Top Banner
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini, sering kita jumpai berbagai jenis makanan dan minuman yang mengandung alkohol, bahkan ada alkohol yang diperjualbelikan secara utuh, dalam artian bukan sebagai zat tambahan melainkan sebagai satu kesatuan yang utuh. Khusus di bidang farmasi, berbagai sediaan obat juga mengandung alkohol dalam kadar tertentu. Olehnya, kita perlu mengetahui seluk-beluk tentang alkohol itu agar penggunaannya bisa dikontrol serta memiliki efek yang tepat. B. Tujuan Percobaan 1. Untuk mengetahui sifat fisika alkohol dan fenol 2. Untuk mempelajari beberapa reaksi kimia yang karakteristik dari alkohol dan fenol 3. Untuk membedakan alkohol primer, sekunder, dan tersier
45

FENOL 01

Feb 09, 2016

Download

Documents

St. Hajar

laporan
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: FENOL 01

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dewasa ini, sering kita jumpai berbagai jenis makanan dan minuman

yang mengandung alkohol, bahkan ada alkohol yang diperjualbelikan secara

utuh, dalam artian bukan sebagai zat tambahan melainkan sebagai satu

kesatuan yang utuh. Khusus di bidang farmasi, berbagai sediaan obat juga

mengandung alkohol dalam kadar tertentu. Olehnya, kita perlu mengetahui

seluk-beluk tentang alkohol itu agar penggunaannya bisa dikontrol serta

memiliki efek yang tepat.

B. Tujuan Percobaan

1. Untuk mengetahui sifat fisika alkohol dan fenol

2. Untuk mempelajari beberapa reaksi kimia yang karakteristik dari

alkohol dan fenol

3. Untuk membedakan alkohol primer, sekunder, dan tersier

C. Prinsip Percobaan

Penentuan sifat kimia dan sifat fisika dari alkohol dan fenol melalui berbagai

reaksi

Page 2: FENOL 01

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Dasar Teori

Alkohol merupakan senyawa seperti air yang satu hidrogennya diganti oleh

rantai atau cincin hidrokarbon. Sifat fisis alkohol, alkohol mempunyai titik didih

yang tinggi dibandingkan alkana-alkana yang jumlah atom C-nya sama. Hal ini

disebabkan antara molekul alkohol membentuk ikatan hidrogen. Rumus umum

alkohol yaitu R – OH, dengan R adalah suatu alkil baik alifatis maupun siklik.

Dalam alkohol, semakin banyak cabang semakin rendah titik didihnya.

Sedangkan dalam air, metanol, etanol, propanol mudah larut dan hanya butanol

yang sedikit larut. Alkohol dapat berupa cairan encer dan mudah bercampur

dengan air dalam segala perbandingan (Brady, 1999).

Berdasarkan jenisnya, alkohol ditentukan oleh posisi atau letak gugus -OH

pada rantai karbon utama karbon. Ada tiga jenis alkohol antara lain alkohol

primer, alkohol sekunder dan alkohol tersier. Alkohol primer yaitu alkohol yang

gugus –OH nya terletak pada C primer yang terikat langsung pada satu atom

karbon yang lain contohnya : CH3CH2CH2OH (C3H7O). Alkohol sekunder yaitu

alkohol yang gugus -OH nya terletak pada atom C sekunder yang terikat pada

dua atom C yang lain. Alkohol tersier adalah alkohol yang gugus –OH nya

terletak pada atom C tersier yang terikat langsung pada tiga atom C yang lain

(Fessenden, 1997).

Alkohol alifatik merupakan cairan yang sifatnya sangat dipengaruhi oleh

ikatan hidrogen. Dengan bertambah panjangnya rantai, pengaruh gugus hidroksil

yang polar terhadap sifat molekul menurun. Sifat molekul yang seperti air

Page 3: FENOL 01

berkurang, sebaliknya sifatnya lebih seperti hidrokarbon. Akibatnya alkohol

dengan bobot molekul rendah cenderung larut dalam air, sedangkan alkohol

berbobot molekul tinggi tidak demikian. Alkohol mendidih pada temperatur yang

cukup tinggi. Sebagai suatu kelompok senyawa, fenol memiliki titik didih dan

kelarutan yang sangat bervariasi, tergantung pada sifat subtituen yang menempel

pada cincin benzena (Petrucci, 1987).

