Stimulasi taktil
7-10 Dilakukan penatalaksanaan sesuai dengan bayi normal.
Jumlah skor rendah pada tes menit pertama dapat menunjukkan
bahwa bayi yang baru lahir ini membutuhkan perhatian medis lebih
lanjuttetapi belum tentu mengindikasikan akan terjadi masalah
jangka panjang, khususnya jika terdapat peningkatan skor pada tes
menit kelima. Jika skor Apgar tetap dibawah 3 dalam tes berikutnya
(10, 15, atau 30 menit), maka ada risiko bahwa anak tersebut dapat
mengalami kerusakansyarafjangka panjang. Juga ada risiko kecil tapi
signifikan akankerusakan otak. Namun demikian, tujuan tes Apgar
adalah untuk menentukan dengan cepat apakah bayi yang baru lahir
tersebut membutuhkan penanganan medis segera; dantidakdidisain
untuk memberikan prediksi jangka panjang akan kesehatan bayi
tersebut.Ada beberapa hal yang diduga menjadi penyebab nilai APGAR
yang rendah pada bayi baru lahir, di antaranya adalah:1)Persalinan
yang terlalu cepat. Hipoksia (kekurangan oksigen) dapat terjadi
pada persalinan yang terlalu cepat oleh karena kontraksi yang
terlalu kuat atau trauma pada kepala bayi.2)Terjerat tali pusat.
Umum dikenal dengan nuchal cord, di mana tali pusat
(plasenta/ari-ari) melilit pada leher janin (baik sekali waktu atau
beberapa kali) dan mengganggu aliran darah, maka hipoksia bisa
terjadi karena lilitan ini.3)Prolaps tali pusat. Kondisi yang
terjadi ketika tali pusat mendahului fetus keluar dari rahim.
Kondisi ini adalah kedarutan obstetri yang membahayakan kehidupan
janin. Namun prolaps tali pusat adalah kasus yang jarang. Ketika
fetus juga akan ikut lahir, sering kali menekan tali pusat dan
menimbulkan hipoksia.4)Plasenta previa(placenta preavia). Merupakan
kondisi kelainan obstretri di mana tali pusat terhubung pada
dinding rahim yang letaknya dekat atau menutup leher rahim. Hal ini
meningkatkan risiko perdarahanantepartum(vaginal), yang berujung
juga pada hipoksia bagi janin.5)Aspirasi mekonium. Jika mekonium di
ada dalam paru-paru fetus, maka bisa terjadi permasalahan
pernapasan. Hal ini dikenal juga sebagai Sindrom Aspirasi
Mekonium.6)Beberapa sebab lain bisa berupa obat-obatan yang
dikonsumsi ibu sebelum persalinan, dan bayipreterm(prematur).SUMBER
: Sumarah, SSiT, dkk. 2009.Perawatan Ibu Bersalin (Asuhan Kebidanan
Pada Ibu Bersalin). Yogyakarta: Fitramaya
3. Bagaimana cara adaptasi intra uterin dan ekstra uterin ?
perbedaan pernafasan bayi lahir dan bayi belum lahir
?IntrauterineEkstrauterine
Lingkungan fisikCairanUdara
Suhu luarPada umumnya tetapBerubah ubah
GiziTergantung pada zat zat gizi yang terdapat dalam darah
ibuTergantung pada tersedianya bahan makanan dan kemampuan saluran
cerna
Penyediaan oksigenBerasal dari ibu ke janin melalui
plasentaBerasal dari paru paru ke pembuluh paru paru
Pengeluaran hasil metabolismDikeluarkan ke sistem peredaran
darah ibuDikeluarkan melalui paru paru, kulit, ginjal, dan saluran
pencernaan
Stimulasi sensorisTerutama kinestetik atau vibrasiBermacam macam
stimuli
(Tumbuh Kembang Anak, Soetjiningsih)Fisiologi sistem respirasi,
kardiovaskuler ,gastrointestinal; dllA. System pernafasan : Selama
dalam uterus, janin mendapat oksigen dari pertukaran gas melalui
plasenta. Setelah bayi lahir, pertukaran gas harus melalui paru
bayi. Sebelum terjadi pernafasan, neonatus dapat mempertahankan
hidupnya dalam keadaan anoksia lebih lama karena ada kelanjutan
metabolisme anaerobik. Rangsangan untuk gerakan yang pertama :a.
Tekanan mekanis dari toraks sewaktu melewati jalan lahirb.
