Filsafat Modern Renaissance dan Aufklarung Published : 20.16
Author : kependidikanislam2010 A. PENDAHULUANRuntuhnya kebudayaan
Abad pertengahan di susul oleh periode pertentangan pemisahan dan
perubahan-perubahan mendalam dalam bidang politik, ekonomi dan
agama. Periode Renaissance, Reformasi dan Rasionalisasi merupakan
peralihan ke arah dan juga permulaan zaman modern. Pada masa abad
modern ini pemikiran filsafat berhasil menempatkan manusia pada
tempat yang sentral dalam pandangan kehidupan, sehingga corak
pemikirannya: antroposentris, yaitu pemikiran filsafatnya
mendasarkan pada akal piker dan pengalaman.Di atas telah di
kemukakan bahwa munculnya Renaissance dan Humanisme sebagai awal
masa abad modern. Di mana para ahli (filosof) menjadi pelopor
perkembangan filsafat adalah para pemuka agama. Dan pemikiran
filsafat masa modern ini berusaha meletakkan dasar-dasar bagi
metode induksi secara modern, serta membuka sistematika yang
sifatnya logis-ilmiah. Pemikiran filsafat diupayakan lebih bersifat
praktis, artinya pemikiran filsafat diarahkan pada upaya manusia
agar dapat menguasai lingkungan alam dengan menggunakan berbagai
penemuan ilmiah.Dan ketiga aliran di ataslah yang memberikan wajah
baru pada kebudayaan Eropa Barat, yang lain dari kebudayaan Abad
Pertengahan. Perubahan ini merupakan proses selama beberapa abad
dan sangat lambat,sehingga para ahli sejarah masih belum
sependapat, dimana akan menempatkan batas antara berbagai periode
itu.Dalam abad XIX pemisahan antara Abad Pertengahan dan Zaman Baru
masih sangat jelas dan tajam. Renaissance , Reformasi, jatuhnya
Konstatinopel, penemuan-penemuan geografis, penemuan seni cetak
buku semua terjadi dalam pertengahan abad XV dan dasawarsa pertama
abad XVI. Tetapi dengan dilontarkannya masalah pengertian
Renaissance oleh sementara orang untuk dikembalikan jauh ke masa
Abad Pertengahan, bahkan sampai masa Karel Agung dan lebih awal
lagi, maka masalah batas-batas orang yang tidak senang membicarakan
Abad Pertengahan dan Zaman Modern, tetapi lebih senang berbicara
tentang Kebudayaan Abad Pertengahan dan Kebudayaan Modern, yang
dalam makalah ini akan nampak jelas perbedaan dan
selisih-selisihnya.
B. PEMBAHASAN1. RENAISSANCERenaissance adalah istilah dari
bahasa Prancis. Dalam bahasa Lain, re + nasci berarti lahir kembali
(rebirth). Istilah ini biasanya digunakan oleh sejarawan untuk
menunjuk berbagai periode kebangkitan intelektual, khususnya yang
terjadi di Eropa, dan lebih khusus lagi di Italia, sepanjang abad
ke-15 dan ke-16. Istilah ini mula-mula digunakan oleh seorang
sejarawan terkenal, Michelet, dan dikembangkan oleh J. Burckhardt
(1860) untuk konsep sejarah yang menunjuk kepada periode yang
bersifat individualisme, kebangkitan kebudayaan antik, penemuan
dunia dan manusia, sebagai periode yang dilawankan dengan periode
Abad Pertengahan (Runes:270). Karya filsafat pada abad ini sering
disebut filsafat renaissance (Runes:271).Selama abad ke-14 dan
ke-15 di Italia muncul keinginan yang kuat akan penemuan-penemuan
baru dalam seni dan sastra. Mereka telah melihat pada periode
pertama bahwa kemajuan itu telah terjadi. Ketika itu dunia Barat
telah biasa membagi tahapan sejarah pemikiran menjadi tiga
periode,yaitu ancient, medieval, dan modern. Pada Zaman Ancient
atau Zaman Kuno itu melihat kemajuan kemanusiaan telah terjadi.
Kondisi itulah yang hendak dihidupkan . Zaman Renaissance rupanya
dianggap juga sebagai suatu babak penting dalam sejarah peradaban.
Voltaire, orang yang membagi sejarah peradaban, menganggap
Renaissance merupakan babak ketiga dari keempat babak itu. Pada
abad ke 19, Renaissance terutama dipandang sebagai masa yang
penting dalam seni dan sastra. Menurut jules Michelet, sejarahwan
prancis terkenal yang telah disebut di atas, Renaissance ialah
periode penemuan manusia dan dunia. Dialah yang mula-mula
menyatakan bahwa Renaissance lebih dari sekedar kebangkitan
peradaban yang merupakan permulaan kebangkitan dunia modern.
Sejarahwan ini diikuti oleh Jakob Burckhard yang
menginterprestasikan Renaissance sebagai periode sejak Dante sampai
Michelangelo di Italia, yang merupakan kelahiran spirit modern
dalam transformasi idea dan lembaga-lembaga. Pendirian burckhadt
ini kelak di kenang oleh orang-orang yang mempelajari abad
pertengahan. Mereka meragukan peletakan tahun yang di kemukakan
oleh Burckhardt itu (lihat Encyclopedia Amarican, 23:368).dari
berbagai perdebatan tentang renaissance, yang dapat diambil ialah
bahwa renaissance ialah periode perkembangan peradaban yang
terletak di ujung atau sesudah abad kegelapan sampai muncul abad
modern. Perkembangan itu terutama sekali dalam bidang seni lukis
dan sastra. Akan tetapi, di antara perkembangan itu terjadi juga
perkembangan dalam bidang filsafat. Renaissance telah menyebabkan
manusia mengenali kembali dirinya, menemukan dunianya. Akibat dari
sini ialah muncul penelitian-penelitian empiris yang lebih
giat.Berkembangnya penelitian empiris merupakan salah satu ciri
Renaisance. Oleh karena itu, ciri selanjuttnya adalah munculnya
sains. Di dalam bidang-bidang filsafat, zaman Rennaisance tidak
menghasilkan karya penting bila dibandingkan dengan bidang seni dan
sains. Perkembangan sains ini di pacu lebih cepat setelah Descartes
berhasil mengumumkan rasionalismenya. Sejak itu, dan juga telah di
mulai sebelumnya, yaitu sejak permulaan Renaisance, sebenarnya
individualisme dan humanism telah di canangkan. Descartes
memperkuat idea-idea ini. Humanisme dan individualisme merupakan
ciri Renaisance yang penting. Humenisme adalah pandangan yang tidak
menenangkan orang-orang yang beragama. Tokoh penemu bidang sains
pada masa ini ialah Nicolaus Copernicus (1473-1543), Johanes Kepler
(1571-1630), dari Galelio Galilei (1564-1643). Semuanya hidup pada
zaman Renaisance, baik bagian tengah maupun bagian akhirnya. Zaman
ini sering juga di sebut Zaman Humanisme. Maksud ungkapan ini ialah
manusia di anggap kurang dihargai sebagai manusia. Kebenaran diukur
berdasarkan dari gereja (kristen), bukan menurut ukuran yang dibuat
oleh manusia. Humanisme menghendaki ukuran haruslah manusia. Karena
manusia mempunyai kemampuan untuk berpikir, maka humanism
menganggap manusia mampu mengatur dirinya dan mengatur dunia.Jadi,
ciri utama Renaissance ialah humanism, individualism,lepas dari
agama (tidak mau diatur oleh agama), empirisme, dan
rasionalisme.hasil yang diperoleh dari watak itu ialah pengetahuan
rasional berkembang. Filsafat berkembang bukan pada Zaman
Renaissance itu , melainkan kelak pada zaman sesudahnya (Zaman
Modern). Sains berkembang karena semangat dan hasil empirisme itu.
Agama (Kristen) semakin ditinggalkan, ini karena semangat humanism
itu. Ini kelihatan dengan jelas kelak pada Zaman Modern. Rupanya
setiap gerakan pemikiran mempunyai kecenderungan menghasilkan yang
positif, tetapi sekaligus yang negatif. Apa tidak mungkin gerakan
pemikiran itu hanya menimbulkan yang positif saja? Mungkin.
Contohnya gerakan Muhammad yang mengajarkan Islam; gerakan Kant
juga.Jadi, Zaman Modern filsafat didahului oleh Zaman Renaissance .
Sebenarnya secara esensial Zaman Renaissance itu, dalam filsafat,
tidak berbeda dari Zaman Modern. Ciri-ciri filsafat Renaissance ada
pada filsafat modern. Tokoh pertama filsafat modern adalah
Descartes. Pada filsafatnya kita menemukan ciri-ciri Renaissance
tersebut. Ciri itu antara lain ialah menghidupkan kembali
rasionalisme Yunani (Renaissance), individualisme, humanisme, lepas
dari pengaruh agama dan lain-lain. Sekalipun demikian, para ahli
lebih senang menyebut Descartes sebagai tokoh rasionalisme.
Penggelaran yang tidak salah, tetapi bukanlah hanya Descartes yang
dapat dianggap sebagai tokoh rasionalisme. Rasionalis pertama dan
serius pada Zaman Modern memang Descartes.
