BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemerintah Indonesia merencanakan gerakan pembangunan berwawasan kesehatan sebagai strategi pembangunan nasional untuk mewujudkan Indonesia sehat 2010. Dengan kebijakan dan strategi ini, perencanaan pembangunan dan pelaksanaan di semua sektor harus dipertimbangkan terlebih dahulu dampak negative dan positif terhadap kesehatan. Masyarakat juga ikut bertanggung jawab untuk melaksanakan hidup sehat, prilaku sehat dan upaya pencegahan agar tidak terkena penyakit menular. Dengan demikian masyarakat mampu hidup produktif dan dapat berperan maksimal dalam pembangunan nasional. Imunisasi merupakan program unggulan pertama dalam rangka percepatan perbaikan derajad kesehatan. (Depkes RI, 2008). Program imunisasi merupakan sub system dari pelayanan kesehatan masyarakat, imunsasi merupakan upaya yang sangat penting dalam mencegah penyakit karena manfaatnya dapat dirasakan oleh orang banyak. Pelaksanaan program imunisasi secara nyata di laksanakan di puskesmas sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan. Tujuan program imunisasi adalah menurunkan angka kematian bayi akibat Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi ( PD3I). salah satu indicator keberhasilan program imunisasi adalah tercapainya universal child immunization (UCI) ≤ 80% merata di tingkat kabupaten / kota, ≥80 % tercapai merata di tingkat kecamatan / puskesmas dan ≥80 % merata di tingkat desa / kelurahan. Pengelolahan program imunisasi pada pprinsipnya bertujuan untuk memantapkan dan meningkatkan jangkauan pelayanan imunisasi secara efektif dan efisien. Kemantapan pelayanan imunisasi saat ini
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pemerintah Indonesia merencanakan gerakan pembangunan berwawasan kesehatan sebagai strategi
pembangunan nasional untuk mewujudkan Indonesia sehat 2010. Dengan kebijakan dan strategi ini,
perencanaan pembangunan dan pelaksanaan di semua sektor harus dipertimbangkan terlebih dahulu
dampak negative dan positif terhadap kesehatan. Masyarakat juga ikut bertanggung jawab untuk
melaksanakan hidup sehat, prilaku sehat dan upaya pencegahan agar tidak terkena penyakit menular.
Dengan demikian masyarakat mampu hidup produktif dan dapat berperan maksimal dalam pembangunan
nasional. Imunisasi merupakan program unggulan pertama dalam rangka percepatan perbaikan derajad
kesehatan. (Depkes RI, 2008).
Program imunisasi merupakan sub system dari pelayanan kesehatan masyarakat, imunsasi
merupakan upaya yang sangat penting dalam mencegah penyakit karena manfaatnya dapat dirasakan oleh
orang banyak. Pelaksanaan program imunisasi secara nyata di laksanakan di puskesmas sebagai ujung
tombak pelayanan kesehatan. Tujuan program imunisasi adalah menurunkan angka kematian bayi akibat
Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi ( PD3I). salah satu indicator keberhasilan program
imunisasi adalah tercapainya universal child immunization (UCI) ≤ 80% merata di tingkat kabupaten /
kota, ≥80 % tercapai merata di tingkat kecamatan / puskesmas dan ≥80 % merata di tingkat desa /
kelurahan. Pengelolahan program imunisasi pada pprinsipnya bertujuan untuk memantapkan dan
meningkatkan jangkauan pelayanan imunisasi secara efektif dan efisien. Kemantapan pelayanan
imunisasi saat ini diutamakan pada tercapainya UCI tingkat desa secara merata.hal ini mengandung arti
bahwa sekitar ≥80 % bayi yang ada di suatu desa telah mendapatkan imunisasi dasar lengkap dalam
kurun waktu satu tahun. Sedangkan pemantauan cakupan pelayanan imunisasi disuatu wilayah secara
kontinyu dengan menggunakan suatu alat manajemen program iminisasi yang lazim disebut pemantauan
wilayah setempat ( PWS ). Tujuannya agar dapat dilakukan tindak lanjut pelayanan imunisasi secaracepat
dan tepat serta tanggap terhadap desa-desa yang cakupan imunisasinya masih rendah.Cepat dan tepat
serta tanggap terhadap desa-desa yang cangkupan imunisasinya masih rendah atau d bawah target.di
dalam PWS imunisasi tersebut terdapat beberapa indicator yang di gunakan untuk mengetahui aksebilitas
pelayanan (besarnya jangkauan pelayanan), efektifitas program (tingkat perlindungan) serta efesiensi atau
menejemen program. Aksebilitas pelayanan dilihat dari hasil cakupan imunisasi DPTI, efektifitas
program dengan melihat hasil cakupan imunisasi campak dan efesiensi program dengan melihat angka
drop out(DO) antara cakupan imunisasi DPTI campak. Dalam upaya dapat memberikan pelayanan
imunisasi secara maksimal terhadap kelompok sasaran, telah d cukupi berbagai sarana dan prasarana oleh
pemerintah mulai dari sarana transportasi bagi petugas,lemari es dan vaccine carier atau cold box dan
termos es sebagai tempat untuk menyimpan dan membawa vaksin ke sasaran serta alat suntik (spuit).