Penurunan paO2 dan kenaikan paCO2 merangsang kemoreseptor yang
terletak di sinus koratikusc. Rangsangan dingin didaerah muka dapat
merangsang permulaan gerakan pernafasan.d. Refleks deflasi Hering
Breur Selama ekspirasi, setelah inspirasi dengan tekanan positif,
terlihat suatu inspiratory gasp Respirasi pada masa neonatus
terutama diafragmatik dan abdominal dan biasanya masih tidak
teratur dalam hal frekuensi an dalamnya pernafasan Setelah paru
berfungsi, pertukaran gas dalam paru sam dengan pada orang dewasa,
tetapi oleh karena bronkiolus relatif kecil, mudah terjadi air
trapping.
B. System peredaran darah : Pada masa fetus darah dari plasenta
melalui vena umbilikalis sebagian ke hati, sebagian langsung ke
serambi kiri jantung kemudian ke bilik kiri jantung. Dari bilik
kiri darah di pompa melalui aorta ke seluruh tubuh. Dari bilik
kanan darah di pompa sebagian ke paru dan sebagian ke duktus
arteriosus ke aorta. Setelah bayi lahir, paru akan berkembang
mengakibatkan tekanan arteriil dalam paru menurun. Tekanan dalam
jantung kanan turun, sehingga tekanan jantung kiri lebih besar
daripada tekanan jantung kanan, yang mengakibatkan menutupnya
foramen ovale secara fungsional. Hal ini terjadi pada jam-jam
pertama setelah kelahiran. Oleh karena tekanan dalam paru turun dan
tekanan dalam aorta desenden naik dan pula karena rangsangan
biokimia (PaO2 yang naik), duktus arteriosis berobliterasi. Hal ini
terjadi pada hari pertama. Aliran darah paru pada hari pertama
ialah 4-5 liter/menit/m2. aliran darah sistemik pada hari pertama
rendah , yaitu 1.96 liter.menit/m2 dan bertambah pada hari kedua
dan ketiga (3.54 liter/menit/m2) karena penutupan duktus
arteriosus. Tekanan darah pada waktu lahir dipengaruhi oleh jumlah
darah yang melalui transfusi plasenta dan pada jam-jam pertama
sedikit menurun, untuk kemudian naik lagi dan menjadi konstan
kira-kira 85/40 mmHg.C. System gastrointestinal : Traktus
digestivus pada neonatus relatif lebih berat dan lebih panjang
dibandingkan dengan orang dewasa Pada neonatus traktus digestivus
mengandung zat yang berwarna hitam kehijauan yang terdiri dari
mukopolisakarida dan disebut mekonium Pengeluaran mekonium biasanya
dalam 10 jam pertama dan dalam 4 hari biasanya tinja sudah
berbentuk dan berwarna biasa Enzim dalam traktus digestivus biasnya
sudah terdapat pada neonatus, kecuali amilase pankreas Aktifitas
enzim proteolitik pada neonatus dengan berat badan lahir 4000gr
besarnya 6 kali aktifitas enzim tersebut pada neonatus dengan berat
badan lahir 1000gr Aktifitas lipase telah ditemukan pada fetus 7-8
bulan Pada bayi prematur, aktifitas lipase masih kurang bila
dibandingkan dengan bayi cukup bulanD. System endokrin : Selama
dalam uterus fetus mendapatkan hormon dari ibu. Pada waktu bayi
baru lahir, kadang-kadang hormone tersebut masih berfungsi,
misalnya dapat dilihat pembesaran kelenjar air susu pada bayi
laki-laki ataupun perempuan. Kadang-kadang dapat dilihat gejala
withdrawal, misalnya pengeluaran darah dari vagina yang menyerupai
haid dari bayi perempuan. Kelenjar adrenal pada waktu lahir
relative lebih besar bila dibandingkan dengan orang dewasa (0,2%
dari berat badan dibandingkan dengan 0,1% dari berat badan pada
orang dewasa) Kelenjar tiroid sudah sempurna terbentuk sewaktu
lahir dan sudah mulai berfungsi sejak beberapa bulan sebelum
lahir.E. Hati Kenaikan kadar protein Penurunan kadar lemak dan
glikogen Enzim hati blm bgtu aktif, misalnya enzim dehidrogenase
UDPG dan transferase glukoronil srg kurang shg neonatus
memperlihatkan gejala ikterus fisiologis Detoksifikasi jg blum
sempurna, pemberian kloramfenikol dng dosis >50mg/kgBB/hari dpt
menimbulkan gray baby syndromeF. Metabolisme Pd jam2 pertama,
energi didapatkan dari pembakaran karbohidrat Pd hari ke dua energi
berasal dari pembakaran lemak Stlah mendapat susu pd hari ke enam,
energi 60% didapatkan dr lemak dan 40% dr karbohidratG.