2. AUFKLARUNGZaman Aufklarung ini dikenal dengan zaman
pencerahan atau zaman fajar budi, (dalam bahasa inggris
Enlightenment dan dalam bahasa jerman Aufklarung). Aufklarung
merupakan kelanjutan dari renaissance, kalau renaissance dipandang
sebagai peremajaan pikiran, maka aufklarung menjadi masa
pendewasaannya. Dalam zaman ini juga banyak muncul tokoh-tokoh
filsuf, seperti di Inggris: J. Locke (1632-1704), G.Berkeley
(1684-1753) dan D. Hume (1711-1776), di Prancis: JJ. Russeau
(1712-1778).Umumnya tokoh-tokoh ini mendasarkan pengetahuannya pada
pengalaman nyata, sehingga mengarah kepada realisme yang naf, yang
mengakui kebenaran objektif atas dasar pengalaman yang tanpa
penelitian lebih lanjut. Tetapi kenyataan ini berubah ketika filsuf
Jerman, Immanuel Kant (1724-1804), muncul yang mencoba menciptakan
suatu sintesis dari rasionalisme dan empirisme, sehingga ia
dianggap sebagai filsuf terpenting zaman modern.Keberagaman
pemikiran yang berkembang melahirkan berbagai pemahaman dan
kepercayaan, masing-masing mulai membentuknya menjadi semacam
paradigma yang diakui dan diterima oleh sebuah kelompok. Paradigma
yang diakui inilah kemudian muncul dan menjadi semacam sekte atau
aliran-aliran dalam perkembangan filsafat Barat, seperti yang akan
diuraikan berikut ini.
a. RasionalismeNuansa pemikiran yang berkembang dalam zaman
Renaissance dan aufklarung membawa ciri khas yang berbeda. Ini
terlihat melalui dua aliran besar yang menjadi titik tolak
munculnya berbagai macam aliran lain dalam perkembangan pemikiran
filsafat selanjutnya. Dua aliran yang di maksud adalah rasionalisme
dan empirisme, yang memperlihatkan kontradiksi yang sangat
menyolok.Secara umum, Rasionalisme merupakan pendekatan filosofis
yang menekankan akal budi (rasio) sebagai sumber utama pengetahuan,
mendahului atau unggul atas dan bebas dari pengamatan indrawi.
Hanya pengetahuan yang di peroleh melalui akal yang memenuhi syarat
yang di tuntut oleh sifat umum, juga oleh semua pengetahuan
ilmiah.Hampir semua ahli pikir yang muncul pada zaman ini merupakan
ahli matematika, seperti Descrates, Spinoza dan Leibniz. Mereka
mencoba menyusun suatu sistem filsafat dengan manusia yang sedang
berfikir.Akal budi (rasio) menurut pendapat mereka merupakan alat
terpenting bagi manusia untuk mengerti dunianya dan mengatur
hidupnya, namun demikian, tidaklah berarti gagasan baru yang
diperkenalkan renaissance berjalan mulus tanpa rintangan.
Rasionalisme mendapat tanggapan dari tokoh lain yang mencoba
memperlihatkan unsur rasa(hati) benih penting di bandingkan
rasio.
b. EmpirismeDoktrin empirisme adalah lawan dari rasonalisme yang
menganggap bahwa sumber seluruh pengetahuan harus di cari dalam
pengalaman.Tokoh empirisme pada umumnya memberikan tekanan lebih
besar pada pengalaman di bandingkan dengan filsuf-filsuf lain.
Pengalaman indrawi menurut mereka adalah satu-satunya sumber
pengetahuan, bukan akal(rasio). Akal budi sendiri tidak dapat
memberikan pengetahuan kepada kita tentang realitas tanpa acuan
pengalaman indrawi dan panca indra kita. Informasi yang di peroleh
indera merupakan fundamen semua ilmu pengetahuan, sedang akal budi
(rasio) mendapat tugas untuk mengolah bahan-bahan yang di peroleh
dari pengalaman, metode yang di terapakan adalah metode
induksi.Aliran empirisme mengakui langkah yang telah ditanamkan
Francis Bacon (1561-1626), yang memberi tekanan kepada pengalaman
sebagai sumber pengenalan. Warisan ini diterima dan dikembangkan
oleh tokoh-tokoh terkemuka empirisme, seperti Thomas Hobbes
(1588-1679), John Locke (1632-1704) dan D.Hume (1711-1776).Sasaran
filsafat menurut Thomas Hobbes adalah fakta-fakta yang diamati,
tujuannya mencari sebab-sebab, sedangkan alatnya adalah
pengertian-pengertian yang diungkapkan dalam kata-kata yang
menggambarkan fakta-fakta itu. Di dalam pengamatan disajikan
fakta-fakta yang dikenal dalam bentuk pengertian-pengertian yang
ada dalam kesadaran kita. Sasaran ini diperoleh melalui perantaraan
pengertian tentang ruang, waktu, bilangan dan gerak yang diamati
pada benda-benda yang bergerak . Dapat dipahami bahwa tidak semua
yang diamati pada benda-benda itu bersifat nyata, yang benar-benar
nyata adalah gerak, sedang yang lainnya hanya nyata ada dalam
perasaan si pengamat saja. Segala yang ditentukan oleh hukum
kausalitas (sebab-akibat), termasuk di dalamnya kesadaran kita.
Epistimologi-empiris Hobbes mengajarkan bahwa pengenalan atau
pengetahuan diperoleh karena pengalaman dan pengalaman merupakan
awal segala pengetahuan. Segala jenis pengetahuan diturunkan dari
pengalaman, dan hanya pengalaman yang dapat memberi jaminan akan
sebuah kepastian .Sementara itu, John Locke (1632-1704), menerima
keraguan sebagaimana diajarkan Descartes. Ia mencoba
menggantikannya dengan generalisasi yang berlandaskan pada
pengalaman (induksi). Locke menolak asal dari sumber pengetahuan,
tetapi ia menerima kepastian matematis dan cara penarikan metode
induksi. Menurut John Locke, semua jenis pengetahuan lahir dari
pengalaman. Hal ini menghapus kesan filsafat Plato tentang ide,
sebab tidak ada ide diturunkan, juga tidak ada innatea idea seperti
yang dipahami Descartes, yang ada hanyalah persetujuan umum sebagai
sebuah argumen yang kuat. Sebagai sebuah konsekuensi yang hendak
diperoleh John Locke dalam sistem pemikirannya, ia berusaha
mempertemukan empirisme dengan rasionalisme.Dengan lapangan ilmu
pengetahuan, Locke membedakan antara pengetahuan sensation
(lahiriah) dengan reflection (batiniah), keduanya saling berkaitan.
Pengetahuan lahiriah menghasilkan gejala-gejala psikis yang harus
ditanggapi oleh pengetahuan batiniah. Objek-objek tampil dalam
kesadaran disebabkan oleh pengalaman lahiriah yang telah diperoleh
pengalaman batiniah, yang pada akhirnya manusia dapat melahirkan
gagasan-gagasan. Gagasan-gagasan ini oleh Hobbes dijadikan sebagai
sasaran utama bagi pengenalan .Pengenalan yang dimaksud adalah
pengenalan terhadap ide-ide sebagai kesan yang dimiliki oleh subjek
yang mengenal. Gagasan-gagasan tunggal yang dimiliki dari
pengalaman batiniah olehnya dianggap objektif, sebab dikenal dalam
kesadaran sebagaimana adanya. Akan tetapi Locke menganggap semua
gagasan tunggal dari pengalaman lahiriah adalah benar, sejauh
gagasan itu disebabkan oleh realitas yang ada di luar diri kita
serta hadir dalam kesadaran. Implikasi dari teori pengenalannya,
Locke dalam filsafat etikanya menolak adanya pengertian kesusilaan
(seperti perintah tuhan yang harus ditaati supaya tidak dinilai
sebagai pendosa) sebagai bawaan tabiat manusia. Baginya, kebebasan
kehendak adalah hak asasi manusia dalam menentukan apa yang akan
dilakukan. Hal ini semata-mata karena pandanagan dan pertimbangan
rasional, bukan paksaan dari luar. Atas dasar ini pula Locke
menentang bentuk pemerintahan negara Absolut dan juga menentang
kekuasaan negara atas agama. Negara tidak boleh memeluk agama dan
negara juga tidak berhak memerintahkan atau meniadakan dogma-dogma.