Pada puskesmas Kabawetan cakupan imunisasi TT belum mencapai target yang cakupannya
adalah 94%, namun ada desa yang cakupannya lebih tinggi yaitu desa Tangsi Baru (94,9%).Cakupan
imunisasi DPT-HB COMBO sudah mencapai target yaitu cakupanny adalah 104,0%.Cakupan imunisasi
Polio sudah mencapai target dengan cakupanny adalah 93,3% dan cakupan imunisasi Campak juga sudah
mencapai target.
Pembangunan kesehatan sebagai salah satu upaya pembangunan Nasional diarahkn guna
tercapainy kesadaran,kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat
mewujudkan derajat kesehatan optimal.
Dalam mewujudkan hal diatas puskesmas khususnya program KIA/KB melaksanakan kegiatan-
kegiatan pokok program kesehatan dan kemantapan upaya kesehatan yang bersifat promotif, preventif,
kuratif dan rehabilitative,perbaikan gizi masyarakat dan peningkatan kesehatan lingkungan.
Visi pembangunan kesehatan nasional “Indonesia Sehat 2010” untuk mencapai masyarakat,
bangsa dan Negara yang hidup dalam lingkungan sehat serta mempunyai prilaku hidup sehat secara
berkesinambungan hingga saat yang akan dating sebagai salah satu unsure kesejahteraan umum.
Tujuan pembangunan kesehatan propinsi Bengkulu adalah mendorong masyarakat untuk bersikap
promotif dan prefentif dengan tidak mengenyampingkan kuratif dan rehabilatif. Tujuan tersebut
diupayakan dengan menggerakkan penmbangunan Bengkulu berwawasan kesehatan yaitu dengan
tersedianya pelayanan kesehatan yang bermutu, merata, terjangkau bagi setiap orang yang didukung oleh
tenaga kesehatan yang berkualitas, bermoral dan beretika serta melibatkan peran aktif masyarakat dan
swasta dalam menciptakan lingkungan hidup sehat untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal di
wilayah kabupaten Kepahiang.
Hasil-hasil kegiatan yang dilaksanakan di puskesmas secara umum terangkum dalam laporan
kegiatan dimana dapat dilihat
1. Secara umum
a. Melihat hasil pencapaian dari kegiatan-kegiatan yang telah direncanakan oleh pemegang program
KIA/KB
b. Mengevaluasi pelaksanaan program-program yang telah dilaksanakan sebagai perbandingan
dalam pelaksanaan program berikutnya
c. Dapat mengidentifikasi hambatan-hambatan dalam pelaksanaan program baik dari
2. Secara khusus
a. Untuk tersedia data, keadaan fisik,tenaga, sarana dan kegiatan dalam program KIA/KB
b. Pertimbangan dalam pengambilan keputusan dalam rangka pengolahan program KIA/KB
B. Tujuan
1.Tujuan Umum
a. Ikut serta dalam melaksanakan program KIA/KB dan ikut memberikan masukan dalam hal-hal yang
dapat di perbaiki pada Puskesmas Kabawetan Tahun 2011
b. Untuk mengetahui keberhasilan pelaksanaan program imunisasi di puskesmas Kabawetan
2. Tujuan Khusus
a.Mengidentifikasi pengorganisasian meliputi umum, khusus, program KIA dan KB
b.Mengidentifikasi perencanaan program KIA dan KB di Puskesmas Kabawetan