Reaksi-reaksi yang terjadi dalm alkohol antara lain reaksi substitusi, reaksi

eliminasi, reaksi oksidasi dan esterifikasi. Dalam suatu alkohol, semakin panjang

rantai hidrokarbon maka semakin rendah kelarutannya. Bahkan jika cukup

panjang, sifat hidrofob ini mengalahkan sifat hidrofil dari gugus hidroksil.

Banyaknya gugus hidroksil dapat memperbesar kelarutan dalam air (Hart, 1990).

Suatu alkohol primer dapat dioksidasi menjadi aldehid atau asam

karboksilat. Alkohol sekunder dapat dioksidasi menjadi keton saja. Sedangkan

pada alkohol tersier menolak oksidasi dengan larutan basa, dalam larutan asam,

alkohol mengalami dehidrsi menghasilkan alkena yang kemudian dioksidasi

(Fessenden, 1997).

Beberapa oksidasi dari alkohol antara lain :

a. Oksidasi menjadi aldehid

Hasil oksidasi mula-mula dari alkohol primer adalah suatu aldehid (RCH=O).

Aldehid, siap dioksidasi menjadi asam karboksilat. Oleh sebab itu, reaksi antara

alkohol primer dengan zat oksidator kuat akan menghasilkan asam karboksilat,

dan bukan intermediet aldehid. Pereaksi tertentu harus dipakai apabila

intermediet aldehid merupakan hasil yang diinginkan.

Page 4: FENOL 01

b. Oksidasi menjadi keton.

Suatu alkohol sekunder dioksidasi oleh oksidator yang reaktif kuat menjadi

keton.

c. Oksidasi menjadi asam karboksilat.

Suatu oksidator kuat yang umum dapat mengoksidasi alkohol primer menjadi

asam karboksilat.

B. Uraian Bahan

1. Aquadest

Nama Resmi : AQUA DESTILLATA (FI. Ed.III hal. 96)

Nama Lain : Air suling

Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak

mempunyai rasa.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

Penggunaan : Pelarut

2. Metanol

Nama Resmi : METHANOL (FI. Ed.IV hal. 1176)

Nama Lain : Metil Alkohol

RM/ BM : CH3OH/ 32,04

Pemerian : Cairan tidak berwarna, jernih, berbau khas.

Kelarutan : Dapat bercampur dengan air, membentuk cairan jernih,

tidak berwarna.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

3. Etanol

Nama Resmi : AETHANOLUM (FI. Ed.IV hal. 63)

Page 5: FENOL 01

Nama Lain : Etil Alkohol, Etanol

RM/ BM : C2H6OH/ 46,07

Pemerian : Cairan mudah menguap, jernih tidak berwarna, bau khas

dan menyebabkan rasa terbakar pada lidah, mudah menguap

walaupun pada suhu rendah dan mendidih pada suhu 78°

mudah terbakar.

Kelarutan : Dapat bercampur dengan air dan praktis larut pada semua

pelarut organik.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, jauh dari api.

4. Propanol -2

Nama Resmi : ISOPROPIL ALKOHOL P (FI. Ed.IV hal. 1142)

Nama Lain : 2 Propanol

RM/ BM : (CH2)2COH/ 60,10

Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, bau khas, mudah terbakar

Kelarutan : dapat bercampur dengan air dengan CHCl3 dan dengan eter

P.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

5. Heksan

Nama Resmi : HEKSANA (FI. Ed IV hal 1159)

Pemerian : Cairan jernih, mudah menguap, berbau seperti eter lemah

atau bau seperti petroleum

Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, larut dalam etanol mutlak,

dapat bercampur dengan eter, dengan kloroform dengan

benzena dan dengan sebagian besar minyak lemakdan

minyak atsiri.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya

Page 6: FENOL 01

RM/BM : C6H14/86,18

6. Asam Asetat

Nama Resmi : ACIDUM ACETIUM (F.I ed. IV hal 45)

RM : CH3COOH / C2H4O2

BM : 60,05

Pemerian : cairan jernih, tidak berwarna, bau khas, menusuk, rasa asam

yang tajam.

Kelarutan : bercampur dengan air, dengan etanol dan dengan gliserol.

W/P : dalam wadah tertutup baik

7. Fenol

Nama resmi : PHENOLUM (F.I ed IV hal 663)

RM/BM : C6H5OH / 94,11

Pemerian : hablur berentuk jarum/massa hablur, tidak berwarna, bau

khas.

