Top Banner
TUGAS FGD (FOCUS GROUP DISCUSSION) OPEN DEFECATION Disusun Oleh : KELOMPOK M 1. I Made Bayu Pramana Adi Cahya P (12700497) 2. Ida Bagus Tri Yoga Karang (12700499) 3. Muhammad Dhistira Prabawa (12700501) 4. I Gusti Ngurah Agung Eka Sudiatmika (12700503) 5. Ni Made Karlinda Utari Karyadi (12700505) 6. Indika Selviana (12700507) 7. Putu Frydalyasa Yudhi A. (12700509)
28

Fgd sekenario 2

Mar 11, 2023

Download

Documents

Sony Wicaksono
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Fgd sekenario 2

TUGAS FGD (FOCUS GROUP DISCUSSION)

OPEN DEFECATION

Disusun Oleh : KELOMPOK M

1. I Made Bayu Pramana Adi Cahya P

(12700497)2. Ida Bagus Tri Yoga Karang

(12700499)3. Muhammad Dhistira Prabawa

(12700501)4. I Gusti Ngurah Agung Eka Sudiatmika

(12700503)5. Ni Made Karlinda Utari Karyadi

(12700505)6. Indika Selviana

(12700507)7. Putu Frydalyasa Yudhi A.

(12700509)

Page 2: Fgd sekenario 2

8. Nurdin Pranata(12700511)

9. Siti Hajar Istiqomah(12700513)

10. Qoonita Yunita(12700515)

11. Putu Indra Iswara(12700517)

12. Elisa Wulandari(12700519)

13. Novianti Nur Pramaliantari

(12700525)14. Rafael Rony Prasetya

(12700526)15. Cesarina Maria Jeronimo B

(11700167)16. Cristalina Fatima Pereira

(11700350)17. Tanche Madriani Manibuy

(11700357)

PEMBIMBING TUTOR :Irul Hadayati, SKM, M.Kes

FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA

TAHUN AKADEMIK 2013 / 2014

Page 3: Fgd sekenario 2

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa

yang telah memberikan rahmat dan kesempatan sehingga kami

dapat menyelesaikan laporan makalah ini tepat pada waktunya.

Laporan makalah ini merupakan laporan hasil diskusi dan

analisis dari skenario yang telah diberikan. Makalah ini

merupakan suatu kewajiban tiap kelompok untuk menyampaikan

hasil dari diskusinya dalam FGD (Focus Group Disscussion) mengenai

hal-hal yang berkenaan dengan skenario yang telah diberikan.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang

baik secara langsung maupun tidak langsung membantu hingga

terselesaikannya laporan makalah ini, antara lain Tutor kami

dalam FGD (Focus Group Discussion) Kelompok M.

Kami menyadari bahwa laporan makalah ini masih jauh dari

sempurna.Oleh karena itu saran atau kritik yang bersifat

positif dan membangun sangat kami harapkan untuk

menyempurnakan laporan ini.Terima kasih.

Surabaya, 11 April 2014

Penyusun

ii

Page 4: Fgd sekenario 2

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................ i

KATA PENGANTAR ........................................... ii

DAFTAR ISI ...............................................