c.Diketahuinya pencapaian hasil pada input, proses dan output program imunisasi di Puskesmas
Kabawetan
d.Diketahuinya tindak lanjut yang harus d lakukan untuk mengatasi kendala-kendala yang dihadapi
dalam pelaksanaan program imunisasi di Puskesmas Kabawetan
e. Diketahuinya tindak lanjut yang harus dilakukan untuk mengatasi kendala kendala yang dihadapi
dalam pelaksanaan program imunisasi di puskesmas kabawetan
BAB II
SITUASI LINGKUNGAN DAN KEPENDUDUKAN
Di PUSKESMAS KABAWETAN
A. Geografi Dan Pemerintahan
UPTD Puskesmas Kabawetan Kabupaten Kepahiang mempunyai luas wilayah kerja
keseluruhan 2745 M2, terletak di kebun teh Keamatan Kabawetan Kabupaten Kepahiang yang
mempunyai 7 desa:
1.Tangsi Baru
2. Tangsi Duren
3. Air Sempiang
4. Babakan Bogor
5. Pematang Donok
6. Barat Wetan
7. Sido Makmur
Batas wilayah kerja Puskesmas Kabawetan
1.Utara dengan Desa Babakan Bogor
2. Selatan dengan Desa Tangsi Duren
3. Barat dengan PT.TRISULA
4. Timur dengan perkantoran PEMDA Kab.Kepahiang
B. Kependudukan
Jumlah penduduk wilayah kerja Puskesmas Kabawetan sebanyak 5.422 jiwa yang terdiri dari:
Laki-laki : 2807 jiwa
Perempuan : 2612 jiwa
Bayi : 617 jiwa
Balita : 613 jiwa
Bumil : 145 jiwa
Dengan perbandingan sex ratio laki-laki perempuan = 0,97 kepadatan penduduk di wilayah
UPTD Puskesmas Kabawetan = 10.052,16 orang/Km2
C.Sosial Ekonomi
1. Pendidikan
Pendidikan di wilayah kerja Puskesmas Kabawetan sebagian besar sudah mengenyam pendidikan
mulai dari pendidikan yang terendah sampai perguruan tinggi,
Fasilitas pendidikan yang ada di wilayah kerja UPTD Puskesmas Kabawetan:
TK : 1
SD : 6
SLTP : 3
SLTA : 1
2. Mata Pencaharian
Mata pencaharia penduduk wilayah kerja UPTD Puskesmas Kabawetan yang terbanyak adalah
Buruh PT.Teh Kabawetan, PNS, Petani dan sebagian kecil bermata pencaharian pedagang
3. Perilaku dan peran masyarakat
Sebagian besar penduduk beragama islam (90%), sebagian kecil memeluk agama Kristen katolik
(5%), Protestan (5%), pada umumnya penduduk wilayah puskesmas kabawetan pendatang, sehingga
struktur penduduknya heterogen dengan adat istiadat yang bermacam macam.
Sebagian penduduk sudah memanfaatkan sarana kesehatan yang ada, disetiap kelurahan sudah
terdapat posyandu dengan rata-rata kunjungan /kk 2 orang. Semua posyandu diwilayah kerja termasuk
posyandu plus ( PPM-PLP) dengan program tambahan Ispa, TB Paru, Malaria, Gizi buruk, Gizi kurang,
Bumil KEK.
BAB III
PROGRAM PUSKESMAS
A. PUSKESMAS
1. Pcngcrtian puskesmas
Puskesmas mcrupakan suatu kesatuan organisasi kesehatan yang mcrupakan pusat pcngcmbangan
kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat disamping memberikan pelayanan
secara mcnycluruh dan terpadu kepada masyarakat diwilayah kerjanya dalam bcntuk kegiatan pokok.
Dengan kata lain puskesmas mcmpunyai wcwenang dan tanggung jawab atas pcmcliharaan kesehatan
masyarakat dalam wilayah kerjanya.
