43 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Sejarah Singkat Madrasah MAN Model Palangka Raya terletak di jalan Tjilik Riwut Km. 4,5 Palangka Raya 73112, telepon (0536) 3231286, faksimil (0536) 3231589, e-mail: [email protected]dan website: www.manmodel- palangkaraya.sch.id, dengan Nomor Statistik Madrasah: 131.1.62.71.0047 Kelurahan Bukit Tunggal, kecamatan Jekan Raya, Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah. MAN Model Palangka Raya merupakan relokasi dari MAN II Yogyakarta dengan keputusan Menteri Agama Nomor 27 Tahun 1980, tanggal 05 Mei 1980. Seiring dengan kemajuan pendidikan, maka pada tanggal 28 Februari 1998 sesuai dengan Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam Nomor: E.IV/PP.00.6/KEP/17.A/1998 berubah nama menjadi MAN Model Palangka Raya sampai sekarang. MAN Model Palangka Raya selalu berusaha untuk mewujudkan cita-cita agar berhasil menjadi salah satu Madrasah Aliyah yang baik dan berprestasi di Indonesia. Dan sebagai wujud tanggungjawab. Madrasah dalam menjawab tantangan global adalah : (1) Mengembangkan madrasah sebagai sekolah umum berciri khas Agama Islam yang berwawasanl ingkungan. (2) Mewujudkan amanah sebagai madrasah model yang mampu menjadi pusat sumber belajar bagi madrasah-madrasah lain. (3)
36
Embed
FILE 5 - digilib.iain-palangkaraya.ac.iddigilib.iain-palangkaraya.ac.id/438/5/FILE 5.pdf · 44 Mewujudkan madrasah yang mampu mengembangkan akademik dan non akademik, (4) Menjadikan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
43
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1. Sejarah Singkat Madrasah
MAN Model Palangka Raya terletak di jalan Tjilik Riwut Km. 4,5
Palangka Raya 73112, telepon (0536) 3231286, faksimil (0536) 3231589,
palangkaraya.sch.id, dengan Nomor Statistik Madrasah: 131.1.62.71.0047
Kelurahan Bukit Tunggal, kecamatan Jekan Raya, Kota Palangka Raya,
Kalimantan Tengah. MAN Model Palangka Raya merupakan relokasi dari
MAN II Yogyakarta dengan keputusan Menteri Agama Nomor 27 Tahun
1980, tanggal 05 Mei 1980. Seiring dengan kemajuan pendidikan, maka
pada tanggal 28 Februari 1998 sesuai dengan Keputusan Direktur Jenderal
Pembinaan Kelembagaan Agama Islam Nomor:
E.IV/PP.00.6/KEP/17.A/1998 berubah nama menjadi MAN Model
Palangka Raya sampai sekarang.
MAN Model Palangka Raya selalu berusaha untuk mewujudkan
cita-cita agar berhasil menjadi salah satu Madrasah Aliyah yang baik dan
berprestasi di Indonesia. Dan sebagai wujud tanggungjawab. Madrasah
dalam menjawab tantangan global adalah : (1) Mengembangkan madrasah
sebagai sekolah umum berciri khas Agama Islam yang berwawasanl
ingkungan. (2) Mewujudkan amanah sebagai madrasah model yang
mampu menjadi pusat sumber belajar bagi madrasah-madrasah lain. (3)
44
Mewujudkan madrasah yang mampu mengembangkan akademik dan non
akademik, (4) Menjadikan madrasah yang mampu membina akhlakul
karimah dan peduli terhadap lingkungan.
2. Keadaan Sarana dan Prasarana MAN Model Palangka Raya
a. Tanah dan Halaman
Tanah Madrasah sepenuhnya milik Negara, dengan luas
seluruhnya 20.535 m2 dengan perincian sebagai berikut :
1) Lingkungan madrasah = 14.800 m2 2) Pusat Sumber Belajar Bersama (PSBB) = 3.868 m2 3) Peternakan = 1.867 m2
b. Gedung madrasah
Gedung MAN Model Palangka Raya dapat dirinci sebagai
berikut:
1) Ruang Kepala/TU/Bendahara/SimakBMN/Lobi/Lab Multimedia /Komite Admin/Lab Komputer/Perpust = 744 m2
2) Ruang Belajar I/Laboratorium Internet/Tehnisi/Mulok /serba guna/kesenian = 225 m2
3) Ruang Belajar II = 270 m2 4) Ruang Belajar III = 202 m2 5) Ruang Belajar IV/Ruang guru/Wakamad = 367 m2 6) Ruang Belajar V/OR/Jurnalis = 202 m2 7) Ruang Belajar VI/Osis,UKS/Pramuka = 333 m2 8) Ruang Belajar VII/Lb. Matematika/lab = 606 m2 9) Ruang BP = 100 m2 10) Ruang PMR = 100 m2 11) Laboratorium Bahasa = 98 m2 12) Laboratorium Pertenakan/PIK.R/Kop = 276 m2 13) Laboratorium Tata Busana = 207 m2 14) Laboratorium Elektronik = 241 m2 15) Laboratorium IPA Biologi/Ruang Belajar = 100 m2 16) Laboratorium IPA Fisika/Ruang Belajar = 145 m2 17) Masjid = 300 m2 18) Tempat wudhu putra/i = 154 m2 19) Auditorium = 291 m2 20) Parkir = 198 m2
21) Sarana22) Halaman23) Toilet
c. Sarana pembelajaran