.......................................................iii

SKENARIO.................................................. 1

BAB I PENDAHULUAN ...................................... 2

1.1 Latar Belakang ............................... 2

1.2 Rumusan Masalah............................... 3

1.3 Tujuan Penulisan.............................. 3

BAB II ANALISIS KASUS ................................... 4

2.1 Analisis Epidemiologi ........................ 4

2.2 Kausa dan Alternatif Kausa ................... 6

2.3 Alternatif Penyelesaian Masalah .............. 6

BAB III RENCANA PROGRAM................................... 9

3.1 Pendekatan Melalui Konsep Pencegahan.......... 10

3.2 Pendekatan Melalui Pengembangan Organisasi.... 11

3.3 Pendekatan Melalui Penyuluhan Masyarakat...... 12

iii

Page 5: Fgd sekenario 2

3.4 Pendekatan Melalui Konsep Kesehatan Masyarakat 13

BAB IV REKOMENDASI....................................... 14

BAB V KESIMPULAN ....................................... 15

DAFTAR REFERENSI.......................................... 16

iv

Page 6: Fgd sekenario 2

Skenario

Desa Duren adalah satu desa di Wilayah Kecamatan

Madurasa, Kabupaten Madangkara. Desa tersebut terdiri atas 4

RW (Rukun Warga) dan 14 RT (Rukun Tetangga), dihuni oleh 3809

jiwa dalam 1008 Kepala Keluarga. Proporsi pekerjaan didominasi

oleh pekerja swasta, menyusul pekerjaan petani atau buruh tani

dan sedikit yang bekerja di lembaga pemerintah atau lembaga

formal lainnya. Tingkat pendidikan penduduk dewasa umumnya

lulusan SD adan SMP dan hanya sedikit yang mengenyam

pendidikan tinggi. Dalam catatan Puskesmas Madurasa desa ini

hanya memiliki 487 Jamban (Kaskus) dan 3 buah fasilitas mandi,

cuci, kakus (MCK). Kebiasaan open defecation (OD) sudah menjadi

kebiasaan di masyarakat Duren.

Menghadapi keadaan desa ini dr. Anggi, Kepala Puskesmas

Madurasa, cukup resah apalagi angka kesakitan penyakit

berbasis saluran alat cerna juga masih cukup tinggi. Dalam

membina kesehatan masyarakat desa Duren memiliki Kepala Desa

dengan perangkatnya yang cukup kooperatif dan telah membina 20

kader kesehatan.

Dr. Anggi bertekad untuk meningkatkan perilaku hidup

bersih dan sehat (PHBS) dengan mendorong masyarakat memiliki

fasilitas yang berkaitan dengan program tersebut secara

swadaya, sehingga tercapai open defecation free (ODF) sesuai dengan

konsep ‘sanitasi total berbasis masyarakat (STBM)”

1

Page 7: Fgd sekenario 2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesehatan merupakan hak dasar manusia dan merupakan

salah satu faktor yang sangat menentukan kualitas Sumber Daya

Manusia.Oleh karena itu kesehatan perlu dipelihara dan

ditingkatkan kualitasnya serta dilindungi dari ancaman yang

merugikannya.Derajat Kesehatan dipengaruhi oleh banyak

faktor : lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan dan

keturunan. Faktor lingkungan dan perilaku sangat mempengaruhi

derajat kesehatan.Termasuk lingkungan adalah keadaan

pemukiman/perumahan, tempat kerja, sekolah dan tempat umum,

air dan udara bersih, juga teknologi, pendidikan, sosial dan

ekonomi. Sedangkan perilaku tergambar dalam kebiasaan sehari-

2

Page 8: Fgd sekenario 2

hari seperti: pola makan, kebersihan perorangan, gaya hidup,

dan perilaku terhadap upaya kesehatan.

Kesehatan sangat diidamkan oleh setiap manusia dengan

tidak membedakan status sosial maupun usia. Kita hendaknya

menyadari bahwa kesehatan adalah sumber dari kesenangan,

kenikmatan dan kebahagian. Untuk mempertahankan kesehatan yang

baik kita harus mencegah banyaknya ancaman yang akan

mengganggu kesehatan kita. Ancaman lainnya terhadap kesehatan

adalah pembuangan kotoran (faces dan urina) yang tidak menurut

aturan.Buang Air Besar (BAB) di sembarangan tempat itu

berbahaya. Karena itu akan memudahkan terjadinya penyebaran

penyakit lewat lalat, udara dan air,(Winaryanto, 2009)

Ekskreta manusia merupakan sumber infeksi dan merupakan

salah satu penyebab terjadinya pencemaran lingkungan.Bahaya

terhadap kesehatan akibat pembuangan kotoran secara tidak baik

adalah pencemaran tanah, pencemaran air, kontaminasi makanan,

dan perkembangbiakan lalat.Kotoran dari manusia yang sakit

atau sebagai carrier dari suatu penyakit dapat menjadi sumber

infeksi. Kotoran tersebut mengandung agens penyakit yang dapat

ditularkan pada pejamu baru dengan perantara lalat, (Candra,

2006)

Masalah pembuangan kotoran manusia merupakan masalah yang

pokok karena kotoran manusia (faces) adalah sumber penyebaran

penyakit multikompleks. Beberapa penyakit yang dapat

disebarkan oleh tinja manusia antara lain tifus, disentri,

kolera, bermacam-macam cacing (gelang, kremi, tambang, pita),

schistosomiasis, (Notoatmodjo, 2007)