2. Fungsi dan peranan puskesmas
a. Mendorong masyarakat mclaksanakan kegiatan-kegiatan untuk mcnyclesaikan pcrsoalan mereka
sendiri
b. Mcmberikan pctunjuk kepada masyarakat tcntang cara-cara mcnggali dan mcnggunakan sarana
yang ada secara efektif dan efisien
c. Memberikan pelayanan kesehatan Iangsung kepcda masyarakat
d. Memberikan bantuan yang bcrsifat tcknis, bahan bahan serta rujukan
e. Bckerja sama dengan sector lain dalam mclaksanakan program keria puskesmas
3. Peran utama sesuai fungsi profesi petugas puskesmas
a. Petugas medis
doktcr umum : melakukan pelayanan medis dipoli umum, puskcl, pustu posyandu
b. petugas para medis
1. Bidan pelayanan kesehatan ibu dan anak (KIA), pclaksana asuhan kcbidanan
2. Perawat Umum pcndamping tugas doktcr umum, pclaksana asuhan kcperawatan umum
Ibu hamil yang beresiko tinggi ( bumil resti) scperti: usia di bawah 20 tahun dan di atas 35 tahun,
riwayat persalinan operasi, kcguguran, dan Penyakit mcnahun, pcrlu pcnanganan ccpat dan tcpat.
Kalau perlu dilakukan tindakan rujukan segera kepada fasilitas pelayanan yang lebih memadai.
d. Persalinan oleh tenaga kesehatan
Tenaga kesehatan yang bcrkompctcnsi, scpcrti: doktcr, bidan parawat medis tcrlatih, wajib melakukan
pertolongan persalinan (saFc labaur) agar resiko pcnyulit selama persalinan bisa dikurangi dan segera
ditindaklanjuti.
e. Bayi Baru Lahir dengan BBLR yang ditangani/rujuk.
Alat manajemen program KIA untuk memantau cakupan pelayanan KIA di suatu wilayah kerja sccara
terus menerus agar dapat dilakukan tindak lanjut yang cepat dan tepat terhadap wilayah yang cakupan
pelayanan KIA-nya masih rcndah adalah pcmantauan wilayah setempat kesehatan ibu dan anak (PWS
KIA).
Penyajian PWS KIA juga dapat dipakai sebagai alat motivasi dan komunikasi kepada sektor terkait,
khususnya aparat setempat yang berperan dalam pcndataan pcnggcrakan sasaran agar mcndapatkan
pelayanan KIA maupun dalam mcmbantu memecahkan masalah non tcknis rujukan kasus resiko tinggi.
Dengan dcmikian diharapkan cakupan pelayanan dapat mcnjangkau scluruh sasaran di suatu wilayah
kerja schingga kasus resiko tinggi/komplikasi kcbidanan dapat ditemukan disini mungkin untuk dapat
memperoleh pcnanganan yang mcmadai.
C. VISI, MISI, PUSKESMAS
1. VISI
Visi baru pembangunan kesehatan direfleksikan dalam bcntuk motto yang bcrbunyi " Indonesia
Sehat 20l0".
Ditahun 2011 itu diharapkan akan tcrcapai tingkat kesehatan tertentu yang dilandasi oleh masyarakat yang:
a. Hidup dalam lingkungan schat
b. Mclaksanakan prilaku hidup bcrsih dan schat
c. Mampu mcnycdiakan dan mcmanfaatkan pelayanan kesehatan yang mutu, sehingga mcmiliki dcrajat
kesehatan yang tinggi. Scdangkan visi Puskesmas Kabawetan adalah "pembangunan dan pclayan
kesehatan Masyarakat yang bcrmutu, Mcrata dan tcrjangkau untuk mcwnjudkan Bengkulu Sehat 2010".
2. MISI
Misi adalah pcrsyaratan tcntang tugas dan tanggung jawab yang harus dipikul oleh pembangunan kesehatan dalam rangka mcncapai visi yang telah ditctapkan .
l. Mengerakkan pembangunan yang berwawasan kesehatan
2. Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat
3. Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu merata terjangkau serta
4. Memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga dan masyarakat termasuk lingkungan.
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Pengertian Imunisasi
Imunisasi adalah salah satu bentuk intervensi kesehatan yang sangat efektif dalam upaya
menurunkan angka kematian bayi dan balita, lmunisasi merupakan suatu cara untuk meningkatkan
kekebalan seseorang secara efektif, sehingga bila ia kelak terpajan pada antigen yang serupa tidak terjadi
penyakit.(Depkes Rl, 2005).
lmunisasi yang dilaksanakan di Indonesia adalah lmunisasi BCG, DPT, Polio, HepatitisB, TT dan
Campak. Adapun penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) adalah tuberculosis, diptheri,
pertusis, tetanus, hepatitis B, poliomelitis, dan campak.
