Page 1
LAPORAN
Fiel Trip Coaching
PRAKTEK KERJA PENDAMPINGAN Service Standard Sektor Prioritas Pendidikan Kabupaten Bulukukumba ke Kabupaten Sukabumi Jawa Barat
Program KINERJA USAID
Kerjasama
Pemerintah Kabupaten Bulukumba
dengan KINERJA – USAID
MEI 2012
UGM
Page 2
TIM KERJA PRAKTEK LAPANG
Pemerintah Kabupaten Bulukumba Sulawesi Selatan
Muhammad Amral, Sekretaris Bappeda
H. Amiruddin, DPRD Komisi D
Ahmad Arfan, Kabid Ekososbud
Muhammad Amin Sulaiman, Kasubid Sosbud
Zainuddin Samma, staff bappeda
Nurhaya, Disdikpora
H. Isbair, Pengawas Disdikpora
Samsuddin, Kepala SMPN 1 Bulukumba
H. Jasman, Kepala SMPN 2 Bulukumba
Nurlaelah, Kepala SMPN 3 Bulukumba
Suwardi, Kepala SD 104 Jannaya Kajang
Hj. Hasmirah, Kepala SD 3 Kasimpuran
Media
Supri
LPSS Kinerja USAID Bulukumba
Mohammad Hatta
Page 3
2
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1 A. Latar Belakang ............................................................................ 1 B. Dasar Hukum BOSP...................................................................... 2 C. Tujuan ......................................................................................... 4 D. Manfaat ........................................................................................ 5 BAB II KUNJUNGAN KE PEMKAB SUKABUMI JABAR .............................. 6 A. Ruang Lingkup ............................................................................. 6 B. Pelaksanaan ................................................................................. 7 BAB III HASIL .............................................................................................. 9 BAB IV PENUTUP ........................................................................................ 11
Page 4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penerapan manajemen kinerja menjadi isu penting dalam peningkatan
kualitas pelayanan public pada Pemerintah Daerah di Indonesia. Berbagai
regulasi yang berkaitan dengan proses pengukuran Kinerja telah diterbitkan
oleh Pemerintah Pusat dalam variasi jenis standard pelayanan sebagian
bersifat mandatory dan lainnya volunterial, antara lain adalah : Norma,
Standar, Prosedur dan Kriteria (NSPK), Standar Pelayanan Minimal (SPM),
Standar Pelayanan Publik (SPP), Standar Operating Prosedure (SOP) dan
Standar berkaitan dengan kualitas manajemen seperti ISO. Program Kinerja
mendukung pemerintah daerah dan stakeholder penting lainnya untuk
memahami, menyusun strategi lokal, memfasilitasi penyusunan
regulasi/panduan dan menerapkan serta melembagakan praktek pelayanan
public berbasis standard pelayanan.
Kegiatan Praktek Kerja Pendampingan service standard ini merupakan
langkah tindak lanjut dan merupakan bagian dari pendampingan teknis yang
difasilitasi oleh KINERJA untuk Kota/Kabupaten setelah mengikuti lokakarya
penerapan service standar sesuai dengan sektor prioritas di masing-masing
daerah. Direncanakan pelaksanaan kegiatan ini akan dilaksanakan dari
daerah Kota/Kabupaten mitra KINERJA di wilayah Propinsi Sulawesi
Selatan.
Bentuk kegiatan pendampingan teknis lainnya yang diberikan kepada
daerah pelaksanaan praktek kerja pendampingan ini adalah pendampingan
teknis in situ secara langsung berupa klinik atau coaching yang
memungkinkan daerah dapat mendiskusikan kendala-kendala dan
tantangan yang dihadapi dalam implementasi kegiatan service standar. Peer
learning merupakan bentuk kegiatan lain yang memungkinkan daerah dalam
sharing info kisah sukses dan kendala penerapan service standard di daerah
masing-masing. Untuk mendukung sukses kegiatan ini KINERJA akan
bekerjasama dengan mitra kerja (donors) lainnya yang memiliki concern
Page 5
2
yang sama dalam meningkatkan kapasitas manajemen service standard
daerah.