Kelarutan : larut dalam 12 bagian air, mudah larut dalam etanol dalam

CHCl3, eter P, dalam gliserol P dan dalam minyak lemak.

W/P : dalam wadah tertutup rapat.

8. Natrii Carbonas

Nama Lain : natrium carbonat

RM/BM : Na2CO3 / 124,00

Pemerian : hablur tidak berwarna

Kelarutan : mudah larut dalam air, lebih mudah larut dalam air

mendidih

W/P : dalam wadah tertutup baik.

9. Natrii Hydroxidum

Page 7: FENOL 01

Nama Resmi : NATRII HYDROXIDUM

Nama Lain : natrium hidroksida (F.I ed IV hal 589)

RM/BM : NaOH/40,00

Pemerian : bentuk batang, butiran, massa hablur, kering, keras, rapuh,

dan menunjukkan susunan hablur, putih, mudah meleleh

basa.

Kelarutan : mudah larut dalam air dan etanol

W/P : dalam wadah tertutup rapat.

10. Natrii Subcarbonas (F.I ed IV hal 601)

Nama Resmi : NATRII SUBCARBONAS

Nama Lain : natrium bikarbonat, mononatrium bikarbonat

RM/BM : NaHCO3 / 84,01

Kelarutan : larut dalam air, tidak larut dalam etanol

Page 8: FENOL 01

BAB III

METODE KERJA

A. Alat dan Bahan

1. Aseton

2. Air suling

3. Metanol

4. n-Heksan

5. Isobutanol

6. Amil alcohol

7. Etanol

8. Propanol-2

9. Larutan fenol

10. Asam asetat

11. Reagen Lucas

12. Larutan asan kromat

13. Larutan feri klorida

14. Larutan I2-KI

15. Larutan Na2CO3 dan NaHCO3

16. Kertas pH (indicator universal)

17. Bunsen

18. Kaki tiga

19. Beker 500 ml

20. Tabung reaksi

21. Rak tabung reaksi

22. Pipet tetes panjang

Page 9: FENOL 01

23. Sumbat kapas

24. Label

B. Prosedur

I. Sifat Fisika dari Alkohol dan Fenol

a. Kelarutan dalam air dan n-heksan

1. Menyiapkan 5 tabung reaksi yang bersih dan kering, kemudian

memberi label tiap-tiap tabung

2. Tabung reaksi I diisi dengan 0,5 ml air suling dan tabung

reaksi II diisi dengan 0,5 ml air n-heksan

3. Menambahkan 1 tetes methanol ke dalam tabung reaksi I dan

II

4. Mengocok dan memperhatikan kelarutannya (homogen atau

tidak)

5. Mengulangi poin 1 s/d 5 dengan menggunakan alkohol yang

lain

b. Penetuan pH larutan sample menggunakan indicator universal

1. Menyiapkan 5 tabung reaksi yang bersih dan kering, memberi label

sesuai dengan nama sampel uji

2. Mengisi tabung reaksi :

tabung reaksi I dengan 10 tetes methanol

tabung reaksi II dengan 0 tetes etanol

tabung reaksi III dengan 10 tetes propanol-2

tabung reaksi IV dengan isobutanol

Page 10: FENOL 01

tabung reaksi I-IV tambahkan 3 ml air suling

tabun reaksi V tambahkan 2 ml air suling

3. Mengocok keempat tabung reaksi tersebut dan

mengecek pH-nya

II. Sifat Kimia dari alcohol dan fenol

a. Tes Lucas

i. Menyiapkan 5 tabung reaksi yang bersih dan kering, memberi label

sesuai dengan nama sampel uji

ii. Ke dalam masing-masing tabung reaksi diisi dengan 10 tetes

methanol, etanol, propanol-2, isobutanol, dan fenol, kemudian

menambahkan 20 tetes reagen Lucas

iii. Menutup mulut tabung reaksi dengan sumbat gabus, mencampur isi

dengan pengocokan yang kuat selama beberapa detik

iv. Melepaskan tutup dan menyimpan tabung selama 5 menit

v. Mengamati perubahan yang terjadi

(Apakah larutan sangat berkabut/gelap (cloudiness). Jika larutan tidak

berkabut/gelap selama 15 menit, hangatkan tabung reaksi di dalam air

yang mendidih (60̊) selama 15 menit

vi. Mencatat semua data pengamatan pada

lembar kerja

b. Tes Kromat

Page 11: FENOL 01

i. Menyiapkan 5 tabung reaksi yangh bersih dan kering, memberi label

sesuai dengan nama sampel uji

ii. Ke dalam masing-masing tabung reaksi diisi dengan 5 tetes sample uji

dan tambahkan 10 tetes aseton dan 2 tetes asam kromat

iii. Menempatkan keempat tabung reaksi di atas waterbath (60̊ C) selama

5 menit.(Mencatat warna dari tiap larutan, perubahan dari warna

merah-coklat menjadi biru-hijau menunjukkan tes positif)

