Page 1
OPTIMASI FORMULA SEDIAAN GEL UV PROTECTION
FILTRAT PERASAN UMBI WORTEL (Daucus carota, Linn.) :
TINJAUAN TERHADAP SORBITOL , GLISEROL,
DAN PROPILENGLIKOL
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)
Program Studi Ilmu Farmasi
Oleh :
Andryan Susanto
NIM : 048114140
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2008
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 2
OPTIMASI FORMULA SEDIAAN GEL UV PROTECTION
FILTRAT PERASAN UMBI WORTEL (Daucus carota, Linn.) :
TINJAUAN TERHADAP SORBITOL , GLISEROL,
DAN PROPILENGLIKOL
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)
Program Studi Ilmu Farmasi
Oleh :
Andryan Susanto
NIM : 048114140
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2008
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 3
Skripsi
OPTIMASI FORMULA SEDIAAN GEL UV PROTECTION
FILTRAT PERASAN UMBI WORTEL (Daucus carota, Linn.) :
TINJAUAN TERHADAP SORBITOL , GLISEROL DAN PROPILENGLIKOL
Yang diajukan oleh :
Andryan Susanto
NIM : 048114140
telah disetujui oleh :
Pembimbing Utama
Sri Hartati Yuliani, M.Si., Apt.
Tanggal : 25 Juni 2008
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 4
iv iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 5
HALAMAN PERSEMBAHAN
Hati yang gembira adalah obat yang manjur tetapi semangat yang patah mengeringkan tulang (Amsal 17:22)
Kupersembahkan dengan penuh CINTA untuk : Tuhan Yesus, Papa, Mama, Ooh Agus, & Venie
Terimakasih untuk segala dukungan & segala yang terbaik
untukku, with great love.
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 6
KATA PENGANTAR
Hanya oleh anugrahNya kalau skripsi ini bisa selesai dikerjakan. Dia yang
berjanji, Dia yang memulai, Dia juga yang menyelesaikannya tepat pada waktunya.
Segala pujian dan syukur hanya bagi Dia. Skripsi ini disusun dan diajukan untuk
memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Strata 1 (S1) Program Studi
Ilmu Farmasi (S.Farm).
Skripsi ini selesai dikerjakan karena begitu melimpahnya segala bentuk
bantuan dan dukungan yang diberikan berbagai pihak selama penulis menyelesaikan
skripsi ini. Tanpa segala bantuan dan dukungan yang diberikan, penulis menyadari
bahwa skripsi ini tidak akan dapat terselesaikan dengan memuaskan. Oleh karena itu
dengan segala kerendahan hati penulis ingin berterimakasih kepada berbagai pihak
yang begitu banyak memberikan bantuan dan dukungan kepada penulis. Orang-orang
yang terkasih itu antara lain :
1. Tuhan Yesus, untuk sgala anugrahNya dan kasih setiaNya yang tak pernah
berkesudahan.
2. Rita Suhadi, M.Si, Apt selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta.
3. Christine Patramurti, M.Si, Apt selaku Kepala Program Studi Farmasi
Universitas Sanata Dharma.
4. Sri Hartati Yuliani, M.Si, Apt selaku Dosen Pembimbing. Terimakasih Bu,
untuk sgala kebaikan, bantuan dan bimbingannya. Tuhan memberkati.
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 7
5. C.M. Ratna Rini Nastiti, M.Pharm, Apt selaku Dosen Penguji yang telah
menguji sekaligus memberi saran dan kritik yang membangun bagi penulis.
6. Agatha Budi Susiana Lestari, M.Si, Apt selaku Dosen Penguji yang telah
menguji sekaligus memberi saran dan kritik yang membangun bagi penulis.
7. Papa dan Mama tersayang untuk sgala doa, nasehat, dan kebaikannya selama
ini. Tuhan memberkati.
8. Ooh Agus untuk sgala doa dan dukungannya. Terimakasih Oh. Tuhan
memberkati.
9. Venie tercinta. Thanks ya.. untuk sgala bentuk Cinta darimu untukku.. Thanks
atas kesediaannya untuk menemaniku selama ini, dalam suka maupun duka.
Ayo kerjain skripsinya!!Semangat!!Tuhan memberkati.
10. Tim Project Wortel (Budiaji, Ella, Desi, Cipi, Ine, dan Finza) untuk smua
yang terbaik selama ini.
11. Segenap Staf Laboratorium: Pak Yuwono, Pak Musrifin, Pak Sigit, Pak
Wagiran, Pak Agung, Pak Iswandi, Pak Otok, Pak Heru, Pak Sarwanto, Pak
Parlan, Pak Kunto dan Pak Andri atas sgala bantuannya.
12. Komsel Paingan : Ko Agung, Mas Dwi, Bang Alex Manalu, Budiaji, Andry
Axel, Budiarto (selamat datang kami ucapkan!!), Ko Yudi (Ayo semangat
Ko!!), Ko Yanuar (yang ada di Jakarta sana. GBU!!).
13. Teman-teman Paingan City: Robert, Icha, Erik, Riko, Bang Steven, Mas
Dudy, Fredy, Bobby, Mas Adi, Ko Ady, dan masih banyak lagi yang lain.
GBU all!!
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 8
14. Teman-teman seperjuangan Angkatan 2004. Ayo semangat!!Pantang
Mundur!!GBU all..
15. Semua Pihak yang penulis tidak dapat sebutkan namanya satu persatu.
Thanks for All!!Tuhan memberkati.
Akhir kata kembali penulis mengucapkan banyak terimakasih untuk semua
pihak atas segala dukungan dan bantuannya. Penulis juga mengharapkan saran
dan kritik dari semua pihak. Mari maju terus dan tetap semangat!!Tuhan
Memberkati.
Penulis
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 9
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan
dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, Juli 2008
Penulis
Andryan Susanto
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 10
INTISARI
Penelitian ini tentang optimasi formula sediaan gel UV protection filtrat perasan wortel (Daucus carota, Linn.) dengan menggunakan sorbitol, gliserol dan propilenglikol sebagai humektan. Tujuan penelitian adalah mendapatkan area optimum dari gel UV Protection filtrat perasan wortel (Daucus carota, Linn.) dengan komposisi humektan yang sesuai untuk menghasilkan sifat fisik dan stabilitas sediaan gel yang baik.
Penelitian ini termasuk rancangan eksperimental menggunakan metode simplex lattice design 3 komponen dan bersifat eksploratif, yaitu mencari formula gel UV protection filtrat perasan wortel yang dapat diterima masyarakat (acceptable). Tiap formula diuji untuk mengetahui respon daya sebar, viskositas dan pergeseran viskositas. Uji validitas persamaan yang diperoleh menggunakan analisis uji F dengan taraf kepercayaan 95%. Dibuat contour plot untuk masing-masing uji fisis, kemudian digabungkan semua contour plot untuk menghasilkan satu superimposed contour plot yang menunjukkan komposisi optimum humektan sorbitol, gliserol dan propilenglikol.
Daya sebar optimal berkisar pada diameter penyebaran sebesar 4-5 cm. Viskositas optimal ditentukan antara 275 d.Pa.S-325 d.Pa.S. Stabilitas gel ditunjukkan dengan pergeseran viskositas kurang dari 5%. Dari penelitian diperoleh komposisi optimum superimposed contour plot. Kata kunci : filtrat perasan wortel, UV protection, sorbitol, gliserol, propilenglikol, simplex lattice design
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 11
ABSTRACT
This research was about formula optimization of carrot filtrate as UV protection gel dosage form using sorbitol, glycerol and propilenglycole as humectants. The research aimed to obtain the optimum composition of the humectants which obtained good physical properties and good stability of gels.
The design of the research was experimental design and using 3 component’s simplex lattice design method, which has got UV protection gel which is acceptable. Each formula was tested in terms of spreadability, viscosity, and viscosity shift. The equation of its formula was analysed statistically using F test with 95 % confidence level. Contour plot for each physical properties test was made and all were combined to yield superimposed contour plot, which showed optimum area of sorbitol, glycerol, and propilenglycole composition.
Optimum diameter of spreadability was determined around 4-5 cm and optimum viscosity was determined around 275 d.Pa.S-325 d.Pa.S, while gel stability was determined with the viscosity shift less than 5%. From the results the optimum superimposed contour plot was obtained. Keywords : carrot filtrate, UV protection, sorbitol, glycerol, propilenglycole, simplex lattice design.
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 12
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ................................................................................... i
HALAMAN JUDUL........................................................................................ ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING.... .......................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................... v
PRAKATA.......................................................................................... ............. vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ..... .................................................... ix
INTISARI ....................................................................................................... x
ABSTRACT .................................................................................................... xi
DAFTAR ISI .................................................................................................. xii
DAFTAR TABEL ......................................................................................... xvi
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... xviii
BAB I. PENDAHULUAN............................................................................. 1
A. Latar Belakang ............................................................................ 1
B. Perumusan Masalah .................................................................... 4
C. Keaslian Penelitian ..................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian ...................................................................... 5
E. Tujuan Penelitian ........................................................................ 5
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 13
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA.................................................................... 6
A. Wortel.......................................................................................... 6
1. Morfologi tanaman................................................................ 6
2. Kandungan kimia dan kegunaan ........................................... 6
B. Beta Karoten ............................................................................... 7
C. Gel ............................................................................................... 9
D. Carbomer..................................................................................... 10
E. Humektan .................................................................................... 12
F. Sinar UV, UV Protection dan SPF.............................................. 15
G. Radikal bebas dan Antioksidan karotenoid................................. 17
H Spektrofotometri UV dan Visibel ................................................ 19
I. Simplex Lattice Design ................................................................ 20
J. Uji Daya Sebar ............................................................................ 23
K. Viskositas..................................................................................... 24
L. Keterangan Empiris...................................................................... 24
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN .................................................... 26
A. Jenis Rancangan Penelitian ........................................................ 26
B. Variabel Penelitian ..................................................................... 26
C. Definisi Operasional .................................................................. 27
D. Bahan dan Alat............................................................................ 28
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 14
E. Tata Cara Penelitian ................................................................... 28
1. Penetapan kadar beta karoten dalam filtrat perasan wortel
(Daucus carota, Linn.)......................................................... 28
2. Memprediksi nilai SPF filtrat perasan wortel ...................... 30
3. Optimasi pembuatan gel UV Protection .............................. 31
4. Uji sifat fisis formula ........................................................... 32
F. Analisis Data ............................................................................ 33
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................... 34
A. Pembuatan Filtrat Wortel ....................................................... 34
B. Penetapan Kadar Beta Karoten dalam Filtrat Perasan
Wortel....................................................................................... 36
1. Penetapan kadar beta karoten dan nilai SPF dalam filtrat
perasan wortel sebelum membuat gel .................................. 38
2. Penetapan kadar beta karoten dan nilai SPF dalam gel........ 45
C. Pembuatan Sediaan Gel ........................................................... 48
D. Sifat Fisis dan Stabilitas Sediaan Gel ...................................... 50
1. Uji Daya Sebar ..................................................................... 51
2. Uji Viskositas ....................................................................... 53
3. Uji Stabilitas......................................................................... 56
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN …..................................................... 60
A. Kesimpulan .............................................................................. 60
B. Saran......................................................................................... 60
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 15
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 61
LAMPIRAN .................................................................................................... 67
BIOGRAFI PENULIS .....................................................................................
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 16
DAFTAR TABEL
Tabel I. Higroskopisitas dan kemampuan humektan mengikat air ..............14
Tabel II. Desain eksperimen simplex lattice 3 komponen ...........................23
Tabel III. Clear Aqueous Gel dengan Dimeticone ........................................31
Tabel IV. Komposisi Formula baru setelah dilakukan modifikasi
untuk sediaan (100 gram)..............................................................31
Tabel V. Formula Simplex Lattice Design ....................................................32
Tabel VI. Kurva baku beta karoten dengan Spectrophotometer Genesis.......40
Tabel VII. Jumlah beta karoten dalam 1 gram filtrat perasan wortel dengan
Spectrophotometer Genesis 10.......................................................41
Tabel VIII. Hasil pengukuran SPF....................................................................44
Tabel IX. Hasil pengukuran SPF filtrat wortel ..............................................44
Tabel X. Kurva baku beta karoten dengan Perkin-Elmer Spectrophotometer UV-Vis
Lambda 20......................................................................................46
Tabel XI. Jumlah beta karoten dalam 1 gram filtrat perasan wortel karoten dengan
Perkin-Elmer Spectrophotometer UV-Vis Lambda 20...................47
Tabel XII. Hasil pengukuran SPF dalam 200 gram gel ..................................47
Tabel XIII. Sifat fisis formula gel filtrat perasan wortel..................................51
Tabel XIV. Persamaan simplex lattice design respon sediaan gel filtrat perasan
wortel..............................................................................................51
Tabel XV. Hasil uji validitas persamaan simplex lattice design respon daya
sebar gel filtrat perasan wortel 53
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 17
Tabel XVI. Hasil uji validitas persamaan simplex lattice design respon viskositas gel
filtrat perasan wortel ....................................................................55
Tabel XVII. Hasil uji validitas persamaan simplex lattice design respon pergeseran
viskositas gel filtrat perasan wortel................................................57
Tabel XVIII. Hasil pengukuran uji pH gel UV Protection ...............................59
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 18
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Struktur molekul beta karoten.........................................................8
Gambar 2. Spektra UV-Vis Beta Karoten.........................................................8
Gambar 3. Rumus molekul carbopol ..............................................................11
Gambar 4. Struktur molekul gliserol ..............................................................12
Gambar 5. Struktur molekul sorbitol ............................................................. 13
Gambar 6. Struktur molekul propilenglikol................................................... 14
Gambar 7. Simplex lattice design model special cubic.................................. 21
Gambar 8. Hasil scanning beta karoten dengan pelarut kloroform Spectrophotometer UV GenesisTM 10 ..........................................43 Gambar 9. Hasil scanning filtrat perasan wortel dengan pelarut kloroform
Spectrophotometer UV GenesisTM 10 .........................................43 Gambar 10. Hasil scanning panjang gelombang serapan maksimum
larutan beta karoten 452,2 nm.....................................................45
Gambar 11. Contour plot daya sebar gel filtrat perasan wortel....................... 52
Gambar 12. Contour plot viskositas sediaan gel filtrat perasan wortel.......... 54
Gambar 13. Contour plot pergeseran viskositas gel filtrat perasan wortel...... 56
Gambar 14. Superimposed contour plot gel filtrat perasan wortel................. 58
xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 19
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Perhitungan Kadar Filtrat Perasan Wortel....................................67
Lampiran 2. Data Sifat Fisis, Persamaan Simplex Lattice Design, Uji F..........73
Lampiran 3. Dokumentasi.................................................................................99
xix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 20
1
BAB I
PENGANTAR
A. LATAR BELAKANG
Spektrum radiasi UV yang sampai ke bumi hanya UV A dan sebagian
kecil UV B. UV C dan sebagian besar UV B tidak sampai ke permukaan bumi
karena diblok oleh lapisan ozon di stratosfer. Namun penipisan lapisan ozon oleh
reaksi fotokimia termasuk chlorofluorocarbons (CFC) menyebabkan lebih banyak
UV B yang sampai ke bumi (Halliwell and Gutteridge, 1999).
Radiasi UV dibagi menjadi vacuum UV (λ 40-190 nm), Far UV (λ 190-
220 nm), UV C (λ 220-290 nm), UV B (λ 290-320 nm) dan UV A (λ 320-400
nm). Vacuum UV, Far UV, dan UV C hampir tidak ditemukan dalam alam karena
secara total diserap oleh atmosfer. UV B adalah bentuk radiasi UV yang paling
berbahaya karena memiliki energi yang cukup besar untuk menembus dan
merusak DNA seluler. Individu yang dalam aktivitas kesehariannya banyak di
tempat terbuka dan terpapar sinar matahari secara langsung memiliki resiko besar
terpapar oleh efek UV B (Zeman, 2007).
Radiasi UV tidak selalu berbahaya, sejumlah kecil radiasi UV
memberikan keuntungan untuk kesehatan dan berperan penting dalam produksi
vitamin D (Anonim, 2006). Selain itu radiasi UV juga bermanfaat untuk
meningkatkan aliran darah di kulit. Radiasi UV menghasilkan proses fotooksidasi
yang bertanggung jawab dalam berbagai macam kerusakan jaringan kulit (Sies
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 21
2
and Stahl, 2004). Akan tetapi, paparan sinar UV yang berlebihan dapat
mengakibatkan sunburn yang menyebabkan eritema, hiperpigmentasi, penuaan
dini (skin aging), edema, hiperplasia dan kanker kulit (Badmaev, 2005; Jellinek,
1970; Ley and Reeve, 1997). Sinar UV yang secara biologis paling berpotensi
menyebabkan eritema dan hiperpigmentasi adalah sinar UV dengan panjang
gelombang 280-320 nm (UV B) (Jellinek, 1970). Kulit yang terpapar sinar
matahari secara terus-menerus akan menjadi kulit yang kering. UV A adalah sinar
UV yang bertanggungjawab dalam penebalan stratum corneum. Dibandingkan
UV B, sinar UV A lebih efektif menyebabkan penebalan stratum corneum (Ley
and Reeve, 1997).
Sunscreen adalah senyawa kimia yang mampu mengabsorpsi dan atau
memantulkan sinar UV sebelum mencapai kulit (Stanfield, 2003). Sunscreen
dapat digunakan untuk mengurangi efek merusak radiasi UV, tetapi sekarang ini
sunscreen berbahan aktif sintetik di pasaran dilaporkan terbukti memiliki resiko
kurang aman ketika digunakan. Bahan aktif sintetik berkuran sangat kecil mampu
untuk terabsorpsi ke dalam kulit dan dapat tereksitasi menjadi radikal bebas
menyerang sel DNA. Penyerangan sel DNA ini dapat menyebabkan efek yang
lebih buruk daripada terpapar oleh UV secara langsung (Hanson, Gratton,
Bardeen, 2006).
Beberapa senyawa sintetik seperti benzophenone, octocrylenen, dan
octylmethoxycinnamate dilaporkan dapat menginduksi pembentukan radikal bebas
seperti reactive oxygen species (ROS) dengan adanya induksi sinar UV (Hanson
et al., 2006). Oleh karena itu dalam penelitian ini digunakan zat aktif dari bahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 22
3
alam yang lebih aman dalam penggunaannya, yaitu diperoleh dari filtrat perasan
wortel (Daucus carota, Linn.) yang mengandung beta karoten. Peran penting beta
karoten di dalam tubuh yaitu sebagai prekursor vitamin A dan sebagai
antioksidan. Beta karoten sebagai antioksidan banyak digunakan untuk
pencegahan dan pengobatan penyakit yang berhubungan dengan stress oksidatif.
Oleh sebab itu, filtrat perasan wortel yang mengandung beta karoten dapat
digunakan sebagai alternatif dalam pembuatan sunscreen karena bersifat
antioksidan sehingga dapat mengurangi kerusakan oksidatif akibat ROS.
Umumnya bentuk sediaan sunscreen yang dijual di pasaran, berbentuk
lotion dan cream. Dalam penelitian ini sediaan dibuat dengan variasi bentuk
sediaan yang lain yaitu bentuk gel. Dipilih bentuk gel karena memiliki beberapa
keuntungan dibandingkan dengan bentuk sediaan yang lain. Gel relatif lebih
nyaman untuk digunakan karena dapat memberikan sensasi dingin pada kulit,
selain itu tidak mengandung minyak sehingga mudah dicuci dengan air. Gel juga
memiliki tampilan yang lebih menarik jika dibandingkan dengan bentuk sediaan
yang lain sehingga dapat meningkatkan penerimaan masyarakat.