a. Cakupan imunisasi pada tahun 2011
Target lmunisasi TT : 1449 orang
Pencapaian TTI 57 orang ( %)
Pencapaian TT2 27 orang ( %)
Target Imunisasi DPT-HB COMBO orang
Pencapaian DPT-HB l orang ( %)
Pencapaian DPT-HB 2 orang ( %)
Pencapaian DPT-HB 3 orang ( %)
Target lmunisasi Polio orang
Pencapaian Polio l orang
Pencapaian Polio 2 orang
Pencapaian Polio 3 orang
Pencapaian Polio 4 orang ( %)
Target Campak orang
Pencapaian Campak bulan Desember orang ( %)
Pencapaian Campak s/d Desember orang( %)
Cakupan imunisasi di Puskesmas Kabawetan kebanyakan sudah mencapai target, dan banyak
Kelurahan yang cakupanya sudah melebihi target yang telah ditentukan.
Fasilitas di puskesmas Kabawetan belum begitu memadai seperti, ruangan KIA/KB yang masih
terlalu sempit dan membuat pasien dan petugas tidak nyaman, lingkungan sekitar puskesmas juga masih
terlalu sempit, tenaga kesehatan di puskesmas Kabawetan terlalu santai dalam bekerja seperti merekap
data-data KIA/KB, dan belum mengoptimalkan penggunaan buku KIA.
B. Pelaksanaan program imunisasi
1. Jenis-jenis vaksin dalam pelaksanaan program imunisasi
a. Vaksin BCG (Bacillus Calmate Guerine)
Indikasi:
Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap tuberculosis
Cara pemberian dan dosis
Sebelum di suntikkan vaksin BCG Harus dilarutkan terlebih dahulu, dosis pemberian 0.05 ml, sebanyak 1
kali secara intrakutan di daerah lengan kanan atas (insertio musculus deltoideus), vaksin yang sudah
diiarutkan harus digunakan sebelum lewat 3 jam.
Efek samping:
Imunisasi BCG tidak menyebabkan reaksi yang bersifat umum seperti demam l-2 minggu kemudian akan
timbul indurasi dan kemerahan di tempat suntikan yang berubah menjadi pustula kemudian pecah
menjadi Iuka. Luka tidak perlu pengobatan, akan sembuh secara spontan dan meninggalkan tanda perut.
b. Vaksin DPT
Indikasi:
Untuk pemberian kekebalan secara stimulasi terhadap dipteri, pertusis, dan tetanus.
Cara pemberian dan dosis:
Sebelum di gunakan vaksin harus di kocok terlebih dahulu agar suspensi menjadi homogen. Disuntikkan
secara intramuskulus dengan dosis pemberian 0,5ml sebanyak 3 dosis. Dosis pertama diberikan pada
umur 2 bulan dosis selanjutnya di berikan dengan interval paling cepat 4 minggu (1 bulan).
Efek samping:
Gejala-gejala yang bersifat sementara seperti: lemas, demam, kemerahan pada tempat suntikan. Kadang-
kadang terjadi gejala berat seperti demam tinggi, iritabilitasi
c. Vaksin TT
lndikasi:
Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap tetanus.
Cara pemberian dan dosis
Sebelum digunakan vaksin harus dikocok terlebih dahulu agar suspensi menjadi homogen. Untuk
mencegah tetanus terdiri dari 2 dosis primer yang disuntikkan secara intramuskular atau subkutan dalam,
dengan dosis pemberian 0,5 ml dengan interval 4 minggu di lanjutkan dengan dosis ketiga setelah 6 bulan
berikutnya. Untuk melanjutkan kekebalan terhadap tetanus pada wanita usia subur maka dilanjutkan
diberikan 5 dosis.
Efek samping:
Efek samping jarang tejadi dan bersifat ringan. gejala-gejala seperti lemas dan kemerahan pada lokasi
suntikan yang bersifat sementara dan kadang-kadang gejala demam.
d. Vaksin UT
indikasi:
Untuk memberikan kekebalan terhadap dipteri dan tetanus.
Cara pemberian dan dosis:
Sebelum dugunakan vaksin harus dikocok dahulu agar suspensi tidak menjadi homegen, Disuntikkan
secara intramuskular dan subkutan dalam, dengan dosis pemberian 0,5 ml. dilanjutkan untuk anak usia
dibawah 8 tahun.