Tiap warga negara bebas dalam soal keagamaan. Terlihat bahwa Locke
filsuf teistis. Memang agama Kristen merupakan agama yang paling
masuk akal dibanding dengan agama-agama lain, karena dogma-dogma
hakiki agama dapat dibuktikan dengan akal bahkan pengertian tentang
Tuhan disusun melalui pembuktian-pembuktian, yang berpangkal pada
eksistensi manusia sebagai makhluk yang berakal, bukan pada
pembuktian adanya Tuhan.Tokoh lain adalah D. Hume (1711-1776),
seorang empiris yang konsisten. Dalam karya terbesarnya, Hume
memperkenalkan metode eksperimental sebagai dasar menuju
subjek-subjek moral dengan mengupas panjang lebar mengena emosi
manusia dan prinsip-prinsip moral. Apabila merujuk kepada era
perkembangan filsafat, tokoh rasionalisme seperti Descartews dan
John Locke dapat tergolong filsuf abad 17 yang dikenal dengan zaman
barok (renaissance), sedang D. Hume termasuk filsuf abad 18 yang
dikenal dengan Zaman Fajar Budi (aufklarung).
c. KantianismeSejarah filsafat adalah sejarah pertarungan akal
dan hati (iman) dalam berebut dominasi dan mengendalikan jalan
hidup manusia. Kadang-kadang akal yang menang, tetapi di waktu lain
iman yang menang mutlak dan keduanya membahayakan hidup manusia.
Sebenarnya yang menguntungkan hidup manusia adalah apabila akal dan
iman mendominasi hidup manusia secara seimbang. Terdapat
sekurang-kurangnya tiga filosof besar dalam masalah ini yaitu:
Sokrates yang berhasil menghentikan pemikiran sufisme dan
menundukkan akal dan iman pada posisinya. Descrates yang berhasil
menghentikan dominasi iman (kristen) dan menghargai kembali akal.
Kant yang berhasil menghentikan sufisme modern untuk untuk
menundukkan kembali akal dan iman pada kedudukan masing- masing.
Dalam kerangka inilah agaknya Kant mendapat tempat yang lebih
lumayan dalam sejarah filsafat. Nama lengkapnya Immanuel Kant
(1724-1804) adalah salah seorang kritikus dan pemikir besar di
Barat. Dia dengan gigih berupaya mendamaikan pertentangan yang
terjadi antara rasionalisme daengan empirisme. Kalau di timur
al-Ghazali dikenal sebagai tokoh yang sebanding dengannya, yang
mampu menghapus kekacauan dalam agama disebabkan kerancuan
pemahaman mengenai filsafat.Kant mencoba merumuskan kebenaran ilmu
pengetahuan melalui dua paham yang bertentangan, yakni rasionalisme
dan empirisme. Ia berpendapat bahwa pengetahuan adalah hasil
kerjasama dua unsur, yakni pengalaman dan kearifan akal budi.
Pengalaman indrawi adalah adalah unsur a posteriori (yang datang
kemudian), sedangkan akal budi merupakan unsur a priori (yang
datang lebih dulu) Kedua aliran bersebrangan ini hanya mengakui
salah satu unsur saja sebagai sumber pengetahuan, sehingga menjadi
tidak seimbang. Ketidakseimbangan ini diselesaikan Kant dengan
membedakan kebenaran menjadi 3 macam, kebenaran akal budi,
kebenaran rasio dan kebenaran inderawi .d. IdealismeIdealisme
mempunyai argumen epistimologi tersendiri. Oleh karena itu
tokoh-tokoh teisme yang mengajarkan bahwa materi tergantung pada
spirit (roh). Argumen yang diajukan bahwa objek-objek fisik pada
akhirnya adalah ciptaan Tuhan. Argumen orang-orang idealis
mengatakan bahwa objek-objek fisik tidak dapat dipahami terlepas
dari spirit . Idealis secara umum berhubungan dengan rasionalisme.
Ini adalah madzhab epistimologi yang mengajarkan bahwa pengetahuan
deduktif dapat diperoleh manusia dengan akalnya. Lawan rasionalisme
dalam epistimologi ialah empirisme yang mengatakan bahwa
pengetahuan bukan dari akal, melainkan melalui pengalaman empiris.
Aliran idealisme ini diwakili oleh beberapa tokoh, diantaranya
J.G.Fitche (1762-1914), F.W.S.Schelling (1775-1854), dan F.Hegel
(1770-1031).J.G.Fitche lahir di Rilsaammenau, Jerman pada tahun
1762, Filsafat Fitiche adalah filsafat pengetahuan yang sekarang
dikenal dengan sebutan epistimologi. Ia membedakan pengetahuan
membedakan pengetahuan menjadi dua, pengetahuan teoritis dan
pengetahuan praktis.Schelling lahir di Leonberg pada tahun 1775.
Dia belajar teologi protestan di Tubingen, ketika usia masih remaja
ia sudah menerbitkan berbagai tulisan-tulisan yang sangat penting.
Schelling juga menjadi guru besar untuk ilmu alam dan filsafat di
Leipzing Jena . Corak berfikir Schelling di masa akhir hidup sangat
berbeda dengan masa mudanya. Biasanya dibedakan 4 periode dalam
pikiran Schelling, yaitu:Periode filsafat alam, Periode sistem
idealism, Periode sinkretisme dan Periode teosofi.e.
PositivismePada dasarnya positivisme bukanlah suatu aliran yang
berdiri sendiri. Ia hanya menempurnakan empirisme dan rasionalisme
yang bekerja sama. Artinya ia menyempurnakan metode ilmiah dengan
memasukkan perlunya eksperimen dan ukuran-ukurannya. Jadi pada
dasarnya positivisme itu sama dengan empirisme dan rasionalisme.
Hanya bedanya empirisme menerima pengalaman batiniah sedangkan
positivisme membatasi pada pengalaman objektif saja .Pelopor utama
positivisme adalah Auguste Comte (1798-1857), seorang filsuf
perancis yang besar pengaruhnya terhadap perkembangan sains dan
teknologi modern.f. PragmatismePragmatisme merupakan aliran yang
inti filsafatnya adalah pragmatik dan menentukan nilai pengetahuan
berdasarkan kegunaan praktisnya. Pragmatisme kritis terhadap
spekulasi metafisik dalam meraih kebenaran. Dalam pragmatisme,
realitas objektif diidentikkan dengan pengalaman dan pembagian
pengetahuan ke dalam subjek dan objek hanya dilakukan di dalam
pengalaman. Tentang logika, aliran ini jatuh kepada irrasionalisme.
Pragmatisme juga menganggap hukum-hukum dan bentuk-bentuk logika
seperti fiksi-fiksi yang berguna.William James (1842-1910), salah
satu yang populer dalam aliran ini, mengatakan di dalam bukunya The
Meaning of Truth, bahwa tidak ada kebenaran yang mutlak, berlaku
umum, yang bera yang kisifat tetap dan yang berdiri lepas dari akal
yang mengenal. Sebab pengalaman kita berjalan terus dan segala yang
kita anggap benar dalam perkembangan pengalaman itu senantiasa
berubah, karena di dalam praktek, apa yang kita anggap benar dapat
dikoreksi oleh pengalaman berikutnya .g. FenomenologiAhli
fenomenologi yang pertama dan penting adalah Edmund Husserl
(1859-1938) yang memulai karir filsafatnya dengan suatu buku
tentang dasar-dasar ilmu hitung, yang sekarang terutama terkenal
dengan kritik Frenge yang sangat kejam terhadapnya. Tulisan Hasserl
yang paling menarik perhatian adalah Logical Investigation
(1900-1901). Idea for a Pure Phenomenology (1913) dan Corestian
Meditations (1929) .Husserl dikenal dengan doktrin ajarannya
tentang fenomenologi murni. Dalam menjelaskannya ia menggunakan
metode reduksi fenomenologis. Ada prioritas ilmu fenomenologi di
atas ilmu fisika dan psikologi apapun. Fenomenologi merupakan
bentuk mendasar dari ontologi. Hal ini terlihat dari gaya
fenomenologisnya Heidegger tentang doktrinnya Dasein. Hasil dari
analisis fenomenologi bahwa esensi Dasein terletak pada
eksistensinnya. Penjelasan Heiddeger tentang Dasein, yang
mendahului penjelasannya tentang segala yang ada, membawa kepada
pembicaraannya tentang esistensi manusia, sehingga Heiddeger lebih
tepat di golongkan kedalam kelompok eksistensialisme. h.
Eksistensialisme Eksistensialisme adalah aliran pemikiran yang
menekankan bahwa sesuatu itu ada. Berbeda dengan esensi, yang
menekankan keapaan sesuatu. Lebih jauh eksistensi adalah
kesempurnaan. Dengan kesempurnaan, sesuatu menjadi suatu eksisten.
Eksisitensialisme merupakan sebuah gerakan filosofis yang menentang
esensialisme. Pusat pertahiannya adalah situasi manusia. Segala
gejala berpangkal pada eksisitensi dan pandangan mereka relatif
modern dalam filsafat meskipun benih-benihnya sudah ada dalam
filsafat Yunani dan Zaman Pertengahan.