1) Komputer PC2) Laptop3) LCD Proyektor4) Server5) Printer6) Faksimil7) Televisi8) Mobil 9) Mesin Rumput10) Alat rebana11) Alat marawis12) Hadrah13) Band 14) Alat drumband15) Mimbar16) Alat Olah Raga17) Peralatan micropon/pengeras suara18) AC/KipasAngin/Blower19) Meja kursi siswa20) Meja kursi guru21) Lemari siswa22) Papan tulis kelas23) Kursi besi lipat
d. Peta MAN Model Palangka Raya
Lokasi MAN Model Palangka Raya
Sarana olahraga/lapangan = 162 mHalaman dan kebun = 5.560mToilet = 29 pintu@ 1,5 m
pembelajaran
Komputer PC Laptop LCD Proyektor Server Printer Faksimil Televisi
Mesin Rumput Alat rebana Alat marawis Hadrah
Alat drumband Mimbar Jati masjid Alat Olah Raga Peralatan micropon/pengeras suara AC/KipasAngin/Blower Meja kursi siswa Meja kursi guru Lemari siswa Papan tulis kelas Kursi besi lipat
5. Kurikulum di Madrasah Aliyah Negeri Model Palangka Raya
Kurikulum yang diterapkan di Madrasah Aliyah Negeri Model
Palangka Raya adalah KTSP dengan mengembangkan bebeapa
keterampilan yaitu; Tinkom (Soft Ware, Hard Ware, Jaringan dan
perawatan), Elektronik, Tata busana, Peternakan dan Muatan Lokal
Teknologi Informasi Komunikasi (Tinkom). Mulai tahun pelajaran
2014/2015 Madrasah Aliyah Negeri Model Palangka Raya mulai
Menerapkan Kurikulum 2013 dengan mengembangkan empat peminatan
yaitu; Peminatan matematika dan ilmu alam, Peminatan ilmu-ilmu sosial,
Peminatan ilmu bahas/budaya, dan Peminatan ilmu agama. Peminatan
tersebut bertujuan memberi kesempatan peserta didik mengembangkan
kecerdasan sesuai bakat dan minatnya terhadap suatu disiplin ilmu dan
keterampilan tertentu. Di antara Program bidang kurikulum terdiri dari:
a. Meningkatkan mutu proses pembelajaran melalui berbagai pendekatan
dan metode terkini berbasis ICT didukung LCD Projector;
b. Penerapan strategi Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan
Menyenangkan didukung dengan lingkungan yang kondusif;
c. Mengintegrasikan IPTEK dan IMTAQ;
58
d. Mengoptimalkan pelaksanaan pembelajaran dan pelatihan Sains, Ilmu-
ilmu Sosial, ilmu-ilmu keagamaan;
e. Mengoptimalkan pelaksanaan praktik di laboratorium fisika, biologi,
bahasa, matematika, dan agama;
f. Peningkatan minat baca dengan penyediaan buku-buku pelajaran dll;
g. Pelaksanaan evaluasi dengan reliabilitas dan validitas yang tinggi;
h. Peningkatan kualitas SDM guru melalui diklat, seminar, dan workshop;
i. Meningkatkan keikutsertaan guru dalam lomba-lomba kreatifitas guru
dalam pembelajaran baik tingkat kota, provinsi, dan nasional;
j. Peningkatan kriteria ketuntasan minimal (KKM) semua mata pelajaran
sesuai standar nasional;
k. Pendalaman materi yang di-UN-kan dan yang di-UAMBN-kan dalam
menggapai kesuksesan Ujian Nasional peserta didik kelas XII;
l. Pembinaan Praktek Pengamalan Ibadah (PPI);
m. Mengoptimalkan pemanfaatan Laboratorium, Perpustakaan dan
Bengkel Ketrampilan untuk pembelajaran.
6. Visi dan Misi Madrasah Aliyah Negeri Model Palangka Raya
a. Visi Madrasah Aliyah Negeri Model Palangka Raya
Madrasah yang berwawasan lingkungan dengan SDM
berkualitas tinggi dalam IMTAQ, IPTEK, serta diaktualisasikan dalam
kehidupan.
b. Misi Madrasah Aliyah Negeri Model Palangka Raya
59
1) Meningkatkan pelaksanaan pendidikan di tingkat Madrasah Aliyah
berbasis Imtaq dan ICT untuk memasuki perguruan tinggi dan dunia
usaha;
2) Meningkatkan pelayanan pembinaan dan bimbingan konseling;
3) Meningkatkan peran serta stakeholders (Orang tua peserta didik,
masyarakat, instansi dan lembaga terkait lainnya) sebagai mitra kerja
dalam pengembangan madrasah;
4) Meningkatkan pelayanan tatausaha, rumahtangga madrasah,
perpustakaan, laboratorium dan PSBB secara professional;
5) Menciptakan dan memelihara lingkungan yang bersih, sehat, nyaman
kondusif dan harmonis.
7. Motto Madrasah Aliyah Negeri Model Palangka Raya: Belajar tuntas,
berfikir cerdas, beramal iklas.1
B. Temuan Penelitian
1. Latar belakang pengembangan kurikulum pendidikan Islam berbasis
multikultural di Madrasah Aliyah Negeri Model Palangka Raya
Latar belakang pengembangan kurikulum pendidikan Islam
berbasis multikultural di Madrasah Aliyah Negeri Model Palangka Raya
tidak terlepas dari pemenuhan standar kelulusan madrasah. Dari hasil
dokumentasi dapat diketahui bahwa untuk mencapai standar mutu
pendidikan yang dapat dipertanggungjawabkan secara nasional, kegiatan
pembelajaran di Madrasah Aliyah Negeri Model Palangka Raya mengacu
1Dokumentasi Madrasah Aliyah Negeri Model Palangaka Raya Tahun Ajaran 2014/2015.