Efek samping:
Gejala - gejala seperti lemas dan kemerahan pad lokasi suntikan yang bersifat semantara dan kadang
kadang gejala demam.
e. Vaksin polio
indikasi:
Untuk pemberian kekebalan terhadap poliomelitis
Cara pemberian dosis :
Diberikan secara oral(melalui mulut) l dosis adalah 2 tetes sebanyak 4 kali pemberian dengan interval
setiap dosis minimal 4 minggu.
Efek samping:
Pada umum nya tidak terdapat efek stamping. Efek samping berupa paralisis yang disebabkan oleh vaksin
sangat jarang terjadi.
f. Vaksin hepatitis B
Indikasi:
Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap infeksi yang disebabkan oleh virus hepatitis B.
Cara pemberian dosis :
Sebelum digunakan vaksin harus dikocok dahulu agar suspensi menjadi homogen. Vaksin disuntikan
dengan dosis 0,5 ml atau l buah HB PID pemberian suntikan secara intramuskular, sebaiknya pada antero
lateral paha. Pemberian scbanyak 3
dosis, dosis pcrtama di bcrikan pada usia 0-7 hari, dosis bcrikutnya dengan interval minimal 4 minggu.
Efek samping:
Reaksi lokal seperti rasa sakit, kemerahan, dan pembengkakan disekitar tcmpat penyuntikan. Rcaksi yang
terjadi bcrsifat ringan biasanya hilang sctclah 2 hari.
g. Vaksin campak
Indikasi:
Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap Penyakit campak
Cara pemberian dosis:
Sebelum disuntikan vaksin campak tcrlebih dahulu harus dilarutkan dengan pelarut stcril yang tclah
tcrscdia yang bcrisi 5 ml cairan pelarut. Dosis pemberian 0,5 ml disuntikan sccara subkutan pada lcngan
kiri atas pada 9-11 bulan. Dan ulangan(booster) pada usia 6-7 tahun (kclas 1 SD).
Efek samping :
Hingga 15 % pasien dapat mcngalami demam ringan dan kemerahan selama 3 hari yang dapat tcrjadi 6 l2
hari, sctclah faksinasi.
h. Vaksin DPT-HB
Indikasi:
Untuk pemberian kckcbalan aktif tcrhadap Penyakit diptcri, tetanus, pertusis dan hepatitis B.
Cara pcmberian dan dosis:
Pemberian dengan cara intramuskular 0,5 ml scbanyak 3 dosis. Dosis pcrtama pada usia 2 bulan dosis
sclanjumya dengan interval minimal 4 minggu (l bulan)
2. Jenis Perafatan Rantai Vaksin di Puskesmas
a. Lemari Es
Suhu stabil antara +20C-80C. BiIa suhu pada lemari es sudah stabil, maka posisi thermostat bila suhu
pada lemari es dibawah +20C-80C, perubahan thermostat tidak dapat mengubah suhu lemari es dalam
sesaat, perubahan suhu dapat di ketahui setelah 24 jam.
b. Kotak dingin (cild Box)
adalah wadah dengan insuiasi tebal untuk menyimpan vaksin sementara atau membawa vaksin Kotak
dingin ada 2 macam:
1. Terbuat dari plastik dengan insulasi polyuretan
2. Terbuat dari kardus dengan insulasi polyuretan
c. Vaccine carrier/thermos
Adalah alat untuk menyimpan membawa vaksin dari Puskemas ke Posyandu atau tempat pelayanan
imunisasi lainnya yang dapat mempertahankan suhu +20C- +80C.
d. Kotak dingin cair (cool peck)
Adalah wadah plastik berbentuk segi empat, besar atau pun kecil yang diisi dengan air yang kemudian
didinginkan pada suhu +20C dalam lemari es selama 24 jam. Bila kotak dingin tidak ada dibuat dalam
plastik bening.
e. Kotak dingin Beku (cold peck)
Adalah wadah plastik berbentuk segi empat besar atupun kecil yang di isi dengan air yang kemudian
didinginkan pada suhu -50C – 150C dalam frezeer selama 24 jam. Bila kotak dingin tidak ada dibuat
dalam kantong plastik bening.
3. Standar Program Imunisasi
a. Standar Tenaga
Tenaga pelaksana di tingkat Puskesmas
Vaksinator:
Tenaga perawat atau bidan yang telah mengikuti pelatihan menggunakan modul peiatihan
imunisasi.