C. SIMPULANZaman Renaissance rupanya dianggap juga sebagai suatu
babak penting dalam sejarah peradaban. Voltaire, orang yang membagi
sejarah peradaban, menganggap Renaissance merupakan babak ketiga
dari keempat babak itu. Pada abad ke 19, Renaissance terutama
dipandang sebagai masa yang penting dalam seni dan sastra. Zaman
Modern filsafat didahului oleh Zaman Renaissance . Sebenarnya
secara esensial Zaman Renaissance itu, dalam filsafat, tidak
berbeda dari Zaman Modern. Ciri-ciri filsafat Renaissance ada pada
filsafat modern. ciri utama Renaissance ialah humanism,
individualism,lepas dari agama (tidak mau diatur oleh agama),
empirisme, dan rasionalisme.hasil yang diperoleh dari watak itu
ialah pengetahuan rasional berkembang. Tokoh pertama filsafat
modern adalah Descartes.Zaman Aufklarung ini dikenal dengan zaman
pencerahan atau zaman fajar budi. Aufklarung merupakan kelanjutan
dari renaissance, kalau renaissance dipandang sebagai peremajaan
pikiran, maka aufklarung menjadi masa pendewasaannya.Aliran-aliran
dalam perkembangan filsafat Barat, yaitu:1. Rasionalisme2.
Empirisme3. Kantianisme4. Idealisme5. Positivisme6. Pragmatisme7.
Fenomenologi8. Eksistensialisme
KEBUDAYAAN ROMAWI KUNO DAN PERKEMBANGAN AGAMA KRISTENUntuk
Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sejarah KebudayaanDosen Pengampu : Arif
Permana Putra, M.pd
Oleh : Nengsih (4322310030010)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
SEMESTER VI (ENAM)
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN SETIA BUDHI RANGKAS
BITUNG 2013
BAB IPENDAHULUAN
A. Latar Belakang MasalahRomawi adalah sebuah kota yang selalu
di sandingkan dengan Yunani, yang mempunyai hubungan erat antara
kedua kota ini. Romawiialah peradaban dunia yang letaknya terpusat
di kota Roma masa kini. Peradaban Romawi dikembangkan Suku Latia
yang menetap di lembah Sungai Tiber.Suku Latia menamakan tempat
tinggal mereka Latium.Latium merupakan kawasan lembah pegunungan
yang tanahnya baik untuk pertanian.Penduduk Latium kemudian disebut
bangsa Latin.Pada mulanya, di daerah Latium inilah bangsa Latin
hidup dan berkembang serta menghasilkan peradaban yang tinggi
nilainya.Kota Roma yang menjadi pusat kebudayaan mereka terletak di
muara sungai Tiber.Waktu berdirinya Kota Roma yang yang terletak di
lembah Sungai Tiber tidak diketahui secara pasti.Legenda menyebut
bahwa Roma didirikan dua bersaudara keturunan Aenas dari Yunani,
Remus dan Romulus.Menurut berita lama, Roma didirikan oleh Remus
dan Romulus pada tahun 750. Remus dan Romulus ini anak Rhea silva,
turunan Aenasseorang pahlawan Troya jang dapat melarikan diri waktu
Troya dikalahkan dan dibakar oleh bangsa Jujani, Orang-orang Romawi
memiliki kepercayaan terhadap dewa-dewa, seperti orang-orang di
Yunani.Hanya saja dewa-dewa di romawi berbeda dengan di
Yunani.Sebelum itu, sekira tahun 492, Daerah Latium sebagai tempat
berdirinya kota Roma dikuasai oleh kerajaan Etruskia, yang terletak
disebelah utaranya sampai pada tahun 500 SM. Pada tahun 500 SM
bangsa Latium memberontak terhadap kerajaan Etruskia dan berhasil
memerdekaan diri serta mendirikan negara sendiri yang berbentuk
republik. Maka sejak itu, Roma menjadi republik dan kepala
negaranya disebut konsul yang dipilih setiap tahun sekali.Konsul
selain menjadi penguasa negara juga ketua senat dan panglima
besar.Bangsa Romawi yang semula petani, setelah mengalahkan
penguasa Etruskia kemudian menjadi bangsa penguasa besar dengan
manaklukan wilayah yang luasa sampai ke Laut Tengah.Bangsa yang
semula petani ini kemudian menjadi masyarakat kapitalis dan
materialis.Selain sebagai bangsa yang suka dengan perang bangsa
Romawi juga mengumpulkan kekayaan sebagai modal usaha.Mereka
membali ladang-ladang dan kemudian penggarapannya dilakukan oleh
para budak yang didatangkan dari daerah-daerah jajahan.B. Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan yang ada, maka
dirumuskanlah beberapa permasalahn sebagai berikut:1) Dimana letak
geografis Romawi dan siapakah yang mendirikannya?2) Bagaimana
sistem Pemerintahannya?3) Bagaimana sistemKkepercayaannya?4)
Bagaimana perkembangan Agama Kristen di Romawi?5) Bagaimana
Pengaruh Peradaban Romawi Kuno terhadap Masyarakat Indonesia?
C. Tujuan penulisan
1) Mengetahui letak geografis Romawi dan mengetahui
pendirinya.2) Menjelaskan sistem Pemerintahan Romawi Kuno.3)
Mengetahui sistem Kepercayaan yang dianut Romawi Kuno.4)
Menggambarkan perkembangan Agama Kristen di Romawi.5) Menjelaskan
Pengaruh Peradaban Romawi Kuno terhadap Masyarakat Indonesia.
BAB IIPEMBAHASAN
A. Letak Geografis Romawi dan Yang Mendirikannya Romawi terletak
di Semenanjung Alpenina (sekarang Italia).Batas batasnya adalah :
Di utara adalah Pegunungan Alpen, Di timur adalah Laut Adriatik dan
Laut Ionia, Di selatan adalah Laut Sicilia, Dan di barat adalah
Laut Tirenia serta Laut Liguri Dari segi geografis, Romawi
merupakan daerah yang strategi di kawasan laut tengah, yang
memungkinkan lahirnya perdagangan di daerah ini, saat akan
berdagang mereka menggunakan peta yang di gambarkan di gulungan
kertas. Lembah pegunungan Apenina merupakan lahan subur dan dan
cocok dijadikan sebagai lahan pertanian.Oleh karena itu, Bangsa
Romawi hidup dari bercocok tanam menghasilkan gandum,
jagung,anggur,dll. Di pegunungan Alpenina juga ditemukan berbagai
tambang mineral.Karena letak Romawi yang di kelilingi Lautan dan
gunung juga menghindari serbuan dari bangsa lain.Menurut mitos,
Romawi kuno didirikan oleh 2 saudara keturunan Aenas dari Yunani
yaitu, Remmus dan Romulus pada abad 8 SM ditepi sungai tiber.
Peradaban Romawi Kuno Banyak mendapat pengaruh dari Yunani Kuno
baik dalam bidang seni, sastra, filsafat, maupun budaya, seperti
tradisi Etruscan yang seperti alfabet yang dipelajari dari
peradaban yunani, kemudian bangsa roma mengembangkannya menjadi
alfabet yang dikenal sekarang.
B. Sistem Pemerintahan
1. Zaman KerajaanPada abad ke 8 7 SM, wilayah Italia Selatan dan
Pantai Sicilia merupakan koloni dari Yunani.Koloni Yunani di Italia
tidak ditanggapi oleh bangsa Romawi sehingga keduanya pun tidak
pernah bersatu. Pada waktu yang hampir bersamaan, datanglah bangsa
Etrusci datang dari Asia Kecil menuju pantai barat Italia dengan
kemampuan teknologi yang lebih maju dan tidak melakukan percampuran
darah dengan bangsa asli maupun bangsa pendatang terdahulu, mereka
menguasai beberapa kota di Romawi yang sudah terbentuk sebelumnya.
Kekuasaan Estruci merebut Kota Roma dan menjadikannya sebagai
ibukota.Kota Roma pun mengalami kemajuan dalam bidang perdagangan
dengan bangsa-bangsa yang berada di sekitar Laut Tengah.Karena
adanya saingan, pada tahun 535 SM Etrusci bersekutu dengan Kartago
lalu berhasil mengusir Yunani dari tanah italia. Di saat krisis
adanya ancaman keamanan, akhirnya Yunani dan bangsa Romawi dapat
bersatu mengusir Kartago dan Etrusci (509 SM), dan dapat menguasai
ibukota Roma.Interaksi antar bangsa-bangsa yang datang ke Italia
membentuk suatu percampuran kebudayaan, orang-orang Romawi
mengambil budaya Etrusci dan Yunani yang dikembangkan sendiri,
seperti halnya huruf alfabet yang dikenal sekarang.
2. Zaman RepublikBangsa Latin adalah bangsa terbesar menempati
wilayah Romawi. Pola hidup semula bangsa Latin mengandalkan dari
alam dengan cara bertani dan beternak, namun sejak kedatangan
Yunani, Etrusci dan Kartago mengubah pola hidup semula dan mencoba
mengadopsi semua ilmu dan teknologi yang diperolehnya.