3

Page 9: Fgd sekenario 2

Pembuatan jamban merupakan usaha manusia untuk memelihara

kesehatan dengan membuat lingkungan tempat hidup sehat.Dalam

pembuatan jamban sedapat mungkin harus diusahakan agar jamban

tidak menimbulkan bau yang tidak sedap. Penduduk Indonesia

yang menggunakan jamban sehat (WC) hanya 54 % saja padahal

menurut studi menunjukkan bahwa penggunaan jamban sehat dapat

mencegah penyakit diare sebesar 28%. (Depkes RI,2009)

Pekerjaan masyarakat yang kebanyakan sebagai nelayan dan

petani serta pendapatan masyarakat yang masih kurang ditambah

lagi mahalnya harga kloset di pasaran menjadi salah satu

faktor penyebab kurangnya pembuatan jamban keluarga.

1.2 Rumusan Masalah

Apa penyebab dari kepemilikan jamban yang rendah di dalam

masyarakat ?

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan Utama

Adapun tujuan umum dari penulisan makalah ini ialah untuk

mengetahui dan memahami konsep dasar serta aplikasi

perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di desa Wilayah

Kecamatan Madurasa Kabupaten Madangkara.

Tujuan khusus

1. Meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)

kepada masyarakat.

2. Menjelaskan masalah kebiasaan OD.

4

Page 10: Fgd sekenario 2

3. Menjelaskan akibat kebiasaan OD terhadap peningkatan

angka kesakitan penyakit berbasis saluran alat cerna

(diare, kecacingan).

4. Menjelaskan ruang lingkup perilaku hidup bersih dan

sehat (PHBS).

5. Menjelaskan fasilitas-fasilitas yang seharusnya

dimiliki untuk menunjang PHBS.

6. Menjelaskan peranan PHBS dalam pengendalian penyakit

saluran pencernaan.

7. Memahami konsep STBM dalam menunjang PHBS.

1.4 Manfaat

1. Untuk memberikan kesadaran kepada masyarakat tentang perilaku hidup bersih dan sehat.

2. Untuk kepentingan masyarakat terhadap fasilitas open defecation free (ODF) sesuai dengan konsep “ sanitasi total berbasis masyarakat (STBM)”.

BAB II

ANALISIS KASUS

2.1 Analisis Epidemiologi

Menurut WHO, setiap tahunnya sekitar 2,2 juta orang

di negara-negara berkembang terutama anak-anak meninggal

dunia akibat berbagai penyakit yang disebabkan oleh

kurangnya air minum yang aman, sanitasi dan hygiene yang

buruk.

5

Page 11: Fgd sekenario 2

Saat ini, penduduk Indonesia berjumlah 236,4 juta,

57% di antaranya berada di desa (SCB, 2007). Sedangkan

berdasarkan data Bank Dunia 2007, sebanyak 45,2% (105,3

juta) penduduk Indonesia adalah masyarakat lemah dan

miskin. Tidak heran, jika Human Development Index (HDI)

Indonesia menduduki ranking 107 dari 177 negara (UNDP

2007/8).

Tantangan yang dihadapi Indonesia terkait dengan

masalah air minum, higiene, dan sanitasi masih sangat

besar. Hasil studi Indonesia Sanitation Sector Development

Program (ISSDP) tahun 2006, menunjukkan 47% masyarakat

masih berperilaku buang air besar (BAB) ke sungai, sawah,

kolam, kebun, dan tempat terbuka.

Berdasarkan studi Basic Human Services (BHS) di Indonesia

tahun 2006, perilaku masyarakat dalam mencuci tangan

adalah (i) setelah buang air besar 12%, (ii) setelah

membersihkan tinja bayi dan balita 9%, (iii) sebelum makan

14%, (iv) sebelum member makan bayi 7%, dan (v) sebelum

menyiapkan makanan 6%. Sementara studi BHS lainnya

terhadap perilaku pengelolaan air minum rumah tangga

menunjukkan 99,20% merebus air sebelum dikonsumsi (di-

minum), namun 47,50% dari air tersebut masih mengandung

Eschericia coli.

Kondisi tersebut berkontribusi terhadap tingginya

angka kejadian diare di Indonesia. Hal ini terlihat dari

angka kejadian diare nasional pada tahun 2006 sebesar 423

per seribu penduduk pada semua umur dan 16 propinsi

6

Page 12: Fgd sekenario 2

mengalami Kejadian Luar Biasa (KLB) diare dengan Case

Fatality Rate (CFR) sebesar 2,52.