Penanggung jawab cold chain
Tenaga bcrpcndidikan minimaf SLTA yang telah mcngikuti pciatihan cold chain, yang bcrtugas
memelihara vaksin dan lemari es, mencatat suhu lemari es.
Pengelola program imunisasi
Tenaga vaksinator atau pcnanggung jawab cold chain yang tclah mcngikuti pclatihan
mcnggunakan modul latihan tenaga imunisasi.
Tugas:
l.Membuat perencanaan vaksin dan logistik
2.Mengatur jadwal pelayanan imunisasi
3.Membuat laporan
4.Membuat dan mcnganalisa PWS
5.Merencanakan tindak lanjut
b. Standar logistik
Logistik imunisasi adalah logistik yang bcrmanfaat langsung pada program imunisasi, dan tidak temasuk peralatan kantor. Logistik imunisasi tcrdiri dari barang habis pakai dan tidak habis pakai.
1. Barang habis pakai
Vaksin
Alat suntik
Logistik lain yang bcrhubungan dengan pcncacatan dan pelaporan maupun media penyuluhan
Perencanaan dalam imunisasi mcrupakan unsur manajcmcn yang penting dalam pelaksanaan
program imunisasi. Pada dasarnya perhitungan kebutuhan untuk pelayanan imunisasi harus berasal dari
unit puskesmas (bottom up).
a. Manentukan jumlah sasaran imunisasi
1. Mcnghitung jumlah sasaram bayi
2. Menghitung jumlah sasaran ibu hamil
3. Mcnghitung jumlah sasaran sckolah dasar (SD) kclas 1,2 dan 3
4. Mcnghitung jumlah Wanita Usia Subur
b. Mcnghitung kcbutuhan vaksin
c. Perencanaan alat suntik dan safety Box
5. Penyelenggaraan pelayanan imunisasi
A. Kegiatan Operasional Rutin
Adalah kegiatan imunisasi yang diberikan sccara rutin dan terus menerus harus dilaksanakan pada
periode waktu tertentu yang tclah ditetapkan.
6. Imunisasi dasar pada bayi dibagi menjadi :
1. Imunisasi dasar pada bayi (BCG,DPT,Po1io,HepatitisB dan Campak)
Jadwal pemberian imunisasi
Vaksin Pemberian Imunisasi
Selang Waktu Pemberian
Umur Ket
BCGDPT
Polio
CampakHepatitis B
1x3x
DPT 1,2,3,44x
(Polio 1,2,3,4)1x3x
(hep B 1,2,3)
-4 Minggu
4 Minggu
-4 Minggu
0-11 bulan2-11 bulan
0-11 bulan
9-11 bulan0-11 bulan
Untuk Bayi yang dlahirkan di RS/PKM/RB/Rumah oleh nakes oleh nakes harus segera diberikan dalam 20 jam pertama kelahiran (BCG dan Polio, Diberikan sebelum bayi pulang kerumah)
2 . Imunisasi rutin pada wanita usia subur (WUS)
Jadwal Pemberian imunisasi pada WUS
Pemberian Imunisasi Selang waktu pemberian Masa Perlindungan DosisT1T2T3T4T5
4 minggu setelah T16 minggu setelah T21 tahun setelah T31 tahun setelah T4
3 Tahun5 Tahun10 Tahun25 Tahun
0,5 cc0,5 cc0,5 cc0,5 cc0,5 cc
3. Imunisasi Rutin Pada Anak Sekolah (BIAS)
BIAS dimanfaatkan untuk pencegahan terhadap :
Tetanus bagi seluruh murid SD/MI/Sederajad pada siswa laki laki dan perempuan. Difteri dengan pemberian booster difteri. Campak dengan pemberian booster campak
Tujuan :
Scmua anak lulus SD/Ml/Scdcrajad mendapat imunisasi TT lcngkap untuk mcmberi perlindungan selama 25 tahun tcrhadap tetanus dan dcftcri selama l0 tahun serta penyakit lain diangga pcrlu mlsalnya campak.
Jadwal pembcrian imunisasi rutin Anak SD sederajat;
Vaksinasi Pemberian Imunisasi DosisKelas 1
Kelas 2Kelas 3
Campak 1 xDT 1 xTT 1 xTT 1 x
0,5 cc0,5 cc0,5 cc0,5 cc
Berdasarkan Tempat pelayanan imunisasi rutin dibagi menjadi :
l. Pelayanan imunisasi dalam gedung dilaksanakan di puskesmas, pustu, rumah bcrsalin dan polindes.