Keseimbangan asam basa pH darah saat lahir rendah krn glikolisis
anaerobikH. SSP Sewaktu lahir fungsi motorik terutama ialah
subkortikal Mielinisasi tjd setelah bayi berumur 2bulanI.
Imunoglobulin Pd neonatus tdk terdapat sel plasma pd sumsum tulang
dan lamina propria ileum dan apendiks Pd bayi baru lahir, hanya tdp
globulin gama G, yaitu imunologi dr ibu yg didapat mell plasenta
krn berat molekulnya kecil Ig dlm colostrum berguna sbg proteksi
lokal dlm traktus digestivus, misalnya utk strain E.coliBuku Ilmu
Kesehatan Anak, jilid 3, FK UI
4. Langkah langkah dalam melakukanresusitasi ?
Segera setelah lahir dilakukan penilaian pada semua bayi dengan
menjawab pertanyaan berikut (Dharmasetiawani, 2008): - Apakah
kehamilan cukup bulan?- Apakah air ketuban jernih dan tidak
terkontaminasi mekonium?- Apakah bayi bernapas adekuat atau
menangis?- Apakah tonus otot bayi baik?Bila salah satu pertanyaan
dijawab tidak, maka hal yang harus dilakukan adalah
(Dharmasetiawani, 2008): Melakukan langkah awal resusitasi yang
terdiri dari tindakan berurutan sebagai berikut: Menghangatkan bayi
di bawah pemancar panas atau lampu Memposisikan kepala bayi sedikit
ekstensi Mengisap lendir dari mulut kemudian hidung Mengeringkan
bayi sambil merangsang taktil dengan menggosok punggung atau
menyentil ujung jari kaki dan mengganti kain yang basah dengan yang
kering. Memposisikan kembali kepala bayi Menilai bayiApabila bayi
tidak bernapas, maka dilakukan Ventilasi Tekanan Positip (VTP)
dengan memakai balon dan sungkup dengan kecepatan 20-30 kali selama
30 detik. Menilai bayi: usaha napas, warna kulit dan denyut
jantung. Bila belum bernapas dan denyut jantung kurang dari 60
x/menit, maka VTP dilanjutkan dengan kompresi dada secara
terkoordinasi selama 30 detikMenilai bayi: usaha napas, warna kulit
dan denyut jantungApabila denyut jantung < 60 x/menit, epinefrin
diberikan dan lanjutkan VTP dan kompresi dadaApabila denyut jantung
> 60 x/menit kompresi dada dihentikan, VTP dilanjutkanPemasangan
endotracheal tube bisa dilakukan pada setiap tahapan resusitasi
(dilakukan oleh tenaga yang sudah terampil)
Kondisi apa saja yg memerlukan resusitasi pada neonatus?1.
Sumbatan jalan napas : akibat lendir / darah / mekonium, atau
akibat lidah yang jatuh ke posterior.2. Kondisi depresi pernapasan
akibat obat-obatan yang diberikan kepada ibu misalnya obat
anestetik, analgetik lokal, narkotik, diazepam, magnesium sulfat,
dan sebagainya3. Kerusakan neurologis4. Kelainan / kerusakan
saluran napas atau kardiovaskular atau susunan saraf pusat, dan /
atau kelainan-kelainan kongenital yang dapat menyebabkan gangguan
pernapasan / sirkulasi 5. Syok hipovolemik misalnya akibat kompresi
tali pusat atau perdarahanresusitasi lebih penting diperlukan pada
menit-menit pertama kehidupan. Jika terlambat, bisa berpengaruh
buruk bagi kualitas hidup individu selanjutnya.5. Apasajakah yang
perlu di perhatikan saat bayi lahir ?Segera setelah lahir dilakukan
penilaian pada semua bayi dengan menjawab pertanyaan berikut
(Dharmasetiawani, 2008): - Apakah kehamilan cukup bulan?- Apakah
air ketuban jernih dan tidak terkontaminasi mekonium?- Apakah bayi
bernapas adekuat atau menangis?- Apakah tonus otot bayi baik?
6. Mengapa bayi tidak langsung menanggis ?Bayi tidak langsung
menangis Towel (1966) mengajukan penggolongan penyebab kegagalan
pernafasan pada bayi yang terdiri dari:Faktor ibu Hipoksia ibu.
Hipoksia ibu dapat terjadi karena hipoventilasi akibat pemberian
obat analgetik atau anestesi dalam. Gangguan aliran darah uterus.