Gel merupakan bentuk sediaan semisolid yang mengandung larutan
bahan aktif tunggal maupun campuran dengan pembawa senyawa hidrofilik atau
hidrofobik atau dapat juga gel didefinisikan sebagai sistem dua komponen dari
sediaan semipadat yang kaya akan cairan (Barry, 1983). Disebut sebagai hydrogel
apabila pembawanya adalah air. Sediaan hydrogel memiliki beberapa kelebihan
dalam hal acceptability, seperti misalnya memiliki viskositas dan daya sebar yang
cukup, tidak berminyak dan mudah untuk dibersihkan. Karena dasar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 23
4
pertimbangan inilah maka bentuk sediaan yang diformulasi dalam penelitian ini
adalah dalam bentuk hydrogel.
Dalam penelitian ini digunakan agen pengental gel carbopol dan 3
humektan yaitu sorbitol, gliserol dan propilenglikol. Ketiganya dapat digunakan
untuk memberikan proteksi terhadap kehilangan air pada gel karena evaporasi air
yang cepat dapat mempengaruhi daya sebar sediaan. Penggunaan secara
bersamaan sorbitol, gliserol dan propilenglikol sebagai humektan didasarkan pada
kenyataan bahwa masing-masing senyawa mempunyai keuntungan dan kerugian.
Sorbitol memiliki sifat sangat higroskopis sehingga dapat menjaga konsistensi
sediaan, selain itu sorbitol memiliki viskositas yang tinggi, jika dibandingkan
dengan sorbitol maka gliserol mempunyai viskositas yang lebih rendah namun
nyaman digunakan sedangkan propilenglikol memiliki viskositas yang lebih tinggi
dibandingkan sorbitol namun kurang nyaman dalam aplikasinya karena adanya
pengaruh rasa lengket saat digunakan.
Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk melakukan optimasi formula
gel terhadap humektan yang digunakan. Pendekatan yang digunakan pada
optimasi formula gel UV protection dengan metode optimasi simplex lattice
design 3 komponen.
B. Perumusan Masalah
1. Apakah ada range area optimum gel UV Protection filtrat perasan wortel
(Daucus carota, Linn.) bila dilihat dari sifat fisis dan stabilitas gel
menggunakan metode simplex lattice design?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 24
5
C. Keaslian Penelitian
Sejauh penelusuran pustaka yang dilakukan penulis, penelitian tentang
optimasi formula gel UV Protection filtrat perasan umbi wortel (Daucus carota,
Linn.) tinjauan terhadap sorbitol, gliserol dan propilenglikol dengan metode
simplex lattice design belum pernah dilakukan.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Memberikan sumbangan informasi bagi tumbuh-kembang ilmu kefarmasian
mengenai penggunaan bahan alam dalam sediaan UV Protection.
2. Manfaat Praktis
Mengetahui range komposisi optimum dari sifat fisis gel UV Protection filtrat
perasan wortel (Daucus carota, Linn.) dengan humektan sorbitol, gliserol dan
propilenglikol.
E. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui apakah ada range area optimum bila dilihat dari sifat fisis dan
stabilitas gel UV Protection filtrat perasan wortel (Daucus carota, Linn.) pada
variasi komposisi humektan sorbitol, gliserol dan propilenglikol.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 25
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Wortel
1. Morfologi tanaman
Wortel (Daucus carota, Linn.) termasuk anggota familia Apiaceae yang
berasal dari Afrika utara. Merupakan terna musiman, tinggi 1-1,5 m, tumbuh di
daerah sejuk bertemperatur 200C, terutama di daerah pegunungan yang memiliki
suhu udara dingin dan lembab (Thomas, 1992). Jenis wortel cukup banyak,
tumbuh baik pada ketinggian 500-1000 m atau 1000-2000 m dpl (di atas
permukaan laut). Untuk tumbuhnya, wortel memerlukan tanah geluh berpasir
yang kaya bahan organik dan sinar matahari yang cukup.
Wortel berbatang pendek, basah, merupakan sekumpulan tangkai daun
yang keluar dari ujung umbi bagian atas. Daun majemuk berganda, pangkal
tangkai melebar menjadi upih, lonjong, tepi bertoreh, ujung runcing, pangkal
berlekuk, panjang 15-20 cm, lebar 10-13 cm, pertulangan menyirip, berwarna
hijau. Bunga berkumpul dalam payung majemuk, mahkota berbentuk bintang,
halus, berwarna putih.
2. Kandungan kimia dan kegunaan
Wortel segar mengandung air, protein, karbohidrat, lemak, serat, abu,
nutrisi anti kanker, gula alamiah (fruktosa, sukrosa, dektrosa, laktosa, dan
maltosa), pektin, glutanion, mineral (kalsium, fosfor, besi, kalium, natrium,
magnesium, kromium), vitamin (beta karoten, B1, dan C) serta asparagine.
6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 26
7
(Dalimartha, 2001). Secara umum dalam 122 gram wortel, terdapat beta karoten
10,108 mg, vitamin B1 0,081 mg, dan vitamin C 7,2 mg (Anonim, 2007a).
Wortel berwarna orange oleh karena kandungan beta karoten, yang
mana dalam tubuh manusia untuk diubah menjadi vitamin A. Wortel juga kaya
akan serat, mineral dan dikenal sebagai antioksidan. Wortel mengandung porfirin.
Zat yang dapat merangsang kelenjar pituitary dan meningkatkan hormon seks.
Buah mengandung bisabolene, tiglic acid dan geraniol. Biji wortel liar
mengandung flavonoid, minyak menguap termasuk asarone, carotol, pinene dan
limonene. Sebuah wortel ukuran sedang mengandung sekitar 15.000 IU beta
karoten (Dalimartha, 2001). Kadar beta karoten yang terkandung dalam wortel
(740 μg) hampir dua kali lipat lebih banyak dari kandungan beta karoten dalam
kangkung (380 μg) dan tiga kali lebih banyak kandungan beta karoten daun caisin
(286 μg). Makin jingga warna wortel, makin tinggi kadar beta karotennya
(Afriansyah, 2002).
B. Beta Karoten
Karotenoid adalah pigmen warna yang memberikan warna merah, orange,
kuning dan hijau pada sayuran dan buah. Karotenoid adalah senyawa
poliisoprenoid yang memiliki 40 atom karbon dan ikatan rangkap terkonjugasi
yang kompleks. Beta karoten merupakan golongan karotenoid. Beta karoten
digunakan oleh tubuh untuk membuat retinol, yang dibutuhkan untuk kesehatan
penglihatan. Konsumsi vitamin A berlebih adalah berbahaya karena konsumsi
lebih dari 300.000 IU dosis tunggal dapat menyebabkan hiperavitaminosis dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 27
8
gejala: mual, sakit kepala dan anoreksia (Anonim, 2008b), tetapi beta karoten
adalah supplemen yang aman karena tubuh akan mengubah beta karoten menjadi
vitamin A sesuai dengan kebutuhan. Oleh karena itu tidak meracuni tubuh.
Beta karoten adalah antioksidan dan melindungi tubuh dengan
menangkap radikal bebas mencegah oksidasi (Anonim, 2007b). Karotenoid
diketahui mampu menginhibisi radikal bebas menginduksi lipid peroksidase. Beta
karoten mempunyai kemampuan mengikat singlet oksigen (1O2) yang baik,
mengikat radikal peroksil dan menginhibisi lipid peroksidase.
Rantai terkonjugasi dalam golongan karotenoid menunjukkan bahwa
mereka menyerap dalam area visible dan memberikan warna. Spektrum pada
gambar 2 menunjukkan beta karoten menyerap kuat antara 400-500 nm, beta
karoten tampak orange karena merefleksikan warna merah atau kuning (Anonim,
2007c).
Gambar 1. Struktur molekul beta karoten (Anonim, 2007b)
Gambar 2. Spektra UV-Vis Beta Karoten (Anonim, 2007c)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 28
9
C. Gel
Gel didefinisikan sebagai suatu sistem setengah padat yang terdiri dari
suatu dispersi yang tersusun baik dari partikel anorganik yang kecil atau molekul
organik yang besar dan saling diresapi cairan (Ansel, 1989). Gel merupakan
sistem semi rigid yang pergerakan medium pendispersinya dibatasi oleh jaringan
tiga dimensi dari partikel atau makromolekul yang terdispersi. Beberapa sistem
gel merupakan sistem yang jernih transparan seperti air; tetapi ada yang memiliki
tampilan keruh buram karena bahan-bahan penyusun tidak terdispersi secara
keseluruhan atau gel tersebut membentuk aggregat.
Konsentrasi dari gelling agent kurang dari 10%, biasanya dalam rentang
0.5 % sampai 2 %. Gel dapat digunakan secara oral, topikal, intranasal, vaginal,
dan rektal (Allen and Loyd, 2002). Gel merupakan sistem penghantaran obat yang
sempurna untuk cara pemberian yang beragam dan kompatibel dengan banyak
bahan obat yang berbeda (Allen and Loyd, 2002). Gel merupakan bentuk sediaan
semisolid yang mengandung larutan bahan aktif tunggal maupun campuran
dengan pembawa senyawa hidrofilik atau hidrofobik atau dapat pula didefinisikan
sebagai sistem dua komponen dari sediaan semipadat yang kaya akan cairan
(Barry, 1983). Disebut sebagai hydrogel apabila pembawanya adalah air (Peppas
et al., 2000).
Hydrogel adalah sediaan semisolid yang mengandung material polimer
yang mempunyai kemampuan untuk mengembang dalam air tanpa larut dan bisa
menyimpan air dalam strukturnya. Salah satu alasan disukainya hydrogel sebagai
komponen dari sistem penghantaran dan pelepasan obat adalah kompatibilitasnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 29
10
yang relatif baik dengan jaringan biologis. Polimer yang digunakan dalam
hydrogel terhidrolisis lambat dan secara bertahap melepaskan obat bebas. Banyak
polimer untuk tujuan ini telah disintesis (Zatz and Kushla, 1996). Hydrogel
mengandung bahan-bahan yang terdispersi sebagai koloid atau larut dalam air
(Allen and Loyd, 2002). Setelah kering, hydrogel akan meninggalkan suatu
lapisan tipis transparan elastis dengan daya lekat tinggi, tidak menyumbat pori
kulit, tidak mempengaruhi respirasi kulit, dan dapat mudah dicuci dengan air
(Voigt, 1994).
Beberapa mekanisme mungkin bertanggungjawab pada pembentukan gel
dan sepertinya kombinasi dari beberapa proses terjadi. Pada kondisi asam,
sebagian gugus karboksil pada rantai polimer akan terputus untuk membentuk
gulungan yang lentur. Penambahan basa memutuskan lebih banyak gugus dan
gaya tolak-menolak elektrostatis antara tempat-tempat yang diserang
memperbesar molekul, membuatnya menjadi gel yang rigid dan mengembang.
Akan tetapi penambahan basa yang berlebihan membuat gel menjadi cair karena
kation-kation melindungi gugus-gugus karboksil dan juga mengurangi gaya tolak-
menolak elektrostatis (Barry, 1983).
D. Carbomer
Carbomer (Carbopol) pertama kali dideskripsikan dalam literatur
professional pada tahun 1955 dan sampai sekarang digunakan dalam berbagai
sediaan farmasetika, misalnya dalam tablet lepas terkontrol, suspensi, dan gel
topikal. USP 25 menetapkan nama umum untuk carbopol adalah carbomer (Allen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 30
11
and Loyd, 2002). Carbopol membentuk gel pada konsentrasi 0,5%. Carbopol
merupakan material koloid hidrofilik yang mengental lebih baik daripada natural
gum. Carbopol didispersikan ke dalam air membentuk larutan asam yang keruh
yang kemudian dinetralkan dengan basa kuat seperti sodium hidroksida,
trietanolamin, atau dengan basa inorganik lemah seperti amonium hidroksida,
sehingga akan meningkatkan konsistensi dan mengurangi kekeruhan
(Barry,1983). Ketika ditambahkan air, maka memungkinkan tumbuhnya jamur
dan mikroorganime yang lainnya. Ketika diformulasikan dengan sistem berair,
0,1% metilparaben atau propilparaben dapat ditambahkan sebagai agen pengawet
dan tidak mempengaruhi efisiensi dari resin carbomer (Allen and Loyd, 2002).
Carbomer yang digunakan dalam penelitian ini adalah carbomer 940 NF,
memiliki kekentalan 40.000-60.000 cP, memiliki efisiensi membentuk gel dengan
viskositas tinggi dan memiliki kejernihan sangat baik (Allen and Loyd, 2002).
Dalam bentuk netral, carbopol larut dalam air, alkohol, dan gliserin serta akan
membentuk gel yang jernih dan stabil. Pada larutan asam (pH 3,5-4,0) dispersi
carbopol menujukkan viskositas yang rendah hingga sedang dan pada pH 5-10
akan menunjukkan viskositas yang optimal. Pada pH di atas 10, struktur gel rusak
dan viskositas menurun (Anonim, 2001).
H2C
HC
COOH n
Gambar 3. Rumus molekul carbopol (Anonim, 2001)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 31
12
E. Humektan
Humektan adalah bahan dalam produk kosmetik yang dimaksudkan
untuk mencegah hilangnya lembab dari produk dan meningkatkan jumlah air
(kelembaban) pada lapisan kulit terluar saat produk digunakan (Loden, 2001).
Humektan dalam formula dimaksudkan meningkatkan kenyamanan penggunaan
produk pada kulit dan melembutkan kulit (Nairn, 1997).
Humektan merupakan senyawa higroskopis yang umumnya larut dalam
air. Humektan tidak menutup kulit dan mudah hilang jika tercuci. Gliserol,
propilenglikol, dan sorbitol biasa digunakan sebagai humektan dalam sediaan
untuk mencegah penguapan dan pembentukan lapisan kering pada permukaan
produk. Humektan membantu menjaga kelembaban kulit dengan cara menjaga
kandungan air pada lapisan stratum corneum serta mengikat air dari lingkungan
ke kulit (Rawlings, Harding, Watkinson, Chandar, and Scott, 2002).
Gliserin atau gliserol digunakan sebagai emollient dan humektan dalam
daftar FDA-81 produk topikal farmasetis dan digunakan dalam konsentrasi 0,2-
65,7% (Smolinske, 1992). Gliserol dapat campur dengan air dan alkohol 96%,
tidak larut dalam pelarut eter, kloroform dan miyak (Anonim, 1973).
HO
OH
OH
Gambar 4. Struktur molekul gliserol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 32
13
Sorbitol merupakan serbuk, granul, atau serpihan berwarna putih, bersifat
higroskopik, berasa manis, biasanya meleleh pada suhu sekitar 96ºC. Satu gram
sorbitol larut dalam 0,45 ml air, sedikit larut dalam alkohol, metanol, atau asam
asetat (Anonim, 2000). Sorbitol sangat tidak larut dalam pelarut organik. Sorbitol
bersifat inert dan dapat bercampur dengan bahan tambahan lainnya (Loden,
2001). Larutan sorbitol berupa cairan seperti sirup yang tidak berwarna, jernih,
berasa manis, tidak memiliki bau yang khas, dan bersifat netral. Larutan sorbitol
tidak untuk diinjeksikan (Anonim, 2000).
Gambar 5. Struktur sorbitol (Anonim, 1979)
Sorbitol sifatnya tidak iritatif pada kulit, dan tidak toksik jika digunakan
peroral sampai dosis 9 gram/hari. Pada umumnya sorbitol digunakan sebagai
pemanis (Loden, 2001). Saat ini sorbitol sering digunakan dalam kosmetik
modern sebagai humektan dan bahan pembengkak (thickener) karena sifatnya
yang higroskopis (Anonim, 2005). Sorbitol, di bawah kondisi 25ºC dengan
kelembaban relatif 50%, memiliki higroskopisitas sebesar 1 mg H2O / 100 mg dan
kapasitas menahan air sebesar 21 mg H2O / 100 mg (Rawlings et al., 2002).
Sorbitol merupakan bahan yang sangat efektif digunakan sebagai humektan pada
konsentrasi 5% atau kurang (Jellinek, 1970).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 33
14
Tabel I. Higroskopisitas dan kemampuan humektan mengikat air (250C, 50% RH)
Humektan Higroskopisitas (H20 mg/100mg)
Kapasitas Ikat Air Total (H20 mg/100mg)
DPG 12 8 Sorbitol 1 21 PEG 200 20 22 Glyserin 25 40 Na-PCA 44 60 Na-laktat 56 84
(Rawlings et al., 2002).
H3C CH
OH
CH2
OH
Gambar 6. Struktur Propilenglikol (Anonim, 1995)
Propilenglikol merupakan bahan yang berfungsi sebagai humektan,
pelarut, plasticizer. Fungsi lain propilenglikol adalah sebagai pengawet pada
konsentrasi 15-30%, hygroscopic agent, desinfectan, stabilizer vitamin dan
pelarut pengganti yang dapat campur dengan air (Anonim, 1983). Propilenglikol
digunakan sebagai gelling agent pada konsentrasi 1-5 %, stabil pada pH 3-6 dan
harus mengandung pengawet (Allen and Loyd, 2002). Propilenglikol merupakan
bahan yang tidak berbahaya dan aman digunakan pada produk kosmetik dengan
konsentrasi lebih dari 50% (Loden, 2001). Propilenglikol tidak menyebabkan
iritasi lokal bila diaplikasikan pada membran mukosa, subkutan atau injeksi
intramuskular, dan telah dilaporkan tidak terjadi reaksi hipersensitivitas pada 38%
pemakai propilenglikol secara topikal (Anonim, 1983).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 34
15
F. Sinar UV, UV protection dan SPF
Sinar matahari terdiri dari tiga kategori yang dikelompokkan berdasarkan
panjang gelombangnya, yaitu UV, sinar tampak, dan infra merah. UV dibedakan
menjadi tiga bagian, yaitu UV A (320-400 nm), UV B (290-320 nm), dan UV C
(200-290 nm). Sinar UV C umumnya tidak mencapai permukaan bumi karena
memiliki panjang gelombang yang paling pendek sehingga terserap seluruhnya di
lapisan ozon. Sinar UV B memiliki panjang gelombang yang lebih panjang
daripada UV C sehingga masih dapat melewati lapisan ozon sekitar 10%. Apabila
lapisan ozon menipis, sinar UV B yang dapat melewati lapisan ozon akan semakin
banyak sehingga UV B yang mencapai permukaan bumi akan meningkat
jumlahnya. Sinar UV A memiliki panjang gelombang yang paling panjang
diantara sinar UV dekat lainnya sehingga sinar ini hampir seluruhnya dapat
melewati lapisan ozon. Dengan demikian sinar UV yang paling banyak mencapai
permukaan bumi adalah sinar UV A.
Sinar UV B dapat memberikan efek positif dengan menginduksi produksi
vitamin D di kulit. Sepuluh dari seribu kematian di US setiap tahunnya
disebabkan oleh kanker akibat kekurangan UV B (kekurangan vitamin D).
Kekurangan vitamin D juga dapat menyebabkan osteomalasia, yang dapat
mengakibatkan sakit pada tulang, sulit menahan berat badan karena rapuhnya
massa tulang, dan terkadang patah tulang (Anonim, 2007a).
UV B merupakan sinar UV yang paling bertanggung jawab
mengakibatkan sunburn di kulit. Sinar ini hanya mampu menembus kulit sampai
pada lapisan epidermis, dimana pada lapisan ini terdapat keratinosit (sel kulit), sel
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 35
16
basal, dan sel melanosit. Sel melanosit mensintesis enzim tirosinase dan pigmen
melanin yang kemudian dipindahkan ke keratinosit dan menimbulkan warna di
kulit. UV B akan merangsang sel melanosit untuk membentuk melanin lebih
banyak, akibatnya kulit akan menjadi lebih gelap yang sering disebut terbakar,
atau jika ukurannya sangat kecil biasa disebut titik atau flek hitam (Anonim,
2005).
UV B akan menginduksi pembentukan radikal bebas, dimana jika tubuh
sudah tidak mampu menahan radikal bebas yang jumlahnya sangat berlebih maka
radikal bebas tersebut akan bereaksi dengan molekul yang ada di dekatnya
sehingga akan merusak molekul dan struktur sel. Perusakan ini akan mendorong
timbulnya kanker kulit seperti melanoma (Anonim, 2005).