2. Pelayanan imunisasi luar gedzmg dllaksanakan di posyamdu, kunjungan rumah sekolah.
3. Pelayanan imunisasi dapat diselenggarakan oleh swasta seperti RS, swasta, dokter praktek, bidan
praktek
B. Kegiatan Opérasional Khusus
Kegiatan operasional khusus hanya dilakukan atas dasar di tcmukannya masalah dari hasil pcmantauan
dan evaluasi. Kegiatan operasional khusus ini meliputi :
1. sweeping
Kegiatan ini dimaksudkan untuk mcningkatkan jangkauan aksesibilitas program. Bila dari hasil
analisa PWS atau hasil survci cakupan clitemukan rendahnya cakupan kontak pcrtama (BCG, DPT-1,
Polio) maka upaya pencarian sasaran secara aktif dipcrlukan.
2. Backlog/fighting
Upaya aktif melengkapi imunisasi dasar pada anak yang berumur 1-3 tahun pada/kelurahan non UCI
setiap 2 tahun sekali.
3. Crash program
Kegiatan ini ditujukan untuk wilayah yang memerlukan intervensi secara cepat karena masalah
khusus (angka kematian bayi tinggi, PD3I tinggi), infra struktur yang kurang, untuk memberikan
kekebalan pada sekelompok sasaran yang belum mendapatkan imunisasi pada saat imunisasi rutin.
4. Outbreak Respon (dalam penangan KLB)
Pedoman pelaksanaam imunisasi dalam penangan KLB sesuai dengan situasi epidemiologi penyakit.
Kegiatan—kegiatan imunisasi masal untuk sntigen tertentu dalam wilayah yang luas dan waktu
tertentu dalam rangka pemutusan rantai penyakit antara lain ;
l. PIN (Pekan Imunisasi Nasional)
Merupakan suatu upaya untuk mempercepat pemutusan siklus kehidupan virus polio dengan cara
memberikan vaksin polio kepada setiap balita termasuk bayi baru Iahir tanpa mempertimbangkan status
imunisasi sebelumnya, pemberian imunisasi dilakukan 2 (dua) kali masing-masing 2 (dua) tetes dengan
selang waktu 1 bulan. Pemberian imunisasi polio pada waktu PIN disamping untuk memutuskan rantai
penularan juga berguna sebagai booster atau imunisasi ulangan polio.
2. Sub PIN
Merupakan suatu upaya untuk memutuskan rantai penularan polio bila ditemukan satu kasus polio
dalam wilayah terbatas (kabupaten) dengan pemberian 2 (dua) kali imunisasi polio dalam interval satu
bulan secara serentak pada seluruh sasaran berumur kurang dari l bulan.
3. Catch Up Camping campak
Merupakan suatu upaya untuk memutuskan transmisi penularan virus campak pada anak sekolah dan
balita. Kegiatan ini dilakukan dengan pemberian imunisasi campak pada waktu cath up camping campak
di samping untuk memutuskan penularan, juga berguna sebagai booster atau imunisasi ulangan (dosis ke
2 )
C. Universal child imunization (UCI)
Target UCI desa sebagai strategi operasional, program imunisasi akan efektif atau bisa memberi
dampak penurunan penyakit apabila :
1. Cakupan tinggi ≥ 80% dan merata disemua desa
2. Mutu pelayanan terjaga sesuai standar, termasuk penanganan cold chain.
Suatu desa telah mencapai target UCI apabila ≥80% atau lebih bayi di desa tersebut mendapatkan
imunisasi lengkap yang terdiri dari 1 dosis BCG, 3 dosis DPT, 3 dosis polio, 3 dosis hepatitis B 1 dosis
campak sebelum berumur 1 tahun. Cakupan campak sebagai indikator UC1 untuk mengetahui apakah
suatu wilayah telah mencapai UCI, cukup melihat cakupan Campak, karena campak diberikan akhir.
D. Target Cakupan Imunisasi
Menetapkan target cakupan ada1ah menetapkan berapa besar cakupan imunisasi yang dicapai
pada tahun yang direncanakan. Penetapan target cakupan berdasarkan tingkat peneapaian di masing-
masing wilayah kerja maksimal 100%.
Cakupan imunisasi dasar di Puskesmas Pasar Ikan adalah sebagai berikut :
PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI BAYIMENURUT KECAMATAN