Gangguan kontraksi uterus, misalnya hipertoni, hipotoni, atau
tetani uterus akibat penyakit atau obat Hipotensi mendadak pada ibu
karena perdarahan Hipertensi pada penyakit eklampsia, dll.Faktor
plasenta Asfiksia janin akan terjadi bila terdapat gangguan
mendadak pada plasenta, perdarahan plasenta, dll.Faktor fetus
Kompresi umbilicus akan menyebabkan terganggunya aliran darah dalam
pembuluh darah umbilicus dan menghambat pertukaran gas antara ibu
dan janin. Gangguan aliran darah ini dapat ditemukan pada keadaan
tali pusat melilit leher, kompresi tali pusat antara janin dan
jalan lahir dan lain-lain.
Faktor neonatus Depresi pusat pernapasan pada bayi baru lahir
dapat terjadi karena beberapa hal, yaitu:Pemakaian obat
anesteia/analgetika yang berlebihan pada ibu secara langsung dapat
menimbulkan depresi pusat pernafasan janin Trauma yang terjadi pada
persalinan, misalnya perdarahan intracranial Kelainan congenital
pada bayi misalnya hernia diafragmatika, atresia/stenosis saluran
pernafasan, hipoplasia paru, dll.Sumber : (Buku Kuliah Ilmu
Kesehatan Anak, vol. 3, 1985, FK UI. Hal. 1072-1073)
7. Apa hubungan KPD degan bayi sekarang ?
8. Apa Hubungannya kelahiran bayi 35 minggu?
9. Apa makna dari BBL 1900 ?Bayi berat lahir rendah , kurva apa
yang dipakai ?Tafsiran maturitas neonates :
10. Mengapa pada pemeriksaan foto thoraks HMD grade 1 ?Cari
reaksinya ?RESPIRATORYDISTRES SYNDROME (RDS)ATAU HYALINE MEMBRANE
DISEASE (HMD)
A. DefinisiSindrom Distres Pernafasan adalah perkembangan yang
imatur pada sistem pernafasan atau tidak adekuatnya jumlah
surfaktan dalam paru. RDS dikatakan sebagai hyalinemembranedisease
(HMD). (Suryadi dan Yuliani, 2001).HMD adalah gangguan pernafasan
yang sering terjadi pada bayiprematuredengan tanda-tanda takipnue
(>60 x/mnt), retraksi dada, sianosis pada udara kamar, yang
menetap atau memburuk pada 48-96 jam kehidupan dengan x-ray thorak
yang spesifik. Tanda-tanda klinik sesuai dengan besarnya bayi,
berat penyakit, adanya infeksi dan ada tidaknya shunting darah
melaluiPDA.
B.PatofisiologiPada RDS terjadi atelektasis yang sangat
progresif, yang disebabkan kurangnya zat yang disebut surfaktan.
Surfaktan adalah zat aktif yang diproduksi sel epitel saluran nafas
disebut sel pnemosit tipe II. Zat ini mulai dibentuk pada kehamilan
22-24 minggu dan mencapai max pada minggu ke 35. Zat ini terdiri
dari fosfolipid (75%) dan protein (10%). Peranan surfaktan ialah
merendahkan tegangan permukaan alveolus sehingga tidak terjadi
kolaps dan mampu menahan sisa udara fungsional pada sisa akhir
expirasi. Kolaps paru ini akan menyebabkan terganggunya ventilasi
sehingga terjadi hipoksia, retensi CO2 dan asidosis.Hipoksia akan
menyebabkan terjadinya :1. Oksigenasi jaringan menurun menyebabkan
metabolisme anerobik dengan penimbunan asam laktat asam organic
sehingga terjadi asidosis metabolic.2. Kerusakan endotel kapiler
dan epitel duktus alveolaris menyebabkan transudasi kedalam alveoli
sehingga terbentuk fibrin.Asidosis dan atelektasis akan menyebabkan
terganggunya jantung, penurunan aliran darah keparu, dan
mengakibatkan hambatan pembentukan surfaktan, yang menyebabkan
terjadinya atelektasis. Sel tipe II ini sangat sensitive dan
berkurang pada bayi dengan asfiksia pada periode perinatal, dan
kematangannya dipacu dengan adanya stress intrauterine seperti
hipertensi, IUGR dan kehamilan
kembar.C.KomplikasiPneumothoraxPneumomediastinumPulmonary
intestinal dysplasiaBronchopulmonary dysplasia (BPD)Patentductus
arteriosus(PDA)HipotensiMenurunnya pengeluaran
urineAsidosisHiponatremiHipernatriumHipokalemiHipoglikemiDisseminated
intravascular coagulation (DIC)KejangIntraventricular
hemorrhageRetinopathy pada prematureInfeksi sekunder
D.EtiologiDefesiensi atau kekurangan surfaktan.Ada 4 faktor
penting penyebab defisiensi surfaktan pada RDS yaitu prematur,
asfiksia perinatal, maternal diabetes, seksio sesaria.Gangguan
traktus respiratorius :Hyaline membranedisease(HMD). Berhubungan
dengan kurangnya masa gestasi (bayi prematur)Transient tachypnoe of
the newborn (TTN). Paru-paru terisi cairan, sering terjadi pada
bayi Caesar karena dadanya tidak mengalami kompresi oleh jalan
lahir sehingga menghambat pengeluaran cairan dari dalam
paru.Infeksi (pneumonia)Sindroma aspirasiHipoplasia paruHipertensi
pulmonalKelainan congenital (choanal atresia, hernia
diagfragma,pieer robin sindroma)PleuraleffusionKelumpuhan saraf
frenikusLuar traktus respiratoris:Kelainan jantung congenital,
kelainan metabolic, darah dan SSP.