Terusirnya bangsa Etrusci, bangsa Roma membentuk sistem
pemerintahan dalam bentuk Republik yang terdiri dari negara-negara
kota seperti polis di Yunani. Dalam kehidupan sosial, Romawi
terdiri dari dua kelompok yang berpengaruh, yaitu Patricia dan
Plebeia.Masing-masing kelompok memiliki ciri khas tersendiri,
Patricia terdiri dari penguasa tanah yang besar sedangkan Plebeia
terdiri dari golongan masyarakat kecil dan menengah (pedagang,
seniman, petani).Walaupun jumlah Patricia sangat sedikit (8% dari
jumlah bangsa Romawi) dominasi kaum Patricia dalam pemerintahan
sangat berpengaruh sehingga republik ini disebut pula Republik kaum
Patricia.Lima tahun sejak kemenangan Romawi atas Etrusci, bentuk
pemerintahan diubah dari negara kota menjadi imperium yang dipimpin
oleh dua orang konsul. Kedua konsul diharuskan dari golongan
Patricia dan memiliki kekuasaan yang sama dan dapat memveto satu
sama lainnya. Sebagai penasihat konsul dibentuklah lembaga
penasehat (Senat), lembaga perwakilan distrik (Comitia Curiata) dan
lembaga perwakilan pemimpin militer (Comitia Centuriata).Golongan
Plebei mengajukan petisi persamaan haknya dengan Patricia dalam hal
berpolitik, maka dibentuklah Tribunate of Pleibei yang
memperbolehkan hak veto dari Comitia Curiata kepada Senat dan
Comitia Centuriata.Orang Romawi percaya bahwa negara yang baik
harus dikuasai dengan imperium, dengan kepercayaan ini Romawi
mengembangkan wilayahnya ke luar wilayah Romawi.Setelah kemenangan
Romawi atas Yunani timbullah kepercayaan diri dan membangun
kekuatan militer untuk memukul mundur pasukan Phunisia (Phoenix),
yaitu Kartago dari Afrika Utara.Peperangan pun terjadi sebanyak
tiga kali, yaitu tahun 264 SM saat Romawi merebut Pulau Sisilia,
tahun 241 SM saat Romawi diserang oleh Hannibal (panglima perang
Kartago) secara tiba-tiba di pegunungan Alpen dan Romawi berhasil
menyerang kembali dan memukul mundur, dan tahun 146 SM saat
menguasai Laut Tengah dan Asia Barat.
Seringnya terjadi peperangan, mengakibatkan tanah pertanian
menjadi tidak terurus dengan baik, apalagi prajurit Romawi direkrut
dari golongan rakyat yang terdiri dari petani.Akibat adanya
kecemburuan sosial di kalangan masyarakat bawah dengan timbulnya
kekuasaan pemilikan tanah oleh golongan Patricia semakin bertambah
maka terjadilah pemberontakan yang dipimpin oleh Spartacus (73-71
SM).Kondisi dalam negeri yang bobrok akibat perang saudara,
munculnya kaum proletar (prajurit yang menjadi gelandangan), dan
ancaman perang dari bangsa lain berlangsung lama, senat merasa
kewalahan dan tidak mampu menangani masalah serius tersebut.
Kemudian tahun 64 SM muncul tiga tokoh militer yang memiliki
reputasi yang besar. Mereka adalah Pompeius, Crassus dan Julius
Caesar yang dikenal dengan nama Triumvirat (persekutuan tiga
serangkai).
Ketiga orang ini, selalu berseteru dan masing-masing selalu
ingin menonjolkan dirinya dengan mengajukan sebagai konsul di
Romawi.Setelah meninggalnya Crassus dalam pertempuran di
Mesopotamia, hubungan buruk antara Pompeius dan Julius Caesar tak
terelakkan lagi.Pompeius mencoba merangkul Senat dan menyingkirkan
saingannya, namun kelihaian Julius Caesar tak dapat dibendung
bahkan berhasil menguasai Peninsula (semenanjung Italia) dan
membunuh Pompeius di Yunani.
Julius Caesar pun menjadi pemimpin tunggal Romawi dan menjadikan
dirinya sebagai diktator seumur hidup.Banyak terjadi perubahan
semasa pemerintahan Julius Caesar, mengurangi tugas-tugas Senat,
pembaharuan administrasi, memperbaiki perpajakan, pembuatan
perumahan, memperbaiki sistem kalender matahari dan pengeringan
rawa-rawa.Ternyata, perubahan dan kesuksesan Yulius Caesar tidak
mendapat sambutan hangat dari beberapa pihak termasuk dari anak
angkatnya Brutus.Tragisnya, tahun 44 SM Julius Caesar pun dibunuh
oleh Brutus.
Kematian Yulius Caesar menimbulkan kekacauan, Senat ingin
kembali menguasai pemerintahan.Dalam kondisi negara seperti ini,
para panglima Yulius Caesar membentuk triumvirat yang baru terdiri
dari Antonius, Lepidus dan Octavianus. Kekuatan ini dapat menguasai
Romawi menjadi terkendali dan membunuh Brutus sang pemberontak.
Atas jasa-jasanya ketiga panglima diberi wilayah kekuasaan,
Antonius menguasai wilayah sebelah Timur (Asia Kecil dan Mesir),
Lepidus menguasai wilayah Selatan (Afrika Utara) dan Octavianus
menguasai wilayah Barat (Yunani dan Spanyol).
Sama seperti Triumvirat sebelumnya, terjadi perselisihan antara
Octavianus dan Antonius karena curiga akan menjadi penguasa tunggal
di Imperium Romawi. Apalagi, perselisihan terus memuncak saat
Antonius menikah dengan Putri Cleopatra dari Mesir. Di lain cerita,
Lepidus pun meninggal. Tahun 31 SM Octavianus berhasil
menghancurkan kekuatan Antonius.Senat kemudian mengangkatnya
menjadi kaisar dan memberi gelar Augustus (Yang Maha Mulia).
3. Zaman KekaisaranDilantiknya Octavianus menjadi kaisar
(penguasa tunggal) menjadikan bentuk pemerintahan Romawi menjadi
kekaisaran dengan Octavianus sebagai kaisar yang pertama.Keadaan
negara pada zaman ini dinamakan Pax Romana, artinya Roma yang
damai.Octavianus memiliki kekuasaan tunggal atas Imperium Romawi
yang memiliki kekuasaan absolut.Ia tidak hanya penguasa dalam
bidang pemerintahan dan politik namun juga sebagai kepala agama.
Pembaharuan pun dilakukan dengan baik, Kota Roma dilengkapi polisi
dan pemadam kebakaran, meningkatkan subsidi gandum, membangun arena
olahraga, dan membangun kuil.
Setelah Octavianus meninggal, kekuasaan diserahkan kepada
Tiberius (14 - 37 M).Pada masa ini timbul penyebaran agama Kristen
oleh Nabi Isa (Yesus Kristus).Agama Kristen mengajarkan monotheisme
dan tidak mendewakan manusia. Karena demikian, kaum Kristen
dianggap sebagai pemberontak yang akan menjadi raja maka Yesus
Kristus pun dihukum mati dengan cara disalib dan penganutnya
ditindas.Tahun 54 68 M Kaisar Nero berkuasa di Romawi. Pada masa
ini, sejumlah kaum Kristen diincar dan dibunuh karena pengikut
kristen makin bertambah jumlahnya. Namun keadaan ini tidak membuat
kaum Kristen menjadi gentar, dan membuahkan hasil yang baik pada
masa kekuasaan Konstantin Agung (312-337 M). Perlakuan pengejaran
dan pembunuhan kepada kaum Kristen ditiadakan, ia menyadari dengan
benar nilai-nilai yang terkandung dalam ajaran-ajaran Yesus
Kristus. Sejak itu agama Kristen ditetapkan sebagai agama
negara.
Konstantin Agung memindahkan ibukota dari Roma ke
Konstantinopel. Keputusan ini merupakan awal yang tidak baik bagi
kekuasaan Imperium Romawi. Pada tahun 400 M, pecahlah kekuasaan
Romawi menjadi dua bagian, yaitu Imperium Romawi Barat dengan
ibukota Roma dan Imperium Romawi Timur dengan ibukota
Konstantinopel. Tahun 476 M Imperium Romawi Barat hancur oleh
penyerangan bangsa Jerman. Keruntuhan Romawi Barat tidak
memengaruhi keamanan Romawi Timur, bahkan sempat mengalami kejayaan
pada masa Kaisar Yusthianus tahun 527-563 M. Pada tahun 1543
Imperium Romawi Timur hancur oleh serangan bangsa Turki.
C. Sistem KepercayaanPada awalnya bangsa Romawi mempercayai akan
kekuatan roh atau dengan kata lain, kepercayaan mereka adalah
animisme. Kekuatan roh ini berkaitan dengan rumah tangga, sebagai
berikut:1) Leres, roh penjaga ladang.2) Penates, penjaga gudang.3)
Janus,penjaga pintu rumah.4) Vesta, penjaga api.5) Lares
familiaris, penjaga rumah.Masuknya kebudayaan Yunani dan Etrusci
berubah menjadi polytheisme, dewa-dewa diwujudkan seperti halnya
manusia, bahkan sejak kekuasaan Yulius Caesar raja dianggap sebagai
dewa. Dewa-dewa yang disembah oleh bangsa Romawi hampir sama dengan
dewa-dewa bangsa Yunani namun dengan nama yang berbeda, contohnya
Yupiter (dewa tertinggi), Mars (dewa perang), Venus (dewi
kecantikan), Neptunus (dewa laut) dan lain-lain.Penyebaran agama
Kristen oleh Santo Petrus dan Paulus ke Eropa turut mengubah
kepercayaan bangsa Romawi menjadi monotheisme.Agama Kristen
dijadikan sebagai agama negara oleh Theodosius (378-395 M), bahkan
Kota Roma menjadi pusat agama Katolik.