c. Tes Iodoform

1. Menyiapkan 5 tabung reaksi yang bersih dan kering, memberi label

sesuai dengan nama sample uji

2. Ke dalam masing-masing tabung reaksi diisi dengan 5 tetes sample uji

dan menambahkan tetes demi tetes NaOH 6 M dengan pengocokan

(25 tetes)

3. Menempatkan keempat tabung reaksi di atas waterbath (60̊ C) dan

tambahkan tetes demi tetes reagen solution lugoli dengan pengocokan

sampai larutan berwarna coklat (kurang lebih 30 tetes)

4. Menambahkan lagi NaOH 6 N ke dalam masing-masing tabung reaksi

sampai larutan menjadi tidak berwarna dan menempatkan keempat

tabung reaksi di atas waterbath selama 5 menit

5. Mengambil keempat tabung reaksi, dan membiarkannya sampai dingin

kemudian mengamati adanya endapan terang

6. Mencatat semua data pengamatan pada lembar kerja

d. Tes Feri Klorida

Page 12: FENOL 01

1. Menyiapkan 5 tabung reaksi yang bersih dan kering, memberi label

sesuia dengan nama sampel uji

2. Ke dalam masing-masing tabung reaksi diisi dengan 10 tetes sample uji

dan menambahkan 5 tetes larutan feri klorida

3. Mencatat perubahan warna dari tiap larutan (pembentukan warna ungu

mengindikasikan adanya senyawa fenol)

e. Reaksi dengan Na2CO3 dan NaHCO3

1. Menyiapkan 3 tabung reaksi yang bersih dan kering, memberi label

sesuai dengan nama sample uji

2. Tabung reaksi I diisi dengan amil alcohol, tabung reaksi II

diisi dengan fenol, tabung reaksi III diisi dengan asam asetat (sebagai

pembanding) masing-masing sebanyak 1 ml

3. Ke dalam masing-masing tabung reaksi ditambahkan 0,5 ml

Na2CO3, dikocok dan dibiarkan 3-5 menit

4. Mengerjakan poin 1 s/d 3 (mengganti Na2CO3 dengan

NaHCO3)

Page 13: FENOL 01

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Data Pengamatan

1. Sifat Fisika dari alkohol dan fenol

a. Kelarutan dalam air- dan n-heksan

No Nama

Senyawa

Rumus

Bangun

Ph Kelarutan dalam Keterangan

Air n-heksan

Page 14: FENOL 01

1. Metanol 6 Homogen Homogen

2. Etanol 6 Homogen Homogen

3. Propanol-2 5 Homogen Homogen

4. Isobutanol 5 Homogen Homogen

5. Fenol 5 Homogen Homogen

2. Sifat Kimia dari alkohol dan fenol

a. Tes Lucas

No Akohol/fenol Reagen Lucas Keterangan

1. Metanol Tidak bereaksi

2. Etanol Tidak bereaksi

3. Propanol-2 Berkabut Setelah

Page 15: FENOL 01

dihangatkan

4. Isobutanol Warna merah bata Setelah

dihangatkan

5. Fenol Berkabut

Reaksi kimia

1. CH3-OH + HCL P CH3-CL + H2O (Reaksi sangat lambat)

ZnCl2

Lambat

2. CH3 CH2 OH + HCl P CH3 CH2 CL + H2O

ZnCl2

3. CH3 CH CH3 + HCl P CH3 CH CH3 + H2O

OH ZnCl2

CH3 Cepat CH3

4. CH3 C OH + HCl P CH3 C Cl + H2O

CH3 ZnCl2 CH3

OH

5. + HCl P ( fenol bersifat asam )