E.Manifestasi KlinisPernafasan cepat (tachynea)Retraksi
(takiran) dada (suprastenal, substernal, intercostals)Pernfasan
terlahat paradoksCuping hidungApneaMurmurSianosis pusat
F. Pemeriksaan DiagnostikFoto rontsen: menunjukan adanya
atelektasisAnalisa gas darah: analisis gas darah arteri dengan PaO2
kurang dari 50 mmHg dan PCO2 diatas 60 mmHgImatur lecithin /
sphingomyolin (L / S): esitin/spingomielin rasio 2:1
mengindikasikan bahwa paru sudah matur
G.Penatalaksanaan TerapiutikPemberian oksigenPertahankan nutrisi
adekuatPertahankan suhu lingkungan netralDiet 60 kcal/kg per hari (
sesuaikan dengan protocol yang ada) dengan asam amino yang
mrncukupi untuk mencegah katabolisme protein dan ketoasidosis
endogenousPertahankan PO2 dalam batas normal
11. Mengapa bayinya di rawat di bangsal bayi dengan resiko
tinggi ?BBL ,Ada riwayat asfiksia
12. Adakah indikasi dan KI IMD pada bayi tsb ( mendapat ASI dari
orogastric ) ?IMD pada bayi tsb tidak di anjurkan , tapi bayi tsb
tetap di berikan ASI Manfaat ASI ?
13. Prognosis ( pertumbuhan dan perkembangan ) bayi kedepan
?
periode pertumbuhan dan perkembangan janin :Periode embrionika.
Organnya sudah mulai terbentuk . bila ada gangguan bisa menyebabkan
kelainan kongenital . misal obat thalidomide fokomeliPeriode janin
dinib. Organ tubuh masih berfungsi tapi immature, biasanya rentan
abortus Periode janin akhirc. Pertumbuhan sudah maksimal dan cepat
. biasanya kalau ada gangguan bisa BBLR , asfiksi , infeksi Periode
part uterind. Janin sudah lahir , sudah siap hidup . bahaya =
hipoksi , infeksi , trauma saat melahirkan Periode neonatale. Sudah
beradaptasi dengan ekstrauterin
FASE - FASE PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN MANUSIA Berikut fase
perkembangan manusia menurut Robert Hafigurst (1972) :1. Fase
perkembangan bayi dan kanak-kanak: Secara kronologis (menurut
urutan waktu), masa bayi (infancy atau babyhood) berlangsung sejak
seorang individu manusia dilahirkan dari rahim ibunya sampai
berusia sekitar setahun. Sedangkan masa kanak- kanak yaitu ketika
usia kira-kira mulai 2 tahun sampai dengan 5 tahun atau sering
disebut masa balita (bawah lima tahun)
2. Fase perkembangan anak-anak (late childhood) berlangsung pada
usia 6 sampai 12 tahun.
Dengan ciri-ciri utama sebagai berikut: - memiliki dorongan
untuk keluar dari rumah dan memasuki kelompok Sebaya. - Keadaan
fisik yang memungkinkan yang mendorong anak untuk memasuki dunia
permainan dan pekerjaan yang membutuhkan; ketrampilan jasmani. -
Memiliki dorongan mental untuk memasuki dunia konsep, logika,
symbol, dan, komunikasi yang luas. 3. Fase perkembangan Remaja.
Masa remaja (adolescence) adalah masa peralihan dari masa anak-anak
menuju masa dewasa, yaitu mulai usia 11 tahun atau 12 tahun.