D. Berkembangnya Agama Nasrani Pada awal perkembanganya agama
nasrani banyak mendapat tekanan dari pemerintah karena agama ini
dianggap menyalahi kepercayaan setempat yang punya banyak dewa atau
disebut polytheisme sedangkan agama nasrani lebih menjurus ke
monotheisme tetapi pada perkembangan selanjutnya ajaran agama
nasrani mampu berkembang cukup pesat pada golongan masyarakat bawah
yang pada perkembangan selanjutnya para penguasa juga memulai
memeluk agama ini. Ini tidak lain juga merupakan imbas dari
kekacauan yang terjadi di kekaisaran Roma yang memicu tumbuhnya
keinginan untuk memilih agama yang lebih baik dari agama yang
dianut mereka sebelumnya sebagai pegangan hidup. Masyarakat Romawu
sudah tidak percaya lagi pada dewa yang mereka sembah karena mereka
sudah punya anggapan bahwa dewa-dewa tersebut tidak mampu
menyelesaikan persoalan mereka.Pada awal abad 4 M, Kaisar Roma yang
bernama Konstatin memeluk agama nasrani dan melegalkan
masyarakatnya untuk menganut agama nasrani. Dia melakukan hal itu
karena saat bertempur dia melihat di angkasa salib dengan tulisan
(dengan tanda ini engkau akan menang).Dan hal itu membuat ia yakin
bahwa agama nasrani adalah agama yang benar. Pada saat itulah agama
nasrani berkembang pesat tetapi sudah kehilangan bentuk
aslinya.Kini justru Romawi lah yang mempengaruhi agama tersebut.
Pengaruh tersebut adalah adanya suatu organisasi yang memicu
munculnya susunan organisasi gereja, dengan posisi tertinggi yaitu
Paus. Gereja menjelma menjadi suatu negara tersendiri, dengan
istana Paus di Vatikan yang menjadi pusat agama nasrani. Segala
kekuasaan dalam gereja berasal dari pusat yang menjadikan Paus
menjadi pemimpin tertinggi gereja yang tidak hanya mengurus masalah
kerohanian saja tetapi juga sudah lebih ke politik.Suatu jemaat
nasrani mengangkat seorang presbyter(biskop). Kemudian untuk kota
diangkat seorang patriarch sehingga pada 400 M patriarch-patrioarch
tersebut mengakui kekuasaan Vatikan dan tunduk terhadap Paus,
sementara imam-imam gereja dalam suatu muktamar gereja menetapkan
ajaran agama nasrani hingga kepada hal-hal yang kecil dan
khusus.Pada perkembangan selanjutnya dibentuk suatu hierarki gereja
yang kokoh dengan Roma sebagai pusatnya. Dimana di pucuk pimpinan
ada Paus dibawahnya dan ada kardinal, kemudian biskop pertama
(aarts bisschop), diikuti oleh biskop, pastur dan (apellon)
masing-masing bertanggung jawab pada orang yang ada diatasnya.
Dalam organisasi gereja tersebut terlihat benar tradisi
pemerintahan Romawi sebagai pengaruhnya.Perkembangan agama Kristen
yang begitu pesat ternyata menimbulkan banyak masalah baru,
diantaranya yaitu banyak orang yang masuk Kristen hanya untuk
menanamkan pengaruh di komunitas-komunitas Kristen tersebut,
sehingga banyak orang yang masuk Kristen hanya ikut-ikutan saja
tidak berdasarkan hati nurani. Melihat gejala sosial tersebut para
pemeluk agama Kristen yang puritan sangat prihatin sehingga mereka
mengundurkan diri dari dunia ramai dan menyepi ditempat-tempat
seperti hutan, gunung, dan padang pasir sebagai pertapa. Hidup para
pertapa itu serba sulit, namun mereka punya pengikut yang banyak,
bahkan beberapa diantara mereka melakukan askekitisme yang cukup
ekstrim. Diantara para pertapa yang terkenal itu adalah Santo
Anthonius dari Mesir, dan Santo Simean Stylitus.Namun cara hidup
diatas dipandang oleh orang kebanyakan sebagai hal yang terlalu
sulit untuk dilakukan sehingga pada perkembangan selanjutnya muncul
gaya pertapaan baru yang diperkenalkan oleh Santo Pachomius. Cara
baru ini adalah tetap bertapa dan menyendiri tetapi masih
diharuskan untuk bekerja, dan berdoa dan membanca injil
bersama-sama dengan sesama pertapa. Ini disebabkan karena dorongan
alamiah seorang manusia untuk berkumpul dan bersosialisasi dengan
manusia lain. Tidak heran bila banyak pemeluk agama Kristen yang
menerima ajaran ini dan beribu-ribu orang di Mesir hulu mengikuti
tata cara Pachomius ini.Tetapi pada perkembangan selanjutnya muncul
lagi revolusi sistem pertapaan tapi sistem ini lebih mirip atau
lebih baik disebut sistem kebiaraan. Pencetus cara baru ini adalah
Santo Dasil yang menyebutkan bahwa seorang pertapa seharusnya orang
yang hidup dilingkungan keagamaan, hidup bersama dalam suatu
lingkungan peribadatan dilakukan juga bimbingan terhadap pembacaan
Injil. Dengan cara ini muncul biara-biara yang fungsinya sebagai
tempat peribadatan umat Nasrani.Umat Nasrani sendiri memiliki
seorang rasul yang bernama Yohannes yang meninggal sekitar tahun
101, dan dengan kematiannya ini menandai bahwa telah berakhir zaman
apostolik(zaman rasul-rasul) kemudian muncul bapa-bapa apolistik
yang dianggap menerima perintah khusus dari para rasul. Diantara
para bapa apolistik itu yang sangat terkenal adalah St Clement, St
Ignatius dan St Polycarpus. Setelah zaman para bapa apostolik,
munculah para bapa gereja. Biasanya mereka adalah orang berwatak
mulia dan berdisiplin tinggi. Karya-karya mereka lazim disebut
patristik yang sangat berpengaruh pada Eropa abad pertengahan dan
modern.Beberapa bapa gereja tersebut adalah Uskup Eusebius, St
Ambrosius, St Jeremius dan St Agustinus. Karya Eusebius yang paling
terkenal adalah sejarah gereja yang menjadi acuan bagi karya-karya
sejarah perkembangannya gereja oleh generasi selanjutnya. St
Ambrosius yang dikenal sebagai Uskup Milan memperkenalkan hymne
liturgi ke gereja. St Jeremies menciptakan karya yang sangat
penting bagi gereja. Karya tersebut adalah terjemahan kitab
perjanjian lama dan baru ke bahasa Latin. St Agustinus adalah
penulis dan pemikir terbesar di kalangan gereja Kristen di Eropa.
Karya tersebut diantarannya adalah
Confessions(pengakuan-pengakuan), De Civitas dei, atau the city of
God (kota Tuhan). Dengan perkembangan itulah agama Kristen
berkembang dengan pesat didataran Eropa.
E. Pengaruh Peradaban Romawi Kuno terhadap
MasyarakatIndonesiaSisa kebudayaanRomawi yang dewasa ini masih
dipraktekkan oleh sebagian besar masyarakat Indonesia antara lain :
Penggunaan istilah-istilah dalam astronomi dan astrologi seperti
nama-nama planet yang diambil dari nama-nama dewa seperti
Mercurius, Venus, Mars, Jupiter, Uranus, dan Saturnus. Selain itu,
penggunaan kata-kata atlas, cancer, sirene, virgo, libra, helio,
titan; istilah-istilah dalam dunia kedokteran seperti hygta,
achiles, hymen, elektra, hipnos; istilah-istilah dalam bidang
biologi seperti flora, fauna, cela, dan recipe; penggunaan lambang
piala ular, min-plus, dan tapak kuda. Budaya tukar cincin, ulang
tahun perkawinan (Emas dan Perak). Kebiasaan mengangkat dan
membenturkan gelas pada upacara dan pesta-pesta. Menaburkan bunga
ke makam, mengalungkan karangan bunga, serta menaburkan bunga ke
laut kalau ada yang meninggal di laut. Perayaan tahun baru 1
Januari, yang pada masa Romawi merupakan hari penyembahan pada Dewa
Janus. Pesta olahraga Olimpiade. Menggunakan hari Minggu untuk hari
libur. Pada Romawi Purba, hari Minggu digunakan untuk memuja dewa
matahari. Sistem kenegaraan yang menggunakan sistem Demokrasi.