ZnCl2

b. Tes Kromat

No Alkohol/fenol Reagen kromat Keterangan

Page 16: FENOL 01

1. Metanol Endapan kuning pucat

2. Etanol Endapan kuning pucat

3. Propanol-2 Endapan kuning pucat

4 Isobutanol Warna kuning terang

5. Fenol Warna coklat jingga

Reaksi kimia

1. CH3 OH + K2Cr2O7 H C

H

O

2. CH CH2 OH + K2Cr2O7 CH3 C

H

3. CH3 CH CH3 +K2Cr2O7 CH3 C CH3

O

CH3

4. CH3 C CH3 OH + K2Cr2O7

OH

OH

5. + K2Cr2O7

Page 17: FENOL 01

c. Tes Iodoform

No Alkohol/fenol Reagen Iodoform Keterangan

1. Metanol Tidak bereaksi

2. Etanol Tidak bereaksi

3. Propanol-2 Endapan kuning

4. Isobutanol Tidak bereaksi

5. Fenol Tidak bereaksi

Reaksi kimia

A.

O

1. CH3 OH + I2 H C

H

O O

2H C + I2 2I CI

H H

O O

Page 18: FENOL 01

I C + NaOH Na O C + I2 ( tdk berbentuk iodoform)

H H

O

2. CH3 CH2 OH + I2 CH3 CH

H

O O

CH3 C + I2 CI3 C

H H

O O

CI3 C + NaOH H C + CHI3 ( Iodoform )

H H

3. CH3 CH CH3 + I2 CH3 CH CH3

OH O

CH3 OH CH3 + I2 CI3 C C

O O

O

CI3 C CH3 + NaOH C C + CHI

O Na

C

4. C – C –OH + I2 /

C

OH

5. + I2

Page 19: FENOL 01

d. Tes feri klorida

No Alkohol/fenol Reagen Feri klorida Keterangan

1. Metanol Warna kuning jernih

2. Etanol Warna kuning jernih

3. Propanol-2 Warna kuning jernih

4. Isobutanol Warna kuning Terpisah

5. Fenol Warna hitam keunguan

Reaksi kimia

1. CH3 OH + FeCl3

2. CH3 CH2 OH + FeCl3

3. CH3 CH CH3 + FeCl3

OH

C

4. C - C - OH + FeCl3

C

OH O 2-

5. + FeCl3 (Fe) + HCl + 2Cl-

Page 20: FENOL 01

e. Reaksi dengan Na2CO3 dan NaHCO3

No Alkohol/fenol Reagen Na2CO3 Reagen NaHCO3

1. Asam asetat Gelembung gas, jernih Gelembung gas,

jernih

2. Isobutanol Gelembung gas, terpisah Gelembung gas,

terpisah

3. Fenol Gelembung soda, warna

coklat, terpisah

Gelembung soda,

warna coklat,

terpisah

Reaksi Kimia

O O

1. Asam asetat : 2CH3 C + Na2CO3 2CH3 C

H ONa

Page 21: FENOL 01

C

2. T- Butanol : C C OH + Na2CO3

C ONa

OH

3. Fenol : 2 + Na2HCO3 2 + H2CO3

O O

CH3 C + NaCO3 CH3 C + H2CO3

H ONa

C

C C OH + NaHCO3

C

OH Ona H2O

+ NaHCO3 + H2CO3

CO2

B. Pembahasan

Uji kelarutan

Sebagian kecil alkohol larut dalam air karena gugus hidroksi pada

alkohol dapat membentuk ikatan hidrogen dengan molekul air.

Namun ketika ukuran gugus alkil bertambah besar , kelarutannya

dalam air akan berkurang. Hal ini disebabkan oleh kemampuan gugus

alkil yang dapat mengganggu pembentukann ikatan hidrogen antara

gugus hidroksi dengan air. Jika gangguan ini cukup besar, akibatnya

molekul – molekul air akan menolak molekul – molekul alkohol

Page 22: FENOL 01

untuk menstabilkan kembali ikatan hidrogen antarmolekul air. Jika

gugus non polar 9seperti gugus alkil) terikat pada cincin aromatik,

kelarutan fenol dalam air akan berkurang. Hal ini yang dianggap

menjadi alasan mengapa gugugs non polar disebut gugus hidrofob.

Selain dipengaruhi gugus hidroksi, kelarutam alkohol dalam air juga

dipengaruhi oleh jumlah atom C-nya. Menurut literatur, pada

umumnya alkohol yang mempunyai jumlah atom C 1-3 akan larut

sempurna dalam air, jumlah atom C 4-5 akan sedikit larut dalam air,

dan jumlah atom C >6 akan tidak larut dalam air.