Biasanya wanita lebih cepat memasuki masa remaja dibandingkan
dengan laki-laki. Menurut sebagian ahli psikologi masa remaja
terdiri atas sub-sub masa perkembangan sebagai berikut: -
Subperkembangan prepuber selama kurang lebih dua tahun sebelum masa
puber. - Subperkembangan puber selama dua setengah sampai
tigasetengah tahun. - Subperkembangan post-puber, yakni saat
perkembangan biologis sudah lambat tapi masih berlangsung pada
bagian organ tertentu. Saat ini merupakan akhir masa puber yang
mulai menampakkan tanda-tanda kedewasaan.
Seseorang yang telah memasuki masa puber ditandai dengan
ciri-ciri sebagai berikut : Ciri masa puber Laki laki Perempuan
Primer Skunnder Primer Skunder
Mimpi basah Tumbuh jakun Tumbuh rambut pada bagian tertentu
Suara sedikit berat Dada terlihat bidang Mengalami menstruasi
Payudara dan pinggul membesar Tumbuh rambut pada bagian tertentu
Meningkatnya emosi
Ciri primer adalah ciri yang pasti dialami oleh seseorang yang
memasuki masa remaja Ciri skunder adalah ciri yang dapat terjadi
atau mungkin tidak terjadi pada seseorang yang masuk masa pubertas
Seorang perempuan yang sudah tidak lagi mengalami menstruasi karena
usia sudah tua disebut monopouse
4. Fase Perkembangan Dewasa Masa dewasa awal (early adhulthood)
ialah fase perkembangan saat seorang remaja mulai memasuki usia
dewasa, yakni usia 21-40 tahun
5. Fase perkembangan setengah baya Masa setengah baya (middle
age) adalah masa yang berlangsung antara usia 40 sampai 60 tahun.
Di saat usia 40 tahun seseorang mengalami pubertas kedua karena
mereka senang lagi bersolek, suka bersikap dan berbuat
emosional/mudah marah dan bahkan jatuh cinta lagi.
6. Fase perkembangan usia tua Masa tua (old age) adalah fase
terakhir kehidupan manusia. Usia ini berlangsung antara usia 60
tahun sampai berhembusnya nafas terkhir (akhir hayat). Mereka yang
menginjak usia 60 tahun keatas yang dalam istilah psikologi disebut
senescence (masa tua) biasanya ditandai dengan perubahan-perubahan
kemampuan motorik yang semakin merosot.
Menurut Soetjiningsih, pertumbuhan (growth) berkaitan dengan
masalah perubahan dalam besar jumlah, ukuran atau dimensi tingkat
sel, organ maupun individu, yang bisa diukur dengan ukuran berat
(gram, pound, kilogram), ukuran panjang (cm,meter), umur tulang dan
keseimbangan metabolik (retensi kalsium dan nitrogen tubuh);
sedangkan perkembangan (development) adalah bertambahnya kemampuan
(skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam
pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses
pematanganSedangkan menurut Depkes RI, pertumbuhan adalah bertambah
banyak dan besarnya sel seluruh bagian tubuh yang bersifat
kuantitatif dan dapat diukur. Sedangkan perkembangan adalah
bertambah sempurnanya fungsi dari alat tubuh.Secara umum terdapat
dua faktor utama yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak,
yaitu :1. Faktor GenetikFaktor genetik merupakan modal dasar dalam
mencapai hasil akhir proses tumbuh kembang anak. Faktor ini juga
merupakan faktor bawaan anak, yaitu potensi anak yang menjadi ciri
khasnya. Melalui genetik yang terkandung di dalam sel telur yang
telah dibuahi, dapat ditentukan kualitas dan kuantitas pertumbuhan.
Ditandai dengan intensitas dan kecepatan pembelahan, derajat
sensitivitas jaringan terhadap rangsangan, umur pubertas dan
berhentinya pertumbuhan tulang. 2. Faktor LingkunganLingkungan
merupakan faktor yang sangat menentukan tercapai atau tidaknya
potensi bawaan. Faktor ini disebut juga milieu merupakan tempat
anak tersebut hidup, dan berfungsi sebagai penyedia kebutuhan dasar
anak. Lingkungan yang cukup baik akan memungkinkan tercapainya
potensi bawaan, sedangkan yang kurang baik akan menghambatnya.