Sinar UV yang memiliki panjang gelombang paling tinggi adalah UV A.
Sinar ini dapat menembus kulit sampai ke lapisan dermis, dimana pada lapisan ini
terdapat kolagen, elastin, pembuluh darah, dan ujung saraf. Lapisan ini
memberikan perlindungan bagi kulit. Paparan UV A dalam jangka panjang dapat
merusak dan menyusutkan kolagen dan elastin, dengan demikian lapisan terluar
(epidermis) akan mengkerut atau tidak terikat lagi dengan jaringan tubuh
(Anonim, 2005).
Minimal erythema dose (MED) adalah karakteristik untuk mengetahui
sensitivitas dari seseorang untuk mengalami resiko erythema akibat paparan sinar
UV (Sies and Stahl, 2004). SPF merupakan perbandingan MED (Minimal
Erythema Dose) pada kulit manusia yang terlindungi oleh agen UV protection
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 36
17
dengan MED kulit manusia tanpa perlindungan agen UV protection (Walters et
al., 1997).
Meskipun pengukuran SPF dapat dilakukan secara alami, namun juga
diketahui hubungan yang sederhana antara SPF dan absorbansi sebagai berikut :
⎥⎦⎤
⎢⎣⎡−=
IoIA 10log
SPFSPF
A 1010 log1log =⎥⎦⎤
⎢⎣⎡−=
(Walters et al., 1997).
I sebagai intensitas sinar dengan pemakaian sunscreen dan A merupakan
absorbansi. Suatu produk dikatakan mempunyai harga SPF 2 apabila seseorang
menggunakan sunscreen dan dia memperoleh perlindungan dari radiasi UV (tanpa
mengalami burning) dua kali lebih lama dibandingkan jika dia tidak
menggunakan sunscreen (Walters et al., 1997).
G. Radikal bebas dan Antioksidan karotenoid
Radikal bebas adalah molekul dengan satu atau lebih elektron tidak
berpasangan di orbit terluarnya. Molekul tidak stabil ini berinteraksi dengan cepat
dengan molekul yang ada didekatnya, memberikan, menarik, atau bahkan saling
melengkapi elektron terluar mereka. Reaksi ini tidak hanya mengubah molekul
yang berdekatan tetapi juga menghasilkan radikal bebas yang kedua atau ROS
yang lain. Karena kereaktifan dari ROS maka terjadi reaksi yang
berkesinambungan. Reaksi ini memiliki efek yang mengubah struktur dan fungsi
dari jaringan hidup. Bila tubuh kita secara terus-menerus terpapar radikal bebas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 37
18
dan ROS yang lain, jaringan yang dirusak oleh ROS dapat semakin parah
berkembang menjadi sejumlah penyakit, salah satunya kanker kulit (Gregory,
2002).
Paparan UV pada kulit dapat dianggap sebagai stress yang dapat
menimbulkan terbentuknya ROS (Reactive Oxygen Species). ROS adalah suatu
bentuk radikal bebas yang dapat menyebabkan bahaya, salah satunya adalah
terjadinya lipid peroksidasi. Lipid peroksidasi akan menyebabkan terjadinya
disfungsi sel yang pada akhirnya akan menyebabkan kerusakan dan kematian sel.
Lipid peroksidasi mengacu pada degradasi oksidatif dari lipid. Ini adalah proses
dimana radikal-radikal bebas mencuri elektron-elektron dari lipid pada membran
sel, menghasilkan kerusakan sel. Proses ini dihasilkan oleh mekanisme rantai
reaksi radikal bebas. Proses ini lebih sering mempengaruhi polyunsaturated fatty
acid, karena mengandung kelipatan ikatan ganda diantara methylen -CH2- yang
memiliki hidrogen reaktif yang istimewa.
Lipid peroksidasi yang dihasilkan oleh ROS akan menyebabkan
terjadinya disfungsi sel yang pada akhirnya akan menyebabkan kerusakan dan
kematian dari suatu sel hidup. Lipid peroksidasi juga menghasilkan gas-gas
seperti ethane, pentane dan ethylen sebagai tanda terjadinya kerusakan sel atau
bahkan kematian sel.
Antioksidan adalah bahan kimia yang dapat memberikan sebuah elektron
yang diperlukan radikal bebas, tanpa menjadikan dirinya berbahaya. Antioksidan
dibedakan menjadi antioksidan endogen dan exogen. Antioksidan endogen berupa
enzim dalam tubuh, misalnya superoksida dismutase (SOD), glutathion, atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 38
19
katalase. Sedangkan antioksidan exogen mencakup beta karoten, vitamin C,
vitamin E, zinc (Zn), dan selenium (Se). Se, misalnya, terdapat pada udang, ikan
tuna, lobster, telur, ayam, bawang putih, biji gandum, jagung, beras merah, nasi
putih, dan sereal (Anonim, 2008a). Antioksidan exogen bekerja dengan tiga
mekanisme yaitu 1) pemotongan rantai propagasi dan radikal bebas, 2)
mekanisme khelasi, dan 3) memadamkan singlet oksigen (Atmosukartono dan
Rahmawati, 2003).
Aktivitas fotoproteksi dari karotenoid dihubungkan dengan sifat
antioksidan yang dimilikinya, secara efektif menetralkan reaksi radikal bebas
seperti oksigen singlet. Pengatasan reaksi radikal bebas dilakukan oleh karotenoid
secara fisika, dengan penghantaran energi eksitasi oksigen singlet ke karotenoid,
sebagai hasilnya oksigen akan kembali stabil (ground state), energi dilepaskan
oleh karotenoid sebagai energi panas (Sies and Stahl, 2004).
H. Spektrofotometri UV dan Visibel
Spektrofotometri ultraviolet adalah bagian dari analisis spektroskopik
yang memakai sumber radiasi elektromagnetik ultraviolet dekat (190-380 nm)
dengan instrumen spektrofotometer (Mulja dan Suharman, 1995).
Spektrofotometri UV dapat melakukan penentuan terhadap sampel berupa larutan,
gas atau uap. Pada analisis kuantitatif, pengukuran serapan dilakukan pada
panjang gelombang maksimum. Panjang gelombang serapan maksimum
merupakan panjang gelombang dimana suatu senyawa memberikan absorbansi
maksimum. Pada panjang gelombang serapan maksimum, perubahan absorbansi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 39
20
untuk tiap satuan konsentrasi paling besar sehingga akan didapat kepekaan
analisis yang maksimal (Mulja dan Suharman, 1995).
Spektrofotometri Visibel merupakan anggota teknik analisis spektroskopik
yang memakai sumber radiasi elektromagnetik sinar tampak (380-780 nm). Pada
umumnya pelarut yang sering dipakai dalam analisis Spektrofotometri UV-Visibel
adalah air, etanol, sikloheksan, dan isopropanol. Namun demikian, perlu
diperhatikan absorpsi pelarut yang dipakai di daerah UV-Visibel (penggal
UV=UV cut off). Hal lain yang perlu diperhatikan dalam masalah pemilihan
pelarut adalah polaritas pelarut yang dipakai, karena akan sangat berpengaruh
terhadap pergeseran spektrum molekul yang dianalisis (Mulja dan Suharman,
1995).
I. Simplex Lattice Design
Metode optimasi simplex lattice design diaplikasikan untuk melihat profil
campuran bahan. Dengan pendekatan ini juga dimungkinkan untuk mendapatkan
area optimum campuran ketiga humektan dengan sifat fisis dan stabilitas yang
dikehendaki (Amstrong, 1996., Bolton, 1997)
Suatu formula merupakan campuran yang terdiri dari obat dan eksipien.
Setiap perubahan fraksi dari salah satu komponen dalam campuran akan merubah
sedikitnya satu atau bahkan lebih fraksi eksipien lain.
Jika Xi adalah fraksi dari komponen i dalam campuran maka :
0 ≤ Xi ≤ 1 i = 1, 2, …. , q (1)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 40
21
Campuran akan mengandung sedikitnya satu komponen dan jumlah fraksi semua
komponen adalah seragam, ini berarti
X1 + X2 + …… + Xq = 1 (2)
Area yang menyatakan semua kemungkinan kombinasi dari komponen-
komponen dapat dinyatakan oleh interior dan garis batas dari suatu gambar
dengan q titik sudut dan q – 1 dimensi. Semua fraksi dari kombinasi dua
komponen dapat dinyatakan sebagai garis lurus. Jika ada 3 komponen (q=3) maka
akan dinyatakan sebagai dua dimensi dengan 3 sudut yaitu merupakan gambar
segitiga sama sisi (model special cubic) seperti yang terlihat pada gambar 7.
Panjang dari tiap sisi segitiga menggambarkan ukuran tiga komponen sebagai
suatu fraksi dari keseluruhan komponen.
Gambar 7. Simplex lattice design model special cubic
Tiap sudut dari segitiga sama sisi tersebut menyatakan komponen murni,
oleh karena itu fraksi dari komponen itu adalah satu. Titik A menyatakan suatu
formula hanya mengandung komponen A, komponen B dan C tidak ada. Garis
AC menyatakan semua kemungkinan campuran komponen A dan C. Titik D
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 41
22
menyatakan campuran 0,5 komponen B dan 0,5 komponen C, komponen A tidak
ada. Yang harus diperhatikan adalah ketiga sisi segitiga harus mempunyai skala
yang sama (Amstrong and James, 1996).
Hubungan fungsional antara respon (variabel tergantung) dan komposisi
(variabel tidak tergantung) dinyatakan dengan persamaan :
Y = B1X1 + B2X2 + B3X3 + B12X1X2 + B13X1X3 + B23X2X3 + B123X1X2X3 (3)
Dengan Y adalah respon, B1 adalah koefisien dari X1, B12 adalah koefisien dari X1
dan X2 bersama-sama, dan seterusnya. Dalam persamaan diatas tidak terdapat B0
yang merupakan suatu konstanta dari suatu titik potong, karena dalam model
segitiga sama sisi ini tidak dimungkinkan adanya suatu titik potong.
Untuk q=3 maka persamaan (2) berubah menjadi X1 + X2 + X3 = 1 (4)
Dari persamaan (4) didapat X3 = 1 – (X1 + X2) dan disubstitusikan ke persamaan
(3) menjadi:
Y = B1X1 + B2X2 + B3 [1 – (X1 + X2) ] + B12 X1X2 + B13X1 [1 – (X1 + X2) ]
+ B23X2 [1 – (X1 + X2) ] + B123 X1X2 [1 – (X1 + X2) ] (5)
Persamaan (5) diubah dalam bentuk persamaan kuadrat dengan basis X2 sebagai
berikut :
)6(0)YXBXBXBBXB(X)XB
XBXBBXBXBBB(X)XBB(
2113113133112
21123
1123123231131123222112323
=−−+−++−
+−+−+−+−−
Dengan didasarkan pada bentuk y = ax2 + bx + c, maka nilai a, b, dan c pada
persamaan (6) adalah sebagai berikut:
)XBB(a 112323 +−=
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 42
23
2112311231232311311232 XBXBXBBXBXBBBb −+−+−+−=
YXBXBXBBXBc 211311313311 −−+−+=
Koefisien diketahui dari perhitungan regresi dan Y adalah respon yang diinginkan
(merupakan nilai dari contour). Nilai X1 ditentukan maka nilai X2 dapat dihitung.
Akan didapatkan 2 nilai X2 dan dicari X2 yang memenuhi syarat yaitu yang
memenuhi persamaan (1) dan (4) dengan kata lain X2 tidak boleh negatif dan
tidak boleh lebih dari satu. Kemudian nilai X1 dan X2 digunakan untuk mencari
nilai X3 dengan persamaan (4). Setelah semua nilai didapatkan dimasukkan ke
dalam segitiga maka akan didapatkan contour plot yang diinginkan (Armstrong
and James, 1996).
Tabel II. Desain eksperimen simplex lattice design 3 komponen
Percobaan Komponen A (%) Komponen B (%) Komponen C (%) I 100 0 0 II 0 100 0 III 0 0 100 IV 50 50 0 V 50 0 50 VI 0 50 50 VII 33,33 33,33 33,33
J. Uji Daya Sebar
The parallel-plate method merupakan metode yang paling sering
digunakan dalam menentukan dan mengukur daya sebar sediaan semisolid.
Metode ini mudah dan relatif murah (Garg et al., 2002).
Faktor yang mempengaruhi daya sebar adalah formulanya kaku atau tidak,
kecepatan dan lama tekanan yang menghasilkan kelengketan, temperatur pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 43
24
tempat aksi. Kecepatan penyebaran bergantung pada viskositas formula,
kecepatan evaporasi pelarut dan kecepatan peningkatan viskositas karena
evaporasi (Garg et al., 2002).
K. Viskositas
Viskositas adalah suatu pernyataan tahanan dari suatu cairan untuk
mengalir, makin tinggi viskositas maka makin besar tahanannya (Martin and
Bustamante, 1993). Viskositas, elastisitas dan rheologi merupakan karakteristik
formulasi yang penting dalam produk akhir sediaan semisolid. Peningkatan
viskositas akan menurunkan daya sebar (Garg et al., 2002). Gel pada penggunaan
topikal sebaiknya tidak terlalu lengket karena dapat menimbulkan rasa tidak
nyaman. Penggunaan konsentrasi gelling agent yang terlalu tinggi atau
penggunaan gelling agent dengan bobot molekul yang terlalu besar akan
menghasilkan gel yang susah diaplikasikan (Zatz and Kushla, 1996).
L. Keterangan Empiris
Golongan karotenoid seperti beta karoten terbukti memiliki efektivitas
sebagai fotoproteksi dengan pemberian supplemen beta karoten secara per oral
(Sies and Stahl, 2004), tetapi belum diketahui bagaimana efek yang ditimbulkan
jika diaplikasikan dalam sediaan topikal. Wortel (Daucus carota, Linn.) sebagai
tanaman yang memiliki kandungan beta karoten yang cukup banyak sangat
berpotensi untuk dikembangkan menjadi sediaan UV Protection. Penggunaan beta
karoten yang diperoleh dari wortel dilakukan dengan alasan bahwa zat aktif dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 44
25
bahan alam diketahui memberikan tingkat keamanan yang lebih baik bagi kulit
daripada zat aktif sintetik.
Humektan ditambahkan untuk membantu menjaga kelembaban kulit
dengan cara menjaga kandungan air pada lapisan stratum corneum serta mengikat
air dari lingkungan ke kulit sehingga akan menggantikan air dalam sediaan yang
menguap sehingga konsistensi sediaan tetap terjaga. Formula optimum merupakan
formula yang memiliki sifat fisis gel terbaik yaitu daya sebar gel, viskositas gel
dan stabilitas gel yang ditunjukkan dengan pergeseran viskositas setelah
penyimpanan selama 1 bulan. Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh formula
optimum sediaan gel UV Protection filtrat perasan umbi wortel dengan
menggunakan sorbitol, gliserol, dan propilenglikol sebagai humektan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 45
26
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan rancangan eksperimental semu menggunakan
metode simplex lattice design 3 komponen dan bersifat eksploratif, yaitu mencari
formula UV Protection filtrat perasan wortel yang memenuhi salah satu
persyaratan mutu, yaitu dapat diterima masyarakat (acceptable).
B. Variabel Penelitian
1. Variabel bebas
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah variasi komposisi humektan, yaitu
sorbitol, gliserol dan propilenglikol.
2. Variabel tergantung
Variabel tergantung dalam penelitian ini adalah sifat fisik gel (daya sebar,
viskositas, dan % pergeseran viskositas gel setelah penyimpanan selama satu
bulan).
3. Variabel pengacau terkendali
Variabel pengacau terkendali dalam penelitian ini adalah lama pengadukan,
kecepatan pengadukan, lama penyimpanan, dan wadah penyimpanan.
4. Variabel pengacau tak terkendali
Variabel pengacau tak terkendali dalam penelitian ini adalah suhu percobaan dan
kelembapan udara.
26
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 46
27
C. Definisi Operasional
1. Filtrat perasan wortel adalah cairan hasil dari wortel yang telah dijuice,
disaring tiga kali dan disentrifugasi dengan kecepatan 4000 rpm selama 15
menit, dipisahkan dengan endapan perasan wortel.
2. Gelling agent adalah bahan pembentuk sediaan gel yang akan membentuk
matriks tiga dimensi. Pada penelitian ini digunakan carbopol 1% b/v.
3. Humektan adalah bahan yang membantu mempertahankan kelembaban pada
permukaan kulit dengan cara menarik lembab dari lingkungan. Pada penelitian
ini digunakan sorbitol, gliserol, dan propilenglikol.
4. Sifat fisis adalah sifat gel yang dapat dilihat kenampakan fisisnya dan dapat
diukur secara kuantitatif meliputi daya sebar, viskositas dan perubahan
viskositas selama penyimpanan.
5. Daya sebar optimum adalah daya sebar sediaan gel dengan diameter
penyebaran dengan range diameter 4-5 cm.
6. Viskositas optimum adalah viskositas yang mempunyai nilai antara 275-325
d.Pa.s.
7. Pergeseran viskositas optimum adalah selisih viskositas gel setelah disimpan
selama 1 bulan pada suhu kamar dengan viskositas segera setelah pembuatan
yang telah dirata-rata, dibandingkan dengan viskositas segera setelah
pembuatan. Pergeseran viskositas yang optimum dalam penelitian ditentukan
sebesar ≤ 5 %.
8. Contour plot adalah profil respon daya sebar, viskositas, dan pergeseran
viskositas gel UV protection.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 47
28
9. Superimposed contour plot adalah gabungan dari semua contour plot yang
dapat digunakan untuk menentukan ada tidaknya prediksi komposisi formula
optimum gel UV protection.
10. Komposisi optimum adalah range komposisi humektan yang menghasilkan
gel dengan daya sebar 4-5 cm, viskositas 275-325 d.Pa.s, dan pergeseran
viskositas ≤ 5%.
D. Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah filtrat perasan wortel
(Daucus carota, Linn.), n-heksan (kualitas p.a), aseton (kualitas p.a), gliserol
(kualitas farmasetis), sorbitol (kualitas farmasetis), carbopol (kualitas farmasetis),
triethanolamine (TEA), metil paraben (kualitas farmasetis), aquadest. Alat yang
digunakan pada penelitian ini adalah alat-alat gelas (PYREX), mixer, Viscotester
seri VT 04 (Rion-Japan), Spectrophotometer UV GenesisTM 10, Perkin-Elmer
Spektrophotometer UV-Vis Lambda 20, lemari pendingin (Refrigerator Toshiba).
E. Tata Cara Penelitian
1. Penetapan kadar beta karoten dalam filtrat perasan wortel (Daucus
carota, Linn)
1.1 Ekstraksi beta karoten dalam wortel
a. Preparasi Wortel
Wortel segar dibersihkan dan dipotong-potong, lalu ditimbang kurang
lebih 1 kg wortel yang telah dibersihkan kemudian dijus menggunakan juicer.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 48
29
Hasil jus disaring tiga kali. Kemudian hasil saringan dipisahkan dengan
menggunakan sentrifuge kecepatan 4000 rpm selama 15 menit sehingga
didapatkan filtrat wortel dan endapan wortel. Kemudian filtrat dan endapan
dipisahkan. Bagian filtrat yang digunakan sebagai zat aktif gel UV Protection.
b. Ekstraksi beta karoten
Sampel filtrat perasan wortel yang didapat kemudian ditimbang
secara seksama 3 gram. Kemudian sampel dicuci dengan 2 x 25 ml aseton,
kemudian dengan 25 ml heksan. Fase aseton dihilangkan dari ekstrak
dengan 5 x 100 ml aquadest. Kemudian lapisan paling atas (fraksi heksan)
diambil, lalu masukkan dalam labu ukur 25 ml kemudian ditambahkan
pelarut (aseton : heksan = 1: 9) sampai tanda. Replikasi dilakukan sebanyak
3 kali.