BAB IIIPENUTUP
A. KesimpulanRomawi Kunoadalah sebuahperadabanyang tumbuh
darinegara-kotaRoma yang didirikan diSemenanjung Italiadi
sekitarabad ke-9 SM. Romawi terletak di Semenanjung Alpenina
(sekarang Italia).Lembah pegunungan Apenina merupakan lahan subur
dan dan cocok dijadikan sebagai lahan pertanian.Peradaban Romawi
terletak di negara Italia yang beribu kota di Roma. Menurut
kepercayaan, kata Romawi berasal dari nama nenek moyang bangsa
Romawi, yaitu Remus&Romulus yang merupakan anak dari Rhea
Silva, salahsatu keturunan Aeneas (pahlawan perang Troya). Ketika
kerajaan Romawi berdiri, kepercayaan masyarakat masih bersifat
animism, kemudian berkembang menjadi kepercayaan politheisme dan
menjadi agama Kristen.Peninggalan bangunan-bangunan Romawi itu
antara lain: Puluhan kuil yang bertebaran di kota Roma, Pantheon
yaitu rumah dewa bagi bangsa Romawi, Limes, Amphiteater dan
Colloseum.
B. Saran-SaranPembahasan dalam makalah ini sangatlah sederhana
dan diperoleh melalui berbaga sumber, secara keseluruhan makalah
ini telah menggambarkan sejarah romawi kuno.Oleh karena itu,
sekiranya pembaca berkenan memperbaik makalah ini agar menjadi
lebih baik.
Daftar Pustaka
http://kevinapriliant.wordpress.com/2013/04/15/pelajaransejarah-3pengaruh-peradaban-yunani-dan-romawi-kuno-terhadap-masyarakat-indonesia/diunduh
tertanggal/17/06/2013.http://sejarawan.wordpress.com/2008/06/19/runtuhnya-romawi-dan-berkembangnya-agama-nasrani/diunduh
tertanggal/17/06/2013.http://caramemutihkannwajah.blogspot.com/2013/02/peradaban-romawi-kuno-zaman-kerajaan.html/diunduh
tertanggal/21/06/2013.
Vv
RENAISSANCE DI EROPA 15 Feb BAB IPENDAHULUANA. Latar
BelakangKebudayaan Yunanni-Romawi adalah kebudayaan yang
menempatkan manusia sebagai subjek utama. Filsafat Yunani, misalnya
menampilkan manusia sebagai makhluk yang berpikir terus-menerus
memahami lingkungan alamnya dan juga menentukan prinsip-prinsip
bagi tindakannya sendiri demi mencapai kebahagiaan hidup
(eudaimonia). Kesustraan Yunani, misalnya kisah tentang Odisei
karya penyair Yunani Kuno, Homerus, menceritakan tentang keberanian
manusia menjelajahi suatu dunia yang penuh dengan tantangan dan
pengalaman baru. Arsitektur ala Yunani-Romawi mencerminkan
kemampuan manusia dalam menciptakan harmoni dari aturan hukum,
kekuatan, dan keindahan.B. TujuanTujuan pembuatan makalah ini
adalah agar mahasiswa mengetahui apa itu renaissance dan
perkembangannya di Eropa serta dampakyang di timbulkannya.C.
Rumusan Masalah1. Apa yang dimaksud dengan renaissance?2. Apa saja
faktor-faktor kemunculan renaissance di Eropa?3. Bagaimana
karakteristik renaissance?4. Siapa saja tokoh-tokoh renaissance?5.
Apa dampak yang di timbulkan dari renaissance?BAB
IIPEMBAHASANRENAISSANCE DI EROPAA. Faktor-Faktor Munculnya
RenaissanceRenaisans berasal dari bahasa Perancis renaissance yang
secara etimologi bermakna Lahir Kembali. Akan tetapi renaisans yang
dimaksud disini mempunyai arti yang lebih luas. Karenanya, secara
terminologi renaisans adalah timbulnya revolusi pandangan hidup
orang-orang Eropa dari jaman pertengahan ke jaman barunya, melalui
proses jaman peralihan yang sangat cepat.Middle Age merupakan zaman
dimana Eropa sedang mengalami masa suram. Berbagai kreativitas
sangat diatur oleh gereja. Dominasai gereja sangat kuat dalam
berbagai aspek kehidupan. Agama Kristen sangat mempengaruhi
berbagai kebijakan yang dibuat oleh pemerintah. Seolah raja tidak
mempunyai kekuasaan, justru malah gereja lah yang mengatur
pemerintahan. Berbagai hal diberlakukan demi kepentingan gereja,
tetapi hal-hal yang merugikan gereka akan mendapat balasan yang
sangat kejam. Contohnya, pembunuhan Copernicus mengenai teori tata
surya yang menyebutkan bahwa matahari pusat dari tata surya, tetapi
hal ini bertolak belakang dari gereja sehingga Copernicus
dibunuhnya.Pemikiran manusia pada Abad Pertengahan ini mendapat
doktrinasi dari gereja. Hidup seseorang selalu dikaitkan dengan
tujuan akhir (ekstologi). Kehidupan manusia pada hakekatnya sudah
ditentukan oleh Tuhan. Maka tujuan hidup manusia adalah mencari
keselamatan. Pemikiran tentang ilmu pengetahuan banyak diarahkan
kepada theology. Pemikiran filsafat berkembang sehingga lahir
filsafat scholastik yaitu suatu pemikiran filsafat yang dilandasi
pada agama dan untuk alat pembenaran agama. Oleh karena itu disebut
Dark Age atau Zaman Kegelapan.Dengan adanya berbagai pembatasan
yang dilakukan pihak pemerintah atas saran dari gereja maka
timbulah sebuah gerakan kultural, pada awalnya merupakan
pembaharuan di bidang kejiwaan, kemasyarakatan, dan kegerejaan di
Italia pada pertengahan abad XIV. Sebelum gereja mempunyai peran
penting dalam pemerintahan, golongan ksatria hidup dalam kemewahan,
kemegahan, keperkasaan dan kemasyuran. Namun, ketika dominasi
gereja mulai berpengaruh maka hal seperti itu tidak mereka peroleh
sehingga timbullah semangat renaissance.Menurut Ernst Gombrich
munculnya renaissance sebagai suatu gerak kembali di dalam seni,
artinya bahwa renaissance tidak dipengaruhi oleh ide-ide baru.
Misalnya, gerakan Pra-Raphaelite atau Fauvist merupakan gerakan
kesederhanaan primitif setelah kekayaan gaya Gotik Internasional
yang penuh hiasan.Menurut Prancis Michel De Certeau renaissance
muncul karena bubarnya jaringan-jaringan sosial lama dan
pertumbuhan elite baru yang terspesialisasi sehingga gereja
berusaha untuk kembali mendesak kendali dan manyatukan kembali
masyarakat lewat pemakaian berbagai teknik visual-dengan cara-cara
mengadakan pameran untuk mengilhami kepercayaan, khotbah-khotbah
bertarget dengan menggunakan citra-citra dan teladan-teladan dan
sebagainya yang diambil dari pemikiran budaya klasik sehingga dapat
mempersatukan kembali gereja yang terpecah-belah akibat skisma
(perang agama).Renaissance muncul dari timbulnya kota-kota dagang
yang makmur akibat perdagangan mengubah perasaan pesimistis (zaman
Abad Pertengahan) menjadi optimistis. Hal ini juga menyebabkan
dihapuskannya system stratifikasi sosial masyarakat agraris yang
feodalistik. Maka kebebasan untuk melepaskan diri dari ikatan
feodal menjadi masyarakat yang bebas. Termasuk kebebasan untuk
melepaskan diri dari ikatan agama sehingga menemukan dirinya
sendiri dan menjadi focus kemajuan. Antroposentrisme menjadi
pandangan hidup dengan humanisme menjadi pegangan sehari-hari.
Selain itu adanya dukungan dari keluarga saudagar kaya semakin
menggelorakan semangat Renaissance sehingga menyebar ke seluruh
Italia dan Eropa.Renaissance lahir sekitar abad ke 15-16 M, tatkala
kaum intelektual, politik, dan seniman di daratan Eropa serentak
bertekad untuk mengadakan suatu gerakan pembaharuan yang
menginginkan kebebasan berpikir dan akan merubah doktrin agama
mereka yang dirasakan sangat mengekang kemerdekaan
batin.Perkembangan pertama renaisans terjadi di kota Firenze.
Keluarga Medici yang memiliki masalah dengan sistem pemerintahan
kepausan menjadi penyokong keuangan dengan usaha perdagangan di
wilayah Mediterania. Hal ini membuat para intelektual dan seniman
memiliki kebebasan dan mendapatkan perlindungan dari kutukan pihak
gereja. Keleluasaan ini didukung oleh tidak adanya kekuasaan
dominan di Firenze. Kota ini dipengaruhi oleh bangsawan dan
pedagang. Dari sini, kemudian renaisans menjalar ke daratan Eropa
lainnya.Adapun sebab utama lahirnya renaisans itu karena
keterkejutan orang-orang Eropa menyaksikan ambruknya imperium
Romawi Timur oleh kaum Muslimin, terutama dengan peristiwa jatuhnya
Konstantinopel yang menyebabkan penaklukan Kerajaan Turki atas
Romawi Timur (Byzantium) pada tahun 1453 M.Romawi Timur (Byzantium)
adalah Kerajaan Eropa yang besar, perkasa dan termaju. Lambang
supremasi Kaum Nasrani Eropa. Kemegahan gereja Eropa untuk sebagian
besar diandalkan kepada Byzantium. Jatuhnya kekaisaran Byzantium
atau Romawi Timur di Konstantinopel membangkitkan Eropa. Tadinya
mereka hampir putus asa setelah mengalami serangan bangsa Mongol
atas Konstantinopel, menelan pahitnya kekalahan mereka dengan
dikuasainya Spanyol dan Portugal oleh Ummat Islam, lalu menyusul
penaklukan kaum Muslimin atas negeri-negeri Bulgaria, Yugoslavia,
Rumania dan seluruh Balkan oleh Ummat Islam yang bersatu.B.