Kondisi seperti ini dapat dikendalikan melalui

intervensi terpadu melalui pendekatan sanitasi total. Hal

ini dibuktikan melalui hasil studi WHO tahun 2007, yaitu

kejadian diare menurun 32% dengan meningkatkan akses

masyarakat terhadap sanitasi dasar, 45% dengan perilaku

mencuci tangan pakai sabun, 39% perilaku pengelolaan air

minum yang aman di rumah tangga. Sedangkan dengan

mengintegrasikan ketiga perilaku intervensi tersebut,

kejadian diare menurun sebesar 94%.

Pemerintah telah memberikan perhatian di bidang

hygiene dan sanitasi dengan menetapkan Open Defecation

Free (ODF) dan peningkatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

pada tahun 2009 dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Nasional (RPJMN) 2004-2009. Hal ini sejalan dengan

komitmen pemerintah dalam mencapai target Millennium

Development Goals (MDGs) tahun 2015, yaitu meningkatkan

akses air minum dan sanitasi dasar secara berkesinambungan

kepada separuh dari proporsi penduduk yang belum

mendapatkan akses.

Untuk mengakselerasi pencapaian akses masyarakat

terhadap sanitasi dan peningkatan perilaku higiene, diper-

lukan Strategi Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat

(STBM) dengan menitik beratkan pada peningkatan perilaku

hygiene dan sanitasi masyarakat.

STBM disusun berdasarkan pembelajaran dari

pengalaman-pengalaman yang lalu dan consensus dari berb-

7

Page 13: Fgd sekenario 2

agai stakeholder lintas sektor. Strategi tersebut akan

mendukung pemerintah daerah yang saat ini memiliki tugas

dan tanggung jawab desentralisasi untuk perencanaan,

implementasi, monitoring dan evaluasi dan mempercepat

peningkatan sanitasi. Tahun ini, Keputusan Menteri

Kesehatan tentang Sanitasi Total Berbasis Masyarakat di-

harapkan dapat dikeluarkan.

Sanitasi Total mencakup suatu pandangan menyeluruh,

menggunakan pendekatan “memicu” dipimpin oleh masyarakat

untuk menghasilkan kebutuhan akan peningkatan sanitasi

lingkungan/penyehatan lingkungan. Sanitasi Total

mengharuskan setiap rumah tangga dan anggota masyarakat

mengadopsi perilaku yang diinginkan dan menghentikan

perilaku yang dapatmengancam kesehatan dan kesejahteraan

bersama.

Lima prioritas yang telah disepakati sebagai bagian

dari strategi Sanitasi Total adalah:

1. Menghentikan praktek BAB terbuka

2. Menggunakan jamban milik pribadi atau bersama untuk

pembuangan semua tinja manusia

3. Mencuci tangan dengan sabun dan air setelah BAB dan

setelah memegang kotoran bayi serta sebelum memegang

makanan (untuk makan, member makan, atau menyiapkan

makanan)

4. Menjaga jamban tetap bersih dan berfungsi

5. Mengelola dan menyimpan air dan makanan secara aman

8

Page 14: Fgd sekenario 2

6. Membuang limbah padat domestik (termasuk limbah

hewan domestik) dan air limbah domestic dengan cara

yang higienis.

Berdasarkan paradigm sehat ditetapkan visi Indonesia

Sehat 2010, dimana ada3 pilar yang perlu mendapat

perhatian khusus, yaitu lingkungan sehat, perilaku sehat serta

pelayanan kesehatan yang bermutu, adil dan merata. Untuk perilaku

sehat bentuk kongkritnya yaitu perilaku proaktif

memelihara dan meningkatkan kesehatan .mencegah risiko

terjadinya penyakit, melindungi diri dari ancaman penyakit

serta berpartisipasi aktif dalam upaya kesehatan.

Mengingat dampak dari perilaku terhadap derajat kesehatan

cukup besar (30-35% terhadap derajat kesehatan), maka

diperlukan berbagai upaya untuk mengubah perilaku yang

tidak sehat menjadi sehat. Salah satunya melalui program

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Perilaku Hidup

Bersih dan Sehat 2010 atau PHBS 2010 adalah keadaan dimana

individu-individu dalam rumah tangga (keluarga) masyarakat

Indonesia telah melaksanakan perilaku hidup bersih dan

sehat (PHBS) dalam rangka :

1. Mencegah timbulnya penyakit dan masalah-masalah

kesehatan lain

2. Menanggulangi penyakit dan masalah-masalah kesehatan

lain, dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan

3. Memanfaatkan pelayanan kesehatan

4. Mengembangkan dan menyelenggarakan upaya kesehatan

bersumber masyarakat

9

Page 15: Fgd sekenario 2

Namun, secara nasional penduduk yang telah memenuhi

kriteria PHBS baik pada tahun 2011 hanya 55% dan

diharapkan mencapai 70% pada tahun 2014.