1.2 Pembuatan kurva baku beta karoten
a. Pembuatan larutan stok beta karoten
Timbang kurang lebih seksama 10,0 mg beta karoten murni kemudian
larutkan dengan pelarut aseton : heksan (1:9) sampai 25 ml.
b. Pembuatan larutan intermediet beta karoten
Ambil 2,5 ml larutan stok ke dalam labu ukur 25 ml kemudian
encerkan dengan pelarut aseton:heksan (1:9) sampai tanda.
c. Pembuatan larutan baku beta karoten
Pipet larutan intermediet sebanyak 1,25; 2,5; 3,75; 5,0; dan 6,25 ml
masing-masing ke dalam labu ukur 25 ml dan larutkan dalam pelarut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 49
30
aseton:heksan (1:9) sampai tanda sehingga didapat konsentrasi 2; 4; 6; 8; 10
ppm.
d. Scanning panjang gelombang serapan maksimum larutan baku beta karoten
Scanning λmax dengan menggunakan 3 seri larutan baku (2, 6, 10 ppm).
Kemudian dari ketiga seri larutan baku dibandingkan kurva serapannya.
e. Pengukuran absorbansi larutan seri baku
Tiap-tiap larutan seri baku 2; 4; 6; 8; 10 ppm diukur aborbansi pada
λmax yang didapat. Kemudian dibuat persamaan regresi linier antara
konsentrasi dengan absorbansi.
1.3 Penetapan kadar beta karoten dalam filtrat perasan wortel
Absorbansi sampel filtrat diukur pada λmax. Kadar beta karoten dalam
filtrat perasan wortel dihitung berdasarkan persamaan kurva baku yang
didapat.
2. Memprediksi nilai SPF beta karoten dalam filtrat perasan wortel
Scanning serapan pada panjang gelombang 365 nm
Timbang 0,875 gram (yang mengandung beta karoten setara dengan
jumlah beta karoten yang dimasukkan dalam gel UV protection) filtrat
perasan wortel. Setelah itu larutkan dalam kloroform hingga 25 ml,
kemudian lakukan scanning pada UV 250-400 nm untuk mengetahui profil
serapan dari beta karoten pada panjang gelombang UV. Setelah itu diukur
serapannya pada panjang gelombang 365 nm. Pengukuran serapan ini
dilakukan dalam 3 kali replikasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 50
31
Penentuan λ dan pengukuran serapan filtrat perasan wortel
Dari hasil scanning serapan pada λ 365 nm, serapan yang didapat
dihitung sebagai nilai SPF, menggunakan rumus:
A = log 10 SPF
(Walters et al., 1997).
3. Optimasi pembuatan gel UV Protection
Tabel III. Clear Aqueous Gel dengan Dimeticone
Bahan Jumlah (gram) Aquadest 59,8 Carbomer 0,5 Triethanolamin 1,2 Gliserol 34,2 Propilene Glikol 2,0 Dimetikon copoliol 2,3
Tabel IV. Komposisi Formula baru setelah dilakukan modifikasi untuk sediaan (100 gram)
Bahan Jumlah (gram) Aquadest 47 Carbomer 1 Triethanolamin 0,5 Gliserol 0-48 Sorbitol 0-48 Propilenglikol 0-48 zat aktif (filtrat perasan wortel) 3,5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 51
32
Rancangan formula simplex lattice design dengan komposisi sorbitol, gliserol, dan
propilenglikol yang berbeda dalam penelitian :
Tabel V. Formula Simplex Lattice Design
Formula(gram) I II III IV V VI VII VIII IX X Sorbitol 48 0 0 24 24 0 16 32 8 8 Gliserol 0 48 0 24 0 24 16 8 32 8
Propilenglikol 0 0 48 0 24 24 16 8 8 32 Carbopol 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 Aquadest 47 47 47 47 47 47 47 47 47 47
Trietanolamin 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 Filtrat Perasan Umbi Wortel 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5
Prosedur :
Carbopol ditambah aquadest kemudian dimikser 400 rpm selama 10
menit. Campuran komponen humektan dimikser selama 200 rpm selama 5 menit.
Kemudian campuran carbopol, campuran humektan dan filtrat dimikser dengan
kecepatan 200 rpm selama 5 menit. Langkah terakhir ditambahkan TEA pada
campuran, dimikser sampai terbentuk massa yang kental dan homogen.
4. Uji Sifat Fisis Formula
a. Uji Daya Sebar
Uji daya sebar sediaan gel UV Protection filtrat perasan wortel
dilakukan langsung setelah pembuatan, dengan cara: gel ditimbang seberat 1
gram, diletakkan di tengah kaca bulat berskala. Di atas gel diletakkan kaca
bulat lain ditambah dengan pemberat sehingga total berat diatas gel 125
gram. Setelah didiamkan selama 1 menit, kemudian dicatat penyebarannya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 52
33
(Garg et al., 2002). Kemudian dilakukan pengulangan pengukuran sebanyak
enam kali.
b. Uji Viskositas
Pengukuran viskositas menggunakan alat Viscotester Rion seri VT 04
dengan cara: gel dimasukkan dalam wadah dan dipasang pada portable
viscotester. Viskositas gel diketahui dengan mengamati gerakan jarum
penunjuk viskositas. Uji ini dilakukan dua kali, yaitu (1) segera setelah gel
selesai dibuat dan (2) setelah disimpan selama 1 bulan dengan replikasi
sebanyak enam kali (Voigt,1994).
F. Analisa Data
Data uji fisis diolah dengan pendekatan simplex lattice design untuk
menghitung koefisien A, B, C, AB, AC, BC dan ABC sehingga didapatkan
persamaan: Y = A(X1) + B(X2) + C(X3) + AB(X1)(X2) + AC(X1)(X3) +
BC(X2)(X3) + ABC(X1)(X2)(X3). Dibuat persamaan simplex lattice design dan
dibuat contour plot yang menggambarkan garis respon yang diinginkan.
Tiap persamaan diuji validitasnya secara statistik menggunakan uji F
dengan taraf kepercayaan 95%. Apabila valid maka dapat dilakukan prediksi
respon tertentu dari campuran humektan dalam berbagai komposisi.Untuk
mendapatkan area komposisi optimum, masing-masing contour plot respon
dijadikan satu dalam superimposed contour plot.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 53
34
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Pembuatan Filtrat Wortel
Langkah awal yang dilakukan adalah menyiapkan sejumlah wortel yang
diperlukan. Wortel-wortel ini diperoleh dari daerah sejuk Kopeng. Daerah ini
dipilih dengan alasan, wortel yang dihasilkannya memiliki kualitas dan kuantitas
yang terjamin. Dipilih wortel-wortel yang masih segar dan diusahakan memiliki
umur dan bentuk yang seragam. Setelah terkumpul sejumlah wortel yang
diperlukan, kemudian wortel-wortel ini dicuci sampai bersih dengan air mengalir.
Pencucian ini dilakukan untuk menghilangkan kotoran-kotoran seperti debu, sisa
tanah dan kotoran-kotoran lainnya yang masih melekat pada wortel.
Wortel yang sudah bersih ini kemudian dikeringkan dengan cara
diangin-anginkan pada udara terbuka selama beberapa saat. Setelah kering
kemudian wortel-wortel ini ditimbang sejumlah ± 1kg, diharapkan dapat diperoleh
hasil perasan yang cukup untuk membuat 10 formula gel dimana setiap untuk
setiap formula gel (200 gram) dibutuhkan 7 gram filtrat perasan wortel. Kemudian
dipotong-potong menjadi bagian-bagian yang lebih kecil maksudnya adalah untuk
memudahkan proses penyarian dengan alat juicer yang digunakan. Pemotongan
yang dilakukan tidak boleh terlalu kecil dan tipis, karena akan menyusahkan
proses penyarian yang akan dilakukan dengan juicer. Alat juicer ini dipilih karena
dalam proses kerjanya tidak membutuhkan air tambahan, mengingat bahwa yang
ingin diperoleh adalah air perasan wortel saja tanpa adanya air tambahan dari luar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 54
35
Proses penyarian dengan juicer diulang lebih dari satu kali apabila masih
ada bagian wortel yang belum menjadi ampas, pengulangan ini dapat menambah
volume air perasan yang didapatkan, selain itu semua bagian menjadi digunakan
dan tidak tersisa. Setelah didapatkan air perasan wortel kemudian dilakukan
penyaringan. Proses penyaringan dilakukan sebanyak tiga kali dengan tujuan
untuk menjamin ampas kasar tidak terdapat dalam hasil perasan wortel. Apabila
tidak dilakukan penyaringan terlebih dahulu maka akan ditemukan endapan
ampas setelah proses sentrifuge selesai dilakukan.
Setelah hasil perasan wortel terpisah dari ampasnya, kemudian dilakukan
proses sentrifuge. Tujuan dilakukan sentrifuge adalah untuk memisahkan filtrat
dan endapan dari air perasan jus wortel. Proses sentrifuge dilakukan
menggunakan alat sentrifuge empat tabung, hasil penyaringan disentrifuge dalam
volume sedikit demi sedikit. Proses sentrifuge dilakukan selama 15 menit dengan
kecepatan putar 4000 rpm. Pemilihan kecepatan putar 4000 rpm selama 15 menit
karena dengan kecepatan 4000 rpm selama 15 menit sudah dapat memisahkan
filtrat dan endapan.
Pada saat proses sentrifuge, hasil penyaringan dimasukkan ke dalam
tabung sentrifuge sampai hampir penuh pada tabung, kemudian ditutup kencang
dengan membran film supaya cairan tidak tumpah keluar. Proses sentrifuge yang
dilakukan ini menggunakan prinsip gravitasi dalam pengendapan partikel kecil
dengan kecepatan tinggi sehingga diperoleh sejumlah massa endapan di bagian
bawah tabung sentrifuge. Kemudian filtrat yang dihasilkan dipisahkan pada
wadah terpisah dari endapannya, sehingga diperoleh filtrat yang bebas dari
35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 55
36
endapan. Filtrat inilah yang akan digunakan sebagai zat aktif dalam pembuatan
sediaan gel UV Protection.
Selama masa orientasi didapati bahwa filtrat cepat mengalami kerusakan
dan pembusukan. Oleh karena itu ditambahkan metil paraben 0,1 % secukupnya
sebagai bahan pengawet untuk mencegah tumbuhnya jamur dan perkembangan
bakteri pembusuk yang dapat mengakibatkan pembusukan filtrat wortel dalam
waktu yang singkat. Dipilih metil paraben 0,1 % karena memiliki kecocokan
dengan gelling agent carbopol yang digunakan untuk pembuatan sediaan gel.
B. Penetapan Kadar Beta Karoten dalam Filtrat Perasan Wortel
Beta karoten dalam penelitian ini digunakan sebagai senyawa penanda,
karena beta karoten merupakan kandungan terbesar dalam wortel dibandingkan
senyawa lainnya. Sebagai standarisasi kandungan kimia dari sediaan gel yang
dibuat maka sebelum dilakukan pembuatan gel, perlu diketahui terlebih dahulu
kandungan beta karoten dari filtrat wortel yang akan dimasukkan ke dalam
sediaan.
Prosedur ekstraksi yang dilakukan mengacu pada prosedur pengisolasian
beta karoten dari sayuran segar menurut yang tercantum dalam Analytical method
of AOAC dengan sedikit modifikasi pada bagian-bagian yang diperlukan
(Anonim, 1995b). Pelarut yang digunakan dalam proses ekstraksi ini adalah
campuran dengan perbandingan 1 bagian aseton dan 9 bagian heksan.
Ekstraksi beta karoten dari filtrat perasan wortel dilakukan dengan
bantuan pengadukan menggunakan magnetic strirer. Langkah awal adalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 56
37
menimbang sampel filtrat perasan wortel secara seksama sebanyak 0,5 gram,
sampel kemudian diekstrak dengan 25 ml aseton lalu distirrer selama 2,5 menit.
Hasil ekstraksi ini disaring dengan kertas saring dan ditampung dalam erlemeyer.
Endapan yang masih tersisa kemudian distirrer lagi dengan 25 ml aseton selama
2,5 menit.
Hasil ekstraksinya kemudian kembali disaring dengan kertas saring dan
dijadikan satu dengan hasil ekstraksi tahap I pada erlemeyer. Proses ekstraksi
dilakukan secara bertahap, tujuannya adalah untuk mendapatkan kadar beta
karoten dalam jumlah yang lebih besar daripada jika hanya dilakukan 1 kali tahap
ekstraksi.
Proses ekstraksi dilanjutkan dengan penambahan 25 ml heksan dan
distirrer selama 1 menit lagi. Kemudian hasilnya disaring dan disatukan dengan
hasil ekstraksi dengan aseton pada erlemeyer. Waktu yang dibutuhkan untuk
pencucian heksan lebih singkat karena intensitas warna filtrat sesudah mengalami
pencucian dengan aseton sudah memudar, diasumsikan sebagai tanda bahwa
kandungan beta karoten sudah banyak yang terlarut dalam aseton.
Penambahan heksan bertujuan untuk memisahkan beta karoten dengan
komponen lain yang bersifat polar yang terdapat dalam filtrat perasan wortel
sehingga beta karoten banyak yang masuk ke pelarut heksan. Hal ini disebabkan
heksan lebih bersifat non polar daripada aseton.
Hasil ekstraksi kemudian ditempatkan ke dalam corong pisah, fase
aseton dihilangkan dengan penambahan 100 ml aquadest dan penggojogan selama
2 menit. Tujuan penggojogan yaitu diharapkan fase aseton lebih terikat pada air
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 57
38
karena polaritasnya yang mirip sehingga beta karoten hanya terdapat dalam fase
heksan. Setelah penggojogan akan tampak 2 fraksi dalam corong pisah, fraksi
aquadest yang mengikat aseton dan fraksi heksan. Beta karoten dalam fraksi
aseton diharapkan terikat pada fraksi heksan ketika fraksi aseton terikat pada
molekul air, karena heksan kepolarannya lebih rendah daripada aseton sehingga
diharapkan beta karoten yang bersifat non polar lebih terikat pada heksan daripada
pada aseton.
Fraksi heksan yang telah didapat diekstraksi 4 kali lagi menggunakan
100 ml aquadest dengan prosedur yang sama. Tujuan penambahan aquadest
adalah untuk menghilangkan sisa-sisa aseton. Fraksi heksan yang didapat
dikumpulkan pada labu ukur 25 ml lalu ditambahkan pelarut campuran aseton-
heksan (1:9) sampai tanda batas, tujuan penambahan pelarut adalah untuk
menyeragamkan volume dalam perhitungan kadar beta karoten.
1. Penetapan kadar beta karoten dan nilai SPF sebelum dibuat sediaan gel
Penetapan kadar beta karoten perlu dilakukan untuk digunakan sebagai
kontrol terhadap kandungan beta karoten yang terdapat dalam sediaan gel UV
protection. Sebelum filtrat wortel dimasukkan dalam sediaan maka terlebih
dahulu perlu ditetapkan kadar beta karoten di dalamnya supaya kadar beta karoten
yang dimasukkan dalam tiap formula selalu sama. Untuk mengetahui kadar beta
karoten di dalam filtrat wortel digunakan metode spektrofotometri. Sebagai baku
digunakan beta karoten (E Merck®,USA).
Seri larutan baku beta karoten dibuat dengan menimbang 10 mg beta
karoten kemudian dilarutkan dalam 25 ml pelarut aseton:heksan (1:9). Kemudian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 58
39
dibuat larutan intermediet dengan pengenceran 10 kali larutan stok. Seri larutan
baku dibuat dengan konsentrasi 2; 4; 6; 8; dan 10 ppm dan dibuat replikasi
sebanyak 3 kali, untuk mencari nilai r (linearitas) persamaan baku yang paling
signifikan yaitu mendekati 1. Dengan demikian dapat digunakan untuk
menghitung kadar beta karoten dari filtrat perasan wortel.
Langkah berikutnya yang dilakukan adalah scanning panjang gelombang
serapan maksimum larutan baku beta karoten. Scanning panjang gelombang
dilakukan dengan menggunakan spektofotometer GENESIS 10 pada range
panjang gelombang 200-700 nm, pada konsentrasi 2 ppm, 6 ppm, dan 10 ppm.
Pada konsentrasi tersebut panjang gelombang maksimum yang didapat adalah 452
nm. Padahal panjang gelombang teoritis menurut AOAC adalah 436 nm, ini
berarti terdapat pergeseran panjang gelombang yang cukup jauh antara panjang
gelombang hasil pengukuran dan teoritis. Tetapi yang digunakan untuk penetapan
kadar beta karoten adalah panjang gelombang maksimum 452 nm.
Pergeseran ini mungkin disebabkan karena adanya pergeseran
batokromik beta karoten oleh pelarut aseton-heksan sehingga panjang gelombang
maksimum yang dihasilkan lebih panjang dari teoritisnya. Atau dimungkinkan
juga karena kondisi seperti suhu dan kelembaban udara yang berbeda dari acuan
sehingga mempengaruhi hasil pengukuran. Selain itu mungkin juga disebabkan
oleh beberapa hal yaitu adanya perbedaan kondisi baku beta karoten yang
digunakan, kemungkinan spektrofotometer yang digunakan untuk mengukur
serapan juga berbeda, selain itu praktikan yang melakukan pengukuran juga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 59
40
berbeda sehingga memiliki cara mengukur dan ketelitian yang berbeda juga.
Akibatnya hasil pengukurannya juga berbeda.
Tabel VI. Kurva baku beta karoten dengan Spektrofotometer Genesis
KURVA BAKU I KURVA BAKU II KURVA BAKU III Kadar (ppm) Absorbansi Kadar
(ppm) Absorbansi Kadar (ppm) Absorbansi
2,174 0,262 2,160 0,243 2,056 0,336 4,348 0,541 4,320 0,626 4,112 0,570 6,522 0,930 6,480 0,986 6,168 0,980 8,696 1,200 8,640 1,291 8,224 1,320 10,870 1,509 10,800 1,629 10,280 1,622
A = 0,0575 B = 0,14503 r = 0,99855
y = 0,14503 x + 0,0575
A = – 0,0761 B = 0,15912 r = 0,99915
y = 0,15912 x – 0,0761
A = -0,031 B = 0,16158 r = 0,99729
y = 0,16158 x - 0,0310
Dari hasil perhitungan kadar dan absorbansi ketiga seri larutan baku
diatas menggunakan metode regresi linear, didapatkan 3 persamaan dengan nilai r
(regresi) yang berbeda. Ketiga persamaan tersebut memiliki nilai r yang lebih
besar dari pada nilai r tabel (r tabel = 0,878) dengan taraf kepercayaan sebesar 95
%, sehingga didapatkan kesimpulan bahwa ketiga persamaan tersebut linear.
Berdasarkan nilai r dari ketiga seri larutan baku tersebut, didapati bahwa
pada seri larutan baku II memiliki nilai r yang paling mendekati 1, yaitu sebesar
0,99915. Semakin tinggi nilai regresi menunjukkan semakin baik hubungan sebab
akibat antara variabel bebas dan variabel tergantung. Dalam penetapan kadar ini
hubungan yang dimaksud adalah bahwa perubahan nilai kadar benar-benar
mempengaruhi nilai absorbansi yang didapat, sehingga untuk perhitungan kadar
digunakan persamaan y = 0,15912x – 0,0761. Hasil dari pengukuran nilai
absorbansi sampel adalah sebagai berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 60
41
Tabel VII. Jumlah beta karoten dalam 1 gram filtrat perasan wortel dengan Spectrophotometer Genesis 10
filtrat absorbansi Σ beta karoten dalam 1 g filtrat
x ± SD (mg) CV (%)
1 1,238 0,13764 mg 2 1,186 0,13220 mg 3 1,251 0,13900 mg
0,13628 ±
0,0036
2,6403
Sun Protection Factor merupakan suatu parameter sediaan sunscreen
yang digunakan untuk mengetahui lamanya perlindungan yang diberikan sediaan
sunscreen untuk dapat memproteksi kulit dari sinar UV jika dibandingkan dengan
kondisi normal (tanpa sunscreen).