Kabupaten Bulukumba yang mendapatkan dukungan pada sector
pendidikan dasar yang focus pada pendampingan penghitungan Biaya
Operasional Satuan Pendidikan (BOSP), untuk mendukung peningkatan
pelayanan public telah melakukan serangkaian peningkatan kapasitas mulai
dari workshop strategi daerah penerapan standar pelayanan minimum
(SPM), pelatihan penghitungan BOSP, dan penyusunan regulasi, bermaksud
melakukan praktek kerja pendampingan ke pemerintah kabupaten Sukabumi
sebagai bagian dari pendampingan program Kinerja USAID.
B. Dasar Hukum
Peraturan-peraturan yang secara langsung maupun tidak langsung
mendasari penghitungan BOSP adalah sebagai berikut:
1. Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004 yang merupakan revisi terhadap
Undang Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah.
Pasal 14 ayat (1) butir (f) menyatakan bahwa penyelenggaraan
pendidikan merupakan salah satu kewenangan wajib kabupaten/kota.
Hal ini merupakan landasan pelaksanaan desentralisasi di sektor
pendidikan. Dengan adanya ketentuan ini, Pemerintah Kabupaten/Kota
dituntut untuk berperan lebih besar, termasuk dalam menyusun kebijakan
pembiayaan pendidikan di daerah masing-masing.
2. Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional. Beberapa pasal yang relevan adalah:
a. Pasal 34 ayat (2): Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib menjamin
terselenggaranya wajib belajar minimal pada jenjang pendidikan dasar
tanpa memungut biaya.
b. Pasal 46 ayat (2): Pemerintah dan Pemerintah Daerah bertanggung
jawab menyediakan anggaran pendidikan sebagaimana diatur dalam
pasal 31 ayat (4) Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945.
Page 6
3
c. Pasal 47 ayat (1): Sumber pendanaan pendidikan ditentukan
berdasarkan prinsip keadilan, kecukupan, dan keberlanjutan.
d. Pasal 48 ayat (1): Pengelolaan dana pendidikan berdasar pada prinsip
keadilan, efisiensi, transparansi, dan akuntabilitas publik.
e. Pasal 49 ayat (1): Dana pendidikan selain gaji pendidik dan biaya
pendidikan kedinasan dialokasikan minimal 20% dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
3. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan. Peraturan Pemerintah ini memberikan penjelasan yang lebih
detil tentang pembiayaan pendidikan. Beberapa pasal yang relevan
adalah:
a. Pasal 42 ayat (1): Setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana
yang meliputi perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan, buku
dan sumber belajar lainnya, bahan habis pakai, serta perlengkapan
lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang
teratur dan berkelanjutan.
b. Pasal 62
Ayat (1): Pembiayaan pendidikan terdiri atas biaya investasi, biaya
operasi, dan biaya personal.
Ayat (2): Biaya investasi satuan pendidikan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) meliputi biaya penyediaan sarana dan prasarana,
pengembangan sumberdaya manusia, dan modal kerja tetap.
Ayat (3): Biaya personal sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
meliputi biaya pendidikan yang harus dikeluarkan oleh peserta didik
untuk bisa mengikuti proses pembelajaran secara teratur dan
berkelanjutan.
Ayat (4): Biaya operasi satuan pendidikan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) meliputi :
i. Gaji pendidik dan tenaga kependidikan serta segala tunjangan
yang melekat pada gaji.
ii. Bahan atau peralatan pendidikan habis pakai, dan
iii. Biaya operasi pendidikan tak langsung berupa daya, air, jasa
telekomunikasi, pemeliharaan sarana dan prasarana, uang
Page 7
4
lembur, transportasi, konsumsi, pajak, asuransi, dan lain
sebagainya.
4. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2005 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Nasional 2004–2009 Bab 27,
arah kebijakan butir (20): Menata sistem pembiayaan pendidikan yang
berprinsip adil, efisien, efektif, transparan dan akuntabel termasuk
pembiayaan pendidikan berbasis jumlah siswa. Peraturan ini merupakan
landasan bagi kebijakan alokasi anggaran pemerintah untuk keperluan
operasional pendidikan, termasuk di dalamnya alokasi dana BOS.
5. Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2008 tentang Wajib Belajar, yang
pada dasarnya merupakan penegasan terhadap apa yang telah
disampaikan oleh UU Nomor 20/2003:
a. Pasal 9: Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib menyelenggarakan
wajib belajar minimal pada jenjang pendidikan dasar tanpa memungut
biaya.
b. Pasal 10 ayat (3): Biaya operasi di satuan pendidikan milik pemerintah
merupakan tanggung jawab pemerintah dan pemerintah daerah.
6. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 15
Tahun 2010 tentang Standar Pelayanan Minimal Pendidikan Dasar di
Kabupaten/Kota.
C. Tujuan
Meningkatkan pengetahuan, wawasan dan kapasitas daerah dalam
mengintegrasikan service standard dalam manajemen pelayanan publiknya
melalui praktek baik yang telah terbukti dilakukan oleh Pemerintah Daerah
lainnya.
Mendapatkan Gambaran Penghitungan Biaya Operasional
Nonpersonalia Satuan Pendidikan (BOSP) untuk menghitungan rata-rata
kebutuhan dana minimal yang diperlukan untuk membiayai kegiatan operasi
satuan pendidikan agar kegiatan pendidikan yang sesuai standar nasional
pendidikan dapat berlangsung secara teratur dan berkelanjutan, yang
didasarkan pada per peserta didik pada jenjang pendidikan SD dan SMP.
Page 8
5
D. Manfaat
Setelah mengikuti praktek kerja pendampingan diharapkan peserta:
1) Mampu menyusun rencana praktek kerja pendampingan secara
terukur dan mempublikasikan hasilnya melalui media yang dapat
dijangkau secara luas oleh publik
2) Meningkatkan wawasan dan pengetahuan Pemerintah Daerah
tentang praktek yang baik dalam penerapan Service Standard
3) Meningkatkan kemampuan daerah dalam melakukan self
assessment melalui benchmark daerah lain yang lebih baik
4) Mengidentifikasi inovasi baru (kebijakan, kelembagaan, metode dan
etc) dalam praktek penerapan Service Standar
5) Menyusun rencana tindak post praktek kerja pendampingan dalam
mengadaptasi dan mengadobsi inovasi tersebut sesuai dengan
kondisi daerah.
Page 9
6
BAB II
KEGIATAN PRAKTIK KUNJUNGAN LAPANG BOSP SPM KE PEMKAB SUKABUMI JAWA BARAT
A. Ruang Lingkup
Kegiatan Kunjungan lapangan merupakan rangkaian dari kegiatan
pendampingan program kinerja USAID dalam rangkan penguatan kapasitas
menganalisis Biaya Operasional Satuan Pendidikan (BOSP).
BOS (Bantuan Operasional Sekolah) telah diberikan oleh pemerintah
pusat ke sekolah, guna mendukung biaya operasional pendidikan. Menurut
beberapa survey, dana BOS tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan riil
biaya pendidikan dalam pencapaian SPM. Kabupaten Bulukumba telah
bersedia menutupi kekurangan ini dengan mengikuti program pendidikan
gratis yang diprogramkan oleh pemerintah provinsi Sulawesi Selatan,
dengan memenuhi anggaran, komposisi 60 % pemerintah kabupaten dan 40
% pemerintah provinsi untuk program pemberian dana operasional bagi
sekolah.