2.2 Kausa dan Alternatif Kausa

Penyebab terjadinya open defecation pada Desa Duren:

1. Rendahnya penghasilan karena proporsi pekerjaan

penduduk adalah petani dan sedikit yang berkerja

dilembaga pemerintahan

2. Rendahnya tingkat pendidikan karena pada umumnya

penduduk hanya lulusan SD dan SMP

2.3 Alternatif Penyelesaian Masalah

Open defecation (OD) sudah menjadi kebiasaan dimasyarakat Duren. Masyarakat pedesaan di beberapawilayah di Kabupaten Jombang sudah bertahun-tahunmempunyai kebiasaan Buang Air Besar (BAB) di sungai.Masyarakat mengatakan bahwa belum punya WC sehingga harusBAB di sungai (Pemkab, 2012). Dari analisa masalah yangada didapatkan alternatif penyelesaian masalah :

o Pembangunan fasilitas mandi dan jamban

o Pembersihan dan perawatan lingkungan rumah masing-

masing warga, fasilitas mandi dan jamban yang

tersedia

o Penyuluhan mengenai perilaku hidup sehat dan bersih

o Meningkatkan kinerja 20 kader binaan

o Meningkatkan partisipasi dan kerjasama lintas sector

kesehatan

10

Page 16: Fgd sekenario 2

Adapun pembuatan fasilitas jamban harus memperhatikan:

1. Tanki Septik dan Sumur Resapan Penggunaan tangki septik paling banyak

digunakan untuk pengolahan air buangan rumah tanggadan sistem ini cocok untuk sistem on-site sanitationwalaupun kualitas bakteriologinya masih jelek.

Tangki septik yang sudah umum di Indonesiaadalah toilet tuang siram atau istilah lain kakusleher angsa. Sistem ini mempunyai unit air perapat(water seal) yang dipasang di bawah pelat jongkokatau tumpuan tempat duduk sehingga dapat mencegahgangguan lalat dan masuknya bau ke toilet.

Air buangan dapur dan kamar mandi sebaiknyatidak dimasukkan ke dalam tangki septik kecuali bilatanki tersebut direncanakan mampu menampung debitair buangan yang besar. Tangki septik paling banyakdigunakan penduduk sebagai penampung sementara airbuangan toilet karena biayanya yang relatif murah.Tangki septik harus diletakkan pada lokasi yangtepat agar tidak mencemari sumber air tanah. Jambanini sama dengan jamban sistem resapan. Perbedaanyaterletak pada jumlah septik tank dan carapembuangannya. Jumlah septik tank ganda mempunyaidua atau lebih lubang penampung kotoran. Carapemakaian dilakukan bergilir setelah salah satu bakpenampung terisi penuh. Bak penampung yang telahpenuh ditutup dan didiamkan beberapa lama supayakotoran dapat dijadikan kompos atau pupuk. Saluranpembuangan dapat dipindahkan dengan menutup/membukalubang saluran yang dikehendaki pada bak pengontrol.Ukuran lubang dan bangunan jamban tergantung padakebutuhan dan persediaan lahan. Kotoran yang telahberubah menjadi kompos dapat diambil dandimanfaatkan sebagai pupuk. Bak penampung yang telahdikosongkan dapat dimanfaatkan kembali.

11

Page 17: Fgd sekenario 2

2. Proses KimiawiAkibat penghancuran tinja akan direduksi dan

sebagian besar (60-70 %) zat-zat padat akanmengendap didalam tangki sebagai sludge. Zat-zatyang tidak dapat hancur bersama-sama dengan lemakdan busa akan mengapung dan membentuk lapisan yangmenutup permukaan air dalam tanki tersebut. Lapisanini disebut scum yang berfungsi mempertahankansuasana anaerob dari cairan dibawahnya, yangmemungkinkan bakteri-bakteri anaerob dan fakultatifanaerob dapat tumbuh subur, yang akan berfungsi padaproses berikutnya.