Lingkungan merupakan lingkungan bio-fisiko-psiko-sosial yang
memepengaruhi individu setiap hari, mulai dari konsepsi sampai
akhir hayatnya.Faktor lingkungan ini secara garis besar dibagi
menjadi :a. Faktor yang memepengaruhi anak pada waktu masih di
dalam kandungan (faktor pranatal)b. Faktor lingkungan yang
mempengaruhi tumbuh kembang anak setelah lahir (faktor
postnatal).Lingkungan postnatal yang mempengaruhi tumbuh kembang
anak secara umum dapat digolongkan menjadi :- Lingkungan
biologisLingkungan biologis yang dimaksud adalah ras/suku bangsa,
jenis kelamin, umur, gizi,, perawatan kesehatan, kepekaan terhadap
penyakit, penyakit kronis, fungsi metabolisme, dan hormon.- Faktor
fisikYang termasuk dalam faktor fisik itu antara lain yaitu cuaca,
musim, keadaan geografis suatu daerah, sanitasi, keadaan rumah baik
dari struktur bangunan, ventilasi, cahaya dan kepadatan hunian,
serta radiasi.- Faktor psikososialStimulasi merupakan hal penting
dalam tumbuh kembang anak, selain itu motivasi belajar dapat
ditimbulkan sejak dini, dengan memberikan lingkungan yang kondusif
untuk belajar, ganjaran atau hukuman yang wajar merupakan hal yang
dapat menimbulkan motivasi yang kuat dalam perkembangan kepribadian
anak kelak di kemudian hari, Dalam proses sosialisasi dengan
lingkungannya anak memerlukan teman sebaya, stres juga sangat
berpengaruh terhadap anak, selain sekolah, cinta dan kasih sayang,
kualitas interaksi anak orangtua dapat mempengaruhi proses tumbuh
kembang anak.- Faktor keluarga dan adat istiadatFaktor keluarga
yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak yaitu
pekerjaan/pendapatan keluarga yang memadai akan menunjang tumbuh
kembang anak karena orang tua dapat menyediakan semua kebutuhan
anak baik yang primer maupun sekunder, pendidikan ayah/ibu yang
baik dapat menerima informasi dari luar terutama tentang cara
pengasuhan anak yang baik, menjaga kesehatan, dan pendidikan yang
baik pula, jumlah saudara yang banyak pada keluarga yang keadaan
sosial ekonominya cukup akan mengakibatkan berkurangnya perhatian
dan kasih sayang yang diterima anak, jenis kelamin dalam keluarga
seperti apad masyarakat tradisonal masih banyak wanita yang
mengalami malnutrisi sehingga dapat menyebabkan angka kematian bayi
meningkat, stabilitas rumah tangga, kepribadian ayah/ibu,
adat-istiadat, norma-norma, tabu-tabu, agama, urbanisasi yang
banyak menyebabkan kemiskinan dengan segala permasalahannya, serta
kehidupan politik dalam masyarakat yang mempengaruhi prioritas
kepentingan anak, anggaran dan lain-lain.
Adapun tahap pencapaian pertumbuhan dan perkembangan balita usia
1-2 tahun, diantaranya : Dari 12-18 bulan :1. Anak sudah bisa
berjalan sendiri tanpa pegangan dan menjelajahi rumah serta
sekeliling rumah2. Mulai dapat menyusun 2 atau 3 kotak3. Belajar
melempar, menangkap dan menendang bola4. Mulai dapat mengatakan 5
sampai 10 kata5. Dapat bertepuk tangan dan minum dari cangkir
ataumug tanpa tumpah6. Mampu memperlihatkan perasaannya seperti
rasa cemburu dan rasa bersaing
Dari 18-24 bulan :1. Anak sudah bisa melompat dengan dua kaki2.
Naik dan turun tangga3. Mampu menyusun 6 kotak ke atas4. Anak dapat
berjalan mundur sedikitnya 4-5 langkah5. Mampu mengenali
gambar-gambar yang diperlihatkan padanya6. Menggambar garis di
kertas atau tanah/pasir7. Mampu menyusun dua kata8. Belajar makan
sendiri9. Menaruh minat atau meniru apa yang dikerjakan oleh
orang-orang yang lebih besar10. Memperlihatkan minat kepada anak
lain dan bermain-main dengan mereka11. Mampu menunjukan dan
menyebutkan bagian tubuh dengan benar12. Mulai belajar mengontrol
buang air besar dan buang air kecil.
Pertumbuhan dan perkembangan janin dimulai sejak terjadinya
konsepsi. Kehamilan akan berlangsung selama 280 hari atau 10 bulan
atau 40 minggu terhitung dari hari pertama haid terakhir.
Perubahan-perubahan dan organogenesis terjadi pada berbagai periode
kehamilan.Pertumbuhan hasil konsepsi dibedakan menjadi 3 tahapan
penting yaitu: tingkat ovum (telur) umur 0-2 minggu, dimana hasil
konsepsi belum tampak terbentuk dalam pertumbuhan; embrio (mudigah)
antara umur 3-5 minggu dan sudah tampak rancangan bentuk alat-alat
tubuh; janin (fetus) di atas usia 5 minggu dan sudah berbentuk
manusia.Perubahan-perubahan dan organogenesis pada periode
kehamilan.Bulan ke-0Sperma membuahi ovum, membelah, masuk di uterus
dan menempel pada hari ke-11Gambar 1. ZigotMinggu ke-4/ Bulan
ke-1Bagian tubuh embrio yang pertama muncul akan menjadi tulang
belakang, otak, dan saraf tulang belakang. Jantung, sirkulasi darah
dan pencernaan juga sudah terbentuk.Gambar 2. Janin 4 mingguMinggu
ke-8/ Bulan ke-2Panjang janin 250 mm. Jantung mulai memompa darah.
Raut muka dan bagian utama otak dapat terlihat. Terbentuk telinga,
tulang dan otot di bawah kulit yang tipis.Gambar 3. Janin 8
mingguMinggu ke-12/ Bulan ke-3Panjang janin 7-9 cm. Tinggi rahim di
atas simpisis (tulang kemaluan). Embrio menjadi janin. Denyut
jantung terlihat pada USG. Mulai ada gerakan. Sudah ada pusat
tulang, kuku, ginjal mulai memproduksi urin.Gambar 4. Janin 12
mingguMinggu ke-16/ Bulan ke-4Panjang janin 10-17 cm. Berat janin
100 gram. Tinggi rahim setengah atas simpisis pubis. Sistem
muskuloskeletal sudah matang, sistem saraf mulai melakukan kontrol.
Pembuluh darah berkembang cepat. Tangan janin dapat menggenggam.
Kaki menendang aktif. Pankreas memproduksi insulin. Kelamin luar
sudah dapat ditentukan jenisnya.Gambar 5. Janin 16 mingguMinggu
ke-20/ Bulan ke-5Panjang janin 18-27 cm. Berat janin 300 gram.
Tinggi rahim setinggi pusat. Verniks melindungi tubuh. Lanugo
menutupi tubuh dan menjaga minyak pada kulit. Terbentuk alis, bulu
mata, dan rambut. Janin membuat jadwal teratur tidur, menelan dan
menendang.Gambar 6. Janin 20 mingguMinggu ke-24/ Bulan ke-6Panjang
janin 28-34 cm. Berat rahim 600 gram. Tinggi rahim di atas pusat.
Kerangka berkembang cepat. Berkembangnya sistem pernafasan.Gambar
7. Janin 24 mingguMinggu ke-28/ Bulan ke-7Panjang janin 35-38 cm.
Berat rahim 1000 gram. Tinggi rahim antara pertengahan pusat
prosessus xifodeus. Janin bisa bernafas, menelan dan mengatur suhu.
Terbentuk surfaktan dalam paru-paru. Mata mulai membuka dan
menutup. Bentuk janin dua pertiga bentuk saat lahir.Gambar 8. Janin
28 mingguMinggu ke-32/ Bulan ke-8Panjang janin 42,5 cm. Berat rahim
1700 gram. Tinggi rahim dua pertiga di atas pusat. Simpanan lemak
berkembang di bawah kulit. Janin mulai menyimpan zat besi, kalsium
dan fosfor. Kulit merah dan gerak aktif.Gambar 9. Janin 32
mingguMinggu ke-36/ Bulan ke-9Panjang janin 46 cm. Berat rahim 2500
gram. Tinggi rahim setinggi prosessus xifodeus. Kulit penuh lemak,
organ sudah sempurna.Gambar 10. Janin 36 mingguMinggu ke-40/ Bulan
ke-10Panjang janin 50 cm. Berat rahim 3000 gram. Tinggi rahim dua
jari bawah prossesus xifodeus. Kepala janin masuk PAP (pintu atas
panggul), kuku panjang, testis telah turun. Kulit halus hampir
tidak ada lanugo.Gambar 11. Janin 40 mingguReferensiDepkes RI.
1993. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Dalam Konteks Keluarga.
Cetakan Ke III. Jakarta.Kusmiyati, Y. 2010. Perawatan Ibu Hamil.
Cetakan ke VI. Yogyakarta: Fitramaya.Mochtar, R. 1998. Sinopsis
Obstetri: Obstetri Fisiologi-Obstetri Patologi. Edisi 2. Jakarta:
EGCNeil, W.R. 2001. Panduan Lengkap Perawatan Kehamilan. Jakarta:
Dian Rakyat.Salmah, dkk. 2006. Asuhan Kebidanan Antenatal. Jakarta:
EGC.Sulistyawati, A. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan.
Jakarta: Salemba MedikaPrognosis bayi bblr Dikatakan BBLR jika
Berat bayi < 2500 grMasalah BKB dan BBLR : Ketidakstabilan
suhuBKB sulit mempertahankan suhu, karena : Peningkayan hilangnya
panas