60
pada standart kompetensi lulusan yang telah ditetapkan oleh BNSP yaitu
sebagai berikut:
a. Berperilaku sesuai dengan ajaran agama yang dianut sesuai dengan perkembangan remaja;
b. Mengembangkan diri secara optimal dengan memanfaatkan kelebihan diri serta memperbaiki kekurangannya;
c. Menunjukkan percaya diri dan bertanggungjawab atas perilaku, perbuatan, dan pekerjaannya;
d. Berpartisipasi dalam penegakan aturan-aturan sosial; e. Menghargai keberagaman agama, bangsa, suku, ras, dan golongan
sosial ekonomi dalam lingkup global; f. Membangun dan menerapkan informasi dan pengetahuan secara logis,
kritis, kreatif, daninovatif; g. Menunjukkan kemampuan berfikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif
dalam pengambilan keputusan; h. Menunjukkan kemampuan mengembangkan budaya belajar untuk
pemberdayaan diri; i. Menunjukkan sikap kompetitif dan sportif untuk mendapatkan hasil
yang terbaik; j. Menunjukkan kemampuan menganalisis dan memecahkan masalah
kompleks; k. Menunjukkan kemampuan menganalisis gejala alam dan sosial; l. Memanfaatkan lingkungan secara produktif dan bertanggungjawab; m. Berpartisipasi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara secara demokratis dalam wadah NKRI; n. Mengekspresikan diri melalui kegiatan seni dan budaya; o. Mengapresiasi karya seni dan budaya; p. Menghasilkan karya kreatif, baik individual atau kelompok; q. Menjaga kesehatan, keamanan diri dan kebugaran jasmani; r. Memiliki kepedulian yang tinggi terhadap lingkungan; s. Berkomunikasi lisan dan tulisan secara efektif dan santun; t. Memahami hak dan kewajiban diri dan orang lain dalam masyarakat; u. Menghargai perbedaan pendapat dan berempati terhadap orang lain; v. Menunjukkan keterampilan membaca dan menulis naskah secara
sistematis dan estetis.2
Selain itu, latar belakang pengembangan kurikulum PAI berbasis
multikultural di MAN Model Palangka Raya juga disebabkan
keberagaman yang terdapat dilingkungan madrasah. Keberagaman
2Ibid.
61
tersebut diantaranya adalah perbedaan ras, suku, jender, tingkat usia,
kemampuan peserta didik dan pemahaman peserta didik dalam
keberagamaan. Sebagaimana dikemukakan oleh beberapa pendidik PAI
di madrasah dari hasil wawancara yang menyatakan bahwa:
“Latar belakang pengembangan kurikulum PAI berbasis multikultural dilatarbelakangi bahwa terdapat keberagaman peserta didik yang terdapat di MAN Model yang dalam hal ini seperti perbedaan suku, adat istiadat, ras, budaya, dan termasuk juga di dalamnya perbedaan tingkat kemampuan peserta didik dan tingkat ekonomi dan lain sebagainya”.3
“Yang melatarbelakangi adalah adanya perbedaan suku, adat,
dan budaya, jender, tingkat kemampuan anak didik dan ekonomi orang tua, demikian juga terdapat perbedaan pemahaman dalam keberagamaan di MAN Model Palangka Raya”.4
“Yang melatarbelakangi adalah adanya perbedaan suku, adat istadat, dan budaya di MAN Model”.5 “Yang melatarbelakangi adalah adanya perbedaan suku, adat, dan budaya di MAN Model. Begitu juga tingkat perekonomian yang berbeda”.6 “Yang melatarbelakangi adalah adanya perbedaan suku, adat,dan budaya, jender di MAN Model. Begitu juga tingkat perekonomian yang berbeda dan tingkat usia peserta didik”.7
3Wawancara dengan Susilawaty di ruang Kepala Madrasah Aliyah Negeri Model
Palangka Raya, 1 Agustus 2015. 4Wawancara dengan Norliana di ruang guru Madrasah Aliyah Negeri Model Palangka
Raya, 8 Agustus 2015. 5Wawancara dengan Syamsul Hadi di ruang guru Madrasah Aliyah Negeri Model
Palangka Raya, 8 Agustus 2015. 6Wawancara dengan Sodikul Mubin di ruang guru Madrasah Aliyah Negeri Model
Palangka Raya, 8 Agustus 2015. 7Wawancara dengan Sakdiyah di ruang guru Madrasah Aliyah Negeri Model Palangka
Raya, 8 Agustus 2015.
62
2. Materi-materi dalam pengembangan kurikulum pendidikan Islam berbasis
multikultural di Madrasah Aliyah Negeri Model Palangka Raya
Berdasarkan hasil temuan penelitian berupa dokumentasi, di antara
materi-materi dalam pengembangan kurikulum Pendidikan Agama Islam
berbasis multikultural dapat diketahui berdasarkan silabus berikut:8
a. Mata pelajaran Aqidah Akhlak
Untuk mata pelajaran akidah akhlak di Madrasah Aliyah, nilai-
nilai multikultural dapat dilihat pada table di bawah ini:
1) Kelas X semester ganjil
Kompetensi inti Kompetensi dasar
1. Menghayati dan
mengamalkan ajaran
agama yang
dianutnya.
1.1. Meyakini kesempurnaan akidah
Islam.