Uji Lucas

Uji lucas digunakan untuk memebedakan alkohol – alkohol primer,

sekunder, dan tersieryang dapat larut dalam air. Reagen lucas

merupakan suatu campuran asam kloridapekat dan seng klorida. Seng

klorida adalah suatu asam lewis, yang ketika ditambahkan dalam

asam klorida akan membuatlarutan menjadi lebih asam. Alkohol

tersier yang larut dalam air akan bereaksi denga cepat dengan reagen

lucas membentuk alkil klorida yang tak larut dalam larutan berair.

Adapun pada alkohol tersier terindikasikan dengan adanya

pembentukan fas cair kedua yang terpisah dari larutan semula di

dalam tabung reaksi dengan segera setelah alkohol bereaksi. Alkohol

sekunder berjalan lambat dan setelah pemanasan akan terbentuk fasa

cair lapisan kedua biasanya setelah 10 menit. Alkohol primer dan

metanol tidak dapat bereaksi pada kondisi ini.

Pada alkohol tersier, atom klor biasanya terikat pada atom karbon

yang sebelumnya mengikat gugus –OH. Pada alkohol sekunder,

seringkali atom klor ini terikat pada atom karbon yang mengikat

Page 23: FENOL 01

gugus hidroksi. Namun penataan ulang dapat saja terjadi yang

mengakibatkan terikatnya atom klor tidak terjadi pada atom karbon

yang sebelumnya mengikat –OH. Reaksi yang terjadi adalah sebagai

berikut.

1. Reaksi secara umum + reagen Lucas

2. alkohol primer + reagen Lukas            à tidak ada reaksi

3. alkohol sekunder + reagen Lukas

4. alkohol tersier + reagen Lukas

Uji Asam Kromat

Asam kromat dapat menyebabkan alkohol primer teroksidasi menjadi

asam karboksilat. Bilangan oksidasi Cr +6 (berwarna merah

kecoklatan) akan tereduksi menjadi Cr +3 (berwarna hijau). Adapun

alkohol sekunder akan teroksidasi menjadi keton oleh asam kromat

dan alkohol tersier tidak dapat teroksidasi oleh asam kromat.  Fenol

sendiri biasanya teroksidasi menjadi tar berwarna coklat oleh asam

coklat. Adapun reaksi – reaksinya adalah sebagai berikut.

1.

1. alkohol primer + asam kromat             à asam karboksilat

2. alkohol sekunder + asam kromat        à keton

3. alkohol tersier + asam kromat             à tidak bereaksi

4. fenol + asam kromat                           à tar

Gugus hidroksil pada senyawa organik sifat fisiknya sangat lah beragam-

ragam, bila di kombinasikan dengan berbagai macam senyawa maa akan

Page 24: FENOL 01

memiliki berbagai macam sifat. Pada fenol tidak larut dalam air, karena fenol

memiliki gugus hidrofob yakni cincin aromatik yang membuatnya kurang

larut dalam air, namun senyawa seperti sikloheksanol, butanol cukup larut

karena gugus hidrofobnya cukup kecil. Dari kelarutan kita dapat menentukan

apakah senyawa- senyawa organik itu polar atau non polar, yakni jika

dilarutkan dalam air dan senyawa tersebut dapat larut berarti senyawa

tersebut cenderung polar, dan jika dilarutkan dalam senyawa heksana(non

polar) dan senyawa tersebut larut berarti senyawa tersebut cenderung non

polar.

Uji lukas pada senyawa alkohol adalah untuk menentuka apakah

senyawa alkohol itu adalah senyawa alkohol primer, sekunder atau tersier.

Karena senyawa alkohol pun memiliki sifat yang berbeda jika gugus fungsi

alkohol di tempatkan pada posisi primer, sekunder atau tersier. Pada uji lukas

kita menggunakan asam klorida pekat dan seng(II)klorida untuk membentuk

alkil klorida karena pada gugus OH diganti dengan Cl, pada uji lukas kita

akan melihat perbedaan yang cukup mecolok jika terjadi reaksi yakni setelah

dipanaskan akan menghasilkan warna kuning keruh, bila terjadi reaksi berati

senyawa tersebut adalah senyawa tersier, jika terjadi reaksi tetapi memakan

waktu yang cukup lama dan memerlukan pemanasan berarti senyawa tersebut

adalah alkohol sekunder, namun jika tidak terjadi reaksi kemungkinan yang

pasti adalah senyawa tersebut adalah alkohol primer.