Beta karoten yang terdapat dalam sediaan gel filtrat wortel diharapkan
dapat berpotensi sebagai sunscreen dengan cara mengabsorpsi sinar UV karena
beta karoten memiliki gugus terkonjugasi yang cukup banyak pada struktur beta
karoten.
Menurut standar FDA suatu sediaan dikategorikan sebagai sunscreen
jika memiliki nilai SPF di atas 15. Namun menurut Stacener (2008) nilai SPF
dibatasi dari 4-30 tergantung kondisi geografis dan kondisi normal orang yang
menggunakannya. Orang yang tidak mudah terbakar sinar matahari dapat
menggunakan sunscreen dengan SPF rendah (4) demikian pula sebaliknya.
Sediaan gel yang akan dibuat pada penelitian ini adalah sediaan yang
memiliki SPF medium yaitu antara 10-15. Hal ini dikarenakan untuk kondisi
Indonesia hanya diperlukan SPF yang medium saja, karena sebagian kulit orang
Indonesia tidak mudah terbakar, mengingat bahwa kulit orang Indonesia memiliki
pigmen yang lebih gelap daripada orang Eropa maupun Australia, juga
dibandingkan dengan kondisi di kedua benua tersebut yang lapisan ozonnya sudah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 61
42
mulai menipis dan berlubang sedangkan kondisi lapisan ozon di Indonesia masih
lebih baik sehingga dapat menangkal radiasi UV untuk sampai ke permukaan
bumi.
Perhitungan nilai SPF dilakukan dengan menggunakan rumus Walters
yang mana menunjukkan hubungan antara absorbansi dan nilai SPF.
⎥⎦⎤
⎢⎣⎡=SPF
1 log - A 10 SPF log 10=
(Walters et al., 1997)
Cara pengukuran SPF dengan rumus ini dianggap cukup sederhana dan mudah
dilakukan. Filtrat wortel yang sudah diketahui berapa kadarnya ditimbang dan
dilarutkan dalam kloroform untuk kemudian dilakukan scanning menggunakan
spektrofotometer GENESIS 10 pada panjang gelombang UV (250-400 nm).
Dipilih menggunakan kloroform karena pelarut ini bersifat relatif lebih
polar dibanding pelarut lainnya selain itu UV cut off dari kloroform di bawah 250
nm sehingga kloroform tidak akan menimbulkan serapan pada spektra yang
dihasilkan (Day and Underwood, 1996).
Penggunaan kloroform sebagai pelarut dalam uji pengukuran SPF berbeda
dengan pelarut yang digunakan untuk penetapan kadar. Hal ini tidak menjadi
masalah yang berarti karena jumlah beta karoten yang terlarut pada kedua pelarut
tersebut dibawah jumlah kelarutan jenuhnya sehingga dalam hal ini perbedaan
pelarut tidak mempengaruhi jumlah beta karoten yang terlarut pada kedua pelarut.
Kedua gambar di bawah ini merupakan perbandingan antara kurva baku
dengan sampel filtrat perasan wortel yang dilarutkan dalam kloroform, kemiripan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 62
43
profil dua puncak yang dimiliki oleh kedua hasil scanning membuktikan bahwa
sampel filtrat perasan wortel adalah beta karoten.
Gambar 8. Hasil scanning baku beta karoten dengan Spectrophotometer UV GenesisTM 10
Gambar 9. Hasil scanning filtrat perasan wortel dengan pelarut kloroform Spectrophotometer UV GenesisTM 10
Kedua hasil scanning diatas terletak pada panjang gelombang 250-400 nm.
Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa serapan beta karoten terletak pada UV A
(349-352 nm) dan UV C (271-283 nm). Karena UV C hampir tidak ditemukan
dalam alam karena secara total diserap oleh atmosfer atau dengan kata lain masih
bisa diproteksi oleh atmosfer bumi maka sediaan sunscreen ditujukan untuk
melindungi dari radiasi UV A. Sehingga pengukuran nilai SPF dilakukan pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 63
44
rentang UV A yaitu pada λ 320-400 nm. Pengukuran nilai SPF dilakukan pada
rentang panjang gelombang UV 365 nm secara in vitro.
Alasan pemilihan panjang gelombang tersebut karena merupakan panjang
gelombang dilakukannya uji efikasi yang masuk dalam range UV mengiritasi
kulit. Selain itu karena lampu UV yang digunakan untuk pengukuran in vivo
hanya memancarkan panjang gelombang 365 nm.
Tabel VIII. Hasil pengukuran SPF
Serapan (A) SPF Replikasi Replikasi
Σ beta karoten
(mg) 1 2 3 1 2 3
SPF rata-rata
1,64043 1,152 1,038 1,028 14,191 10,914 10,666 11,924
Perhitungan filtrat yang diperlukan dalam formula
Tabel IX. Hasil pengukuran SPF filtrat perasan wortel
Konsentrasi (ppm) Serapan SPF Rata-rata SPF 0,919 8,299 0,985 9,661 52,493736 0,904 8,017
8,659
1,152 14,191 1,038 10,914 65,61717 1,028 10,666
11,924
Dari perhitungan diketahui bahwa untuk mendapatkan nilai SPF 11,92
maka kadar beta karoten dalam sediaan adalah 65,61717 ppm. Absorbansi yang
mendekati nilai SPF yang diharapkan diperoleh dari endapan perasan wortel,
maka kadar beta karoten filtrat disesuaikan untuk mencapai kadar beta karoten
yang setara dengan kadar beta karoten pada endapan perasan wortel. Dari hasil
perhitungan diperoleh jumlah filtrat perasan yang diperlukan untuk menghasilkan
SPF 11,924 adalah 99,2968 gram, apabila diinginkan untuk membuat 200 gram
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 64
45
gel. Formula yang dibuat sesuai perhitungan menghasilkan sediaan gel yang
berpenampilan buruk yaitu warna gel yang terlalu orange pekat seperti saos
tomat, mungkin karena jumlah filtratnya terlalu banyak sehingga konsentrasi
filtrat dalam sediaan gel menjadi terlalu pekat.
Penampilan fisis yang demikian jelas tidak bisa diterima oleh masyarakat,
oleh karenanya diperlukan sebuah cara untuk dapat menghasilkan gel yang
memiliki penampilan yang lebih bisa diterima masyarakat secara luas. Langkah
yang diambil adalah mengurangi konsentrasi filtrat perasan wortel dalam
pembuatan formula yang baru, setelah dicoba membuat gel dengan filtrat perasan
wortel sejumlah 3,5 gram dalam 100 gram formula memberikan hasil sediaan gel
dengan penampilan yang menarik (acceptable).
2. Penetapan kadar beta karoten dan nilai SPF dalam sediaan gel
Panjang gelombang serapan maksimum yang diperoleh adalah 452,2 nm. Dapat
dilihat pada gambar di bawah ini:
Gambar 10. Hasil scanning panjang gelombang serapan maksimum larutan beta karoten 452,2 nm
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 65
46
Tabel X. Kurva baku beta karoten dengan Perkin-Elmer Spektrofotomer UV-Vis Lambda 20
KURVA BAKU I KURVA BAKU II KURVA BAKU III Kadar (ppm) Absorbansi Kadar
(ppm) Absorbansi Kadar (ppm) Absorbansi
2,060 0,341 2,114 0,276 2,182 0,361 4,120 0,669 4,228 0,543 4,364 0,676 6,180 0,980 6,342 0,922 6,546 1,046 8,240 1,320 8,456 1,182 8,728 1,232 10,300 1,656 10,57 1,462 10,91 1,658
A = 0,00890 B = 0,15927 r = 0,99988
y = 0,15927 x + 0,00890
A = – 0,02630 B = 0,14240 r = 0,99812
y = 0,14240 x – 0,02630
A = 0,04960 B = 0,14436 r = 0,99510
y = 0,14436 x + 0,04960
Dari hasil perhitungan kadar dan absorbansi ketiga seri larutan baku diatas
menggunakan metode regresi linear, didapatkan 3 persamaan dengan nilai r
(regresi) yang berbeda. Ketiga persamaan tersebut memiliki nilai r yang lebih
besar dari pada nilai r tabel (r tabel = 0,878) dengan taraf kepercayaan sebesar 95
%, sehingga didapatkan kesimpulan bahwa ketiga persamaan tersebut linear.
Berdasarkan nilai r dari ketiga seri larutan baku tersebut, didapati bahwa
pada seri larutan baku I memiliki nilai r yang paling mendekati 1, yaitu sebesar
0,99988. Semakin tinggi nilai regresi menunjukkan semakin baik hubungan sebab
akibat antara variabel bebas dan variabel tergantung, dalam penetapan kadar ini
hubungan yang dimaksud adalah bahwa perubahan nilai kadar benar-benar
mempengaruhi nilai absorbansi yang didapat. Sehingga untuk perhitungan kadar
digunakan persamaan y = 0,15927x – 0,00890. Sebagai catatan perlu diketahui
bahwa setiap kali membuat sediaan gel perlu dilakukan penetapan kadar beta
karoten terlebih dahulu, tujuannya adalah untuk menentukan jumlah filtrat perasan
wortel yang akan digunakan dalam pembuatan sediaan gel. Hal ini dilakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 66
47
karena sangat besar kemungkinan adanya perbedaan kadar beta karoten dalam
wortel yang berbeda. Hasil dari pengukuran nilai absorbansi sampel adalah
sebagai berikut :
Tabel XI. Jumlah beta karoten dalam 1 gram filtrat perasan wortel dengan Perkin-Elmer Spektrofotomer UV-Vis Lambda 20
filtrat absorbansi Σ beta karoten dalam 1 g filtrat
x ± SD (mg) CV(%)
1 1,067 0,08304 2 1,056 0,08218 3 1,059 0,08241
0,08254 ± 0,00045
0,5392
Dari perhitungan diperoleh jumlah beta karoten dalam 200 gram sediaan
adalah 0,29 mg, memberikan nilai SPF sebesar 1,12.
Tabel XII. Hasil pengukuran SPF dalam 200 gram gel
Serapan (A) SPF Replikasi Replikasi
Σ beta karoten
1 2 3 1 2 3
SPF rata-rata
0,28889 mg 0,080 0,029 0,032 1,2023 1,0691 1,0765 1,1159
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa ternyata hasil nilai SPF
in vitro dari sediaan sangatlah kecil, yaitu hasil rata-rata dari 3 replikasi hanya
sebesar 1,12 saja. Jika suatu sediaan memiliki nilai SPF lebih dari 2 maka masih
dapat digolongkan menjadi sediaan sunscreen, sehingga dapat dikatakan sediaan
ini tidak memenuhi syarat untuk dapat disebut sebagai sediaan sunscreen. Walau
demikian sediaan ini masih berpotensi sebagai sediaan UV protection karena
masih dapat memberikan perlindungan terhadap radiasi UV (perlindungan
terhadap radiasi UV tersebut ditunjukkan dengan sediaan tersebut memiliki nilai
SPF) dengan mekanisme mencegah terjadinya resiko photoaging karena sifatnya
sebagai antioksidan. Jadi mekanisme perlindungan beta karoten dalam wortel
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 67
48
bukan dengan mengabsorpsi atau merefleksikan sinar UV tetapi dengan
menangkap radikal bebas yang dilepaskan sel akibat paparan radiasi UV. Dengan
dasar demikian maka sediaan yang dibuat adalah sediaan UV protection.
C. Pembuatan Sediaan Gel
Penelitian ini membuat 10 formula dengan perbandingan komposisi
sorbitol, gliserol dan propilenglikol yang berbeda. Tujuan dibuat 10 formula ini
adalah untuk mendapatkan komposisi optimum melalui perhitungan simplex
lattice design. Sorbitol, propilenglikol dan gliserol dimaksudkan untuk
memberikan proteksi terhadap kehilangan air pada gel, mengingat kemampuannya
sebagai humektan karena evaporasi air yang cepat dapat mempengaruhi daya
sebar sediaan gel.
Penggunaan secara bersamaan humektan sorbitol, gliserol dan
propilenglikol didasarkan pada kenyataan bahwa gliserol mempunyai viskositas
yang rendah namun nyaman digunakan sedangkan propilenglikol memiliki
viskositas yang lebih tinggi namun kurang nyaman dalam aplikasinya karena
adanya pengaruh rasa lengket saat digunakan. Sorbitol memiliki sifat sangat
higroskopis sehingga dapat menjaga konsistensi sediaan.
Selain hal di atas humektan dalam sediaan UV protection mutlak
diperlukan karena dapat mengurangi evaporasi air dari kulit untuk mengurangi
efek dari paparan sinar UV. Carbopol digunakan sebagai agen pembentuk gel
yang memiliki sifat mengembang dalam air, memiliki kelebihan cepat
mengembang ketika diformulasikan. Dalam formula ditambahkan trietanolamin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 68
49
sebagai pengental yang bersifat basa yang akan meningkatkan konsistensi dan
mengurangi kekeruhan gel carbopol. Ketika ditambahkan aquades, maka ada
kemungkinan tumbuhnya jamur dan mikroorganime yang lainnya, maka
ditambahkan metilparaben sebagai agen pengawet dan tidak mempengaruhi
efisiensi dari resin carbomer. Metil paraben telah ditambahkan pada awal
prosedur pembuatan filtrat perasan wortel karena sifat filtrat yang rentan
ditumbuhi jamur dan mikroorganisme lain sehingga mudah membusuk dalam
waktu yang relatif cepat.
Penggunaan aquadest adalah untuk menggantikan penggunaan etanol
yang biasa digunakan dalam suatu sediaan gel. Etanol akan memberikan sensasi
dingin pada kulit saat sediaan gel diaplikasikan pada kulit. Sensasi dingin
disebabkan karena saat menguap etanol menyerap kalor dari tubuh sehingga
terjadi pendinginan pada permukaan kulit. Sensasi dingin inilah yang menjadi
kelebihan dari sediaan gel dibandingkan bentuk sediaan lainnya. Namun adanya
etanol pada preparasi gel berbasis karbopol dapat menurunkan viskositas dan
kejernihan sediaan gel yang dihasilkan (Allen et al., 2005). Hal ini akan
mempengaruhi tampilan sediaan gel dan mempengaruhi nilai estetikanya. Oleh
karena itu penggunaan etanol diganti dengan aquadest. Aquadest dapat
memberikan sensasi dingin dan selain itu tidak memiliki resiko kulit teriritasi.
D. Sifat Fisis dan Stabilitas Sediaan Gel
Sifat fisis dan stabilitas merupakan unsur yang menjamin kualitas
farmasetis dari suatu sediaan. Uji sifat fisis gel UV protection dilakukan untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 69
50
menggambarkan aspek penerimaan konsumen terhadap sediaan gel tersebut. Sifat
fisis yang diuji meliputi daya sebar untuk mengetahui kemampuan gel untuk
disebarkan di permukaan kulit, sedangkan viskositas gel diukur untuk mengetahui
kekentalan gel. Stabilitas sediaan dilihat dari pergeseran viskositas yang terjadi
setelah gel disimpan selama satu bulan. Pengukuran daya sebar dilakukan dengan
mengukur diameter penyebaran gel rata-rata pada 6 kali pengukuran pada kaca
bulat berskala.
Daya sebar yang baik menjamin pemerataan gel saat diaplikasikan pada
kulit. Optimasi formula dilakukan terhadap sifat fisis dari sediaan yang dibuat.
Sifat fisis yang digunakan sebagai dasar perhitungan optimasi formula adalah
daya sebar, viskositas dan perubahan viskositas. Kriteria dari masing-masing sifat
fisis tersebut adalah sebagai berikut nilai daya sebar yang direkomendasikan
untuk sediaan semistiff yaitu antara range 4-5 cm, daya sebar berbanding terbalik
dengan viskositas sediaan semipadat. Semakin besar daya sebar maka viskositas
sediaan semipadat semakin kecil (Garg et al., 2002). Nilai viskositas yang
ditetapkan adalah sebesar 275-325 d.Pa.s sedangkan perubahan viskositas
ditetapkan pada nilai kurang dari 5%. Optimasi dilakukan terhadap gel berbasis
carbopol dan dengan zat aktif berupa filtrat perasan wortel.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 70
51
Tabel XIII. Sifat fisis formula gel filtrat perasan wortel
Formula Daya sebar (cm) Viskositas (dPa.s) Pergeseran viskositas (%)
I 3,78±0,20 295,00±8,37 3,95±1,75 II 4,18±0,08 295,83±21,08 3,66±1,85 III 4,37±0,41 296,67±5,16 7,30±1,07 IV 3,72±0,20 298,33±4,08 4,19±1,65 V 4,13±0,23 296,67±8,16 4,77±2,06 VI 4,27±0,30 296,67±5,16 3,18±2,21 VII 3,70±0,06 299,17±14,97 3,62±1,36 VIII 4,03±0,15 288,33±16,02 0,96±0,94 IX 4,12±0,19 296,67±5,16 1,87±0,58 X 4,03±0,24 291,67±9,83 1,33±1,18
Dari data di atas kemudian dibuat persamaan simplex lattice design untuk masing-
masing respon. Hasil persamaan simplex lattice design adalah:
Tabel XIV. Persamaan simplex lattice design respon sediaan gel filtrat perasan wortel
Persamaan simplex lattice design
Daya sebar Y = 3,7833 (X1) + 4,1833 (X2) + 4,3667 (X3) – 1,0660 (X1)(X2) + 0,2336 (X1)(X3) – 0,0328 (X2)(X3) – 7,6711 (X1)(X2)(X3)
Viskositas Y = 295,0000(X1) + 295,8333(X2) + 296,6667(X3) + 11,6668(X1)(X2) – 3,3336(X1)(X3)+ 1,6672(X2)(X3) + 124,5604 (X1)(X2)(X3)
Perubahan viskositas
Y = 3,9548(X1) + 3,6609(X2) + 7,3044(X3) + 1,5242 (X1)(X2) – 3,4128 (X1)(X3) – 8,0704(X2)(X3) – 6,1352(X1)(X2)(X3)
1. Uji Daya Sebar
Perhitungan persamaan berdasarkan metode simplex lattice design
menghasilkan persamaan Y = 3,7833 (X1) + 4,1833 (X2) + 4,3667 (X3) – 1,0660
(X1)(X2) + 0,2336 (X1)(X3) – 0,0328 (X2)(X3) – 7,6711 (X1)(X2)(X3)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 71
52
Dari persamaan daya sebar diatas maka akan didapatkan contour plot seperti pada
gambar 11. Notasi I pada gambar segitiga tersebut menunjukkan 100% sorbitol,
notasi II menunjukkan 100% gliserol dan notasi III menunjukkan 100%
propilenglikol. Berdasarkan contour plot yang terbentuk dapat diketahui bahwa
semakin banyak jumlah gliserol dan propilenglikol yang digunakan dalam
formula akan menghasilkan gel dengan daya sebar sesuai yang diharapkan yaitu
4-5 cm. Respon yang dikehendaki ditunjukkan dengan area yang diarsir dalam
gambar.
Gambar11. Contour plot daya sebar gel filtrat perasan wortel
Dari persamaan simplex lattice design yang didapat kemudian diuji secara statistik
untuk melihat validitas persamaan tersebut. Pengujian persamaan simplex lattice
design daya sebar :
Hipotesis :
Hi : Y = 3,7833 (X1) + 4,1833 (X2) + 4,3667 (X3) – 1,0660 (X1)(X2) + 0,2336
(X1)(X3) – 0,0328 (X2)(X3) – 7,6711 (X1)(X2)(X3) regresi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 72
53
Ho : Y = 3,7833 (X1) + 4,1833 (X2) + 4,3667 (X3) – 1,0660 (X1)(X2) + 0,2336
(X1)(X3) – 0,0328 (X2)(X3) – 7,6711 (X1)(X2)(X3) tidak regresi
Ho ditolak bila : F hitung > F tabel (6,53) 95%
Tabel XV. Hasil uji validitas persamaan simplex lattice design respon daya sebar gel filtrat perasan wortel
Sum of square DF Mean of Square F hitung Regresi 2,8731 6 0,47885 14,8113 Residu 1,7134 53 0,03233 Total 4,5865 59
F hitung = 14,8113
F tabel (6,53) 95% = 2,27
F hitung > F tabel,
Kesimpulan Ho ditolak, Hi diterima; persamaaan Y = 3,7833 (X1) + 4,1833 (X2) +
4,3667 (X3) – 1,0660 (X1)(X2) + 0,2336 (X1)(X3) – 0,0328 (X2)(X3) – 7,6711
(X1)(X2)(X3) regresi
Hasil uji statistik menunjukan bahwa Ho ditolak dan Hi diterima, jadi
persamaan tersebut regresi atau dengan kata lain persamaan simplex lattice design
yang didapat valid. Persamaan yang valid dapat digunakan untuk memprediksi
respon daya sebar gel filtrat perasan wortel.