1.2. Meyakini ajaran tauhid dalam
kehidupan sehari-hari.
1.3. Menghayati akhlak Islam dan
metode peningkatan kualitasnya.
1.4. Menghayati nilai akhlak terpuji
(hikmah, iffah, syaja’ah dan
‘adalah).
1.5. Menunjukkan sikap penolakan
terhadap akhlak tercela (hubbun-
dun-ya, hasad, kibr-ujub, riya)
1.6. Menghayati makna syukur,
qana’ah, rida, dan sabar.
1.7. Menghayati adab kepada orang tua
dan guru.
1.8. Menghayati kisah keteladanan
8Dokumen Madrasah Aliyah Negeri Model Palangka Raya Tahun Ajaran 2014-2015.
63
2. Menghayati dan
mengamalkan
perilaku jujur,
disiplin, tanggung
jawab, peduli ( gotong
royong, kerjasama,
toleran, damai),
santun, responsif dan
pro aktif dan
menunjukkan sikap
sebagai bagian dari
solusi atas berbagai
permasalahan dalam
berinteraksi secara
efektif dengan
lingkungan sosial dan
alam serta dalam
menempatkan diri
sebagai cerminan
bangsa dalam
pergaulan dunia.
Nabi Yusuf AS
2.1. Memiliki akidah yang kokoh
dalam kehidupan sehari-hari.
2.2. Terbiasa ber-tauhid dalam
kehidupan sehari-hari.
2.3. Terbiasa menerapkan metode-
metode peningkatan kualitas akhlak
dalam kehidupan.
2.4. Membiasakan akhlak terpuji
(hikmah, iffah, syaja’ah dan
‘adalah) dalam kehidupan.
2.5. Menghindarkan diri dari sifat-sifat
buruk (hubbun-duun-ya, hasad,
kibr-ujub, riya) dalam kehidupan
sehari-hari.
2.6. Terbiasa bersyukur, qana’ah, rida,
dan sabar dalam kehidupan.
2.7. Terbiasa berakhlak terpuji kepada
orang tua dan guru dalam
kehidupan sehari-hari.
2.8. Meneladani sifat-sifat utama Nabi
Yunus AS.
2) Kelas XI semester ganjil
Kompetensi inti Kompetensi dasar
1. Menghayati dan
mengamalkan ajaran
agama yang
dianutnya.
1.1. Menghayati fungsi ilmu, kalam
dalam mempertahankan akidah.
1.2. Menghayati nilai-nilai positif dari
adanya aliran-aliran dalam ilmu
kalam.
64
2. Menghayati dan
mengamalkan
perilaku jujur,
disiplin, tanggung
jawab, peduli ( gotong
royong, kerjasama,
toleran, damai),
santun, responsif dan
pro aktif dan
menunjukkan sikap
sebagai bagian dari
solusi atas berbagai
permasalahan dalam
berinteraksi secara
efektif dengan
lingkungan sosial dan
alam serta dalam
menempatkan diri
sebagai cerminan
bangsa dalam
pergaulan dunia.
1.3. Menghayati kewajiban menghindari
perilaku dosa besar.
1.4. Menghayati akhlak yang baik
dalam berpakaian. Berhias,
perjalanan, bertamu/menerimanya
1.5. Mengahayati keutamaan sifat
Fatimatuzzahra dan Uwes al-Qarni.
2.1. Terbiasa berpikir kritis dan kreatif
serta menghargai keberagaman
dalam kehidupan sehari-hari.
2.2. Membeiasakan diri untuk
menghargai perbedaan-perbedaan
aliran yang ada dalam kehidupan
bermasyarakat.
2.3. Menghindari dampat negatif akibat
perbuatan dosa besar (mabuk-
mabukkan, mengkonsumsi
narkoba, berjudi, berzina,
pergaulan bebas, dan mencuri).
2.4. Membiasakan akhlak (adab) yang
baik dalam berpkaian, berhias,
perjalanan, bertamu dan menerima
tamu.
65
b. Mata Pelajaran Quran Hadis
Untuk nilai-nilai multikultural pada mata pelajaran Quran Hadis
dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
1) Kelas X semester ganjil
Kompetensi inti Kompetensi dasar
1. Menghayati dan
mengamalkan ajaran
agama yang
dianutnya.
2. Menghayati dan
mengamalkan
perilaku jujur,
disiplin, tanggung
jawab, peduli (
gotong royong,
kerjasama, toleran,
damai), santun,
1.1 Menghayati keautentikan al-Quran
sebagai wahyu Allah.
1.2 Meyakini al-Quran sebagai
pedoman hidup.
1.3 Mengfingsikan al-Quran secara
tepat dan benar dalam kehidupan
sehari-hari.
1.4 Meyakini nilai-nilai yang
terdapatpada pokok-pokok isi al-
Quran.
1.5 Beramal sesuai dengan kandungan
surat al-Mu’minun: 12-14; dan
surat an-Nahl: 78; surat al-
Baqarah: 30-32; dan surat adz-
Dzariyat: 56 (dalam kehidupan
sehari-hari).
2.1 Menunjukkan sikap berpegang
teguh untuk mengamalkan ajaran
al-Quran.
2.2 Menunjukkan perilaku cermat
terhadap dalil syar’I sebagai
implementasi dari belajar entang
bukti keautentikkan al-Quran.
2.3 Menunjukkan perilaku yang
66
responsif dan pro
aktif dan
menunjukkan sikap
sebagai bagian dari
solusi atas berbagai
permasalahan dalam
berinteraksi secara
efektif dengan
lingkungan sosial
dan alam serta dalam
menempatkan diri
sebagai cerminan
bangsa dalam
pergaulan dunia.
mengamalkan ajaran al-Quran.