Pada pengujian senyawa alkohol apakah itu senyawa alkohol primer,

sekunder,dan tersier, selain menggunakan uji lukas kita dapat menggunakan

reaksi reduksi dan oksidasi dengan asam kromat, jika suatu alkohol primer

dioksidasi maka akan menghasilkan produk reaksi berupa asam karboksilat,

jika senyawa tersebut adalah alkohol sekunder maka hasil oksidasi senyawa

tersebut akan menghasilkan keton, jika senyawa tersebut adalah alkohol

tersier maka tidak lah terjadi perubahan, karena senyawa tersier suadah tidak

Page 25: FENOL 01

dapat di oksidasi. Indikasi terjadinya reaksi adalah terdapat warna hijau

karena ion kromat adalah warna hijau.

Pengujian dengan natrium menghasilkan kalor dan gelembung, karena

natrium sangat mudah bereaksi dan natrium adalah reduktor kuat, ketika

etanol, n-butanol, 2-butanol, dan fenol ditambahkan dengan natrium

kemudian diteteskan beberapa tetes fenolftalein maka akan terdapat

perbedaan warna indikator, semakin asam senyawa tersebut maka warna

larutan akan semakin muda, jika H+ yang dihasilkan dari alkohol tersebut

cukup banyak maka akan menghasilkan warna merah yang cenderung kurang

pekat, ini disebabkan karena indikator fenolftalein memberikan indikator

warna yang kurang pekat untuk suasana yang lebih asam, dan warna yang

cukup pekat untuk senyawa yang kurang asam. Ini disebabkan oleh jika

semakin asam maka semakin banyak H+ bereaksi dengan O H- yang

menghasilkan air, sehingga suasana kurang basa dan indikator memberikan

warna yang kurang pekat. Begitu juga sebaliknya jika semakin kurang asam

maka lebih sedikit H+ bereaksi dengan O H- sehingga suasana larutan

tersebut lebih basa dan fenolftalein akan memberikan warna yang lebih gelap

dan pekat untuk asam yang lebih lemah. Senyawa alkohol biasanya

cenderung bersifat asam, kita dapat menentukan dengan memasukkan

lakmus, jika lakmus berwarna merah maka senyawa tersebut cenderung

asam. Pengujian terakhir adalah pengujian apakah alkohol tersebut adalah

senyawa aromatik dengan penambahan besi (III)klorida dengan indikator

piridin, jika senyawa tersebut adalah aromatik maka akan memberikan warna

coklat beserta endapan.

Page 26: FENOL 01

BAB V

PENUTUP

A, Kesimpulan

Page 27: FENOL 01

B. Saran

Page 28: FENOL 01

DAFTAR PUSTAKA

Team Kimia Organik.2011. Buku Penuntun Praktikum Kimia

Organik.Makassar

Serba-serbipengetahuan.blogspot.com

http : //www.scribd.com/doc/51645409/50322239-Piska-Nizaria-

laporan-uji-lkohol-dan-fenol

http : //asyharstf08.wordpress.com/2010/02/26/alkohol-dan-fenol-uji-

reaksi-kimia/

http : //www.chem-is-try.org/materi-kimia/kimia smk/kelas-xi/alkohol-

dan-fenol

Page 29: FENOL 01

http : //azhardiazhar.wordpress.com/2011/01/

Reaksi kimia

B. Tes Lucas

C. Tes Kromat

O

Tes IodoformD. Tes Feri Klorida

E. Reaksi dengan Na2co3 dan NaHCO3

Page 30: FENOL 01
Page 31: FENOL 01

Laboratorium KimiaJurusan Farmasi Politeknik Kesehatan Makassar

Page 32: FENOL 01

Praktikum Kimia OrganikIdentifikasi Senyawa Alkohol dan Fenol

Disusun Oleh :

Yuni AsriantiKelas IB

PO.71.3.251.10.1.094Kelompok 2

Dosen Pembimbing: Ronny Horax,S.Si,M.Sc,Ph.D

Pembimbing: Harbiah

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES

MAKASSAR

JURUSAN FARMASI

2011

Page 33: FENOL 01