Untuk menganalisis dan menghitung secara riil kebutuhan BOSP, telah
dilakukan penghitungan final dan menghasilkan kebutuhan BOS SD sebesar
, dan masih terdapat kesenjangan dana yang perlu dipikirkan untuk solusi
yang tepat.
Daerah kunjungan praktek kerja pendampingan kabupaten Sukabumi
Provinsi Jawa Barat, dengan pertimbangan;
1. Merupakan kabupaten yang masuk 5 besar se Indonesia untuk
peningkatan mutu pelayanan pendidikan.
2. Kabupaten yang telah melaksanakan penghitungan dan implementasi
Biaya Operasional Satuan Pendidikan (BOSP).
3. Kabupaten yang direkomendasikan program Kinerja USAID.
Page 10
7
B. Pelaksanaan
Praktik Kerja Pendampingan (Fiel Trip Coaching) Service Standard
Sektor Prioritas, dengan kegiatan sebagai berikut:
1. Kunjungan ke Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Kabupaten
Sukabumi dan Seminar Mini.
Kunjungan Kerja Pendampingan ke Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah
raga kabupaten Sukabumi dilaksanakan pada hari kamis tanggal 21 Juni
2012; diterima di aula Kantor Dinas Pendidikan oleh Sekretaris Dinas
Pendidikan (Dr. Abdul Rahman MPd.) dan seluruh staff yang terkait
dengan tujuan kegiatan, perwakilan Bappeda, konsultan DBE USAID, 6
anggota DPRD komisi IV yang menangani pendidikan, dan fasilitator
BOS Nasional. Setelah acara seremonial penyambutan dan sharing
informasi tentang kedua kabupaten dalam peningkatan layanan publik
sektor Pendidikan.
Seminar Mini dengan 5 orang nara sumber; 1. Bidang Pendidikan Dasar
Dinas Pendidikan, 2. KasuBag Keuangan Dinas Pendidikan, 3. Kabid
Sosbud Bappeda kab. Sukabumi, 4. Fasilitator BOS Nasional, dan 5.
Mantan Konsultan DBE USAID kab. Sukabumi. Materi yang dibahas
adalah 1. Program unggulan sektor pendidikan yang di laksanakan oleh
dinas pendidikan kab. Sukabumi; 2. Strategi pengelolaan penganggaran
untuk peningkatan pelayanan pendidikan; 3. Strategi perencanaan sektor
pendidikan; 4. Regulasi nasional dan daerah untuk Biaya Operasinal
Sekolah dan Implementasinya; 5. Bantuan DBE USAID untuk
peningkatan sektor pendidikan khususnya penghitungan BOSP.
2. Kunjungan ke SMP Negeri Sukaraja dan SD Negeri Sukalarang.
Kunjungan ke SMP Negeri Sukaraja, diterima oleh kepala sekolah, wakil
kepala sekolah sekolah, guru dan ketua komite SMPN Sukaraja serta
kasi SMP Disdikpora kab. Sukabumi; hari jumat tanggal 22 Juni 2012 di
aula SMPN Sukaraja; membahas profile sekolah, pembiayaan
penggunaan BOS nasional dan BOS Daerah, dan peran komite sekolah.
Page 11
8
Kunjungan ke SD Negeri Sukalarang, diterima oleh kepala sekolah,
guru, petugas/operator Teknologi Informasi dan ketua komite serta kasi
SMP dan staff kasi SD Disdikpora kab. Sukabumi; hari jumat tanggal 22
Juni 2012 di ruang kelas; membahas profile sekolah, pembiayaan
penggunaan BOS nasional dan BOS Daerah, dan peran komite sekolah.
3. Diskusi Tim Praktik Kerja Pendampingan.
Diskusi tim dilaksanakan pada tanggal 23 Juni 2012; dengan membahas
hasil kunjungan yang telah dilaksanakan.
Page 12
9
BAB III
HASIL
Dari hasil diskusi yang dilaksanakan oleh tim maka hasil yang diperoleh
sebagai berikut:
1. Kabupaten Sukabumi Provinsi Jawa Barat dengan luas wilayah 3.937,47
Km merupakan kabupaten terluas di pulau Jawa dan Bali yang terbagi
dalam 47 Kecamatan 364 Desa dan 4 Kelurahan dengan jumlah
penduduk 2.383.450 jiwa. Melihat kondisi geografis Kabupaten Sukabumi
yang sangat luas maka dalam memberikan layanan di bidang pendidikan
terutama terkait data pendidikan, Pemerintah Kabupaten melalui Dinas
Pendidikan telah membuat sistem informasi data yang terintegrasi yang
dikelola oleh pihak ketiga dan didukung peraturan Bupati.
2. Kabupaten Sukabumi, telah mendapatkan pendampingan dalam
meningkatkan pelayanan publik sektor pendidikan, melalui program
Desentralisasi Basic Education (DBE) oleh lembaga USAID selama 6
tahun, dimana telah berakhit pada 16 Juni 2012, dimana terdapat 16
program, dan salah satu bantuannya adalah pehitungan biaya
operasional satuan Pendidikan (BOSP).
3. Terkait dengan biaya pendidikan khusunya Biaya Operasional Sekolah
(BOS), Kabupaten Sukabumi memiliki 3 jenis sumber BOS, yaitu BOS
Pusat, BOS provinsi dan BOS Kabupaten. Besar nilai rupiah yang
dikelolah BOS di Kabupaten Sukabumi lebih rendah dari BOS kabupaten
Bulukumba yang bersumber dari BOS Pusat dan program pendidikan
gratis provinsi dan kabupaten.
4. Penghitungan BOSP kabupaten Sukabumi telah dua kali dilakukan, yaitu
tahun 2008 dan tahun 2011 dengan jumlah selisih kebutuhan sekitar
Rp. 300.000,- dimana penghitungan ini difasilitasi oleh program DBE
USAID. Untuk menyiasati tidak rutinnya penghitungan BOSP yang
seharusnya dilakukan setiap tahun, maka pemkab Sukabumi telah
membuat ranperbup Juklat dan Juknis BOSP yang dituangkan dalam
standar pemenuhan biaya satuan pendidikan, dengan pertimbangan
Page 13
10
bahwa jika dituangkan dalam standar pemenuhan biaya satuan
pendidikan maka pembiayaan cukup berat untuk dipenuhi oleh
pemerintah daerah.
5. Kekurangan pembiayaan dari penghitungan BOSP dengan BOS dan
BOSDA di kabupaten Sukabumi diserahkan pada masyarakat atau
lembaga donor dan hal ini telah dituangkan dalam Peraturan Bupati
Sukabumi Nomor 4 Tahun 2012 tentang pengelolaan dana partisipasi
masyarakat pada satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh
pemerintah daerah.
Page 14
11
BAB IV
PENUTUP
1. KESIMPULAN
(1) Pemerintah Kabupaten Sukabumi masih belum mampu memenuhi
selisih BOS hasil penghitungan BOSP yang difasilitasi oleh program
DBE USAID, untuk menyiasati hal tersebut maka diserahkan pada
masyarakat atau lembaga donor dan hal ini telah dituangkan dalam
Peraturan Bupati Sukabumi Nomor 4 Tahun 2012 tentang
pengelolaan dana partisipasi masyarakat pada satuan pendidikan
yang diselenggarakan oleh pemerintah daerah.
(2) Pemerintah Kabupaten melalui Dinas Pendidikan telah membuat
sistem informasi data yang terintegrasi yang dikelola oleh pihak ketiga
dan didukung peraturan Bupati.
(3) Untuk menyiasati tidak rutinnya penghitungan BOSP yang seharusnya
dilakukan setiap tahun, maka pemkab Sukabumi telah membuat
ranperbup Juklat dan Juknis BOSP yang dituangkan dalam standar
pemenuhan biaya satuan pendidikan.