2.4 Menunjukkan perilaku yang
menjadikan al-Quran sebagai
sumber hukum dalam kehiduapan
sehari-hari.
2.5 Memiliki sikap yang
mencerminkan fungsi manusia,
baik sebagai hamba Allah maupun
khalifah-Nya di bumi sebagaiman
yang terkandungdalam surat al-
Mu’minuun: 12-14; dan surat an-
Nahl: 78; surat al-Baqarah: 30-32;
dan surat adz-Dzariyat: 56
2) Kelas XI semester ganjil
Kompetensi inti Kompetensi dasar
1. Menghayati dan
mengamalkan ajaran
agama yang
dianutnya.
1.1. Menghayati nilai-nilai yang terkait
dengan taatpada orang tua dan guru
sebagaimana tuntunan al-Quran
dan hadits.
1.2. Menghayati nilai-nilai yang terkait
dengan mujahadah al-Nafs,
husnudzhan dan ukhuwah.
1.3. Menghayati nilai-nilai yang
terkandung dalam larangan
pergaulan bebas dan perbuatan keji.
1.4. Menghayati nilai-nilai toleransi
intern umat beragama.
1.5. Menghayati nilai-nilai keilmuan.
67
2. Menghayati dan
mengamalkan
perilaku jujur,
disiplin, tanggung
jawab, peduli (
gotong royong,
kerjasama, toleran,
damai), santun,
responsif dan pro
aktif dan
menunjukkan sikap
sebagai bagian dari
solusi atas berbagai
permasalahan dalam
berinteraksi secara
efektif dengan
lingkungan sosial
dan alam serta dalam
menempatkan diri
sebagai cerminan
bangsa dalam
pergaulan dunia.
2.1. Menunjukkan perilaku hormat dan
patuh kepada orangtua dan guru
sebagai implementasi dari
pemahaman surat al-Isra’: 23-24;
surat Luqman: 13-17; hadits
riwayat Muslim dan Abu Hurairah;
hadits riwayat Bukhari dan Muslim
dari Abdullah bin Amr.
2.2. Menunjukkan perilaku kontrol diri
(mujahadah an-nafs), prasangka
baik (husnudzhan), dan
persaudaraan (ukhuwah) sebagai
implementasi dari pemahaman
surat al-Anfal: 72; surat al-Hujurat:
10-12; serta hadits tentang
prasangka yang diriwayatkan
Bukhari dari Abu Hurairah.
2.3. Menunjukkan perilaku
menghindarkan diri dari pergaulan
bebas dan perbuatan keji sebagai
implementasi pemahaman surat al-
Isra: 32, surat an-Nur: 2, dan HR
Bukhari dari Abu Hurairah.
2.4. Menunjukkan sikap toleransi dan
menjunjung tinggi etika pergaulan
sebagai implementasi dari
pemahaman surat al-Kaafiruun:1-6;
surat Yuunus: 40-41; surat al-
Kahfi: 29; surat al-Hujurat:10-13,
dan hadits riwayat Ahmad dari
Ibnu Abbas.
68
2.5. Menunjukkan sikap semangat
menuntut ilmu dan
meyampaikannya kepada sesama
sebagai implementasi dari
pemahaman surat at-Taubah:122;
surat al-Mujadalah: 11, dan hadits
riwayat Ibn Majah dari Anas bin
Malik, dan hadits riwayat Bukhari
dari Abdullah bin Amr.
3) Kelas XII semester genap
Kompetensi inti Kompetensi dasar
1. Menghayati dan
mengamalkan ajaran
agama yang
dianutnya.
2. Menghayati dan
mengamalkan
perilaku jujur,
disiplin, tanggung
jawab, peduli ( gotong
royong, kerjasama,
toleran, damai),
santun, responsif dan
1.1. Mengamalkan dakwah dengan
hikmah, mau’idhah hasanah dan
perdebatan yang baik.
1.2. Mengamalkan amr ma’ruf dan nahi
munkar secara tepat dengan tangan,
lisan, dan hati.
1.3. Menghayati nilai-nilai demokratis
dalam kehidupan sehari-hari.
1.4. Menghayati pentingnya nilai-nilai
kejujuran dalam kehidupan.
2.1. Menunjukkan perilaku dalam
dakwah yang baik dari surat an-
Nahl:125; asy-Syu’araa:214-216;
al-Hijr: 94-96; dan HR. Muslim
dari Abu Hurairah.
2.2. Memiliki perilaku yang
mencerminkan kewajiban amr
ma’ruf dan nahi munkar dalam
69
pro aktif dan
menunjukkan sikap
sebagai bagian dari
solusi atas berbagai
permasalahan dalam
berinteraksi secara
efektif dengan
lingkungan sosial dan
alam serta dalam
menempatkan diri
sebagai cerminan
bangsa dalam
pergaulan dunia.
kehidupan sehari-hari sebagaimana
implementasi dari pemahaman
surat Ali Imraan:104, dan hadits
Ibnu Majah dari Qais bin Hazim
dan hadits Muslim dari Abu Said.
2.3. Memiliki sikap demokratis dalam
kehidupan sehari-hari sebagai
implementasi dari pemahaman
surat Ali Imraan: 159; surat asy-
Syuura: 38; dan hadits riwayat
Muslim dari Malik al-Asyaja’I, dan
hadits riwayat Bukhari.