2. Uji Viskositas
Perhitungan persamaan berdasarkan metode simplex lattice design
menghasilkan persamaan Y = 295,0000(X1) + 295,8333(X2) + 296,6667(X3) +
11,6668(X1)(X2) – 3,3336(X1)(X3)+ 1,6672(X2)(X3) + 124,5604 (X1)(X2)(X3).
Dari persamaan tersebut didapat contour plot untuk respon viskositas seperti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 73
54
terlihat pada gambar 12. Notasi I pada gambar segitiga tersebut menunjukkan
100% sorbitol, notasi II menunjukkan 100% gliserol dan notasi III menunjukkan
100% propilenglikol.
Gambar12. Contour plot viskositas sediaan gel filtrat perasan wortel
Respon viskositas yang diharapkan adalah sebesar 275 d.Pa.s -325 d.Pa.s.
Semua komposisi humektan yang digunakan dalam pembuatan sediaan gel
menghasilkan nilai viskositas seperti yang diharapkan oleh formulator. Dengan
demikian semua daerah dalam segitiga diarsir yang menunjukkan bahwa semua
daerah tersebut diterima sebagai penyusun gel yang baik ditinjau dari respon
viskositas sediaan gel.
Dari persamaan simplex lattice design yang didapat kemudian dilakukan
uji statistik untuk melihat validitas persamaan tersebut. Pengujian persamaan
simplex lattice design viskositas :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 74
55
Hipotesis :
Hi : Y = 295,0000(X1) + 295,8333(X2) + 296,6667(X3) + 11,6668(X1)(X2) –
3,3336(X1)(X3)+ 1,6672(X2)(X3) + 124,5604 (X1)(X2)(X3) regresi
Ho : Y = 295,0000(X1) + 295,8333(X2) + 296,6667(X3) + 11,6668(X1)(X2)
3,3336(X1)(X3)+ 1,6672(X2)(X3) + 124,5604 (X1)(X2)(X3) tidak regresi
Ho ditolak bila : F hitung > F tabel(6,53) 95%
Tabel XVI. Hasil uji validitas persamaan simplex lattice design respon viskositas gel filtrat perasan wortel
Sum of Square DF Mean of Square F hitung Regresi 498,333 6 83,0555 0,71868 Residu 6125 53 115,566 Total 6623,333 59
F hitung = 0,71868
F tabel(6,53) 95% = 2,27
F hitung < F tabel,
Kesimpulan Ho diterima, Hi ditolak; persamaan Y = 295,0000(X1) +295,8333(X2)
+ 296,6667(X3) + 11,6668(X1)(X2) – 3,3336(X1)(X3)+ 1,6672(X2)(X3) + 124,5604
(X1)(X2)(X3) tidak regresi
Hasil uji statistik menunjukan bahwa Ho diterima dan Hi ditolak, jadi
persamaan tersebut tidak regresi atau dengan kata lain persamaan simplex lattice
design yang didapat tidak valid. Persamaan yang tidak valid, tidak dapat
digunakan untuk memprediksi respon viskositas gel filtrat perasan wortel. Walau
demikian karena semua area memenuhi persyaratan kualitas viskositas yaitu
antara 275 d.Pa.s-325 d.Pa.s maka hasil contour plot diatas masih dapat
digunakan untuk membuat superimposed contour plot.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 75
56
3. Uji Stabilitas
Perhitungan persamaan berdasarkan metode simplex lattice design
menghasilkan persamaan Y = 3,9548(X1) + 3,6609(X2) + 7,3044(X3) + 1,5242
(X1)(X2) – 3,4128 (X1)(X3) – 8,0704(X2)(X3) – 6,1352(X1)(X2)(X3). Sedangkan
dari persamaan simplex lattice design respon pergeseran viskositas akan didapat
contour plot sebagai berikut:
Gambar 13. Contour plot pergeseran viskositas gel perasan wortel
Respon perubahan viskositas yang dikehendaki adalah kurang dari 5 %.
Respon yang dikehendaki ditunjukkan dengan area yang diarsir dalam gambar
tersebut, yaitu area yang lebih banyak mengandung sorbitol dan gliserol. Tidak
seperti pada contour plot daya sebar yang menunjukkan semakin banyak gliserol
dan propilen glikol adalah daerah yang dikehendaki maka dalam respon viskositas
justru daerah yang banyak propilenglikol tidak masuk area yang dikehendaki.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 76
57
Dari persamaan simplex lattice design yang didapat kemudian dilakukan
uji statistik untuk melihat validitas persamaan tersebut. Pengujian persamaan
simplex lattice design pergeseran viskositas :
Hipotesis :
Hi : Y = 3,9548(X1) + 3,6609(X2) + 7,3044(X3) + 1,5242 (X1)(X2) – 3,4128
(X1)(X3) – 8,0704(X2)(X3) – 6,1352(X1)(X2)(X3) regresi
Ho : Y = 3,9548(X1) + 3,6609(X2) + 7,3044(X3) + 1,5242 (X1)(X2) – 3,4128
(X1)(X3) – 8,0704(X2)(X3) – 6,1352(X1)(X2)(X3) tidak regresi
Ho ditolak bila : F hitung > F tabel(6,53) 95%
Tabel XVII. Hasil uji validitas persamaan simplex lattice design respon pergeseran viskositas gel filtrat perasan wortel.
Sum of Square DF Mean of Square F hitung Regresi 179,0011 6 29,83352 14,6419Residu 107,99 53 2,03754 Total 286,9904 59
F hitung = 14,6419
F tabel(6,53) 95% = 2,27
F hitung > F tabel,
Kesimpulan Ho ditolak, Hi diterima; persamaan Y = 3,9548(X1) + 3,6609(X2) +
7,3044(X3) + 1,5242 (X1)(X2) – 3,4128 (X1)(X3) – 8,0704(X2)(X3) –
6,1352(X1)(X2)(X3) regresi
Hasil uji statistik menunjukan bahwa Ho ditolak dan Hi diterima, jadi
persamaan tersebut regresi atau dengan kata lain persamaan simplex lattice design
yang didapat valid. Persamaan yang valid, dapat digunakan untuk memprediksi
respon pergeseran viskositas gel filtrat perasan wortel.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 77
58
Setelah didapatkan ketiga contour plot tersebut kemudian disatukan
sebagai superimposed contour plot untuk mendapatkan area komposisi humektan
yang memenuhi persyaratan daya sebar, viskositas dan pergeseran viskositas.
Setelah ketiga contour plot disatukan maka didapatkan gambar contour plot
sebagai berikut:
Gambar 14. Contour plot superimposed gel filtrat perasan wortel
Contour plot superimposed tersebut menunjukkan area komposisi humektan yang
memenuhi persyaratan masing-masing dengan daerah yang diarsir. Melalui area
yang diarsir tersebut kita mendapatkan area komposisi humektan (sorbitol,
gliserol dan propilenglikol) optimum dari gel filtrat perasan wortel yaitu antara
garis contour 4 dan garis contour 5. Nilai ini tidak menunjukkan suatu satuan
parameter tertentu, tapi hanya untuk menunjukkan batas area yang diarsir, yaitu
area komposisi humektan optimum.
Selain uji sifat fisis dan stabilitas dalam penelitian juga dilakukan uji pH
sediaan gel filtrat perasan wortel. Uji pH merupakan salah satu uji sediaan yang
dilakukan untuk memastikan keamanan sediaan topikal saat diaplikasikan. Hal ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 78
59
perlu dilakukan karena gel diaplikasikan pada jaringan kulit yang berperan
penting untuk kesehatan. Apabila nilai pH terlalu asam atau basa, maka kulit tidak
mampu bertahan dan dapat mengalami iritasi. Kulit memiliki sistem pertahanan
dengan membentuk lapisan asam mantel dengan pH 4,2-5,6 (Aulton, 1994),
demikian pula sediaan topikal yang akan diaplikasikan diharapkan memiliki pH
sekitar 4,2-5,6 agar aman digunakan pada kulit sehingga tidak menyebabkan
gangguan dan iritasi. Selain itu pH dari sediaan gel berbasis carbopol ikut
mempengaruhi viskositas dan kejernihannya. Viskositas dan kejernihan gel
carbomer yang acceptable dimulai dari pH 4,5-5 dan kejernihan maksimum
terjadi pada pH 7 (Allen et al, 2005).Nilai pH sediaan gel UV Protection pada
penelitian telah memenuhi persyaratan yang telah ditentukan, yaitu pada rentang
nilai yang aman untuk digunakan. pH rata-rata terendah ditemukan pada nilai
4,983 sedangkan pH tertinggi pada nilai 5,437. Hasil pengukuran pH sediaan
dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel XVIII. Hasil pengukuran uji pH gel UV Protection
Formula Pengukuran 1 Pengukuran 2 Pengukuran 3 x ± SD I 4,99 4,98 4,98 4,983 ± 0,006II 5,45 5,43 5,43 5,437 ± 0,012III 5,79 5,80 5,81 5,800 ± 0,010IV 5,19 5,15 5,15 5,163 ± 0,023V 5,35 5,32 5,32 5,330 ± 0,017VI 5.51 5.52 5.50 5.510 ± 0,010VII 5.46 5.45 5.44 5.450 ± 0,010VIII 5.30 5.30 5.28 5.293 ± 0,012IX 5.39 5.38 5.38 5.383 ± 0,006X 5.50 5.51 5.50 5.503 ± 0,006
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 79
60
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
1. Ditemukan area komposisi humektan (sorbitol, gliserol dan propilenglikol)
optimum gel UV Protection filtrat perasan wortel (Daucus carota, Linn.).
B. SARAN
1. Melakukan penelitian lanjutan untuk memastikan kemanjuran dan keamanan
dari sediaan gel filtrat perasan wortel (Daucus carota, Linn.) sebagai UV
Protection.
2. Melakukan lebih banyak lagi penelitian serupa dengan menggunakan bahan
alami untuk dapat digunakan sebagai sediaan gel UV Protection.
60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 80
61
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 1973, British Pharmacopeia, 219, Department of Health and Social Services for Northern Ireland, Ireland.
----------, 1979, Farmakope Indonesia, Edisi III, 9, 567, Departemen Kesehatan
Republik Indonesia, Jakarta.
----------, 1983, Handbook of Pharmaceutical Excipients, 241-242, American Pharmaceutical Association, Washington DC.
---------, 1995a, Farmakope Indonesia, Edisi IV, 712, Departemen Kesehatan
Republik Indonesia, Jakarta. ---------, 1995b, Official Methods of Analysis of AOAC International, 16th Ed,
Chapter 45 (4), Edited by Patricia Cunniff, Virginia, United States of America.
---------, 2000, Remington’s: The Science and Practice of Pharmacy, 20th Ed.,
1032-1033, Edited by Daniel Limner, University of the Sciences in Philadephia, USA.
----------, 2001, Final Report on the Safety Assessment of Carbomers-934, -910P, 940,941,and962,http://www.personalcare.noveon.com/Toxicology/final safety.pdf., diakses 10 November 2007.
----------, 2005, The Truth About Tanning: What You Need to Know to Protect Your Skin, http://www.fda.gov/cdrh/fda and you/index.html, diakses tanggal 20 Mei 2007.
----------, 2006, Global disease burden from solar ultraviolet radiation, available
on http://www.who.int, diakses pada 1 Desember 2007. ---------, 2007a, USDA National Nutrient Database for Standard Reference
http://nutrition.about.com/od/nutritionalinfoveggies, diakses 1 Desember 2007.
---------, 2007b, Beta Carotene, http://omlc.ogi.edu/spectra/html/betacarotene.html ,diakses pada 10 November 2007. ---------, 2007c, Colouring, http://chm.bris.ac.uk/motm/betakaroten.colouring.html diakses pada 10 November 2007.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 81
62
---------, 2008a, Antioksidan endogen-eksogen, http://www.lizaherbal.com/php, diakses 1 Juli 2008.
---------, 2008b, Vitamin A berlebih, http:// sysinfokes.balikpapancity.dkk-
bpp.com, diakses 1 Juli 2008. Afriansyah, 2002, Wortel, antioksidan, penurun kolesterol dan resiko stroke,
http://www.kompas.com/index.html. Allen Jr., Loyd V., 2002, The Art, Science, and Technology of Pharmaceutical
Compounding, 2nd edition, 301-324, American Pharmaceutical Association, USA.
Allen, L., Popovich, N., Ansel, H., 2005, Ansel’s Pharmaceutical Dosage Forms
an Drug Delivery System, 8th edition, 420; 424, Lippincott Williams & Wilkins, USA.
Amstrong, N.A., James, K.C., 1996, Pharmaceutical Experimental Design and
Interpretation, 131 – 165, Taylor and Francis, USA. Ansel, H.C., 1989, Introduction to Pharmaceutical Dosage Forms, Edisi IV,
diterjemahkan oleh Farida Ibrahim, Universitas Indonesia Press, Jakarta. Aulton, M.E., 1994, Pharmaceutics The Science of Dosage Form Design, 384,
ELBS, Edinburgh. Atmosukartono, K., 2003, Mencegah penyakit dengan makanan, Cermin Dunia
Kedokteran, No 140, Jakarta. Badmaev, Vladimir MD., Prakash, L., Majeed, M., 2005, Topical and
nutraceutical skin care naturals, http://.personalcaremagazine.com. Diakses pada 13 Januari 2006.
Barry, B. W., 1983, Dermatological Formulation, 300-304, Marcel Dekker Inc.,
New York. Bolton, S., 1997, Pharmaceutical Statistics Practical and Clinical Applications,
3th
Ed., 553-556, Marcel Dekker Inc., New York. Dalimartha, S., 2001, Atlas Tumbuhan Obat Indonesia, Jilid II, 197-201, Trubus
Agrowidya, Jakarta. Day, R.A., Underwood, A.L., 1996, Quantitative Chemical Analysis, edisi kelima,
diterjemahkan oleh Aloysius Hadyana, 417, Penerbit Erlangga, Jakarta, Indonesia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 82
63
Garg, A., Aggarwal, D., Garg, S., and Sigla, A.K., 2002, Spreading of Semisolid, Formulation: An Update, Pharmaceutical Technology, September 2002, 84-102, http://www.pharmtech.com.
Gregory,B.Bulkley,2002, Free Radicals And Reactive Oxygen Species,
http://www.cosmos-club.org/web/journals/2002/bulkley.html. Halliwell, B. and Gutteridge, J.M.C., 1999, Free radicals in biology and medicine,
529-535, Oxford University Press, Inc., New York. Hanson, K.M., Gratton, E., and Bardeen, C.J., 2006, Sunscreens enhancement of
UV induced reactive oxygen species in the skin, J. Free Rar. Bio. Med., 41, 1205-1212.
Jellinek, J Stephan DR., 1970, Formulation and Function of Cosmetics, translated
by G.L.Fenton, 323-325, John Wiley & Sons Inc., USA. Ley, R.D., and Reeve, V.E., 1997, Chemoprevention of ultraviolet radiation-
induced skin cancer, 105S, 981-984, Environ Health Perspect. Loden, M, 2001, Hydrating Substances, in Barel, A,O., Paye, M., Maibach, H.I.,
Handbook of Cosmetic Science and Technology, Marcell Dekker, Inc., New York.
Martin, A. and Bustamante, P., 1993, Physical Pharmacy, 4th ed., 496-497, Lea
and Febiger, Philadelphia. Mulja, M., Suharman, 1995, Analisis Instrumental, 26-31, Airlangga University
Press, Surabaya. Nairn, J.G., 1997, Topical Preparation, in Swarbick, J., and Boyland, J.C.,
Encyclopedia of Pharmaceutical Technology, Vol. 15, 231-234, Marcel Dekker Inc., New York. Peppas, N.A., Bures, P., Leobondung, W., Ichikawa, H., 2000, Hydrogel in
Pharmaceutical Formulation, A Review, European Journal of Pharmaceutics and Biopharmacetics, 50: 27-46, 2000.
Rawlings, A.V., Harding, C.R, Watkinson, A., Chandar, P., Scott lan R., 2002,
Skin Moisturization, 245 – 263, Marcell Dekker Inc., New York. Sies, H., and Stahl, W., 2004, Carotenoids and UV Protection, 749-752,
http://www.rsc.org/pps, diakses tanggal 20 Mei 2007. Smolinske, 1992, Handbook of Food, Drug and Cosmetics Excipients, 199-200,
CRC Press, USA.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 83
64
Stacener, M.D., 2008, Learn How To Tan Safely, http://www.sunshine-health.com/php, diakses 14 Mei 2008 16:56:29 GMT.
Stanfield, J.W., 2003, Sun Protectans: Enhancing Product Functionality with
Sunscreens, in Schueller, R., Romanowski, P., (Eds.), Multifunctional Cosmetics, 145-148, Marcel Dekker Inc., New York.
Thomas, A.N.S., 1992, Tanaman Obat Tradisional, Penerbit Kanisius,
Yogyakarta. Voigt, 1994, Buku Pelajaran Teknologi Farmasi, 91-92, Gadjah Mada University
Press, Yogyakarta. Walters, C., Keeney, A., Wigal, C.T., Johnston, C.R., Cornellius, R.D., 1997, The
Spectrophotometric Analysis and Modeling of Sunscreen, Journal of Chemical Education, Vol 74, January 1997, 99 – 102, Lebanon Valley College, Annville.
Zatz, J.L., and Kushla, G.P., 1996, Gels, in Lieberman, H.A., Lachman, L.,
Schwatz, J.B., (Eds.), Pharmaceutical Dosage Forms: Dysperse System Vol. 2, 2nd Ed., 400-405, Marcell Dekker Inc., New York.