Karakteristik RenaisanceRenaissance merupakan titik awal dari
sebuah peradaban modern di Eropa. Essensi dari semangat Renaissance
salah satunya adalah pandangan manusia bukan hanya memikirkan nasib
di akhirat seperti semangat Abad Tengah, tetapi mereka harus
memikirkan hidupnya di dunia ini. Renaissance menjadikan manusia
lahir ke dunia untuk mengolah, menyempurnakan dan menikmati dunia
ini baru setelah itu menengadah ke surga. Nasib manusia di tangan
manusia, penderitaan, kesengsaraan dan kenistaan di dunia bukanlah
takdir Allah melainkan suatu keadaan yang dapat diperbaiki dan
diatasi oleh kekuatan manusia dengan akal budi, otonomi dan
bakat-baktnya. Manusia bukan budak melainkan majikan atas dirinya.
Inilah semangat humanis, semangat manusia baru yang oleh Cicero
dikatakan dapat dipelajari melalui bidang sastra, filsafat,
retorika, sejarah dan hukum.Dengan semakin kuatnya Renaissance
sekularisasi berjalan makin kuat. Hal ini menyebabkan agama semakin
diremehkan bahkan kadang digunakan untuk kepentingan sekulerisasi
itu sendiri. Semboyan mereka religion was not highest expression of
human values. Bahkan salah seorang yang dilukiskan sebagai manusia
ideal renaissance Leon Batista Alberti (1404-1472), secara tegas
berani mengatakan Man can do all things if they will. Renaissance
mengajarkan kepada manusia untuk memanfaatkan kemampuan dan
pengetahuannya bagi pelayanan kepada sesama. Manusia hendaknya
menjalani kehidupan secara aktif memikirkan kepentingan umum bukan
hidup bersenang-senang dalam belenggu moral dan ilmu pengetahuan di
menara gading. Manusia harus berperan aktif dalam kehidupan, bukan
sifat pasif seraya pasrah pada takdir. Namun, manusia menjadi pusat
segala hal dalam kehidupan atau Antoposentrisme.Manusia renaissance
harus berani memuji dirinya sendiri, mengutamakan kemampuannya
dalam berfikir dan bertindak secara bertanggung jawab, menghasilkan
karya seni dan mengarahkan nasibnya kepada sesama. Keinginan
manusia untuk menonjolkan diri baik dari keindahan jasmani maupun
kemampuan intelektual-intelektualnya. Keinginannya itu dituangkan
dalam berbagai karya seni sastra, seni lukis, seni pahat, seni
music dan lain-lain. Ekspresi daya kemampuan manusia terus
berkembang sampai saat ini sehingga di zaman modern ini pun tidak
ada lagi segi kehidupan manusia yang tidak ditonjolkan.C. Daftar
Tokoh Besar Pada Masa RenaissanceBerikut adalah daftar tokoh besar
Renaisans:1. Bidang seni dan budaya Albrecht Dhrer (1471-1528)
Desiserius Eramus (1466-1536) Donatello Ghirlandaio Hans Holbein
(1465-1506) Hans Memling (1430-1495) Hieronymus Bosch (1450-1516)
Josquin de Pres (1445-1521) Leonardo da Vinci (1452-1519) Lucas
Cranach (1472-1553) Michaelangelo (1475-1564) Perugino (1446-1526)
Raphael (1483-1520) Sandro Botticelli (1444-1510) Tiziano Vecelli
(1477-1526)2. Penjelajahan Christopher Columbus (1451-1506)
Ferdinand Magellan (1480?-1521)3. Ilmu pengetahuan Johann Gutenberg
(1400-1468) Nicolaus Copernicus (1478-1543) Andreas Vesalius
(1514-1564) William Gilbert (1540-1603) Galileo Galilei (1546-1642)
Johannes Kepler (1571-1642)D. Dampak RenaissanceSumbangan
Renaissance Kepada Eropah : Kemunculan aliran pemikiran yang
mementingkan kebebasan akal seperti alirn baru Eropah hingga abad
ke 18 seperti Humanisme, rasionalisme, nasionalisme dan absolutisme
berani mempersoalkan kepercayaan dan cara pemikiran lama yang
diamalkan selama ini secara langsung melemhkan kekuasaan golongan
feudal. Itali telah menjadi pusat ilmu yang terkenal di Eropah pada
abad ke 15. Hal ini terjadi apabila Kota constntinople dikuasai
oleh Islam telah jatuh ke tangan orang Barat pada tahun 1453.
Keadaan ini telah menyebabkan ramai para ilmuan Islam berhijrah ke
pusat-pusat perdagangan di Itali. Ini menyebabkan Itali menjadi
pusat intelektual terkenal di Eropah pada masa itu. Renaissance
telah membentuk masyarakat perdagangan yang berdaya maju.Keadaan
ini telah melemahkan kedudukan dn kekuasaan golongan feudal yang
sentiasa berusaha menyekat perkembangan ilmu dan masyarakat di
Eropah. Melahirkan tokoh-tokoh pemikir seperti Leonardo de Vinci
yang terkenal sebagi pelukis, pemuzik dan ahli falsafah serta
jurutera. Michelangelo merupakan tokoh seni, arkitek, jurutera,
penyair dan ahli anotomi. Melahirkan ahli-ahli sains terkenal
seperti Copernicus dan Galileo. Melahirkan ahli matematik seperti
Tartaglia dan Cardan yang berusaha menghuraikan persamaan ganda
tiga. Tartaglia orang pertama yang menggunakan konsep matematik
dalam ketenteraan iaitu mengukur tembakan peluru mariam. Cardan
terlibat dalam penghasilan ilmu algebra. Selain itu, Renaissance
telah melahirkan tokoh-tokoh perubatan di Eropah.Antara tokoh
perubatan terkenal iaitu William Harvey yang telah memberi
sumbangan dalam kajian peredaran darah. Renaissance telah
melahirkan masyarakat yang lebih progresif sehingga membawa kepada
aktiviti penjelajahan.BAB IIIPENUTUPKESIMPULANSejarah Renaissance
munculnya karena berbagai faktor antara lain adalah sebagai gerakan
kultural, pada awalnya merupakan pembaharuan di bidang kejiwaan,
kemasyarakatan, dan kegerejaan di Italia pada pertengahan abad XIV,
berakar pada cita-cita keksatriaan abad pertengahan yang
menginginkan kemewahan, kemegahan, keperkasaan dan kemasyuran,
mereka mensintesakan gagasan Kristiani dengan pemikiran klasik
(Yunani-Romawi). Tujuan utama gerakan ini adalah mempersatukan
kembali gereja yang terpecah-belah akibat skisma (perang agama).
Timbulnya kota-kota dagang yang makmur akibat perdagangan mengubah
perasaan pesimistis (zaman Abad Pertengahan) menjadi optimistis.
Dukungan dari keluarga saudagar kaya semakin menggelorakan semangat
Renaissance sehingga menyebar ke seluruh Italia dan
Eropa.Karakteristik Renaissance adalah pemikiran yang muncul
bersifat konkret, realistis dan nyata, memuja manusia sendiri
sebagai pencipta, fokus pada dunia, kebendaan, nilai-nilai
filosofis yang dianut dipengaruhi oleh kebendaan. Semboyan Carpe
Diem sebagai antithesa Momento Morie dan seni pada zaman
Renaissance mendorong kebebasan.Tokoh-Tokoh Renaissance antara
lain: Dante Alighiere (1265-1321), Lorenzo Valla (1405-1457),
Niccolo Machiavelli (1469-1527) Boccacio (1313-1375), Francesco
Petrarca (1304-1374), Desiderius Erasmus (1466-1536).Renaissance di
Italia adalah tidak bisa terlepas dari kota Florencia dan keluarga
Medici. Keduanya saling mendukung sehingga cita-cita renaissance
dapat terealisasikan. Melalui kemajuan ilmu pengetahuan tujuan dari
renaissance dapat tercapai.Dampak Renaissance adalah1. Tumbuhnya
kebebasan, kemerdekaan, dan kemandirian individu.2. Berkembangnya
ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan budaya.3. Runtuhnya dominasi
gereja.4. Menguatnya kedudukan kaum bourgeois sehingga mereka
tumbuh menjadi kelas penguasa.5. Mendorong pencarian daerah baru
sehingga berkobarlah era penjelajahan samudera.DAFTAR
PUSTAKAhttp://id.wikipedia.org/wiki/Abad_Renaisanshttp://sejarah.kompasiana.com/2010/08/27/renaisans-eropa-membangkitkan-kembali-umat-islam-di-timur/http://sejarah.kompasiana.com/2011/02/10/sejarah-renaissance/