2.4. Membiasakan perilaku jujur dalam
kehidupan sehari-hari sebagai
implementasi dari pemahaman
surat al-Maidah: 8-10; surat at-
Taubah: 119; surat an-Nahl: 90-92;
an-Nisa: 105; dan hadits riwayat
Muslim dari Abdullah.
c. Mata pelajaran Fikih
Untuk mata pelajaran Fikih di Madrasah Aliyah, nilai-nilai
multikultural dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
1) Kelas X semester genap
Kompetensi inti Kompetensi dasar
1. Menghayati dan
mengamalkan ajaran
agama yang
dianutnya.
1.1. Meyakini kesempurnaan hukum
Fikih dalam ajaran Islam.
1.2. Meyakini ajaran Fikih dalam
kehidupan sehari-hari.
70
2. Menghayati dan
mengamalkan
perilaku jujur,
disiplin, tanggung
jawab, peduli ( gotong
royong, kerjasama,
toleran, damai),
santun, responsif dan
pro aktif dan
menunjukkan sikap
sebagai bagian dari
solusi atas berbagai
permasalahan dalam
berinteraksi secara
efektif dengan
lingkungan sosial dan
alam serta dalam
menempatkan diri
sebagai cerminan
bangsa dalam
pergaulan dunia.
1.3. Memahami hukum fikih dalam hal
Musaqah, Muzaraah, Mukhabarah,
dan Syirkah.
2.1. Menjalankan hukum fikih dalam
kehidupan sehari-hari.
2.2. Terbiasa berkerja sama dalam
kehidupan sehari-hari.
2.3. Terbiasa menerapkan hukum fikih
dalam bekerja sama pada
kehidupan sehari-hari.
2.4. Membiasakan menerapkan hukum
fikih dalam transaksi jual beli.
d. Mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam
Untuk mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di Madrasah
Aliyah, nilai-nilai multikultural dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
1) Kelas X semester ganjil
71
Kompetensi inti Kompetensi dasar
1. Menghayati dan
mengamalkan ajaran
agama yang
dianutnya.
2. Menghayati dan
mengamalkan
perilaku jujur,
disiplin, tanggung
jawab, peduli ( gotong
royong, kerjasama,
toleran, damai),
santun, responsif dan
pro aktif dan
menunjukkan sikap
sebagai bagian dari
solusi atas berbagai
permasalahan dalam
berinteraksi secara
efektif dengan
lingkungan sosial dan
1.1. Meyakini bahwa berdakwah adalah
kewajiban setiap muslim.
1.2. Menghayati nilai-nilai perjuangan
dakwah Rasulullah saw periode
Mekah.
1.3. Menghayati pola kepemimpinan
Rasulullah saw pada periode Mekah.
1.4. Menghayati perilaku istiqamah
perjuangan Rasulullah saw dalam
berdakwah.
1.5. Menyadari pentingnya sikap zuhud
sahabat Zaid bin Kharitsa sebagai
implementasi dari nilai-nilai
akhlakul karimah.
2.1. Meneladani perilaku jujur
Rasulullah saw pada saat
meletakkan Hajar Aswad di
tempatnya setelah bergeser karena
banjir.
2.2. Meneladani perilaku sabar
Rasulullah saw pada saat
menghadapi berbagai intimidasi
masyarakat Quraisy di Mekah.
2.3. Meneladani sikap istiqamah
Rasulullah saw dalam
melaksanakan beribadah.
2.4. Meneladani sikap sabar Rasulullah
saw ketika berhirah bersama Abu
Bakar Sidiq.
2.5. Meneladani perilaku berani
72
alam serta dalam
menempatkan diri
sebagai cerminan
bangsa dalam
pergaulan dunia.
Rasulullah saw pada saat
memimpin perang badar.
2.6. Memiliki sikap tangguh dan
semangat menegakkan kebenaran
sebagai implementasi dari
pemahaman strategi dakwah
Rasulullah saw di Mekah.
Selain itu juga materi-materi pengembangan kurikulum pendidikan
Islam berbasis multikultural di Madrasah Aliyah Negeri Model Palangka
Raya dapat dilihat melalui buku-buku pelajaran sebagai berikut:
a. Dalam buku Akidah Akhalak kelas XI, pada Materi pelajaran Terbiasa
berpikir kritis dan kreatif serta menghargai keberagaman dalam
kehidupan sehari-hari, dan materi pelajaran Membiasakan diri untuk
menghargai perbedaan-perbedaan aliran yang ada dalam kehidupan
bermasyarakat.9
Dalam dua materi ini dijelaskan betapa pentingnya menjaga
akidah keislaman, namun juga sebagai seorang muslim diperintahkan
untuk menghargai setiap perbedaan yang ada dalam masyarakat. Baik
dalam hal agama maupun dalam hal kehidupan sosial. Materi sangat
mengandung nilai-nilai multikultural yang sangat perlu dikembangkan
dan disampaikan kepada peserta didik.
b. Dalam buku al-Qur’an Hadis untuk Madrasah Aliyah Kelas X, pada
Bab I Al-Qur’an Kitabku; dalam materi pelajaran (Perilaku Orang
9Kementerian Agama RI, Buku Siswa Aqidah Akhlak untuk MA/IPA/IPS/Bahasa kalas X,
Jakarta: Kementerian Agama RI, Cet. Ke-1, 2014, h. 125.
73
Yang Berpegang Teguh Pada Al-Qur’an) dijelaskan bahwa sebagai
seorang muslim yang berpegang teguh pada al-Qur’an harus memiliki
budi pekerti yang luhur. Karena al-Qur’an berisikan tuntunan yang
berkaitan dengan akhlak, yaitu ajaran agar orang muslim memiliki
budi pekerti yang baik serta etika kehidupan. Selanjutnya sebagai
seorang yang berpegang teguh pada al-Qur’an kita juga harus bergaul
sesama dengan baik. Sebab al-Qur’an berisikan tuntunan yang
berkaitan dengan amal perbuatan manusia dengan masyarakat.10
Dalam materi ini dapat dipahami bahwa al-Qur’an sebagai kitab
suci agama Islam menekankan kepada umatnya untuk bisa menjaga
hubungan sesama manusia dengan baik. Dengan demikian akan
terwujudlah kerukunan hidup di dalam masyarakat.
c. Dalam mata pelajaran fikih untuk MA/IPA/IPS/Bahasa kelas X pada
bab 9, dalam materi Shulhu (perdamaian); dijelaskan macam-macam
perdamaian dilihat dari segi orang yang berdamai di antaranya:
1) Perdamaian antar sesama muslim; 2) Perdamaian antar sesama muslim dengan non muslim; 3) Perdamaian antar sesama imam dengan kaum bughat (pemberontak
yang tidak tunduk terhadap imam); 4) Perdamaian antar suami istri; 5) Perdamaian dalam urusan muamalah dan lain-lain.11
Dalam materi ini, dapat dipahami bahwa Islam sangat
menganjurkan perdamaian di muka bumi. Perdamaian bukan saja
10Kementerian Agama RI, Buku Siswa Al-Qur’an Hadis (pedekatan saintifik kurikulum
2013),untuk Madrasah Aliyah kelas X, Jakarta: Kementerian Agama RI,Cet. Ke-1, 2014, h.10-11. 11Kementerian Agama RI, Buku Siswa Fiqih untuk MA/IPA/IPS/Bahasa kalas X, Jakarta:
Kementerian Agama RI, Cet. Ke-1, 2014, h.139.
74
sesama muslim tetapi juga terhadap agama selainnya. Dalam hal ini
Islam sangat menghargai perbedaan diantara manusia sebagai
makhluk ciptaan Allah. Bahkan Islam juga menghargai setiap
kepercayaan yang dianut oleh mereka.
d. Dalam buku siswa Sejarah Kebudayaan Islam pada Bab 3
Perkembangan Dakwah Nabi Muhammad saw periode Madinah. Pada
poin III (Kebijakan pemerintahan Rasulullah saw pada periode Islam
di Madinah) disebutkan bahwa diantara salah satu kesuksesan Nabi
saw dalam mengembangkan Islam di Madinah adalah dengan
Meletakkan dasar-dasar politik dan tatanan sosial masyarakat. Nabi
saw mempersatukan antara golongan Yahudi dari Bani Qoinuqo, Bani
Nadhir dan Bani Quraidah. Terhadap golongan Yahudi, Nabi
membentuk suatu perjanjian yang melindungi hak-hak azasi manusia,
yang dikenal dengan piagam Madinah. Adapun diantara inti perjanjian
Madinah adalah:
1) Kaum Yahudi bersama kaum Muslimin wajib turut serta dalam peperangan;
2) Kaum Yahudi dan Bani Auf ddiperlakukan sama seperti kaum Muslimin;
3) Kaum Yahudi tetap dengan agama Yahudi mereka, dan demikian pula dengan kaum Muslimin;
4) Semua kaum Yahudi dari semua suku dan kabilah di Madinah diberlakukan sama dengan kaum Yahudi Bani Auf;
5) Kaum Yahudi dan Muslimin harus saling tolong menolong dalam memerangi atau menghadapi musuh;
6) Kaum Yahudi dan Muslimin harus senantiasa saling berbuat kebajikan dan saling mengingatkan ketika terjadi penganiayaan atau kedhaliman;
7) Kota Madinah dipertahankan bersama dari serangan pihak luar;
75
8) Semua penduduk Madinah dijamin keselamatannya kecuali bagi yang berbuat jahat.12 Dalam materi ini dapat dipahami bahwa contoh dan keteladanan
Rasulullah saw dalam menentukan kebijakan tersebut sangat
memperhatikan keberagaman dalam masyarakat Madinah pada saat itu.
Hal ini menunjukkan bahwa Islam sangat menekankan tentang sikap
toleransi terhadap keberagaman (multikultural). Tujuan dari materi ini
adalah agar peserta didik dapat memahami dan mengamalkan nilai-nilai
pendidikan multikultural yang telah ditanamkan dan diterapkan oleh
Rasulullah saw dalam membangun persatuan dan kesatuan masyarakat
Madinah saat itu.
Selain berdasarkan buku-buku tersebut di atas, materi yang perlu
dikembangkan dalam upaya menanamkan nilai-nilai multikultural dalam
pembelajaran di kelas dapat diketahui berdasarkan hasil wawancara
dengan pendidik PAI yang di antaranya:
a. Wawancara dengan pendidik Akidah Akhlak yang menyatakan
bahwa:
“Materi PAI khususnya Akidah Akhlak adalah menyadari bahwa Islam terdiri sangat menganjurkan perdamaian dan kedamaian dalam kehidupan bermasyarakat. Hal inilah yang perlu kita jelaskan supaya tidak terjadi pertikaian atau pertengkaran”.13
12 Kementerian Agama RI, Buku Siswa Sejarah Kebudayaan Islam (pedekatan saintifik
kurikulum 2013),Untuk Madrasah Aliyah kelas X, Jakarta: Kementerian Agama RI, Cet. Ke-1 2014, h. 47-48.
13Wawancara dengan Norliana di ruang guru Madrasah Aliyah Negeri Model Palangka Raya, 8 Agustus 2015.
76
b. Wawancara dengan pendidik Quran Hadis yang menyatakan bahwa:
“Materi PAI khususnya Quran Hadis adalah menyadari bahwa banyak ayat-ayat Alquran maupun Hadis Nabi yang menganjurkan untuk bersikap toleransi dalam hal memahami nilai-nilai multikultural. Hal inilah yang perlu kita jelaskan supaya tidak terjadi pertikaian atau pertengkaran, baik dilingkungan madrasah maupun lingkungan masyarakat”.14
c. Wawancara dengan pendidik Fikih yang menyatakan bahwa:
“Materi PAI khususnya fikih adalah menyadari bahwa Islam terdiri dari beberapa mazhab, yang mana penerapan dalam beribadah pasti berbeda. Hal inilah yang perlu kita jelaskan supaya tidak terjadi pertikaian atau pertengkaran”. 15
d. Wawancara dengan pendidik SKI yang menyatakan bahwa:
“…Hal ini misalnya pada materi hijrahnya Rasulullah beserta sahabat dan seluruh kaum muslimin dari Kota Mekah ke Kota Madinah. Disini terlihat sekali bagaimana rasulullah menerapkan pendidikan multikultural. Dan ini perlu sekali dikembangkan di kelas agar peserta didik dapat memahami dan mengamalkannya”.16
Berdasarkan beberapa hasil wawancara dengan pendidik PAI dapat
diketahui bahwa materi-materi dalam pengembangan kurikulum
pendidikan Islam berbasis multikultural di Madrasah Aliyah Negeri Model
14Wawancara dengan Sodikul Mubin di ruang guru Madrasah Aliyah Negeri Model
Palangka Raya, 8 Agustus 2015. 15Wawancara dengan Syamsul Hadi di ruang guru Madrasah Aliyah Negeri Model
Palangka Raya, 8 Agustus 2015. 16Wawancara dengan Sakdiyah di ruang guru Madrasah Aliyah Negeri Model Palangka
Raya, 8 Agustus 2015.
77
Palangka Raya meliputi beberapa materi dalam mata pelajaran Akidah
Akhlak, Qur’an Hadis, Fikih, dan SKI. Materi yang dikembangkan tentu
saja sesuai dengan nilai-nilai multikultural yang terkandung di dalamnya.
3. Pengembangan kurikulum pendidikan Islam berbasis multikultural di
Madrasah Aliyah Negeri Model Palangka Raya
Berdasarkan hasil temuan penelitian yang dilakukan secara
observasi dapat diketahuai bahwa Pengembangan kurikulum pendidikan
Islam berbasis multikultural di Madrasah Aliyah Negeri Model Palangka
Raya dilakukan dengan melibatkan seluruh pendidik PAI dan wakamad
kurikulum. Adapun proses yang dilakukan melalui dua strategi, yaitu
dalam tataran konseptual dan operasional. Hal ini diketahui sebagaimana
diungkapkan oleh kepala madrasah dari hasil wawancara yang menyatakan
bahwa:
“Proses pengembangan kurikulum PAI berbasis multikultural dilaksanakan dengan melibatkan seluruh pendidik mata pelajaran PAI, dalam hal ini pada mata pelajaran Akidah Akhalak, Quran Hadis, Fikih, dan SKI. Selanjurnya dengan memperhatikan nilai-nilai multikultural yang perlu dikembangkan dan ditanamkan kepada peserta didik. Dengan demikian diharapkan proses pengembangan yang dilakukan dapat berjalan dengan baik. Adapun pengembangan tersebut dilakukan melalui dua strategi yaitu dalam tataran konseptual dan operasional. Dalam tataran konseptual terwujud dalam visi, misi, dan tujuan madrasah, serta kurikulum. Dalam tataran operasional terwujud dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas dan budaya sekolah melalui program pengembangan diri tidak terprogram”.17 Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa
pengembangan kurikulum Pendidikan Agama Islam berbasis multikultural
17Wawancara dengan Susilawaty di ruang Kepala Madrasah Aliyah Negeri Model
Palangka Raya, 1 Agustus 2015.
78
di Madrasah Aliyah Model Palangka Raya dilakukan dengan dua strategi
yaitu; pertama, secara konseptual tertuang dalam visi dan misi madrasah,
tujuan madrasah, dan kurikulum madrasah. Kedua, melalui operasional
yang terwujud dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas dan budaya
sekolah melalui program pengembangan diri tidak terprogram.
Pengembangan diri tidak terprogram yang dimaksudkan adalah
seperti memasukkan kegiatan-kegiatan keagamaan ke dalam kurikulum
PAI. Di antara kegiatan-kegiatan keagamaan tersebut seperti pelaksanakan
salat sunat duha berjamaah, pelaksanaan salat zuhur berjamaah, dan
pelaksanaan salat jum’at berjamaah di madrasah. Di samping hal tersebut, di
Madrasah Aliyah Negeri Model juga dilakukan istigosah rutin setiap
seminggu sekali dan setiap akan melaksanakan ujian nasional.
Dalam pelaksanaannya proses pengembangan yang dilakukan tentu
saja tidak terlepas dari kerjasama seluruh dewan pendidik di Madrasah
Aliyah Negeri Model Palangka Raya. Dalam hal ini khususnya pendidik
pada mata pelajaran PAI (Akidah Akhlak, Qur’an Hadis, Fikih, dan SKI).