Zeman,Gary,2007,UltravioletRadiation,http://www.hps.org/hpspublications/articl
es/uv.html diakses 1 Desember 2007.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 84
65
LAMPIRAN
Lampiran 1. Perhitungan Kadar Filtrat Perasan Wortel Untuk Menentukan
SPF Sediaan Gel UV Protection
I. Perhitungan kadar dan SPF sebelum filtrat dimasukkan dalam gel
1. Penimbangan baku beta karoten
Replikasi I Replikasi II Replikasi III Bobot kertas 0,43743 gram 0,43951 gram 0,48542 gram Bobot kertas + zat 0,44948 gram 0,45149 gram 0,49742 gram Bobot kertas + sisa 0,43861 gram 0,44069 gram 0,48714 gram Bobot zat 0,01087 gram 0,01080 gram 0,01028 gram Contoh perhitungan untuk Replikasi I
Konsentrasi larutan stok = 0,01087 g/25 ml = 4,348 x 10-4 g/ml = 434,8 ppm
Konsentrasi larutan intermediet :
V1 x C1 = V2 x C2
2,5 ml x 434,8 ppm = 25 ml x C2
C2 = 43,48 ppm
Konsentrasi seri larutan baku:
1. V1 x C1 = V2 x C2
1,25 x 43,48 =25 ml x C2
C2 = 2,174 ppm
2. V1 x C1 = V2 x C2
2,5 x 43,48 = 25 ml x C2
C2 = 4,348 ppm
3. V1 x C1 = V2 x C2
3,75 x 43,48 = 25 ml x C2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 85
66
C2 = 6,522 ppm
4. V1 x C1 = V2 x C2
5 x 43,48 = 25 x C2
C2 = 8,696 ppm
5. V1 x C1 = V2 x C2
6,25 x 43,48 = 25 ml x C2
C2 = 10,870 ppm
Pengukuran serapan seri larutan baku beta karoten pada λ 452 nm
KURVA BAKU I KURVA BAKU II KURVA BAKU III Kadar (ppm) Absorbansi Kadar
(ppm) Absorbansi Kadar (ppm) Absorbansi
2,174 0,262 2,160 0,243 2,056 0,336 4,348 0,541 4,320 0,626 4,112 0,570 6,522 0,930 6,480 0,986 6,168 0,980 8,696 1,200 8,640 1,291 8,224 1,320 10,870 1,509 10,800 1,629 10,280 1,622
A = 0,0575 B = 0,14503 r = 0,99855
Y = 0,14503 X + 0,0575
A = – 0,0761 B = 0,15912 r = 0,99915
Y = 0,15912 X – 0,0761
A = -0,031 B = 0,16158 r = 0,99729
Y = 0,16158 X - 0,031
2. Perhitungan kadar beta karoten dalam filtrat perasan wortel
filtrat absorbansi Σ beta karoten dalam 1 g filtrat
x ± SD CV
1 1,238 0,13764 mg 2 1,186 0,13220 mg 3 1,251 0,13900 mg
0,13628 ±
0,0036
2,6403
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 86
67
Contoh perhitungan kadar beta karoten dalam filtrat perasan wortel
Replikasi I
Y = 0,15912 X – 0,0761
1,238 = 0,15912 X – 0,0761
X = 8,2585 ppm x 5
10
= 16,5171 ppm x 1000
25
= 0,41293 mg beta karoten dalam 3 g filtrat perasan wortel
= 0,13764 mg beta karoten dalam 1 g filtrat perasan wortel
Jumlah rata-rata beta karoten dalam 1 gram filtrat perasan wortel
= 3
13900,013220,013764,0 ++ mg
= 0,13628 mg
3. Perhitungan SPF Rumus hubungan antara serapan dengan SPF :
⎥⎦⎤
⎢⎣⎡=SPF
1 log - A 10 SPF log 10=
(Walters et al., 1997)
Diukur pada λ 365 nm
Karena absorbansi yang mendekati nilai SPF yang diinginkan berasal dari
endapan perasan wortel maka kadar filtrat disesuaikan untuk mencapai kadar beta
karoten yang setara dengan kadar beta karoten pada endapan perasan wortel.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 87
68
Serapan (A) SPF Replikasi Replikasi
Σ beta karoten
1 2 3 1 2 3
SPF rata-rata
1,64043 1,152 1,038 1,028 14,191 10,914 10,666 11,924 Untuk mendapatkan kadar setara dengan 65,61717 ppm atau setara dengan jumlah
beta karoten 1,64043 mg maka filtrat wortel yang diperlukan adalah :
= Σbeta karoten yang menghasilkan SPF 11,924 x jumlah endapan tertimbang
Σbeta karoten dalam 1 gram filtrat
=mgmg
13628,064043,1 x 1 gram
= 12,0371 gram
Sehingga jika ingin dibuat dalam 200 gram basis gel maka jumlah filtrat yang
dibutuhkan untuk mendapatkan SPF 11,924 adalah
= 12,0371 gram x (200/25)
= 96,2968 gram
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 88
69
II. Perhitungan kadar beta karoten filtrat yang dimasukkan dalam gel
1. Pembuatan kurva baku beta karoten
Replikasi I Replikasi II Replikasi III Bobot kertas 0,44294 gram 0,44842 gram 0,44669 gram Bobot kertas + zat 0,45499 gram 0,46025 gram 0,45884 gram Bobot kertas + sisa 0,44469 gram 0,44968 gram 0,44793 gram Bobot zat 0,01030 gram 0,01057 gram 0,01091 gram Contoh perhitungan : Replikasi I
Konsentrasi larutan stok = 0,01030 g/25 ml = 4,12 x 10-4 g/ml = 412 ppm
Konsentrasi larutan intermediet :
V1 x C1 = V2 x C2
2,5 ml x 412 ppm = 25 ml x C2
C2 = 41,20 ppm
Konsentrasi larutan seri baku :
1. V1 x C1 = V2 x C2
1,25 x 41,2 = 25 x C2
C2 = 2,060 ppm
2. V1 x C1 = V2 x C2
2,5 x 41,2 = 25 x C2
C2 = 4,120 ppm
3. V1 x C1 = V2 x C2
3,75 x 41,2 = 25 x C2
C2 = 6,180 ppm
4. V1 x C1 = V2 x C2
5 x 41,2 = 25 x C2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 89
70
C2 = 8,240 ppm
5. V1 x C1 = V2 x C2
6,25 x 41,2 = 25 x C2
C2 = 10,300 ppm
Pengukuran serapan seri larutan baku beta karoten pada λ 452,2 nm
KURVA BAKU I KURVA BAKU II KURVA BAKU III Kadar (ppm) Absorbansi Kadar
(ppm) Absorbansi Kadar (ppm) Absorbansi
2,060 0,341 2,114 0,276 2,182 0,361 4,120 0,669 4,228 0,543 4,364 0,676 6,180 0,980 6,342 0,922 6,546 1,046 8,240 1,320 8,456 1,182 8,728 1,232 10,300 1,656 10,57 1,462 10,91 1,658
A = 0,00890 B = 0,15927 r = 0,99988
Y = 0,15927 X + 0,00890
A = – 0,02630 B = 0,14240 r = 0,99812
Y = 0,14240 X – 0,02630
A = 0,04960 B = 0,14436 r = 0,99510
Y = 0,14436 X + 0,04960 2. Perhitungan kadar beta karoten dalam filtrat perasan wortel
filtrat absorbansi Σ beta karoten dalam 1 g filtrat
x ± SD CV
1 1,067 0,08304 2 1,056 0,08218 3 1,059 0,08241
0,08254 ± 0,00045
0,5392
Contoh Perhitungan kadar beta karoten dalam filtrat perasan wortel
Replikasi I
Y = 0,15927 X + 0,00890
1,067 = 0,15927 X + 0,00890
X = 6,64336 ppm x 1000
25
= 0,16608 mg beta karoten dalam 2 g filtrat perasan wortel
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 90
71
= 0,08304 mg beta karoten dalam 1 g filtrat perasan wortel
Jumlah rata-rata beta karoten dalam 1 gram filtrat perasan wortel
= 3
08241,008218,008304,0 ++ mg
= 0,08254 mg
3. Perhitungan SPF
Kadar beta karoten dalam sediaan
= Σ filtrat perasan wortel dalam sediaan x rata-rata Σ beta karoten dalam filtrat
Σ sediaan gel yang dibuat
= mgxg
g 08254,02007 = 2,8889x10-3 mg % b/b
Jumlah beta karoten dalam sediaan
= Σ filtrat perasan wortel dalam sediaan x rata-rata Σ beta karoten dalam filtrat
Σ filtrat perasan wortel
= mgxgg 08254,0
17 = 0,28889 mg.
Serapan (A) SPF Replikasi Replikasi
Σ beta karoten
1 2 3 1 2 3
SPF rata-rata
0,28889 mg 0,080 0,029 0,032 1,2023 1,0691 1,0765 1,1159
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 91
72
Lampiran 2. Data Sifat Fisis, Persamaan Simplex Lattice Design, Uji F A. DAYA SEBAR Formula P1 P2 P3 P4 P5 P6 Rata-rata
I 3,8 4,0 3,6 3,8 4,0 3,5 3,7833 II 4,2 4,3 4,2 4,1 4,2 4,1 4.1833 III 4,8 4,5 3,8 4,6 3,9 4,6 4,3667 IV 3,9 3,9 3,9 3,5 3,5 3,6 3,1667 V 4,2 3,9 4,1 3,9 4,5 4,2 4,1333 VI 4,6 3,9 3,9 4,4 4,3 4,5 4,2667 VII 3,6 3,7 3,7 3,7 3,7 3,8 3,7000 VIII 4,1 3,9 4,3 4,0 4,0 3,9 4,0333 IX 4,0 4,3 4,1 4,3 4,2 3,8 4,1167 X 4,4 3,9 3,8 3,8 4,1 4,2 4,0333
P = pengulangan ke
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 92
73
PERSAMAAN SIMPLEX LATTICE DESIGN DAYA SEBAR Rumus Umum : Y = A(X1) + B(X2) + C(X3) + AB(X1)(X2) + AC(X1)(X3) +
BC(X2)(X3) + ABC(X1)(X2)(X3)
Y = respon (diameter daya sebar)
A = koefisien untuk Sorbitol
B = koefisien untuk Gliserol
C = koefisien untuk Propilenglikol
AB = koefisien untuk kombinasi Sorbitol dan Gliserol
AC = koefisien untuk kombinasi Sorbitol dan Propilenglikol
BC = koefisien untuk kombinasi Gliserol dan Propilenglikol
ABC = koefisien untuk kombinasi Sorbitol, Gliserol dan Propilenglikol
X1 = komposisi Sorbitol dalam formula
X2 = komposisi Gliserol dalam formula
X3 = komposisi Propilenglikol dalam formula
Persamaan Simplex lattice design
Penentuan koefisien A,
Y = 3,7833
X1 = 1
X2 = 0
X3 = 0
Y = A(X1) + B(X2) + C(X3) + AB(X1)(X2) + AC(X1)(X3) + BC(X2)(X3) +
ABC(X1)(X2)(X3)
3,7833 = A(1) + B(0) + C(0) + AB(1)(0) + AC(1)(0) + BC(0)(0) + ABC(1)(0)(0)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 93
74
A = 3,7833
Penentuan koefisien B,
Y = 4,1833
X1 = 0
X2 = 1
X3 = 0
Y = A(X1) + B(X2) + C(X3) + AB(X1)(X2) + AC(X1)(X3) + BC(X2)(X3) +
ABC(X1)(X2)(X3)
4,1833 = A(0) + B(1) + C(0) + AB(0)(1) + AC(0)(0) + BC(1)(0) + ABC(0)(1)(0)
B = 4,1833
Penentuan koefisien C,
Y = 4,3667
X1 = 0
X2 = 0
X3 = 1
Y = A(X1) + B(X2) + C(X3) + AB(X1)(X2) + AC(X1)(X3) + BC(X2)(X3) +
ABC(X1)(X2)(X3)
4,3667 = A(0) + B(0) + C(1) + AB(0)(0) + AC(0)(1) + BC(0)(1) +
ABC(0)(0)(1)
C = 4,3667
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 94
75
Penentuan koefisien AB,
Y = 3,7167
X1 = 0,5
X2 = 0,5
X3 = 0
Y = A(X1) + B(X2) + C(X3) + AB(X1)(X2) + AC(X1)(X3) + BC(X2)(X3) +
ABC(X1)(X2)(X3)
3,7167 = A(0,5) + B(0,5) + C(0) + AB(0,5)(0,5) + AC(0,5)(0) + BC(0,5)(0) +
ABC(0,5)(0,5)(0)
3,7167 = 3,7833 (0,5) + 4,1833 (0,5) + AB(0,25)
3,7167 = 1,8916 + 2,0916 + AB(0,25)
AB = - 1,0660
Penentuan koefisien AC,
Y = 4,1333
X1 = 0,5
X2 = 0
X3 = 0,5
Y = A(X1) + B(X2) + C(X3) + AB(X1)(X2) + AC(X1)(X3) + BC(X2)(X3) +
ABC(X1)(X2)(X3)
4,1333 = A(0,5) + B(0) + C(0,5) + AB(0,5)(0) + AC(0,5)(0,5) + BC(0)(0,5) +
ABC(0,5)(0)(0,5)
4,1333 = 3,7833 (0,5) + 4,3667(0,5) + AC(0,25)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 95
76
4,1333 = 1,8916 + 2,1833 + AC(0,25)
AC = 0,2336
Penentuan koefisien BC,
Y = 4,2667
X1 = 0
X2 = 0,5
X3 = 0,5
Y = A(X1) + B(X2) + C(X3) + AB(X1)(X2) + AC(X1)(X3) + BC(X2)(X3) +
ABC(X1)(X2)(X3)
4,2667 = A(0) + B(0,5) + C(0,5) + AB(0)(0,5) + AC(0)(0,5) + BC(0,5)(0,5) +
ABC(0)(0,5)(0,5)
4,2667 = 4,1833 (0,5) + 4,3667(0,5) + BC(0,25)
4,2667 = 2,0916 + 2,1833 + BC(0,25)
BC = - 0,0328
Penentuan koefisien ABC,
Y = 3,7000
X1 = 0,33
X2 = 0,33
X3 = 0,33
Y = A(X1) + B(X2) + C(X3) + AB(X1)(X2) + AC(X1)(X3) + BC(X2)(X3) +
ABC(X1)(X2)(X3)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 96
77
3,7000 = A(0,33) + B(0,33) + C(0,33) + AB(0,33)( 0,33) + AC(0,33)( 0,33) +
BC(0,33)( 0,33) + ABC(0,33)( 0,33)( 0,33)
3,7000 = 3,7833 (0,33) + 4,1833 (0,33) + 4,3667(0,33) + (- 1,0660)(0,1089)
+ (0,2336)(0,1089) + (- 0,0328)(0,1089) +ABC(0,03594)
3,7000 = 1,2485 + 1,3805 + 1,4410 – 0,1161 + 0,0254 – 0,0036 +
ABC(0,03594)
ABC = - 7,6711
Persamaan simplex lattice design untuk daya sebar :
Y = A(X1) + B(X2) + C(X3) + AB(X1)(X2) + AC(X1)(X3) + BC(X2)(X3) +
ABC(X1)(X2)(X3)
Y = 3,7833 (X1) + 4,1833 (X2) + 4,3667 (X3) – 1,0660 (X1)(X2) + 0,2336
(X1)(X3) – 0,0328 (X2)(X3) – 7,6711 (X1)(X2)(X3)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 97
78
PENGUJIAN PERSAMAAN DAYA SEBAR
Hipotesis :
Hi : Y = 3,7833 (X1) + 4,1833 (X2) + 4,3667 (X3) – 1,0660 (X1)(X2) + 0,2336
(X1)(X3) – 0,0328 (X2)(X3) – 7,6711 (X1)(X2)(X3) regresi
Ho : Y = 3,7833 (X1) + 4,1833 (X2) + 4,3667 (X3) – 1,0660 (X1)(X2) + 0,2336
(X1)(X3) – 0,0328 (X2)(X3) – 7,6711 (X1)(X2)(X3) tidak regresi
Ho ditolak bila : F hitung > F tabel (6,53) 95%
Data Kuadrat Data sld Kuadrat Data sld
3,8000 14,4400 3,7833 14,3134 4,0000 16,0000 3,7833 14,3134 3,6000 12,9600 3,7833 14,3134 3,8000 14,4400 3,7833 14,3134 4,0000 16,0000 3,7833 14,3134
Formula 1
3,5000 12,2500 3,7833 14,3134 4,2000 17,5400 4,1833 17,5000 4,3000 18,4900 4,1833 17,5000 4,3000 17,6400 4,1833 17,5000 4,1000 16,8100 4,1833 17,5000 4,2000 17,6400 4,1833 17,5000
Formula 2
4,1000 16,8100 4,1833 17,5000 4,8000 23,0400 4,3667 19,0681 4,5000 20,2500 4,3667 19,0681 3,8000 14,4400 4,3667 19,0681 4,6000 21,1600 4,3667 19,0681 3,9000 15,2100 4,3667 19,0681
Formula 3
4,6000 21,1600 4,3667 19,0681 3,9000 15,2100 3,7167 13,8139 3,9000 15,2100 3,7167 13,8139 3,9000 15,2100 3,7167 13,8139 3,5000 12,2500 3,7167 13,8139 3,5000 12,2500 3,7167 13,8139
Formula 4
3,6000 12,9600 3,7167 13,8139 4,2000 17,6400 4,1333 17,0842 3,9000 15,2100 4,1333 17,0842 4,1000 16,8100 4,1333 17,0842 3,9000 15,2100 4,1333 17,0842 4,5000 20,2500 4,1333 17,0842
Formula 5
4,2000 17,6400 4,1333 17,0842
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 98
79
4,6000 21,1600 4,2667 18,2047 3,9000 15,2100 4,2667 18,2047 3,9000 15,2100 4,2667 18,2047 4,4000 19,3600 4,2667 18,2047 4,3000 18,4900 4,2667 18,2047
Formula 6
4,5000 20,2500 4,2667 18,2047 3,6000 12,9600 3,7000 13,6900 3,7000 13,6900 3,7000 13,6900 3,7000 13,6900 3,7000 13,6900 3,7000 13,6900 3,7000 13,6900 3,7000 13,6900 3,7000 13,6900
Formula 7
3,8000 14,4400 3,7000 13,6900 4,1000 16,8100 4,0333 16,2675 3,9000 15,2100 4,0333 16,2675 4,3000 18,4900 4,0333 16,2675 4,0000 16,0000 4,0333 16,2675 4,0000 16,0000 4,0333 16,2675
Formula
8
3,9000 15,2100 4,0333 16,2675 4,0000 16,0000 4,1167 16,9472 4,3000 18,4900 4,1167 16,9472 4,1000 16,8100 4,1167 16,9472 4,3000 18,4900 4,1167 16,9472 4,2000 17,6400 4,1167 16,9472
Formula 9
3,8000 14,4400 4,1167 16,9472 4,4000 19,3600 4,0333 16,2675 3,9000 15,2100 4,0333 16,2675 3,8000 14,4400 4,0333 16,2675 3,8000 14,4400 4,0333 16,2675 4,1000 16,8100 4,0333 16,2675
Formula 10
4,2000 17,6400 4,0333 16,2675 Total 242,1000 981,4600 241,9998 978,9385
Sum of Square DF Mean of Square F hitung Regresi 2,8731 6 0,47885 14,8113 Residu 1,7134 53 0,03233 Total 4,5865 59
F hitung = 14,8113
F tabel (6,53) 95% = 3,178
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 99
80
F hitung > F tabel,
Kesimpulan Ho ditolak, Hi diterima; persamaaan Y = 3,7833 (X1) + 4,1833 (X2)
+ 4,3667 (X3) – 1,0660 (X1)(X2) + 0,2336 (X1)(X3) – 0,0328 (X2)(X3) – 7,6711
(X1)(X2)(X3) regresi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 100
81
B. VISKOSITAS Formula P1 P2 P3 P4 P5 P6 Rata-rata
I 300 300 300 300 280 290 295,0000 II 325 300 300 300 260 290 295,8333 III 300 300 300 300 290 290 296,6667 IV 300 300 300 300 290 300 298,3333 V 300 300 300 300 280 300 296,6667 VI 300 300 300 300 290 290 296,6667 VII 300 325 300 280 290 300 299,1667 VIII 300 300 300 280 260 290 288,3333 IX 300 300 300 290 290 300 296,6667 X 300 300 300 280 290 290 293,3333
P = pengulangan ke