3. Proses BiologisDalam proses ini terjadi dekomposisi melalui

aktivitas bakteri anaerob dan fakultatif anaerobyang memakan zat-zat organik alam, sludge dan scum.Hasilnya, selain terbentuk gas dan zat cair lainnya,adalah juga mengurangi volume sludge sehinggamemungkinkan septic tank tidak cepat penuh. Kemudiancairan enfluent sudah tidak mengandung bagian-bagiantinja dan mempunyai BOD yang relatif rendah. Cairanenfluent ini akhirnya dialirkan keluar melalui pipadan masuk ke dalam tempat perembesan.

12

Page 18: Fgd sekenario 2

BAB III

RENCANA PROGRAM

Rencana Pelaksanaan Program Penurunan

Angka Kesakitan Penyakit Berbasis Saluran Alat Cerna di Desa Duren

No

.Alternatif Jalan Keluar

Efektivita

s

Efisiensi Hasil

M I V C P = M x I x V1. Meningkatkan kinerja 20 kader

binaan

4 3 3 4 32

2. Meningkatkan partisipasi dan

kerjasama lintas sector

kesehatan

3 2 4 4 24

3. Pembersihan dan perawatan

lingkungan rumah masing-

masing warga, fasilitas mandi

dan jamban yang tersedia

5 5 5 4 125

4. Pembangunan fasilitas mandi

dan jamban

5 5 5 5 125

13

Page 19: Fgd sekenario 2

5. Penyuluhan mengenai perilaku

hidup sehat dan bersih

5 4 5 2 100

3.1 Pendekatan Melalui Konsep Kesehatan MasyarakatNo. Kegiatan Sasaran Target Volume

Kegiatan

RincianKegiatan

LokasiPelaksanaan

TenagaPelaksana

Jadwal KebutuhanPelaksanaan

1. Konseling berkaitan perilaku hidup bersih dan sehat

Seluruh warga Desa Duren

75% dari seluruh sasaran

3 Bulan a. Persiapan(awal bulan Januari 2015)

b. Pelaksanaan Kegiatan (akhir bulanJanuari –

di Balai Desa Duren / di Puskemas

dr. Anggi, Kepala desa dan 20 Kader binaan

Pada hari Sabtu dan Minggupada mingguketigadan keempa

Tempat yang memadai,dan alat-alat untuk konseling

14

Page 20: Fgd sekenario 2

akhir bulan Maret 2015)Rangkaian Kegiatan :- Konsultasidari warga- Pengarahandari tenaga pelaksana

c. Penilaianpada minggu pertama bulan Februari– Maret 2015

t

3.2 Pendekatan Melalui Pengembangan Organisasi

15

Page 21: Fgd sekenario 2

No. Kegiatan Sasaran Target VolumeKegiatan

RincianKegiatan

LokasiPelaksanaan

TenagaPelaksana

Jadwal KebutuhanPelaksanaan

1. Bakti Sosial

Seluruh warga Desa Duren

90% dari seluruh sasaran

3 Bulan sekali

a. Persiapan(awal bulan April 2015)

b. Pelaksanaan Kegiatan (Awal bulan Mei 2015)Rangkaian Kegiatan :- Pemeriksaan warga- Pemberian obat-obatan

c. Penilaianpada awal bulan Juni 2015

di BalaiDesa Duren

dr. Anggi, Kepala desa dan20 Kaderbinaan

Hari Minggupada mingguawal bulan Mei 2015

Obat-obatan dan tenaga kesehatan

2. Membangun fasilitas mandi dan jamban umum

Seluruh warga Desa Duren

50% dari seluruh

3 Bulan a. Persiapan(awal bulan Februari 2015)

Desa Duren

Kepala desa sebagai penanggu

Setiaphari terfokuskan

a. Dana untuk melaksanakan

16

Page 22: Fgd sekenario 2

di beberapatitik desa

sasaran b.

Pelaksanaan Kegiatan (Awal bulan Maret 2015)Rangkaian Kegiatan :- Pembangunan fasilitas mandi- pembangunan jamban umumc. Penilaianpada awal bulan Mei 2015

ng jawabdan 20 Kader binaan sebagai fasilitator

pada hari sabtu dan minggu

kegiatanb. Alat dan bahan untuk membangun fasilitas mandi dan jamban

3.3 Pendekatan Melalui Penyuluhan Masyarakat

No. Kegiatan Sasaran Target VolumeKegiatan

RincianKegiatan

LokasiPelaksanaan

TenagaPelaksana

Jadwal

KebutuhanPelaksanaan

1. Penyuluhan Seluruh warga

75% dari

6 bulan

a. Persiapan(akhir bulan

di Balai Desa

dr. Anggi,

Pada hari

Tempat yang

17

Page 23: Fgd sekenario 2

Desa Duren

seluruh sasaran

sekali desember 2015)

b. Pelaksanaan Kegiatan (Awal bulan Januari 2015)Rangkaian Kegiatan :- Pre test- Sosialisasi mengenai prilaku hidup bersihdan sehat- Post test- Pemberian reward

c. Penilaianpada awal bulan Februari 2015

Duren Kepala desa dan20 Kaderbinaan

minggu, minggu keduapada bulanJanuari

memadai,dan alat-alat untuk penyuluhan

18

Page 24: Fgd sekenario 2

3.4 Pendekatan melalui Konsep PencegahanNo. Kegiatan Sasaran Target Volume

Kegiatan

RincianKegiatan

LokasiPelaksanaan

TenagaPelaksana

Jadwal

KebutuhanPelaksanaan

1. Membersihkan lingkungan desa serta perawatan pada jambandan fasilitas mandi

Seluruh warga Desa Duren

75% dari seluruh sasaran

6 Bulan

a. Persiapan (awal bulan Januari 2015)

b. Pelaksanaan Kegiatan (pertengahan bulan Januari2015 – akhir bulan Juni 2015)Rangkaian Kegiatan :- Pembersihandaerah sekitar rumahmasing-masingpenduduk- Pembersihanfasilitas

di Balai Desa Duren

dr. Anggisebagai koordinator, Kepala desa sebagai penanggung jawab dan 20 Kader binaan sebagai fasilitator

Pada hari minggu pertama bulanJanuari – Juni 2015

Peralatan untuk membersihkan

19

Page 25: Fgd sekenario 2

mandi dan jamban yang tersedia

c. PenilaianPada akhir bulan Juli 2015

20

Page 26: Fgd sekenario 2

BAB V

REKOMENDASI

Berdasarkan masalah yang ada yaitu kebiasaan open

defecation atau kurangnya kepemilikan jamban pada desa Duren,

kecamatan Madurasa, kabupaten Madangkara. Oleh karena itu ada

beberapa cara yang harus dilakukan agar dapat meningkatkan

perilaku hidup sehat dan bersih (PHBS), diantaranya yaitu

dengan cara :

1. Membangun fasilitas mandi dan jamban di beberapa titik

desa

2. Pembersihan dan perawatan lingkungan rumah masing-

masing warga, fasilitas mandi dan jamban yang tersedia

3. Penyuluhan mengenai perilaku hidup sehat dan bersih

4. Meningkatkan kinerja 20 kader binaan

5. Meningkatkan partisipasi dan kerjasama lintas sector

kesehatan

21

Page 27: Fgd sekenario 2

BAB VI

KESIMPULAN

Open defecation (OD) sudah menjadi kebiasaan di desa Duren,

kebiasaan OD ini meningkatkan angka kesakitan penyakit

berbasis saluran alat cerna seperti diare dan kecacingan di

desa tersebut. Untuk menurunkan angka kesakitan tersebut perlu

dilakukan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). PHBS ini

nantinya diarahkan kepada tercapainya beberapa indicator,

salah satunya menggunakan jamban sehat, sehingga tercapai open

defecation free (ODF). Adapun faktor yang menyebabkan

rendahnya ke pemilikan jamban yaitu, rendahnya tingkat

penghasilan dan pendidikan masyarakat.

Alternatif penyelesaian masalah yang dipilih dalam kasus ini

antara lain;

o Pembangunan fasilitas mandi dan jamban

22

Page 28: Fgd sekenario 2

o Pembersihan dan perawatan lingkungan rumah masing-masing

warga, fasilitas mandi dan jamban yang tersedia

o Penyuluhan mengenai perilaku hidup sehat dan bersih

o Meningkatkan kinerja 20 kader binaan

o Meningkatkan partisipasi dan kerjasama lintas sector

kesehatan

DAFTAR REFERENSI

http://www.academia.edu/5322162/Kesehatan_lingkungan

23