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 101
82
PERSAMAAN SIMPLEX LATTICE DESIGN VISKOSITAS
Penentuan koefisien A,
Y = 295,0000
X1 = 1
X2 = 0
X3 = 0
Y = A(X1) + B(X2) + C(X3) + AB(X1)(X2) + AC(X1)(X3) + BC(X2)(X3)
+ ABC(X1)(X2)(X3)
295,0000 = A(1) + B(0) + C(0) + AB(1)(0) + AC(1)(0) + BC(0)(0) +
ABC(1)(0)(0)
A = 295,0000
Penentuan koefisien B,
Y = 295,8333
X1 = 0
X2 = 1
X3 = 0
Y = A(X1) + B(X2) + C(X3) + AB(X1)(X2) + AC(X1)(X3) + BC(X2)(X3) +
ABC(X1)(X2)(X3)
295,8333 = A(0) + B(1) + C(0) + AB(0)(1) + AC(0)(0) + BC(1)(0) +
ABC(0)(1)(0)
B = 295,8333
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 102
83
Penentuan koefisien C,
Y = 296,6667
X1 = 0
X2 = 0
X3 = 1
Y = A(X1) + B(X2) + C(X3) + AB(X1)(X2) + AC(X1)(X3) + BC(X2)(X3) +
ABC(X1)(X2)(X3)
296,6667 = A(0) + B(0) + C(1) + AB(0)(0) + AC(0)(1) + BC(0)(1) +
ABC(0)(0)(1)
C = 296,6667
Penentuan koefisien AB,
Y = 298,3333
X1 = 0,5
X2 = 0,5
X3 = 0
Y = A(X1) + B(X2) + C(X3) + AB(X1)(X2) + AC(X1)(X3) + BC(X2)(X3)
+ ABC(X1)(X2)(X3)
298,3333 = A(0,5) + B(0,5) + C(0) + AB(0,5)(0,5) + AC(0,5)(0) + BC(0,5)(0) +
ABC(0,5)(0,5)(0)
298,3333 = 295,0000 (0,5) + 295,8333 (0,5) + AB(0,25)
298,3333 = 147,5000 + 147,9166 + AB(0,25)
AB = 11,6668
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 103
84
Penentuan koefisien AC,
Y = 296,6667
X1 = 0,5
X2 = 0
X3 = 0,5
Y = A(X1) + B(X2) + C(X3) + AB(X1)(X2) + AC(X1)(X3) + BC(X2)(X3) +
ABC(X1)(X2)(X3)
296,6667 = A(0,5) + B(0) + C(0,5) + AB(0,5)(0) + AC(0,5)(0,5) + BC(0)(0,5) +
ABC(0,5)(0)(0,5)
296,6667 = 295,0000(0,5) + 296,6667(0,5) + AC(0,25)
296,6667 = 147,5000 + 148,3333 + AC(0,25)
AC = 3,3336
Penentuan koefisien BC,
Y = 296,6667
X1 = 0
X2 = 0,5
X3 = 0,5
Y = A(X1) + B(X2) + C(X3) + AB(X1)(X2) + AC(X1)(X3) + BC(X2)(X3) +
ABC(X1)(X2)(X3)
296,6667 = A(0) + B(0,5) + C(0,5) + AB(0)(0,5) + AC(0)(0,5) + BC(0,5)(0,5) +
ABC(0)(0,5)(0,5)
296,6667 = 295,8333 (0,5) + 296,6667(0,5) + BC(0,25)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 104
85
296,6667 = 147,9166 + 148,3333 + BC(0,25)
BC = 1,6672
Penentuan koefisien ABC,
Y = 299,1667
X1 = 0,33
X2 = 0,33
X3 = 0,33
Y = A(X1) + B(X2) + C(X3) + AB(X1)(X2) + AC(X1)(X3) + BC(X2)(X3) +
ABC(X1)(X2)(X3)
299,1667 = A(0,33) + B(0,33) + C(0,33) + AB(0,33)( 0,33) + AC(0,33)( 0,33) +
BC(0,33)( 0,33) + ABC(0,33)( 0,33)( 0,33)
299,1667 = 295,0000(0,33) + 295,8333(0,33) + 296,6667(0,33) + 11,6668
(0,1089) + 3,3336(0,1089) + 1,6672(0,1089) +ABC(0,03594)
299,1667 = 97,3500 + 97,6249 + 97,9000 + 1,2705 + 0,3630 + 0,1816 +
ABC(0,03594)
ABC = 124,5604
Persamaan simplex lattice design untuk viskositas :
Y = A(X1) + B(X2) + C(X3) + AB(X1)(X2) + AC(X1)(X3) + BC(X2)(X3) +
ABC(X1)(X2)(X3)
Y = 295,0000(X1) + 295,8333(X2) + 296,6667(X3) + 11,6668(X1)(X2)
– 3,3336(X1)(X3+ 1,6672(X2)(X3) + 124,5604 (X1)(X2)(X3)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 105
86
PENGUJIAN PERSAMAAN VISKOSITAS
Hipotesis :
Hi : Y = 295,0000(X1) + 295,8333(X2) + 296,6667(X3) + 11,6668(X1)(X2) –
3,3336(X1)(X3+ 1,6672(X2)(X3) + 124,5604 (X1)(X2)(X3) regresi
Ho : Y = 295,0000(X1) + 295,8333(X2) + 296,6667(X3) + 11,6668(X1)(X2) –
3,3336(X1)(X3+ 1,6672(X2)(X3) + 124,5604 (X1)(X2)(X3) tidak regresi
Ho ditolak bila : F hitung > F tabel(6,53) 95%
Data Kuadrat Data sld Kuadrat Data sld 300,0000 90000,0000 295,0000 87025,0000 300,0000 90000,0000 295,0000 87025,0000 300,0000 90000,0000 295,0000 87025,0000 300,0000 90000,0000 295,0000 87025,0000 280,0000 78400,0000 295,0000 87025,0000
Formula 1
290,0000 84100,0000 295,0000 87025,0000 325,0000 105625,0000 295,8333 87517,3414 300,0000 90000,0000 295,8333 87517,3414 300,0000 90000,0000 295,8333 87517,3414 300,0000 90000,0000 295,8333 87517,3414 260,0000 67600,0000 295,8333 87517,3414
Formula 2
290,0000 84100,0000 295,8333 87517,3414 300,0000 90000,0000 296,6667 88011,1309 300,0000 90000,0000 296,6667 88011,1309 300,0000 90000,0000 296,6667 88011,1309 300,0000 90000,0000 296,6667 88011,1309 290,0000 84100,0000 296,6667 88011,1309
Formula 3
290,0000 84100,0000 296,6667 88011,1309 300,0000 90000,0000 298,3333 89002,7579 300,0000 90000,0000 298,3333 89002,7579 300,0000 90000,0000 298,3333 89002,7579 300,0000 90000,0000 298,3333 89002,7579 290,0000 84100,0000 298,3333 89002,7579
Formula 4
300,0000 90000,0000 298,3333 89002,7579 300,0000 90000,0000 296,6667 88011,1309 300,0000 90000,0000 296,6667 88011,1309 300,0000 90000,0000 296,6667 88011,1309 300,0000 90000,0000 296,6667 88011,1309 280,0000 78400,0000 296,6667 88011,1309
Formula 5
300,0000 90000,0000 296,6667 88011,1309 300,0000 90000,0000 296,6667 88011,1309
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 106
87
300,0000 90000,0000 296,6667 88011,1309 300,0000 90000,0000 296,6667 88011,1309 300,0000 90000,0000 296,6667 88011,1309 300,0000 90000,0000 296,6667 88011,1309 290,0000 84100,0000 296,6667 88011,1309
Formula 6
290,0000 84100,0000 296,6667 88011,1309 300,0000 90000,0000 299,1667 89500,7144 325,0000 105625,0000 299,1667 89500,7144 300,0000 90000,0000 299,1667 89500,7144 280,0000 78400,0000 299,1667 89500,7144 290,0000 84100,0000 299,1667 89500,7144
Formula 7
300,0000 90000,0000 299,1667 89500,7144 300,0000 90000,0000 288,3333 83136,0919 300,0000 90000,0000 288,3333 83136,0919 300,0000 90000,0000 288,3333 83136,0919 280,0000 78400,0000 288,3333 83136,0919 260,0000 67600,0000 288,3333 83136,0919
Formula 8
290,0000 84100,0000 288,3333 83136,0919 300,0000 90000,0000 296,6667 88011,1309 300,0000 90000,0000 296,6667 88011,1309 300,0000 90000,0000 296,6667 88011,1309 290,0000 84100,0000 296,6667 88011,1309 290,0000 84100,0000 296,6667 88011,1309
Formula 9
300,0000 90000,0000 296,6667 88011,1309 300,0000 90000,0000 293,3333 86044,4249 300,0000 90000,0000 293,3333 86044,4249 300,0000 90000,0000 293,3333 86044,4249 280,0000 78400,0000 293,3333 86044,4249 290,0000 84100,0000 293,3333 86044,4249
Formula 10
290,0000 84100,0000 293,3333 86044,4249 Total 17740,0000 5251750,0000 17740,0000 5245625,1
Sum of Square DF Mean of Square F hitung Regresi 498,333 6 83,0555 0,71868 Residu 6125 53 115,566 Total 6623,333 59
F hitung = 0,71868
F tabel(6,53) 95% = 3,178
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 107
88
F hitung < F tabel,
Kesimpulan Ho diterima, Hi ditolak; persamaan Y = 295,0000(X1) +
295,8333(X2) + 296,6667(X3) + 11,6668(X1)(X2) – 3,3336(X1)(X3)+
1,6672(X2)(X3) + 124,5604 (X1)(X2)(X3) tidak regresi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 108
89
C. % PERGESERAN VISKOSITAS
% Pergeseran Viskositas =
%1001 xformulatiapratarataawalviskositas
formulatiapratarataawalViskositasformulabulanViskositas−
−−
Formula P1 P2 P3 P4 P5 P6 Rata-rata
I 5,0847 5,0847 5,0847 5,0847 1,6949 1,6949 3,9548 II 5,3511 1,9707 1,9707 5,3511 5,3511 1,9707 3,6609 III 7,3044 5,6190 8,9898 7,3044 7,3044 7,3044 7,3044 IV 4,4682 6,1442 2,7922 6,1442 2,7922 2,7922 4,1889 V 5,6190 7,3044 5,6190 2,2483 5,6190 2,2483 4,7764 VI 3,9337 5,6190 1,1225 2,2483 2,2483 5,6190 3,4651 VII 3,0619 6,4046 3,0619 3,0619 3,6619 3,0619 3,6190 VIII 0,5792 0,5792 2,8891 0,5792 0,5792 0,5792 0,9642 IX 1,1225 1,1225 2,2483 2,2483 2,2483 2,2483 1,8730 X 2,2739 1,1352 1,1352 1,1352 2,2739 1,1352 1,5148
P = pengulangan ke
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 109
90
PERSAMAAN SIMPLEX LATTICE DESIGN % PERGESERAN VISKOSITAS Penentuan koefisien A,
Y = 3,9548
X1 = 1
X2 = 0
X3 = 0
Y = A(X1) + B(X2) + C(X3) + AB(X1)(X2) + AC(X1)(X3) + BC(X2)(X3) +
ABC(X1)(X2)(X3)
3,9548 = A(1) + B(0) + C(0) + AB(1)(0) + AC(1)(0) + BC(0)(0) +
ABC(1)(0)(0)
A = 3,9548
Penentuan koefisien B,
Y = 3,6609
X1 = 0
X2 = 1
X3 = 0
Y = A(X1) + B(X2) + C(X3) + AB(X1)(X2) + AC(X1)(X3) + BC(X2)(X3) +
ABC(X1)(X2)(X3)
3,6609 = A(0) + B(1) + C(0) + AB(0)(1) + AC(0)(0) + BC(1)(0) +
ABC(0)(1)(0)
B = 3,6609
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 110
91
Penentuan koefisien C,
Y = 7,3044
X1 = 0
X2 = 0
X3 = 1
Y = A(X1) + B(X2) + C(X3) + AB(X1)(X2) + AC(X1)(X3) + BC(X2)(X3) +
ABC(X1)(X2)(X3)
7,3044 = A(0) + B(0) + C(1) + AB(0)(0) + AC(0)(1) + BC(0)(1) +
ABC(0)(0)(1)
C = 7,3044
Penentuan koefisien AB,
Y = 4,1889
X1 = 0,5
X2 = 0,5
X3 = 0
Y = A(X1) + B(X2) + C(X3) + AB(X1)(X2) + AC(X1)(X3) + BC(X2)(X3) +
ABC(X1)(X2)(X3)
4,1889 = A(0,5) + B(0,5) + C(0) + AB(0,5)(0,5) + AC(0,5)(0) + BC(0,5)(0) +
ABC(0,5)(0,5)(0)
4,1889 = 3,9548(0,5) + 3,6609(0,5) + AB(0,25)
4,1889 = 1,9774 + 1,8305 + AB(0,25)
AB = 1,5240
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 111
92
Penentuan koefisien AC,
Y = 4,7764
X1 = 0,5
X2 = 0
X3 = 0,5
Y = A(X1) + B(X2) + C(X3) + AB(X1)(X2) + AC(X1)(X3) + BC(X2)(X3) +
ABC(X1)(X2)(X3)
4,7764 = A(0,5) + B(0) + C(0,5) + AB(0,5)(0) + AC(0,5)(0,5) + BC(0)(0,5) +
ABC(0,5)(0)(0,5)
4,7764 = 3,9548(0,5) + 7,3044(0,5) + AC(0,25)
4,7764 = 1,9774 + 3,6522 + AC(0,25)
AC = - 3,4128
Penentuan koefisien BC,
Y = 3,4651
X1 = 0
X2 = 0,5
X3 = 0,5
Y = A(X1) + B(X2) + C(X3) + AB(X1)(X2) + AC(X1)(X3) + BC(X2)(X3) +
ABC(X1)(X2)(X3)
3,4651 = A(0) + B(0,5) + C(0,5) + AB(0)(0,5) + AC(0)(0,5) + BC(0,5)(0,5) +
ABC(0)(0,5)(0,5)
3,4651 = 3,6609(0,5) + 7,3044(0,5) + BC(0,25)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 112
93
3,4651 = 1,8305 + 3,6522 + BC(0,25)
BC = - 8,0704
Penentuan koefisien ABC,
Y = 3,6190
X1 = 0,33
X2 = 0,33
X3 = 0,33
Y = A(X1) + B(X2) + C(X3) + AB(X1)(X2) + AC(X1)(X3) + BC(X2)(X3) +
ABC(X1)(X2)(X3)
3,6190 = A(0,33) + B(0,33) + C(0,33) + AB(0,33)( 0,33) + AC(0,33)( 0,33) +
BC(0,33)( 0,33) + ABC(0,33)( 0,33)( 0,33)
3,6190 = 3,9548(0,33) + 3,6609(0,33) + 7,3044(0,33) + 1,5242(0,1089) +
(- 3,4128)(0,1089) + (- 8,0704)(0,1089) +ABC(0,03594)
3,6190 = 1,3051 + 1,2081 + 2,411 + 0,1659 – 0,3717 – 0,8789 +
ABC(0,03594)
ABC = - 6,1352
Persamaan simplex lattice design untuk % pergeseran viskositas :
Y = A(X1) + B(X2) + C(X3) + AB(X1)(X2) + AC(X1)(X3) + BC(X2)(X3) +
ABC(X1)(X2)(X3)
Y = 3,9548(X1) + 3,6609(X2) + 7,30441(X3) + 1,5242 (X1)(X2) –
3,4128 (X1)(X3) – 8,0704(X2)(X3) – 6,1352(X1)(X2)(X3)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 113
94
PENGUJIAN PERSAMAAN % PERGESERAN VISKOSITAS
Hipotesis :
Hi : Y = 3,9548(X1) + 3,6609(X2) + 7,30441(X3) + 1,5242 (X1)(X2) – 3,4128
(X1)(X3) – 8,0704(X2)(X3) – 6,1352(X1)(X2)(X3) regresi
Ho : Y = 3,9548(X1) + 3,6609(X2) + 7,30441(X3) + 1,5242 (X1)(X2) – 3,4128
(X1)(X3) – 8,0704(X2)(X3) – 6,1352(X1)(X2)(X3) tidak regresi
Ho ditolak bila : F hitung > F tabel(6,53) 95%
Data Kuadrat Data sld Kuadrat Data sld 5,0847 25,8542 3,9548 15,6404 5,0847 25,8542 3,9548 15,6404 5,0847 25,8542 3,9548 15,6404 5,0847 25,8542 3,9548 15,6404 1,6949 2,8727 3,9548 15,6404
Formula 1
1,6949 2,8727 3,9548 15,6404 5,3511 28,6343 3,6609 13,4022 1,9707 3,8837 3,6609 13,4022 1,9707 3,8837 3,6609 13,4022 5,3511 28,6343 3,6609 13,4022 5,3511 28,6343 3,6609 13,4022
Formula 2
1,9707 3,8837 3,6609 13,4022 7,3044 53,3543 7,3044 53,3543 5,6190 31,5732 7,3044 53,3543 8,9898 80,8165 7,3044 53,3543 7,3044 53,3543 7,3044 53,3543 7,3044 53,3543 7,3044 53,3543
Formula 3
7,3044 53,3543 7,3044 53,3543 4,4682 19,9648 4,1889 17,5469 6,1442 37,7512 4,1889 17,5469 2,7922 7,7964 4,1889 17,5469 6,1142 37,3834 4,1889 17,5469 2,7922 7,7964 4,1889 17,5469
Formula 4
2,7922 7,7964 4,1889 17,5469 5,6190 31,5732 4,7764 22,8140 7,3044 53,3543 4,7764 22,8140 5,6190 31,5732 4,7764 22,8140 2,2483 5,0549 4,7764 22,8140 5,6190 31,5732 4,7764 22,8140
Formula 5
2,2483 5,0549 4,7764 22,8140
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 114
95
3,9337 15,4740 3,4651 12,0069 5,6190 31,5732 3,4651 12,0069 1,1225 1,2600 3,4651 12,0069 2,2483 5,0549 3,4651 12,0069 2,2483 5,0549 3,4651 12,0069
Formula 6
5,6190 31,5732 3,4651 12,0069 3,0619 9,3752 3,6190 13,0972 6,4046 41,0189 3,6190 13,0972 3,0619 9,3752 3,6190 13,0972 3,0619 9,3752 3,6190 13,0972 3,0619 9,3752 3,6190 13,0972
Formula 7
3,0619 9,3752 3,6190 13,0972 0,5792 0,3355 0,9642 0,9297 0,5792 0,3355 0,9642 0,9297 2,8891 8,3469 0,9642 0,9297 0,5792 0,3355 0,9642 0,9297 0,5792 0,3355 0,9642 0,9297
Formula 8
0,5792 0,3355 0,9642 0,9297 1,1225 1,2600 1,8730 3,5081 1,1225 1,2600 1,8730 3,5081 2,2483 5,0549 1,8730 3,5081 2,2483 5,0549 1,8730 3,5081 2,2483 5,0549 1,8730 3,5081
Formula 9
2,2483 5,0549 1,8730 3,5081 2,2739 5,1706 1,5148 2,2946 1,1352 1,2887 1,5148 2,2946 1,1352 1,2887 1,5148 2,2946 1,1352 1,2887 1,5148 2,2946 2,2739 5,1706 1,5148 2,2946
Formula 10
1,1352 1,2887 1,5148 2,2946 Total 211,8984 1035,3393 211,929 927,5657
Sum of Square DF Mean of Square F hitung Regresi 179,0011 6 29,83352 14,6419 Residu 107,99 53 2,03754 Total 286,9904 59
F hitung = 14,6419 F tabel(6,53) 95% = 3,178 F hitung > F tabel,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 115
96
Kesimpulan Ho ditolak, Hi diterima; persamaan Y = 3,9548(X1) + 3,6609(X2) +
7,3044(X3) + 1,5242 (X1)(X2) – 3,4128 (X1)(X3) – 8,0704(X2)(X3) –
6,1352(X1)(X2)(X3) regresi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 116
97
BIOGRAFI PENULIS
Penulis lahir pada tanggal 26 Mei 1985 di Wonosobo, anugrah Tuhan yang
diberikan untuk pasangan Hartono dan Rina Oktora, anak kedua dari 2
bersaudara. Penulis telah menyelesaikan masa studinya di TK Kristen Wonosobo
pada tahun 1991, kelas 1 – 6 di SD Kristen 1992 - 1998, Spenza (SLTP N 1)
Wonosobo pada tahun 1998 - 2001, kemudian melanjutkan belajar di SMU Negeri
1 Wonosobo pada tahun 2001-2003, menjalani perkuliahan di Fakultas Farmasi
Minat Komunitas Klinis Universitas Sanata Dharma pada tahun 2004 – 2008.
Penulis selama perkuliahan memiliki pengalaman kerja sebagai Asisten Praktikum
Asisten Praktikum FTS Padat (2007)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 117
98
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI